Anda di halaman 1dari 2

MORAL PERKAWINAN

Moral adalah
Pedoman atau ajaran tentang baik-buruk, halal-haram, wajib-dosa yang mengatur
sikap batin dan prilaku atau: Pedoman bagaimana kita harus mengatur hidup kita supaya
menjadi baik sesuai dengan maksud Tuhan Pencipta Yang Maha baik (dan dengan demikian
juga akan bahagia). (Gilarso,1996:50)
Moral Perkawinan bermaksud memberikan pedoman: apa yang harus kita lakukan supaya
perkawinan kita betul-betul sesuai dengan maksud Tuhan Pencipta ( tentu saja dengan
menghindari dosa dan penyelewengan).

Perkawinan
Dalam UU No. 1 tahun 1974 pasal 1 dinyatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir
batin, antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. (Sairin & Pattiasina,1996)

Arti Perkawinan Katolik


Arti perkawinan katolik menurut KHK1983 kan.1055 §1 adalah perjanjian (foedus)
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup. Latar
belakang definisi ini adalah dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes §48). GS dan
KHK tidak lagi mengartikan perkawinan sebagai kontrak.
(http://www.kaj.or.id/dokumen/kursus-persiapan-perkawinan-2/hukum-gereja-mengenai-
pernikahan-katolik)

KESIMPULAN
Moral perkawinan artinya sangat penting karena menyangkut komitmen pada pasangan dan
Tuhan untuk menjaga perkawinan dari dosa dan membangun pernikahan menuju
kebahagiaan.
Daftar Pustaka

Gillarso,T(ed). (1996). Membangun keluarga kristiani. Kanisius:Yogyakrta.

Sairin, Weinata. Pattiasina, M,J. (1996). Pelaksanaan undang-undang perkawinan dalam


perspektif kristen. BPK Gunung Mulia:Jakarta

Hukum Gereja. (2011). Hukum gereja mengenai pernikahan katolik. kaj.or.id. Diambil dari
http://www.kaj.or.id/dokumen/kursus-persiapan-perkawinan-
2/hukum-gereja-mengenai-pernikahan-katolik

Anda mungkin juga menyukai