Anda di halaman 1dari 12

Nama : Simesono Daeli

Nim : 08011944
Prodi : Teologi
Semester : V (Lima)
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Asia
Pengampu : Wa’azaro Gulo, M.Th
Judul : Sejarah Gereja Asia
Penulis : Dr. Anne Ruck
Jumlah isi : 393 Halaman

RINGKASAN BUKU

1. Masa Pertama Gereja Di Asia (Sampai Tahun 1500)


Agama Kristen dianggap sebagai agama yang berasal dari Barat,
padahal lahirnya di Timur Tengah, di daerah Asia Barat, tempat bangsa-
bangsa dan kebudayaan dari tiga benua bertemu, yaitu Asia, Afrika dan
Eropa. Tuhan Yesus telah mengutusmurid-murid-Nya: “ Pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku”. Pada Hari Pentakosta Injil
dikabarkan kepada orang-orang yang berasal dari Provinsi Asia Kecil
(Turki), Kerajaan Persia (Irak dan Iran), Mesir, Libia, Arabia (Kis. 2: 8-11).
Sampai tetap berkembang. Gereja membawa kabar keselamatan ke
seluruh dunia.
Perjanjian Baru berfokus pada perkembangan Injil dari pinggir
Kekaisaran Romawi sampai ke pusat, ibukota Roma. Pusat-pusat
kekristenan yang pertama, yaitu Yerusalem dan Antiokhia, dari segi
geografis termasuk wilayah Asia, akan tetapi karena termasuk wlayah
Kekaisaran Romawi, berorientasi ke arah Barat. Lukas, oleh karena ia
turut serta dalam rombongan Rasul Paulus, dalam Kisah Para Rasul
menceritakan terutama perjalanan misi Paulus.
Pada abad ke- 7 agama Islam menguasai Asia Tengah, Asia Barat-
Selatan, Afrika Utara dan Spanyol. Di bawah pemerintahan Islam , gereja
mengalami kemunduran, sehingga pada Tahun 1500 tinggal sedikit saja
orang Kristen. Pada kemudian hari Injil diberitakan lagi di Asia Timur, tapi
Injil yang dibawa itu “berpakaian” Barat. Karenanya tidak mengherankan
bila gereja di Asia Timur dan Asia Selatan masa kini mewarisi tradisi
gereja barat. Walaupun demikian, akar-akar kekristenan Asia pertama
merupakan warisan yang cukup berarti.

A. Permulaan Gereja di Asia


1. Timur Tengah
Antiokhia, ibukota propinsi Siria, kota ketiga dalam Kekaisaran
Romawi, menjadi pusat penginjilan kepada orang-orang bukan-
Yahudi. Di kota inilah para pengikutr Yesus untuk pertama kalinya
disebut “Kristen” (lih. Kis 11: 26). Gereja di Antiokhia menjadi
gereja gereja pengutus bagi perjalanan Paulus dan Barnabas ke
propinsi Asia Kecil (Turki). Gereja-gereja ditanam di propinsi
tersebut, terutama di Efesus, tempat Rasul Yohanes mungkin
wafat.
Dua negara besar yang berjuasa atas daerah Timur Tengah
pada abad pertama adalah Roma dan Partia (kemudian disebut
Persia). Dalam kekaisaran Romawi ada beberapa faktor yang
menolong penyebaran Injil kearah Barat. Hukum dan tata-
kenegaraan Romawi (Pax Romana ‘perdamaian Roma’) menjamin
keamanan dan stabilitas. Negara-negara dengan berbagai agama,
adat dan bahasa dipersatukan di bawah pemerintahan Roma yang
kuat, dengan satu bahasa perantara, yaitu bahasa Yunani, dan
satu kebudayaan bersama, yaitu kebudayaan Romawi-Yunani, atau
Helenisme. Penjajah Roma telah mendirikan sistem perhubungan
dan transportasi yang sangat efesien, baik melalui laut maupun
jalan-jalan raya.

2. India
Menurut Kisah Rasul Tomas, setelah hari Pentakosta kedua
belas rasul membuang undi untuk menentukan ke mana setiap
orang diutus untuk menentukan ke mana setiap orang diutus untuk
mengabarkan Injil. Rasul Tomas mendapatkan tugas di India, tetapi
ia tidak mau pergi ke sana, meskipun Tuhan Yesus menampakan
diri kepadanya dalam mimpi. Oleh karena itu, Tuhan mengatur agar
Tomas dijual sebagai budak kepada seorang pedagang dari India,
yang beranama Habban, yang datang ke Yerusalem untuk mencari
tukang kayu.
Di India, Tomas disuruh membangun istana untuk Raja
Gudnaphar. Akan tetapi, uang yang diterima untuk pembangunan
istana diberikan oleh Tomas kepada orang miskin. Tomas
menerangkan bahwa ia sedang membangun istana di sorga bagi
Raja Gudnaphar. Raja itu sangat marah dan ia memenjarakan
Tomas. Akan tetapi, sesudah Tomas melakukan beberapa mujizat,
raja sendiri bersama dengan adilknya Gad, menerima “tiga tanda
materai kekristenan”, yaitu urapan minyal, beptisan dan perjamuan
Kudus. tomas berjalan jauh untuk mengabarkan Injil, sampai ia
ditombak mati di bagian lain di India.
Apakah cerita ini benar? Orang-orang Eropa yang menjelajah
ke India, terutama Marco Polo pada tahun 1293, menceritakan
ziarah mereka ke makam Rasul Tomas pada tahun1522 orang
Portugis menyetakan bahwa mereka telah menemukan makam
tersebut, yang masih dapat dilihat sampai sekarang. Umat Kristen
berkembang ke Kerala, yang memiliki kasta tersendiri di tengah-
tengah masyarakat Hindu, dan itu bertahan sampai abad ke-20.
Penemuan-penemuan purbakala mendukung sebagian dari cerita
Tomas.

3. Edessa
Di antara dua negara besar, Kekaisaran Romawi da Kekaisaran
Partia, terletak beberapa negara kecil yang berjuang dengan susah
payah untuk mempertahankan kedudukan mereka sebagai negara
merdeka. Salah satu negara kecil itu adalah kerajaan Osrhoene.
Ibukotanya adalah Edessa, yang terletak di Sungai Daisan, anak
sungai Efrat, dekat jalan raya perdagangan antara Armenia dan
padang gurun pasir di Siria.
Eusebius, dalam bukunya Sejarah Gereja, ditulis kira-kira tahun
320, melaporkan cerita yang diambilnya dari kantor arsip Edessa,
tentang pertobatan Raja Abgar V (13-50 M). Eusebius
menyambung bahwa setelah kenaikan Tuhan Yesus Rasul Tomas
mengutus Thaddeus, salah satu dari ketujuh puluh murid (Luk. 10:
1), ke kota Edessa. Di sana ia menginap di rumah seorang Yahudi
yang bernama Tobias. Thaddeus menyembuhkan Raja Abgar
bersama dengan orang-orang sakit lainnya dan mengabarkan Injil
di kota Eddesa.

4. Kristologi dan soteriologi Gereja Asia Purba


Agama Kristen lahir di suatu tempat dan pada suatu waktu di
mana berbagi kebudayaan dan kepercayaan bertemu. Akarnya ada
dalam agama Yahudi, tetapi iman Kristen harus juga menghadapi
pola pemikiran filsafat Yunani, pola keagamaan astrologi Babilonioa
(ilmu nujum perbintangan), agama-agama misteri, kepercayaan
kepada dewa-dewi dan lain-lain.
Orang-orang Asia lebih menekankan perasaan dab pengertian
daripada kelakukan. Pokok persoalan utama bagi Gereja Asia
adalah perbedaan antara yang abadi dan fana; apa yang harus
diketahui untuk memperoleh hidup yang kekal. Zat jasmani
dipandang secara pesimistis dan dualistis. Dunia berada dalam
kekuasaan iblis, yang dari padanya jiwa manusia dilepaskan.
Pada waktu itu konon Alkitab belum ditentukan secara resmi.
Banyak kitab “injil” yang dipakai di daerah Edessa, termasuk “Injil
Tomas”, “Injil Marcion” dan lain-lain. Kira-kira 170 Tatianus
menyusun Diatessaron, yaitu gabungan keempat Injil (Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes) yang diakui pleh jemaat di Roma.
Kota Antiokhia menjadi pusat pekabaran injil ke dunia bukan
Yahudi. Sumber-sumber untuk penginjilan di luar kekaisaran
Romawi sebagian bergantung pada legenda-legenda. Namun,
tradisi bahwa Rasul Tomas mendirikan Gereja di India didukung
oleh penemuan-penemuan ilmu purbakala lain. Sudah terbukti
bahwa Injil cepat tersebar di lembah Tigris-Efrat, dengan
perkembangan gereja yang kuat, yang berpusat di kota Edessa.
Terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Siria memainkan peran
bermakna dalam perkembangan jemaat. Gereja Asia Purba
memandang Kristus dari segi pertentangan antara yang fana dan
yang abadi, sebagai Guru dan Penebus. Pengertian Asia itu
dianggap dualistis oleh beberapa tokoh Gereja Barat, tetapi
sekarang diterima sebagai suatu usaha mewujudkan kekristenan
dalam konteks Asia.

B. Pertumbuhan Dan Penghambat Di Persia


Kerajaan Persia telah menguasai daerah Asia Barat-Tengah
(sekarang Iran) mulai abad ke-6 sampai abad ke-4 sM. Persia diklahkan
oleh Aleksander Agung, perintis dinasti Seleucid (Yunani). Kemudian pada
tahun 247 sM bangsa Partia, pengembara-pengembaradari bagian utara,
merebut kekuasaan di Asia Barat-Tengah.
Agama Kristen di Partia menghadapi lawan yang kuat sekali yaitu
agama Zoroaster. Agama tersebut boleh dikatakan agama monoteis-
dualistis. Penganut Zoroaster menyembah ilah yang baik, ahuraMazda
(Ormuzd), sebagai pecinta dunia, matahari, bulan, bintang-bintang dan
roh-roh (penjaga-penjaga sorgawi yang melindungi ciptaan). Pada zaman
Partia tradisi-tradisi kuno tentang Zoroaster (yang barangkali berasal dari
± 1500 sM) dikumpulkan menjadi sebuah kitab suci dengan judul Avesta.
Para imam Zoroaster, yang disebut “magus”, berpengaruh besar dalam
stara masyarakat dari imam-imam besar di istana sebagai penasihat raja,
hingga imam-imam di desa, yang mememlihara api suci di kuil-kuil.
Pemerintahan Partia bersikap toleran terhadap agama Kristen,
meskipun kaisar sindiri menganut agama Zoroaster. Pada masa
penghambatan di Kekaisaran Romawi, banyak orang Kristen mengungsi
ke Partia. Di sana mereka disambut dengan baik oleh pemerintah. Akan
tetapi pemerintah tidak melindungi orang Kristen sewaktu mereka dianiaya
oelh imam Zoroaster.
Gereja berkembang di Persia, namun tetap merupakan kelompok
minoritas. Agama Zoroaster (agama negara sesudah tahun 226)
mempunyai susunan kepercayaan yang kuat dan hirarki magus-magus
yang berkuasa melawan agama-agama yang lain. Hubungan umat Kristen
dengan saudara-saudara seiman di negara-negara lain menimbulkan
kecurigaan, dengan akibat kebijakan pemerintah terhadap gereja selalu
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Roma, dan juga oleh baik-
buruknya hubungan kekaisaran Persia dengan kekaisaran Roma. Umat
Kristen di persia mengalami penganiayaan yang pasang surut Tahun 339-
379 merupakan puncak penganiayaan. Penganiayaan kali ini sampai-
sampai melemahkan gereja. meskipun demikan, gereja bertahan sampai
akhirnya pada tahun 410 diberi status minoritas resmi dalam negara
bukan-Kristen.
Gereja di Persia mengembangkan suatu identitas yang kuat; denagn ciri-
ciri teologi bercorak Nestorian; dengan penghargaan tinggi terhadap hidup
beraskese; dan semangat besar untuk mengabarkan Injil ke seluruh
dunia.

C. Pekabaran Injil Di Cina


Dengan berdirinya dinasti T’ang dan adanya perlindungan Kaisar
T’ai Tsung terhadap kekristenan membuka jalan bagi pekabaran Injil di
Cina. Gereja menghadapi dua kepercayaan atau pandangan hidup yang
tertanam dalam pada kebudayaan dan adat-istiadat Cina, yang masing-
masing bertolak belakang dengan kekristenan, terutama dengan
kekristenan gaya Nestorian. Filsafat Kong Hu Cu, yang sangat
berpengaruh di golongan terpelajar dan di lingkungan istana, menghargai
keluarga dan kebijakan duniawi dan menganggap rendah beraskese.
Penganut-penganut agama Buddha, yang kuat dan berpengaruh di desa-
desa dan di antara orang miskin menentang keras kedatangan para rahib
Nestorian, bahkan menyerang biara-biara Kristen. Dengan cara jalan
untuk menyampaikan kabar keselamatan dalam bentuk yang berarti
dalam konteks kebudayaan Cina, iman Kristen mendekati sinkretisme.
Gereja berkembang di Cina, namun, sejumlah besar orang orang Kristen
adalah pendatang. Baik kaisar-kaisar dinasti T’ang, namun kaisar-kaisar
dinasti Yang (Monggol) bersikap toleran terhadap kekristenan, tetapi tidak
percaya dan tidak menjadi Kristen. Umat Kristen terlalu bergantung pada
perlindungan pemerintah, sehingga gereja lemah dan tidak mempu berdiri
sendiri. Pada saat kekuatan pemerintah melemah, misalnya pada abad
ke-8, gereja mulai melemah. Pada saat penganiayaan terjadi, misalnya
pada tahun 845, gereja tidak dapat bertahan. Ketika penjajah Monggol
diusir dari Cina pada tahun 1368, gereja hampir lenyap.

D. Gereja Dan Islam


Perluasan agama Islam yang sangat cepat abad ke-7 merupakan
tantangan besar bagi kekristenan di Asia, bahkan yang terbesar dalam
sejarah gereja. di Arabia dan di Afrika iman Kristen nyaris musnah. Di
Siria dan di Palestina gereja dibiarkan sebagai minoritas resmi dalam
sistem “dhimmi”. Penyerbuan bangsa Turki, bangsa yang sangat kejam,
pada abad ke-11 manambah penganiayaan, sedangkan Perang Salib,
dengan tujuan membebaskan Tanah Suci, akhirnya membawa
penderitaan dan memperburuk hubungan Kristen-Islam.
Peninadasan sosial dan ekonomi di bawah pemerintahan Islam
melemahkan gereja. penderitaan umat Kristen mencapai puncak yang
paling dahsyat dengan pembunuhan besar-besaran oleh tentara
Tamerlan. Akibatnya gereja Asia hampir hilang, kecuali di Siria, India
Selatan, dan beberapa jemaat kecil yang terpencar-pencar di Asia.

1. Gereja Barat Mengabarkan Injil Di Asia


1. Misi Katolik
Seperti pada masa Nestorian, rahib-rahiblah yang membawa
iman Katolik ke Asia. Serikat Yesus didirikan tahun 1540 sebagai
ordo utusan gereja, membangkitkan hidup untuk menyelamatkan
iman Katolik ke Eropa dan ke seluruh dunia. Berbeda dengan ordo-
ordo lain, para biarawan Yesuit menambahkan kaul keempat, untuk
mentaati secara penuh perintah-perintah sri paus, pada ketiga kaul
kebiaraan biasa. Ordo-ordo Katolik lain, misalnya Fransiskan dan
Dominikan, juga mngutus pekabaran Injil.
Para utusan Gerja Katolkik Roma mempunyai visi yang lebih
luas daripada ambisi penjajahan negeri-negerinya sendiri. Tempat-
tempat jjahan Portugal di Asia menjadi batu loncatan bagi
penginjilan ke seluruhbenua itu. Serikat Yesus mengembangka dua
strategi dasar yang berkaitan erat satu sama lain. Tujuan pertama
ada;ah menarik perhatian orang terkemuka di suatu negara, orang
kaya dan berkuasa, agar melalui mereka iman Kristen
disam[paikan kepada masyarakat luas. Kebijakan tersebut berhasi
di Eropa, dan dengan demikian orang Yesuit berpengaruhdi istana.
Fransisikus Xaverius melihat bahwa metode inilah yang paling
berhasil di negeri beredab tinggi, rahib-rahib Yesuit mnghormati
serta meneliti dan sejauh mungkin menyesuaikan diri dengan
kebudayaan setempat.

2. Misi Protestan
Gereja-gereja Protestan Eropa lebih lambat daripada Gereja
Katolik Roma menerima panggilan mengabarkan Injilke seluruh
dunia. Pada masa reformasi gereja-gereja Protestan yang baru
bertumbuh menghadapi perjuangan yang cukup berat. Gereja
mengambil sikap bertahan, sambil mengembangkan teologi dan
struktur gerejawi. Ditambah lagi hapusnya kebiaraan
memutuskansumber tenaga yang rela mengorbankan jiwanya
untuk mengabarkan Injil di tempat yang jauh. Sama seperti misi
Katolik Roma yang dihidupkan oleh pembaruan Gereja Katolik
abad ke-16, masa perbaruan rohani Protestan menimbulkan visi
baru untuk pekabaran Injil. Gerakan Pietisme muncul di Jerman
dengan terbitnya buku Pia Desidera (‘Cita-cita Kesalehan’),
karangan Phillipp Jakob Spener, pada tahun 1675.

Di Jepang Gereja berkembang sebagai hasil pertobatan


beberapadaimyo, lalu masa penganiayaan dahsyat hampir melenyapkan
gereja. Di Cina, Ricci dan pengganti-penggantinya disenangi di istana,
tetapi akhirnya gereja dilemahkan oleh kontroversi mengenai upacara
istiadat Cina, dan penentangan Kaum Buddha. Di India De Nobili berhasi
menginjili beberapa orang Brahmin, tetapi gereja dilemahkan oleh
kontroversi upacara istiadat Malabar.
Kekristenan lebih berhasil berkembang di Korea daripada di negara
Asia lain. Agama animistis syamanisme kurang kuat menentang ajaran
baru dibandingkan agama ”tinggi” seperti agama Buddha, agam Hindu
dan lain-lain. Gereja Katolik masuk Korea atas inisiatif orang Korea sendiri
sebelum masuknya penginjil dari Barat. Penjajahan Jepang berdampak
positif bagi perkembangan gereja, karena kekristenan tidak dianggap
berkaitan dengan imperialisme tetapi berkaitan dengan nasionalisme
Korea. Penerjamahn Alkitab ke dalam bahasa Korea sangat menentukan
dalam proses perkembangan kekristenan Korea.
Banyak pekabaran Injil di Malaya sebagai batu loncatan menuju
Cina, sehingga ketika dinuka kesempatan masuk Cina mereka
meninggalkan pelayanan di Malaya Benjamin Keasberry merupakan
kekecualian; ia tinggal tetap di singapura untuk menginjili orang Melayu.
Imperalis Inggris beserta perkembangan perdaganagn dunia menimbulkan
gelombang pendatang dari Cina dan India. Para pendatang sebut lebih
terbuka terhadap kekristenan daripada penduduk asli. Orang Kristen di
Asia lebih berhasil mengabarkan Injil kepada kaumnya ketimbang
pekabaran Injil Barat.
Gereja Katolik Roma masuk Filipins bersamaan dengan penjajahan
Spanyol, lalu berkembang di bagian utara melalui metode “reduksi”, yaitu
orang Filipina dipindahkan dari desa terpencar ke kota-kota. Para rahib
Spanyol berperan sebagai tenaga utama imperalisme, sehingga mereka
menjadi pusat sasaran kebencian bangsa Filipina. Penghukuman mati tiga
pastor Filipina pada tahun 1872 menimbulkan semangat nasionalisme,
pada tahun 1898 kemerdekaan Filipina diproklamasikan. Bersama dengan
itu Gereja Mandiri Filipina melepaskan diri dari Gerja Katolik Roma.
Penjajah pertama diganti oleh penjajah kedua, yaitu Amerika
Seikat. Meskipun undang-undang dasar Amerika bersemangat
mengajarkan Injil melelui badan misi swasta. Pekabaran Injil Amerika
berbondong-bondong masuk ke kupulauan Filipina. Gereja-gereja
Metodis. Sejumlah besar anggota Gereja Protestan merupakan bekas
anggota Gereja Katolik. Namun timbul ketegangan antara pekabaran Injil
Amerika dengan orang Kristen Filipina, dengan akibat Gereja-gereja
Protestan mengalami perpecahan.
Beberapa orang Kristen memainkan peran penting dalam gerakan
kemerdekaan India. Pada tahun 1947 ditetapkan dua negara merdeka,
yaitu India dan Paskitan.pada tahun 1971 Pakistan Timur menjadi negara
tersendiri dengan nama Bangladesh. India merupakan negara sekuler,
dengan agama mayoritas Hindu. Pakistan dietetapkan sebagai negara
Islam. Kemudian pada tahun 1988, Bangladesh menyatakan Islam
sebagai agama Islam. Di Sri Lanka, yang merdeka sejak tahun 1948,
agama Buddha merupakan agama mayoritas. Baik India, Pakistan,
Bangladesh maupun Sri Lanka mengalami pertikaian antar suku bangsa
dan agama yang semakin meningkat pada paroan kedua abad ke-20.
Akibatnya golongan minoritas Kristen sering terperangkap di tengah
pertikaian.
Umat Kristen di India, Pakistan dan Bangladesh merupakan
minoritas yang sangat kecil, yang pada umumnya berasal dari masyarakat
kelas menengah, masyarakat buruh ataupun berkasta rendah, atau dari
suku-suku pedalaman. Pekabaran Injil dijalankan terus di antara
golongan-golongan tersebut, dengan hasil perkembangan secara
berangsur-angsur.
Gereja-gereja mandiri didirikan pada awal abad ke-20, tanpa
pengaruh misi Barat. Sejumlah orang Kristen menyambut pemerintahan
komunis sebagai jalan terbaik membangun negara Cina. Gerakan Tiga-
Swa Patriotik didirikan dengan tujuan mempersatukan Gereja-gereja
Protestan di bawah pengawasan pemerintah, sedangkan Persatuan
Katolik Patriotik didirikan untuk orang Katolik. Pemimpin gereja yang
menolak bergabung dipenjarakan. Pada masa Revolusi Kebudayaan
gerja-gereja ditutup, dan ribuan orang Kristen dipenjarakan.
Penderitaan bangsa Jepang pada akhir Perang Dunia II membuka
kesempatan untuk pekabaran Injil dan perkembangan gereja. namun
gereja Kristen Jepang tetap merupak minoritas kecil, umumnya berasal
dari golongan masyarakat menengah. Sesudah 1945 timbul pendapat-
pendapat yang berbeda mengenai jawaban gereja terhadap kemakmuran
Jepang yang semakin meningkat terhadap urbanisasi dan kemiskinan.
Penderitaan merupak tema utama teologi Jepang, khususnya teologi
Kitamori mengenai penderitaan Allah. Takenaka menekankan masalah
industrialisasi dan etika sosial.
Korea dibagi menjadi dua negara dengan sistem politik yang
berbeda, yakni korea Utara dan Korea Selatan. Umat Kristen di Korea
Utara, negara komunis, mengahadapi penganiayaan yang sangat kejam.
Sementara di Korea Selatan pekabaran Injil berlangsung tanpa hambatan,
sehingga Kekristenan berkembang dengan pesat. Umat Kristen terbagi
dua, antara kaum evangelikal yang merupakan mayoritas dan kelompok
minoritas teolog Minjunh yang menganjurkan gereja supaya
mengidentifikasi dengan rakyat yang ditindas.
Gereja di Thailand mengembangkan kepemimpinan penduduk asli. Gerja
mengalami perkembangan pesat pada tahun 1960-an dan 1970-an,
terdorong oleh kerja sama antar gereja dan kampnye pekabaran Injil
bersatu. Kebijakan pemerintah Burma yang suka mengasingkan
negerinya dari dunia mendororng gereja untuk berdiri sendiri dan
mengabarkan Injil secara agresif.
Umat Kristen merupakan minoritas di Asia, meliputi kurang dari
10% penduduk. Di beberapa negara kedudukan umat Kristen kurang baik
pada tahun 1990 dibanding 1945. Kebijakan keagamaan pemerintah
semakin agresif di berbagai negara, termasuk Sri Lanka dan Malaysia,
ditambah lagi ketegangan antar agama yang semakin meningkat,
terutama di anak benua India, membuat minoritas Kristen semakin mudah
kena kecaman. Orang Kristen menjawab keadaan yang cukup serius ini
dengan berbagai cara.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


Setelah pembaca membaca dan memahami buku karya Dr. Anne
Ruck, beberapa hal yang menjadi kelemahan dan kelebihan yaitu:
1) Kelebihan Buku: Dibagi dalam beberapa poin yang jelas dan teratur
sehingga mudah untuk mencari sejarah Gereja di negara tertentu di
Asia.

2) Kelemahan Buku: Kurang dibuat menarik untuk pembaca karena ini


buku sejarah jadi terlihat membosankan.

Anda mungkin juga menyukai