Anda di halaman 1dari 29

1

PELAJARAN 1
GEREJA NESTORIAN
I. Latar Belakang
A. Uskup Nestorius sebagai Bishop di Konstantinopel.
B. Pengajarannya: Yesus memiliki 2 sifat: sebagai manusia sejati dan Allah sejati tetapi keduanya
terpisah, dan tidak dijelaskan secara jelas bagaimana kedua sifat itu bersatu. Seolah-olah
kemanusiaan Yesus lebih menonjol dari ketuhananNya.
C. Akibatnya: Dia dibuang ke Siria, karena ada persaingan di Gereja Timur, maka berdasar Konsili
Efesua maka pada tahun 431 dia dibuang ke Siria.
D. Munculnya gereja Nestorian
Walaupun Nestorius dalam pembuangan, para pendukung dan temannya banyak, yaitu para uskup
di Siria dan di Timur Tengah, tidak tinggal diam. Mereka membentuk suatu gerakan baru yang
akhirnya diusir ke Mesopotamia (Persia). Di sana mereka mendirikan pusat-pusat kegiatan di
Edessa dan di kota Nasibis, yang akhirnya terkenal sebagai pusat Gereja Nestorian. Gereja ini
adalah perpecahan Gereja Katolik Timur.
E. Ciri khas Gerja Nestorian
Salah satu ciri khas gereja ini adalah
1. Besarnya minat untuk memberitakan Injil ke daerah yang jauh.
2. Para rahib dan utusan Injil dari gereja ini berani menghadapi cuaca yang buruk, bahaya di
perjalanan di daratan Asia, dan tantangan dari raja-raja setempat.
II. Gereja Nestorian di Persia
A. Kondisi orang Nestorian ditindas oleh pemerintahan Romawi, maka mereka melarikan diri ke
Persia pada abad 5. Dan sebagai pengungsi mereka sebagai kelompok minoritas di bawah
pemerintahan Kerajaan Sasanid sampai abad 7. Pemerintahan Sasanid bersikap negatif terhadap
mereka, karena mereka berasal dari musuh Persia: kekaisaran Roma. Lagipula di Persia ada
agama Zoroaster yang banyak pengikutnya. Orang Nestorian dicurigai dan dibatasi di antara
penduduk Siria. Tetapi ada juga penduduk Persia yang bertobat. Di antaranya ialah putra raja
Khosroes dibaptis. Ada juga 2 uskup yang berlatar belakang majus.
B. Kondisi gereja Nestorian di bawah kekalifahan Abassasid pada abad ke 7, karena Islam meluas
ke Persia. Di bawah kalifah, orang Kristen diperlakukan dengan baik karena kerjasama dengan
orang Kristen yang berpengetahuan dan berpengalaman menjabat di pemerintahan dulu. Mereka
2

sangat berguna bagi orang Arab yang baru menaklukkan Persia. Namun demikian undang-undang
Islam melarang perpindahan agama dilaksanakan jauh lebih ketat di bawah Abbassaid, sehingga
orang Kristen hanya memenangkan sedikit dari agama Islam.
C. Melihat kondisi yang tidak menguntungkan untuk memenangkan banyak orang, maka mereka
menggunakan jalur perdagangan untuk memberitakan Injil. Maka mereka pindah jauh ke Timur
mencari pengikut di luar perbatasan kalifah Abassaid di Asia Tengah dan negera Cina. Mereka
menggunakan jalur laut dan darat. Pedagang Persia melintasi daerah penyembah berhala. Maka
biara didirikan di banyak daerah pusat perdagangan Asia Tengah.
D. Perkembangan gereja Nestorian di Asia meluas begitu cepat. Menurut Dr. Latourette, seolah-
olah agama Kristen akan menjadi agama mayoritas di Persia dan Tiongkok pada abad 9 – 11.
Menurut Albiruni, sarjana Islam mayoritas penduduk Siria, Irak dan Khurasan (Afganistan) adalah
orang Kristen pada abad 10 – 11.
E. Beberapa alasan mengapa agama Kristen kalah dari agama Islam:
1. Makin lama agama Islam makin meluas ke arah Timur mulai dari Kalifa di Persia.
2. Beberapa kepala suku melihat dari sudut politik, memihak ke Islam.
3. Penyerbuan dan pemusnahan orang Kristen oleh Tamerlena, pengikut agama Islam.
F. Beberapa daerah yang dimasuki oleh kaum Nestorian adalah: Arabia, Malaysia, Tiongkok,
Siam.
G. Masuknya agama Kristen di Tiongkok
Penemuan Monumen Chang An (Sian fu), pada abad 17. Di monument batu itu terukir cerita
agama Kristen dibawa oleh Alopen dari Siria (Ta Chin) dengan membawa kitab Suci tahun 635.
Alopen disambut oleh sang Kaisar yang bernama Tai Tsung dari dinasti Tang. Kitab Suci itu
diterjemahkan ke dalam bahasa Cina dan diperiksa oleh sang kaisar. Akhirnya sang Kaisar
mengeluarkan keputusan bahwa Alopen dan temannya bebas memberitakan ajarannya. Mulailah
perkembangan gereja Nestorian di Tiongkok.
H. Pada umumnya gereja di Tiongkok bersifat monastik. Mereka mendirikan biara. Ada
keuskupan di Tiongkok.
I. Lenyapnya gereja Nestorian karena pada tahun 945 seorang Kaisar yang bernama Wu Tsung
yang beragama Tao mengeluarkan keputusan yang melarang adanya biara dan para rahib
diperintahkan keluar dari negeri itu. 100 tahun kemudia gereja itu lenyap.
III. Hasil Pelayanan Gereja Nestorian
Di Irak tahun 104 sudah ada seorang uskup di Irak, dan tahun 225 ada 20 uskup di Irak, Arab
Utara, dan Persia Barat.
3

Agama Kristen di Persia tidak tenteram, karena agama Zoroaster menjadi agama Negara. Persia
adalah musuh utama kekaisaran Roma. Karena kekaisaran Roma mengangkat agama Kristen jadi
agama Negara, maka orang Persia menganggap orang Kristen sebagai kaki tangan Roma.
Mulailah penghambatan yang hebat berlangsung tahun 339-379. Puluhan ribu orang Kristen mati
dibunuh. Akhirnya gereja memisahkan diri dari kekaisaran Roma untuk menghindari
pengkhianatan. Oleh karena itu gereja Persia disebut sebagai Nestorian dan dipimpin oleh
Patriakh dan uskup ada di bawahnya.
Abad 6 – 13, gereja Nestorian merupakan gereja yang penting di Asia. Gereja ini merupakan
pusat kegiatan melalui Sekolah Teologi Nisibi. Sekolah itu didirikan tahun 300- 1400. Pada
masa kejayaannya ada mahasiswa sejumlah 800 orang. Mereka dilarang untuk kawin dan harus
tinggal di asrama.
Kurikulumnya: tata bahasa Siria, Alkitab dan liturgi. Ada jurusan Filsafat dan Kesehatan. Biara-
biara sebagai cara yang paling tepat untuk mengikut Kristus.
Dalam biara diadakan penjagaan ketat dalam hal askese, para biara sangat dihormati. Gereja
Nestorian mempunyai tenaga PI yang siap dikirim kemana saja.
Kegiatan gereja Nestorian meliputi seluruh Asia. Penyiaran dilakukan dengan melalui jalur
dagang. Melewati jalur pertama: melintasi Asia dari Barat ke Timur, dari Mesopotamia melalui
kota Merw (Siberia Selatan) dan terus melewati gunung-gunung yang tinggi dan melintasi gurun
Gobi ke Tiongkok Utara. Juga melewati Jalur kedua: mulai di pelabuhan teluk Persia terus ke
India Barat dan Selatan, ke Srilangka dan Tiongkok Selatan.
Hasil PI:
Pada abad I, pantai Timur semenanjung Arab di Qatar dan Oman banyak terdapat orang Kristen.
Di India Injil juga sudah dikenal.
Tahun 345, pedagang Thomas bersama 400 orang Kristen datang ke Cranangaro India. Ada
400 orang Kristen Mereka disambut dengan baik dan diberi hak khusus dengan nama Gereja
Mar Thoma.
Abad keenam, Srilangka sudah ada jemaat lengkap dengan imam-imam dan gedung gereja.
Abad 8-9 terdapat orang Kristen di Kanton, Tiongkok Selatan. Ada PI melalui jalan sutera, jalan
dagang Utara dengan menanamkam agama Kristen kepada suku-suku Hun, Turki, Mongol yang
mendiami Asia Tengah.
Tahun 635, rahib Nestorian tiba di Ch’ang An (ibukota Tiongkok). Nama rahib ini diberi nama
Alopen oleh orang Tionghoa.
4

Pada tahun 625 – 649, kaisar T’ai Tsung dari dinasti Tang memperbolehkan agama Kristen mask
ibukota, apabila kaisar mengetahui lebih dahulu ajarannya. Maka Alopen menterjemahan Alkitab
dalam bahasa Tionghoa. Dengan terjemahan itu kaisar mengethui ajaran Alkitab dan agama
Kristen diijinkan masuk ibukota.
Rintangan terhadap agama Kristen adalah orang Budha dan agama Kong Hu Cu.
Pada abad 13, agama Kristen sangat meluas di Asia Timur. Di Persia Utara bukan hanya orang
Kristen pendatang tetapi juga penduduk setempat.
Di Asia, gereja Nestorian mempunyai 27 anggota metropolit dan 200 uskup. Kemerosotan
terjadi ketika raja-raja Mongol tidak masuk Kristen, tapi jadi Muslim dan Budha.
Pada abad 14 gereja Nestorian hanya ada di tanah kelahirannya Irak Utara.
5

PELAJARAN 2
KEKRISTENAN DI INDIA
I. Misi Katolik di Asia, khususnya abad 16 -18
1. Misi terjalin dengan ekspansi kekuatan ekonomis dan politik bangsa barat yang beragama Katolik,
khususnya Spanyol dan Portugis. Pada tahun 1550 gereja Katolik Roma diperkuat oleh gerakan
kontra Reformasi berusaha menangani misi melalui Serikat Yesus.
2. Perbedaan besar antara metode dan hasil misi di wilayah Spanyol dan Portugis adalah:
Portugis: suatu bangsa kecil, penduduk 1 juta. Dalam Perjanjian Tordesillas, Portugis diberi
willayah Afrika dan Asia. Sebagian besar Asia mempunyai kerajaan besar (Tiongkok, Jepang,
Mongol). Jumlah penduduk besar, punya kebudayaan tinggi dan keyakinan agama yang kuat.
Maka orang Portugis harus membatasi diri: hanya mendirikan benteng-bentang di pusat
perdagangan mereka dan merebut hanya daerah di sekitar benteng tersebut (Ternate, Macao/Goa
dan Malaka. Maka misi Portugis terbatas hasilnya, jemaat terserak-serak, sebagian terdiri dari
pedagang asing (Siria, Portugis) dan sedikit saja orang pribumi. Jemaat tidak besar tergantung
suasana politik yang tenteram.
Spanyol: Jauh lebih besar penduduknya (8 juta), wilayah yang diberikan: Amerika Selatan,
Filipina. Pada umumnya terdapat suku-suku yang belum punya pemerintahan, kebudayaan dan
agama yang tinggi. Sedangkan jumlah penduduknya kecil. Sehingga Spanyol dapat
menspanyolkan seluruh kawasan dan mengkatolikkan seluruh kawasan itu.
3. Ada 2 akibat perbedaan tadi:
a. Yang menjadi Katolik terdapat perbedaan yang menonjol:
90% - 100% penduduk menjadi Katolik (Amerika Selatan dan Filipina)
10% penduduk menjadi Katolik (Korea, Srilanka, Indonesia, dll.)
b. Dalam metode misi
Spanyol memakai metode Tabularasa dengan menghapus unsur pribumi: kafir karena ada
agama dan kebudayaan baru. Abad pertengahan di Eropa berpendapat: hubungan antara agama
Kristen dengan agama/kebudayaan setempat dianggap tidak perlu.
Portugis untuk daerah Asia, metode tersebut tak mungkin dipakai.
c. Hubungan antara ekspansi Negara Spanyol dan Portugis dengan misi.
Pada tahun 1492 Christopher Columbus menemukan benua Amerika dalam perjalanan ke Asia.
Pada tahun 1498 Vasco de Gama berlayar ke India/ menemukan jalan laut ke India.
6

4. Alasan-alasan petualangan ini:


a. Motif relijius: perjuangan melawan Islam (dengan cara ini dapat dikelilingi dan dikepung) dan
pekabaran Injil sampai ke ujung bumi.
b. Motif politik/ekonomi: memperluas kekuasaan sendiri, mengadakan hubungan dengan
menghindari perantara di Negara Islam (Asia Barat). Tahun 1493 Paus Alexander VI
mengeluarkan Bulla (Surat Keputusan) bahwa dunia dibagi 2: Amerika untuk Spanyol dan
Asia – Afrika untuk Portugis.
5. System Padroado
Raja-raja diberi hak untuk mengangkat uskup-uskup dan imam-imam serta mengutus misonaris.
Raja memiliki semuanya. Raja sebagai majikan dan pelindung gereja.
6. Abad 16, misi Portugis melayani India.
Goa menjadi pusat misi dan yang penting adalah penduduk Goa menjadi Katolik. Orang-orang
Hindu dijadikan Katolik dengan cara kasar atau halus.
Pada tahun 1536, orang-orang Parava, suatu kelompok nelayan dalam kasta tersendiri dalam
agama Hindu yang hidupnya terserak-serak 200 km di sebelah selatan Goa diserang oleh tetangga
mereka yang Islam. Portugis menghancurkan mereka dan mereka harus menerima baptisan.
Jumlahnya ada 10.000 orang dan dibaptis. Selama 6 tahun tidak terpelihara rohaninya karena tidak
ada imam, ibadah atau Alkitab bahasa daerah. Inilah cara kerja misi Portugis di bawah Padroado.
Penginjilan adalah ususan Negara. Pembaptisan sebagai syarat untuk diterima menjadi warga
negara walau tidak dilanjutkan bimbingan rohani.
7. Campur tangan Orang Yesuit
Kelompok ini didirikan oleh Ignatius de Loyola pada tahun1540 untuk memperluas gereja Katolik.
Orang-orang Yesuit rela mengorbankan diri.
Pelayanan Fransiskus Xaverius adalah contohnya. Pada tahun1541, dia pergi ke Goa India tempat
orang-orang Parava. Dia belum mengenal bahasanya dan orang Parava sulit meninggalkan jalan
hidup yang lama. Dia memakai metode yang sederhana, menterjemahkan: Pokok-pokok iman
Katolik, Doa Bapa Kami, Sepuluh Perintah Tuhan, ke dalam bahasa setempat. Hal itu diajarkan
kepada para remaja agar menghafalkannya. Setelah mereka hafal maka disuruh untuk mengajarkan
kepada seluruh kampung. Dalam kebaktian minggu, naskah itu dibahas terus menerus. Metode ini
lebih baik daripada metode misi negara. Hasilnya: mereka meletakkan dasar untuk perkembangan
kekristenan bagi orang Parava sampai sekarang. Dari India Xaverius menuju Malaka, Maluku,
Jepang.
7

8. Jepang
Di Goa India, Xaverius bertemu dengan orang Jepang: Anjiro. Dia melarikan diri karena
membunuh. Orang itu dibimbing dan menerima keselamatan. Situasi Jepang secara politik
terpecah. Agama Budha mulai merosot kedudukannya dan kewibawaannya.
Pada tahun 1549, Xaverius mendarat di Jepang. Kesulitan yang ia hadapi adalah masalah bahasa
dan bahasa. Dia memakai kata-kata yang khas saja. Nama Allah tetap memakai bahasa Portugis.
9. Dua persoalan umum
a. Penyesuaian dengan kebiasaan dan susunan masyarakat setempat, yang menonjol adalah
masalah pakaian. Mana yang cocok dipakai oleh misionaris? Jubah kapas/coton yang dipakai
oleh rakyat atau sutera yang dipakai oleh lapisan masyarakat yang tinggi.
Xaverius memakai jubah kapas sesuai kesederhanaan Yesus dan para rasul. Orang Yesuit
memakai sutera yang membuat para misionaris terpandang di kalangan orang terkemuka dan
mendirikan sekolah guru. Yang menjadi murid adalah anak para bangsawan supaya ada guru
jemaat dan sekolah itu menjadi berwibawa.
b. Para pemimpin setempat (klerus: imam dan uskup)
Misi berpendapat bahwa pengangkatan itu tidak memungkinkan, sebab orang Jepang tidak
cocok dan terlalu sombong. Pada tahu 1601 ada orang Jepang yang diangkat jadi imam. Dan
dipandang sebagai keberhasilan pemberitaan Injil. Ada 300.000 orang Katolik di Jepang (1%
dari jumlah penduduk.
10. Penghambatan terjadi, sebab:
a. Rasa takut terhadap motivasi orang barat
Jepang tidak mau dijajah, para misionaris Spanyol suka menunjukkan kekuasaan sebagai raja.
Agama katolik dirasakan sebagai unsur berbahaya dari luar.
b. Perubahan di bidang politik dalam negeri
Pada tahun 1580, pemerintah pusat menjadi kuat kembali di bawah pimpinan Hideoshi dan
Ieyasu Togugawa (Shogun), yang berperan sebagai wakil kaisar. Negara Jepang menuntut
ketaatan mutlak dan menyatakan bahwa kaisar berasal dari dewi matahari, sehingga agama
Katolik sebagai unsur subversif dari dalam.
c. Agama katolik dipandang sebagai bertentangan dengan adat – istiadat Jepang.
Pada tahun 1614 -1630 terjadi penghambatan dan agama katolik hilang dari Jepang. Hanya ada
kelompok kecil yang mempertahankan iman mereka di gunung-gunung sekitar Nagasaki
sampai misi datang kembali tahun 1860.
8

11. India: de Nobili


Dia adalah bangsawan Itali. Pada tahun 1550 di India pekerjaan misi berhasil diperluas karena
ada gerakan kontra reformasi dan Serikat Yesus. Di daerah – daerah lain dibutuhkan metode
lain.
Contoh:
a. Di istana sultan Mongol. Abad 16 India Utara dan Tengah ditaklukkan oleh dinasti
Mongol dari Afganistan. Sultan Mogul: Akbar (1550 – 1605) berkuasa sebagai raja dan
pemikir. Dia menghadapai kesulitan politik. Dia beragama Islam tetapi mayoritas rakyatnya
beragama Hindu. Cara penyelesaiannya: dengan membentuk agama monoteis yang disusun
sendiri sebagai agama Negara. Ia memanggil orang Yesuit ke istana. Orang Yesuit
berharap raja masuk Katolik, maka seluruh India jadi Katolik. Metode Top –Down (dari
atas ke bawah). Tetapi Akbar mempunyai keberatan pribadi (tidak menerima Trinitas dan
Inkarnasi) dan politik (rakyat tidak menerima dia, kalau dia Kristen). Orang Yesuit ada di
istana selama 2 abad tetapi hasilnyan sedikit.
b. Di Madurai (orang Hindu kasta tinggi)
Rintangan yang dihadapi:
1). Orang Katolik yang menonjol adalah orang Portugis (dalam hal karakternya buruk dan
adat kebiasaannya menjijikkan bagi orang kasta tinggi).
2). Sistim kasta sendiri. Yang masuk Katolik akan kehilangan kastanya. Mereka bisa masuk
kasta Portugis/Katolik, tetapi lebih rendah. Yang keluar dari kastanya akan kehilangan:
perlindungan, ekonomi, sosial, psikologi yang diberikan oleh kasta tersebut.
De Nobili mengatasi persoalan ini dengan cara:
1. Menjauhi pergaulan dengan orang Portugis
2. Membiarkan orang Katolik yang baru tetap memelihara adat kebiasaan mereka
De Nobili tinggal di kota dan hidup sebagai petapa India yaitu tidak makan daging, tidak
memakai sepatu dan barang-barang yang terbuat dari kulit. Dia menggunakan jubah
kuning. Dia mempelajari tradisi Brahman sampai dapat bertahan melawan gurunya. Dia
belajar bahasa Sanskserta dan kitab suci, bahasa Tamil, bahasa Telugu. Dia menyesuaikan
dengan kebiasaan relijius India. Dalam melayani misa, orang Parava dan kasta rendah
tidak boleh ikut. Pelayanan Misa kepada mereka memakai sumpit agar tidak menyentuh
mereka. Orang-orang yang bertobat boleh tetap memegang tanda-tanda, kebiasaan-
kebiasaan mereka. Tujuan Nobili adalah memenangkan mereka dari tingkat atas dan
melalui mereka maka rakyatnya juga. Ada 100.000 Katolik di Madurai dari kaum Paria.
9

PELAJARAN 3
PELAYANAN WILLIAM CARREY DI INDIA
I. Latar Belakang William Carrey (1761 – 1834)
1. William Carrey adalah seorang tukang sol sepatu yang tidak berpendidikan formal. Orang tuanya
anggota gereja Anglikan. Dia bersahabat dengan anggota gereja Baptis, maka dia minta dibaptis
ulang. Dia sudah percaya kepada Tuhan Yesus pada usia 18 tahun. Dia melayani secara part time
sebagai pengkotbah di Gereja Baptis. Dia bekerja di toko sepatu pada siang hari, dan melayani di
mimbar pada waktu malam.
Walau dia tidak pernah kuliah di perguruan tinggi, tetapi dia punya semangat belajar di rumahnya
sendiri, atau dia belajar sambil bekerja. Dia membaca buku harian David Brainard yang isinya
tentang kesalehan khas Pietisme. Juga membaca laporan Kapten Cook, tentang perjalanan di
Lautan Pasifik dengan penemuan daerah baru.
Oleh karena dia rajin belajar, maka dia menguasai bahasa Yunani, Ibrani, Jerman dan Perancis.
Selain senang dengan berbagai bahasa, dia juga punya beban untuk PI. Dia memasang peta dunia
di tembok kamarnya dan apabila dia mendengar bahwa ada penemuan pulau atau benua baru,
maka dia mencatatnya pada peta itu. Dengan berbuat demikian maka dia memiliki kesadaran
tentang keberadaan bangsa-bangsa dan suku-suku yang belum mendengar nama Yesus.
2. Pada tahun 1786 Carrey ditahbiskan menjadi pendeta Baptis dan melayani di gereja kecil. Pada
tahun 1786 -1792 dia terbeban untuk PI sedunia semakin besar. Dengan membaca buku harian
seorang yang bernama David Brainard yang melayani di antara suku Indian di Amerika, maka hati
Carrey berkobar-kobar.
Pada tahun 1792 Carrey punya kesempatan untuk mengikuti konferensi khusus pendeta Baptis. Di
sana dia membagikan kepada para pendeta suatu buku karangannya sendiri. Judulnya:
“An Enquiry into the Obligation of Christians to use Means for the Conversion of the Heaten ”
(Suatu Pembahasan tentang Kewajiban Orang Kristen untuk memakai Sarana guna Pertobatan
Orang Kafir). Beberapa pokok pikirannya adalah:
a. Carrey berkata bahwa Amanat Agung masih berlaku pada masa kini.
b. Carrey meringkas sejarah PI Sedunia.
c. Carrey memberikan suatu ringkasan dari perkembangan agama-agama di seluruh dunia di mana
jumlah kekristenan dibandingkan dengan agama lain.
d. Akhirnya Carrey menghimbau supaya Gereja Baptis akan mendirikan suatu badan misi untuk
melancarkan pengutusan.
10

Tanggapan para pendeta kepada himbauan Carrey tidak positif, bahkan mereka langsung menolak
konsep pengutusan itu. Alasannya karena itu pengaruh dari ajaran Calvinis Ekstrim. Tetapi
akhirnya gereja Baptis menyetujui pengutusan Carrey ke India asal dia mendukung dirinya
sendiri.
II. Pelayanan di India
1. Pelayanan William Carrey sebagai seorang misionaris di India tahun 1793 -1834.
Pada tahun 1793, Carrey bersama istri dan anak-anaknya berlayar ke India. Oleh karena British
East India Company (BEIC = VOCnya Inggris) tidak memberi ijin kepada orang misi untuk
melayani di India, Carrey terpaksa naik kapal milik orang Denmark. Di India dia tidak bisa
langsung terjun dalam pelayanan karena dilarang oleh BEIC. Maka dia bekerja di pabrik selama 6
tahun. Saat itu dia gunakan belajar bahasa Bengali dan Sanskerta pada waktu senggang. Walau
dia sering sakit dan walau dia bekerja penuh waktu dan menghadapi banyak masalah pribadi,
tetapi dia masih bisa menguasai 2 bahasa itu dan berhasil menterjemahkan Perjanjian Baru ke
dalam bahasa Bengali.
Kemudia oleh karena adanya perang antara Inggris dan Perancis, maka BEIC makin ketat
menjaga kepentingannya. Yaitu perkembangan perdagangan dan perekonomian jajahannya di
India. Mereka mengusir Carrey dari Bengali karena takut tidak bisa mendapat ijin menetap di
wilayah jajahan Inggris di India. Dia pergi ke kota Serampor yang merupakan kota milik
Denmark yang berbatasan dengan bagian India yang dijajah Inggris.
Di Serampor, Carrey diberi kebebasan penuh untuk melayani. Kemudian ada dua temannya yang
datang: Geoge Marshman, seorang pengajar dan William Ward, seorang pencetak. Ketiga orang
itu menjadi satu team misi yang hebat, khususnya dalam terjemahan Alkitab dan pendidikan
Kristen.
2. Strategi Carrey dan teman-temannya untuk menjangkau India, dengan strategi yang memiliki
jangkauan luas. Kalau tidak bisa memenangkan semua orang India, mereka mengharapkan untuk
mempengaruhi masyarakat India dengan ide dan ajaran Kristen supaya lebih mudah dimenangkan
di masa depan. Mereka juga punya tujuan untuk meletakkan suatu dasar untuk utusan Injil yang
akan menyusul mereka. Untuk itulah dia menyusus strategi sebagai berikut:
a. Mengkotbahkan Injil secara luas dan dalam banyak tempat dengan memakai sebanyak
mungkin metode.
b. Melanjutkan pemberitaan Injil dengan membagi-bagikan sebagian teks Alkitab yang sudah
diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
c. Mendirikan gereja seawal mungkin.
11

d. Belajar menyelidiki dengan teliti agama Hindu dan kebudayaan India, supaya dapat
memberitakan Injil sesuai dengan alam pikiran orang India.
e. Memulai suatu pelayanan yang bersifat pribadi seawal mungkin.
3. Karyanya:
a. Mendirikan Serampore College – dibentuk klerus pribumi
b. Membuat Kebun Raya yang terkenal di seluruh Asia di Serampore dekat Kalkuta.
4. Implikasi Sosial
Hasil PI bukan dari daerah Bengagala, tetapi di Chota Nagpur dan India Selatan. Memang
yang menjadi Kristen untuk kasta tinggi sedikit, tetapi yang banyak dari kasta rendah. Mereka
perompak, orang-orang yang makan daging bangkai (najis), orang yang menyamak kulit (najis).
Tetapi setelah beberapa generasi, status mereka menjadi naik: pemilik perkebunan, pengusaha,
dokter, wanita berpendidikan tinggi.
Ada pula dari golongan miskin, suku non Hindu disebut “Koll.” Mereka buruh tani, tanah yang
dimiliki oleh orang Hindu dan orang Islam yang kaya. Mulai tahun 1850 puluan ribu suku Koll
masuk Kristen dengan tujuan untuk mendapat bantuan melawan tuan tanah, tetapi zendeling tidak
setuju. Berkat pendidikan sekolah, suku Koll sempat naik statusnya: ada yang menjadi pegawai
pemerintah, dll.
5. Mass – Movement.
Bagi para Pekabar Injil kalangan Pietisme / revival adalah masalah besar sebab menekankan
pertobatan yang sungguh-sungguh. Jadi bagi anggota suku yang kepala sukunya menjadi Kristen /
angotanya suatu kasta yang masuk secara kolektif apa ditolak? Mereka perlu pemeliharaan secara
intensif, sampai mereka menjadi anggota gereja yang stabil. Kalau tidak demikian mereka akan
kembali kepada cara hidup yang lama.
III. Pelayanan oleh Misi Selanjutnya
1. Ada dua misionaris: Alexander Duff (1806 – 1878 ) dan William Miller ( 1838 -1923).
Kritik hasil PI yang sedikit dan kebanyakan dari kasta rendah, maka Duff berpendapat bahwa karya
Zending harus dirubah. Zending berusaha untuk mencapai masyarakat atas India. Yaitu dengan
cara:
a. Dia mendirikan lembaga-lembaga perguruan tinggi ( pengetahuan ala barat, disampaikan dalam
bahasa Inggris), maka calon-calon tokoh India dapat dipengaruhi oleh Injil.
b. Dia juga memajukan pendidikan untuk kaum wanita.
12

William Miller bersikap lebih positif kepada kebudayaan Hindu. Tujuannya bukan mengganti
budaya Hindu dengan budaya Kristen Barat, tetapi supaya kebudayaan Hindu diresapi nilai-nilai
Kristen.
IV. USAHA MEMPRIBUMIKAN GEREJA DAN TEOLOGI INDIA
Keinginan untuk mempribumikan gereja dan teologi Kristen berjalan sejajar dengan munculnya
nasionalisme di bidang politik.
Tahun 1880 mulai ada gerakan mempribumikan di tengah-tengah orang Kristen.
1. Semangat anti Barat menyatakan diri sebagai semangat anti Kristen. Kristen adalah agama
Barat (The White man’s Religion). Ini penilaian Hindu “Ary Samaj” di India (Orang Kristen
karena akrab dengan misionaris barat, tidak mungkin bersikap anti barat). Tetapi tidak demikian,
justru mereka ingin membuktikan bahwa agama mereka bukan masalah kebarat-baratan dan
terdorong untuk mempribumikan.
2. Factor pendidikan, ada orang-orang Kristen berpendidikan, maka mereka ingin mengambil alih
pendidikan.
a. Tokoh-tokoh pempribumian
Gereja Katolik: Brahmabandaf (1861-1907)
Uskup-uskup dari barat, bahasa kebaktian dan bahasa pendidikan teologi adalah bahasa latin,
perhatian kepada agama dan kebudayaan India sedikit sekali. Tidak ada lagi usaha untuk
mengungkapkan agama Katolik dalam bentuk yang khas India. Dia menuntut supaya pendidikan
teologi dasar bukan lagi filsaat barat, tetapi filsafat india dengan tulisan Vedanta. Pentahbisan
uskup dan imam India dilakukan untuk menjadi pemimpin gereja Katolik India.
Gereja Protestan: Sadhu Sundar Sing
Dia berasal dari golongan relijius yang menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Islam dan
tinggal di India barat. Dia masuk gereja Anglikan dan belajar teologi. Dia menganggap
kurikulum yang ada itu terlalu kebarat-baratan. Maka dia keluar dan keliling sebagai seorang
Sadhu (rahib India) dan memakai jubah kuning. Gerakan Asyram (asrama) sebagai usaha untuk
mengikuti jejaknya mempribumikan agama Kristen di India. Suatu Asyram adalah sekelompok
orang Kristen (pria /wanita) yang hidup beragama dan yang hidup sederhada bertujuan untuk
melayani sesama manusia dengan mengikuti aturan tertentu.
13

PELAJARAN 4
KEKRISTENAN DI TIONGKOK
I. Perkembangan abad 17-18
Selama 2 abad, misi berhasil mengumpulkan 200.000 orang dari 400 juta penduduk Tiongkok
(perbandingannya 1:20.000). Jumlah ini menjadi titik tolak memperluas pada abad 19-20, ketika
kebudayaan dan kekuatan politik Tiongkok merosost.
Awal pelayanan kekristenan Franciskus Xaverius. Dia meninggal pada tahun 1522. Setelah itu
usaha PI mengalami kemerosotan. Lalu tampillah misi pertama yaitu: Mateo Ricci (1552 –
1610). Dia harus menunggu 18 tahun untuk bisa masuk ibukota Peking. Dia setuju dengan
metode Serikat Yesus yaitu dengan mengadakan pendekatan top – down ( atas – bawah).
Dengan kepandaiannya dalam membuat arloji dan peta geografis maka dia berhasil menjadi
sahabat kaisar dan ada penghormatan di kalangan cendekiawan penganut Kong Hu Chu.
Tetapi dia juga memakai metode perlunya menyesuaikan agama Kristen dengan bentuk-bentuk
kebudayaan yang ditemukan dalam pelayanan, maka para misionaris harus:
1. Mempelajari sastra Tionghoa dan menyusun karangan-karangan dalam bahasa Tionghoa
tentang ilmu pengetahuan barat dan mengenai iman Kristen.
2. Memakai pakaian Tionghoa (mula-mula pakai pakaian rahib Budha, tetapi kurang dihormati,
lalu memakai pakaian cendekiawan Kong Hu Chu).
3. Memakai gaya bangunan Tionghoa untuk tempat ibadah.
4. Memakai bahasa Tionghoa untuk ibadah Kristen.
5. Menggunakan istilah-istilah Tionghoa untuk pengertian khas Kristen. Misalnya: T’ien Chu
(Tuhan Langit), Sang Ti (Allah).
6. Membuktikan bahwa agama Kristen tidak bertentangan dengan struktur dasar masyarakat
Tionghoa, yaitu memberi ijin kepada orang Kristen untuk memberi penghormatan kepada
Kong Hu Chu dan para leluhur (ini hanya masalah social, bukan pemujaan).
Hasil pelayanan Ricci: ada beberapa cendekiawan yang bertobat seperti: Hsu Kuan Ch’I dan ia
mau memberitakan Injil kepada bangsanya dengan pengungkapan iman Kristen berdasarkan
pemikiran Tionghoa.
Usaha-usaha pemribumian agama Kristen pada abad 17 telah nyata:
1. Bahan-bahan Alkitab, katekismus, kitab Misa, dll disusun dalam bahasa Tionghoa.
2. Ibadah dalam bahasa Tionghoa.
3. Imam-imam Tionghoa dididik di Napoli Itali dan di Ayuthia Muangthai dan juga di
Tiongkok.
14

Akibat perubahan sikap pemribumian:


1. Kaisar/ Negara merasa terhina, karena ditolaknya upacara tionghoa oleh gereja Katolik.
Kaiar K’ang His marah lalu mengusir para misionaris. Abad 18 terjadi penghambatan.
2. Orang Katolik di Tiongkok tidak bertambah.
II. Kedatangan Para Zending
1. Robert Morrison (1782 -1834)
Morrison adalah utusan Lembaga Misi. Dia adalah anak seorang buruh tani yang mengalami
pertobatan karena ada pelayanan ibadah revival. Dia ingin menjadi Pekabar Injil. Dan
akhirnya dia diutus ke Tiongkok (Kanton ). Pada waktu itu Tiongkok sedang tertutup untuk
agama Kristen. Dia menterjemahkan Alkitab dalam bahasa Tionghoa. Hasilnya ada beberapa
orang yang masuk Kristen. Pada tahun 1814 terjadi baptisan pertama.
2. Hudson Taylor
Pada tahun 1833 dia datang ke Tiongkok dan pada tahun1860 terpaksa pulang ke Inggris
karena kesehatannya terganggu. Dia terbeban untuk Tiongkok. Maka dia mendirikan China
Inland Mission (CIM). Lalu CIM diubah menjadi Overseas Missionary Fellowship (OMF)
karena para penginjil diusir dari Tiongkok.
Azas-azas CIM:
a. Jangan hanya orang berpendidikan saja yang dipilih menjadi pekabar Injil, tetapi orang-
orang tanpa pendidikan formal harus diterima.
b. Para utusan CIM harus mengenakan pakaian Tionghoa dan hidup seperti orang Tionghoa.
c. Pekabaran Injil harus mempunyai jangkauan yang seluas mungkin. Tidak hanya daerah
pantai, tetapi juga sampai seluruh propinsi.
Zending tidak boleh melembaga, tidak boleh menetap. Tidak oleh sibuk dengan
pekerjaan sekolah ataupun sibuk dengan pemeliharaan jemaat.
d. Pimpinan PI harus tinggal di Tiongkok.
e. Usaha CIM harus bersifat interdenominasi.
3. Timothy Richard
Dia mempunyai rasa hormat yang tinggi terhadap budaya Tionghoa, maka cita-citanya
mengkristenkan Tionghoa dan kebudayaannya. Agar kebudayaan Tionghoa itu selamat dari
disintegrasi yang semakin mengancam.
Caranya dengan mendirikan sekolah sampai unversitas, membuat majalah Kristen yang
bersifat umum.
Hasilnya: dokter dan perawat jadi orang Kristen. Di antaranya: doker Sun Yat Sen.
15

4. Sun Yat Sen


Dia diakui sebagai: “Bapak Tiongkok Modern.” Dia dihormati juga oleh orang Komunis. Dia
lahir di Kanton pada tahun 1866. Dia sekolah di sekolah Anglikan dan dibaptis di Honolulu.
Kemudia dia pulang ke desanya dan merusak patung berhala serta menyatakan keyakinannya
yang baru.
Dia menjadi dokter tetapi tertarik kepada gerakan revolusi. Dia ingin menggantikan Negara
Kong Hu Chu dengan republik modern. Pada tahun 1911 dia mengadakan revolusi dan dia
berhasil bahkan menjadi presiden pertama di Tiongkok.
5. Wang Ming Tao dan Wu Yao Tsung
a. Wang Ming Tao lahir di Peking 1900 dari keluarga Kristen. Dia menjadi guru di sekolah
Presbiterian. Dia membuat kelompok penelaahan Alkitab. Pada tahun 1930 dia
mendirikan gereja Kemah Kristen, Dia berkotbah dan menerbitkan majalah “Santapan
Rohani.”
Teologinya: Yang menjadi pusat adalah Yesus Kristus yang menyelamatkan. Hidup baru
diperoleh melalui iman. Alkitab adalah firman Allah. Tingkah laku orang Kristen adalah
buah dari iman.
Dia didesak untuk menggabungkan diri dengan ”Gerakan 3 Sendiri,” yaitu:
“pengembangan sendiri, pembiayaan sendiri, bebas dari pemerintah barat.”
Sikapnya terhadap penjajah kurang kerjasama. Orang Jepang menuntut agar terbitan
Tionghoa memuat semboyan pro Jepang, tetapi Wang menolak.
Pada tahun 1955 Wang ditangkap. Alasan penangkapannya adalah jenis kekristenan itu
merusak pembangunan. Setahun kemudian dia dibebaskan. Lalu ditangkap lagi dan
meningal pada tahun 1968.
b. Wu Yao Tsung
Lahir dari keluarga non Kristen. Pada waktu ikut study bible, dia tertarik dan menjadi
Kristen. Kekristenan dengan ajaran kasih: dalam kegiatan dan pelayanan. Pelayanan tidak
hanya amal kasih untuk kesejahteraan pribadi, tetapi juga untuk memperbaiki keadaan
masyarakat.
Dia adalah pengarang buku: “Manifesto Kristen,” tahun 1950. Dia mempunyai pemikiran
imperialisme masuk untuk zending. Maka disarankan orang-orang Kristen memutuskan
diri dengan gereja barat dan mendirikan gerakan “Tiga Sendiri.” Pada tahun 1954
gerakan Gereja Tiga Mandiri diresmikan. Tapi mereka ditangkap dan disingkirkan
pemerintah.
16

PELAJARAN 5
KEKRISTENAN DI JEPANG
II. Abad 16-17 Misi Katolik
Pada tahun 1549, Fransiskus Xaverius tiba di Jepang bersama Anjiro, seorang penterjemah
bahasa Jepang. Dia dulunya adalah pelarian karena dituduh sebagai pelaku pembunuhan. Xaverius
datang ke Daimyo yang stategis untuk PI. Pemimpinnya adalah Ouchi Yoshika. Dia datang pakai
pakaian sutera dan membawa kenang-kenangan. Dia diijinkan kotbah. Dia mengenal astronomi,
geografi dan kekristenan. Hasilnya 200 orang dibaptis. Lalu ia datang ke Kyoko, selama 15 bulan
ada 900 orang dibapti dan berdiri Gereja Katolik.
Pada tahun 1580 ada 200.000 jemaat.
Tahun 1593 ordo Fransiskan datang ke Jepang, sehingga ada perselisihan dengan orang Yesuit.
Orang Fransiskan ingin PI sesuai kesederhanaan Yesus.
Orang Yesuit ingin PI ke orang-orang terkemuka dan terpandang yang akan mempengaruhi
masyarakat.
Pada tahun 1597 ada keputusan dari kaisar Jepang: Toyotomi Hideyoshi tadinya mendukung,
tetapi lama kelamaan curiga. Mereka dianggap sebagai kaki tangan Portugis.
Pada tahun 1601 pastur Jepang ditahbiskan.
Pada tahun 1603 diciptakan jabatan Shogun yang memerintah dengan wibawa mutlak. Shogun I
adalah Tokugawa Ieyasu menentang kekristenan, karena akan membawa pengaruh dapat
membawa kekuasaan Eropa ke Jepang.
Pada tahun 1614 -1636 seluruh gereja Katolik dihancurkan. Ribuan orang mati syahid.
Pad tahun 1639 – 2 abad, muncul gereja “bawah tanah,” bertahan 2 abad. Seseorang menjadi
Kristen itu melanggar peraturan Negara.
Para misionaris diusir pada tahun 1587. Antara tahun 1597 – 1660 ada ribuan orang Katolik
menderita martir. Dengan cara dibakar secara perlahan dan disalib atau digantung terbalik, dll.
Dan puncaknya pada pemberontakan Shimabara. Ada 37.000 orang Katolik dibunuh sekaligus.
Karena ada polemik dari penulis Konfusianisme dan Budha yag melihat kekristenan sebagai
sesuatu yang jahat dan harus dihindari.
Itulah akhir misi Katolik pertama. Walaupun demikian masih ada pintu terbuka, yaitu di pos
perdagangan Belanda di tempat kecil di pulau Deshima dekat Nagasaki. Tempat ini untuk
meneruskan informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru.
17

III. Pelayanan Misi Kristen


Jepang membuka diri terhadap barat pada abad 19 dalam proses modernisasi. Komodor Matthew
Peary masuk dengan menaiki kapal-kapal hitam pada tahun 1853 masuk teluk Tokyo.
Pada tahun 1857 -1858, ia membuka diplomasi dan menuntut adanya perjanjian dagang. Orang
Amerika boleh dagang di Jepang. Hal ini dipakai lembaga misi untuk utus tenaga PI. Perjanjian
itu memberi ijin kepada bagi penghuni asing di 3 pelabuhan. Orang-orang ini berhak mempunyai
hak untuk mempraktikkan agamanya. Orang Jepang yang menjadi Kristen akan dihukum mati.
Setelah perjanjian itu disahkan, maka berbondong-bondong para misionaris Katolik dan Kristen
datang ke Jepang. Orang Kristen yang pertama merintis pelayanan adalah James C. Hepburn.
M.D (seorang dokter, ahli bahasa, ahli kamus, penerjemah Kitab Suci, pendidik dan penginjil
yang menarik). Juga Channing M. William (Episkopal), uskup pendiri Universitas Saint Paul dan
Rumah Sakit Saint Luke di Tokyo. Guido F. Verbeck (Gereja Reformed Amerika), seorang ahli
bahasa yang cakap dalam banyak hal. Samuel R. Brown (Reformed) perintis pendidikan teologi.
Mereka bertindak hati-hati dengan doa karena kerasnya aturan bagi para misionaris.
Para misionaris dipercaya orang Jepang karena mereka mempelajari bahasa Jepang dan mengajari
hal obat-obatan dan juga dalam pendidikan Kristen. Dalam 15 tahun kedatangan mereka, ada 29
misionaris. Jiwa yang dibaptis ada 10 orang sampai tahun 1872. Tahun itu adalah tonggak sejarah
dengan diidirikannya gereja pertama dari putra puteri samurai yang dididik oleh bapak Brown,
Hepburn dan J.H Ballgh. Mereka membentuk 5 perhimpunan pada waktu itu.
Pada tahun 1868 Kekaisaran memaksa Shogun mengundurkan diri. Pengembalian kekuasaan
kepada kaisar. Jepang membuka diri terhadap barat.
Pada tahun 1876 para samurai sejumlah 35 orang bertobat dan dengan darah mereka sendiri
menandatangani satu perjanjian untuk berpegang teguh pada iman dan keluar untuk menerangai
kegelapan Jepang. Guido Verbek mengajar bahasa Inggris. Para murid dari golongan Samurai,
mereka meminta nasehat dan menyusun hukum baru dan struktur pemerintahan.
Kapten L.L. Ganes kepala sekolah di Kumamoto adalah orang yang disiplin bisa menarik
perhatian para murid. Ada 40 orang dibaptis.
Neesima (1843-1900) dari keluarga Samurai belajar teologi di Amerika. Dia pulang mendirikan
beberapa jemaat di Jepang dan mendirikan Sekolah Doshisha di Kyoto, lalu ditingkatkan menjadi
universitas. Inilah universitas tertua di Jepang.
Penganiayaan meletus, tetapi mayoritas tidak melarikan diri. Pada waktu itu merupakan dekade
pertumbuhan yang luar biasa. Mereka mendirikan kira-kira 100 gereja dengan 5.000 misionaris
dan 50 pendeta Jepang ditahbiskan. Ada sekolah teologi dan 70 lembaga pendidikan.
18

Kebangunan rohani terjadi ketika ada Sidang Raya II dari Para Misionaris pada bulan April di
Osaka 1883. Ada 107 misionaris mewakili 18 lembaga dan 4 lembaga Alkitab, dihadiri 600 orang
Jepang. Mereka mengadakan Perjamuan Kudus di puncak acara. Di situ terjadi pertobatan,
pengalaman dipenuhi Roh Kudus dengan keinginan memenangkan jiwa. Dan mulai juga
penganiayaan. Gereja dihujani dengan batu. Itulah “batu penganiayaan.” Dalam 3 tahun jumlah
gereja bertambah 300%.
Pada tahun 1890 ada 297 gereja Protestan, dengan jumlah yang hadir 34.000 orang. Gereja
dirusak dengan kehadiran ajaran liberal dari Jerman juga oleh kedatangan orang Jepang dari
Negara barat.
Konstitusi baru dibuat tahun 1889. Oleh kaisar Meiji (Restorasi Meiji). Konstitusi itu mengakui
agama Shinto sebagai agama Negara, didasarkan pada penyembahan kaisar. Gambar kaisar
dibagikan dan barangsiapa yang tidak menyembah kaisar dianggap tidak setia kepada Negara
dengan ancaman masuk penjara.
Pada tahun 1894 mereka bertekuk lutut dalam doa, hasilnya kebangunan rohani di Nagoya,
Yokohama, Kobe, dll. Dan ada kebebasan bagi pera misionaris untuk bekerja. Apalagi bila ada
gempa bumi, seperti di Gifu. Orang Kristen terkenal memberikan bantuan. Gerakan Kekudusan
“Holiness Movement,” menambah tenaga dari 583 menjadi 723 misionaris. Mereka memasuki
abad 20 dengan modernisasi yang tinggi. Terjadinya perang dengan Cina dan Amerika
mengakibatkan 500 gereja rusak. Tetapi orang-orang tetap setia dan gereja di Jepang terus
bertumbuh pesat hingga kini.
19

PELAJARAN 6
KEKRISTENAN DI FILIPINA
I. Misi Gereja Katolik
Pada tahun 1521 Magelhais (Mogellan), seorang Portugis diutus oleh negara Spanyol untuk
mencari jalan laut melalui Maluku ke Filipina. Ketika tiba di Filipina, dia disambut oleh raja.
Humabon di pulau Cebu. Di bergaul dengan keluarga kerajaan dan hasilnya ada sejumlah warga
yang dibaptis. Tetapi tidak lama kemudia dia meninggal karena ada pertempuran antara raja
Humabon dengan raja tetangga.
Pada tahun 1542 Villalobos sebagai pemimpin ekspedisi datang ke Filipina.
Pada tahun 1565 datang Miguel Lopez de Legapsi sebagai Gubernur Filipina. Saat itulah
penjajahan Spanyol dimulai. Dengan diplomasinya didukung dengan senjata, Spanyol bisa
menguasai seluruh dataran rendah di bagian utara Filipina.
Felipe II memiliki motivasi yang tinggi sebagai seorang Katolik yang saleh dan bersemangat untuk
memperjuangkan kekuasaan gereja Katolik. Pada tahun 1577 ordo Fransiskan masuk Filipina.
Disusul ordo Dominikan pada tahun 1587 dan kemudian Serikat Yesus pada tahun 1595. Karena itu
Negara itu dibagi agar tidak terjadi persaingan antar ordo.
Pada tahun 1586 ada 400.000 orang ikut baptisan masal dan dijadikan warga negara Spanyol.
Gereja terus berkembang, pada tahun 1750 sudah ada satu juta orang dibaptis. Sesudah itu
mengalami perlawanan dari agama Islam dari pulau Luzon dan daerah selatan.
Pada tahun 1581, Domingo de Lazaraz menjadi uskup pertama di Manila. Kemudian tahun 1591
menjadi uskup agung.
Strategi yang dipakai dalam penginjilan adalah dengan kebijakan reduccion (transmigrasi) dengan
mengumpulkan orang Filipina dari berbagai desa untuk menetap di kota supaya lebih mudah
diperintah dan diajari iman Katolik. Cara ini ditentang orang Filipina, maka digunakan kekerasan.
Pada tahun 1950 seoorang Yesuit yang bernama Pedro Chirino belajar bahasa Tagalog. Dia
membuka kelas di kota Taytay. Chirino mengajari anak-anak dan juga orang dewasa. Dia memakai
nyanyian Tagalog sebagai sarana mengajarkan iman Katolik. Dengan tegas dia menyuruh orang
yang sudah bertobat untuk menghancurkan patung-patung dan perlengkapan kuasa jahat. Banyak
mujizat terjadi, orang-orang disembuhkan. Dalam perkembangan selanjutnya daerah itu menjadi
daerah Katolik.
20

II. Pelayanan orang Kristen


Setelah Perang Dunia II berbondong-bondong para Pekabar Injil datang ke Filipina. Misi Baptis
dimulai tahun 1948 dan pada tahun 1954 mencapai Luzon. Ada 1010 orang jemaat dengan 17
gereja dan 9 pos PI. Sebelumnya pada tahun 1926 sudah masuk Gereja Sidang Jemaat Allah
(GSJA), tetapi baru mengalami pertumbuhan setelah seorang tahanan yang bernama Clarita
Villanueva yang berumur 17 tahun pada tahun 1958 bertobat. Selama dalam penjara Clarita
merasa dipukuli oleh setan-setan. Peristiwa itu dilaporkan ke pendeta Lester Sumrall. Setelah
berdoa, setan berhasil diusir. Berita itu disiarkan oleh Pers dan menarik perhatian masyarakat.
Dewan kota memberi ijin membangun “Bait Bethel.”
Pada tahun 1958 GSJA yang kemudian disebut “Gereja Yesus adalah Jawaban,” memiliki jemaat
12.000 orang dan pada tahun 1968 bertambah jadi 26.000 orang. Dan pada tahun itu juga
bertambah menjadi 60.000 orang. Selain itu juga gereja Metodis, Presbiterian, Kongregasional
juga mengalami pertumbuhan.
Keadaan politik di Filipina mempengaruhi perkembangan gereja. Ketika kelompok Hukbalahap
gerilyawan komunis memberontak menuntut perubahan radikal dalam sistem pemilikan tanah.
Pemberontakan ini ditumpas oleh Ramon Magsaysay seorang sekretaris pertahanan. Dia kemudian
jadi Presiden pada tahun 1953. Dia menawarkan pengampunan kepada mereka yang menyerah
dan menjanjikan program transmigrasi. Penggantinya adalah presiden Ferdinan Marcos yang
memerintah tahun 1965 -1986. Dia menganti dengan system otoriter yang berdasarkan undang-
undang Dasar. Pada masa itu banyak orang ditangkap karena diadakan keadaan darurat militer.
Pada waktu itu perkembangan ekonomi luar biasa maju. Dan penduduk bertambah dari 19 juta
pada tahun 1948 menjadi 27 juta pada tahun 1960 dan 37 juta pada tahun 1970.
Secara dramatis gereja mengalami pertumbuhan pada tahun 1970 karena diadakan penginjilan
secara agresif. Beberapa lokakarya diadakan, juga berbagai konferensi pekabaran Injil diadakan di
tingkat daerah maupun nasional serta internasional. Hal ini menggerakkan kelompok penelaahan
Alkitab yang mendukung PI.
21

PELAJARAN 7
KEKRISTENAN DI KOREA
I. Misi Katolik
Para cendekiawan Korea menyuruh Lee Seung-run untuk pergi ke Beijing untuk mencari
misionaris untuk bertanya tentang ajaran Katolik yang sudah memasuki perbatasan sejak tahun
1631 melalui buku-buku yang diselundupkan. Pemuda ini pulang dan sudah dibaptis.
Sepuluh tahun kemudian ada pendeta dan misionaris datang. Mereka terkejut karena ada 4.000
orang Katolik di Korea. Mereka bertemu dengan orang Cina yang bernama Chou Wen-mo (nama
baptisanYakobus atau Chu Mun-mo dalam bahasa Korea).
Negara Korea pada tahun 1791 diperintah oleh dinasti Joseon. Kaisar mengeluarkan perintah anti
Katolik dan menyiksa orang Katolik. Salah satu orang Korea yang jadi Katolik adalah Yi Seung-
hun (1758 -1801) yang dibaptis di Beijing. Agama Katolik dikenal sebagai ajaran barat atau
Seohak. Para cendekiawan (Sirhak) membawa buku Katolik ditentang oleh para bangsawan.
Jumlah orang Katolik terus bertambah dan pada tahun 1831 sudah terbentuk keuskupan Korea.
Pada tahun 1838 para pastor dan penginjil dari Perancis datang ke Korea. Di antaranya adalah
Pierre M. Maubant. Penyiksaan terjadi pada tahun 1839 -1846, banyak yang mati martir. Di
antaranya adalah Andrew Kim Taegon (1822 – 1846).
Sikap anti Katolik mereda tahun 1849 dengan dimulainya pemerintahan raja Cheoljong dan
mengakibatkan jumlah orang Katolik bertambah menjadi 11.000 orangpada tahun 1950. Dan pada
tahun 1865 bertambah menjadi 23.000 jiwa. Pada saat itu datang pastor Berneux dari Perancis.
Pada saat raja Gojong memerintah pada tahun 1864 terjadi penyiksaan. Tetapi yang
mengendalikan dia adalah ayahnya yaitu raja Heungseon Daewongun yang anti Katolik.
Pada tahun 1884 terjadi kudeta Gapsin dan dimulai kebebasan beragama. Jumlah orang Katolik
bertambah pesat.
II. Misi Kristen
Pada tahun 1832 Carl Gutzlaff telah memulai penginjilan di Tahiland dengan membagi Alkitab
di pantai timur. Lalu orang Skotlandia yang bernama John Ross dan John McIntyre membaptis
orang Korea di Mansyuria pada tahun 1876. Salah satu yang dibaptis di Mansyuria itu mulai
mendirikan jemaat di Korea. So Sang Yun yang membantu Ross di Mansyuria untuk
menterjemahkan Perjanjian Baru. Dia kembali ke Korea pada tahun 1883 dan memenangkan 100
jiwa.
Kisah sukses protestanisme di Korea Selatan menarik banyak sejarawan untuk menyelidiki.
Misonaris pertama yang datang ke Korea adalah: Horace N. Allen dari Gereja Presbiterian
22

Amerika pada tahun 1884. Dia datang 100 tahun setelah misi Katolik datang. Horrace adalah
seorang dokter kedutaan yang diperkenalkan kepada kerajaan Korea. Setahun kemudian Henry
Appenzeller dari Gereja Metodis Amerika dan H.G. Underwood seorang Presbiterian datang ke
Korea. Underwood membaptis orang Korea pertama di Korea. Mereka yang meletakkan dasar
kekristenan di Korea. Kemuadia datang misi dari lembaga yang lain.
Terjadi pertambahan jumlah orang bertobat setelah Samuel Moffet dan teman-temannya
mengadakan penginjilan pada tahun 1895 dan berlanjut 14 tahun kedepan. Di sana diadakan
kebaktian lebangunan rohani yang besar. Pertambahan jumlah dari 802 menjadi 167.352 orang
pada tahun 1910. Orang Katolik ada 75.000 orang.
Faktor-faktor pendukung adalah: adanya gerakan penginjilan pribadi, pengajaran Alkitab kepada
seluruh anggota, penyesuaian dengan metode Nevius ( yang mendorong sikap-sikap menopang
diri, mengatur disi sendiri dan melipatgandakan diri sendiri) dan pencurahan Roh Kudus yang
terjadi secara unik dalam kebangunan rohani.
Pada tahun 1910 Jepang mengalahkan Korea. Gereja tertekan. Upacara agama Shinto diwajibkan
oleh pemerintah Jepang. Jumlah orang Kristen yang dipenjara ada 3.000 orang. Pada tahun 1925
terjadi penganiayan terhadap orang Kristen. 79 orang Korea mati martir pada masa dinasti Joseon.
Pada tahun 1943 sampai 1945 gereja diperintahkan untuk melebur dalam “The Korean Christian
Church of Japaness Christianity” agar bisa dikendalikan Jepang. Setelah selesai Perang Dunia II,
gerakan Komunis menghancurkan gereja.
25 tahun kemudian para misionaris membangun 800 sekolah Kristen dari TK sampai Universitas
yang mendidik 50.000 pelajar. Universitas pertama dibangun: Universitas Yonsei di atas lahan
220 hektare dan memiliki 37.000 mahasiswa. Dan Ehwa Women University di atas lahan 58
hektare memiliki 24.000 mahasiswa. Seoul Women University di atas lahan 50 hektare dan
memiliki 10.000 mahasiswa. Banyak sarjana dan politisi Korea termasuk presiden pertama Korea
Selatan : Rhee Syngman adalah orang yang mendapat beasiswa dari gereja Metodis.
Pada tahun 1950-1953 terjadi Perang Korea. Jumlah misi bertambah
III. Yong Nggi Cho
Dia lahir pada tanggal 14 Februari 1936, putra Cho Doo-chun dan Kim Bok-sun. Cho adalah
anak pertama dari 5 saudara 4 saudari. Cho dulunya beragama Budha. Pada waktu berumur 17
tahun dia menderita penyakit Tubercolosis (TBC). Penyakitnya parah. Ada seorang gadis yang
mengunjungi dia setiap hari dan menceritakan tentang Yesus Kristus. Kemudia dia didoakan
dan sembuh. Dia menjadi pengikut Yesus.
23

Pada waktu itu orang tuanya bisnisnya bangkrut, maka Cho memutuskan untuk tidak
melanjutkan ke sekolah tinggi tetapi dia masuk sekolah Teknik inekspensif untuk mempelajari
perdagangan. Pada saat itu dia juga sering memasuki basis tentara Amerika yang berada dekat
sekolahnya. Dia belajar bahasa Inggris dari para tentara yang menjadi temannya. Ia cepat
belajar bahasa Inggris. Dan menjadi penerjemah untuk kompleks tentara itu dan juga untuk
kepala sekolahnya.
Setelah imannya bertumbuh, dia percaya bahwa Tuhan telah memanggil dia untuk pelayanan.
Pada tahun 1956, dia mendapat beasiswa untuk mempelajari teologi di Kolose Alkitab Injil dan
kenal dengan Choi Ja-Shil. Penuh di Seoul. Pada tahun 1958, Co memulai pelayanan pertama
di rumah Choi. Hanya Choi dengan 3 anaknya di awal pelayanan tersebut. Kemudian gereja
berkembang dan memiliki anggota 50 orang. Cho dan para anggotanya memulai sebuah
kampanye dengan mengetuk pintu dan mengajak orang-orang untuk datang ke gereja. 3 tahun
kemudian jumlahnya menjadi 400 orang.
Dia terus melayani dan pertambahan jemaat sangat pesat karena didukung oleh budaya setempat
yang suka disiplin dan pola kelompok sel dilakukan untuk menjangkau banyak jiwa. Pada akhir
pelayanannya dia menggembalakan jemaat sejumlah 700.000 jiwa.
24

PELAJARAN 8
KEKRISTENAN DI THAILAND
I. Misi Katolik
Pada tahun 1511, seorang utusan yang bernama Alfonso di Albuquerque datang ke Thailand
diikuti para pastor. Pada tahun 1562 datang uskup yang bernama de la Motte bersama pastor
Perancis lainnya. Mereka berasal dari “Paris Foreign Missionary Society,” dan lembaga ini
melayani sampai 300 tahun.
Pada tahun 1881 ada sekitar 3.000 orang Katolik di Thailand. Pada tahun 1922 ada 22 sekolah dan
biara untuk biarawati dan 10 gereja besar di Bangkok.
II. Misi Kristen
Kekristenan masuk ke negeri itu pada abad 19 dengan datangnya misi American Presbyterians.
Pada waktu itu keadaan masyarakat Siam penuh dengan keputusasaan dan banyak yang mati
karena penyakit yang merajalela di seluruh negeri. Pelayanan awal dilakukan terhadap orang Cina
karena sasarannya adalah untuk menjangkau negeri Cina, karena itu sasarannya adalah orang Cina
atau orang Thailand beretnis Cina agar menjadi utusan ke Cina.
Misi yang datang ke Thailand adalah Carl Gutzlaff, seorang Jerman yang datang dengan biaya
sendiri dan Jacob Tomlin juga datang dari London Missionary Society (LMS). Mereka tiba pada
tanggal 23 Agustus 1828. Mereka berhasil menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Siam.
Gutzlaff meninggalkan daerah itu karena sakit selama 4 tahun. Tomlin juga kembali berkumpul
dengan keluarganya.
Ada beberapa lembaga penginjilan yang memasuki tanah Siam:
1. London Missionary Society (LMS)
Lembaga ini berfokus pada etnis Cina. Gutzlaff dan Tomlin menterjemahkan keempat Injil
dan kitab Roma dalam bahasa Siam. Kemudian mereka juga membuat kamus Bahasa Inggris –
Siam danya sasmpai huruf “R.” Mereka mengedarkan Akitab dalam bahasa Cina.
2. American Baptist Mission
Pada tahun 1837, John Taylor Jones dan isterinya mendirikan gereja Chinese Maitri Chit
Baptist. Prioritas utamanya adalah penduduk suku Thai. Dia menterjemahkan Alkitab selama
20 tahun dan juga memperbaiki terjemahan dalam bahasa Thai. Pada tahun 1840 dia membuat
58.000 Perjanjian Baru dan diedarkan. Dia juga melayani jemaat Cina yang dilayani oleh
Gutzlaff. Pada tahun 1834 ada 4 orang Cina yang dibaptis.
25

3. American Board of Commissioners for Foreign Missions (ABCFM)


Pada tahun 1844, Dr. Dan Beach Branley memulai surat kabar pertama di Bangkok. Dia
menulis dan menterjemahkan serta mencetak Alkitab. Dia punya kesempatan untuk
memberitakan Injil di biara Budha melalui keahliannya dalam ilmu pengetahuan dan bahasa
Inggris. Dia juga mengadakan penginjilan keliling pada musim dingin dengan memakai
perahu dan gajah.
4. American Presbiteryan.
Pada tahun 1840, William Buells masuk Thailand. Pada tahun 1867 Dr. Samuel House dan
temannya datang untuk menjangkau daerah utara dan memulai penginjilan di Ciangmai. Hasil
pelayanannya adalah berdirinya gereja-gereja di propinsi Chiangmai dan Chiengrai. Gereja
Church of Christ juga mulai terbentuk. Mereka mengadakan pendekatan dengan pemerintah
setempat dan meminta agar daerah itu tetap terbuka untuk Injil. Mereka mempunyai semangat
perintisan dan penginjilan untuk memenangkan jiwa. Di Negara itu ada tiga suku. Dari suku
Lao orang pertama yang dibaptis adalah Nan Inta seorang kepala biara Budha pada tahun
1869.
5. Christian and Missionary Alliance (C&MA)
Pada tanggal 1 Januari 1929 CMA membuka pelayanan di Ubon dan selama 12 tahun
membuka 5 pos PI. Hasilnya ada 85 orang dibaptis.
III. Kondisi Negara Thailand
1. Kondisi Pendidikan
Kehadiran bangsas Portugis di Negara itu memberikan pengaruh yang besar. Banyak sekolah
didirikan. Orang-orang Katolik memberi contoh dengan meningkatnya pendidikan juga dibuka
biara-biara Katolik yang berpusat di sekitar kota Bangkok. Orang Thailand makin senang
dengan hadirnya lembaga pendidikan.
2. Kondisi kebudayaan
Parar zending berkarya dalam bidang kebudayaan secara langsung. Memang ada konfrontasi
antara penduduk yang berbudaya Budha dan agama Kristen yang baru masuk. Pendekatan
yang dilakukan adalah dengan menggunakan bahasa Siam untuk menterjemahkan literatur
Kristen seperti yang dilakukan oleh Jones. Hal yang sama juga dilakukan oleh McGilvary
yang dengan pengetahuannya meramalkan akan terjadinya gerhana bulan pada tanggal 17
Agustus 1868 sehingga buku-buku Budha terbukti salah.
26

3. Kondisi Kesehatan
Ribuan orang meninggal di kota Bangkok setiap tahun karena penyakit cacar. Bradley
memberikan pengetahuan tentang kesehatan terutama suntikan vaksinasi untuk mencegah
penyakit cacar. Dia diberi ijin untuk memberikan vaksinasi. Anggota keluarga istana dan juga
mengajarkan cara menyuntik keada dokter-dokter pribadi istana. Melalui dukungan sang raja,
maka dia membuka balai pengobatan di Bangkok. Dia melaksanakan amputasi pertama di
Siam dengan metode dari barat di sebuah biara Budha. Pelayanan medis disambut baik oleh
raja. Pada tahun 1847, wabah kolera terjadi di Bangkok. Dan akibatnya ada 30.000 orang
mati. Dr. House sempat menyembuhkan 1.000 pasien. Tetapi masyarakat curiga dengan
obat dari barat. Pada tahun 1853. House menutup klinik pengobatan dan memberikan waktu
sepenuhnya untuk usaha penginjilan. Pada tahun 1878, Dr. S.G. McFarland diangkat menjadi
kepala sekolah kedokteran yang baru dibuka oleh raja Bangkok. Banyak tenaga pekabar Injil
ikut membantu sebagai dokter di rumah sakit pemerintah ikut membangun Negara Siam. Pada
tahun 1904, Dr. McKean membuat vaksin di Chiangmai di Siam Utara. Mereka melayani
medis sambil memberitakan Injil.
27

PELAJARAN 9
KEKRISTENAN DI SRILANKA
I. Misi Katolik
Orang-orang Portugis tertarik dengan bau kayu manis yang tajam. Yang pada waktu itu hanya
ada di pulau Ceylon itu. Mereka datang pada abad 16. Selama 150 tahun mereka memerintah
daerah Srilanka dan memperkenalkan agama Katolik. Baldeus mencatat ada 65.145 orang
percaya.
Bangsa Belanda juga datang untuk memiliki kayu manis itu. Mereka menguasai pada
pertengahan abad 17. Mereka menganiaya orang Katolik. Pada waktu itu ada 350.000 orang
Kristen Presbiterian.
Kemudian Inggris juga datang pada tahun 1769 dan berhasil menduduki pulau itu dengan
bantuan orang Kandy. Utusan dari gereja Anglikan datang ke Ceylon. Keuskupan Kolombo
dibentuk pada tahun 1845. Utusan dari Church Missionary Society yang datang adalah Zenana
Mission dan Society for the Propagation of the Gospel.
II. Misi Kristen
Dalam Topographa Christiana dalam suatu Cosmas Indicopleustes mencatat bahwa orang Kristen
Nestorian sudah datang pada abad ke-6 dari Persia. Bahkan secara tradisi ada yang mengatakan
bahwa rasul Tomas juga sudah pernah datang dan sekarang berdiri Gereja Gintupitiva Santo
Thomas yang bisa dilihat dari pelabuhan Kolombo. Ada penghapusan terhadap larangan untuk
beribadah yang diberlakukan bagi orang Katolik, dihapus. Orang Katolik yang jadi Kristen
kembali menjadi Katolik demi mendapat pekerjaan. Pada tahun 1810, jumlah orang Kristen hanya
separo dibanding 1801. Gereja Protestan yang di jaman Belanda berkembang, maka menjadi
merosot. Orang Katolik bertambah banyak.
Gelombang misi terjadi di awal abad 19. Pekerjaan misi terus berlanjut sampai Perang Dunia II.
Hanya sedikit misi yang datang setelah perang. Tetapi akhir-akhir ini gereja Pentakosta
mengalami peningkatan yang pesat.
28

Referesi:
1. H. Berkhof, Sejarah Gereja, diterjemahkan oleh I.H.Enklaar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017).
2. Jonar T.H. Situmorang, Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2014).
3. --------,Sejarah Gereja Asia, Volume 1 Editor Donald E.Hoke. (MALANG: Gandum Mas,
tt)
4. --------,Sejarah Gereja Asia, Jilid 2. Editor Donald E.Hoke. (MALANG: Gandum Mas, tt)
5. Paulus L. Kristianto, Sejarah Gereja, Diktat Kuliah,Yogyakarta: Sekolah TInggi Theologia Injili
Indonesia – Yogyakarta, 2000.
6. Wikipedia.
29

DAFTAR ISI
1. GEREJA NESTORIAN ………………………………………………………………………1
2. KEKRISTENAN DI INDIA ………………………………………………………………….24
3. PELAYANAN WILLIAM CARREY DI INDIA …………………………………………….28
4. KEKRISTENAN DI TIONGKOK ……………………………………………………………32
5. KEKRISTENAN DI JEPANG ……………………………………………………………….35
6. KEKRISTENAN DI FILIPINA ………………………………………………………………38
7. KEKRISTENAN DI KOREA ………………………………………………………………...40
8. KEKRISTENAN DI THAILAND ……………………………………………………………43
9. KEKRISTENAN DI SRILANKA ……………………………………………………………47

Anda mungkin juga menyukai