Anda di halaman 1dari 3

Melibatkan Tuhan Dalam Segala Sesuatu

Sering kita menentukan rencana-rencana dan berbagai planning. Tentunya rencana-rencana itu
adalah untuk dikerjakan dan bukan hanya ditulis. Nah, ketika kita mengerjakan sesuatu seperti
ini sebenarnya lebih menyenangkan apabila kita mengerjakannya dengan paling tidak seorang
partner yang bisa membantu kita, mengingatkan kita, menguatkan kita, dan –bagian yang
terbaik--membimbing kita. Tapi siapakah partner yang cukup mampu?

JAWABANNYA ADALAH TUHAN.

Mungkin banyak di antara kita yang berkata, kenapa Tuhan? Kayanya Tuhan itu terlalu sibuk
untuk hanya seorang manusia kecil. Sepertinya Tuhan tidak akan tertarik mengurus hal-hal kecil
seperti rencana tahunan seorang anak muda.

1. Karena sebenarnya Tuhan sangat tertarik pada kita bahkan sampai ke hal-hal terkecil
dalam hidup kita. Coba kita lihat beberapa contoh dalam kitab suci.
Tuhan mempedulikan bahwa Elia lapar dan menyuruh Elia untuk beristirahat dan makan.
Dia bukan Tuhan yang diktator yang menyuruh-nyuruh anak-anakNya bekerja tanpa
memperhatikan kondisi mereka.
2. Karena lebih dari siapa pun di dunia ini, bahkan lebih dari diri kita sendiri, Tuhan lah yang
paling mengenal kita. Dia yang menciptakan kita, dan Dia mengingat setiap potensi yang
Dia berikan pada kita. Dia paling tau di mana kita bisa berhasil dan cara seperti apa yang
membuat kita berhasil sebab Ia sendiri telah mempersiapkannya.
Efesus 2:10
Roma8:28
Percayalah bahwa Dia adalah seorang Bapa yang baik. Yang mana kalau seorang anak
bertanya pada ayahnya di dunia ini mengenai suatu tempat, misalnya toko, ayahnya
tentu tidak hanya akan menjawab, melainkan juga langsung menggandeng anak itu dan
mengantarkannya ke tempat tujuan dengan selamat. Terlebih lagi Bapa kita yang di
sorga, ia mengirimkan AnakNya yang tunggal supaya kita hidup, dan Roh Kudusnya
sebagai penghibur, penuntun, dan pengajar.
3. Dan yang lebih hebat lagi adalah, karena Tuhan mengetahui masa lalu, masa sekarang
dan masa depan. Semua ada dalam genggaman tanganNya. Dalam konteks keduniawian
tentu ada kalanya kita bimbang dan ragu, kita takut salah melangkah. Kita bertanya-
tanya apakah situasi-situasi tersebut adalah paling tepat dan terbaik bagi diri kita?
Situasi yang paling tepat bagi diri kita yang sesungguhnya adalah diluar kekuasaan kita
untuk menentukan. Hanya Tuhan yang paling tahu apa yang terbaik bagi diri kita.
Yesaya 55:8-9
Kita sebagai manusia memiliki kemampuan yang terbatas baik dalam menganalisa diri
sendiri maupun mengatasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi, sebab itu kita butuh
Tuhan yang lebih berkuasa untuk menunjukkan pada kita.

Setelah tau pentingnya melibatkan Tuhan, lalu bagaimana caranya???


1. Kenalilah siapa Tuhan kita
Karena gimana kita mau mengenali suaraNya dalam menuntun kita kalo bahkan kita
tidak bisa membedakan yang mana suaraNya dan yang mana tipu daya iblis?
Seringkali kita beralasan kita tidak mendengar apa-apa, saat kita bertanya Tuhan
tidak menjawab. Sebenarnya Tuhan selalu menjawab saat kita bertanya tetapi kitalah
yang tidak terbiasa mendengarkan suaraNya. Seringkali kita salah paham dan
menganggap cara Tuhan berbicara selalu supranatural atau selalu mengenai hal-hal
besar. Yang perlu kita ketahui adalah Tuhan sebenarnya berbicara bahkan mengenai
hal-hal kecil. Misalnya mengingatkan kita untuk makan, mengingatkan kita saat
membuang sampah sembarangan, menyapa kita di pagi hari, memanggil kita untuk
berdoa sebelum tidur. Jika kita bahkan tidak mencoba mendengarkan sapaanNya
dan setia dalam hal-hal kecil seperti ini dalam setiap hari kita, bagaimana mungkin
kita berharap kita bisa mendengarkan hal-hal besar.
Lukas 16:10
2. Milikilah motivasi yang benar
Sebagian besar dari kita tentu telah mengerti banyak hal-hal yang benar tapi tidak
banyak yang sungguh-sungguh tahu mengapa kita melakukannya.
Penting bagi kita untuk menyadari apakah yang kita lakukan adalah kewajiban atau
pilhan.
Misalkan sebagai contoh dalam hal pacaran.
Seringkali kita diberitahu bahwa dalam berpacaran kita harus menjaga kekudusan.
Tapi masih ingatkah kau akan pertanyaan klasik yang sering kita dengar, “Seberapa
jauhkah terlalu jauh itu?” Itu sebenarnya berarti, “Seberapa jauhkah kita masih bisa
melakukannya tanpa membuat Allah marah?”
Mari kita ajukan pertanyaan baru: “Sejauh manakah aku dapat mendatangkan
sukacita di hati Bapa di area hidupku yang ini?”
Lakukan segala sesuatu dengan sukacita. Karena bila kita hanya terpatok pada
larangan kita akan menghabiskan energi kita berdebat mengenai sejauh mana hal-
hal yang masih bisa kita langgar sebelum Allah benar-benar marah. Ini hanya akan
menjadi hubungan yang melelahkan dengan Allah maupun sesama kita dan bahkan
dengan diri kita sendiri.
3. Berserulah pada Tuhan
Yeremia 29:11-13
Sebab Tuhan telah berjanji sendiri bahwa Ia akan menjawab ketika berseru dan Ia
selalu menepati janjinya. Datanglah pada Tuhan dengan rendah hati membawa CV
hati yang kosong dan biarkan Tuhan sendiri membimbing dan menyelidiki kamu.
Memang kita bisa berencana dahulu baru bertanya pada Tuhan atau bertanya dahulu
dan membuat rencana, manapun yang terjadi pastikan bahwa rencana kita selaras
dengan kehendak Tuhan.
4. Percayalah
Jangan kita berpikir kalau semua yang kita rencanakan adalah kehendak Tuhan lalu
gimana dong dengan keinginan kita sendiri?? Apa kita tidak boleh merindukan apa
pun?
Tidak demikian sebenarnya, karena Tuhan kita adalah Bapa yang baik yang mengerti
betul keinginan dan kebutuhan kita. Ketika Tuhan dilibatkan dalam hidup kita, Dia
tidak akan menjadi sosok yang diktator yang memerintahkan kehendakNya semena-
mena dan menghancurkan begitu saja keinginan kita. Percayalah Dia justru akan
membawa kita melihat lebih banyak hal menyenangkan dan lebih banyak keajaiban.
Dia justru akan menjadikan rencana kita berkali-kali lipat lebih dahsyat dari yang kita
rencanakan meskipun saat menjalaninya kita masih belum bisa menyadarinya.
5. Evaluasi kembali
Selama menjalani hidup akan ada banyak pilihan yang disusul pilihan-pilihan lain.
Teruslah bertanya pada Tuhan mengenai pilihan yang terbaik dan ambillah waktu
setelah beberapa saat untuk secara rutin mengevaluasi kembali apa saja yang telah
kita lakukan dan apakah kita masih brada dalam track atau telah berjalan keluar dari
tujuan awal kita?

Anda mungkin juga menyukai