Anda di halaman 1dari 36

Renungan GMIST

Pelka Pemuda
Edisi 32 Tahun V

Penanggung Jawab:
Badan Pekerja Majelis Sinode GMIST

Editor dan Desain Sampul:


Pdt. V. A. Kakambong, M. Th

Korektor Naskah dan Setter:


Pdt. S. S. Rumate, M. Teol

Penulis:
Pdt. T. Sumenda, S. PdK
Pdt. D. P. Dolosemba, S. Th
Pdt. F. Makakombo, S. Th
Devina K. Abast, S. Th

Alamat:
Kantor Sinode GMIST
Tahuna-Sangihe-SULUT
95812
Sambutan
Badan Pekerja Majelis Sinode GMIST

Malunsemahe!
Tak terasa sebagai sebuah persekutuan kita telah
menapaki penghujung tahun 2018. Bersamaan
dengan itu, buku Khotbah dan Renungan GMIST hadir
dalam balutan tema: ”Menjadi Teladan Kesetiaan”
(bulan November) dan ”Allah Beserta Kita” (bulan
Desember).
Sebagai sebuah persekutuan, kita akan memasuki masa
raya Advent, Natal, dan Akhir Tahun. Ada banyak yang
harus kita evaluasi di tahun ini. Namun ada satu hal yang
pasti bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan
kita. Semoga buku Renungan dan Khotbah GMIST
akan makin memperlengkapi pelayanan pemberitaan
Firman bagi dunia.

Tahuna, Alfa November 2018


BP Majelis Sinode GMIST

2
4-10 November 2018
Pembacaan Alkitab:
Ulangan 6:20-25

KAUM MUDA YANG DIDIDIK


TUHAN

D
alam sebuah kehidupan keluarga ada hal yang
sangat penting untuk diingat dan dilakukan
bagi semua anak-anak termasuk juga kita anak
muda, yaitu harus menghormati orang yang lebih tua.
Selaku kaum muda kita tentu dididik untuk belajar
menghargai satu sama lain, belajar untuk mendengar
dan melakukan apa yang telah Allah berikan kepada
kita sebagai kaum muda dalam menjadi teladan
dalam sebuah kesetiaan. Sebagai kaum muda apa
yang seharusnya kita lakukan? Tentu kita harus belajar
menaruh kasih kepada semua orang dalam bentuk
perjanjian akan Allah yang setia yang mengasihi kita
semua. Inilah yang harus kita sadari bahwa selaku anak
muda kita terus diarahkan untuk belajar tentang kasih
yang benar-benar murni dari Allah dan juga kita belajar
menaruh kasih kepada orang tua kita. Bahkankan pun

3
salah satu cara utama untuk mengungkapkan kasih
kepada Allah ialah mempedulikan kesejahteraan rohani
kita dan berusaha menuntun kita kepada hubungan
yang setia dengan Allah.
Dari konteks pembacaan kita di saat ini, pembinaan
rohani anak-anak seharusnya merupakan perhatian
utama semua orang tua bahkan pengarahan rohani
harus berpusat di rumah, dan melibatkan ayah dan
ibu. Pengabdian kepada Allah di dalam rumah wajib
dilakukan, hal itu langsung dari Tuhan Allah. Tujuan dari
pengarahan oleh orang tua ialah mengajar anak-anak
untuk takut akan Tuhan, berjalan kepada kehendak-
Nya, mengasihi, dan menghargai Dia serta melayani
Dia dengan segenap hati dan jiwa. Orang percaya harus
dengan tekun memberikan kepada anak-anaknya
pendidikan yang berpusat kepada Allah.
Sangat penting bagi kesejahteraan teokrasi (langsung
dari Allah) ialah pembinaan terhadap anak-anak secara
terus menerus dalam hal berita tentang rangkian
tindakan dan rencana penebusan Allah bagi umat-
Nya. Anak-anak Israel haruslah memahami bahwa
melalui sejarah bangsa mereka, Tuhan menyatakan
diri-Nya kepada Israel, mereka memiliki pengalaman
bersama Tuhan di saat Ia membebaskan umat Israel
(ay. 21), anak-anak Israel haruslah memahami bahwa
Tuhan juga menyatakan diri-Nya melalui firman-Nya,
sehingga Allah memberikan ketetapan-ketetapan yang

4
kepadanya Israel harus berpegang (ay. 24). Anak-anak
Israel haruslah memahami bahwa Tuhan menetapkan
mereka untuk bersungguh-sungguh menjaga dan
berpegang pada perintah-Nya, maka Tuhan akan
memelihara mereka. Mereka melakukan apa yang baik
dan benar di mata Tuhan serta menceritakan kepada
anak cucu mereka bagaimana Tuhan melepaskan
mereka dari mesir. Dengan demikian maka iman
kepada Tuhan akan terus terpelihara dalam komunitas
banyak orang.
Dari catatan firman Tuhan di atas, maka selaku kaum
muda kita diajak untuk benar-benar mentaati sebuah
peraturan yang pasti kelak membuat kita berhasil.
Belajar untuk mencintai sebuah aturan agar benar-
benar kehidupan kita kita diasah terus untuk mengingat
kebaikan Tuhan dan menjadi anak-anak yang kelak
pasti berhasil di dalam Tuhan. Karena sebagai kaum
muda, kita dipersiapkan sebagai pribadi yang memiiki
jiwa yang besar, kaum muda yang senantiasa mau
belajar akan kasih dan ketaatan dalam Tuhan, maka kita
akan menjadi benar apabila kita melakukan segenap
perintah itu dengan setia di hadapan Tuhan Allah kita
seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita (ay. 25).
Ingatlah Tuhan mengenal setiap kehidupan kita selaku
anak muda, layanilah Tuhan dengan sepenuh hati, taati
firman-Nya dan lakukan perintah-Nya dengan penuh
rasa tanggung jawab walaupun di tengah keterbatasan
dan kekurangan kita, takutlah akan Tuhan agar kita
5
terus menerima janji dan pertolongan Tuhan setiap
waktu dalam kehidupan kita selaku kaum muda. Allah
bukan hanya menuntun dan memberkati keluarga/
umat Israel, tapi pertolongan dan perlindungan
Allahpun menjadi bagian kehidupan kita selaku anak
muda. Jadilah pemuda gereja yang benar-benar setia
dan taat serta bertanggung jawab untuk melayani
Tuhan Yesus. (ts)

6
11-17 November 2018
Pembacaan Alkitab:
Markus 12:28-34

BELAJAR DARI KATA KASIH

K
asih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Perasaan ini akan timbul apabila
manusia tersebut memiliki rasa memiliki dan
menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan
keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu.
Dan kasih bisa bermakna luas, bukan hanya antara
manusia dengan manusia, melainkan juga antara
Tuhan dengan manusia. Dengan adanya kasih
membuat manusia mempunyai tujuan hidup yang
akan diperjuangkan. Kasih adalah suatu perasaan,
bersifat peduli dengan diri sendiri dan orang lain.
Kasih berarti menyayangi, mencintai, membahagiakan
orang yang kita kasihi. Seperti kasih kita kepada Tuhan,
yaitu mencitai Tuhan dengan cara mentaati perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Begitu juga kasih
kita kepada orang tua kita berarti menyayangi mereka
dengan setulus hati dan berusaha untuk tidak menyakiti
mereka. Juga kasih kepada sahabat kita selaku kaum
7
muda berarti kita harus menjaga mereka dengan kasih
sayang dan tidak mengkhianati mereka. Kasih akan
meyatukan satu atau dua orang bahkan lebih dalam
ruang lingkup kedamaian.
Dari apa yang kita belajar di saat ini, maka Allah mau
menjelaskan kehidupan dan makna tentang kasih
menurut pandangan firman Allah, yaitu bagi Yesus
hanya ada dua hukum, yaitu mengasihi Allah dan
sesama. Keduanya adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Artinya, jika seorang mencintai
Allah, maka mengasihi sesama merupakan wujud nyata
dari cintanya kepada Allah. Jawaban dan penjelasan
Yesus ini membuka mata rohani ahli taurat tersebut
sehingga ia menyadari bahwa semua aturan dan ritual
keagamaan berporos pada kedua hukum tersebut
(Mrk. 12:32-33). Dengan kata lain, jika seseorang
hanya menjalani aturan yang berlaku tanpa ada kasih
terhadap sesama, maka apa yang dilakukannya hanya
kesia-siaan dan persembahannya tidak akan berkenan
kepada Allah. Mereka mau menjebak Yesus pada saat
itu, tetapi usaha mereka mengalami kegagalan total.
Hikmat yang keluar dari mulut Yesus tanpa disadari
memberikan pencerahan rohani kepada orang banyak.
Salah satunya adalah seorang ahli Taurat yang sedang
menyimak secara serius argumentasi Yesus dengan
golongan Saduki. Ahli Taurat ini menemukan fakta
bahwa semua pertanyaan yang diajukan oleh kaum
Yahudi, mulai dari soal pajak, sampai hari kebangkitan
8
dijawab dengan tepat dan benar oleh Yesus (Mrk.
12:28a). Baginya, aturan hukum Taurat sangat banyak
dan semuanya itu harus dilakukan oleh bangsa Israel.
Dan itu pun tetap ditekankan oleh Yesus bahwa hukum
yang harus dilakukan dari semua hukum, yaitu hukum
kasih.
Selaku kaum muda, kita diingatkan untuk mengasihi
Allah dan sesama kita dengan sepenuh hati, dan bukan
dalam keterpaksaan kita. Kasih kita harus murni dan
tulus, terucap dari bibir yang sejalan dari hati. Kita
belajar dari kisah ini, jangan menjadi orang-orang
yang sombong rohani, dikatakan melakukan firman,
tapi Kasih kepada Allah dan sesama hambar untuk
dilakukan. Mari memperbaiki kehidupan kita selaku
kaum muda, saling membantu satu dengan yang
lain, selalu peduli dengan sesama kita seperti dalam
perkataan firman Tuhan lewat Yohanes 15:13 ”Tidak
ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Yesus mau berkorban dan menjadi teladan bagi kita
semua. Dia rela mengorbankan diri-Nya dengan penuh
kasih yang ikhlas untuk menebus dosa manusia.
Bagaimana dengan kita selaku kaum muda? Sudahkah
kita peduli dan berbagi kasih dengan sesama kita?
Belajarlah dari Yesus Kristus yang adalah Kasih untuk
menolong semua orang. Tugas kita sekarang adalah
mengasihi bukan dengan perkataan saja, melainkan
dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Belajarlah
9
dari kata kasih, maka kita akan memnukan sumber
sukacita dan kedamaian. Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu serta kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. (ts)

10
18-24 November 2018
Pembacaan Alkitab:
1 Samuel 2:11-17

JADILAH ANAK TUHAN YANG


SETIA

H
ofni dan Pinehas, anak-anak Eli berkelakuan
sangat jahat. Mereka disebut orang-orang
dursila. Hidup mereka dikatakan tidak
mengenal Tuhan. Dapat juga dikatakan ”orang-orang
yang tidak berharga” atau ”orang-orang yang jahat”.
Mereka juga tidak mengindahkan Tuhan. Imam Eli
gagal membimbing anak-anaknya untuk hidup takut
akan Tuhan. Anak-anak Eli bersalah melakukan dosa
ganda. Pertama. Mereka bukannya mengambil hanya
bagian yang diserahkan kepada mereka. Mereka suka
korupsi persembahan dan mengambil korban, semua
yang dapat diraih dengan garpu bergigi tiga (ay. 13).
Kedua. Mereka mengambil bagian mereka sebelum
lemak dan darah dipersembahkan sebagai korban
kepada Tuhan. Hak para imam adalah bagian dada
dan paha tetapi sebelum bagian itu diberikan kepada

11
imam, bagian itu harus disucikan lebih dulu dengan
dibakar lemaknya di mezbah, karena lemaknya tidak
boleh dimakan. Tetapi kedua anak Eli ini mengambil
sesukanya dan mereka melakukan hal ini sebelum
lemaknya terbakar. Dengan demikian mereka telah
menghina Tuhan yang telah mengatur bagaimana
korban harus dipersembahkan dan dimakan. Ini jelas
adalah dosa yang disengaja, karena sebagai imam
tidak mungkin mereka tidak mengetahui hukum Tuhan
tentang hal itu. Ayah mereka, imam besar Eli, menolak
untuk mendisiplin atau memecat mereka dari jabatan
sebagai imam. Eli lebih menyayangi anak-anaknya
dari pada Tuhan. Seandainya imam Eli bersikap tegas
dan mendidik mereka dengan benar pastilah mereka
tidak akan melakukan hal-hal yang jahat, sebaliknya
akan menghargai panggilan Tuhan atas hidup mereka
sebagai imam.
Hofni dan Pinehas memang berjubahkan imam tetapi
hati mereka menjauh dari Tuhan. Tugas seorang imam
seharusnya sebagai pengantara, membawa orang lain
kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi mereka. Tetapi
itu tidak dilakukan oleh anak-anak imam Eli, mereka
malah mengambil keuntungan dari orang lain demi
kepuasan diri sendiri.
Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Firman Tuhan
ini, yaitu: Pertama. Menghargai panggilan Tuhan atas
hidup kita sekalipun kita masih muda. Sebagai pemuda-

12
pemudi Kristen jadilah contoh dan teladan bagi sesama
dengan senantiasa hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Kedua. Mengasihi dan menghormati orang tua kita
dengan selalu mendengar dan melakukan apa yang
diajarkan dan dinasihatkan kepada kita. Ketiga. Jangan
mengikuti keinginan daging kita atau hal-hal duniawi
yang dapat menjerumuskan kita dalam lumpur dosa,
tetapi turutilah hukum-hukum Tuhan supaya kita
mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Keempat.
Jadilah anak-anak Tuhan yang taat dan setia kepada
Tuhan dan layanilah sesama dengan baik dan benar
dan jangan mengambil keuntungan atas kekurangan
dan keterbatasan orang lain tetapi senantiasa menjadi
berkat bagi orang lain. Kelima. Sekalipun kita sebagai
anak dalam keluarga, bila kita mendapati orang tua
kita berbuat kesalahan atau hidup tidak sesuai dengan
kehendak Tuhan, tegur dan nasihatilah mereka dengan
penuh kasih dan hormat sesuai firman Tuhan. (dpd)

13
25 Nov-1 Des 2018
Pembacaan Alkitab:
Wahyu 3:7-13

FILADELFIA

F
iladelfia adalah kota termuda di antara tujuh
kota yang disebut dalam kitab Wahyu. Berbeda
dengan kota-kota lainnya, di kota ini Tuhan sama
sekali tidak mencela mereka melainkan Tuhan memuji
pekerjaan mereka, ketaatan mereka kepada firman
Tuhan, dan keteguhan mereka untuk tidak menyangkal
nama Kristus dalam penderitaan. Tuhan mendorong
mereka untuk tetap tekun dan bertahan di dalam
penderitaan. Tuhan berjanji kepada mereka yang setia
bahwa Ia akan memelihara mereka dari kesukaran
yang lebih besar yang akan terjadi.
Di kota ini ada sekumpulan orang yang disebut Jemaah
iblis, yaitu mereka yang menyebut diri orang Yahudi,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian. Mereka
menyatakan diri sebagai jemaat yang benar. Oleh sebab
itu, Yesus Kristus memperkenalkan diri-Nya sebagai
Yang Kudus, Yang Benar, Yang memegang kunci Daud.

14
Ini berarti hanya Tuhan yang berhak menentukan dan
yang menguji kesejatian suatu jemaat. Orang-orang
Yahudi boleh saja menganggap mereka yang benar,
tetapi Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah jemaat
Iblis. Dalam hal ini Tuhan memuji jemaat di Filadelfia
sebagai jemaat yang berkenan kepada-Nya.
”Aku telah membuka pintu bagimu,…” Pintu itu adalah
kesempatan yang Tuhan sediakan bagi mereka untuk
memberitakan Injil, dan tidak seorang pun dapat
menghalanginya. Mereka mengambil kesempatan
ini karena jika tidak berarti mereka menyia-nyiakan
kesempatan yang sudah Tuhan berikan kepada Gereja-
Nya. Selain itu, Tuhan juga menyertai mereka yang
akan menyatakan kuasa-Nya untuk membuat telinga
yang mendengar serta hati yang percaya. Pemberitaan
Injil tidak dilakukan dengan kekuatan serta kehebatan
suatu jemaat, melainkan semata-mata oleh anugerah
Tuhan yang direspon dengan benar. Jemaat Filadelfia
sekalipun kecil di mata manusia namun besar di
hadapan Allah karena mereka menuruti Firman
dan tidak menyangkal nama-Nya. Maka Tuhan akan
melindungi dari hari pencobaan yang akan datang atas
seluruh dunia (ay. 10), dan berjanji akan menjadikan
mereka sokoguru di Bait Suci Allah, dan akhirnya pada
mereka akan dituliskan nama Allah, nama kota Allah
dan namaNya yang baru.

15
Kehidupan jemaat di Filadelfia memberi inspirasi
bagi kehidupan umat Kristen saat ini selaku gereja
Tuhan yang hidup di dunia yang penuh dengan
berbagai penderitaan dan tekanan. Pertama. Sebagai
gereja Tuhan kita harus memiliki komitmen untuk
hidup menaati firman Tuhan dalam situasi apapun.
Penderitaan yang datang justru merupakan ujian
iman dan ketaatan kita kepada Tuhan. Semakin
lama kita ikut Tuhan dan mau percaya kepada-Nya,
semakin tinggi Tuhan menuntut kita bertumbuh. Kita
tidak boleh mengharapkan tidak ada pergumulan,
penderitaan, dan tantangan dalam hidup ini. Kita
harus selalu memiliki pengharapan bahwa semakin kita
di proses oleh Tuhan maka kita akan semakin dewasa
untuk menanganinya. Kedua. Jadikan kehidupan kita
selaku kaum muda Kristen adalah kehidupan yang
terpuji bukan yang tercela. Ketiga. Jangan sia-siakan
masa muda kita, pergunakan kesempatan yang Tuhan
berikan untuk dapat mengabarkan Injil-Nya melalui
sikap hidup setiap hari yang dapat menjadi contoh dan
teladan bagi sesama. (dpd)

16
2-8 Desember 2018
Pembacaan Alkitab:
Yeremia 33:10-13

PEMULIHAN

M
asa muda adalah masa yang tidak mudah
karena di masa inilah iblis dengan berbagai
cara agar para pemuda Kristen dapat masuk
dalam jerat yang sudah dia persiapakan. Di saat ini jika
anak muda Kristen tidak memiliki mental iman yang
kuat, maka yang akan terjadi adalah kegagalan hidup
di masa muda. Kegagalan itu diakibatkan dengan pola
pergaulan yang salah baik itu lewat cara berpacaran
yang tidak sehat, hubungan sesama jenis, penggunaan
obat-obat terlarang. Pola hidup ini hanya akan ada
pada anak muda Kristen yang hidupnya menjauh dari
Tuhan. Jika anak muda hidupnya dekat dengan Tuhan,
maka dia mampu menjaga hidupnya agar jauh dari
pergaulan yang buruk. Ketika kegagalan itu sudah ada,
maka rasa penyesalan pun akan muncul dalam diri
anak muda. Penyesalan akan membawa anak muda
kepada tidak adanya harapan untuk membenahi apa
yang telah rusak. Bahkan perasaan suram akan masa
17
depan hadir dalam hidup anak muda. Pertanyaan yang
akan hadir dalam hati adalah mengapa ini terjadi? Dan
bagiamana caranya agar ini dapat dipulihkan??
Bangsa Israel pun pernah mengalami apa yang namanya
kegagalan dalam hidup beriman kepada Allah. Mereka
gagal akibat dari perbuatan mereka sendiri yang sering
menjauhkan diri dari Allah. Kegagalan yang mereka
alami adalah bentuk penghukuman yang Allah berikan,
namun pemberian hukuman bukan tanpa tujuan. Tujuan
Allah menghukum Israel adalah untuk memurnikan
mereka. Ketika Allah menghukum, Allah tetap memberikan
kesempatan untuk Israel bertobat dari segala dosa dan
ketegaran hati mereka. Pemulihan pun sudah di siapkan
oleh Allah untuk umat yang mau bertobat.
Pemulihan yang Allah janjikan kepada Israel dalam
bagian firman Tuhan di Yeremia 33:10-13 bertujuan
untuk membawa umat Israel kembali mulia dan
terhormat di mata bangsa-bangsa dan terutama nama
Tuhan dipermuliakan. Janji Pemulihan itu terjadi pada sisi
jasmani umat manusia (ay.10,12,13) dan sisi rohani (ay.11).
Pemulihan yang Allah hadirkan bagi setiap manusia yang
ingin dipulihkan akan menghadirkan suatu syukur dan
sukacita di dalamnya. Tidak hanya Israel yang memperoleh
janji pemulihan itu, tapi bagi kita yang adalah pemuda/
pemudi Kristen di zaman ini.
Dosa dan kesalahan pada masa muda ini akan membuat
para anak muda Kristen mengalami kegagalan. Dan
18
kegagalan itu merupakan bentuk penghukuman Allah
dengan tujuan agar hidup anak muda dapat dimurnikan
dan diberikan kesempatan oleh Allah untuk bertobat.
Ketika pertobatan itu sudah anak muda lakukan
dengan kesungguhan hati, maka janji pemulihan itu
akan dinikmati. Ketika kesalahan yang kita lakukan,
maka akibatnya studi, kerja, bahkan keluarga kita pun
akan hancur. Bukan kebanggaan yang kita berikan
kepada keluarga kita, melainkan kekecewaan di dalam
hati mereka. Ketika ini sudah terjadi, datanglah kepada
Sang Pemberi Janji Pemulihan, yaitu Allah Bapa.
Jangan mengira bahwa kita terlambat, tapi ingat bagi
manusia mungkin terlambat tapi bagi Allah tidak ada
kata terlambat.
Ketika kita gagal untuk menjadi anak muda yang
berkenan di mata Tuhan maka cara yang harus
dilakukan adalah datanglah kepada Tuhan. Datang
dengan kerendahan hati, jangan datang dengan
membawa keegoisan dan kesombongan masa muda.
Tapi datang dengan penyesalan dan pertobatan, maka
janji pemulihan itu menjadi bagian kita selaku anak
muda Kristen. Marilah kepadaKu semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan
kepadaMu (Mat.11:28). Pemulihan dan kelegaan
hanya ada ketika kita mau datang kepada-Nya, sambil
percaya dan meletakkan masa muda ini kepada Allah
Bapa. Sehingga, masa mudamu menjadi baru seperti
pada burung rajawali. (fm)
19
9-15 Desember 2018
Pembacaan Alkitab:
Maleakhi 4:1-6

HARI TUHAN

S
eorang pemabuk mendekati ajalnya, lalu
datanglah iblis menemuinya untuk mengajaknya
berkeliling mengunjungi neraka. Di neraka
ia melihat sekumpulan orang sedang berpesta
pora dan mabuk-mabukkan. Iblis bertanya kepada
pemabuk tersebut, bagaimana menurut kamu? Si
pemabuk merasa senang sekali dengan situasi di
neraka. Kemudian dia berkata, ”Ok iblis, aku mau
ikut denganmu”. Dia lalu menghembuskan nafas
terakhirnya. Beberapa hari kemudian, si pemabuk
sudah berada di neraka. Ia berteriak kesakitan karena
tersiksa dengan api neraka. Lalu ia protes kepada iblis:
”Iblis, kenapa neraka tak seindah yang kau tunjukkan
kepadaku?” Iblis menjawab ”karena waktu itu di
neraka sedang berlangsung bulan promosi”. Pemabuk
ini pun tidak dapat berucap apa-apa lagi.

20
Dari cerita ini, kita dapat memahami bahwa ternyata
pada saat kita ada di dunia, neraka itu terlihat indah
sehingga tawaran iblis tidak dapat kita tolak. Akan
tetapi ketika kita sudah berada di neraka barulah kita
tahu rasanya hukuman neraka. Cerita tentang neraka
ini berkaitan dengan judul renungan kita yaitu tentang
”Hari Tuhan”. Di dalam Alkitab sangat jelas sekali
memberikan gambaran tentang siksaan yang ada
ketika ”Hari Tuhan” itu tiba. Namun, siksaan itu hanya
untuk orang-orang fasik tapi bagi orang benar siksaan
itu tidak akan dialami. Mengapa demikian?
Pada teks Maleakhi 4:1-6, Maleakhi sedang memberikan
suatu penglihatan yang penting tentang datangnya
”Hari Tuhan”. Ketika hari Tuhan itu datang, kita dapat
melihat dengan jelas bahwa pada satu sisi ”hari Tuhan”
itu akan menjadi suatu kemalangan, tapi pada sisi lain
akan menjadi suatu sukacita. Adapun gambaran yang
disampaikan oleh Maleakhi mengenai ”hari Tuhan”
menjadi suatu kemalangan adalah saat dimana
orang-orang fasik akan mengalami keadaan seperti
jerami yang terbakar dalam perapian yang menyala-
nyala (ay.1). Orang fasik adalah mereka yang selama
hidupnya di dunia tidak mau hidup dalam ketetapan
dan hukum-hukum Tuhan. Mereka yang malah lebih
tergiur dengan tawaran si iblis, sama seperti seorang
pemabuk yang mendapat bagian dalam nyala api.

21
Di sisi lain penggambaran Maleakhi tentang ”Hari Tuhan”
menjadi suatu sukacita pun dihadirkan bagi setiap
orang percaya. Orang percaya yang semasa hidupnya
mengingat akan perintah Tuhan dan melakukannya
akan menikmati sukacita ketika ”Hari Tuhan” itu datang
(ay. 4a). Sukacita yang dihadirkan oleh Tuhan berbeda
dengan sukacita yang dihadirkan dunia, sukacita dari
Tuhan mampu menyatukan kita semua di dalam kasih
Allah Bapa dan ketika telah disatukan, maka tidak akan
ada yang dapat memisahkan kita dari kasih itu.
Manusia tidak pernah mengetahui kapan waktunya
”Hari Tuhan” itu tiba, tetapi melalui teks ini kita
kembali diingatkan bahwa ”Hari Tuhan” itu akan
datang tanpa ada pembatalan dan yang mengetahui
kapan waktunya tiba itu hanyalah Tuhan. Ketika kita
sudah diingatkan melalui bagian firman Tuhan ini, kita
tidak dibiarkan berjalan sendiri, tapi dibekali dengan
kebenaran-Nya. Kebenaran-Nya memberikan kepada
kita dua pilihan, yaitu apakah kita mau terus hidup
melawan Allah ataukah kita mau hidup mengikuti
perintah Allah. Pilihan ada pada masing-masing kita
selaku anak muda Kristen, jangan sampai kita menjadi
seperti seorang pemabuk yang memilih tawaran iblis
dengan kesenangan dunia sehingga yang menjemput
kita adalah api neraka. Pilihan kita saat ini menentukan
apa yang akan kita terima ketika ”hari Tuhan” tiba.
(fm)

22
16-22 Desember 2018
Pembacaan Alkitab:
Zefanya 3:9-13

JANJI KESELAMATAN

P
esan yang ingin disampaikan nabi Zefanya
adalah nubuatan tentang Kedatangan ”Hari
Tuhan” yang akan membawa kehancuran bangsa
Yehuda, walaupun demikian Zefanya juga memberi
harapan tentang Keselamatan Israel jika mereka mau
membuka hati dan pikirannya kepada pertobatan
dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Allah cemburu
melihat bangsa Israel yang sudah menduakan Tuhan
dengan menyembah berhala.
Dalam Nats ini jelas ditunjukkan masa eskatologis, yaitu
kesiapan bangsa Israel menerima janji keselamatan
melalui pertobatan yang harus mereka aplikasikan
dalam kehidupannya, yaitu :
Pertama. Bibir yang bersih (ay.9). Orang yang ingin
menerima janji keselamatan haruslah hidup dengan
ucapan dan pekataan yang jujur di hadapan Allah.
Dalam Yesaya 6 dan Amsal 18 : 21 (bisa dibaca). Orang
23
yang memanggil nama Allah harus menjaga lidahnya
supaya kudus. Banyak orang terjebak oleh ucapan atau
perkataannya sendiri karena tidak bisa menguasai bibir
dan lidahnya. Hendaklah setiap orang berpikir dulu
akibat dari perkataannya sebelum diucapkan, kalau
memang tidak penting atau mungkin bisa menyakiti
orang lain, lebih baik tidak diucapkan. Allah menciptakan
manusia dengan segala kelengkapan tubuh termasuk
bibir dan lidah, tentu saja dimaksudkan untuk dipakai
memuliakan Tuhan. Resiko dari perkataan yang kita
ucapkan akan kita pertanggung jawabkan kelak (Mat.
12: 36-37).
Kedua. Bangsa yang tercerai berai akan bersatu kembali
memuji Tuhan (ay.10). Ayat ini jelas menggambarkan
bahwa kemuliaan dan kekudusan Allah akan
menyatukan bangsa yang tercerai berai. Bukan hanya
bangsa yang datang dari pembuangan, namun juga
termasuk yang datang dari luar Israel (Etiopia). Allah
dengan setia menunggu pertobatan orang-orang
berdosa itu meninggalkan jalan-jalannya yang jahat,
kembali kepada kebenaran Allah. Allah menginginkan
semua bangsa kembali dan berbalik kepada-Nya (Flp.
2 : 10-11).
Ketiga. Menjadi orang yang rendah hati (Ay.11-
12). Orang yang hidup dalam kerendahan hati akan
menjadi tempat kediaman Allah, dan akan mendapat
berkat dari Tuhan. Orang yang rendah hati akan

24
melakukan perbuatan-perbuatan kasih dan kemauan
untuk menjadi pekerja-pekerja Allah. Tubuh kita
adalah bait Allah yang kudus, sehingga kita harus
hidup dalam kerendahan hati dan kekudusan( 1 Kor.
6:19). Oleh karena itu, kecongkakan, kesombongan
dan meninggikan diri tidak layak ada dalam Bait Allah.
Mengotori tubuh kita dengan kesombongan dan
kecongkakan sama saja mengotori dan menghina Bait
Allah, sebab hanya Tuhanlah yang patut ditinggikan
(Mat. 23: 12; Lk. 14 : 11; 2 Kor. 12: 7)
Keempat. Yerusalem yang Baru. (Ay. 13). Dalam
yerusalem baru yang telah diselamatkan. Sisa-sisa
bangsa Israel setelah pembuangan akan dikuduskan.
Mereka tidak lagi menyembah berhala dan dewa-
dewa. Mereka akan hidup dalam kebenaran dan
sukacita. Di sana tidak ada lagi kelaliman, penipuan,
dan kebohongan. Yang ada hanyalah ketenangan dan
kenyamanan yang digambarkan bagaikan domba
yang sedang makan rumput dan tidak ada yang
mengganggunya. Ayat 13 ini mengandung makna
eskatologis tentang suasana Yerusalem baru, dimana
setiap orang percaya yang mau bertobat dan setia
kepada Allah akan mendapatkan tempat di Yerusalem
baru. Di sana tidak ada penderitaan dan tangisan,
sebagaimana digambarkan dalam Wahyu 21:4.
Untuk itu Sobat Muda, Firman-Nya melalui nabi Zefanya
ribuan tahun lalu, sebagian Firman Tuhan tersebut

25
sudah digenapi, yaitu ketika Tuhan memberitakan
keselamatan melalui Yesus Kristus kepada beribu-
ribu suku bangsa selain bangsa Israel. Saat ini Tuhan
tidak membeda-bedakan suku bangsa kita. Selama
kita percaya kepada Tuhan, maka janji-Nya untuk
memberikan keselamatan kepada kita juga tetap
berlaku. Milikilah bibir yang bersih, sikap rendah hati,
percaya sepenuhnya kepadaNYa karena segala sesuatu
telah di genapi. Tetap selalu menjaga kekudusan.
(dka)

26
23-29 Desember 2018
Pembacaan Alkitab:
Lukas 1:46-56

AJAIB BENAR ANUGERAH

A
da Seorang pemuda yang tidak percaya kepada
Allah, melakukan suatu perjalanan dengan
kapal. Ketika ia berada di kapal, tiba-tiba
datanglah ombak yang besar dan menerpa kapal
mereka, sehingga semua orang yang ada di dalamnya
menjadi panik dan mulai berdoa. Pemuda itu sendiri
tidak pernah berdoa, bahkan dia tidak percaya dengan
adanya Tuhan. Akan tetapi, karena ombak yang
semakin mengamuk dan ganas, membuat hati pemuda
itu menjadi semakin ketakutan. Ia takut kematian akan
datang kepadanya. Pada saat itu, ia mulai mendengar
beberapa orang berdoa di kapal itu berseru kepada
Tuhan. Hati pemuda itu goyah. Sejak kecil ia tidak
pernah berdoa. Tetapi ganasnya ombak membuatnya
kehilangan pegangan. Dan akhirnya ia memutuskan
untuk berdoa, demikian: ”Ya Allah, jika Engkau
benar, Engkau pasti menepati janji-Mu. Ampuni aku.
Sucikanlah hatiku yang kotor ini, selamatkanlah aku.”
27
Setelah ia berdoa, keajaiban terjadi. Badai itu menjadi
reda dan ombak pun menjadi tenang. Pemuda tersebut
begitu bersyukur kepada Tuhan akan kebaikan-Nya.
Dan dari tangannya terciptalah sebuah kidung yang
sangat indah.
Inilah pujian syukur yang keluar dari hati yang terdalam
oleh sang pemuda yang bernama John Newton. Benar
bahwa puji-pujian merupakan respon terbaik yang
dapat dilakukan seseorang setelah ia memperoleh
kebaikan Tuhan. Pujian seringkali mewakili isi hati
yang terdalam. Pujian bukan hanya sekadar kata-kata,
melainkan di dalamnya terdapat nada kekaguman,
keindahan, dan penghormatan kepada Tuhan yang
berkarya atas hidup kita. Maka dari itu, setiap orang
percaya bisa tidak bisa, harus terus memuji Tuhan atas
kebaikan-Nya.
Lukas 1:46-56 dituliskan pujian Maria yang memuji
karya Allah yang besar atas hidup dan bangsanya.
Perikop ini pada umumnya dikenal dengan sebutan
Kidung Maria oleh karena kemurahan Allah atas
dirinya. Maria memperoleh anugerah Tuhan, yang
dapat dilihat pada ayat 28, dikatakan: ”Salam, hai
engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
Hal ini memperlihatkan bahwa betapa berharganya
Maria di hadapan Allah. Siapakah Maria sehingga
ia dipilih untuk melahirkan seorang Juruselamat
bagi dunia? Jelas bahwa itu semua bukan karena

28
kepintaran, ataupun ada hal baik dalam diri Maria
yang dapat dipertahankan di hadapan Tuhan. Tetapi
itu semua karena kemurahan Allah kepadanya. Maria
memperoleh kasih karunia dari Allah, untuk menjadi
ibu yang melahirkan Yesus.
Kidung Maria dalam ayat 46-55, secara tradisional
disebut magnificat (berasal dari bahasa Latin), yang
merupakan kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama,
dan menunjuk kepada kedatangan Yesus. Magnificat
merupakan sebuah doa yang memuji dan memuliakan
Allah karena apa yang telah Allah lakukan bagi dirinya
(terlebih lagi bagi bangsa Israel) yang telah lama
menantikan kedatangan Mesias. Hanya Allah saja
yang menjadi tujuan dan pusat pujian ini. Kidung
Maria berhubungan erat dengan puji-pujian Hana
dalam 1 Samuel 2:1-10, dimana Hana pada saat itu,
sangat bersukacita karena telah melahirkan Samuel,
anaknya lewat campur tangan Ilahi. Dalam hal ini,
juga memperlihatkan bahwa Allah adalah Allah yang
memperhatikan penderitaan umat-Nya, khususnya
Hanna pada saat itu, ketika ia harus selalu merasa
terhina, rendah, dan tidak berharga dalam menghadapi
madunya Fenina yang dapat melahirkan seorang anak
bagi suaminya Elkana.
Pertanyaannya, apakah kita sering menaikkan pujian
syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya? Jelas bahwa
jika dalam keadaan senang, mungkin kita bisa memuji

29
Tuhan. tetapi, saat celaka menimpa kita, adakah kita
tetapi bersyukur dan memuji Tuhan atas kesihNya
kepada kita? Ketika keuangan krisis, apakah juga kita
masih dapat memuji Allah yang senantiasa memberikan
kehidupan kepada kita? Bahkan ketika kita kehilangan
harapan dan putus asa, adakah kita tetap memuji Dia
yang telah mati untuk kita? (dka)

30
30 Des-5 Jan 2019
Pembacaan Alkitab:
Yohanes 1:14-18

FIRMAN YANG MENJADI


MANUSIA

S
iapakah Yesus menurut anda? Mari kita belajar
lewat bagian pembacaan saat ini. Mengapa
Yesus disebut Firman? Yohanes memakai kata
Firman untuk menekankan bahwa Firman itu adalah
seorang pribadi dan sebuah pesan. Karena melalui
Yesus Anak Allah itu adalah sebagai perantara untuk
mengumumkan kehendak Allah dan perintah-
perintah-Nya. Apa yang Allah harus katakan kepada
kita tidak hanya apa yang Yesus katakan tetapi siapa
Yesus dan apa yang Dia lakukaan. Yesus sendiri dan
karya-Nya adalah kebenaran yang Allah nyatakan.
Dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus, artinya Allah
mau tinggal di antara kita. Ayat 14, Firman itu telah
menjadi manusia dan diam di antara kita. Yesus Kristus
merupakan ”Firman yang telah menjadi manusia dan
diam di antara kita dan dengan demikian Dia hadir di

31
hadapan manusia secara jasmani (Ing: Flesh). Allah
yang jauh sekarang sudah dekat dengan manusia. Allah
beserta kita, Imanuel. Dia dapat didengar, dilihat, dan
disentuh. Yang tidak terbatas menjadi terbatas. Yang
tidak kelihatan menjadi kelihatan. Yang jauh menjadi
dekat. Yang di luar jangkauan pikiran manusia menjadi
bisa dilihat dalam jangkauan manusia yang nyata.
Kata ”diam” dari kata Yunani yg memiliki arti
”berkemah, atau memasang kemah”. Allah yang
tinggal di surga telah berkemah di antara kita. Ini
menunjukkan kerinduan Allah untuk mendekat kepada
kita melalui Yesus Anak-Nya Tunggal. Pada ayat 18
dikatakan ”Tidak seorang pun yang pernah melihat
Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada dipangkuan
Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Ditegaskan
oleh Rasul Yohanes dengan cukup jelas bahwa dalam
bentuk jasmani inilah sang Anak, ”yang bersama-sama
dengan Bapa, telah membuat Bapa dikenal”, Yesuslah
yang menyatakan Allah, tugas-Nya membuat Allah
Bapa dikenal. Meskipun demikian, Yohanes dan murid-
murid yang lain tidak melihat Bapa secara langsung.
Mereka melihat Yesus, yang karakter dan perilakunya
menggambarkan Bapa. Anda ingin mengenal Allah?
Lihat Yesus!
Melalui kelahiran Yesus di dunia ini, maka manusia yang
berdosa memilki pengharapan untuk menerima kasih
karunia dari Tuhan Yesus dan mengikuti kebenaran-

32
Nya. Dengan kedatangan Allah menjadi manusia di
bumi ini, berarti Allah yang mencari manusia, Allah
yang berinisiatif untuk menyelamatkan manusia yang
berdosa. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi
setiap orang, sedang datang ke dalam dunia (Yoh. 1: 9).
Yesus, Anak Allah Yang Tunggal, penuh kasih karunia
dan kebenaran, turun dari surga mulia kedunia yang
hina untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah itu.
Melalui kedatangan Allah ke dunia, dengan berkemah
diantara kita, Dia begitu dekat sekarang dengan kita. Dia
mau memanggil kita keluar dari persembunyian dosa,
Datang kepada Yesus, jangan keraskan hatimu, jangan
sembunyi, datang kepada Yesus. Dia lahir, disalibkan,
mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia,setiap
orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh
hidup yang kekal. Datang kepada Yesus dan peluk
Yesus dengan segenap hatimu. (red)

33
34
Catatan Pribadi................................................

35
36

Anda mungkin juga menyukai