Anda di halaman 1dari 15

Hakikat Gereja

Istilah gereja berasal dari bahasa Portugis, yaitu kata igreya, dan kata igreya berasal dari kata
Yunani yaitu kata ekklesia. Makna kata ekklesia berasal dari kata ek (keluar) dan kalein
(memanggil). Dengan demikian makna kata gereja berarti umat yang dipilih dan ditebus untuk
keluar dari kuasa dunia sebab Allah memanggil mereka menuju terang dan keselamatan-Nya. Umat
yang telah dipanggil Allah keluar dari kuasa dosa dijadikan Allah sebagai umat percaya di dalam
karya penebusan Kristus. Dengan demikian dalam makna gereja pada hakikatnya mengandung
dimensi kebaruan sebagai ciptaan baru. Umat yang semula berada di bawah kuasa dosa diubah
menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Di Surat 2 Korintus 5:17 Rasul Paulus berkata: “Jadi siapa
yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang
baru sudah datang.”

Apakah hakekat Gereja itu?

1. Gereja adalah suatu persekutuan messianis. Gereja harus menampakkan pola rencana Allah
bagi segenap umat manusia, yakni kesejahteraan dan perdamaian. Oleh sebab itu Gereja perlu
berjuang untuk melenyapkan tirani, pertentangan antar kelas, ras, bangsa dan pemeluk agama.

2. Gereja adalah suatu persekutuan yang bersaksi. Sebelum Gereja melancarkan kritik terhadap
ketidakadilan dan ketidakbenaran yang merajalela dalam masyarakat, Gereja itu sendiri harus
lebih dahulu mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam segenap tingkah langkahnya. Yesus
bersabda: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga," (Matius 5:14-16). Yesus juga pernah bersabda: "Hai
orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas
untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu," (Matius 7:5).

3. Strategi yang diambil oleh Gereja sebagai persekutuan messianis haruslah strategi yang
diambil oleh Yesus, sang Kepala Gereja. Gereja bertindak di dalam dunia untuk mengubah
masyarakat. Untuk itu Gereja janganlah menjadi "serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang
baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna," (Roma 12:2). Gereja perlu melihat
dirinya sendiri sebagai agen Allah untuk mengakhiri ketidakadilan dan membawa keadilan sosial
ke dalam dunia. Tetapi Gereja tidak boleh memakai kekerasan, fitnah, dusta, penipuan,
ketidaksopanan atau yang sejenis itu di dalam menegakkan keadilan. Ketika salah seorang
muridNya menghunus pedang, ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, Yesus berkata:
"Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya..." (Matius 26:52). Pernah pula Yesus
mengajar: "...siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu,"
(Matius 5:39).
4. Bentuk keprihatinan sosial dalam persekutuan messianis adalah pengabdian dalam arti yang
asli dan yang sebenarnya, yakni "menjadi hamba" seperti halnya Yesus Kristus, "yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba," (Filipi 2:6-7).

FUNGSI GEREJA

1. Penginjilan
Pokok yang ditekankan dalam dua kisah kata terakhir Yesus ketika berbicara kepada murid-
muridnya ialah penginjilan. Dalam Matius 28:19, Yesus mengatakan panggilan dan jadikan sekalian
bangsa murid-Ku. Dalam Kisah 1:8 Ia berkata, kamu akan menerima kuasa kalau roh Kudus turun
ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi.
Hal ini merupakan perintah terakhir yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Panggilan mengabarkan Injil merupakan perintah. Setelah para murid menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhanda tunduk kepada-Nya sehingga harus selalu mentaati semua perintah yang
diberikan oleh-Nya.
Yesus pernah mengatakan jikalau kamu mengasihi “Aku” kamu akan mengikuti segala perintahku
(Yohanes 14:15). Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya dialah yang mengasihi
Aku (Yoh.14:21); Kamu adalah sahabatKu jikalau kamu berbuat apa yang Ku perintahkan
kepadamu (Yoh. 15:14).
Bagaimanapun murid-murid juga tidak dikirim mengabarkan Injil dengan kekuatan mereka sendiri.
Yesus mendahului penugasan mereka dengan mengatakan kepadaKu telah diberikan segala kuasa
di sorga dan di bumi (Matius 28:18). Yesus menugaskan murid-muridNya sebagai pelaksana
tugasnya. Dengan demikian mereka berhal untuk pergi mengabarkan Injil kepada sekalian bangsa.
Selanjutnya Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan turun ke atas mereka dan memberian segala
kuasa yang mereka perlukan. Dengan demikian murid-murid Yesus mendapat wewenang dan
kekuasaan untuk melaksanaan tugas tersebut.
Lagi pula mereka yakin bahwa mereka diutus bukan dengan kekuatan mereka sendiri. Sekalipun
secara jasmania Yesus akan meninggalkan mereka, namun secara rohani Dia akan terus beserta
dengan mereka sampai kesudahan zaman (Matius 28:10). Akhirnya para murid ditugaskan untuk
menjadi saksi sampai ke ujung bumi. Tidak ada batasan geografis terhadap pelaksanaanm tugas
mereka. Mereka harus memberitakan Injil dimana saja, kepada semua bangsa dan di setiap
golongan. Dengan demikian amanat Injil akan tersebar dalam lingkaran yang makin luas, sehingga
akhir seluruh tugas akan terlaksana. Dan gereja harus terlibat dalam mengabarkan Injil dan gereja
harus melayani dalam penginjilan di semua wilayah ini; apabila gereja tidak terlibat dalam
penginjilan gereja menjadi sakit rohani, karena gereja akan mulai berusaha untuk berfungsi tidak
sesuai dengan tujuan yang tidak pernah dimaksudkan oleh Tuhan.

2. Pembinaan
Fungsi utama gereja yang kedua ialah pembinaan orang-orang percaya. Sekalipun Yesus lebih
menekankan penginjilan, namun secara logis (pembangunan) orang-orang percaya juga merupakan
kegiatan utama. Paulus berkali-kali berbicara tentang pembinaan tubuh Kristus (Efesus 4:12),
misalnya Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan berbagai karunia kepada Gereja. Untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus
(Efesus 4:12). Setiap orang percaya hendaknya bertumbuh serupa dengan Kristus yang dari pada-
Nyalah seluruh tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih.
Kemampuan untuk membina merupakan kristeria yang melalui-Nya semua kegiatan, termasuk
kemampuan. Bicara dapat diukur, Paulus mengemukakan unsure pembinaan misalnya, dia
mengatakan, siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, Ia membangun dirinya sendiri, tetapi
siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat. Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan
bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orangyang bernubuat lebih
berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga
menafsirkannya sehingga jemaat dapat dibangun (1 Korintus 14:4-5). Pentingnya pembinaan orang
lain dalam rangka karunia-karunia yang kontraversial.
Perhatikan bahwa pembinaan harus saling membangun yang dilakukan oleh anggota semua tubuh
Kristus.
Terdapat berbagai sasrana yang dapat digunakan untuk membangun anggota-anggota gereja. Salah
satunya adalah persekutuan. Dalam perjanjian baru berbicara tentang koinonia yang secara
harafiah berarti memiliki atau membagi segala hal bersama. KPR 5, anggota gereja mula-mula
bahkan memiliki harta materiil mereka bersama. Paulus berbicara mereka saling membagikan
pengalaman. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, jika satu
anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (1 Korintus 12:26).
Kita hendaknya saling mendorong dan rasa simpati satu sama lain. Orang percaya hendaknya
tolong tolongan menangungg beban (Galatia 6:2).
Gereja juga membina anggota-anggotanya lewat pendidikan atau pengajaran. Dan pengajaran
bagian dari tugas yang lebih luas yaitu pemuridan. Salah satu perintah Tuhan dalam amanat agung
yang disampaikan Yesus kepada murid-muridNya agar mengajar orang-orang yang bertobat
melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadaMu (Mat.28:20). Untuk mencapai
tujuan iini salah satu karunia Allah kepada gereja ialah gembala-gembala dan pengajar-pengajar.
Berkhotbah merupakan sarana pembinaan lainnya yang telah dipakai sejak permulaan. Dalam 1
Korintus 14, ketika Paulus berbicara tentang bernubuat, mungkin sekali yang dimaksudkannya
adalah berkhotbah. Agar gereja dapat melaksanakan pembinaan bersama. Allah telah melengkapi
gereja dengan berbagai karunia yang disalurkan oleh Roh Kudus. (1 Korintus 12:11).

3. Penyembahan
Kegiatan gereja lain adalah penyembahan. Sedangkan pembinaan berfokus kepada jemaat serta
menguntungkan jemaat. Penyembahan berfokus pada Tuhan. Gereja mula-mula bertemu untuk
menyembah Dia pada saat tertentu, suatu kebiasaan yang diperintahkan dan dianjurkan oleh Rasul
Paulus sendiri; Ibrani 10:25, supaya berkumpul untuk mengadakan ibadah sebagaimana biasa
dilakukan oleh beberapa orang, penyembahan yang diutamakan adalah Allah.
Menyembah, memuji dan memuliakan Allah, merupakan kegiatan yang biasa dalam perjanjian
lama, sebagaimana dapat dilihat khususnya dalam kitab Mazmur. Memang tepat bagi gereja yang
adalah milik Allah untuk memuji dan memuliakan Allah. Dalam aspek ini dari kegiatan
penyembahan, gereja memusatkan perhatiannya pada siapa dan apa Allah itu bukan memuaskan
penasarannya sendiri.
Di zaman mula-mula jemaat berkumpul untuk menyembah Allah dan mendapatkan pengajaran.
Kemudian jemaat itu keluar untuk mengabarkan Injil. Di dalam ibadah penyembahan, jemaat
berfokus kepada Allah; di dalam pengajaran dan persekutuan mereka berfokus pada diri sendiri;
dan sesame orang Kristuen dan dalam penginjilan mereka mengarahkan perhatiannya kepada
orang-orang yang bukan Kristen.

4. Keprihatinan sosial
Jelas sekali menunjukkan keprihatinan terhadap mereka yang hidup serba kekurangan dan yang
menderita Yesus menyembuhkan orang sakit dan kadang-kadang membangkitkan orang mati.
Apabila gereja ingin melanjutkan pelayanannya maka gereja akan terlibat dalam pelayanan kepada
orang-orang yang hidup serba kekurangan dan yang menderita, bahwa Yesus mengharapkan gereja
juga terlibat dalam pelayanan orang yang hidup serba kekuranmgan dan menderita. Lukas 10:25-
27, Yesus menceritakan perumpamaan ini kepada seorang ahli Taurat yang sudah mengerti bahwa
untuk memperoleh kehidupan kekal seorang harus mengasihi Allah dan mengasihi sesame manusia
seperti dirinya sendiri. Namun ia tidak tahu siapa yang di maksud dengan sesamanya manusia.
Ketika menjawab pertanyaan ahli Taurat tersebut Yesus juga menerangkan cara seseorang
mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Orang Samaria yang baik hati tersebut sekalipun
tidak ikut menyerang orang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho namun ia rela memperhatikan
korban perampokan itu bahkan mungkin sekali sampai menanggung biaya perawatannya. Karena
kasih terhadap sesama berkaitan erat terhadap kasih terhadap Allah sehingga melibatkan
perbuatan seperti yang dilakukan orang Samaria yang baik hati tersebut, gereja juga harus
terbeban dan prihatin mengenai penderitaan dan kebutuhan dunia ini.
Matius 25:31-36, Yesus menegaskan tentang kesungguhan iman seorang Kristen dalam penyatuan
iman setiap hari berhubungan dengan keprihatinan sosial tentang perbuatan kasih. Ulangan 10:17-
19, keprihatinan terhadap anak yatim, perempuan janda serta perantau asing, Yakobus 1:27, janda-
janda yatim piatu, Yakobus 2:15-17, demikian juga halnya dnegan iman: jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
I Yohanes 3:17-18, barangsiapa mempunyai harta duniawi danm melihat saudaranya yang
menderita kekurangan tetapi menutupi pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih
Allah dapat tetap dalam dirinya? Anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Gereja harus sanggup menunjukkan keprihatinan sosial serta mengambil tindakan apabila
diperlukan, yaitu ketika terjadi kekurangan, penderitaan atau ketidakadilan. Memang ada
pendangan mengenai bagaimana hal tersebut dilaksakan. Dalam kasus tertentu, gereja hanya akan
bertindak untuk mengurangi penderitaan akibat penyakit atau kekurangan. Gereja haru melakukan
banyak hal dalam rangka keprihatinan sosial.

PERAN GEREJA

1. Diakonia (Pelayanan)
Pada poin ini, kamu diharuskan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh
Gereja yang tujuan utamanya adalah melayani. Agar kegiatan pelayanan dapat sukses, kamu harus
bekerja sama dengan tim untuk menwujudkannya. Contoh tindakan pelayanan, antara lain:
 Membantu korban bencana alam
 Mengikuti kegiatan amal bagi saudara-saudara kita yang miskin, cacat, terlantar, dan butuh
kasih sayang
 Mencoba hidup bersama orang yang menderita penyakit kusta
Sudahkah kamu melayani sanak saudaramu? Walaupun terlihat kecil, namun hal tersebut sangat
berarti bagi mereka yang membutuhkannya. Ketiga contoh di atas harus kamu landasi dengan
menumbuhkan sikap empati, peduli, dan berhati ikhlas untuk menjalankan kegiatan sosial demi
kepentingan seluruh umat manusia. Matius 20:28 “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.”
2. Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan berarti rela berbagi kepada sesama dalam suatu perkumpulan. Sebagai orang beriman,
kita senantiasa dipanggil untuk ikut dalam sebuah persekutuan untuk mempererat tali
persaudaraan. Di dalam persekutuan inilah kita bisa menampakkan kehadiran Yesus Kristus. Tali
persaudaraan antara kamu dengan umat yang lain bisa terjalin dengan Pengantaraan Kristus dalam
Kuasa Roh Kudus-Nya.
Contoh kegiatan yang mencerminkan persekutuan, antara lain:
 Mengikuti kegiatan Pendalaman Iman (PA)
 Bergabung dalam muda mudi Gereja
 Bergabung pada perkumpulan lingkungan, ibu-ibu, bapak-bapak, dan orang lansia
1 Yohanes 1:3 “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada
kamu juga, supaya kamu beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah
persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”
3. Pewartaan (Kerygma)
Mewartakan berarti membawa kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Lukas 22:27 “Sebab
siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk
makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” 
Berikut peran Gereja dalam pelayanannya sebagai perwataan dalam masyarakat :
 Misalnya, Katekese calon baptis, penerimaan Sakramen Tobat, Sakramen Krisma, Sakramen
Perkawinan, dan kegiatan pendalam iman.
 Dengan melakukan kegiatan pewartaan, kita sudah dapat dikatakan membantu umat Allah
untuk mendalami kebenaran Firman Allah.
 Dengan demikian, umat Allah bisa hidup kekal, tidak mudah goyah, dan tetap setia kepada
pengajaran Tuhan Yesus.
Matius 10:7 “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.”
Sejarah Gereja adalah sebuah persekutuan yang hadir di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat
secara universal. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Gereja memiliki tugas pewartaan
dan berperan aktif untuk selalu memberikan nilai-nilai positif bagi umatnya. Nilai-nilai positifnya
sudah pasti masih sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Disini, Gereja dituntut untuk
memperlihatkan siapa dan bagaimana karakteristik Tuhan Yesus itu sendiri.
4. Lyturgia (Liturgi)
Dalam hidup menggereja, ibadah adalah sumber dan pusat untuk beroleh iman dalam Yesus
Kristus. Kegiatan Liturgi sering kita lakukan pada Hari Minggu, ketika kita beribadah di gereja.
Sebagai umat Kristiani, kita bisa mendalami iman melalui kegiatan liturgi di gereja. Doa, simbol,
lambang, dan perayaan di gereja merupakan bagian dari liturgi.
Contoh kegiatan liturgi di gereja, antara lain:
 Mengikuti tata ibadat pada Hari Minggu
 Ikut kegiatan paduan suara atau koor di gereja
 Menjadi putra dan putri altar
Dengan adanya persekutuan, kita sebagai umat manusia diharapkan bisa menyatu dengan umat
yang lainnya. Tidak melihat ras, suku, bangsa, dan latar belakangnya. Karena pada intinya, kita
ingin bersatu dengan mereka untuk mewujudnyatakan Kristus Yesus dalam kehidupan.
5. Martyria (Penginjilan)
Sebelum Tuhan meninggalkan dunia, Ia pernah berpesan kepada murid-murid-Nya untuk menjadi
saksi-Nya dalam memberitakan Injil. Tugas inipun dilakukan oleh para murid. Kita selaku Anak
Allah juga dituntut untuk melakukan hal yang sama, yaitu menjadi Saksi Kristus di tengah-tengah
masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan menghayati karya keselamatan Tuhan dalam hidup
kita. Cara pelayanan Gereja sebagai peran didalam masyarakat majemuk:
 Beritakanlah injil kepada seluruh bangsa dan jadilah garam dan terang dunia di tengah-
tengah masyarakat. Berbuat baiklah agar kamu disenangi oleh orang-orang di sekitarmu.
 Mazmur 19:7 “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”
 Yesaya 8:20 “Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai perkataan
itu, maka baginya tidak terbit fajar.”
Selaku Anak Allah, kita selelu dituntut untuk berbuat baik kepada sesama, sama dengan apa yang
dilakukan Gereja, dan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus kepada kita. Ulangan 7:9 “Sebab itu
haruslah kau ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang
perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-
Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.”
6. Perwujudan Iman
Iman adalah hubungan cinta kasih yang terjalin antara manusia dengan Tuhan. Untuk
mengungkapkan iman dan kepercayaan akan Yesus Kristus, kita bisa mewujudkan hal tersebut
dalam bentuk menyelenggarakan kegiatan sosial di Gereja. Disini, Gereja harus bisa menunjukkan
dan mempraktikkan bentuk pelayanan yang dilakukan Yesus selama Ia berada di dunia. Berikut
bentuk perwujudan iman dalam bentuk kesertaannya dalam peran Gereja:
 Tak hanya Gereja saja, kamu sebagai umat Tuhan juga dituntut untuk mewujudkan imanmu
sebagai bukti kalau kamu seorang Kristiani. Perwujudan iman ini bisa berupa penyerahan
total kepada Yesus Sang Juru S’lamat.
 Kamu harus selalu menyerahkan seluruh hidupmu kepada Tuhan, biarlah Ia yang selalu
berkuasa atas dirimu.
 Perwujudan iman juga haruslah disertai dengan hati yang tulus dan penghayatan akan iman
kepada Tuhan. Tanpa kedua hal tersebut, perwujudan iman sama saja kosong. Perwujudan
iman harus dibuktikan dalam tindakan nyata. Karena iman tanpa perbuatan hasilnya nihil.
Galatia 2:16 “Kamu tahu, bahawa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab itu, kami pun telah percaya kepada
Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena
melakukan Hukum Taurat. Sebab tidak ada seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan
Hukum Taurat.”
7. Pengungkapan Iman
Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengungkapkan iman akan Kristus Yesus. Pengungkapan
iman bisa dinyatakan dalam bentuk yang khusus dan eksplisit, contohnya dalam pewartaan,
pelayanan, dan perayaan Ekaristi yang setiap kali diadakan di Gereja. Berikut cara peran Gereja
dalam mengungkapkan iman didalam masyarakat:
 Pengungkapan iman adalah bentuk dari penghayatan iman yang bisa kita dapatkan saat kita
berada di lingkungan masyarakat. Iman diungkapkan secara nyata, namun tidak secara
kentara alias memperlihatkan sikap dari iman.
 Rasa kepercayaan Gereja dalam memberitakan kesaksian dan kepastian tentang iman
Kristus kepada semua umat Kristiani dan seluruh masyarakat majemuk lainnya.
 Gereja akan serta aktif kepada masyarakat agar setiap masing-masing masyarakat bisa
saling memberikan rasa pengungkapan iman yang saling percaya dari hatinya untuk Tuhan
Selain itu untuk dari itu Gereja akan membentuk suatu Gereja yang luar biasa dan nyata dalam
pelayanan kasihnya terhadap masyarakat. Selain itu kita sebagai masyarakat juga harus saling tahu
apa peran kita sebagai masyarakat dalam menjalin hubungan dengan Gereja
Itulah berikut sekilas artikel tentang peran Gereja dalam masyarakat yang bisa kalian ketahui.
Semoga dengan ini kalian bisa tahu apa arti peran Gereja yang sesungguhnya.

Gereja di Indonesia

Gereja Indonesia sudah hadir sejak abad ke-2 Masehi, pertama kali di Fansur/Barus, Sumatra
Utara. Sejak saat itu, sampai sekarang di Indonesia telah terdapat/telah ada banyak sekali jenis-
jenis (aliran/denominasi) gereja. Pada umumnya gereja-gereja Kristen di Indonesia dapat dibagi ke
dalam tiga aliran utama, yaitu:
 Gereja Katolik Roma dengan sistem episkopal di bawah kepemimpinan Paus
 Gereja-gereja Protestan yang merupakan hasil dari Reformasi Protestan dan berdiri
mandiri
 Gereja Ortodoks dengan sistem episkopalnya
Khusus untuk gereja-gereja dari aliran ritual Pentakosta kadang-kadang digolongkan terpisah dari
kelompok gereja-gereja Protestan karena perbedaan ritual dan pengakuan iman, meskipun dari
sejarahnya gereja Pentakosta muncul dari denominasi-denominasi ajaran Protestan.
Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks di Indonesia tidak terbagi-bagi menurut denominasi sebagai
mana halnya yang ada pada gereja-gereja Protestan/Pentakosta. Karena gereja Protestan dan aliran
Pentakosta terbagi-bagi menjadi unsur gereja yang lebih kecil maka gereja-gereja Kristen Protestan
(dan Pentakosta) memiliki banyak cabang bahkan disetiap daerahnya. Gereja-gereja tersebut dapat
diklasifikasikan menurut ajaran teologi, kelompok etnis, bahasa pengantar, atau gabungan dari
ketiganya.
1. Gereja Katolik
Gereja Katolik merupakan gereja yang memiliki persekutuan dengan Paus, atau Uskup Roma, yang
memegang otoritas tertinggi setelah Dewan Kardinal. Gereja Katolik terdiri dari Gereja Katolik
Roma (Ritus Latin) dan 23 Gereja Katolik Ritus Timur. Karena secara umum Gereja Katolik di
Indonesia berasal dari Misi Portugis dan Spanyol (Santo Fransiskus Xaverius adalah orang
Spanyol), Gereja Katolik di Indonesia mengikuti Ritus Latin. Gereja Katolik di Indonesia terbagi
dalam 37 keuskupan yang dikelompokan ke dalam 10 provinsi gerejawi ditambah dengan 1
Ordinariat Militer. Keuskupan-keuskupan tersebut membentuk suatu organisasi koordinatif yang
disebut Konferensi Waligereja Indonesia, beranggotakan para uskup di Indonesia.

2. Gereja Protestan
Berikut beberapa gereja Protestan yang ada di Indonesia. Cabang/pemekaran/pecahan dari suatu
gereja ditandai dengan sub-bagian.
Gereja Kesukuan/Kedaerahan
Banyak jenis atau cabang gereja yang ada di Indonesia (di level provinsi) merupakan gereja yang
bersifat kesukuan atau kedaerahan tertentu. Hal ini terjadi karena adanya politik gospel masa lalu
oleh pihak Penjajah (Portugal ataupun Belanda) yang memakai taktik pendekatan suku.
Gereja kesukuan/kedaerahan ini berciri kedaerahan atau kesukuan tertentu menurut adat istiadat
daerah setempat, yang mana merupakan tempat Gereja tersebut pertama didirikan, tetapi Gereja-
gereja ini tetap terbuka bagi suku lain (adapula gereja yang tertutup untuk suku lain, tetapi
kemungkinannya sangat kecil)
Gereja tersebut antara lain:
 Gereja Kalimantan Evangelis - GKE (memakai adat Dayak)
 Gereja Kristen Jawa - GKJ (memakai adat Jawa)
 Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan - GKSBS (memakai adat Jawa dan Melayu)
 Greja Kristen Jawi Wetan - GKJW (memakai adat Jawa)
 Gereja Masehi Injili di Minahasa - GMIM (memakai adat Minahasa)
 Huria Kristen Batak Protestan - HKBP (memakai adat suku Batak Toba)
 Gereja Toraja - GT (Memakai adat Toraja)
 Gereja Batak Karo Protestan - GBKP (memakai adat suku Batak Karo)
 Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS (memakai adat suku Batak Simalungun)
 Huria Kristen Indonesia - HKI
 Banua Niha Keriso Protestan - BNKP (memakai adat Nias)
 Orahua Niha Keriso Protestan - ONKP (memakai adat Nias)
 Gereja Kristen Protestan Angkola - GKPA (Memakai adat Batak Angkola)
 Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi - GKPPD (Memakai adat Batak Dairi)
 Gereja Kristen Kalam Kudus - GKKK (Tionghoa)
 Gereja Kebangunan Kalam Allah - GKKA (Tionghoa)
 Gereja Kristen Pasundan - GKP (memakai adat Sunda)
 Gereja Kristen Rejang - GKR1 (memakai adat Suku Rejang, tertutup bagi suku-suku lainnya)
 Gereja Kristen Injili Indonesia - (GKII melayani suku Anak Dalam dan orang-orang pribumi
(bumi putera) seperti Rejang dan Lembak di sebagian besar Bengkulu dan sebagian
Sumatra Selatan)

Menurut Denominasi
Pembagian Gereja-gereja beraliaran Protestanisme di Indonesia menurut denominasinya yaitu:
Gereja Reformasi atau Calvinis
 Gereja Protestan di Indonesia - GPI dengan dua belas Gereja Bagian Mandiri (GBM) dalam
lingkup GPI:
o Gereja Masehi Injili di Minahasa - GMIM
o Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud - GMIST
o Gereja Protestan Maluku - GPM
o Gereja Masehi Injili di Timor
o Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat - GPIB
o Gereja Kristus Tuhan - GKT
o Gereja Protestan Indonesia di Donggala - GPID
o Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli - GPIBT
o Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo - GPIG
o Gereja Kristen Luwuk Banggai - GKLB
o Gereja Protestan Indonesia di Papua - GPI Papua
o Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan GPIBK
o Indonesian Ecumenical Christianity Church - IECC
o Gereja Masehi Injili di Talaud - GERMITA
 Gereja Batak Karo Protestan - GBKP
 Gereja Kristen Indonesia - GKI
 Gereja Kristen Indonesia Sumatera Utara - GKI SUMUT
 Gereja Kristen Injili di Tanah Papua - GKI TP
 Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan - GKSBS
 Gereja Kristen Pasundan - GKP
 Gereja Kristen Jawa - GKJ
 Gereja Kristen Jawa Tengah Utara - GKJTU
 Gereja Kristen Jawi Wetan - GKJW
 Gereja Kristen Sulawesi Tengah - GKST
 Gereja Kristen Sulawesi Barat - GKSB
 Gereja Kristen Sulawesi Selatan - GKSS
 Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara - GEPSULTRA
 Gereja Protestan Indonesia di Luwu - GPIL
 Gereja Kristen Sumba - GKS
 Gereja Kristen Injili di Tanah Papua - GKI di Tanah Papua
 Gereja Kristus
 Gereja Kristus Yesus - GKY
 Gereja Reformed Injili Indonesia - GRII
 Gereja Toraja
 dll.
Gereja Lutheran (Evangelikel Lutheran)
 Gereja Huria Kristen Batak Protestan - Gereja HKBP
o Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS
o Gereja Kristen Protestan Angkola - GKPA
o Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi - GKPD
o Gereja Kristen Protestan Indonesia - GKPI
 Gereja Kristen Protestan Mentawai - GKPM
 Gereja Kristen Protestan Indonesia - GKPI
 Gereja Kristen Rejang - GKR
 Huria Kristen Indonesia - HKI
 Banua Niha Keriso Protestan - BNKP
o Angowuloa Masehi Indonesia Nias - AMIN
 Gereja Kalimantan Evangelis - GKE
Gereja Injili[sunting | sunting sumber]
 Gereja Injili Indonesia - GII
 Gereja Kristen Perjanjian Baru - GKPB
 Gereja Kristus Rahmani Indonesia - GKRI
 Gereja Kasih Karunia Indonesia - Gekari
 Gereja Misi Injili Indonesia - GMII
 Gereja Kristen Injili Nusantara - GKIN
 Gereja Protestan Injili Nusantara - GPIN
Gereja-gereja Methodis[sunting | sunting sumber]
 Gereja Methodis Indonesia - GMI
 Gereja Wesley Indonesia
 Gereja Wesleyan Indonesia (GWI)
 Gereja Kristen Nazarene Indonesia
Gereja-gereja Menonit[sunting | sunting sumber]
 Gereja Kristen Muria Indonesia - GKMI
 Gereja Injili di Tanah Jawa - GITJ
 Jemaat Kristen Indonesia - JKI
Gereja-gereja Pentakosta - karismatik[sunting | sunting sumber]
 Gereja Pusat Pantekosta Indonesia (GPPI)
 Gereja Berita Injil
 Gereja Bethany Indonesia - Bethany
 Gereja Bethel Injil Sepenuh - GBIS
 Gereja Bethel Indonesia - GBI / Bethel
 Gereja Pantekosta Pusat Surabaya - GPPS
 Gereja Isa Almasih - GIA
 Gereja Bethel Tabernakel - GBT
 Gereja Bukit Zaitun - GBZ
 Gereja Duta Injil
 Gereja Injili Sepenuh Indonesia - IFGF GISI
 Gereja Kristen Baithani - GKB
 Gereja Kemenangan Iman Indonesia - GKII
 Gereja Pentakosta Tabernakel - GPT
 Gereja Mawar Sharon - GMS
 Gereja Pantekosta di Indonesia - GPdI
 Gereja Pentakosta Indonesia
 Gereja Rumah Doa Segala Bangsa - Gereja RDSB
 Gereja Pentakosta Isa Almasih - GPIA
 Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah (Assemblies of God)
 Gereja Tiberias Indonesia - GTI / Tiberias
 Gereja Yesus Kristus Tuhan (Abbalove Ministries)
 Charismatic Worship Service - CWS
 Gereja Gerakan Pentakosta - GGP
 Gereja Kristus Tabernakel di Indonesia - GKTDI
 dll.
Gereja Baptis[sunting | sunting sumber]
 Gereja Baptis Independen
 Gereja Baptis di Papua
 Gereja Kristen Baptis Jakarta
 Gereja Perhimpunan Baptis Injili Indonesia
 Kerapatan Gereja Baptis Indonesia
 Gereja Baptis Indonesia
Gereja non-denominasi[sunting | sunting sumber]
 Gereja Yesus Sejati
 Gereja Kristus Di Indonesia (GKDI)
Lain-lain[sunting | sunting sumber]
 Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Gereja Advent)
 Gereja Injili Karo Indonesia(GIKI)
 Bala Keselamatan

3. Gereja Ortodoks
Gereja Ortodoks adalah kelompok Kristen/Gereja pendatang yang paling mutakhir di Indonesia.
Namun, menurut penelitian dari pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama, sebetulnya Gereja
Ortodoks ini justru adalah gereja yang pertama hadir dan datang ke Indoneia yang ditandai
dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak gereja Asiria di daerah Fansur
(Barus), di wilayah Mandailing, Sumatra Utara. Namun menurut A.J. Butler M.A., kata Fahsû r
seharusnya ditulis Mansû r, yaitu sebuah negara pada zaman kuno yang terdapat di Barat Laut
India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama yang terkenal di
antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur). [1]
Tanpa diketahui sebab-sebabnya, Gereja yang kehadirannya diketahui lewat prasasti dari tahun
600-an M ini kemudian hilang begitu saja yang mungkin akibat faktor peperangan dan baru muncul
kembali di Indonesia sekitar akhir tahun 1960-an dengan kedatangan Kanisah Orthodox Syria
dikota Samarinda. Di negara-negara Eropa Timur,Asia Kecil, Anatolia, Timur Tengah, Asia Selatan
dan di India, Gereja Ortodoks telah hadir selama berabad-abad dan tidak pernah hilang seiring
zaman berganti, khususnya di Timur Tengah, Gereja ini telah hadir sejak abad pertama ketika kali
pertama Gereja Kristen terbentuk oleh para murid Yesus.
Gereja Ortodoks di Indonesia hadir secara resmi tahun 1960 dan pada 1980 gereja ortodoks
memiliki nama resmi Gereja Ortodoks Indonesia (GOI), tetapi baru mendapat izin Departemen
Agama pada tahun 2006. Gereja Ortodoks Indonesia di bawah penggembalaan Metropolitan
Hilarion, Uskup Gereja Ortodoks Rusia di luar Rusia (ROCOR), tetapi ada pula yang di bawah
penggembalaan Uskup Konstantinos Tsilis, Uskup Gereja Ortodoks Yunani Konstantinopel. Selain
itu terdapat Kanisah Ortodoks Siria (KOS) yang bukanlah lembaga gereja. Kehadiran KOS di
Indonesia hanya sebatas wacana.

Anda mungkin juga menyukai