Anda di halaman 1dari 9

BAB XIV

Remaja di Tengah Dunia yang Berubah


Bahan Alkitab: 1 Tesalonika 5: 21; Matius 5: 13-14
KELOMPOK Nahum adalah salah satu nabi Perjanjian Lama

Menyampaikan arti dan isi bab xiv


“ sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepada Allah”
ANGGOTA :
● Edel • Gery •talita •crisjhon
● Emya. •Rini •Zaskia

bagaimana hubungan manusia dengan allah sebagai


hubungan yang vertikal ?

Dalam ajaran Kristen, hubungan manusia dengan Allah dapat


dipandang secara vertikal dan horizontal.

Hubungan vertikal merujuk kepada hubungan langsung antara


manusia dengan Tuhan. Hubungan ini bersifat sangat pribadi,
individual, dan spiritual. Ini adalah hubungan yang hanya
diketahui oleh Tuhan dan individu tersebut.

Sementara itu, hubungan horizontal merujuk kepada hubungan


antara manusia dengan sesama manusia. Dalam konteks ini, orang
Kristen diharapkan untuk mencerminkan kasih dan pengampunan
seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Mereka diharapkan
untuk mengasihi sesama manusia dengan cara yang sama seperti
mereka mengasihi Allah. Ini mencakup pengampunan, toleransi,
dan rasa hormat.

Dengan kata lain, hubungan vertikal dan horizontal harus


seimbang dan baik, sehingga melalui kita, Tuhan dipermuliakan..

1 Tesalonika 5:21 dalam Alkitab Kristen berbunyi,


"ujilah segala sesuatu, peganglah yang baik."
Ayat ini,merupakan nasihat dari Rasul Paulus kepada jemaat di
Tesalonika.
Artinya, kita sebagai manusia harus melakukan penilaian atau
pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang kita hadapi atau temui
dalam hidup. Ini bisa mencakup ide-ide, ajaran-ajaran, atau
pengalaman-pengalaman yang kita temui.
Dengan kata lain, ayat ini menekankan pentingnya menggunakan
hikmah dan penilaian yang baik dalam mengambil keputusan dan
memilih tindakan dalam hidup kita.

bagaimana hukum yang terutama, kasih kepada Allah


dan manusia menurut kristen secara singkat ?
Dalam ajaran Kristen, hukum yang terutama adalah kasih,
yang terbagi menjadi dua bagian: Kasih kepada Allah dan
kasih kepada sesama manusia.
1. Kasih kepada Allah: Ini adalah hukum yang paling utama
dan pertama. Dalam Injil Matius 22:37, Yesus mengatakan,
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akalmu."
2. Kasih kepada sesama manusia: Ini adalah hukum kedua
yang sama pentingnya. Yesus melanjutkan dalam Matius
22:39 dengan mengatakan, "Yang kedua, sama seperti itu:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Jadi, dalam ajaran Kristen, kasih kepada Allah dan kasih


kepada sesama manusia adalah dua hukum yang paling
penting. Kedua hukum ini saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Kasih kepada Allah tercermin dalam kasih kita
kepada sesama manusia, dan sebaliknya.

Ayat Matius 5:17-18 dalam Alkitab berbunyi:


"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi."

Dalam ayat ini, Yesus menjelaskan bahwa Dia tidak datang untuk
meniadakan atau menghapus Hukum Taurat (hukum-hukum lama
yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa)
atau ajaran para nabi. Sebaliknya, Dia datang untuk memenuhi
atau menggenapi hukum dan nubuat tersebut.
Artinya, Yesus datang untuk memperjelas dan melengkapi hukum
dan nubuatan yang ada, bukan untuk meniadakannya. Dia datang
untuk menunjukkan bagaimana hukum dan nubuatan itu
seharusnya dipahami dan diterapkan, dan untuk memenuhi
nubuatan tentang kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan
umat manusia. Dia menegaskan bahwa tidak ada satu pun hukum
yang akan ditiadakan sampai semuanya terjadi atau terpenuhi.

1 Korintus 10:31 dalam Alkitab Kristen berbunyi: "Jika


engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu
untuk kemuliaan Allah."

Ayat ini mengajarkan bahwa dalam segala hal yang kita


lakukan, baik itu makan, minum, atau melakukan tindakan
lain, kita harus melakukannya dengan tujuan untuk
memuliakan Allah. Setiap aspek kehidupan kita seharusnya
menjadi kesempatan bagi kita untuk menyatakan
kemuliaan Allah melalui tindakan dan sikap kita.

Ini mengingatkan kita untuk hidup dengan kesadaran


bahwa segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk
melayani dan memuliakan Allah. Kita diingatkan untuk
menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kesadaran
akan kehadiran-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.

Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini juga mengajarkan


pentingnya hidup yang konsisten dengan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Kristen dalam setiap situasi yang kita
hadapi.

Roma 12:1 dalam Alkitab Kristen berbunyi:


"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya mengorbankan diri


kita sebagai persembahan hidup bagi Allah. Paulus, penulis
surat kepada jemaat di Roma, mengingatkan kita untuk tidak
hanya mempersembahkan tubuh kita secara fisik, tetapi juga
hati, pikiran, dan seluruh kehidupan kita kepada Allah.

Persembahan yang hidup yang dipersembahkan kepada Allah


haruslah kudus dan berkenan kepada-Nya. Ini berarti kita
harus hidup dalam ketaatan terhadap kehendak-Nya,
menjauhi dosa, dan hidup dalam kesucian.

Persembahan yang hidup ini juga merupakan bentuk ibadah


yang sejati. Ibadah bukan hanya dilakukan dalam kebaktian
formal, tetapi juga melalui setiap tindakan dan sikap kita
sehari-hari. Dengan mengorbankan diri kita kepada Allah, kita
menunjukkan kasih, kesetiaan, dan pengabdian kita
kepada-Nya.
Dalam keseluruhan konteks Roma 12, Paulus melanjutkan
dengan memberikan nasihat dan petunjuk praktis tentang
bagaimana hidup sebagai orang percaya yang sesuai dengan
kehendak Allah.

Remaja di tengah dunia yang berubah kelas IX menghadapi


berbagai perubahan dalam kehidupan mereka, baik dalam
lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Dalam bab
ini, mungkin dibahas tentang bagaimana remaja dapat
merencanakan masa depan mereka dalam dunia yang terus
berubah. Mereka juga mungkin diajak untuk memahami dampak
perubahan sosial yang terjadi dan bagaimana mereka dapat tetap
teguh dalam iman dan nilai-nilai Kristen di tengah perubahan
tersebut..

Dalam menghadapi perubahan dunia yang cepat, sebagai


orang Kristen, penting bagi kita untuk memiliki kesadaran
dan kepekaan terhadap perubahan tersebut. Ini berarti kita
perlu memahami dan menganalisis dampak positif dan negatif
yang mungkin timbul dari perubahan tersebut.

Sebagai orang Kristen, kita memiliki kerangka nilai-nilai


Kristen yang menjadi pedoman dalam membuat pilihan.
Dalam menghadapi perubahan, kita perlu mempertimbangkan
apakah perubahan tersebut sejalan dengan nilai-nilai Kristen
seperti kasih, keadilan, kebenaran, dan belas kasihan. Kita
harus memastikan bahwa pilihan yang kita buat tetap
konsisten dengan ajaran dan prinsip-prinsip Kristiani.
Selain itu, dalam menghadapi perubahan, kita juga perlu
mengandalkan doa dan hubungan kita dengan Allah. Dalam
doa, kita dapat mencari petunjuk dan hikmat dari Tuhan untuk
membuat keputusan yang bijaksana. Kita juga dapat mencari
dukungan dan kekuatan dari komunitas Kristen kita untuk
saling mendukung dan membantu dalam menghadapi
perubahan.

Dalam menghadapi perubahan, penting untuk tetap teguh


dalam iman kita dan mempercayai bahwa Allah memiliki
rencana yang baik untuk hidup kita. Dengan
mengandalkan-Nya dan hidup sesuai dengan nilai-nilai
Kristen, kita dapat menghadapi perubahan dengan bijaksana
dan memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar kita.

Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi berkat


bagi lingkungan kita. Melalui tindakan kita yang berkenan
kepada Tuhan, kita dapat memberikan dampak positif dan
mempengaruhi lingkungan kita dengan cinta dan kasih.

Selain itu, sebagai orang Kristen, kita juga harus peduli pada
lingkungan dan mempersiapkan masa depan dengan
sungguh-sungguh. Ini termasuk dalam perencanaan masa
depan kita secara pribadi dan juga dalam berkontribusi
terhadap masyarakat dan dunia di sekitar kita.
Dengan demikian, makna dan arti secara singkat adalah bahwa
sebagai orang Kristen, kita harus memiliki kesadaran terhadap
perubahan dunia, menjadi berkat bagi lingkungan kita, dan
mempersiapkan masa depan dengan sungguh-sungguh.

Dalam bab ini, kita membahas tentang remaja yang hidup di


tengah dunia yang terus berubah. Kita mencari panduan dari
Alkitab untuk membantu remaja menghadapi perubahan ini
dengan bijaksana.

1. 1 Tesalonika 5:21 mengajarkan kita untuk menguji segala


sesuatu dan memegang yang baik. Ini berarti remaja perlu
menganalisis perubahan yang terjadi di sekitar mereka, baik
itu dalam budaya, teknologi, atau nilai-nilai yang berubah.
Mereka perlu memahami dampak positif dan negatif dari
perubahan tersebut dan membuat pilihan yang sesuai dengan
nilai-nilai Kristen.
2. Matius 5:13-14 menggambarkan remaja sebagai garam dan
terang dunia. Ini berarti remaja memiliki panggilan untuk
mempengaruhi dunia di sekitar mereka dengan cara yang baik
dan positif. Mereka harus menjadi contoh yang baik dalam
sikap, perkataan, dan tindakan mereka, sehingga orang lain
dapat melihat Kristus melalui kehidupan mereka.

Dalam rangkuman ini, kita diajak untuk menjadi remaja yang


peka terhadap perubahan di dunia ini. Kita perlu menguji
segala sesuatu, memegang yang baik, dan menjadi garam dan
terang dunia. Dengan demikian, kita dapat memberikan
dampak positif dan memuliakan Allah dalam kehidupan kita
sehari-hari.

F. Rangkuman
Dunia sedang dan terus mengalami perubahan pesat di
berbagai bidang mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
ekonomi, budaya, dan pandangan hidup.
Kita harus mencermati perubahan dan kemajuan dalam
berbagai bidang sosial yang memiliki dampak positif maupun
negatif. Dengan analisis yang tajam kita harus mampu
menentukan pilihan selaku anak-anak Tuhan, menjadi berkat
bagi lingkungan kita. Pada saat yang sama kita
memperkuat iman dan mengambil tindakan yang berkenan
kepada Tuhan.
Orang Kristen harus peduli pada lingkungan mempersiapkan
masa depannya dengan sungguh-sungguh. Perencanaan masa
depan perlu

Anda mungkin juga menyukai