Anda di halaman 1dari 7

TEMA : MerDeKa (Merangkul Dengan Kasih)

Susunan acara :
1. SALAM PEMBUKA
2. LAGU
3. PERKENALAN
4. LAGU
5. RENUNGAN + DOA
6. LAGU
7. TANYA JAWAB
8. LAGU
9. TANYA JAWAB
10.LAGU
11.KESIMPULAN
12.KATA PENUTUP

Catatan : dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi

TANYA JAWAB UNTUK PENDETA/NARASUMBER

1. Apa itu kasih dan mengasihi?


2. Apa itu mengasihi sesama menurut Alkitab?
3. Apa makna kasih Allah?
4.
5.
6.

TANYA JAWAB UNTUK DISKUSI BERSAMA

1. BAGAIMANA KITA MENOLONG/MENANGGUNG BEBAN BERSAMA DI MASA


PANDEMI?
2. APA YANG DILAKUKAN DI MASA PANDEMI?
3. TIPS MENJADI TEMAN YANG SELALU ADA DI MASA PANDEMI
4. 10 AYAT ALKITAB TENTANG MENGASIHI SESAMA
5. 4 TOKOH ALKITAB INI DIKENAL PALING MURAH HATI, SIAPA AJA YA MEREKA?
BAGAIMANA KITA MENOLONG/MENANGGUNG BEBAN BERSAMA DI MASA PANDEMI?

1. Pelayanan penghiburan
Perjalanan hidup ini penuh dengan peristiwa kehilangan. Dalam kesengsaraan, Ayub
berseru, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku
akan kembali ke dalamnya” (Ayub 1:21). Hal itu menunjukkan bahwa dalam perjalanan hidup
ini, kita akan kehilangan semua yang pernah kita miliki! Itu termasuk kesehatan, harta, dan
orang-orang yang kita kasihi. 
Menanggung penderitaan bersama berarti kita tidak menganggap remeh masa-masa sulit
yang pasti dirasakan oleh anggota komunitas yang mengalami kehilangan. Kita memberi
waktu kepada saudara-saudari seiman kita untuk berduka. Kita tidak mendesak mereka
untuk melanjutkan hidup sementara mereka masih bergumul dengan kehilangan yang
dialami. Sebaliknya kita setia mendampingi mereka, merangkul mereka, dan memberi diri
untuk menerima curahan emosi mereka. Seperti Allah menghibur kita, kita pun meneruskan
penghiburan-Nya kepada satu sama lain (2 Korintus 1:3-4).
2. Pelayanan menolong menanggung beban
Hidup ini pasti memiliki beban, entah kita yang membuatnya sendiri atau beban itu yang
menimpa kita. Cara kita menangani segala beban itu tetaplah sama: dengan
menanggungnya bersama. 
Ketika saudara-saudari kita sedang bergumul secara emosional, kita menawarkan diri untuk
mendengarkan curahan hati mereka. Ada juga beban lain seperti masalah hubungan yang
retak, kesehatan yang memburuk, dan kesulitan dalam keuangan. Kita turut menanggung
beban-beban itu juga. Komunitas mungkin dapat dilibatkan untuk mendamaikan anggota-
anggota yang sedang bertikai, merawat yang sakit, atau menawarkan bantuan keuangan
kepada yang berkekurangan. 
Ketika komunitas tidak menolak melainkan merangkul, orang yang sedang bergumul
tersebut akan merasa sangat terhibur. Bahkan, orang-orang yang tadinya mengeraskan hati
sering kali berubah menjadi lembut setelah mengalami kasih dari komunitasnya, ketika
mereka mengalami perhatian yang tulus dari saudara-saudari seimannya dalam masa-masa
sulit mereka.
3. Pelayanan bertekun saling mendoakan
Bertekun dalam saling mendoakan sebagai komunitas adalah salah satu cara untuk
menghadapi masa sulit bersama-sama. Kita saling bertolongan menanggung beban dengan
membawa kebutuhan mereka dalam doa kepada Allah. Kita dapat melakukan doa berantai,
berdoa dalam jam doa yang sama, dan berpuasa bersama sebagai cara mempertahankan
solidaritas dengan mereka yang sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan dalam hidup
mereka. Kita bersama-sama menantikan Tuhan sampai Dia turun tangan dan memberikan
pertolongan-Nya kepada saudara-saudari kita itu. 
Rasanya belum pernah dalam sejarah dunia ini manusia begitu takut pada penderitaan.
Seperti Tuhan kita bangkit setelah melalui penderitaan dan kematian, kiranya kita
meneladani Kristus dengan penuh sukacita dan menanggung penderitaan sebagai satu
komunitas, dengan menyadari bahwa kemuliaan Allah yang akan kita terima jauh melampaui
penderitaan yang kita tanggung sekarang. Kiranya dunia menemukan pengharapan dari
surga ketika mereka menyaksikan orang-orang percaya dalam komunitas iman semakin erat
bersatu dan lebih sungguh mengasihi di tengah masa-masa yang sulit.
APA YANG DILAKUKAN DI MASA PANDEMI ?

SEMAKIN MENGASIHI
Gerakan “Semakin Mengasihi” adalah melaksanakan refleksi terhadap beragam hal. Kita
selaku anak dalam keluarga misalnya diingatkan untuk semakin berani keluar dari diri kita dari
ego sentris masing-masing untuk terbuka “memberi diri” untuk orang lain lewat keberanian
untuk menahan diri untuk sejenak memberikan waktu, tenaga, sumbangsih pikiran/ide kepada
anggota keluarga di rumah; Berani untuk semakin proaktif menjalin komunikasi, sharing dalam
keluarga dan antar anggota keluarga tentang banyak hal: makanan kesukaan, hobi, cita-cita,
tugas belajar tentang lingkungan rumah/taman dan kebersihan, dll. Kita semakin dekat dengan
orang tua dan saudara-i di rumah karena semakin saling memahami kelebihan dan kekurangan
satu dengan yang lain. Ini contoh2 cara kita untuk semakin memperdalam rasa mengasihi
dalam hidup dan keluarga.

SEMAKIN TERLIBAT
Gerakan “Semakin Terlibat” adalah memperkokoh iman & harapan dalam persekutuan,
terutama berkaitan dengan spiritualitas ekaristi.Kasih itu harus nyata dan tampak dalam
kehidupan se hari-hari kita, yakni kemauan dan kemampuan kita melebur/membaur atau terlibat
di dalam kegiatan kebersamaan. Selaku orang yang beriman/beragama, kita dituntut untuk
berani membuka diri terlibat dalam aneka persekutuan, doa-doa bersama, dll. Dengan cara itu,
kita saling menguatkan dan saling memberi peneguhan dalam iman, harapan dan kasih satu
dengan yang lain. “Tidak ada manusia yang cukup bijaksana secara sendirian, dia tetap butuh
kebijaksanaan orang lainnya.”

SEMAKIN MENJADI BERKAT


Gerakan “Semakin Menjadi Berkat” mengarah pada meluaskan kasih dan solidaritas.
Gerakan menjadi berkat ini adalah tugas perutusan kita. Tugas mulia yang diberikan Tuhan
pada kita: Pergi ke seluruh dunia wartakan injil. Injil adalah kabar baik. Kabar baik itu adalah
berkat yang harus dibagikan kepada semua orang. Menjadi berkat itu tidak lagi mengenal
kotak-kotak atau suku, ras dan agama. Semua orang adalah subjek yang harus mendapatkan
berkat.
Dalam kontek Alkitab, ini berarti suatu bentuk nyata Allah kepada umat-Nya tentang
berkat, keuntungan, kenyamanan, dan damai. Dan ucapan tersebut dinyatakan dalam sebuah
aksi Yang nyata.
TIPS MENJADI TEMAN YANG SELALU ADA DI MASA PANDEMI

JADILAH PENDENGAR
Kita bisa menjadi pendengar saat teman sedang curhat. Tidak hanya itu, menjadi
pendengar membuat teman kita merasa lebih berharga. Di saat tidak ada yang mau
mendengar curhatannya, Anda lah salah satunya yang bisa diandalkan.
Dengarkan saja apa yang teman Anda ucapkan, dan hargai lewat kasih sayang Anda
sebagaimana seorang teman. Apalagi jika teman Anda curhat tentang sulitnya
mengontrol mentalnya saat di masa pandemi sekarang ini, berikan rasa tenang untuk
mereka.

JADILAH ULURAN TANGAN UNTUK MEMBANTU TEMAN ANDA


Apakah mereka memiliki anak untuk diasuh, atau membutuhkan seseorang menjemput
belanjaannya? Tanyakan ini kepada teman Anda yang bisa Anda lakukan, sekaligus
membantu mereka di masa pandemi sekarang ini.
Tidak ada salahnya, apalagi di masa serba sulit, ditambah semua sedang berjuang
melawan penyakit pada tingkat holistik. Seseorang yang terkena virus Covid-19 dan
sedang melakukan karantina, mungkin tidak punya energi untuk menyelesaikan
pekerjaan rumah karena takut tertular.
Nah, Anda bisa menjadi teman yang baik untuk membantu menyelesaikan pekerjaan
rumahnya. Tenang, menawarkan bantuan seperti di atas bukan menjadikan Anda
pembantu kok. Jadilah teman yang baik.

BERIKAN AURA POSITIF UNTUK MEREKA


Menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya adalah cara yang baik untuk
memberikan semangat, terlebih teman Anda yang butuh semangat sekaligus harapan.
Jika salah satu teman Anda sedang melakukan karantina dan positif Covid-19, jadilah
penyemangat buat mereka.
Apalagi, mereka yang di karantina cenderung tertekan dan memiliki kecemasan yang
lebih tinggi. Anggap lah mereka sedang melewati masa-masa sulit, sehingga Anda bisa
menjadi teman lewat aura positif Anda.
Berikan hal-hal yang lucu seperti lelucon maupun komedi, sekaligus menenangkan
mereka. Tetapi, jika khawatir dengan psikologis teman Anda, jangan sungkan-sungkan
meminta bantuan medis maupun terapi profesional.
10 AYAT ALKITAB TENTANG MENGASIHI SESAMA

1 Yohanes 4:7
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari
Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
 
1 Yohanes 4:21
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi
saudaranya.
 
Yohanes 13:34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
 
Yohanes 15:12
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
 
1 Yohanes 2:10
Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak
ada penyesatan.
 
1 Yohanes 3:23
Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan
supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
 
1 Tesalonika 4:9
Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar
kasih mengasihi dari Allah.
 
Roma 12:10
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi
hormat.
 
Yohanes 15:13
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya.
 
Lukas 3:11
Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya,
dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.
4 TOKOH ALKITAB INI DIKENAL PALING MURAH HATI, SIAPA AJA YA MEREKA?

1. JANDA SARFAT
“Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan
dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam
tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN
yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.” (1 Raja-raja 17: 15-16)
Dalam kisah ini diceritakan tentang seorang janda miskin yang hanya punya sedikit makanan
saja. Dia hanya punya sisa makanan satu kali makan saja sebelum dia dan anaknya
kelaparan. 
Tapi kehadiran Elia mengubah hidup janda itu. Ucapan Elia membuat sang janda merelakan
sisa terakhir dari makanan yang dia punya. Elia sendiri meyakinkan sang janda bahwa akan
ada kelimpahan saat dia dengan rela hati memberi apapun yang dia punya saat itu. Dan satu-
satunya langkah berani yang dilakukan sang janda adalah dengan memberikan apa yang dia
punya kepada Elia.
Dari sang janda Sarfat kita belajar bahwa untuk jadi pribadi yang murah hari memang gak
mudah. Karena kita akan diperhadapkan dengan tantangan iman. Tapi firman Tuhan sudah
menjanjikan kita bahwa mereka yang memberi dengan kerelaan akan memperoleh kelimpahan
sesuai dengan takaran yang sudah Tuhan sediakan. Janda Sarfat hanya belajar untuk percaya
dan menyerahkan semua yang dia punya dan hasilnya pun luar biasa.

2. WANITA SUNEM
“Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang
mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk
makan. Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa
orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. Baiklah kita membuat
sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya
sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang
kepada kita, ia boleh masuk ke sana.” 2 Raja-raja 4: 8-10
Seorang wanita kaya di Sunem bertemu dengan Elisa dan mengundangnya untuk makan
bersama keluarganya. Walaupun Elisa tidak tahu pasti motivasi wanita ini mengundang dia, tapi
keramahan mereka selalu dirasakan oleh Elisa.
Kalau kita berada di posisi Elisa, kita mungkin tergoda untuk merasa dimanafaatkan. Tapi
wanita Sunem ini sangat berbeda. Dia mengajak suaminya dan menawarkan Elisa kamar
sendiri dimana dia bisa tinggal saat datang ke kota itu. Dia bahkan menyediakan semua
keperluan yang Elisa butuhkan.
Kenapa wanita Sunem ini menunjukkan kemurahan hatinya kepada Elisa? Karena dia
menganggap Elisa sebagai ‘orang suci Tuhan’ atau hamba Tuhan. Itu artinya dia percaya
kepada Tuhan dan ingin menunjukkan kebaikannya kepada orang-orang yang mengasihi Tuhan
juga. 
Wanita Sunem ini mengajarkan kita bahwa sekalipun dia memiliki harta kekayaan, dia memilih
untuk membagikan apa yang dia punya untuk bagi orang lain. Intinya, dia ingin menjadi berkat
bagi orang-orang yang membutuhkan. 
 
3. YUSUF DARI ARIMATEA
“Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang
telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus
memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu,
mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya
yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar
ke pintu kubur itu, pergilah ia.” (Matius 27: 57-60)
Yusuf dari Arimatea adalah sosok yang sangat penting dalam peristiwa penyaliban Yesus.
Setelah Yesus menghembuskan napas terakhir di kayu salib, Yusuf Arimatea menyediakan
kubur khusus untuk Yesus.
Dia sendirilah yang menurunkan tubuh Yesus dari atas kayu salib, membersihkan dan
membungkus tubuh Yesus dengan kain kafan kemudian membaringkannya di kubur yang
sudah dia sediakan.
Kubur yang dia sediakan tentu saja gak murah. Karena kubur itu benar-benar dipahat
sedemikian indahnya. Selain harga, ketersediaan kubur seperti itu juga tidak banyak. 
Sebagai salah satu pejabat tinggi di masa itu, Yusuf memang mempunyai banyak uang. Tapi
kasihnya kepada Yesus membuatnya tergerak untuk memberikan yang terbaik di detik-detik
terakhir Yesus. Dia sama sekali memberikan apa yang dia bisa lakukan dengan murah hati
tanpa imbalan apapun.

4. Gereja Makedonia
“Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang
dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam
pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun
mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut
kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri
mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk
mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih
banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada
Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.” (2 Korintus 8: 1-5)
Gereja di Makedonia sama sekali miskin. Jadi gak heran kalau mereka tidak bisa berbuat apa-
apa kalau ada yang meminta pertolongan. Kalimat yang mungkin akan mereka lontarkan
adalah, “Kami sebenarnya ingin sekali membantu, tapi kami tidak punya apa-apa.”
 Kita memang akan sangat mudah membantu orang lain waktu kita punya uang atau sesuatu
yang dibutuhkan orang lain. Tapi bagaimana dengan memberi bahkan disaat kita gak punya
apa-apa? Tapi Gereja Makedonia justru tergerak untuk ambil bagian untuk melayani orang lain
sekalipun dalam keadaan tak mampu.
Apa yang dilakukan keempat tokoh Alkitab di atas mengingatkan kita bahwa kemurahan hati
adalah bentuk dari ketaatan kita kepada Tuhan. Waktu kita berperilaku murah hati, kita
menemukan bahwa kesetiaan Tuhan jauh lebih besar atas hidup kita.
Jadi, hari ini mari mengambil komitmen untuk bermurah hati kepada orang lain sama seperti
Yesus sudah lebih dulu bermurah hati kepada kita.

Anda mungkin juga menyukai