Anda di halaman 1dari 2

“Ketekunan Seorang Ibu dalam Keluarga”

Ibrani 12: 1-6

Bahan Khotbah Kasualistik

Dalam Acara Perkumpulan Kaum Ibu

I. Doa

Kasih Allah yang begitu besar masih tetap mengalir bagi kami, pada saat ini ya
Tuhan, Engkau melihat kaum ibu sedang berkumpul untuk memuliakan nama-Mu yang
kudus. Pada saat ini tibalah bagi kami untuk mendengarkan Firman Tuhan. Hadirlah Engkau
kiranya ditengah-tengah kami dan berbicaralah melalui hamba-Mu ini. Amin

II. Pembukaan

Syalom bagi kaum ibu yang berkumpul ditempat ini. Saya sangat bersyukur bisa
berdiri diantara kaum ibu yang begitu cantik, manis dan seorang yang sangat berjasa
ditengah-tengah keluarga. Saya berdiri disi terasa begitu memiliki kehangatan karena saya
bisa merasakan kasih sayang dari banyak ibu....(Tersenyum). Adapun nats khotbah kita pada
saat ini yaitu yang tertulis di dalam Ibrani 12:1-6 (Dibacakan).

III. Isi

Sekali lagi saya menyapa, syalom bagi ibu-ibu cantik, ibu-ibu yang dikasihi oleh
Tuhan Yesus. (Tersenyum dan mengangkat tangan). Adapun yang menjadi tema dalam
persekutuan kita ini ialah “Ketekunan Seorang Ibu dalam Keluarga”. Jika kita melihat
kehidupan dalam keluarga bahwa seorang ibu memiliki tanggung jawab yang besar.
Sehingga seorang ibu harus memperkokoh dirinya dalam keluarga serta memiliki iman yang
teguh. Jika kita melihat nats khotbah kita ini diayat 1 dikatakan “Marilah kita menanggalkan
semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita” ini merupakan langkah yang pertama
yang harus ibu lakukan dalam memperkokoh suatu ketekunan seorang ibu dalam keluarga,
untuk menjadi seorang ibu yang beriman. Karena kedua hal ini yang menjadi penghambat
bagi kaum ibu untuk mendengarkan suara Tuhan, untuk mendengarkan kehendak Allah
ditengah-tengah keluarga kita masing-masing. Kalau membahas mengenai beban kita bisa
kembali kebelakang bahwa diayat 1 ini dikatakan bahwa sudah banyak saksi, bagaikan awan
yang mengelilingi kita, sudah banyak orang yang menderita dalam memperjuangkan iman
percayanya. Demikianlah dengan ibu-ibu yang dikasihi oleh Tuhan seperti yang tertulis
diayat 2 “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan membawa iman para ibu kepada kesempurnaan”. Jika kita
melihat bahwa ibu yang sudah Tuhan utus menjadi orang yang bertanggung jawab dalam
keluarga harus mengarahkan pandangannya kepada Yesus, ingatlah akan Dia, Dia yang
menanggung bantahan yang begitu hebat supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Ibu dalam keluarga tidak berjalan sendirian, walaupun begitu banyak pergumulan
yang kaum ibu hadapi, komunikasi dengan suami yang begitu sulit, anak-anak yang sulit
diatur tetapi percayalah, teguhkanlah Iman dan pandanglah kepada Dia, yang menanggung
bebanmu itu. “Tekun memikul salib” maka gantinya sukacita yang disediakan Dia. Jika kita
melihat diayat 4 ini dikatakan “Pegumulan kamu melawan dosa belum sampai mencucurkan
darah” artinya adalah pergumulan ibu pada saat ini ialah untuk melawan dosa itu agar tidak
berkuasa ditengah-tengah keluarga. Karena ibu sudah mengarahkan pandangannya kepada
Yesus.

Kaum ibu yang dikasihi oleh Tuhan Yesus satu hal yang harus kita pastikan ialah
bahwa untuk membentuk diri seorang ibu yang beriman, menjadi seorang ibu yang tekun
dalam keluarga adalah hal yang tidak langsung atau bukan hal yang instan melainkan
mengalami suatu proses dan tahapan yang harus dilalui oleh seorang ibu. Maka penderitaan,
pergumulan dan masalah yang ibu sekalian hadapi adalah proses tersebut dan itu menjadi
suatu didikan dan pengajaran seperti yang tertulis diayat 5-6, “Hai anakku jangan anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperintahkan-Nya; karena
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai
Anak.” Inilah buktinya bahwa kaum ibu juga diberikan Allah suatu Misi ditengah-tengah
keluarga, kaum ibu tidak memiliki posisi yang nomor dua dikeluarga, kaum ibu diltekkan
Allah sebagai anak-Nya ditengah-tengah keluarga, Allah sangat mengasihi ibu-ibu sekalian
maka Ia pun menghajar dan menyesah anak-Nya itu demi terbentuknya iman yang sempurna
dan menjadikan ibu yang tekun dalam keluarga.

IV. Penutup

Untuk tercapainya ketekunan seorang ibu ditengah-tengah keluarga maka Allah


memberikan suatu proses dalam hal tersebut. Tuhan menjadikan kaum ibu menjadi ibu yang
kuat iman dan Tuhan memjadikan kaum ibu menjadi anak-Nya dengan menghajar dan
menyesahnya. Maka ibu sebagai anak-Nya harus memberikan pandangan-Nya kepada Yesus
Tuhan kita dan setia memikul salib itu. Amin

Anda mungkin juga menyukai