Anda di halaman 1dari 48

Reformasi Gereja.

Secara umum Reformasi berasal dari bahasa latin. Re (kembali) dan formare
(membentuk) yang dimaksud adalah membentuk struktur ulang pola
kehidupan masyarakat. Secara khusus, reformasi merupakan sejarah
bangsa Barat untuk melakukan pembaharuan dan semangat baru
dalamkehidupan keimanan umat katolik.
Gerakan reformasi gereja muncul setelah para pemimpin gereja melakukan
kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran kitab injil. Salah seorang tokoh
yang mengancam kebijakan gereja adalah seorang pastor yang merangkap
guru besar di Universitas Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin
Luther pada abad ke 16. Didukung oleh John Calvin, Veter Valdes dari
Perancis, Jan Huss dari Bomemia dan John Wycliffe dari Inggris. Akibat
reformasi gereja dalam agama Nasrani muncul kelompok aliran baru yang
disebut prostestan. Selanjutnya muncul gerakkan kontra reformasi yang
kemudian berlanjut terjadi perang antar agama antara negara penganut
protestan dan katolik.
Merkantilisme.
Pengertian Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara
imperialis yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan berupa logam mulia
sebanyak-banyaknya sebagai ukuran kekayaan, kesejahteraan dan
kekuasaan. Berawal dari penjelajahan samudra, hubungan luar negeri antara
negara Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda) menjadi luas
melalui jalur perdagangan di Samudra Atlantik. Keuntungan diperoleh
negara-negara tersebut. Dalam perdagangan mereka sudah menggunakan
uang. Pada saat berlakunya politik merkantilisme abad ke-16 18 uang sama
nilainya dengan emas. Gerakan merkantilisme mendorong lahirnya
imperialisme kuno, yaitu ambisi untuk mencari daerah jajahan dengan tujuan
menguasai perdagangan secara monopoli. Dalam perkembangan selanjutnya
banyak negara Eropa membentuk persekutuan dagang, contohnya VOC oleh
Belanda, EIC oleh Inggris dan Kompeni Dagang Hindia Barat oleh Perancis.
Revolusi Perancis.
Revolusi Perancis adalah suatu perubahan yang terjadi dalam system
kekuasaan pemerintahan negara dan masyarakat Perancis dari system
pemerintahan yang bersifat monarkhi absolut menjadi system demokrasi.
Meletusnya Revolusi Perancis disebabkan oleh beberapa factor, yang
tergolong kedalam sebab umum dan sebab khusus.

Sebab Umum adalah

1)

Adanya kepincangan dalam kehidupan masyarakat Perancis. Sebelum


terjadi Revolusi, masyarakat Perancis terdiri dari tiga golongan, yaitu :
1. Golongan I, terdiri dari pimpinan gereja katolik
2. Golongan II, terdiri dari kaum bangsawan
3. Golongan III, terdiri dari rakyat jelata, dengan perbedaan
hak dan kewajiban dari golongan I dan II.
2)
Pengaruh Rasionalisme.
Rasionalisme adalah paham yang menerima kebenaran hanya berdasarkan
oleh akal. Puncak kekuasaan raja yang absolut terjadi pada saat
pemerintahan raja Louis XIV (1643 1715) yang terlihat dari ucapannya
Letat cest moi, artinya negara adalah saya. Dengan ucapannya, raja
menempatkan dirinya sebagai pusat segala-galanya. Keadaan seperti ini
menyebabkan munculnya gerakan yang menentang kedudukan raja,
diantaranya adalah John Locke, Montesquieu, Jean Jacquest Rousseou.
3)
Pengaruh Kemerdekaan Amerika Serikat,
Pasukan Perancis dibawah pimpinan Jenderal Lafayette yang baru kembali
dari membantu perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika, setelah sampai di
Perancis berhadapan kembali dengan hal-hal yang bertentangan dengan
Declaration of Independence
Sebab Khusus.
Kebencian rakyat terhadap penghamburan uang negara yang dilakukan
Marie Antoinette, permaisuri Raja Louis XVI beserta putra putri istana
lainnya. Revolusi Perancis berlangsung secara bertahap yang diawali dengan
penyerbuan benteng Penjara Bastille, lambang kekuasaan dan kesewenangwenangan raja pada 14 Juli 1789. Sejak itu pemerintahan berada dibawah
kekuasaan golongan ketiga. Selanjutnya revolusi berlangsung selama 15
tahun, terbagi kedalam tahap :
a.
b.
c.
d.
e.

Masa Dewan Konstituante (1789 1791)


Masa Legislatif (1791 1792)
Masa Konvensi Nasional (1792 1795)
Masa Directoire (1795 1799)
Masa Konsulat (1799 1804)
Semboyan Revolusi Perancis adalah Liberte (kebebasan), Egalite
(persamaan), Fraternite (persaudaraan) yang diabadikan dalam bentuk
benderanya merah-putih-biru dalam posisi vertical. Lagu kebangsaannya
Marseillase, sedangkan 14 Juli diperingati sebagai hari nasional Perancis.

Semboyan Revolusi Perancis membawa pengaruh besar bagi bangsa-bangsa


didunia khususnya dalam bidang politik, ekonomi, dan social.

Revolusi Industri
Pengertian
Proses perubahan cara pembuatan barang yang semula dikerjakan oleh
tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Pertama kali terjadi di Inggris
pada abad ke 18.
Factor pendorong :
1. Inggris kaya akan bahan tambang dan industri seperti batu bara,
bijih besi, timah, kaolin, garam dapur, wol.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang mendorong munculnya
teknologi yang membantu mempercepat proses produksi.
3. Revolusi Agraria; perubahan asas pemanfaatan tanah di Inggris
terjadi karena keuntungan yang berlebih dari usaha peternakan
domba dibandingkan dari lahan pertanian.
4. Pemerintah membentuk Royal Society for Improving Natural
Knowledge yang memberi kewenangan untuk memberi hak
paten bagi setiap penemuan baru.
5. Jajahan Inggris yang sangat banyak dapat dijadikan sebagai
sumber bahan mentah dan pasar bagi industri
6. Liberalisme ekonomi. Ajaran kebebasan dalam bidang
perekonomian yang diajarkan oleh Adam Smith, David Ricardo,
dan John Stuart Mill yaitu kesejahteraan umum akan tercapai
apabila setiap orang diberi kebebasan berusaha tanpa turut
campur dari pihak pemerintah.
Akibat.

Inggris menjadi negara industri


Terjadi urbanisasi
Munculnya lapisan sosialbaru : golongan buruh dan borjuis
Munculnya kerusuhan social
Timbulnya kapitalisme modern, yaitu susunan ekonomi
yang berpusat pada keberuntungan perseorangan dimana
uang memegang peranan penting.

Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali


daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja
Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional,
dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi
Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517Abad Pertengahan
merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama
berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk
pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di
masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang
mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan.
Maksud Zaman Kelam ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi
kemunduran intelek dan kelembapan ilmu pengetahuan. Menurut
Ensiklopedia Amerikana, tempoh zaman ini selama 600 tahun, dan bermula
antara zaman kejatuhan Kerajaan Rom dan berakhir dengan kebangkitan
intelektual pada abad ke-15 Masehi. Gelap juga bermaksud tiada prospek
yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud tindakan
dan cengkraman kuat pihak berkuasa agama; Gereja Kristen yang sangat
berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat
serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk
menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya
kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka ditekan
dan dikawal ketat. Pemikiran mereka ditolak. siapa yang mengeluarkan teori
yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera
malah ada yang dibunuh.
Pikiran ini, terimplementasi melalui teori yang dikeluarkan oleh Thomas
Aquinas (m 1274) seorang ahli falfasah yakni negara wajib tunduk kepada
kehendak gereja. St Augustine (m 430) sebelumnya juga berpendirian
demikian. Manakala Dante Alighieri (1265-1321) berpendapat kedua-dua
kuasa itu hendaklah masing-masing berdiri sendiri, dan mestilah

bekerjasama untuk mewujudkan kebajikan bagi manusia (Joseph H Lynch,


1992, 172-174).
Dalam paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah
total satu dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu
terhadap yang lain atau pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau
tidak melangit haruslah membumi, atau kalau tidak meyakini kekuasaan
alam gaib terhadap segala urusan hidupnya, maka dia harus memutuskan
hubungan secara total dengan Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika dia
menghargai jasmani dan urusan materinya maka dia bukan lagi seorang
rohaniwan dan berarti telah memutuskan hubungan dengan Tuhan. Kata
Augustine siapapun yang mahir dalam kesenian, perang, dan filsafat adalah
orang yang bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota setan dimana
kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng yang menipu, dan
keindahannya hanya merupakan wajah alam kubur. Kota inilah yang tidak
diterima oleh Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang yang sombong dan
angkuh adalah merupakan kepekatan hari dan orang yang memiliki
pengetahuan tentang segala yang harus diketahui oleh orang-orang terpuji.
Dan ketika melihat kota setan ini tenggelam ke dalam kesesatan dan
kesombongannya, maka semua sudut kegelapannya akan terlihat.
Konsep diatas, dipertegas oleh Fritjof Capra (2004) yakni : Para ilmuwan
pada Abat Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar yang mendasari
berbagai fenomena, menganggap pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan Tuhan, roh manusia, dan etika, sebagai pertanyaanpertanyaan yang memiliki signifikansi tinggi, jadi ilmu didasarkan atas
penalaran keimanan.
Dengan demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad pertengahan
dan tekanan kuat para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas
tatanan yang menguasai dunia dan telah menginterogasi ideologi para
ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan serta menganggap kegiatan
ilmiah sebagai campurtangan setan, kemudian faktor-faktor lain yang berada
di luar pembahasan ini telah menjadi latar belakang munculnya Renaisans
yang telah melahirkan teriakan protes terhadap kondisi yang dominan pada
abad pertengahan.
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan
zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15
dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu
kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan

oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543),


Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.

Untuk memperjelas pemahaman Anda mengenai perkembangan Sejarah Eropa, berikut ini dapat
Anda pelajari mengenai pembabakan Sejarah Eropa secara kronologis (sesuai urutan waktu).
1. Jaman Yunani klasik
2. Jaman Romawi klasik
kedua jaman ini sering disebut jaman Eropa kuno (klasik)
3. Jaman (abad) pertengahan.
4. Jaman peralihan (transisi) dari abad pertengahan ke modern ditandai lahirnya gerakan
Renaissance, Reformasi, terbentuknya negara nasional dan merkantilisme.
5. Jaman Baru (modern) diawali dengan Revolusi Perancis.
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Eropa antara abad 14-18 ditandai dengan gerakan
Renaissance. Apakah Renaissance, berikut penjelasannya.
Renaissance
Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali dan naitre
berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad

pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami
oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi.

Monalisa - Salah satu karya seni zaman Renaissance


Menurut pendapat para ahli sejarah, Renaissance awalnya dimulai di Italia. Mengapa demikian?
Setelah runtuhnya Romawi Barat tahun 476M, Italia mengalami kemunduran, kota-kota
pelabuhan menjadi sepi. Selama abad 8-11 perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang
muslim. Sejak berlangsung Perang Salib (abad 11-13) pelabuhan-pelabuhan di Italia menjadi
ramai kembali untuk pemberangkatan pasukan Perang Salib ke Palestina. Setelah Perang Salib
berakhir pelabuhan-pelabuhan tersebut berubah menjadi kota dagang yang berhubungan kembali
dengan dunia timur. Muncullah republik dagang di Italia seperti Genoa, Florence, Venesia, Pisa
di Milano. Kota-kota ini dikuasai oleh para pengusaha serta pemilik modal yang kaya raya
disebut golongan borjuis antara lain keluarga Medicci dari Florence. Mereka mendorong
terjadinya pendobrakan terhadap polapola tradisional dari abad pertengahan.
Selain kaum borjuis berkembangnya Renaissance juga karena peranan golongan Humanisme.
Siapakan kaum humanis itu? Mereka merupakan kelompok orang yang mengabdikan hidupnya
untuk mempelajari dan mendalami buku-buku karya Pusataka Klasik antara lain buah pikiran
Sokrates, Plato dan para filsuf Yunani yang lain. Kaum Humanis terdiri dari sastrawan, seniman,
ahli agama/teologi., guru kaum borjuis, orator (ahli pidato) dan sebagainya.
Sikap hidup kaum Humanis antara lain :
1. kritis dan tidak mudah percaya tanpa bukti nyata (skeptis)
2. menentang terhadap tradisi lama
3. sekularisme (sikap mengutamakan keduniawian dan hidup di dunia ini).
Hal ini dikenal melalui pandangan hidupnya berbunyai Carpe Diem (nikmatilah hidup) yang
bertolak belakang dengan pandangan hidup pada abad pertengahan yaitu momento mori
(ingatlah hari sesudah mati)
4. record breaker, memecahkan rekor menghasil karya-karya yang terkenal
Siapakah tokoh-tokoh Renaissance dan Humanisme yang perlu Anda ketahui?
1. Para Seniman dari Italia yaitu

a. Leonardo da Vinci (1452-1519)


salah satu lukisannya berjudul Monalisa yang terkenal dapat anda simak pada gambar di
samping ini.
b. Michelangelo Buonarroti (1475-1564).
Beberapa lukisan dan patung hasil karyanya yang indah menghiasi gereja Santo Petrus di Roma
antara lain patung Pieta
c. Dante Alighieri 1265-1321
karya sastranya berjudul Devina Comedia
d. Raphael (1483-1520)
e. Lorenzo Valla
f. Picodela Mirandola.
2. Dari Belanda antara lain:
a. Desiderwis Erasmus (1469-1536) seorang pemulis yang mengikuti jejak Sokrates
b. Rembrant 1607-1669 pelukis dengan ciri menampilkan kontras antara gelap dan terang.
3. Dari Inggris
a. Thomas More (1478-1535) karya sastranya berjudul Utopia
b. William Shakespeare 1546-1616 karya sastranya antara lain: Julius Caesar, Hamlet,
Macbeth, Romeo and Yuliet, Merchant of Venice.
Revolusi besar dalam ilmu pengetahuan baru terjadi pada jaman modern kurang lebih abad 17
namun Renaissance dapat dianggap sebagai masa persiapan. Hasil karya golongan Humanis
memberi sumbangan berharga contoh: karya Leonardo dan Vinci berupa mesin bubut, pompa,
alat peperangan, pesawat terbang. Selain itu masih ada penemuan lain yaitu mesin cetak, mesiu,
kompas magnetic, peta dan lain-lain.
Reformasi Gereja
Pengaruh masa Renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan, politik maupun ilmu
pengetahuan namun juga menyebabkan sikap kritis terhadap kehidupan gereja/agama.
Bagaimanakah pengaruh gerakan Renaissance terhadap lahirnya Reformasi Gereja?
Pengaruh gerakan Renaissance berupa sikap kritis terhadap penyimpanganpenyimpangan yang
dilakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama adanya penjualan surat
pengampunan dosa (disebut surat aflat). Surat pengampunan itu dijual kepada mereka yang tidak
dapat ikut dalam perang salib antara abad 11-13
Tahukah Anda yang dimaksud dengan perang salib? Perang salib adalah perang yang dilakukan
oleh tentara/pasukan Eropa yang beragama Kristen dengan menggunakan tanda salib di bajunya
untuk membebaskan kota Yerusalem dari kekusaan Turki Islam.
Kebiasaan penjualan Surat pengampunan dosa kemudian dilakukan untuk mengumpulkan dana
bagi pembangunan geraja dan seterusnya.
Faktor lain dari munculnya Reformasi Gereja adalah keinginan untuk membebaskan diri dari
kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara-negara Eropa. Hal ini tampak pada
pertikaian antara raja Frederik II dari Prusia dengan Paus Innocencius pada abad 13, raja Phillip
IV dari Prancis dengan Paus Bonifacus pada abad 14.
Dari uraian di atas mengertikah Anda apa yang dimaksud dengan gerakan reformasi?
Reformasi berasal dari kata re artinya kembali dan form artinya bentuk. Reformasi diartikan
sebagai sebuah gerakan yang bertujuan untuk kembali ke bentuk ajaran agama seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Isa. A.S.
Pelopor reformasi Gereja adalah Martin Luther (1483-1546) seorang pastor dan guru besar

Universitas Wittenberg di Sachsen Jerman yang gambarnya dapat anda simak di bawah ini.
Pada tahun 1517 Martin Luther mengemukakan pokok-pokok pikiran sebagai kritikan terhadap
Gereja meliputi 95 dalil yang kemudian ditempel di pintu gereja Wittenberg.

Martin Luther - Pelopor Reformasi Gereja

Pendapatnya antara lain:


- Amal baik yang tidak keluar dari hati yang murni tidak akan diterima Tuhan.
- Hanya orang yang percaya kepada Yesus Kristuslah yang dapat diterimaTuhan.
- Tiap orang dapat langsung berhubungan dengan Tuhan tanpa perantara Gereja
- Tiap orang yang menyesali kesalahannya akan terlepas dari hukuman sehingga
tidak diperlukan adanya surat pengampunan dosa
- Gereja meerupakan perkumpulan orang percaya dan Yesuslah Kepalanya sehingga
kedudukan Paus selaku pimpinan agama tidak dapat diterimanya.
Selain mengutamakan ajaran di atas, pada masa pembuangannya Martin Luther
juga menterjemahkan Kitab Injil dari bahasa Latin ke bahasa Jerman sehingga
banyak orang dapat memahami isi kitab suci
Reformasi Gereja juga berkembang ke negara-negera lain di Eropa misalnya tokoh
Jean Calvin dari Prancis (1509-1564) yang ajarannya disebut Calvinisme banyak
pengikutnya di Belanda, Inggris dan Scotlandia. Tokoh Ulrich Zwingli (1484-1531)
dari Swiss serta munculnya Gereja Anglica di Inggris dipelopori oleh raja Henry VIII
Tudor (1509-1547).
Tumbuhnya Negara Nasional
Yang dimaksud negara nasional di Eropa adalah negara-negara yang diperintah oleh
bangsa sendiri. Terbentuknya negara nasional pada mulanya didasarkan pada
adanya persamaan bahasa atau kebudayaan baru kemudian atas kesadaran
nasional.
Negara nasional pertama yang terbentuk serta mencapai kesatuan di Eropa Barat
yaitu. Spanyol, Portugal, Inggris, Perancis dan Belanda.

Pada uraian berikut dapat Anda pelajari terbentuknya negara-negara itu sebagai
berikut:
a.
Spanyol
Latar belakang terbentuknya negara nasional Spanyol adalah sejalan dengan
sentimen terhadap kekuasaan Islam di Spanyol sejak tahun 711 (abad 8 ) sampai
1492 ( abad 15) yaitu dinasti Ummayah yang berpusat di Cordoba (disebut pula
Kalifah Barat).
Konsolidasi Spanyol tercapai pada tahun 1469 setelah terjadi perkawinan antara
Ratu Isabella dari kerajaan Kristen Castilia dengan Raja Ferdinand dari kerajaan
Kristen Arragon. Pada tahun 1492 kota Islam yang terakhir yaitu Granada berhasil
direbut mereka.
Kesatuan Spanyol pada waktu itu kurang utuh bila dibandingkan Perancis dan
Inggris karena ada konflik Ras, agama, bahasa dan perasaan kebangsaan lokal.
b.
Portugal
Cikal bakal negara nasional Portugal merupakan Subvasal dari kerajaan Leon
Castillia (Spanyol). Pada abad 14 yaitu tahun 1385 tentara Portugal dibantu Inggris
memerangi Kerajaan Castilia dan kalah sehingga ambisi untuk menaklukan Portugis
terhenti.
c.
Inggris
Nasionalisme Inggris tumbuh sejalan dengan pertentangan antara kaum bangsawan
(Inggris) dan Raja Inggris (asal Perancis). Terjadi perang 100 tahun antara tahun
1337-1453 antara Raja Perancis melawan Vasalnya (raja Inggris) berakhir dengan
lenyapnya daerah raja Inggris di Perancis.
Era baru Inggris terjadi pada masa raya Henry VII Tudor. Ia Raja yang dapat
memahami dan menghayati aspirasi rakyat Inggris. Keturunannya yaitu Henry VIII
dan Elizabeth I dapat membawa Inggris pada suatu kedudukan yang sama dengan
negera Eropa lainnya.
Dalam perang armada tahun 1588 melawan Spanyol, Inggris bersekutu dengan
Belanda dan unggul. Sejak itu kekuasaan maritim Inggris terus berkembang.
d.
Prancis
Negara Nasional Prancis dirintis sejak Lous IX dari dinasti Capet abad 13 yang
berhasil memperluas Royal Domein meliputi separuh dari wilayah Prancis. Namun
ada salah satu masalah yaitu pertikaiannya dengan Vasalnya yang kuat yang
sekaligus adalah raja Inggris.
Perang 100 tahun melawan Inggris yang telah disinggung di atas telah
menumbuhkan sentimen nasional di Prancis.
Kematian seorang pahlawan wanita Prancis bernama Joan dArc ( Jeanne dArc) pada
tahun 1431 telah menjadi faktor pemersatu.
Pada mulanya perang bercorak perang feodal berakhir menjadi perang nasional.
e.
Belanda
Yang dimaksud Belanda pada waktu itu meliputi Belanda selatan (Belgia) dan
Belanda Utara (negeri Belanda sekarang). Kota-kota merdeka (city states)
merupakan unit-unit politik yang independen meliputi 17 propinsi antara lain
Antworpen, Brussel, Rotterdam, Utrech dan seterusnya.

Pada masa pemerintahan Phillip II (1556-1598) menggantikan ayahnya yaitu


Charles X Habsburg, Spanyol mengalami kejayaan dan wilayahnya termasuk
Belanda dan Austria.
Ia menganggap Belanda sebagai satelit Spanyol dan harus dimanfaatkan untuk
kepentingan Spanyol. Iapun anti protestan yaitu agama yang dianut sebagian besar
orang Belanda Utara. Maka pada tahun 1567 timbul pemberontakan terhadap
kekuasaan Spanyol. Pada tahun 1580 Spanyol menutup pelabuhan Lisabon bagi
pedagang Belanda (Apa dampaknya bagi Belanda?). Tahun 1581 Belanda Utara
memproklamirkan diri sebagai Republik, namun tidak diakui oleh Spanyol baru pada
tahun 1648 Spanyol mengakui Republik Belanda.
Revolusi Industri
Apakah di lingkungan sekitar tempat tinggal Anda terdapat kegiatan industri/pabrik?
Pernahkan Anda mengamati kegiatan industri? kalau ya, berapa jumlah tenaga
kerjanya. Apakah kegiatan tersebut menggunakan tenaga kerjanya. Apakah
kegiatan tersebut menggunakan mesin modern atau alat yang masih tradisional?
Revolusi industri bukanlah suatu proses yang terjadi secara mendadak, melainkan
melalui proses sejarah yang tejadi sebelumnya.
Pengertian Revolusi Industri merujuk pada 2 hal yakni:
a.
Perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris
ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah
menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari
penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin.
b.
Revolusi Industri ditandai dengan akibat-akibatnya yang revolusioner dalam
kehidupan ekonomi, politik dan sosial.
Bagaimana keadaan sosial ekonomi di Inggris maupun Eropa pada umumnuya
sebelum revolusi industri?
Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh sistem feodalisme yang
mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia (pertanian tertutup)
Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia
lainnya) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang
Islam abad ke 8 sampai abad ke 14.
Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur
hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia
yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem.
Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri
rumahan (home industry). Dari kegaitan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan
dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari
pemerintah.
Gilda hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang
diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-lain.
Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di
Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan hausa adalah untuk
bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan

pasukan sendiri.
Pernahkan Anda memikirkan mengapa revolusi industri justru muncul pertama kali
di Inggris? Latar belakang yang mendorong munculnya revolusi industri di Inggris
yaitu:
I.
Faktor Ekstern:
Terjadinya revolusi ilmu pengetahuan abad 16 dengan munculnya para ilmuwan
seperti Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus, Isaac Newton dan
lain-lain.
Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu:
a. The Royal Society for Impjroving Natural Knowledge
b. The Royal Society of England (1662)
II.
Faktor Intern:
1. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
2. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilik modal
3. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
4. Inggris, memiliki jajahan yang luas
5. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi
mutunya.
6. Mulai muncul paham ekonomi liberal
7. Munculnya revolusi agraria yaitu perubahan sangat cepat dalam penataan tanah
dengan berlakunya metode baru dalam pertanian yaitu dengan
- pemagaran dan pengelolaan yang terus- menerus
- pemupukan
- Irigasi
8. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan. Di Inggris
banyak berdiri ko ngsi dagang seperti : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan
Massachussets Bay Co.
Revolusi industri di Inggris digerakkan oleh para inovator/penemu teknologi yaitu
mesin, tenun, mesin uap dan alat transportasi antara lain melalui tokoh-tokoh
sebagai berikut:
a. John Kay menemukan kumparan terbang tahun 1733
b. James Hargreaves menemukan alat pemintal disebut Spinning Jenney tahun
1765. Jenney adalah nama isterinya.
c. Richard Arkwright dan John Kay menemukan alat tenun yang dapat
bekerja secara otomotif pada tahun 1769.
d. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785
e. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796

James Watt - Penemu Mesin Uap


Atas hasil temuannya James Watt sering digelari sebagai Bapak revolusi industri walaupun
sebenarnya penemuannya merupakan penyempurnaan dari mesin uap hasil penemuan Thomas
New Comen tahun 1712
Penemuan berikutnya tidak hanya di bidang mesin produksi tekstil saja tetapi juga alat
transporttasi darat, laut dan udara, elektronika yaitu pesawat telepon, telegraph dan radio serta
bidang kimia. Penemuan tidak hanya di Inggris melainkan juga merambah ke negara lain seperti
Perancis, Italia, Belanda, Jerman, Amerika Serikat dan seterusnya.
Untuk sampai pada tingkat industri modern, pembuatan barang-barang dimulai dari tingkat
kerajinan yang secara bertahap berkembang sebagai berikut:
a. Domestic sistem (kerajinan rumah tangga), cirri-cirinya adalah:
- pengrajin membuat barang-barang di rumah masing-masing dan dikerjakan secara manual.
- menggunakan alat produksi yang masih trasidional milik sendiri.
- hasil produksi dijual kepada pengusaha
b. Industri manufaktur
- pekerja bekerja di rumah majikan dengan alat produksi yang masih digerakkan dengan tenaga
manusia
- jumlah pekerja sekitar 10 orang
- rumah majikan berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat bekerja sekaligus tempat berjualan.
c. Factory system
- memproduksi barang-barang secara masal
- menggunakan mesin
- tempat berproduksi di kawasan industri terpisah dengan tempat tinggal dan tempat penjualan
barang
Industrialisasi berkembang pesat di Inggris buktinya jika pada abad 17 Inggris mengimpor bahan
katun dari India yang disebut Kaliko maka setelah revolusi industri India berbalik mendatangkan
kain buatan Inggris. Pada tahun 1851 ratu Victoria membuka pameran mesin-mesin.
Setelah revolusi industri berkembang pesat, adakah dampaknya bagi umat manusia?
Dampak revolusi industri bagi umat manusia terasa dalam berbagai bidang, yaitu :
1. Munculnya industri secara besar-besaran.
2. Peningkatan mutu hidup, hidup menjadi lebih dinamis, manusia bisa menciptakan berbagai

produksi untuk memenuhi kebutuhannya.


3. Harga barang menjadi murah. Mengapa bisa murah? Coba bayangkan berapa ongkos
produksi sehelai baju yang diproduksi dengan mesin dibandingkan produksi dengan alat-alat
tradisional!
4. Meningkatnya urbanisasi ke kota-kota industri
5. Berkembangnya kapitalisme modern
6. Golongan kapitalis mendesak pemerintah untuk menjalankan imperialisme modern.
Kapitalisme merupakan aliran di bidang ekonomi yang berpendapat bahwa untuk meningkatkan
pendapatan perlu ditunjang dengan jumlah modal/kapital yang banyak yang ditanamkan dalam
berbagai usaha. Pada kapitalisme kuno, kapitalis (pemilik modal) yang kaya raya hanya
merupakan pedagang perantara yang berkembang misalnya di Italia antara abad XIII XIV di
kota-kota dagang seperti Venesia, Genoa dan lain-lain. Kapitalisme modern muncul sejak
revolusi industri, kapitalis merupakan produsen dan sekaligus pedagang dan distributor.
Sebagai produsen mereka membutuhkan bahan mentah maupun bahan baku untuk industri serta
pasar. Mereka mendesak pemerintah untuk mencari tanah jajahan guna memenuhi kebutuhan
bahan mentah dan pasar tersebut sehingga lahirlah imperialisme modern.
Imperialisme berasal dari kata imperare artinya memerintah/menguasai. Daerah kekuasan
disebut imperium. Imperialisme adalah paham yang bertujuan menguasai daerah lain untuk
dijadikan wilayah kekuasaannya. Semakin luas daerah yang dikuasai semakin kuat dan
masyhurlah negara dan rajanya. Imperialisme dibedakan menjadi imperialisme kuno dan
modern.
Imperialisme kuno berlangsung sejak penjelajahan samudra oleh Spanyol dan Purtugis akhir
abad15 dan 16 semboyan imperialisme kuno adalah 3G gold (mencari kekayaan yang berupa
emas), gospel (menyebarkan agama Nasrani), glory (kejayaan negara dan raja)
Imperialisme modern berkembang sejak revolusi industri abad 18. Motivasi imperialisme
modern bertumpu pada industrialisasi. Empat faktor pendorong imperialisme modern yaitu:
1. berkepentingan dengan penanaman modal (investasi)
2. memasarkan hasil industri
3. memperoleh bahan baku
4. kelebihan penduduk Eropa
Pelopor imperialisme modern yaitu Inggris disusul negara Eropa lainnya. Selain hal-hal yang
telah diuraikan di atas adalah dampak negatif dari revolusi industri khususnya bagi Inggris?
Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah
menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan.
Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris melahirkan aliran
sosialisme dan revolusi sosial yang ditandai dengan keluarnya undang-undang berikut ini:
1. Catholic Emancipation Bill (1829) menetapkan hak yang sama bagi umat protestan dan
katolik untuk menjadi pegawai negeri dan anggota parlemen . Sebelumnya berlaku Test Act sejak
tahun 1673 yang melarang umat katolik menjadi pegawai negeri dan anggota Parlemen, sehingga
mereka banyak yang pindah terutama ke Amerika
2. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.
3. Factory Act (1833) yang menetapkan:
a. Anak-anak yang berusia 9 tahun tidak boleh dipekerjakan sebagai buruh perusahaan dan
tambang.
b. Anak-anak di atas usia 9 tahun boleh bekerja 9 jam sehari dengan 2 jam mendapat
pendidikan dari majikan.

Pada tahun 1842 muncul undang-undang yang melarang kaum wanita dan anak-anak untuk
bekerja di perusahaan tambang. Mengapa demikian? karena keadaan yang menyedihkan seperti
pada gambar 1.6 di samping mereka bekerja di lorong-lorong pertambangan yang gelap di bawah
tanah dengan badan dirantai. Bekerja lebih dari 10 jam per hari dengan gaji rendah.
4. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis dan penganggur agar tidak
berkeliaran. Bantuan bagi yang berusia lanjut serta perawatan bagi penganggur dan pengemis
yang cacat atau sakit.
Revolusi Perancis
Meletusnya revolusi Perancis tidak dapat dilepaskan dari praktek pemerintahan yang absolut
yang berlangsung hampir di seluruh Eropa. Absolutisme pada mulanya diajarkan oleh seorang
pemikir asal Frorence, Italia yang bernama Niccolo Machiavelli (1469-1527). Dalam bukunya
berjudul Il Principe yang berarti Sang raja, Machiavelli menjelaskan bahwa dalam
memerintah, seorang raja boleh bertindak/berkuasa tanpa batas terhadap negara, harta dan
rakyatnya asalkan untuk kejayaan negara tersebut.
Pemikiran Machiavelli ini tak dapat dipisahkan dari latar belakang hidupnya di Italia yang pada
waktu itu sulit bersatu. Italia termasuk negara Eropa yang baru terbentuk sebagai negara
kesatuan seperti sekarang ini pada tahun 1861.
Pandangan Machiavelli ini banyak dilakukan oleh raja-raja pada waktu itu. Mereka bertindak
tanpa batas yang menyebabkan penderitan bagi rakyatnya namun hanya untuk kepentingan diri
dan lingkungan istana. Reaksi terhadap kesewenang-wenangan raja itulah yang menyebabkan
revolusi Perancis seperti uraian berikut ini.
A. Sebab-sebab Revolusi Perancis
1. Pemerintahan monarkhi absolut.
Pemerintahan absolut di Perancis diawali pada masa raja Henry IV Navare 1589-1610
dilanjutkan oleh Louis XIII sejak 1610-1643. Lous XIII didampingi Perdana Menteri Richellieu
yang menyatakan raja tak akan membagi otoritasnya dengan siapapun juga, termasuk para
bangsawan tinggi. Selain itu juga Perdana Menteri Kardinal Mazaru. Pengganti Louis XIII
adalah Louis XIV yang memerintah paling absolut selama 72 tahun (1643-1715). Dalam
memerintah, raja didampingi Perdana Menteri Kardinal Mazarin dan Menteri keuangan bernama
Colbert. Masih ingatkah Anda apa yang dimaksud Colbertisme dalam uraian merkantilisme di
depan?
Ciri-ciri pemerintahan Louis XIV adalah :
- Bergelar raja matahari (Le Roi Soleil)
- Menganggap dirinya wakil Tuhan di dunia (Le Droit Devine) sehingga rakyat harus tunduk.
- Semboyan negara adalah saya (Letat Eest Moi)
- Membangun istana Versailles yang megah seperti gambar di bawah ini.
Memerintah
tanpa konstitusi (UUD)
- Tidak ada pengawasan dari Parlemen karena Dewan Perwakilan Rakyat sudah dibubarkan
oleh Lous XIII.
- Tidak ada kepastian hukum bagi seluruh warga dengan mudah orang yang dicurigai diberi
surat penangkapan (lettre de cachet) dan di penjara.
- Tanpa anggaran belanja yang pasti sehingga raja dan kerabat istana hidup berfoya-foya.
Raja berikutnya adalah Louis XV yang memerintah tahun 1715-1774. Pada masa
pemerintahannya muncul banyak kritik dari para pemikir modern28 sejak tahun 1774 Louis XVI
memerintah sampai terjadinya Revolusi perancis 1789.

Selain keadaan pemerintahan yang buruk, bagaimana keadaan sosialnya? Anda dapat memahami
kondisi sosial di Perancis melalui uraian berikut.
2. Keadaan masyarakat feodalis
Sebelum meletusnya Revolusi Perancis tanggal 14 Juli 1789 masyarakat Perancis digolongkan
menjadi 4 bagian yakni Raja dan bangsawan, Gerejawan kaum borjuis dan rakyat jelata yang
pada umumnya adalah petani. Masing-masing golongan mempunyai hak dan kewajiban yang
berbeda.
- Terjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosial Berbagai jenis pajak yang harus dibayar
rakyat antara lain pajak tanah (taille), gandum (gabele), anggur (aide), penangkapan ikan dan
lainlain. Rakyat dijadikan tunggangan danmemikul beban bagi kehidupan kaum bangsawandan
gerejawan seperti tampak pada gambar kartun di samping Selain tekanan ekonomi masyarakan
juga dihantui oleh berbagai hukuman
- Golongan Gereja memiliki hak istimewa antara lain memungut pajak dari rakyat.
- Golongan borjuis umumnya adalah penduduk kota, terdiri dari pedagang kaya, pemilik
modal yang banyak dibebani berbagai macam pajak.
- Rakyat jelata umumnya adalah petani-petani Rerancis waktu itu bertugas menggarap tanah
milik golongan I (raja dan bangsawan) dan II (gerejawan). Mereka tidak dianggap dalam struktur
masyarakat, tak memiliki hak pribadi sebagai manusia yang ada kewajiban.
Terjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosial
Berbagai jenis pajak yang harus dibayar rakyat antara lain pajak tanah (taille), gandum (gabele),
anggur (aide), penangkapan ikan dan lain-lain. Rakyat dijadikan tunggangan dan memikul beban
bagi kehidupan kaum bangsawan dan gerejawan seperti tampak pada gambar kartun di bawah
Selain tekanan ekonomi masyarakan juga dihantui oleh berbagai hukuman
Bagaimanakah reaksi masyarakat terhadap kehidupan yang diatur secara absolut dengan sistem
masyarakat Feodalis yang buruk? Pada abad 17- 18 muncullah pendapat para ahli fikir yang
menganut aliran Rationalisme dan Romantisme yang mendorong gerakan menentang raja-raja
absolut seperti yang dapat Anda pelajari pada uraian selanjutnya.
3. Munculnya pendapat dari ahli pikir
- John Locke (1632-1704) dari Inggris. Ia menginginkan sebuah negara berbentuk kerajaan
yang dibatasi Undang-undang Dasar (monarkhi Konstitusi). Ia juga membagi kekuasaan menjadi
tiga bagian yakni legislatif (pembuat Undang-undang) eksekutif (pelaksana Undangundang dan
Federatif (hubungan internasional)
- Montesquieu 1689-1755 dari Perancis. Pendapatnya disebut Trias Politika karena membagi
kekuasaan menjadi 3 lembaga yang terpisah yaitu legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif
(pelaksana undang-undang) dan yudikatif (mengawasi pelaksanaan undangundang). Menurut
Anda apakah sistem kekuasan di Indonesia menerapkan terori Montesquieu?
Montesquieu
- Voltaire 1694-1778 dari Perancis. Kritikan Voltaire sangat tajam terhadap pemerintahan
absolute. Ia meperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan pribadi, agama dan mengeluarkan
pendapat (Liberte entiere de la personne, .. de la religion, de la presse)
- Jean Jacques Rousseau 1712-1778, seorang pemikir Perancis. Dalam buku du Condtract
Sosial yang artinya: Perjanjian Masyarakat, Rousseau mengatakan bahwa menurut kodratnya,
manusia itu sama dan merdeka dalam mengatur kehidupannya. Masyarakat mengadakan
perjanjian untuk membentuk pemerintahan yang menyelenggarakan ketertiban bagi masyarakat
sehingga terjamin haknya. Jadi raja yang memerintah itu memegang kedaulatan dari rakyat.
Sehingga dalam memerintah harus mendengarkan suara rakyat, karena suara rakyat adalah suara

Tuhan (Vox Populi, Vox Dei) Gagasan Rousseau melahirkan paham demokrasi modern (dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat).
Faktor-faktor yang mendorong bangsa-bangsa Eropa melakukan penjajahan:
1. Semangat penakluk (reconquista) terhadap orang-orang yang beragama islam.
2. Jatuhnya Konstantinopel, ibu kota imperium Romawi Timur ke tangan Dinasti Usmani
(Ottoman) Turki yang berada di bawah Sultan Muhammad II (1451-1481) pada 1453.
3. Adanya rasa ingin tahu akan alam semesta, keadaan geografi, bangsa-bangsa.
4. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah.
5. Kisah penjelajahan Marcopolo (1254-1324), seorang pedagang dari Venesia, Italia, ke Cina
yang dituangkan dalam buku Book of Various Experiences.
6. Ingin mendapatkan kekayaan sebanyak-banyaknya.
1. Penjelajahan Bangsa Portugis

Diawali dengan penjelajahan Prince Henry (1394-1460) yang menjelajah pantai barat Afrika.
Dan memperoleh emas dari Afrika dan menjadikan jalur Portugal dan pantai Afrika Barat
sebagai jalur perdagangan mereka.
Pada 1487, Baroomeus Dias mencapai ujung selatan Afrika Selatan (Tanjung Harapan).
Kemudian diteruskan oleh seorang marinir Portugal bernama Vasco da Gama.
Pelabuhan-pelabuhan penting yang dikuasai bangsa Portugis akhirnya diserahkan pada
kekuasaan takhta Portugis. Ekspedisi Pedro Alvares Cabral ke Brazil pada 22 April 1500 merintis
kekuasaan bangsa Portugis atas wilayah Amerika Selatan.
Para penguasa dan pedagang lokal di daerah yang didatanginya dan yang tidak mau tunduk pada
Portugis diserang dan ditaklukkannya. Demikian juga dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya yang
semula dikuasai para pedagang Islam dari Arab, India, Melayu, Maluku, dan Malaka ditaklukkan
dan dikuasai Portugis. Pelabuhan Malaka direbut pada 1511. Pelabuhan-pelabuhan di Maluku
sebagai pusat penghasil rempah-rempah, dikuasai Portugis 1512.
Dengan penguasaan langsung daerah-daerah yang ditaklukkannya maka negara Portugis mulai
merintis politik imperialisme, yaitu politik untuk menjadikan daerah yang dilakukannya sebagai
bagian dari imperium seberang lautan Portugis, dengan dikuasai langsung oleh pemerintah pusat
di ibu kota Lisabon, Portugis.
2. Penjelajahan Bangsa Spanyol
Bangsa Spanyo menyusul bangsa Portugis melakukan penjelajahan dunia dan menjadi pelopor
kolonialisme. Antara 1492-1502, Christopher Colombus (1451-1506) melakukan empat kali
pelayaran ke Amerika dan menemukan Kepulauan Karibia.

Niat untuk mencari jalur pelayaran ke Asia terus dilakukan oleh bangsa Spanyo. Penguasa
Spanyol, Charles V, menugaskan Ferdinand Magellan (1480-1521) untuk menemukan jalur
langsung ke kepulauan Maluku sebagai pusat penghasil rempah-rempah. Pelayaran Magellan
berpengaruh besar bagi dunia ilmu pengetahuan dan membuktikan teori Colombus bahwa dunia
ini bulat.
Penjelajahan bangsa Spanyo ke benua Amerika diikuti dengan penaklukan dan kolonisasi.
3. Penjelajahan Bangsa Belanda
Bangsa Belanda menyusul bangsa Portugis dan Spanyo melakukan penjelajahan dunia sampai ke
Kepulauan Indonesia. Pertengahan abad ke-16, Belanda sedang bersaing dengan bangsa Portugal
dan Spanyol. Belanda di bawah jajahan Spanyo berusaha untuk merdeka.
Para perualang Belanda beruntung karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa
Portugis di Asia dan Indonesia dari Jan Hugyen van Linschoten, orang Belanda yang ikut
bersama orang-orang Portugis ke Indonesia. Tiga buah kapal di antaranya, mampu mencapai
pelabuhan Banten pada 1596.
B. Pertemuan Awal Bangsa Indonesia dengan Bangsa Eropa
1. Pertemuan Bangsa Indonesia dengan Bangsa Portugis
a. Pertemuan Di Goa dan Malaka
Pertemuan bangsa Indonesia dengan bangsa Portugis (sebutan untuk bangsa) sebenarnya bukan
hanya terjadi saat Portugal (sebutan negara) menaklukkan Malaka pada 1511, melainkan sejak
Vasco da Gama tiba di India pada 1497 dan sejak Diego Lopez Sequeira tiba di Malaka pada
1509.
Demikian juga para pedagang Indonesia menyaksikan kedatangan armada laut Alfonso de
Albuquerque (1459-1511) di Goa India dan merebut kota pelabuhan tersebut pada 1510. Para
pedagang Indonesia di Malaka serta pemerintahan Kerajaan Malaka tidak menyangka bahwa
serangan ke Goa bukan yang terakhir. Ketika pasukan Albuquerque menyerang Malaka Apri
1511, Malaka tidak siap menghadapinya.
Dengan jatuhnya Malaka, para pedagang Indonesia merasa terancam oleh monopoi perdagangan
yang diterapkan bangsa Portugis di pelabuhan tersebut. Keunggulan teknologi meriam bangsa
Portugis yang meliputi teknik pelayaran dan militer segera dipelajari oleh bangsa Indonesia.
b. Pertemuan di Maluku
Setelah Malaka direbut, bangsa Indonesia mengetahui bahwa tujuan kedatangan bangsa Portugis
ke Indonesia adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah sekaigus menguasai daerah
penghasilnya.
Kerajaan yang melakukan kerja sama dengan bangsa Portugis adalah Hitu dan Ternate. Namun,
kerja sama menjadi tegang karena Potugis melakukan kristenisasi terhadap kerajaan yang
beragama Islam dan adanya sikap orang-orang Portugis yang seringkali tidak menghormati adat
istiadat setempat.
Sikap gigih menentang Portugis terus dipertahankan oeh rakyat Ternate terutama setelah
tampilnya Sultan Baabullah (1570-1583) dan putranya Sultan Said. Bangsa Indonesia di Maluku
diperkenalkan dengan agama Katolik oleh bangsa Potugis. Indonesia juga diperkenalkan budaya
Portugis.

2. Pertemuan Awal bangsa Indonesia dengan Bangsa Belanda


a. Pertemuan di Jawa
Setelah bersaing dengan bangsa Portugis, bangsa Indonesia juga harus berhadapan dengan
bangsa Eropa lainnya, yaitu bangsa Belanda. Oleh karena bersikap kasar dan melakukan
penghinaan terhadap penduduk di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahinya, dia kehilangan
banyak awak.
b. Pertemuan di Maluku
Petualang dari Belanda akhirnya datang juga di Maluku. Akibat dari kekayaan rempah-rempah
yang dimilikinya, warga Maluku harus menerima banyak kapal dagang Belanda, baik yang
berminat untuk berdagang ataupun yang ingin menguasai sumbernya.
C. Munculnya dan Berkembangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
1. Jatuhnya Jaringan Perdagangan Islam di Indonesia
Jaringan perdagangan Indonesia, terutama yang diperlopori oleh para pedagang Islam,
mengalami kehancuran akibat monopoli perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Portugis dan
Belanda.
Hak octrooi yang diberikan kepada VOC yaitu:
a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan.
b. VOC memperoleh hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri.
c. VOC dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia.
d. VOC berhak mengadakan perjanjian.
e. VOC berhak memaklumkan perang dengan nama lain.
f. VOC berhak menjalankan kekuasaan kehakiman.
g. VOC berhak mengadakan pemungutan pajak.
h. VOC berhak memiliki angkatan perang sendiri.
i. VOC berhak mengadakan pemerintahan sendiri.
Akibat hak-hak monopoli yang dimilikinya, VOC bisa memaksakan kehendaknya pada
perusahaan-perusahaan perdagangan Indonesia. Untuk mempertahankan monopoli
perdagangannya, kekuatan militer pun ditingkatkan.
VOC mengalami kemunduran yang disebabkan: merajalelanya korupsi pada para pegawai VOC
kuatnya persaingan di antara kongsi-kongsi perdagangan lain terlalu banyak biaya untuk
menumpas berbagai pemberontakan rakyat dan meningkatnya kebutuhan untuk gaji pegawai
VOC.
Menuru Ricklefs, kemunduran VOC disebabkan:
Meskipun VOC merupakan organisasi milik Belanda, tetapi sebagian besar anggotanya
bukanlah orang Belanda. Para petualang, gelandangan, penjahat, dan orang-orang yang bernasib
jelek dari seluruh Eropalah yang mengucapkan sumpah setia pada VOC. Ketidakberdayagunaan,
ketidakjujuran, nepotisme, dan alakoholisme tersebar luas dikalangan anggota VOC.
Hal itu pula yang melatarbelakangi sikap operasional VOC terhadap bangsa pribumi yang
cenderung kejam, sewenang-wenang, dan tanpa kompromi.
2. Indonesia pada Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels (1808-1811)
Indonesia yang terletak jauh dari kawasan Eropa ternyata pernah menjadi bagian dari konflik

antarnegara Eropa. Pemerintah Kerajaaan Belanda yang sudah menjadi bagian dari Imperium
Prancis harus berhadapan dengan Inggris, musuh Napoleon Bonaparte yang belum dapat
ditaklukkan.
Sementara itu, di Indonesia, kedudukan Belanda yang sudah jatuh ke Prancis sangant terancam.
Untuk kepentingan perang Prancis dengan Inggris, bangsa Indonesia harus menghadapi
penderitaan di bawah pemerintahan Daendels. Untuk membiayai proyek tersebut, rakyat
dibebani dengan pajak-pajak tertentu yang cukup besar. Dengan demikian, sistem wajib
penyerahan model VOC diteruskan oleh Daendels.
Kehidupan keraton di Jawa juga terancam akibat ulah Daendels. Demikian juga dengan
intervensinya terhadap kehidupan di Yogyakarta yang menimbulkan keresahan di kalangan
keraton.
3. Indonesia pada Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles (1811-1816)
Serangan terhadap kekuasaan Imperium Prancis di Indonesia terbukti pada 1811. Pada 8 Agustus
1811, 60 kapal Inggris melakukan serangan ke Batavia. Akhirnya Batavia dan daerah-daerah
sekitanya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811.
Mungkin tidak disadari bahwa pada masa penjajahan Inggris wilayah Indonesia secara ekonomis
dan politis pernah bersatu dengan wilayah India. Raffles lebih bersifat liberal dalam menjalankan
pemerintahannya.
Beberapa tindakan Raffles:
a. Menghapuskan sistem kerja paksa (rodi), kecuali untuk daerah Priangan dan Jawa Tengah;
b. Menghapuskan pelayaran hongi dan segala jenis tindak pemaksaan di Maluku;
c. Melarang adanya perbudakan;
d. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan hasil bumi;
e. Melaksanakan sistem landrente stelsel (sistem pajak bumi), dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Membagi Pulau Jawa menjadi 16 Keresidenan;
b) Mengurangi kekuasaan para bupati;
c) Menerapkan sistem pengadilan dengan sistem juri.
Raffle menggambarkan dirinya sebagai seorang pembaru yang hebat(dalam buku History of Java
yang ditulisnya).
D. Perubahan Ekonomi, Demografi, dan Sosial Budaya da Berbagai Daerah pada Masa Kolonial
1. Perubahan Ekonomi
Setelah kekuasaan Inggris berakhir, Indonesia kembali dikuasai oleh Belanda. Setelah mendapat
kritikan dari kaum humanis dan kaum demokrat di negeri Belanda dan di Hindia Belanda,
akhirnya Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870.
Akibat dari dilaksanakannya Sistem Ekonomi terbuka bangsa-bangsa diluar Belanda, seperti
Inggris, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang berdatangan ke Indonesia. Dengan
adanya Sistem Ekonomi Terbuka, perkebunan di Jawa dan Sumatra berkembang dengan pesat.
Dengan demikian, eksploitasi terhadap penduduk pribumi tetap berjalan, walaupun dengan
menggunakan sistem ekonomi modern, Sistem Ekonomi Terbuka. Pada 1881, pemerintah
kolonial Belanda mengeluarkan Koelie Ordonantie yang mengatur para kuli.
Kuli Ordonantie mendapat kecaman dari Amerika Serikat. Masuknya bangsa Eropa ke perairan
Indonsesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke daerah pedalaman. Dengan

feodalisme, rakyat pribumi, terutama di wilayah-wilayah pedesaan, dipaksa untuk tunduk dan
paruh terhadap para tuan tanah Belanda dan Timur Asing yang dijaga oleh para centeng penguasa
lokal/pribumi.
Penderitaan penduduk Indonesia dikritisi oleh kaum humanis Belanda. Menurut Van Devender
ada tiga cara untuk menyehatkan, mencerdaskan dan memakmurkan rakyat Indonesia, yakni
memajukan pengajaran (edukasi), memperbaiki pengairan (irigasi), dan melakukan perpindahan
penduduk (transmigrasi). Gagasan ini disebut Politik etis.
Pada awalnya, pemerintah Belanda tidak langsung menerima gagasan Van Deventer, tetapi
lambat laun dijalankan juga. Meskipun hasil Politik Etis lebih diarahkan untuk kepentingan
kolonial Belanda, sebagian rakyat Indonesia memperoleh manfaat.
2. Komersialisasi Ekonomi dan Perubahan Sosial di Pedesaan dan Perkotaan
Setelah Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870, pemerintah kolonial menerapkan sistem
ekonomi baru yang lebih liberal. Dalam sistem perburuhan dikeluarkan aturan yang ketat.
Walaupun Wajib kerja dihapuskan sesuai dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial
menetapkan pajak kepala pada 1882. Di bidang ekonomi, penetrasi kapitalisme sampai pada
tingkat individu, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
3. Perubahan Demografi
a. Pendidikan dan Mobilitas Sosial di Berbagai Daerah
Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19 menggunakan sistem yang
diselenggarakan oleh organisasi agama Kristen, Katolik, dan Islam.
Sistem Pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren dengan kurikulum yang terbuka
serta staf pengajar yang berasal dari para kiai. Bersamaan dengan berkembangnya sistem
pendidikan pesantren berkembang pula sistem pendidikan Barat.
Sistem pendidikan yang dijalankan pemerintah kolonial menggunakan sistem Barat dengan
menyediakan tempat berupa sekolah, kurikulum serta guru dengan jadwal teratur. Bahasa yang
digunakan dalam sekolah gubernemen adalah bahasa Sunda, Jawa, Madura atau Melayu,
bergantung dari asal lokasi sekolah tersebut.
Antar 1873-1883 dicipai kemajuan dalam bidang pendidikan yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah siswa dan guru.
Menurut Sartono Kartodirjo, perkembangan pendidikan abad ke-19 dipengaruhi oleh
kecenderungan politik dan budaya:
1) Pengajaran bersifat netral dan tidak didasarkan atas agama tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh
paham humanis dan liberalis di negara Belanda.
2) Bahasa pengantar diserahkan kepada sekolah masing-masing sesuai kebutuhan. Misalnya, jika
murid pribumi menghendaki bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya, sekolah harus
memenuhinya.
3) Sekolah-sekolah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan praktis pekerjaan kejuruan.
4) Sekolah pribumi diarahkan agar lebih berakar pada kebudayaan setempat. Oleh karena itu,
bahasa daerah dijadikan sebagai bahasa pengantar.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pangreh praja (birokrasi pemerintah), didirikan
hoofdenschool di Bandung, Magelang, Probolinggo, dan Tondano pada 1878. Di tingkat
perguruan tinggi didirikan sekolah pertanian di Bogor, sekolah dokter hewan di Surabaya,
sekolah bidan di Weltervreden, dan sekolah mantri cacar di Jakarta yang kemudian berubah

menjadi Sekolah Dokter Jawa.


Memasuki abad ke-20, sejarah Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya orang terpelajar
yang mendapat pendidikan Belanda.
b. Mobilitas Penduduk pada Akhir Abad Ke-19 dan Awal Abad Ke-20
Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan penduduk dari satu daerah ke daerah
lain.
Sebab-sebab terjadinya:
1) Sistem ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah kolonial melalui Tanam Paksa serta sistem
kapitalisme menurut Undang-Undang Agraria pada 1870 mengakibatkan terjadinya mobilitas
tenaga kerja dari tempat tinggal mereka ke daerah perkebunan, baik yang berada dalam satu
pulau maupun antar pulau.
2) Dibangunnya jaringan jalan raya, jalan kereta api, serta perhubungan laut dengan
menggunakan kapal api.
3) Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pada akhir abad ke19 lahirlah kotakota baru di pedalaman serta pesisir pantai.
4) Pembangunan pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk .
4. Kehidupan Keagamaan dan Sosial Budaya
a. Kebijakan Pemerintah Kolonial terhadap Kehidupan Agama
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia berkaitan dengan penyebaran dua aliran besar
agama yaitu, Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Kedatangan agama Protestan di Indonesia
dibawa oleh para Zending atau penyebar Protestan, terutama orang-orang Belanda yang
tergabung dalam Nederlandsch Zendelings Genootschap (NZG).
Pada Masa Kolonial, pemerintah Belanda mengeluarkan kebijaksanaan yang menghambat
perkembangan agama, terutama islam. Kebijakan di bidang sosial-budaya keagamaan dianggap
tidak membahayakan kedudukan pemerintah kolonial. Akibat dari kebijakan pemerintah kolonial
dalambidang keagamaan, terutama Islam, telah menimbulkan kebangkitan Islam yang ditandai
dengan munculnya pemikiran-pemikiran pembaruan dalam Islam.
b. Kedudukan dan Kehidupan Perempuan pada Masa Kolonial
Kedudukan kaum perempuan pada abad ke-19 masih rendah dibandingkan dengan kedudukan
laki-laki. Keterlibatan kaum wanita dalam pergerakan nasional pada mulanya hanya berupa
pergerakan sosial yang memperjuangkan kedudukan wanita dalam masyarakat.
Pergerakan emansipasi wanita dipelopori oleh R.A. Kartini, Dewi Sartika, Maria Walanda
Maramis. Pada abad ke-19, tradisi pembelengguan perempuan masih cukup kuat. Menurut
Wiriaatmadj, Tradisi pingitan tersebut lebih menonjol pada anak gadis dari golongan bangsawan
atau priyayi.
Setelah dibukanya daerah perkebunan menurut sistem ekonomi kapitalis, kegiatan prostitusi di
tempat itu makin marak. Penderitaan yang berat yang dialami kaum perempuan di perkebunan
semakin diperkuat oleh diberlakukannya peraturan yang dijalankan oleh pemerintah kolonial
Belanda.
Linda Crystanty menyatakan bahwa kedatangan para pria Eropa sebagai pemilik modal di daerah
perkebunan yang tidak diikuti istri-istri mereka berpengaruh terhadap kehidupan perempuan
pribumi di lingkungan perkebunan.

Versi materi oleh Triyono Suwito dan Wawan Darmawan

Berakhirnya Masa Kegelapan (Dark Age) di Eropa dengan munculnya era Renaissance
ternyata membawa malapetaka bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Hal ini
dikarenakan kemajuan yang dicapai oleh orang-orang Eropa dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi berdampak pada berkembangnya kolonialisme dan
imperialisme. Bangsa-bangsa Timur, termasuk Indonesia, adalah negara yang kaya
akan sumber daya alamnya sehingga menjadi daya tarik untuk dijadikan daerah koloni.
Untuk lebih jelasnya, pada bab ini, kalian akan melihat peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi di Eropa sampai dengan abad ke-19 dan pengaruhnya bagi perjalanan
kehidupan bangsabangsa di Dunia Timur. Dengan mempelajari hal tersebut, kalian
diharapkan mampu merekonstruksi tentang latar belakang dan proses perkembangan
perluasan kolonialisme dan imperialism bangsa-bangsa Eropa di bidang politik,
ekonomi dan ideologi.
1. Dominasi Gereja Katolik Eropa terhadap Segala Aspek Kehidupan
Pada rentang waktu akhir abad ke-4 sampai dengan awal abad ke-15, Eropa
mengalami Zaman Kegelapan (Dark Ages), masa ketika gereja memiliki kekuasaan
yang tidak tebatas, tidak hanya dalam urusan keagamaan, tetapi juga dalam sisi
kehidupan lainnya seperti, ilmu pengetahuan, urusan kenegaraan dan teoriteori tentang
alam. Dominasi gereja menjadikan manusia tidak memiliki gairah hidup, karena gereja
mendoktrin bahwa tugas manusia hanyalah berdoa dan berdoa untuk selalu ingat akan
kematian (momento mori), bahwa besok mereka akan mati.
Hal ini menjadikan kebebasan berpikir berdasarkan akal dan logika terabaikan, semua
kebenaran yang datangnya dari gereja harus diterima tanpa boleh dibantah, seperti
teori yang dikeluarkan oleh gereja yang mengatakan bahwa bumi ini datar dan
berujung, matahari mengelilingi bumi (geosentris). Puncak dari kekuasaan gereja yang
tidak terbatas (absolutely power) adalah dengan dikeluarkannya surat penebusan dosa
(indulgensia), setiap orang akan terbebas dari dosa setelah menyerahkan uang kepada
gereja untuk membeli surat tersebut.
Awal abad ke-15 Eropa memasuki sebuah fase baru yang mampu menggantikan
dominasi gereja dalam kehidupan, yang dikenal dengan sebutan abad Renaissance
(Kelahiran Kembali), maksudnya adalah lahirnya kembali peradaban Yunani dan
Romawi Kuno. Peradaban yang terjadi sekitar tahun 1500 SM, dengan ciri kehidupan
yang memberikan kebebasan berpikir kepada setiap orang untuk mengungkapan
pendapatnya terhadap fenomena-fenomena alam, sosial, dan politik.

Pada abad ini lahir filsuf-filsuf ternama seperti Plato, Socrates, Aristoteles, Descrates
dan lainnya. Adanya keinginan untuk kembali seperti masa peradaban Yunani dan
Romawi Kuno, mendorong keberanian untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi
gereja yang dianggap sudah tak masuk akal.
2. Penemuan-Penemuan Baru pada Masa Renaissance
Abad Renaissance ditandai dengan bermunculan sejumlah ilmuwan dan filsuf yang
menentang doktrin gereja terutama tentang ilmu bumi. Mereka menganggap bahwa
pusat dunia bukan lagi Tuhan, melainkan manusia. Manusialah yang berhak dan harus
menentukan masa depannya sendiri dan tidak menyerah pada takdir. Sebagai makhluk
yang berakal, seyogyanya manusia harus mampu menaklukkan dunia beserta isinya.
3. Konstantinopel Dikuasai oleh Kesultanan Usmani Turki
Pada tahun 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar Al-Fatih (Sang
Penakluk) menyerang Konstantinopel. Ibukota pun berpindah dari Andrianopel ke
Konstantinopel atau disebut juga Istambul yang berarti Tahta Islam. Dengan
dikuasainya Konstantinopel ini berarti berakhirlah riwayat kekaisaran romawi. Dengan
demikian, pusat perdagangan rempah-rempah di Instambul dikuasai oleh para
pedagang Islam.
Bagi masyarakat Eropa, rempah-rempah merupakan kebutuhan vital. Jatuhnya kota
Konstantinopel menyebabkan harga rempah-rempah melambung tinggi. Untuk itu ,
tidak ada jalan lain bagi bangsa-bangsa Eropa kecuali berusaha mencari barang
berharga itu (rempah-rempah) langsung dari sumbernya, yaitu Dunia Timur, khususnya
Maluku yang dikenal sebagai The Spice Island, nasib perdagangan orang-orang Eropa
bergantung pada Usmani.
Kota ini merupakan jalur perdagangan antara Timur dengan Barat, dan merupakan
gerbang pedagang Eropa untuk memasuki Asia. Adanya kontak perdagangan yang
baru ini, secara tak langsung membuka mata orang Eropa terhadap perkembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan kaum muslim. Dari sinilah terjadi silang kebudayaan
dan iptek.
Untuk selanjutnya, orang-orang Eropa banyak menyerapperadaban muslim untuk
dikembangkan di kampung halaman masing-masing. Dan, sekitar abad ke-16, orangorang Eropa mampu menjelajah hingga ke timur Asia dan membuka kolonikoloni
dagang di sana. Dikuasainya Konstantinopel, pusat perdagangan di sekitar laut tengah
dikuasai oleh para pedagang Islam sehingga para pedagang Eropa mengarungi
Samudera Atlantik dan Samudera Hindia yang belum dikuasai oleh kerajaan Islam.
Orang-orang Portugis mengalihkan rute pelayaran samudera dengan melewati pantai
barat Afrika,ujung Afrika, timur Afrika terus ke samudera Hindia dan sampailah ke
Malaka dan Maluku.Hasil pelayaran ini nanti diikuti oleh pelayar-pelayar lain dari

eropa.Inilah salah satu sebab awal terjadinya praktik kolonialisme dan imperialisme
bangsa-bangsa Eropa atas negerinegeri di Asia dan Afrika.
4. Semangat Gold, Gospel, and Glory dan Pencarian Rempahrempah
Latar belakang kedatangan orang-orang Eropa ke Dunia Timur juga didasari oleh
adanya semangat 3G, Gold, Glory, Gospel, yakni semangat mencari kekayaan ekomoni
(emas), kejayaan politik, dan menyebarkan agama Kristen. Reconguesta adalah
semangat penaklukan terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan mereka.melalui
Renconguesta semangat gospel semakin kuat hingga semangat penaklukan terhadap
orang-orang atau bangsabangsa yang menghalangi tujuan mereka.
Dalam hal ekonomi, bangsa-bangsa Barat memang membutuhkan barang-barang yang
tidak terdapat di negeri asalnya, dan itu adalah rempah-rempah. Rempah-rempah
seperti merica, lada, sangat diperlukan untuk kebutuhan dapur dan perut.
Rempahrempah ini merupakan bahan pengawet makanan, terutama daging hewan,
dan penghangat tubuh bagi mereka yang bermusim dingin dan salju. Di samping fungsi
biologisnya, ternyata rempah-rempah pun sangat berfungsi ekonomis yang bila
diperjualbelikan bisa menghasilkan keuntungan yang melimpah-ruah.
Setelah mengetahui bahwa Dunia Timur, terutama Asia Tenggara yang tropis,
merupakan gudang rempah-rempah, segeralah orang-orang Eropa berlomba-lomba
mendatanginya dan bila perlu mereka akan memonopoli perdagangan di daerah
tersebut lalu mendirikan kantor-kantor dagang yang dilengkapi oleh benteng militer dan
pasukan bersenjata. Mereka, yang tadinya membeli rempah-rempah tersebut dari
tangan kedua, yakni dari pedagang-pedagang Timur-Tengah, India, dan Cina, maka
berinisiatif untuk langsung datang saja ke tempat asal rempahrempah tersebut agar
harga pembelian lebih murah karena membeli langsung dari sumbernya.
Tak hanya Portugis dan Belanda, orang-orang Inggris dan Spanyol pun ikut serta dalam
persaingan menguasai Asia Timur, Indocina, dan Indonesia. Dengan menguasai salah
satu bandar (pelabuhan) maka bangsa Eropa akan menjual rempah-rempah tersebut di
pasaran internasional dengan harga tinggi.
5. Adanya Sejumlah Penjelajah Samudera yang Menemukan Rute Baru Jalur
Perdagangan
Adanya teori bahwa bumi ini bulat merangsang para pelaut dan pedagang untuk lebih
berani menjelajahi tempat-tempat yang asing. Seiring dengan perkembangan teknologi
perkapalan, muncullah sejumlah pelaut ulung yang dengan gagah-berani mengarungi
samudera dan lautan luas yang sebelumnya tak pernah dilalui pelaut atau pedagang
lain.
Banyak di antara mereka yang dibiayai oleh pihak kerajaan, dan bila mereka datang
dengan kabar gembira karena berhasil menemukan benua baru maka raja atau ratu
bersangkutan akan memberikan mereka hadiah dan kedudukan karena dianggap

berjasa telah membuat bangsa dan negaranya dikenal dan disegani bangsabangsa
Eropa lain.
Munculnya Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu paham kebijakan politik dan ekonomi suatu negara dengan tujuan
memupuk hasil kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan
kekuasaan untuk negara itu sendiri. Untuk mencapai tujuan itu muncullah semangat dari
beberapa Negara Eropa untuk mencari daerah jajahan. Beberapa negara merkantilisme di Eropa
misalnya: Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, dan sebagainya. Dengan didorong semangat
memupuk hasil kekayaan berupa emas sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan
kekuasaan bangsa Eropa kemudian berdatangan ke Nusantara. Kawasan Nusantara sejak dahulu
memang telah dikenal sebagai jamrud (tambang emas) kalulistiwa.
Revolusi Industri
Revolusi industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi
barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi mesin. Penggunaan mesin
dalam industri menjadikan produksi lebih efisien, ongkos produksi dapat ditekan, dan barang
dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat. Revolusi industri mula-mula muncul di Inggris.
Revolusi ini kemudian berkembang ke berbagai negara Eropa. Pada satu sisi revousi industri
telah membawa akibat yang sangat positif, namun di sisi lain, revolusi industri telah
menimbulkan masalah sosial. Masalah sosial yang muncul akibat adanya revolusi industri antara
lain pengangguran dan urbanisasi. Untuk mengatasi masalah sosial akibat urbanisasi tersebut,
maka diambil kebijakan untuk mengirim dan mempekerjakan pengangguran di daerah baru yang
dijadikan koloni. Di samping itu, daerah baru juga akan dijadikan sebagai daerah memasarkan
kelebihan produk industrinya, daerah pensuplai bahan mentah dan tenaga murah.
Jatuhnya Konstantinopel Ke Tangan Kekaisaran Turki Utsmani Tahun 1453
Sultan Muhammad II, penguasa Turki Islam dari Dinasti Utsmani berhasil merebut
Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 1453. Pada saat itu Konstantinopel merupakan pusat

pemerintahan Romawi Timur, yang beragama Nasrani dan pusat perdagangan yang
menghubungkan wilayah Eropa dengan Asia. Dengan jatuhnya Konstantinopel, maka
perdagangan di Laut Tengah akhirnya dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam. Hal ini
mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain di luar kawasan Laut Tengah untuk
mencapai penghasil rempah-rempah (Indonesia).
Dorongan Semangan Tiga G
Di samping peristiwa-peristiwa tersebut, semangat mencari daerah baru juga didorong oleh
semangat 3 G. Yang dimaksudkan dengan 3 G adalah, Gold (ekonomi), Gospel (agama), dan
Glory (pertualangan serta kemuliaan).
Dari segi ekonomi (gold), ambisi mereka terkait dengan upaya mencari untung yang sebesarbesarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama rempah-rempah. Perdagngan rempah-rempah
seperti, lada, cengkih, pala, dan sebagainya merupakan bagian penting dalam kegiatan
perdagangan di Eropa.

Dari segi agama (gospel), ambisi mereka ke kawasan Timur (Nusantara) berkaitan dengan
adanya semangat bangsa-bangsa Barat untuk melanjutkan Perang Salib (perang umat Islam dan
Kristen) dan sekaligus menyebarkan agama Kristen. Mereka bersemangat menyebarkan agama
Kristen ke daerah-daerah yang baru.

Dari segi pertualangan dan kemuliaan (glory), kedatangan orang-orang Eropa ke negara-negara
Timur berkaitan dengan hobi berpertualangan dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai
wujud mencari kemuliaan, keharuman atau kejayaan.jiwa petualang bagi orang-orang Eropa
untuk pergi ke Timur juga didorong oleh dua hal, yakni cerita Marco Polo tentang kemajuan di
dunia Timur dan adanya keyakinan bahwa bumi ini bulat. Kepeloporan melakukan penjajahan ini
dipandang ikut memberikan unsur kejayaan bagi bangsa Barat.
Situasi Dan Kondisi Kerajaan-Kerajaan Masa Kedatangan Bangsa Barat
Kota Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Agaknya julukan itu diberikan karena
perannya sebagai pintu masuk bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk dan keluar
pelabuhan-pelabuhan Indonesia.
Malaka pada akhir abad ke 15 dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari jazirah Arab, Asia
Selatan (India), Asia Tenggara, Cina, dan dari wilayah Nusantara sendiri. Pada waktu itu, daerah
ini merupakan pusat perdagangan di Asia. Dengan demikian, tidak aneh jika penduduk Malaka
pada akhir abad ke 15 ini bercampur dengan anasir-anasir asing.

Penduduk asli dan para pendatang tinggal di daerah-daerah khusus. Angin-angin yang bertiup di
daerah kepulauan memungkinkan pedagang-pedagng bertemu pada waktu yang sama di Malaka.
Semua kapal-kapal, baik yang datang dari Asia Barat maupun yang datang dari Asia Timr,

menggunakan sistem angin ini untuk pelayaran meraka. Saat-saat yang sangat ramai di Malaka
adalah antara bulan Desember dan Maret.
Sebagai daerah penghasil, Malaka sebenarnya tidak begitu berarti, akan tetapi letak geografisnya
sangat menguntungkan. Malaka menjadi jalan silang antara Asia Timur dan Asia Barat karena itu
Malaka dapat menjadi kerajaan yang berpengaruh atas daerah sekitarnya. Dari daerah sekitarnya
itu juga Malaka memungut upeti.
Daerah-daerah yang berada di bawah pengaruhnya kebanyakan terletak di Sumatera, di antara
yang terpenting adalah Sungai Kampar. Dari sinilah Malaka menjalankan pengawasannya
terhadap daerah di bawah pengaruhnya yang lain, yakni Minangkabau. Dari daerah ini pula
Malaka dapat mempertimbangkan kemngknan-kemungknan mengadakan ekspansinya ke utara
dan ke selatan Sumatera.
Di samping daerah Kampar, Siak pun jatuh di bawah pengaruhnya sehinhgga Malaka dapat
memengaruhi perdagangan emasnya. Daerah itu masih tetap membayar upeti kepada Malaka
hingga kedatangan orang-orang Portugis. Upeti yang dibayar oleh Siak kepada Malaka berupa
emas. Di samping perluasan pengaruh kekuasaannya ke daerah-daerah Sumatera, Malaka dapat
juga menaklukkan kepulauan Riau-Lingga. Sebagai upeti yang diberikan daerah yang dikuasai
Malaka adalah bahan pangan untuk di ekspor. Tenaga-tenaga manusia pun diambil dari sini.
Penduduk daerah ini terkenal sebagai orang-orang suka berperang.
Terhadap daerah-daerah lain, selain yang disebut di atas, Malaka tidak meluaskan pengaruhya
lagi. Pada abad ke 16, Malaka merasa perlu mengambil sikap ini karena adanya ancaman dari
utara. Malaka merasa bahwa Siam lebih berbahaya daripada Cina. Di samping itu, Malaka masih
tergantung dari Siam dalam persediaan beras. Orang-orang dari Siam banyak juga yang datang
dan menetap di Malaka.
Hubungan yang dijalin antara Malaka dan Jawa sangat baik dan hati-hati. Hubungan yang baik
ini perlu karena Malaka juga tergantung akan bahan-bahan pangan dari Jawa. Ketika hubungan
dengan Siam memburuk, hubungan dengan Jawa makin membaik. Di samping ketergantungan

Malaka pada bahan pangan dari luar untuk kerajaannya sendiri, Malaka juga memerlukan pangan
bagi kapal-kapal dagang asing yang datang ke Malaka. Persediaan dalam bidang pangan dan
rempah-rempah harus selalu cukup supaya dapat melayani semua pedagang. Para pedagang Jawa
juga membawa rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
Pada abad ke 15 Malaka mengirim upeti kepada raja-raja yang beragama Hindu di Jawa untuk
mendapat bantuan dan hasil-hasil pangan dari Jawa. Hubungan ini mengendur pada abad ke 16,
karena kekuasaan kerajaan-kerajaan yang dikuasai raja-raja yang beragama Hindu mulai mundur.
Majapahit mulai terdesak oleh kerajaan-kerajaan di pantai utara Jawa, sebaliknya kerajaan di
pantai utara Jawa mulai berkembang karena perdagangan. Malaka yang pada abad ke 15 telah
memeluk agama Islam mulai mencari sahabat yang seagama di pantai utara Jawa sehingga
membawa kemunduran bagi Majapahit.
Hubungan Malaka dengan Pasai sangat hati-hati karena Pasai juga mempunyai hubungan baik
dengan Jawa. Hubungan perdagangan antara Jawa dengan Pasai tidak diganggu oleh Malaka.
Namun, dengan cara halus Malaka berhasil juga menarik orang-orang Jawa datang ke Malaka
tanpa merusak hubungan dengan pedagang-pedagang Pasai yang juga datang ke Malaka. Dengan
kedatangan pedagang Jawa dan Pasai, perdagangan di Malaka menjadi lebih berarti bagi
pedagang-pedagang Cina. Dengan demikian, pelabuhan Malaka menjadi lebih ramai, banyak
pedagang-pedagang Islam yang sebelumnya menetap di Pasai pindah ke Malaka sehingga
perdagangan yang semula dilaksanakan di Pasai, sekarang pindah beralih ke Malaka. Meskipun
banyak orang pindah dari Pasai ke Malaka untuk berdagang, hubungan antara Malaka dengan
Pasai tetap baik. Beras dan Lada merupakan tali pengikat hubungan Malaka dengan Pasai.
Di samping Malaka maju dalam bidang ekonomi, bidang keagamaan juga demikian. Dengan
kemajuan Malaka, banyak alim ulama datang dan ikut mengembangkan agama Islam di kota ini.
Penguasa dengan sendirinya mendorong perkembangan. Meskipun penguasa belum memeluk
agama Islam, pada abda ke 15 mereka telah mengizinkan agama Islam berkembang di Malaka.
Penganut-penganut agama Islam diberi hak-hak istimewa bahkan untuk mereka dibangun sebuah
masjid.

Pedagang-pedagang yang singgah di Malaka yang berasal dari Jawa dan pulau-pulau lain di
Indonesia, banyak di antara mereka yang menjadi penyebar agama yang baru ini ke seluruh
kepaulauan di mana mereka mengadakan perdagangan. Dari keterangan-keterangan yang telah
disebut di atas dapat dikatakan bahwa kemajuan-kemajuan yang dialami Malaka tidak dapat
dicapai jika kerajaan itu tidak mempunyai peraturan-peraturan tertentu, yang memberi jaminan
lumayan kepada keamanan perdagangan. Untuk ini terdapat aturan bea cukai, aturan tentang
kesatuan ukuran, sistem pemakaian uang logam, dan sebagainya. Selain aturan-aturan tersebut,
pemerintahannya juga sangat baik dan teratur.
Setelah melihat situasi daerah Malaka, bagaimanakah daerah Aceh yang letaknya berdekatan?
Pada abad ke 16 Aceh mulai memegang peran penting di bagian utara pulau Sumatera. Pengaruh
Aceh ini meluas dari Barus di sebelah utara hingga sebelah selatan di daerah Indrapura.
Indrapura sebelum di bawah pengaruh Aceh merupakan daerah pengaruh Minangkabau. Ketika
orang-orang Portugis mulai datang ke Malaka pada permulaan abad ke 16, status politik Aceh
masih merupakan suatu kerajaan takluk dari kerajaan yang ada di Sumatera Utara, yaitu Pidie.
Akan tetapi, Aceh kemudian melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Pidie berkat seorang
tokoh kuat yang menjadi penguasa Aceh pada waktu itu, yaitu Sultan Ali Mughayat Syah (15141528). Sultan inilah yang menjadi pendiri kerajaan Aceh. Kemajuan Aceh pada waktu itu sangat
terpengaruh oleh kemunduran kerajaan Malaka yang mengalami pendudukan orang-orang
Portugis. Bangsa Portugis datang ke Malaka karena mereka telah mengetahui bahwa pelabuhan
Malaka merupakan pelabuhan transito yang banyak didatangi pedagang dari segala penjuru
angin. Hal ini sangat menarik perhatian bangsa Portugis. Keadaan Malaka yang mulai mundur
itu telah memberi kesempatan kepada Aceh untuk berkembang, dan ini masih mungkin, karena
bangsa Portugis belum menaruh perhatian penuh kepada Aceh pada waktu itu.
Ketika pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, daerah-daerah pengaruhnya yang
terdapat di Sumatera mulai melepaskan diri dari Malaka. Keadaan ini sangat menguntungkan
kemakmuran kerajaan Aceh yang mulai berkembang. Di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat
Syah, Aceh mulai melebarkan kekuasaannya ke daerah-daerah sekitarnya. Operasi-operasi
militer diadakan terhadap wilayah-wilayah ini tidak saja dengan tujuan agama dan politik, tetapi
juga dengan tujuan ekonomi.

Ke utara Sultan Ali Mughayat Syah memulai perangnya terhadap Pidie, Pasai, dan Daya. Dalam
pertempuran dan pendudukan terhadap ketiga kerajaan ini, ia berhasil merebut senjata-senjata
dari orang-orang Portugis yang terdapat di benteng-benteng mereka di Pidie. Di samping
penyerbuan-penyerbuan yang sukses ini, tujuan ekonominya pun tercapai.
Perang melawan Pidie yang tadinya semata-mata kelihatan bermotivasi politik, ternyata bagi
Aceh mempunyai arti ekonomis yang lebih besar. Motif perluasan daerah kekuasaan ke sebelah
selatan akan membuktikan bahwa motif ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat disangkal,
tetapi faktoe agama pun memegang peran penting, karena Sultan Aceh menyerbu Pidie yang
bersahabay dengan bangsa Portugis, yang tidak beragama Islam. Dalam periode perluasan daerah
kekuasaan Aceh yang terjadi antara tahun 1537-1568, faktor politis, ekonomi, dan agama
kelihatan sekali saling berkaitan. Kadang-kadang salah satu faktor yang disebut diatas, yaitu
politik, ekonomi, atau agama menjadi kabur dalam menjalankan ekspansi karena salah satu
faktor tampak lebih diutamakan. Kadang-kadang Aceh menganggap daerah yang bukan Islam,
seperti daerah Batak sama dengan daerah Indragiri dan Johor, yang telah bercorak Islam. Jadi,
yang terpenting di dalam menjalankan ekspansi ke daerah-daerah, Aceh juga memakai pasukan
asing, yang terdiri dari pasukan Turki, Arab, Abesinia. Ternyata pasukan ini sangat membantu
sehingga peran kerajaan Aceh betul-betul menonjol.
Kedatangan Orang-Orang Eropa Di Nusantara, 1509 1620
Kedatngan orang-orang Eropa yang pertama di Asia tenggara pada awal abad XVI kadangkadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam kawasan ini. Pandangan ini
tidak dapat di pertahankan.Meskipun orang-orang Eropa-terutama orang-orang belanda-memiliki
dampak yang besar terhadap Indonesia, namun hal itu pada dasarnya merupakan fenomena dari
masa-masa kemudian. Bagaimanapun juga, pada tahun-tahun kehadiran merek, perngaruh orangrang Eropa sangatlah terbatas, baik dari segi daerah yang dipengaruhi maupun kedalaman
pengaruh itu.

Eropa bukanlah kawasan yang paling maju di dunia pada permulan abad XV,juga bukan kawasan
yang paling dinamis. Kekuatan besar yang sedang berkembang di saat itu adalah islam; pada
tahun 1453, orang-orang Turki ottoman menaklukkan Konstantinopel, dan di ujung timur dunia
Islam, agama ini berkembang di Indonesia dan Filipina. Akan tetapi, orang-orang Eropa,
terutama orang-orang Portugis, mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi tertentu yang
kemudian melibatkan bangsa portugis dalam salah satu petualangan mengarungi samudra yang
paling berani di sepanjang zaman. Dengan bekal pengetahuan geografi dan astronomi yang
bertambah balik-banyak darinya berasal dari bangsa Arab, yang sering kali tersebar di kalangan
kristen Eropa lewat para sarajan Yahudi-bangsa portugis menjadi mualim-mualim yang semakin
mahir. Dengan memadukan layar yang berbentuk segi tiga dengan yang persegi empat serta
memperbaiki konstruksi, mereka telah menciptakan kapal-kapal yang sangat cepat, lebih mudah
di gerakkan, dan lebih layak mengarungi samudra.

Mereka juga berusaha mendapatkan rempah-rempah, yang berarti mendapatkan jalan ke Asia
dengan tujuan memotong jalur pelayaran para pedagang islam yang, memlalui tempat penjualan
merekadi Venesia di laut tengah (Mediterania), memonopoli impor rempah-rempah ke Eropa.
Rempah-rempah merupakan soal kebutuhan dan juga cita rasa. Selama musim dingin di Eropa,
tidak ada satu cara pun yang dapat dilakukan agar semua hewan ternak tetap hidup; karenanya,
banyak hewan ternak yang disembelih dan daging harus diawetkan. Untuk di perlukan sekali
adanya garam dan rempah-rempah, dan di antara rempah-rempah yang di impor, cenkih dari
Indonesia Timur adalah yang paling berrharga. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan
bunga pala; oleh karena itulah menjadi tujuan utama Portugis, walaupun saat itu mereka masih

belum mempunyai gambaran sedikit letak Kepulauan Rempah-Rempah Indonesia itu maupun
tentang cara mencapainya.
Pada tahun 1487, Bartolomeu Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki Samudra Hindia.
Pada tahun 1497, Vasco da Gama sampai di India. Namun, orang orang Portugis segera
mengatahui bahwa barang-barang yang hendak mereka jual tidak bersaing di pasaran India yang
canggih dengan barang-barang yang mengalir melalui jaringan perdagangan Asia. Setelah
mendengar laporan-laporan pertama dari para perdagangan Asia mengenai kekayaan Malaka
yang sangat besar, maka Raja Portugal mengutus Diogo Lopes de Sequeira untuk menemukan
Malaka, menjalin hubungan persahabatan dengan penguasanya, dan menetap di sana sebagai
wakil Portugal di sebelah Timur India. Pada mulanya dia disambut dengan baik oleh Sultan
Mahmud Syah (m. 1488-1528), tetapi kemudian komunitas dagang Islam Internasional yang ada
di kota itu menyakinkan Mahmud bahwa Portugis merupakan ancaman besar baginya. Pada
bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa Portugis menuju Malaka dengan
kira-kira 1.200 orang dan 17 atau 18 buah kapal. Portugis kini telah menguasai Malaka, tetapi
segera terbukti bahwa mereka tidak menguasai perdagangan Asia yang berpusat di sana. Di
sebelah barat Nusantara, dengan cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan Revolusioner.
Keunggulan teknologi merekan yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil di
pelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia; meriam dengan cepat di rebut
oleh orang-orang Indonesia yang merupakan musuh mereka. Bagaimanapun juga, arti penting
penaklukan terhadap Malaka hendaknya jangan dianggap remeh. Kota itu mulai sekarat sebagai
pelabuhan dagang selama berada di bawah cengkeraman Portugis.
Dampak budaya orang-orang Portugis yang paling langgeng adalah di Maluku (sebuah nama
yang sesengguhnya berasal dari yang diberikan pedagang Arab untuk daerah tersebut, Jazirat al
Muluk, negeri para raja). Sultan Ternate Abu Lais (atau Bayanisrullah; w. 1522) membujuk
bangsa Portugis untuk mendukungnya, dan pada tahun 1522, mereka mulai membangun sebuah
benteng di sana. Hubungan Portugis dengan Ternate berubah tegeng karena upaya (yang agak
lemah) Portugis melakukan kristenisasi dan karena perilaku tidak sopan dari orang orang
Portugis sendiri pada umumnya. Di antara para petualang Portugis tersebut ada seorang Eropa
yang tugasnya memprakarsai suatu perubahan yang tetap di Indonesia Timur. Orang ini

berbangsa Spanyol dan bernama Santo Francis Xavier (1506 52) yang bersama-sama Santo
Ignatius Loyola mendirikan Ordo Jesuit. Pada tahun 1546 47, Xavier bekerja di tengah
tengah orang Ambon, Ternate, dan Morotai (Moro) serta meletakkan dasar-dasar bagi suatu misi
yang tetap di sana. Namun Banda, sebagai daerah penghasil pala, merupakan sebuah
pengecualian dari pola-pola perkembangan yang digambarkan disini. Di sana, bentuk pemerintah
oligarkis yang dipimpin oleh orang kaya tidak menampilkan antusiasme pada agama kristen atau
pada orang-orang Eropa yang membawanya. Perlu pula disebutkan bahwa usaha kaum
misionaris yang bersungguh-sungguh ini berlangsung pada paro kedua abad XVI, setelah
gerakan penaklukan Portugis berhenti.
Di Maluku, Portugis meninggalkan beberapa ciri lain dari pengaruh kebudayaan mereka. Kalau
dibandingkan dengan tujuan pertama orang-orang Portugis untuk mendominasi perdagangan
Asia, maka warisan yang ditinggalkan mereka di Indonesia hanya sedikit, setelah bangsa
Portugis, datanglah orang-orang Belanda yang mewarisi aspirasi-aspirasi dan strategi Portugis.
Pada akhir abad XVI, perserikatan Propinsi-Propinsi negeri Belanda (yang paling penting adalah
Holland dan Zeeland) berada di bawah tekanan yang sangat besar untuk melebarkan sayap ke
sebrang lautan. Orang-orang Portugis berusaha merahasiakan rincian-rincian jalur pelayaran ke
Asia, tetapi ada orang-orang Belanda bekerja pada mereka. Yang paling penting termasuk di
antaranya adalah Jan Huygen van Lin schoten. Pada tahun 1595, ekspedisi Belanda yang
pertama siap berlayar ke Hindia Timur. Kini mulailah zaman yang dikenal sebagai zaman
pelayaran-pelayaran liar tidak teratur (wilde vaart), yaitu ketika perusahaan-perusahaan
ekspedisi Belanda yang saling bersaing berjuang keras untuk memperoleh bagian dari rempahrempah Indonesia. Kini menjadi jelas bahwa persaingan di antara perusahaan-perusahaan
ekspedisi Belanda tersebut tidak di kehendaki. Pada bulan Maret 1602, perseroan-perseroan yang
saling bersiang itu bergabung membetuk perserikatan Maskapai Hindia Timur, VOC (Vereenigde Oost-Indische Compgnie).
Pada tahun-tahun pertama, Heeren XVII menangani sendirian segala urusan VOC, tetapi segera
disadari bahwa mereka tidak mungkin mengelola dengan baik pelaksanaan tugas harian di Asia.
Meskipun sudah mencetak keberhasilan di Ambon, tetapi orang-orang Belanda masih jauh dari
tujuan mereka memonopoli semua rempah-rempah dan, dengan jalan mengusir saingan-

saingannya sesama Eropa, mecegah supaya rempah-rempah tidak meliah ruah di Eropa. Orangorang Inggris memang tidak lagi menentang peran penting orang-orang Belanda sampai akhir
abad XVIII. Sebetulnya, pada awal abad XVII pun pihak VOC hanya mendapat ancaman militer
yang lebih kecil dari pihak Inggris dibandingkan acaman dari pihak Portugis dan Spanyol. VOC
berada di dalam pos mereka yang dikelilingi benteng, sedangkan balatentara Banteng menduduki
kota, pada bula Mei 1619, Coen berlayar ke pelabuhan tersebut dengan tujuh belas kapal, akan
tetapi timbul pula dampak-dampak yang kurang menguntungkan bagi VOC, kota ini juga
menjadi landasan bagi berkembangnya pemerintahan Belanda di Jawa kelak, tetapi tentu saja
hanya setelah menimbulkan banyak pertumpahan darah dan kesulitan.
Proses Kolonisasi Dan Imperialisme Di Nusantara
Sebelum kedatangan orang-orang Eropa, Nusantara hanya disinggahi oleh kapal-kapal dari
Indonesia dan Asia seperti Cina, Pegu, Gujarat, Banggala, Persia, dan Arab. Tetapi sejak abad ke
16, di perairan Nusantaramuncul pelaut-pelaut yang berkulit putih dari Eropa. Kemajuan ilmu
dan teknik pelayaran, menyebabkan pelaut-pelaut Eropa itu mampu melayarkan kapalnya sampai
ke perairan Indonesia.
1. Kedatangan Bangsa Portugis
Orang Portugislah yang mula-mula muncul di Nusantara. Kedatangan mereka disebabkan
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Dorongan ekonomi, mereka ingin mendapat keuntungan besar dengan berniaga.
b. Hasrat untuk menyebarkan agama Kristen di kawasan Nusantara.
c. Hasrat bertualang yang timbul karena sikap hidup yang dinamis.
Dengan dorongan-dorongan itulah, orang Portugis berlayar menyusuri Pantai Barat Afrika terus
ke selatan dan melingkari Tanjung Harapan, kemudian menuju ke India. Di sana, mereka
mendirikan pangkalan di Goa. Dari sana mereka meneruskan operasinya ke Asia Tenggara.

Pemimpin orang Portugis ialah Alfonso de Albuquerque. Di Goa ia mendengar bahwa pusat
perdagangan di Asia Tenggara adalah Malaka, sebuah bandar yang besar. Bandar Malaka
merupakan pusat perdagangan bermacam-macam hasil bumi termasuk rempah-rempah. Timbul
hasrat orang Portugis untuk menguasai Malaka dan kemudian juga Maluku.
2. Kedatangan Bangsa Spanyol
Pada tahun 1521 M, kapal Spanyol datang di perairan Maluku. Kapal-kapal datang dari Filipina,
melalui Kalimantan Utara dan singgah di Tidore dan Jailolo. Mereka diterima baik di Tidore
bahkan beberapa di antara pedagang Spanyol menetap di Tidore. Orang Portugis tidak senang
terhadap kedatangan kapal-kapal Spanyol di Maluku. Pedagang-pedagang Spanyol yang tinggal
di Tidore itu mereka musuhi.
Orang Spanyol tidak peduli akan sikap orang Portugis itu. terlebih lagi raja-raja di Maluku
menyambut baik kehadiran orang Spanyol untuk mengimbangi orang Portugis. Persaingan
dagang antara kedua negara pun kian memanas dan puncaknya berakhir di meja
perundingan.tahun 1526, Spanyol dan Portugis melakukan perjanjian di Kota Saragoza. Menurut
perjanjian tersebut, ditetapkan Maluku untuk Portugis dan Filipina untuk Spanyol.
Sejak itu, orang Portugis bebas mengembangkan kekuasaannya di Maluku. Kembali mereka
menjadi pembeli tunggal dan memaksakan monopolinya. Mereka berusaha pula untuk
menguasai daerah-daerah di Sumatera yang kaya akan lada. Hanya saja, usaha itu selalu dapat
digagaglkan oleh Aceh yang dengan ketat mengawasi wilayah kekuasaannya di Sumatera.
Portugis juga kemudian melebarkan kekuasaannya ke Hitu. Mereka ingin membeli cengkeh dan
menguasai perdagangan di sana. Kedatangan mereka mendapat perlawanan sengit dari penduduk
pribumi dengan bantuan-bantuan kerajaan Islam lainnya, Portugis pun semakin terdesak. Hal itu
terlebih sesudah bangsa Belanda mulai muncul di perairan Maluku. Mereka kemudian pindah ke
selatan dan bertahan di pulau Timur.
3. Kedatangan Bangsa Belanda

Pada abad ke 16, perairan Nusantara kedatangan orang Eropa lainnya, yaitu Belanda, Inggris dan
Perancis. Maksud kedatangan bangsa Belanda dan Inggris ke Nusantara sama saja seperti bangsa
Portugis dan Spanyol, yaitu ingin memperoleh rempah-rempah dengan harga yang murah.
Bedanya, kedatangan merak tidak disertai niat untuk menyebarkan agama.

Pada tahun 1595 M,empat kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman berangkat ke
Indonesia. Pada tahun 1596 M, mereka sampai di bandar Banten. Mereka mula-mula disambut
dengan baik. Hubungan yang baik itu tidak tahan lama, karena sikap pelaut-pelaut Belanda yang
kasar. Kapal-kapal Belanda kemudianj disuruh meninggalkan bandar Banten. Mereka
meneruskan pelayarannya ke arah timur. Namun, kapal-kapal Belanda itu hanya sampai di Bali.
Mereka putar haluan dan pulang ke negeri Belanda.
Pada tahun 1598 M, kapal-kapal Belanda kembali lagi di Banten. Pelayaran kapal-kapal Belanda
yang kedua itu mencapai sukses besar. Kapal-kapal mereka pulang ke Negeri Belanda dengan
muatan rempah-rempah yang banyak. Sejak itu, secara berbondong-bondong kapal Belanda
berlayar ke Indonesia.
4. Kedatangan Bangsa Inggris
Pada pertengahan tahun 1811 Lord Minto bertolak dari India dengan pasukan yang kuat. Dalam
beberapa hari, Batavia dan Jatinegara jatuh ke tangan Inggris. Tentara Belanda melarikan diri ke
Bogor, tetapi Bogor pun jatuh pula.

Jansesens, sang gubernur jendral, mundur ke Semarang dan menyusun pertahanan di Jatigaleh.
Di daerah itu pun pasukan Janssens terdesak. Janssens menyerah di Tuntang dekat Salatiga. Pada
tanggal 18 September 1811, diadakan Kapitulasi Tuntang yang berisi:
a. Pulau Jawa dan daerah sekitarnya yang dikuasai Belanda, jatuh ke tangan Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
c. Orang-orang Belanda dapat dikerjakan dalam pemerintahan Inggris.
Mulai tahun 1811 sampai 1816 Indonesia dijajah oleh Inggis dibawah kekuasaan Thomas
Stamford Raffles dengan pangkat letnan gubernur dibawah pengawasan Lord Minto di India.
Kesimpulan
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia didorong oleh terjadinya beberapa peristiwa
penting. Peristiwa-peristiwa itu antara lain adalah munculnya merkantilisme, terjadinya revolusi
industri, jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekaisaran Turki Utsmani, dan dorongan semangat
tiga G yaitu : Gold (ekonomi), Gospel (agama), dan Glory (pertualangan serta kemuliaan).
Kedatangan orang-orang Eropa pertama di Nusantara terjadi sekitar abad ke 16. Bangsa pertama
yang sampai di Nusantara adalah Portugis yang telah berlayar untuk mencari rempah-rempah
hingga akhirnya sampai di Malaka yang ketika itu merupakan pusat perdagangan di Asia. Tahun
1511 Portugis telah berhasil menguasai daerah Malaka tetapi sayangnya Portugis tidak bisa
memonopoli perdagangan rempah-rempah karena para pedagang Asia mengalihkan sebagain
besar perdagangan mereka ke pelabuhan-pelabuhan lain untuk menghindari monopoli Portugis.
Kemudian disusul oleh bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris. Tujuan kedatangan bangsa-bangsa
Barat ini memang sama yaitu memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara.

1.

REVOLUSI INDUSTRI

a.

Pengertian
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara
cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di

dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa


direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau
melalui kekerasan.
Sedangkan Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang
ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang
menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap
pakai.
Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan
tangan

menjadi

menggunakan

mesin.

Istilah

"Revolusi

Industri"

diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di


pertengahan abad ke-19.
b.
1)

Sejarah Revolusi Industri


Peristiwa-peristiwa

Penting

di

Eropa

dan

Pengaruhnya

terhadap

Kehidupan Masyarakat Indonesia


Kolonialisme dan imperisalisme merupakan dua istilah yang sangat erat
hubungannya

dengan

sejarah

bangsa

Indonesia.

Kedua

istilah

ini

mengandung pengertian yang sama yaitu penjajahan suatu bangsa/negara


terhadap bangsa/negara lain. Adapun berbedaannya adalah dalam hal cara
dan tujuannya. Kolonialisme bertujuan memperluas wilayah dengan cara
memindahkan penduduk. Sedangkan imperialisme bertujuan menanamkan
pengaruh ekonomi, politik dan ideologi suatu negara dengan cara agresi
militer, monopoli perdagangan dan kampanye ideologi. Peristiwa-peristiwa
penting terjadi di Eropa yang berakibat tumbuh dan berkembangnya
kolonialisme dan imperialisme. Bangsa Eropa (Barat) menjelma menjadi
pelaku dan bangsa yang berada disebelah Timur menjadi objek sasarannya.
Adapun peristiwa-peristiwa penting tersebut adalah : Reformasi Gereja,
Merkantilisme, Revolusi Perancis dan Revolusi Industri.
Reformasi Gereja.
Secara umum Reformasi berasal dari bahasa latin. Re (kembali) dan formare
(membentuk) yang dimaksud adalah membentuk struktur ulang pola
kehidupan masyarakat.

Secara khusus, reformasi merupakan sejarah bangsa Barat untuk melakukan


pembaharuan dan semangat baru dalam kehidupan keimanan umat katolik.
Gerakan reformasi gereja muncul setelah para pemimpin gereja melakukan
kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran kitab injil. Salah seorang tokoh
yang mengancam kebijakan gereja adalah seorang pastor yang merangkap
guru besar di Universitas Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin
Luther pada abad ke 16. Didukung oleh John Calvin, Veter Valdes dari
Perancis, Jan Huss dari Bomemia dan John Wycliffe dari Inggris.
Akibat reformasi gereja dalam agama Nasrani muncul kelompok aliran baru
yang disebut prostestan. Selanjutnya muncul gerakkan kontra reformasi
yang kemudian berlanjut terjadi perang antar agama antara negara
penganut protestan dan katolik.
Merkantilisme.
Pengertian Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara
imperialis yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan berupa logam mulia
sebanyak-banyaknya sebagai ukuran kekayaan, kesejahteraan dan
kekuasaan.
Berawal dari penjelajahan samudra, hubungan luar negeri antara negara
Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda) menjadi luas melalui
jalur perdagangan di Samudra Atlantik. Keuntungan diperoleh negara-negara
tersebut. Dalam perdagangan mereka sudah menggunakan uang. Pada saat
berlakunya politik merkantilisme abad ke-16 18 uang sama nilainya dengan
emas.
Gerakan merkantilisme mendorong lahirnya imperialisme kuno, yaitu ambisi
untuk mencari daerah jajahan dengan tujuan menguasai perdagangan
secara monopoli. Dalam perkembangan selanjutnya banyak negara Eropa
membentuk persekutuan dagang, contohnya VOC oleh Belanda, EIC oleh
Inggris dan Kompeni Dagang Hindia Barat oleh Perancis.
Revolusi Perancis.
Revolusi Perancis adalah suatu perubahan yang terjadi dalam sistem

kekuasaan pemerintahan negara dan masyarakat Perancis dari sistem


pemerintahan yang bersifat monarkhi absolut menjadi sistem demokrasi.

2.

Penyebab Timbulnya Revolusi Industri


Proses perubahan cara pembuatan barang yang semula dikerjakan
oleh tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Pertama kali terjadi di
Inggris pada abad ke 18.

Inggris kaya akan bahan tambang dan industri seperti batu bara, bijih besi,
timah, kaolin, garam dapur, wol.
Berkembangnya ilmu pengetahuan yang mendorong munculnya teknologi
yang membantu mempercepat proses produksi.
Revolusi Agraria; perubahan asas pemanfaatan tanah di Inggris terjadi
karena keuntungan yang berlebih dari usaha peternakan domba
dibandingkan dari lahan pertanian.
Pemerintah membentuk Royal Society for Improving Natural Knowledge yang
memberi kewenangan untuk memberi hak paten bagi setiap penemuan baru.
Jajahan Inggris yang sangat banyak dapat dijadikan sebagai sumber bahan
mentah dan pasar bagi industri
Liberalisme ekonomi. Ajaran kebebasan dalam bidang perekonomian yang
diajarkan oleh Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill yaitu
kesejahteraan umum akan tercapai apabila setiap orang diberi kebebasan
berusaha tanpa turut campur dari pihak pemerintah.
3.

Hubungan Revolusi Industri dengan Sejarah Indonesia


Revolusi industri yang terjadi di Eropa berhasil mendorong terjadinya
perubahan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Perubahan
tersebut tidak hanya mempengaruhi kehidupan masyarakat Eropa, akan
tetapi juga masyarakat di belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia.
Apalagi

dengan

perubahan

paradigma

filsafat

yang

diterapkan

oleh

imperialisme Barat pada saat itu. Daerah jajahan tidak hanya merupakan

daerah taklukan saja tetapi fungsinya lebih diberdayakan dari sekedar


daerah penghasil bahan baku dan pemasaran hasil industri, tetapi juga
secara aktif dijadikan sebagai tempat penanaman modal (investasi).
Selain karena desakan kebutuhan aman yang menuntut diikutinya arus
revolusi industri, muncul pula kritikan dari kaum humanis dan demokrat di
negeri Belanda tentang pemberlakuan sistem tanam paksa di Indonesia.
Desakan-desakan tersebut pada akhirnya mendorong untuk dihapuskannya
sistem tanam paksa pada tahun 1870. Sebagai penggantinya, diterapkanlah
sistem

ekonomi

terbuka

di

Hindia

Belanda.

Sistem ekonomi terbuka memungkinkankan siapa saja dapat menanamkan


modalnya di Indonesia, tidak hanya orang-orang Belanda saja. Tentu saja
penanaman modal tersebut dilandasi dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya. Kondisi ini pada akhirnya menciptakan cara
baru dalam hal penindasan dan pengisapan bangsa Indonesia. Kalau dulu
yang melakukan penindasan adalah orang-orang Belanda maka pada masa
ini Indonesia dieksploitasi oleh kaum swasta dan para kapitalis asing lainnya.
Penanaman modal di Indonesia, sebagian besar diarahkan untuk
pembangunan perkebunan-perkebunan yang dapat menghasilkan komoditi
yang

diperlukan

bagi

bahan

dasar

industri.

Lalu

dibangunlah

perkebunanperkebunan yang sebagian besar dibangun di daerah Jawa dan


Sumatera. Pembangunan perkebunan ini membutuhkan tenaga kerja yang
akan digunakan untuk mengurus perkebunan. Dengan demikian, banyak
penduduk yang diangkat menjadi tenaga kerja perkebunan, bahkan untuk
perkebunan di Sumatera diangkat tenaga kerja yang berasal dari Jawa.
Terjadilan arus transmigrasi dari pulau Jawa ke Sumatera yang dilakukan
secara paksa. Bahkan ada di antara orang-orang Jawa ini yang dikirim ke
daerah Madagaskar dan Suriname.
Eksploitasi yang dilakukan oleh para kapitalis terhadap penduduk
Indonesia dilakukan dengan gaya baru. Para pekerja dipaksa untuk bekerja di
perkebunanperkebunan dengan upah yang sangat minim dengan beban
kerja yang sangat tinggi. Mereka tidak bisa menghindar dari ketentuan

tersebut karena mereka terikat kontrak kerja. Pada tahun 1881, pemerintah
kolonial Belanda mengeluarkan undang-undang Koelie Ordonantie yang
mengatur para pekerja. Berdasarkan undang-undang tersebut, para kuli
bekerja sesuai dengan kontrak.
Untuk mendukung program perkebunan tersebut, pemerintah kolonial
Hindia Belanda membangun berbagai prasarana, seperti irigasi, waduk, jalan
raya, jalan kereta api, serta pelabuhan-pelabuhan. Pembangunan saranasarana tersebut seringkali memakan korban jiwa yang sangat banyak dari
penduduk Indonesia karena mereka dipekerjakan secara paksa. Akan tetapi
dengan pembangunan prasarana tersebut, terutama pembangunan jaringan
jalan

raya

penduduk.

telah

menimbulkan

Pembangunan

jalan

pengaruh

bagi

raya

kereta

dan

tumbuhnya
api

mobilitas

memungkinkan

pertumbuhan dan hubungan antarkota secara cepat.


Sementara itu, gerakan-gerakan humanis yang berkembang di negeri
Belanda mendorong diberlakukannya politik balas budi terhadap bangsa
Indonesia. Salah satu politik balas budi tersebut adalah program yang
dikemukakan oleh Mr. C. Th. Van Deventer. Gagasannya yang diterbitkan
oleh majalah de Gids pada tahun 1899 memaparkan perlunya bangsa
Belanda melakukan balas budi terhadap Indonesia. Balas budi dilakukan
dengan jalan membantu bangsa Indonesia untuk mencerdaskan dan
memakmurkan rakyatnya.
Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut,
yaitu:
1. memajukan pengajaran (edukasi)
2. memperbaiki pengairan (irigasi)
3. melakukan perpindahan penduduk (transmigrasi)
Ide yang dikemukakan oleh van Deventer ini kemudian lebih dikenal
dengan politik etis.
Program pendidikan tidak ditujukan untuk mencerdaskan bangsa
Indonesia, tetapi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga
administrasi

rendahan

yang

akan

ditempatkan

di

industri-industri

perkebunan. Program irigasi tidak diarahkan untuk peningkatan pertanian


penduduk

Indonesia,

tetapi

diarahkan

untuk

menunjang

perkebunan-

perkebunan milik para kapitalis. Sementara itu, program transmigrasi bukan


diarahkan untuk pemerataan penduduk dan peningkatan kualitas hidup
penduduk Indonesia, melainkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di
perkebunan-perkebunan milik Belanda. Lambat laun program politik etis ini
memberikan manfaat yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, terutama
dalam hal program pendidikan (edukasi). Program pendidikan yang awalnya
ditujukan untuk menghasilkan tenaga administratif rendahan, pada akhirnya
semakin berkembang. Tidak hanya jenjang pendidikan semakin tinggi, tetapi
juga menjangkau spesialisasi bidang pendidikan lainnya seperti kedokteran,
keguruan, teknik, pertanian, dan sebagainya.
Pendidikan Barat yang diberikan oleh Belanda pada umumnya hanya
diperoleh masyarakat Indonesia yang berasal dari kelas bangsawan atau
priyayi. Secara umum yang mempergunakan kesempatan ini ialah mereka
yang berasal dari golongan priyayi kelas rendahan.
Muncullah golongan baru dalam masyarakat Indonesia yang oleh
seorang sejarawan, Sartono Kartodirdjo, disebut sebagai homines novi.
Kelompok masyarakat ini adalah kelompok masyarakat baru yang lahir
karena pendidikan Barat yang mereka terima. Lambat laun, golongan ini
telah menggeser kedudukan kelas-kelas priyayi atas lainnya yang tidak
berpendidikan Barat. Apalagi setelah Belanda memberlakukan peraturan
bahwa pejabat-pejabat yang akan memegang jabatan pemerintahan harus
memiliki ijazah pendidikan Barat, sehingga tertutuplah jalan kelas priyayi
tersebut dari jabatan-jabatan yang sebelumnya mereka peroleh dengan cara
turun-temurun. Hal ini pada akhirnya menghapuskan sistem feodalisme yang
selama ini sangat kental berlaku dalam pola hubungan antara priyayi dan
rakyat jelata.

4.

Dampak Revolusi Industri

Revolusi Industri sebagai salah satu revolusi penting dunia juga


memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap Indonesia. Secara garis besar
Revolusi Industri memiliki pengaruh yang positif dan negatif. Antara
keduanya saling berhubungan satu sama lainnya. Berikut ini adalah dampak
Revolusi Industri terhadap perkembangan sejarah Indonesia.

Dampak adanya Revolusi Industri di Inggris

o Inggris menjadi negara industri


o Terjadi urbanisasi
o Munculnya lapisan sosial baru: golongan buruh dan borjuis
o Munculnya kerusuhan sosial
o

Timbulnya kapitalisme modern, yaitu susunan ekonomi yang berpusat pada


keberuntungan perseorangan dimana uang memegang peranan penting.

Bidang Ekonomi

o Barang melimpah dan harga murah


o Perusahaan Kecil Gulung Tikar
o Perdagangan makin berkembang
o Transportasi makin lancar

Bidang Sosial

o Berkembangnya Urbanisasi
o Upah buruh rendah
o Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
o Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
o Munculnya Revolusi Sosial:
Reform Bill (1832)= Buruh mendapatkan hak perwalian dalam parlemen
Factory Act (1833)= Buruh mendapat jaminan sosial serta pelarangan tenaga
kerja anak di area tambang
Poor Law Act (1834)= Pusat penampungan rakyat miskin

Bidang Politik

o Munculnya Gerakan Sosialis


o Munculnya Partai Politik
o Munculnya Imperialisme Modern

5.

Pengaruh bagi sejarah Indonesia


Masa Daendels

o Pemerintahan kolonial di pusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur


jenderal.
o

Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefectur. Hal ini untuk mempermudah
administrasi pemerintahan.

o Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda


o

Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan


(contingenten) dan kerja paksa.

Kasultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang


disebut pemerintah gubernemen.

o Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.

Masa Raffles (1811 1816)


Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh
penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala Barat. Untuk
memudahkan sistem administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi
delapan belas karesidenan.

o Para bupati dijadikan pegawai pemerintah


o Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi.
o Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah
yang ada di daerah tanah jajahan.

Sistem Tanam Paksa

o Bagi Indonesia
Sawah ladang terbengkalai.
Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan
hasil panen, membayar pajak, kerja rodi.

Munculnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit, misalnya di Cirebon


(1843), Demak (1849), Grobogan (1850).

o Bagi Belanda

Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda


Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi
Kas Negara Belanda dapat terpenuhi
Berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia
Perdagangan berkembang pesat

Anda mungkin juga menyukai