Anda di halaman 1dari 16

Pengembangan Diriku

Untuk Pelayanan Bagi


Sesama
BAB XI
BAHAN ALKITAB

Jawab Yesus kepadanya: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu


dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum
yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan
itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua
hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Matius 22:37-40 TB
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Roma 12:1 TB
NICK VUJICIK
Nick Vujicik adalah seorang pria asal Australia yang mempunyai
kondisi tu buh cacat. Kisahnya sering ditampilkan di televisi karena
begitu menginspirasi bany ak orang di dunia. Dia tidak mempunyai
kedua tangan dan k ak i y ang utuh. Kaki sebelah kirinya pendek
sekali, nyaris h anya d ari mata kaki sampai telapak kaki.
Perkembang an dan kehidupan Nick dari kecil bukanlah sesuatu yang
mudah. Ketika ia b erumur 8 tahun ia tidak dapat menerima dirinya.
Ia hampir in gin bun uh diri. Tetapi pada waktu selanjutnya, Nick
Vujicik sekalipu n dirin ya, menerima dirinya, mengakui dan
mensyukuri kasih Tuhan atas keberadaan dan keberlangsungan
hidupnya. Ia tidak p ern ah berhenti untuk belajar dan mengembangkan
dirinya. Sekalipu n tidak memiliki kedua tangan dan kaki yang utuh,
ia dapat memainkan alat musik, berenang, makan, minum dan
mengurus dirin ya sen diri, menjadi motivator yang luar biasa dan
menjadi berkat bag i b anyak orang. Nick adalah contoh seseorang
yang berusah a meng em bangkan dirinya dan dapat menjadi berkat
bagi orang lain bahk an dalam keadaan fisik yang tidak utuh
sekalipun. Remaja Kristen masa kini dapat belajar banyak dari
kehidupan Nick Vu jicik d an keteladanannya untuk pelayanan bagi
sesama.
Beberapa aspek perubahan pada diri remaja di masa
transisi menurut Wayne Rice dapat dijabarkan sebagai
berikut

1. Masa transisi. Dalam masa ini remaja banyak mengalami perubahan


secara fisik dan mengalami berbagai gejolak yang kadang-kadang
terlihat seperti tidak normal
2. Masa bertanya. Pada masa ini remaja mengalami perkembangan
dalam ranah kognitifnya.
3. Masa keterbukaan. Pada masa ini remaja sangat terbuka terhadap
ide-ide serta bimbingan.
4. Masa mengambil keputusan. Remaja yang berada di usia 12-15 tahun
belum siap untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya
Selama menjalani perkembangan, remaja diharapkan
dapat mencapai halhal tertentu yang menjadi tantangan
pada usia tersebut. Memang seringkali banyak remaja
tidak mampu menerima keadaan dirinya. Tetapi semakin
cepat remaja menerima keberadaan diri, maka semakin
cepat pula mereka beradaptasi dan berkembang ke arah
positif. Beberapa keadaan tertentu yang perlu dihadapi
remaja antara lain:
a. Menerima keadaan fisiknya
b. Mengetahui dan menerima kemampuan diri
c. Memantapkan kepribadian dengan nilai dan norma
yang positif
Orang Kristen di Tengah Gereja
dan Lingkungan Sosial
Tuhan Yesus menyuruh muridnya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya
(Mat. 28:19) dan perintah untuk menjadi saksi sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). Gereja
memiliki tritugas atau panggilan yaitu bersaksi (koinonia), bersekutu (marturia) dan
melayani (diakonia). Setiap orang Kristen dipanggil untuk mengembangkan spiritualitas
“manusia baru” yang sudah dikuduskan oleh Tuhan di tengah-tengah masyarakat.
Spiritualitas seperti ini akan membangun lingkungannya sesuai dengan tuntunan Roh
Kristus. Spiritualitas tersebut akan memampukan orang Kristen menumbuhkan kasih yang
sungguh-sungguh kepada Allah, pada saat yang sama secara aktif dapat peduli kepada
sesamanya sebagaimana Tuhan melihat dan mengasihi mereka. Ada orang Kristen yang
kehidupannya terpisah atau terbelah. Pada satu pihak mereka memiliki “kehidupan
rohani” dengan tuntutan-tuntutannya, di pihak lain memiliki “kehidupan duniawi” di
dalam keluarga, sekolah, tempat pekerjaan, atau yang memiliki hubungan dengan
lingkungan sosial. Hal ini tidak boleh terjadi. Kedua kehidupan itu harus dipersatukan,
dengan firman dan kehendak Tuhan sebagai titik rujukan.
Peran Serta Remaja untuk
Pelayanan bagi Sesama
Dalam Bahasa Inggris kata “tanggung jawab” berarti responsible dibentuk dari
dua kata yaitu response (= jawaban) dan able (= mampu). Jadi, kata responsible
dapat diartikan sebagai “mampu menjawab akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan kita”. Hal ini sama dengan arti kata tanggung jawab dalam bahasa
Indonesia yang juga mengacu kepada kemampuan dan kesediaan seseorang untuk
menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya. Adapun bentuk
tanggung jawab komitmen sosial kita dapat wujudkan dalam dua bentuk yaitu:
a. Komitmen untuk membaharui diri secara mental.
b. Dari pembaharuan mental akan muncul kepedulian terhadap orang-orang di
lingkungan kita.
BAB 12

Hidup Bermakna Bagi


Lingkungan Sekolah
Kehidupan bermakna di dalam Tuhan adalah kehidupan yang
dinamis, progresif, dan konstruktif. Dasaranya adalah pada firman
Tuhan, berpikir positif, bersikap dan bertindak positif.
Kehidupanmu akan lebih bermakna apabila kamu sanggup
berpedoman pada dasar hidup yang positif dan mencerahkan.
Memaknai tugas seperti tugas-tugas di sekolah, perlu dianggap
sebagai tantangan akan lebih positif ketimbang kamu memaknainya
sebagai tekanan. Dalam lingkungan sekolah, memaknai kegagalan
bukan sematamata sebagai kehancuran tetapi lebih sebagai suatu
gerbang kesuksesan yang tertunda. Memaknai kritikan bukan
sebagai keburukan tetapi sebagai lecutan yang menyemangatkan
jiwa. Seperti ketika kita memandang gelas yang berisi setengah
airnya, bukan gelas yang kosong setengah. Kehidupan akan lebih
bermakna ketika kamu mampu memaknai setiap kehidupan secara
lebih positif
eksistensi manusia dan
makna hidup dijelaskan
sebagai berikut
a. Dal a m s et i ap kea da an , t er m as u k d al am pe nd er i t aa n
s ek al i p u n, k eh i d up an i n i s el al u m e m pu n ya i m ak na .
b. Keh en da k u nt u k h i d up b er m ak na m e ru p ak an
m o t i va s i u t am a s et i ap o r an g .
c. Dal a m bat as - b at as t er t en t u m a nu s i a m em i l i ki
k eb eb as an da n t a ng g un g j a wab p ri ba di un t u k
m em i l i h, m en en t uk an da n m em e nu h i m ak n a da n
t uj ua n h i d u pn y a.
d. Hi d u p b erm ak na d i pe ro l e h d en ga n j al a n
m er ea l i s as i k an t i g a ni l ai ke hi d up an , y ai t u ni l a i
k re at i f , n i l ai p en gh ay at an , d an ni l a i be r si k ap .
Secara positif berkomitmen terhadap suatu
konsep makna hidup.

ketika individu
menyatakan
Konsep makna hidup itu memberikannya suatu
bahwa kerangka acuan atau tujuan untuk memandang
kehidupannya.
hidupnya itu
bermakna,
Ia memandang kehidupannya berkaitan
berarti dia dengan, atau memenuhi konsep hidup tersebut.
Menciptakan karya atau melakukan
perbuatan yang baik,

ciri-ciri orang
yang merasakan Mengalami sesuatu yang indah atau
hidup bermakna, menjumpai seseorang yang kita cintai,
dapat dijelaskan
sebagai berikut
ini Menentukan sikap yang tepat ketika kita
harus berjumpa dengan penderitaan yang
tidak terhindarkan
Hidup Bermakna dalam
Perspektif Mengasihi Sesama

Untuk memahami hidup yang bermakna, kita perlu memahami arti hidup
dalam kekristenan. Hal yang paling penting sebagai identitas orang
Kristen adalah hidup yang berpusat pada “firman Allah”. Firman Allah
menjadi penuntun, pemimpin, dan pengoreksi hidupmu. Firman Allah
menjadi batas dan pengontrol bagi kamu, sehingga kamu tidak keluar dari
jalan-Nya (bdk. Mzm. 119:105). Hidup manusia bukan sekadar makan,
minum, bersenangsenang, tetapi hidup manusia itu berasal dari Allah, dan
karenanya harus didasarkan pada setiap firman Allah. Sebagai orang
Kristen, hidup yang bermakna dikaitkan dengan relasi yang baik antara
manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan sesamanya.
Ibadah atau ritual tidak boleh dijalankan sekadar sebagai ritualisme,
sebagai kegiatan hampa yang tak bermakna. Sebaliknya, lewat ibadah
mestinya kita diingatkan terus-menerus akan hubungan yang harus
dipelihara dengan Allah dan sesama kita
Tuhan Yesus Kristus telah memberikan
makna hidup bagi kita manusia. Ia menebus
dosa kita dan menyelamatkan kita. Melalui
penderitaan dan kematian-Nya, manusia
diperdamaikan kembali dengan Allah dan
sesamanya.
Ada beberapa hal penting yang dapat membantu kamu sebagai
remaja untuk memaknai hidupmu di lingkungan sekolah.
Beberapa aspek tersebut antara lain:

1. Makna ditentukan oleh lingkup situasi yang merupakan pengalaman dasar dalam kebermaknaan di
sekolah, terutama dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
2. Makna bagi remaja di sekolah dapat diwujudkan melalui berbagai hal yang berbeda. Hal tersebut
dapat diungkapkan melalui berbagai kecerdasan (kecerdasan majemuk) yang sekaligus sebagai
talenta karunia Tuhan untuk dikembangkan. Jadi, ungkapan atau aktualisasi diri tersebut tidak
harus diseragamkan.
3. Motivasi belajar siswa ternyata merupakan faktor utama yang cukup bermakna dalam menentukan
keberhasilan studinya. Kadar motivasi tersebut ditentukan oleh sejauh mana kebermaknaan bahan
pelajaran maupun kegiatan pembelajaran dari siswa yang bersangkutan.
4. Bahan pelajaran maupun kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi para siswa, apabila
hal tersebut dihubungkan dengan pengalaman, perhatian, minat siswa dan masa depannya.
5. Siswa merupakan subjek yang utama. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar di sekolah,
siswa tidak boleh menjadi objek belaka. Kamu sendiri harus menentukan kebermaknaan proses
belajar-mengajar kamu di sekolah.
Iman sebagai keyakinan. Di sini iman berada dalam ranah
kognitif atau pemikiran. Meskipun demikian, iman tidak
boleh direduksi atau dipersempit hanya pada ranah kognitif,
seperti penekanan yang terjadi selama ini dalam proses
belajar mengajar

iman memiliki tiga ranah


Iman sebagai suatu tindakan mempercayai Di sini iman
penting yaitu sebagai berada dalam ranah afektif (menekankan perasaan) yang
suatu keyakinan, sebagai mempercayakan dan mempertaruhkan diri kepada Allah
dalam diri Tuhan Yesus Kristus
tindakan mempercayai
dan sebagai tindakan atau
perbuatan
Iman sebagai suatu perbuatan. Di sini iman berada dalam
ranah psikomotorik atau tingkah laku. Iman dilihat sebagai
suatu tanggapan terhadap kasih Allah.

Anda mungkin juga menyukai