OLEH :
NOVIA KARTIKA SARI
NIM. PO7220117063
OLEH :
NOVIA KARTIKA SARI
NIM. PO7220117063
i
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah hasil karya sendiri
dan bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari KTI orang lain untuk memperoleh
gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun, baik sebagian
maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia menerima sanksi sesuai
Yang menyatakan
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi :
1. Nama Lengkap : Novia Kartika Sari
2. Tempat Tanggal Lahir : Balikpapan, 09 November 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jalan Mayjend Sutoyo RT.31 No.38-B
6. Email : nviakrtika.nk@gmail.com
B. Identitas Orang Tua :
1. Nama Ayah/Ibu : Suharno/Milah
2. Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta/Ibu Rumah Tangga
3. Alamat : Jalan Mayjend Sutoyo RT.31 No.38-B
C. Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 2003-2005 : TK 10 Nopember
2. Tahun 2005-2011 : SD Negeri 007 Balikpapan Kota
3. Tahun 2011-2014 : SMP Negeri 2 Balikpapan
4. Tahun 2014-2017 : SMA Negeri 1 Balikpapan
5. Tahun 2017-2020 : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur Prodi D-III Keperawatan
Kelas Balikpapan
v
Halaman Persembahan
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. karena telah
melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir kuliah saya yaitu Karya Tulis Ilmiah ini. Tidak
lupa juga Shalawat dan salam saya limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Saya persembahkan karya sederhana ini untuk orang yang saya
cintai dan sayangi….
vi
Teruntuk Dosen Pembimbing, Ibu Ns. Siti Nuryanti, S.Kep., M.Pd
dan Ibu Rus Andraini, A.Kp., MPH, terimakasih saya ucapkan karena telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu membimbing
saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Teruntuk Squad Anak Cantik, Tim Anak akhirnya kita udah pecah
telor ya guys yippiiiee wkwk. Terimakasih atas pinjaman rumahnya buat
ngumpul, makasih banget buat printernya Ani, Najah dan Bella. Makasih
selalu kasih semangat antar satu sama lain, makasih udah bote di grup
katanya belum selesai tapi pas konsul rata-rata udah sampe pembahasan
evaluasi..itu yang membuat aku panas dan termotivasi buat cepat selesain
KTI ini wkwk, makasih juga atas kepanikan kalian di grup soalnya aku
suka kalo kalian panik wkwk, pokoknya kalian luar biasaaa...
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
berkat dan kasih karunia-Nya yang telah diberikan kepada peneliti sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam rangka memenuhi persyaratan ujian
akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam
penyusunan KTI ini peneliti telah mendapakan bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak baik materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan
Kaltim.
2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kaltim.
3. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan
4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku Penanggung Jawab Prodi
viii
6. Ns. Siti Nuryanti, S.Kep., M.Pd selaku Pembimbing II dalam penyelesaikan
KTI.
7. Seluruh pihak yang terkait yang tidak mungkin disebut satu persatu dalam
KTI ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan, saran, serta kritik
sangat diharapkan guna kesempurnaan KTI ini. Akhirnya hanya kepada Allah
memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah
dihadapan Allah.
Peneliti
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pernyataan............................................................................................ ii
Abstrak ................................................................................................................ x
Daftar Isi.............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ...................................................................................... 6
3. Klasifikasi ...................................................................................... 12
4. Etiologi .......................................................................................... 12
5. Patofisiologi ................................................................................... 13
8. Pemeriksaan Penunjang………………………………………… . 17
9. Komplikasi ..................................................................................... 18
1. Pengkajian Keperawatan................................................................ 20
4. Implementasi Keperawatan............................................................ 36
xii
5. Peran Perawat Anak ....................................................................... 46
6. Hospitalisasi ................................................................................... 48
a. Pengkajian ................................................................................. 61
1) Anamnesis ............................................................................ 61
2) Pemeriksaan Fisik................................................................. 67
b. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 73
xiii
B. Pembahasan ........................................................................................ 103
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pernapasan .......................................................... 7
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Pathway Bronkopneumonia ............................................................... 16
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien Anak dengan Bronkopneumonia................... 61
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Anak dengan Bronkopneumonia ....... 67
Tabel 4.3 Skala Risiko Jatuh Humpty Dumpty................................................... 70
Tabel 4.4 Pemeriksaan Penunjang Klien Anak dengan Bronkopneumonia ....... 72
Tabel 4.5 Diagnosa Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia......... 73
Tabel 4.6 Intervensi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia ........ 77
Tabel 4.7 Implementasi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia .. 83
Tabel 4.8 Evaluasi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia .......... 90
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
depan bangsa yang baik harus dipastikan tumbuh kembang dan kesehatan anak
juga baik. Anak berada dalam suatu rentang pertumbuhan dan perkembangan,
Kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup yang sehat. Pola hidup
sehat dapat diterapkan dari yang terkecil mulai dari menjaga kebersihan diri,
lingkungan hingga pola makan yang sehat dan teratur (Praditya, 2016).
mencegah dan melawan zat asing yang membahayakan tubuh. Sistem imun
yang melemah akan menyebabkan bakteri atau virus sangat mudah untuk
Penyakit infeksi yang sering diderita oleh anak yaitu diare, infeksi saluran
(misalnya penyakit akibat gizi, penyakit bawaan, penyakit kulit, hingga kanker
bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus atau bronkiolus
1
2
bakteri, virus, jamur dan benda asing (Samuel, 2015). Faktor resiko yang dapat
tingginya pajanan terhadap polusi udara baik polusi industri atau asap rokok
di negara berkembang yaitu 30-45% per 1000 anak dibawah usia 5 tahun, 16-
22% per 1000 anak pada usia 5-9 tahun, dan 7-16% per 1000 anak pada anak
yang lebih tua (Anggraini & Rahmanoe, 2015). Menurut South East Asian
(70,91%), Banten (67,60%) dan Nusa Tenggara Barat (63,64%) (Kemenkes RI,
2018).
3
2018 yaitu 2.373 kasus (<1 tahun), 5.698 kasus (1-4 tahun), 505 kasus
bronkopneumonia berat dengan 254 kasus (<1 tahun) dan 251 kasus (1-4
sedangkan untuk provinsi Kalimantan Timur yaitu 1.874 kasus (<1 tahun),
3.853 kasus (1-4 tahun), 133 kasus untuk bronkopneumonia berat dengan 53
kasus (<1 tahun) dan 80 kasus (1-4 tahun), jumlah keseluruhan yaitu 5.860
proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa
studi kasus penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak
B. Rumusan Masalah
dengan bronkopneumonia?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
bronkopneumonia.
5
bronkopneumonia.
bronkopneumonia.
bronkopneumonia.
bronkopneumonia.
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
2. Tempat Penelitian
dengan bronkopneumonia.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus atau bronkiolus
bakteri, virus, jamur dan benda asing yang ditandai dengan gejala demam
tinggi, gelisah, dispnea, nafas cepat dan dangkal (terdengar adanya ronchi
sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang di tandai
dengan gejala panas tinggi, gelisah, dipsnea, napas cepat dan dangkal,
(Utama, 2018).
6
7
Gambar 2.1
Anatomi Sistem Pernapasan
Sumber: (Torwoto & Ayani, 2009)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal
dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke
b. Faring
suara.
keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan,
percakapan.
c. Laring
d. Trakea
saluran pernapasan bagian atas, yang membawa udara bersih, hangat, dan
udara pernapasan.
Terdapat dua bronkus, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-
8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih
ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin dan mempunyai 2
cabang.
udara yang menjadi tempat pengolahan udara. Di organ ini, udara kotor
f. Paru-paru (Pulmo)
kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara,
a. Pernapasan dada
1) Fase Inspirasi
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
2) Fase Ekspirasi
tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk
b. Pernapasan Perut
1) Fase Inspirasi
2) Fase Ekspirasi
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari
paru-paru.
12
3. Klasifikasi
2010) :
tidak sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotik.
sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotik.
yang cepat yakni >60 x/menit pada anak usia kurang dari dua bulan; >50
x/menit pada anak usia 2 bulan-1 tahun; >40 x/menit pada anak usia 1-5
tahun.
seperti di atas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotik.
4. Etiologi
yang terdiri atas: reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan
silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral
Klebsiela.
paru.
5. Patofisiologi
pernafasan atas dan menimbulkan reaksi imonologis dari tubuh. Reaksi ini
semakin sempit dan pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul
menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat
14
membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul
masalah gastrointestinal.
yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini di tandai
peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera
sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu
cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti
hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal
diresorasi, lobus masih tetap padat karena berisi kapiler darah tidak
imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan
semula.
16
6. Pathway Bronkopneumonia
Peningkatan
Akumulasi sekret di Peningkatan flora Eksudat masuk ke suhu tubuh
bronkus normal di usus alveoli
Hipertermia
Peningkatan (D.0130)
Bersihan Jalan Mukus di bronkus peristaltik usus Gangguan difusi gas
Nafas Tidak
Efektif
(D.0001)
Bau mulut tidak Suplai O2
sedap Malabsorpsi Gangguan menurun
Pertukaran Gas
(D.0003)
Resiko
Intake kurang Ketidakseimbangan Fatique
Elektrolit
(D.0037)
Bagan 2.1
Pathway Bronkopneumonia
Sumber: (Anggraeni, 2019; PPNI, 2017)
17
(Wijayaningsih, 2013) :
tinggi
serius.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
4) Kultur darah
18
b. Pemeriksaan radiologi
1) Rontgenogram thoraks
2) Laringoskopi/bronkoskopi
9. Komplikasi
(Wijayaningsih, 2013) :
instrinsic.
c. Abses paru, adalah penumpukan pus (nanah) dalam paru yang meradang.
d. Infeksi sitemik.
10. Penatalaksanaan
lpm.
19
b. Kebutuhan istirahat
makanan yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan
e. Pengobatan
Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya
makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil
fowler 45 derajat.
kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat
klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien serta dilandasi kode etik
5 tahap yaitu :
1. Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan Utama
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat
mendadak sampai 39o C-40o C dan kadang disertai kejang karena demam
yang tinggi.
21
menurun.
pernapasan.
f. Imunisasi
pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
h. Nutrisi
i. Pemeriksaan fisik
produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik nafas dan tarikan dinding
2. Diagnosa Keperawatan
(PPNI, 2017).
1) Definisi
2) Penyebab
Fisiologis :
e) Proses infeksi
Situasional :
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
Subyektif : -
Obyektif :
(pada neonatus)
Subyektif :
a) Dispnea
b) Sulit bicara
c) Ortopnea
Obyektif :
a) Gelisah
b) Sianosis
1) Definisi
2) Penyebab
Subyektif :
a) Dispnea
Obyektif :
a) PCO2 meningkat/menurun
b) PCO2 menurun
c) Takikardia
d) pH arteri meningkat/menurun
Subyektif :
a) Pusing
b) Penglihatan kabur
Obyektif :
a) Sianosis
b) Gelisah
dalam/dangkal)
f) Kesadaran menurun
c. Hipertermia (D.0130)
1) Definisi
2) Penyebab
Subyektif : -
Obyektif :
Subyektif : -
Obyektif :
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardi
d) Takipnea
1) Definisi
2) Penyebab
Subjektif : -
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
1) Definisi
2) Penyebab
b) Kelemahan
27
Subyektif :
a) Mengeluh lelah
Obyektif :
Subyektif :
c) Merasa lemah
Obyektif :
b) Sianosis
1) Definisi
2) Faktor resiko
b) Diare
3. Intervensi Keperawatan
napas, hipersekresi jalan nafas, benda asing dalam jalan nafas, sekresi
a) Batuk efektif
c) Wheezing menurun
d) Dispnea menurun
e) Sianosis menurum
f) Gelisah menurun
2) Intervensi keperawatan :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
yang ke-3
Kolaborasi :
jika perlu
alveolus-kapiler.
b) Dispnea menurun
d) Gelisah menurun
f) PCO2 membaik
30
g) PO2 membaik
h) Takikardia menaik
i) pH arteri membaik
2) Intervensi keperawatan :
Observasi :
Terapeutik :
Kolaborasi :
a) Menggigil menurun
c) Kejang menurun
d) Pucat menurun
e) Takikardi menurun
f) Takipnea menurun
g) Bradikardi menurun
h) Hipoksia menurun
2) Intervensi keperawatan :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
2) Intervensi keperawatan :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
kepada pasien
Kolaborasi :
g) Sianosis menurun
2) Intervensi keperawatan :
Observasi :
aktivitas
Terapeutik :
c) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi :
a) Mual menurun
b) Muntah menurun
c) Dispepsia menurun
2) Intervensi keperawatan :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
difenoksilat)
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
subyektif (S) data obyektif (O), analisa permasalahan (A) klien berdasarkan
S dan O, serta perencanaan ulang (P) berdasarkan hasil analisa data diatas.
Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses.semua itu dicatat pada formulir
a. Pengertian
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak
b. Ciri-Ciri Pertumbuhan
Nining, 2016) :
1) Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan
dewasa.
c. Ciri-Ciri Perkembangan
perkembangan selanjutnya.
akan bisa berjalan sebelum ia berdiri dan ia tidak bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berbeda.
nalar, asosiasi dan lain-lain pada anak, sehingga pada anak sehat
40
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (Soediono, 2014).
a. Manusia
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin
adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri sudah ada sejak
terbentuk mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan
struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran
dalam hal tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak
matang.
b. Sehat-Sakit
sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu.
pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya
c. Lingkungan
seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman sebaya dan
d. Keperawatan
untuk mencapai masa depan anak yang lebih baik, melalui interaksi
2016) :
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek
kehidupan anak.
a. Sebagai pendidik
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan
lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. Tiga domain yang dapat dirubah
b. Sebagai konselor
segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik maka perawat
dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang
pemecahannya.
karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik
pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan untuk
e. Sebagai peneliti
6. Hospitalisasi
a. Pengertian
Tinggal di rumah sakit bisa sulit bagi anak pada usia berapapun. Penyakit
memiliki keyakinan yang salah tentang apa yang terjadi (Mendiri &
Prayogi, 2016).
b. Dampak Hospitalisasi
cara yang berbeda, tergantung pada usia, alasan untuk rawat inap mereka,
dan temperamen.
permainan yang tidak memadai, dan makanan rumah sakit yang mungkin
kematian.
pada usia ini dapat menjadi kelompok usia yang paling menantang
terbesar bagi anak usia ini adalah terpisah dari orangtua mereka.
Pada anak usia lebih dari enam bulan terjadi stranger anxiety
Reaksi yang sering muncul pada anak usia ini adalah menangis keras,
terganggu atau sulit di rumah sakit karena ada banyak orang yang
bahwa ia berada jauh dari keluarga. Anak pada usia ini sering takut
yaitu tahap protes, putus asa, dan pengingkaran (denial). Pada tahap
lain. Sementara itu, pada tahap putus asa, anak sudah bisa mengontrol
mencapai tahap pengingkaran. Selain itu, pada tahap terakhir ini, anak
karena merasa berada jauh dari rumah dan kehilangan rutinitas yang
53
mandiri dan ingin membuat pilihan. Usia ini juga adalah usia dimana
takut. Anak-anak pada usia ini juga lebih sering bertanya karena
anak kehilangan kontrol diri. Hal ini berdampak pada perubahan peran
54
penting selama usia ini. Anak-anak dalam kelompok usia ini sangat
akan merasa seperti telah terputus dari rutinitas normal dan dari
dijalani oleh mereka. Anak pada usia remaja juga perlu dilibatkan
dalam semua percakapan yang dibuat oleh tim medis. Selain itu,
juga menarik diri dari keluarga, sesama pasien dan petugas kesehatan
(isolasi).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk review kasus
B. Subyek Penelitian
Pada penelitian ini, subyeknya ialah 2 klien anak yang dirawat di rumah
sakit. Kriteria untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Subyek anak terdiri dari 2 orang anak baik laki-laki maupun perempuan
C. Definisi Operasional
1. Bronkopneumonia
bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus atau bronkiolus yang
bakteri, virus, jamur dan benda asing. Penyakit ini dapat menyerang pada
56
57
bayi dan anak karena belum dapat membentuk kekebalan tubuh sendiri.
diagnosa medis dan laporan medik yang dapat di lihat pada catatan rekam
medik pasien.
Citra dan klien 2 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Waktu
penelitian pada klien 1 yaitu 12 April-15 April 2019 dan klien 2 yaitu 25
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini berupa studi kasus dengan metode case riview
telah diperoleh.
58
kedua klien.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan :
G. Keabsahan Data
instrument utama), keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
H. Analisis Data
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil review penelitian dan pembahasan
mengenai gambaran lokasi penelitian dan hasil asuhan keperawatan pada kedua
dengan mengambil hasil laporan asuhan keperawatan dari media internet dengan
jumlah sampel sebanyak 2 klien. Klien 1 dengan judul Karya Tulis Ilmiah Asuhan
A. Hasil Penelitian
Kadrie Oening No. 86 RT. 35 Air Putih Samarinda Ulu Kota Samarinda
Perusahaan korporasi yang bersifat RSU, diurus oleh PT. Pandan Harum
Kesehatan Kota Samarinda dengan sifat tetap, dan berlaku sampai 2019.
60
61
sakit.
Penengahan, Kec. Tj. Karang Pusat, Kota Bandar Lampung. Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek adalah sebuah rumah sakit type A
ruang perawatan anak yang terdiri dari 4 lantai, ruang perawatan anak ini
a. Pengkajian
1) Anamnesis
Tabel 4.1
Hasil Anamnesis Klien Anak dengan Bronkopneumonia
No. Identitas Klien Klien 1 Klien 2
1 Nama Pasien An. R An. H
10 Agustus 29 Juli 2017/3
2 Tanggal Lahir/Umur
2017/1,8 tahun bulan
3 Suku/Bangsa Dayak/Indonesia Palembang
4 Agama Kristen Islam
5 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jl. Asrama Brimob Jl. Wiralaga,
6 Alamat Kecamatan Mesuji
Samarinda Seberang
7 Tanggal MRS 09 April 2019 24 Oktober 2017
8 Tanggal Pengkajian 12 April 2019 25 Oktober 2017
Ruang Perawatan
9 Ruang Rawat Inap Ruang Alamanda
Anak
10 No. Registrasi 00.07.22.xx Tidak ada data
11 Diagnosa Medis Bronkopneumonia Bronkopneumonia
Nama Orang Tua
12 - Ayah Tn. A Tn. R
- Ibu Ny. R Ny. T
62
lalu. Pada
pemeriksaan
didapatkan RR : 50
x/menit, suhu:
38,30c , nadi : 160
x/menit.
20 Riwayat Kehamilan dan Ibu mengatakan Ibu klien
Kelahiran hamil An. R selama mengatakan selama
39 Minggu dan An. hamil an. H tidak
R merupakan anak ada keluhan
- Pre Natal
ke 2 kehamilan dan gizi
terpenuhi ibu klien
mengatakan selalu
rutin memeriksakan
kehamilannya ke
bidan.
- Intra Natal Ibu mengatakan Ibu klien
selama hamil An. R mengatakan an. H
pernah mengalami lahir dalam usia
Tekanan Darah kandungan 9 bulan,
Tinggi dibidan dekat
rumah nya secraa
normal dengan bb
2800 gram dan
panjang 50 cm.
klien langsung
menangis spontan.
Klien merupakan
anak dari 2
bersaudra
- Postnatal Ibu mengatakan Ibu klien
melahirkan An. R mengatakan an. H
secara caesar lahir dalam keadaan
dengan berat badan sehat, tidak ada
3600 gram kelainan. Klien
lahir langsung
menangis dan klien
berikan ASI oleh
ibunya. Klien dapat
miring ke kanan
dan ke kiri.
21 Riwayat Penyakit Dahulu Ibu klien Ibu klien
mengatakan saat mengatakan klien
berusia 5 bulan An. memiliki riwayat
R pernah dirawat di ISPA sejak usia 1
RS SMC karna sakit bulan serta batuk
asma. Klien pilek. Ibu klien
memiliki riwayat mengatakan klien
alergi debu, tidak pernah dirawat di
memiliki riwayat rumah sakit dengan
penyakit menular/ keluhan asma dan
kronik, penggunaan batuk pilek sejak 1
obat, dan operasi minggu yang lalu.
riwayat imunisasi Ibu klien
lengkap. mengatakan bahwa
64
klien tidak
memiliki riwayat
alergi makanan,
oabat-obatan
22 Riwayat Penyakit Ibu klien Ibu klien
Keluarga mengatakan mengatakan bahwa
memiliki penyakit keluarganya tidak
asma dan menurun ada yang memiliki
pada An. R riwayat penyakit
menular (TBC,
hepatitis).
23 Riwayat Tumbuh BB An. R sebelum BB 3900 gram, TB
Kembang- sakit dan sesudah 50 cm
Antropometri BB sakit tidak
(sebelum dan sesudah mengalami
sakit),TB,LK,LD,LILA penurunan berat
badan 11 Kg, TB
An. R 70,7 cm, LK
48 cm, LD 52 cm,
LILA 15,7 cm.
Interpretasi hasil
KPSP jumlah
jawaban “ya” = 10,
perkembangan anak
sesuai dengan tahap
perkembangannya
- Personal Sosial An. R dapat Klien terlihat rewel
menunjukkkan apa dan gelisah
yang diinginkannya
tanpa menangis atau
merengek
- Motorik Kasar An. R mampu Klien belum
berdiri sendiri tanpa mampu merangkak
berpegangan selama ataupun berdiri.
30 detik Klien hanya
mampu miring ke
kiri dan kekanan.
Menggerakkan kai
dan tangan saat
berbaring,
mengangkat
kepala Saat
telungkup.
- Bahasa An. R dapat Klien belum
mengatakan “papa” mampu berbicara
ketika ia dengan jelas.klien
melihat/memanggil hanya bisa
ayahnya dan menangis
mengatakan
“mama” saat
melihat/memanggil
ibunya
- Motorik Halus Saat diberikan bola Klien belum
An. R dapat mampu memegang
menggelindingkan mainan, belum
65
disediakan namun tidak mau memakan nasi dan tidak ada pantangan
baik selama di RS mandi 1x/hari gosok gigi 1x/hari dan cuci rambut
setiap mandi.
usia 1 bulan. Selama sakit, klien 2 hanya minum ASI melalui NGT
67
dengan 10 cc/3 jam. Klien 2 selama sakit BAK 8x/ hari dan BAB
menggunakan waslap.
2) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Anak dengan Bronkopneumonia
No. Identitas Klien Klien 1 Klien 2
1 Keadaan Umum Sedang Lemah
2 Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis
E4M6V5 E4M6V5
3 Pemeriksaan Tanda- S : 37,8 S : 38,3
Tanda Vital N : 97 x/menit N : 160 x/menit.
RR : 35 x/menit RR : 50 x/menit
4 Pemeriksaan Kepala Kepala : Kepala :
Muka simetris, Bentuk kepala
rambut berwarna mesochepal tidak
hitam dan sulit terdapat lesi ataupun
dicabut, ubun ubun nyeri tekan,kulit
besar menutup kepala baersih
Telinga : Telinga :
Telinga tidak Tidak ada data
terdapat serumen, Mata:
bersih Bentuk dan letak
Mata: mata simetris, tidak
Sklera putih, tidak ada gangguan
cekung, pupil isokor, penglihatan, Sklera
refleks cahaya (+), anikterik,
konjungtiva tidak konjungtiva anemis,
anemis reflex cahaya (+)
Hidung : Hidung :
Tidak terdapat rinorea, Terdapat
tidak terdapat penyumbatan jalan
pernafasan cuping nafas karena
hidung produksi sekret yang
Rongga Mulut dan berlebih, tidak ada
Lidah : polip, terpasang NGT
Bibir tidak kering, dan terpasang
tidak pucat, Lidah oksigen 4 liter
tidak tremor /kotor, sungkup
gigi tidak mengalami Rongga Mulut dan
caries, ukuran tonsil Lidah :
normal Kebersihan mulut
kurang, warna bibir
sianosis, mukosa
bibir kering
68
- BJ II Pulmonal :
Dub, reguler dan
intensitas kuat
- BJ I Trikuspid : Lub,
reguler dan
intensitas kuat
BJ I Mitral : Lub,
reguler dan
intensitas kuat
- Tidak ada bunyi
jantung tambahan
- Tidak ada kelainan
8 Pemeriksaan Sistem Inspeksi : Inspeksi :
Pencernaan Bentuk perut datar, Tidak terdapat
mengikuti gerak saat pembesaran di perut
bernafas, tidak Auskultasi :
terdapat bekas luka Bising usus 13 x/menit
operasi
Palpasi :
Auskultasi
Perut tidak kembung,
Peristaltik usus tidak teraba
8x/menit pembesaran hati atau
Palpasi : limfa, tidak ada nyeri
Tidak terdapat massa tekan
ataupun juga tumor, Perkusi :
nyeri tekan tidak ada Timpani
Perkusi :
Timpani, tidak ada
nyeri ketuk ginjal
9 Pemeriksaan An. R tidak mengalami Orientasi terhadap
Persyarafan gangguan pandangan, orang asing baik, bayi
gangguan mulai memberikan
pendengaran, dan senyuman dan tertawa.
gangguan penciuman Klien belum mampu
memegang mainan,
peka terhadap
rangsangan tajam
tumpul.
10 Pemeriksaan An. R Pergerakan Klien tampak lemah
Muskuloskeletal dan sendi bebas, tidak ada Kekuatan otot
Integumen kelainan ekstermitas, 5 5
tidak ada kelainan
tulang belakang, kulit 5 5
normal, turgor kulit
baik.
Kekuatan otot :
5 5
5 5
11 Pemeriksaan Genetalia- An. R kebersihan Tampak bersih, tidak
Anus genetalia bersih, tidak tampak kemerahan
mengalami kelainan pada anus dan tidak
pada alat kelamin dan ada hemoroid
kelainan anus
Sumber: Chairunisa (2019) & Ariska (2018)
70
RR: 50 x/menit. Hasil pemeriksaan fisik pada kedua klien yaitu klien
Tabel 4.3
Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Klien Anak
dengan Bronkopneumonia
Klien 1 Klien 2
Parameter Kriteria Nilai
(Skor) (Skor)
< 3 Tahun 4 Tidak
3-7 Tahun 3 dilakukan
Usia 4 pemeriksaan
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 2
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan
Oksigenasi
(Diagnosis
respiratorik, 3
Diagnosis dehidrasi, anemia, 1
anoreksia, sinkop,
pusing, dsb)
Gangguan Perilaku 2
/Psikiatri
Diagnosis Lainnya 1
Gangguang Tidak menyadari 3
3
Kognitif keterbatasan dirinya
71
jatuh
72
3) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.4
Hasil Pemeriksaan Penunjang Klien Anak dengan Bronkopneumonia
Tindakan Klien 1 Klien 2
Pemeriksaan Jenis pemeriksaan : Jenis pemeriksaan :
penunjang Morfologi Darah Tepi Laboratorium
tanggal : 11 April 2019 tanggal : 26 Oktober 2017
Result : 1. Leukosit 14.500 ut
Eritrosit : normokrom 2. Eritrosit 3,3 dula/ul
normositer 3. Hemoglobin 9,3 g/dL
Leukosit : kesan jumlah 4. Hematokrit 28
meningkat 5. Trombosit 72.000 ut
Trombosit : kesan jumlah 6. MCV 86 Fl
meningkat 7. MCH 28 Pg
8. MCHC 33 g/dL
9. Segmen 72
Jenis pemeriksaan : 10. Limfosit 20
Thorax AP/PA 11. Monosit 8
tanggal : 11 April 2019
Kesan : Bronkopneumonia Jenis Pemeriksaan :
sinsitra Rontgen
Pulmo : tampak bercak-
bercak infiltrat parahilus
kanan dan kiri
Kesan : bronkopneumonia
14.500 ut, Eritrosit 3,3 dula/ul, Hemoglobin 9,3 g/dL, Hematokrit 28,
kesan bronkopneumonia.
73
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5
Daftar Diagnosa Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia
Anak 1 Anak 2
No
Tanggal Tanggal
Diagnosa Kep Diagnosa Kep
ditemukan ditemukan
1 12/ 04 /2019 (D.0001) Bersihan Bersihan jalan nafas
jalan nafas tidak tidak efektif b.d
efektif b.d hipersekresi jalan nafas
peningkatan produksi DS : -
sputum DO :
DS :
• Klien tampak
• Ibu klien
gelisah
mengatakan
anaknya • RR 50 x/menit
mengalami sesak • Suara nafas ronkhi
nafas basah
• Ibu mengatakan • Batuk produktif,
anaknya masih reflex batuk kurang
batuk • Terpasang O2
• Ibu mengatakan simple mask 4 liter
An. R batuk tapi
• Terdapat retraksi
tidak bisa dinding dada
mengeluarkan
dahaknya • Foto thoraks hasil
DO : bronkopneumonia
• Suara nafas
ronkhi pada paru
kiri
• Pernafasan cepat
dan dangkal
• Anak tidak
mampu
mengeluarkan
dahaknya secara
mandiri
• Frekuensi nafas
35x/menit
74
4 12/04/2019 (D.0130)
Hipertermia b.d
Proses inflamasi
DS :
• Ibu mengatakan
badan An. R
teraba hangat
sejak malam
• Ibu mengatakan
An. R demam
DO :
• T : 37,80C
• Badan teraba
hangat
DO :
• A : BB = 11kg,
TB=
70,7cm, LILA=
15,7cm
• B : terjadi
peningkatan
jumlah leukosit
dan trombosit
• C:
- Tidak ada
penurunan
berat badan
- Tidak ada
tandatanda
dehidrasi
- Rambut
hitam
mengkilat
• D : MLTKTP
ditegakkan sama pada klien 1 dan 2 yaitu bersihan jalan nafas tidak
gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, ansietas, resiko defisit
c. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.6
Intervensi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia
Tanggal
No. Diagnosa Kep. Tujuan Dan Hasil Intervensi Kep.
Ditemukan
Klien 1
1 12/04/2019 (D.0001) Setelah dilakukan 1.1 Monitor status
Bersihan jalan tindakan oksigen pasien
nafas tidak keperawatan 3 x 1.2 Monitor status
efektif 24 jam diharapkan respirasi
berhubungan jalan nafas pasien (frekuensi,irama
dengan paten dengan nafas)
peningkatan kriteria hasil: 1.3 Auskultasi suara
produksi sputum 1. Suara nafas nafas catat jika
bersih, tidak ada suara nafas
ada dypsnoe, tambahan
1.4 Atur poisi pasien
untuk
78
5 12/ 04 /2019 (D.0032) Risiko Setelah dilakukan 5.1 Kaji status nutrisi
defisit nutrisi d.d tindakan anak
faktor psikologis keperawatan 5.2 Kaji adanya alergi
selama makanan atau
3x24 jam minuman
diharapkan pasien 5.3 Ukur
dapat terhindar
tinggi/panjang
dari resiko defisit
nutrisi dengan badan dan berat
kriteria hasil: badan anak
1. Mampu 5.4 Monitor turgor
mengidentifika kulit
si kebutuhan 5.5 Monitor muntah
nutrisi pada anak
2. Nafsu makan 5.6 Monitor
anak pertumbuhan dan
meningkat
perkembangan
3. Tidak terjadi
anak
penurunan
berat badan 5.7 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
membantu
memilih makanan
yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit
Klien 2
1 Bersihan jalan Tujuan: Setelah 1.1 Kaji bersihan
nafas tidak dilakukan tindakan jalan nafas,
efektif keperawatan kedalaman,
berhubungan selama 1x 24 jam frekuensi nafas
dengan diharapkan jalan 1.2 Pantau tanda-
hipersekresi nafas efektif tanda sianosis
jalan nafas dengan 1.3 Pantau reflek
Kriteria hasil: batuk
1. Klien 1.4 Auskultasi bunyi
tampak nafas
tenang 1.5 Ukur tanda-tanda
vital
2. RR dalam
1.6 Kolaborasi dalam
batas normal
pemberian
30-45
oksigen
x/menit)
1.7 Kolaborasi
3. Suara nafas pemberian
vesikuler fisioterapi dada
1.8 Kolaborasi dalam
pemberian
inhalasi nebulizer
82
diberikan pada klien 1 dan klien 2 selama masa perawatan sesuai dengan
d. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.7
Implementasi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia
Tanggal/
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Jam
Klien 1
1 12/4/2019 7.1 Mencuci tangan - Mencuci tangan 6
08:03 sebelum kontak langkah
dengan anak - Tangan tampak bersih
Klien 2
1 25/10/2017 1.1 Mengkaji bersihan - Klien gelisah
09:00 jalan nafas, - Batuk produktif
kedalaman, dan - Terdapat retraksi dinding
frekuensi nafas dada
- Ventolin 1 ampul/8jam
8 25/10/2017 1.8 Kolaborasi dalam
telah diberikan
10:55 pemberian ihalasi
nebulizer
- Tidak ada tanda-tanda
9 25/10/2017 2.1 Memantau tanda-tanda
infkesi, NGT, IVFD
11:10 infeksi
dalam keadaan baik
- T: 38,30C
10 25/10/2017 2.2 Mengukur suhu tubuh
11:25
- Ibu melakukan cuci
11 25/10/2017 2.3 Mengajarkan ibu cuci
tangan 6 langkah sebelum
11:40 tangan 6 langkah
dan sesudah memberikan
sebelum dan sesudah
ASI
memberikan ASI
- IVFD dan NGT dalam
12 25/10/2017 2.4 Melakukan perawatan
kondisi baik
12:05 Iv Line
- Kompres hangat telah
13 25/10/2017 2.5 Memberikan kompres
diberikan
12:10 hangat
- Klien terlihat tidak
14 25/10/2017 2.6 Menganjurkan ibu
memakai pakaian tebal
12:20 untuk memakaikan
pakaian yang tipis
- Suhu lingkungan baik
15 25/10/2017 2.7 Mempertahankan suhu
(tidak panas, tidak dingin)
12:35 lingkungan tetap sejuk
- PCT injeksi 4 mg/6 jam
16 25/10/2017 2.8 Memberikan
telah diberikan
13:00 antipiretik
- Ibu klien cemas anaknya
17 25/10/2017 3.1 Mengkaji tingkat
sesak terus
13:10 kecemasan
- Ibu klien mengerti dan
18 25/10/2017 3.2 Memberikan
memahami apa itu
13:20 pendidikan kesehatan
bronkopneumonia
tentang
bronkopneumonia
89
9 26/10/2017 - T: 370C
2.2 Mengukur suhu tubuh
11:10
pada klien 1 dilakukan selama 4 hari dirumah sakit pada tanggal 12 April-
e. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.8
Evaluasi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia
Hari/ Diagnosa
Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Jam Keperawatan
Klien 1
Hari Dx 1 S : - Ibu mengatakan An. R masih sulit
ke 1 Bersihan jalan bernafas
nafas tidak - Ibu mengatakan An. R masih batuk
15:00 efektif berdahak
- Ibu mengatakan anak tidak bisa
mengeluarkan dahaknya
O : - Auskultasi bunyi nafas ronki pada paru
kiri
91
- RR : 35x/menit
- SpO2 : 98%
- Ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Monitor status oksigenasi pasien
1.2 Monitor status respirasi
(irama,frekuensi)
1.3 Auskultasi suara nafas catat jika ada
suara nafas tambahan
1.4 Atur posisi pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
1.5 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.7 Kolaborasi pemberian O2
1.8 Kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 Kolaborasi pemberian antibiotic
15.30 Dx 6 S: -
Resiko jatuh O : - Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak
terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
6.1 Mengidentifikasi perilaku dan faktor
yang mempengaruhi resiko jatuh
6.2 Mengidentifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat meningkatkan
potensi untuk jatuh
6.3 Memasang pagar pengaman tempat
tidur
6.4 Merendahkan posisi tempat tidur
15.35 Dx 7 S: -
Resiko infeksi O : - Terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak
pada daerah tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
7.2 Batasi pengunjung bila perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistematik
dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
15.30 Dx 6 S: -
Resiko jatuh O : - Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak
terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
6.1 Mengidentifikasi perilaku dan faktor
yang mempengaruhi resiko jatuh
6.2 Mengidentifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat meningkatkan
potensi untuk jatuh
6.3 Memasang pagar pengaman tempat
tidur
6.4 Merendahkan posisi tempat tidur
15.40 Dx 7 S: -
Resiko infeksi O : - Terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak
pada daerah tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
7.2 Batasi pengunjung bila perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistematik
dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
15.30 Dx 6 S: -
Resiko jatuh O : - Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak
terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
6.1 Mengidentifikasi perilaku dan faktor
yang mempengaruhi resiko jatuh
6.2 Mengidentifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat meningkatkan
potensi untuk jatuh
6.3 Memasang pagar pengaman tempat
tidur
6.4 Merendahkan posisi tempat tidur
15.35 Dx 7 S: -
Resiko infeksi O : - Terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak
pada daerah tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
7.2 Batasi pengunjung bila perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistematik
dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
15.10 Dx 6 S: -
Resiko jatuh O : - Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak
terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
6.1 Mengidentifikasi perilaku dan faktor
yang mempengaruhi resiko jatuh
6.2 Mengidentifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat meningkatkan
potensi untuk jatuh
6.3 Memasang pagar pengaman tempat
tidur
6.4 Merendahkan posisi tempat tidur
15.15 Dx 7 S: -
Resiko Infeksi O : - Infus telah dilepas
- Pembekuan darah baik
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak
pada daerah tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
7.2 Batasi pengunjung bila perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistematik
dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
100
Klien 2
Hari Dx 1 S: -
ke 1 Bersihan jalan O : - Klien tampak gelisah
nafas tidak - RR 50 x/menit
11.00 efektif - Suara nafas ronkhi basah +/+
- Batuk produktif
- Reflek batuk berkurang
- Terpasang O2 simple mask 4 liter/menit
- Terdapat retraksi dinding dada
- CRT <3 detik
- Bibir tampak sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Kaji bersihan jalan nafas, kedalaman,
frekuensi nafas
1.2 Pantau tanda-tanda sianosis
1.3 Pantau reflek batuk
1.4 Auskultasi bunyi nafas
1.5 Ukur tanda-tanda vital
1.6 Kolaborasi dalam pemberian oksigen
1.7 Kolaborasi pemberian fisioterapi dada
1.8 Kolaborasi dalam pemberian inhalasi
nebulizer
13.30 Dx 2 S: -
Peningkatan O : - Klien tampak lemah
suhu tubuh - T: 38,30C
- Badan klien teraba hangat
- Terpasang selang NGT dan IVFD
- Leukosit 14.500 u/
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Pantau tanda-tanda infeksi
2.2 Ukur suhu tubuh
2.3 Anjurkan ibu cuci tangan 6 langkah
sebelum dan sesudah memberikan ASI
2.4 Lakukan perawatan Iv Line
2.5 Berikan kompres hangat
2.6 Anjurkan ibu untuk memakaikan
pakaian yang tipis
2.7 Pertahankan suhu lingkungan tetap
sejuk
2.8 Kolaborasi dalam pemberian
antipiretik
101
Hari Dx 1 S: -
ke 2 Bersihan jalan O : - Nafas masih terlihat sesak
nafas tidak - RR: 44 x/menit
11.00 efektif - Suara nafas ronkhi basah +/-
- Batuk produktif
- Reflek batuk berkurang
- Terpasang O2 nasal kanul 1 liter/menit
- Terdapat retraksi dinding dada
- CRT <3 detik
- Bibir tampak pucat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Kaji bersihan jalan nafas, kedalaman,
frekuensi nafas
1.2 Pantau tanda-tanda sianosis
1.3 Pantau reflek batuk
1.4 Auskultasi bunyi nafas
1.5 Ukur tanda-tanda vital
1.6 Kolaborasi dalam pemberian oksigen
1.7 Kolaborasi pemberian fisioterapi dada
1.8 Kolaborasi dalam pemberian inhalasi
nebulizer
102
13.00 Dx 2 S: -
Peningkatan O : - Klien tampak lemas
suhu tubuh - Suhu tubuh 370C
- Badan klien teraba hangat
- Mukosa bibir kering
- IVFD D5 6 tetes/menit (mikro)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2.1 Pantau tanda-tanda infeksi
2.2 Ukur suhu tubuh
2.3 Anjurkan ibu cuci tangan 6 langkah
sebelum dan sesudah memberikan ASI
2.4 Lakukan perawatan Iv Line
2.5 Berikan kompres hangat
2.6 Anjurkan ibu untuk memakaikan
pakaian yang tipis
2.7 Pertahankan suhu lingkungan tetap
sejuk
2.8 Kolaborasi dalam pemberian
antipiretik
Hari Dx 1 S: -
ke 3 Bersihan jalan O : - Nafas klien terlihat tenang
nafas tidak - RR: 40 x/menit
09.00 efektif - Suara nafas vesikuler
- Batuk produktif berkurang
- Reflek batuk (+)
- Tidak terdapat retraksi dinding dada
- Bibir terlihat kemerahan
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
11.15 Dx 2 S: -
Peningkatan O : - Klien tampak bugar
suhu tubuh - T: 370C
- Badan klien teraba hangat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
teratasi pada hari ketiga yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan
pertukaran gas dan pola nafas tidak efektif. Sedangkan pada klien 2
jalan nafas tidak efektif dan peningkatan suhu tubuh teratasi pada hari ke
tiga.
B. Pembahasan
pada anak klien 1 dan 2 dengan kasus bronkopneumonia yang telah dilakukan
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek (Ariska, 2018). Kegiatan yang
1. Pengkajian
2012).
104
mentis, vital signs nadi 97 x/menit, respirasi 35 x/menit, suhu 37,80C, batuk
berdahak, sesak, demam, nafsu makan menurun. Sebelum sakit dan sesudah
70,7 cm, LK 48 cm, LD 52 cm, LILA 15,7 cm CRT dalam < 2 detik, turgor
kulit kembali dalam < 2 detik. Klien 1 mempunyai riwayat penyakit asma
dan alergi terhadap debu, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, inspeksi
dada terlihat saat mengembang paru kiri lebih rendah, terdengar suara
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek. Klien 2 berusia 3 bulan
compos mentis, vital signs nadi 160 x/menit, respirasi 50 x/menit, suhu
jam 00.10 WIB, klien sesak dikarenakan sekret tertahan. Klien rewel dan
gelisah, mempunyai riwayat ISPA sejak 1 bulan, bibir klien sianosis dan
mukosa bibir kering. Adanya suara nafas tambahan ronkhi basah pada paru
105
kanan dan paru kiri. Terdapat retraksi dinding dada, pergerakan dada
yaitu mengalami batuk berdahak, sesak dan demam, hal ini sesuai dengan
dan jamur) yang masuk ke tubuh invasi ini dapat masuk kesaluran
pernafasan atas dan menimbulkan reaksi imonologis dari tubuh. Reaksi ini
bronkus dan aliran bronkus menjadi semakin sempit sehingga pasien merasa
sesak.
dan alergi terhadap debu, hal ini sesuai dengan teori Roro & Noviana (2018)
badan lahir rendah (BBLR), tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat ASI
hal ini sesuai dengan teori Kliegman (2006) bahwa manifestasi klinis
pernapasan atas (ISPA), yaitu batuk dan rinitis (pada pasien ini didahului
106
sianosis di sekitar hidung dan mulut dan kadang-kadang disertai muntah dan
diare, pada klien 1 tidak ditemukan sianosis pada mulut sedangkan pada
klien 2 ditemukan sianosis pada mulut, dan kedua klien tidak ditemukan
2. Diagnosa Keperawatan
(PPNI, 2017).
kategori, yaitu mayor dan minor. Data mayor ditemukan sekitar 80% - 100%
hal tersebut peneliti dalam kasus asuhan keperawatan pada klien anak
107
efektif b.d spasme jalan napas, hipersekresi jalan nafas, benda asing dalam
jalan nafas, sekresi yang tertahan dan proses infeksi; gangguan pertukaran
keperawatan yang ditegakkan pada klien 1 yaitu bersihan jalan nafas tidak
dibuktikan dengan anak usia 2 tahun atau kurang dan resiko infeksi
nafas
jalan nafas tetap paten (PPNI, 2017). Diagnosa yang diperoleh pada klien
yaitu batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk, sputum berlebih, dan
adanya suara nafas tambahan. Gejala dan tanda minornya yaitu dyspnea,
berubah dan pola nafas berubah. Pada klien 1 dibuktikan klien sesak
nafas 50 x/menit, suara nafas ronchi basah +/+ (kedua paru), batuk
109
terdapat retraksi dinding dada dan hasil radiologi : photo thorax kesan
bronchopneumonia.
yaitu suhu tubuh diatas nilai normal, gejala dan tanda minornya yaitu
kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat. Pada klien 1
dan badan teraba hangat, sedangkan pada klien 2 klien tampak lemah,
110
suhu tubuh 38,30C, N: 160 x/menit, RR: 50 x/menit, badan teraba panas
alveolus-kapiler
bunyi nafas tambahan. Sedangkan untuk gejala dan tanda minornya yaitu
mengatakan anak sesak nafas, ada suara nafas tambahan (ronkhi) dan
pola nafas yang cepat dan dangkal. Berdasarkan data hanya terdapat dua
tanda mayor dari 6 tanda mayor yang muncul yaitu klien sesak dan
hanya satu dari tujuh tanda minor yang muncul yaitu pola nafas klien
cepat dan dangkal. Menurut PPNI (2017) data mayor ditemukan sekitar
80% - 100% untuk validasi diagnosis, sedangkan data minor tidak harus
disebabkan daerah paru menjadi padat karna terisi oleh eksudat sehingga
penurunan kapasitas difusi. Sesuai dengan teori dan data yang didapat
diatas, masalah gangguan pertukaran gas pada klien 1 terjadi karena efek
diperoleh pada klien 1 yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
Berdasarkan PPNI (2017) gejala dan tanda mayor pola nafas tidak
kesulitan bernafas, saat posisi tidur telentang anak semakin merasa sesak
nafas, terdapat otot bantu pernafasan dada, pola nafas cepat dan dangkal,
Pada klien 2 peneliti tidak menegakkan diagnosa pola nafas tidak efektif,
data saat pengkajian yaitu klien terdapat retraksi dinding dada, klien
karena paru dapat diikuti dengan adanya bunyi nafas tambahan, seperti
individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
tegang dan sulit tidur. Muncul masalah ansietas pada klien 2 berdasarkan
data yaitu ibu klien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang di derita
anaknya dan merasa khawatir dengan keadaan anaknya saat ini, keluarga
untuk makan)
WHO, status gizi klien 1 berada digaris hijau yang berarti status gizi klien
baik berdasarkan grafik namun karena kondisi sakit yang diderita oleh
nutrisi anak.
terjadinya gizi kurang pada balita. Apabila dimasa ini anak tidak
infeksi yang berada pada tubuh anak akan menurunkan nafsu makannya
sesuai dengan kasus tersebut yaitu usia anak ≤ 2 tahun. Diagnosa yang
diperoleh pada klien 1 yaitu risiko jatuh dibuktikan dengan anak usia 2
tahun atau kurang sudah berdasarkan PPNI (2017). Dari hasil pengkajian
didukung dengan data obyektif yaitu usia anak < 2 tahun, anak
kejadian jatuh.
terutama pada pasien rawat inap karena kejadian pasien jatuh merupakan
mutu rumah sakit (Dewi & Noprianty, 2018). Sesuai dengan teori, usia
anak berkaitan dengan risiko yang memicu jatuh karena usia anak 2 tahun
disekitarnya.
didapatkan data bahwa klien 1 terpasang IVFD ditangan sebelah kiri dan
IVFD dan hasil leukosit yaitu 14.500 ut dengan nilai rujukan 4.800-
10.800 ut.
serius yang dapat menjadi penyebab kematian secara langsung atau tidak
langsung, hal yang paling ringan yang dapat dirasakan adalah menjadi
117
yang sangat rentan sekali akan infeksi karena ada jaringan yang terbuka
3. Intervensi Keperawatan
merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin
dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa
antibiotik. Pada klien 2 dengan diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif
: monitor suhu tubuh; monitor warna kulit, teraupetik : beri kompres hangat
pada lipat paha dan aksila; selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
pertahankan suhu lingkungan tetap sejuk, edukasi : anjurkan ibu cuci tangan
antipiretik.
secara rutin.
kaji status nutrisi anak; kaji adanya alergi makanan atau minuman; monitor
Pada diagnosa risiko jatuh dibuktikan dengan anak usia 2 tahun atau
edukasi : jelaskan kepada keluarga pasien tentang faktor risiko yang memicu
jatuh.
120
4. Implementasi Keperawatan
diwaktu yang berbeda yaitu pada klien 1 dilakukan pada tanggal 12 April
s/d 15 April 2019 dan klien 2 pada tanggal 25 Oktober s/d 27 Oktober 2017.
bersihan jalan nafas tidak efektif pada klien 1 yaitu melakukan monitoring
status oksigen, memonitor frekuensi dan irama nafas, auskultasi suara nafas
keluarnya lendir.
suhu tubuh, menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
keluarga.
orang tua tentang faktor yang dapat memicu jatuh, memasang side rail
monitor tanda dan gejala infeksi, melakukan perawatan infus dan kolaborasi
5. Evaluasi Keperawatan
subyektif (S) data obyektif (O), analisa permasalahan (A) klien berdasarkan
S dan O, serta perencanaan ulang (P) berdasarkan hasil analisa data diatas.
Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses, semua itu dicatat pada formulir
hari pada klien 1 dan 3 hari pada klien 2, yaitu masalah bersihan jalan nafas
pada klien 1 teratasi pada hari ke 3 tanggal 14 April 2019 dengan hasil ibu
mengatakan anak sudah tidak sesak lagi, ibu mengatakan batuk anaknya
29x/menit, SpO2 99% dan tidak ada otot bantu pernafasan dada. Sedangkan
klien 2 teratasi sebagian pada hari ke 2 tanggal 26 Oktober 2017 dan teratasi
pada hari ke 3 tanggal 27 Oktober 2017 dengan hasil nafas klien terlihat
reflek batuk (+), tidak terdapat retraksi dinding dada dan bibir terlihat
kemerahan.
teratasi pada hari ke 3 tanggal 14 April 2019 dengan hasil ibu mengatakan
124
anak sudah tidak sesak lagi, tidak ada bunyi nafas tambahan, pola nafas
Evaluasi untuk masalah pola nafas tidak efektif pada klien 1 teratasi
pada hari ke 3 tanggal 14 April 2019 dengan hasil ibu mengatakan anaknya
tidak sesak lagi, ibu mengatakan saat posisi tidur terlentang anak sudah tidak
terlalu sesak, tidak ada otot bantu pernafasan dada, pola nafas teratur, suara
ke 2 tanggal 13 April 2019 dengan hasil ibu mengatakan tadi pagi anaknya
panas lagi, saat diraba badan anak sudah tidak panas lagi, T: 36,70C N: 102
x/menit, dan anak tidak rewel. Sedangkan klien 2 teratasi pada hari ke 3
tanggal 27 Oktober 2017 dengan hasil klien tampak bugar, T: 370C, badan
Evaluasi untuk masalah risiko defisit nutrisi, risiko jatuh dan risiko
infeksi pada klien 1 selama 4 hari perawatan yaitu masalah tersebut tidak
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
utama sesuai teori yaitu batuk berdahak, sesak dan demam sedangkan
Terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yaitu kedua klien tidak
2. Diagnosa Keperawatan
menurut teori pada bab dua terdapat 6 diagnosa. Pada klien 1 terdapat 3
diagnosa yang muncul sesuai teori yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif,
2 diagnosa yang sesuai dengan teori yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif
dan hipertermia. Terdapat 4 diagnosa yang berbeda dengan teori pada klien
1 yaitu pola nafas tidak efektif, risiko defisit nutrisi, risiko jatuh dan risiko
125
126
3. Intervensi Keperawatan
dengan diagnosa yang muncul. Intervensi yang diberikan pada klien 1 dan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
B. Saran
1. Bagi peneliti
`
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu.
Anggraini, Octaria & Rahmanoe, Murdoyo. (2015). Three Month Baby With
Bronchopneumonia.
Dewi, Trisniawati & Noprianty, Richa. (2018). Phenomenologi Study: Risk Factors
Related To Faal Incidence In Hospitaliced Pediatric Patient With Theory
Faye G. Abdellah.
128
129
Mendiri, Ni Ketut & Prayogi, A Sarwo. (2016). Asuhan Keperawatan Anak & Bayi
Resiko Tinggi. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
Noya, Cindy Ayustin. (2019). Peran Ibu Dalam Peningkatan Sistem Imun Anak
Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
____. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.
Praditya, Regi Alvi. (2016). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Anak
Usia Balita (0-59 Bulan) di Posyandu RW 15 Kelurahan Cicadas Kota
Bandung.
Rahajoe & Nastini. (2010). Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI.
Salbiah, Nurul. (2018). 5 Penyakit Infeksi yang Paling Banyak Diderita Anak-anak,
Apa Saja? https://www.jawapos.com/kesehatan/06/08/2018/5-penyakit-
infeksi-yang-paling-banyak-diderita-anak-anak-apa-saja/
130
Torwoto & Ayani. (2009). Anatomi dan Fisiologis untuk Para Medis. Jakarta:
FKUI.
Yuliastati & Nining. (2016). Modul Keperawatan Anak. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
128
128
128
128
128
128
LEMBAR KONSULTASI KTI
128
LEMBAR KONSULTASI KTI
128
7 9 Mei 2020 Konsultasi melalui aplikasi jitsi Lengkapi KTI bab 1-5, buat
meet abstrak, buat power point
10 4 Juni 2020 Feedback revisi kti melalui jitsi Hasil revisi ditandai merah,
meet jika ada tulisan asing
dimiringkan, jika ada kata
proposal dihilangkan
11 13 Juni 2020 Revisi KTI sudah acc Acc melalui chat Whatsapp
Lengkapi laporan KTI
128
128