Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Kebersihan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh
nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh di antaranya
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap
kesehatan serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit biasanya masalah
kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena seseorang menganggap
masalah kebersihan adalah masalah yang muda, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto &
Wartonah, 2000).
Berdasarkan data WHO (2001), 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta
orang terganggu jiwanya. Menurut Dharmono (2007), penelitian yang
dilakukan WHO di berbagai negara menunjukkan sebesar 20-30 %, pasien
yang datang ke pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa.
Departement of Health and Human Service (1999), memperkirakan 51 juta
penduduk Amerika dapat didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah
tersebut 6,5 juta mengalami disabilitas akibat gangguan jiwa yang berat dan 4
juta diantaranya adalah anak-anak dan remaja (Videbeck, 2008).
Salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang memiliki tingkat keparahan
yang tinggi adalah skizofrenia, dimana hingga saat ini penanganannya belum
memuaskan. Hal ini terutama terjadi di negara-negara yang sedang berkembang
karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan
jiwa ini (Hawari, 2003).
American Psychiatric Association (1995), menyebutkan bahwa 1 %
populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. Indonesia, terdapat sekitar 1-
2% sebesar 2-4 jiwa mendrita skizofrenia dan dari jumlah tersebut diperkirakan
penderita skizofrenia aktif 700.000-juta jiwa. Menurut pendapat Irmansyah

1
(2006), bahwa penderita yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia hampir
70% karena skozofrenia.
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku yang
aneh dan terganggu (Videbeck, 2008). Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala
klien suka berbicara sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar
mandir, sering tersenyum sendiri, sering mendengar suara-suara dan sering
mengabaikan hygiene atau perawatan dirinya (defisit perawatan diri). Defisit
perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stresor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri
rendah) sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri
baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila
tidak dilakukan intrvensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa
mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2009).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapautik yang
melibatkan hubungan kerja sama antar perawat dengan klien, keluarga dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Proses
keperawatan yaitu terlaksananya asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Salah satu yang dapat dilakukan oleh keperawatan jiwa adalah dengan
menerapkan strategi pelaksanaan komunikasi dalam tindakan keperawatan.
Strategi pelaksanaan kominikasi tindakan keperawatan merupakan alat yang
dijadikan sebagai panduan oleh seseorang perawat jiwa ketika berinteraksi
dengan klien (Fitria, 2009).

2
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan penulis dapat melakukan atau menerapkan asuhan keperawatan
jiwa pada pasien gangguan jiwa dengan harga diri rendah, isolasi social,
halusinasi, perilaku kekerasan dan deficit perawatan diri pada praktek
lapangan di Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara .
1.2.2 Tujun Khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien gangguan jiwa
dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di Rumah Sakit Jiwa
prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara.
2. Penulis mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien gangguan
jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di Rumah Sakit
Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utarasesuai dengan data-data
yang telah diperoleh.
3. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
gangguan jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di
Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara sesuai
dengan masalah keperawatan yang telah ditetapkan.
4. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien
gangguan jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di
Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara sesuai
dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
5. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien gangguan
jiwa dengan deficit perawatan diri pada praktek lapangan di Rumah Sakit
Jiwa prof. Muhammad ildrem Sumatera Utara..

3
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1. KONSEP MEDIS


2.1.1. Defenisi
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan
diri secara mandiri seperti mandi ( hygiene ) , berpakaian / berhias, makan dan
BAB atau BAK ( toileting ) (Nita Fitria, 2009 ).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit
perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2008).
Menurut Poter. Perry (2008), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya

2.1.2. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang terjadi adalah: (Kusumawati. 2011).
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-
laki bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada
tempatnya

4
4. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air
besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan
diri dengan baik setelah BAB/BAK

Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri tanda dan gejala
menurut meliputi : (Kusumawati. 2011)
1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan
diri secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien
dalam memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau
aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias
untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien
dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Perawatan diri makan
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan batasan
karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan makanan,
menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan
dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalumemasukkannya ke
mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
4. Kurang perawatan diri toileting

5
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan
batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau
menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
2.1.3. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih
membutuhkan terapai kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.

2.1.4. Pohon Masalah

Effect Isolasi Sosial: menarik diri

Core Problem Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Causa Harga Diri Rendah Kronis


2.2. Proses Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah deficit perawatan
diri maka tanda dan gejala yang dapat diperoleh melalui observasi pada pasien
yaitu: (Keliat. 2011).
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dnegan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dnegan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi

6
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan
amakan pada tidak tempatnya.
4. Ketidakmampuan defekasi/berkemih secara mandiri, ditandai dengan
defekasi/berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah berekemih/defekasi.

2.2.2. Diagnosis Keperawatan


Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu:
(Trimelia. 2011).
1. Defist perawatan diri: (Kebersihan diri, makan, defekasi/berkemih).
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
2.2.3. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien:
Tujuan Tindakan:
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan
1. SP 1:Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat
melakukan tahapan tindakan yang meliputi:
1) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. SP 2:Melatih pasien berdandan/berhias
Perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu
harus dibedakan dengan wanita.Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

7
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
2. SP 3:Melatih pasien makan secara mandiri
Untuk melatih makan pasien, perawat dapat melakukan tahapan sebagai
berikut:
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
3. SP 4: Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan
berikut:
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
(Keliat, 2011)

8
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian
RUANGAN RAWAT : Ruangan Melur
TANGGAL DIRAWAT : 14 Oktober 2017
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.P (L/P)
Tanggal Pengkajian : 31 oktober 2017
Umur : 31 tahun
RM No. : 03-92-16
Informan : buku status dan perawat

II. ALASAN MASUK


Klien malas mandi,hanya 1x dalam sehari,klien tampak kotor dan bau. Pakaian
klien tidak rapi,dan jika makan berantakan.klien sering menyendiri.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya.
Tidak berhasil berhasil Kurang berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

9
Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : klien sudah dua kali di opname di rumah sakit


jiwa dengan gejala diatas,namun saat dirumah klien malas minum obat.
Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik inefektif

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


YA Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan


Baik

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan seluruh pekerjaan rumah di selesaikan
olehnya.keluarganya yang lain hanya duduk duduk santai.
Masalah Keperawatan : Koping keluarga inefektif
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/70mmHg N : 82x/i S: 36,8oc P: 22x/i
2. Ukur : TB : 148 BB : 60kg
3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : tanda tanda vital klien normal sesuai dengan


ketentuan
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah

10
V.PSIKOSOSIAL
1. Genogram

.............................................................................

38 35 31
12 Tn.D
31
1

Jelaskan : klien anak ke 3 dari 3 bersaudara. Semua nya


perempuan.
Masalah Keperawatan :tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri

a Gambaran diri : Klien mengatakan tidak menyukai seluruh bagian


tubuhnya
b. Identitas : Klien merupakan anak ke3 dari 3 bersaudara.
c. Peran : klien berperan sebagai anak dan adik dirumahnya
d. Ideal diri : Klien mengatakan bosan dirumah sakit dan ingin pulang

11
e. Harga diri : Klien mengatakan kurang dihargai oleh keluarga dan
sering dikatakan gila.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Kedua orang tua dan saudara-saudaranya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : tidak ikut serta dalam
kegiatan kelompok atau masyarakat
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien malu berhubungan
dengan orang lain karena penyakitnya.
Masalah keperawatan : Isolasi menarik diri.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan masih percaya kepada Tuhan
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit ini
tidak pernah sholat
Masalah Keperawatan : defisit spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian cara berpakaian


Tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan : pakaian klien terlihat tidak sesuai dan tampak kusam.


Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu

12
Memulai
pembicaraan
jelaskan : klien tidak mau memulai pembicaraan sebelum dimulai terlebih
dahulu oleh perawat.
Masalah Keperawan : komunikasi kurang efektif
3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : klien beraktifitas dengan bimbingan


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

4. Alam perasaaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : klien mengatakan sedih,ingin pulang, tidak senang dikurung seperti
saat ini.
Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri harga diri rendah

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : respon sesuai dengan stimulus


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

6. lnteraksi selama wawancara


bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

13
Jelaskan : klien tidak menatap wajah perawat selama wawancara
Masalah Keperawatan : isolasi sosial

7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan

Jelaskan : klien berbicara sesuai pembicaraan


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : Tidak ada masalah yang ditemukan saat pengkajian


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14
10. Tingkat kesadaran
bingung sedasi stupor

Disorientasi
waktu tempat orang

Jelaskan : pada saat pengkajian ditemukan bahwa tingkat kesadaran klien


tampak baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka


pendek
gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : tidak ada masalah


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu
berhitung
Jelaskan : pada saat pengkajian klien tampak mudah beralih dengan hal yang
baru disekitarnya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : Pada saat pengkajian klien dapat mengambil keputusan dengan baik
seperti melakukan kegiatan mandiri.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

15
14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar


dirinya

Jelaskan : klien tidak menyadari penyakit yang dideritanya .


Masalah Keperawatan : defisit pengetahuan diri.

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total Mandiri

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total Mandiri

Jelaskan : Klien dapat melakukan kegiatan seperti BAB/BAK secara mandiri


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah.
3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total Mandiri

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total Mandiri

5. Istirahat dan tidur

16
Tidur siang lama : 13.00 s/d 16.00

Tidur malam lama : 20.00 s/d 06.00

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah


Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

17
Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : tidak ada masalah


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya lainnya :

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

18
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Masalah dengan perumahan, spesifik

Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik : tidak ada masalah

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


X. Pengetahuan Kurang Tentang:
Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

XI.ASPEK MEDIK

19
Diangnosa medik : Skizofrenia paranoid dengan persepsi : resiko
perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri

Terapi medik :
Risperidone 2mg 2x1
Clazapine 25mg 1x1
CPZ 1x1 (malam)
XII.DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. .Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah

20
POHON MASALAH
Gangguan pemeliharaan kesehatan
(makan,minum,BAB,BAK,makan,minum)

Defisit perawatan diri


Klien mandi 1
kali dalam
Sehari,wajah
kusam,baju kotor
dan tidak rapi.gigi
kuning.
Isolasi sosial

klien suka menyendiri,sering bicara


sendiri

Harga diri rendah(menarik diri)


(klien merasa sedih dan tidak berharga karena sering dikatakan gila oleh
keluarganya)

21
3.2. Analisa Data

Data Masalah
Subjektif : Defisit perawatan diri
Klien mengatakan mandi 1kali dalam sehari
Klien mengatakan menyikat gigi 1kali dalam
2hari

Objektif :
Gigi tampak kuning
Wajah kusam
Pakaian kotor dan tidak rapi
Rambut berketombe
Subjektif : Isolasi menarik diri
Klien mengatakan tidak suka bergabung
dengan orang lain
Objektif :
Klien menyendiri
Saat bicara tidak ada kontak mata
Perhatian klien mudah teralihkan
Subjektif : Harga diri rendah
Klien mengatakan merasa tidak berharga
karena sering dikatakan orang gila oleh
keluarganya.
Objektif :
Klien terlihat menunduk
Pandangan pesimis
Bicara lambat
Pakaian tidak rapi

22
23

Anda mungkin juga menyukai