Jaminan yang paling dasar yang diatur dalam undang-undang adalah jaminan untuk hidup. Jaminan
hak untuk hidup ini tercantum padapasal 28 A UUD 1945. Pada pasal 28 A disebutkan bahwa
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.” Jaminan mengenai hak untuk hidup ini dijabarkan lagi pada UU no 39 Tahun 1999
pasal 9 sebagai berikut:
• Pasal 9, setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya. Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir
dan batin. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. (baca juga: Dasar
Hukum HAM )
Argumentasi Golongan Pro lainnya adalah Pasal 6 ICCPR sendiri membolehkan adanya hukuman
mati dengan beberapa persyaratan atau kondisi yang khusus, yakni:
1. Dijatuhkan pada kejahatan yang sangat serius; harus sesuai hukum positif yang ada di
negara tersebut;
2. Tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain dalam kovenan atau Konvensi
Pemusnahan Suku Bangsa;
3. Hanya dapat dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan akhir yang diberikan oleh
pengadilan yang berkompeten; dan
4. Tidak dijatuhkan kepada anak yang berusia dibawah 18 tahun dan wanita hamil. Untuk
golongan yang kontra hukuman mati argumentasinya adalah bahwa hak hidup termasuk non
derogable rights sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 dan UU HAM. Namun
demikian, pro kontra mengenai hal ini sudah pernah diujikan di Mahkamah Konstitusi dan
putusannya membolehkan hukuman mati sepanjang memenuhi syarat peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan tidak melanggar HAM.