Anda di halaman 1dari 24

Oleh:

Andreas Novan E XI MIA 1/1


Arahnca Sevanya XI MIA1/2
Velicia Corona S Mau XI MIA 1/29
Yoel Joshuanda Wiliem XI MIA 1/30
Arti Sakramen
Kata sakramen berasal dari bahasa Latin
Sacramentum, yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan yang kudus atau yang
ilahi. Sakramen juga berarti tanda
keselamtan Allah yang diberikan kepada
Manusia.
Sakramen, sebagaimana dipahami oleh Gereja katolik,
adalah tanda yang terlihat, yang dapat ditangkap oleh
panca indera, yang dilembagakan oleh Yesus dan
dipercayakan kepada Gereja, sebagai sarana yang
dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda yang
diterimakan, yang membantu pribadi penerimanya untuk
berkembang dalam kekudusan, dan berkontribusi kepada
pertumbuhan Gereja dalam amal-kasih dan kesaksian.
Mengapa Tuhan mendirikan
sakramen?
Keterbatasan pemikiran manusia yang
memahami sesuatu menurut perantaraan benda-
benda yang kelihatan. Keterbatasan manusia ini
yang menyebabkan adanya sunat untuk menandai
perjanjian Allah dengan umat Israel pada Perjanjian
Lama, yang disempurnakan menjadi Pembaptisan di
dalam Perjanjian Baru.
Pemikiran manusia selalu menginginkan
tanda sebagai pemenuhan janji. Kita melihat dalam
masa Perjanjian Lama bagaimana Allah memberikan
tanda-tanda yang menyertai bangsa Israel sampai ke
Tanah Terjanji. Hal yang sama diberikan di dalam
Perjanjian Baru yang merupakan pemenuhan dari
Perjanjian Lama.
Sakramen menjadi sesuatu yang selalu ada
sebagai obat rohani demi kesembuhan jiwa dan raga.
Hal ini dapat kita lihat pada saat Yesus menyembuhkan
orang buta dengan ludahNya yang dicampur dengan tanah
(Yoh 9:6). Yesus sendiri menggunakan benda perantara
untuk menyampaikan rahmat penyembuhan-Nya. Dengan
menerima sakramen, kita seumpama wanita perdarahan
yang disembuhkan dengan menyentuh jubah Yesus (Mrk
5:25-34).
Sakramen adalah tanda/ lambang yang menandai
umat beriman.
Sakramen merupakan perwujudan iman, karena
dengan hati orang percaya dan dengan mulut orang
mengaku dan diselamatkan (Rm 10:10). Iman ini
mendasari kebajikan Ilahi yang lain yaitu pengharapan
dan kasih, dan ketiga hal ini menghantarkan kita kepada
kekudusan.
Perbedaan Sakramen Dalam Gereja
Protestan dan Gereja Katolik
Gereja Protestan Gereja Katolik

Sakramen adalah suatu simbol atau Sakramen-sakramen bukan sekedar


peringatan yang terlihat dari rahmat simbol-simbol belaka, melainkan
yang tak terlihat. "tanda-tanda atau simbol-simbol
yang mengeluarkan apa yang
dilambangkannya", jadi, sakramen-
sakramen, di dalamnya dan dari
padanya, yang dilayankan dengan
benar, digunakan Allah sebagai
sarana untuk mengkomunikasikan
rahmat bagi umat beriman yang
menerimanya.
Ada 2 Sakramen, yaitu: Ada 7 Sakramen, yaitu:
Sakramen Baptis Pembaptisan (Permandian)
Sakramen Perjamuan Kudus Ekaristi (Komuni Suci)
menganggap misteri-misteri injili,
Penguatan (Sakramen Krisma)
atau dominikal, yakni Pembaptisan
dan Ekaristi sajalah yang merupakan Pernikahan (Perkawinan)
sakramen, karena hanya keduanya Imamat (Pentahbisan)
yang langsung dilembagakan oleh Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa,
Yesus sendiri, seperti tertulis dalam Sakramen Tobat)
Injil-Injil. Kelima ritus lainnya Pengurapan orang sakit (Sakramen
dianggap bukan sakramen bersarkan Minyak Suci)
Kitab Perjanjian Baru. Jadi, meskipun
hampir semua Gereja Protestan
menyelenggarakan upacara akad
nikah, dan banyak pula yang
menahbiskan pejabat-pejabat
Gerejanya dalam upacara Pentahbisan,
Gereja-Gereja Kristen ini menganggap
ritus-ritus tersebut sebagai ordinansi
(upacara/ibadah khusus) atau Sarana-
Sarana Rahmat, bukannya sakramen.
Gereja Protestan tidak mengenal Gereja Katolik mengenal
sakramentali sakramentali
Siapa yang menciptakan
Sakramen?
Allah melalui Kristus adalah Pencipta Sakramen.
Sakramen mengandung kuasa yang mencapai kedalaman
jiwa seseorang, dan hanya Allah yang mampu melakukan
hal itu. Jadi walaupun disampaikan oleh para imam,
sakramen-sakramen Gereja tersebut merupakan karya
Kristus.
Jadi Kristuslah yang oleh kuasa Roh Kudus bekerja melalui
para imam-Nya di dalam sakramen-sakramen.
Dalam Gereja Katolik ada tujuh macam sakramen
yang dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu:
1. Sakramen Inisiasi: Baptis, Krisma dan Ekaristi.
2. Sakramen Penyembuhan: Rekonsiliasi dan
Pengurapan.
3. Sakramen Kemasyarakatan: Imamat dan
Perkawinan.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
SAKRAMEN INISIASI ?
Sakramen inisiasi adalah sakramen yang
menyebabkan seseorang menjadi anggota
persekutuan umat Allah. Yang termasuk
sakramen inisiasi adalah Sakramen
Permandian, Penguatan dan Ekaristi.
Apa yang Dimaksud Dengan
Sakramentali
Sakramentali, adalah tanda-tanda suci yang
mempunyai kemiripan dengan sakramen-
sakramen. Sakramentali menandakan
karunia, terutama yang bersifat rohani dan
yang diperoleh berkat doa permohonan
Gereja.
Perbedaan Sakramen dan
Sakramentali
Perbedaan antara Tujuh Sakramen dengan Sakramentali adalah sifat resminya
dalam pengertian eklesiologis.
Untuk Sakramen:
1. Tujuh Sakramen itu bersifat resmi karena mengungkapkan hakikat diri
Gereja.
2. Dalam Tujuh Sakramen, Gereja secara resmi unjuk diri, memperlihatkan
siapa dirinya dan apa tugas perutusannya.
3. Pemimpin Perayaan Sakramen biasanya pejabat resmi Gereja, yaitu Imam.
Sedangkan untuk Sakramentali:
1. Sakramentali bukan liturgi atau ibadat yang resmi sebagaimana halnya
Sakramen.
2. Dalam Ibadat Sakramentali Gereja tidak menyatakan dirinya secara resmi.
3. Pemimpin Ibadat Sakramentali tidak harus selalu Imam, kecuali
Sakramentali tertentu yang malah harus Uskup (Contoh: Pentahbisan Abas,
Pem-berkatan Gedung Gereja, Tahbisan Uskup, dll.).
Makna Ibadat Sakramentali
1. Sakramentali disebut mirip dengan Sakramen, karena
Sakramentali juga menggunakan aneka simbol yang dipakai
dalam Sakramen. Contoh: percikan air suci untuk
pemberkatan, mirip dengan Sakramen Baptis.
2. Sakramentali merupakan perayaan kerinduan akan Sakramen,
karena selalu diarahkan kepada perayaan Sakramen tetapi juga
perayaan yang mengalir dari perayaan Sakramen. Contoh:
Pemberkatan dengan air suci, terarah pada dan mengalir dari
Sakramen Baptis
3. Sakramentali menandakan karunia yang bersifat rohani. Ibadat Sakramentali
pertama-tama lebih melambangkan karunia rohani yang bersifat batiniah.
Setelah itu ada sebagian Ibadat Sakra-mentali yang memang memberikan
status sosial tertentu. Contoh: kita bandingkan antara pembap-tisan dengan
pemberkatan di dahi dengan tanda salib.
4. Sakramentali itu menandakan karunia rohani yang diperoleh berkat doa
permohonan Gereja. Dalam Ibadat Sakramentali yang pokok adalah tindakan
doa permohonan Gereja, sedangkan Sakramen, bukan hanya tindakan Gereja
saja, melainkan terutama tindakan Kristus, yang karunia rahmat
sakramentalnya diperoleh menurut makna Ex Opere Operato (berkat perayaan
itu sendiri).
BERBAGAI MACAM IBADAT
SAKRAMENTALI
Benedictiones Invocativae. Segala upacara atau ibadat pemberkatan, yang jika
dilakukan pada diri manusia, benda atau barang tertentu, tidak mengalami
perubahan status atau tujuan penggunaannya. Hampir semua ibadat berkat
termasuk di sini.
Contoh pemberkatan manusia: pemberkatan anak dengan tanda salib,
pemberkatan orang sakit, pemberkatan pertunangan, pemberkatan jenazah,
pemberkatan atas kelahiran. Orang-orang yang diberkati ini tidak berubah
status, tetapi memperoleh karunia rohani berupa perlindungan Allah yang
dimohon oleh Gereja melalui ibadat/upacara sakramentali.
Contoh pemberkatan pada benda atau barang: Pemberkatan rumah, toko,
rumah sakit, rumah biara, sarana perhubungan (jalan, jembatan), sarana
transportasi (mobil, sepeda motor), alat-alat kerja, sawah, ladang. Benda atau
alat-alat itu tidak mengalami perubahan status, dan tidak disebut sebagai
benda-benda suci walaupun telah diberkati. Tetapi melalui pemberkatan kita
mohon agar benda-benda tersebut diberkati oleh Allah sehingga bisa
digunakan bagi kemuliaan Allah dan keselamatan kita.
2. Pemberkatan yang mengubah status atau tujuan penggunaan dari yang
diberkati. Artinya setelah diberkati, maka orang atau barang itu dikhususkan
untuk Allah. Contohnya: pakaian liturgi (stola, kasula, alba) setelah diberkati
tidak boleh dipakai sembarangan
Macam pemberkatan yang mengubah status atau tujuan penggunaan:
a. Benedictiones Constitutivae. Segala upacara atau ibadat yang jika dilakukan
pada diri manusia, benda atau barang tertentu, mengalami perubahan status
atau tujuan penggunaannya. Berbeda dengan pemberkatan yang Invocativae
yang tidak mengubah tujuan penggunaan, maka ibadat pemberkatan
Constitutivae membuat orang, benda atau barang yang diberkati dikhususkan
penggunaannya bagi kegiatan yang bersifat religius atau berhubungan dengan
Tuhan. Simbolisasi yang digunakan adalah minyak (yang bukan minyak
Krisma), air suci, berkat tanda salib, dan doa tertentu. Contoh Benedictiones
Constitutivae :, pengikraran kaul biarawan-biarawati, : pemberkatan
alat/perlengkapan liturgi, pemberkatan: salib, Rosario, medali, relief jalan
salib, patung orang kudus, benda-benda devosi dan lain-lain.
b. Consecratio. Terjemahannya adalah konsekrasi atau penahbisan.
Consecratio ini hanya ditujukan untuk penahbisan seseorang dan bukan atas
benda atau barang. Simbolisasinya menggunakan minyak Krisma.
Cth:Tindakan pengurapan minyak Krisma pada kepala Uskup baru atau
telapak tangan Imam baru, merupakan tindakan sakramentali dalam satu
liturgi tahbisan.
c. Dedicatio. Dalam bahasa sehari-hari kita biasa menggunakan istilah
pemberkatan, baik dalam arti Benedictio maupun Dedicatio. Dedicatio berarti
perayaan ibadat pemberkatan atau penyucian suatu benda atau barang yang
berakibat bahwa benda atau barang itu dikuduskan atau dipersembahkan bagi
Allah. Contoh dedicationes: Pemberkatan gedung gereja atau Altar.
3. Eksorsisme atau Pengusiran Setan
Termasuk sakramentali tetapi berbeda dari kedua macam bentuk pemberkatan di
atas. Pada dasarnya eksorsisme berkaitan dengan seruan permohonan turunnya
kuasa Allah dalam nama Yesus untuk mengusir atau menjauhkan kuasa jahat dari
seseorang atau sebuah benda. Secara liturgis ada dua jenis doa atau ibadat
pengusiran setan,yaitu:
a.Eksorsisme Imprecatoris, atau pengusiran dengan perintah. Merupakan jenis
pengusiran setan melalui suatu rumusan doa yang eksplisit, memerintahkan agar
setan keluar dari seseorang atau benda. Ibadat atau doa ini tidak boleh dilakukan
oleh sembarang orang. Haruslah oleh seorang Imam yang: saleh, ahli, bijaksana,
dan tidak tercela hidupnya. Ijinnya diberikan oleh ordinaris wilayah misalnya uskup
setempat.
b. Eksorsisme Deprecatoris, atau pengusiran dengan doa permohonan. Merupakan
suatu doa yang memohon agar Tuhan menjauhkan seseorang atau sebuah benda
dari penguasaan setan atau kuasa jahat. Pengusiran setan jenis ini lebih halus,
lembut dan bisa dijumpai dalam upacara tobat pada katekumen atau calon baptis.
Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai