Anda di halaman 1dari 13

11.

IBADAT SYUKUR

BERKAT RUMAH

RITUS PEMBUKAAN

1. Lagu Pembukaan:

2. Tanda Salib dan Salam:

P: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

U: Amin.

P: Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih

Allah, dan persekutuan Roh Kudus selalu beserta

kita.

U: Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pemasangan Lilin:

(Sesudah Tanda Salib dan Salam lilin dinyalakan).

4. Kata Pengantar:

Umat beriman yang mulia. Rumah'yang kita huni

sebenarnya dibangun dari benda-benda yang sudah

dimatikan. Benda-benda yang dimatikan itu

dihidupkan kembali dalam bentuk lain, kemudian

diberi makna dan arti baru lewat ritus tertentu. Un-

tuk itu dalam ibadat ini rumah baru ini akan

diberkati dan diberi arti dan makna baru sebagai Ibadat Syukur

tempat tinggal. Mengapa harus diberkati? Karena

kita sadar akan kekuatan atau aura negatif yang

mungkin masih melekat pada benda (material) yang

kita pakai untuk membangun rumah ini. Maka kita

mengundang Tuhan untuk membersihkan semua

unsur negatif itu, sehingga rumah ini menjadi tempat

tinggal yang tenang dan damai. Hidup rukun dan

harmonis. Mari kita mohon ampun atas dosa-dosa

kita supaya layak untuk melaksanakan ibadat ini

5. Pernyataan Tobat:
P: Saya mengaku...

U: Kepada Allah yang mahakuasa...

P: Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita,

mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke

hidup yang

U: Amin.

kekal.

6. Lagu Tuhan Kasihanilah Kami:

7. Lagu Kemuliaan:

(Marilah kita memuliakan Tuhan dalam lagu Kemuliaan).

8. Doa Pembukaan:

P: Marilah berdoa..

Ya Tuhan Yesus, Engkau telah bertamu di rumah

Zakheus. Silakan masuk juga dalam rumah ini

dengan berkatMu, dan tinggallah bersama

mereka. Dampingilah hamba-hambaMu yang

hari ini memohon berkatMu atas rumah baru ini.

10 Berkat Rumah

Semoga mereka selalu merasa aman, damai dan

bahagia dalam rumah ini. Sebab Engkau yang

hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

U: Amin.

LITURGI SABDA

1. Bacaan Pertama: (Ibr 3: 1-6).

2. Lagu Antar Bacaan:

3. Bacaan Injil dan Renungan: (Yoh 10: 1-10).

Umat beriman yang dikasihi Tuhan. Rumah

merupakan tempat manusia tinggal dan mengolah

hidupnya. Karena itu rumah bukan dibangun

kemudian diisi dengan pertengkaran dan balas

dendam. Rumah harus diisi dengan nilai-nilai yang


menunjang hidup dan peradaban manusia seperti:

cinta kasih, persaudaraan. Sebab ada rumah

dihiasi dengan benda-benda halus dan indah tapi

dijiwai dengan kekerasan, tuding-menuding, balas

dendam, kebencian dan keseronokan manusiawi

lainnya.

Pada setiap rumah diberi pintu supaya orang

masuk dan keluar. Pintu selain sebagai penutup

rumah juga berfungsi sebagai alat penyaring. Di

depan pintu orang diterima dengan ramah atau

ditolak dengan wajah cemberut. Tuan rumah harus

selektif dan tahu siapa atau apa yang boleh dan tidak

yang

11

boleh melewati pintu rumah. Ini tergantung pada

tuan rumah.

Andaikata pintu adalah seorang bijak, ia akan

dengan jujur menyatakan bahwa ada tuan rumah

vang baik hati, ramah tamah, sopan dan

bertanggungjawab; atau sebaliknya menyatakan ada

tuan rumah yang serakah, pemboros, pengecut, tidak

bertangungjawab, angkuh, dikuasai barang-barang

haram.

Pintu adalah bagian yang paling vital untuk

menguasai isi rumah. Maka tuan rumah harus

menguasai pintu. Bukan dalam arti digembok atau

dijaga satuan pengaman tetapi dengan nilai-nilai:

moral yang baik, iman yang bermutu, adat istiadat

yang baik, pengetahuan yang benar tentang baik dan

buruk.

Dalam Injil tadi Yesus menyebut diriNya sebagai


pintu. Akulah pintu, barang siapa masuk melalui

Aku ia akan selamat. Di satu sisi kalimat ini

mengungkapkan pembelaan Yesus terhadap domba-

domba yang dipercayakan kepadaNya. Di sisi lain

kalimat ini mengungkapkan relasi Yesus dengan

domba-dombaNya. "Tak ada kasih

daripada kasih seorang yang menyerahkan

nyawanya bagi sahabat-sahabatnya" Di sini Yesus

mau bersaksi tentang kasih Allah dan manusia. Kasih

Allah nyata dalam diri pintu kehidupan yaitu Yesus.

Sebagai pintu, Yesus turun dan terlibat langsung

dalam kehidupan domba-dombaNya. Yesus

lebih besar

yang

12

Berkat Rumah

mengetahui situasi hidup domba-dombaNya: ada

yang setia, ada yang membangkang, ada juga yang

menjauhkan diri dari kandang kehidupan. Untuk

semua domba itu Yesus telah berkorban lewat kata-

kata dan perbuatan agar mereka insaf, diteguhkan

dan dikuatkan supaya kembali ke kandang

kehidupan. "Aku datang agar mereka memiliki

hidup, dan memilikinya dalam kelimpahan. Dengan

ini menjadi nyata bahwa Yesus adalah pintu yang

menggiring semua domba ke padang rumput hijau.

Kita adalah kawanan domba yang dipanggil

karena Dia mengenal nama kita masing-masing.

Namun nama bukan sekedar untuk dikenal dan

dipanggil, dan sebagai domba bukan sekedar

mendengar, tapi supaya kitapun melaksanakan


hukum cinta kasih dalam rumah tangga kita masing-

masing. Kita harus saling menggembalakan, saling

meneguhkan, saling mengingatkan agar hidup

rumah tangga kita tidak tercemar oleh hal-hal yang

memalukan. Kitapun harus rela membagi daya

hidup Yesus kepada sesama. Menciptakan situasi

hidup yang damai, yang memungkinkan orang lain

merasa aman dan bahagia.

Kita sebagai saksi kasih Allah, apa kita rela

menjadi pintu dan siap menegur serta menyapa

sesama kita dengan penuh kasih persaudaraan, atau

kita cenderung menutup pintu hati kita. Apakah

kita berusaha terbuka menerima siapa saja yang

mendambakan perlindungan dan peneguhan kita.

13

tbadat Suukur

Atau kita seperti pencuri yang cenderung

merongrong keselamatan sesama kita. Mari kita

menjadikan diri kita sebagai pintu keselamatan bag

sesama. Am in.

(Renungan kedua: Mat 7: 24-27).

Mendiami rumah adalah cara manusia mendiami

dunia. Tinggal dalam rumah adalah konkretisasi

mendiami dunia ini. Maka rumah dimengerti

sebagai dunia mini yang sudah dijinakkan sebagai

tempat hunian jiwa-raga. Karena manusia tidak

permah mengistirahatkan jiwa-raganya di alam bebas

seperti binatang. Karena itu tiap orang merindukan

rum ah yang standar. Memiliki rumah seadanya

belum cukup. Untuk itu orang membangun rumah

menurut standar dan syarat tertentu.


Dalam hal ini naluri orang kampung dan orang

kota tentang rumah

sama. Orang kampung membangun rumah dengan

memperhatikan beberapa hal ini. Rumah harus dekat

mata air, harus dekat famili, dekat balai adat sebagai

yang asri, aman dan sejuk tidak

pusat budaya. Menurut orang kampung rumah yang

asri, aman dan nyaman adalah: harus ada jarak

normal antara rumah yang satu dengan rumah lain

sehingga privasi dan hal-hal tabu dari keluarga bisa

terjaga dan dihayati dengan baik. Bentuk rumah

tidak boleh tercabut dari akar tradisi atau budaya

masyarakat. Karena itu mereka selalu meniru bentuk

bangunan lama, berarti mereka kembali ke selera

14

nenek moyang. Bagi mereka rumah merupakan

bentuk mini dari alam semesta. Dunia sudah

dipersempit dalam bentuk rumah dan bisa dikuasai.

Dalam Kitab Suci kita kenal Taman Firdaus, artinya

Berkat Rumah

dunia dalam skala kecil atau dunia dalam

keasliannya.

Sementara orang modern cenderung membangun

rumah dengan syarat harus dekat dengan sarana-

sarana umum seperti: sekolah, pusat bisnis (pasar),

rumah sakit, jalan raya, terminal atau pelabuhan.

Orang modern menghayati rumah yang asri, nyaman

dan aman adalah rumah di lereng gunung atau di

puncak bukit, di tepi pantai. Maka lahirlah kota

bunga, kota kastel, kota wisata, kota legenda. Namun

seringkali rumah impian ini tidak ada jarak dengan


rumah lain. Privasi dan hal-hal tabu kurang terjamin.

Sering orang merasa tidak aman kalau privasi dan

hal-hal tabu kurang terjamin.

Bapak-ibu, mengapa orang sering merasa kurang

nyaman? Karena rumah yang kita huni ini lahir dari

dalam diri kita. Seperti motif pakaian lahir dari

dalam diri kita. Atau bulu burung tumbuh dari

dalam dirinya. Jadi secara tidak langsung rumah

adalah bentuk ekspresi diri kita. Maka rumah yang

kita huni mencerminkan siapa diri kita. Artinya

rumah yang indah mencerminkan pribadi yang seni,

yang bersih mencerminkan pribadi yang

bersih, rumah

yang kotor. Itulah gambaran singkat mengenai

rumah

yang

kotor mencerminkan pribadi

15

Ibadat Syukur

realita rumah jasmani yang dibangun dan

dibongkar kapan saja.

Injil yang baru saja kita dengarkan tadi memakai

bahasa kiasan yang bercerita tentang iman kita

dalam metafor dua model bangunan. Injil memakai

4. A

satu perbandingan tentang dua model iman sebagai

rumah rohani yaitu rumah di atas pasir dan rumah

di atas batu karang. Mendirikan rumah di atas batu

karang berarti kita menggunakan bahan bangunan

yang paling baik yaitu sabda Yesus. Sabda Yesus

menjadi dasar bangunan berarti kita mendirikan


rumah diri kita di atas dasar iman yang kokoh.

Sebaliknya, bila sabda Yesus dilalaikan, dilawan

diingkari, maka akibatnya adalah kemalangan,

kehancuran dan malapetaka. Simbol rumah

dibangun di atas pasir.

Umat beriman yang mulia. Marilah dalam ibadat

syukur ini kita berdoa bagi saudara-saudari kita yang

kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam. Kita

berdoa bagi para tuna-wisma yang sering

menitipkan hidup mereka di emperan toko, di

bawah kolong jembatan, di bawah pohon. Semoga

Tuhan melindungi mereka terhadap terpaan hujan,

angin dan sengatan matahari. Kita berdoa bagi

seluruh anggota rumah tangga ini agar mereka

menjadikan Sabda Tuhan sebagai alas yang kokoh

bagi kehidupan rumah tangga mereka di hari-hari

mendatang. Amin.

to

J.

yang

16

ibadat Syukur

5. Doa Umat:

P: Yesus bersabda, Akulah gembala yang baik. Aku

mengenal domba-dombaKu. Maka kita

diperkenankan berdoa:

L: Baра

surgawi,

semoga

menganugerahkan kesehatan dan kegembiraan

bagi semua orang yang berdiam dalam rumah ini.


Kami mohon...

Engkau

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L: Jadikanlah mereka saksi-saksi bagi sabdaMudan

penuhilah mereka dengan semangat cinta kasih

terhadap sesama serta kerelaan untuk saling

membantu dalam hidup mereka sehari-hari.

Kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami

ya

Tuhan.

L: Semoga Engkau sendiri tinggal dalam rumah ini

sehingga mereka selalu menikmati berkat dan

damai, ketentraman hati dan kesejahteraan lahir

batin. Kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami

ya

Tuhan.

L: Semoga anak-anak yang akan dibesarkan dalam

rumah ini, dibina dalam sikap takwa dan

tanggung jawab sehingga mereka menjadi orang

yang berguna bagi masyarakat. Kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L: Semoga rumah ini selalu diliputi suasana

kesucian dan kesopanan, keramahan dan cinta

kasih, persahabatan dan persaudaraan. Kami

mohon...

Tuhan.

U: Kabulkanlah doa kami

Ya

Berkat Rumah
4. Aku Percaya:

P: Bapak-ibu, saudara-saudari setelah kita

mendengar dan merenungkan Sabda Tuhan,

marilah kita mengakui iman kepercayaan kita.

Aku percaya akan Allah...

U: Bapa yang mahakuasa...

Doa Pemberkatan: (Sesudah doa pemberkatan, rumah

diperciki dengan air berkat dan benda-benda kudus diletis

dengan air berkat).

Bapa surgawi, dalam hidup di dunia ini Engkau

telah memperkenankan kami mengalami

kebaikanMu serta

Jadikanlah kami orang-orang yang tahu berterima

kasih untuk semua yang Kau perbuat bagi kami.

Pandanglah dengan rela akan semua orang yang

menaruh harapannya padaMu. Sudilah memberkati

rumah kediaman ini serta lindungilah semua

memuji keagunganMu.

penghuninya. +)

Anugerahkanlah kepada mereka damaiMu.

Jauhkan mereka dari perbuatan-perbuatan yang

salah, dan bebaskan mereka dari yang jahat.

Berikanlah mereka bagian dari harta milik

kehidupan sekarang ini, serta bukalah hati mereka

terhadap kesusahan sesama.

Ya Bapa, janganlah membiarkan kami lupa bahwa

rumah kediaman kami di dunia ini sekali waktu akan

dibongkar, dan bahwa kami terpanggil untuk suatu

kehidupan bersama Dikau sepanjang masa. Demi

Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

17
18

Berkat Rumah

kami sampaikan

P: Demikianlah doa-doa yang

kepadaMu ya Bapa, sudilah Engkau

mengabulkan doa-doa kami, demi Kristus Tuhan

dan pengantara kami.

U: Amin.

LITURGI EKARISTI / SYUKUR

1. Lagu Persembahan: (...kolekte diedarkan).

2. Doa Persembahan:

P: Marilah berdoa...

Allah Bapa yang mahakudus, perkenankanlah

kami mencicipi kedamaianMu,

Kausediakan bagi kami d alam diri Yesus

PuteraMu. Sebab Dialah yang menghimpun ka-

mi menjadi umat di mana Engkau menjadi

gembala kami. Dialah Tuhan dan pengantara

kami kini dan sepanjang segala masa.

U: Amin.

yang

3. Doa Syukur:

P: Semoga Tuhan selalu beserta kita.

U: Sekarang dan selama-lamanya.

P: Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.

U: Sudah kami arahkan.

P: Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.

U: Sudah layak dan sepantasnya.

19

ibadat Syukur

P: Sungguh layak dan pantas kami bersyukur


kepadaMu ya Bapa, atas anugerah rumah baru

yang boleh kami diami dengan penuh rasa

syukur. Maka kami berseru:

U: Terpujilah Engkau di surga.

P: Kami bersyukur kepadaMu ya Bapa, karena

Engkau telah menyiapkan sarana (batu, kayu,

pasir) yang boleh kami pakai untuk membangun

rumah ini. Maka kami berseru:

surga.

U: Terpujilah Engkau di

P: Kami bersyukur kepadaMu ya Bapa, atas rasa

kekeluargaan dan penerimaan saudara-saudari

kami di sini sehingga kami boleh tinggal di

tengah-tengah mereka. Maka kami berseru:

U: Terpujilah Engkau di surga.

P: Kami bersyukur karena Yesus puteraMu

mengumpulkan kami sebagai satu kawanan

percaya kepadaMu. Maka bersama para kudus

dan para malaikat di

dengan mengulangi doa yang diajarkan oleh

Yesus Kristus kepada kami:

yang

surga

kami memuji Dikau

4. Doa Bapa Kami: (bisa dinyanyikan).

RITUS PENUTUP

1. Doa Penutup:

P: Marilah berdoa...

20

Berkat Rumah

Allah yang mahabaik, Engkau telah menjadikan


keluarga suatu dasar bagi masyarakat manusia.

Semoga teladan keluarga kudus Nazaret

meneguhkan kami dalam cinta kasih dan

ketaatan, yang merupakan dasar untuk tegaknya

tiap hidup bersama, agar kelak kami menjadi

anggota serumah dengan Dikau dalam sukacita

abadi. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami

yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang

masa.

U: Amin.

2. Pengumuman:

3. Berkat dan Pengutusan:

P: Tuhan beserta kita.

U: Sekarang dan selama-lamanya.

P: Semoga kita sekalian senantiasa dilindungi,

dibimbing dan diberkati oleh Allah yang

mahakuasa: Dalam Nama Bapa dan Putera dan

Roh Kudus.

U: Amin.

P: Bapak-ibu, saudara-saudari dengan demikian

ibadat kita telah selesai.

U: Syukur kepada Allah.

P: Marilah kita pergi, kita diutus.

U: Amin.

4. Lagu Penutup:

Anda mungkin juga menyukai