Anda di halaman 1dari 2

RESUME

NAMA: OKTOVIANUS HA’E


DOSEN PEMBIMBING:

DASAR HIDUP YANG BENAR


Kalau bicara mengenai kedasaran, kedasaran yang saya tau secara umum
ialah hal yang paling pertama dan utama yang harus ditetapkan sebelum kita
menaruh dan mengisih hal yang ditetapkan berikutnya. Contohnya dalm
proses bangun pekerjaan pembangunan.
Nah didalam proses pekerjaan seorang tukang bangunan yang mengenai
proses bangun satu buah rumah/Gedung, Disitu seorang kepala tukang
bangunan tidak mungkin membangun rumah tanpa ada dasarnya, atau
disebut fondasi rumah. Setelah fondasi rumah, baru ditetapkan yang
berikutnya, hingga sampai kepuncaknya. jadi kalau orang membangun
rumah tanpa dasarnya atau fondasinya itu betapa bodoh dan kelirunya orang
itu yang ia membangun rumah yang tidak kokoh.
Nah disini kita akan belajar mengenai dasar hidup yang benar. Didalam
firman TUHAN terdapat dalam matiuus 7:24 yang berperikop Dua macam
Dasar, disitu berbicara mengenai kedasaran yang Kokoh dan Benar. jadi, jika
kita mau meletakan suatu dasar dalam segalah sesuatu itu perlu dilihat dulu
atau di koreksi dulu, dasar apa yang harus kita letakan sebelum bertindak
untuk dilakukan. Kebanyakan kita manusia yang katanya berhikmat, tidak
pernah tau dan tidak pernah sadar bahwa dasar hidup yang benar itu seperti
apa? Baik kita berdiri sebagai seorang tua, seorang guru, bahkan seorang
pendeta. Pengenalan anak jaman sekarang mengenai dasar hidup yang benar
itu di standarkan dengan bentuk nalar, berakal budi, memiliki pikiran yang
cerdas, sampai dijabadkan menjadi seorang pendeta, baik dalam gelar S1, S2
S3, doctor master teologi, semuanya itu dirangkubkan dalam satu pikiran,
sehingga menjadi sebuah pendapat bagi dirinya bahwa dia sudah memiliki
dasar hidup yang benar, bisah bicara firman, menafsirkan segalah sesuatu
ayat yang ada dalam Alkitab. Nah yang dikesankan saya mengenai ini jangan
sampai secara sadar atau tidak sadar kita melecehkan atau meremehkan
suara Hati TUHAN dengan standar nalar kita yang sangat terbatas sekali,
karena seakan-akan nalar kita sudah sama derajatnya dengan Hati TUHAN.
hati-hati itu!
Hati dengan hati akan selalu sama, pikiran dengan pikiran akan selalu sama
juga, begitu juga dengan perbuatan. Nah bagaimana bisah kita menggunakan
nalar kita saja mau sama dengan Suara Hati TUHAN? malahan meleset dari
Perasaan TUHAN. Nah disini saya kesankan dan tegaskan bahwa dasar
hidup yang benar itu seumpama seorang ibu yang telah keluarkan bayi dari
Rahimnya yang selalu ia peluk dan ia cium. Artinya, Cintah yang disebut
Kasih. “Cinta akan TUHAN.” Jadi tanpa kita mengasihi TUHAN kita tidak
akan tau tujuan hidup kita yang Benar, saat kita mengasihi BAPA kita bisah
tau dan mengerti mengapa dua lubang rongga hidung kita selalu saling keluar
masuknya udara, bahkan kita akan mengerti bergeraknya ujung rambut kita
sampai ujung kaki kita, dalam suatu pertanyaan mengapa tubuhku bisa
bergerak? Dan kita mengetahui jawabannya karena kita mengasihi BAPA.
Jadi dasar hidup yang benanr itu adalah Cintah akan BAPA TUHAN kita.
Coba kita membaca dalam kitab 1 korintus 3:10 disitu juga berbicara tentang
kedasaran hidup, dan didalam kitab 1 korintus 13 juga mengenai maknah
kedasaran yang paling pertama dan utama bahkan paling bernilai Tinggi
sekali, jadi dari kita saja masing-masing mau menaru beni Kasih atau mau
menaruh beni hampah yaitu kefanahan dunia, mari kita sama-sama memilih
dengan perasaan hati takut dan gentar akan Sang Pencipta.

Walaupun Cinta akan TUHAN adalah dasar hidup yang benar dan yang
sebenarnya ditetapkan manusia dalam hidupnya, tetap TUHAN tidak
memaksa kita untuk mencintai TUHAN dan itu Mutlak.
Masih banyak yang harus disampaikan tetapi cukup batas disini saja.
Syalom!

Anda mungkin juga menyukai