Anda di halaman 1dari 3

Bahan Khotbah

Hidup
(Roma 14:1-9)
Syalom bagi kita semua. Semoga hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi
saudara-saudara sekalian. Hari ini kita akan mendengarkan sapaan Firman Tuhan
sebagai pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan-jalan kita. Amen.
Sekarang mari kita buka Alkitab kita dari Kitab Roma 14:1-9. Saya sendiri akan
membacakannya dan saudara/i silahkan mendengarkannya. Tema kita hari ini adalah
“hidup”. Bagaimana kita harus hidup? Itulah yang akan kita dengarkan pada
kesempatan kali ini. Pemuda adalah tombak masa depan, oleh karena itu maka pemuda
harus dipersiapkan dan siap menjadi garam dan terang di dunia ini. Namun sekarang ini
banyak cara hidup pemuda yang tidak sesuai lagi dengan Firman Tuhan. Hidup dengan
karu-karuan, putus asa, mementingkan diri sendiri, tidak suka bersekutu dengan Tuhan
dan banyak hal lainnya. Lalu, apakah hidup seperti ini yang Tuhan mau? Dari teks hari
ini kita akan mendengarkan tiga pokok penting: yaitu, pertama: bukan sebagai hakim.
Kedua, hidup bagi siapa? Dan yang terakhir, kubersyukur Tuhan.
1. Bukan sebagai hakim
Kita hidup bukan cuma sendiri. Kita hidup bersama orang lain, baik di rumah,
sekolah, gereja dan di masyarakat. Oleh karena itu kita harus hidup atau berlaku
sewajarnya kepada orang lain. Sebagai seorang pemuda maka sikap yang harus
ditunjukkan sebagai seorang pemuda ialah tidak menghakimi, baik teman, kenalan
bahkan orang yang tidak dikenal. Menghakimi sesama itu tidak baik, tidak sesuai
dengan Firman Tuhan. Pemuda tidak boleh hanya memandang keburukan orang lain,
tetapi juga harus sadar akan keburukan diri sendiri. Artinya semua manusia tidak
sempurna dalam kebaikan. Kita juga punya kelemahan dari orang lain, demikian juga
orang lain memiliki kelemahan dari kita. tetapi kita bukan hanya memiliki kelemahan
tetapi juga kelebihan, begitu pun dengan orang lain, mereka juga memiliki kelebihan
yang mungkin tidak kita miliki. Kita juga tidak boleh menghakimi karena jika kita
menghakimi maka kita akan dihakimi juga. Sebaliknya kita harus bersikap adil kepada
semua orang dan dalam bersikap kepada sesama manusia, kita harus berpikir bahwa
semua manusia itu adalah ciptaan dan sama di mata Tuhan.
2. Hidup bagi siapa?
Hidup kita adalah pemberian dari Tuhan. Manusia tidak dapat hidup dari dirinya
sendiri. Oleh karena itu, manusia hidup bukan untuk dirinya sendiri. Sebagai ciptaan
Allah maka manusia harus bertanggungjawab kepada penciptanya. Manusia adalah
milik penciptanya. Hidup manusia itu semata-mata untuk menyenangkan hati sesama
untuk memuliakan Tuhan. Oleh karena itu, semua yang dinamakan hidup yaitu
menyangkut cara berpikir, melakukan setiap pekerjaan, bahkan ketika tidur maka
semuanya hanya untuk Tuhan. Hidup adalah memuliakan Tuhan dan melakukan
semuanya untuk Tuhan. Karnanya, kita harus memberi diri atau mempersembahkan diri
kita sebagai persembahan yang hidup hanya untuk Tuhan. Semua yang kita lakukan
harus semata-mata tertuju kepada Tuhan, karena kita tidak dapat melakukan apa pun
juga jika Tuhan tidak pernah berikan izin atau waktu kepada kita. Karena hidup adalah
pemberian, maka hidup kita juga harus kita berikan kepada pemiliknya dengan cara
memuliakan Tuhan dalam melakukan apa pun juga.
3. Kubersyukur Tuhan
Hal yang sangat disukai oleh Tuhan ialah ketika manusia itu memberikan
respon yang positif terhadap setiap karya yang telah Allah lakukan kepada manusia.
Baik hidup maupun mati itu adalah anugerah Tuhan. Baik sedih mau pun senang itu
adalah di bawah kendali Tuhan. Oleh karena itu hidup manusia itu harus menjadi hidup
mengucap syukur yaitu mengucap syukurlah selalu dalam segala hal. Hidup di dalam
kehendak Allah adalah hidup mengucap syukur, bukan hidup dengan penuh sungut-
sungut. Karena orang yang memiliki hidup bersyukurlah yang akan hidup dengan
damai dan bahagia dalam hidupnya dalam situasi seberat apa pun. Bukti bahwa hidup
kita mengucap syukur dapat diperlihatkan dari cara kita berperilaku, yaitu ketika kita
selalu berbuat baik untuk sesama dan untuk Tuhan.
Aplikasi
Maka sekarang, apakah yang seharusnya dilakukan seorang pemuda itu?
Pastinya beberapa diantara kita sudah tahu, tetapi banyak yang tidak melakukannya.
Hidup pemuda tidak ada artinya jika tidak melakukan. Mendengar Firman saja tidak
cukup, tetapi harus juga menjadi pelaku Firman. Oleh karena itu, setelah pulang dari
tempat ini, maka sebagai seorang pemuda maka kita harus melakukan beberapa hal
berikut.
Yang pertama ialah tidak boleh menghakimi siapa pun. Dengan cara apa, yaitu
dengan menanyakan terlebih dahulu apa masalahnya dan apa yang harus dilakukan
sebagai jalan keluarnya. Pemuda harus saling mendukung satu sama lain yaitu
menopang orang yang bersalah dengan dukungan dan dorongan serta motivasi. Kita
harus merangkul orang yang bersalah, bukan menjatuhkannya. Kita harus katakan
bahwa dia itu sama harganya dengan kita bahkan seharga dengan darah Yesus.
Yang kedua ialah, kita sebagai pemuda harus menunjukkan sikap yang mau
memuliakan Tuhan dan menyerahkan diri kita secara keseluruhan kepada Tuhan.
Dengan cara apakah itu, yaitu dengan cara memuliakan nama-Nya setiap kita berhasil
maupun tidak berhasil, memberi waktu terbaik bersama Tuhan. Hidup kita kita jadikan
sebagai persembahan hidup dengan cara melayani dia dimana pun dan kapan pun, baik
dengan belajar rajin, petugas di gereja, dsb.
Dan yang terakhir ialah jadilah pemuda yang bersyukur. Bersyukurlah bahwa
Allah sedang memprosesmu, baik sedap maupun perih. Perlihatkanlah syukurmu
dengan tindakan memuji Tuhan, dengan senyuman dan dengan tidak mengucapkan
kata-kata sungut. Kiranya Tuhan selalu memperlengkapi kita untuk melakukan
perintah-Nya itu. Amin. Kita berdoa.

Abram Ginting

Anda mungkin juga menyukai