Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-
orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai
Pengurapan Terakhir, yang diberikan sebagai salah satu dari Ritus-
Ritus Terakhir. Ritus-Ritus Terakhir yang lain adalah pengakuan dosa
(jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk
mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung
pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya). Sekaligus
juga diberikan Ekaristi. Bila diberikan kepada orang yang sekarat dikenal
dengan sebutan Viaticum, sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa
Latin adalah bekal perjalanan.
Tanda Salib
I: Semoga damai sejahtera dari Allah meliputi tempat ini dan semua yang
tinggal di dalamnya.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
Doa Pembukaan:
Ya Bapa yang maha pengasih, kami berkumpul disini ikut merasakan
penderitaan Saudarakami berharap Engkau berkenan melepaskan kami
dari beban hati ini dan memberikan ketenangan, ketabahan, serta
keselamatan kepada saudara kami. Kami mohon dengan sangat, sudilah
Engkau mendengarkan keluh kesah dan kerinduan hati kami semua. Demi
Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Bacaan (Mat 8: 5-8. 10.13; Yak 5: 14-16, atau yang sesuai) dilanjutkan
Homili singkat.
Pengurapan:
I: Semoga dengan pengurapan suci ini, Allah yang maha rahim menolong
Saudara dengan rahmat Roh Kudus.
U: Amin
I: Semoga Ia membebaskan Saudara dari dosa, menganugerahkan
keselamatan dan berkenan menabahkan hati Saudara.
U: Amin
I: Marilah berdoa, Ya Allah, hamba-Mu yang sedang terbaring sakit ini
telah menerima Sakramen Pengurapan. Ia sangat mendambakan rahmatMu
untuk keselamatan jiwa dan raganya. Tunjukkanlah kasih sayang-Mu dan
tabahkanlah hatinya dengan Roh-Mu. Semoga ia menjadi teladan
kesabaran dan kebahagiaan oleh karena imannya yang teguh dan
pengharapannya yang tak tergoncangkan. Semua ini kami mohonkan demi
Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin