Anda di halaman 1dari 18

MEMBANGUN MANUSIA ROHANI

4. SAAT TEDUH/ ISTIRAHAT/MENDEKAT DIRI

"Mendekatlah kepada Tuhan, dan Dia akan mendekat kepada


engkau" (Yakobus 4:8).

Saat Teduh adalah mendekati dan berkomunikasi dengan Tuhan


setiap hari. Hal-hal yang dilakukan dalam SATE adalah berdoa,
membaca Alkitab, menyanyikan lagu rohani, memuji Tuhan, dll. Saat
teduh yang efektif dapat memelihara hubungan baik kita dengan
Tuhan dan membantu kita membangun dan bertumbuh secara rohani.
Sekalipun kita saat teduh setiap hari namun masih merasa jauh dari
Tuhan dan belum banyak bertumbuh dalam kehidupan rohani . Roh
mereka seringkali berada dalam kegelapan serta bersikap negatif dan
lemah. Saat teduh seperti itu tidak efektif. Lalu bagaimana kita
menerapkan dalam saat teduh agar mencapai hasil yang efektif :

Pertama

Tenangkan hati dan Fokus di hadapan Tuhan pada


saat teduh
Untuk mencapai hasil dalam saat teduh, ini membutuhkan hati kita
untuk tenang di hadapan Tuhan. Semakin tenang hati kita di
hadapan Tuhan, semakin mudah kita dicerahkan dan diterangi
oleh Roh Kudus. Karena Tuhan itu kudus, jika hati kita tidak
tenang di hadapan Tuhan—tangan kita masih melakukan
pekerjaan lain ketika kita berdoa—hati kita masih memikirkan
tentang kehidupan keluarga dan mencari uang di tempat kerja ketika
kita membaca Alkitab—saat-saat teduh seperti itu hanya mengikuti
prosedur dan adalah berurusan dengan Tuhan dengan cara yang
acuh tak acuh. Kalau begitu, Roh Kudus tidak bisa menerangi kita.
Walaupun kita membaca Alkitab, kita hanya bisa mengerti arti
harfiahnya. Oleh karena itu, di saat teduh, kita harus memiliki hati
yang tak terbagi untuk tenang di hadapan Tuhan. Tuhan berfirman:
"Jika engkau ingin hatimu benar-benar damai di hadapan Tuhan,
engkau harus bekerjasama secara sadar. Ini artinya masing-
masing dari engkau semua harus memiliki waktu untuk bersaat
teduh, waktu di mana engkau mengesampingkan orang,
peristiwa, dan hal-hal lainnya, menenangkan hatimu dan berdiam
diri di hadapan Tuhan. ... Jika engkau menjalani kehidupan
rohani seperti ini setiap hari, hatimu akan dapat kembali menjadi
milik Tuhan, rohmu semakin lama akan menjadi semakin kuat,
keadaanmu akan terus meningkat, engkau akan menjadi lebih
mampu menempuh jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus, dan
Tuhan akan melimpahkan berkat yang lebih besar kepadamu."
Kita dapat melihat bahwa tenang di hadapan Tuhan
mengharuskan kita untuk menghindari semua orang, hal-hal, dan
perkara-perkara yang dapat mengganggu kita, serta secara sadar
melawan hati dan pikiran kita yang mengganggu kedekatan kita
dengan Tuhan. Jika kita dapat menenangkan hati kita di depan
Tuhan untuk jangka waktu tertentu setiap hari untuk melakukan
renungan rohani, situasi rohani kita akan menjadi lebih baik, dan
kita akan menikmati sukacita karena berada bersama Tuhan.
Secara umum, ketika kita baru bangun di pagi, kita belum
bersentuhan dengan hal-hal yang berantakan dalam kehidupan dan
pekerjaan kita, dan hati kita adalah yang paling tenang. Gunakan
waktu pagi ini untuk dekat dengan Tuhan, sebagai saat teduh harian
kita, karena waktu ini kita paling mudah mendapatkan pencerahan
dan penerangan Roh Kudus, dan renungan kita juga dapat mencapai
hasil yang baik. Terkadang kurang fokus karena memikirkan hal-hal
lain maka saat itu, berdoalah kepada Tuhan, membaca Alkitab, dan
menyanyikan lagu pujian. Sering menerima pencerahan dan
penerangan Roh Kudus, menikmati kemanisan dari firman Tuhan, dan
menyadari bahwa firman Tuhan adalah pembimbing hidup kita . .
Saat ini, kita harus segera berdoa kepada Tuhan dan memohon
Tuhan untuk menenangkan hati kita agar kita bisa fokus kembali. Ini
juga salah satu aspek kerjasama kita dengan Tuhan. Oleh karena itu,
sangat penting bagi kita untuk menjaga ketenangan hati kita di saat
teduh dan tidak dipenuhi oleh orang-orang, hal-hal, dan perkara-
perkara.
Kedua

Baca Alkitab dan Merenungkan Firman Tuhan dengan


Doa.
Cara kedua untuk mencapai hasil yang baik dalam saat teduh adalah
dengan fokus pada merenungkan maksud firman Tuhan ketika
membaca firman Tuhan. Seringkali, kita membaca firman Tuhan
hanya untuk memahami makna harfiahnya. Dengan cara ini,
meskipun kita dapat membaca banyak firman Tuhan di setiap saat
teduh, kita tidak memahami maksud tersirat firman Tuhan dan masih
gagal mencapai hasil yang baik. Kita semua tahu bahwa firman Tuhan
adalah kebenaran, dan setiap firman Tuhan mengandung makna yang
dalam, bukannya sesuatu yang dapat kita pahami dengan
memikirkannya dengan pikiran kita. Itu memerlukan kita untuk
merenungkan firman Tuhan dan membaca doa dengan sungguh-
sungguh. Hanya dengan mendapatkan pencerahan dan penerangan
Roh Kudus, kita bisa secara bertahap memahami makna firman
Tuhan yang dalam. Firman Tuhan menyatakan: "Engkau harus
memahami arti dari firman Tuhan, mencari tahu sumbernya dan
hasil yang ingin dicapai. Firman Tuhan mengandung kebenaran,
makna, dan terang. Ada banyak hal yang terkandung di dalam
firman-Nya; engkau tidak bisa hanya menjelaskan arti
harfiahnya." "Memperoleh pemahaman yang sejati tentang
makna sesungguhnya dari firman Tuhan bukanlah perkara yang
sederhana. Jangan berpikir seperti ini: 'Aku dapat menafsirkan
makna harfiah firman Tuhan, dan semua orang mengatakan
tafsiranku itu bagus, dan memberiku acungan jempol, jadi ini
artinya aku memahami firman Tuhan.' Itu tidak sama dengan
memahami firman Tuhan. Jika engkau telah mendapatkan sedikit
terang dari dalam perkataan Tuhan, dan engkau telah merasakan
makna sesungguhnya dari firman-Nya; dan jika engkau dapat
mengungkapkan maksud di balik firman-Nya dan apa pengaruh
yang pada akhirnya akan dicapai oleh firman-Nya, maka setelah
engkau memiliki pemahaman yang jelas akan semua hal ini,
engkau dapat dianggap memiliki tingkat pemahaman tertentu
akan firman Tuhan." Karena itu, saat membaca Alkitab di saat teduh,
kita harus bekerja sama secara aktif. Setelah membaca firman Tuhan,
jangan puas dengan pemahaman harfiah dan melewatkan firman
Tuhan begitu saja. Kita harus merenungkan firman Tuhan lebih lanjut
dan berdoa kepada Tuhan, dan memohon Tuhan untuk mencerahkan
dan menerangi kita. Apa maksud Tuhan ketika mengucapkan kalimat
ini, aspek kebenaran apa yang ingin Tuhan beritahu kepada kita, hasil
apa yang ingin Tuhan capai dalam diri kita, dan bagaimana kita bisa
menggunakan kalimat ini dalam hidup kita; dengan merenungkan
masalah-masalah terkait ini dan menerima pencerahan dan
penerangan Roh Kudus, kita akan berangsur-angsur memahami arti
sebenarnya dari kata-kata ini yang diucapkan Tuhan.

Sebagai contoh, kita melihat Tuhan Yesus berkata: "Sesungguhnya


Aku berkata kepadamu, Kecuali engkau dipertobatkan, dan
menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk
ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3). Setelah membaca perikop
ini, kita semua tahu bahwa Tuhan Yesus menuntut kita untuk menjadi
anak kecil agar bisa masuk kerajaan surga. Tetapi janganlah kita puas
dengan arti harfiah dan harus mencari tahu apakah artinya menjadi
sama seperti anak kecil itu? Mengapa kita harus menjadi seperti anak
kecil agar dapat memasuki kerajaan surga? Apa kehendak Tuhan?
Bagaimana kita bisa menjadi sama seperti anak kecil? Ketika Tuhan
melihat bahwa kita memiliki hati yang haus akan kebenaran, Dia akan
mencerahkan kita dan memberi kita beberapa pemahaman baru,
sehingga memahami bahwa menjadi sama seperti anak kecil
mengacu pada kejujuran, bersikap sederhana dan terbuka, dan tidak
ada kepalsuan dan kepura-puraan. Menjadi sama seperti anak kecil
berarti menjadi orang yang jujur. Tidak hanya tidak ada kebohongan
di mulut kita, tetapi juga tidak ada tipu daya di hati kita. Apalagi di
kerajaan surga semuanya orang jujur. Mereka yang berbohong,
menipu, dan melakukan tipu daya tidak bisa memasuki kerajaan
surga. Menerapkan untuk menjadi orang jujur adalah cara untuk
memasuki kerajaan surga. Melihat betapa pentingnya menjadi orang
yang jujur, kita sendiri juga harus berusaha menjadi orang yang jujur
agar memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Bila
menyadari hal ini, bisa dikatakan bahwa kita memiliki pemahaman
tentang firman Tuhan. Namun terkadang mungkin kita tidak
mendapatkan banyak pencerahan, dan kita tidak menerima jawaban
Tuhan segera setelah berdoa, tapi selama hati kita mau memahami
kebenaran, mungkin suatu hari ketika kita mendengarkan khotbah
atau membaca firman Tuhan terkait lainnya, kita akan memahami arti
dari kalimat ini.

Singkatnya, kita harus sering merenungkan firman Tuhan dan


membaca firman Tuhan dengan doa ketika saat teduh. Dengan ini,
kita akan mendapatkan lebih banyak pencerahan dan bimbingan dari
Tuhan, dan memahami arti firman Tuhan, kehendak Tuhan, dan
permintaan Tuhan kepada kita. Kita bisa mempraktikkan firman Tuhan
dengan lebih banyak dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ketiga

Membawa Masalah dan Kesulitan Nyata kita ke saat


teduh untuk mendekati Tuhan
"Serahkan semua kekhawatiranmu kepada-Nya sebab Dia peduli
padamu" (1 Petrus 5:7).

Untuk mencapai hasil yang baik di saat teduh, kesulitan yang dihadapi
dalam kehidupan harian harus dibawa ke saat teduh. Karena tujuan
kita mendekati Tuhan pada saat teduh adalah untuk memahami
kebenaran, menyelesaikan masalah dan kesulitan kita sendiri,
serta memiliki jalan ke depan. Tetapi seringkali, ketika kita berdoa
atau membaca firman Tuhan di saat teduh, kita tidak memiliki tujuan.
Kita hanya membaca di sini dan sana, setelah renungan selesai, hasil
yang baik tidak dapat tercapai. Padahal, dalam kehidupan nyata, kita
sering menemui banyak masalah dan kesulitan. Misalnya, tidak ada
jalan penerapan untuk mendidik anak-anak dan melayani Tuhan, dan
tidak tahu orang seperti apa yang cocok untuk dijadikan sebagai
pasangan hidup kita, atau ketika mencari pekerjaan, tidak tahu
mencari pekerjaan yang sesuai, atau ada masalah dengan hubungan
interpersonal. Hal-hal ini akan mengganggu hati kita, membuat kita
banyak tertekan, seringkali dalam kekhawatiran. Pada saat ini, kita
harus membawa kesulitan-kesulitan ini ke dalam renungan, berdoa
kepada Tuhan, membaca firman Tuhan terkait, dan meminta Tuhan
untuk membimbing kita untuk melaksanakan kebenaran, dan tidak
menangani hal-hal ini sesuai dengan keinginan kita sendiri atau
dengan emosi kita sendiri. Misalnya, ketika kamu memilih pasangan
hidup, apa yang harus kamu pilih dulu? Terlalu penting untuk memilih
orang yang berpikiran sama denganmu. Atas dasar orang yang
berpikiran sama, apa lagi yang kamu harus pilih? Pilihlah seseorang
yang kemanusiaannya mirip dengan kamu. Jika kamu memiliki
kemanusiaan yang baik, tetapi kamu memilih orang dengan
kemanusiaan yang buruk untuk menjadi pasangan hidupmu, maka
perselisihan atau jurang pemisah antara kedua orang pasti besar. Jika
kemanusiaan kamu tidak baik, memilih seseorang yang
kemanusiaannya baik bermanfaat bagimu, karena dia bisa bertimbang
rasa terhadapmu. Ini kuncinya. Semua aspek ini harus
dipertimbangkan." "Adalah hal yang benar untuk menikah dan
memulai sebuah keluarga ketika usia kita cukup tua, tetapi kita harus
memilih orang yang tepat. Setidaknya itu bermanfaat bagi kita untuk
beriman kepada Tuhan dan baik untuk hidup kita. Ini sangat penting.
Pilihan manusia menentukan jalan dan tempat tujuannya. Kuncinya
adalah untuk melihat apakah manusia dapat memilih jalannya sendiri
sesuai dengan kehendak Tuhan." Saudari menyadari bahwa lebih
cocok untuk mencari orang yang memiliki kepercayaan agama yang
sama. Pernikahan yang demikian memiliki indeks kebahagiaan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pernikahan lawan jenis yang tidak
memiliki kepercayaan agama yang sama. Itu karena dua orang
menempuh jalan yang berbeda. Mereka yang percaya pada Tuhan
fokus pada pencarian kebenaran, sementara mereka yang tidak
percaya pada Tuhan fokus pada pencarian uang. Saat dua orang
bersama, mereka tidak akan memiliki bahasa yang sama, mereka
tidur di ranjang yang sama tetapi mimpi mereka berbeda sepanjang
hidup mereka, yang berarti ada jurang yang dalamnya tak terselami di
antara mereka, jadi kehidupan rumah tangga tidak mungkin akan
bahagia. Di sisi lain, kita perlu memilih orang yang mempunyai
karakter yang baik, setidaknya dia memiliki kemanusiaan umum yang
harus dimiliki oleh manusia. Orang seperti itu akan bertimbang rasa
terhadap orang lain, dan akan dengan mudah berdamai satu sama
lain ketika perselisihan dan perbedaan pendapat terjadi di masa
depan. Melalui doa, melalui khotbah yang dilihat saat renungan,
saudari telah mendapatkan bimbingan Tuhan dalam hal pernikahan,
dia memiliki arah dan tujuan, dan pada saat yang sama dia juga
memahami prinsip mencari pasangan hidup. Dapat dilihat dari sini
bahwa lebih mudah untuk memahami kebenaran dengan membawa
kesulitan kita sendiri ke saat teduh untuk mendekati Tuhan, dan pada
saat yang sama juga dapat menyelesaikan masalah atau kesulitan
nyata kita. SELAMAT BERSATEH.
Sebagai orang Kristen, hanya dengan mendekat kepada Tuhan dan
memiliki interaksi yang nyata dengan Tuhan, kita dapat
mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan dan
memperoleh pekerjaan Roh Kudus. Ini seperti halnya dua orang yang
saling bergaul, yang hanya bisa menjaga hubungan dekat untuk
waktu yang lama dengan menjadi lebih terbuka satu sama lain, lebih
banyak berkomunikasi ketika mereka menghadapi masalah, dan
dengan memahami dan menghormati satu sama lain. Namun, di
zaman kehidupan yang serba cepat ini, pekerjaan yang sibuk,
hubungan yang rumit, dan tren sosial yang jahat menarik kita ke
dalamnya dan makin memenuhi kita. Hati kita mudah diganggu oleh
orang-orang, peristiwa dan hal-hal dari dunia luar, dan itu mencegah
kita mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan. Ini
menuntun kita menjadi makin jauh dari Tuhan dan, ketika menghadapi
masalah, kita menjadi sangat sulit menenangkan diri di hadapan
Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan mencari pencerahan dan
bimbingan Roh Kudus. Ketika melakukan sesuatu, kita sering
melakukannya tanpa arah atau tujuan yang benar, dan roh kita terus-
menerus dalam keadaan kehampaan dan kegelisahan. Jadi
bagaimana tepatnya kita dapat mempertahankan hubungan yang
dekat dengan Tuhan? Kita hanya perlu memahami empat poin di
bawah ini, dan hubungan dengan Tuhan pasti akan menjadi lebih
dekat.

1. Isyarat Pertama Membangun Hubungan Dengan


Tuhan : Berdoa kepada Tuhan dengan Hati yang Jujur
Doa adalah saluran yang melaluinya kita berkomunikasi dengan
Tuhan. Melalui doa, hati kita lebih mampu untuk menjadi tenang di
hadapan Tuhan, untuk merenungkan firman Tuhan, mencari
kehendak-Nya dan membangun hubungan yang normal dengan
Tuhan. Tetapi dalam kehidupan, karena sibuk dengan pekerjaan atau
tugas-tugas rumah tangga, kita sering sekadar melakukan rutinitas
dalam doa, dan hanya memperlakukan Tuhan secara acuh tak acuh
dengan mengucapkan beberapa kata dengan asal-asalan. Ketika kita
sibuk dengan hal pertama di pagi hari, misalnya, pergi bekerja atau
menyibukkan diri dengan sesuatu yang lain, kita berdoa dengan
tergesa-gesa: "Oh Tuhan! Aku memercayakan pekerjaan hari ini ke
dalam tangan-Mu, dan aku memercayakan anak-anak dan orang
tuaku kepada-Mu. Aku mempercayakan semuanya ke dalam tangan-
Mu, dan aku mohon kiranya Engkau memberkati dan melindungiku.
Amin!" Kita memperlakukan Tuhan secara acuh tak acuh dengan
mengucapkan beberapa kata sembarangan. Hati kita tidak tenang,
apalagi memiliki interaksi yang nyata dengan Tuhan. Terkadang, kita
mengucapkan kata-kata yang terdengar menyenangkan, dan
beberapa kata yang hampa dan sombong kepada Tuhan dalam doa,
dan kita tidak mengucapkan apa yang ada di dalam hati kita kepada
Tuhan. Atau kadangkala, ketika berdoa, kita mengucapkan kata-kata
tertentu yang kita hafalkan, dan kita mengucapkan kata-kata lama dan
basi yang sama setiap waktu, dan ini sepenuhnya menjadi doa ritual
keagamaan. Banyak doa seperti ini diucapkan dalam hidup kita—doa
yang berpegang teguh pada aturan, dan doa di mana kita tidak
membuka hati kita kepada Tuhan ataupun mencari kehendak-Nya.
Tuhan benci ketika kita berdoa tanpa maksud sesungguhnya, karena
doa semacam ini hanya menyangkut tampilan luar dan ritual
keagamaan, dan tidak ada interaksi yang nyata dengan Tuhan dalam
roh kita. Orang-orang yang berdoa seperti ini memperlakukan Tuhan
secara acuh tak acuh dan menipu Dia. Karena itu, doa-doa seperti ini
tidak didengar oleh Tuhan dan orang-orang yang berdoa dengan cara
ini menjadi sangat sulit digerakkan oleh Roh Kudus. Ketika berdoa
seperti ini, mereka tidak dapat merasakan hadirat Tuhan, roh mereka
menjadi gelap dan lemah, dan hubungan dengan Tuhan semakin
lama menjadi semakin jauh.

Tuhan Yesus berkata: "Tuhan adalah Roh dan mereka yang


menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan
kebenaran" (Yohanes 4:24). Tuhan adalah Pencipta yang memenuhi
seluruh langit dan bumi. Dia berada di samping kita setiap waktu,
memperhatikan setiap kata dan tindakan kita, setiap pikiran dan
gagasan kita. Tuhan adalah yang tertinggi, benar-benar bermartabat,
dan ketika kita berdoa kepada Tuhan, kita menyembah Tuhan, dan
kita harus datang di hadapan Tuhan dengan hati yang jujur. Karena
itu, ketika berdoa kepada Tuhan, kita harus memiliki hati yang takut
akan Tuhan, berbicara dengan tulus dan jujur kepada-Nya,
menyerahkan keadaan kita yang sebenarnya, kesulitan dan
penderitaan kita di hadapan Tuhan dan memberi tahu Dia tentang
semuanya itu. Kita juga harus mencari kehendak Tuhan dan mencari
jalan pengamalan, karena hanya dengan cara inilah doa kita akan
selaras dengan kehendak Tuhan. Misalnya, kita menghadapi
beberapa kesulitan dalam hidup, atau kita melihat diri kita hidup dalam
situasi di mana kita terus-menerus berbuat dosa dan mengakuinya,
dan kita merasa tersiksa. Jadi, kita membuka hati kepada Tuhan,
memberitahukan masalah ini kepada Tuhan dan mencari kehendak-
Nya, lalu Tuhan akan melihat ketulusan kita dan Dia akan
menggerakkan kita. Dia akan memberi kita iman, atau Dia akan
menerangi kita untuk memahami kehendak-Nya. Dengan cara ini, kita
menjadi paham akan kebenaran dan memiliki langkah ke depan.
Misalnya, ketika kita benar-benar menyadari bahwa doa kita hanya
berpegang teguh pada aturan dan hanya dipanjatkan sebagai
formalitas, atau kita berbicara dengan sombong atau hampa, dan kita
tidak memiliki interaksi yang nyata dengan Tuhan, maka kita dapat
berdoa dengan cara seperti ini: "Oh Tuhan! Saat aku berdoa
sebelumnya, aku hanya memperlakukan-Mu dengan acuh tak acuh.
Semua yang kukatakan itu kuucapkan untuk menipu-Mu dan aku tidak
berbicara dengan tulus sama sekali. Aku merasa sangat berutang
kepada-Mu. Mulai hari ini dan seterusnya, aku ingin berdoa dengan
hatiku. Aku akan mengatakan kepada-Mu apa pun yang kupikirkan
dalam hatiku, dan aku akan menyembah-Mu dengan hati yang jujur,
dan memohon bimbingan-Mu." Ketika kita membuka diri kepada
Tuhan seperti ini dari lubuk hati kita, hati kita pun akan digerakkan.
Kemudian kita melihat betapa kita telah memberontak terhadap
Tuhan, dan kita bahkan berharap untuk lebih sungguh-sungguh
bertobat kepada Tuhan dan berbicara dengan tulus kepada-Nya.
Pada saat inilah kita akan merasa bahwa hubungan dengan Tuhan
sangat dekat, seolah-olah kita berhadapan muka dengan-Nya. Inilah
hasil dari membuka hati kita kepada Tuhan.

Membuka hati kita kepada Tuhan tidak ada hubungannya dengan


seberapa banyak kita berkata-kata kepada-Nya, atau apakah kita
menggunakan kata-kata yang semarak atau bahasa yang indah.
Selama kita membuka hati kita kepada Tuhan dan memberi tahu Dia
tentang keadaan kita yang sebenarnya, mencari bimbingan dan
pencerahan-Nya, maka Tuhan akan mendengarkan kita bahkan jika
kita hanya mengucapkan beberapa kata sederhana. Jika kita sering
mendekat kepada Tuhan dengan cara ini, apakah itu pada pertemuan
ibadah atau selama renungan, atau ketika kita menyusuri jalan atau
duduk di dalam bus atau di tempat kerja, hati kita akan selalu diam-
diam membuka diri kepada Tuhan dalam doa. Tanpa menyadarinya,
hati kita kemudian dapat menjadi lebih tenang di hadapan Tuhan, kita
akan lebih memahami kehendak Tuhan dan, ketika menghadapi
masalah, kita akan tahu bagaimana melakukan kebenaran untuk
memuaskan Tuhan. Dengan cara ini, hubungan kita dengan Tuhan
akan menjadi jauh lebih normal.

2. Isyarat Kedua Membangun Hubungan Dengan


Tuhan : Saat Membaca Firman Tuhan, Renungkanlah
Dengan Hatimu
Orang-orang Kristen melakukan renungan dan membaca firman
Tuhan setiap hari. Bagaimanakah cara kita membaca firman Tuhan
agar dapat mencapai hasil yang baik sekaligus membuat hubungan
dengan Tuhan menjadi lebih dekat? Firman Tuhan mengatakan:
"Orang percaya kepada Tuhan, mengasihi Dia, dan memuaskan
Dia dengan cara menyentuh Roh Tuhan dengan hati mereka,
sehingga memperoleh kepuasan-Nya; saat merenungkan firman
Tuhan dengan hati mereka, mereka pun digerakkan oleh Roh
Tuhan oleh karenanya" . Firman Tuhan memberi tahu kita bahwa,
ketika membaca firman-Nya, kita harus merenungkannya dan mencari
dengan hati kita, kita harus memperoleh pencerahan dan penerangan
Roh Kudus, dan kita harus memahami kehendak Tuhan dan apa yang
Dia kehendaki dari kita. Hanya dengan membaca firman Tuhan
dengan cara ini, usaha kita akan membuahkan hasil dan kita akan
lebih dekat kepada Tuhan. Ketika membaca firman Tuhan, jika kita
hanya melihatnya sepintas lalu tanpa benar-benar memperhatikan,
jika kita hanya berfokus memahami beberapa huruf tertulis dan doktrin
untuk memamerkan diri kita dan tidak menaruh perhatian pada
pemahaman akan makna firman Tuhan yang sebenarnya, maka
seberapa pun banyaknya kita membaca firman-Nya, kita tidak akan
selaras dengan kehendak-Nya, apalagi mampu membangun
hubungan yang normal dengan Tuhan.

Karena itu, ketika membaca firman Tuhan, kita harus menenangkan


hati dan menggunakan hati kita untuk merenungkan mengapa Tuhan
mengatakan hal-hal seperti itu, apakah kehendak Tuhan dan apakah
hasil yang ingin dicapai Tuhan bersama kita dengan mengatakan hal-
hal seperti itu. Hanya merenungkan firman-Nya secara mendalam
dengan cara inilah kita dapat memahami kehendak Tuhan dan
menjadi lebih berkenan di hati-Nya, dan hubungan dengan Tuhan
akan menjadi makin normal. Sebagai contoh, kita melihat bahwa
Tuhan Yesus berkata: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
Kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak
kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga"
(Matius 18:3). Kita semua dapat memahami makna sepintas dari
pernyataan ini, bahwa Tuhan ingin kita menjadi orang jujur. Tetapi hal-
hal seperti pentingnya menjadi orang jujur, mengapa Tuhan mencintai
orang jujur dan bagaimana tepatnya menjadi seorang yang jujur,
semua itu adalah persoalan yang harus kita renungkan secara lebih
mendalam. Melalui pembacaan doa dan perenungan firman Tuhan,
kita akan memahami bahwa esensi Tuhan adalah setia, dan bahwa
tidak ada kebohongan atau kecurangan dalam apa pun yang Tuhan
katakan atau lakukan, dan karena itulah Tuhan mengasihi orang jujur
dan membenci orang yang curang. Tuhan menghendaki kita agar
menjadi orang jujur, karena hanya dengan menjadi orang jujur sesuai
dengan tuntutan Tuhan, kita dapat dituntun oleh Tuhan ke dalam
kerajaan-Nya. Jadi bagaimana tepatnya kita menjadi orang jujur?
Pertama, kita tidak boleh berbicara dusta, tetapi kita harus murni dan
terbuka serta mengatakan apa yang ada dalam hati kita; kedua, kita
tidak boleh bertindak curang, kita harus mampu meninggalkan
kepentingan kita sendiri, dan tidak menipu Tuhan maupun manusia;
ketiga, tidak boleh ada kecurangan dalam hati kita, tidak boleh ada
motif atau tujuan pribadi dalam tindakan kita, tetapi sebaliknya kita
harus bertindak hanya untuk melakukan kebenaran dan memuaskan
Tuhan. Setelah terang ini dicapai melalui perenungan, kita
merenungkan tindakan dan perilaku kita dan kemudian melihat
apakah kita masih memiliki banyak ungkapan curang: Saat berurusan
dengan orang lain, sering kali kita tidak dapat menghentikan diri kita
sendiri untuk tidak berbohong atau menipu demi melindungi
kepentingan, reputasi, dan status kita sendiri. Ketika mengorbankan
diri kita sendiri untuk Tuhan, kita mungkin mengatakan dalam doa
bahwa kita ingin mengasihi Tuhan dan memuaskan-Nya, tetapi ketika
ujian menimpa kita, misalnya anak sakit atau kita sendiri sakit atau
anggota keluarga kehilangan pekerjaan, kita mulai mengeluh kepada
Tuhan, sedemikian rupa sehingga kita ingin menghentikan pekerjaan
kita di gereja. Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa kita
mengorbankan diri kita sendiri untuk Tuhan dengan cara yang cemar,
dan dengan cara di mana kita membuat kesepakatan dengan Tuhan.
Kita mengorbankan diri kita untuk Tuhan agar mendapat keuntungan
dari Tuhan, dan tidak semata-mata demi memuaskan Tuhan. Ini
hanya beberapa contoh dari ungkapan kecurangan kita. Dari
ungkapan-ungkapan ini, kita dapat melihat bahwa kita bukanlah orang
yang benar-benar jujur. Setelah melihat dengan jelas kelemahan dan
kekurangan kita sendiri, ketetapan hati pun muncul dalam diri kita
untuk haus akan kebenaran dan kita berusaha melakukan lebih
banyak firman Tuhan dalam hidup kita. Inilah hasil yang dicapai
dengan merenungkan firman Tuhan.

Tentu saja, hasil ini tidak dapat dicapai dengan merenungkan firman
Tuhan satu kali, tetapi dengan merenungkan firman-Nya berkali-kali.
Kita juga harus secara sadar melakukan firman Tuhan setiap kali
menghadapi masalah. Singkatnya, selama kita tanpa henti
merenungkan firman Tuhan dengan hati kita dengan cara ini, maka
kita akan dapat memperoleh pencerahan dan penerangan Roh
Kudus. Suatu hari, kita akan mendapatkan terang baru, dan hari
berikutnya kita akan mendapatkan sedikit lebih banyak terang baru
dan, seiring berjalannya waktu, kita akan dapat lebih memahami
tentang kebenaran dalam firman Tuhan, jalan pengamalan akan
menjadi lebih jelas, hidup kita akan mengalami kemajuan secara
bertahap, dan hubungan dengan Tuhan akan menjadi makin dekat.
3. Isyarat Ketiga Membangun Hubungan Dengan
Tuhan :Carilah Kebenaran dan Lakukanlah Firman
Tuhan dalam Segala Hal
Hal yang paling penting bagi orang Kristen untuk mempertahankan
hubungan yang normal dengan Tuhan adalah dengan mencari
kebenaran ketika mereka menghadapi masalah dan melakukan
sesuai dengan firman-Nya. Tetapi dalam kehidupan, ketika
menghadapi masalah, sering kali kita mengandalkan pengalaman kita
sendiri atau menggunakan cara-cara manusia untuk menanganinya,
atau kita menanganinya sesuai dengan pilihan kita sendiri. Kita sangat
jarang menenangkan diri di hadapan Tuhan dan mencari kebenaran,
atau menangani masalah sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini
menyebabkan kita kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan
kebenaran, dan kita menjadi makin jauh dari Tuhan. Firman Tuhan
berkata: "Tidak peduli apa yang engkau lakukan, tidak peduli
seberapa besar masalahnya, dan terlepas apakah engkau
melakukan tugasmu dalam keluarga Tuhan atau apakah ini
adalah masalah pribadimu, engkau harus mempertimbangkan
apakah masalah ini sesuai dengan kehendak Tuhan, apakah
masalah ini sesuatu yang seharusnya dilakukan seseorang
dengan kemanusiaan, dan apakah yang engkau lakukan akan
membuat Tuhan bahagia atau tidak. Engkau harus memikirkan
hal-hal ini. Jika engkau melakukan dengan cara ini, engkau
adalah orang yang mencari kebenaran dan orang yang benar-
benar percaya kepada Tuhan" . "Jika engkau tetap berada di
dalam firman-Ku, engkau adalah sungguh-sungguh murid-Ku"
(Yohanes 8:31). Firman Tuhan menunjukkan kepada kita jalan yang
jelas. Apakah kita melakukan pekerjaan di gereja atau menangani
masalah yang kita temui dalam hidup kita, kita harus selalu mencari
kebenaran dan memahami kehendak Tuhan, melihat bagaimana
menangani masalah dengan cara yang memenuhi tuntutan Tuhan,
menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan semua masalah yang
mungkin kita hadapi dan mempertahankan hubungan normal kita
dengan Tuhan.
Ambillah contoh bagaimana kita harus mencari kebenaran ketika
memilih pasangan hidup, misalnya. Ketika mencari pasangan hidup,
kita selalu mengikuti pilihan kita sendiri dan berfokus pada
penampilan dan perangai orang itu, dan kita mencari pria yang
jangkung, kaya, dan tampan, atau wanita berkulit putih, yang kaya
dan cantik, percaya bahwa kita hanya akan memiliki pernikahan yang
bahagia jika menikahi seseorang yang seperti itu, dan bahwa kita
akan menjalani kehidupan jasmaniah yang nyaman, tenteram, dan
menyenangkan, dan orang lain akan iri pada kita. Namun, pernahkah
kita bertanya-tanya apakah menemukan pasangan seperti itu
bermanfaat bagi kepercayaan kita kepada Tuhan dan bagi kemajuan
hidup kita? Jika pasangan hidup kita tidak percaya kepada Tuhan dan
mereka mencoba menghentikan kita untuk percaya kepada Tuhan,
akan seperti apa hasilnya? Alkitab berkata: "Janganlah engkau
menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang
tidak percaya" (2 Korintus 6:14). Dari sini, kita dapat melihat bahwa
aspirasi orang tak percaya dan orang percaya tidak berjalan seiring
dan tidak cocok satu sama lain. Dalam pendekatan mereka terhadap
iman dan tren sosial, mereka masing-masing akan memiliki
pandangan sendiri dan akan mengejar hal-hal yang berbeda: seorang
Kristen akan punya keinginan untuk mengikuti jalan takut akan Tuhan
dan menjauhi kejahatan, sedangkan orang tidak percaya akan punya
keinginan untuk mengikuti tren jahat dunia. Jika kita dipersatukan
dengan orang tidak percaya, kita tentu akan dipengaruhi oleh mereka,
dan kemajuan hidup kita akan terhambat. Karena itu, ketika memilih
pasangan, kita harus mempertimbangkan kemanusiaan dan karakter
orang itu dan mempertimbangkan apakah bergaul dengan mereka
akan menguntungkan kepercayaan kita kepada Tuhan, apakah kita
berdua seia sekata atau tidak, dan apakah aspirasi kita sesuai. Jika
tidak mempertimbangkan hal-hal ini, tetapi hanya berfokus semata-
mata pada penampilan luar orang tersebut dan situasi keluarga
mereka, maka, setelah kita menikah, rasa sakit akan datang karena
kita tidak seia sekata. Jika pasangan hidup kita juga mencoba
memaksa dan menghentikan kita untuk percaya kepada Tuhan, ini
akan menghancurkan kehidupan rohani kita lebih jauh. Karena itu
dapat dilihat bahwa, tidak peduli masalah apa yang mungkin kita
temui dalam hidup kita, hanya dengan mencari kebenaran,
memahami kehendak Tuhan dan bertindak sesuai dengan kehendak-
Nya, kita dapat hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan
Tuhan, dan hanya dengan cara itulah kita dapat memelihara
hubungan normal kita dengan Tuhan.

4. Isyarat Keempat Membangun Hubungan Dengan


Tuhan : Datanglah di hadapan Tuhan dan Refleksikan
Diri Sendiri Setiap Hari
Tuhan Yahweh berkata: "Pertimbangkanlah cara hidupmu" (Hagai
1:7). Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa merefleksikan diri
sendiri sangat diperlukan untuk jalan masuk kehidupan kita! Melalui
refleksi, kita dapat melihat bahwa kita memiliki begitu banyak
kekurangan dan bahwa kita terlalu jauh dari kriteria yang dituntut
Tuhan. Karena itu motivasi untuk mengejar kebenaran muncul dalam
diri kita, kita bertekad untuk meninggalkan daging dan berupaya yang
terbaik untuk melakukan sesuai dengan firman Tuhan. Dengan cara
ini, kita berhati-hati untuk bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan
dalam pengalaman praktis kita, kita melakukan firman Tuhan, dan
hubungan kita dengan Tuhan menjadi makin normal. Sebagai contoh,
orang-orang di antara kita yang melayani sebagai para pemimpin di
gereja melihat bahwa dikatakan di dalam Alkitab: "Gembalakanlah
kawanan domba Tuhan yang ada di antaramu, awasilah mereka,
bukan dengan paksaan, tetapi dengan rela; bukan demi mencari
untung, tetapi dengan kesediaanmu; Bukan sebagai penguasa atas
warisan Tuhan, tetapi menjadi teladan bagi kawanan domba itu" (1
Petrus 5:2–3). Karena itu, hendaknya kita melakukan refleksi diri
ketika sedang menggembalakan saudara-saudari kita, dan bertanya
pada diri sendiri: apakah kita berhati-hati untuk bersaksi tentang
firman Tuhan dan kehendak-Nya, dan memimpin saudara-saudari kita
di hadapan Tuhan, ataukah kita mengatakan hal-hal yang terdengar
muluk dan sia-sia ketika menyampaikan khotbah untuk pamer, dan
memberitakan huruf-huruf tertulis dan doktrin untuk membuat
saudara-saudari memuja dan mengagumi kita? Ketika saudara-
saudari memberi saran yang masuk akal bagi kita, apakah kita
merefleksikan masalah kita sendiri ataukah kita menolak menerima
saran mereka, sampai-sampai kita bahkan berdalih dan berusaha
membela diri kita sendiri? Melalui refleksi diri, kita dapat melihat
bahwa masih ada banyak area dalam pelayanan kita kepada Tuhan di
mana kita memberontak, dan bahwa kita masih memiliki banyak
watak rusak yang mengharuskan kita untuk tetap terus-menerus
mencari kebenaran agar semua masalah itu dapat terselesaikan.
Dengan cara ini, kita dapat berperilaku rendah hati, lebih mencari
kehendak Tuhan dalam pekerjaan kita, dan kita dapat memimpin
saudara-saudari kita sesuai dengan tuntutan Tuhan. Jika kita tidak
dapat sering datang di hadapan Tuhan dan merefleksikan diri kita
sendiri, kita akan gagal mengenali kerusakan dan kekurangan kita
sendiri dan tetap menganggap bahwa diri kita adalah orang-orang
yang mengejar kebenaran. Karena itu kita akan puas dengan berdiam
diri dan menolak untuk mencapai kemajuan lebih lanjut, dan kita akan
menjadi lebih congkak dan merasa benar sendiri, memercayai bahwa
diri kita berkenan di hati Tuhan. Namun kenyataannya, tindakan dan
perilaku kita tidak akan dapat diterima oleh Tuhan, dan Tuhan akan
membenci kita. Karena itu dapat dilihat bahwa sering terlibat dalam
refleksi diri sangatlah penting dan bahwa pengamalan kebenaran
seseorang dibangun di atas dasar mengenal dirinya sendiri. Hanya
dengan memiliki pengetahuan yang benar tentang kerusakan dan
kekurangannya sendirilah seseorang dapat menyesal kemudian
bangkit, lalu dia akan mau mengejar kebenaran dan melakukan firman
Tuhan. Refleksi diri sangat bermanfaat bagi perkembangan hidup kita,
dan itulah kunci yang tidak bisa kita abaikan untuk mendekat kepada
Tuhan.

Ada banyak cara untuk merefleksikan diri kita sendiri: kita dapat
merefleksikan diri kita sendiri dalam terang firman Tuhan; kita dapat
merefleksikan diri kita sendiri dalam kesalahan yang kita buat dalam
kehidupan sehari-hari; Ketika orang lain menunjukkan kelemahan dan
kerusakan kita, itu bahkan merupakan kesempatan yang sangat baik
untuk merefleksikan diri kita sendiri; selain itu, ketika kita melihat
kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita, kita juga
dapat merefleksikan diri kita sendiri, menganggap kesalahan mereka
sebagai peringatan, memetik pelajaran dan diuntungkan oleh semua
pelajaran itu, dan lain sebagainya. Refleksi diri tidak terbatas pada
siang atau malam hari. Kapan saja dan di mana saja, kita dapat
berdoa kepada Tuhan di dalam hati kita, merenungkan dan
mengetahui kerusakan kita sendiri, serta dapat mencari kehendak dan
tuntutan Tuhan dalam firman-Nya, lalu bertobat pada waktunya.
Namun, sebelum kita pergi tidur setiap malam, kita harus
merenungkan dan merangkum semua yang kita lakukan hari itu, dan
kita akan dapat memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang
keadaan kita dan mengetahui hal-hal apa yang belum kita perbaiki.
Begitu kita mulai melakukan ini, pengejaran kita akan lebih terarah
dan akan lebih bermanfaat untuk membangun hubungan yang normal
dengan Tuhan.

Saudara-saudari, keempat poin di atas adalah jalan pengamalan bagi


kita untuk mendekat kepada Tuhan. Selama kita melakukan poin-poin
ini, maka hubungan dengan Tuhan akan menjadi lebih dekat, kita
akan memiliki jalan pengamalan dengan masalah-masalah yang kita
hadapi, dan Tuhan akan memberikan kita damai sejahtera dan
sukacita dan akan memungkinkan kita untuk hidup dalam berkat-
berkat-Nya. Jadi, mengapa kita tidak mulai sekarang?

Jika Anda masih memiliki masalah dan kebingungan dalam iman dan
kehidupan Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami
melalui Messenger atau WhatsApp.

Tampilkan lebih banyak

Anda mungkin juga menyukai