Anda di halaman 1dari 26

BAHAN KATEKESE

“Cinta dan Persahabatan Sejati didalam Tuhan”

Tema                                       : Cinta dan Persahabatan yang Tumbuh didalam Iman


Judul                                       : Cinta dan Persahabatan Sejati didalam Tuhan
Model                                      : SCP (shared Christian Praxis)
Metode                                    : Ceramah, dialog/Tanya jawab, sharing.
Sasaran                                    : Remaja Katolik Stasi St. Vincentius Jenangan
Alokasi Waktu                        : 60 menit
Sarana                                     : LCD, Laptop, Video, Teks Lagu Video
Sumber Bahan Katekese         : Kitab Suci dan Internet

I. Pemikiran Dasar
                    

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh mejadi dewasa. Masa remaja ini sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga golongan
dewasa atau tua. Jadi masa remaja ini merupakan masa peralihan dari masa
anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. Pad amasa ini remaja mengalami masa pertumbungan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk
badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
telah matang. Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa yang ditandai
dengan perubahan-perubahan cepat pada jasmani yang bersamaan dengan
matangnya organ seks, yang selanjutnya dikuti oelh perkembangan pisikis yang
meliputi perubahan emosi dengan melepaskan diri dari ikatan orang tua ketika
anak harus dapat berdiri sendiri. Perkembangan kecerdasan dan kepribadian
terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan siri dalam masyarakat.
Sebagai Remaja tentunya sangatlah membutuhkan cinta dari orang-orang
disekitar dan juga sangat membutuhkan teman atau sahabat. Karena dimasa
remaja ini seseorang masih sangat labil didalam emosi dan dimasa remaja ini
juga seseorang akan mudah terpengaruh karena dia belum bisa sepenuhnya
mengerti tentang mana yang baik dan mana yang buruk untuk hidupnya karena
pemikirannya masih labil dan belum bisa berpikir dewasa. Maka dari itulah
sebagai seorang remaja sangat membutuhkan cinta dan perhatian dari orang-
orang di sekitarnya seperti orang tua, guru, dan teman-temannya.
Cinta dan persahabatan tentulah saling berhubungan erat karena
terjadinya persahabatan itu pasti karena ada rasa cinta kepada sesama. Cinta
dalam hal ini tidak selau menuju pada hubungan pria dan wanita (Pacaran) tapi
lebih kepada orang-orang yang ada disekitar baik itu keluarga, guru, teman-
teman/sahabat, dan lain-lainnya. Tentunya kata-kata cinta ini bukanlah hal yang
asing didengar apalagi didalam dunia remaja. Jadi dalam konteks ini kita tidak
bisa hanya melihat cinta dengan cara pandang yang sempit, terkadang didalam
kalangan remaja mereka memandang cinta sebagai sebuah ungkapan perasaan
suka yang ditujukan kepada lawan jenisnya. Cinta mempunyai banyak makna dan
arti bahkan Kitab Suci juga menunjukan bahwa cinta/kasih itu berasal dari Allah.
Didalam Kitab Suci dikatakan “Allah adalah kasih”, cinta adalah salah satu cirri
utama dari Allah. Demikian juga Allah telah menganugrahkan kita dengan
kapasitas/kemampuan untuk mencintai, karena kita diciptakan menurut gambar-
Nya. Pada  Yohanes 15:12 mengatakan “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu
salaing mengasihi, seperti aku telah mengasihi kamu.” Dari perikob ini sangat jelas
bahwa Allah meminta agar kita salaing mengasihi satu dengan yang lain.
Sebagai remaja tidak cukup jika hanya memiliki cinta, namun seorang
remaja juga haruslah memiliki sahabat yang usia dengannya. Bagai mana bisa
seseorang mencintai jika dia tidak memiliki orang lain untuk dicintainya. Karena
didalam Kitab Suci saja kita diajak untuk mengasihi sesama kita manusia, bukan
hanya orang tua atau keluarga saja. Sebagai remaja tentunya tidak bisa hidup
sendiri tanpa ada teman/sahabat yang bisa mendengarkan dan mengerti
keadaan kita, karena dimasa remaja kita lebih terbuka kepada sahabat kita dari
pada kepada orang tua kita. Persahabatan adalah salah satu karunia hidup yang
besar. Sahabat sejati membawa kebaikan yang tertinggi bagi sahabat-
sahabatnya, dengan maksud supaya mereka bisa mengenal Allah dan
mengasihinya dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran mereka. Sahabat sejati juga
bersedia melakukan hal-hal yang dapat membahagiakan sahabat-sahabatnya
meskipun ia harus mengorbankan waktunya, atau bahkan hal-hal yang ia senangi.
Bahkan dalam Kitab Suci Tuhan Yesus bersabda Yohanes 15:13-15 “Tidak ada
kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuprintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba
tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat,
karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah
Kudengar dari Bapa-ku.” Dari perikob ini Yesus menjadi contoh yang sempurna
mengenai sahabat sejati, karena Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk sahabat-
sahabat-Nya.
Jadi dalam dunia remaja cinta dan persahabatan itu tidak bisa dipisahkan,
karena antara cinta dan persahabatan itu salah terkait. Tidak ada persahabatan
yang tumbuh tanpa cinta didalamnya. Sebagai remaja Katolik seharusnya sadar
bahwa didalam persahabatan itu ditanamkan cinta yang begitu dalam, Yesus
telah menjadi teladan bagi kita yaitu dengan memberikan nyawa-Nya untuk kita.
Dengan teladan Yesus ini sebagai remaja Katolik haruslah membangun
persahabatan yang sejati didalam Kristus dengan selalu ada untuk sahabat-
sahabatnya, memberikan penguatan ketika sahabatnya mulai menjauh dari
Tuhan, member penghiburan ketika sahabatnya sedang bersedih, dan membantu
sahabatnya ketika menghadapi masalah. Itulah artipersahabatan Katolik menjadi
malaykat untuk sahabat-sahabatnya.
    II.            Tujuan

a.       Peserta dapat mengerti arti cinta dan persahabatan sejati didalam Tuhan.
b.      Peserta dapat meneladani Yesus sebagai contoh sahabat sejati.
c.       Peserta dapat membuat niat-niat baru untuk menjadi sahabat sejati/ malaykat
untuk sahabat-sahabatnya yang seiman dialam Kristus.
 III.            Langkah-langkah

1.      Pengantar
(fasilitator member sapaan sebelumsebelum memulai katekese)
      Selamat pagi teman-teman yang terkasih dalam Tuhan. Bagaimana kabarnya
hari ini? Semoha selalu sehat dan selalu berada dalam lindungan Tuhan. Pada
pagi ini kita haruslah bersyukur kepada Tuhan, atas segala rahmat-Nya hingga
kita bisa berkumpul bersama di tempat ini. Pada kesempatan ini saya mengajak
teman-teman semua untuk berdinamika bersama dalam kegiatan katekese
dengan tema “Cinta dan Persahabatan yang Tumbuh didalam Iman.” Saya juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman semua karena sudah
berkenan hadir dan mau meluangkan waktuknya untuk berdinamika bersama
pada hari ini. Sehubungan dengan tema kita hari ini tentunya, kata cinta dan
persahabatan ini tidaklah asing lagi bagi teman-teman dan semuanya pastilah
sudah mempunyai sahabat. Teman-teman sebelum kita memulai kegiatan kita
hari ini, mari kita menyanyikan lagu “Persahabatan Bagai Kepompong” bersama-
sama.

“Persahabatan Bagai Kepompong”


Dulu kita sahabat, dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar matahari
Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauh dariku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat mejadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na……
Semua yang berlalu, biarlah berlalu
Seperti hangatnya matahari
Siang berganti malam, sembunyikan sinarnya
Hingga dia bersinar lagi
Dulu kita melangkah berjauh-jauhan
Kau jauh dariku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
Namun karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupi-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong
Ke pom pong
Na na na na na….

2.      Doa Pembukaan
Marilah kita siapkan hati untuk berdoa (hening sejenak)
P : Dalam Nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
U : Amin
      Selamat pagi ya Bapa, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu karena atas
berkat dan rahmat-Mu kami bisa berkumpul di tempat ini dengan keadaan sehat.
Kami mohon berkatilah acara kami hari ini dari awal, pertengahan, hingga akhir.
Semuanya berjalan dengan lancar dan baik. Kami mohon kepada-Mu Bapa agar
didalam kehidupan ini kami semakin mencintai sesama kami dengan tulus dan
selalu membangun persahabatan yang sejati didalam nama-Mu. Curahkan lah
pula Roh Kudus Mu didalam pertemuan kami ini agar apa yang menjadi
pembahasan kami hari ini bermanfaat untuk masa depan kami dan untuk
pertumbuhan iman kami akan Dikau. Dan  Doa dan permohonan ini kami
haturkan kepada-Mu ya Tuhan, dalam perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus
yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. (Amin)
1.      Pengantar ke langkah 1 (Langkah Nol)
(fasilitator menayangkan sebuah video yang berkaitan dengan persahabatan
sejatiuntuk menghantar peserta sampai kepada tema yang akan dibahas)
Video tentang “Arti Sahabat”
Pertanyaan panduan pendalaman pengalaman peserta:
1.      Teman- teman yang terkasih apa yang menarik dari pengalaman di dalam video
tersebut? Apakah teman-teman pernah mengalami hal yang sama?
2.      Didalam video tersebut, bagaimana seorang sahabat menunjukan rasa cintanya?
Lamau selama ini bagaimanakah teman-teman menunukan rasa cinta kepada
sahabat?
2.      Langkah 1 : Pengungkapan pengalaman factual
a.       Pengantar
Teman-teman yang terkasi saya yakin kita semua yang ada disini pasti
mempunyai sahabat, entah itu sahabat di sekolah maupun yang ada di
lingkungan kita seperti sahabat di perkumpulan kita ini. Video yang telah kita lihat
tadi menceritakan tentang persahabatan yang mana seorang gadis itu awalnya
tidak perduli terhadap teman-temannya, namun setelah dia mendapatkan
masalah yaitu ketika pacarnya selingkuh dengan orang lain dan ketika pacarnya
itu mengatakan bahwa kamu itu bukan siapa-siapa, dia mulai menyerah dan
bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Namun temannya yang seorang berusaha
untuk menghalangi niatnya itu, akhirnya gadis itu sadar bahwa hidup itu bukan
hanya milik kita sendiri kita harus bisa berbagi dan memberikan perhatian kepada
orang lain salah satunya sahabat yang selalu ada bersama kita. Pada
kesempatan ini saya ingin mengajak teman untuk mengungkapkan pengalaman
yang pernah dialami dalam kehidupan bersahabat, entah itu pengalaman
menyenangkan maupun pengalaman menyakitkan.
b.      Pengungkapan pengalaman
(Fasilitator kemudian memberikan pertanyaan panduan, untuk membantu peserta
mengungkapkan pengalaman yang dialami dalam persahabatan).
Pertanyaan Panduan
         Teman-teman yang terkasih terkadang kita mengabaikan sahabat kita dan lebih
memilih hal yang lainnya. Coba teman-teman ceritakan apakah pernah di
tinggalkan oleh sahabatnya? Dan bagaimana teman-teman memaknainya?
         Bagaimana pengalaman teman-teman dalam menjalin persahabatan, terutama
dengan teman yang seiman?
c.       Kesimpulan
(setelah peserta mengungkapkan pengalamannya, pemandu memberikan
kesimpulan dari sharing peserta)
Melalui pengalaman yang telah kita dengarkan tadi, tentunya didalam
membangun sebuah persahabatan yang sejati itu tidaklah mudah dan didalam
persahabatan tidak selamanya akan baik-baik saja. Pastinya didalam proses kita
akan mengalami banyak masalah dan percekcokan yang akan membuat
persahabatan itu pelan-pelan luntur dan rusak jika kita tidak mampu
mempertahankannya. Maka dari itu banyak persahabatan yang awalnya bai-baik
saja, seiring berjalannya waktu persahabatan itu berantakan karena adanya
permasalahan. Hal ini terjadi tentunya karena setiap pribadi yang menjalin
persahabatan itu masih mengutamakan rasa egoismenya yang tinggi, tidak ada
yang mau mengalah hingga akhirnya persahabatan itu berantakan. Namun jika
kita memiliki rasa cinta yang besar, sikap rendah hati, dan pemaaf. Maka
seberapa besarpun masalah/perkelahian yang terjadi didalam persahabatan itu
pasti akan bisa dilewati dan diselesaikan dengan baik.
3.      Langkah II : Refleksi Kritis Terhadap Pengalaman Faktual
a.       Pengantar :
Teman-teman yang terkasih, kita telah mendengarkan sharing dari saudari-
saudara kita sekarang saya mengajak teman-teman untuk kembali mendalami
pengalaman-pengalaman yang telah disampaikan tadi.
 (Fasilitator memberi pertanyaan panduan untuk mendalami pengalaman dengan
tanya-jawab dan setelah itu juga memberikan peneguhan).
b.      Pertanyaan Panduan
         Menurut teman-teman apa arti persahabatan yang sesungghnya?
         Pernahkah teman-teman memberikan perhatian ketika sahabat teman-teman
mulai tidak mau lagi mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja?
         Selama ini bagaimanakah teman-teman membangun persahabatan yang
menumbuhkan kebersamaan didalam iman?
c.       Kesimpulan
(Setelah sharing pengalaman,  pemandu menyimpulkan point-point yang telah
didapat pada langkah 2)
      Jadi teman-teman didalam membangun sebuah persahabatan itu diperlukan
cinta yang tulus, sebuah perhatian, pengorbanan, dan rasa kesetia kawanan, jika
kita tidak menanamkan rasa ini didalam diri kita masing-masing tentunya
persahabatan itu tidak akan mempunyai arti dan makna bagi kita maupun bagi
sahabat kita. Dan melalui persahabatan juga kita bisa membantu teman-teman
kita yang pada awalnya jarang mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja, kita
sebagai sahabat seiman mengajak dan memberikan perhatian kepada teman-
teman kita yang mempunyai sifat seperti ini untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
yang bisa menumbuhkan imannya. Kitalah yang bisa membantu teman-teman
kita ini, jangan sampai teman-teman kita meninggalkan imannya karena jarang
mengikuti kegiatan-kegiatan di Greja, maka dari itu kita sebagai sahabat yang
seiman hendaknya bersama-sama membantu teman-teman kita agar semakin
mendekatkan diri kepada Tuhan.

4.      Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Semakin


Terjangkau
(Fasilatator membacakan teks dari Kitab Suci)
            Teman-teman yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman-
pengalaman kita, untuk selanjutnya kita akan mendalami ajaran Kitab Suci
tentang persahabatan. Karena kita ini hidup bukan hanya untuk diri kita saja,
namun kita juga harus bisa hidup untuk orang lain terutama untuk orang-orang
yang ada di sekitar kita khususnya sahabat seiman kita yang ada di Stasi St.
Vincentius Jenangan ini. Karena Tuhan Yesus sendiri rela memberikan nyawa-
Nya untuk kita yang Dia anggap sahabat-Nya. Maka dari itu teman-teman terkasih
Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang baik untuk kita, jadi hendaknya kita
sebagai Orang Muda Katolik bisa menjadi sahabat yang baik untuk teman-teman
kita yang seiman dengan kita, jika kita tidak memberikan nyawa kita kepada
sahabat kita seperti yang dilakukan Yesus untuk kita. Maka kita sebagai seorang
sahabat sekaligus murid Yesus hendaklah kita memberiakan rasa pedulu dan
perhatian kepada sahabat-sahabat kita yang seiman ketika mereka memiliki
masalah. Maka dari itu mari kita bersama-sama membaca Kitab Suci:
Yohanes 15:11-17
11
 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada didalam kamu dan
suka citamu menjadi penuh. 12 Iniah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling
mengasihi, seperti aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar
dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-
sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba
tidak tau, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat,
karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah
Kudengar dari Bapa-Ku. 16          Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang
memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya amu pergi dan
menghasilkan buah dan buah mu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada
Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu:
Kasihilah seorang akan yang lain.
(Setelah mendengarkan bacaan injil tadi fasilitator memberi pertanyaan kepada
peserta agar peserta lebih mendalami bacaan Kitab Suci tersebut.)
1.      Bagian mana yang paling menarik?
2.      Melalui bacaan Kitab Suci ini, apa yang mau Tuhan sampaikan kepada kita?
3.      Apakah kita sudah menjadi sahabat seperti yang dilakukan Yesus?
(Penegasan dari Fasilitator)
Setelah kita membaca dan mendengarkan bacaan Kitab Suci hari ini,
tentunya banyak hal baru yang kita dapatkan dalam sebuh persahabatan. Dimana
di dalam Kitab Suci Tuhan Yesus mendefinisikan arti persahabatan sejati dari
Yohanes 15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seerti Aku
telah mengasihi kamu.  Dari bacaan Kitab Suci ini sudah jelas bahwa Tuhan
Yesus telah memberikan perintah kepada kita untuk saling mengasihi sebagai
sesama saudara seiman, memang terkadang di dunia yang semakin maju ini
sangatlah susah bagi kita untuk bisa saling mengasihi sesama kita, karena kita
selalu sibuk dengan urusan dan diri kita sendiri saja jadi tidak ada waktu bagi kita
untuk bisa saling mengasihi dan memberikan perhatian. Seperti tema kita pada
hari ini cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman, maka dari itu
bacaan Yohanes 15:12 ini sangatlah memberikan pandangan untuk kita agar kita
bisa saling mengasihi kaena kaisih itu juga sama dengan cinta jadi dengan kita
mengasihi artinya kita juga mencintai saudara kita terutaman didalam
persahabatan kita di perkumpulan kita sebagai orang muda katolik ini, hendaknya
kita bisa saling berbagi kasih antara satu dengan yang lain, yaitu dengan belajar
perduli kepada sahabat-sahabat kita yang sudah mulai menjauh dan tidak
bergabung lagi bersama kita dialam perkumpulan kita.
Pada Yohanes 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih
seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Dari ayat ini juga
kita belajar bahwa sebuah persahabatan itu bukan lah hal yang biasa-biasa saja
yang hanya sekedar menyapa atau karena kenal saja, namun didalam sebuah
persahabatan kita seharusnya bisa memberikan apa yang bisa kita berikan
kepada sahabat kita ketika sahabat kita memerlukan pertolongan kita. Bahkan di
dalam ayat ini juga Tuhan Yesus memberikan nasehat bahwa tidak ada kasih
yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabar-sahabatnya. Jadi didalam sebuah persahabatan itu memang diperlukan
sebuah pengorbanan, jika kita tidak bisa melakukan hal yang besar untuk
sahabat kita setidaknya kita bisa memberikan sesuatu  yang kecil yang bisa
membuatnya merasa bahwa kita menggap kehadirannya, seperti kita relalu
mengorbankan waktu kita untuk mendengarkan curhat sahabat kita yang sedang
menghadapi masalah, membantu sahabat kita ketika memerlukan pertolongan
kita, dan memberikan masukan atau nasehat ketika sahabat kita sudah mulai
jarang ke Gereja. Karena itu merupakan salah satu pengorbanan kita untuk
sahabat kita. Namun itulah kelemahan kita saat ini jangankan mengorbankan
nyawa kita mengorbankan waktu kita untuk mendengarkan curhat teman kita
saja terkadang kita tidak ada waktu. Karena kita selalu egois dan hanya
mementingkan kepantingan kita saja, hal seperti inilah yang akan membuat
sebuah persahabatan emnjadi hancur karena tidak adanya kebersamaan dan
perhatian antara satu sama lain. Bahkan terkadang kita sering menceritakan
kesalahan sahabat kita kepada yang lain, dan menjauhinya ketika kita melihat
sahabat kita sudah jarang bersama-sama lagi denga kita didalam kebersan.   
             Dan pada Yohanes 15: 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab
hamba tidak tau, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu
sahabat, Aku telah memberitahukan kepada Kamu segala sesuatu yang telaha-Ku
dengar dari Bapa-ku. Maksud dari ayat ini sudah jelas bahwa Tuhan Yesus
memberitahukan kepada kita supaya kita salang memberi kasih kepada sahabat
kita.perintah ini ditujukan kepada kita agar kita semua sebagai orang muda
katolik yaitu generasi penerus Gereja bisa saling bersatu dan tumbuh didalam
iman Katolik yang, rukun, kompak, salang peduli antara yang satu dengan yang
lain. Buka saling menjatuhkan karena jika kita tidak bersatu untuk menciptakan
persahabatan yang baik dan penuh kasih, tentulah perkumpulan kita sebagai
orang muda katolik ini pelan-pelan akan hancur dan sedikit demi sedikit tanpa
kita sadari teman-teman kita yang pada awalnya besama-sama dengan kita
seiman dengan kita pelan-pelan akan menjauh dan meninggalkan imannya
karena dia tidak merasa nyaman berada bersama kita didala kebersamaan yang
kita lakukan walaupun sebenarnya tujuan dari kebersamaan itu sendiri untuk
mepertumbuh iman kita, dia tidak akan tertarik lagi karena dia sudah merasa
tidak ada kenyamanan dilam perkumpulan kita itu.
            Kita juga dapat meilihat didalam Kitab Suci persahabatan Yesus bersama
dengan murid-murid-Nya. Yesus dikenal bukan karena koneksinya dengan orang-
orang kaya dan terkemuka, melainkan karena menjadi sahabat orang-orang kecil
dan yang dipandang hina. Yesus tidak berfokus pada kesalahan sahabat-
sahabatnya yang loyal dan Ia bertindak demi kepentingan mereka. Sebagai
contoh, Ia berdoa kepada Bapa-Nya agar melindungi mereka sewaktu dicobai.
Yesus hidup dan mati demi sahbat-sahabat-Nya, Yesus menyerahkan kehidupan-
Nya sebagai pernyataan kasih ”tidak seorang pun mempunyai kasih yang lebih
besar dari pada ini,” kata Yesus, ”bahwa seorang meyerahkan jiwa-Nya demi
kepentingan sahabat-sahabat-Nya” (Yoh 15:13). Yesus telah meberikan contoh
membangun persahabatan sejati melalui persahabatan-Nya bersama para murid.
Kita juga bisa melihat persahabatan Daud dan Yonatan 1 Samuel 18:1
”Ketika Daut habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa
Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.” didalam bacaan ini kita
bisa melihat kasih antara keduanya begitu erat dan tidak bisa dipisahkan lagi,
kesetiaan Yonatan terhadap Daut begitu dalam, bahkan saat Saul ayahnya  ingin
membunuh Daut. Yonaten berpihak pada Daut daripada Saul ayahnya. Yonatan
mencintai Daut seperti dirinya sendiri, hendaknya kita bisa menjalin persahabatan
seperti Daut dan Yonatan ini. pada Amsal 17:17 ”Seorang sahabat menaruh kasih
setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Dari ayat ini
mengajarkan kita untuk selalau memberikan kasih kepada sahabat kita karena
seorang sahabat bukanlah lagi orang lain bagi kita melainkan saudar bagi kita.
Jadi ketika kita menjalin sebuah persahabatan itu kita juga sudah membangun
sebuah keluarga baru. Memang terkadang untuk mencari sahabat sejati itu
tidaklah mudah, maka dari itu untuk dapat teman yang baik kita harus menjadi
teman yang baik juga bagi orang lain. Bagaimana mungkin kita bisa menjalin
persahabatan yang baik jika kita sendiri tidak bisa menjadi sahabat yang baik
bagi orang lain. Jika kita menginginkan sebuah persahabatan yang sejati di
dalam iman, maka kita harus bisa menjadi sahabat yang baik bagi orang lain, kita
harus menanamkan didalam diri kita sendiri untuk bisa menjadi pribadi yang baik
untuk sahabat kita.
              Maka dari itu tema-teman marilah kita besama membangun sebuah
persahabatan yang penuh dengan, cinta, kedamaian, pengertia, dan pengorbanan
dialam perkumpulan kita ini, yang tentunya semakin memupuk iman kita kepada
Yesus Kristus. Hendaknya kita juga bisa berbagi cinta kapada sahabat kita,
karena berawalnya persahabatan itu dimulai dari rasa cinta yang mendalam. Jika
didalam persahabatan tidak ada rasa cinta antara satu salam lain maka
persahabatan itu tidak akan ada artinya, dan sebuah persahabatan itu juga
hanyalah sebatas perkumpulan yang hanya saling memanfaatkan. Dari rasa cinta
yang mendalamlah kita akan membentuk sebuah persahabatan yang sejati yan
tumbuh didalam iman, karena cinta itu, murah hati, lemah lembut, saling
memaafkan. Jika kita sudah bisa menanamkan bentuk-bentuk cinta itu didalam
diri kita masing-masing tentunya kita bisa membangun persahabatan yang sejati
itu, karena didalam membangun persahabatan dipperlukan juga rasa cinta yang
mendalam.
Jadi teman-teman yang terkasih mulai dari sekarang marilah kita
menciptakan suasana yang baru didalam perkumpulan ini, kita belajar perduli
pada teman-teman kita yang sudah jarang ikut bersama-sama dengan kita
didalam perkumpulan kita, membuat sebuah pertemuan yang mana saling
menyemangati didalam mempertahankan iman ditengan dunia yang
moderenisasi ini. Kita ciptakan persahabatan yang menghangatkan yang
membuat kita dan sahabat kita merasanyaman dan yakin bahwa Tuhan Yesus
selalu hadir ditengah-tengah perkumpulan kita ini, dengan seperti itu kita pelan-
pelan akan tumbuh didalam iman akan Yesus Kristus. Karena persahabatan
sejati itu harus selalu mencintai antara satu sama lain, rasa memiliki yang kuat
terhadap sahabat kita harus kita tanamkan didalam diri kita masing-masing.

5.      Langkah IV : Interpretasi Dialeksi antara Praksis dan Visi dengan Tradisi dan
Visi Kristiani
a.       Pengantar :
Teman-teman yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman kita dan
berdialog tentang pengalaman kita dengan kaitannya dengan Kitab Suci.
(Fasilitator menanyakan beberapa hal yang diperoleh setelah mendapatkan
peneguhan dari Kitab Suci).
b.      Pertanyaan :
Teman-teman yang terkasih, saya ingin mengajak teman-teman semua bersiskusi
bersama dari beberapa pertanyaan berikut:
         Pengetahuan baru apa yang teman-teman peroleh setelah memahami isi ajaran
Tuhan?
         Poin-poin penting apa yang bisa teman-teman dapatkan?
c.       Peneguhan dari fasilitator
Teman-teman yang terkasih melalui pengalaman dan bacaan Kitab Suci
membangun sebuah persahabatan yang sejati itu sangatlah penting dialam
perkumpulan kita sebagai orang yang minoritas ini. Karena dengan perkumpulan-
perkumpulan seperti inilah yang akan memupuk iman kita untuk selalu setia
kepada iman akan Yesus Keistus. Didalam persahabatan itu sendiri kita harus
bisa menciptakan kanyamanan kepada sahabat-sahabat kita tentunya relasi yang
baik yang harus terus kita pupuk dengan cinta dan kasihlah kita menciptakan
semuanya itu. Kita belajar untuk tidak selalu mementingkan kepentingan kita
sendiri saja ketika kita bersama-sama dengan sahabat-sahabat kita, kitika kita
besama-sama dengan sahabat kita hendaknya kita juga memberikan waktu
kepada sahabat kita bukan malah sibuk sendiri dengan kesibikan kita masing-
masing. Karena Tuhan Yesus sendiri telah menjadi teladan yang baikbagi kita
dalam membangun persahabatan yaitu bahkan Dia rela mengorbankan nyawa-
Nya untuk kita sahabat yang dikasihinya. Bahkan Tuhan Yesus juga
menginginkan kita untuk saling mengasihi didalam nama-Nya, maka dari itu
teman-teman yang terkasih marilah kita mulai menyadari dan berusaha
membangun persahabatan yang sejati didalam perkumpulan kita ini agar melalui
perkumpulan ini pula kita bisa laing menguatkan didalam iman akan Yesus
kristus.
6.      Langkah V : Keterlibatan Baru Demi semakin Terwujudnya Kerajaan Allah di
Dunia.
a.       Pengantar
(Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan tindakan yang nyata dan
memberikan beberapa pertanyaan untuk mengarahkan peserta agar bisa membuat
niat-niat baru secara kongkrit)
Teman-teman yang terkasih setelah kita mendalami pribadi lebih dalam,
sekarang marilah kita bersama-sama membangun niat baru untuk membangun
persahabatan yang lebih baik lagi demi kebersamaan dan pertumbuhan iman kita
kepada Tuhan Yesus Kristus. Niat-naiat kita ini akan kita laksanakan secara
pribadi sebagai aksi lanjut kita dalam pertemuan hari ini khususnya dalam
membangun cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman.
b.      Pertanyaan :
         Sikap-sikap seperti apakah yang akan kita tanamkan didalam diri kita untuk
memupuk rasa cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman?
         Rencana/aksi nyata apa yang akan teman-teman wujudkan untuk membangun
persahabatan dengan teman-teman di Stasi St. Vincentius Jenangan ini?
c.       Penegasan dari Fasilitator :
Teman-teman yang terkasih, kita telah membaca Kitab Suci dan bahkan
telah membuat niat baru dalam membangun sebuah persahabatan yang sejati di
dalam iman. Sahabat itu bukan orang yang selalu kemana-mana bersama tapi
sahabat adalah orang yang selalu ada untuk sahabatnya. Seorang sahabat selalu
datang menghibur sahabatnya ketika sahabatnya bersedih, selalu membantu
menyelesaikan masalah sahabatnya ketika sahabtnya mempunyai masalah,
selalu memberikan masukan ketika sahabatnya mulai kehilangan arah hidup,
selalu bemberikan pintu maaf kepada sahabatnya ketika sahabatnya berbuat
salah, dan selalu, dan selalu ada untuk sahabatnya ketika dia membutuhkan kita.
Itulah sebuah persahabatan sejati saling membutuhkan bukan hanya sekedar
bersama-sama namun lebih kepada kesetianan yang mendalam. Kita hidup butuh
sahabat dan butuh untuk saling mencintai. Karena dengan sahabatlah kita juga
akan merasakan artinya hidup dalam sebuah kebersamaan yang tentunya selalu
memberikan rasa cinta yang akan membuat hidup kita berarti, jika didalam
kehidupan ini kita tidak memiliki orang lain sebagai sahabat tentunya hidup kita
itu terasa kurang berarti dan hampa. Karena Yesus sendiri saja didalam hidupnya
memiliki sahabat yaitu paea Rasul yang selalu ada bersama-sama dengan-Nya,
dan tentunya dengan persahabatan juga kita akan merasakan cinta yang begitu
tulus tanpa cinta tidak akan ada persahabatan yang sejati. Karena cinta kepada
sesama adalah hal yang menarik, ketika kita mampu mencintai sesama berarti
kita mampu mencintai diri sendiri.

7.      Penutup
a.       Teman- teman yang terkasih pada hari ini kita telah bersama-sama mendalami
sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman. Kita sebagai remaja Kotolik
hendaknya selalu membangun sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman,
karena Tuhan Yesus juga telah memberikan pesan-pesan yang baik melalui Kitab
Suci yang telah kita baca hari ini. Hendaklah kita bisa saling peduli,
memperhatikan, berbagi dan menjaga teman-teman kita. Karena kita sebagai
orang muda Katolik diharapkan bisa salang mencintai antara satu sama lain dan
membangun persekutuan yang tumbuh didalam iman. Saya mengucpakan
banyak terimakasih kepada teman-teman semua yang telah berkenan hadir
dalam mengikuti proses katekese hari ini, saya juga minta maaf jika selama
proses ini ada tingkah laku atau tutur kata saya yang salah dan semoga Tuhan
selalu melindungi dan menyertai perkumpulan kita sebagai Orang Muda Katolik di
Stasi St. Vincentius Jenangan ini.
b.      Doa Penutup
Teman-teman yang terkasih marilah kita siapkan hati untuk berdoa: Dalam nama
Bapa dan Putra dan Roh Kudus (Amin)
Ya Tuhan puji dan syukur kami haturkan mepada-Mu atas setiap rahmat dan
berkat-Mu dalampertemuan kami hari ini, semoga apa yang telah menjadi
pembahasan kami hari ini bisa kami terapkan di dalam kehidupan kami sehari-hari,
semoga kami juga bisa semakin setia dalam menjalin persahabatan kami di dalam
perkumpulan kami OMK Stasi Jenangan ini, semua doa dan permohonan ini kami
haturkan melalui perantaraan Putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan
berkuasa kini dan selama-lamanya. Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
(Amin).
c.       Lagu Penutup
”DALAM YESUS KITA BERSAUDARA”
Dalam Yesus kita bersaudara (3x)
Sekarang dan selamanya
Dalam Yesus kita bersaudara
      Dalam Yesus ada cinta kasih (3x)
      Sekarang dan selamanya
      DALAM Yesus ada cinta kasih

“Hari ini Ku Rasa Bahagia”


Hari ini kurasa bahagia, berkumpul
Barsama saudara seiman.
Tuhan Yesus t’lah satukan kita,
Tanpa memandang di antara kita.
Bergandengan tangan dalam kasih,
Dalam satu hati berjalan
dalam terang kasih Tuhan.
Kau sahabatku, kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita (2x)

”Jalan Serta Yesus”


Jalan serta Yesus
Jalan serta-Nya setiap hari
Jalan serta Yesus
Serta Yesus s’lamanya
      Jalan dalam suka, jalan dalam duka
      Jalan serta-Nya setiap hari
      Jalan dalam suka, jalan dalam duka
      Serta Yesus s’lamanya

KATEKESE REMAJA

A.    IDENTINTITAS KATEKESE
         Tema                 : Meneladan Bunda Maria
         Judul                 : Setia pada kehidupan menggereja seperti Bunda Maria  
         Waktu               : + 60 Menit 
         Model                : Katekese Umat
         Metode              : Cerita, Tanya jawab, menggali pengalaman 
         Sumber Bahan  : Kitab Suci

B.     GAGASAN DASAR
Bunda Maria adalah salah satu sumber teladan dalam kehidupan beriman
orang Kristiani. Salah satu teladan yang diteladankan oleh Bunda Maria
adalah nilai kesetiaan. Kesetiaan ini adalah kesetiaan Bunda Maria kepada
kehendak Allah. Mulai dari Bunda Maria menerima kabar hingga memangku
jenazah Yesus di bawah kayu salib merupakan suatu rangkaian perjuangannya
untuk setia pada kehendak Allah.
Kesetiaan kepada kehendak Allah ini menjadi keutamaan atau nilai yang
harus dimiliki oleh orang kristiani. Kesetiaan ini pun dapat
diwujudnyatakan  dalam kesetiaan untuk terlibat secara aktif dalam
kehidupan menggereja. Untuk membangun kesetiaan semacam ini bukan
merupakan suatu hal yang mudah. Perlu banyak usaha yang dilakukan agar
umat memiliki kesetiaan dalam hidup menggereja.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
pembinaan iman kepada umat melalui katekese. Katekese yang dilakukan ini
lebih terarah untuk menumbuhkan kembali semangat umat agar mau terlibat
aktif dalam kehidupan menggereja.  
Sasaran dari katekese ini adalah kaum remaja, di mana mereka sebagai
generasi penerus Gereja perlu dilibatkan secara aktif dalam kehidupan
menggereja. Harapan ke depannya mereka memiliki iman yang dewasa serta
dapat menggembangkan Gereja di mana pun mereka tinggal nantinya. Sambil
meneladan kesetiaan Bunda Maria, para remaja diajak untuk setia kepada
tugasnya untuk terlibat aktif dalam kehidupan menggereja.

C.    TUJUAN KATEKESE
Tujuan dari katekese ini adalah:
1.      Menyadarkan kaum remaja akan tugas dan kewajibannya untuk terlibat aktif
dalam kehidupan menggereja.
2.      Mengembangkan sikap setia menjalankan tugas seperti yang telah
diteladankan oleh Bunda Maria dalam diri kaum remaja
3.      Membuat suatu aksi konkrit keterlibatan hidup menggereja di dalam
kelompok remaja.

D.    LANGKAH-LANGKAH
1.      Langkah Pertama: Pembukaan
a.      Lagu pembuka: Dengarkanlah Maria (PS. 632)
Pemandu mengajak peserta mengawali rangkaian katekese dengan lagu
pembuka.
Dengarkanlah Maria terima salamku
Dengan pujian syukur serta nyanyianku
Terpilihlah engkau, terpanggilah engkau
Menjadi bunda Yesus, Sang Juru s’lamatku
Dengan sebulat hati kau t’rima tugasmu
Menjadi bunda Yesus, sang Juru S’lamatku
Terpujilah engkau di s’luruh dunia,
Engkau tetap setia selama hidupmu

b.      Tanda Salib - Doa Pembuka


Setelah selesai menyanyikan lagu pembuka, pemandu mengajak peserta
untuk membuat tanda salib dan berdoa.
Doa pembuka
Allah Bapa yang mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu karena bekat
dan kasih-Mu yang selalu menyertai kami. Kami bersyukur pula karena
Engkau telah memberikan Bunda Maria sebagai teladan kami. Semoga kami
selalu dapat meneladan Bunda Maria, agar selalu setia dalam tugas kami
sebagai anggota Gereja-mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

c.       Pengantar
Pemandu menyampaikan pengantar yang berisi maksud dan tujuan
diadakannya katekese ini.
Pengantar: Teman-teman yang terkasih, bulan Mei dikenal sebagai bulan
Maria. Secara khusus Gereja mengajak seluruh umat untuk meningkatkan
devosinya kepada Bunda Maria yang merupakan ibu dari Tuhan kita Yesus
Kristus. Bunda Maria memberikan banyak sekai teladan kepada kita, hayo
kira kira apa saja teldan yang diberikan oleh Bunda Maria kepada kita? Ya
memang benar Bunda Maria telah banyak memberikan teladan kepada kita,
mulai dari kesabaran, kesetiaan, ketaatan. Kita tahu bahwa Bunda maria
sangat setia pada Allah dan tugas yang diberikan kepadanya, yakni menjadi
ibu dari Tuhan Yesus. Bunda Maria setia menemani Yesus dari menggandung-
Nya wafat-Nya di salib. Maka kita hari ini, melalui teladan Bunda maria akan
sama-sama belajar untuk setia dalam menjalankan tugas kita sebagai orang
katolik.

2.      Langkah Kedua: Belajar dari Pengalaman


a.      Membaca Cerita
Kemudian peserta diajak untuk membaca cerita di bawah ini. Pertama
secara bersama dan kedua secara pribadi.

" Setia pada segala perkara "


Alkisah ada tiga orang pekerja yang sedang bekerja membangun
sebuah bangunan yang besar, lalu datanglah seseorang anak muda dan
bertanya kepada ketiga orang tersebut. Anak muda itu mendekati orang yang
pertama dan bertanya, “Apa yang sedang anda lakukan di sini pak?” Pekerja
pertama menjawab, "saya sedang menata batu-batu ini untuk menjadi sebuah
tembok, sebenarnya saya malas dengan pekerjaan saya ini kalau ada peluang
ataupun pekerjaan yang lebih baik saya akan cepat-cepat keluar dari tempat
yang menjemukan ini "
Lalu anak muda itu mendatangi pekerja yang kedua dan menanyakan
pertanyaan yang sama, “Apa yang sedang anda lakukan di sini pak?” Pekerja
kedua menjawab : "saya sedang mencari nafkah di tempat ini. Lumayanlah
untuk membuat dapur rumah saya agar tetap dapat selalu mengebul "
Setelah mendapatkan jawaban dari pekerja yang kedua itu anak
muda tersebut pun mendatangi orang yang terakhir atau orang yang ketiga
dan tetap menanyakan pertanyaan yang sama, “Apa yang sedang anda
lakukan di sini pak?” Sang orang terakhir itu pun menjawab "Saat ini saya
sedang menjadi bagian dari sebuah sejarah yang besar bagi kehidupan saya
pribadi dengan ikut serta membangun sebuah gedung yang besar ini, saya
akan selalu berusaha memberikan setiap sentuhan terbaik yang saya miliki
agar tercipta sebuah bangunan yang kokoh dan sempurna dari sentuhan
tangan saya ini. Kelak apabila bangunan ini telah rampung secara
keselurahan, saya akan mengajak anak-anak saya kesini, saya akan berkata
kepada mereka bahwa di balik bangunan yang megah ini ada sentuhan tangan
ayahnya, sentuhan yang membuatnya lebih sempurna"

b.      Mendalami Cerita
Setelah membaca cerita, pemandu mengajak peserta untuk mendalami
cerita dengan beberapa pertanyaan. Peserta diajak untuk mengsharingkan
jawaban mereka.
1.      Menurut teman-teman, apa yang menarik dari cerita di atas?
2.      Dari jawaban ketiga pekerja di atas, jawaban mana yang paling mengesan?
Mengapa?
3.      Siapakah kira-kira yang sungguh setia dalam pekerjaannya? Mengapa dan
bagaimana bentuk kesetiaanya?
4.      Sebagai kaum muda apakah teman-teman juga punya pengalaman setia,
terhadap sebuah tugas (di sekolah, di rumah atau di Gereja?
5.      Peran atau tugas apa yang pernah kamu terima untuk melayani Tuhan dalam
pertemuan lingkungan/ ibadat sabda/ ekaristi? Ceritakan!

3.      Langkah Ketiga: Belajar dari Kitab Suci


a.      Membaca Perikop Kitab Suci
Pemandu mengajak peserta untuk menerangi kisah di atas dengan sabda
Allah. Pemandu dan peserta membaca Perikop Kitab Suci di bawah ini:

Pemberitahuaan tentang Kelahiran Yesus (Luk 1: 26-39)


Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah
kota di Galilea bernama Nazaret, 27. kepada seorang perawan yang
bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama
perawan itu Maria. 28. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata:
“Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” 29. Maria
terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti
salam itu. 30. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab
engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31. Sesungguhnya engkau
akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia Yesus. 32. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak
Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya
takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33. dan Ia akan menjadi raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan
berkesudahan.” 34. Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu
mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” 35. Jawab malaikat itu
kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan
disebut kudus, Anak Allah. 36. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,
iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah
bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37. Sebab bagi Allah
tidak ada yang mustahil.” 38. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah
hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu
meninggalkan dia.

b.      Mendalami Perikop kitab Suci


Pemandu mengajak peserta untuk mendalami perikop Kitab Suci di atas
dengan beberapa pertanyaan. Peserta diajak untuk mengsharingkan
jawaban mereka.
1.      Menurut teman-teman ayat mana yang menarik dari perikop di atas?
Mengapa?
2.      Bagaimana tanggapan Bunda Maria ketika ia menerima tugas untuk menjadi
Ibu Tuhan?
3.      Di bagian mana Bunda Maria menunjukan kesetiaan akan tugasnya?
4.      Mari kita baca ayat 38. Menurut teman-teman sebagai orang muda teladan
apa saja yang bisa teman-teman petik dari bunda Maria. Jika melihat peranan
sebagai anggota Gereja saat ini?
4.      Langkah Keempat: Penegasan
Setelah mendalami perikop kitab suci di atas, pemandu memberikan
penegasan kepada peserta.
Kita sebagai anggota Gereja pasti pernah menerima baptisan. Baptisan
yang kita terima menjadikan kita sebagai anggota Gereja. Sebagai anggota
Gereja itu kita memiliki tugas untuk bersama terlibat secara aktif dalam
kehidupan menggereja. Tugas-tugas yang biasanya diberikan kepada setiap
anggota menggereja adalah panca tugas Gereja sendiri. Panca tugas Gereja itu
antara lain adalah liturgia (menguduskan), koinonia (bersekutu), kerygma
(mewartakan), diakonia (melayani), dan martiria (kesaksian).
Sebagai Remaja Katolik pun kita juga memiliki tugas untuk terlibat aktif
dalam kehidupan menggereja. Kita tidak boleh menjadi pasif, namun sebisa
mungkin menjadi umat katolik yang aktif. Kita dipanggil Tuhan untuk selalu
berkarya. Kita dipanggil untuk mengembangkan Gereja di wilayah kita.
Jika mengingat cerita di atas tentang tiga orang pekerja, kita melihat
bahwa ketiga orang itu sama-sama bekerja dalam suatu pekerjaan yang sama.
Hal yang membedakan antara ketiga orang tersebut adalah cara mereka
bersikap untuk memaknai pekerjaan mereka. Dari ketiga pekerja ini kita
dapat belajar bagaimana kita memaknai kekatolikan atau baptisan yang telah
kita terima.
Orang pertama adalah seorang pekerja yang melakukan pekerjaannya
karena terpaksa. Dia tidak setia kepada pekerjaannya karena dia tergoda
untuk meninggalkan pekerjaannya jika mendapat pekerjaan yang lebih
menguntungkan. Pekerja pertama menggambarkan kepribadian seorang
katolik yang hanya dibaptis namun tidak tahu tugas dan kewajibannya sebagai
orang katolik. Orang macam ini adalah orang gila yang tidak setia pada janji
yang telah diucapkannya. Mereka akan mudah tergoda untuk tidak terlibat
dalam kegiatan menggereja, bahkan mereka akan mudah tergoda untuk
berpindah agama karena adanya sesuatu yang lebih menarik.
Orang kedua adalah orang yang rajin melakukan pekerjaannya namun
tidak mengetahui apa maksud atau makna dari pekerjaan yang dilakukannya.
Orang ini mudah akan bosan karena tidak menghayati pekerjaannya.
Kesetiaannya hanya terbatas pada rutinitas. Orang kedua ingin
menggambarkan seorang katolik yang hanya pergi ke gereja, mengikuti doa,
dan kegiatan lainnya hanya sebatas sebagai kewajiban saja. Mereka tidak
memahami makna dari kegiatan yang dilakukannya. Mereka kurang bisa
menghayati kegiatan-kegiatan dalam kehidupan menggereja. Kesetiaan
mereka dalam hidup menggereja hanya sebatas rutinitas saja, tanpa mampu
memaknainya. Jika mereka bosan maka kesetiaan itu pun ikut sirna.
Orang ketiga adalah orang yang mengetahui tujuannya bekerja, mampu
memaknai pekerjaannya. Dia secara sadar dan teguh mengetahui
kewajibannya dan melaksanakannya dengan penuh penghayatan. Orang
ketiga ingin menggambarkan kepada kita sosok seorang katolik yang tekun
dan setia pada imannya, pada kewajibannya. Dia mampu memaknai setiap
kegiatan menggereja yang dilakukannya. Orang macam ini adalah orang yang
sungguh setia karena ia sungguh-sungguh memiliki motivasi dari dalam yang
kuat yang sulit digoyahkan.
Dari bacaan Injil tadi kita belajar dari Bunda Maria. Bunda Maria adalah
sosok yang sungguh-sungguh setia. Ksetiannya muncul karena ia menyadari
bahwa dia adalah hamba Tuhan, maka sebagai hamba Tuhan itu dia setia
pada kehendak Tuhan sendiri. Kesetiaan Bunda Maria bukan hanya sekedar
rutinitas, namun Bunda Maria sungguh menyadari bahwa ini merupakan
tugas mulia yang diberikan oleh Tuhan sendiri kepadanya. Bunda Maria setia
untuk menjadi Bunda Yesus dan menemani-Nya hingga wafat-Nya disalib.
Inilah bentuk kesetiaan luhur Bunda Maria.
Kita sebagai orang katolik pun diharapkan untuk memiliki kesetian
macam ini akan tugas kita. Bukan hanya melaksanakan tugas itu, namun juga
menghayatinya. Kita sebagai seorang katolik wajib setiap minggu pergi ke
Gereja, bahkan ikut ambil bagian dalam tugas. Namun tidak berhenti di situ
saja, kita perlu menghayti makna kita pergi ke Gereja, atau doa lingkungan
itu. Pergi ke Gereja bukan hanya sekedar untuk ikut ibadat atau misa, namun
kita hendak bertemu dengan Tuhan dan mendengarkan sabda-Nya. Jika kita
bertugas sebagai pemazmur, lector, atau koor kita bukan hanya sekedar
membaca atau bernyanyi, namun ada penghayatan yang lebih besar dari itu,
yakni untuk mewartakan sabda Tuhan sendiri dan memuji nama-Nya lewat
nyanyian yang kita nyanyikan.
5.      Langkah Kelima: Membangun Niat Baru
Pemandu kemudian mengajak peserta untuk membuat niat baru, dengan
beberapa pertanyaan berikut:
a.       Sebagai anggota Gereja, apa niat yang akan kamu lakukan untuk setia dan
terlibat aktif dalam kehidupan menggereja? Sebutkan tindakan nyatanya!

6.      Langkah Keenam: Doa Umat dan Bapa Kami


Pemandu mengajak peserta untuk mengungkapkan beberapa permohonan
berdasarkan niat yang telah dibuat. Setelah itu pemandu langsung
mengajak peserta untk mendoakan doa Bapa Kami.

7.      Langkah Katujuh: Penutup


Pemandu menutup rangkaian katekses dengan doa Tanggung Jawab dari
PS No. 145.
Allah sumber segala sesuatu, Engkau memberikan talenta untuk kami
kembangkan. Engkau memuji para hamba yang baik dan setia, yang dengan
penuh tanggung jawab memperkembangkan talenta yang mereka terima.
Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap Yesus, supaya kami
senantiasa ingat bahwa Ia begitu mangasihi kami, dan telah mempertaruhkan
nyawa-Nya demi kami. semoga kami selalu penuh tanggung jawab terhadap
panggilan kami sebagai orang beriman. Bantulah kami terus berusaha
menjadi orang beriman yang dewasa dan sungguh terlibat dalam persekutuan
jemaat, pewartaan, ibadat dan kesaksian serta pelayanan kepada masyarakat.
Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap diri kami sendiri, supaya
kami tidak menyia-nyiakan karunia yang Kau berikan kepada kami.
Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap orang tua, supaya kami
selalu berusaha berbuat yang terbaik guna membalas kasih sayang dan
pemeliharaan yang mereka lakukan terhadap kami.
Semoga kami bersikap tanggung jawab terhadap semua orang yang mendidik
kami, supaya semua pelajaran hidup yang mereka berikan dengan penuh
kesabaran tidak kami sia-siakan.
Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap teman-teman kami, supaya
kami tidak menghianati sikap persahabatan mereka.
Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap masyarakat, supaya kami
selalu berusaha menyumbang lebih banyak dari pada apa yang kami terima.
Ya Bapa, bantulah kami, supaya selalu mensyukuri apa yang sudah kami
terima, dan mempergunakan dengan sebaik-baiknya apa saja yang ada pada
kami demi Yesus, Tuhan kami. Amin

Kemudian pemandu mengakhiri kegiatan dengan lagu penutup dari PS.


635  “Perawan Pilihan Allah”

1.      Perawan Pilihan Allah, o Maria, kau t’rima rahmat berlimpah. O Maria


2.      Kausambut tugas nan suci, o Maria, mengandung Putra Ilahi, o Maria
4.      Engaku damping Sang Putra, o Maria, setia sampai Golgota O Maria
Ulangan: Doakanlah putramu di dalam tugas hidupnya di dunia

Katekese Remaja

KATEKESE REMAJA – UTS


“Keterlibatan Dalam Kegiatan Gereja”
IDENTIFIKASI
Kode Program             : 1.1
Poin                             : 6 (enam)
Tujuan                         :
1.    Remaja/OMK dapat memahami makna keterlibatan mereka di Gereja.
2.    Remaja/OMK belajar untuk saling melibatkan diri dalam kegiatan kebersamaan di Gereja.
3.    Agar remaja/OMK bisa menerapkan saling ambil bagian dalam kegiatan pelayanan di gereja.
Model                          : SCP
Metode                        : Presentasi dan Sharing
Sasaran                        : Remaja/OMK Stasi Santa Maria Caruban.
Hari – tanggal             : Sabtu, 25 Mei 2019
Alokasi waktu             : 90 Menit
Sumber                        : Kiatab Suci

I.     Gagasan Pokok
            Pada umumnya kaum muda sebagai tulung punggung dan ujung tombak bagi
perkembangan Gereja baik pada saat ini maupun masa yang akan datang. Kaum muda muda
adalah penentu segala sesuatu untuk memajukan Gereja dari zaman ke zaman. Kaum muda
merupakan saksi-saksi Kristus yang dapat diandalkan bagi masa depan dan perkembangan
Gereja. Tetapi mereka pula masih membutuhkan dorongan dan semangat dari Gembala-
gembala Gereja itu sendiri. Untuk itu kaum muda dewasa harus saling menjalin hubungan
persahabatan dan keakraban dengan kaum muda, dengan berusaha menjalin dialok dalm
kelompok-kelompok kecil dengan bertukar pikiran satu dengan yang lainnya, sehingga
mereka juga bisa menjadi teladan bagi kehidupan mereka di dalam lingkungan keluarga,
Gereja, maupun di dalam masyarakat dimana mereka berada.
            Maka dari itu kaum muda merupakan sosok yang sangat penting bagi perkembangan
Gereja, karena merekalah yang memiliki peran penting bagi kehidupan dan perkembangan
Geraja saat ini. Dimana ketika ada suatu persoalan yang melibatkan Gereja, kaum mudalah
yang harus ambil bagian dalam menyelesaikan pesoalan-persoalan dan tugas-tugas tersebut.
Seperti yang terjadi di stasi santa maria caruban, kaum muda atau omknya yang biasanya
selalu terlibat aktif dalam kegiatan di Gereja, sekarang seperti yang saya lihat bahwa mereka
sudah mulai jarang untuk ambil bagian dalam kegiatan Gereja, ini karena kurangnya
pendampingan bagi kaum muda yang ada di stasi santa maria caruban dan kurangnya
kepekaan dari mereka untuk berkumul bersama, maka dari itu pada sore hari ini saya
mengajak mereka berkumpul bersama untuk menguatkan mereka akan pentingnya
keterlibatan kaum muda/OMK bagi Gereja.

II.  Langkah-langkah
1.    PEMBUKAAN
a.    Lagu pembuka
(semua peserta diajak berdiri untuk tepuk dan menyanyikan lagu)
Tepuk Konsentrasi
Jangan Lelah
Jangan lelah
Bekerja diladangNya Tuhan
Roh Kudus yang b’ri kekuatan
Yang mengajar dan menopang
       Tiada lelah
Bekerja bersamaMu Tuhan
Yang selalu mencukuokan
Akan segalanya
Reff :
Ratakan tanah bergelombang
Timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun
Di atas dasar iman

b.   Doa Pembuka
(Doa dibawakan oleh salah satu OMK
Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyanyang, puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat-Mu atas setiap anugerah dan rahmat-Mu bagi kami dari pagi hingga sampai sore
ini. Ya Bapa pada sore hari ini anak-anak-Mu berkumpul bersama ditempat ini untuk
mendengarkan dan merenungkan sabda-Mu yang akan kami dengarkan nanti, semoga melalui
sabda-Mu yang akan kami dengarkan nanti semakin membuat kami semakin mengasihi-Mu
dan mengasihi sesama kami dan semakin aktif dalam kegiatan Gereja, ini semua kami mohon
ya Tuhan, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin
  
LANGKAH 0 = PEMUSATAN DAN PENYADARAAN PENGALAMAN
(Pemandu menjelaskan arah kegiatan katekese dan menjelaskan batasan-batasannya)
Ø Selamat sore teman-teman, bagaimana kabar teman-teman hari ini? Pada kesempatan kali ini
kita akan belajar bersama-sama, belajar mendalami pada tema “Kterlibatan Kaum Muda
dalam kegiatan Gereja”. Apakah teman-teman mengetahui pentingnya keterlibatan orang
muda di Gereja? Disini ada suatu cerita yang sangat menarik bagi saya, pada saat SD hingga
SMA saya mempunyai seorang adik sepupu yang sangat aktif dalam kegiatan Gereja, sejak
dari SD dia selalu terlibat aktif di Gereja, baik itu koor, lector, misdinar dan hamper semua
kegiatan dia ikuti. Bahkan dari SD dia menjadi koordinator misdinar hingga dia SMP. Dari
keterlibatannya ini membuatnya ketika masuk SMA ingin mewujudkan impiannya menjadi
seorang imam, hingga dia memutuskan untuk masuk seminari dan sekarang masih
melanjutkan di seminari tinggi di Malang. Dari sini keterlibatan kaum muda sangat
diharapkan bagi perkembangan Gereja. Dari sini saya juga mulai diajak sepupu saya untuk
bergabung menjadi anggota misdinar, disi pula saya merasakan bahwa dengan mengikuti
segala kegiatan yang berhubungan dengan Gereja membuat saya semakin mempunyai banyak
teman dan pembelajan dan juga pengalaman berelasi dengan orang lain.
Ø Dari cerita di atas pemandu mengajukan beberapa pertanyaan untuk membantu peserta dalam
penyadarannya.
Pertanyaan:
ü  Apa yang teman-teman ketahui tentang kaum remaja?
ü  Apa yang teman-teman ketahui tentang keterlibatan?
ü  Menurut teman-teman mengapa kaum muda perlu terlibat dalam kegiatan Gereja?

LANGKAH I = PENGUNGKAPAN PRAKTIS FAKTUAL


a)   Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, pada kesempatan ini kita telah mendengarkan
sharing dari beberapa teman kita. Dari sharing tersebut kita mendapat pengetahuan dan
pengalaman mengenai remaja yang berperan aktif dalam kegiatan Gereja.
b)   Pengungkapan Pengalaman
(Pembina kemudian memberikan pertanyaan panduan, untuk mebantu peserta
mengungkapkan pengalaman yang dialami dan ditemukan)
Pertanyaan:
ü  Pernahkah teman-teman ikut ambil dalam kegiatan Gereja?
ü  Kegiatan apa saja yang sudan teman-teman ikuti dan lakukan?
ü  Bagaimana cara teman-teman agar kegiatan yang ada di gereja bisa berjalan dengan lancar dan
baik?
(Pembina meminta peserta untuk mensharingkan pengalamannya satu persatu)

c)    Pemaknaan
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, baru saja kita telah mendengarkan cerita dan
pengalaman-pengalaman yang menarik dari kita dan untuk kita yang hadir disini. Dari
sharing teman-teman tadi tentu banyak pengalaman yang bisa kita ambil. Banyak teman-
teman yang memaknai dari kebersamaan dalam ambil bagian dari kegiatan Gereja. Dari sini
mungkin masih banyak yang belum bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan Gereja, karena
adanya kegiatan-kegiatan yang lain.
Memang dalam kehidupan sehari-hari kita memiliki kegiatan dan aktivitas-aktivitas
masing-masing, tetapi kita juga perlu menyadari bahwa dengan keaktiban kita di Gereja, kita
juga akan semakin banyak mendapatkan makna tersendiri. Dari itu pula kita harus mengajak
teman-teman yang lain untuk ikut ambil bagian dalama kegiatan tersebut.

LANGKAH II = REFLEKSI KRITIS PADA KOMUNIKASI PRAKSIS FAKTUAL


1)   Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, tadi kita sudah mendengarkan sharing dari teman-
teman kita. Kita pastinya juga memiliki gambaran akan tugas dan tanggungjawab kita sebagai
orang muda katolik, baik di lingkungan Gereja maupun di lingkungan masyarakat. Untuk itu
mari kita mendalami pengalaman di atas dengan beberapa pertanyaan berikut.
2)   Pendalaman Pengalaman
Pembina memberikan beberapa pertanyaan panduan untuk mendalami pengalaman melalui
tanya jawab.
ü  Apakah selama menjadi OMK di stasi, teman-teman sudah terlibat aktif dalam kegiatan
Gereja?
ü  Jika belum, apa yang membuat dan menjadi permasalahan teman-teman sehingga tidak bisa
ambil bagian dalam kegiatan Gereja?
ü  Apakah teman-teman tahu dampaknya bagi perkembangan Gereja jika OMK/ rekat tidak mau
terlibat?
ü  Apa yang menjadi permasalah teman-teman sehingga tidak bisa ambil bagian dalam
keterlibatan di Gereja?

3)   Pemaknaan
Dari ungkapan dan permenungan teman-teman tadi, masing-masing pengalaman teman-
teman yang hadir disini pasti dapat mengetahui betapa pentingnya keterlibatan kaum muda di
Gereja. Apalagi pada zaman sekarang ini banyak teknologi-teknologi yang canggih seperti
gejet dan lain sebagainya yang membuat kaum muda kurang terlibat di Gereja, itu karena
mereka lebih sibuk dengan kepentinga-kepentingan mereka masing-masing dengan asyik
bermain games dan aktivitas-aktivitas yang tidak bermanfaat bagi kehidupan mereka
kedepannya. Terkadang lebih banyak orang muda yang dikendalikan oleh gejet itu sendiri
bukan malah sebaliknya. Dari itu kerap kali mereka tidak sadar apa yang telah mereka
lakukan sehingga mereka kurang berperan aktif dalam kegiatan di Gereja.

LANGKAH III = MENGUSAHAKAN TRADISI DAN VISI KRISTIANI MENJADI


TERJANGKAU
a.    Pengantar
Teman-teman baru saja kita merefleksikan pengalaman kita yang benar-benar kita alami
dalam situasi hidup kita. Sekarang kita buka Kitab Suci dari Injil Matius 10:1-12.
(Pemandu meminta salah satu peserta untuk membacakan bacaan dari Kitab Suci)
“YESUS MENGUTUS TUJUH PULUH MURIDNYA”
(Matius 10:1-12)
        Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus

mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-
Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak , tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada Tuan yang mempunyai tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan
janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki
suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ
ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya.
Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan
minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat
upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah
kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan
sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan
Allah sudah dekat padamu. 10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu
tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 11 Juga debu
kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan  di depanmu; tetapi ketehuilah ini:
Kerajaan Allah sudah dekat. 12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan
tanggungannya dari pada kota itu.”

Demikianlah Injil Tuhan


Terpujilah Kristus

Merenungkan
       Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, berdasarkan ayat Kitab Suci yang baru saja
kita baca, marilah kita mernungkan dan merefleksikan kembali pengalaman-pengalaman
yang telah kita lalui, khususnya pengalaman mengenai tugas dan kewajiban kita sebagai
orang muda yang terlibat dalam kegiatan Gereja. Dalam injil Lukas telah direnungkan bahwa
Yesus mengutus para muridnya untuk pergi berdua-dua ke kota untuk melakukan suatu
pekerjaan yang menghasilkan berkat. Maka dari itu hendaklah kita sebagai generasi muda
seperti tujuh puluh murid yang diutus Yesus untuk melakukan suatu pekerjaan yang
menghasilkan tuaian yang baik. Banyak hal yang perlu kita kerjakan bagi Gereja, contohnya
menjadi anggota misdinar, lector, pemazmur, dirigen dan juga menjadi anggota paduan suara
di stasi caruban ini. Kerena sekarang ini kaum muda sangat dibutuhkan untuk ambil bagian
dalam segala kegiatan dan tugas yang berhubungan dengan Gereja. Oleh sebab itu kita
sebagai kaum muda harus memiliki semangat yang tinggi agar Gereja ini menjadi semakin
tumbuh dan berkembang.
       Teman-teman yang terkasih dalam Kristus. Kita adalah generasi muda dan generasi
penerus bagi kemajuan dan perkembangan Gereja. Kita sebagai kaum mudalah sebagai
harapan Gereja pada saat ini dan seterusnya. Jika kita melihat dari sekeling kita, terutama
kaum muda yang ada di caruban ini sangatlah minimalis atau sangat sedikit, terkadang ini
sangat memprihatinkan dan menjadi perhatian. Jika kita tidak ambil bagian dan terlibat aktif
di Gereja, maka siapa lagi? Harapan satu-satunya Gereja pada saat ini adalah kita kaum
muda, oleh sebab itu kita memiliki tugas yang berat demi perkembangan dan kemajuan
Gereja.
LANGKAH IV = INTERPERTASI DIALEKTIS ANTARA TRADISI DAN VISI
a.    Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, kita akan merenungkan tradisi dalam kehidupan
kita masing-masing. Untuk itu saya akan memberikan pertanyaan panduan reflektif dalam
beberapa pertanyaan dan silahkan teman-teman mendiskusikannya secara bersama-sama.
b.   Pertanyaan reflektif
Teman-teman yang terkasih mari kita bersama-sama mendiskusikan beberapa pertanyaan di
bawah ini:
ü  Setelah mendengarkan bacaan Kitab Suci tadi, hal baru apa yang dapat teman-teman lakukan
untuk masa depan dan perkembangan Gereja? Dan langkah-langkah apa yang akan teman-
teman lakukan supaya semakin terlibat aktif dan ikut ambil bagian dalam kegiatan di Gereja?

Refleksi Panduan
            Kita adalah generasi muda yang mempunyai semangat yang berkobar-kobar dan
generasi tua yang ada di stasi ini juga makin lama akan semakin lemah, kita sebagai generasi
muda sebagai penerus generasi tua sungguh-sungguh diharapkan demi kemajuan dan
perkembangan Gereja. Jika kita sebagai generasi muda tidak mempunyai semangat, maka
siapa lagi yang akan menjadi penerus demi perkembangan Geeja? Kita sebagai generasi
muda harus menyadari bhwa kitalah yang sekarang ini menjadi tulang punggung dan ujuk
tombak Gereja. Maka dari itu kita harus selalu ambil bagian dan terlibat aktif dalam setiap
kegiatan di Gereja.
            Kita boleh bersenang-senang dengan kegiatan dan aktivitas yang lain dan itu tidak
menjadi larangan untuk para kaum muda mencari kesenangannya. Tetapi dari pada hal itu
kita sebagai kaum muda harus selalu ingat akan tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang
muda katolik yang selalu memiliki perang penting bagi perkembangan Gereja. Kita sebagai
kaum muda yang tidak terlalu banyak jumlahnya di stasi caruban ini, hendaknya selalu
kompak dan bekerja sama, agar segala kegiatan yang ada di Gereja bisa berjalan dengan baik
dan lancar.
LANGKAH V = KETERLIBATAN BARU DEMI MAKIN TERWUJUDNYA
KERAJAAN ALLAH
(Pembina mengajak peserta untuk mengambil keputusan tentang bagaimana berdasarkan
rahmat Allah, peserta semakin terlibat aktif dalam kegiatan Gereja)
ü Setelah kita mengikuti kegiatan katekese ini, lalu bagaimana dalam membangun komitmen
untuk terlibat dalam kegiatan Gereja?
a.    Peneguhan
Teman-teman yang terkasih di dalam Kristus, semoga melalui katekese pada sore hari ini,
kita semakin mampu mengendalikan diri kita untuk selalu terlibat dalam kegiatan Gereja.
Kita sadar bahwa kita sangat dibutuhkan dan menjadi peran penting bagi kegiatan Gereja,
maka dari itu kita tidak bisa lepas dari tugas kita sebagai kaum muda kristiani, karena kita
sebagai murid-murid Kristus. Dalam hal ini kita juga harus mampu membagi waktu untuk
aktivitas kita sendiri dan waktu untuk Gereja dan Tuhan. Bacaan Injil Lukas tadi telah
mengingatkan dan mengatakan kepada kita, bahwa Tuhan juga bekerja dan terlibat di dalam
persoalan. Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus lebih semangat lagi seperti tujuh
puluh murid Yesus di utusnya berdua-dua kemasing kota yang akan dikunjungiNya.
III.   MEMBANGUN NIAT
Mengadakan pertemuan OMK setiap dua kali selama sebulan
IV.   DOA
     Marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita masing-masing secara sponta kepada
Tuhan, agar kita semakin terlibat aktif di Gereja.
(Setekah doa spontan pembimbing mengajak peserta untuk menyatukan doa yang diajarkan
oleh Tuhan Yesus sendiri, Bapa Kami yang ada di surga................)

V.  PENUTUP
a.    Doa Penutup
(Pembimbing mengajak teman-teman peserta kedalam suasana hening untuk mengakhiri
pertemuan dengan doa penutup yang di doakan oleh pemandu).
Tuhan yang baik, kami sangat bersyukur atas segala berkat dan kebaikan yang diberikan
kepada kami, sehingga proses kegiatan kami hari dari awal, pertengahan hingga akhir bisa
berjalan dengan baik dan lancar. Kami mohon ya Bapa, bantulah kami agar kami selalu setia
kepada-Mu dan setia kepada tugas kami demi kemajuan dan perkembangan Gereja. Semoga
dengan adanya pertemuan dan pembahasan hari ini kami semakin setia dan terlibat aktif di
Gereja. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang
selalu dan sepanjang segala abad, Amin.
Lagu Penutup
(Setelah doa penutup pemandu mengajak teman-teman peserta untuk bernyanyi bersama
lagu Perjalanan Gereja)
“Perjalanan Gereja”
Bila kita tatap jauh kemasa depan
Perjalanan kehidupan GEREJA
Kadang hati gelisah dan jadi cemas
Mungkinkah ada harapan yang cerah ho…
             Banyak manusia terperangkap materi
             Semakin tak perduli nilai cinta
             Damai dan keadilan semakin sirna
             Ditelan keegoisan pribadi
Reff..
Siapa akan memperbaikinya
Dan menegakkan masa depan cerah
Kita OMK-lah jadi harapan
Bunga dan kekuatan GEREJA
             GEREJA mengarungi lautan yang luas
Yang penuh ranjau-ranjau kehidupan
Yang siap merobohkan dan menghancurkan
Wajah GEREJA yang suci dan murni
Beck to Reff…

Anda mungkin juga menyukai