2. Apa dasar Kitab Suci dan Tradisi Suci untuk Baptis Bayi?
a. Kristus mengatakan bahwa tidak boleh ada seorangpun yang menghalangi anak-anak datang
kepada-Nya, karena mereka adalah empunya Kerajaan Surga (lih. Mat 19:14; Mar 10:14; Luk 18:16).
Kalau ada yang menghalangi atau menyesatkan anak-anak, maka akan memperoleh hukuman yang
berat (lih. Mat 18:6).
b. Selanjutnya, Alkitab mengatakan bahwa barang siapa percaya dan dibaptis, maka dia akan
diselamatkan (lih. Yoh 3:3-5; Mrk 16:16), karena mendapatkan pengampunan dosa -termasuk dosa
asal- dan karunia Roh Kudus (lih. Kis 2:38). Melalui Baptisan, seseorang disatukan dengan kematian
Kristus untuk dibangkitkan bersama dengan Kristus; sehingga ia dapat mati terhadap dosa dan
hidup baru bagi Allah di dalam Kristus (lih. Rom 6:3-4,11).
c. Kisah Para Rasul 16:15, 33 menceritakan tentang bagaimana para rasul membaptis Lidia beserta
seluruh isi rumahnya, juga kepala penjara sekeluarga. Demikian pula dalam Kisah Para Rasul 18:8
menceritakan tentang bagaimana Paulus membaptis Krispus dan seisi rumahnya, dan juga keluarga
Stefanus (1 Kor 1:16). “Seisi rumahnya” ini adalah termasuk anak-anak, sehingga diketahui bahwa
praktek pembaptisan bayi telah diterapkan sejak zaman para rasul.
5. Apa Peran Orang Tua bagi Bayi yang 6. Apa Peran Wali Baptis?
Dibaptis? a. Berperan sebagai “saksi formal” pelaksanaan
a. Memberikan persetujuan atas pembaptisan sakramen baptis.
anaknya dan hadir serta menyaksikan b. Membantu orangtua dalam pertumbuhan iman
anaknya dilahirkan kembali dari air dan dari anak baptis.
Roh Kudus c. KHK kan 872 menuliskan, “Calon baptis
b. Bertanggungjawab atas pendidikan iman sedapat mungkin diberi wali baptis, yang
anaknya di masa-masa mendatang, berkewajiban mendampingi calon baptis
termasuk menyiapkannya untuk menerima dalam inisiasi kristiani, dan bersama orang tua
Sakramen lainnya (Komuni Pertama, mengajukan calon baptis untuk dibaptis dan
Krisma, Rekonsiliasi). juga wajib berusaha agar yang dibaptis
c. Memasukkan anak dalam komunitas menghayati hidup kristiani yang sesuai dengan
Gereja. baptisannya dan memenuhi dengan setia
d. Memberikan contoh konkret bagi anak kewajiban-kewajiban yang melekat pada
(hidup doa, gereja, membaca Kitab Suci, baptis itu.”
keaktifan).
7. Apa Persyaratan sebagai Wali Baptis?
KHK kan. 874 menyatakan:
a. Ditunjuk oleh orang tua atau oleh yang secara legitim menggantikan orang tua atau bila mereka itu
tidak ada, oleh pastor paroki atau pelayan baptis, selain itu ia cakap dan mau melaksanakan tugas
itu.
b. Telah berumur genap enam belas tahun, kecuali umur lain ditentukan oleh uskup diocesan atau
ada kekecualian yang atas alasan wajar dapat diterima oleh pastor paroki atau pelayan baptis.
c. Seorang Katolik yang telah menerima Sakramen Penguatan dan Sakramen Ekaristi (telah
menerima inisiasi penuh dalam Gereja Katolik), lagi pula hidup sesuai dengan iman dan tugas yang
diterimanya.
d. Tidak terkena suatu hukuman kanonik yang dijatuhkan atau dinyatakan secara legitim.
e. Bukan ayah atau ibu dari Calon Baptis.