PENDAHULUAN
1
(2006), bahwa penderita yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia hampir
70% karena skozofrenia.
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku yang
aneh dan terganggu (Videbeck, 2008). Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala
klien suka berbicara sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar
mandir, sering tersenyum sendiri, sering mendengar suara-suara dan sering
mengabaikan hygiene atau perawatan dirinya (defisit perawatan diri). Defisit
perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stresor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri
rendah) sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri
baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila
tidak dilakukan intrvensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa
mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2009).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapautik yang
melibatkan hubungan kerja sama antar perawat dengan klien, keluarga dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Proses
keperawatan yaitu terlaksananya asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Salah satu yang dapat dilakukan oleh keperawatan jiwa adalah dengan
menerapkan strategi pelaksanaan komunikasi dalam tindakan keperawatan.
Strategi pelaksanaan kominikasi tindakan keperawatan merupakan alat yang
dijadikan sebagai panduan oleh seseorang perawat jiwa ketika berinteraksi
dengan klien (Fitria, 2009).
2
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan penulis dapat melakukan atau menerapkan asuhan keperawatan
jiwa pada pasien gangguan jiwa dengan harga diri rendah, isolasi social,
halusinasi, perilaku kekerasan dan deficit perawatan diri pada praktek
lapangan di Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara .
1.2.2 Tujun Khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien gangguan jiwa
dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di Rumah Sakit Jiwa
prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara.
2. Penulis mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien gangguan
jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di Rumah Sakit
Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utarasesuai dengan data-data
yang telah diperoleh.
3. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
gangguan jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di
Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara sesuai
dengan masalah keperawatan yang telah ditetapkan.
4. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien
gangguan jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di
Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara sesuai
dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
5. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien gangguan
jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di Rumah Sakit
Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara..
3
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
4
4. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air
besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan
diri dengan baik setelah BAB/BAK
Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri tanda dan gejala
menurut meliputi : (Kusumawati. 2011)
1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan
diri secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien
dalam memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau
aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias
untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien
dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Perawatan diri makan
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan batasan
karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan makanan,
menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan
dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalumemasukkannya ke
mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
4. Kurang perawatan diri toileting
5
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan
batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau
menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
2.1.3. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih
membutuhkan terapai kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.
6
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan
amakan pada tidak tempatnya.
4. Ketidakmampuan defekasi/berkemih secara mandiri, ditandai dengan
defekasi/berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah berekemih/defekasi.
7
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
2. SP 3:Melatih pasien makan secara mandiri
Untuk melatih makan pasien, perawat dapat melakukan tahapan sebagai
berikut:
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
3. SP 4: Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan
berikut:
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
(Keliat, 2011)
8
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
RUANGAN RAWAT : Ruangan Melur
TANGGAL DIRAWAT : 14 Oktober 2017
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.P (L/P)
Tanggal Pengkajian : 31 oktober 2017
Umur : 31 tahun
RM No. : 03-92-16
Informan : buku status dan perawat
Aniaya seksual
Penolakan
9
Tindakan kriminal
10
V.PSIKOSOSIAL
1. Genogram
.............................................................................
38 35 31
12 Tn.D
31
1
2. Konsep diri
11
e. Harga diri : Klien mengatakan kurang dihargai oleh keluarga dan
sering dikatakan gila.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Kedua orang tua dan saudara-saudaranya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : tidak ikut serta dalam
kegiatan kelompok atau masyarakat
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien malu berhubungan
dengan orang lain karena penyakitnya.
Masalah keperawatan : Isolasi menarik diri.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan masih percaya kepada Tuhan
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit ini
tidak pernah sholat
Masalah Keperawatan : defisit spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
12
Memulai
pembicaraan
jelaskan : klien tidak mau memulai pembicaraan sebelum dimulai terlebih
dahulu oleh perawat.
Masalah Keperawan : komunikasi kurang efektif
3. Aktivitas Motorik:
4. Alam perasaaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : klien mengatakan sedih,ingin pulang, tidak senang dikurung seperti
saat ini.
Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri harga diri rendah
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
13
Jelaskan : klien tidak menatap wajah perawat selama wawancara
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
14
10. Tingkat kesadaran
bingung sedasi stupor
Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan : Pada saat pengkajian klien dapat mengambil keputusan dengan baik
seperti melakukan kegiatan mandiri.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
15
14. Daya tilik diri
1. Makan
2. BAB/BAK
4. Berpakaian/berhias
16
Tidur siang lama : 13.00 s/d 16.00
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantual total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Belanja Ya tidak
Transportasi Ya tidak
17
Lain-lain Ya tidak
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Lainnya lainnya :
18
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Koping obat-obatan
Lainnya :
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
XI.ASPEK MEDIK
19
Diangnosa medik : Skizofrenia paranoid dengan persepsi : resiko
perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri
Terapi medik :
Risperidone 2mg 2x1
Clazapine 25mg 1x1
CPZ 1x1 (malam)
XII.DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. .Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
20
POHON MASALAH
Gangguan pemeliharaan kesehatan
(makan,minum,BAB,BAK,makan,minum)
21
3.2. Analisa Data
Data Masalah
Subjektif : Defisit perawatan diri
Klien mengatakan mandi 1kali dalam sehari
Klien mengatakan menyikat gigi 1kali dalam
2hari
Objektif :
Gigi tampak kuning
Wajah kusam
Pakaian kotor dan tidak rapi
Rambut berketombe
Subjektif : Isolasi menarik diri
Klien mengatakan tidak suka bergabung
dengan orang lain
Objektif :
Klien menyendiri
Saat bicara tidak ada kontak mata
Perhatian klien mudah teralihkan
Subjektif : Harga diri rendah
Klien mengatakan merasa tidak berharga
karena sering dikatakan orang gila oleh
keluarganya.
Objektif :
Klien terlihat menunduk
Pandangan pesimis
Bicara lambat
Pakaian tidak rapi
22
23