50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
2K tayangan24 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang arti dan jenis-jenis sakramen menurut keyakinan Katolik. Terdapat tujuh sakramen utama yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sakramen inisiasi, penyembuhan, dan kemasyarakatan. Dokumen juga membedakan antara sakramen dengan sakramentali yang merupakan ibadah mirip sakramen namun tidak bersifat resmi.
Dokumen tersebut membahas tentang arti dan jenis-jenis sakramen menurut keyakinan Katolik. Terdapat tujuh sakramen utama yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sakramen inisiasi, penyembuhan, dan kemasyarakatan. Dokumen juga membedakan antara sakramen dengan sakramentali yang merupakan ibadah mirip sakramen namun tidak bersifat resmi.
Dokumen tersebut membahas tentang arti dan jenis-jenis sakramen menurut keyakinan Katolik. Terdapat tujuh sakramen utama yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sakramen inisiasi, penyembuhan, dan kemasyarakatan. Dokumen juga membedakan antara sakramen dengan sakramentali yang merupakan ibadah mirip sakramen namun tidak bersifat resmi.
Arahnca Sevanya XI MIA1/2 Velicia Corona S Mau XI MIA 1/29 Yoel Joshuanda Wiliem XI MIA 1/30 Arti Sakramen Kata sakramen berasal dari bahasa Latin Sacramentum, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi. Sakramen juga berarti tanda keselamtan Allah yang diberikan kepada Manusia. Sakramen, sebagaimana dipahami oleh Gereja katolik, adalah tanda yang terlihat, yang dapat ditangkap oleh panca indera, yang dilembagakan oleh Yesus dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai sarana yang dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda yang diterimakan, yang membantu pribadi penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan, dan berkontribusi kepada pertumbuhan Gereja dalam amal-kasih dan kesaksian. Mengapa Tuhan mendirikan sakramen? Keterbatasan pemikiran manusia yang memahami sesuatu menurut perantaraan benda- benda yang kelihatan. Keterbatasan manusia ini yang menyebabkan adanya sunat untuk menandai perjanjian Allah dengan umat Israel pada Perjanjian Lama, yang disempurnakan menjadi Pembaptisan di dalam Perjanjian Baru. Pemikiran manusia selalu menginginkan tanda sebagai pemenuhan janji. Kita melihat dalam masa Perjanjian Lama bagaimana Allah memberikan tanda-tanda yang menyertai bangsa Israel sampai ke Tanah Terjanji. Hal yang sama diberikan di dalam Perjanjian Baru yang merupakan pemenuhan dari Perjanjian Lama. Sakramen menjadi sesuatu yang selalu ada sebagai obat rohani demi kesembuhan jiwa dan raga. Hal ini dapat kita lihat pada saat Yesus menyembuhkan orang buta dengan ludahNya yang dicampur dengan tanah (Yoh 9:6). Yesus sendiri menggunakan benda perantara untuk menyampaikan rahmat penyembuhan-Nya. Dengan menerima sakramen, kita seumpama wanita perdarahan yang disembuhkan dengan menyentuh jubah Yesus (Mrk 5:25-34). Sakramen adalah tanda/ lambang yang menandai umat beriman. Sakramen merupakan perwujudan iman, karena dengan hati orang percaya dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Rm 10:10). Iman ini mendasari kebajikan Ilahi yang lain yaitu pengharapan dan kasih, dan ketiga hal ini menghantarkan kita kepada kekudusan. Perbedaan Sakramen Dalam Gereja Protestan dan Gereja Katolik Gereja Protestan Gereja Katolik
Sakramen adalah suatu simbol atau Sakramen-sakramen bukan sekedar
peringatan yang terlihat dari rahmat simbol-simbol belaka, melainkan yang tak terlihat. "tanda-tanda atau simbol-simbol yang mengeluarkan apa yang dilambangkannya", jadi, sakramen- sakramen, di dalamnya dan dari padanya, yang dilayankan dengan benar, digunakan Allah sebagai sarana untuk mengkomunikasikan rahmat bagi umat beriman yang menerimanya. Ada 2 Sakramen, yaitu: Ada 7 Sakramen, yaitu: Sakramen Baptis Pembaptisan (Permandian) Sakramen Perjamuan Kudus Ekaristi (Komuni Suci) menganggap misteri-misteri injili, Penguatan (Sakramen Krisma) atau dominikal, yakni Pembaptisan dan Ekaristi sajalah yang merupakan Pernikahan (Perkawinan) sakramen, karena hanya keduanya Imamat (Pentahbisan) yang langsung dilembagakan oleh Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa, Yesus sendiri, seperti tertulis dalam Sakramen Tobat) Injil-Injil. Kelima ritus lainnya Pengurapan orang sakit (Sakramen dianggap bukan sakramen bersarkan Minyak Suci) Kitab Perjanjian Baru. Jadi, meskipun hampir semua Gereja Protestan menyelenggarakan upacara akad nikah, dan banyak pula yang menahbiskan pejabat-pejabat Gerejanya dalam upacara Pentahbisan, Gereja-Gereja Kristen ini menganggap ritus-ritus tersebut sebagai ordinansi (upacara/ibadah khusus) atau Sarana- Sarana Rahmat, bukannya sakramen. Gereja Protestan tidak mengenal Gereja Katolik mengenal sakramentali sakramentali Siapa yang menciptakan Sakramen? Allah melalui Kristus adalah Pencipta Sakramen. Sakramen mengandung kuasa yang mencapai kedalaman jiwa seseorang, dan hanya Allah yang mampu melakukan hal itu. Jadi walaupun disampaikan oleh para imam, sakramen-sakramen Gereja tersebut merupakan karya Kristus. Jadi Kristuslah yang oleh kuasa Roh Kudus bekerja melalui para imam-Nya di dalam sakramen-sakramen. Dalam Gereja Katolik ada tujuh macam sakramen yang dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu: 1. Sakramen Inisiasi: Baptis, Krisma dan Ekaristi. 2. Sakramen Penyembuhan: Rekonsiliasi dan Pengurapan. 3. Sakramen Kemasyarakatan: Imamat dan Perkawinan. APA YANG DIMAKSUD DENGAN SAKRAMEN INISIASI ? Sakramen inisiasi adalah sakramen yang menyebabkan seseorang menjadi anggota persekutuan umat Allah. Yang termasuk sakramen inisiasi adalah Sakramen Permandian, Penguatan dan Ekaristi. Apa yang Dimaksud Dengan Sakramentali Sakramentali, adalah tanda-tanda suci yang mempunyai kemiripan dengan sakramen- sakramen. Sakramentali menandakan karunia, terutama yang bersifat rohani dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Perbedaan Sakramen dan Sakramentali Perbedaan antara Tujuh Sakramen dengan Sakramentali adalah sifat resminya dalam pengertian eklesiologis. Untuk Sakramen: 1. Tujuh Sakramen itu bersifat resmi karena mengungkapkan hakikat diri Gereja. 2. Dalam Tujuh Sakramen, Gereja secara resmi unjuk diri, memperlihatkan siapa dirinya dan apa tugas perutusannya. 3. Pemimpin Perayaan Sakramen biasanya pejabat resmi Gereja, yaitu Imam. Sedangkan untuk Sakramentali: 1. Sakramentali bukan liturgi atau ibadat yang resmi sebagaimana halnya Sakramen. 2. Dalam Ibadat Sakramentali Gereja tidak menyatakan dirinya secara resmi. 3. Pemimpin Ibadat Sakramentali tidak harus selalu Imam, kecuali Sakramentali tertentu yang malah harus Uskup (Contoh: Pentahbisan Abas, Pem-berkatan Gedung Gereja, Tahbisan Uskup, dll.). Makna Ibadat Sakramentali 1. Sakramentali disebut mirip dengan Sakramen, karena Sakramentali juga menggunakan aneka simbol yang dipakai dalam Sakramen. Contoh: percikan air suci untuk pemberkatan, mirip dengan Sakramen Baptis. 2. Sakramentali merupakan perayaan kerinduan akan Sakramen, karena selalu diarahkan kepada perayaan Sakramen tetapi juga perayaan yang mengalir dari perayaan Sakramen. Contoh: Pemberkatan dengan air suci, terarah pada dan mengalir dari Sakramen Baptis 3. Sakramentali menandakan karunia yang bersifat rohani. Ibadat Sakramentali pertama-tama lebih melambangkan karunia rohani yang bersifat batiniah. Setelah itu ada sebagian Ibadat Sakra-mentali yang memang memberikan status sosial tertentu. Contoh: kita bandingkan antara pembap-tisan dengan pemberkatan di dahi dengan tanda salib. 4. Sakramentali itu menandakan karunia rohani yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Dalam Ibadat Sakramentali yang pokok adalah tindakan doa permohonan Gereja, sedangkan Sakramen, bukan hanya tindakan Gereja saja, melainkan terutama tindakan Kristus, yang karunia rahmat sakramentalnya diperoleh menurut makna Ex Opere Operato (berkat perayaan itu sendiri). BERBAGAI MACAM IBADAT SAKRAMENTALI Benedictiones Invocativae. Segala upacara atau ibadat pemberkatan, yang jika dilakukan pada diri manusia, benda atau barang tertentu, tidak mengalami perubahan status atau tujuan penggunaannya. Hampir semua ibadat berkat termasuk di sini. Contoh pemberkatan manusia: pemberkatan anak dengan tanda salib, pemberkatan orang sakit, pemberkatan pertunangan, pemberkatan jenazah, pemberkatan atas kelahiran. Orang-orang yang diberkati ini tidak berubah status, tetapi memperoleh karunia rohani berupa perlindungan Allah yang dimohon oleh Gereja melalui ibadat/upacara sakramentali. Contoh pemberkatan pada benda atau barang: Pemberkatan rumah, toko, rumah sakit, rumah biara, sarana perhubungan (jalan, jembatan), sarana transportasi (mobil, sepeda motor), alat-alat kerja, sawah, ladang. Benda atau alat-alat itu tidak mengalami perubahan status, dan tidak disebut sebagai benda-benda suci walaupun telah diberkati. Tetapi melalui pemberkatan kita mohon agar benda-benda tersebut diberkati oleh Allah sehingga bisa digunakan bagi kemuliaan Allah dan keselamatan kita. 2. Pemberkatan yang mengubah status atau tujuan penggunaan dari yang diberkati. Artinya setelah diberkati, maka orang atau barang itu dikhususkan untuk Allah. Contohnya: pakaian liturgi (stola, kasula, alba) setelah diberkati tidak boleh dipakai sembarangan Macam pemberkatan yang mengubah status atau tujuan penggunaan: a. Benedictiones Constitutivae. Segala upacara atau ibadat yang jika dilakukan pada diri manusia, benda atau barang tertentu, mengalami perubahan status atau tujuan penggunaannya. Berbeda dengan pemberkatan yang Invocativae yang tidak mengubah tujuan penggunaan, maka ibadat pemberkatan Constitutivae membuat orang, benda atau barang yang diberkati dikhususkan penggunaannya bagi kegiatan yang bersifat religius atau berhubungan dengan Tuhan. Simbolisasi yang digunakan adalah minyak (yang bukan minyak Krisma), air suci, berkat tanda salib, dan doa tertentu. Contoh Benedictiones Constitutivae :, pengikraran kaul biarawan-biarawati, : pemberkatan alat/perlengkapan liturgi, pemberkatan: salib, Rosario, medali, relief jalan salib, patung orang kudus, benda-benda devosi dan lain-lain. b. Consecratio. Terjemahannya adalah konsekrasi atau penahbisan. Consecratio ini hanya ditujukan untuk penahbisan seseorang dan bukan atas benda atau barang. Simbolisasinya menggunakan minyak Krisma. Cth:Tindakan pengurapan minyak Krisma pada kepala Uskup baru atau telapak tangan Imam baru, merupakan tindakan sakramentali dalam satu liturgi tahbisan. c. Dedicatio. Dalam bahasa sehari-hari kita biasa menggunakan istilah pemberkatan, baik dalam arti Benedictio maupun Dedicatio. Dedicatio berarti perayaan ibadat pemberkatan atau penyucian suatu benda atau barang yang berakibat bahwa benda atau barang itu dikuduskan atau dipersembahkan bagi Allah. Contoh dedicationes: Pemberkatan gedung gereja atau Altar. 3. Eksorsisme atau Pengusiran Setan Termasuk sakramentali tetapi berbeda dari kedua macam bentuk pemberkatan di atas. Pada dasarnya eksorsisme berkaitan dengan seruan permohonan turunnya kuasa Allah dalam nama Yesus untuk mengusir atau menjauhkan kuasa jahat dari seseorang atau sebuah benda. Secara liturgis ada dua jenis doa atau ibadat pengusiran setan,yaitu: a.Eksorsisme Imprecatoris, atau pengusiran dengan perintah. Merupakan jenis pengusiran setan melalui suatu rumusan doa yang eksplisit, memerintahkan agar setan keluar dari seseorang atau benda. Ibadat atau doa ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Haruslah oleh seorang Imam yang: saleh, ahli, bijaksana, dan tidak tercela hidupnya. Ijinnya diberikan oleh ordinaris wilayah misalnya uskup setempat. b. Eksorsisme Deprecatoris, atau pengusiran dengan doa permohonan. Merupakan suatu doa yang memohon agar Tuhan menjauhkan seseorang atau sebuah benda dari penguasaan setan atau kuasa jahat. Pengusiran setan jenis ini lebih halus, lembut dan bisa dijumpai dalam upacara tobat pada katekumen atau calon baptis. Sekian dan Terima Kasih