Anda di halaman 1dari 2

Katekese Sakramen Baptis (2): Baptis Bayi

1. Mengapa Bayi Keluarga Katolik Perlu Dibaptis?

a. Perlu kembali ke tujuan dari baptisan menurut


Gereja Katolik yakni untuk keselamatan
(terbebas dari “dosa asal” dan memiliki jaminan
keselamatan abadi). Maka sudah selayaknya,
orang tua Katolik perlu membaptiskan anaknya
demi keselamatan jiwa anaknya.
b. Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1250
menuliskan, “karena anak-anak dilahirkan
dengan kodrat manusia yang jatuh dan dinodai
dosa asal, maka mereka membutuhkan kelahiran
kembali di dalam pembaptisan, supaya
dibebaskan dari kekuasaan kegelapan dan
dimasukkan ke dalam kerajaan kebebasan anak-
anak Allah, ke mana semua manusia dipanggil.”
c. Dari sudut pandang sejarah, sejak abad ke-2,
pembaptisan bayi dilakukan sebagai bagian dari
katekese keluarga (tanggung jawab ortu untuk
memasukkan anak dalam komunitas Gereja dan
wujud konkret dari janji perkawinan yang
diucapkan: mendidik anak dalam iman Katolik).

2. Apa dasar Kitab Suci dan Tradisi Suci untuk Baptis Bayi?

a. Kristus mengatakan bahwa tidak boleh ada seorangpun yang menghalangi anak-anak datang
kepada-Nya, karena mereka adalah empunya Kerajaan Surga (lih. Mat 19:14; Mar 10:14; Luk 18:16).
Kalau ada yang menghalangi atau menyesatkan anak-anak, maka akan memperoleh hukuman yang
berat (lih. Mat 18:6).
b. Selanjutnya, Alkitab mengatakan bahwa barang siapa percaya dan dibaptis, maka dia akan
diselamatkan (lih. Yoh 3:3-5; Mrk 16:16), karena mendapatkan pengampunan dosa -termasuk dosa
asal- dan karunia Roh Kudus (lih. Kis 2:38). Melalui Baptisan, seseorang disatukan dengan kematian
Kristus untuk dibangkitkan bersama dengan Kristus; sehingga ia dapat mati terhadap dosa dan
hidup baru bagi Allah di dalam Kristus (lih. Rom 6:3-4,11).
c. Kisah Para Rasul 16:15, 33 menceritakan tentang bagaimana para rasul membaptis Lidia beserta
seluruh isi rumahnya, juga kepala penjara sekeluarga. Demikian pula dalam Kisah Para Rasul 18:8
menceritakan tentang bagaimana Paulus membaptis Krispus dan seisi rumahnya, dan juga keluarga
Stefanus (1 Kor 1:16). “Seisi rumahnya” ini adalah termasuk anak-anak, sehingga diketahui bahwa
praktek pembaptisan bayi telah diterapkan sejak zaman para rasul.

3. Kapan Bayi Perlu Dibaptis?


Kitab Hukum Kanonik (KHK) Kan. 867 menuliskan:
§ 1. “Para orangtua wajib mengusahakan agar bayi-bayi dibaptis dalam minggu-minggu pertama;
segera sesudah kelahiran anaknya, bahkan juga sebelum itu, hendaknya menghadap pastor paroki
untuk memintakan sakramen bagi anaknya serta dipersiapkan dengan semestinya untuk itu
(catatan: bila kondisi tidak memungkinkan, bisa seturut aturan gereja setempat. Di Gereja Katedral,
maksimal umur baptis bayi adalah 5 tahun. Dilakukan setiap jumat pertama).
§ 2. Bila bayi berada dalam bahaya maut, hendaknya dibaptis tanpa menunda-nunda.
4. Apa Saja Syarat agar Bayi Bisa Dibaptis?
a. KHK 868 menuliskan
§ 1. Agar bayi dibaptis secara licit, haruslah:
orangtuanya, sekurang-kurangnya satu dari mereka atau yang secara legitim menggantikan
orangtuanya, menyetujuinya;
ada harapan cukup beralasan bahwa anak itu akan dididik dalam agama Katolik; bila harapan itu
tidak ada, baptis hendaknya ditunda menurut ketentuan hukum partikular, dengan
memperingatkan orangtuanya mengenai alasan itu.
§ 2. Anak dari orangtua Katolik, bahkan juga dari orangtua tidak Katolik, dalam bahaya maut
dibaptis secara licit, juga meskipun orangtuanya tidak menyetujuinya.
b. Syarat administratif:
1. Fotokopi akte kelahiran
2. Fotokopi KTP Orangtua. Fotokopi KK Kelurahan dan Gereja Orangtua
3. Fotokopi Surat Baptis dan Krisma Orangtua
4. Fotokopi Akte Perkawinan Gereja dan Sipil
5. Fotokopi Surat Baptis Wali (sudah menerima sakramen inisiasi lengkap)

5. Apa Peran Orang Tua bagi Bayi yang 6. Apa Peran Wali Baptis?
Dibaptis? a. Berperan sebagai “saksi formal” pelaksanaan
a. Memberikan persetujuan atas pembaptisan sakramen baptis.
anaknya dan hadir serta menyaksikan b. Membantu orangtua dalam pertumbuhan iman
anaknya dilahirkan kembali dari air dan dari anak baptis.
Roh Kudus c. KHK kan 872 menuliskan, “Calon baptis
b. Bertanggungjawab atas pendidikan iman sedapat mungkin diberi wali baptis, yang
anaknya di masa-masa mendatang, berkewajiban mendampingi calon baptis
termasuk menyiapkannya untuk menerima dalam inisiasi kristiani, dan bersama orang tua
Sakramen lainnya (Komuni Pertama, mengajukan calon baptis untuk dibaptis dan
Krisma, Rekonsiliasi). juga wajib berusaha agar yang dibaptis
c. Memasukkan anak dalam komunitas menghayati hidup kristiani yang sesuai dengan
Gereja. baptisannya dan memenuhi dengan setia
d. Memberikan contoh konkret bagi anak kewajiban-kewajiban yang melekat pada
(hidup doa, gereja, membaca Kitab Suci, baptis itu.”
keaktifan).
7. Apa Persyaratan sebagai Wali Baptis?
KHK kan. 874 menyatakan:
a. Ditunjuk oleh orang tua atau oleh yang secara legitim menggantikan orang tua atau bila mereka itu
tidak ada, oleh pastor paroki atau pelayan baptis, selain itu ia cakap dan mau melaksanakan tugas
itu.
b. Telah berumur genap enam belas tahun, kecuali umur lain ditentukan oleh uskup diocesan atau
ada kekecualian yang atas alasan wajar dapat diterima oleh pastor paroki atau pelayan baptis.
c. Seorang Katolik yang telah menerima Sakramen Penguatan dan Sakramen Ekaristi (telah
menerima inisiasi penuh dalam Gereja Katolik), lagi pula hidup sesuai dengan iman dan tugas yang
diterimanya.
d. Tidak terkena suatu hukuman kanonik yang dijatuhkan atau dinyatakan secara legitim.
e. Bukan ayah atau ibu dari Calon Baptis.

8. Apakah Perlu Persiapan bagi Orangtua dan Wali Baptis?


KHK. 851 – Perayaan baptis anak haruslah disiapkan dengan semestinya; maka dari itu:
a. Orangtua dari anak-anak yang harus dibaptis, demikian pula mereka yang akan menerima tugas
sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik tentang makna sakramen ini dan tentang
kewajiban-kewajiban yang melekat padanya.
b. Pastor paroki hendaknya mengusahakan, sendiri atau lewat orang-orang lain, agar para orangtua
dipersiapkan dengan semestinya lewat nasihat-nasihat pastoral, dan bahkan dengan doa bersama,
dengan mengumpulkan keluarga-keluarga dan, bila mungkin, juga dengan mengunjungi mereka.

Anda mungkin juga menyukai