Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER I

ETIKA

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

JESSICA NETHANIA
B12190048
BAB I
PENDAHULUAN

Nama saya Jessica Nethania Gunawan biasa dipanggil Jeneth. Saya berumur 18 tahun. Saya
adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saya memiliki keluarga yang puji Tuhan masih lengkap
hingga saat ini. Keluarga saya tergolong keluarga yang sederhana dan tidak hidup dalam kemewahan.
Kedua orang tua saya berasal dari kota yang berbeda. Papa saya, S berasal dari kota Jombang dengan
keturunan Cina. Sedangkan mama saya, L berasal dari kota Solo dengan keturuna Cina juga. Kedua
orang tua saya bukan dari keluarga yang kaya raya dulunya. Mereka dari keluarga yang sederhana
saja dan berkecukupan. Saya juga memiliki 2 saudara yaitu koko dan meme. Koko saya, A sekarang
sudah bekerja dan meme saya, J sekarang masih berada di bangku SMP kelas 2. Keluarga saya adalah
keluarga yang hidup dalam Tuhan. Setiap hari Minggu kita selalu ke gereja bersama. Sejak kecil,
kedua orang tua saya selalu mengajarkan kepada saya tentang kasih Tuhan. Kedua orang tua saya
merupakan orang yang pantang menyerah dan selalu berusaha. Mereka selalu mengandalkan Tuhan
dalam situasi dan kondisi apapun meskipun terkadang masih mengeluh dan kurang bersyukur. Saya
bersyukur ditempatkan Tuhan dalam keluarga saya yang sekarang ini karena saya dapat merasakan
suka dan duka, keamanan, kenyamanan, serta kasih Tuha lewat keluarga saya. Dan juga, tidak semua
orang dapat merasakan kebahagiaan dalam keluarga seperti yang saya alami.
Saya mewawancarai ibu yang bernisial F sebagai contoh keluarga yang menurut saya dapat
dikatakan sebagai keluarga bahagia dan keluarga ideal. Dia adalah istri dari seorang ketua CG
(connect group) di Jl Kartini. Connect group adalah sebuah pesekutuan seperti komsel milik gereja
Mawar Sharon dimana kita membangun kerohanian kita disana dan dapat saling membantu satu sama
lain dalam masalah yang dihadapi. Tidak banyak orang bersedia menjadi ketua dalam persekutuan di
gereja karena kebanyakan orang sudah merasa disibukan dengan pekerjaan mereka masing-masing
dan juga terkadang orang merasa terlalu susah mengatur persekutuan karena jumlah anggotanya yang
cukup banyak, selain itu Ibu ini bersedia menjadikan rumahnya untuk tempat persekutuan atau CG, Ia
sangat tidak keberatan karena hal itu ia anggap untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Keluarga Ibu
F dapat dikatakan keluarga yang ekonomi nya cukup bagus, namun keluarga ini tidak sombong, selain
itu hubungan keluarganya juga harmonis, memiliki anak-anak yang menghormati orang tua, mencintai
satu sama lain antar anggota keluarga. Ada kasih Tuhan yang kita bisa lihat dalam keluarga ini.

BAB II
PEMBAHASAN

Setiap keluarga memiliki masalah dan pergumulan yang berebeda-beda, misalnya dalam hal
keuangan, ketidakhadiran anak, perselingkuhan, komunikasi, perbedaan pendapat dan masih banyak
lagi yang lainnya. Untuk mengetahui lebih detailnya maka saya menanyakan beberapa pertanyaan di
bawah ini.

1. Apa saja kesulitan dan pergumulan hidup yang dialami dalam keluarga dan pernikahan?

Pergumulan dalam pernikahan yang dialami keluarga saya adalah kesulitan dalam hal
keuangan di awal-awal pernikahan karena belum memiliki pekerjaan yang mapan dan masih merintis.
Meskipun pernah mengalami kegagalan beberapa kali namun papa dan mama saya tetap berjuang
bersama dan pantang menyerah hingga sekarang. Kesulitan hidup yang keluarga saya alami adalah
ketika saya masih kecil keluarga saya pernah tidak ada uang untuk makan. Keluarga saya bangkrut
karena papa saya gagal saat main saham itu terjadi pada saat krisis tahun 1998 . Saat itu papa dan
mama saya sangat kebingungan dan hanya bisa berserah pada Tuhan. Papa dan mama saya hanya
berharap pada Tuhan bahwa Tuhan pasti sanggup menolong mereka. Dengan kesungguhan hati papa
dan mama saya, belas kasihan Tuhan benar-benar terjadi dalam hidup keluarga saya. Dengan tidak
diduga, orang yang pernah papa saya pinjamkan uang datang dan mengembalikan uang tersebut
dimana di hari papa dan mama saya sudah tidak memiliki cukup uang untuk makan. Disitu papa dan
mama saya benar-benar merasakan kasih dan mujizat Tuhan yang benar-benar luar biasa.
Sedangkan keluarga F memiliki masalah dalam penyesuaian dengan mertua, hal ini sangat
wajar terjadi karena hampir semua hubungan keluarga perlu penyesuaian dengan keluarga barunya
karena pasti ada perbedaan-perbedaan pendapat atau pandangan dalam hal kecil maupun besar.
Namun saat ini hubungan dengan mertuanya sudah baik-baik saja karena ada proses saling menerima
dan memahami satu sama lain, walaupun pasti tetap masih ada beberapa perbedaan akan tetapi
mereka saling menghargai satu sama lain bukan menjatuhkan. Selebihnya keluarga ini tidak memiliki
masalah yang berat.

2. Kesulitan apa yang dihadapi saat membesarkan anak?

Kesulitan yang dihadapi saat membesarkan saya tidak terlalu banyak dalam didikan karena
saya merupakan anak yang aktif, mandiri dan mau diberitahu. Semakin bertambahnya usia dan
beranjak remaja yang sudah bisa memprotes hal-hal yang tidak disukai memang mulai sedikit susah
karena ada hal-hal baru yang belum saya pahami benar atau salahnya. Kesulitan yang terjadi lebih ke
arah keuangan saat saya masih kecil, karena saat saya baru lahir dan masih kecil keuangan keluarga
saya berantakan bahkan bisa dikatakan tidak memiliki apa-apa bahkan untuk makan saja tidak ada
uang sehingga kesulitan untuk membelikan saya susu yang bagus.
Kesulitan keluarga F dalam membesarkan anak adalah dalam hal mendisiplinkan sudah tidak
bisa dengan cara otoriter, keluarga ini tahu cara mendidik anak, tidak asal menerapkan apa yang
mereka dapat saat kecil, namun mereka mendidik anaknya dengan cara berdiskusi seperti kepada
teman sendiri, walaupun tidak mudah baginya karena yang dahulu di didik dengan cara otoriter atau
keras, mereka tetap mendidik anaknya dengan menghargai pendapat anaknya dan dengan cara
berdiskusi, bukan dengan cara otoriter.

3. Bagaimana keluarga yang ideal itu?

Bagi keluarga saya keluarga yang ideal itu adalah keluarga yang masih diberikan Tuhan
kelengkapan. Menjadi tempat yang selalu ada dalam suka maupun duka. Saling komunikasi satu sama
lain.
Bagi keluarga F, keluarga yang ideal adalah keluarga yang saling terbuka satu dengan yang
lainnya, keterbukaan itu penting karena dapat menjadikan kita semakin dekat dan bisa saling
membantu satu sama lain.

4. Bagaimana ciri-ciri keluarga yang bahagia?

Menurut orang tua saya keluarga yang bahagia adalah keluarga yang saling membangun,
menghargai, melindungi, menyayangi dan peduli satu sama lain. Saling membela dan menguatkan
antar anggota keluarga. Saling menegur dan menguatkan antar anggota keluarga. Memiliki anak-anak
yang mengormati orang tuanya serta menghormati Tuhan.
Menurut keluarga F, keluarga bahagia adalah keluarga yang memiliki quality time bersama,
minimal seminggu sekali dan yang menjadi prioritas adalah keluarga.

BAB III
KESIMPULAN

Dari wawancara yang saya lakukan tidak ada jawaban yang salah. Yang terpenting adalah
kesediaan untuk mengahdirkan Tuhan dalam setiap pergumulan dan kehidupan keluarga masing-
masing seperti yang diajarkan dalam Alkitab. Tuhan mau kita sebagai anak-anak patuh dan taat pada
orang tua dalam keadaan apapun karena kita tidak mengetahui sepenuhnya pergumulan yang dihadapi
kedua orang tua kita untuk berjuang menghidupi keluarga.
Dari tugas ini saya mendapatkan banyak pelajaran hidup yang saya tidak ketahui sebelumnya.
Dimana saya terkadang kurang berkomunikasi dengan keluarga saya, saya juga terkadang kurang
menghargai dan cuek saat saudara-saudara saya membutuhkan. Saya juga masih sering tidak bisa
diberitahu dan membantah, dan masih banyak yang lainnya. Dengan ini saya jadi tahu bahwa keluarga
saya ingin komunikasi yang lebih terbuka, ingin saya taat dan patuh pada perintah orang tua saya, dan
lainnya. Itu yang dianggap sebagai keluarga yang ideal.
Saya juga belajar bahwa semua materi yang saya terima sekarang dari orang tua saya, itu
adalah hasil keringat kerja keras yang orang tua saya perjuangkan di masa lalu. Saya menyesal jika
saya terkadang masih mengeluh dan kurang bersyukur dengan apa yang saya terima saat ini. Saya
juga belajar bahwa beradaptasi dengan keluarga baru atau keluarga pasangan itu tidak mudah, karena
banyak perbedaan pendapat atau padangan yang terjadi, seperti yang dialami keluarga ibu F. Semua
butuh proses dan kesadaran tiap pribadi untuk mengatasi hal tersebut. Maka dari itu kita butuh saling
menghargai dan menerima satu sama lain. Keluarga itu saling berarti dan hal yang kita harus jaga dan
prioritaskan.
Saya juga menyadari bahwa disaat diijinkan Tuhan mengalami pergumulan atau kesulitan
dalam hidup kita, kita harus selalu mengandalkan Tuhan. Kita juga harus berusaha dan berdoa
memohon kasih dan rahmat Tuhan untuk menolong kita. Jika sungguh-sungguh berdoa dan berserah
pada Tuhan, Tuhan akan menolong kita. Jika kita ditolong Tuhan kita juga harus setia dan tetap
bersyukur padaNya karena semua itu sudah menjadi bagian dari recana dan tujuan Tuhan yang terbaik
untuk kita.
Saya sadar bahwa waktu yang Tuhan berikan saat ini dengan keluarga yang saya miliki masih
lengkap adalah waktu dan kesempatan yang sangat berharga, karena tidak semua orang masih
memiliki keluarga yang lengkap. Jadi, saya akan lebih melakukan kegiatan bersama-sama dengan
keluarga dan tidak menyianyiakan waktu yang masih Tuhan berikan ini untuk mengasihi satu sama
lain.

BAB IV
LAMPIRAN

4.1 Transkrip

Saya: “Apa saja kesulitan dan pergumulan hidup yang dialami dalam keluarga dan pernikahan?”

L: “Pergumulan ya yang paling parah waktu kamu masih kecil itu keuangan berantakan, waktu krisis
tahun 1998 itu. Jangankan beli susu buat makan aja nggak ada uangnya. Terus Tuhan kasih mujizat,
jadi ada temennya papa yang dulu pernah pinjam uang terus datang untuk ngembaliin di hari di mana
yang nggak ada uang sama sekali. Disitu setelah orangnya pulang papa sama mama bersyukur nangis
terima kasih sama Tuhan. Kalau pernikahan ya awal-awal gitu keuangannya belum stabil soalnya
belum ada kerjaan yang mapan masih merintis.”

Saya: “Kesulitan apa yang dihadapi saat membesarkan anak? Bandingkan hidup ashley dan anda
(problema,dll)?

L: “Kesulitan membesarkan Jessi waktu kecil tidak terlalu banyak karena Jessi anaknya aktif terus
mau nurut kalau diberitahu, ya kesulitannya waktu SMP, SMA gitu soalnya kan beranjak remaja jadi
sudah bisa protes, sudah bisa mberontak. Ya tapi dikasih tau pelan-pelan bisa kok. Kalau kesulitan
mungkin lebih ke financial ya waktu Jessi kecil dulu jadi harus extra kerja keras buat menghidupi
keluarga dan bisa seperti sekarang. Kalau mama dulu kecil di didik keras banget sama mamanya
mama jadi kalau disuruh bantu kerja ya bantu nggak boleh males-malesan meskipun masih kecil.”

Saya: “Bagaimana keluarga yang ideal itu?”

L: “Keluarga yang ideal itu keluarga yang masih diberikan Tuhan kelengkapan. Terus bisa menjadi
tempat yang selalu ada dalam suka maupun duka. Terbuka saling komunikasi satu sama lain.

Saya: “Bagaimana ciri-ciri keluarga yang bahagia?”

L: “Keluarga yang bahagia itu keluarga yang saling membangun, menghargai, melindungi,
menyayangi dan peduli.. Saling membela dan menguatkan. Saling menegur dan menguatkan antar
anggota keluarga. Punya anak-anak yang mengormati orang tuanya serta menghormati Tuhan.

4.2. Kepustakaan
Efesus 6:1,4
“Hai anak – anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Dan kamu, bapa-
bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam
ajaran dan nasihat Tuhan”

Amsal 22:6
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan
menyimpang dari pada jalan itu”

Imamat 19:17
“Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang
menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia”.

Amsal 6:20
“Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia – nyiakan ajaran ibumu”.

Keluaran 20:12
“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan , Allahmu,
kepadamu.”

1 Korintus 13:4-7
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak
sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak
pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi
ia bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”

Jamie Lee Curtis


“Aku selalu mengutamakan keluargaku dan seperti itulah memang seharusnya”.

David Ogden Stiers


“Keluarga berarti tidak seorang pun tertinggal atau terlupakan”.

Joyce Brothers
“Saat kau lihat hidupmu, kebahagian terbesarmu adalah kebahagiaan keluargamu”.
Hasri Ainun Besari
:Saya tidak bisa berjanji untuk menjadi istri yang baik. Tapi saya berjanji akan selalu mendampingi
Anda”

Bacharuddin Jusuf Habibie


“Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu. Belajarlah menjadi kuat dari hal-hal buruk
dihidupmu.”

Anda mungkin juga menyukai