B. Setiap agama, ataupun umat yang beragama memiliki keberagaman yang berbeda dengan
agama yang lain. Tiap agamanya memiliki keberagamaannya yang ada ciri khas didalam
metode ritual atau keberagamaannya, dengan menggunakan simbol-simbol sebagai wadah
untuk memohon, memberi petunjuk, menyampaikan pesan atau nasihat kepada umatnya.
Seperti contoh, ketika seseorang ditanyakan apa agamanya, lalu ia menjawab Islam. Lalu ia
ditanyakan kembali, seperti apa agama Islam itu, ia menjawab seperti yang ada di Al-Qur’an.
Jadi, simbolisme dalam konteks agama adalah suatu keadaan tertentu yang ditandakan oleh
seseorang untuk menampakkan dirinya bahwa ia memiliki identitas. Bukan hanya sekadar
identitas, simbolisme dilaksanakan dengan penuh kesungguh-sungguhan (khusyu’) dan
dengan kesadaran yang tinggi.
Setiap simbol pada tiap agama memiliki makna dan nilai yang tersembunyi yang membawa
umatnya untuk mengetahui sejauh mana keimanan dalam keberagamaannya. Oleh karena itu,
dapat dinyatakan bahwa simbol pada suatu agama sangat berpengaruh dalam iman orang yang
menganut agama tersebut, yang nantinya akan menjadi terbiasa melakukan kebiasaan atau
simbol keberagamaannya sehingga menjadikan simbol tersebut sebagai ciri khas dan identitas
dan dapat berpengaruh bagi kehidupan orang tersebut.
Pastinya terdapat simbol keberagamaan yang saya anut membuat saya menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Seperti yang sudah disebutkan diatas, simbol suatu agama dapat membuat orang
terbiasa melakukan kebiasaan keberagamaannya. Semakin saya memahami simbol
keberagamaan, saya menjadi semakin terbiasa melakukan ritual keberagamaan seperti
melakukan ibadah harian penuh waktu, membiasakan diri untuk membaca kitab suci, dan
semakin terbiasa untuk menghindari perbuatan tercela yang menyebabkan dosa. Bukan hanya
ritual, saya juga terbiasa dengan perbuatan moral yang seharusnya dimiliki setiap umat yang
beragama, seperti menghormati umat yang berbeda agama dengan saya.
Setelah periode paham kosmosentris, dilanjut dengan munculnya periode paham teosentris.
Teosentris adalah paham dimana semua proses atau pusat didunia ini beralih dari yang pada
awalnya memfokuskan pada alam menjadi memfokuskan pada Hyang Illahi. Pada zaman ini
ditandai dengan kejayaan umat Kristiani dengan otoritas gereja yang dominan pada saat itu.
Pandangan paham ini menganggap bahwa manusia seperti diharuskan untuk meninggalkan
segala hal demi Hyang Illahi, yang pada akhirnya perkembangan IPTEK tidak menjadi maju.
Oleh karena itu banyak filsuf yang ingin melepaskan diri dari tundukan dibawah dogmatisme
agama dan gereja-gereja yang pada saat itu sedang mendominasi.
Setelah abad pertengahan yang dipenuhi dengan paham teosentris berakhir, muncullah periode
paham baru dari sejarah filsafat, yaitu paham antroposentris. Munculnya paham ini ditandai
dengan turunnya tahta Tuhan sebagai titik fokus dan digantikan oleh manusia, yang berarti
manusia menjadi difokuskan menjadi pusat kajian alam semesta. Manusia jadi memiliki
kebebasan dalan melakukan perbuatan apapun tanpa campur tangan Hyang Illahi. Jadi,
antroposentris bisa juga diartikan sebagai kebebasan, akan tetapi tidak sepenuhnya bebas
seperti yang dianut oleh orang-orang barat, yang dimana manusia merupakan pusat dari
segalanya.
Dari contoh kasus berita yang diberikan pada soal, di berita tersebut ada hubungannya dengan
tiga paham-paham diatas. Kosmosentris contohnya. Penjualan mobil mewah meningkat
dengan adanya pandemi Covid-19, yang berarti alam menjadi titik fokus pemikiran manusia.
Selain kosmosentris, terdapat juga paham teosentris yang justru disingkirkan karena pada
berita tersebut mereka menganggap karena Covid-19, hidup dapat berakhir dengan mudah dan
sebisa mungkin luangkan waktu untuk menikmati hidup. Selain kedua paham tersebut,
terdapat paham antroposentris yang menandakan manusia sebagai pusat. Pada berita tersebut
terlihat bahwa mereka mengatakan bahwa mobil menjadi tanda status yang kuat untuk
meningkatkan tahta manusia, dan rata-rata mereka yang menyatakan tersebut adalah orang-
orang dari barat.
Mengenai sekularisme, menurut pendapat A.S. Hornby, sekularisme adalah suatu pandangan
yang menyatakan bahwa pengaruh lembaga keagamaan harus dikurangi sejauh mungkin dan
juga menyatakan bahwa moral dan pendidikan harus dipisahkan dari agama. Sekularisme
bukanlah paham yang muncul secara tiba-tiba begitu saja, melainkan melalui proses yang
cukup panjang. Berkaitan dengan paham sebelumnya, sekularisme dimulai dari
antroposentrisme yang muncul dengan datangnya rasionalisme yang tidak percaya bahwa
alam bersifat mutlak. Sekularisme memunculkan sifat konsumtif pada manusia, yang akhirnya
membuat mereka mengesampingkan nilai transendentalnya.
Sekularisasi juga berkaitan dengan sekularisme, sekularisasi di zaman modern adalah seperti
proses melepaskan sifat dan nilai-nilai transendental pada manusia dan lebih memfokuskan
pada kepentingan duniawi. Sekularisasi di zaman modern juga dapat diartikan sebagai
pembatas sekaligus pemisah antara urusan politik/kenegaraan dengan urusan keagamaan.
B. Materialistis adalah pola hidup yang mencari dasar segala sesuatu berlandaskan kebendaan
semata, dengan menyingkirkan segala sesuatu yang bersifat non materi seperti cinta, jiwa, dan
ritual. Oleh karena itu tiap manusia diharuskan untuk mempunyai sikap yang bertanggung
jawab dalam menghadapi berbagai tantangan agar keimanannya tidak dapat dipengaruhi oleh
zaman dan membuatnya jauh dari Hyang Illahi. Akan tetapi, realitanya rata-rata manusia di
zaman modern ini lebih cenderung hidup ke arah materialistik.
Seseorang jatuh ke kehidupan yang materialistik pada awalnya karena ia menyingkirkan nilai-
nilai transendentalnya seiring berubahnya zaman, karena hal-hal duniawi sudah
mempengaruhinya. Sifat seseorang juga membuat ia semakin terperosok kedalam hidup
materialistik. Dimulai dari sifat tidak pernah puas, sifat memiliki paradigma bahwa uang
adalah segalanya, dan sifat yang mudah menirukan budaya luar yang cenderung materialis
melalui globalisasi.
C. Dalam pandangan agama saya, banyak dalil naqli yang membahas mengenai ajakan
melestarikan lingkungan ini, hingga yang membahas mengenai sifat dan akibat merusak
lingkungan. Berikut adalah salah dua contoh dalil mengenai menjaga lingkungan:
َ َﺐ اْﻟﻔ
َ ﺴ ﺎد َ ض ِﻟﯿُْﻔِﺴﺪَ ﻓِْﯿَﮭﺎ َوﯾُْﮭِﻠَﻚ اْﻟَﺤْﺮ
ث َواﻟﻨﱠْﺴَﻞ ۗ َو ﱣ
ُ َﻻ ﯾُِﺤ ﱡ3 َ َواِذَا ﺗ ََﻮﻟﱣﻰ
ِ ﺳٰﻌﻰ ﻓِﻰ اْﻻَْر
Artinya: “Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di
bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai
kerusakan.” (Q.S. Al-Baqarah : 205).
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/223231-simbolisme-agama-dalam-politik-islam.pdf
https://www.kompasiana.com/muhammadnurulhuda/552e53926ea8344e478b45c7/simbolisme-
agama
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Ah/article/view/6365
https://www.antaranews.com/berita/1245816/20-organisasi-bentuk-lembaga-persahabatan-
ormas-keagamaan
http://digilib.uinsgd.ac.id/10384/5/5_bab1.pdf
https://dokumen.tips/documents/filsafat-kosmosentris-teosentris-logosentris.html
https://republika.co.id/berita/8088/sekularisme
https://www.kompasiana.com/mohdahlan/5500869aa333117c6f511520/menakar-kembali-
relevansi-sekularisme-di-abad-modern
https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/amaniya/7-alasan-logis-kenapa-orang-bisa-jadi-
materialistis-c1c2/4
https://www.qureta.com/post/antroposentris-akar-penyebab-kerusakan-lingkungan
https://kumparan.com/dwityaspambudi/antroposentrisme-kambing-hitam-kerusakan-lingkungan-
1vSptDHKCxY/full
https://www.scribd.com/doc/297573475/Konsumerisme-Dan-Materialisme-Terhadap-
Lingkungan-Hidup
https://www.researchgate.net/publication/342470188_Konsumerisme_terhadap_Gawai_dan_Da
mpaknya_bagi_Lingkungan_Studi_Kasus_pada_Apple_Inc
https://muslim.okezone.com/read/2020/06/26/614/2236977/5-dalil-ajaran-islam-tentang-
melestarikan-lingkungan?page=1