Anda di halaman 1dari 7

Nama : Angelina Andaru Tata

NIM : 2440025443

Kelas : LB21

CHARACTER BUILDING : AGAMA

Bagian I : Soal ESAI

1. Karakter yang baik mencakup perpaduan dari tiga aspek berikut, yakni : mengetahui
yang baik, menginginkan yang baik dan melakukan yang baik. terangkan hal ini disertai
contoh.

Contoh perilakunya seperti seseorang meminjam suatu barang, kemudian orang tersebut
mengetahui bahwa membalikan barang pinjaman tersebut merupakan sesuatu yang baik.
Dengan membalikan barang pinjaman, dia menyakini itu sebagai hal baik sehingga
mempengaruhi perasaannya, membangkitkan keinginan untuk mengembalikan barang
pinjamannya. Kemudian pengetahuan serta keinginan mengenai hal yang yang baik
seperti mengembalikan barang pinjaman, membuat orang tersebut untuk segera
mewujudkannya yakni melakukan tindakan nyata mengembalikan barang pinjamannya.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dengan mengembalikan barang pinjaman itu
sudah termasuk dalam diketahui, diinginkan, dan dilakukan hal baik. Hal tersebut juga
berpengaruh dalam kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan
dalam tindakan. Dengan ketiga hal tersebut dapat mengarahkan suatu kehidupan moral
seseorang.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 9)

2. Agama memiliki beberapa elemen dasar (karakteristik dasar yang harus dimiliki untuk
dapat disebut sebagai agama). Sebutkan dan jelaskan dengan baik 3 (tiga) di antaranya
disertai contoh!

a. Memiliki kepercayaan/sistem keyakinan


Kepercayaan merupakan keyakinan atau iman yang kukuh serta tidak tergoncangkan
dan identik dengan keyakinan spiritual yang mengkristal dalam hati orang yang
menghayati agama. Contohnya orang tersebut merasa aman/damai/bahagia dalam
agama yang dipercayainya.
b. Memiliki symbol/tanda/lambang
Symbol/lambang memiliki arti dan makna tertentu di baliknya seperti biasanya
berkaitan dengan filosofi atau cara pandang para penganut agama yang berkaitan
dengan Tuhan/Allah, karena simbol sangat penting artinya bagi penganut agama.
Contohnya dalam agama Islam terdapat simbol tasbih, dalam agama Katolik ada
simbol rosario, dan dalam agama Kristen Protestan ada simbol salib.
c. Memiliki umat atau komunitas
Individu yang memeluk agama tertentu disebut sebagai penganut agama atau umat.
Umat merupakan kumpulan orang yang memiliki iman, keyakinan serta kepercayaan
yang sama akan Tuhan atau Allah. Contoh dalam agama Islam disebut warga
pesantren/majelis taklim tertentu, kemudian dalam agama Buddha disebut komunitas
pura dan wihara, dan dalam agama Kristen/Katolik disebut warga jemaat, dll.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 21)

3. Umumnya pengenalan tentang apa atau siapa Tuhan/Allah itu didasarkan pada Kitab
Suci. Akan tetapi memperdalam pengenalan tentang apa atau siapa Tuhan/Allah itu bisa
bahkan sangat perlu dilakukan dengan cara lain, khususnya melalui alam dan sesama,
mengapa?

Hal ini dikarenakan melalui alam yang dimana merupakan penampakan jejak-jejak
kebesaran Allah, kita bukan hanya mengenal dengan adanya Allah namun dapat
merasakan kehadiran secra mengalami secara nyata akan penyertaan-Nya dalam
kehiduapan kita. Melalui bahan-bahan makanan, air, serta udara sehat yang sering kita
konsumsi membuktikan akan penhidupan serta penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita.
Maka dari itu, kita sebagai manusia menjaga serta memelihara alam bukan karena
merupakan jantung kehidupan kita, namun karena kita mengalami kehadiran Tuhan
dalam kehidupan kita. Karena alam memiliki nilai keilahian yang berasal dari sumber
pencipta kita yaitu Tuhan pencipta.
Kemudian melalui sesama, kitab isa merasan kehadiran serta kebaikan-Nya melalui
sesama/sekitaran kita. Dapat melalui kasih saying, perhatian, pertolongan, kemudian
secara langsung atau tidak langsung yang membuat kitab isa bertahan hidup, serta
berkembang untuk kesempurnaan kemanusiaan. Karena kita menjadi penampakan wajah
Allah dengan segala kebaikan-Nya kepada sesama.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 40)

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan formalisme agama dan mengapa hal itu dianggap
sebagai praktek penghayatan dan pengamalan iman atau agama yang tergolong dangkal.

Formalisme agama meruapkan bentuk penghayatan iman keagamaan yang hanya


mementingkan dimensi legalistik-formalistiknya sehingga dapat dikatakan penampilan
fisik lebih diutamakan daripada penghayatan rohani-batiniah. Dengan kata lain
formalisme agama itu sendiri seperti adanya kesenjangan atau jarak antara nilai-nilai
kebenaran yang telah diajarkan agama serta hidup yang telah dihayati oleh orang
perorangan atau komunitas. Orang yang termasuk dalam formalisme agama ialah orang
yang berpikir dangkal karena ogah mendapat kritik dan bersifat diskriminatif karena
biasanya memposisikan diri jauh lebih tinggi dari pihak lain. Contohnya seperti mereka
yang berusaha menjadikan negara Indonesia sebagai negara Islam dengan doktrin yang
mereka bawa. Padahal seperti yang diketahui bahwa rakyat Indonesia memiliki beragam
kepercayaan. Jadi tidak bisa satu negara dijadiin satu kepercayaan saja. Sepatutnya umat
manusia menyadari akan keberagam kepercayaan dan menerima akan perbedaan tersebut
tanpa harus mendiskriminatif kepada yang lain.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 42)
https://organisasi.co.id/formalisme-agama-3-definisi-pandanga-menurut-islam/

Bagian II : Soal Kasus


5. Seperti yang diketahui bahwa perkembangan dunia akan terus berkembang dan maju
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dunia, tidak terlepas akan hubungan
dengan agama dan ilmu pengetahuan. Agama dan ilmu pengetahuan memiliki fungsi
dalam kehidupan manusia yang berbeda-beda. Sains memiliki tujuan untuk memahami
hubungan sebab-akibat diantara fenomena alam yang terjasi, sedangkan agama memiliki
tujuan dalam mengkuti suatu jalan hidup di dalam kerangka makna yang lebih besar dan
mendalam. Kemudian sains juga terbatas dalam hal pemberian makna, nilai, dan
memahami alam semesta secara komprehensif. Lalu untuk agama itu sendiri juga
terbayas dalam hal riset empiris yang lebih spesifik serta detail.

Oleh dari itu antara agama dan ilmu pengetahuan diharuskan melakukan dialog serta
kerjasama yang didasari oleh prinsip memperkaya, mengembangkan, serta penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia untuk menjadi lebih penuh. Dimana ilmu
pengetahuan membersihkan agama dari tahyul-tahyul yang ada, dan agama
membersihkan sains dari postulat-postulat palsu. Dalam hal ini sikap yang akan saya
terapkan yakni menyeimbangkan antara agama dan ilmu pengetahuan. Jadi, disaat
adanya perkembangan yang terjadi yang berhubungan dengan sains, saya tidak lupa
untuk mempertimbangkan dengan kepercayaan saya apakah perkembangan tersebut tidak
melawan norma dan hakikat dalam kepercayaan saya. Jika melawan dari ajaran
kepercayaan saya maka saya akan bertindak tegas untuk kedepannya. Kemudian jika
berkembang dalam agama, saya juga akan lebih terbuka dan mempertimbangkan apakah
terdapat tahyul-tahyul yang dapat merugikan. Dengan begitu saya akan lebih belajar
mengenai tindakan yang akan saya lakukan dengan mempertimbangkan kedua sisi tanpa
harus mencondong ke salah satunya.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 64)
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/tabligh/article/view/5876/5094

6. Menurut saya, isu kontemporer yang berotensi melemahkan kehidupan beriman atau
beragama yakni belajar untuk menolak keinginan duniawi yang dimana bertentangan
dengan kehendak Tuhan, kemudian memiliki tekad yang kuat untuk bertumbuh secara
rohani. Seperti yang diketahui bahwa dalam kehidupan tentunya akan terus berkembang
dan terus berjalan mengikuti arah yang belum menentu. Sama halnya dengan
perkembangan teknogi yang semakin pesat akan mempengaruhi gaya hidup dari tiap
manusianya, sehingga mengakibatkan memberikan tantangan hidup yang semakin besar
terkhusus kepada anak muda. Godaan seperti mengikuti trend yang sedang hits seperti
pola hidup hingga gaya hidupnya. Contohnya membeli barang-barang mewah karena
ingin memamerkan harta kekayaannya padahal itu bukan kebutuhannya, itu adalah
contoh manusia mementingkan kesenengan duniawi. Sudah sepatutnya sebagai individu
yang memiliki kepercayaan haruslah menjadi iman yang hidup kudus di hadapan Tuhan,
sehingga akan menjadi alat-alat yang nantinya dipakai untuk setiap pekerjaan mulia-Nya
di dunia agar semakin baik di mata Tuhan dan manusia.

Kemudian tantangan kedua yakni bertekad untuk bertumbuh secara rohani dimana kita
semua akan terus bertumbuh menjadi lebih dewasa. Maka dari itu tidak hanya dewasa
dalam fisik, namun kita diharapkan dapat dewasa dalam rohaninya. Hal itu tidak terjadi
dengan sendirinya, namun dengan menjaga hubungan dengan Tuhan seperti beribadah,
membaca kitab suci, berdoa, serta melakukan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.
Karena dengan perkembangan zaman yang terus maju akan mempengaruhi iman
kepercayaan dari setiap umatnya, dimana sudah tidak mau mengikuti perintah Tuhan,
melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dimana dapat
melemahkan iman kita kepada Tuhan.

Oleh sebab itu, saya sebagai umat-Nya akan belajar untuk bertekad bertumbuh secara
rohani, dimana melibatkan setiap kegiatan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
menolak kesenangan duniawi yang hanya sementara dengan melakukan kegiatan yang
lebih bermanfaat seperti membeli barang yang memang sesuai dengan kebutuhannya,
kemudian menggunakan talenta yang saya dapatkan dari Tuhan untuk menebarkan
kebaikan secara tulus.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 62)
https://www.bem.univthamrinaka.com/2015-05-05-02-05-11/2015-05-05-02-06-51/295-
tantangan-pemuda-zaman-sekarang

7. Teknologi digital yang kita rasakan terus berkembang seiring dengan canggihnya
teknologi yang kita gunakan dalam keseharian. Dengan perkembangan tersebut pastinya
akan mempengaruhi perubahan dalam cara manusia berelasi dengan diri sendiri, sesama,
alam bahkan cara manusia berelasi dengan Tuhan. Dengan perkembangan teknologi
inilah dapat memudahkan manusia dalam menjalankan kewajiban agamanya. Maka dari
itu diperlukan moderasi beragama, dimana dalam konteks kemajuan teknologi yaitu cara
pandang atau bersikap terhadap kemajuan teknologi digital yang memandang dengan
teknologi dapat membawa manfaat untuk peningkatan kualitas kehidupan keagamaan
setiap individu. Tidak lupa kita juga harus bijak dalam menanggapi kemajuan teknologi,
dimana perlu batas etis yang jelas agar pemakaian teknologi dalam kehidupan beragama
dapat mennunjang produktivitas kehidupan beragama dari semua orang.

Contohnya dalam agama saya sendiri yaitu Katolik, dimana menanggapi kemajuan
teknologi digital dengan bijak yaitu Alkitab online yang bisa diunduh untuk berbagai
kalangan usia. Alkitab online dapat membantu saya sebagai umat Katolik dalam
membaca firman Tuhan dimanapun saya berada dan lebih praktis dalam penggunaannya.
Kemudian memanfaatkan layanan video atau streaming seperti adanya video khotbah di
YouTube, jadi saat saya merasa sedih dan membutuhkan firman Tuhan secara lisan saya
bisa mendengarkan dari video-video yang disajikan. Dengan memanfaatkan teknologi
dengan bijak membuat saya lebih dekat dengan kehadiran Tuhan. Terlebih kondisi
sekarang dimana adanya pandemi membuat kita semua susah untuk pergi ke gereja,
sehingga membuat kita mengandalkan kemajuan teknologi. Karena sejatinya teknologi
digital merupakan sarana yang dapat membantu umatnya untuk semakin dalam
mempraktikan agama dan juga umatnya mampu dalam mengaplikasikan kemajuan
teknologi dengan bijak. Dengan adanya firman Tuhan di sosial media, secara tidak
langsung bisa mengingatkan, pengasehat, serta meningkatkan iman kita kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Karena kehadiran Tuhan selalu berada di sekeliling kita.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 66)

8. Menurut saya, setiap perkembangan ataupun perubahan dalam kehidupan pastinya akan
memberikan dampak negatif dan positifnya. Sama halnya dengan perkembangan
teknologi digital yang semakin pesat yang tidak melulu memberikan dampak negatif
pada kaum milineal itu sendiri melainkan memberikan dampak positifnya seperti dalam
hal perkembangan dirinya. Karena dengan perkembangan teknologi tersebut secara tidak
langsung membuat kita dapat memperdalam iman kita dengan kemudahan dalam
mengakses dan mendapatkan konten-konten yang berhubungan dengan agama.
Perkembangan teknologi digital yang dialami tentunya terjadi untuk memudahkan
manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Kemudahan yang diberikan juga tergantung
dalam pemakaian manusianya terkhusus untuk anak milenial. Jika dari dirinya sendiri
bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak, hal negatif seperti pengaruh negatif pada
kualitas dirinya tidak akan terpengaruh. Milenial yang mempunyai integritas yang baik
setidaknya mempunyai sifat yang orisinil, tangguh, dan mempunyai karakter baik.
Dimana dapat beradaptasi dengan perubahan dengan baik, kemudian dapat
memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik dimana dapat digunakan sebagai
penghayatan iman yang lebih mendalam.

Namun tidak dipungkiri juga dengan perkembangan teknologi digital ini dapat
memberikan dampak negatif seperti kaum milenial yang semakin malas-malasan dan
selalu mengandalkan kemudahan tersebut tanpa mau berusaha terlebih dahulu. Walaupun
begitu sebagai kaum milenial yang mengalami perkembangan zaman ini tentunya bisa
tangguh dan memiliki pendirian agar menjadi pribadi yang berkarakter baik yang sesuai
dengan kehendak Tuhan dengan tidak melupakan akan kehadiran dan kebesaran Tuhan
Yesus Kristus. Dimana kita dapat belajar untuk mendalami iman kita dengan
mendekatkan diri kita kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menyeimbangkan antara
rohani dan duniawi.

Referensi :
Diktat Character Building : Agama (CHAR6015) (Halaman 66)

Anda mungkin juga menyukai