PERTEMUAN I
PENDAHULUAN
Tujuan:
Peserta diajak untuk semakin mengerti arti Sakramen Krisma dan
menyadari pentingnya menerima sakramen ini dalam menghayati
kehidupan sehari hari.
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 670 "Tuhan Engkau Kuhormati".
2. Doa Pembuka,
Bisa meminta seorang peserta untuk berdoa spontan. Atau menngunakan doa
yang sudah dikonsep, misalnya:
Ya Tuhan Yesus, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah
menghimpun kami di sini. Engkau pernah bersabda, "Di mana dua
atau tiga orang berkumpul atas nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah
mereka". Karena itu hadirlah di tengah kami, jiwailah kami semua
agar di awal persiapan Krisma ini kami Kau beri semangat. Sebab
Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
3. Perkenalan
Bisa menggunakan metode perkenalan lain yang lebih sesuai
( tergantung usia peserta – remaja/dewasa)
Selanjutnya para peserta diberi waktu untuk saling mengenal lebih
dekat.
MENGGALI PENGALAMAN PESERTA
1. Diskusikanlah
(Untuk Peserta Remaja dan Peserta Dewasa) Apa sajakah yang Anda ketahui
tentang Sakramen Krisma?
(Pembina menuliskan poin-poin jawabannya di papan)
2. Masukan dari Pembina
Sakramen Krisma adalah salah satu Sakramen dalam Gereja Katolik.
Sakramen adalah tanda dan sekaligus sarana kehadiran Allah yang
menyelamatkan dan mencurahkan rahmat-Nya. Sakramen ini disebut
Sakramen Krisma karena si penerima diurapi dengan minyak Krisma (SC=
Sacrum Chrisma) yang berasal dari campuran minyak zaitun dan balsem.
Dahulu para raja dan nabi juga diurapi dengan minyak zaitun (lih. 1Sam
16:13; 2Raj 9:6). Kata "Krisma" dan "Kristus" mempunyai akar kata yang
sama yang berarti "pengurapan". Dengan menerima Sakramen Krisma,
seseorang diurapi dengan anugerah Roh Kudus.
Sakramen ini juga disebut penguatan (confirmatio), sebab si penerima
dikukuhkan/dikuatkan sebagai anggota penuh Gereja dengan segala hak dan
kewajibannya. Dia juga dinyatakan telah kuat dan dewasa dalam iman.
Karena itu, dia sudah siap diutus untuk menjadi saksi Kristus.
Karena merupakan sakramen perutusan, Sakramen Krisma
diterimakan oleh pemimpin Gereja setempat yang berwenang. Pemimpin
Gereja setempat (Gereja lokal) yang dimaksudkan di sini adalah Uskup.
Namun, dalam upacara inisiasi baptisan dewasa, pastor juga diberi wewenang
untuk sekaligus menerimakan Sakramen Krisma.
Seperti Baptis dan imamat, Sakramen Krisma memberikan meterai
kekal. Dengan menerimanya berarti sepenuhnya kita menjadi milik Kristus,
kita dilibatkan dalam pelayanan-Nya dan dijanjikan akan menerima
perlindungan Ilahi pada saat pencobaan besar di akhirat. Karena memberikan
meterai kekal, sakramen ini diterimakan sekali untuk selamanya dan tidak
diulang.
PENERAPAN
3. Hal-hal Teknis
Kesepakatan bersama ( tata tertip, tugas dan lain – lain)
PENUTUP
1. Lagu Penutup
Misal PS 632 "Dengarkanlah Maria"
2. Doa Penutup
PERTEMUAN II
KRISMA SEBAGAI SAKRAMEN INISIASI
Tujuan:
Peserta diajak untuk memahami dan menghayati arti dan makna
penerimaan Sakramen Krisma sebagai Sakramen Inisiasi.
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 592 "Syukur kepada-Mu Tuhan"
2. Doa Pembuka
Bisa meminta salah satu peserta memimpin doa secara spontan atau
menggunakan konsep doa yang tersedia, misalnya:
Puji syukur kepada-Mu Bapa, karena berkat Sakramen Baptis kami
semua telah Kau-angkat menjadi putra-putri-Mu. Terima kasih juga
karena kami telah Kau-gabungkan dengan Tubuh Kristus, yakni
Gereja. Kami mohon rahmat-Mu agar makin hari kami makin bersatu
erat dengan Engkau dan Gereja, demi Kristus Tuhan dan pengantara
kami, Amin.
MENGGALI PENGALAMAN PESERTA
Ritus Inisiasi
Untuk masuk dalam suatu kelompok, biasanya seseorang harus
melalui suatu inisiasi (Latin: in + ire= masuk ke dalam; initiare =
memasukkan ke dalam). Yaitu proses masuk ke dalam suatu kelompok
dengan memenuhi berbagai persyaratan dan ritus upacara. Dalam masyarakat,
kita mengenal berbagai contoh inisiasi. Masa orientasi siswa, pergantian
kewarganegaraan, perpindahan warga ke RT/RW baru, dan sunat adalah
contoh inisiasi. Dengan rangkaian kegiatan masa orientasi, para siswa baru
diterima sebagai warga sekolah tersebut. Setelah melewati rangkaian tes
pemahaman mengenai UUD, GBHN, Pancasila, Sejarah Nasional Indonesia,
dan reformasi serta mengurus perlengkapan administrasi yang diperlukan,
seorang WNA diterima sebagai warga negara Indonesia. Dengan melapor
pada ketua RT/RW baru dan menyerahkan surat pengantar, seorang penduduk
baru diterima resmi sebagai penduduk di RT/RW tersebut.
Dalam masyarakat Jawa, sunat juga dipandang sebagai ritus inisiasi,
yakni peralihan memasuki awal masa kedewasaan. Namun, sunat tidak
berhubungan dengan iman Katolik. Dalam konsili pertama di Yerusalem
ditegaskan, bahwa sunat bukan syarat untuk diselamatkan Kristus (Kis 15:1-
21). Syarat keselamatan diganti dengan baptis. Sekalipun tidak diwajibkan,
remaja Katolik juga tidak dilarang bersunat. Hal ini lebih dimotivasi oleh
alasan kesehatan, bukan alasan keagamaan.
Melalui berbagai kegiatan inisiasi itu seseorang secara resmi diterima
sebagai warga kelompoknya. Sebagai anggota resmi, dia menerima hak dan
kewajiban seperti anggota yang lain.
D. PENUTUP
1. Lagu Penutup Misal PS 603 "Curahkan Rahmat"
2. Doa Penutup
Spontanitas dari salah satu peserta dengan isi Syukur atas
rahmat baptis dan Ekaristi
Kerinduan untuk menyambut Sakramen Krisma
PERTEMUAN III
KRISMA SEBAGAI SAKRAMEN
PENGURAPAN ROH KUDUS
Tujuan:
Menumbuhkan sikap baru dalam diri para peserta untuk senantiasa
menghargai dan menghayati pentingnya peran Roh Kudus dalam
hidup imara dan mau bekerja sama dengan Nya.
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 565 "Datanglah, ya Roh Pencipta
2. Doa Pembuka
Misal PS 147 "Doa Penerangan Roh Kudus
Refleksi Pribadi
a. Tulislah buah-buah Roh menurut Paulus! Gambar manakah yang
mendukung buah buah Roh? Mengapa?
b. Tulislah perbuatan-perbuatan daging menurut Paulus! Gambar
manakah yang mendukung hal itu? Mengapa?
c. Selama ini Anda hidup menurut Roh atau menurut daging?
Rangkuman
Semua orang yang telah dipermandikan adalah Bait Roh Kudus (1Kor
6:19). Sebagai orang yang telah dikuduskan dalam sengsara, wafat, dan
kebangkitan Kristus, hendaklah kita hidup dalam pimpinan Roh sehingga
menghasilkan buah-buah Roh. Tanpa kesediaan dipimpin Roh, tak mungkin
kita menghasilkan
buah-buah Roh.
Hidup menurut Roh dapat dibina dengan menerima sakramen-
sakramen, membaca Alkitab, dan hidup dalam semangat kasih dan pertobatan.
Dengan demikian, Allah Tritunggal kerasan bertakhta di hati kita. Namun
demikian dari pengalaman kita, setan akan senantiasa menggoda kita,
termasuk melalui ketujuh
dosa pokok itu. Karena itu, kita mesti tetap hati-hati dan waspada.
PENERAPAN
Untuk Direnungkan
Apakah kita sudah sering berdoa kepada Roh Kudus? Memang harus
kita akui bahwa kita jarang berdoa kepada Roh Kudus. Kalaupun berdoa,
barangkali kita menggunakan doa doa resmi seperti veni creator (Datanglah
ya Roh Pencipta), novena Roh Kudus, dan sebagainya. Doa-doa spontan dan
pribadi lebih sering kita tujukan kepada Allah Bapa, Yesus Kristus, dan
Bunda Maria. Pribadi Roh Kudus, seakan jauh sekali dari diri kita, sehingga
kita jarang berdoa dan memohon pada-Nya.
Padahal, Roh Kudus adalah penolong yang dijanjikan Yesus. Dia akan
menyertai kita selama-lamanya (bdk. Yoh 14:16). Dialah yang membimbing
Gereja pada seluruh kebenaran (bdk. Yoh 16:13). Dan lebih dari itu, menurut
Rasul Paulus, sebenarnya Roh Kudus begitu dekat dengan kita. Sebab tubuh
orang yang telah dipermandikan sebenarnya adalah Bait Roh Kudus (1Kor
6:19). Roh Kudus berkenan tinggal di dalamnya. Namun, betapa kita sering
melalaikan hal ini. Bukankah kita jarang menyapa dan berdoa kepada Roh
Kudus? Yang sering kita lakukkan justru sebaliknya. Kita sering mencemari
Bait Roh Kudus ini. Bukankah berbagai perbuatan kedagingan kita justru
membuat Roh Kudus berduka? Sebab kesucian Bait-Nya kita cemari sendiri!
Dalam bukunya "Roh Kudus: Sahabat Kita yang Paling Agung"
(Malang: Dioma 2000) Romo Paul O'Sullivan, OP mengingatkan kelalaian
kita akan hal ini. Dia menganjurkan agar calon Krisma juga diajar bagaimana
mesti mencintai dan menghormati Roh Kudus. Beliau menyebutkan beberapa
cara menghormati Roh Kudus, antara lain dengan mempersembahkan doa
harian, Misa, Komuni dan perbuatan baik kita; juga dengan
mempersembahkan semua kegiatan harian untuk menghormati Roh Kudus.
Selain itu, kita dapat memanjatkan doa-doa khusus kepada Roh Kudus, yaitu
dengan memberikan perhatian pada kata "Roh Kudus" sewaktu membuat
tanda salib, mendoakan Kemuliaan, dan peristiwa mulia ketiga dalam doa
rosario. Betapa sering kita mendoakan sebatas di bibir saja. Cara yang lain
adalah dengan mempraktikkan kebajikan dalam hidup, khususnya keutamaan
kerendahan hati dan kemurnian.
Apabila secara pribadi kita dekat dengan Roh Kudus, kiranya karunia
dan buah-buah Roh yang kita mohon akan dilimpahkan-Nya. Bukankah
Tuhan Yesus sendiri pernah bersabda,"Allah Bapa akan memberikan Roh
Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Luk 11:13).
Refleksi Pribadi
1. Sebutkan dua cacat jiwa yang paling sering menggoda Anda!
2. Apa niat Anda untuk mengatasi dua godaan itu!
3. Kalau begitu karunia Roh Kudus apa yang paling Anda perlukan?
PENUTUP
1. Lagu Penutup
Misal PS 568" Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan"
2. Doa Penutup
Misal PS 93 "Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus"
PERTEMUAN IV
Tujuan:
Peserta disadarkan akan tanggung jawabnya sebagai orang yang
dewasa dalam iman untuk memupuk di imannya sendiri dan mau
terlibat dalam hidup menggereja.
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 650 "Siapa yang Berpegang"
2. Doa Pembuka
Misal PS 21 "Doa Iman"
Pengantar
Pembina mengajak para peserta berdialog yang arah pembicaraannya: seorang
dikatakan dewasa apabila bisa menggunakan kebebasannya secara
bertanggung jawab. Misalnya dengan panduan pertanyaan berikut ini)
1. Menurut Anda manakah yang lebih diberi kebebasan oleh orangtua,
anak SD ataukah anak SMA? Bisa memberikan contoh? Mengapa?
2. Apakah Anda juga menyukai hari bebas?
3. Apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda diberi satu hari untuk
berbuat semau Anda?
4. Apakah kebebasan itu bisa merugikan orang lain? Merugikan diri
sendiri?
5. Bagaimana orang dewasa menggunakan kebebasannya?
PENERAPAN
Refleksi Pribadi
1. Apa yang akan Anda lakukan untuk memelihara dan memupuk iman
Anda? Tulislah sekonkret mungkin : kegiatan, waktu, dan tempatnya!
2. Sudahkah Anda mulai terlibat dalam kegiatan lingkungan/kelompok
kerasulan? Ceritakanlah satu pengalaman menarik!
3. Pernahkan Anda diserang atau dikucilkan karena Anda pengikut
Kristus? Bagaimana perasaan Anda? Apa yang kemudian Anda
lakukan?
4. Tulislah berbagai kegiatan di paroki dan lingkungan Anda! Sudahkah
mencakup kelima aspek tersebut?
5. Apa saja hambatan dan kesulitan untuk terlibat dalam hidup
menggereja? Bagaimanakah hal tersebut dapat diatasi?
6. Tulislah niat-niat konkret Anda untuk terlibat dalam kelompok-
kelompok basis, baik kategorial maupun teritorial!
Untuk Direnungkan
PENUTUP
1. Lagu Penutup
Misal PS619 "Alangkah Bahagianya"
2. Doa Penutup
Misal PS 180 "Doa untuk Jemaat Setempat"
PERTEMUAN V
Tujuan:
Agar peserta menyadari dan menghayati martabatnya sebagai imam
rajawi yang diundang untuk senantiasa mempersembahkan kurban
rohani.
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 690 "Pada-Mu, Tuhan dan Allahku"
2. Doa Pembuka
Misal PS 153 "Doa Kekudusan"
4. Pendalaman
2. MASUKAN PEMBINA
PENERAPAN
1. Refleksi Pribadi
3. Untuk Direnungkan
PENUTUP
1. Lagu Penutup
Misal PS 378 "Ya Tuhan, Allahku"
2. Doa Penutup
Misal PS 197 "Doa untuk Aneka Bidang Pekerjaan"
PERTEMUAN VI
KRISMA SEBAGAI SAKRAMEN PERUTUSAN
MENJADI NABI DI ZAMAN MODERN
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 692 "Yesus Mengutus Murid-Nya"
2. Doa Pembuka
Misal PS 173 "Doa agar Kristus Semakin Dikenal"
Pengantar
Pembina memberi pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan
perutusan untuk menggali pengalaman peserta.
Masukan Pembina
Nabi adalah juru bicara Allah. Dia mewartakan kehendak Allah untuk
orang-orang sezamannya. Nabi kerap dimusuhi, dikejar-kejar, bahkan
dibunuh. Sebab pewartaan-Nya sering memerahkan telinga dan memanaskan
hati pendengarnya. Rancangan Tuhan kerap tidak seperti rancangan manusia
(Yes 55:8). Tetapi nabi sejati tidak akan gentar menghadapi tantangan
dan ancaman.
Yesus Kristus adalah nabi agung. Dia mewartakan kedatangan
Kerajaan Allah baik dengan perkataan-Nya, karya-karya-Nya maupun dengan
kesaksian hidup-Nya. Sekarang ini tugas kenabian-Nya tidak hanya
diteruskan oleh hierarki, melainkan juga oleh kaum awam seperti ditulis
Lumen Gentium art. 35 berikut ini:
Karena itulah awam diangkat-Nya menjadi saksi dan dibekali-Nya
dengan perasaan iman dan rahmat Sabda (lih. Kis 2: 17-18; Why
19:10), supaya kekuatan Injil bersinar dalam hidup sehari-hari, dalam
keluarga maupun masyarakat....Hendaklah (harapan) itu mereka
ungkapkan dengan pertobatan yang tiada hentinya dan dengan
perjuangan. "Melawan para penguasa dunia kegelapan, menentang
roh-roh jahat' (Ef 6:12), juga melalui struktur struktur hidup
duniawi....Begitu pula para awam menjadi bentara yang tangguh,
pewarta iman akan hal-hal yang diharapkan (lih. Ibr 11:1), bila
mereka tanpa ragu-ragu memadukan pengakuan iman dengan
penghayatan iman. Penyiaran Injil itu, yakni pewartaan Kristus, yang
disampaikan dengan kesaksian hidup dan kata-kata, memperoleh ciri
yang khas dan daya guna yang istimewa justru karena dijalankan
dalam keadaan-keadaan biasa dunia ini".
3. Pendalaman
PENERAPAN
1. Refleksi Pribadi
3. Untuk Direnungkan
PENUTUP
1. Lagu Penutup
Misal PS 697 "Bimbinglah Aku, Tuhanku
2. Doa Penutup
Misal PS 178 "Doa untuk Gereja yang Dianiaya”
PERTEMUAN VII
KRISMA SEBAGAI SAKRAMEN PERUTUSAN:
MEMIMPIN DIRI SENDIRI DAN ORANG SEKITAR
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 691 "Yesus Diutus Bapa"
2. Doa Pembuka
Misal PS 181 "Doa untuk Para Petugas Gereja"
Pengatar
Pendalaman
1. Mengapa memimpin dan menguasai diri bu gub sendiri itu jauh lebih
sulit? (kita sendiri yang mengontrol, kita mudah memaafkan atau
memaklumi kelemahan dan kegagalan diri, dsb.).
2. Bagaimana agar pembicaraan kita dengan teman-teman tidak
mengarah pada dosa? (Perlu kriteria pembicaraan seperti dalam
ilustrasi no.14 "Menggosip dengan penuh kasih", hlm. 131).
3. Berilah contoh situasi masyarakat dan blingkungan Anda yang tidak
sesuai dengan norma keadilan, keutamaan, dan moral! Apa yang
masih bisa Anda lakukan?
4. Pemimpin adalah pelayan. Jika demikian, kepemimpinan yang
bagaimanakah yang mesti dihindarkan? (Gila hormat, sikap
sewenang-wenang, memaksakan kehendak dan menggunakan
kekerasan, bersikap sebagai penguasa, dsb.).
PENERAPAN
1. Refleksi Pribadi
a. Kerajaan dosa apa saja yang mesti Anda atasi dalam diri Anda sendiri?
Apa yang akan Anda upayakan lagi untuk mengatasinya?
b. Dalam lingkungan pergaulan, sekolah/ tempat kerja Anda, situasi apa
saja yang bisa mengarah pada dosa? Apa yang bisa Anda lakukan
untuk menyehatkan situasi demikian?
c. Bersediakah Anda seandainya dipilih menjadi pengurus kelompok
kategorial atau lingkungan? Mengapa? Apa yang perlu Anda
persiapkan untuk terlibat dalam pengembangan Gereja setempat?
3. Untuk Direnungkan
PENUTUP
1. Lagu Penutup
Misal PS 655 "Ku Hendak Mengikut Kristus"
2. Doa Penutup
Misal PS 195 "Doa untuk Masyarakat"
PERTEMUAN VIII
PERSIAPAN AKHIR
Tujuan:
Peserta diajak untuk menyiapkan hati Agar bersuasana rahmat
sehingga layak menyambut Roh Kudus serta memahami jalannya
upacara Krisma
PEMBUKA
1. Lagu Pembuka
Misal PS 605 "Dengarlah, ya Tuhan"
2. Doa Pembuka (oleh Pembina)
Dalam Kis 1:12-14 dikisahkan bahwa para murid dan Bunda Maria berdoa
selama sembilan hari berturut turut. Mereka berdoa dengan penuh iman dan
harap untuk menantikan kedatangan Roh Kudus. Hal yang sama dapat kita
lakukan sebagai persiapan batin menyambut Sakramen Krisma. Kita dapat
mendoakan Novena Roh Kudus dari Puji Syukur No. 91-94. Syukur
bila kita dapat mendoakannya bersama-sama. Selain itu, kita juga bisa
mengadakan doa triduum, yakni berdoa intensif selama tiga hari berturut-turut
untuk mempersiapkan diri menyambut rahmat Roh Kudus dalam Sakramen
Krisma.
c. Tugas
b) Penumpangan Tangan
PENERAPAN
1. Geladi Bersih
2. Lain-lain
PENUTUP