Anda di halaman 1dari 3

Sakramen Pengurapan Orang Sakit

Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua


setelah Sakramen Tobat. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi si
sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini.
Pengurapan orang sakit dapat diberikan bagi setiap umat beriman yang
berada dalam bahaya maut yang disebabkan sakit atau usia lanjut (Kanon
1004; KGK 1514). Baru menderita sakit atau pun makin memburuknya
kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh
seseorang.

Dengan pengurapan orang sakit, Gereja dalam keseluruhannya


menyerahkan si sakit kepada kemurahan Tuhan, agar Ia menguatkan dan
meluputkannya. Jika si sakit telah melakukan dosa, maka dosanya itu
diampuni. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit
itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa,
maka dosanya itu akan diampuni (Yak 5:15).

Dalam bahaya maut, pengurapan orang sakit menguatkan manusia dalam


menghadapi perjuangan terakhir dan menghantarnya kepada persatuan
dengan Tuhan, yang melalui kematian telah masuk ke dalam kehidupan.

Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-
orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai
Pengurapan Terakhir, yang diberikan sebagai salah satu dari Ritus-
Ritus Terakhir. Ritus-Ritus Terakhir yang lain adalah pengakuan dosa
(jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk
mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung
pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya). Sekaligus
juga diberikan Ekaristi. Bila diberikan kepada orang yang sekarat dikenal
dengan sebutan Viaticum, sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa
Latin adalah bekal perjalanan.

Tata Cara Pengurapan Orang Sakit

(I: Imam, U: Umat)

Tanda Salib
I: Semoga damai sejahtera dari Allah meliputi tempat ini dan semua yang
tinggal di dalamnya.
U: Sekarang dan selama-lamanya.

Percikan Air Suci:


I: Semoga air suci ini mengingatkan saudara akan Sakramen Baptis yang
telah saudara terima dan mengingatkan pula akan Yesus Kristus yang telah
menebus kita melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Amin

Tobat (kalau perlu dan bisa, si sakit dapat mengaku dosa)

Doa Pembukaan:
Ya Bapa yang maha pengasih, kami berkumpul disini ikut merasakan
penderitaan Saudarakami berharap Engkau berkenan melepaskan kami
dari beban hati ini dan memberikan ketenangan, ketabahan, serta
keselamatan kepada saudara kami. Kami mohon dengan sangat, sudilah
Engkau mendengarkan keluh kesah dan kerinduan hati kami semua. Demi
Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Bacaan (Mat 8: 5-8. 10.13; Yak 5: 14-16, atau yang sesuai) dilanjutkan
Homili singkat.

Pengurapan:
I: Semoga dengan pengurapan suci ini, Allah yang maha rahim menolong
Saudara dengan rahmat Roh Kudus.
U: Amin
I: Semoga Ia membebaskan Saudara dari dosa, menganugerahkan
keselamatan dan berkenan menabahkan hati Saudara.
U: Amin
I: Marilah berdoa, Ya Allah, hamba-Mu yang sedang terbaring sakit ini
telah menerima Sakramen Pengurapan. Ia sangat mendambakan rahmatMu
untuk keselamatan jiwa dan raganya. Tunjukkanlah kasih sayang-Mu dan
tabahkanlah hatinya dengan Roh-Mu. Semoga ia menjadi teladan
kesabaran dan kebahagiaan oleh karena imannya yang teguh dan
pengharapannya yang tak tergoncangkan. Semua ini kami mohonkan demi
Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin

Bapa Kami(Doa Bapa Kami)

Komuni Bekal Suci (Viaticum) fakultatif

Anda mungkin juga menyukai