Anda di halaman 1dari 44

- Desain sampul: Ignatius Yunanto -

Ekaristi dan Komunitas


Bahan Katekese Keluarga Juli - Agustus

TIM FOKUS PASTORAL BIDANG KATEKESE


KEUSKUPAN BANDUNG
2021
TEMA-TEMA PERTEMUAN

PERTEMUAN 1:
Menjadi Keluarga yang Kudus
(Menuju Keluarga yang Ekaristis)

PERTEMUAN 2
Tanpa Ekaristi, Nggak Hidup (!)
(Ekaristi: Sumber Semangat dan Arah Hidup Keluargaku)

PERTEMUAN 3
Makan Bersama dalam Cinta Kasih
(Ekaristi: Kenangan akan Karya Keselamatan Allah)

PERTEMUAN 4
Berkumpul Bersama dan Bersyukur
(Ekaristi Membangun Kebersamaan)

PERTEMUAN 5
Pergilah, Kamu Diutus!
(Memperoleh Cuma-Cuma, Memberi Cuma-Cuma)
TEKNIS PENGGUNAAN BAHAN
1. Tentukanlah suatu waktu (satu minggu satu kali) untuk
berkumpul bersama anggota keluarga merefleksikan dan
merenungkan tema-tema katekese berikut.
2. Sebelum memulai proses refleksi dan permenungan akan
lebih baik jika anggota keluarga berbagi tugas selama
proses pertemuan, seperti: memimpin jalannya pertemuan
(fasilitator), membacakan doa pembuka/penutup, memim-
pin lagu pembuka/penutup, dan membaca perikop Kitab
Suci.
3. Langkah-langkah pertemuan yang tercantum dalam bahan
pertemuan disusun lebih singkat dan sederhana agar lebih
mudah digunakan secara langsung apabila keluarga
mengalami kesulitan dalam menggunakan model-model
pertemuan katekese yang lain.
4. Namun akan lebih baik dan perlu dicoba untuk mere-
nungkan bahan-bahan katekese dengan model Lectio
Divina (lih. TUNTUNAN LECTIO DIVINA, hal. 4).
PEMIKIRAN DASAR

Ekaristi dan Komunitas


Surat-surat St. Paulus dan keempat Injil menampilkan peraya-
an Ekaristi di dalam sebuah kerangka komunal (kebersama-
an). Para pengarang Injil mengandaikan adanya sebuah
komunitas Yesus, oleh karena itu perlunya sebuah komunitas
Yesus nampak dalam keempat Injil. Sedangkan St. Paulus
dalam surat-suratnya secara khusus dalam surat kepada
jemaat Korintus menegaskan bahwa tidak ada Ekaristi dalam
komunitas yang anggota-anggotanya tidak saling mengasihi.

Dari keempat Injil dan surat St. Paulus dapat diambil beberapa
pokok berkaitan dengan Ekaristi:

1. Dalam Injil Sinoptik dengan jelas mengungkapkan


gambaran-gambaran mereka tentang Ekaristi di dalam
sebuah kerangka komunal. Para pengarang Injil tidak
sekedar menghubungkan Ekaristi dengan devosi pribadi
umat Kristiani. Dalam pandangan mereka, Ekaristi
membantu seseorang untuk memahami apa itu komunitas
Yesus dan komunitas Yesus membantu orang memahami
apa itu Ekaristi. Komunitas merupakan dasar pemahaman
tentang Ekaristi.
2. St. Paulus dengan jelas mengajarkan bahwa pembangunan
sebuah komunitas injili adalah dasar yang mutlak bagi
perayaan Ekaristi. Tanpa komunitas injili yang kuat,
perayaan Ekaristi mana pun menjadi sebuah perayaan
yang kurang berarti.
3. Bab 6 dari Injil Yohanes, tentang roti hidup, memuat suatu
hubungan yang erat antara komunitas dan Ekaristi. Kedua
hal ini tampak dalam pewartaan tentang roti hidup yang

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 1


merupakan santapan bagi komunitas. Yesus berbicara
kepada sekelompok orang, bukan kepada orang per-
seorangan. Disamping itu dalam Injil Yohanes menyoroti
tentang Sabda Allah. Sabda Allah dan roti hidup adalah
unsur dasar dalam pemahaman Yohanes tentang Ekaristi
komunal.
(disadur dari Kenan B. Osborne, OFM, Komunitas,
Ekaristi dan Spiritualitas)

Tema-tema permenungan yang tersedia dalam buku ini akan


sangat baik jika menggunakan cara Lectio Divina. Meski
sudah kita ketahui bersama tentang Lectio Divina, namun agar
kita punya kebersamaan maka kami berikan tuntunan untuk
Lectio Divina.

2 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


TUNTUNAN LECTIO DIVINA

A. Persiapan
1. Peserta diajak untuk menenangkan diri sejenak (kurang
lebih 2’ – 3’), cara yang dipakai:
▪ Merasakan nafas: hanya merasakan nafas, bukan
mengatur nafas. Menikmati saat menghirup dan
menghembuskan nafas.
▪ Mendengarkan suara: mengajak mendengar suara
yang masuk, tidak usaha diidentifikasi suara apa, tidak
perlu diikuti, hanya didengarkan semua suara yang
masuk.
Prinsipnya pada bagian ini mengajak peserta untuk
menenangkan diri, dan siap untuk lectioa divina.
2. Setelah menenangkan diri, kita diajak untuk menyadari
rasa syukur, bahwa aku orang yang tidak pantas ini
diperkenankan untuk mendengarkan Allah yang bersabda
kepadaku. Kemudian diajak untuk mohon rahmat.
Rahmat yang dimohon:
a. Pertemuan I: agar dari ke hari dapat membangun
keluargaku semakin menjadi sehati dan sejiwa dalam
Kristus.
b. Pertemuan II: agar semakin menghayati sakramen
ekaristi dan agar Tubuh Kristus yang kuterima
semakin berdaya guna bagi hidupku
c. Pertemuan III: agar mendapatkan kesadaran yang
mendalam bahwa dalam setiap perayaan ekaristi aku
disatukan dengan seluruh jemaat.
d. Pertemuan IV: agar semakin menyatu dalam
persekutuan umat dalam kasih.
e. Pertemuan V: agar lewat hidupku aku semakin
mewartakan belas kasih Allah.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 3


B. Lectio
1. Proses awal adalah membaca.
2. Membaca berulang-ulang, pelan, dirasakan dan diresap-
kan sampai menemukan kalimat, ayat atau frase yang
menyentuh.
3. Kalau peserta sudah menemukan kalimat, atay, atau frase
yang menyentuh, peserta diminta untuk membagikannya
pada kelompok dengan cara membacakannya ayat, kalimat
atau frase yang menyentuh.
Tuntunan Lectio:
a. Fasilitator mengajak peserta untuk membaca teks yang
telah tersedia. Cara: masing-masing peserta membaca
1 ayat (Hal ini bisa diulang).
b. Fasilitator mengajak peserta untuk membaca sendiri
dalam hati, dengan hormat, tenang, sabar dan teliti.
Nikmati tiap kata, tiap kalimat dengan teliti. Membaca
berulang ulang sampai menemukan teks, atau kalimat
yang menarik atau menyentuh.
▪ Menarik bisa berarti: sesuatu yang tidak dime-
ngerti, yang memunculkan rasa penasaran, atau
kalimatnya bagus, dll.
▪ Menyentuh berarti yang menggerakkan perasaan-
ku: senang, terharu, jengkel, dll.
c. Fasilitator mempersilakan peserta yang sudah mene-
mukan untuk membacakan. Untuk yang belum mene-
mukan tetap tenang dan membaca lagi. Amat mungkin
terjadi bahwa yang ditemukan orang lain
menginspirasiku untuk menemukan yang menarik
atau menyentuh.

4 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


C. Meditatio
1. Meditasi (meditare) berarti mengunyah-ngunyah (gayemi
- Jawa) untuk mencecap sarinya.
2. Setelah mendapatkan ayat atau frase atau kata yang
menyentuh, kita diajak untuk memeditasikannya. Cara-
nya: menimbang-nimbang, merasa-rasakan kenapa aku
tersentuh, kenapa aku tertarik, pada bagian mana itu
menarik, sembari melihat pengalaman hidupku yang
berkaitan dengan bahan yang menarik tersebut.
Tuntunan Meditasi:
a. Fasilitator mengajak peserta yang sudah menemukan
bagian yang menarik untuk meletakkan teksnya
kemudian diajak untuk ”mengunyah” bagian yang
ditemukan.
b. Direnungkan, kenapa bagian itu menarik atau
menyentuh bagiku, bagian mana yang menarik atau
menyentuh bagiku, merenungkan dengan sabar,
tenang dan teliti. Jangan tergesa-gesa dan jangan cepat
puas menemukan jawaban. Tetapi terus direnungkan
dan didalami
c. Dengan merenungkan peserta diajak untuk masuk ke
dalam pengalaman pribadi. Bagian yang menarik atau
menyentuh tadi berhubungan dengan pengalaman
pribadiku apa, menerangi pengalaman pribadiku yang
mana. Pilih salah satu pengalaman saja dan tinggal di
situ untuk sungguh-sungguh menyadari pengalaman
itu.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 5


D. Contemplatio
1. Contemplatio berarti melihat dengan mata angan-angan
(membayangkan).
2. Pengalaman yang kutemukan kuhadirkan lagi dan aku
mengalaminya kembali.
3. Dalam proses itu kita diajak untuk melihat dan mengerti
apa kehendak Tuhan bagiku dengan pengalaman tersebut.
4. Lalu aku menyadari gerakan batin dalam diriku, dorongan
atau kehendak yang muncul.
Tuntunan Contemplatio:
a. Fasilitator mengajak peserta untuk masuk lebih dalam
lagi dalam pengalaman.
b. Peserta diajak untuk membayangkan/mengalami
kembali pengalaman itu. Melihat orang-orang yang
ada, merasakan suasana yang ada dan menikmati
kembali peristiwanya.
c. Kemudian peserta diajak untuk meneliti perasaan yang
muncul dalam dirinya dan juga gerakan-gerakan batin
yang muncul
d. Diajak untuk menyadari ada dorongan apa, ada
kehendak apa.
e. Terus diajak untuk menyadari gerakan batin atau
kehendak dan merasakan sebesar atau sekuat apa
dayanya.

6 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


E. Oratio
1. Oratio artinya mendoakan.
2. Kita diajak untuk berwawancara dengan Tuhan. Membica-
rakan pengalaman selama aku menjalani lectio divina ini,
membicarakan apa yang kurasakan dan kutemukan dalam
lectio divina ini.
Tuntunan Oratio:
a. Fasilitator mengajak peserta untuk berwawancara
dengan Tuhan
b. Membicarakan apa yang dialami selama lectio divina.
Apa yang dirasakan, gerakan-gerakan batin apa yang
muncul, kehendak apa yang muncul. Pun juga kalau
tidak mengalami dan merasakan apa-apa juga dibica-
rakan dengan Tuhan.
c. Setelah itu secara pribadi bersyukur atas apa yang telah
dialami.

F. Sharing
1. Sharing berarti berbagi
2. Apa yang dibagikan adalah pengalamanku selama lectio
divina
3. Pengalaman yang kutemukan, gerakan batin yang kutemu-
kan, dorongan dan kehendak yang muncul.
4. Pertayaan-pertanyaan adalah alat bantuk untuk sharing
5. Kita tidak membagikan hasil penafsiran kita atau bahkan
khotbah kita.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 7


Tuntunan Sharing:
a. Fasilitator kemudian mengajak peserta untuk sharing
(berbagai). Sebelumnya baik kalau fasilitator menge-
mukakan prasyarat sharing:
▪ yang disharingkan adalah buah-buah lectio divina
atau pengalaman ber-lectio divina
▪ sharing berdasarkan pengalaman, bukan menjelas-
kan teks, bukan berkhotbah.
▪ saat salah satu peserta sedang sharing, peserta
yang lain mendengarkan dengan sungguh-sung-
guh, bukan sibuk mempersiapkan diri dengan apa
yang akan disharingkan.
▪ Peserta yang mendengarkan sharing, tidak boleh
menanggapi, tidak boleh mendebat. Yang boleh
dilakukan hanyalah mengajukan pertanyaan
informatif.
▪ Setelah satu peserta sharing, fasilitator dan yang
lain mengucapkan terima kasih.
▪ Apa yang disharingkan orang lain tidak boleh
dibicarakan diluar kelompok. Semua harus menja-
ga kerasahasiaan shariang orang lain.
b. Fasilitator wajib mengingatkan dengan santun kepada
peserta yang menyeleweng dalam sharing atau terlalu
panjang. Misalnya tidak sharing tetapi membahas teks,
menerangkan sesuatu yang tidak berdasarkan penga-
laman pribadi selama lectio divina, atau menanggapi
sharing orang lain.
c. Pertanyaan-pertanyaan sharing dalam buku hanyalah
alat bantu maka jika kelompok tidak kesulitan untuk
sharing maka pertanyaan-pertanyaan itu dapat diabai-
kan.

8 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


PERTEMUAN 1
MENJADI KELUARGA YANG KUDUS
(Menuju Keluarga yang Ekaristis)

TUJUAN:
Peserta diajak untuk menghidupi panggilannya sesuai teladan
keluarga kudus Nazaret, yaitu keluarga yang menghidupi
semangat Ekaristi.

KERANGKA DASAR:
Setiap keluarga dipanggil kepada kekudusan. Jalan menuju
kepada kekudusan itu salah satunya dengan mencintai dan
menghidupi semangat Ekarsti. Menghidupi semangat Ekaristi
berarti hidup bersama dalam cinta kasih, bersama merayakan
iman, kesediaan untuk saling berkorban, dan membawa
sukacita bagi orang lain.
Keluarga kudus Nazareth merupakan cerminan dari keluarga
yang Ekaristis. Yusuf dan Maria memberi teladan bagaimana
mereka hidup dan mendidik Yesus dengan cinta kasih, mereka
bersama-sama menghidupi perintah Allah dengan menjalan-
kan hukum serta beribadah, berjerih lelah dalam membesar-
kan Yesus baik fisik maupun batin, selalu mengalami sukacita
dalam kesederhanaan, dan disukai oleh banyak orang. Melalui
tema pertemuan pertama ini kita hendak diajak untuk
memasuki berbagai permenungan agar kita semakin mampu
mewujudkan keluarga yang Ekaristis.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 9


RAHMAT YANG DIMOHON:
Mohon Rahmat agar dari ke hari dapat membangun keluarga-
ku semakin menjadi sehati dan sejiwa dalam Kristus.

A. LAGU PEMBUKA
Aku datang padaMu (PS 383)
Aku datang padaMu, trimalah ya Tuhan
Karna aku anakMu, trima kasih Tuhan
Persembahan hidupku, trimalah ya Tuhan
Tanda bakti hidupku, trima kasih Tuhan
Kuserahkan diriku, trimalah ya Tuhan
Kau lindungi hidupku, trima kasih Tuhan

B. DOA PEMBUKAAN
Allah Yang Maha Baik, kami memuji dan memuliakan nama-
Mu. Kami bersyukur atas kasih-Mu melalui keluarga kudus
yang menjadi teladan bagi keluarga kami. Kami hendak
mendengarkan sabda Putra-Mu. Kami mohon hadirlah dalam
hati kami dan bimbinglah kami dalam pertemuan ini supaya
kami dapat menghidupi sabda-Nya. semoga kami dapat
meneladani keluarga kudus hidup dalam cinta kasih dan rela
berkorban bagi sesama. Demi Kristus Tuhan dan pengantara
kami. Amin.

C. INSPIRASI KITAB SUCI (Lukas 2: 41-52)


Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah
41Tiap-tiaptahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada
hari raya Paskah. 42Ketika Yesus telah berumur dua belas
tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada

10 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


hari raya itu. 43Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka
berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa
diketahui orang tua-Nya. 44Karena mereka menyangka bahwa
Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah
mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara
kaum keluarga dan kenalan mereka. 45Karena mereka tidak
menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil
terus mencari Dia. 46Sesudah tiga hari mereka menemukan
Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim
ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47Dan semua orang
yang mendengar Dia sangat heran a akan kecerdasan-Nya dan
segala jawab yang diberikan-Nya. 48Dan ketika orang tua-Nya
melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-
Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap
kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
49Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku?

Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam


rumah Bapa-Ku?" 50Tetapi mereka tidak mengerti apa yang
dikatakan-Nya kepada mereka. 51Lalu Ia pulang bersama-
sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan
mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam
hatinya. 52Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah
hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan
manusia.

D. RENUNGAN
Keluarga Nazareth merupakan cerminan keluarga yang
Ekaristis, artinya keluarga yang hidup dalam kasih, iman,
kebersamaan, sehati sejiwa, dan kerelaan untuk saling
berkorban.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 11


Pada ayat 41-42 dari perikop yang baru saja kita baca tadi, kita
dapat melihat bagaimana Yesus, Yusuf dan Maria hidup dalam
kebersamaan kasih dan iman. Keluarga Nazaret menghidupi
perintah-perintah Allah yang tertuang dalam hukum-hukum
dan tradisi, keluarga yang mendidik anggota keluarga untuk
mentaati perintah-perintah Allah, serta keluarga yang ber-
sama-sama menghayati dan merayakan iman kepada Allah.
Tanggungj jawab serta kesediaan berkorban bagi anggota
keluarga juga tampak dalam sikap Yusuf dan Maria. Saat
kembali ke rumah setelah merayakan Paskah diketahui bahwa
Yesus tidak ada bersama rombongan. Hal ini membuat Yusuf
dan Maria sangat khawatir, sehingga mereka bergegas kembali
ke Yerusalem untuk mencari Yesus (ayat 43–45). Pencarian
yang dilakukan oleh Yusuf dan Maria adalah bentuk kasih,
tanggung jawab, dan kerelaan berkorban sebagai orang tua
terhadap anaknya. Orang tua sangat bertanggung jawab atas
pertumbuhan anaknya baik secara fisik maupun rohani. Yusuf
dan Maria menunjukkan kekompakan mereka sebagai orang
tua. Mereka bersama-sama mencari Yesus, bersama-sama
mencari jalan keluar untuk mengatasi persoalan yang sedang
dihadapi keluarganya.
Sebagai orang tua kita juga dapat bercermin dari sikap Bunda
Maria sebagai seorang ibu (ayat 51.c). Bunda Maria adalah
seorang ibu yang sederhana, rendah hati, sabar, dan setia pada
kehendak Allah dalam mendidik puteranya. Dalam mengha-
dapi persoalan yang tidak mudah dimengerti atau bahkan sulit
untuk diterimanya, Bunda Maria memiliki sikap yang
‘reflektif’, bukan ‘reaktif’, artinya: mengutamakan mencari apa
yang dikehendaki Tuhan dalam hidup dan keluarganya bukan
mencari-cari siapa yang salah atau yang harus disalahkan.
Berdasarkan pengalaman keluarga Nasareth, marilah kita
melihat keluarga kita sendiri. Keteladanan apa saja yang sudah
12 |Menuju Keluarga yang Ekaristis
kulakukan dalam keluargaku? Bercermin dari bunda Maria,
bagaimana aku memperlakukan keluargaku?

E. AKSI dan PENEGUHAN


Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan
makin dikasihi Allah dan manusia. Hikmat dan makin dikasihi
merupakan buah-buah dari pertumbuhan serta pendidikan
yang dialami oleh Yesus dalam keluarga-Nya. Keluarga kita
pun dapat semakin berhikmat dan makin dikasihi apabila kita
menghidupi semangat Ekaristi yaitu saling saling mengasihi,
saling memperhatikan, merayakan iman bersama, serta mau
berkorban untuk kepentingan keluarga.
Sebagai usaha membangun kasih dan kebersamaan dalam
keluarga, rencanakanlah kesempatan-kesempatan untuk
berdoa bersama anggota keluarga! Hal tersebut bisa dimulai
dengan doa bersama sebelum makan, berdoa bersama dan
membaca Kitab Suci sebelum istirahat malam, merayakan
Ekaristi online bersama, dan lain sebagainya.

F. DOA PENUTUP
Allah yang maha kasih, kami bersyukur atas penyertaan-Mu
dalam pertemuan kami ini. Kami mohon berkatilah keluarga
kami agar kami dapat meneladani keluarga kudus, untuk
saling mengasihi, saling memperhatikan, dan bersama
merayakan iman serta mau berkorban demi kepentingan
keluarga. Semoga keluarga kami dapat menjadi teladan dan
berkat bagi orang lain. Demi Kristus Tuhan kami. Amin

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 13


G. LAGU PENUTUP
Santo Yusuf yang Menjaga (PS No 644)
Santo yusuf yang menjaga keluarga Nazaret,
Kau menjaga bunda kudus, juga Yesus penebus
Sudilah doakan kami pada Yesus anakmu
Dan lindungilah selalu, kami sekeluarga

Di tengah mara bahaya, beri kami harapan,


Kuatkanlah iman kami, agar jangan tersesat,
Bapa yusuf antar kami, kehadirat Yesusmu
Agar kami berbahagia dalam hidup yang kekal.

14 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


PERTEMUAN 2
TANPA EKARISTI, NGGAK HIDUP (!)
(Ekaristi Sumber Semangat dan Arah Hidup Keluargaku)

TUJUAN:
Peserta diajak untuk menyadari bahwa Ekaristi adalah sumber
dan puncak hidup iman Kristiani dan dengan demikian
semakin tergerak untuk hidup seturut semangat Ekaristi di
dalam dinamika hidup keluarganya masing-masing.

KERANGKA DASAR:
Sebagai seorang Katolik, mengikuti perayaan Ekaristi
bersama-sama dengan keluarga adalah titik awal tumbuhnya
kecintaan kita akan Ekaristi. Sebab melalui keluargalah kita
mulai mengenal Ekaristi. Kecintaan terhadap Ekaristi itu
dapat tumbuh bila keluarga menghidupi semangat yang
didapatkan dari Perayaan Ekaristi. Melalui keluarga pula
kesadaran bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup
iman kristiani diharapkan dapat dimiliki dan dihayati dalam
hidup sehari-hari. Oleh karena itu bersama dengan masing-
masing anggota keluarga yang lain, seorang Katolik
diharapkan dapat saling menolong agar semangat Ekaristi
dapat membuat hidup keluarga tersebut semakin dekat dan
bersatu dengan Kristus.

RAHMAT YANG DIMOHON


Agar semakin menghayati sakramen Skaristi dan agar Tubuh
Kristus yang kuterima semakin berdaya guna bagi hidupku.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 15


A. LAGU PEMBUKA
Tuhan Kau Satukan Kami (PS 428, 1-2)
Reff : Tuhan Kau satukan kami, dalam perjamuanMu,
dengan makan roti ini kami pun bersaudaralah.

1. Pesta Kau selenggarakan, Kau sebarkan undangan, yang


serta dalam perjamuan, akan hidup kekal, bagai yang
Engkau janjikan pada para rasulMu, dan kami percaya
tulus hati, Dikau tak ingkar janji.
2. Kala Kau serahkan roti, pada para muridMu, Engkau
nyatakan penuh cinta, trimalah hidupku, itulah tanda
cintaMu bagi kami umatMu, kini kami satu dengan Dikau,
kan mengabdi saudara.

B. DOA PEMBUKA
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau telah menunjukkan
kasih-Mu yang begitu besar melalui kurban putera-Mu Yesus
yang kami rayakan dalam Ekaristi. Kami mohon utuslah Roh
Kudus-Mu untuk hadir di tengah-tengah kami agar dalam
pertemuan ini kami pun dapat semakin menyadari dan
menghidupi semangat Ekaristi sebagai sumber dan puncak
iman Kristiani, terlebih di dalam hidup keluarga kami sehari-
hari. Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan perantaraan
Yesus Kristus putera-Mu dan Tuhan kami. Amin.

C. INSPIRASI KITAB SUCI [Yoh 6: 32-35]


32Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari
sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang
benar dari sorga. 33Karena roti yang dari Allah ialah roti yang
turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

16 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


34Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami
roti itu senantiasa." 35Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti
hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi,
dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

D. RENUNGAN
Allah tidak hanya memberi manna seperti pada jaman Musa,
tetapi lebih dari itu memberikan Anak-Nya sendiri yang turun
dari surga. Allah memberikan Anak-Nya agar dunia
memperoleh hidup (ayat 33). Yesus sendiri secara jelas
mengatakan bahwa Ia adalah “roti hidup”. Hanya mereka yang
mau datang dan percaya kepada Yesus akan memperoleh
hidup (ayat 35). Roti itu adalah tubuh Kristus sendiri yang
membuat aku hidup. Artinya kalau aku tidak memakan roti itu
aku akan “mati”. Apakah aku mengalami dan merasakan cinta
Allah yang luar biasa saat menerima sakramen Ekaristi?
Apakah aku sungguh mengimani bahwa yang kuterima
sungguh-sungguh Tubuh Kristus?

E. REFLEKSI KATEKETIS
Apa artinya Ekaristi sebagai “Sumber”?
Dalam setiap Perayaan Ekaristi yang kita ikuti, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan keluarga, Kristus Sang
Sumber Keselamatan kita hadir secara langsung. Maksudnya,
Kristus hadir beserta seluruh karya penyelamatan-Nya yang
nyata melalui Tubuh dan Darah-Nya yang kita santap dalam
roti dan anggur. Dengan menerima Ekaristi, Tuhan tidak saja
hanya hadir, tetapi ‘tinggal’ di dalam kita sehingga kita pun
diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalam kehidupan
Ilahi, yakni kehidupan Yesus Sang Putera bersama Allah Bapa
dan Roh Kudus. Jadi itulah mengapa Ekaristi menjadi
“sumber” hidup kita karena Kristus telah memberikan Tubuh

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 17


dan Darah-Nya sebagai makanan dan minuman yang
memberikan kita kehidupan baru dan kekuatan untuk
mencapai kesempurnaan kasih yang diajarkan oleh iman
Kristiani, yaitu ‘mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama’. Di
sini kita disadarkan bahwa hidup kita tidak berpusat pada diri
kita sendiri, namun ada yang menjadi “sumber” dari hidup
kita, yang mengalir yang menghidupkan dan menyelamatkan
kita, dan itu adalah Allah sendiri. Dengan kesadaran ini, tentu
kita akan berjuang agar kita semakin dekat dengan Sang
Sumber agar kita dapat terus hidup.
Apa artinya Ekaristi sebagai “Puncak”?
Selain itu, Ekaristi menjadi “puncak” karena di sana terungkap
seluruh peristiwa penyelamatan kita dalam pengorbanan
Kristus, mulai sejak Ia menetapkan Ekaristi pada Malam
Perjamuan Terakhir, sengsara dan wafat-Nya di kayu salib,
hingga kebangkitan-Nya. Oleh karena itulah dalam Ekaristi
menjadi “Paskah-Paskah kecil” yang terus kita kenang dan
rayakan. Dan juga, setiap kali kita ikut merayakan Ekaristi,
sesungguhnya kita melihat cerminan liturgi surgawi dan
kehidupan kekal di mana Allah meraja di dalam semua (lih.
KGK 1326). Tak hanya itu, dalam Ekaristi kita pun
dimampukan dan dilayakkan untuk turut mempersembahkan
diri kita kepada Allah. Dan inilah yang menyebabkan Ekaristi
menjadi begitu agung karena dalam Ekaristi kita ikut serta
dalam karya penyelamatan Allah. Keikutsertaan kita memper-
satukan kita dengan Allah semakin memuncak ketika kita
menerima Tubuh dan Darah Kristus. Dan berkat Tubuh dan
Darah Kristus yang kita terima, membuat kita menjadi
semakin menyerupai Kristus dalam iman dan pengharapan
kepada Allah serta kasih kepada sesama.
Oleh karena itulah, Ekaristi menjadi “sumber” kita untuk
hidup dan mencapai “puncak” hidup iman Kristiani yang
18 |Menuju Keluarga yang Ekaristis
semakin bersatu dan menyerupai Kristus. Dan dengan demi-
kian tanpa Ekaristi, kita nggak hidup.

F. AKSI dan PENEGUHAN


Ibarat ikan yang membutuhkan air untuk tetap hidup, kita pun
membutuhkan sumber hidup rohani, yakni Ekaristi agar jiwa
kita tetap hidup dan semakin bersemangat menjalaninya
dengan optimis dan penuh syukur. Karena Ekaristi adalah
sumber nutrisi bagi jiwa kita maka kita perlu menjadikan
Ekaristi sebagai bagian penting hidup kita, bahkan, puncak
hidup kita. Kita perlu mempersiapkan diri kita secara layak
agar kita mampu menimba kesegaran rohani dari Ekaristi.
Mari kita upayakan hal-hal berikut ini:
1. Menyediakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan
diri. Jangan sampai kita berlama-lama menyibukkan diri
dengan hal-hal yang tidak perlu sehingga datang mepet
saat Misa atau sampai-sampai kita datang terlambat.
2. Jadikan waktu Misa menjadi waktu khusus kita dengan
Allah, jadi, kosongkan segala kegiatan lain saat kita
menentukan waktu Misa kita dan matikan HP kita saat
Misa agar kita tidak terganggu.
3. Usahakan datang ke gereja 20 menit sebelumnya dan
sediakan waktu 10-15 menit untuk hening berdoa dan
mempersiapkan batin.
4. Jika ada dosa berat yang mengganjal di hati, beranikanlah
diri untuk mengaku dosa lebih dulu agar kita benar-benar
layak menerima Komuni Kudus.
5. Setelah selesai misa, jangan langsung keluar tetapi tetap-
lah duduk dan hening untuk meresapi dan mensyukuri
pengalaman Perayaan Ekaristi yang baru saja kita ikuti.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 19


Nah, meskipun sekarang kita mengikuti Misa online, kita juga
masih perlu mempersiapkan diri kita:
1. Persiapkan tempat yang layak di rumah atau kamar kita
sebagai altar kita, dengan lilin dan salib di atasnya;
2. Silakan salah satu anggota keluarga memimpin untuk
hening sejenak atau berdoa mempersiapkan hati untuk
misa. Anggaplah kita akan menerima tamu yang sangat
istimewa dan tamu itu adalah Yesus sendiri;
3. Setelah selesai misa, jangan langsung bubar, silakan
bersama-sama meresapkan dan saling berbagi
pengalaman yang telah didapatkan selama mengikuti misa
(entah lewat bacaan, homili, komuni batin, dsb.) supaya
daya rahmat Ekaristi yang kita ikuti dapat semakin
meresap dalam hidup keluarga kita.

6. DOA PENUTUP
Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur atas berkat
penyertaanMu melalui pertemuan ini. Kami mohon, sertailah
kami yang hendak menghidupi Ekaristi sebagai sumber dan
puncak iman kami sebagai umat kristiani. Curahkanlah Roh-
Mu agar membimbing kami sekeluarga untuk hidup seturut
dengan kehendak kasih-Mu sebagaimana keluarga kudus
putera-Mu. Semua ini kami haturkan dengan pengantaraan
Kristus Tuhan kami. Amin.

7. LAGU PENUTUP
Aku Bersyukur PadaMu
Ku bersyukur pada-Mu ya Tuhan berkat EkaristiMu
yang menjadi santapan jiwa dan memuaskan dahaga

20 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


Ku bersyukur pada-Mu ya Tuhan berkat EkaristiMu
yang jadi kekuatan iman wartakan cinta Tuhan.

Kasih-Mu agung selalu menghantar aku padaMu


memahami kehendak-Mu untuk membawa damaiMu
Kasih-Mu agung selalu cahaya lubuk hatiku
dalam setiap langkahku melaksanakan firmanMu.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 21


PERTEMUAN 3
MAKAN BERSAMA DALAM CINTA KASIH
(Ekaristi: Kenangan akan Karya Keselamatan Allah)

TUJUAN
Peserta diajak untuk menyadari bahwa Ekaristi adalah
perayaan cinta kasih Allah yang menyelamatkan melalui
Putera-Nya Yesus Kristus, sehingga peserta semakin mampu
menghidupi dan mewujudkan rahmat cinta kasih itu dalam
kehidupan sehari-hari di tengah keluarga.

KERANGKA DASAR
Tuhan Yesus pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil
roti dan sesudah mengucap syukur atasnya; Ia memecah-
mecahkannya dan berkata: “Inilah TubuhKu yang diserahkan
bagi kamu; perbuatlah ini sebagai kenangan akan Aku.” (ay.
23b-24). Perjamuan malam terkahir Tuhan Yesus bersama
para murid-Nya merupakan momen terindah yang dialami
para murid karena pada malam itu Tuhan Yesus menyatakan
cinta kasih-Nya dengan memberikan (mengorbankan) diri-
Nya. Pada malam itu juga, Yesus juga mengajarkan kepada
para murid untuk senantiasa hidup saling melayani, saling
mengasihi (peristiwa pembasuhan kaki). Yesus berpesan agar
para murid dan kita yang juga adalah para murid Kristus
mengenangkan peristiwa itu bukan semata-mata mengulangi
apa yang diperbuat oleh Yesus tetapi untuk menimba cinta
kasih dari Sang Sumber agar kita pun mampu menghidupi
cinta kasih itu dalam kehidupan sehari-hari.

22 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


Pertemuan yang ke-3 ini mengajak kita untuk menyadari
bahwa setiap kali kita merayakan Ekaristi berarti merayakan
cinta kasih Allah, dan karena kita menerima cinta kasih itu kita
dipanggil untuk hidup dalam kasih.

RAHMAT YANG DIMOHON


Agar mendapatkan kesadaran yang mendalam bahwa dalam
setiap perayaan ekaristi aku menerima rahmat cinta kasih
Allah dan disatukan dengan seluruh jemaat.

A. LAGU PEMBUKA
Andaikan Aku Pahami (PS. 661)
Andaikan aku pahami bahasa semuanya
hanyalah bahasa cinta kunci setiap hati
Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih

Andaikan aku lakukan yang luhur dan mulia


jika tanpa cinta kasih hampa dan tak berguna
Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih

B. DOA PEMBUKA
Allah Bapa sumber cinta kasih sejati, kami bersyukur atas
rahmat kasih-Mu yang sungguh besar bagi hidup kami. Dalam
kasih Engkau telah menghimpun kami sebagai keluarga dan
selalu hadir dalam perjalanan keluarga kami. Kami mohon,
bimbinglah agar kami mampu menghadirkan kasih dalam
keluarga kami, dan doronglah kami agar mau memberikan diri
kami untuk berbagi kasih kepada sesama kami. Demi Yesus
Kristus, Tuhan, dan Juru selamat kami. Amin

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 23


C. INSPIRASI KITAB SUCI (1 Kor 11:23-26)
23Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima

dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia


diserahkan, mengambil roti 24dan sesudah itu Ia mengucap
syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku!" 25Demikian juga Ia mengambil
cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah
perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah
ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan
Aku!" 26Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia
datang.

D. RENUNGAN
Perjamuan malam terkahir Tuhan Yesus bersama para murid-
Nya merupakan momen terindah yang dialami para murid
karena pada malam itu Tuhan Yesus menyatakan cinta kasih-
Nya dengan memberikan (mengorbankan) diri-Nya. Pada
malam itu juga, Yesus juga mengajarkan kepada para murid
untuk senantiasa hidup saling melayani, saling mengasihi.
Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus
menegaskan bahwa merayakan kembali perjamuan Tuhan
bukan semata-mata mengulangi atau bernostalgia dengan apa
yang diperbuat Yesus tetapi mewartakan cinta kasih Allah
yang besar melalui Yesus Kristus (ayat.26). Dengan
merayakan Ekaristi kita menimba cinta kasih dari Sang
Sumber sekaligus diingatkan akan panggilan kita sebagai
murid-murid Kristus yang telah menerima cinta kasih, yaitu
untuk menghidupi dan mewujudkan cinta kasih dalam

24 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


kehidupan sehari-hari. Maka pertanyaan permenungan bagi
kita adalah:
▪ Apakah aku sadar bahwa setiap kali ikut perayaan Ekaristi
aku juga mengenangkan bagaimana Tuhan memberikan
dirinya hingga wafat di salib untuk penebusanku?
▪ Apakah aku sudah memberikan diriku bagi kepentingan
keluargaku ?

E. AKSI dan PENEGUHAN


Perjamuan malam terakhir Yesus bersama para murid
menjadi suatu peristiwa penting yang bermakna mendalam.
Dalam kehidupan kita sehari-hari sering digunakan sebagai
sarana untuk mengungkapkan syurku, membangun komuni-
kasi, membangun persaudaraan, dan mengungkapkan
ketulusan hati. Ketika salah satu anggota keluarga ada yang
merayakan ulang tahun seringkali dirayakan dengan makan
bersama. Ketika ada kerabat berkunjung rasanya tidak
lengkap kalau tidak diajak makan bersama. Dalam makan
bersama orang menjadi lebih mudah terbuka, selain itu dalam
makan bersama kita dapat merasakan kasih dan ketulusan.
Untuk mewujudkan cinta kasih dalam kebersamaan keluarga,
baik jika kita mengupayakan hal-hal berikut:
▪ Mulailah untuk menetapkan suatu waktu untuk makan
bersama setiap hari. Misal, apabila tidak bisa setiap kali
makan bisa bersama-sama minimal mungkin saat pagi
atau malam hari ketika anggota keluarga berkumpul.
▪ Awalilah dan tutup makan bersama dengan doa, dan
buatlah tugas secara bergiliran siapa yang menyiapkan dan
membereskan (saling melayani).

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 25


F. DOA PENUTUP
Allah yang maha kasih, kami bersyukur atas teladan Yesus
PutraMu yang mengobankan dirinya bagi kami. Kami mohon
berkatilah kami agar kami dapat menghidupi semangat Yesus
dalam hidup keluarga kami melalui makan bersama di dalam
cinta kasih sehingga kami dapat menimba kekuatan baru
untuk melayani sesama dalam cintaMu. Demi Yesus Kristus
PutraMu Tuhan dan juru selamat kami. Amin

G. LAGU PENUTUP
Pujian Kepadamu, Tuhan (PS. 432)
Pujian kepada-Mu, Tuhan,
Kau jadi santapan yang ilahi.
Dikaulah tumpuan harapan
sumber kes'lamatan yang abadi.
Tinggallah bersama umat-Mu,
teguhkan iman, harap, kasihnya;
kuatkanlah dengan rahmat-Mu
dalam mewujudkan amanat-Mu.
Di tengah kehidupan ini yang sarat susah dan duka lara,
Dikaulah kekuatan kami teman setia untuk selamanya.

26 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


PERTEMUAN 4
BERKUMPUL BERSAMA DAN BERSYUKUR
(Ekaristi Membangun Kebersamaan)

TUJUAN
Peserta semakin menghayati bahwa Ekaristi adalah perayaan
syukur bersama seluruh Umat Allah, sehingga peserta
memiliki semangat hidup bersama dan turut serta dalam
membangun kebersamaan sebagai anggota Gereja.

KERANGKA DASAR
Ekaristi berasal dari kata ‘eucharistein‘ yang artinya “syukur”,
yaitu syukur atas karya keselamatan Allah bagi manusia
melalui Yesus Kristus. Keselamatan Allah diterima oleh
banyak orang tidak hanya oleh kita sendirian atau beberapa
orang saja, maka Ekaristi merupakan perayaan syukur
bersama seluruh umat Allah. Ekaristi menjadi kesempatan
untuk berjumpa dengan Tuhan dan sesama umat beriman.
Ekaristi membawa kita pada semangat hidup Bersama. Setiap
kali kita merayakannya kita dikumpulkan, mengucap syukur
bersama, dan kita semua mendapat bagian “dalam roti yang
satu itu” (1Kor:17). Melalui pertemuan yang ke-4 kita diajak
untuk merefleksikan kembali bahwa kita adalah anggota
tubuh Kristus, sehingga kita semakin mampu saling merasa-
kan, saling memperhatikan kebutuhan, dan saling mendukung
anggota tubuh yang lain.

RAHMAT YANG DIMOHON


Agar semakin menyatu dalam persekutuan umat dalam kasih.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 27


A. LAGU PEMBUKA
Hatiku Gembira, Tuhan (PS. 435)
1. Hatiku gembira Tuhan, Engkau datang padaku
Hatiku gembira Tuhan, Engkau datang padaku
2. Hadirlah dekatku Tuhan, jangan tinggalkan daku
Hadirlah dekatku Tuhan, jangan tinggalkan daku
3. Jadikanlah kami Tuhan, putra-Mu yang setia
Jadikanlah kami Tuhan, putra-Mu yang setia

B. DOA PEMBUKAAN
Allah Bapa Yang Maha Kasih, syukur kami panjatkan
kehadirat-Mu karena kami dapat berhimpun kembali sebagai
keluarga untuk merenungkan Sabda-Mu. Kami mohon,
kobarkanlah semangat cinta kasih dalam hati kami masing-
masing, agar kami mampu saling menjaga kebersamaan, dan
mampu menghadirkan sukacita dalam keluarga kami. Demi
Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin

C. INSPIRASI KITAB SUCI (1 Kor 10:15-17)


15Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang
bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
16Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita

ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?


Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan
dengan tubuh Kristus? 17Karena roti adalah satu, maka kita,
sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua
mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

28 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


D. RENUNGAN
Ekaristi membawa kita pada semangat hidup Bersama. Setiap
kali kita merayakannya kita dikumpulkan untuk mengucap
syukur bersama. Kebersamaan kita dalam Ekaristi adalah
bentuk kesatuan sebagai anggota Gereja, sebagai tubuh mistik
Kristus. Santo Paulus menegaskan tentang kesatuan kita
sebagai tubuh Kristus dalam Ekaristi, yaitu ketika kita
menerima Komuni Suci yang dipecah-pecah dan dibagi-
bagikan kita menerima tubuh Kristus yang satu. Kita menjadi
satu dalam Kristus, dan kita bagian dari tubuh Kristus itu.
Oleh karena kita adalah anggota tubuh Kristus, maka sudah
seharusnya kita saling merasakan, saling memperhatikan
kebutuhan, saling mendukung anggota tubuh yang lain, dan
saling menjaga agar tubuh itu tetap satu tidak tercerai
beraikan.
Keluarga adalah Gereja kecil, kita dihimpun sebagai tubuh
Kristus dalam keluarga. Adakah aku satu dengan yang lain
dalam keluarga saling membenci? Adakah jika salah satu
anggota keluargaku sakit aku juga ikut merasakan? Apakah
saat aku mengikuti perayaan Ekaristi, aku merasakan semua
yang hadir adalah bagian dari hidupku?

E. AKSI dan PENEGUHAN


Semangat hidup bersama dalam kesatuan sebagai anggota
tubuh Kristus bisa kita mulai dari keluarga kita, misalnya:
membangun komunikasi yang baik agar saling mengatahui
apa yang sedang menjadi pergualatan masing-masing anggota
keluarga, menentukan waktu kebersamaan, saling berdamai
apabila terjadi konflik, dan lain sebagainya.
Sebagai upaya mewujudkan semangat kebersamaan sebagai
Gereja dalam keluarga kita, mari kita melakukan hal berikut:

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 29


1. Tentukan suatu waktu untuk berkumpul bersama anggota
keluarga pada malam hari untuk saling bercerita tentang:
▪ Peristiwa apa saja yang menggembirakanku selama
satu minggu ini?
▪ Apa saja yang menjadi kekhawatiranku belakangan
ini?
2. Setelah masing-masing anggota keluarga bercerita,
tutuplah dengan doa malam bersama:
▪ Syukuri rahmat-rahmat yang telah diterima
▪ Mohon kekuatan dan bimbingan Tuhan untuk langkah
hidup masing-masing anggota keluarga

F. DOA PENUTUP
Allah Bapa yang Maha Kasih, kami bersyukur karena Engkau
telah mempersatukan kami dalam Gereja-Mu. Bantulah kami
agar kami dapat saling melayani dan dengan tulus hati
menjaga persaudaraan dalam keluarga dan sesama kami.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin

G. LAGU PENUTUP
Tuhan, Kau Gembala Kami (PS. 542)
1. Tuhan, Kau Gembala kami, tuntun kami domba-Mu;
kami mohon menikmati hikmat pengurbanan-Mu.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kami ini milik-Mu.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat kami ini milik-Mu.

2. Kau Pengawal yang setia, Kawan hidup terdekat,


jauhkan kami dari dosa panggil pulang yang sesat.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, karuniakanlah berkat.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, karuniakanlah berkat.

30 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


TEMA 5
PERGILAH, KAMU DIUTUS!
(Memperoleh Cuma-Cuma, Memberi Cuma-Cuma)

TUJUAN
Peserta diajak untuk membagikan kabar sukacita hidup
kepada sesama karena sebagai umat Allah, kita lebih dulu
diberi hidup oleh Allah yang telah dirayakan melalui perayaan
Ekaristi Kudus.

KERANGKA DASAR
Ekaristi adalah Perjamuan Tuhan yang memperingati
perjamuan malam yang diadakan oleh Kristus bersama
dengan murid-murid-Nya. Sebagai orang Katolik kita wajib
merayakan Ekaristi sebagai puncak iman kristiani. Ekaristi
yang kita rayakan ialah untuk mengenangkan peristiwa akan
kurban Yesus yang rela mati demi menebus dosa umat
manusia.
Dalam perayaan Ekaristi, kita diajak untuk mengucap syukur
dan melanjutkan karya perutusan Yesus dalam mewartakan
kabar sukacita. Kita semua diutus dan hal itu diperbaharui
dalam perayaan Ekaristi dimana di bagian akhir kita semua
mendapat berkat dan tugas perutusan dari Tuhan, Setelah kita
mendapatkan firman Tuhan dan menikmati Tubuh Kristus, di
akhir misa kita diutus untuk menceritakan kebaikan Tuhan
dalam kehidupan kita.

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 31


RAHMAT YANG DIMOHON

Agar lewat hidupku aku semakin mewartakan belas kasih


Allah.

A. LAGU PEMBUKAAN
Kau Dipanggil Tuhan Dijadikan Duta (PS. 683)
Ulangan:
Kau dipanggil Tuhan, dijadikan duta
Supaya hidupmu menyinarkan kasih-Nya
Ayat:
1. Berat memang tugasmu,
tetapi kau diberi rahmat.
2. Sang Kristus memikatmu,
tak’kan mampu kau menolak-Nya

B. DOA PEMBUKAAN
Allah Bapa yang Maha kuasa, kami bersyukur kehadiratMu
atas penyertaan dan berkat yang Engkau berikan untuk
keluarga kami. Bapa, pada hari ini kami akan mendengarkan
FirmanMu, semoga dengan Firman yang akan kami dengar
hari ini membuat kami selalu semangat dalam karya
perutusan ksbar sukacita yang kami wartakan untuk keluarga
dan sesama kami. Semua ini kami mohon kepadaMu dengan
pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin

C. INSPIRASI KITAB SUCI (Matius 10:5-8)


5Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan
kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bang-
sa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, 6melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat

32 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


Israel. 7Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah
dekat. 8Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;
tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah
memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah
pula dengan cuma-cuma.

D. RENUNGAN
Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk memberitakan
Kerajaan Surga. Kepada para Murid-Nya, Yesus berpesan
supaya mereka tidak menyimpang ke jalan bangsa lain.
Maksudnya, Tuhan Yesus ingin memberi fokus penugasan
kepada para Murid-Nya supaya mereka pergi kepada domba-
domba yang hilang yaitu orang-orang yang meninggalkan
Tuhan. Kepada mereka inilah Yesus menghendaki para murid
untuk mewartakan Kerajaan Surga.
Tuhan Yesus menasihati dan mengingatkan supaya para
Murid menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang
mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan. Semuanya
itu hendaknya dilakukan para murid dengan cuma-cuma
karena para murid memperolehnya juga dengan cuma-cuma
pula.
Sebagai murid Yesus zaman ini, kita diajak untuk mewartakan
kerajaan Allah dengan melakukan perbuatan kasih kepada
sesama karena segala sesuatu yang kita peroleh dari Allah itu
sifatnya cuma-cuma maka hendaknya kita juga memberi
dengan cuma-cuma.
Sebagai permenungan kita, apakah setiap kali selesai
mengikuti perayaan ekaristi aku sadar bahwa aku diutus untuk
mewartakan belas kasih? Adakah aku murah hati?

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 33


E. AKSI dan PENEGUHAN
Kasih Allah yang kita rayakan melalui Ekaristi, kita wujudkan
dengan hidup saling berbagi kasih kepada sesama yang
berawal dari keluarga kecil lalu kita wartakan kasih Allah itu
kepada sesama kita di manapun kita berada. Sebagai bentuk
perwujudan kasih di dalam keluarga, mari kita melakukan hal
berikut:
▪ Masing-masing anggota keluarga memberikan ungkapan/
bentuk kasih (perhatian, hadiah) kepada anggota satu
sama lain.
▪ Contoh: Anak mendoakan orang tuanya, Orang tua
menemani anak dalam mengerjakan tugas sekolah, suami
memberikan hadiah sederhana kepada istri atau sebalik-
nya.

F. DOA PENUTUP
Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur atas berkat
penyertaanMu melalui pertemuan ini. Kami mohon, sertailah
keluarga kami dalam mewartakan KerajaanMu semoga kami
selalu semangat untuk hidup berbagi satu sama lain dan
mampu menyalurkan berkat yang kami peroleh kepada
sesama kami di manapun kami berada. Akhirnya ya Bapa,
kami mohon semuanya ini melalui perantaraan Yesus Kristus
Tuhan kami. Amin

G. LAGU PENUTUP
Panggilan Tuhan (PS.682)
Panggilan Tuhan bagi umat-Nya, diatas bumi ciptaan-Nya,
Api cinta-Nya, nyala kasih-Nya, sumber semangat bagi kita.
Wartakan semangat cinta-Nya

34 |Menuju Keluarga yang Ekaristis


pada orang yang dambakan kasih-Nya.
Terpujilah Tuhan Allah yang telah mengutus Putra-Nya.

Sungguh berlimpah kasih Sang Bapa, kita dikurniai rahmat,


Kita semua telah dibangkitkan, dan disatukan dalam Tuhan.
Kita akan diberi tempat dalam surga,
mulia bersama-Nya,
Terpujilah Tuhan Allah karna kasih karunia-Nya

Bahan Katekese Keluarga 2021 | 35

Anda mungkin juga menyukai