Anda di halaman 1dari 3

Sukacita: Bukan karena keadaan,

melainkan keputusan.
Sikap ceria membuat hidup lebih menyenangkan dan tentunya membawa sukacita.
Ketika bertemu seseorang yang suka tersenyum dan ramah, suasana hati kita pun ikut
semangat. Berbeda dengan saat bertemu orang yang suka mengeluh dan cemberut,
energi kita rasanya ikut terkuras. Itulah sebabnya kehadiran orang yang ceria biasanya
selalu lebih ditunggu-tunggu.

Saat keadaan sedang baik, mudah rasanya menjadi orang yang ceria. Namun, bagaimana
cara agar tetap Bahagia atau bersukacita di tengah kesulitan sekalipun?

Di tengah situasi global yang masih dibayangi pandemi COVID-19, jangan membuat kita
kehilangan sukacita. Namun, memang ada orang yang memiliki pembawaan yang selalu
ceria, seakan tidak pernah bersedih. Namun, keceriaan bisa dilatih atau
ditumbuhkan. Sejatinya sukacita itu lahir dari hati, bukan bergantung pada situasi.
Sukacita juga bukan semata-mata sifat bawaan, melainkan juga merupakan hasil
dari keputusan pribadi kita.

Menggantungkan sukacita pada sesuatu yang bersifat sementara akan menjadikan kita
orang yang moody. Saat bisnis lancar, target tercapai, kesehatan prima, keluarga
harmonis, kita bahagia. Namun, saat keadaan tak sesuai harapan, kita menjadi orang yang
murung dan pesimis. Beda halnya juga jika kita bergantung pada sesuatu yang kekal.

“Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu,


tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.” – Lukas 10:20

Yesus ingin alasan terbesar kita untuk bergembira adalah karena kita telah diselamatkan.
Surga, itulah kebahagiaan kekal yang perlu senantiasa kita ingat. Dunia, dengan segala
kenikmatan sekaligus kejahatannya, hanyalah sementara.

Sebab: “Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti
bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur. – 1 Petrus 1:24

3 Langkah Menjadi Pribadi Ceria

Pergumulan dan dinamika hidup kerap menyita fokus sehingga kita terkadang lupa pada
tujuan surgawi. Karena itu, upayakan suasana hati kita baik setiap hari dengan tiga tips
berikut:

1. Awali Hari dengan Syukur

Pagi adalah waktu krusial yang menentukan kualitas hidup kita hari itu. Kalau kita malas-
malasan atau marah-marah di pagi hari, besar kemungkinan sepanjang hari suasana hati
kita akan buruk. Oleh sebab itu, putuskan untuk berbahagia setiap bangun pagi.

Bersyukurlah untuk hal sekecil apa pun. Kamu bisa bangun dari tempat tidur, lalu bersaat
teduhlah, berdoa mengucap syukur atas istirahat yang boleh Tuhan izinkan, lalu
menyiapkan sarapan, atau sekedar ngobrol dengan pasangan atau saudara atau orangtua.
Hal-hal ini mungkin terdengar sepele, tetapi sangat patut disyukuri. Bukankah ada
banyak orang yang tidak berkesempatan bangun pagi dan beraktivitas, misalnya karena
sakit?

Daripada mengeluh, memikirkan pekerjaan atau beban, awalilah hari kamu dengan rasa
syukur dengan segala anugerah Tuhan yang boleh kamu nikmati setiap harinya. Hati yang
bersyukur akan membuat segalanya terasa lebih mudah dan ringan.

Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya
selalu berpesta. – Amsal 15:15

2. Ciptakan Keceriaan Pribadi

Memulai hari dengan kegembiraan tidak selalu mudah. Selain mengajak diri untuk
bersyukur, lakukanlah hal-hal yang membuat hidup Kamu lebih ceria.

Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada
seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! – Yakobus 5:13

Daripada memulai hari dengan suasana hening, kenapa tidak mendengarkan musik
rohani yang ceria dan penuh sukacita di dapur, di mobil, atau saat menaiki kendaraan
umum? Misal, sembari menunggu masakan matang, kamu bernyanyi atau berjoget,
menghempas jauh-jauh semua kekhawatiran bersama hentakan irama lagu. Masukkan
lagu-lagu yang asyik dengan lirik optimis yang menguatkan yang bisa kamu temukan di
aplikasi Revivo. Kamu juga bisa membuat playlist untuk diputar di pagi hari atau kapan
pun kamu butuh suntikan semangat.

Berolahraga juga membantu meningkatkan perasaan gembira. Saat berolahraga, otak


kita melepaskan dopamin, yang sering disebut hormon kebahagiaan. Olahraga rutin akan
meningkatkan kadar endorfin dan serotonin, yang dapat menurunkan stres, serta
mengurangi rasa sakit dan depresi. Luangkan waktu untuk berolahraga, bisa di pagi hari
sebelum kuliah / kerja, di sela-sela kesibukan rumah tangga, atau sore hari selepas
beraktivitas.

3. Berdamai dengan Diri Sendiri

Ada kalanya kita mengalami hari yang berat dan melelahkan. Meski demikian, kamu
selalu dapat mengisi ulang energi spiritual kamu. Datanglah kepada Sang Sumber Hidup
yaitu Tuhan Yesus, yang akan melegakan hati dan memampukan kamu berdamai dengan
diri sendiri, apa pun yang sedang kamu alami. Kamu bisa mendengarkan Alkitab Suara
atau sermon-semon yang ada di aplikasi Revivo untuk mengisi ulang

Hanya orang yang berdamai dengan diri sendirilah yang bisa tetap bersukacita dan
memancarkan keceriaan ke sekelilingnya. Ia sadar sepenuhnya bahwa tidak ada manusia
yang sempurna, termasuk dirinya. Kesalahan-kesalahan kecil tidak serta-merta merusak
suasana hatinya, kejadian-kejadian yang mengecewakan juga dijadikan sebagai sesuatu
yang harus dilewati karena dengan demikian kita diproses.

Menjadi orang yang bersukacita saat keadaan sedang baik itu biasa. Tetap ceria di tengah
kondisi sulit, itu baru luar biasa, karena membutuhkan upaya ekstra. Hidup kita harus
berpusat dengan ketepatan dalam Kristus dan Injil-Nya jika kita ingin menemukan
sukacita dan kedamaian sejati dalam kehidupan kita.

Semoga sukacita kamu terpancar di mana pun kamu berada!

Anda mungkin juga menyukai