Anda di halaman 1dari 3

Bahan Khotbah Tertulis: Model Ekspositori

Thema:“GEMBALA YANG BAIK”


Teks: Yehezkiel 34:11-16

I. Pendahuluan
Pengkhotbah membuka dengan doa, kemudian menyapa jemaat dengan mengatakan
“Syalom Bagi Kita semua”. Setelah itu diikuti dengan kata “saudara/saudari yang dikasihi di
dalam Yesus Kristus”, untuk menghantar jemaat dalam mendengarkan pembacaan nats khotbah.
Nats dibacakan oleh pengkhotbah yang tertulis dalam Yehezkiel 34:11-16 dengan pembacaan
satu arah “puisi”.
II. Pengantar Kepada Penjelasan Tema
Tema kita hari ini adalah “Gembala Yang Baik”. Tentunya kata gembala tidaklah asing
dalam kehidupan kita, bahkan ketika dikatakan soal gembala maka yang timul dalam benak kita
bahwa gembala adalah suatu profesi khusus antara penggembala dengan hewan atau ternak
yang digembalakan. Akan tetapi tidak kecil kemungkinan jika dipertanyakan kapada kita
bagaimanakah cara yang baik dan benar dalam menggembalakan ternak, kita mungkin tidak
mengetahui secara jelas cara tersebut, akan ada berbagai tanggapan mengenai hal itu, ada yang
mengatakan bahwa pekerjaan tersebut sangat mudah dan ada yang justru sebaliknya, hal ini
disebabkan latarbelakang kita yang berbeda-beda, dengan berbagai pengalaman bahkan
pekerjaan sebagai seorang penggembala mungkin belum pernah kita lakukan sehingga sulit
mendefenisikan mengenai “Gembala yang baik”. Akan tetapi, dalam Alkitab telah banyak
pernyataan tentang gembala dan ternaknya, hal ini diwujudkan di dalam Tuhan sebagai gembala
yang baik kepada domba-dombanya, sebagaimana seluruh umat manusia adalah domba Allah.
Allah yang selalu memperhatikan dan mengenali setiap domba-dombaNya yaitu seluruh ciptaan
Tuhan khususnya manusia sebagai ciptaan yang berakal budi.
III. Pendalaman
Dalam kaitan ini, teks menjelaskan bahwa Allah adalah gembala bagi bangsa Israel
sebagai umat pilihan TUHAN. Allah sebagai gembala berarti Ia yang melawat umatNya,
memimpin umatNya dengan kasih yang besar bagi bangsa Israel. Kata “DombaKu” tertuju
kepada bangsa Israel sebagaimana Allah sendiri telah menyatakan diriNya yang akan
memperhatikan dalam arti menggembalakan Israel. Allah juga yang menyelamatkan bangsa
Israel yang diangkut sebagai tawanan pada hari “kegelapan”, yaitu ketika Babel mengalahkan
Yerusalem. Yehezkiel memberitakan bahwa Tuhan akan menyelamatkan bangsa itu dan
membawa mereka pulang ketanah airnya yaitu tanah Kanaan.
Tuhan sebagai gembala yang baik akan menyelamatkan kawanan domba yang hilang
atau tersesat. Gambaran Tuhan sebagai gembala kerap kita temukan dalam Alkitab. Ada
banyak nats dalam Alkitab yang mengungkapkan perihal Gembala yang baik. Namun, dalam
hal ini kita akan melihat bagaimana sikap atau kriteria seorang gembala yang baik kepada
domba-dombanya, yang saya rangkum dalam 4 pokok kriteria seorang gembala yang baik yaitu:
a. Menggembalakan domba dengan sukarela dan atas pengabdian diri
Bangsa Israel sebagaimana kita ketahui adalah umat pilihan Tuhan yang Ia kasihi
dengan berbagai bentuk dan cara Tuhan merawat bangsa itu, tentunya Tuhan melakukannya
dengan kasih yang sangat tulus dan mendatangkan kebaikan bagi umatNya. Sehingga, Gembala
yang baik, melihat pekerjaannya sebagai pekerjaan yang bukan karena paksaan atau bukan
karena mencari keuntungan. Akan tetapi ia akan melihatnya sebagai dasar pengabdian diri
bahkan dengan sukarela mengemban tugasnya sebagai penggembala seperti tertulis dalam 1
Petrus 5:2 (dibacakan).
b. Memperhatikan dan mengenal domba-dombanya
Dalam Ayat 11 Allah yang maha kasih dengan tegas menyatakan diriNya sebagai
gembala atau penuntun yang selalu memperhatikan dan memantau setiap derap langkah
umatNya. Kata memperhatikan memiliki arti yang mendalam, yaitu pengenalan akan domba.
Artinya bahwa Allah mengelahui dan mengenal betul siapa itu bangsa Israel. Dan oleh karena
pengenalan itu Allah sangatlah mengasihi bangsa Israel. Sebagaimana tertulis dalam Yohanes
10:14 (dibacakan). Maka dari itu Gembala yang baik adalah gembala yang mengenal domba-
dombanya, karena apabila gembala tidak mengenali dombanya, maka hubungan antara gembala
dengan domba tidak akan satu, akhirnya dapat mengakibatkan domba-dombanya tercerai-berai.
c. Melindungi domba-dombanya
Allah telah mengatakan bahwa Ia akan menyelamatkan Israel dari berbagai masalah
kehidupan yang dihadapi oleh bangsa itu, dalam teks Ayat 12 menjelaskan bahwa Tuhan akan
menyelamatkan Israel dikala mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Artinya
pada masa Israel dalam masa pembuangan, Tuhan tetap perduli akan mereka dan
menyelamatkan mereka. Bahkan hal ini diperjelas dalam Ayat 16, yang mengatakan “yang
hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang lukan akan Kubalut, yang sakit
akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan
mereka sebagaimana seharusnya”, Sungguh Allah adalah Maha kasih bagi umatNya. Melalui
hal ini, maka Gembala yang baik haruslah melindungi domba-dombanya, bahkan ketika domba
tersesat gembala harus siap menyelamatkan dombanya dari kesesatan.
Kawanan domba tentunya rawan dengan berbagai ancaman, baik itu dari dalam tubuh
maupun dari lingkungannya, sehingga dalam hal ini gembala harus melindungi serta menolong
domba baik ketika domba terluka atau dalam keadaan sakit atau lemah bahkan ketika suatu
ancaman datang, yang membahayakan nyawa domba meskipun ancaman tersebut juga dapat
membahayakan nyawa penggembala, maka gembala yang baik akan rela berkorban serta
memberikan nyawanya demi menyelamatkan dombanya seperti tertulis dalam Yohanes 10:11
(dibacakan).
d. Menggembalakan domba dengan kekuatan Tuhan
Bangsa Israel dilawat oleh Tuhan melalui berbagai cara baik itu melalui pengutusan
seorang nabi dan juga imam bahkan raja bagi Israel dan para nabi yang terdahulu yang dipilih
oleh Tuhan tetap mengandalkan kekuatan Tuhan. Hal ini juga ditunjukkan oleh Yesus Kristus
dengan kerendahan hatiNya Ia tetap mengandalkan kehendak Allah dalam pekerjaaNya, seperti
tertulis dalam Mikha 5:3 (dibacakan). Oleh sebab itu, Seorang gembala dalam bekerja,
bertindak, berbuat, dalam kaitan penggembalaan oleh seorang gembala terhadap ternaknya
haruslah dengan kekuatan TUHAN, kerena melalui Tuhan kita mampu melakukan segala
pekerjaan yang Ia kehendaki bagi kita.
VI. Penutup
Maka dari itu, melalui ke-empat pokok ini kita boleh pahami bahwa, begitu besar
tanggung jawab seorang gembala terhadap domba-dombanya. Artinya pekerjaan seorang
gembala sungguh sangat tidak mudah. Akan tetapi hal yang paling utama adalah dengan
anugerah Allah melalui anakNya sang “Gembala Agung segala domba”, telah rela berkorban
bagi dunia untuk menuntun umatNya kejalan yang benar. Yesuslah gembala yang sejati yang
telah Allah utus ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa, dengan kasih
Yesus yang tidak berkesudahan kepada dombaNya akan memberi damai sejahtera bagi dunia.
Yesus adalah Gembala yang baik, Ia rela memberikan nyawanya, Ia menderita oleh karena kita,
Ia disalibkan, disiksa dan mati demi kita, maka dengan kebangkitanNya Ia menunjukkan bahwa
benarlah Ia adalah gembala yang baik. Dengan demikian kita sudah dimenangkan. Pertanyaanya
adalah apakah kita sudah bagaimana sikap sebagai seorang gembala yang baik. Allah telah
menjadikan kita melalui Roh Kudus sebagai gembala-gembala baru yang memiliki tanggung
jawab yang besar sebagai hamba Allah menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah.
(Kisah Para Rasul 20:28) Maka dari itu kita sebagai anak-anak Allah dituntut untuk mengabdi
kepada Tuhan dengan ketulusan hati, tetap berjaga-jaga akan kuasa lain yang membuat kita
jatuh kedalam dosa, serta berpengharapan penuh dengan kuat kuasa Tuhan dalam segala hal.
Tuhan telah memberikan kita tanggungjawab yang besar untuk berbagi kasih terhadap sesama
kita manusia. Sebagaimana Allah telah menunjukkan karya penyelamatannya kepada kita
sebagai wujud kebesaran kasih Allah bagi dunia, maka kita juga harus menunjukkan balasan
kasih kepada TUHAN dan juga kepada sesama kita. Amin, Tuhan Yesus Memberkati, kita
Berdoa……..

PERMADI SORMIN- GKPI

Anda mungkin juga menyukai