Anda di halaman 1dari 10

BAHAN KATEKESE

“Cinta dan Persahabatan Sejati didalam Tuhan”

Tema : lingkungan hidup

Judul : “Menjaga Dan Merawat Lingkungan Hidup


Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Atas Cinta Tuhan”

Metode : Ceramah, dialog/Tanya jawab, sharing.


Sasaran : Remaja Katolik SMPK AWAS HINGA
Alokasi Waktu : 60 menit
Sarana : LCD, Laptop, Teks Lagu Video
Sumber Bahan Katekese : Kitab Suci dan Internet

I. Pemikiran Dasar

Allah sebagai pencipta seluruh makhluk hidup telah memberi mandat kepada manusia untuk
menjaga alam dan seluruh isinya. Ia telah memberikan yang terbaik bagi manusia. Manusia
menerima mandat menaklukkan ciptaan serta memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selain itu, hal ini dilakukan agar kehidupan manusia tetap ada dan terus berlansgsung.
Manusia tidak bisa hidup dengan tanpa menggunakan segala sesuatu yang ada pada alam.
Manusia-alam atau lingkungan hidup-manusia, kedua-duanya tak dapat dipisahkan satu sama
lain. Allah menempatkan manusia untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan alam dan
seluruh isinya. Dengan segala kemampuan yang dimiliki, manusia bisa menggunakan alam untuk
memennuhi kebutuhannya. Keberadaannya tak dapat dijalankan tanpa kehadiran alam. Alam
menunjang kebutuhan manusia seperti pangan, papan, dan sandang. Kebutuhan manusia
semuanya berasal dari alam. Udara yang segar dan makanan yang lezat berasal dari alam yang
damai dan teratur
Kekuasaan manusia untuk menguasai alam telah membawa akibat fatal yang merusak kehidupan
manusia. Perintah Allah untuk menguasai dan menaklukkan dunia telah membawa manusia
kepada kesombongan. Keserakahan dan kerasukan manusia untuk mengolah alam tanpa
kesadaran membuat alam menjadi terganggu dan rusak.

Sebagai Remaja tentunya harus menjaga keselarasan alam sepeerti yang


dimandatkan oleh Allah sendri. Yang dituntut ialah tidak hanya tugas kita sebagai ciptaan
utama untuk menguasai alam tetapi juga yang paling utama ialah bertanggung jawab atas
kepercataan Allah kepada kita. Tindak lanjut yang harus dilakukan kita para remaja ialah:
membuat tempat sampah dan membuang sampah pada tempatnya, melakukan reboisasi,
menggunakan kendaraan yang bebas polusi, melakukan tebang pilih tanam, dan hal-hal yang
yang dapat menjaga kelestarian alam sekitar sehingga manusia dapat menikmatinya sebagai
tanggung jawab akan cinta Allah.

II. Tujuan
a. Peserta dapat mengerti arti cinta dan persahabatan sejati didalam Tuhan.
b. Peserta dapat meneladani Yesus sebagai contoh sahabat sejati.
c. Peserta dapat membuat niat-niat baru untuk menjadi sahabat sejati/ malaykat untuk
sahabat-sahabatnya yang seiman dialam Kristus.
III. Langkah-langkah
1. Pengantar
(fasilitator member sapaan sebelumsebelum memulai katekese)
Selamat pagi teman-teman yang terkasih dalam Tuhan. Bagaimana kabarnya hari ini?
Semoha selalu sehat dan selalu berada dalam lindungan Tuhan. Pada pagi ini kita haruslah
bersyukur kepada Tuhan, atas segala rahmat-Nya hingga kita bisa berkumpul bersama di
tempat ini. Pada kesempatan ini saya mengajak teman-teman semua untuk berdinamika
bersama dalam kegiatan katekese dengan tema “Cinta dan Persahabatan yang Tumbuh
didalam Iman.” Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman semua
karena sudah berkenan hadir dan mau meluangkan waktuknya untuk berdinamika bersama
pada hari ini. Sehubungan dengan tema kita hari ini tentunya, kata cinta dan persahabatan
ini tidaklah asing lagi bagi teman-teman dan semuanya pastilah sudah mempunyai sahabat.
Teman-teman sebelum kita memulai kegiatan kita hari ini, mari kita menyanyikan lagu
“Persahabatan Bagai Kepompong” bersama-sama.

“Persahabatan Bagai Kepompong”


Dulu kita sahabat, dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar matahari
Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauh dariku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat mejadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na……
Semua yang berlalu, biarlah berlalu
Seperti hangatnya matahari
Siang berganti malam, sembunyikan sinarnya
Hingga dia bersinar lagi
Dulu kita melangkah berjauh-jauhan
Kau jauh dariku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
Namun karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupi-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong
Ke pom pong
Na na na na na….
2. Doa Pembukaan
Marilah kita siapkan hati untuk berdoa (hening sejenak)
P : Dalam Nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
U : Amin
Selamat pagi ya Bapa, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu karena atas berkat
dan rahmat-Mu kami bisa berkumpul di tempat ini dengan keadaan sehat. Kami mohon
berkatilah acara kami hari ini dari awal, pertengahan, hingga akhir. Semuanya berjalan
dengan lancar dan baik. Kami mohon kepada-Mu Bapa agar didalam kehidupan ini kami
semakin mencintai sesama kami dengan tulus dan selalu membangun persahabatan yang
sejati didalam nama-Mu. Curahkan lah pula Roh Kudus Mu didalam pertemuan kami ini
agar apa yang menjadi pembahasan kami hari ini bermanfaat untuk masa depan kami dan
untuk pertumbuhan iman kami akan Dikau. Dan Doa dan permohonan ini kami haturkan
kepada-Mu ya Tuhan, dalam perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan
berkuasa kini dan sepanjang segala masa. (Amin)
1. Pengantar ke langkah 1 (Langkah Nol)
(fasilitator menayangkan sebuah video yang berkaitan dengan persahabatan sejatiuntuk
menghantar peserta sampai kepada tema yang akan dibahas)
Video tentang “Arti Sahabat”
Pertanyaan panduan pendalaman pengalaman peserta:
1. Teman- teman yang terkasih apa yang menarik dari pengalaman di dalam video tersebut?
Apakah teman-teman pernah mengalami hal yang sama?
2. Didalam video tersebut, bagaimana seorang sahabat menunjukan rasa cintanya? Lamau
selama ini bagaimanakah teman-teman menunukan rasa cinta kepada sahabat?
2. Langkah 1 : Pengungkapan pengalaman factual
a. Pengantar
Teman-teman yang terkasi saya yakin kita semua yang ada disini pasti mempunyai
sahabat, entah itu sahabat di sekolah maupun yang ada di lingkungan kita seperti sahabat
di perkumpulan kita ini. Video yang telah kita lihat tadi menceritakan tentang persahabatan
yang mana seorang gadis itu awalnya tidak perduli terhadap teman-temannya, namun
setelah dia mendapatkan masalah yaitu ketika pacarnya selingkuh dengan orang lain dan
ketika pacarnya itu mengatakan bahwa kamu itu bukan siapa-siapa, dia mulai menyerah
dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Namun temannya yang seorang berusaha untuk
menghalangi niatnya itu, akhirnya gadis itu sadar bahwa hidup itu bukan hanya milik kita
sendiri kita harus bisa berbagi dan memberikan perhatian kepada orang lain salah satunya
sahabat yang selalu ada bersama kita. Pada kesempatan ini saya ingin mengajak teman
untuk mengungkapkan pengalaman yang pernah dialami dalam kehidupan bersahabat,
entah itu pengalaman menyenangkan maupun pengalaman menyakitkan.
b. Pengungkapan pengalaman
(Fasilitator kemudian memberikan pertanyaan panduan, untuk membantu peserta
mengungkapkan pengalaman yang dialami dalam persahabatan).
Pertanyaan Panduan
 Teman-teman yang terkasih terkadang kita mengabaikan sahabat kita dan lebih memilih
hal yang lainnya. Coba teman-teman ceritakan apakah pernah di tinggalkan oleh
sahabatnya? Dan bagaimana teman-teman memaknainya?
 Bagaimana pengalaman teman-teman dalam menjalin persahabatan, terutama dengan
teman yang seiman?
c. Kesimpulan
(setelah peserta mengungkapkan pengalamannya, pemandu memberikan kesimpulan dari
sharing peserta)
Melalui pengalaman yang telah kita dengarkan tadi, tentunya didalam membangun
sebuah persahabatan yang sejati itu tidaklah mudah dan didalam persahabatan tidak
selamanya akan baik-baik saja. Pastinya didalam proses kita akan mengalami banyak
masalah dan percekcokan yang akan membuat persahabatan itu pelan-pelan luntur dan
rusak jika kita tidak mampu mempertahankannya. Maka dari itu banyak persahabatan yang
awalnya bai-baik saja, seiring berjalannya waktu persahabatan itu berantakan karena
adanya permasalahan. Hal ini terjadi tentunya karena setiap pribadi yang menjalin
persahabatan itu masih mengutamakan rasa egoismenya yang tinggi, tidak ada yang mau
mengalah hingga akhirnya persahabatan itu berantakan. Namun jika kita memiliki rasa cinta
yang besar, sikap rendah hati, dan pemaaf. Maka seberapa besarpun masalah/perkelahian
yang terjadi didalam persahabatan itu pasti akan bisa dilewati dan diselesaikan dengan
baik.
3. Langkah II : Refleksi Kritis Terhadap Pengalaman Faktual
a. Pengantar :
Teman-teman yang terkasih, kita telah mendengarkan sharing dari saudari-saudara kita
sekarang saya mengajak teman-teman untuk kembali mendalami pengalaman-pengalaman
yang telah disampaikan tadi.
(Fasilitator memberi pertanyaan panduan untuk mendalami pengalaman dengan tanya-
jawab dan setelah itu juga memberikan peneguhan).
b. Pertanyaan Panduan
 Menurut teman-teman apa arti persahabatan yang sesungghnya?
 Pernahkah teman-teman memberikan perhatian ketika sahabat teman-teman mulai tidak
mau lagi mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja?
 Selama ini bagaimanakah teman-teman membangun persahabatan yang menumbuhkan
kebersamaan didalam iman?
c. Kesimpulan
(Setelah sharing pengalaman, pemandu menyimpulkan point-point yang telah didapat pada
langkah 2)
Jadi teman-teman didalam membangun sebuah persahabatan itu diperlukan cinta yang
tulus, sebuah perhatian, pengorbanan, dan rasa kesetia kawanan, jika kita tidak
menanamkan rasa ini didalam diri kita masing-masing tentunya persahabatan itu tidak akan
mempunyai arti dan makna bagi kita maupun bagi sahabat kita. Dan melalui persahabatan
juga kita bisa membantu teman-teman kita yang pada awalnya jarang mengikuti kegiatan-
kegiatan di Gereja, kita sebagai sahabat seiman mengajak dan memberikan perhatian
kepada teman-teman kita yang mempunyai sifat seperti ini untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan yang bisa menumbuhkan imannya. Kitalah yang bisa membantu teman-teman kita
ini, jangan sampai teman-teman kita meninggalkan imannya karena jarang mengikuti
kegiatan-kegiatan di Greja, maka dari itu kita sebagai sahabat yang seiman hendaknya
bersama-sama membantu teman-teman kita agar semakin mendekatkan diri kepada
Tuhan.

4. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Semakin Terjangkau
(Fasilatator membacakan teks dari Kitab Suci)
Teman-teman yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman-pengalaman
kita, untuk selanjutnya kita akan mendalami ajaran Kitab Suci tentang persahabatan.
Karena kita ini hidup bukan hanya untuk diri kita saja, namun kita juga harus bisa hidup
untuk orang lain terutama untuk orang-orang yang ada di sekitar kita khususnya sahabat
seiman kita yang ada di Stasi St. Vincentius Jenangan ini. Karena Tuhan Yesus sendiri rela
memberikan nyawa-Nya untuk kita yang Dia anggap sahabat-Nya. Maka dari itu teman-
teman terkasih Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang baik untuk kita, jadi
hendaknya kita sebagai Orang Muda Katolik bisa menjadi sahabat yang baik untuk teman-
teman kita yang seiman dengan kita, jika kita tidak memberikan nyawa kita kepada sahabat
kita seperti yang dilakukan Yesus untuk kita. Maka kita sebagai seorang sahabat sekaligus
murid Yesus hendaklah kita memberiakan rasa pedulu dan perhatian kepada sahabat-
sahabat kita yang seiman ketika mereka memiliki masalah. Maka dari itu mari kita bersama-
sama membaca Kitab Suci:
Yohanes 15:11-17
11
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada didalam kamu dan suka
citamu menjadi penuh. 12 Iniah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti aku
telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau
kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,
sebab hamba tidak tau, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu
sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah
Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih
kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya amu pergi dan menghasilkan buah dan
buah mu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-
Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.
(Setelah mendengarkan bacaan injil tadi fasilitator memberi pertanyaan kepada peserta
agar peserta lebih mendalami bacaan Kitab Suci tersebut.)
1. Bagian mana yang paling menarik?
2. Melalui bacaan Kitab Suci ini, apa yang mau Tuhan sampaikan kepada kita?
3. Apakah kita sudah menjadi sahabat seperti yang dilakukan Yesus?
(Penegasan dari Fasilitator)
Setelah kita membaca dan mendengarkan bacaan Kitab Suci hari ini, tentunya
banyak hal baru yang kita dapatkan dalam sebuh persahabatan. Dimana di dalam Kitab
Suci Tuhan Yesus mendefinisikan arti persahabatan sejati dari Yohanes 15:12 Inilah
perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seerti Aku telah mengasihi kamu. Dari
bacaan Kitab Suci ini sudah jelas bahwa Tuhan Yesus telah memberikan perintah kepada
kita untuk saling mengasihi sebagai sesama saudara seiman, memang terkadang di dunia
yang semakin maju ini sangatlah susah bagi kita untuk bisa saling mengasihi sesama kita,
karena kita selalu sibuk dengan urusan dan diri kita sendiri saja jadi tidak ada waktu bagi
kita untuk bisa saling mengasihi dan memberikan perhatian. Seperti tema kita pada hari ini
cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman, maka dari itu bacaan Yohanes
15:12 ini sangatlah memberikan pandangan untuk kita agar kita bisa saling mengasihi
kaena kaisih itu juga sama dengan cinta jadi dengan kita mengasihi artinya kita juga
mencintai saudara kita terutaman didalam persahabatan kita di perkumpulan kita sebagai
orang muda katolik ini, hendaknya kita bisa saling berbagi kasih antara satu dengan yang
lain, yaitu dengan belajar perduli kepada sahabat-sahabat kita yang sudah mulai menjauh
dan tidak bergabung lagi bersama kita dialam perkumpulan kita.
Pada Yohanes 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Dari ayat ini juga kita belajar
bahwa sebuah persahabatan itu bukan lah hal yang biasa-biasa saja yang hanya sekedar
menyapa atau karena kenal saja, namun didalam sebuah persahabatan kita seharusnya
bisa memberikan apa yang bisa kita berikan kepada sahabat kita ketika sahabat kita
memerlukan pertolongan kita. Bahkan di dalam ayat ini juga Tuhan Yesus memberikan
nasehat bahwa tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabar-sahabatnya. Jadi didalam sebuah persahabatan itu memang
diperlukan sebuah pengorbanan, jika kita tidak bisa melakukan hal yang besar untuk
sahabat kita setidaknya kita bisa memberikan sesuatu yang kecil yang bisa membuatnya
merasa bahwa kita menggap kehadirannya, seperti kita relalu mengorbankan waktu kita
untuk mendengarkan curhat sahabat kita yang sedang menghadapi masalah, membantu
sahabat kita ketika memerlukan pertolongan kita, dan memberikan masukan atau nasehat
ketika sahabat kita sudah mulai jarang ke Gereja. Karena itu merupakan salah satu
pengorbanan kita untuk sahabat kita. Namun itulah kelemahan kita saat ini jangankan
mengorbankan nyawa kita mengorbankan waktu kita untuk mendengarkan curhat teman
kita saja terkadang kita tidak ada waktu. Karena kita selalu egois dan hanya mementingkan
kepantingan kita saja, hal seperti inilah yang akan membuat sebuah persahabatan emnjadi
hancur karena tidak adanya kebersamaan dan perhatian antara satu sama lain. Bahkan
terkadang kita sering menceritakan kesalahan sahabat kita kepada yang lain, dan
menjauhinya ketika kita melihat sahabat kita sudah jarang bersama-sama lagi denga kita
didalam kebersan.
Dan pada Yohanes 15: 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba
tidak tau, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, Aku telah
memberitahukan kepada Kamu segala sesuatu yang telaha-Ku dengar dari Bapa-
ku. Maksud dari ayat ini sudah jelas bahwa Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita
supaya kita salang memberi kasih kepada sahabat kita.perintah ini ditujukan kepada kita
agar kita semua sebagai orang muda katolik yaitu generasi penerus Gereja bisa saling
bersatu dan tumbuh didalam iman Katolik yang, rukun, kompak, salang peduli antara yang
satu dengan yang lain. Buka saling menjatuhkan karena jika kita tidak bersatu untuk
menciptakan persahabatan yang baik dan penuh kasih, tentulah perkumpulan kita sebagai
orang muda katolik ini pelan-pelan akan hancur dan sedikit demi sedikit tanpa kita sadari
teman-teman kita yang pada awalnya besama-sama dengan kita seiman dengan kita pelan-
pelan akan menjauh dan meninggalkan imannya karena dia tidak merasa nyaman berada
bersama kita didala kebersamaan yang kita lakukan walaupun sebenarnya tujuan dari
kebersamaan itu sendiri untuk mepertumbuh iman kita, dia tidak akan tertarik lagi karena
dia sudah merasa tidak ada kenyamanan dilam perkumpulan kita itu.
Kita juga dapat meilihat didalam Kitab Suci persahabatan Yesus bersama dengan
murid-murid-Nya. Yesus dikenal bukan karena koneksinya dengan orang-orang kaya dan
terkemuka, melainkan karena menjadi sahabat orang-orang kecil dan yang dipandang hina.
Yesus tidak berfokus pada kesalahan sahabat-sahabatnya yang loyal dan Ia bertindak demi
kepentingan mereka. Sebagai contoh, Ia berdoa kepada Bapa-Nya agar melindungi mereka
sewaktu dicobai. Yesus hidup dan mati demi sahbat-sahabat-Nya, Yesus menyerahkan
kehidupan-Nya sebagai pernyataan kasih ”tidak seorang pun mempunyai kasih yang lebih
besar dari pada ini,” kata Yesus, ”bahwa seorang meyerahkan jiwa-Nya demi kepentingan
sahabat-sahabat-Nya” (Yoh 15:13). Yesus telah meberikan contoh membangun
persahabatan sejati melalui persahabatan-Nya bersama para murid.
Kita juga bisa melihat persahabatan Daud dan Yonatan 1 Samuel 18:1 ”Ketika Daut
habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan
mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.” didalam bacaan ini kita bisa melihat kasih antara
keduanya begitu erat dan tidak bisa dipisahkan lagi, kesetiaan Yonatan terhadap Daut
begitu dalam, bahkan saat Saul ayahnya ingin membunuh Daut. Yonaten berpihak pada
Daut daripada Saul ayahnya. Yonatan mencintai Daut seperti dirinya sendiri, hendaknya
kita bisa menjalin persahabatan seperti Daut dan Yonatan ini. pada Amsal 17:17 ”Seorang
sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Dari
ayat ini mengajarkan kita untuk selalau memberikan kasih kepada sahabat kita karena
seorang sahabat bukanlah lagi orang lain bagi kita melainkan saudar bagi kita. Jadi ketika
kita menjalin sebuah persahabatan itu kita juga sudah membangun sebuah keluarga baru.
Memang terkadang untuk mencari sahabat sejati itu tidaklah mudah, maka dari itu untuk
dapat teman yang baik kita harus menjadi teman yang baik juga bagi orang lain.
Bagaimana mungkin kita bisa menjalin persahabatan yang baik jika kita sendiri tidak bisa
menjadi sahabat yang baik bagi orang lain. Jika kita menginginkan sebuah persahabatan
yang sejati di dalam iman, maka kita harus bisa menjadi sahabat yang baik bagi orang lain,
kita harus menanamkan didalam diri kita sendiri untuk bisa menjadi pribadi yang baik untuk
sahabat kita.
Maka dari itu tema-teman marilah kita besama membangun sebuah persahabatan
yang penuh dengan, cinta, kedamaian, pengertia, dan pengorbanan dialam perkumpulan
kita ini, yang tentunya semakin memupuk iman kita kepada Yesus Kristus. Hendaknya kita
juga bisa berbagi cinta kapada sahabat kita, karena berawalnya persahabatan itu dimulai
dari rasa cinta yang mendalam. Jika didalam persahabatan tidak ada rasa cinta antara satu
salam lain maka persahabatan itu tidak akan ada artinya, dan sebuah persahabatan itu juga
hanyalah sebatas perkumpulan yang hanya saling memanfaatkan. Dari rasa cinta yang
mendalamlah kita akan membentuk sebuah persahabatan yang sejati yan tumbuh didalam
iman, karena cinta itu, murah hati, lemah lembut, saling memaafkan. Jika kita sudah bisa
menanamkan bentuk-bentuk cinta itu didalam diri kita masing-masing tentunya kita bisa
membangun persahabatan yang sejati itu, karena didalam membangun persahabatan
dipperlukan juga rasa cinta yang mendalam.
Jadi teman-teman yang terkasih mulai dari sekarang marilah kita menciptakan
suasana yang baru didalam perkumpulan ini, kita belajar perduli pada teman-teman kita
yang sudah jarang ikut bersama-sama dengan kita didalam perkumpulan kita, membuat
sebuah pertemuan yang mana saling menyemangati didalam mempertahankan iman
ditengan dunia yang moderenisasi ini. Kita ciptakan persahabatan yang menghangatkan
yang membuat kita dan sahabat kita merasanyaman dan yakin bahwa Tuhan Yesus selalu
hadir ditengah-tengah perkumpulan kita ini, dengan seperti itu kita pelan-pelan akan
tumbuh didalam iman akan Yesus Kristus. Karena persahabatan sejati itu harus selalu
mencintai antara satu sama lain, rasa memiliki yang kuat terhadap sahabat kita harus kita
tanamkan didalam diri kita masing-masing.

5. Langkah IV : Interpretasi Dialeksi antara Praksis dan Visi dengan Tradisi dan Visi
Kristiani
a. Pengantar :
Teman-teman yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman kita dan berdialog
tentang pengalaman kita dengan kaitannya dengan Kitab Suci.
(Fasilitator menanyakan beberapa hal yang diperoleh setelah mendapatkan peneguhan dari
Kitab Suci).
b. Pertanyaan :
Teman-teman yang terkasih, saya ingin mengajak teman-teman semua bersiskusi bersama
dari beberapa pertanyaan berikut:
 Pengetahuan baru apa yang teman-teman peroleh setelah memahami isi ajaran Tuhan?
 Poin-poin penting apa yang bisa teman-teman dapatkan?
c. Peneguhan dari fasilitator
Teman-teman yang terkasih melalui pengalaman dan bacaan Kitab Suci
membangun sebuah persahabatan yang sejati itu sangatlah penting dialam perkumpulan
kita sebagai orang yang minoritas ini. Karena dengan perkumpulan-perkumpulan seperti
inilah yang akan memupuk iman kita untuk selalu setia kepada iman akan Yesus Keistus.
Didalam persahabatan itu sendiri kita harus bisa menciptakan kanyamanan kepada
sahabat-sahabat kita tentunya relasi yang baik yang harus terus kita pupuk dengan cinta
dan kasihlah kita menciptakan semuanya itu. Kita belajar untuk tidak selalu mementingkan
kepentingan kita sendiri saja ketika kita bersama-sama dengan sahabat-sahabat kita, kitika
kita besama-sama dengan sahabat kita hendaknya kita juga memberikan waktu kepada
sahabat kita bukan malah sibuk sendiri dengan kesibikan kita masing-masing. Karena
Tuhan Yesus sendiri telah menjadi teladan yang baikbagi kita dalam membangun
persahabatan yaitu bahkan Dia rela mengorbankan nyawa-Nya untuk kita sahabat yang
dikasihinya. Bahkan Tuhan Yesus juga menginginkan kita untuk saling mengasihi didalam
nama-Nya, maka dari itu teman-teman yang terkasih marilah kita mulai menyadari dan
berusaha membangun persahabatan yang sejati didalam perkumpulan kita ini agar melalui
perkumpulan ini pula kita bisa laing menguatkan didalam iman akan Yesus kristus.
6. Langkah V : Keterlibatan Baru Demi semakin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia.
a. Pengantar
(Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan tindakan yang nyata dan memberikan
beberapa pertanyaan untuk mengarahkan peserta agar bisa membuat niat-niat baru secara
kongkrit)
Teman-teman yang terkasih setelah kita mendalami pribadi lebih dalam, sekarang marilah
kita bersama-sama membangun niat baru untuk membangun persahabatan yang lebih baik
lagi demi kebersamaan dan pertumbuhan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Niat-naiat
kita ini akan kita laksanakan secara pribadi sebagai aksi lanjut kita dalam pertemuan hari ini
khususnya dalam membangun cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman.
b. Pertanyaan :
 Sikap-sikap seperti apakah yang akan kita tanamkan didalam diri kita untuk memupuk rasa
cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman?
 Rencana/aksi nyata apa yang akan teman-teman wujudkan untuk membangun
persahabatan dengan teman-teman di Stasi St. Vincentius Jenangan ini?
c. Penegasan dari Fasilitator :
Teman-teman yang terkasih, kita telah membaca Kitab Suci dan bahkan telah
membuat niat baru dalam membangun sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman.
Sahabat itu bukan orang yang selalu kemana-mana bersama tapi sahabat adalah orang
yang selalu ada untuk sahabatnya. Seorang sahabat selalu datang menghibur sahabatnya
ketika sahabatnya bersedih, selalu membantu menyelesaikan masalah sahabatnya ketika
sahabtnya mempunyai masalah, selalu memberikan masukan ketika sahabatnya mulai
kehilangan arah hidup, selalu bemberikan pintu maaf kepada sahabatnya ketika
sahabatnya berbuat salah, dan selalu, dan selalu ada untuk sahabatnya ketika dia
membutuhkan kita. Itulah sebuah persahabatan sejati saling membutuhkan bukan hanya
sekedar bersama-sama namun lebih kepada kesetianan yang mendalam. Kita hidup butuh
sahabat dan butuh untuk saling mencintai. Karena dengan sahabatlah kita juga akan
merasakan artinya hidup dalam sebuah kebersamaan yang tentunya selalu memberikan
rasa cinta yang akan membuat hidup kita berarti, jika didalam kehidupan ini kita tidak
memiliki orang lain sebagai sahabat tentunya hidup kita itu terasa kurang berarti dan
hampa. Karena Yesus sendiri saja didalam hidupnya memiliki sahabat yaitu paea Rasul
yang selalu ada bersama-sama dengan-Nya, dan tentunya dengan persahabatan juga kita
akan merasakan cinta yang begitu tulus tanpa cinta tidak akan ada persahabatan yang
sejati. Karena cinta kepada sesama adalah hal yang menarik, ketika kita mampu mencintai
sesama berarti kita mampu mencintai diri sendiri.

7. Penutup
a. Teman- teman yang terkasih pada hari ini kita telah bersama-sama mendalami sebuah
persahabatan yang sejati di dalam iman. Kita sebagai remaja Kotolik hendaknya selalu
membangun sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman, karena Tuhan Yesus juga
telah memberikan pesan-pesan yang baik melalui Kitab Suci yang telah kita baca hari ini.
Hendaklah kita bisa saling peduli, memperhatikan, berbagi dan menjaga teman-teman kita.
Karena kita sebagai orang muda Katolik diharapkan bisa salang mencintai antara satu
sama lain dan membangun persekutuan yang tumbuh didalam iman. Saya mengucpakan
banyak terimakasih kepada teman-teman semua yang telah berkenan hadir dalam
mengikuti proses katekese hari ini, saya juga minta maaf jika selama proses ini ada tingkah
laku atau tutur kata saya yang salah dan semoga Tuhan selalu melindungi dan menyertai
perkumpulan kita sebagai Orang Muda Katolik di Stasi St. Vincentius Jenangan ini.
b. Doa Penutup
Teman-teman yang terkasih marilah kita siapkan hati untuk berdoa: Dalam nama Bapa dan
Putra dan Roh Kudus (Amin)
Ya Tuhan puji dan syukur kami haturkan mepada-Mu atas setiap rahmat dan berkat-Mu
dalampertemuan kami hari ini, semoga apa yang telah menjadi pembahasan kami hari ini
bisa kami terapkan di dalam kehidupan kami sehari-hari, semoga kami juga bisa semakin
setia dalam menjalin persahabatan kami di dalam perkumpulan kami OMK Stasi Jenangan
ini, semua doa dan permohonan ini kami haturkan melalui perantaraan Putra-Mu Tuhan
kami Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa kini dan selama-lamanya. Dalam Nama Bapa
dan Putra dan Roh Kudus (Amin).
c. Lagu Penutup
”DALAM YESUS KITA BERSAUDARA”
Dalam Yesus kita bersaudara (3x)
Sekarang dan selamanya
Dalam Yesus kita bersaudara
Dalam Yesus ada cinta kasih (3x)
Sekarang dan selamanya
DALAM Yesus ada cinta kasih

“Hari ini Ku Rasa Bahagia”


Hari ini kurasa bahagia, berkumpul
Barsama saudara seiman.
Tuhan Yesus t’lah satukan kita,
Tanpa memandang di antara kita.
Bergandengan tangan dalam kasih,
Dalam satu hati berjalan
dalam terang kasih Tuhan.
Kau sahabatku, kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita (2x)
”Jalan Serta Yesus”
Jalan serta Yesus
Jalan serta-Nya setiap hari
Jalan serta Yesus
Serta Yesus s’lamanya
Jalan dalam suka, jalan dalam duka
Jalan serta-Nya setiap hari
Jalan dalam suka, jalan dalam duka
Serta Yesus s’lamanya

Anda mungkin juga menyukai