Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : KOSTANTINA M KALUELA


TUGAS : AGAMA KRISTEN
PRODI : KEPERAWATAN
KELAS : A1 KAIRATU
SEMESTER : I / GANJIL

SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Agama tepat pada
waktunya.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi jika dalam makalah ini terdapat kekurangan atau penyajian yang kurang tepat,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi yang
membacanya

KAIRATU, 12 SEPTEMBER 2019

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………… I

DAFTAR ISI …………………………………………………… II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………..
B. Rumusan Masalah …………………………………….
C. Tujuan …………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat Gereja…………………………………………
B. Fungsi Gereja………………………………………….
C. Peran Gereja……………………………………………
D. Gereja di Indonesia……………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………
B. Saran …………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gereja telah ada sejak jaman rasul-rasul mendapatkan perintah dari Tuhan untuk menyebarkan
kabar sukacita dan menjadikan semua bangsa sebagai muridNya. Gereja mula-mula saat itu
merupakan sekumpulan orang percaya yang bersekutu untuk beribadah kepada Tuhan. Dengan
adanya perkembangan gereja yang semakin luas pada setiap jamannya, maka kemudian gereja
dibagi kedalam wilayah-wilayah dan tempat yang tetap untuk beribadah, dari hal itu kemudian
berkembanglah pengertian akan sebuahgereja, berbagai pengertian dan pemaknaan tersebut
sebenarnya menuju kepada esensi yang sama secara non fisik mengenai arti gereja tersebut.
Dalam perkembangannya, secara fisik orang mengenal gereja sebagai sebuah bangunan tempat
umat Kristiani berkumpul untuk beribadah. Sebenarnya bangunan gereja tersebut merupakan
representasi maknadari gereja sebagai jemaat yang dinaunginya. Tetapi kemudian pada
perkembangan selanjutnya gereja hanya dianggap sebagai sebuah bangunan saja, dan hanya
sedikit orang yang mengetahui makna dan arti dari gereja yang sebenarnya.
Dilihat dari asal usulnya Gereja dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari Bahasa
Portugis “igreja”. Dalam Bahasa Portugis merupakan serapan dari Bahasa Latin yang diserap
pula dari Bahasa Yunani “ekklêsia” yang berarti dipanggil keluar (ek =keluar; klesiadari kata
kaleo= memanggil). Jadi ekklesiaberarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar (dari dunia ini)
untuk dapat memuliakan nama Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakekat Gereja ?
2. Apa saja fungsi dari gereja ?
3. Apa saja peranan gereja ?
4. Apa saja macam-macam gereja diindonesia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu hakekat Gereja
2. Mengetahui fungsi Gereja
3. Mengetahui berbagai peranan Gereja
4. Mengetahui berbagai macam Gereja diindonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Gereja

Istilah gereja berasal dari bahasa Portugis, yaitu kata igreya, dan kata igreya berasal dari kata
Yunani yaitu kata ekklesia. Makna kata ekklesia berasal dari kata ek (keluar) dan kalein
(memanggil). Dengan demikian makna kata gereja berarti umat yang dipilih dan ditebus untuk
keluar dari kuasa dunia sebab Allah memanggil mereka menuju terang dan keselamatan-Nya.
Umat yang telah dipanggil Allah keluar dari kuasa dosa dijadikan Allah sebagai umat percaya di
dalam karya penebusan Kristus. Dengan demikian dalam makna gereja pada hakikatnya
mengandung dimensi kebaruan sebagai ciptaan baru. Umat yang semula berada di bawah kuasa
dosa diubah menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Di Surat 2 Korintus 5:17 Rasul Paulus
berkata: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Apakah hakekat Gereja itu?


1. Gereja adalah suatu persekutuan messianis. Gereja harus menampakkan pola rencana Allah
bagi segenap umat manusia, yakni kesejahteraan dan perdamaian. Oleh sebab itu Gereja
perlu berjuang untuk melenyapkan tirani, pertentangan antar kelas, ras, bangsa dan pemeluk
agama.
2. Gereja adalah suatu persekutuan yang bersaksi. Sebelum Gereja melancarkan kritik terhadap
ketidakadilan dan ketidakbenaran yang merajalela dalam masyarakat, Gereja itu sendiri harus
lebih dahulu mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam segenap tingkah langkahnya. Yesus
bersabda: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga," (Matius 5:14-16). Yesus
juga pernah bersabda: "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu,"
(Matius 7:5).
3. Strategi yang diambil oleh Gereja sebagai persekutuan messianis haruslah strategi yang
diambil oleh Yesus, sang Kepala Gereja. Gereja bertindak di dalam dunia untuk mengubah
masyarakat. Untuk itu Gereja janganlah menjadi "serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna," (Roma 12:2). Gereja perlu
melihat dirinya sendiri sebagai agen Allah untuk mengakhiri ketidakadilan dan membawa
keadilan sosial ke dalam dunia. Tetapi Gereja tidak boleh memakai kekerasan, fitnah, dusta,
penipuan, ketidaksopanan atau yang sejenis itu di dalam menegakkan keadilan. Ketika salah
seorang muridNya menghunus pedang, ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, Yesus
berkata: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya..." (Matius 26:52). Pernah pula
Yesus mengajar: "...siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi
kirimu," (Matius 5:39).
4. Bentuk keprihatinan sosial dalam persekutuan messianis adalah pengabdian dalam arti yang
asli dan yang sebenarnya, yakni "menjadi hamba" seperti halnya Yesus Kristus, "yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba," (Filipi 2:6-7).

B. Fungsi Gereja

1. Penginjilan
Pokok yang ditekankan dalam dua kisah kata terakhir Yesus ketika berbicara kepada murid-
muridnya ialah penginjilan. Dalam Matius 28:19, Yesus mengatakan panggilan dan jadikan
sekalian bangsa murid-Ku. Dalam Kisah 1:8 Ia berkata, kamu akan menerima kuasa kalau roh
Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Hal ini merupakan perintah terakhir yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Panggilan mengabarkan Injil merupakan perintah. Setelah para murid menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhanda tunduk kepada-Nya sehingga harus selalu mentaati semua perintah yang
diberikan oleh-Nya.

Yesus pernah mengatakan jikalau kamu mengasihi “Aku” kamu akan mengikuti segala
perintahku (Yohanes 14:15). Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya dialah
yang mengasihi Aku (Yoh.14:21); Kamu adalah sahabatKu jikalau kamu berbuat apa yang Ku
perintahkan kepadamu (Yoh. 15:14).
Bagaimanapun murid-murid juga tidak dikirim mengabarkan Injil dengan kekuatan mereka
sendiri. Yesus mendahului penugasan mereka dengan mengatakan kepadaKu telah diberikan
segala kuasa di sorga dan di bumi (Matius 28:18). Yesus menugaskan murid-muridNya sebagai
pelaksana tugasnya. Dengan demikian mereka berhal untuk pergi mengabarkan Injil kepada
sekalian bangsa. Selanjutnya Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan turun ke atas mereka dan
memberian segala kuasa yang mereka perlukan. Dengan demikian murid-murid Yesus mendapat
wewenang dan kekuasaan untuk melaksanaan tugas tersebut.

2. Pembinaan
Fungsi utama gereja yang kedua ialah pembinaan orang-orang percaya. Sekalipun Yesus lebih
menekankan penginjilan, namun secara logis (pembangunan) orang-orang percaya juga
merupakan kegiatan utama. Paulus berkali-kali berbicara tentang pembinaan tubuh Kristus
(Efesus 4:12), misalnya Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan berbagai karunia kepada
Gereja. Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus (Efesus 4:12). Setiap orang percaya hendaknya bertumbuh serupa dengan Kristus
yang dari pada-Nyalah seluruh tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan
semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya
dan membangun dirinya dalam kasih.
Kemampuan untuk membina merupakan kristeria yang melalui-Nya semua kegiatan, termasuk
kemampuan. Bicara dapat diukur, Paulus mengemukakan unsure pembinaan misalnya, dia
mengatakan, siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, Ia membangun dirinya sendiri, tetapi
siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat. Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan
bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orangyang bernubuat lebih
berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga
menafsirkannya sehingga jemaat dapat dibangun (1 Korintus 14:4-5). Pentingnya pembinaan
orang lain dalam rangka karunia-karunia yang kontraversial.
Perhatikan bahwa pembinaan harus saling membangun yang dilakukan oleh anggota semua
tubuh Kristus.

Terdapat berbagai sasrana yang dapat digunakan untuk membangun anggota-anggota gereja.
Salah satunya adalah persekutuan. Dalam perjanjian baru berbicara tentang koinonia yang secara
harafiah berarti memiliki atau membagi segala hal bersama. KPR 5, anggota gereja mula-mula
bahkan memiliki harta materiil mereka bersama. Paulus berbicara mereka saling membagikan
pengalaman. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, jika satu
anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (1 Korintus 12:26).
Kita hendaknya saling mendorong dan rasa simpati satu sama lain. Orang percaya hendaknya
tolong tolongan menangungg beban (Galatia 6:2).
Gereja juga membina anggota-anggotanya lewat pendidikan atau pengajaran. Dan pengajaran
bagian dari tugas yang lebih luas yaitu pemuridan. Salah satu perintah Tuhan dalam amanat
agung yang disampaikan Yesus kepada murid-muridNya agar mengajar orang-orang yang
bertobat melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadaMu (Mat.28:20). Untuk
mencapai tujuan iini salah satu karunia Allah kepada gereja ialah gembala-gembala dan
pengajar-pengajar.
Berkhotbah merupakan sarana pembinaan lainnya yang telah dipakai sejak permulaan. Dalam
1 Korintus 14, ketika Paulus berbicara tentang bernubuat, mungkin sekali yang dimaksudkannya
adalah berkhotbah. Agar gereja dapat melaksanakan pembinaan bersama. Allah telah melengkapi
gereja dengan berbagai karunia yang disalurkan oleh Roh Kudus. (1 Korintus 12:11).

3. Penyembahan
Kegiatan gereja lain adalah penyembahan. Sedangkan pembinaan berfokus kepada jemaat
serta menguntungkan jemaat. Penyembahan berfokus pada Tuhan. Gereja mula-mula bertemu
untuk menyembah Dia pada saat tertentu, suatu kebiasaan yang diperintahkan dan dianjurkan
oleh Rasul Paulus sendiri; Ibrani 10:25, supaya berkumpul untuk mengadakan ibadah
sebagaimana biasa dilakukan oleh beberapa orang, penyembahan yang diutamakan adalah Allah.
Menyembah, memuji dan memuliakan Allah, merupakan kegiatan yang biasa dalam perjanjian
lama, sebagaimana dapat dilihat khususnya dalam kitab Mazmur. Memang tepat bagi gereja yang
adalah milik Allah untuk memuji dan memuliakan Allah. Dalam aspek ini dari kegiatan
penyembahan, gereja memusatkan perhatiannya pada siapa dan apa Allah itu bukan memuaskan
penasarannya sendiri.
Di zaman mula-mula jemaat berkumpul untuk menyembah Allah dan mendapatkan
pengajaran. Kemudian jemaat itu keluar untuk mengabarkan Injil. Di dalam ibadah
penyembahan, jemaat berfokus kepada Allah; di dalam pengajaran dan persekutuan mereka
berfokus pada diri sendiri; dan sesame orang Kristuen dan dalam penginjilan mereka
mengarahkan perhatiannya kepada orang-orang yang bukan Kristen.

4. Keprihatinan sosial
Jelas sekali menunjukkan keprihatinan terhadap mereka yang hidup serba kekurangan dan
yang menderita Yesus menyembuhkan orang sakit dan kadang-kadang membangkitkan orang
mati. Apabila gereja ingin melanjutkan pelayanannya maka gereja akan terlibat dalam pelayanan
kepada orang-orang yang hidup serba kekurangan dan yang menderita, bahwa Yesus
mengharapkan gereja juga terlibat dalam pelayanan orang yang hidup serba kekuranmgan dan
menderita. Lukas 10:25-27, Yesus menceritakan perumpamaan ini kepada seorang ahli Taurat
yang sudah mengerti bahwa untuk memperoleh kehidupan kekal seorang harus mengasihi Allah
dan mengasihi sesame manusia seperti dirinya sendiri. Namun ia tidak tahu siapa yang di
maksud dengan sesamanya manusia. Ketika menjawab pertanyaan ahli Taurat tersebut Yesus
juga menerangkan cara seseorang mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Orang Samaria
yang baik hati tersebut sekalipun tidak ikut menyerang orang yang turun dari Yerusalem ke
Yerikho namun ia rela memperhatikan korban perampokan itu bahkan mungkin sekali sampai
menanggung biaya perawatannya. Karena kasih terhadap sesama berkaitan erat terhadap kasih
terhadap Allah sehingga melibatkan perbuatan seperti yang dilakukan orang Samaria yang baik
hati tersebut, gereja juga harus terbeban dan prihatin mengenai penderitaan dan kebutuhan dunia
ini.
Matius 25:31-36, Yesus menegaskan tentang kesungguhan iman seorang Kristen dalam
penyatuan iman setiap hari berhubungan dengan keprihatinan sosial tentang perbuatan kasih.
Ulangan 10:17-19, keprihatinan terhadap anak yatim, perempuan janda serta perantau asing,
Yakobus 1:27, janda-janda yatim piatu, Yakobus 2:15-17, demikian juga halnya dnegan iman:
jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
I Yohanes 3:17-18, barangsiapa mempunyai harta duniawi danm melihat saudaranya yang
menderita kekurangan tetapi menutupi pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih
Allah dapat tetap dalam dirinya? Anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Gereja harus sanggup menunjukkan keprihatinan sosial serta mengambil tindakan apabila
diperlukan, yaitu ketika terjadi kekurangan, penderitaan atau ketidakadilan. Memang ada
pendangan mengenai bagaimana hal tersebut dilaksakan. Dalam kasus tertentu, gereja hanya
akan bertindak untuk mengurangi penderitaan akibat penyakit atau kekurangan. Gereja haru
melakukan banyak hal dalam rangka keprihatinan sosial.

C. Peranan Gereja

1. Diakonia (Pelayanan)
Pada poin ini, kamu diharuskan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang diselenggarakan
oleh Gereja yang tujuan utamanya adalah melayani. Agar kegiatan pelayanan dapat sukses, kamu
harus bekerja sama dengan tim untuk menwujudkannya. Contoh tindakan pelayanan, antara lain:
 Membantu korban bencana alam
 Mengikuti kegiatan amal bagi saudara-saudara kita yang miskin, cacat, terlantar, dan
butuh kasih sayang
 Mencoba hidup bersama orang yang menderita penyakit kusta
Sudahkah kamu melayani sanak saudaramu? Walaupun terlihat kecil, namun hal tersebut sangat
berarti bagi mereka yang membutuhkannya. Ketiga contoh di atas harus kamu landasi dengan
menumbuhkan sikap empati, peduli, dan berhati ikhlas untuk menjalankan kegiatan sosial demi
kepentingan seluruh umat manusia. Matius 20:28 “sama seperti Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang.”

2. Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan berarti rela berbagi kepada sesama dalam suatu perkumpulan. Sebagai orang
beriman, kita senantiasa dipanggil untuk ikut dalam sebuah persekutuan untuk mempererat tali
persaudaraan. Di dalam persekutuan inilah kita bisa menampakkan kehadiran Yesus Kristus. Tali
persaudaraan antara kamu dengan umat yang lain bisa terjalin dengan Pengantaraan Kristus
dalam Kuasa Roh Kudus-Nya.

Contoh kegiatan yang mencerminkan persekutuan, antara lain:


 Mengikuti kegiatan Pendalaman Iman (PA)
 Bergabung dalam muda mudi Gereja
 Bergabung pada perkumpulan lingkungan, ibu-ibu, bapak-bapak, dan orang lansia
1 Yohanes 1:3 “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan
kepada kamu juga, supaya kamu beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami
adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”

3. Pewartaan (Kerygma)
Mewartakan berarti membawa kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Lukas 22:27
“Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang
duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” 
Berikut peran Gereja dalam pelayanannya sebagai perwataan dalam masyarakat :
 Misalnya, Katekese calon baptis, penerimaan Sakramen Tobat, Sakramen Krisma,
Sakramen Perkawinan, dan kegiatan pendalam iman.
 Dengan melakukan kegiatan pewartaan, kita sudah dapat dikatakan membantu umat
Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah.
 Dengan demikian, umat Allah bisa hidup kekal, tidak mudah goyah, dan tetap setia
kepada pengajaran Tuhan Yesus.
Matius 10:7 “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.”
Sejarah Gereja adalah sebuah persekutuan yang hadir di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat
secara universal. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Gereja memiliki tugas
pewartaan dan berperan aktif untuk selalu memberikan nilai-nilai positif bagi umatnya. Nilai-
nilai positifnya sudah pasti masih sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Disini,
Gereja dituntut untuk memperlihatkan siapa dan bagaimana karakteristik Tuhan Yesus itu
sendiri.
4. Lyturgia (Liturgi)
Dalam hidup menggereja, ibadah adalah sumber dan pusat untuk beroleh iman dalam Yesus
Kristus. Kegiatan Liturgi sering kita lakukan pada Hari Minggu, ketika kita beribadah di gereja.
Sebagai umat Kristiani, kita bisa mendalami iman melalui kegiatan liturgi di gereja. Doa, simbol,
lambang, dan perayaan di gereja merupakan bagian dari liturgi.
Contoh kegiatan liturgi di gereja, antara lain:
 Mengikuti tata ibadat pada Hari Minggu
 Ikut kegiatan paduan suara atau koor di gereja
 Menjadi putra dan putri altar
Dengan adanya persekutuan, kita sebagai umat manusia diharapkan bisa menyatu dengan
umat yang lainnya. Tidak melihat ras, suku, bangsa, dan latar belakangnya. Karena pada intinya,
kita ingin bersatu dengan mereka untuk mewujudnyatakan Kristus Yesus dalam kehidupan.

5. Martyria (Penginjilan)
Sebelum Tuhan meninggalkan dunia, Ia pernah berpesan kepada murid-murid-Nya untuk
menjadi saksi-Nya dalam memberitakan Injil. Tugas inipun dilakukan oleh para murid. Kita
selaku Anak Allah juga dituntut untuk melakukan hal yang sama, yaitu menjadi Saksi Kristus di
tengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan menghayati karya keselamatan
Tuhan dalam hidup kita. Cara pelayanan Gereja sebagai peran didalam masyarakat majemuk:
 Beritakanlah injil kepada seluruh bangsa dan jadilah garam dan terang dunia di tengah-
tengah masyarakat. Berbuat baiklah agar kamu disenangi oleh orang-orang di sekitarmu.
 Mazmur 19:7 “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu
teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”
 Yesaya 8:20 “Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai
perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.”
Selaku Anak Allah, kita selelu dituntut untuk berbuat baik kepada sesama, sama dengan apa
yang dilakukan Gereja, dan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus kepada kita. Ulangan 7:9
“Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang
memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan
berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.”
6. Perwujudan Iman
Iman adalah hubungan cinta kasih yang terjalin antara manusia dengan Tuhan. Untuk
mengungkapkan iman dan kepercayaan akan Yesus Kristus, kita bisa mewujudkan hal tersebut
dalam bentuk menyelenggarakan kegiatan sosial di Gereja. Disini, Gereja harus bisa
menunjukkan dan mempraktikkan bentuk pelayanan yang dilakukan Yesus selama Ia berada di
dunia. Berikut bentuk perwujudan iman dalam bentuk kesertaannya dalam peran Gereja:
 Tak hanya Gereja saja, kamu sebagai umat Tuhan juga dituntut untuk mewujudkan
imanmu sebagai bukti kalau kamu seorang Kristiani. Perwujudan iman ini bisa berupa
penyerahan total kepada Yesus Sang Juru S’lamat.
 Kamu harus selalu menyerahkan seluruh hidupmu kepada Tuhan, biarlah Ia yang selalu
berkuasa atas dirimu.
 Perwujudan iman juga haruslah disertai dengan hati yang tulus dan penghayatan akan
iman kepada Tuhan. Tanpa kedua hal tersebut, perwujudan iman sama saja kosong.
Perwujudan iman harus dibuktikan dalam tindakan nyata. Karena iman tanpa perbuatan
hasilnya nihil.
Galatia 2:16 “Kamu tahu, bahawa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab itu, kami
pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam
Kristus dan bukan oleh karena melakukan Hukum Taurat. Sebab tidak ada seorang pun yang
dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat.”

7. Pengungkapan Iman
Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengungkapkan iman akan Kristus Yesus.
Pengungkapan iman bisa dinyatakan dalam bentuk yang khusus dan eksplisit, contohnya dalam
pewartaan, pelayanan, dan perayaan Ekaristi yang setiap kali diadakan di Gereja. Berikut cara
peran Gereja dalam mengungkapkan iman didalam masyarakat:
 Pengungkapan iman adalah bentuk dari penghayatan iman yang bisa kita dapatkan saat
kita berada di lingkungan masyarakat. Iman diungkapkan secara nyata, namun tidak
secara kentara alias memperlihatkan sikap dari iman.
 Rasa kepercayaan Gereja dalam memberitakan kesaksian dan kepastian tentang iman
Kristus kepada semua umat Kristiani dan seluruh masyarakat majemuk lainnya.
 Gereja akan serta aktif kepada masyarakat agar setiap masing-masing masyarakat bisa
saling memberikan rasa pengungkapan iman yang saling percaya dari hatinya untuk
Tuhan
Selain itu untuk dari itu Gereja akan membentuk suatu Gereja yang luar biasa dan nyata
dalam pelayanan kasihnya terhadap masyarakat. Selain itu kita sebagai masyarakat juga harus
saling tahu apa peran kita sebagai masyarakat dalam menjalin hubungan dengan Gereja
Itulah berikut sekilas artikel tentang peran Gereja dalam masyarakat yang bisa kalian ketahui.
Semoga dengan ini kalian bisa tahu apa arti peran Gereja yang sesungguhnya.

D. Gereja di Indonesia

Gereja Indonesia sudah hadir sejak abad ke-2 Masehi, pertama kali di Fansur/Barus, Sumatra
Utara. Sejak saat itu, sampai sekarang di Indonesia telah terdapat/telah ada banyak sekali jenis-
jenis (aliran/denominasi) gereja. Pada umumnya gereja-gereja Kristen di Indonesia dapat dibagi
ke dalam tiga aliran utama, yaitu:
 Gereja Katolik Roma dengan sistem episkopal di bawah kepemimpinan Paus
 Gereja-gereja Protestan yang merupakan hasil dari Reformasi Protestan dan berdiri
mandiri
 Gereja Ortodoks dengan sistem episkopalnya

1. Gereja Katolik
Gereja Katolik merupakan gereja yang memiliki persekutuan dengan Paus, atau Uskup Roma,
yang memegang otoritas tertinggi setelah Dewan Kardinal. Gereja Katolik terdiri dari Gereja
Katolik Roma (Ritus Latin) dan 23 Gereja Katolik Ritus Timur. Karena secara umum Gereja
Katolik di Indonesia berasal dari Misi Portugis dan Spanyol (Santo Fransiskus Xaverius adalah
orang Spanyol), Gereja Katolik di Indonesia mengikuti Ritus Latin. Gereja Katolik di Indonesia
terbagi dalam 37 keuskupan yang dikelompokan ke dalam 10 provinsi gerejawi ditambah dengan
1 Ordinariat Militer. Keuskupan-keuskupan tersebut membentuk suatu organisasi koordinatif
yang disebut Konferensi Waligereja Indonesia, beranggotakan para uskup di Indonesia.
2. Gereja Protestan
Berikut beberapa gereja Protestan yang ada di Indonesia. Cabang/pemekaran/pecahan dari
suatu gereja ditandai dengan sub-bagian.

Gereja Kesukuan/Kedaerahan
Banyak jenis atau cabang gereja yang ada di Indonesia (di level provinsi) merupakan gereja yang
bersifat kesukuan atau kedaerahan tertentu. Hal ini terjadi karena adanya politik gospel masa lalu
oleh pihak Penjajah (Portugal ataupun Belanda) yang memakai taktik pendekatan suku.
Gereja kesukuan/kedaerahan ini berciri kedaerahan atau kesukuan tertentu menurut adat istiadat
daerah setempat, yang mana merupakan tempat Gereja tersebut pertama didirikan, tetapi Gereja-
gereja ini tetap terbuka bagi suku lain (adapula gereja yang tertutup untuk suku lain, tetapi
kemungkinannya sangat kecil)
Gereja tersebut antara lain:
 Gereja Kalimantan Evangelis - GKE (memakai adat Dayak)
 Gereja Kristen Jawa - GKJ (memakai adat Jawa)
 Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan - GKSBS (memakai adat Jawa dan Melayu)
 Greja Kristen Jawi Wetan - GKJW (memakai adat Jawa)
 Gereja Masehi Injili di Minahasa - GMIM (memakai adat Minahasa)
 Huria Kristen Batak Protestan - HKBP (memakai adat suku Batak Toba)
 Gereja Toraja - GT (Memakai adat Toraja)
 Gereja Batak Karo Protestan - GBKP (memakai adat suku Batak Karo)
 Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS (memakai adat suku Batak Simalungun)
 Huria Kristen Indonesia - HKI
 Banua Niha Keriso Protestan - BNKP (memakai adat Nias)
 Orahua Niha Keriso Protestan - ONKP (memakai adat Nias)
 Gereja Kristen Protestan Angkola - GKPA (Memakai adat Batak Angkola)
 Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi - GKPPD (Memakai adat Batak Dairi)
 Gereja Kristen Kalam Kudus - GKKK (Tionghoa)
 Gereja Kebangunan Kalam Allah - GKKA (Tionghoa)
 Gereja Kristen Pasundan - GKP (memakai adat Sunda)
 Gereja Kristen Rejang - GKR1 (memakai adat Suku Rejang, tertutup bagi suku-suku
lainnya)
 Gereja Kristen Injili Indonesia - (GKII melayani suku Anak Dalam dan orang-orang
pribumi (bumi putera) seperti Rejang dan Lembak di sebagian besar Bengkulu dan
sebagian Sumatra Selatan)

Menurut Denominasi
Pembagian Gereja-gereja beraliaran Protestanisme di Indonesia menurut denominasinya yaitu:
Gereja Reformasi atau Calvinis
 Gereja Protestan di Indonesia - GPI dengan dua belas Gereja Bagian Mandiri (GBM)
dalam lingkup GPI:
o Gereja Masehi Injili di Minahasa - GMIM
o Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud - GMIST
o Gereja Protestan Maluku - GPM
o Gereja Masehi Injili di Timor
o Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat - GPIB
o Gereja Kristus Tuhan - GKT
o Gereja Protestan Indonesia di Donggala - GPID
o Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli - GPIBT
o Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo - GPIG
o Gereja Kristen Luwuk Banggai - GKLB
o Gereja Protestan Indonesia di Papua - GPI Papua
o Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan GPIBK
o Indonesian Ecumenical Christianity Church - IECC
o Gereja Masehi Injili di Talaud - GERMITA
 Gereja Batak Karo Protestan - GBKP
 Gereja Kristen Indonesia - GKI
 Gereja Kristen Indonesia Sumatera Utara - GKI SUMUT
 Gereja Kristen Injili di Tanah Papua - GKI TP
 Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan - GKSBS
 Gereja Kristen Pasundan - GKP
 Gereja Kristen Jawa - GKJ
 Gereja Kristen Jawa Tengah Utara - GKJTU
 Gereja Kristen Jawi Wetan - GKJW
 Gereja Kristen Sulawesi Tengah - GKST
 Gereja Kristen Sulawesi Barat - GKSB
 Gereja Kristen Sulawesi Selatan - GKSS
 Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara - GEPSULTRA
 Gereja Protestan Indonesia di Luwu - GPIL
 Gereja Kristen Sumba - GKS
 Gereja Kristen Injili di Tanah Papua - GKI di Tanah Papua
 Gereja Kristus
 Gereja Kristus Yesus - GKY
 Gereja Reformed Injili Indonesia - GRII
 Gereja Toraja
 dll.
Gereja Lutheran (Evangelikel Lutheran)
 Gereja Huria Kristen Batak Protestan - Gereja HKBP
o Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS
o Gereja Kristen Protestan Angkola - GKPA
o Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi - GKPD
o Gereja Kristen Protestan Indonesia - GKPI
 Gereja Kristen Protestan Mentawai - GKPM
 Gereja Kristen Protestan Indonesia - GKPI
 Gereja Kristen Rejang - GKR
 Huria Kristen Indonesia - HKI
 Banua Niha Keriso Protestan - BNKP
o Angowuloa Masehi Indonesia Nias - AMIN
 Gereja Kalimantan Evangelis - GKE
Gereja Injili
 Gereja Injili Indonesia - GII
 Gereja Kristen Perjanjian Baru - GKPB
 Gereja Kristus Rahmani Indonesia - GKRI
 Gereja Kasih Karunia Indonesia - Gekari
 Gereja Misi Injili Indonesia - GMII
 Gereja Kristen Injili Nusantara - GKIN
 Gereja Protestan Injili Nusantara - GPIN
Gereja-gereja Methodis
 Gereja Methodis Indonesia - GMI
 Gereja Wesley Indonesia
 Gereja Wesleyan Indonesia (GWI)
 Gereja Kristen Nazarene Indonesia
Gereja-gereja Menonit
 Gereja Kristen Muria Indonesia - GKMI
 Gereja Injili di Tanah Jawa - GITJ
 Jemaat Kristen Indonesia - JKI
Gereja-gereja Pentakosta - karismatik
 Gereja Pusat Pantekosta Indonesia (GPPI)
 Gereja Berita Injil
 Gereja Bethany Indonesia - Bethany
 Gereja Bethel Injil Sepenuh - GBIS
 Gereja Bethel Indonesia - GBI / Bethel
 Gereja Pantekosta Pusat Surabaya - GPPS
 Gereja Isa Almasih - GIA
 Gereja Bethel Tabernakel - GBT
 Gereja Bukit Zaitun - GBZ
 Gereja Duta Injil
 Gereja Injili Sepenuh Indonesia - IFGF GISI
 Gereja Kristen Baithani - GKB
 Gereja Kemenangan Iman Indonesia - GKII
 Gereja Pentakosta Tabernakel - GPT
 Gereja Mawar Sharon - GMS
 Gereja Pantekosta di Indonesia - GPdI
 Gereja Pentakosta Indonesia
 Gereja Rumah Doa Segala Bangsa - Gereja RDSB
 Gereja Pentakosta Isa Almasih - GPIA
 Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah (Assemblies of God)
 Gereja Tiberias Indonesia - GTI / Tiberias
 Gereja Yesus Kristus Tuhan (Abbalove Ministries)
 Charismatic Worship Service - CWS
 Gereja Gerakan Pentakosta - GGP
 Gereja Kristus Tabernakel di Indonesia - GKTDI
 dll.
Gereja Baptis
 Gereja Baptis Independen
 Gereja Baptis di Papua
 Gereja Kristen Baptis Jakarta
 Gereja Perhimpunan Baptis Injili Indonesia
 Kerapatan Gereja Baptis Indonesia
 Gereja Baptis Indonesia
Gereja non-denominasi
 Gereja Yesus Sejati
 Gereja Kristus Di Indonesia (GKDI)
Lain-lain
 Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Gereja Advent)
 Gereja Injili Karo Indonesia(GIKI)
 Bala Keselamatan
3. Gereja Ortodoks
Gereja Ortodoks adalah kelompok Kristen/Gereja pendatang yang paling mutakhir di Indonesia.
Namun, menurut penelitian dari pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama, sebetulnya Gereja
Ortodoks ini justru adalah gereja yang pertama hadir dan datang ke Indoneia yang ditandai
dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak gereja Asiria di daerah
Fansur (Barus), di wilayah Mandailing, Sumatra Utara. Namun menurut A.J. Butler M.A., kata
Fahsûr seharusnya ditulis Mansûr, yaitu sebuah negara pada zaman kuno yang terdapat di Barat
Laut India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama yang
terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur).[1]
Tanpa diketahui sebab-sebabnya, Gereja yang kehadirannya diketahui lewat prasasti dari tahun
600-an M ini kemudian hilang begitu saja yang mungkin akibat faktor peperangan dan baru
muncul kembali di Indonesia sekitar akhir tahun 1960-an dengan kedatangan Kanisah Orthodox
Syria dikota Samarinda. Di negara-negara Eropa Timur,Asia Kecil, Anatolia, Timur Tengah,
Asia Selatan dan di India, Gereja Ortodoks telah hadir selama berabad-abad dan tidak pernah
hilang seiring zaman berganti, khususnya di Timur Tengah, Gereja ini telah hadir sejak abad
pertama ketika kali pertama Gereja Kristen terbentuk oleh para murid Yesus.
Gereja Ortodoks di Indonesia hadir secara resmi tahun 1960 dan pada 1980 gereja ortodoks
memiliki nama resmi Gereja Ortodoks Indonesia (GOI), tetapi baru mendapat izin Departemen
Agama pada tahun 2006. Gereja Ortodoks Indonesia di bawah penggembalaan Metropolitan
Hilarion, Uskup Gereja Ortodoks Rusia di luar Rusia (ROCOR), tetapi ada pula yang di bawah
penggembalaan Uskup Konstantinos Tsilis, Uskup Gereja Ortodoks Yunani Konstantinopel.
Selain itu terdapat Kanisah Ortodoks Siria (KOS) yang bukanlah lembaga gereja. Kehadiran
KOS di Indonesia hanya sebatas wacana.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi Istilah gereja berasal dari bahasa Portugis, yaitu kata igreya, dan kata igreya berasal dari
kata Yunani yaitu kata ekklesia. Makna kata ekklesia berasal dari kata ek (keluar) dan kalein
(memanggil). Dengan demikian makna kata gereja berarti umat yang dipilih dan ditebus untuk
keluar dari kuasa dunia sebab Allah memanggil mereka menuju terang dan keselamatan-Nya.
Fungsi gereja yaitu sebagai penginjilan, pembinaan, penyembahan, dan keprihatinan social
serta memiliki peran sebagai: diakonia (pelayanan), persekutuan (koinonia), lyturgia(liturgi),
martyria(penginjilan), perwujudan iman dan pengungkapan iman. Pada umumnya gereja-gereja
Kristen di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga aliran utama, yaitu:
 Gereja Katolik Roma dengan sistem episkopal di bawah kepemimpinan Paus
 Gereja-gereja Protestan yang merupakan hasil dari Reformasi Protestan dan berdiri
mandiri
 Gereja Ortodoks dengan sistem episkopalnya

B. Saran
Sebagai remaja Kristen yang beriman kepada Tuhan sebaiknya, kita menerapkan fungsi dan
peran gereja dalam kehidupan kita sehari-hari.dan meskipun diindonesia ini ada banyak sekali
aliran-aliran gereja dan cara penyembahannya kepada Tuhan juga berbeda, kita harus tetap saling
mengasihi, menghargai dan menghormati karna kita semua satu didalam Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Balitbang PGI. 2007. Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia:


Theologia Religionum. Jakarta: BPK Gunung Mulia
2. Dunnam, Maxie. 2001. Akulah ...: studi mengenai tujuh pernyataan Yesus. Terj.
Samuel Siahaan. Jakarta: Gunung Mulia.
3. End, Th. Van Den. 2007. Ragi Carita 1: Sejarah Gereja di Indonesia Tahun 1500 –
1860-an. Jakarta: BPK Gunung Mulia
4. Knitter, Paul F. 2008. Pengantar Teologi Agama-Agama. Terj. Nico A.
Likumahuwa. Yogyakarta: Kanisius.
5. Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.
6. Kokoh, Jost. 2009. Beriman Bersama Maria. Yogyakarta: Kanisius.
7. Martasudjita, E. 2009. Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati. Yogyakarta:
Kanisius.
8. Sairin, Seinata. 2006. Identitas dan ciri khas pendidikan kristen di Indonesia
antara konseptual dan operasional. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Cet. III.
9. Suharyo, Ignatius. 2009. Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati. Yogyakarta:
Kanisius.
10. Suleeman, Ferdinan ., A.A. Sutama, dan A. Rajendra. 2004. Strugling in Hope.
Bergumul dalam Pengharapan. Jakarta: Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai