Anda di halaman 1dari 6

Santo Yosep adalah suami Santa Maria dan bapa pengasuh Yesus.

Gereja mengenal Santo


Yosep sebagai orang yang saleh, jujur, bijaksana, rendah hati, penuh rasa tanggungjawab
dalam menjalankan tugas mulia dari Allah sebagai kepala keluarga kudus di Nazaret.
Pada abad ke 19 Yosep diangkat oleh Paus Pius IX sebagai Pelindung Gereja Universal.
Selanjutnya Paus Johanes XXIII memasukkan namanya dalam kanon Romawi (doa syukur
Agung I).
Pada pesta Santo Yosep hari ini kita bertanya, apa kiranya yang perlu kita pelajari dari
pribadi St. Yosep ini? Pertama-tama mari kita lihat fenomena yang sedang berlangsung di
dunia nyata kita ini. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
memperkirakan angka aborsi pada anak usia remaja di perkotaan terus meningkat.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja mengenai pendidikan seksual.
Laporan 2013 dari Australian Consortium For In Country Indonesian Studies menunjukan
hasil penelitian di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia terjadi 43 persen aborsi per
100 kelahiran hidup.
Aborsi tersebut dilakukan oleh perempuan di perkotaan sebesar 78 % dan perempuan di
pedesaan sebesar 40 %.. Perempuan yang melakukan aborsi di daerah perkotaan besar di
Indonesia umumnya berusia remaja dari 15 tahun hingga 19 tahun.
Umumnya, aborsi tersebut dilakukan akibat kecelakaan atau kehamilan yang tidak
diinginkan. Peningkatan angka aborsi tersebut, disebabkan oleh meningkatnya angka
pernikahan usia dini terutama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Selain itu,
kegiatan seks bebas serta lemahnya pemahaman mengenai seks menjadi pemicu
meningkatnya aborsi di Indonesia.
Kenyataan di atas menjadi tantangan bagi orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan,
lembaga nonformal lainnya dan Gereja Katolik untuk membaharui diri dalam rana masing-
masing.  Dan injil hari ini kiranya membantu kita untuk membaharui pikiran, perasaan dan
hati kita sehingga mampun mengikuti teladan santo Yosep sebagai teladan umat beriman.
Apa saja pesan yang perlu kita belajar dari St. Yosep?

Menghormati kehidupan
Fenomena menggugurkan kandungan dianggap sabagai jalan keluar terbaik para Remaja
untuk keluar dari persoalan kehamilan akibat pergaulan bebas dan ditinggal lari oleh
pacarnya, yang tidak bertanggungjawab.
Tindakan nekat para remaja putrid untuk menggugurkan kandungan juga karena dipaksa
oleh remaja pria yang tidak mau bertanggungjawab.
Bergitulah sikap mental beberapa remaja laki-laki atau pemuda, yang sering hanya cari
enaknya dan tak bersedia bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya.
Hari ini kita belajar dari St. Yosep yang sebenarnya berencana untuk meninggalkan Maria,
tetapi karena dia adalah seorang yang tulus dan bertanggungjawab, maka dia mendengarkan
bisikan Tuhan baik dalam mimpi maupun dalam suara hatinya.

Tidak mencemarkan nama baik pasangan


Dunia sekarang adalah dunia Hoax. Dengan teknologi komunikasi yang semakin canggih
orang gampang mengunggah berita-berita bohong, berita-berita yang tidak benar, termasuk
mencemarkan nama orang dekat, suami-istri, anak dan teman dekat.
Orang dengan gampang membicarakan kekurangan, kelemahan dan dosa orang lain, dimana
orang yang dijadikan bahan pembicaraan tidak ada di depannya.
Orang yang berbuat demikian berarti melecehkan atau merendahkan orang lain alias
melanggar atau menginjak-injak hak asasi manusia. Para pasangan suami istri dengan
gampang menceriterakan kekurangan pasangannya di depan orang lain. Dampaknya adalah
kerenggangan hubungan suami-isteri yang dibumbui dengan perselingkuhan.
Mari sebaliknya kita menceriterakan apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada dalam
diri sesama kita. Dengan kata lain,mari kita ‘berpikiran positif’ (positive thinking).
Kita percaya bahwa Tuhan telah menanam dalam diri kita masing-masing apa yang baik,
indah, luhur dan mulia daripada apa yang buruk, jelek, jorok dan kotor. Apa yang baik,
luhur, indah dan mulia dalam diri kita antara lain keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh,
yaitu :” kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23).
Kami berharap kebiasaan berpikir positif ini sedini mungkin ditanamkan atau dididikkan
pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja antara lain dengan teladan konkret dari
orangtua/bapak ibu. Apa yang telah dibiasakan di dalam keluarga tersebut hendaknya
kemudian diperdalam dan diteguhkan di dalam sekolah-sekolah dan masyarakat.
Para pemimpin atau pejabat kami harapkan ketika mengunjungi atau mendatangi
bawahannya tidak mencari-cari kelemahan dan kekurangan mereka agar nampak lebih
unggul dan wibawa, tetapi lebih melihat apa yang baik, luhur, indah dan mulia. Biarkanlah
pada waktunya mereka dengan rendah hati dan jujur menceriterakan sendiri kelemahan dan
kekurangannya.

Mendengarkan dan menjalankan perintah Tuhan


“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan
itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya” (Mat 1:24). St. Yosep tidak berdiskusi
banyak, tidak berbicara banyak, tidak melarikan diri dari kenyataan, dan tidak malu
mengambil Maria sebagai istrinya.
Sebaliknya ia berpikir dalam terang Roh Kudus, mengikuti perintah Tuhan, mengambil
Maria sebagai istrinya, merawat dan menyiapkan Yesus untuk tugas yang lebih besar.
St. Yosep bertindak demikian karena dia memiliki kualitas kepribadian dan kualitas rohani
yang luar biasa. Kesalehannya membuat dia mampu membaca dan mendengarkan pesan
Tuhan, kejujuran dan kerendahan hatinya membuat dia menerima kenyataan dan
menjalankan perintah Tuhan dengan penuh iman, kebijaksanaannya membuat dia mampu
mengendalikan situasi dari memalukan menjadi anugerah Tuhan yang perlu
dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Ini 10 Nasihat Paus Fransiskus untuk Semua Pasangan di Seluruh Dunia. Baca
dan Laksanakan!
Kita diajak untuk belajar kejujuran, ketulusan, kerendahan hati dan terlebih iman yang kuat
dari St. Yosesp untuk dapat memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita setiap
hari.

SANTO YOSEP: TOKOH TANPA SUARA


Mukjizat Tangga Biara Loretto St. Fe, New Mexico
Pada tahun 1872, uskup Santa Fe, New Mexico, mempercayakan pembangunan sebuah kapel biara,
Our Lady of Light Chapel, kepada Suster-suster Loreto. Dalam masa pembangunan kapel, sang arsitek
meninggal dunia mendadak dan baru sesudah kematiannya mereka mendapati suatu kesalahan
dalam rancangan bangunan. Tak ada tangga menuju serambi atas paduan suara. Parahnya, dalam
tahap pembangunan itu, suatu ruang bagi tempat tangga akan terlalu banyak makan tempat dan
merusakkan design bangunan. Para biarawati kemudian memulai novena sembilan hari kepada St
Yosef, sebab ia seorang tukang kayu. Pada hari sesudah novena berakhir, seorang laki-laki berpakaian
lusuh muncul di ambang pintu. Para biarawati menunjukkan kepadanya serambi atas paduan suara
dan ruang amat terbatas yang tersedia untuk mendirikan tangga. Laki-laki itu meyakinkan para
biarawati bahwa ia akan dapat membuatnya, maka mereka menyerahkan pekerjaan itu kepadanya.
Bersama laki-laki itu, ada seekor keledai yang mengangkut kotak perkakas. Laki-laki itu menawarkan
untuk segera mulai bekerja, jika mereka memberinya keleluasaan pribadi penuh sementara ia bekerja.
Mereka setuju dan ia mengunci diri di dalam. Selama tiga bulan lamanya ia tidak mengijinkan
seorang tamu pun, dan kemudian ia membuka pintu-pintu. Ketika Moeder Superior masuk, ia
menatap takjub; di sana, di pojok terdapat sebuah tangga yang amat indah, berdiri bebas
(freestanding) menuju serambi atas paduan suara, dalam bentuk spiral rangkap, yang hingga kini
dapat disaksikan oleh para pengunjung Santa Fe. Setiap bagiannya dengan sangat sempurna
dipasangkan pada suatu alur - tanpa sebatang paku pun dipergunakan dalam bangunan tangga.
Tanpa tiang penyangga, tanpa menempel pada dinding, tanpa tanda-tanda paku atau sekrup -
melainkan hanya beberapa pasak kayu. Di samping itu, kayu yang dipergunakan tidak seperti kayu-
kayu yang pernah dilihat Moeder; walau si tukang kayu tidak membawa sebatang kayu pun
bersamanya. Para arsitek dari segenap penjuru negeri datang untuk memeriksa karya yang unik serta
mengagumkan ini. Ketika pekerjaan telah selesai dan Moeder Superior biara hendak membayar si
tukang kayu atas hasil kerjanya, si tukang kayu tak ditemukan di mana pun. Tak seorang pun
melihatnya datang atau pergi. Upah ditawarkan; namun tak seorang pun pernah datang menuntut
haknya. Maka orang yakin bahwa tukang kayu yang misterius itu tak lain adalah St Yosef sendiri,
kepada siapa penghormatan diberikan oleh para Suster yang menyambut Komuni Kudus setiap hari
Rabu demi memohon pertolongannya dalam pembangunan tangga. Tak diragukan lagi bahwa doa-
doa para biarawati ini telah didengarkan dan dijawab dengan suatu cara yang sungguh menakjubkan.

Catatan Kitab Suci tentang St. Yosep


 Mat. 1:16: Silsilah Yesus Kristus (“Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan
Yesus yang disebut Kristus”).
 Mat. 1:18-25; 2:13-15; 2:19-23: Kualitas hidup yang dimiliki oleh seorang Yosep, mau menerima
penyelenggaraan ilahi dalam dirinya, kepasrahan dan ketaatan, sikap mau mendengarkan Tuhan
dalam hidupnya, sikap penghargaan dan penghormatan yang tulus akan harkat dan martabat
orang lain, tanggung jawab yang setia, pengorbanan yang tulus
 Luk. 2:4: Perjuangan dalam rangka mempersiapkan kelahiran Yesus
 Luk. 2:16: Perjumpaan pertama dengan para gembala setelah Yesus dilahirkan
 Luk. 2: 21-22: Menjalankan kewajiban agama (Penyunatan Yesus)
 Luk. 2:41-52: Peristiwa hilangnya Yesus di Bait Allah dan perjuangan untuk memahami kehendak
Allah.

Pengantar
 Yosef sungguh merupakan seorang tokoh tanpa suara dari Perjanjian Baru. Sebagai contoh, Injil
tidak mencatat sepatah kata pun yang diucapkan oleh Yosef.
 Dalam keheningan dan “diamnya”, Yosep menampilkan diri sebagai sosok yang sangat terbuka
atas penyelenggaraan ilahi dalam dirinya.
 Di balik sosok “diamnya” itu terkandung sebuah makna yang terdalam akan kepasrahan dan
penyerahan diri yang total kepada rencana Allah yang sudah di”amin”kannya sejak pertama kali
menerima mandat/kehendak Allah: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria
sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus…….sesudah
bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya.”
(Mat. 1:20,24)

Kesaksian Kitab Suci tentang Yosep


 Yosef “berasal dari keluarga dan keturunan Daud” (Luk. 2:4). Karena leluhurnya ini, Yosef
merupakan penghubung antara perjanjian lama yang dibuat dengan Abraham dan Musa, dengan
perjanjian baru yang sempurna dan abadi yang akan dibuat melalui darah Yesus. Ia mengakhiri
gagasan tanah perjanjian para bapa bangsa serta kerajaan Raja Daud dan mempersiapkan jalan
bagi Yesus, sang Mesias, yang akan membangun kerajaan baru yaitu Kerajaan Allah dan Tanah
Perjanjian yang baru - bukan suatu kerajaan duniawi dengan benteng-benteng dan angkatan
bersenjata melainkan kerajaan yang ada dalam diri orang yang hidup dalam Allah, hidup sekarang
yang akan mencapai kesempurnaannya di Surga.
 Matius mengidentifikasikan Yosef sebagai “seorang yang tulus hati.” (Mat. 1:19) Teks dalam
bahasa aslinya mempergunakan kata adil atau benar, yang secara lebih baik menggambarkan
bahwa ia hidup seturut ketentuan Allah, dengan melakukan perintah-perintah-Nya dan
meneladani kasihNya.
 Yosef pertama kali muncul dalam Injil dalam kisah awal mula kelahiran Yesus. Sementara Injil
Lukas memberikan penekanan pada kabar sukacita kepada Maria, Injil Matius memberikan
penekanan pada Yosef. Dikisahkan bahwa Yosef bertunangan dengan Maria ketika ia mendapati
bahwa tunangannya itu mengandung.
 Patut diingat bahwa dalam masyarakat Yahudi, apabila sepasang muda-mudi telah bertunangan
secara resmi dan memaklumkan niat mereka di hadapan dua saksi, mereka dianggap telah
menikah sebagai suami isteri. Biasanya setelah satu tahun masa pertunangan, mempelai pria
datang ke rumah mempelai wanita dalam suatu upacara meriah dan memboyong mempelai wanita
ke rumahnya di mana mereka melangsungkan pernikahan dan hidup bersama sebagai suami isteri.
(Tradisi ini menjadi dasar dari perumpamaan tentang lima gadis bodoh dalam Mat. 25).
 Karena Yosef belum tahu akan rencana Allah, tetapi mendapati bahwa tunangannya telah
mengandung bukan dari dirinya, Injil mengatakan bahwa “ia bermaksud menceraikannya
dengan diam-diam” (Mat. 1:19). Menurut Hukum Taurat, Yosef dapat mengajukan Maria agar
dihukum rajam hingga tewas karena perzinahan (bdk. Ul. 22). Jika Yosef saja mengetahui bahwa
Maria mengandung, apakah gosip di kota kecil itu tidak membicarakannya? Orang hanya dapat
membayangkan betapa malu dan terlukanya hati Yosef. Betapa ia pastilah patah hati!
 Tetapi, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yosef dalam mimpi, mengatakan kepadanya
bahwa Maria mengandung dari kuasa Roh Kudus dan memintanya untuk mengambil Maria
sebagai isterinya dan Yesus sebagai Putranya sendiri. Tanpa banyak tanya ataupun ragu-ragu,
Yosef  melakukan seperti yang diperintahkan malaikat. Lagi, di sini kita melihat pentingnya peran
Yosef: Ia harus mengambil Yesus sebagai Putranya sendiri dan memberinya nama, dengan
demikian memberiNya pengakuan sah sebagai Puteranya dan menjadikanNya pribadi yang sah.

Tradisi Suci tentang St. Yosep


 Menurut tradisi, Yosef wafat sebelum Yesus memulai pewartaan-Nya di depan publik. Keyakinan
ini didasarkan pada dua pokok pikiran utama:
 Yosef tidak pernah muncul selama pewartaan Yesus di depan umum seperti yang dilakukan
Bunda Maria, misalnya saat perjamuan nikah di Kana.
 Dari salib, Yesus mempercayakan pemeliharaan BundaNya kepada St. Yohanes Rasul,
menunjukkan bahwa BundaNya telah menjadi janda tanpa adanya anak-anak lain untuk
memeliharanya.
 Juga menurut tradisi, Yosef wafat dengan didampingi Yesus dan Bunda Maria. Karena alasan
inilah, Yosef biasa dimohon bantuan doanya untuk kematian yang bahagia.

Kesaksian Para Kudus


 St. Fransiskus dari Sales (wafat thn 1622) yakin bahwa Yosef diangkat jiwa dan raganya ke surga:
“Adakah yang dapat kita katakan sekarang selain daripada, tak mungkinlah kita ragu bahwa santo
yang mulia ini menikmati ganjaran berlimpah di surga bersama Dia yang begitu mengasihinya dan
mengangkatnya ke sana, jiwa dan raganya; itulah yang hampir pasti terjadi sebab tak ada pada kita
reliquinya di sini, di dunia. Bagiku tampaknya tak dapat orang meragukan kebenaran ini; sebab
bagaimana mungkin Ia menolak memberikan rahmat ini kepada Yosef, ia yang senantiasa taat
selalu sepanjang hidupnya?”
 St. Bernardinus dari Siena (wafat thn 1444) menyampaikan khotbahnya, “Ia dipilih oleh Bapa yang
kekal sebagai pelindung yang dapat diandalkan dan penjaga harta pusaka-Nya yang termulia,
yaitu, Putra Ilahinya dan Maria. Ia melaksanakan panggilannya ini dengan ketaatan penuh hingga
akhirnya Tuhan memanggilnya dengan berkata, `Mari, hambaku yang baik dan setia, masuklah ke
dalam sukacita Tuan-mu'”.
 St. Theresia dari Avila (wafat thn 1582) dalam Riwayat Hidupnya menulis, “Aku menjadikan St
Yosef pembela dan pelindungku, aku mempercayakan diriku sepenuh hati kepadanya. Ia datang
menolongku dengan cara yang paling nyata. Bapa tercinta dari jiwaku ini, pelindungku terkasih
ini, bergegas menarikku keluar dari situasi yang dapat melemahkan tubuhku, seperti ia
merenggutku dari mara bahaya yang lebih besar dari alam lain yang membahayakan kehormatan
dan keselamatan kekalku! Dan menyempurnakan sukacitaku, ia senantiasa menjawab doa-doaku
lebih dari yang aku mohon dan harapkan. Aku tidak ingat, bahkan sekarang, bahwa aku pernah
memohon sesuatu kepadanya yang tidak ia perolehkannya bagiku. Aku terpesona atas kemurahan
luar biasa yang Tuhan anugerahkan kepadaku melalui santo yang kudus ini, dan atas segala mara
bahaya di mana Ia telah membebaskan aku, baik tubuh maupun jiwa.”

Pengajaran Para Paus


 Paus Leo XIII, Ensiklik Quamquam Pluries menulis "Kini rumah ilahi yang dikepalai oleh Yosef
dengan wewenang seorang ayah mengandung buah-buah pertama dari Gereja yang masih bayi.
Sama seperti Perawan yang tersuci adalah Bunda Yesus Kristus, demikianlah juga Gereja adalah
Bunda semua orang kristiani yang ia lahirkan di Gunung Kalvari di tengah penderitaan termulia
dari Sang Penebus. Sungguh Yesus Kristus adalah si sulung dari antara orang-orang kristiani yang,
lewat adopsi dan penebusan menjadi saudara-saudara-Nya. Inilah alasannya mengapa Yosef, Bapa
yang kudus itu, merasa kepadanya telah dipercayakan secara istimewa, himpunan besar orang
kristiani yang menjadi anggota-anggota Gereja, yang dapat dikatakan juga sebagai keluarga
raksasa yang tersebar di seluruh dunia. Karena ia adalah suami Maria dan bapa Kristus, maka ia
sungguh memiliki wewenang bapawi atas Gereja. Oleh karena itu, adalah wajar dan sangat tepat
bahwa sekarang Yosef melindungi Gereja Kristus (Gereja Katolik) dan membelanya dengan
perlindungan surgawinya, sama seperti dulu ia melengkapi segala kebutuhan Keluarga Kudus
Nazaret dan menjaganya dengan perlindungan kudusnya."
 St. Yohanes Paulus II dalam dokumen Anjuran Apostolik Redemptoris Custos nomor 5
mengatakan: Yosef menjadi seorang pelindung yang unik dari misteri “yang telah berabad-abad
tersembunyi dalam Allah” (Ef. 3:9), seperti juga Maria, pada saat yang menentukan itu yang
disebut St Paulus sebagai “kegenapan waktu,” ketika “Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari
seorang perempuan … untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita
diterima menjadi anak” (Gal. 4:4-5). Dalam kata-kata Konsili “Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-
Nya Allah berkenan mewahyukan DiriNya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya (lih. Ef. 1:9);
berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging,
dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi (lih. Ef. 2:18; 2 Ptr. 1:4).”

Mengikuti Teladan St. Yosep


 Yosef menunaikan tugas kewajibannya dengan gagah berani. Sepanjang Injil, ia dengan setia dan
tanpa ragu mentaati perintah-perintah Tuhan: membawa keluarganya ke Mesir agar aman dari
murka Raja Herodes; kembali ke Nazaret; membawa Puteranya ke Bait Allah untuk disunatkan
dan dipersembahkan kepada Allah; dan menempuh perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan
hari raya Paskah.
 Yosef menerima tanggung-jawab panggilannya: dengan menjadi seorang suami dan ayah yang
setia. Ia memberikan yang terbaik yang dapat dilakukannya bagi keluarganya, entah itu berarti
kandang di Betlehem ataupun rumah di Nazaret. Walau Injil tidak banyak memberikan informasi
mengenai kehidupan Keluarga Kudus di Nazaret, kita dapat menyimpulkan bahwa mereka adalah
orang-orang sederhana: ketika Yosef dan Bunda Maria mempersembahkan Yesus di Bait Allah,
mereka mempersembahkan dua ekor anak burung merpati sebagai korban, suatu pengecualian
yang diperuntukkan bagi keluarga-keluarga miskin yang tak mampu mempersembahkan kurban
anak domba seperti yang diwajibkan.
 Guna menghidupi keluarganya, Yosef bekerja sebagai seorang tukang kayu. Kata yang
dipergunakan dalam Injil aslinya adalah “tekton” yang artinya “pengrajin” atau “tukang”,
karenanya dapat juga berarti bahwa ia seorang tukang bangunan ataupun seorang tukang kayu.
Sebagai seorang ayah Yahudi yang baik, Yosef mewariskan keahliannya kepada Putranya dan
sesungguhnya Yesus dikenal sebagai “anak tukang kayu” (Mat. 13:55) dan “tukang kayu” (Mrk.
6:3).
 Meskipun Yosef bukanlah ayah Yesus secara fisik namun di luar itu ia adalah seorang ayah dalam
arti sepenuhnya. Lagipula, sebagai seorang ayah Yahudi yang baik, ia bertanggung-jawab atas
pendidikan religius Putranya termasuk mengajariNya membaca Kitab Suci. Yosef pastilah seorang
teladan yang baik hati dan gagah bagi Yesus, mengingat bahwa Allah Bapa telah mempercayakan
PutraNya ke dalam pemeliharaannya.
 Terkahir, pastilah Yesus amat mengasihi serta menghormati Yosef dan Bunda Maria, seperti
ditulis dalam Injil, setelah mereka menemukan-Nya dalam Bait Allah, Yesus pulang kembali ke
Nazaret dan “tetap hidup dalam asuhan mereka” (Luk. 2:51). Singkat kata, Yosef dengan murah
hati mengesampingkan segala kepentingan dirinya sendiri demi kebaikan keluarganya.

Keteladanan yang Sejati: Suara dalam Hening


 Kebesaran Yosef nampak dalam penyerahan dirinya secara total kepada kehendak Allah, tanpa
banyak bicara. Dialah hamba yang lurus, bijaksana, tekun, dan setia. Dengan penuh tanggung
jawab, Yosef memelihara Keluarga Kudus, menjaga serta melindunginya.
 Kitab Suci mencatat betapa lurusnya hati Yosef, yang ketika mengetahui bahwa Maria sudah
mengandung sebelum mereka berumah tangga, hendak menceraikannya secara diam-diam,
karena tidak ingin mempermalukan Maria dan tidak ingin mendatangkan fitnah dan bahaya
lainnya atas Perawan Suci.
 Kitab Suci juga mencatat bagaimana Yosef bergumul dalam Tuhan, untuk sungguh-sungguh
memikirkan keputusannya, membawanya dalam doa setiap hari.
 Karena itu, manakala malaikat Tuhan menampakkan diri untuk memberitahukan bahwa St.
Perawan Maria telah mengandung dari Roh Kudus, dalam kesetiaannya kepada Allah, Yosef
menerima tugasnya untuk menjadi Bapa Pemelihara Keluarga Kudus.
 Salah satu ujian terakhir Yosef, yang juga tercatat dengan begitu indahnya dalam Kitab Suci,
adalah peristiwa diketemukannya Kanak-kanak Yesus di Bait Allah, setelah dengan susah payah
dicari selama tiga hari. Untuk kesekian kalinya, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Yosef.
Dalam keheningan, sekali lagi dia menunjukkan kebijaksanaan sejati yang tidak sedikitpun
mempertanyakan rancangan Tuhan. Tanpa kata-kata, seluruh hidup Yosef adalah suatu pemberian
diri yang total dan kepercayaan tanpa batas kepada Penyelenggaraan Ilahi.
 Kenyataan bahwa Yosef melakukan semuanya itu di dalam suatu kegelapan iman, dan
keberaniannya untuk melangkah di dalam gelap, menunjukkan betapa cahaya Tuhan bersinar
begitu cemerlang di dalam hatinya, sehingga malam tidak lagi gelap baginya.

Pater Chevalier tentang Santo Yosep (Renungan Harian): “Di dunia Santo Yosep menjaga
dan melindungi Yesus dan Maria, dari sebab itu Gereja mengakui dia sebagai pelindung keluarga
kristiani sedunia. Kita harus mempercayakan diri kepadanya. Ia akan melindungi kita sebab ia
sanggup; bukankah kita anak-anak isterinya yang perawan? Ecce mater tua. Justru karena itu ia
memandang kita sebagai anak-anaknya sendiri dan menjaga kita dengan kebapaannya yang
akrab. Lebih lagi, ia tahu bahwa kita ditebus dengan darah Yesus Kristus dan menjadi ahli waris
surga; apakah mungkin ia melupakan kita? Mustahil. Ia menjaga harta karunia Hati Kudus Yesus
dan ingin agar kita memanfaatkannya. Mari kita menghadap dia dengan kepercayaan dan
meminta kepadanya apa yang kita butuhkan. Pasti ia membantu.”

Doa St. Yosep (Buku Doa Harian MSC)


P Dikasihilah Hati Kudus Yesus di seluruh dunia
U Selama-lamanya
P Bunda Hati Kudus
U Doakanlah kami
Santo Yusuf, pelindung kami, Bapa telah memilih engkau menjadi hambaNya yang setia dan
dipersatukan di dalam cinta Yesus dan Maria. Seperti engkau melayani Yesus, berdoalah bagi kami
agar kami dapat melayani Dia dalam diri semua orang. Semoga kami, yang menghormati engkau
sebagai teladan dan pelindung kami. Semoga melalui doamu, Tuhan menganugerahi kami ketulusan
dan cinta dalam pelayanan seperti yang engkau tunjukkan kepada Bapa yang memilih engkau untuk
menjaga Yesus, PuteraNya, Tuhan untuk selamanya. Santo Yusuf, kepala rumah-tangga Keluarga
Kudus, engkau berkarya bersama Yesus untuk Bapa. Engkau pun mengerti kesulitan dan kebutuhan
hidup sehari-hari. Bantulah kami untuk bekerja dengan riang gembira bersaam dengan orang lain,
untuk memanfaatkan anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada kami sehingga kami dapat
meneladani hidupmu dan bertumbuh dalam semangat pengabdian dan setia terhadap panggilan
kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
P Santo Yusuf, teladan dan pelindung para pencinta Hati Kudus Yesus.
U Doakanlah kami.
P Santa Margaretha Maria.
U Doakanlah kami.

Anda mungkin juga menyukai