Anda di halaman 1dari 5

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PENDOA

DISUSUN OLEH:
YOHANA LEGEN WATI S_G1D123076_IKM
NANDA SINCILIA RITAYANI_G1D123127_IKM
CINTIA MAGDALENA NADEAK_D1C223061_TEKNIK PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI
T.A 2023/2023
Manusia Sebagai Makhluk Pendoa
Doa adalah suatu ungkapan pujian permintaan syukur dan permohonan kepada Tuhan
maka itu ketika orang berdoa sebenarnya dia sedang membangun relasi intim dengan Tuhan.
Hanya manusia yang mempunyai hubungan harmonis dengan sang pencipta hanya
manusia yang mampu memuliakan keagungan Tuhan sebab manusia dikaruniai akal Budi dan
akal budi ini yang membedakan manusia dengan makhluk lain.

 Makhluk yang memiliki hubungan erat dengan Allah


Maksud dari makhluk yang memiliki hubungan erat dengan Allah berarti kita
harus melibatkan Allah dalam hidup kita sehari-hari karena hubungan antara sang
pencipta dengan yang diciptakan adalah suatu hubungan yang tidak mungkin
dipisahkan.

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang berkepribadian dengan roh, pikiran,


perasaan, kesadaran diri, dan kekuasaan untuk memilih. Manusia juga memiliki akal,
rasa, dan kehendak sehingga mempunyai tujuan hidup yang berbeda-beda. Tujuan
hidup yang sama adalah untuk mencapai kebahagiaan hati bersama.

Menjalin hubungan dengan Allah adalah kebutuhan yang paling utama dalam
hidup di dunia, karena bagaimanapun manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
harus selalu mengingat akan Sang Pencipta. Menjalin hubungan yang baik dapat
dengan Allah dapat kita lakukan dengan cara menaati segala aturannya dan menjauhi
segala larangannya. Kita juga dapat menjalin hubungan dengan Allah melalui ibadah,
melalui doa-doa yang kita panjatkan dan juga selalu mengingat Allah dimanapun dan
kapanpun. Karena sesungguhnya jika kita berdoa itu sama saja dengan kita menjalin
komunikasi dengan Yang Maha Kuasa dan juga ketika kita senantiasa mengingat
Allah maka kita akan senantiasa mendapatkan kedamaian hati dalam menjalani setiap
langkah kehidupan.

 Disapa dan menyapa Allah


Ada perbedaan rasa saat nama kita dipanggil dengan penuh hormat
dibandingkan jika kita dipanggil dengan "Hei kamu". Ada perbedaan rasa juga bila
kita disapa dengan lembut dibandingkan jika kita didiamkan saja seakan tidak ada.
Itulah yang dialami dan diungkapkan oleh Nabi Yesaya dalam bacaan pertama. Ia
telah melihat Tuhan Raja semesta alam yang menyapanya dengan mengutus seorang
Serafim (malaikat) untuk memurnikan dia dari segala kesalahan dan dosa. Nabi
Yesaya pun menanggapi sapaan Yahweh dengan ucapan "Inilah aku, utuslah aku!"
(Yes 6: 8). Rasul Paulus memiliki pengalaman serupa dengan Nabi Yesaya: Allah
yakni Yesus Kristus menampakkan diri kepadanya. Paulus pun berkat kasih karunia
Allah berbalik dari pendosa berat menjadi pewarta Injil dan rasul. Sapaan Allah
membuatnya bekerja lebih kerasa agar Yesus Kristus semakin dikenal oleh banyak
orang. (bdk. 1 Kor 15: 10) Bagaimana Yesus menyapa Simon nelayan? Yesus naik ke
dalam perahu Simon, menyuruh menjalankan perahu itu sedikit jauh dari pantai dan
mengajar orang banyak dari atas perahu Simon! Perhatian Yesus tidak berhenti di sini.
Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu
untuk menangkap ikan." (Luk 5: 4) Alhasil, bukan hanya jala mereka mulai koyak,
kedua perahu mereka pun terisi penuh dengan ikan hingga hampir tenggelam! Sapaan
Yesus menenangkan para murid, "Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala
manusia." (Luk 5: 10). Tugas menjala manusia dimulai oleh Yesus dengan rangkaian
tindakan yang penuh empati dan sepenuh hati. Tanpa banyak bicara, Yesus
menjadikan Simon yang putus asa karena telah sepanjang malam bekerja keras namun
tidak menangkap apa-apa, menjadi penjala yang ulung. Maukah Anda disapa Yesus
agar Anda menjadi ulung dalam hal positif yang Anda tekuni, bukan karena kekuatan
dan kemampuan Anda sendiri, sebab kekuatan manusiawi ada batasnya, melainkan
karena Anda disapa, dipanggil dan didampingi oleh Yesus Kristus? Dan maukah Anda
dengan kekuatan Yesus Kristus menyapa dan mendampingi orang yang putus asa
menjadi orang yang percaya diri dan ulung?

 Membuka diri terhadap Allah dan menjalin relasi dengan Allah


Membuka diri itu artinya kita memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk
mewujudkan rencananya bagi kita bukan lagi rencanaku melainkan rencananya
diawali dengan pertobatan dan penyerahan seutuhnya kepada Tuhan.

Seperti yang tertulis pada kitab Yesaya 55 ayat 8 -9 “Sebab rancanganku


bukanlah rancanganmu Dan jalanmu bukanlah jalanku demikianlah firman Tuhan
seperti tingginya langit dari bumi demikianlah tingginya jalanku dari jalanmu dan
rancanganku dari rancanganmu.” Relasi relasi adalah hubungan antara dua pihak yaitu
pihak kita sebagai manusia dan dengan Allah. Bagaimana sih cara membangun relasi
dengan Allah.
1. Berdoa dengan berdoa Kita dapat menyampaikan semua masalah pergumulan
percobaan yang kita rasakan. tapi tidak lupa juga kita berdoa atas segala berkat yang
Tuhan berikan kepada kita.
2. Melayani orang lain melayani orang lain merupakan bentuk konkret dari kasih yang
diajarkan oleh tuhan kepada kita dengan melayani orang lain kita dapat menjadi
berkat bagi sesama dan memuliakan Tuhan hal ini juga membantu kita untuk lebih
memahami kehendak Tuhan dalam hidup kita.

 Semakin menyerahkan dirinya, manusia semakin menjadi pribadi yang matang


dan memperoleh kebebasan sejati ( kepenuhan dirinya yang membahagiakan)
Kepribadian yang matang merupakan label positif bagi orang yang dianggap
telah mencapainya. Sayang, banyak orang tak pernah berpikir menjadi matang.
Padahal, kepribadian matang merupakan ukuran perkembangan kepribadian yang
sehat. Kepribadian yang matang diartikan secara berbeda-beda oleh banyak orang.
Hal ini tercermin dari beberapa pendapat berikut ini. Menjawab pertanyaan dosen
dalam kuliah tentang kepribadian di sebuah fakultas psikologi, ada mahasiswa yang
mengartikan matang kepribadian sebagai sabar, tidak berlebihan dalam
mengekspresikan emosi, dan pandai mengelola hubungan dengan orang lain. Ada juga
yang mengartikan kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan
dengan bijaksana. Beberapa mahasiswa menunjuk pada kemampuan memenuhi tugas-
tugas perkembangan masa dewasa dengan baik, seperti memiliki pekerjaan dan
filsafat hidup yang mantap, kondisi batin yang stabil, dan sebagainya. Berikut adalah
tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat:
1. Perluasan Perasaan Diri
2. Relasi Sosial yang Hangat
3. Pemahaman Diri.

Catatan :
• Kemampuan untuk membiarkan dirinya dibentuk oleh Allah membutuhkan
kerendahan hati dan kebesaran jiwa untuk berpasrah kepada Allah.
• Godaan kesombongan untuk tidak bergantung kepada Allah dan menjadikan dirinya
Allah justru merusak pribadi manusia itu sendiri dan membawa kebinasaan
• Kedekatan dengan Allah didalam doa harus terungkap dalam seluruh perwujudan diri
manusia baik pekerjaan dan pergaulan sosial sehari-hari
• Doa menjadi sumber kekuatan untuk berelasi dan bekerja secara baik dan benar
( relasi dgn Allah= segala kegiatan bisa dibentuk, dipulihkan dan disempurnakan
sesuai rencana dan kehendak Allah )
• Sebagai orang Katolik harus mengetahui bahwa :
Doa yang sejati selalu mengarah dan berpuncak pada Ekaristi (bersatu dengan tubuh
Kristus untuk dibentuk, dikonsekrir, diubah menjadi serupa dengan Kristus sehingga
dijiwai oleh semangat Kristus. ( menjadi manusia baru)
Sebagai manusia benar yang turut mengubah seluruh dunia menjadi tubuh Kristus
yang universal
( Iman : Penyerahan Diri Secara Total Kepada Allah )
: Tanggapan atas tawaran Allah

Pertanyaan Presentasi
1. Apa itu doa dan fungsi doa menurut pendapat kita, arti dari kepribadian yang matang
dan arti dari kitab Yesaya 55:8-9 ? (Intan Aknes Sinaga )
Jawab : Doa adalah tempat perantaraan permohonan kita untuk berkomunikasi
dengan Tuhan. Fungsi doa yaitu:
- Mendekatkan diri dengan Tuhan
- Mengungkapakan syukur kepada Tuhan
- Menguatkan iman

Maksud dari kitab Yesaya 55:8-9 yaitu mengingatkan kita bahwa Allah itu jauh
melampaui pengertian kita.

2. Apa maksud manusia berkepribadian roh? ( Angela Mericci )


Jawab: Maksud dari manusia berkepribadian roh adalah manusia yang berani,
manusia yang tidak takut menjalankan kehendak Allah
3. Bagaimana kriteria sebagai makhluk pendoa menurut gereja? ( Revani )
Jawab: kriteria sebagai makhluk pendoa menurut gereja yaitu:
- Beriman dan percaya kepada Allah
- Sikap dan perilakunya seturut dengan kasih
- Berpusat pada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat

4. Apakah dengan doa bisa mengubah kehendak Allah?


Jawab: Bisa, namun perlu di ingat bahwa Tuhan akan mengabulkan doa seorang yang
memohon kebaikan bukan keburukan.

5. Bentuk-bentuk doa dalam gereja katolik? (Perdana)


Jawab: Bentuk-bentuk doa dalam gereja katolik yaitu :
- Adorasi, doa adorasi atau doa berkat dalam ekaristi katolik adalah bentuk sembah
sujud untuk memberi hormat dan menyembah Yesus Kristus yang hadir dalam
rupa sakramen maha kudus
- Doa tobat, bentuk penyesalan yang tulus atau penyesalan ats dosa yang kita
perbuat. Dalam gereja katolik terdapat sakramen pertobatan yang artinya
sakramen penyembuhan
- Doa Syukur
- Doa syafaat/permohonan, adalah doa yang memohon pertolongan atau kehendak
Tuhan untuk kebutuhan orang lain atau sesuatu yang lebih luas.

6. Mengapa umat katolik harus meminta perantaraan Bunda Maria dan orang kudus?
(Sara Aprilia Siregar)
Jawab: Maria merupakan sarana berkat istimewa dari Allah untuk kita karena Maria
adalah bunda Yesus. Maka dari itu kita dapat menyampaikan doa permohonan kepada
Tuhan dengan memohon pertolongan Bunda Maria (dan para kudus lainnya) agar
mendoakan ujud do akita di hadapan Tuhan Yesus..

Anda mungkin juga menyukai