Anda di halaman 1dari 2

Pesan dari sahabat

Kesadaran spiritual, tidak hanya bagi para salik dan murid - murid tasawuf, tapi juga untuk umum para
peminat oleh batin. hidup haruslah memiliki satu tujuan, dan ketika kita tau dan sadar tujuan hidup kita
adalah yang maha tunggal, maka perjalanan batin, spiritual, ghoib pun akan di mulai di sertai proses
yang penuh manfaat dalam hidup, semua ilmu akan terserap dan di berikan secara ridho dari yang maha
berilmu, semua manusia berpotensi untuk sukses, baik sukses dalam bidang nya masing masing, baik itu
usaha, asmara, spiritual, supranatural, dll, sebaiknya di sertai kerendahan hati dan KEYAKINAN yang
tinggi agar setiap hal yang kita lakukan baik dalam bidang ke ilmuan bisa mencapai titik kesuksesan dan
tingkat keberhasilan. Kenapa harus yakin?, karena dengan kita yakin "apa yang kita harapkan dan
usahakan bisa terkabul. inti dari semua harapan, usaha, pekerjaan, apapun yg di lakukakan dan di
kerjakan diri adalah terkabulnya sebuah doa, terjadinya moment atau situasi sesuai dengan harpan itu
sendiri. Biasakan antara UCAPAN, TEKAD, DAN LANGKAH harus sama agar tidak terdapat keraguan di
dalam diri kita

" Termasuk Tanda pengandalan pada amal ialah berkurangnya harapan ketika ada kesalahan"
Tidaklah mudah melepaskan diri dari keterikatan hati pada apa yang kita kerjakan. Kita bahkan sering
memenuhi pikiran dan perasaan kita denganya. Bukan hanya saat mengerjakan, tetapi terlebih
sesudahnya. Tentu ini karena kita ingin sempurna melewati semua proses kerja (amal) hingga akhir.
akhirnya, tanpa kita sadari, kita lupa menempatkan Allah dalam perbuatan dan tindakan kita. Padahal,
kita mestinya "melibatkanya" sejak awal agar apa pun hasilnya tidak mengubah kedudukan kita di
sisinya, maka, bekerja keraslah sembari tetap beribadah. Beribadahlah dengan benar dan ikhlas maka
bekerjapun menjadi lepas. Bila tergoda, senantiasalah luruskan niat.

"keinginanamu untuk melulu beribadah padahal Allah masih menempatkanmu pd posisi harus berusaha
(mencari nafkah) termasuk syahwat yang samar. Sebaliknya, keinginanmu untuk berusaha padahal Allah
telah menempatkanmu pada posisi melulu beribadah merupakan bentuk penurunan semangat dari
tekad yang tinggi"

Tidaklah mudah untuk belajar menjalani "peran bawaan" ini menjadi Khalifah di bumi, dalam bagianya
masing - masing. Karena itu, kita mesti menerima dengan wajar perbedaan peran satu sama lain.
Biarkanlah ada di antara kita yang memperkenalkan diri pd khalayak ramai untuk membawa mereka
kepada kesejahtraan hidup. biarkan juga di antara kita ada yang tetap "tersembunyi" untuk menjaga
keseimbangan hidup. Dalam bahasa awam, kita boleh beraktifitas di duniaformal maupun informal,
memperoleh profit ataupun benefit, sepanjang tidak melupakan keterkaitan kita dengan Allah, dengan
begitu, kita akan lebih mudah menerima "kenyataan" bersamanya.

"menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir"


Pertemuan antara kehendakmu dan kehendaknya bagaikan angin yg membatasi busur panahmu dengan
sssaran. Meskipun perhitunganmu sangat akurat, bisa saja angin "membelokan" busurmu ke arah yang
lain. Tugasmu hanyalah memfokuskan perhatianmu pada sasaran, mempersiapkan segala kemungkinan
untuk berhasil "membidik" tepat sasaran. Selanjutnya biarkan ketentuan-nya yang bermain. Karena
sejujurnya kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi saat busur melesat dan mengarah ke
sasaran. Berbelok atau lurus?

" Istirahatkan dirimu dari ikut mengatur (urusan) Sebab apa yang telah diurus untukmu oleh selainmu
(ALLAH) tak perlu lagi kau turut mengurusnya"
Ini kebiasaan unik manusia pada umumnya. meskipun sudah "mewakilkan" urusan kita pada orang lain,
kita terus mencampuri dan melibatkan diri.inilah yang menyebabkan kita selalu kelelahan dalam hidup
ini. Sebab, kita tidak pernah istirahat dari hal-hal yang sesungguhnya sudar di urus orang lain. Begitupun,
kita sering meragukan" kekuasaan Allah atas apa yang sesungguhnya telah di urus Olehnya. karena itu,
alih-alih kita damai menjalani kehidupan ini, kita malah makin tertekan.

"Kesungguhanmu meraih apa yang telah dijamin untukmu dan kelalaianmu mengerjakan apa yang
dituntut darimu merupakan bukti padamnya mata hati"
Tidak sepantasnya kita hidup dengan penuh ketegangan, sebab ketegangan dan rasa kebutuhun duniawi
dan melupakan kepentingan ukhrawi, kita ibarat orang yang berjuang menggapai kebahagiaan "sesaat"
untuk penderitaan "seabad". Kita membutakan diri dari penghambaan kepadanya dan jatuh pada
penghamaan pada dunia.

"Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang - ulang permintaan. Janganlah membuatmu


berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang dia pilih untukmu. Bukan
menurut apa yang engkau pilih sendiri. Dan pada saat yang dia kehendaki, bukan pada waktu yang
engkau ingini"
Allah lah yang paling tahu keadaan dan keinginan kita. Bahkan, saat kita sendiri bingung dengan keadaan
yang meliputi kita dan banyaknya keinginan yang mengganggu pikiran kita. Kita saja yang sering kali tidak
sabar pd ketentuanya. Atau, bisa jadi abai terhadap setiap"tanda" pengabulanya. Permintaan kita
berubah-ubah, tidak istiqamah. Tetapi pengabulanya selalu kita tuntut tunai. Doa kita perlakukan seperti
sebuah garansi tanpa batas, padahal, berulangnya doa tak berarti berturut-turutnya pengabulan. Allah
maha mengetahui kebutuhan kita. Berserahlah...

YA HAYYU YA QAYYUM birahmatika astaghitsu......


Allah senantiasa memberikan sesuatu dengan ukuranya. tidak ada sangkut pautnya dengan kelayakan
seseorang menurut ukuran dirinya sendiri. Sungguh, betapa banyak dari kita yang memperoleh
pencerahan spiritual meskipun mereka tidak belajar secara formal. Betapa sering Allah memberikan
sapaan-sapaan lembutnya kepada mereka yang "amal"nya sedikit, dan bukan kepada mereka yang
hidupnya penuh dengan amal. Jadi Bukanlah wilayah kita mempertanyakan kebijakanya. Sebab, Allah
berbuat menurut kehendaknya, bukan menurut kehendak hambanya, jadi selalu mintalah rahmatnya,
bukan keadilanya.

@Al-HIKAM

Anda mungkin juga menyukai