Anda di halaman 1dari 8

REKOLEKSI KONGREGASI KYM

SEPTEMBER 2019
Biara Mieke de Bref Simpang Karangsari, Kotak Pos 105
Pematangsiantar 21151,Sumatera Utara, IndonesiaTelp. 0622-24292 Fax.
0622-435557
E-mail: kymindonesia@gmail.com

“MELIHAT KEBAIKAN DIRI DAN ORANG LAIN”


Tujuan:
1. Agar setiap suster dapat melihat kebaikan dalan diri sendiri.
2. Agar setiap suster dapat melihat kebaikan dalam diri orang lain
3. Agar setiap suster menyadari bahwa hanya dengan mampu melihat kebaikan
dalam diri sendirilah orang bisa melihat kebaikan orang lain.
Sarana : Kitab Suci, Luk. 15:1-10

A. Pembukaan Rekoleksi
1. Lagu pembuka: PS : 565
2. Tanda salib
3. Kata pengantar

Para suster yang terkasih, selamat berjumpa kembali dalam rekoleksi kita bulan
ini. Kita patut bersyukur atas rahmat Tuhan yang kita terima dalam hidup kita. Tuhan
senantiasa menyediakan rahmat yang sungguh kita butuhkan.Saat ini,juga merupakan
kesempatan baik bagi kita untuk sejenak beristirahat dari segala kesibukan-kesibukan
kita.
Para suster yang terkasih pernahkah kita menyadari betapa istimewa panggilan
yang kita miliki, kita dipanggil untuk hidup dalam kebersamaan dengan saudari yang
lain, yang tidak ada ikatan darah, berasal dari tempat,suku, dan latarbelakang yang
berbeda-beda.
Dalam rekoleksi bulan lalu, kita diajak ……………….. untuk semakin mengenal
diriku dan orang lain ( teman sekomunitas dan sekongregasi )
Dalam perjalanan panggilan ini kita mau membaktikan diri demi Kerajaan Allah, dan
memiliki Visi yang harus kita capai bersama yaitu menjadikan dunia yang layak dihuni
dengan patron yang sudah disepakati bersama dalam kongregasi kita. Visi ini tidak akan
tercapai jika kita berjalan sendiri-sendiri, kita harus berani berkolaborasi dengan saudari
sekongregasi maupun saudara-saudari pihak lain apakah itu kaum religius atau kaum
awam.
Bekerjasama berarti kita berbuat, melangkah bersama dengan orang lain yang
sering tidak sejalah dan sepaham dengan kita sendiri. Kemampuan untuk bekerja sama
1
tidak terlepas dengan kemampuan kita dalam memahami orang lain. Namun
pemahaman terhadap orang lain tidaklah berjalan mulus jika kita sendiri tidak
memahami kongregasi kita, komunitas kita, kelompok kita bahkan yang paling dalam
lagi ialah memahami diri kita sendiri. Dengan kata lain kita mengenal lebih dalam
tentang diri kita pribadi.
Para suster yang terkasih, marilah kita meluangkan waktu dan sejenak berdiam
bersama Allah mendengarkan suara-Nya melalui Sabda dan renungan yang kita
dengarkan. Kita persiapkan hati dan pikiran kita membiarkan Roh Kudus membimbing
kita selama rekoleksi ini. (Hening)

4. Doa tobat :
P : Saya mengaku…
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita dan menghantar kita ke kehidupan yang kekal
U : Amin

5. Doa Pembuka :
Ya Allah Bapa sumber cinta kasih, kami bersyukur kepadaMu, atas segala Rahmat dan
KaruniaMu yang senantiasa menghidupi kami. Kami sadar atas hidup dan keselamatan
yang Engkau anugerahkan kepada kami orang yang berdosa ini. Hadirlah selalu dalam
diri kami, kelompok kami, komunitas kami, kongregasi kami dengan terang RohMu
untuk menaungi, menerangi akal dan budi kami, sehingga kami tetap berjalam di
jalanMu. Terangi dan tuntun kami ke jalan yang benar sehingga kami tetap bisa
membangun kerja sama yang baik di tempat di mana kami berada, dengan saling
menerima dan memberikan dorongan satu sama lain. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan
dan pengantara kami, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah kini dan sepanjang
segala masa, Amin.

6. Bacaan : Kel 32: 7-14 ( Hening Sejenak)


7. Renungan

“Maka TUHAN berkata kepada Musa, "Turunlah segera, sebab bangsamu yang
kaupimpin keluar dari Mesir sudah berbuat jahat. Mereka sudah menyimpang dari
perintah-perintah-Ku. Mereka membuat patung sapi dari emas tuangan, lalu
menyembahnya dan mempersembahkan kurban kepadanya. Kata mereka, itulah ilah
mereka yang membawa mereka keluar dari Mesir (Kel. 32:7-8)

Para suster yang terkasih, apa yang dilakukan oleh bangsa Israel yang digagasi
oleh Harun, mencerminkan pribadi bangsa Isarel yang tidak ingat akan masa lalu yaitu
tentang kebaikan orang-orang yang berperan akan keselamatan yang mereka alami.
Mereka lupa atau sengaja melupakan akan Sabda Allah yang menghidupkan. Mereka
2
menyimpang dari jalur yang seharusnya mereka jalani. Mereka bahkan disebut oleh
Allah telah berbuat jahat. Karena tidak setia akan janji serta perintah Allah. Mereka asik
dengan dirinya sendiri, dan lupa akan segalanya. Mereka tidak mengenal diri mereka
lagi siapa sesungguhnya mereka. Mereka membesarkan serta mengagungkan benda
yang tidak punya kekuatan sama sekali yaitu lembu dari emas, dan melupakan kekuatan
yang maha kuat yaitu Allah. Mereka kehilangan jati diri. Tidak mampu menghargai
orang lain karena mereka sendiri tidak bisa menghargai diri sendiri. Menjadi tidak akan
mampu menyelamatkan diri sendiri apalagi orang lain karena mereka meninggalkan
sumber keselamatkan yaitu Allah. Oleh Allah layak dimusnahkan.
Musa dengan kemampuan melobby kepada Allah, dapat memberi secercah
harapan kehidupan kepada bangsa Israel, berbuahkan suka cita. Harapan kehidupan
tentu didasari atas kemauan bangsa Israel untuk merobah haluan paham dan pemikiran.
Mengembalikan kesadaran akan jati diri mereka yang sesungguhnya sebagai umat yang
dicintai serta diterima oleh Allah. Musa membawa umat akan pengenalan diri
sesungguhnya, yaitu terbatas dan belum sempurna.
Para suster yang terkasih, mengenal diri pertama-tama berarti memahami siapa
diri kita sebenarnya. Dengan mengenal siapa diri kita sebenarnya maka kita bisa
menerima dan merealisasikan diri sehingga menjadi pribadi yang utuh dan otentik.
Sehingga dengan demikian kita bisa menampilkan secara social apa yang ingin kita
tampilkan ke luar, dan menyangkut penilaian orang lain terhadap diri kita dan
menyangkut apa penilaian kita terhadap diri kita sendiri, serta diri kita yang
sesungguhnya. Pengenalan akan diri sendiri merupakan pintu masuk menuju
kebijaksanaan. Dengan cara mengenal diri ituah kita bisa mengembangkan diri kita
sendiri. Musa dengan sangat bijaksana membawa umat akan proses keselamatan
selanjutnya khususnya bagi mereka yang mau merobah diri sesuai dengan arahannya
yang disampaikan Allah kepadanya.
Dengan keberhasilah mengenal dan menerima diri sejatinya, menjadikan kita
lebih gampang dan dapat mengenal dan menerima orang lain sebagaimana Musa paham
akan keberadaannya dan memahami umat Israel. Menerima orang lain, kita tidak serta
merta memperlakukan orang lain sebagaimana yang kita harapkan, tetapi bagaimana
yang diharapkan Allah terhadap orang itu. Pada diri orang yang membantu diharapkan
akan tumbuh keyakinan bahwa dengan memperhatikan kepentingan orang lain berarti
akan sekaligus memperhatikan diri sendiri. Namun sebaliknya dengan lebih
memperhatikan diri sendiri maka tidak dengan sendirinya kepentingan orang lain turut
diperhatikan. Pada diri orang yang selalu ingin diperhatikan orang lain cenderung akan
tumbuh sikap mengharapkan bahwa sesuatu yang diberikan orang lain kepada dirinya
lebih besar dari pada yang dapat ia berikan kepada orang lain. Sedangkan pada diri
seorang yang lebih memperhatikan kepentingan orang lain akan tumbuh sikap bahwa
lebih baik memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain daripada meminta
sesuatu dari orang lain. Bdk. Mrk. 10:45.

3
Refleksi
1. Sejauh mana saya telah mengenal diriku?
2. Bagaimana pengalamanku dalam mengenal orang lain?
3. Bagaimana pengalamanku dalam mengenal Tuhan?
Doa penutup

Ya Allah sumber kehidupan ajarilah kami untuk memiliki kerendahan hati yang
mampu mengenal dan menerima diri kami apa adanya seperti yang Engkau ciptakan.
Hati yang mampu menerima kelemahan dan kelebihan, talenta dan niat-niat baik yang
dimiliki sesama kami. Jauhkanlah kiranya kami dari sikap congkak, sombong dan
keegoisan diri yang ingin menang sendiri. Jauhkan kami pula dari ambisi untuk
disanjung dan dipuji yang hendak menonjolkan diri dan tidak peduli terhadap orang
lain. Semoga Kasih yang Engkau tanamkan dalam hati kami mampu membawa kami ke
jalan yang baik dan benar untuk mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam
kebersamaan kami. Terpujilah nama-Mu, kini dan sepanjang segala masa. Amin

11. Lagu Penutup :

Karena aku Kau cinta


Tiada nada, tiada suara,
mampu mengungkapkan rasa bahagia tak terkira.
Tiada sungai, tiada samudra,
mampu tandingi agung cintaMu,
lembut hatiMu ubah hidupku.

Ref:
HadirMu dalam lubuk hatiku,
'tuk mencintaiku dengan segenap kasihMu.
Kubahagia s'lalu bersamaMu Yesus,
karena aku Kaucinta.

Tiada lembah, tiada bukit,


kan menghalangi langkahku menyambut kasihMu.
Tiada bimbang, tiada ragu,
tak ingin aku jauh dariMu,
kuingin hidup bagiMu Yesus.

B. Pertemuan II

1. Lagu pembuka: Puji Syukur No. 542


2. Doa Pembuka :
Allah yang Maha Bijaksana, Engkau telah mengajarkan kebijaksanaan sejati kepada
kami. Berilah kami kebijaksanaanMu supaya kami mampu melakukan perintahMu
4
sesuai dengan yang Engkau kehendaki. Bantulah kami untuk belajar mencari dan
menemukan Engkau dalam segala sesuatu dan dapat memilih yang terbaik dalam hidup
kami. Khususnya menemukan solusi yang tepat dalam setiap tantangan yang kami
hadapi dalam kebersamaan. Demi kristus Tuhan kami.
3. Bacaan (Luk 15: 1-10)

“ Sabda-Mu Bapa bagai air segar”


SabdaMu Bapa bagai air segar,
sejuk dan damai saat ku dengar
mengalir tenang, tiada henti, sumber hidup dan kasih sejati

SabdaMu Bapa bagai air segar, membasahi menyuburkan bumi


menggugah jiwa segarkan hati, kobarkan nurani 'tuk bersaksi

Dorong diriku ini jadi saksi kasih ilahi


berbekal sabdaMu wartakan janji
bekerja di ladangMu jadi abdi abadi
hari ini sampai akhir nanti

4. Renungan

Keyakinan akan kerahiman Allah itu sangat penting bagi orang yang merasa berbuat
dosa yang begitu besar dan banyak, agar tidak jatuh ke dalam keputus-asaan. Bahkan
keyakinan itu akan menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan perubahan yang
radikal seperti perubahan pertobatan. Kehendak Allah hanya satu, yaitu agar manusia
hidup dan selamat, bahkan kehendak Allah itu tidak berubah terhadap orang yang
menolak kehendakNya. Allah terus berusaha agar orang berdosa bertobat dan Alllah
siap mengampuni.
Kerelaan mengampuni merupakan tanda cinta kasih yang amat besar dan
kepribadian yang utuh. Tritunggal justru menunjukkan Pribadi Allah itu Esa. Maka
mengampuni berarti menerima semua akibat dosa, tetapi bukan berarti kalah, melainkan
untuk dikalahkan, untuk diatasi. Mengampuni bukan melupakan. Sebab melupakan itu
tidak memecahkan persoalan. Menyelamatkan manusia itu mengampuni dosa manusia.
Kristus Allah Putra menjadi Manusia, menerima dengan iklas semua akibat dosa itu
sampai kepada kematian di salib. Itulah gambaran yang dapat kita raba akan kerahiman
ilahi.
Sebagaimana yang tampak pada Allah yang menyelamatkan bangsa Israel
keluar dari penindasan Mesir, tetap berusaha agar mereka bertobat, meskipun masih
dalam perjalanan ke tanah yang dijanjikanpun, mereka telah jatuh berkali-kali ke dalam
dosa. Karena janji Allah menyelamatkan manusia itu abadi, Allah akan terus berusaha

5
melalui para nabinya agar umat Allah itu bertobat kembali. Allah tidak pernah
mengubah kehendakNya menyelamatkan manusia dengan mengusahakan pertobatan
untuk mengampuni dosan mereka.
Sadarkah kita bahwa jika kita mau membangun pribadi kita sebagai pribadi
gambaran Allah, kita pun harus membangun pribadi semakin utuh, seperti Kristus iklas
mengampuni kesalahan sesama, betapapun besarnya dan berapa kali juga harus
memaafkannya? Sebab kesadaran akan belas kasih Allah juga memberi harapan kepada
kita sendiri, orang berdosa, untuk memperoleh pengampunan, asalkan kita mau bertobat
dan juga memaafkan sesama.
Dalam permenungan pertama kita merenungkan tentang bagaimana kita
mampu mengenal diri kita sendiri dan mengenal diri orang lain serta bagaimana kita
mampu menerima diri kita sendiri dan menerima orang lain.
Orang bisa menerima diri dan kenyataan dirinya secara rasional akan mengerti
bahwa dirinya memiliki potensi untuk berkembang dan berupaya agar dirinya dapat
diterima dan diakui orang lain. Juga akan menyadari bahwa orang lain mempunyai
potensi utnuk berkembang yang mungkin berbeda dengan potensi yang ada dalam
dirinya sendiri. Dengan mampu menerima kenyataan diri sendiri akan mengakibatkan
seseorang dapat menerima, mengakui dan menghargai keberadaan orang lain. Sebagai
akibatnya, akan tumbuh sikap saling menerima, mengakui dan menghormati terhadap
keberadaan orang lain serta akan tumbuh sikap tenggang rasa terhadap perbedaan
dalam kehidupan kelompok dan komunitas.
Menerima orang lain, itu berarti menerima orang lain dengan segala yang ada
dalam diri orang itu. Menerima orang lain berarti penghargaan akan yang baik dalam
diri orang dan pengampunan akan kesalahannya. Pengampunan cukup tujuh kali?
Tidak! Tujuh puluh kali tujuh kali, kata Yesus. Menyimpan dendam itu ibarat kita meminum
racun, tapi berharap orang lain yang mati.

Pertanyaan refleksi :
1. Bagaimana saya menerima diriku?
2. Bagaimana pengalamanku menerima orang lain?
3. Apa yang pantas kulakukan menanggapi penerimaan Tuhan terhadapku?

6. Doa penutup: dari Puji syukur No 142

DOA KEBIJAKSANAAN

7. Lagu penutup:Puji Syukur No: 697

6
C. Penutupan Rekoleksi
1. Lagu Pembuka: Puji Syukur No. 600
2. Doa Pembuka

Allah Bapa yang Maha Rahim, Trimakasih untuk segala berkat yang kami
terima dalam permenungan kami ini. Bantulah kami hari ini sehingga kami
mampu untuk merenungkan sabda-Mu dan menghujudnyatakan dalam
kehidupan kami sehari-hari. Untuk mampu mengenal Engkau, mengenal
diri kami sendiri dan dengan itu kami mampu untuk mengenal orang lain
secara lebih dekat. Semuanya dapat kami lalukan ya Tuhan karna campur
tangan-Mu dalam diri kami sendiri. Demi Kristus Tuhan dan pengantara
kami….

3. Bacaan: konstitusi Bab IV ( hidup berkomunitas )

Para suster yang terkasih, Diri sendiri boleh jadi adalah orang pertama yang
kita kenali sebelum kita mengenal orang lain. Tapi, seberapa dalam kita
memahaminya, acapkali menjadi misteri yang tak kunjung terpecahkan.
Padahal, memiliki pemahaman mendalam tentang diri sendiri merupakan hal
yang vital untuk apa pun yang kita kerjakan. Baik untuk kebaikan diri, untuk
membangun hubungan yang lebih baik, juga untuk menciptakan hidup yang
berarti dan memuaskan.

Bagaimana kita menempatkan diri dan bagaimana kita memperlakukan orang


lain pada dasarnya kembali pada niat baik kita bahwa kita harus bisa menjadi
pribadi yang menyenangkan bagi orang lain.

Para suster yang terkasih, dengan rendah hati kita tetap memohon kepada Yesus
agar Dia yang telah menjadi miskin:
- memberikan kita mata dan hati, yang terarah kepada orang miskin
- membantu kita untuk mengenalNya dalam diri orang yang kehausan,
kelaparan, kesepian dan kemalangan.
- membangkitkan kita dalam kesatuan, kesederhanaan, dan kerendahan hati
- mengobarkan dalam hati kita api cinta kasih yang telah membakar diri St.
Vinsensius

7
- menguatkan kita untuk setia melaksanakan kebajikan-kebajikan, agar kita tetap
mampu melihatNya dan melayaniNya dalam diri orang miskin sehingga kalau
saatnya tiba, kita dipersatukan denganNya dan dengan mereka di dalam
KerajaanNya.

Bapa Kami
Doa Penutup (spontan)

Lagu Penutup : Hymne Kongregasi

Selamat Bermenung bersama Tuhan


Komunitas Antonius Van Erp

Anda mungkin juga menyukai