Anda di halaman 1dari 11

Dosen :

Pdt. Friska Tirsa Oley, M.Th


Disusun oleh :
Reinny Esperanza Saini
Zefanya Brando Pai

SAKRAMEN PENGUATAN / KRISMA

1
A. Pengertian Sakramen Krisma

Pengertian Sakramen Krisma atau Penguatan diadakan oleh Yesus untuk menguatkan
orang yang telah dibaptis dengan Roh Kudus. Setelah dikuatkan, orang dapat hidup sesuai
dengan imannya dan memberikan kesaksian kristiani. Sakramen Krisma diberikan oleh
Uskup dan dalam keadaan tertentu dapat diberikan oleh Imam. Sambil meletakkan tangan di
atas dahi, Uskup (Imam) berkata "Aku menandai engkau dengan tanda salib dan menguatkan
engkau dengan minyak suci atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus."1

Sakramen Penguatan/Krisma merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman


umat yang dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga masing-masing anggota ikut bertanggung-jawab
dalam pengutusan menjadi saksi Injil Yesus Kristus, baik di dalam umat maupun dalam
masyarakat.

Sakramen Penguatan memberikan kita curahan Roh Kudus dalam kelimpahan seperti
yang dijanjikan oleh Kristus kepada para murid-Nya dan dialami para rasul pada hari
Pentakosta (Kis 2:1-13). Curahan Roh Kudus menjadikan kita seperti para rasul yang
memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut
ambil bagian dalam karya keselamatan-Nya.

Sakramen Penguatan menjadi tanda bahwa Kristus telah memeteraikan kita sebagai
saksi-Nya. Dalam Lumen Gentium 11 dikatakan : “berkat Sakramen Penguatan mereka
terikat pada Gereja secara lebih sempurna dan diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus
yang istimewa; dengan demikian mereka semakin diwajibkan untuk menyebarluaskan dan
membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati dengan perkataan dan perbuatan”.2

B. Makna Sakramen Penguatan

Makna Sakramen Penguatan adalah menguatkan dan semakin mewajibkan orang yang
telah dibaptis untuk menjadi saksi Kristus, menyebarkan dan membela iman, dengan
perkataan dan perbuatannya. 2. Apa bedanya Sakramen Penguatan dan Sakramen Krisma?
Istilah Sakramen Penguatan dan Krisma hanya beda istilah saja. Tetapi sebenarnya yang lebih
tepat adalah Sakramen Penguatan. Karena kata "krisma" lebih menunjuk pada minyak yang
digunakan, yaitu minyak krisma (SC: Sanctum Chrisma).

1
Jacobus Tarigan, Dari Keluarga Untuk Gereja , (Jakarta: Gramedia Widasarana Indonesia) hal 73
2
https://katedralmedan.or.id/katekese/sakramen-krisma/ diakses pada tanggal 23 Okt 2020 pukul 20.30

2
C. Bagaimana Sakramen Penguatan diberikan

Sakramen Penguatan diberikan lewat pengurapan minyak krisma pada dahi dengan
kata-kata yang tertulis di dalam buku liturgi. Minyak yang akan digunakan dalam Sakramen
Penguatan harus diberkati oleh Uskup, termasuk dalam keadaan darurat. Minyak ini diberkati
saat Misa Krisma. Minyak tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang diberi label SC
(Sanctum Chrisma).

(Proses pemberian
sakramen Penguata
/Krisma)

Minyak ini
harus diperbarui
setiap tahun. Imam tidak
dapat

memberkatinya. Hal ini berbeda dengan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Untuk Sakramen
Pengurapan Orang Sakit, dalam kasus darurat, imam dapat memberkati minyak yang akan
digunakan. Sementara, untuk Sakramen Penguatan, dalam situasi apa pun, jika minyak yang
digunakan adalah minyak yang tidak diberkati oleh Uskup. maka Sakramen Penguatan
tersebut adalah tidak sah.

D. Yang menjadi pelayan biasa Sakramen Penguatan

Pelayan biasa Sakramen Penguatan adalah Uskup. Seorang imam dapat menjadi pelayan
Sakramen Penguatan, asalkan imam tersebut diberi wewenang oleh Uskup Diosesan untuk
menerimakan Sakramen Penguatan. Tanpa wewenang tersebut, maka tindakannya adalah
tidak sah. Wewenang tersebut hanya dapat digunakan di wilayah paroki masing-masing. Di
luar itu, tindakannya adalah tidak sah.

E. Penerimaan Sakramen Penguatan

Yang dapat menerima Sakramen Penguatan adalah orang yang sudah dibaptis dan belum
menerima Sakramen Penguatan. Orang Katolik mempunyai kewajiban untuk menerima

3
Sakramen Penguatan ini. Dalam hal ini, Pastor Paroki hendaknya mengusahakan agar seluruh
umatnya dapat menerima sakramen ini pada waktunya.3 Persiapan para calon untuk menerima
Sakramen Krisma dipercayakan kepada Seksi Katekese dan diatur dalam lembaran "Pedoman
Persiapan Sakramen Krisma." Pelaksanaan Sakramen Krisma dilayani oleh Pastor Paroki
bersama dengan Seksi Liturgi. Penyambutan Bapak Uskup diatur oleh pengurus Dewan
Paroki.4

F. Tujuan Sakramen Krisma

 Semakin Serupa dengan Kristus

Dalam kitab Roma 8:28-29 dikatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah dan semua orang yang dipilih Allah sejak semula,
mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,
supaya Kristus, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Ayat ini memberitahu kita bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik bagi kita
yang mengasihi Kristus. Allah Tritunggal akan membantu kita untuk menyempurnakan diri
sehingga kita menjadi serupa dengan Kristus, karena menjadikan kita serupa dengan Kristus
merupakan tugas Allah dan Dia juga yang akan menyelesaikannya. Maka dari itu, kita
memerlukan Roh Kudus karena Roh Kuduslah yang akan menjadi alat-Nya untuk
membentuk kita, dan untuk menerima Roh Kudus kita bisa mendapatkannya melalui
sakramen krisma.

 Menjadi Lebih Dewasa dan Mantap dalam Iman

Setelah kita melakukan sakramen babtis, maka kita telah dilahirkan kembali oleh Roh.
Seperti bayi yang baru lahir, kita juga pastinya akan bertumbuh dan berkembang. Apabila
kita tidak memiliki pegangan maka kita akan menjadi lemah dan tidak dapat menahan diri,
sehingga kita akan cenderung untuk melakukan jenis-jenis dosa dalam Alkitab. Namun Allah
kiingin kita berakar dalam Kristus dan tumbuh dalam iman. Untuk menguatkan iman, Allah
mengatakan bahwa kita membutuhkan karunia Roh Kudus. Maka dari itu, sakramen krisma
ada untuk memberikan kita kekuatan dalam menaklukkan peperangan rohani. Sehingga kita
bisa melawan godaan yang menentang iman kita.

3
Silvester S. Budi, Sakramen-Sakramen Dalam Gereja, (Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius, 2020) hal 23-24
4
Jacobus Tarigan, Dari Keluarga Untuk Gereja , (Jakarta: Gramedia Widasarana Indonesia) hal 73

4
 Semakin Setia Mengikut Kristus

Roma 8:9-11 mengatakan , “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh,
jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus,
ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati
karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang
telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus.”

Ayat ini menunjukkan bahwa Roh dan daging tidak bisa disatukan. Pasti akan cenderung
ke salah satu. Apabila kita memilih daging, maka buah-buah yang keluar dari diri kita akan
mengarah ke hawa nafsu dan kesenangan semata. Namun, apabila kita memutuskan untuk
membiarkan Roh Kudus berkehendak, maka kita akan menghasilkan buah-buah Roh Kudus
yang disebutkan dalam Galatia 5:22-23, dan juga kita akan senantiasa berada dalam Kristus.

 Semakin Berani Membela Iman

Seperti yang kita tahu bahwa Roh Kudus memberikan kita kekuatan, maka Dia juga akan
mengarahkan, menunjukkan, serta meyakinkan jalan mana yang harus kita pilih. Dan jalan itu
pastilah jalan yang terbaik. Apabila kita dihadapkan pada situasi dimana kita harus membela
iman kita, maka Roh Kudus yang akan menguatkan, seperti para Rasul dan murid-murid
Yesus yang tak gentar menghadapi kematian untuk membela imannya kepada Kristus. Bukan
kekuatan manusianya yang bekerja, sebab daging tidak akan mampu karena dia lemah,
melainkan Roh Kudus yang ada di dalam mereka.

 Semakin Dikuatkan Untuk Menjadi Saksi Kristus

Yesus pernah memerintahkan kepada murid-Nya untuk pergi ke seluruh bangsa dan
menjadikan semua orang sebagai murid-Nya. Dan saat Yesus akan terangkan ke sorga, murid
Yesus merasa khawatir, apakah mereka bisa hidup tanpa Yesus? Akan jadi apa hidup mereka
selanjutnya tanpa Yesus? Apakah hidup mereka akan kembali tak terarah seperti sebelum
mereka mengenal Yesus?

Namun, Yesus berkata pada mereka bahwa mungkin Ia tidak ada di dekat mereka secara
fisik, tetapi Dia mengaruniakan Roh Kudus yang akan mengarahkan dan memberi mereka
kekuatan untuk melakukan perintah-Nya serta hidup seperti yang Yesus ajarkan. Hal tersebut

5
juga berlaku untuk kita, apabila Roh Kudus yang ada dalam diri kita, maka Ia yang akan
bekerja.

 Semakin Bertanggung Jawab terhadap Kehidupan Gereja

Salah satu tujuan sakramen krisma adalah membuat kita lebih bertanggung jawab dalam
pelayanan. Bertanggung jawab di sini adalah dalam hal melayani Tuhan, bukan pekerjaan
Tuhan. Seringkali, dalam pelayanan gereja kita merasa lelah karena banyaknya tugas.
Perasaan tersebut karena kita lebih fokus pada pekerjaan, bukan pada Tuhan. Apabila fokus
kita pada Tuhan, apabila kita sungguh-sungguh ingin melayani Dia, maka yang akan kita
dapatkan adalah buah-buah Roh Kudus. Untuk membentuk fokus kita hanya pada Tuhan kita
hanya memerlukan Roh Kudus untuk berkuasa atas diri kita.

 Lebih Cermat Memilih Panggilan Hidup

Roh Kudus akan mengarahkan kita pada pilihan yang terbaik untuk masa depan kita. Kita
perlu melibatkan Tuhan dalam segala pekerjaan kita. Kita tahu bahwa hidup penuh pilihan
dan apabila kita salah memilih, kita tidak akan lekas sampai pada tujuan.

Seperti umat Israel, seorang pendeta pernah mengatakan bahwa jarak Mesir dan Kanaan
tidak lebih dari 250 mil yang sebenarnya dapat ditempuh dalam sebelas hari dengan berjalan
kaki, namun karena dosa-dosa umat Israel, Tuhan membuat mereka berputar-putar hingga
selama 40 tahun. Nah, inilah contoh nyata bahwa Tuhan pasti akan membuat kita sampai ke
tujuan, tapi cepat atau lambatnya itu semua tergantung kita sendiri, apakah kita mau patuh
atau tidak.

 Menjadi Orang yang Beriman dan Dinamis

Yang dimaksud iman yang dinamis adalah bahwa kita memiliki iman yang tidak goyah
dalam situasi apapun, walaupun situasi sukar sekalipun. Kita tidak akan patah semangat. Kita
akan selalu menanti janji Tuhan walaupun kelihatannya itu mustahil. Iman yang dinamis juga
membuat kita bertahan dan mampu menikmati hidup walaupun sebenarnya bukan itu yang
kita inginkan. Iman yang dinamis membuat kita bisa menaklukkan diri kita dan berserah
sepenuhnya pada kuasa Tuhan.5

5
https://tuhanyesus.org/tujuan-sakramen-krisma diakses pada tanggal 23 Okt 2020 pukul 20.35

6
G. Dasar Biblis Sakramen Penguatan dalam Gereja Katolik

Tuhan memperkuat jiwa kita juga dengan Sakramen Penguatan. Hal ini kita lihat dari
kisah para rasul yang, walaupun telah menerima rahmat Tuhan, mereka dikuatkan secara
istimewa pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus turun atas mereka. Atas karunia Roh Kudus
ini para rasul dapat dengan berani mengabarkan Injil dan melaksanakan misi yang Yesus
percayakan kepada mereka. Karunia Roh Kudus ini diturunkan melalui penumpangan tangan
para rasul (Kis 8:14-17) yang kemudian juga dilanjutkan oleh para penerus mereka (para
uskup) kepada Gereja-Nya. Melalui Sakramen Penguatan inilah kita dikuatkan dalam iman
untuk menghadapi tantangan hidup.6

H. Makna Simbol dalam Sakramen Krisma

Dalam penerimaan Sakramen Krisma tentunya terdapat simbol-simbol yang memiliki


makna, ialah sebagai berikut :

a. Minyak Krisma, Penerimaan Sakramen Krisma menggunakan minyak Krisma yang


diartikan sebagai sebagai materi dari Allah. Minyak itu terbuat dari buah zaitun dan
dicampuri sedikit balsam, lalu minyak tersebut diberkati oleh Uskup pada saat misa
Krisma, sehari sebelum misa kamis putih. Minyak Krisma hadir sebagai simbol
pengudusan oleh Roh Kudus yang hadir dalam bentuk bau harum dan wangi.
b. Penumpangan tangan uskup, setelah didoakan, para calon maju satu persatu dan
menerima penumpangan tangan uskup pada bahunya. Penumpangan ini merupakan
simbol turunnya Roh Kudus bagi para calon. Roh itu akan menjadi Roh yang akan
mendewasakan iman para calon dan menguatkan mereka. Artian lain merupakan
sebuah tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penerima Krisma dalam
perutusan Gereja.
c. Pengurapan minyak Krisma. Setelah penumpangan tangan Uskup, penerima Krisma
menerima minyak Krisma pada dahinya. Pengurapan ini menjadi simbol pemberian
anugrah Allah yang menguatkan, melantik, menguduskan dan menjadi seseorang
yang memiliki tugas baru dalam hiudpnya. Pengurapan juga dimaksudkan untuk
menumbuhkan sikap semangat dan ketetapan hati (Komitmen) pada diri orang-orang
yang menerimanya dengan bantuan Roh Kudus.

6
http://atalise.blogspot.com/2017/11/sakramen-dan-perananya.html diakses pada tanggal 23 Okt 2020 pukul
20.55

7
d. Tepukan pada pipi penerima sakramen penguatan. Setelah mengurapi, uskup
menepuk pipi penerima Krisma sebagai tanda pemberian restu dan semangat. Uskup
memberikan semangat pada penerima Sakramen untuk berjuang menjadi saksi
Kristus mewartakan Kerajaan Allah dengan mantap dan berani. Dan kini hidupnya
dipetaruhkan demi iman dan kasih. Ada pula yang menyebut pipi itu sebagai
peperangan rohani.
e. Pemberian nama penguatan. Bukan hanya pada saat Baptis, tetapi saat menerima
Sakramen Krisma . calon memilih nama penguatan yang diambil dari Santo-Santa
atau Tokoh Suci dalam Kitab Suci. Sedangkan dalam nama yang dipilih dalam
sakramen penguatan ini sebagai simbol semangat baru seperti Santo dan Santa yang
hidupnya dipertaruhkan demi iman dan kasih. Jadi Santo dan Santa menjadi teladan
hidup kerohanian yang telah di jalankan pada masa hidupnya.

Inilah simbol yang ada dalam Sakramen Penguatan simbol ini bukan sekedar tanda
melainkan sungguh menghadirkan makna dari apa yang disimbolkan. Dengan demikian,
simbol mengungkapkan suatu keyakinan iman akan rahmat Allah yang mengalir pada diri
orang-orang yang menerima Sakramen Krisma. Artinya orang menerima Sakramen,
hidupnya sungguh diperbarui oleh rahmat Allah sebagaimana terungkap dalam simbol-
simbol yang ada.7

I. Tata Perayaan Sakramen Krisma

1. Persiapan

Pada tahapan persiapan juga sangat diperlukan, sebab calon penerima Sakramen Krisma akan
dipanggil untuk masuk ke ruang Imam ataupun Pastur. Kemudian anak-anak akan
dihantarkan oleh wali ataupun orang tua kemudian berdiri di depan Uskup. Tata cara untuk
persiapan ini biasanya tidak sama di setiap Gereja. Sebab dari kebiasaan ataupun budaya bisa
memberi pengaruh pada proses persiapannya.8

2. Pembukaan
Setelah persiapan, selanjutnya masuk dalam Ibadah dan diawali dengan :
- nyanyian pembuka
- kata-kata pembuka
- doa tobat
7
https://repository.usd.ac.id/12126/2/121124021_full.pdf diakses pada tanggal 24 Okt 2020 pukul 20.35
8
http://insighttour.id/5-tata-cara-penerimaan-sakramen-krisma-bagi-umat-katolik/

8
- menyanyi lagu Kyrie Gloria
- doa pembukaan
3. Homili
Kemudian Uskup mengadakan homili singkat. Ia menerangkan isi bacaan kepada calon
Krisma, para wali Krisma, orang tua, serta umat beriman, supaya mereka mengerti lebih
jelas dari sakramen Krisma.9
4. Melakukan Pembaharuan Janji Baptis
Menjadi salah satu komponen penting dalam tata cara penerimaan Sakramen Krisma
yakni mampu menghadirkan proses pembaharuan janji baptis. Biasanya proses
penerimaan Sakramen Krisma ini mewajibkan calon penerima untuk melakukan janji
Baptis baru di depan Uskup ataupun para hadirin.
Kemudian calon penerima Krisma akan menerima beberapa pertanyaan menyangkut
iman mereka. Nantinya dari kesadaran calon penerima Krisma akan diperlihatkan
kemudian dari sisi jawabannya menunjukkan kesiapan iman.
5. Penumpangan Tangan
Menjadi salah satu proses dan tata cara untuk penerimaan Sakramen Krisma yakni
penumpangan tangan. Menjadi salah satu bagian inti dari pelaksanaan Sakramen Krisma
yang mana calon penerima Sakramen akan mendapat doa Allah Bapa yang ingin
mencurahkan semua Roh Kudus. Dengan penumpangan tangan tersebut diharapkan akan
ada Anugerah besar dan berlimpah hingga mempermudah dan memperkuat iman dari
penerima Krisma.
6. Pengurapan Minyak Krisma
Menajadi salah satu modal penting untuk calon penerima Krisma yakni dari sisi proses
pengurapan minyak krisma. Dari setiap wali calon penerima Krisma akan meletakkan
tangan kanan ke atas bahu calon dan menyebutkan namanya kepada Uskup. Nantinya
Uskup menerima minyak Krisma dari Diakon yang mencelupkan ibu jari pada minyak
yang sebelumnya sudah diberkati dan membuat tanda salib kepada calon penerima
Krisma.10 Dengan berkata:
U : … (Nama Calon Krisma) terimalah tanda karunia Roh Kudus
CK : Amin
U : Damai Kristus besertamu
CK : Dan sertamu juga

9
http://syairsaswito.blogspot.com/2017/11/sakramen-krisma.html
10
http://insighttour.id/5-tata-cara-penerimaan-sakramen-krisma-bagi-umat-katolik/

9
7. Liturgi Ekaristi
Sesudah doa umat menyusul Liturgi Ekaristi menurut aturan upacara misa.11

Sakramen Krisma dan Sidi

Sakramen Krisma dalam Gereja Katolik sama dengan Sidi dalam Gereja Protestan
karena Peneguhan sidi merupakan suatu upaya transformasi gereja reformasi terhadap ajaran
gereja Roma Katolik tentang sakramen Konfirmasi. Dalam gereja Katolik Roma sendiri,
sakramen konfirmasi merupakan sakramen pemberian Roh Kudus, dan sekaligus didalamnya
kasih karunia ditambah dan disempurnakan, sehingga membuatnya terpisah dengan sakramen
baptisan kudus. Sakramen konfirmasi dalam gereja Roma Katolik dilayankan dalam rangka
komuni pertama.

(Perbedaan Sakramen krisma dan Sidi)

Dalam perkembangannya, para reformator gereja menolak bahwa konfirmasi


merupakan sakramen yang terpisah dari sakamen baptisan. Calvin misalnya, menolak
konfirmasi dalam gereja Roma Katolik sebagai suatu sakramen (Institutio IV.XIX). Gereja
Reformasi, mengadopsinya tetapi memberi nilai yang baru, bukan lagi sebagai sakramen,
namun menggantikannya dengan suatu upacara yang penuh hikmat, terhadap seorang yang
akan mengikuti perjamuan pertama.

Abad ke-13 konfirmasi dijadikan sebagai suatu upacara tersendiri seperti yang masih
kita kenal hingga sekarang ini, dan untuk pertama kalinya, sidi/konfirmasi dalam Gereja
Reformasi, dilakukan atau diberi bentuk yang konkrit oleh seorang yang bernama Martin
Bucer (1491-1551). Disusunlah berbagai ketentuan yang berkaitan dengan peneguhan sidi.

Gereja-gereja di Indonesia yang berlatar belakang Belanda, menggunakan istilah


peneguhan sidi atau naik sidi. Tetapi bagi gereja-gereja yang berlatar belakang Jerman
menggunakan istilah konfirmasi yang berasal dari kata Latin Corfirmatio (Ingg: confirmation,

11
http://syairsaswito.blogspot.com/2017/11/sakramen-krisma.html

10
Jerman: Konfirmation) yang berarti peneguhan atau penguatan yang saat ini kita kenal
sebagai sakramen penguatan/krisma.

Sidi seperti telah dijelaskan diatas, dilakukan mengawali perjamuan pertama, dan
karena itu prinsip mendasar yang harus diingat, bahwa yang boleh ikut peneguhan sidi,
adalah seseorang yang dianggap dewasa yang dapat mengerti tentang imannya sendiri.
Menjadi sangat penting juga, untuk ada dalam peneguhan sidi itu sendiri, seseorang perlu
untuk diajarkan tentang pokok-pokok ajaran dan iman Kristen sehingga ia tidak sekedar
mengimani tetapi sekaligus ia memahami apa yang ia imani. Proses-proses pengajaran itu
yang disebut katekisasi, sebagai media pendidikan yang disediakan oleh gereja sebagai
lembaga pendidikan formal yang mendidik para anggota jemaat untuk memahami ajaran-
ajaran gereja itu sendiri.12

12
http://giafidrisa.blogspot.com/2011/07/kedudukan-sidi-gereja-diantara-sakramen.html diakses pada 30 Okt
2020 pukul 20.20

11

Anda mungkin juga menyukai