Anda di halaman 1dari 15

1

GEREJA YANG SATU KUDUS KATOLIK DAN APOSTOLIK

OLEH:
NATANIEL BRIAND REMETWA

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN
2

DAFTAR ISI

BAB I
Latar Belakang……………………………………………………………………………………………3
BAB II
A. Arti, Maksud dan Tujuan Yesus Mendirikan Gereja-Nya………………………..4
B. Hubungan Antara Yesus Kristus Dengan Gereja-Nya dan Dunia…………….7
C. Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik……………………………………8
D. Tugas Pokok Gereja Dalam Dunia………………………………………………………..12
BAB III
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………15
3

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Gereja yang kita kenal sekarang merupakan terjemahan dari bahasa Yunani
yaitu kyriake, yang memiliki arti sesuatu yang sudah menjadi milik Tuhan. Pada
zaman setelah zaman para rasul lah istilah kyriake ini mulai dipakai, yaitu sebutan
untuk gereja sebagai suatu lembaga dengan segala peraturan yang dimilikinya.
Dalam Perjanjian Baru, ekklesia dipakai sebagai kata untuk menunjukkan suatu
persekutuan orang-orang beriman, kata ini juga memiliki arti untuk menunjukkan
suatu perkumpulann atau rapat yang di dalamnya terdiri dari orang –orang yang
telah dipanggil untuk berkumpul. Mereka dikumpulkan dan berkumpul karena
mendapatkan panggilan untuk melakukan perkumpulan tersebut.
Yang dapat kita pahami disini adalah arti gereja bukanlah sebatas konteks
bangunan. Gereja berisi kumpulan orang yang percaya bahwa Yesus adalah
seorang Juru Selamat. Gereja tidak terbatas oleh ruang dan waktu, yang artinya
dimana pun dan kapan pun gereja bisa terbentuk selama ada orang-orang yang
berkumpul dan mereka menghadirkan Yesus di dalamnya secara kerohanian.
Yang menjadi dasar gereja adalah umat dan atau persekutuan serta
orangorang yang berada di dalamnya. Oleh karena itu tujuan dari gereja adalah
pertumbuhan hidup rohani orang Kristen secara pribadi. Pertumbuhan dan
kedewasaan hidup rohani orang Kristen secara pribadi adalah dasar pertumbuhan
gereja. Pertumbuhan gereja harus dimulai dari kualitas hidup rohani.3 Sehingga,
setiap pribadi yang menjadi bagian dari gereja mendapat perhatian khusus agar
mampu menjadi pribadi yang bertumbuh di dalam Yesus Kristus. Gereja hadir
sebagai “gereja yang mendidik”.
4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti, Maksud dan Tujuan Yesus Mendirikan Gereja-Nya
Matius 16:13-20
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang
mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula
yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
Tetapi hanya Simon Petrus menjawab : "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab
bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di
sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat
di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan
terlepas di sorga."
Yesus menegaskan bahwa Gereja Tuhan yang berlandaskan kebenaran dari
pengakuan Petrus yakni Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup tidak akan
terkalahkan oleh maut atau semua usaha jahat dunia yang akan membinasakan
Gereja Yesus Kristus. Sekalipun Tuhan Yesus sendiri telah menubuatkan bahwa
banyak orang akan meningggalkan iman (kemurtadan antara orang percaya),
gereja menjadi suam-suam kuku dan guru palsu menyusup kedalam Kerajaan
Allah tetapi Gereja Tuhan teguh oleh karena kasih karunia-Nya dan kuasa Roh
Kudus yang menyertai umat Allah sejati.
Bukankah karya pengorbanan Kristus di Kayu Salib mempunyai tujuan mulia
yakni mengalahkan maut, berarti kita sebagai umat yang telah dibayar lunas
dengan darah Kristus harus senantiasa siap menghadapi segala persoalan karena
kita telah ditetapkan untuk menjadi lebih dari pemenang, hal ini terbukti
bahwa kita telah diberi “Kunci Kerajaan Sorga” sebagai kuasa Allah untuk
mengikat kuasa setan, membebaskan orang yang tertawan dan meberitakan
keselamatan serta pengampunan dosa bagi semua orang yang bertobat dan
percaya kepada Kristus.
5

TUJUAN TUHAN MENDIRIKAN GEREJA-NYA :


1. MENYATAKAN KEMULIAAN TUHAN (I RAJA-RAJA 6 : 1)
Gereja dipilih untuk menyatakan kemuliaan Allah ditengah-tengah dunia
ini, seperti halnya Salomo dengan hikmat dan kekayaan dari Tuhan mendirikan
rumah bagi Allah, maka kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN. Pada waktu
itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia
memutuskan untuk diam dalam kekelaman.Sekarang, aku telah mendirikan
rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya."
(1 Raja-Raja 8;10-13 ).
Kita harus bersyukur sebagai Gereja Tuhan, mempunyai tanda ajaib dan
dahsyat karena Firman Tuhan tinggal didalam hidup kita. (Mazmur 139)
2. MENYATAKAN RENCANA KERAJAAN-NYA (Roma 11:11-15)
Israel adalah bangsa pilihan Allah tetapi Israel tidak memperoleh apa yang
dikejarnya, oleh karena itu Allah membuat mereka tidur nyenyak, memberikan
mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak mendengar, dan punggung
mereka terus-menerus membungkuk sampai kepada hari sekarang ini. Maka oleh
pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain,
supaya membuat mereka cemburu.
Bangsa Israel yang tegar tengkuk menjadi cemburu melihat Paulus diutus Tuhan
untuk menyelamatkan bangsa-bangsa lain
3. MENJADI SARANA UNTUK MENDEWASAKAN UMAT-NYA (Efesus 4:11-16)
Kekristenan kita harus mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh
berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal
ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
6

4. MEMBERITAKAN KABAR KESELAMATAN SAMPAI KE-UJUNG BUMI (MATIUS


24:14)
Injil Keselamatan harus diberitakan ke-seluruh dunia menjadi kesaksian
bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
Setiap kita yang telah diselamatkan harus melaksanakani misi untuk
memberitakan kebenaran injil, jadikanlah murid Kristus dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus serta ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Tuhan perintahkan kepada kita. (Matius 28:18-20)
Inilah saatnya Gereja Tuhan yang terpilih, imamat yang rajani, yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib: Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-
bangsa, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka
dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah
pada hari Ia melawat mereka
7

B. Hubungan Antara Yesus Kristus Dengan Gereja-Nya dan Dunia

 Gereja merupakan jemaat Allah yang dikuduskan dalam Kristus


Yesus (I Kor1:2). Dalam Perjanjian Baru, Gereja disebut juga
sebagai Tubuh Kristus. TubuhKristus ini erat sekali dengan Kristus,
dan merupakan satu kesatuan yang takterpisahkan.Pada mulanya,
dalam I Kor 12:12-13, Paulus menegaskan kesatuan umat,mereka
memang punya pelayanan Dan panggilan berbeda-beda
dalamkehidupannya, tetapi mereka tetap di dalam satu Tubuh
Kristus.
 Selanjutnya dalam surat kepada umat Kolose dan Efesus, perihal
inidikembangkan dalam Efesus1:23: Jemaat yang adalah tubuh-
Nya, yaitukepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala
sesuatu.
 Efesus 4:15-16….. Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-
Nyalah seluruhtubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi
satu oleh pelayanan semuabagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota--menerimapertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih
 Kolose 1:17-18: Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan
segala sesuatuada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu
jemaat. Ialah yang sulung, yangpertama bangkit dari antara orang
mati, sehingga Ia yang lebih utama dalamsegala sesuatu.

Gereja yang sehat adalah gereja yang jemaatnya memiliki relasi yang
baik denganTuhan. Untuk menjalin ikatan yang erat itu maka jemaat Tuhan
harus senantiasabersekutu , berdoa dan membaca firman-Nya. Tidak ada jalan
pintas untukmenciptakan relasi baik ini, perlu adanya proses dan itu
berlangsung setiap hari.Demikian juga relasi kita secara pribadi sebagai
anggota tubuh Kristus dengangereja dalam arti tubuh Kristus atau
persekutuan orang-orang di dalamnya. Jikarelasi kita dengan Tuhan tidak
beres, maka hubungan kita dengan sesama pastitidak beres juga. Jadi
sebenarnya kunci utama supaya kita dapat menjalin hubunganyang harmonis
8

dengan sesama terletak pada bagaimana hubungan kita denganTuhan secara


pribadi

C. Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik


Gereja Yang Satu
Ciri satu, menegaskan bahwa Gereja sebagai kumpulan orang-orang
beriman kepada Kristus hendaknya berhimpun menjadi Umat Allah (1 Petrus 2:5-
10) dan menjadi satu Tubuh (1 Korintus 12:12).. Sebab gereja yang satu berbeda
dengan kekompakan organisasi atau kerukunan sosial. Yang utama bukan soal
struktur organisasi yang lebih bersifat lahiriah, tetapi injil Yesus Kristus yang
diwartakan, dirayakan, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Gereja itu
satu karena sumber dan teladannya adalah Allah Tritunggal. Yesus Kristus sebagai
pendiri dan kepala Gereja menetapkan kesatuan semua umat manusia dalam satu
tubuh. Sebagai jiwa Gereja, Roh Kudus mempersatukan semua umat beriman
dalam kesatuan dengan Kristus. Gereja hanya mempunyai satu iman, satu
kehidupan sakramental, satu warisan apostolik, satu pengharapan yang umum
dan cinta kasih yang satu dan sama. Namun, kesatuan Gereja tetap menghargai
kebinekaan yang ada di dalamnya.

2.Bagaimana cara menjaga kesatuan gereja?


- Aktif berpartisipasi dalam kehidupan menggereja, setia, dan taat kepada
persekutuan umat, termasuk hierarki, dan sebagainya.
- Bersifat jujur dan terbuka satu sama lain; lebih melihat kesamaan daripada
perbedaan; mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan bersama,
seperti : natal bersama, paskah bersama, dan sebagainya.
- Kesatuan Gereja tidak identik dengan uniformitas. Kesatuan Gereja diluar bidang
esensial injili memungkinkan keanekaragaman. Kesatuan harus lebih tampak
dalam keanekaragaman.
9

Gereja Yang Kudus


Ciri Kudus menegaskan bahwa Gereja dipanggil kepada kekudusan oleh
Tuhan, “Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna
adanya.” (Matius 5:48) Perlu diperhatikan juga bahwa kategori kudus yang
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 145 dimaksud menegaskan bahwa
Gereja merupakan kumpulan orang-orang beriman yang terpanggil untuk hidup
suci, yaitu hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Gereja menjadi Kudus karena Yesus Kristus adalah Kudus. Yesus telah
mengasihi GerejaNya dan menyerahkan diri bagi Gereja untuk menguduskannya
sehingga umat dipersatukan dengan Yesus menjadi Kudus. Pengudusan manusia
di dalam Kristus merupakan tujuan semua karya di dalam Gereja.
Kisah Pentakosta mengingatkan kita akan adanya relasi antara Roh Kudus dan
Gereja: Roh Kudus merupakan jiwa Gereja, sebagaimana dalam teks St. Paulus,
Gereja merupakan Tubuh Kristus dan Yesus adalah kepalanya, maka yang
namanya tubuh pun mesti memiliki jiwa. “Gereja itu kudus bukan karena jasa-
jasanya, tetapi karena, dengan dihidupi oleh Roh Kudus, Gereja tetap memandang
Kristus guna menyelaraskan diri kepada-Nya dan kasih-Nya” (Paus Benediktus
XVI).
Kelahiran Gereja berhubungan erat dengan kedatangan Roh Kudus: ini
berarti Gereja lahir berkat kuasa Allah dan kehendak-Nya, dan bukan karena
keputusan atau kehendak manusia. Jadi, asal-usul Gereja bersifat ilahi dan
manusia tidak akan pernah bisa menciptakan gereja.
Setelah mendengar khotbah perdana Petrus, banyak orang bertanya: apa
yang harus kami lakukan? Jawabannya jelas: mereka harus bertobat, dibaptis, dan
menerima Roh Kudus (Kis 2:38). Melalui baptisan, semua dosa dihapus dan
mereka menerima rahmat pengudusan, dan karenanya baptisan menandai awal
perjalanan menuju kekudusan di dalam Gereja. Terdapat hubungan antara
pewartaan dan pertobatan, yang mengarah pada baptisan dan masuknya
seseorang menjadi anggota Gereja. Sekali lagi aspek Gereja yang kudus terlihat
jelas: para rasul berperan dalam mewartakan dan memberikan sakramen untuk
menguduskan manusia. Ajaran para rasul dapat disebut sebagai ajaran yang suci,
karena ia membantu kita untuk menghindari dosa dan memperjuangkan
kekudusan.
10

Gereja Yang Katolik

Kata katolik berarti mau merangkul semuanya. Gereja diutus oleh Kristus ke
seluruh dunia. Setiap Gereja lokal bersama dengan uskup berusaha
menterjemahkan keberadaan Tuhan Yesus Kristus sesuai dengan situasi dan
kehidupan konkret masyarakat. Wajah Gereja bukanlah semua harus sama
dengan Gereja yang ada di Vatikan, melainkan beraneka ragam dan berbeda-
beda. Adapun yang sama adalah isinya atau esensinya.
Gereja yang Katolik, berarti bahwa Gereja diperuntukkan bagi semua
manusia dari segala bangsa, tempat dan zaman.
Kata “katolik” memiliki arti umum, universal, meresapi segala-galanya. Gereja
bersifat katolik karena terbuka bagi dunia, tidak sebatas pada tempat tertentu,
bangsa dan kebudayaan tertentu, waktu dan golongan masyarakat tertentu.
Kekatolikan Gereja antara lain tampak dalam:
a) rahmat dan keselamatan yang ditawarkan,
b) iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum (dapat diterima dan dihayati
siapapun).
Gereja yang terbuka ini tampak dalam kemauannya dalam menampung dan
memajukan terhadap segenap kemampuan, kekayaan, dan adat istiadat bangsa-
bangsa. Tidak hanya menampung dan menerima saja melainkan juga menjiwai
seluruh dunia.
11

Gereja Yang Apostolik

Gereja Katolik didirikan atas dasar para rasul memiliki tiga (3) macam arti:

1. Ia tetap dibangun atas dasar para rasul dan para nabi.


2. Dengan bantuan Roh Kudus yang tinggal di dalamnya ia menjaga ajaran,
warisan iman, serta pedoman-pedoman sehat para rasul dan
meneruskannya.
3. Ia tetap diajarkan, dikuduskan, dan dibimbing oleh para rasul sampai pada
saat kedatangannya kembali Kristus. Mereka yang menggantikan para rasul
adalah dewan uskup yang dibantu oleh para imam.

Gereja yang Apostolik, berarti bahwa Gereja berasal dari para rasul, dan
tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka.
Kesadaran bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Kristus sebagai
batu penjuru, sudah ada sejak jaman Gereja perdana. Dengan demikian dapatlah
dikatakan bahwa Gereja bersifat apostolik berarti Gereja mengakui diri sama
dengan Gereja Perdana, yakni Gereja para rasul.
Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang
diutus Kristus. Hubungan itu tampak dalam:
a) Fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul.
b) Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul,
c) Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.
12

D. Tugas Pokok Gereja Dalam Dunia

Katekesmus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai


“himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman
Allah, yakni, berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang
diberi santapan dengan Tubuh kristus, menjadi Tubuh Kristus” (No 777).
Existensi himpunan Umat Allah ini diwujudkan (secara lokal) dalam hidup
berparoki. Di dalam paroki inilah himpunan Umat Allah mengambil bagian
dan terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang menguduskan
(Liturgia), mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (Kerygma),
menghadirkan dan membangun persekutuan (Koinonia), memajukan karya
cinta kasih/pelayanan (Diakonia) dan memberi kesaksian sebagai murid-
murid Tuhan Yesus Kristus (Martyria).
Kehidupan umat kristiani sesudah ditinggal Tuhan Yesus,
merupakan buah didikan Tuhan Yesus selama Dia aktif di tengah
masyarakat 3 tahun sebelum dibunuh di salib. Kehidupan menggereja
jemaat perdana telah mengungkapkan lima tugas Gereja ini. Kita bisa
melihat dari Kisah para rasul 2:41-47 berikut:“Orang-orang yang menerima
perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka
bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul (Kerygma) dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Liturgia). Maka
ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak
mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu(Koinonia), dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan
bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya (diakonia)kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing.
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing
secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus
13

hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang (Martyria). Dan
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan”.

Liturgi (Liturgia)
Liturgi (Liturgia) berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi
yang dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini
berarti mengamalkan tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan
Raja. Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan
pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan,
mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik.
Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang dan
dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan
dalam memimpin perayaan liturgis tertentu seperti: memimpin Ibadat
Sabda/Doa Bersama; membagi komuni; menjadi: lector, pemazmur,
organis, mesdinar, paduan suara, penghias Altar dan Sakristi; dan
mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa
bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.

Pewartaan (Kerygma)
Pewartaan (Kerygma) berarti ikut serta membawa Kabar Gembira
bahwa Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui
Yesus Kristus, Putera-Nya. Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat
membantu Umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah,
menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan semangat
Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin mendalam akan pokok
iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia.
Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya:
pendalaman iman, katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan
sakramen-sakramen lainnya. Termasuk dalam kerygma ini adalah
pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang sudah Katolik lewat
kegiatan-kegiatan katekese.
14

Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan (Koinonia) berarti ikut serta dalam persekutuan atau
persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam
kuasa Roh KudusNya. Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam
persatuan erat dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus
Kristus, PuteraNya, dalam kuasa Roh Kudus. Melalui bidang karya ini, dapat
menjadi sarana untuk membentuk jemaat yang berpusat dan
menampakkan kehadiran Kristus.
Hal ini berhubungan dengan ‘cura anima’ (pemeliharaan jiwa-jiwa)
dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu
diharapkan dapat menciptakan kesatuan: antar umat, umat dengan
paroki/keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan
dalam menghayati hidup menggereja baik secara territorial (Keuskupan,
Paroki, Stasi / Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok-kelompok
kategorial yang ada dalam Gereja.

Pelayanan (Diakonia)
Pelayanan (Diakonia) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya
karitatif / cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya
kepada mereka yang miskin, telantar dan tersingkir. Melalui bidang karya
ini, umat beriman menyadari akan tanggungjawab pribadi mereka akan
kesejahteraan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerjasama
dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan hati
untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat (bdk. Kis
4:32-35)

Kesaksian (Martyria)
Kesaksian (Martyria) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus
bagi dunia. Hal ini dapat diwujudkan dalam menghayati hidup sehari-hari
sebagai orang beriman di tempat kerja maupun di tengah masyarakat,
15

ketika menjalin relasi dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup
bermasyarakat. Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat
menjadi ragi, garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya. Sehingga
mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah
mereka dengan orang yang diselamatkan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Manusia adalah hasil ciptaan Allah (Kejadian 1:26-27; 2:7) Manusia


bukanlah“pletikan” Allah, jelmaan dari sebagian diri Allah, bukan pula anak
dalam arti biologis yang keluar dari diri Allah. Manusia adalah mahluk yang
riil ada, hasil karyadari tangan agung Sang Khalik. Untuk ini harus dicamkan
bahwa manusia bagaimanapun berbeda dengan Allah. Allah adalah khalik
dan manusia adalah hasilkaryaNya. Manusia merupakan makhluk ciptaan
Allah yang sempurna yang memilikiakal dan mampu berpikir, dan miliki
tubuh jasmani yang fana atau tidak kekal.2.
Gereja - berdasarkan amanat Kitab Suci - membeberkan beberapa
ajaran iman yang berhubungan dengan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa
adalah manusia pertamayang diciptakan Allah dan ditempatkan di taman
Firdaus. Keduanya diakui sebagai pasangan suami-isteri pertama yang
menurunkan segenap umat manusia. Merekaadalah leluhur umat manusia.
Menurut iman-kepercayaan kita, Adam dan Hawadiciptakan Allah menurut
citra-Nya. Adam diciptakan dari debu tanah, sedangkanHawa diciptakan
dari sebuah tulang rusuk Adam.3.
Tujuan manusia berada di dunia ini adalah untuk melihat kebaikan
kasih Allah dan untuk mendapatkan kebahagiaan kekal-Nya di surga

Anda mungkin juga menyukai