OLEH:
NATANIEL BRIAND REMETWA
DAFTAR ISI
BAB I
Latar Belakang……………………………………………………………………………………………3
BAB II
A. Arti, Maksud dan Tujuan Yesus Mendirikan Gereja-Nya………………………..4
B. Hubungan Antara Yesus Kristus Dengan Gereja-Nya dan Dunia…………….7
C. Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik……………………………………8
D. Tugas Pokok Gereja Dalam Dunia………………………………………………………..12
BAB III
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Gereja yang kita kenal sekarang merupakan terjemahan dari bahasa Yunani
yaitu kyriake, yang memiliki arti sesuatu yang sudah menjadi milik Tuhan. Pada
zaman setelah zaman para rasul lah istilah kyriake ini mulai dipakai, yaitu sebutan
untuk gereja sebagai suatu lembaga dengan segala peraturan yang dimilikinya.
Dalam Perjanjian Baru, ekklesia dipakai sebagai kata untuk menunjukkan suatu
persekutuan orang-orang beriman, kata ini juga memiliki arti untuk menunjukkan
suatu perkumpulann atau rapat yang di dalamnya terdiri dari orang –orang yang
telah dipanggil untuk berkumpul. Mereka dikumpulkan dan berkumpul karena
mendapatkan panggilan untuk melakukan perkumpulan tersebut.
Yang dapat kita pahami disini adalah arti gereja bukanlah sebatas konteks
bangunan. Gereja berisi kumpulan orang yang percaya bahwa Yesus adalah
seorang Juru Selamat. Gereja tidak terbatas oleh ruang dan waktu, yang artinya
dimana pun dan kapan pun gereja bisa terbentuk selama ada orang-orang yang
berkumpul dan mereka menghadirkan Yesus di dalamnya secara kerohanian.
Yang menjadi dasar gereja adalah umat dan atau persekutuan serta
orangorang yang berada di dalamnya. Oleh karena itu tujuan dari gereja adalah
pertumbuhan hidup rohani orang Kristen secara pribadi. Pertumbuhan dan
kedewasaan hidup rohani orang Kristen secara pribadi adalah dasar pertumbuhan
gereja. Pertumbuhan gereja harus dimulai dari kualitas hidup rohani.3 Sehingga,
setiap pribadi yang menjadi bagian dari gereja mendapat perhatian khusus agar
mampu menjadi pribadi yang bertumbuh di dalam Yesus Kristus. Gereja hadir
sebagai “gereja yang mendidik”.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti, Maksud dan Tujuan Yesus Mendirikan Gereja-Nya
Matius 16:13-20
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang
mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula
yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
Tetapi hanya Simon Petrus menjawab : "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab
bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di
sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat
di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan
terlepas di sorga."
Yesus menegaskan bahwa Gereja Tuhan yang berlandaskan kebenaran dari
pengakuan Petrus yakni Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup tidak akan
terkalahkan oleh maut atau semua usaha jahat dunia yang akan membinasakan
Gereja Yesus Kristus. Sekalipun Tuhan Yesus sendiri telah menubuatkan bahwa
banyak orang akan meningggalkan iman (kemurtadan antara orang percaya),
gereja menjadi suam-suam kuku dan guru palsu menyusup kedalam Kerajaan
Allah tetapi Gereja Tuhan teguh oleh karena kasih karunia-Nya dan kuasa Roh
Kudus yang menyertai umat Allah sejati.
Bukankah karya pengorbanan Kristus di Kayu Salib mempunyai tujuan mulia
yakni mengalahkan maut, berarti kita sebagai umat yang telah dibayar lunas
dengan darah Kristus harus senantiasa siap menghadapi segala persoalan karena
kita telah ditetapkan untuk menjadi lebih dari pemenang, hal ini terbukti
bahwa kita telah diberi “Kunci Kerajaan Sorga” sebagai kuasa Allah untuk
mengikat kuasa setan, membebaskan orang yang tertawan dan meberitakan
keselamatan serta pengampunan dosa bagi semua orang yang bertobat dan
percaya kepada Kristus.
5
Gereja yang sehat adalah gereja yang jemaatnya memiliki relasi yang
baik denganTuhan. Untuk menjalin ikatan yang erat itu maka jemaat Tuhan
harus senantiasabersekutu , berdoa dan membaca firman-Nya. Tidak ada jalan
pintas untukmenciptakan relasi baik ini, perlu adanya proses dan itu
berlangsung setiap hari.Demikian juga relasi kita secara pribadi sebagai
anggota tubuh Kristus dengangereja dalam arti tubuh Kristus atau
persekutuan orang-orang di dalamnya. Jikarelasi kita dengan Tuhan tidak
beres, maka hubungan kita dengan sesama pastitidak beres juga. Jadi
sebenarnya kunci utama supaya kita dapat menjalin hubunganyang harmonis
8
Kata katolik berarti mau merangkul semuanya. Gereja diutus oleh Kristus ke
seluruh dunia. Setiap Gereja lokal bersama dengan uskup berusaha
menterjemahkan keberadaan Tuhan Yesus Kristus sesuai dengan situasi dan
kehidupan konkret masyarakat. Wajah Gereja bukanlah semua harus sama
dengan Gereja yang ada di Vatikan, melainkan beraneka ragam dan berbeda-
beda. Adapun yang sama adalah isinya atau esensinya.
Gereja yang Katolik, berarti bahwa Gereja diperuntukkan bagi semua
manusia dari segala bangsa, tempat dan zaman.
Kata “katolik” memiliki arti umum, universal, meresapi segala-galanya. Gereja
bersifat katolik karena terbuka bagi dunia, tidak sebatas pada tempat tertentu,
bangsa dan kebudayaan tertentu, waktu dan golongan masyarakat tertentu.
Kekatolikan Gereja antara lain tampak dalam:
a) rahmat dan keselamatan yang ditawarkan,
b) iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum (dapat diterima dan dihayati
siapapun).
Gereja yang terbuka ini tampak dalam kemauannya dalam menampung dan
memajukan terhadap segenap kemampuan, kekayaan, dan adat istiadat bangsa-
bangsa. Tidak hanya menampung dan menerima saja melainkan juga menjiwai
seluruh dunia.
11
Gereja Katolik didirikan atas dasar para rasul memiliki tiga (3) macam arti:
Gereja yang Apostolik, berarti bahwa Gereja berasal dari para rasul, dan
tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka.
Kesadaran bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Kristus sebagai
batu penjuru, sudah ada sejak jaman Gereja perdana. Dengan demikian dapatlah
dikatakan bahwa Gereja bersifat apostolik berarti Gereja mengakui diri sama
dengan Gereja Perdana, yakni Gereja para rasul.
Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang
diutus Kristus. Hubungan itu tampak dalam:
a) Fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul.
b) Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul,
c) Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.
12
hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang (Martyria). Dan
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan”.
Liturgi (Liturgia)
Liturgi (Liturgia) berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi
yang dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini
berarti mengamalkan tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan
Raja. Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan
pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan,
mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik.
Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang dan
dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan
dalam memimpin perayaan liturgis tertentu seperti: memimpin Ibadat
Sabda/Doa Bersama; membagi komuni; menjadi: lector, pemazmur,
organis, mesdinar, paduan suara, penghias Altar dan Sakristi; dan
mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa
bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.
Pewartaan (Kerygma)
Pewartaan (Kerygma) berarti ikut serta membawa Kabar Gembira
bahwa Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui
Yesus Kristus, Putera-Nya. Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat
membantu Umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah,
menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan semangat
Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin mendalam akan pokok
iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia.
Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya:
pendalaman iman, katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan
sakramen-sakramen lainnya. Termasuk dalam kerygma ini adalah
pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang sudah Katolik lewat
kegiatan-kegiatan katekese.
14
Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan (Koinonia) berarti ikut serta dalam persekutuan atau
persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam
kuasa Roh KudusNya. Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam
persatuan erat dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus
Kristus, PuteraNya, dalam kuasa Roh Kudus. Melalui bidang karya ini, dapat
menjadi sarana untuk membentuk jemaat yang berpusat dan
menampakkan kehadiran Kristus.
Hal ini berhubungan dengan ‘cura anima’ (pemeliharaan jiwa-jiwa)
dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu
diharapkan dapat menciptakan kesatuan: antar umat, umat dengan
paroki/keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan
dalam menghayati hidup menggereja baik secara territorial (Keuskupan,
Paroki, Stasi / Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok-kelompok
kategorial yang ada dalam Gereja.
Pelayanan (Diakonia)
Pelayanan (Diakonia) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya
karitatif / cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya
kepada mereka yang miskin, telantar dan tersingkir. Melalui bidang karya
ini, umat beriman menyadari akan tanggungjawab pribadi mereka akan
kesejahteraan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerjasama
dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan hati
untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat (bdk. Kis
4:32-35)
Kesaksian (Martyria)
Kesaksian (Martyria) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus
bagi dunia. Hal ini dapat diwujudkan dalam menghayati hidup sehari-hari
sebagai orang beriman di tempat kerja maupun di tengah masyarakat,
15
ketika menjalin relasi dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup
bermasyarakat. Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat
menjadi ragi, garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya. Sehingga
mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah
mereka dengan orang yang diselamatkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan