Doa termasuk bagian yang penting dan tak terpisahkan di dalam setiap agama.
Sebagai manusia religius, ia memiliki tradisi menyangkut pemahaman,
penghayatan dan cara berdoa; karena manusia menyadari bahwa kehidupan
kehidupan di dunia ini tidak sepenuhnya berada dalam genggamannya. Manusia
tergantung kepada Yang Ilahi.
Melalui penciptaan, Tuhan memanggil manusia dari ketiadaan ke dalam
keberadaan. Sebelum manusia memanggil Tuhan, Tuhan memanggil manusia.
Allah yang hidup dan benar tanpa jemu-jemunya memanggil manusia untuk suatu
pertemuan penuh rahasia denganNya di dalam doa.
Doa, Suatu Aktivitas Ilahi-Insani
Arti dan Pentingnya Doa
❖ Hidup kita di dunia ini adalah suatu perjalanan ke Surga. Suatu persiapan yang semestinya
mengarahkan pandangan kita kepada Allah. Di sinilah pentingnya doa, sebab doa pada hakekatnya
adalah suatu pandangan ke Surga, sehingga merupakan semacam prasyarat yang penting agar kelak
kitapun dapat sampai ke dalam Kerajaan Surga.
❖ St. Theresia Kanak-kanak Yesus mengatakan: “Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan
sederhana ke Surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah
kegembiraan”.
❖ Maka doa sebenarnya mengarahkan hidup kita kepada tujuan akhir kita yang sesungguhnya, yaitu
bahwa Allah yang telah memilih kita akan selalu mendampingi kita sampai kita dapat memasuki
kehidupan kekal bersama-Nya (lih. Ef 1:3-10).
❖ Tuhan Yesus sebagai teladan kita dalam doa: pada malam hari (lih. Mat 14:23; Mrk 6:46; Yoh 6:15);
Ia pergi ke tempat Sunyi (Mrk 1:35; Luk 4:42; Luk 9:18); memutuskan sesuatu yang penting (Luk
3:21; 6:12; 9:29; 11:1); sebelum pencobaan (lih. Mat 26:38); kuat dalam pencobaan (Mat 6:9-13;
Luk 11:2); kepercayaan teguh (Mat 18:19; 21:22; Mrk 11:23; Luk 8:50); Bapa tahu kebutuhan kita
(Mat 6:6-7.18); berdoa tiada hentinya (Luk 18:1; 11:5-8).
Doa, Suatu Aktivitas Ilahi-Insani
Roh Kudus Sumber Doa Kita
❖ Doa pertama-tama berarti dengan sadar memasuki persekutuan dengan Allah. Namun kita tak mungkin dapat
memasuki persekutuan itu, bila Allah tidak lebih dahulu membuka diri bagi kita. Kita dapat mencintai-Nya
karena Ia telah lebih dahulu mencintai kita dan yang telah dibuktikan-Nya dengan mengutus Putra-Nya ke
dunia, agar supaya kita menerima kemampuan untuk mencintai. Cinta kasih telah menjadi kenyataan dalam diri
kita, karena Putra telah mengutus Roh Kudus ke dalam hati kita dan mencurahkan cinta kasih di dalamnya
(Rom. 5:5).
❖ Maka, doa sama seperti setiap kegiatan kristiani kita, lebih merupakan aktivitas Roh Kudus daripada aktivitas
manusia, khususnya pada tahap-tahap yang lebih dalam. Tentu saja, biarpun Roh Kudus sumber utamanya,
perbuatan-perbuatan itu sepenuhnya perbuatan manusia. Roh Kuduslah yang menggerakkan dan memberi
inspirasi pada manusia dan manusia membiarkan dirinya untuk dibimbing.
❖ Pertama-tama Roh Kuduslah yang menjadikannya sebagai milik Kristus: “Siapa yang tidak memiliki Roh Kristus,
ia bukan milik Kristus!” (Rom 8:9b).
❖ Dan bila kita ini putra-putri Allah, sebabnya ialah karena kita telah menerima Roh yang menjiwai kita dan yang
menyebabkan kita berseru: "Abba, Bapa!” (Rom 8:15-16). Bahkan kita tidak tahu apa yang harus kita minta
dalam doa. Oleh sebab itu Roh Kudus sendiri datang untuk membantu kelemahan kita serta berdoa di dalam
diri kita dengan permohonan-permohonan-Nya yang tak terperikan (Rom 8:26). Yang menjadi jaminan bahwa
doa kita mengena hati Allah ialah kenyataan, bahwa Roh Kuduslah yang berdoa di dalam diri kita” (bdk. Gal.4:6;
Ibr.4:14; Yak.4:3).
Unsur-unsur Insani dalam Doa
Memupuk Kepekaan
Biarpun memang benar bahwa dalam hidup setiap orang yang sungguh-sungguh
ingin menuju kepada persahabatan dengan Allah, peranan yang utama dijalankan
oleh Roh Kudus, namun disamping itu pihak manusia pun harus berusaha dan ambil
bagian pula dalam karya ini. Biarpun tetap benar bahwa kita takkan dapat sampai
kepada Allah bila bukan Roh Kudus yang membawa kita, namun manusia pun harus
ikut aktif dan ambil bagian agar pekerjaan tersebut menjadi pekerjaannya pula.
Perbuatan-perbuatan ini bukannya separuh karya Roh dan separuhnya lagi karya
manusia tetapi sekaligus; 100% karya Roh dan 100% karya manusia.
Unsur-unsur Insani dalam Doa
Tahap kedua bersifat positif, bertujuan memupuk suatu sikap yang boleh dirumuskan
sebagai "pasivitas aktif" terhadap Roh Kudus, yakni kesediaan dan keterbukaan total. Hal ini
dapat dicapai dengan suatu perhatian terus-menerus pada Yang Hadir dalam lubuk hati kita,
sehingga sedikit demi sedikit kehadiran ini memenuhi seluruh adaku, meliputi seluruh
kesadaranku, dan akhirnya mengubah seluruh hidupku. Hal itu dapat dijalankan antara lain
dengan Doa Yesus, dengan terus-menerus mengulangi nama Yesus.
Jenis-jenis doa lisan
Doa adalah suatu relasi yang mesra antara manusia dengan Allah. Yesus adalah teladan
kita dalam hal doa. Dalam hidup-Nya, Ia mempunyai kesadaran yang tetap akan
kehadiran Bapa-Nya. Dalam Injil, sering diceritakan bahwa Yesus menggunakan banyak
waktu-Nya untuk berdoa. Dia seringkali mencari tempat yang sunyi untuk berdoa (Luk.
5:16), bahkan semalam-malaman Ia berdoa (Luk. 6:12). Ada bermacam-macam bentuk
doa di dalam Gereja Katolik.
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan tiga jenis atau lebih tepatnya bagaimana doa
diungkapkan, yakni doa vokal, meditasi, dan kontemplasi. Ketiganya tidak bisa
dipisahkan begitu saja, tapi saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Jenis-jenis doa lisan
1. Doa Lisan:
1.1. Doa mazmur
Mazmur merupakan salah satu bentuk doa yang berharga sekali, khususnya karena
mazmur itu merupakan ungkapan doa yang diilhamkan Allah. Mazmur mengungkapkan
situasi manusia di hadapan Allah dan hubungannya dengan sesama. Karena itu di dalam
mazmur, kita jumpai unsur-unsur pujian, sembah sujud, penyesalan, peresapan sabda
Allah, dan peristiwa keselamatan, bahkan ungkapan hati manusia yang memberontak yang
belum dapat menerima suatu situasi, atau reaksinya terhadap suatu situasi tertentu yang
tidak dimengertinya. Segala jenis situasi manusia di hadapan Allah diungkapkan pengarang
suci dalam bentuk mazmur itu. Maka mazmur merupakan suatu bentuk doa yang hidup.
Selama hidupnya Tuhan Yesus sendiri juga berdoa mazmur, baik bersama-sama dengan
murid-murid-Nya, maupun secara pribadi.
Jenis-jenis doa lisan
1.3. Rosario
Rosario merupakan suatu ungkapan kebaktian terhadap Maria. Bagi banyak orang
doa ini merupakan suatu pertolongan besar dalam perkembangan hidup rohani
mereka. Namun tidak berarti, bahwa setiap orang harus mendoakan rosario.
Rosario lebih merupakan suatu devosi, suatu ibadat pribadi, dan bukan kewajiban
bagi setiap orang kristen. Rosario dapat kita doakan sambil merenungkan peristiwa-
peristiwa yang disajikan atau dapat pula hanya dengan sadar mendoakan doa-doa
Bapa kami, Salam Maria, dan Kemuliaan itu secara sadar akan kehadiran Allah,
tanpa memikirkan atau merenungkan peristiwa-peristiwa itu. Dalam arti tertentu
malah lebih baik tidak usah merenungkan peristiwa-peristiwa itu, supaya semakin
dapat masuk ke dalam suatu doa yang lebih mendalam.
Jenis-jenis doa lisan
2. Devosi-devosi
Devosi merupakan suatu bentuk ibadat pribadi yang bernilai relatif dan tidak berlaku
untuk semua orang. Bila menolong dapat dipakai, bila tidak, kita tidak perlu merasa
terikat. Banyak sekali devosi yang ditawarkan orang, misalnya devosi kepada orang kudus
tertentu, novena-novena tertentu, doa Santa Brigitta, devosi kepada penampakan-
penampakan Bunda Maria, rosario-rosario model baru, dll. Tidak seorang pun yang
berkewajiban menjalankan suatu devosi, namun hal ini diperbolehkan, bahkan kadang-
kadang juga berguna untuk kehidupan rohaninya, terutama devosi kepada Sakramen
Mahakudus, kepada Hati Yesus, serta Jalan Salib, Bunda Maria dan doa Rosario dengan
peristiwa-peristiwanya. Namun jangan sampai menumpuk devosi, sehingga menjadi
beban dan tidak membantu pertumbuhan dalam iman, harapan dan kasih, bahkan
malahan dapat menghambatnya kalau terlalu banyak.
Jenis-jenis doa lisan