Secara umum Reformasi berasal dari bahasa latin. Re (kembali) dan formare
(membentuk) yang dimaksud adalah membentuk struktur ulang pola
kehidupan masyarakat. Secara khusus, reformasi merupakan sejarah
bangsa Barat untuk melakukan pembaharuan dan semangat baru
dalamkehidupan keimanan umat katolik.
Gerakan reformasi gereja muncul setelah para pemimpin gereja melakukan
kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran kitab injil. Salah seorang tokoh
yang mengancam kebijakan gereja adalah seorang pastor yang merangkap
guru besar di Universitas Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin
Luther pada abad ke 16. Didukung oleh John Calvin, Veter Valdes dari
Perancis, Jan Huss dari Bomemia dan John Wycliffe dari Inggris. Akibat
reformasi gereja dalam agama Nasrani muncul kelompok aliran baru yang
disebut prostestan. Selanjutnya muncul gerakkan kontra reformasi yang
kemudian berlanjut terjadi perang antar agama antara negara penganut
protestan dan katolik.
Merkantilisme.
Pengertian Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara
imperialis yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan berupa logam mulia
sebanyak-banyaknya sebagai ukuran kekayaan, kesejahteraan dan
kekuasaan. Berawal dari penjelajahan samudra, hubungan luar negeri antara
negara Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda) menjadi luas
melalui jalur perdagangan di Samudra Atlantik. Keuntungan diperoleh
negara-negara tersebut. Dalam perdagangan mereka sudah menggunakan
uang. Pada saat berlakunya politik merkantilisme abad ke-16 18 uang sama
nilainya dengan emas. Gerakan merkantilisme mendorong lahirnya
imperialisme kuno, yaitu ambisi untuk mencari daerah jajahan dengan tujuan
menguasai perdagangan secara monopoli. Dalam perkembangan selanjutnya
banyak negara Eropa membentuk persekutuan dagang, contohnya VOC oleh
Belanda, EIC oleh Inggris dan Kompeni Dagang Hindia Barat oleh Perancis.
Revolusi Perancis.
Revolusi Perancis adalah suatu perubahan yang terjadi dalam system
kekuasaan pemerintahan negara dan masyarakat Perancis dari system
pemerintahan yang bersifat monarkhi absolut menjadi system demokrasi.
Meletusnya Revolusi Perancis disebabkan oleh beberapa factor, yang
tergolong kedalam sebab umum dan sebab khusus.
1)
Revolusi Industri
Pengertian
Proses perubahan cara pembuatan barang yang semula dikerjakan oleh
tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Pertama kali terjadi di Inggris
pada abad ke 18.
Factor pendorong :
1. Inggris kaya akan bahan tambang dan industri seperti batu bara,
bijih besi, timah, kaolin, garam dapur, wol.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang mendorong munculnya
teknologi yang membantu mempercepat proses produksi.
3. Revolusi Agraria; perubahan asas pemanfaatan tanah di Inggris
terjadi karena keuntungan yang berlebih dari usaha peternakan
domba dibandingkan dari lahan pertanian.
4. Pemerintah membentuk Royal Society for Improving Natural
Knowledge yang memberi kewenangan untuk memberi hak
paten bagi setiap penemuan baru.
5. Jajahan Inggris yang sangat banyak dapat dijadikan sebagai
sumber bahan mentah dan pasar bagi industri
6. Liberalisme ekonomi. Ajaran kebebasan dalam bidang
perekonomian yang diajarkan oleh Adam Smith, David Ricardo,
dan John Stuart Mill yaitu kesejahteraan umum akan tercapai
apabila setiap orang diberi kebebasan berusaha tanpa turut
campur dari pihak pemerintah.
Akibat.
Untuk memperjelas pemahaman Anda mengenai perkembangan Sejarah Eropa, berikut ini dapat
Anda pelajari mengenai pembabakan Sejarah Eropa secara kronologis (sesuai urutan waktu).
1. Jaman Yunani klasik
2. Jaman Romawi klasik
kedua jaman ini sering disebut jaman Eropa kuno (klasik)
3. Jaman (abad) pertengahan.
4. Jaman peralihan (transisi) dari abad pertengahan ke modern ditandai lahirnya gerakan
Renaissance, Reformasi, terbentuknya negara nasional dan merkantilisme.
5. Jaman Baru (modern) diawali dengan Revolusi Perancis.
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Eropa antara abad 14-18 ditandai dengan gerakan
Renaissance. Apakah Renaissance, berikut penjelasannya.
Renaissance
Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali dan naitre
berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad
pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami
oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi.
Universitas Wittenberg di Sachsen Jerman yang gambarnya dapat anda simak di bawah ini.
Pada tahun 1517 Martin Luther mengemukakan pokok-pokok pikiran sebagai kritikan terhadap
Gereja meliputi 95 dalil yang kemudian ditempel di pintu gereja Wittenberg.
Pada uraian berikut dapat Anda pelajari terbentuknya negara-negara itu sebagai
berikut:
a.
Spanyol
Latar belakang terbentuknya negara nasional Spanyol adalah sejalan dengan
sentimen terhadap kekuasaan Islam di Spanyol sejak tahun 711 (abad 8 ) sampai
1492 ( abad 15) yaitu dinasti Ummayah yang berpusat di Cordoba (disebut pula
Kalifah Barat).
Konsolidasi Spanyol tercapai pada tahun 1469 setelah terjadi perkawinan antara
Ratu Isabella dari kerajaan Kristen Castilia dengan Raja Ferdinand dari kerajaan
Kristen Arragon. Pada tahun 1492 kota Islam yang terakhir yaitu Granada berhasil
direbut mereka.
Kesatuan Spanyol pada waktu itu kurang utuh bila dibandingkan Perancis dan
Inggris karena ada konflik Ras, agama, bahasa dan perasaan kebangsaan lokal.
b.
Portugal
Cikal bakal negara nasional Portugal merupakan Subvasal dari kerajaan Leon
Castillia (Spanyol). Pada abad 14 yaitu tahun 1385 tentara Portugal dibantu Inggris
memerangi Kerajaan Castilia dan kalah sehingga ambisi untuk menaklukan Portugis
terhenti.
c.
Inggris
Nasionalisme Inggris tumbuh sejalan dengan pertentangan antara kaum bangsawan
(Inggris) dan Raja Inggris (asal Perancis). Terjadi perang 100 tahun antara tahun
1337-1453 antara Raja Perancis melawan Vasalnya (raja Inggris) berakhir dengan
lenyapnya daerah raja Inggris di Perancis.
Era baru Inggris terjadi pada masa raya Henry VII Tudor. Ia Raja yang dapat
memahami dan menghayati aspirasi rakyat Inggris. Keturunannya yaitu Henry VIII
dan Elizabeth I dapat membawa Inggris pada suatu kedudukan yang sama dengan
negera Eropa lainnya.
Dalam perang armada tahun 1588 melawan Spanyol, Inggris bersekutu dengan
Belanda dan unggul. Sejak itu kekuasaan maritim Inggris terus berkembang.
d.
Prancis
Negara Nasional Prancis dirintis sejak Lous IX dari dinasti Capet abad 13 yang
berhasil memperluas Royal Domein meliputi separuh dari wilayah Prancis. Namun
ada salah satu masalah yaitu pertikaiannya dengan Vasalnya yang kuat yang
sekaligus adalah raja Inggris.
Perang 100 tahun melawan Inggris yang telah disinggung di atas telah
menumbuhkan sentimen nasional di Prancis.
Kematian seorang pahlawan wanita Prancis bernama Joan dArc ( Jeanne dArc) pada
tahun 1431 telah menjadi faktor pemersatu.
Pada mulanya perang bercorak perang feodal berakhir menjadi perang nasional.
e.
Belanda
Yang dimaksud Belanda pada waktu itu meliputi Belanda selatan (Belgia) dan
Belanda Utara (negeri Belanda sekarang). Kota-kota merdeka (city states)
merupakan unit-unit politik yang independen meliputi 17 propinsi antara lain
Antworpen, Brussel, Rotterdam, Utrech dan seterusnya.
pasukan sendiri.
Pernahkan Anda memikirkan mengapa revolusi industri justru muncul pertama kali
di Inggris? Latar belakang yang mendorong munculnya revolusi industri di Inggris
yaitu:
I.
Faktor Ekstern:
Terjadinya revolusi ilmu pengetahuan abad 16 dengan munculnya para ilmuwan
seperti Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus, Isaac Newton dan
lain-lain.
Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu:
a. The Royal Society for Impjroving Natural Knowledge
b. The Royal Society of England (1662)
II.
Faktor Intern:
1. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
2. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilik modal
3. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
4. Inggris, memiliki jajahan yang luas
5. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi
mutunya.
6. Mulai muncul paham ekonomi liberal
7. Munculnya revolusi agraria yaitu perubahan sangat cepat dalam penataan tanah
dengan berlakunya metode baru dalam pertanian yaitu dengan
- pemagaran dan pengelolaan yang terus- menerus
- pemupukan
- Irigasi
8. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan. Di Inggris
banyak berdiri ko ngsi dagang seperti : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan
Massachussets Bay Co.
Revolusi industri di Inggris digerakkan oleh para inovator/penemu teknologi yaitu
mesin, tenun, mesin uap dan alat transportasi antara lain melalui tokoh-tokoh
sebagai berikut:
a. John Kay menemukan kumparan terbang tahun 1733
b. James Hargreaves menemukan alat pemintal disebut Spinning Jenney tahun
1765. Jenney adalah nama isterinya.
c. Richard Arkwright dan John Kay menemukan alat tenun yang dapat
bekerja secara otomotif pada tahun 1769.
d. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785
e. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796
Pada tahun 1842 muncul undang-undang yang melarang kaum wanita dan anak-anak untuk
bekerja di perusahaan tambang. Mengapa demikian? karena keadaan yang menyedihkan seperti
pada gambar 1.6 di samping mereka bekerja di lorong-lorong pertambangan yang gelap di bawah
tanah dengan badan dirantai. Bekerja lebih dari 10 jam per hari dengan gaji rendah.
4. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis dan penganggur agar tidak
berkeliaran. Bantuan bagi yang berusia lanjut serta perawatan bagi penganggur dan pengemis
yang cacat atau sakit.
Revolusi Perancis
Meletusnya revolusi Perancis tidak dapat dilepaskan dari praktek pemerintahan yang absolut
yang berlangsung hampir di seluruh Eropa. Absolutisme pada mulanya diajarkan oleh seorang
pemikir asal Frorence, Italia yang bernama Niccolo Machiavelli (1469-1527). Dalam bukunya
berjudul Il Principe yang berarti Sang raja, Machiavelli menjelaskan bahwa dalam
memerintah, seorang raja boleh bertindak/berkuasa tanpa batas terhadap negara, harta dan
rakyatnya asalkan untuk kejayaan negara tersebut.
Pemikiran Machiavelli ini tak dapat dipisahkan dari latar belakang hidupnya di Italia yang pada
waktu itu sulit bersatu. Italia termasuk negara Eropa yang baru terbentuk sebagai negara
kesatuan seperti sekarang ini pada tahun 1861.
Pandangan Machiavelli ini banyak dilakukan oleh raja-raja pada waktu itu. Mereka bertindak
tanpa batas yang menyebabkan penderitan bagi rakyatnya namun hanya untuk kepentingan diri
dan lingkungan istana. Reaksi terhadap kesewenang-wenangan raja itulah yang menyebabkan
revolusi Perancis seperti uraian berikut ini.
A. Sebab-sebab Revolusi Perancis
1. Pemerintahan monarkhi absolut.
Pemerintahan absolut di Perancis diawali pada masa raja Henry IV Navare 1589-1610
dilanjutkan oleh Louis XIII sejak 1610-1643. Lous XIII didampingi Perdana Menteri Richellieu
yang menyatakan raja tak akan membagi otoritasnya dengan siapapun juga, termasuk para
bangsawan tinggi. Selain itu juga Perdana Menteri Kardinal Mazaru. Pengganti Louis XIII
adalah Louis XIV yang memerintah paling absolut selama 72 tahun (1643-1715). Dalam
memerintah, raja didampingi Perdana Menteri Kardinal Mazarin dan Menteri keuangan bernama
Colbert. Masih ingatkah Anda apa yang dimaksud Colbertisme dalam uraian merkantilisme di
depan?
Ciri-ciri pemerintahan Louis XIV adalah :
- Bergelar raja matahari (Le Roi Soleil)
- Menganggap dirinya wakil Tuhan di dunia (Le Droit Devine) sehingga rakyat harus tunduk.
- Semboyan negara adalah saya (Letat Eest Moi)
- Membangun istana Versailles yang megah seperti gambar di bawah ini.
Memerintah
tanpa konstitusi (UUD)
- Tidak ada pengawasan dari Parlemen karena Dewan Perwakilan Rakyat sudah dibubarkan
oleh Lous XIII.
- Tidak ada kepastian hukum bagi seluruh warga dengan mudah orang yang dicurigai diberi
surat penangkapan (lettre de cachet) dan di penjara.
- Tanpa anggaran belanja yang pasti sehingga raja dan kerabat istana hidup berfoya-foya.
Raja berikutnya adalah Louis XV yang memerintah tahun 1715-1774. Pada masa
pemerintahannya muncul banyak kritik dari para pemikir modern28 sejak tahun 1774 Louis XVI
memerintah sampai terjadinya Revolusi perancis 1789.
Selain keadaan pemerintahan yang buruk, bagaimana keadaan sosialnya? Anda dapat memahami
kondisi sosial di Perancis melalui uraian berikut.
2. Keadaan masyarakat feodalis
Sebelum meletusnya Revolusi Perancis tanggal 14 Juli 1789 masyarakat Perancis digolongkan
menjadi 4 bagian yakni Raja dan bangsawan, Gerejawan kaum borjuis dan rakyat jelata yang
pada umumnya adalah petani. Masing-masing golongan mempunyai hak dan kewajiban yang
berbeda.
- Terjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosial Berbagai jenis pajak yang harus dibayar
rakyat antara lain pajak tanah (taille), gandum (gabele), anggur (aide), penangkapan ikan dan
lainlain. Rakyat dijadikan tunggangan danmemikul beban bagi kehidupan kaum bangsawandan
gerejawan seperti tampak pada gambar kartun di samping Selain tekanan ekonomi masyarakan
juga dihantui oleh berbagai hukuman
- Golongan Gereja memiliki hak istimewa antara lain memungut pajak dari rakyat.
- Golongan borjuis umumnya adalah penduduk kota, terdiri dari pedagang kaya, pemilik
modal yang banyak dibebani berbagai macam pajak.
- Rakyat jelata umumnya adalah petani-petani Rerancis waktu itu bertugas menggarap tanah
milik golongan I (raja dan bangsawan) dan II (gerejawan). Mereka tidak dianggap dalam struktur
masyarakat, tak memiliki hak pribadi sebagai manusia yang ada kewajiban.
Terjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosial
Berbagai jenis pajak yang harus dibayar rakyat antara lain pajak tanah (taille), gandum (gabele),
anggur (aide), penangkapan ikan dan lain-lain. Rakyat dijadikan tunggangan dan memikul beban
bagi kehidupan kaum bangsawan dan gerejawan seperti tampak pada gambar kartun di bawah
Selain tekanan ekonomi masyarakan juga dihantui oleh berbagai hukuman
Bagaimanakah reaksi masyarakat terhadap kehidupan yang diatur secara absolut dengan sistem
masyarakat Feodalis yang buruk? Pada abad 17- 18 muncullah pendapat para ahli fikir yang
menganut aliran Rationalisme dan Romantisme yang mendorong gerakan menentang raja-raja
absolut seperti yang dapat Anda pelajari pada uraian selanjutnya.
3. Munculnya pendapat dari ahli pikir
- John Locke (1632-1704) dari Inggris. Ia menginginkan sebuah negara berbentuk kerajaan
yang dibatasi Undang-undang Dasar (monarkhi Konstitusi). Ia juga membagi kekuasaan menjadi
tiga bagian yakni legislatif (pembuat Undang-undang) eksekutif (pelaksana Undangundang dan
Federatif (hubungan internasional)
- Montesquieu 1689-1755 dari Perancis. Pendapatnya disebut Trias Politika karena membagi
kekuasaan menjadi 3 lembaga yang terpisah yaitu legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif
(pelaksana undang-undang) dan yudikatif (mengawasi pelaksanaan undangundang). Menurut
Anda apakah sistem kekuasan di Indonesia menerapkan terori Montesquieu?
Montesquieu
- Voltaire 1694-1778 dari Perancis. Kritikan Voltaire sangat tajam terhadap pemerintahan
absolute. Ia meperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan pribadi, agama dan mengeluarkan
pendapat (Liberte entiere de la personne, .. de la religion, de la presse)
- Jean Jacques Rousseau 1712-1778, seorang pemikir Perancis. Dalam buku du Condtract
Sosial yang artinya: Perjanjian Masyarakat, Rousseau mengatakan bahwa menurut kodratnya,
manusia itu sama dan merdeka dalam mengatur kehidupannya. Masyarakat mengadakan
perjanjian untuk membentuk pemerintahan yang menyelenggarakan ketertiban bagi masyarakat
sehingga terjamin haknya. Jadi raja yang memerintah itu memegang kedaulatan dari rakyat.
Sehingga dalam memerintah harus mendengarkan suara rakyat, karena suara rakyat adalah suara
Tuhan (Vox Populi, Vox Dei) Gagasan Rousseau melahirkan paham demokrasi modern (dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat).
Faktor-faktor yang mendorong bangsa-bangsa Eropa melakukan penjajahan:
1. Semangat penakluk (reconquista) terhadap orang-orang yang beragama islam.
2. Jatuhnya Konstantinopel, ibu kota imperium Romawi Timur ke tangan Dinasti Usmani
(Ottoman) Turki yang berada di bawah Sultan Muhammad II (1451-1481) pada 1453.
3. Adanya rasa ingin tahu akan alam semesta, keadaan geografi, bangsa-bangsa.
4. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah.
5. Kisah penjelajahan Marcopolo (1254-1324), seorang pedagang dari Venesia, Italia, ke Cina
yang dituangkan dalam buku Book of Various Experiences.
6. Ingin mendapatkan kekayaan sebanyak-banyaknya.
1. Penjelajahan Bangsa Portugis
Diawali dengan penjelajahan Prince Henry (1394-1460) yang menjelajah pantai barat Afrika.
Dan memperoleh emas dari Afrika dan menjadikan jalur Portugal dan pantai Afrika Barat
sebagai jalur perdagangan mereka.
Pada 1487, Baroomeus Dias mencapai ujung selatan Afrika Selatan (Tanjung Harapan).
Kemudian diteruskan oleh seorang marinir Portugal bernama Vasco da Gama.
Pelabuhan-pelabuhan penting yang dikuasai bangsa Portugis akhirnya diserahkan pada
kekuasaan takhta Portugis. Ekspedisi Pedro Alvares Cabral ke Brazil pada 22 April 1500 merintis
kekuasaan bangsa Portugis atas wilayah Amerika Selatan.
Para penguasa dan pedagang lokal di daerah yang didatanginya dan yang tidak mau tunduk pada
Portugis diserang dan ditaklukkannya. Demikian juga dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya yang
semula dikuasai para pedagang Islam dari Arab, India, Melayu, Maluku, dan Malaka ditaklukkan
dan dikuasai Portugis. Pelabuhan Malaka direbut pada 1511. Pelabuhan-pelabuhan di Maluku
sebagai pusat penghasil rempah-rempah, dikuasai Portugis 1512.
Dengan penguasaan langsung daerah-daerah yang ditaklukkannya maka negara Portugis mulai
merintis politik imperialisme, yaitu politik untuk menjadikan daerah yang dilakukannya sebagai
bagian dari imperium seberang lautan Portugis, dengan dikuasai langsung oleh pemerintah pusat
di ibu kota Lisabon, Portugis.
2. Penjelajahan Bangsa Spanyol
Bangsa Spanyo menyusul bangsa Portugis melakukan penjelajahan dunia dan menjadi pelopor
kolonialisme. Antara 1492-1502, Christopher Colombus (1451-1506) melakukan empat kali
pelayaran ke Amerika dan menemukan Kepulauan Karibia.
Niat untuk mencari jalur pelayaran ke Asia terus dilakukan oleh bangsa Spanyo. Penguasa
Spanyol, Charles V, menugaskan Ferdinand Magellan (1480-1521) untuk menemukan jalur
langsung ke kepulauan Maluku sebagai pusat penghasil rempah-rempah. Pelayaran Magellan
berpengaruh besar bagi dunia ilmu pengetahuan dan membuktikan teori Colombus bahwa dunia
ini bulat.
Penjelajahan bangsa Spanyo ke benua Amerika diikuti dengan penaklukan dan kolonisasi.
3. Penjelajahan Bangsa Belanda
Bangsa Belanda menyusul bangsa Portugis dan Spanyo melakukan penjelajahan dunia sampai ke
Kepulauan Indonesia. Pertengahan abad ke-16, Belanda sedang bersaing dengan bangsa Portugal
dan Spanyol. Belanda di bawah jajahan Spanyo berusaha untuk merdeka.
Para perualang Belanda beruntung karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa
Portugis di Asia dan Indonesia dari Jan Hugyen van Linschoten, orang Belanda yang ikut
bersama orang-orang Portugis ke Indonesia. Tiga buah kapal di antaranya, mampu mencapai
pelabuhan Banten pada 1596.
B. Pertemuan Awal Bangsa Indonesia dengan Bangsa Eropa
1. Pertemuan Bangsa Indonesia dengan Bangsa Portugis
a. Pertemuan Di Goa dan Malaka
Pertemuan bangsa Indonesia dengan bangsa Portugis (sebutan untuk bangsa) sebenarnya bukan
hanya terjadi saat Portugal (sebutan negara) menaklukkan Malaka pada 1511, melainkan sejak
Vasco da Gama tiba di India pada 1497 dan sejak Diego Lopez Sequeira tiba di Malaka pada
1509.
Demikian juga para pedagang Indonesia menyaksikan kedatangan armada laut Alfonso de
Albuquerque (1459-1511) di Goa India dan merebut kota pelabuhan tersebut pada 1510. Para
pedagang Indonesia di Malaka serta pemerintahan Kerajaan Malaka tidak menyangka bahwa
serangan ke Goa bukan yang terakhir. Ketika pasukan Albuquerque menyerang Malaka Apri
1511, Malaka tidak siap menghadapinya.
Dengan jatuhnya Malaka, para pedagang Indonesia merasa terancam oleh monopoi perdagangan
yang diterapkan bangsa Portugis di pelabuhan tersebut. Keunggulan teknologi meriam bangsa
Portugis yang meliputi teknik pelayaran dan militer segera dipelajari oleh bangsa Indonesia.
b. Pertemuan di Maluku
Setelah Malaka direbut, bangsa Indonesia mengetahui bahwa tujuan kedatangan bangsa Portugis
ke Indonesia adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah sekaigus menguasai daerah
penghasilnya.
Kerajaan yang melakukan kerja sama dengan bangsa Portugis adalah Hitu dan Ternate. Namun,
kerja sama menjadi tegang karena Potugis melakukan kristenisasi terhadap kerajaan yang
beragama Islam dan adanya sikap orang-orang Portugis yang seringkali tidak menghormati adat
istiadat setempat.
Sikap gigih menentang Portugis terus dipertahankan oeh rakyat Ternate terutama setelah
tampilnya Sultan Baabullah (1570-1583) dan putranya Sultan Said. Bangsa Indonesia di Maluku
diperkenalkan dengan agama Katolik oleh bangsa Potugis. Indonesia juga diperkenalkan budaya
Portugis.
antarnegara Eropa. Pemerintah Kerajaaan Belanda yang sudah menjadi bagian dari Imperium
Prancis harus berhadapan dengan Inggris, musuh Napoleon Bonaparte yang belum dapat
ditaklukkan.
Sementara itu, di Indonesia, kedudukan Belanda yang sudah jatuh ke Prancis sangant terancam.
Untuk kepentingan perang Prancis dengan Inggris, bangsa Indonesia harus menghadapi
penderitaan di bawah pemerintahan Daendels. Untuk membiayai proyek tersebut, rakyat
dibebani dengan pajak-pajak tertentu yang cukup besar. Dengan demikian, sistem wajib
penyerahan model VOC diteruskan oleh Daendels.
Kehidupan keraton di Jawa juga terancam akibat ulah Daendels. Demikian juga dengan
intervensinya terhadap kehidupan di Yogyakarta yang menimbulkan keresahan di kalangan
keraton.
3. Indonesia pada Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles (1811-1816)
Serangan terhadap kekuasaan Imperium Prancis di Indonesia terbukti pada 1811. Pada 8 Agustus
1811, 60 kapal Inggris melakukan serangan ke Batavia. Akhirnya Batavia dan daerah-daerah
sekitanya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811.
Mungkin tidak disadari bahwa pada masa penjajahan Inggris wilayah Indonesia secara ekonomis
dan politis pernah bersatu dengan wilayah India. Raffles lebih bersifat liberal dalam menjalankan
pemerintahannya.
Beberapa tindakan Raffles:
a. Menghapuskan sistem kerja paksa (rodi), kecuali untuk daerah Priangan dan Jawa Tengah;
b. Menghapuskan pelayaran hongi dan segala jenis tindak pemaksaan di Maluku;
c. Melarang adanya perbudakan;
d. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan hasil bumi;
e. Melaksanakan sistem landrente stelsel (sistem pajak bumi), dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Membagi Pulau Jawa menjadi 16 Keresidenan;
b) Mengurangi kekuasaan para bupati;
c) Menerapkan sistem pengadilan dengan sistem juri.
Raffle menggambarkan dirinya sebagai seorang pembaru yang hebat(dalam buku History of Java
yang ditulisnya).
D. Perubahan Ekonomi, Demografi, dan Sosial Budaya da Berbagai Daerah pada Masa Kolonial
1. Perubahan Ekonomi
Setelah kekuasaan Inggris berakhir, Indonesia kembali dikuasai oleh Belanda. Setelah mendapat
kritikan dari kaum humanis dan kaum demokrat di negeri Belanda dan di Hindia Belanda,
akhirnya Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870.
Akibat dari dilaksanakannya Sistem Ekonomi terbuka bangsa-bangsa diluar Belanda, seperti
Inggris, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang berdatangan ke Indonesia. Dengan
adanya Sistem Ekonomi Terbuka, perkebunan di Jawa dan Sumatra berkembang dengan pesat.
Dengan demikian, eksploitasi terhadap penduduk pribumi tetap berjalan, walaupun dengan
menggunakan sistem ekonomi modern, Sistem Ekonomi Terbuka. Pada 1881, pemerintah
kolonial Belanda mengeluarkan Koelie Ordonantie yang mengatur para kuli.
Kuli Ordonantie mendapat kecaman dari Amerika Serikat. Masuknya bangsa Eropa ke perairan
Indonsesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke daerah pedalaman. Dengan
feodalisme, rakyat pribumi, terutama di wilayah-wilayah pedesaan, dipaksa untuk tunduk dan
paruh terhadap para tuan tanah Belanda dan Timur Asing yang dijaga oleh para centeng penguasa
lokal/pribumi.
Penderitaan penduduk Indonesia dikritisi oleh kaum humanis Belanda. Menurut Van Devender
ada tiga cara untuk menyehatkan, mencerdaskan dan memakmurkan rakyat Indonesia, yakni
memajukan pengajaran (edukasi), memperbaiki pengairan (irigasi), dan melakukan perpindahan
penduduk (transmigrasi). Gagasan ini disebut Politik etis.
Pada awalnya, pemerintah Belanda tidak langsung menerima gagasan Van Deventer, tetapi
lambat laun dijalankan juga. Meskipun hasil Politik Etis lebih diarahkan untuk kepentingan
kolonial Belanda, sebagian rakyat Indonesia memperoleh manfaat.
2. Komersialisasi Ekonomi dan Perubahan Sosial di Pedesaan dan Perkotaan
Setelah Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870, pemerintah kolonial menerapkan sistem
ekonomi baru yang lebih liberal. Dalam sistem perburuhan dikeluarkan aturan yang ketat.
Walaupun Wajib kerja dihapuskan sesuai dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial
menetapkan pajak kepala pada 1882. Di bidang ekonomi, penetrasi kapitalisme sampai pada
tingkat individu, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
3. Perubahan Demografi
a. Pendidikan dan Mobilitas Sosial di Berbagai Daerah
Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19 menggunakan sistem yang
diselenggarakan oleh organisasi agama Kristen, Katolik, dan Islam.
Sistem Pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren dengan kurikulum yang terbuka
serta staf pengajar yang berasal dari para kiai. Bersamaan dengan berkembangnya sistem
pendidikan pesantren berkembang pula sistem pendidikan Barat.
Sistem pendidikan yang dijalankan pemerintah kolonial menggunakan sistem Barat dengan
menyediakan tempat berupa sekolah, kurikulum serta guru dengan jadwal teratur. Bahasa yang
digunakan dalam sekolah gubernemen adalah bahasa Sunda, Jawa, Madura atau Melayu,
bergantung dari asal lokasi sekolah tersebut.
Antar 1873-1883 dicipai kemajuan dalam bidang pendidikan yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah siswa dan guru.
Menurut Sartono Kartodirjo, perkembangan pendidikan abad ke-19 dipengaruhi oleh
kecenderungan politik dan budaya:
1) Pengajaran bersifat netral dan tidak didasarkan atas agama tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh
paham humanis dan liberalis di negara Belanda.
2) Bahasa pengantar diserahkan kepada sekolah masing-masing sesuai kebutuhan. Misalnya, jika
murid pribumi menghendaki bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya, sekolah harus
memenuhinya.
3) Sekolah-sekolah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan praktis pekerjaan kejuruan.
4) Sekolah pribumi diarahkan agar lebih berakar pada kebudayaan setempat. Oleh karena itu,
bahasa daerah dijadikan sebagai bahasa pengantar.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pangreh praja (birokrasi pemerintah), didirikan
hoofdenschool di Bandung, Magelang, Probolinggo, dan Tondano pada 1878. Di tingkat
perguruan tinggi didirikan sekolah pertanian di Bogor, sekolah dokter hewan di Surabaya,
sekolah bidan di Weltervreden, dan sekolah mantri cacar di Jakarta yang kemudian berubah
Berakhirnya Masa Kegelapan (Dark Age) di Eropa dengan munculnya era Renaissance
ternyata membawa malapetaka bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Hal ini
dikarenakan kemajuan yang dicapai oleh orang-orang Eropa dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi berdampak pada berkembangnya kolonialisme dan
imperialisme. Bangsa-bangsa Timur, termasuk Indonesia, adalah negara yang kaya
akan sumber daya alamnya sehingga menjadi daya tarik untuk dijadikan daerah koloni.
Untuk lebih jelasnya, pada bab ini, kalian akan melihat peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi di Eropa sampai dengan abad ke-19 dan pengaruhnya bagi perjalanan
kehidupan bangsabangsa di Dunia Timur. Dengan mempelajari hal tersebut, kalian
diharapkan mampu merekonstruksi tentang latar belakang dan proses perkembangan
perluasan kolonialisme dan imperialism bangsa-bangsa Eropa di bidang politik,
ekonomi dan ideologi.
1. Dominasi Gereja Katolik Eropa terhadap Segala Aspek Kehidupan
Pada rentang waktu akhir abad ke-4 sampai dengan awal abad ke-15, Eropa
mengalami Zaman Kegelapan (Dark Ages), masa ketika gereja memiliki kekuasaan
yang tidak tebatas, tidak hanya dalam urusan keagamaan, tetapi juga dalam sisi
kehidupan lainnya seperti, ilmu pengetahuan, urusan kenegaraan dan teoriteori tentang
alam. Dominasi gereja menjadikan manusia tidak memiliki gairah hidup, karena gereja
mendoktrin bahwa tugas manusia hanyalah berdoa dan berdoa untuk selalu ingat akan
kematian (momento mori), bahwa besok mereka akan mati.
Hal ini menjadikan kebebasan berpikir berdasarkan akal dan logika terabaikan, semua
kebenaran yang datangnya dari gereja harus diterima tanpa boleh dibantah, seperti
teori yang dikeluarkan oleh gereja yang mengatakan bahwa bumi ini datar dan
berujung, matahari mengelilingi bumi (geosentris). Puncak dari kekuasaan gereja yang
tidak terbatas (absolutely power) adalah dengan dikeluarkannya surat penebusan dosa
(indulgensia), setiap orang akan terbebas dari dosa setelah menyerahkan uang kepada
gereja untuk membeli surat tersebut.
Awal abad ke-15 Eropa memasuki sebuah fase baru yang mampu menggantikan
dominasi gereja dalam kehidupan, yang dikenal dengan sebutan abad Renaissance
(Kelahiran Kembali), maksudnya adalah lahirnya kembali peradaban Yunani dan
Romawi Kuno. Peradaban yang terjadi sekitar tahun 1500 SM, dengan ciri kehidupan
yang memberikan kebebasan berpikir kepada setiap orang untuk mengungkapan
pendapatnya terhadap fenomena-fenomena alam, sosial, dan politik.
Pada abad ini lahir filsuf-filsuf ternama seperti Plato, Socrates, Aristoteles, Descrates
dan lainnya. Adanya keinginan untuk kembali seperti masa peradaban Yunani dan
Romawi Kuno, mendorong keberanian untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi
gereja yang dianggap sudah tak masuk akal.
2. Penemuan-Penemuan Baru pada Masa Renaissance
Abad Renaissance ditandai dengan bermunculan sejumlah ilmuwan dan filsuf yang
menentang doktrin gereja terutama tentang ilmu bumi. Mereka menganggap bahwa
pusat dunia bukan lagi Tuhan, melainkan manusia. Manusialah yang berhak dan harus
menentukan masa depannya sendiri dan tidak menyerah pada takdir. Sebagai makhluk
yang berakal, seyogyanya manusia harus mampu menaklukkan dunia beserta isinya.
3. Konstantinopel Dikuasai oleh Kesultanan Usmani Turki
Pada tahun 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar Al-Fatih (Sang
Penakluk) menyerang Konstantinopel. Ibukota pun berpindah dari Andrianopel ke
Konstantinopel atau disebut juga Istambul yang berarti Tahta Islam. Dengan
dikuasainya Konstantinopel ini berarti berakhirlah riwayat kekaisaran romawi. Dengan
demikian, pusat perdagangan rempah-rempah di Instambul dikuasai oleh para
pedagang Islam.
Bagi masyarakat Eropa, rempah-rempah merupakan kebutuhan vital. Jatuhnya kota
Konstantinopel menyebabkan harga rempah-rempah melambung tinggi. Untuk itu ,
tidak ada jalan lain bagi bangsa-bangsa Eropa kecuali berusaha mencari barang
berharga itu (rempah-rempah) langsung dari sumbernya, yaitu Dunia Timur, khususnya
Maluku yang dikenal sebagai The Spice Island, nasib perdagangan orang-orang Eropa
bergantung pada Usmani.
Kota ini merupakan jalur perdagangan antara Timur dengan Barat, dan merupakan
gerbang pedagang Eropa untuk memasuki Asia. Adanya kontak perdagangan yang
baru ini, secara tak langsung membuka mata orang Eropa terhadap perkembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan kaum muslim. Dari sinilah terjadi silang kebudayaan
dan iptek.
Untuk selanjutnya, orang-orang Eropa banyak menyerapperadaban muslim untuk
dikembangkan di kampung halaman masing-masing. Dan, sekitar abad ke-16, orangorang Eropa mampu menjelajah hingga ke timur Asia dan membuka kolonikoloni
dagang di sana. Dikuasainya Konstantinopel, pusat perdagangan di sekitar laut tengah
dikuasai oleh para pedagang Islam sehingga para pedagang Eropa mengarungi
Samudera Atlantik dan Samudera Hindia yang belum dikuasai oleh kerajaan Islam.
Orang-orang Portugis mengalihkan rute pelayaran samudera dengan melewati pantai
barat Afrika,ujung Afrika, timur Afrika terus ke samudera Hindia dan sampailah ke
Malaka dan Maluku.Hasil pelayaran ini nanti diikuti oleh pelayar-pelayar lain dari
eropa.Inilah salah satu sebab awal terjadinya praktik kolonialisme dan imperialisme
bangsa-bangsa Eropa atas negerinegeri di Asia dan Afrika.
4. Semangat Gold, Gospel, and Glory dan Pencarian Rempahrempah
Latar belakang kedatangan orang-orang Eropa ke Dunia Timur juga didasari oleh
adanya semangat 3G, Gold, Glory, Gospel, yakni semangat mencari kekayaan ekomoni
(emas), kejayaan politik, dan menyebarkan agama Kristen. Reconguesta adalah
semangat penaklukan terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan mereka.melalui
Renconguesta semangat gospel semakin kuat hingga semangat penaklukan terhadap
orang-orang atau bangsabangsa yang menghalangi tujuan mereka.
Dalam hal ekonomi, bangsa-bangsa Barat memang membutuhkan barang-barang yang
tidak terdapat di negeri asalnya, dan itu adalah rempah-rempah. Rempah-rempah
seperti merica, lada, sangat diperlukan untuk kebutuhan dapur dan perut.
Rempahrempah ini merupakan bahan pengawet makanan, terutama daging hewan,
dan penghangat tubuh bagi mereka yang bermusim dingin dan salju. Di samping fungsi
biologisnya, ternyata rempah-rempah pun sangat berfungsi ekonomis yang bila
diperjualbelikan bisa menghasilkan keuntungan yang melimpah-ruah.
Setelah mengetahui bahwa Dunia Timur, terutama Asia Tenggara yang tropis,
merupakan gudang rempah-rempah, segeralah orang-orang Eropa berlomba-lomba
mendatanginya dan bila perlu mereka akan memonopoli perdagangan di daerah
tersebut lalu mendirikan kantor-kantor dagang yang dilengkapi oleh benteng militer dan
pasukan bersenjata. Mereka, yang tadinya membeli rempah-rempah tersebut dari
tangan kedua, yakni dari pedagang-pedagang Timur-Tengah, India, dan Cina, maka
berinisiatif untuk langsung datang saja ke tempat asal rempahrempah tersebut agar
harga pembelian lebih murah karena membeli langsung dari sumbernya.
Tak hanya Portugis dan Belanda, orang-orang Inggris dan Spanyol pun ikut serta dalam
persaingan menguasai Asia Timur, Indocina, dan Indonesia. Dengan menguasai salah
satu bandar (pelabuhan) maka bangsa Eropa akan menjual rempah-rempah tersebut di
pasaran internasional dengan harga tinggi.
5. Adanya Sejumlah Penjelajah Samudera yang Menemukan Rute Baru Jalur
Perdagangan
Adanya teori bahwa bumi ini bulat merangsang para pelaut dan pedagang untuk lebih
berani menjelajahi tempat-tempat yang asing. Seiring dengan perkembangan teknologi
perkapalan, muncullah sejumlah pelaut ulung yang dengan gagah-berani mengarungi
samudera dan lautan luas yang sebelumnya tak pernah dilalui pelaut atau pedagang
lain.
Banyak di antara mereka yang dibiayai oleh pihak kerajaan, dan bila mereka datang
dengan kabar gembira karena berhasil menemukan benua baru maka raja atau ratu
bersangkutan akan memberikan mereka hadiah dan kedudukan karena dianggap
berjasa telah membuat bangsa dan negaranya dikenal dan disegani bangsabangsa
Eropa lain.
Munculnya Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu paham kebijakan politik dan ekonomi suatu negara dengan tujuan
memupuk hasil kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan
kekuasaan untuk negara itu sendiri. Untuk mencapai tujuan itu muncullah semangat dari
beberapa Negara Eropa untuk mencari daerah jajahan. Beberapa negara merkantilisme di Eropa
misalnya: Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, dan sebagainya. Dengan didorong semangat
memupuk hasil kekayaan berupa emas sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan
kekuasaan bangsa Eropa kemudian berdatangan ke Nusantara. Kawasan Nusantara sejak dahulu
memang telah dikenal sebagai jamrud (tambang emas) kalulistiwa.
Revolusi Industri
Revolusi industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi
barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi mesin. Penggunaan mesin
dalam industri menjadikan produksi lebih efisien, ongkos produksi dapat ditekan, dan barang
dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat. Revolusi industri mula-mula muncul di Inggris.
Revolusi ini kemudian berkembang ke berbagai negara Eropa. Pada satu sisi revousi industri
telah membawa akibat yang sangat positif, namun di sisi lain, revolusi industri telah
menimbulkan masalah sosial. Masalah sosial yang muncul akibat adanya revolusi industri antara
lain pengangguran dan urbanisasi. Untuk mengatasi masalah sosial akibat urbanisasi tersebut,
maka diambil kebijakan untuk mengirim dan mempekerjakan pengangguran di daerah baru yang
dijadikan koloni. Di samping itu, daerah baru juga akan dijadikan sebagai daerah memasarkan
kelebihan produk industrinya, daerah pensuplai bahan mentah dan tenaga murah.
Jatuhnya Konstantinopel Ke Tangan Kekaisaran Turki Utsmani Tahun 1453
Sultan Muhammad II, penguasa Turki Islam dari Dinasti Utsmani berhasil merebut
Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 1453. Pada saat itu Konstantinopel merupakan pusat
pemerintahan Romawi Timur, yang beragama Nasrani dan pusat perdagangan yang
menghubungkan wilayah Eropa dengan Asia. Dengan jatuhnya Konstantinopel, maka
perdagangan di Laut Tengah akhirnya dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam. Hal ini
mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain di luar kawasan Laut Tengah untuk
mencapai penghasil rempah-rempah (Indonesia).
Dorongan Semangan Tiga G
Di samping peristiwa-peristiwa tersebut, semangat mencari daerah baru juga didorong oleh
semangat 3 G. Yang dimaksudkan dengan 3 G adalah, Gold (ekonomi), Gospel (agama), dan
Glory (pertualangan serta kemuliaan).
Dari segi ekonomi (gold), ambisi mereka terkait dengan upaya mencari untung yang sebesarbesarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama rempah-rempah. Perdagngan rempah-rempah
seperti, lada, cengkih, pala, dan sebagainya merupakan bagian penting dalam kegiatan
perdagangan di Eropa.
Dari segi agama (gospel), ambisi mereka ke kawasan Timur (Nusantara) berkaitan dengan
adanya semangat bangsa-bangsa Barat untuk melanjutkan Perang Salib (perang umat Islam dan
Kristen) dan sekaligus menyebarkan agama Kristen. Mereka bersemangat menyebarkan agama
Kristen ke daerah-daerah yang baru.
Dari segi pertualangan dan kemuliaan (glory), kedatangan orang-orang Eropa ke negara-negara
Timur berkaitan dengan hobi berpertualangan dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai
wujud mencari kemuliaan, keharuman atau kejayaan.jiwa petualang bagi orang-orang Eropa
untuk pergi ke Timur juga didorong oleh dua hal, yakni cerita Marco Polo tentang kemajuan di
dunia Timur dan adanya keyakinan bahwa bumi ini bulat. Kepeloporan melakukan penjajahan ini
dipandang ikut memberikan unsur kejayaan bagi bangsa Barat.
Situasi Dan Kondisi Kerajaan-Kerajaan Masa Kedatangan Bangsa Barat
Kota Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Agaknya julukan itu diberikan karena
perannya sebagai pintu masuk bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk dan keluar
pelabuhan-pelabuhan Indonesia.
Malaka pada akhir abad ke 15 dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari jazirah Arab, Asia
Selatan (India), Asia Tenggara, Cina, dan dari wilayah Nusantara sendiri. Pada waktu itu, daerah
ini merupakan pusat perdagangan di Asia. Dengan demikian, tidak aneh jika penduduk Malaka
pada akhir abad ke 15 ini bercampur dengan anasir-anasir asing.
Penduduk asli dan para pendatang tinggal di daerah-daerah khusus. Angin-angin yang bertiup di
daerah kepulauan memungkinkan pedagang-pedagng bertemu pada waktu yang sama di Malaka.
Semua kapal-kapal, baik yang datang dari Asia Barat maupun yang datang dari Asia Timr,
menggunakan sistem angin ini untuk pelayaran meraka. Saat-saat yang sangat ramai di Malaka
adalah antara bulan Desember dan Maret.
Sebagai daerah penghasil, Malaka sebenarnya tidak begitu berarti, akan tetapi letak geografisnya
sangat menguntungkan. Malaka menjadi jalan silang antara Asia Timur dan Asia Barat karena itu
Malaka dapat menjadi kerajaan yang berpengaruh atas daerah sekitarnya. Dari daerah sekitarnya
itu juga Malaka memungut upeti.
Daerah-daerah yang berada di bawah pengaruhnya kebanyakan terletak di Sumatera, di antara
yang terpenting adalah Sungai Kampar. Dari sinilah Malaka menjalankan pengawasannya
terhadap daerah di bawah pengaruhnya yang lain, yakni Minangkabau. Dari daerah ini pula
Malaka dapat mempertimbangkan kemngknan-kemungknan mengadakan ekspansinya ke utara
dan ke selatan Sumatera.
Di samping daerah Kampar, Siak pun jatuh di bawah pengaruhnya sehinhgga Malaka dapat
memengaruhi perdagangan emasnya. Daerah itu masih tetap membayar upeti kepada Malaka
hingga kedatangan orang-orang Portugis. Upeti yang dibayar oleh Siak kepada Malaka berupa
emas. Di samping perluasan pengaruh kekuasaannya ke daerah-daerah Sumatera, Malaka dapat
juga menaklukkan kepulauan Riau-Lingga. Sebagai upeti yang diberikan daerah yang dikuasai
Malaka adalah bahan pangan untuk di ekspor. Tenaga-tenaga manusia pun diambil dari sini.
Penduduk daerah ini terkenal sebagai orang-orang suka berperang.
Terhadap daerah-daerah lain, selain yang disebut di atas, Malaka tidak meluaskan pengaruhya
lagi. Pada abad ke 16, Malaka merasa perlu mengambil sikap ini karena adanya ancaman dari
utara. Malaka merasa bahwa Siam lebih berbahaya daripada Cina. Di samping itu, Malaka masih
tergantung dari Siam dalam persediaan beras. Orang-orang dari Siam banyak juga yang datang
dan menetap di Malaka.
Hubungan yang dijalin antara Malaka dan Jawa sangat baik dan hati-hati. Hubungan yang baik
ini perlu karena Malaka juga tergantung akan bahan-bahan pangan dari Jawa. Ketika hubungan
dengan Siam memburuk, hubungan dengan Jawa makin membaik. Di samping ketergantungan
Malaka pada bahan pangan dari luar untuk kerajaannya sendiri, Malaka juga memerlukan pangan
bagi kapal-kapal dagang asing yang datang ke Malaka. Persediaan dalam bidang pangan dan
rempah-rempah harus selalu cukup supaya dapat melayani semua pedagang. Para pedagang Jawa
juga membawa rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
Pada abad ke 15 Malaka mengirim upeti kepada raja-raja yang beragama Hindu di Jawa untuk
mendapat bantuan dan hasil-hasil pangan dari Jawa. Hubungan ini mengendur pada abad ke 16,
karena kekuasaan kerajaan-kerajaan yang dikuasai raja-raja yang beragama Hindu mulai mundur.
Majapahit mulai terdesak oleh kerajaan-kerajaan di pantai utara Jawa, sebaliknya kerajaan di
pantai utara Jawa mulai berkembang karena perdagangan. Malaka yang pada abad ke 15 telah
memeluk agama Islam mulai mencari sahabat yang seagama di pantai utara Jawa sehingga
membawa kemunduran bagi Majapahit.
Hubungan Malaka dengan Pasai sangat hati-hati karena Pasai juga mempunyai hubungan baik
dengan Jawa. Hubungan perdagangan antara Jawa dengan Pasai tidak diganggu oleh Malaka.
Namun, dengan cara halus Malaka berhasil juga menarik orang-orang Jawa datang ke Malaka
tanpa merusak hubungan dengan pedagang-pedagang Pasai yang juga datang ke Malaka. Dengan
kedatangan pedagang Jawa dan Pasai, perdagangan di Malaka menjadi lebih berarti bagi
pedagang-pedagang Cina. Dengan demikian, pelabuhan Malaka menjadi lebih ramai, banyak
pedagang-pedagang Islam yang sebelumnya menetap di Pasai pindah ke Malaka sehingga
perdagangan yang semula dilaksanakan di Pasai, sekarang pindah beralih ke Malaka. Meskipun
banyak orang pindah dari Pasai ke Malaka untuk berdagang, hubungan antara Malaka dengan
Pasai tetap baik. Beras dan Lada merupakan tali pengikat hubungan Malaka dengan Pasai.
Di samping Malaka maju dalam bidang ekonomi, bidang keagamaan juga demikian. Dengan
kemajuan Malaka, banyak alim ulama datang dan ikut mengembangkan agama Islam di kota ini.
Penguasa dengan sendirinya mendorong perkembangan. Meskipun penguasa belum memeluk
agama Islam, pada abda ke 15 mereka telah mengizinkan agama Islam berkembang di Malaka.
Penganut-penganut agama Islam diberi hak-hak istimewa bahkan untuk mereka dibangun sebuah
masjid.
Pedagang-pedagang yang singgah di Malaka yang berasal dari Jawa dan pulau-pulau lain di
Indonesia, banyak di antara mereka yang menjadi penyebar agama yang baru ini ke seluruh
kepaulauan di mana mereka mengadakan perdagangan. Dari keterangan-keterangan yang telah
disebut di atas dapat dikatakan bahwa kemajuan-kemajuan yang dialami Malaka tidak dapat
dicapai jika kerajaan itu tidak mempunyai peraturan-peraturan tertentu, yang memberi jaminan
lumayan kepada keamanan perdagangan. Untuk ini terdapat aturan bea cukai, aturan tentang
kesatuan ukuran, sistem pemakaian uang logam, dan sebagainya. Selain aturan-aturan tersebut,
pemerintahannya juga sangat baik dan teratur.
Setelah melihat situasi daerah Malaka, bagaimanakah daerah Aceh yang letaknya berdekatan?
Pada abad ke 16 Aceh mulai memegang peran penting di bagian utara pulau Sumatera. Pengaruh
Aceh ini meluas dari Barus di sebelah utara hingga sebelah selatan di daerah Indrapura.
Indrapura sebelum di bawah pengaruh Aceh merupakan daerah pengaruh Minangkabau. Ketika
orang-orang Portugis mulai datang ke Malaka pada permulaan abad ke 16, status politik Aceh
masih merupakan suatu kerajaan takluk dari kerajaan yang ada di Sumatera Utara, yaitu Pidie.
Akan tetapi, Aceh kemudian melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Pidie berkat seorang
tokoh kuat yang menjadi penguasa Aceh pada waktu itu, yaitu Sultan Ali Mughayat Syah (15141528). Sultan inilah yang menjadi pendiri kerajaan Aceh. Kemajuan Aceh pada waktu itu sangat
terpengaruh oleh kemunduran kerajaan Malaka yang mengalami pendudukan orang-orang
Portugis. Bangsa Portugis datang ke Malaka karena mereka telah mengetahui bahwa pelabuhan
Malaka merupakan pelabuhan transito yang banyak didatangi pedagang dari segala penjuru
angin. Hal ini sangat menarik perhatian bangsa Portugis. Keadaan Malaka yang mulai mundur
itu telah memberi kesempatan kepada Aceh untuk berkembang, dan ini masih mungkin, karena
bangsa Portugis belum menaruh perhatian penuh kepada Aceh pada waktu itu.
Ketika pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, daerah-daerah pengaruhnya yang
terdapat di Sumatera mulai melepaskan diri dari Malaka. Keadaan ini sangat menguntungkan
kemakmuran kerajaan Aceh yang mulai berkembang. Di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat
Syah, Aceh mulai melebarkan kekuasaannya ke daerah-daerah sekitarnya. Operasi-operasi
militer diadakan terhadap wilayah-wilayah ini tidak saja dengan tujuan agama dan politik, tetapi
juga dengan tujuan ekonomi.
Ke utara Sultan Ali Mughayat Syah memulai perangnya terhadap Pidie, Pasai, dan Daya. Dalam
pertempuran dan pendudukan terhadap ketiga kerajaan ini, ia berhasil merebut senjata-senjata
dari orang-orang Portugis yang terdapat di benteng-benteng mereka di Pidie. Di samping
penyerbuan-penyerbuan yang sukses ini, tujuan ekonominya pun tercapai.
Perang melawan Pidie yang tadinya semata-mata kelihatan bermotivasi politik, ternyata bagi
Aceh mempunyai arti ekonomis yang lebih besar. Motif perluasan daerah kekuasaan ke sebelah
selatan akan membuktikan bahwa motif ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat disangkal,
tetapi faktoe agama pun memegang peran penting, karena Sultan Aceh menyerbu Pidie yang
bersahabay dengan bangsa Portugis, yang tidak beragama Islam. Dalam periode perluasan daerah
kekuasaan Aceh yang terjadi antara tahun 1537-1568, faktor politis, ekonomi, dan agama
kelihatan sekali saling berkaitan. Kadang-kadang salah satu faktor yang disebut diatas, yaitu
politik, ekonomi, atau agama menjadi kabur dalam menjalankan ekspansi karena salah satu
faktor tampak lebih diutamakan. Kadang-kadang Aceh menganggap daerah yang bukan Islam,
seperti daerah Batak sama dengan daerah Indragiri dan Johor, yang telah bercorak Islam. Jadi,
yang terpenting di dalam menjalankan ekspansi ke daerah-daerah, Aceh juga memakai pasukan
asing, yang terdiri dari pasukan Turki, Arab, Abesinia. Ternyata pasukan ini sangat membantu
sehingga peran kerajaan Aceh betul-betul menonjol.
Kedatangan Orang-Orang Eropa Di Nusantara, 1509 1620
Kedatngan orang-orang Eropa yang pertama di Asia tenggara pada awal abad XVI kadangkadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam kawasan ini. Pandangan ini
tidak dapat di pertahankan.Meskipun orang-orang Eropa-terutama orang-orang belanda-memiliki
dampak yang besar terhadap Indonesia, namun hal itu pada dasarnya merupakan fenomena dari
masa-masa kemudian. Bagaimanapun juga, pada tahun-tahun kehadiran merek, perngaruh orangrang Eropa sangatlah terbatas, baik dari segi daerah yang dipengaruhi maupun kedalaman
pengaruh itu.
Eropa bukanlah kawasan yang paling maju di dunia pada permulan abad XV,juga bukan kawasan
yang paling dinamis. Kekuatan besar yang sedang berkembang di saat itu adalah islam; pada
tahun 1453, orang-orang Turki ottoman menaklukkan Konstantinopel, dan di ujung timur dunia
Islam, agama ini berkembang di Indonesia dan Filipina. Akan tetapi, orang-orang Eropa,
terutama orang-orang Portugis, mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi tertentu yang
kemudian melibatkan bangsa portugis dalam salah satu petualangan mengarungi samudra yang
paling berani di sepanjang zaman. Dengan bekal pengetahuan geografi dan astronomi yang
bertambah balik-banyak darinya berasal dari bangsa Arab, yang sering kali tersebar di kalangan
kristen Eropa lewat para sarajan Yahudi-bangsa portugis menjadi mualim-mualim yang semakin
mahir. Dengan memadukan layar yang berbentuk segi tiga dengan yang persegi empat serta
memperbaiki konstruksi, mereka telah menciptakan kapal-kapal yang sangat cepat, lebih mudah
di gerakkan, dan lebih layak mengarungi samudra.
Mereka juga berusaha mendapatkan rempah-rempah, yang berarti mendapatkan jalan ke Asia
dengan tujuan memotong jalur pelayaran para pedagang islam yang, memlalui tempat penjualan
merekadi Venesia di laut tengah (Mediterania), memonopoli impor rempah-rempah ke Eropa.
Rempah-rempah merupakan soal kebutuhan dan juga cita rasa. Selama musim dingin di Eropa,
tidak ada satu cara pun yang dapat dilakukan agar semua hewan ternak tetap hidup; karenanya,
banyak hewan ternak yang disembelih dan daging harus diawetkan. Untuk di perlukan sekali
adanya garam dan rempah-rempah, dan di antara rempah-rempah yang di impor, cenkih dari
Indonesia Timur adalah yang paling berrharga. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan
bunga pala; oleh karena itulah menjadi tujuan utama Portugis, walaupun saat itu mereka masih
belum mempunyai gambaran sedikit letak Kepulauan Rempah-Rempah Indonesia itu maupun
tentang cara mencapainya.
Pada tahun 1487, Bartolomeu Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki Samudra Hindia.
Pada tahun 1497, Vasco da Gama sampai di India. Namun, orang orang Portugis segera
mengatahui bahwa barang-barang yang hendak mereka jual tidak bersaing di pasaran India yang
canggih dengan barang-barang yang mengalir melalui jaringan perdagangan Asia. Setelah
mendengar laporan-laporan pertama dari para perdagangan Asia mengenai kekayaan Malaka
yang sangat besar, maka Raja Portugal mengutus Diogo Lopes de Sequeira untuk menemukan
Malaka, menjalin hubungan persahabatan dengan penguasanya, dan menetap di sana sebagai
wakil Portugal di sebelah Timur India. Pada mulanya dia disambut dengan baik oleh Sultan
Mahmud Syah (m. 1488-1528), tetapi kemudian komunitas dagang Islam Internasional yang ada
di kota itu menyakinkan Mahmud bahwa Portugis merupakan ancaman besar baginya. Pada
bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa Portugis menuju Malaka dengan
kira-kira 1.200 orang dan 17 atau 18 buah kapal. Portugis kini telah menguasai Malaka, tetapi
segera terbukti bahwa mereka tidak menguasai perdagangan Asia yang berpusat di sana. Di
sebelah barat Nusantara, dengan cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan Revolusioner.
Keunggulan teknologi merekan yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil di
pelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia; meriam dengan cepat di rebut
oleh orang-orang Indonesia yang merupakan musuh mereka. Bagaimanapun juga, arti penting
penaklukan terhadap Malaka hendaknya jangan dianggap remeh. Kota itu mulai sekarat sebagai
pelabuhan dagang selama berada di bawah cengkeraman Portugis.
Dampak budaya orang-orang Portugis yang paling langgeng adalah di Maluku (sebuah nama
yang sesengguhnya berasal dari yang diberikan pedagang Arab untuk daerah tersebut, Jazirat al
Muluk, negeri para raja). Sultan Ternate Abu Lais (atau Bayanisrullah; w. 1522) membujuk
bangsa Portugis untuk mendukungnya, dan pada tahun 1522, mereka mulai membangun sebuah
benteng di sana. Hubungan Portugis dengan Ternate berubah tegeng karena upaya (yang agak
lemah) Portugis melakukan kristenisasi dan karena perilaku tidak sopan dari orang orang
Portugis sendiri pada umumnya. Di antara para petualang Portugis tersebut ada seorang Eropa
yang tugasnya memprakarsai suatu perubahan yang tetap di Indonesia Timur. Orang ini
berbangsa Spanyol dan bernama Santo Francis Xavier (1506 52) yang bersama-sama Santo
Ignatius Loyola mendirikan Ordo Jesuit. Pada tahun 1546 47, Xavier bekerja di tengah
tengah orang Ambon, Ternate, dan Morotai (Moro) serta meletakkan dasar-dasar bagi suatu misi
yang tetap di sana. Namun Banda, sebagai daerah penghasil pala, merupakan sebuah
pengecualian dari pola-pola perkembangan yang digambarkan disini. Di sana, bentuk pemerintah
oligarkis yang dipimpin oleh orang kaya tidak menampilkan antusiasme pada agama kristen atau
pada orang-orang Eropa yang membawanya. Perlu pula disebutkan bahwa usaha kaum
misionaris yang bersungguh-sungguh ini berlangsung pada paro kedua abad XVI, setelah
gerakan penaklukan Portugis berhenti.
Di Maluku, Portugis meninggalkan beberapa ciri lain dari pengaruh kebudayaan mereka. Kalau
dibandingkan dengan tujuan pertama orang-orang Portugis untuk mendominasi perdagangan
Asia, maka warisan yang ditinggalkan mereka di Indonesia hanya sedikit, setelah bangsa
Portugis, datanglah orang-orang Belanda yang mewarisi aspirasi-aspirasi dan strategi Portugis.
Pada akhir abad XVI, perserikatan Propinsi-Propinsi negeri Belanda (yang paling penting adalah
Holland dan Zeeland) berada di bawah tekanan yang sangat besar untuk melebarkan sayap ke
sebrang lautan. Orang-orang Portugis berusaha merahasiakan rincian-rincian jalur pelayaran ke
Asia, tetapi ada orang-orang Belanda bekerja pada mereka. Yang paling penting termasuk di
antaranya adalah Jan Huygen van Lin schoten. Pada tahun 1595, ekspedisi Belanda yang
pertama siap berlayar ke Hindia Timur. Kini mulailah zaman yang dikenal sebagai zaman
pelayaran-pelayaran liar tidak teratur (wilde vaart), yaitu ketika perusahaan-perusahaan
ekspedisi Belanda yang saling bersaing berjuang keras untuk memperoleh bagian dari rempahrempah Indonesia. Kini menjadi jelas bahwa persaingan di antara perusahaan-perusahaan
ekspedisi Belanda tersebut tidak di kehendaki. Pada bulan Maret 1602, perseroan-perseroan yang
saling bersiang itu bergabung membetuk perserikatan Maskapai Hindia Timur, VOC (Vereenigde Oost-Indische Compgnie).
Pada tahun-tahun pertama, Heeren XVII menangani sendirian segala urusan VOC, tetapi segera
disadari bahwa mereka tidak mungkin mengelola dengan baik pelaksanaan tugas harian di Asia.
Meskipun sudah mencetak keberhasilan di Ambon, tetapi orang-orang Belanda masih jauh dari
tujuan mereka memonopoli semua rempah-rempah dan, dengan jalan mengusir saingan-
saingannya sesama Eropa, mecegah supaya rempah-rempah tidak meliah ruah di Eropa. Orangorang Inggris memang tidak lagi menentang peran penting orang-orang Belanda sampai akhir
abad XVIII. Sebetulnya, pada awal abad XVII pun pihak VOC hanya mendapat ancaman militer
yang lebih kecil dari pihak Inggris dibandingkan acaman dari pihak Portugis dan Spanyol. VOC
berada di dalam pos mereka yang dikelilingi benteng, sedangkan balatentara Banteng menduduki
kota, pada bula Mei 1619, Coen berlayar ke pelabuhan tersebut dengan tujuh belas kapal, akan
tetapi timbul pula dampak-dampak yang kurang menguntungkan bagi VOC, kota ini juga
menjadi landasan bagi berkembangnya pemerintahan Belanda di Jawa kelak, tetapi tentu saja
hanya setelah menimbulkan banyak pertumpahan darah dan kesulitan.
Proses Kolonisasi Dan Imperialisme Di Nusantara
Sebelum kedatangan orang-orang Eropa, Nusantara hanya disinggahi oleh kapal-kapal dari
Indonesia dan Asia seperti Cina, Pegu, Gujarat, Banggala, Persia, dan Arab. Tetapi sejak abad ke
16, di perairan Nusantaramuncul pelaut-pelaut yang berkulit putih dari Eropa. Kemajuan ilmu
dan teknik pelayaran, menyebabkan pelaut-pelaut Eropa itu mampu melayarkan kapalnya sampai
ke perairan Indonesia.
1. Kedatangan Bangsa Portugis
Orang Portugislah yang mula-mula muncul di Nusantara. Kedatangan mereka disebabkan
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Dorongan ekonomi, mereka ingin mendapat keuntungan besar dengan berniaga.
b. Hasrat untuk menyebarkan agama Kristen di kawasan Nusantara.
c. Hasrat bertualang yang timbul karena sikap hidup yang dinamis.
Dengan dorongan-dorongan itulah, orang Portugis berlayar menyusuri Pantai Barat Afrika terus
ke selatan dan melingkari Tanjung Harapan, kemudian menuju ke India. Di sana, mereka
mendirikan pangkalan di Goa. Dari sana mereka meneruskan operasinya ke Asia Tenggara.
Pemimpin orang Portugis ialah Alfonso de Albuquerque. Di Goa ia mendengar bahwa pusat
perdagangan di Asia Tenggara adalah Malaka, sebuah bandar yang besar. Bandar Malaka
merupakan pusat perdagangan bermacam-macam hasil bumi termasuk rempah-rempah. Timbul
hasrat orang Portugis untuk menguasai Malaka dan kemudian juga Maluku.
2. Kedatangan Bangsa Spanyol
Pada tahun 1521 M, kapal Spanyol datang di perairan Maluku. Kapal-kapal datang dari Filipina,
melalui Kalimantan Utara dan singgah di Tidore dan Jailolo. Mereka diterima baik di Tidore
bahkan beberapa di antara pedagang Spanyol menetap di Tidore. Orang Portugis tidak senang
terhadap kedatangan kapal-kapal Spanyol di Maluku. Pedagang-pedagang Spanyol yang tinggal
di Tidore itu mereka musuhi.
Orang Spanyol tidak peduli akan sikap orang Portugis itu. terlebih lagi raja-raja di Maluku
menyambut baik kehadiran orang Spanyol untuk mengimbangi orang Portugis. Persaingan
dagang antara kedua negara pun kian memanas dan puncaknya berakhir di meja
perundingan.tahun 1526, Spanyol dan Portugis melakukan perjanjian di Kota Saragoza. Menurut
perjanjian tersebut, ditetapkan Maluku untuk Portugis dan Filipina untuk Spanyol.
Sejak itu, orang Portugis bebas mengembangkan kekuasaannya di Maluku. Kembali mereka
menjadi pembeli tunggal dan memaksakan monopolinya. Mereka berusaha pula untuk
menguasai daerah-daerah di Sumatera yang kaya akan lada. Hanya saja, usaha itu selalu dapat
digagaglkan oleh Aceh yang dengan ketat mengawasi wilayah kekuasaannya di Sumatera.
Portugis juga kemudian melebarkan kekuasaannya ke Hitu. Mereka ingin membeli cengkeh dan
menguasai perdagangan di sana. Kedatangan mereka mendapat perlawanan sengit dari penduduk
pribumi dengan bantuan-bantuan kerajaan Islam lainnya, Portugis pun semakin terdesak. Hal itu
terlebih sesudah bangsa Belanda mulai muncul di perairan Maluku. Mereka kemudian pindah ke
selatan dan bertahan di pulau Timur.
3. Kedatangan Bangsa Belanda
Pada abad ke 16, perairan Nusantara kedatangan orang Eropa lainnya, yaitu Belanda, Inggris dan
Perancis. Maksud kedatangan bangsa Belanda dan Inggris ke Nusantara sama saja seperti bangsa
Portugis dan Spanyol, yaitu ingin memperoleh rempah-rempah dengan harga yang murah.
Bedanya, kedatangan merak tidak disertai niat untuk menyebarkan agama.
Pada tahun 1595 M,empat kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman berangkat ke
Indonesia. Pada tahun 1596 M, mereka sampai di bandar Banten. Mereka mula-mula disambut
dengan baik. Hubungan yang baik itu tidak tahan lama, karena sikap pelaut-pelaut Belanda yang
kasar. Kapal-kapal Belanda kemudianj disuruh meninggalkan bandar Banten. Mereka
meneruskan pelayarannya ke arah timur. Namun, kapal-kapal Belanda itu hanya sampai di Bali.
Mereka putar haluan dan pulang ke negeri Belanda.
Pada tahun 1598 M, kapal-kapal Belanda kembali lagi di Banten. Pelayaran kapal-kapal Belanda
yang kedua itu mencapai sukses besar. Kapal-kapal mereka pulang ke Negeri Belanda dengan
muatan rempah-rempah yang banyak. Sejak itu, secara berbondong-bondong kapal Belanda
berlayar ke Indonesia.
4. Kedatangan Bangsa Inggris
Pada pertengahan tahun 1811 Lord Minto bertolak dari India dengan pasukan yang kuat. Dalam
beberapa hari, Batavia dan Jatinegara jatuh ke tangan Inggris. Tentara Belanda melarikan diri ke
Bogor, tetapi Bogor pun jatuh pula.
Jansesens, sang gubernur jendral, mundur ke Semarang dan menyusun pertahanan di Jatigaleh.
Di daerah itu pun pasukan Janssens terdesak. Janssens menyerah di Tuntang dekat Salatiga. Pada
tanggal 18 September 1811, diadakan Kapitulasi Tuntang yang berisi:
a. Pulau Jawa dan daerah sekitarnya yang dikuasai Belanda, jatuh ke tangan Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
c. Orang-orang Belanda dapat dikerjakan dalam pemerintahan Inggris.
Mulai tahun 1811 sampai 1816 Indonesia dijajah oleh Inggis dibawah kekuasaan Thomas
Stamford Raffles dengan pangkat letnan gubernur dibawah pengawasan Lord Minto di India.
Kesimpulan
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia didorong oleh terjadinya beberapa peristiwa
penting. Peristiwa-peristiwa itu antara lain adalah munculnya merkantilisme, terjadinya revolusi
industri, jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekaisaran Turki Utsmani, dan dorongan semangat
tiga G yaitu : Gold (ekonomi), Gospel (agama), dan Glory (pertualangan serta kemuliaan).
Kedatangan orang-orang Eropa pertama di Nusantara terjadi sekitar abad ke 16. Bangsa pertama
yang sampai di Nusantara adalah Portugis yang telah berlayar untuk mencari rempah-rempah
hingga akhirnya sampai di Malaka yang ketika itu merupakan pusat perdagangan di Asia. Tahun
1511 Portugis telah berhasil menguasai daerah Malaka tetapi sayangnya Portugis tidak bisa
memonopoli perdagangan rempah-rempah karena para pedagang Asia mengalihkan sebagain
besar perdagangan mereka ke pelabuhan-pelabuhan lain untuk menghindari monopoli Portugis.
Kemudian disusul oleh bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris. Tujuan kedatangan bangsa-bangsa
Barat ini memang sama yaitu memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara.
1.
REVOLUSI INDUSTRI
a.
Pengertian
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara
cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di
menjadi
menggunakan
mesin.
Istilah
"Revolusi
Industri"
Penting
di
Eropa
dan
Pengaruhnya
terhadap
dengan
sejarah
bangsa
Indonesia.
Kedua
istilah
ini
2.
Inggris kaya akan bahan tambang dan industri seperti batu bara, bijih besi,
timah, kaolin, garam dapur, wol.
Berkembangnya ilmu pengetahuan yang mendorong munculnya teknologi
yang membantu mempercepat proses produksi.
Revolusi Agraria; perubahan asas pemanfaatan tanah di Inggris terjadi
karena keuntungan yang berlebih dari usaha peternakan domba
dibandingkan dari lahan pertanian.
Pemerintah membentuk Royal Society for Improving Natural Knowledge yang
memberi kewenangan untuk memberi hak paten bagi setiap penemuan baru.
Jajahan Inggris yang sangat banyak dapat dijadikan sebagai sumber bahan
mentah dan pasar bagi industri
Liberalisme ekonomi. Ajaran kebebasan dalam bidang perekonomian yang
diajarkan oleh Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill yaitu
kesejahteraan umum akan tercapai apabila setiap orang diberi kebebasan
berusaha tanpa turut campur dari pihak pemerintah.
3.
dengan
perubahan
paradigma
filsafat
yang
diterapkan
oleh
imperialisme Barat pada saat itu. Daerah jajahan tidak hanya merupakan
ekonomi
terbuka
di
Hindia
Belanda.
diperlukan
bagi
bahan
dasar
industri.
Lalu
dibangunlah
tersebut karena mereka terikat kontrak kerja. Pada tahun 1881, pemerintah
kolonial Belanda mengeluarkan undang-undang Koelie Ordonantie yang
mengatur para pekerja. Berdasarkan undang-undang tersebut, para kuli
bekerja sesuai dengan kontrak.
Untuk mendukung program perkebunan tersebut, pemerintah kolonial
Hindia Belanda membangun berbagai prasarana, seperti irigasi, waduk, jalan
raya, jalan kereta api, serta pelabuhan-pelabuhan. Pembangunan saranasarana tersebut seringkali memakan korban jiwa yang sangat banyak dari
penduduk Indonesia karena mereka dipekerjakan secara paksa. Akan tetapi
dengan pembangunan prasarana tersebut, terutama pembangunan jaringan
jalan
raya
penduduk.
telah
menimbulkan
Pembangunan
jalan
pengaruh
bagi
raya
kereta
dan
tumbuhnya
api
mobilitas
memungkinkan
rendahan
yang
akan
ditempatkan
di
industri-industri
Indonesia,
tetapi
diarahkan
untuk
menunjang
perkebunan-
4.
Bidang Ekonomi
Bidang Sosial
o Berkembangnya Urbanisasi
o Upah buruh rendah
o Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
o Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
o Munculnya Revolusi Sosial:
Reform Bill (1832)= Buruh mendapatkan hak perwalian dalam parlemen
Factory Act (1833)= Buruh mendapat jaminan sosial serta pelarangan tenaga
kerja anak di area tambang
Poor Law Act (1834)= Pusat penampungan rakyat miskin
Bidang Politik
5.
Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefectur. Hal ini untuk mempermudah
administrasi pemerintahan.
o Bagi Indonesia
Sawah ladang terbengkalai.
Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan
hasil panen, membayar pajak, kerja rodi.
o Bagi Belanda