Pertama
Ketiga
Untuk mencapai hasil yang baik di saat teduh, kesulitan yang dihadapi
dalam kehidupan harian harus dibawa ke saat teduh. Karena tujuan
kita mendekati Tuhan pada saat teduh adalah untuk memahami
kebenaran, menyelesaikan masalah dan kesulitan kita sendiri,
serta memiliki jalan ke depan. Tetapi seringkali, ketika kita berdoa
atau membaca firman Tuhan di saat teduh, kita tidak memiliki tujuan.
Kita hanya membaca di sini dan sana, setelah renungan selesai, hasil
yang baik tidak dapat tercapai. Padahal, dalam kehidupan nyata, kita
sering menemui banyak masalah dan kesulitan. Misalnya, tidak ada
jalan penerapan untuk mendidik anak-anak dan melayani Tuhan, dan
tidak tahu orang seperti apa yang cocok untuk dijadikan sebagai
pasangan hidup kita, atau ketika mencari pekerjaan, tidak tahu
mencari pekerjaan yang sesuai, atau ada masalah dengan hubungan
interpersonal. Hal-hal ini akan mengganggu hati kita, membuat kita
banyak tertekan, seringkali dalam kekhawatiran. Pada saat ini, kita
harus membawa kesulitan-kesulitan ini ke dalam renungan, berdoa
kepada Tuhan, membaca firman Tuhan terkait, dan meminta Tuhan
untuk membimbing kita untuk melaksanakan kebenaran, dan tidak
menangani hal-hal ini sesuai dengan keinginan kita sendiri atau
dengan emosi kita sendiri. Misalnya, ketika kamu memilih pasangan
hidup, apa yang harus kamu pilih dulu? Terlalu penting untuk memilih
orang yang berpikiran sama denganmu. Atas dasar orang yang
berpikiran sama, apa lagi yang kamu harus pilih? Pilihlah seseorang
yang kemanusiaannya mirip dengan kamu. Jika kamu memiliki
kemanusiaan yang baik, tetapi kamu memilih orang dengan
kemanusiaan yang buruk untuk menjadi pasangan hidupmu, maka
perselisihan atau jurang pemisah antara kedua orang pasti besar. Jika
kemanusiaan kamu tidak baik, memilih seseorang yang
kemanusiaannya baik bermanfaat bagimu, karena dia bisa bertimbang
rasa terhadapmu. Ini kuncinya. Semua aspek ini harus
dipertimbangkan." "Adalah hal yang benar untuk menikah dan
memulai sebuah keluarga ketika usia kita cukup tua, tetapi kita harus
memilih orang yang tepat. Setidaknya itu bermanfaat bagi kita untuk
beriman kepada Tuhan dan baik untuk hidup kita. Ini sangat penting.
Pilihan manusia menentukan jalan dan tempat tujuannya. Kuncinya
adalah untuk melihat apakah manusia dapat memilih jalannya sendiri
sesuai dengan kehendak Tuhan." Saudari menyadari bahwa lebih
cocok untuk mencari orang yang memiliki kepercayaan agama yang
sama. Pernikahan yang demikian memiliki indeks kebahagiaan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pernikahan lawan jenis yang tidak
memiliki kepercayaan agama yang sama. Itu karena dua orang
menempuh jalan yang berbeda. Mereka yang percaya pada Tuhan
fokus pada pencarian kebenaran, sementara mereka yang tidak
percaya pada Tuhan fokus pada pencarian uang. Saat dua orang
bersama, mereka tidak akan memiliki bahasa yang sama, mereka
tidur di ranjang yang sama tetapi mimpi mereka berbeda sepanjang
hidup mereka, yang berarti ada jurang yang dalamnya tak terselami di
antara mereka, jadi kehidupan rumah tangga tidak mungkin akan
bahagia. Di sisi lain, kita perlu memilih orang yang mempunyai
karakter yang baik, setidaknya dia memiliki kemanusiaan umum yang
harus dimiliki oleh manusia. Orang seperti itu akan bertimbang rasa
terhadap orang lain, dan akan dengan mudah berdamai satu sama
lain ketika perselisihan dan perbedaan pendapat terjadi di masa
depan. Melalui doa, melalui khotbah yang dilihat saat renungan,
saudari telah mendapatkan bimbingan Tuhan dalam hal pernikahan,
dia memiliki arah dan tujuan, dan pada saat yang sama dia juga
memahami prinsip mencari pasangan hidup. Dapat dilihat dari sini
bahwa lebih mudah untuk memahami kebenaran dengan membawa
kesulitan kita sendiri ke saat teduh untuk mendekati Tuhan, dan pada
saat yang sama juga dapat menyelesaikan masalah atau kesulitan
nyata kita. SELAMAT BERSATEH.
Sebagai orang Kristen, hanya dengan mendekat kepada Tuhan dan
memiliki interaksi yang nyata dengan Tuhan, kita dapat
mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan dan
memperoleh pekerjaan Roh Kudus. Ini seperti halnya dua orang yang
saling bergaul, yang hanya bisa menjaga hubungan dekat untuk
waktu yang lama dengan menjadi lebih terbuka satu sama lain, lebih
banyak berkomunikasi ketika mereka menghadapi masalah, dan
dengan memahami dan menghormati satu sama lain. Namun, di
zaman kehidupan yang serba cepat ini, pekerjaan yang sibuk,
hubungan yang rumit, dan tren sosial yang jahat menarik kita ke
dalamnya dan makin memenuhi kita. Hati kita mudah diganggu oleh
orang-orang, peristiwa dan hal-hal dari dunia luar, dan itu mencegah
kita mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan. Ini
menuntun kita menjadi makin jauh dari Tuhan dan, ketika menghadapi
masalah, kita menjadi sangat sulit menenangkan diri di hadapan
Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan mencari pencerahan dan
bimbingan Roh Kudus. Ketika melakukan sesuatu, kita sering
melakukannya tanpa arah atau tujuan yang benar, dan roh kita terus-
menerus dalam keadaan kehampaan dan kegelisahan. Jadi
bagaimana tepatnya kita dapat mempertahankan hubungan yang
dekat dengan Tuhan? Kita hanya perlu memahami empat poin di
bawah ini, dan hubungan dengan Tuhan pasti akan menjadi lebih
dekat.
Tentu saja, hasil ini tidak dapat dicapai dengan merenungkan firman
Tuhan satu kali, tetapi dengan merenungkan firman-Nya berkali-kali.
Kita juga harus secara sadar melakukan firman Tuhan setiap kali
menghadapi masalah. Singkatnya, selama kita tanpa henti
merenungkan firman Tuhan dengan hati kita dengan cara ini, maka
kita akan dapat memperoleh pencerahan dan penerangan Roh
Kudus. Suatu hari, kita akan mendapatkan terang baru, dan hari
berikutnya kita akan mendapatkan sedikit lebih banyak terang baru
dan, seiring berjalannya waktu, kita akan dapat lebih memahami
tentang kebenaran dalam firman Tuhan, jalan pengamalan akan
menjadi lebih jelas, hidup kita akan mengalami kemajuan secara
bertahap, dan hubungan dengan Tuhan akan menjadi makin dekat.
3. Isyarat Ketiga Membangun Hubungan Dengan
Tuhan :Carilah Kebenaran dan Lakukanlah Firman
Tuhan dalam Segala Hal
Hal yang paling penting bagi orang Kristen untuk mempertahankan
hubungan yang normal dengan Tuhan adalah dengan mencari
kebenaran ketika mereka menghadapi masalah dan melakukan
sesuai dengan firman-Nya. Tetapi dalam kehidupan, ketika
menghadapi masalah, sering kali kita mengandalkan pengalaman kita
sendiri atau menggunakan cara-cara manusia untuk menanganinya,
atau kita menanganinya sesuai dengan pilihan kita sendiri. Kita sangat
jarang menenangkan diri di hadapan Tuhan dan mencari kebenaran,
atau menangani masalah sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini
menyebabkan kita kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan
kebenaran, dan kita menjadi makin jauh dari Tuhan. Firman Tuhan
berkata: "Tidak peduli apa yang engkau lakukan, tidak peduli
seberapa besar masalahnya, dan terlepas apakah engkau
melakukan tugasmu dalam keluarga Tuhan atau apakah ini
adalah masalah pribadimu, engkau harus mempertimbangkan
apakah masalah ini sesuai dengan kehendak Tuhan, apakah
masalah ini sesuatu yang seharusnya dilakukan seseorang
dengan kemanusiaan, dan apakah yang engkau lakukan akan
membuat Tuhan bahagia atau tidak. Engkau harus memikirkan
hal-hal ini. Jika engkau melakukan dengan cara ini, engkau
adalah orang yang mencari kebenaran dan orang yang benar-
benar percaya kepada Tuhan" . "Jika engkau tetap berada di
dalam firman-Ku, engkau adalah sungguh-sungguh murid-Ku"
(Yohanes 8:31). Firman Tuhan menunjukkan kepada kita jalan yang
jelas. Apakah kita melakukan pekerjaan di gereja atau menangani
masalah yang kita temui dalam hidup kita, kita harus selalu mencari
kebenaran dan memahami kehendak Tuhan, melihat bagaimana
menangani masalah dengan cara yang memenuhi tuntutan Tuhan,
menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan semua masalah yang
mungkin kita hadapi dan mempertahankan hubungan normal kita
dengan Tuhan.
Ambillah contoh bagaimana kita harus mencari kebenaran ketika
memilih pasangan hidup, misalnya. Ketika mencari pasangan hidup,
kita selalu mengikuti pilihan kita sendiri dan berfokus pada
penampilan dan perangai orang itu, dan kita mencari pria yang
jangkung, kaya, dan tampan, atau wanita berkulit putih, yang kaya
dan cantik, percaya bahwa kita hanya akan memiliki pernikahan yang
bahagia jika menikahi seseorang yang seperti itu, dan bahwa kita
akan menjalani kehidupan jasmaniah yang nyaman, tenteram, dan
menyenangkan, dan orang lain akan iri pada kita. Namun, pernahkah
kita bertanya-tanya apakah menemukan pasangan seperti itu
bermanfaat bagi kepercayaan kita kepada Tuhan dan bagi kemajuan
hidup kita? Jika pasangan hidup kita tidak percaya kepada Tuhan dan
mereka mencoba menghentikan kita untuk percaya kepada Tuhan,
akan seperti apa hasilnya? Alkitab berkata: "Janganlah engkau
menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang
tidak percaya" (2 Korintus 6:14). Dari sini, kita dapat melihat bahwa
aspirasi orang tak percaya dan orang percaya tidak berjalan seiring
dan tidak cocok satu sama lain. Dalam pendekatan mereka terhadap
iman dan tren sosial, mereka masing-masing akan memiliki
pandangan sendiri dan akan mengejar hal-hal yang berbeda: seorang
Kristen akan punya keinginan untuk mengikuti jalan takut akan Tuhan
dan menjauhi kejahatan, sedangkan orang tidak percaya akan punya
keinginan untuk mengikuti tren jahat dunia. Jika kita dipersatukan
dengan orang tidak percaya, kita tentu akan dipengaruhi oleh mereka,
dan kemajuan hidup kita akan terhambat. Karena itu, ketika memilih
pasangan, kita harus mempertimbangkan kemanusiaan dan karakter
orang itu dan mempertimbangkan apakah bergaul dengan mereka
akan menguntungkan kepercayaan kita kepada Tuhan, apakah kita
berdua seia sekata atau tidak, dan apakah aspirasi kita sesuai. Jika
tidak mempertimbangkan hal-hal ini, tetapi hanya berfokus semata-
mata pada penampilan luar orang tersebut dan situasi keluarga
mereka, maka, setelah kita menikah, rasa sakit akan datang karena
kita tidak seia sekata. Jika pasangan hidup kita juga mencoba
memaksa dan menghentikan kita untuk percaya kepada Tuhan, ini
akan menghancurkan kehidupan rohani kita lebih jauh. Karena itu
dapat dilihat bahwa, tidak peduli masalah apa yang mungkin kita
temui dalam hidup kita, hanya dengan mencari kebenaran,
memahami kehendak Tuhan dan bertindak sesuai dengan kehendak-
Nya, kita dapat hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan
Tuhan, dan hanya dengan cara itulah kita dapat memelihara
hubungan normal kita dengan Tuhan.
Ada banyak cara untuk merefleksikan diri kita sendiri: kita dapat
merefleksikan diri kita sendiri dalam terang firman Tuhan; kita dapat
merefleksikan diri kita sendiri dalam kesalahan yang kita buat dalam
kehidupan sehari-hari; Ketika orang lain menunjukkan kelemahan dan
kerusakan kita, itu bahkan merupakan kesempatan yang sangat baik
untuk merefleksikan diri kita sendiri; selain itu, ketika kita melihat
kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita, kita juga
dapat merefleksikan diri kita sendiri, menganggap kesalahan mereka
sebagai peringatan, memetik pelajaran dan diuntungkan oleh semua
pelajaran itu, dan lain sebagainya. Refleksi diri tidak terbatas pada
siang atau malam hari. Kapan saja dan di mana saja, kita dapat
berdoa kepada Tuhan di dalam hati kita, merenungkan dan
mengetahui kerusakan kita sendiri, serta dapat mencari kehendak dan
tuntutan Tuhan dalam firman-Nya, lalu bertobat pada waktunya.
Namun, sebelum kita pergi tidur setiap malam, kita harus
merenungkan dan merangkum semua yang kita lakukan hari itu, dan
kita akan dapat memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang
keadaan kita dan mengetahui hal-hal apa yang belum kita perbaiki.
Begitu kita mulai melakukan ini, pengejaran kita akan lebih terarah
dan akan lebih bermanfaat untuk membangun hubungan yang normal
dengan Tuhan.
Jika Anda masih memiliki masalah dan kebingungan dalam iman dan
kehidupan Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami
melalui Messenger atau WhatsApp.