ketika individu
menyatakan
Konsep makna hidup itu memberikannya suatu
bahwa kerangka acuan atau tujuan untuk memandang
kehidupannya.
hidupnya itu
bermakna,
Ia memandang kehidupannya berkaitan
berarti dia dengan, atau memenuhi konsep hidup tersebut.
Menciptakan karya atau melakukan
perbuatan yang baik,
ciri-ciri orang
yang merasakan Mengalami sesuatu yang indah atau
hidup bermakna, menjumpai seseorang yang kita cintai,
dapat dijelaskan
sebagai berikut
ini Menentukan sikap yang tepat ketika kita
harus berjumpa dengan penderitaan yang
tidak terhindarkan
Hidup Bermakna dalam
Perspektif Mengasihi Sesama
Untuk memahami hidup yang bermakna, kita perlu memahami arti hidup
dalam kekristenan. Hal yang paling penting sebagai identitas orang
Kristen adalah hidup yang berpusat pada “firman Allah”. Firman Allah
menjadi penuntun, pemimpin, dan pengoreksi hidupmu. Firman Allah
menjadi batas dan pengontrol bagi kamu, sehingga kamu tidak keluar dari
jalan-Nya (bdk. Mzm. 119:105). Hidup manusia bukan sekadar makan,
minum, bersenangsenang, tetapi hidup manusia itu berasal dari Allah, dan
karenanya harus didasarkan pada setiap firman Allah. Sebagai orang
Kristen, hidup yang bermakna dikaitkan dengan relasi yang baik antara
manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan sesamanya.
Ibadah atau ritual tidak boleh dijalankan sekadar sebagai ritualisme,
sebagai kegiatan hampa yang tak bermakna. Sebaliknya, lewat ibadah
mestinya kita diingatkan terus-menerus akan hubungan yang harus
dipelihara dengan Allah dan sesama kita
Tuhan Yesus Kristus telah memberikan
makna hidup bagi kita manusia. Ia menebus
dosa kita dan menyelamatkan kita. Melalui
penderitaan dan kematian-Nya, manusia
diperdamaikan kembali dengan Allah dan
sesamanya.
Ada beberapa hal penting yang dapat membantu kamu sebagai
remaja untuk memaknai hidupmu di lingkungan sekolah.
Beberapa aspek tersebut antara lain:
1. Makna ditentukan oleh lingkup situasi yang merupakan pengalaman dasar dalam kebermaknaan di
sekolah, terutama dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
2. Makna bagi remaja di sekolah dapat diwujudkan melalui berbagai hal yang berbeda. Hal tersebut
dapat diungkapkan melalui berbagai kecerdasan (kecerdasan majemuk) yang sekaligus sebagai
talenta karunia Tuhan untuk dikembangkan. Jadi, ungkapan atau aktualisasi diri tersebut tidak
harus diseragamkan.
3. Motivasi belajar siswa ternyata merupakan faktor utama yang cukup bermakna dalam menentukan
keberhasilan studinya. Kadar motivasi tersebut ditentukan oleh sejauh mana kebermaknaan bahan
pelajaran maupun kegiatan pembelajaran dari siswa yang bersangkutan.
4. Bahan pelajaran maupun kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi para siswa, apabila
hal tersebut dihubungkan dengan pengalaman, perhatian, minat siswa dan masa depannya.
5. Siswa merupakan subjek yang utama. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar di sekolah,
siswa tidak boleh menjadi objek belaka. Kamu sendiri harus menentukan kebermaknaan proses
belajar-mengajar kamu di sekolah.
Iman sebagai keyakinan. Di sini iman berada dalam ranah
kognitif atau pemikiran. Meskipun demikian, iman tidak
boleh direduksi atau dipersempit hanya pada ranah kognitif,
seperti penekanan yang terjadi selama ini dalam proses
belajar mengajar