Anda di halaman 1dari 1

Berbahagialah dan Bersukacitalah…

oleh: Rm. Bernadus Christian Triyudo Prastowo, SJ

Halo umat sekalian. Setiap orang “Berbahagialah orang yang miskin di Tentu yang diarah bukanlah kondisi
pasti merindukan kebahagiaan. Tapi apa hadapan Tuhan… Berbahagialah orang orang yang sudah jadi tetapi proses
itu kebahagiaan? Apakah ini sama yang berdukacita… Berbahagialah orang latihan untuk terus mendekatkan diri
dengan senang-senang? Kiranya bukan! yang lemah lembut.” Kondisi-kondisi pada Allah atau dalam bahasa spiritual,
Kesenangan/unsur rekreatif dibutuhkan yang disebutkan itu bukanlah kondisi “melakukan olah rohani, berdiskresi
tetapi bila tiap hari pilihannya hanya mudah, tetapi bagaimana supaya tetap dalam pilihan.”
senang-senang, lama-lama orang akan dapat berbahagia? Sadari dan syukuri Ketiga, orang yang berbahagia
mengalami kekosongan. Apakah setiap hari bahwa Allah mencintai tanpa adalah orang yang setelah menyadari
bahagia identik dengan batas, dalam kondisi apapun. Inilah kunci kondisinya, mau melakukan olah rohani,
memiliki/mencapai sesuatu yang harapan. Apakah itu cukup? Belum! kemudian memiliki orientasi keluar:
banyak (berlimpah harta, berpangkat menghadirkan wajah Tuhan pada sesama
tinggi, dihormati, dll)? Kiranya juga “bahagia lewat persahabatan, persaudaraan,
tidak selalu. Banyak orang berpunya bukan melulu soal keramahan. “Berbahagialah orang yang
yang hidupnya dikejar-kejar dan seberapa besar yang kita berbelaskasih dan membawa damai.”
punya atau seberapa banyak
mengalami stres luar biasa dan tak Orang tidak terkungkung oleh self-
hal yang bisa kita capai, tetapi
jarang memilih bunuh diri. Apakah centeredness, tetapi dapat
soal hati kita yang
bahagia itu hidup tanpa masalah? Tidak menyeimbangkan diri. Di titik inilah,
membawa
menjamin. Orang yang tidak punya kita diutus menjadi “pembawa sukacita
Tuhan dalam setiap langkah
masalah justru itu yang menjadi dan harapan.”
dan proses kita untuk
masalahnya karena hidupnya datar-datar Umat sekalian yang terkasih,
tidak menyerah
saja dan tidak siap dengan hal-hal baru pada situasi bahagia bukan melulu soal seberapa
yang menantang. Lalu apa itu Bahagia? sulit.” besar yang kita punya atau seberapa
“8 Sabda Bahagia” pada Injil Minggu banyak hal yang bisa kita capai, tetapi
Ini (Mat 5:1-12a) mengajak kita untuk Kedua, orang yang berbahagia adalah soal hati kita yang membawa Tuhan
merenungkan arti kebahagiaan itu orang yang mau melatihkan diri dalam dalam setiap langkah dan proses kita
dalam terang sabda Tuhan. Ada tiga mengenali dam melakukan kehendak untuk tidak menyerah pada situasi sulit.
poin penting dalam “Sabda Bahagia” Tuhan. Dalam sabda Bahagia disebutkan Siapapun kita, apapun kondisi kita
itu. “orang yang lapar dan haus akan sekarang, kita perlu terus membangun
Pertama, orang yang berbahagia kebenaran, orang yang hatinya bersih.” kesadaran dan syukur bahwa Allah
adalah orang yang memiliki kesadaran Orang-orang itu adalah orang yang mau mengasihi tanpa batas. Tuhan
akan kondisinya dan punya harapan. memilah dan memilih mana yang memberkati.
Harapan bukanlah keinginan sesaat. mendekatkan diri pada Tuhan dalam
Harapan adalah daya hidup yang setiap tawaran yang ada.
memampukan untuk tidak mudah
menyerah.

Anda mungkin juga menyukai