Anda di halaman 1dari 49

Teks: 2. Tim.

1:7

Tema: Roh Kekuatan, Kasih dan ketertiban

Syalom saudara semua, oleh karena ini hari kita punya bacaan terambil dari salah satu
surat Paulus, maka saya akan katakan salah satu ciri khasnya, yaitu salamnya di awal surat
sebagai kalimat pembuka. Kiranya, sukacita dari Allah mendorong kita untuk ingin selalu
merenungkan Sabda-Nya.

Basodara semua yang diberkati Tuhan sebagai seorang muda dan sebagai seorang
Kristiani, kita tentu paham bahwa kehidupan kita ini harus sedapat mungkin mencerminkan
Kristus. Saya pikir, ini juga dapat menjadi alasan mengapa dari kecil kita sudah dikenalkan
mengenai Tuhan dan diajarkan untuk dapat melakukan apa yang Ia kehendaki. Kita semua
ada proses, dari sekolah minggu, katekisasi, sidi dan bahkan sampai saat ini, kita tetap tekun
untuk bersekutu bersama. Nah, pertanyaannya adalah apakah iman kita terus bertumbuh
sejalan dengan usaha-usaha kita untuk mengenal Dia lebih dalam? Apakah iman kita
bertumbuh / apakah setiap kali kita ada dalam persekutuan, kita merasakan bahwa kita
semakin mengandalkan Dia dalam hidup kita?

Basodara semua, Timotius ada dalam situasi yang kurang lebih sama dengan kita. Di
ayat 5, kita lihat bahwa Timotius sudah lahir dari keluarga yang imannya kuat, yang baik
menurut Rasul Paulus. Menurut Paulus, Timotius yang adalah kawan sekerjanya yang berani
dan setia. Ia juga terlihat sangat akrab dengan Timotius, sebutan “anakku yang kekasih” (ayat
2), sehingga kita juga bisa melihat bahwa Paulus sangat dekat dan akrab dengan Timotius.
Paulus mengenal dengan baik seperti apa pergumulan Timotius. Pertanyaan kita adalah
sebagai seorang muda, mengapa Paulus memberi tekanan pada ayat 7 yang kita baca ini? Apa
maknanya bagi kita?

Teman-teman muda semua, tidak bisa dipungkiri bahwa sebagai orang-orang muda, kita
berani berbuat apa pun. Kita mau mencoba apa pun dan siap ambil resiko apa pun. Sapa
lawan beta? (sebutan orang Kupang), kita berbuat seolah-olah masa muda kita ini adalah
masa yang milik kita, masa kita tunjukkan skill kita. Tidak ada yang salah karena masa muda
adalah masa yang kita hanya lewati sekali dalam hidup kita. Namun, terkadang saat kita
berusaha untuk melakukan banyak hal sekarang, justru kita jatuh dalam hal-hal negatif.
Candu rokok, miras, bahkan narkoba dan seks bebas. Teman-teman semua, Timotius tidak
kenal hal-hal tadi, karena Timotius juga adalah seorang Kepala jemaat di Efesus. Dapat kita
simpulkan bahwa ayat ini adalah kata-kata penguatan sekaligus larangan yang diberikan oleh
Paulus kepadanya.

Sebagai anak muda, kita butuh penguatan. Penguatan yang bersumber dari Allah sendiri
lewat Roh-Nya yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Sebagai seorang muda
(kita) yang juga belajar dari orang muda (Timotius), maka kita dapat ambil 2 hal sebagai
pegangan kita:

1. Cek hubungan dengan Tuhan. Hubungan dengan Tuhan bantu kita hadapi masa
sekarang dan masa depan dengan keteguhan hati. Keluarga kita sudah sangat
membantu kita dalam proses yang satu ini di awalnya, sekarang kita tinggal buat
keputusan untuk melanjutkan hubungan itu, merawatnya atau kita matikan?
2. Kita tak bisa hanya berani, tetapi harus ada kasih dan tertib (=integritas=omong apa
buat itu=teladan). Kita sudah punya kekuatan. Tinggal bagaimana kasih dan
ketertiban kita miliki. Jika kita miliki kekuatan tetapi kasih dan ketertiban tidak ada
pada kita, maka kekuatan kita hanya akan menghancurkan kita. Kasih dan ketertiban
akan membangun kita mnejadi pribadi yang berciri Kristus dan menjadikan masa
muda kita berguna untuk orang lain.
Ini bukan hal yang mudah kawan-kawan. kasih hidup supaya Roh Tuhan pimpin,
tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa. Selamat menjadi berkat dengan kekuatan di
masa muda kita di dalam kasih dan ketertiban kepada Kristus. AMIN
Bacaan Firman Tuhan: Injil Yohanes 15: 1-8

tinggal dalam Yesus

Kakak-kakak yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, syalom!

Bacaan kita terpilih di dalam Injil Yohanes 15:1-8 dan tema yang akan membimbing
kita adalah “tinggal dalam Yesus”. Ketika seorang yang sudah beranjak di usia muda, ada ciri
atau sifat-sifat yang muncul yaitu; tingkat emosionalnya tinggi, keputusan sering dilema,
keinginan tinggi untuk memiliki segala, dll. Usia muda juga membuat seseorang lebih
semangat untuk mencari Tuhan. Seperti; mengikuti ibadah dan kegiatan-kegiatan rohani
tetapi juga disertai dengan banyak tujuan. Tetapi pasti ada yang berpikir bahwa; “sudah ikut
Tuhan, tetapi doa-doa belum di jawab oleh Tuhan” dan “rajin beribadah tetapi sikap masih
tetap sama”. Dari pernyataan ini, apa yang mau disampaikan dari bacaan ini bagi kita sebagai
pemuda-pemudi!

Teks sebelumnya menceritakan, Yesus menjanjikan Roh Kudus bagi murid-muridnya.


Roh Kudus yang diutus oleh Bapa dalam nama Yesus, akan mengajarkan dan mengingatkan
semua ajaran yang Yesus sudah berikan kepada mereka. Bacaan kita berbicara tentang
perumpamaan “pokok anggur yang benar.” Bapa adalah pengusaha, Yesus adalah pokok
anggur yang benar, dan murid-murid adalah ranting-ranting. Jika ranting yang tidak berbuah
akan dipotong dan ranting yang sudah berbuah akan dibersihkan agar ia berbuah lebih
banyak. Yesus mengatakan bahwa “tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Jikalau,
kamu tinggal dalam Aku dan firman-Ku di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Jika berbuah banyak, kamu adalah murid-murid
Yesus dan dalam hal ini Bapa dipermuliakan.

Yesus menggunakan tumbuhan pohon anggur sebagai gambaran dari hubungan Bapa,
Yesus dan murid-murid-Nya. Di dalam setiap tumbuhan memiliki jaringan xilem dan floem.
Jaringan xilem atau pembuluh kayu berfungsi sebagai tempat untuk mengangkut air beserta
zat mineral mulai dari akar hingga menuju bagian daun. Sedangkan, fungsi jaringan floem
adalah menyebarkan dan mengangkut zat makanan sebagai hasil fotosintesis pada bagian-
bagaian yang lainnya yang terletak dibawahnya.

Jika kita adalah ranting, Bapa sebagai pengusaha dan Yesus adalah pokok anggur
maka, yang membuat kita tetap setia tinggal, melekat dan bahkan bisa berbuah adalah karya
Roh Kudus. Seperti Xilem dan Floem yang bertugas untuk mencari dan menyalurkan
makanan kepada setiap ranting dan daun untuk bisa berbuah dan bertahan hidup. Sekarang
yang menjadi penting ialah apakah kita yang muda-mudi ini mau menjadi ranting? Jika kita
mau menjadi ranting ada yang akan menolong kita dan kita pasti akan berbuah. Ketika
berbuah, otomatis apa yang menjadi harapan dan doa kita akan dijawab. Ketika berbuah,
sudah pasti hidup kita telah diubah untuk menjadi baik dari sebelumnya. Percaya akan janji
Yesus dan jadilah rating yang selalu melekat pada pokoknya, tinggallah di dalam Yesus.
Amin!
(AMSAL 22:1-16)

Syalom, Kawan-kawan pemuda yang Tuhan Yesus kasihi kita akan berbicara mengenai
orang muda dan saya pilih satu ayat untuk kita renungkan bersama ayat 1 “nama baik lebih
berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas”.
Mungkin ayat ini ketika kita baca, kita akan ingat dengan sebuah lagu yang sama denga ayat
ini saya minta kita nyanyikan “nama baik lebihlah berharga, daripada harta kekayaan. Lebih
baik disayang orang daripada mas dan permata. Tak perlu iri atau dengki pada siapa yang
kaya dan miskin, janglah dengan kekayaan kau menindas orang yang lemah, dstnya.” Kawan-
kawan pemuda yang Tuhan Yesus kasihi, mengapa ayat ini saya anggap penting untuk kita
bahas bersama? Karenakita sebagai orang-orang muda sekarang ini adalah generasi penerus
keluarga, gereja dan bangsa bagaimana kita mempersiapkan diri sejak dini untuk menjadi
pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab. Apalagi kita tahu anak muda sekarang saja
sudah menipu orang tua dengan uang untuk kehidupan sehari-hari apa jadinya ketika sudah
menjadi seorang pemimpin kelak maka dengan sendirinya akan menjadi orang-orang yang
haus akan kekuasaan untuk mendapatkan kekayaan yang diluar seharusnya. Khasus-khasus
korupsi sedang marak diperbincangkan terutama dalam gereja yang sangat disayangkan,
bagaimana kita sebagai orang muda mempersiapkan diri untuk menjadi orang-orang yang
melakukan kehendak Allah sekarang dan masa yang akan datang

Kawan-kawan yang dikasihi Tuhan Yesus, kaya sendiri menurut pemahaman kita sehari-
hari adalah orang-orang yang sudah berkelimpahan dalam hal finansial, memiliki uang yang
banyak, harta dan berpangkat. Jadi kaya menurut pandangan dunia adalah seperti yang telah
dipaparkan di atas. Baik jika kita memiliki segalanya tetapi dalam amsal ini salomo ingin
mengigatkan bahwa dengan hikmat yang Tuhan kasih, kita tahu bahwa kitab ini adalah
berisikan hikamt-hikmat maka dengan hikmat yang sudah Tuhan kasih, kekayaan yang ada
tidak menjadikan kita orang-orang yang sombong dan menganggap rendah orang lain. Nama
baik muncul daripemahaman manusia ketika kita melakukan hal-hal yang sesuai dengan yang
Tuhan kehendaki. Daud sebagai contoh yang dituliskan dalam Alkitab bahwa Allah sendiri
yang menunjuk dia sebagai orang yang berkenan di hati Allah dan Daud juga dinilai
melakukan segala hal yang Allah kehendaki. Ketika kita sudah memiliki nama baik sesuai
dengan pandangan Allah maka yakin bahwa kekayaan akan mengikuti kita.

Kawan-kawan semua yang Tuhan Yesus kasihi, kita tidak bersusah-susah berputar otak
dengan bagaimana agar kaya dengan korupsi kalau ditangkap begini begitu jadinya jadi saya
harus begini begitu supaya tidak ditangkap. Dengan menindas orang lemah dengan pemikiran
kita untuk menjadi kaya,tetapi percayalah ketika kita sudah ada dipuncak kesuksesan, ketika
kita menghargai orang lain, dengan sendirinya nama baik kita diangkat dan disanjung orang.
Mungkin itu lebih penting daripada kita harus melakukan penindasan terhadap orang yang
lemah karena kitalah yang berkuasa, sombong akan kekayaan yang ada dan mungkin saja itu
kita dapatkan dengan cara yang salah tetapi kita tidak malu dan berbangga diri dengan itu
semua. Amin!
Tema : Kebenaran yang sejati (Filipi 3:7-8)

Syalom.
Sobat muda, yang di kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Hari ini akan sama-sama
belajar dari seorang Rasul yang bernama Paulus. Kita tahu bersama bahwa Paulus adalah
salah satu Rasul Yesus yang dipanggil untuk menjadi seorang pelayan. Sebelumnya Paulus
adalah orang yang sangat jahat, ia bahkan penganiaya jemaat Tuhan. Sebagai orang Ibrani
sejati, Paulus sangat mengutamakan moralitas dan keagamaannya. Dan dalam ajarannya yang
sebagai orang Farisi, ia menganggap bahwa perbuatannya merupakan ibadah kepada Tuhan
Allah Israel, yaitu Hukum Taurat. Tetapi ternyata kepercayaannya yang dahulu adalah suatu
kebenaran yang salah. Setelah Paulus bertobat, Paulus menyadari bahwa semua yang dulu
pernah ia dapatkan adalah sampah dan sia-sia. Dulu ia menempatkan rasa percayanya pada
keluarga dan perbuatannya tetapi setelah ia berjumpa dengan Yesus, ia menyadari bahwa
semua yang diperoleh adalah sia-sia dan tidak ada artinya, bahkan lebih buruk dan
merupakan penghalang, sebab dari situlah ia harus belajar meninggalkan hal-hal yang
menjadi masa lalu.
Sobat muda, Paulus tahu kepada siapa ia percaya, dan kini di dalam pengenalannya
akan Kristus merupakan keuntungan bagi dirinya. Sebab Paulus yakin hanya kepada
Kristuslah keselamatan hidupnya yang sejati. Kita dapat belajar dari kehidupan Paulus. Ia
mau meninggalkan kehidupannya yang lama, yaitu kehidupan yang penuh kekuasaan dan
jabatan dan kekayaannya untuk dapat memperoleh Kristus. Ia tidak mau lagi menoleh kepada
kehidupannya yang lama, tetapi ia sekarang memandang kepada kebenaran yang sejati yaitu
Tuhan Yesus Kristus. Karena dari Kristuslah kita dapat memperoleh keselamatan dan
mendapatkan kuasa kebangkitan untuk hidup yang kekal. Kita harus mempertaruhkan hidup
kita sepenuhnya kepada Tuhan.
Sobat muda, dalam kehidupan kita sebagai manusia. Kita memiliki tiga aspek
perjalanan hidup yaitu dulu, sekarang dan yang akan datang. Dari pengalaman Paulus kita
juga dapat belajar bahwa sebagai manusia kita tidak pernah luput dari dosa masa lalu, setiap
kita yang ada pada saat ini pasti memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Mungkin masa lalu
yang menyakitkan dan sebagainya seperti halnya Paulus yang dulunya hidup dalam kejahatan
dan masa lalunya sangat hitam atau penuh dengan dosa. Tetapiia mau belajar meninggalkan
masa lalunya dan menjadikan semua itu sebagai suatu pelajaran yang berharga baginya. Mari
kita tinggalkan yang dibelakang. Mari kia mengejar harta sorgawi yang Tuhan peruntukkan
menjadi masa depan kita. Mari kita jalani masa kini dengan kerinduan untuk mengenal
Kristus lebih dalam. Dengan kata lain, mari kita jalani hidup yang sepenuhnya bersumber dan
bergantung pada hidup dan karya penyelamatan Yesus Kristus. Aminnn
BERBUAHLAH DI DALAM KRISTUS (Yohanes 15:1-8)

Berbahagialah kita yang tidak hanya membaca dan merenungkan Firman Tuhan tetapi
melakukan dalam kehidupannya setiap hari.

Shalom, saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus, tema yang diplilih untuk kita sama-
sama berefleksi ialah “Berbuahlah di dalam Kristus”.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus, bacaan pada saat ini tidak asing
lagi. Yohanes 15:1-8 merupakan percakapan antara Yesus dan murid-muridNya sebelum
Yesus ditangkap. Yesus berbicara tentang hal mengikuti Dia dan keterikatan hubunganNya
dengan orang percaya yang digambarkan atau diilustrasikan dengan pokok anggur, ranting-
rantingnya digambarkan sebagai orang percaya dan pokok anggurnya ialah Yesus sendiri.
Pada bagian pertama dalam Yoh 15 Yesus menceritakan bahwa Ialah pokok anggur yang
benar dan BapaNya yang mengutus Dia adalah pengusahanya. Pada ayat-ayat yang
selanjutnya Yesus menggambarkan hubunganNya dengan orang percaya, lewat ilustrasi atau
perumpamaan yang dipakai oleh Yesus. Ada beberapa hal penting yang wajib kita ketahui
sebagai orang percaya.

Hal yang pertama ialah ketika kita sudah mengatakan bahwa kita adalah orang
percaya yang mau mengikuti Yesus. Haruslah kita berbuah jika kita tidak menghasilkan buah
dalam kehidupan sehari-hari tidak pantaslah kita disebut orang percaya. Dalam ayat ke-2
“setiap ranting PadaKu yang tidak berbuah di potongNya, dalam artiannya jika seorang yang
menyebut dirinya sebagai pengikut Yesus dan dalam kehidupan sehari-hari tidak
menghasilkan buah ia tidak pantas disebut pengikut Yesus, tidak pantaslah ia melekat pada
pokok anggur haruslah ia dipotong tetapi pada kalimat selanjutnya pada ayat ke-3 dikatakan
bahwa jika ranting-rantingNya dapat menghasilkan buah ia akan selalu dijaga oleh Tuannya
agar dapat berbuah lebih banyak, kita sebagai ranting-rantingnya dapat memilih berbuah atau
tidak berbuah, jika kita berbuah kita akan dijagaNya selalu jika tidak berbuah kita tidak
pantas melekat pada pokok anggur, ranting yang tidak berbuah haruslah dipotong.

Hal yang kedua adalah kita bisa mengetahui bahwa ada kepedulian dari Yesus untuk
memberi ajakan keselamatan yang luar biasa,ada ajakkan dari Yesus bagi orang-orang belum
percaya untuk tinggal di dalam Dia dan menghasilkan buah. Ketika manusia berada diluar
Kristus pastilah tidak dapat menghasilkan buah yang baik karna sudah pada dasarnya
manusia itu berdosa. Namun dengan penuh kepedulian Yesus memanggil orang-orang yang
mau mejadi rantingNya melekat pada Pokok Anggur dan menghasilkan buah yang baik,
tetapi tidak dipungkiri bahwa dalam panggilan Yesus ini kita bisa menolak atau menerima
panggilanNya.

Hal yang ketiga adalah ketika kita sudah mengizinkan Yesus untuk tinggal didalam
kita, kita menjadi ranting-rantingNya melekat pada pokok anggur yang benar dan
membiarkan firmanNya menuntut hidup kita, kita diberi hak keistimewaan yaitu ketika kita
meminta apa yang kita kehendaki maka kita akan menerimanya asalkan kita sebagai ranting
dapat menghasilkan buah yang banyak, ketika kita menghasilkan buah yang banyak otomatis
hidup kita memuliakan Allah Bapa dengan demikian kita menjadi murid-muridNya.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus, Kita semua yang sudah mengakui
bahwa diri kita adalah orang percaya haruslah selalu melekat pada pokok anggur dan sebagai
ranting-rantingnya haruslah kita menghasilkan buah dan hidup kita memuliakanNya selalu,
jika kita masih belum menjadi ranting-rantingNya dan hidup diluar Yesus haruslah kita
membuka hati kita dan membiarkan Dia tinggal di dalam kita. Amin.
1 Samuel 3:1-10

Tema “Dilatih Untuk Mendengar Suara Bapa”

Syalom saudara/i sekalian kita mungkin sudah pernah mendengar istilah yang
mengatakan “pemuda adalah tulang punggung gereja”. Atau mungkin tentang seminar
kepemimpinan, atau ceramah yang berkaitan dengan hal-hal mengenai pemimpin, penggerak
semuanya pasti akan ditujukan pada kaum muda karena apa kaum muda adalah tulang
punggung gereja, masa depan bangsa, penentu ke mana gereja dan negara akan sampai. Hal
ini menuntut kaum muda untuk terus bergerak, berinovasi,kreatif dan tidak pasif. Seorang
pemuda/i mempunyai tanggung jawab yang besar karena dalam waktu yang bersamaan orang
tua, gereja, negara ini sedang menaruh harapan kepada kita. Sebagai kaum muda/i kita pasti
memiliki banyak mimpi/keinginan yang ingin kita capai, namun pertanyaannya adalah
apakah keinginan atau mimpi kita itu sesuai dengan kehendak Tuhan? Bagaimana kita tahu
mana yang menjadi kehendak Tuhan dan mana yang bukan?

Hari ini kita baca dan sekaligus belajar dari kisah Samuel. Ia adalah seorang anak
nazar. Ibunya Hana telah berjanji kepada Allah untuk menjadikan Samuel sebagai hamba-
Nya, oleh karena itu dia dipersiapkan. Sejak disapih, Hana telah mengantarkan Samuel ke
Rumah TUHAN di Silo, untuk dipersiapkan menjadi Hamba Tuhan. Pembacaan kita hari ini
bercerita tentang Tuhan yang menampakkan diri-Nya kepada Samuel. Kita bisa tahu bahwa
ini penampakkan diri TUHAN yang pertama kalinya karena Samuel tidak tahu bahwa itu
adalah suara Tuhan sampai Eli sendiri yang memahaminya. Di sini juga Tuhan sedang
melatih kepekaan hati Samuel agar terbiasa akan suara Tuhan, tiga kali ia mendengar suara
yang pikirnya ada Imam Eli sehingga ia bangun dari tidurnya. Hal ini mengajarkan kita
ketika mau menjadi hamba Tuhan, kita harus mempunyai sikap yang rensponsif /peka
terhadap suara Tuhan.

Benar bahwa Samuel tidak tahu kalau yang dia dengan adalah suara Tuhan, karena
pada ayat 1 dijelaskan bahwa Samuel baru menjadi pelayan Tuhan, bahkan Samuel belum
bisa membedakan suara Tuhan dengan suara Imam Eli. Kembali ke pertanyaan awal bahwa
kita sebagai orang muda pasti memiliki banyak keinginan. Namun, sebagai kaum muda/i
kristen apa yang menjadi keinginan kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan oleh karena itu
kita harus melatih diri kita untuk mendengar suara Tuhan, melalui apa? Melalui hati kita
karena dalam hati kita ada Roh Kudus yang berdiam diri sehingga jika kita melakukan
sesuatu pasti kita juga pernah merasakan seperti ada dua suara yang bertentangan. Itu adalah
suara Tuhan dan suara-suara yang lain. Oleh karena itu, sebagai orang2 muda kita harus
mampu membedakan dengan cara apa? Mempererat hubungan kita dengan Tuhan melalui
doa. Pertajam waktu doa2 kita, di mana kita berkomunikasi dengan Tuhan setiap saat.
Dengan membangun relasi yang akrab dengan Tuhan, maka kita akan mengetahui suara
Tuhan ketika Ia hendak berbicara dengan kita. Sebagai kaum muda/i yang dianggap sebagai
tulang punggung gereja dan negara, maka yang kita lakukan harus punya manfaat bagi
banyak orang, punya dampak yang baik dan memberkati orang lain. Semoga Allah menuntun
dan menolong kita semua yang ada di sini untuk menjadikan masa muda kita menjadi berkat.
AMIN.
Filipi 2:12-18

Syalom bagi kita semua....kita bersyukur karena kasihNya kita masih dipertemukan
kembali oleh Tuhan di tempat ini. Hari ini kita akan bersama-sama merenungkan firman
Tuhan yang diambil dari Filipi 2:12-18. Saya mengangkat sebuah tema kecil yaitu “menjadi
penerus yang taat”. Pertanyaan bagi kita semua adalah apa yang harus dilakukan untuk
menjadi seseorang yang taat? Mari kita lihat bersama-sama dalam teks Alkitab yang sudah
kita baca bersama-sama.

Dalam Filipi 2:12-18 secara langsung ditunjukkan kepada semua orang. Dan dari teks
ini Paulus ingin mengatakan bahwa keselamatan itu sudah terjadi dan diterima oleh kita
semua. Yang harus kita lakukan adalah mengerjakan keselamatan itu. Bagaimana caranya?
Kita dapat lihat dalam ayat 12, yang paling utama adalah Yesus menjadi tokoh teladan bagi
kita. Karena Ia adalah pemberi keselamatan. Teladan yang dapat kita lihat dariNya bukan saja
tentang kerendahan hati tetapi ketaatanNya kepada Bapa, yaitu ketaatanNya sampai mati di
kayu salib. Berhubungan dengan hal ini maka kita sebagai muda/mudi harus mengikut
teladannya. KetaatanNya dapat kita terapkan dalam kehidupan kita di mana kita harus taat
dan bertanggung jawab akan setiap tugas yang diberikan. Walaupun banyak sekali tantangan
yang dihadapi. Yang terpenting adalah kerjakan dengan sukacita. Yang kedua ayat 13-14, di
mana harus diingat bahwa setiap usaha yang kita lakukan itu karena Allah telah memberikan
kita kemampuan dan kekuatan. Oleh sebab itu lakukanlah dengan tidak banyak mengeluh.
Yang ketiga ayat 16, Firman Tuhan menjadi pegangan dalam kehidupan.

Diakhir dari khotbah ini saya kembali mengingatkan kita pada pertanyaan awal yaitu
apa yang harus dilakukan untuk menjadi seseorang yang taat? Yang dapat kita semua lakukan
adalah mengikuti teladan Yesus, yakin dan percaya bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan
ada campur tangan dariNya, dan yang terakhir adalah Firman Tuhan menjadi pegangan bagi
kehidupan kita setiap hari. AMIN .
Efesus 3:14-21

Syalom untuk kita semua yang diberikati Tuhan, tema yang bacaan kita menurut LAI
adalah doa Paulus tetapi saya mengangkat tema tersendiri yaitu “Akar dan Dasar yang
Kuat”. Kita tahu akar adalah bagian terpenting dari sebuah tanaman. Tanpa akar maka
tanaman itu tidak dapat bertahan hidup sebab akar selalu mencari makanan untuk tanaman
itu. Begitu pula dengan dasar. Jika seseorang ingin membangun rumah maka ia harus
memiliki dasar yang kuat sehingga tidak mudah runtuh karena terpaan badai dan lainnya.
Dalam bagian firman ini kita ini kita akan melihat apa yang menjadi dasar dan akar dari iman
Kristen.

Bacaan kita hari ini, berisi tentang doa Paulus kepada jemaat di Efesus. Pada doa ini
ada tiga bagian utama doa yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Pada bagian pendahuluan,
Paulus memulai dengan kalimat “itulah sebabnya aku sujud kepada bapa”. Ini menunjukan
bahwa doanya ia sampaikan kepada Bapa dengan segala kerendahan hatinya. Dilanjutkan
dengan kalimat ayat 15 “.....yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di
atas bumi menerima namanya”. Ini merujuk pada malaikat-malaikat di sorga dan keturunan
bangsa-bangsa di bumi. Ayat 16 sampai 19 merupakan isi dari doa Paulus. Di ayat ke 16
Paulus meminta kepada Bapa untuk menguatkan dan meneguhkan anggota-anggota jemaat di
Efesus menurut ukuran dan kuasa kemuliaannya dalam hal manusia batiniah atau manusia
yang diciptakan dan dipelihara oleh Allah. Paulus berdoa supaya iman anggota jemaat dapat
menjadi Alat dan membuat hati mereka menjadi tempat kediaman Kristus.

Selanjutnya Paulus ingin agar jemaat di Efesus berakar serta bertumbuh dalam kasih
artinya bahwa hubungan mereka mereka dengan Tuhan harus baik sehingga kasih yang
merek pancarkan dapat menguatkan orang-orang yang lemah. Dalam doanya Paulus meminta
agar ia bersama dengan semua orang kudus boleh mengerti tentang kasih Allah meskipun
dunia lebar dan membutuhkan waktu yang lama dan meskipun rencana Allah sangat tinggi
tetapi bahwa kasih Allah senantiasa lebih panjang, lebih tinggi dan lebih dalam daripada yang
dapat dipahami. Pengetahuan tentang keselamatan adalah bahwa hidup Kristen selalu ada
kekuatan, iman dan kasih. Jika masih bergantung pada daging atau dosa maka pikiran dan
pandangannya akan terus terarah pada hal itu tetapi jika mereka melepaskan diri maka ia akan
sanggup mengetahui dan meihat kerajaan Allah. Di dua ayatnya yang terakhir ada puji-pujian
Paulus untuk Allah bahwa Tuhan dapat berbuat lebih dari yang kita harapkan karena itu
berharaplah padaNya karena Ia adalah yang mulia ditengah-tengah jemaat.
Teman-teman sekalian, Paulus dalam doanya ini ingin memberi satu penegasan
bahwa yang harus menjadi dasar dan akar dari Iman Kristen hanyalah Allah itu sendiri. Tidak
ada yang dapat menyamakan dirinya dengan Allah karena Allah adalah yang mulia. Jika kita
berdasar dan berakar pada hal lain selain Allah (uang, jabatan, pasangan, kekuasaan, harta),
maka yang ada hanyalah dosa kedagingan. Hanya dengan lepas dari dosa itu maka ada
harapan Kristen. Kita sebagai anak muda saat ini akan selalu diperhadapkan dengan berbagai
macam hal kedagingan yang selalu berusaha mengikat kita. Jika kita terus menerus
melakukan hal ini maka tidak ada keselamatan bagi kita tetapi jika kita berusaha keluar dari
hal ini maka kita mendapatkan berkat Allah. Hiduplah senantiasa dalam Tuhan, berakar dan
berdasarlah padaNya karena di dalamnya semua usaha dan harapanmu tidak sia-sia. AMIN
Amsal 23:15-26. Tema “Buah dari Hikmat”

Syalom, selamat sore untuk kita semua. Pertama-tama kita patut bersyukur kepada
Tuhan karena atas berkat dan perlindunganNya kita masih bisa sama-sama berkumpul dan
bersekutu di tempat ini. Tema yang saya pilih bagi kita untuk sore hari ini adalah “Buah dari
Hikmat”. Alasan dari saya memilih tema ini adlah agaar kita sama-sam belajar tentang apa itu
hikmat dari Allah. Pertanyaan yang mungkin akan muncul jika berkaitan dengan tema adalah
apa sebenarnya hikmat itu? Apakah hikmat itu merupakan sesuatu yang penting? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka marilah kita sama-sama melihat pada teks bacaan kita.

Apa itu hikmat? Hikmat yang dalam bahasa Ibraninya hokhma dipakai untuk
menunjukan kebijakan intelektual dan menjadi sesuatu yang datang dari Allah. Pada dasarnya
kebijakan adalah sesuatu kebijakan yang dilakukan kemudian memperoleh keberhasilan yang
dikehendaki. Pada umumnya raja-raja dan para pemimpin membutuhkan hikmat untuk dapat
membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam sebuah masalah sosial maupun masalah
politik dan salah satu raja yang terkenal memiliki hikmat dari Allah yang luar biasa adalah
raja Salomo.

Amsal yang kita baca sama-sama pada sore hari ini termasuk dalam amsal orang bijak
atau perkataan orang-orang bijak. Dalam bacaan ini diberitahukan kepada kita bagaimana
seharusnya orang bijak itu berperilaku:

 Berbicara jujur (ayat 16). Bagaimana kita sebagai orang muda? Apakah kita
sudah berkata yang jujur kepada orang-orang disekitar kita?
 Jangan iri (ayat 17). Di sini diberitahukan kepada kita agar jangan iri terhadap
orang-oranb berdosa tetapi takutlah kepada Tuhan senantiasa.
 Menujukan hati kita kepada jalan yang benar (ayat 19).
 Jangan malas dan ada di kumpulan peminum anggur (ayat 20,21)
 Mendengarkan perkataan orang tua (ayat 22).
 Melakukan kebenaran

Semua perilaku ideal dari orang bijak ini punya maksud agar kemuliaan nama Tuhan selalu
nampak melalui setiap tingkah laku dan kehidupan kita. Bagi orang muda menjadi umur
dimana kita ingin mencari jati diri kita melalui tindakan yang kadang tidak sesuai karena itu
tidak sedkit juga orang muda yang akhirnya memiliki konflik dengan orang tua mereka,
karena mereka merasa terlalu diatur. Di sini Firman Tuhan berkata kepada kita bahwa kita
harus mendengarkan dengan baik didikan dari orang tua kita karena sesungguhnya tidak ada
satu orang tua pun yang mau anak-anaknya tidak berhasil dan tidak berguna.

Hikmat itu sendiri bukan pintar karena orang pintar belum tentu berhikmat. Hikmat itu adalah
sesuatu yang lebih bernilai. Itulah kenapa Salomo lebih memilih hikmat dari pada kepintaran.
Kalau seseorang berhikmat, ia tentunya akan dapat melakukan sesuatu dengan baik . sekarang
dalam masa muda, kita dituntut agar menunjukan kehidupan yang memancarkan hikmat dari
Allah karena itu merupakan sesuatu yang penting dan kemudian hikmat dari Allah itu juga
akan mendorong kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitar kita terlebih
menjaga relasi kita sebagai orang muda dengan Allah. Hendaklah kehidupan kita sama
dengan bunga toko yang indah namun tidak pernah bertumbuh biarlah kita seperti bunga
bakung di padang yang meskipun akan layu tapi keindahannya itu murni pemberian dari
Tuhan. Amin.
I Timotius 4:12

Hallo kawan-kawan.. selamat malam (sesuai konteks). Senang sekali karena kita
berjumpa dalam ibadah pemuda malam hari ini. Malam ini, untuk merenungkan firman
TUHAN, kita akan membagi diri dalam kelompok-kelompok. Di kelompok masing-masing,
kita akan saling berdiskusi dan berefleksi dari Firman yang dipilih untuk kita renungkan pada
malam hari ini. Tetapi, sebelumnya mari kita membuka Alkitab dari I Timotius 4:12 dan kita
secara bersama-sama membacanya. – (BAGI KELOMPOK MENJADI 4 KELOMPOK).

Pertanyaan untuk kelompok :

Kelompok 1 : Apa yang akan teman-teman lakukan jika ada orang yang menganggap remeh
dan tidak menghargai teman-teman?

Kelompok 2 : bagaimana cara teman-teman sebagai orang muda bisa menjadi teladan bagi
orang lain, bahkan bagi mereka yang sudah tua?

Kelompok 3 : menurut teman-teman, mengapa kita harus menjadi teladan padahal kita masih
sangat muda?

Kelompok 4 : bagaimana teman-teman menjadi teladan, ketika teman-teman sendiri berada


dalam masalah yang sangat berat? (Kedukaan, Korban KDRT, dll)

Masing-masing kelompok mengutus satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi mereka.
Waktu yang diberikan untuk berdiskusi selama 10 menit.

Pengantar kepada Firman :

Surat I Timotius ini merupakan surat dari Paulus kepada Timotius dan seluruh
pemimpin jemaat untuk menasihati dan memperingatkan mereka agar waspada terhadap
ajaran-ajaran sesat. Ayah dari Timotius bukanlah seorang Yahudi dan ibunya merupakan
seorang Kristen Yahudi. Timotius menjadi orang kepercayaan Paulus, yang bekerja bersama
Paulus dan menemani Paulus dalam perjalanannya. Ayat yang kita baca sekarang ini
merupakan salah satu nasihat Paulus kepada Timotius.

Refleksi :

Terimakasih untuk jawaban dari teman-teman. (Mengulas kembali jawaban dari setiap
kelompok)
Timotius yang masih sangat muda sudah menjadi salah satu pemimpin jemaat yang
dipercayakan kepadanya oleh Paulus. Paulus memberikan nasihat kepada Timotius bahwa
usia dari Timotius yang masih sangat muda dan ketidakberaniannya tidak boleh menjadi
alasan untuk ia dipandang rendah oleh orang lain. Malahan, ia diberikan nasihat untuk
menampakkan diri kepada semua orang sebagai teladan yang bisa diteladani, bukan hanya
dalam hal pengajaran yang ia lakukan. Ia juga harus menjadi teladan di dalam segala
perkataannya, tingkah laku yang ia lakukan, dalam sikap ia mengasihi, dalam kesetiaannya
kepada Tuhan dan dalam kesucian hidupnya.

Bagaimana dengan kita orang-orang muda sekarang ini? Paulus bukan hanya
memberikan nasihat kepada Timotius, tetapi kepada kita juga untuk “nasihatilah dan yakinlah
orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau
rendah.” Bagaimana kita menjadi orang yang berwibawa ketika kita tidak bisa menjadi
teladan? Orang-orang tidak akan percaya kepada perkataan kita tentunya. Sudahkah kita
menjadi teladan bagi orang lain? Ataukah, kita malah menjadi batu sandungan bagi orang
lain? Keteladanan seperti apa yang harus kita tunjukkan kepada orang lain? Keteladanan di
dalam kehendak Yesus Kristus.

Ada seorang mahasiswa hukum dituntut hukuman empat tahun penjara karena
melanggar hukum dengan menjual ganja seberat 10,6 gram. Dia memang berkuliah di
fakultas hukum, tetapi justru melanggar hukum. Apa bedanya kita dengan mahasiswa ini
teman-teman? Kita tahu bahwa kita harus menjadi teladan sebagaimana Kristus yang telah
memberikan teladan, tetapi kita tidak melakukannya. Kita tahu bahwa kita harus mengasihi,
tetapi kita tidak melakukannya. Kita tahu bahwa memaki orang itu salah, tetapi kita suka
melakukannya. Pemuda/I Kristen yang baik akan selalu menjadi panutan di lingkungan di
mana ia hidup. Baik di dalam cara ia hidup, tetapi jika di dalam segala apa yang ia kerjakan.
“sebab itu, perhatikanlah baik-baik cara hidupmu. Jangan hidup seperti orang bodoh;
hiduplah seperti oran bijak.” (Efesus 5:15 – BIS). AMIN.
Ulangan 31:1-8, Kepemimpinan anak muda

Syalom jemaat Tuhan, tema yang saya pilih bagi kita untuk ibadah saat ini adalah
“kepemimpinan anak muda” tema tersebut saya pilih sebab menurut saya menjadi anak muda
kita menjadi tulang pungung gereja, selain hal tersebut kita juga kan meneruskan apa yang
ada saat ini di kemudian hari. Kita akan menjadi pengurus gereja di masa yang akan datang
menggantikan orang tua kita saat ini. Dari hal tersebut maka saya memilih bacaan ini untuk
bisa sama-sama belajar tentang bagaimana Yosua menggantikan Musa dalam memimpin
umat Israel. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang sangat besar bagi Yosua. Apa pesan
yang diberikan oleh Musa kepada Yosua dalam memimpin bangsa Israel menurut Ulangan
31:1-8.

Jemaat Tuhan yang dikasihi oleh Yesus Kristus, bacaan kita saat ini merupakan sebuah
momen penting bagi Umat Israel. Di sini Musa sendiri mengatakan kepada umat Israel bahwa
Yosua akan menjadi penggantinya mengingat umurnya yang sudah 100 tahun lebih. Menjadi
seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah, kita bisa ingat umat Israel juga suka
memberontak kepada Allah oleh sebab itu ini akan menjadi tantangan bagi setiap pemimpin
bangsa tersebut. Yosua yang umurnya masih muda menerima suatu tanggung jawab besar
dari Allah, sebagai anak muda ternyata Yosua mempunyai pengalaman yang cukup menarik.
Rupanya Yosua pernah menjadi salah satu pengintai yang pergi untuk mengintai kota
Yerikho sebelum diserang oleh umat Israel.

Jemaat Tuhan sekalian bacaan ini merupakan sebuah pidato yang disampaikan oleh
Musa untuk mengatakan Yosua sebagai penggantinya sebelum kematiannya. Musa
mengatakan bahwa Allah sendiri yang akan menyebrangi sungai Yordan membawa umat
Israel. Musuh-musuh yang ada di depan dan menunggu umat Israel, Allah sendiri yang akan
bereperang melawan mereka seperti dalam pererangan di kota yang dijelaskan dalam ayat 4.
Akan tetapi pada ayat yang ke-6 Musa mengatakan dengan tegas syarat yang harus dilakukan
oleh umat Israel yaitu “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut janganlah
gemetar karena mereka. Sebab TUHAN. Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau;
Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”. Pesan yang
disampaikan oleh Musa tersebut bukanlah sesuatu yang biasa saja, sebab perlu diingat bahwa
umat Israel juga selalu dikenal sebagai umat yang dapat dipengaruhi untuk menyembah allah
asing, dan hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemimpin bangsa Israel.
Jemaat Tuhan yang dikasihi oleh Yesus Kristus, menjadi pemimpin mempunyai tantangan
tersendiri, Yosua bergumul dengan bangsa Israel pada waktu kepemimpinannya, kita pun
mempunyai tantangannya tersendiri dalam memimpin baik sebagai pengurus organisasi atau
lain sebagainya, menjadi ketua pemuda juga tentu mempunyai tantangan sendiri akan tetapi
jika sebagai organisasi ataupun suatu lembaga mari kita berjalan bersama dengan
menguatkan dan menuguhkan hati kita kepada Allah, Ia akan terus menyertai kita dan takan
pernah meninggalkan kita . Amin.
Yosua 1:7-9.

Shalom .. (diulang sampai 2x) ..

Tema yang akan menuntun kita pada ibadah kita saat ini yaitu : “kunci keberhasilan”

Pada malam hari kita sama-sama membaca dari kitab Yosua. Kira-kira disini da yang tahu
siapakah Yosua itu?

Yosua adalah abdi musa atau teman sekerja dari Musa. Istilanya Yosua itu adalah tangan
kana dari Musa. Dan Yosua juga adalah pemimpin bangsa Israel setelah Musa meninggal.
Yosua membawa orang Israel ke tanah yang telah dijanjikan Allah kepada mereka.

Teman-teman, kitab Yosua merupakan kelanjutan dari kitab pentateukh. Kitab Yosua
mencatat peristiwa Israel menyeberangi sungai Yordan dan memasuki tanah Kanaan setelah
Musa wafat. Dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di
bawah pemimpin Yosua. Dan tujuan dari kitab ini ditulis sebagai catatan kesetiaan Allah
dalam menggenapi janji-janji perjanjian-Nya kepada Israel mengenai tanah Kanaan.
Berbicara tentang keberhasilan, kira-kira disini sudah ada yang mencapai titik ini?

Keberhasilan dalam hal apa saja, mungki ada yang nembak seseorang, atau mau menaklukan
calon bapa mertua?. Pasti semuanya itu butuh perjuangan yang gigih. (bisa tambahkan
gambaran tentang pacaran). Teman-teman semua, menjadi sukses tidak selalu berjalan mulus.
Terutama bila tiba-tiba dan tanpa ada kaderisasi. Ini akan mengakibatkan kita kelabakan.

Bagaimana dengan Yosua yang tiba-tiba menggantikan Musa kaena Musa meninggal dunia?
Kita tahu musa adalah pemimpin besar. Tak heran bila Yosua merasa gentar menggantikan
Musa memimpin bangsa Israel. Yosua memang sudah menjadi asisten Musa sekitar 40 tahun,
jadi pengalamannya sudah lebih dari cukup. Namun tugas baru itu tidak enteng, tidak mudah.

Pada ayat ke-7, disitu dikatakan bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum. Supaya
Yosua dan bangsa Israel dapat memiliki tanah perjanjian maka mereka harus membuat
komitmen untuk menaati Firman Allah yang tertulis. Firman Allah yang yang tertulis dalam
kitab taurat (ayat 8) harus menjadi kekuasaan tertinggi dan bertentangan dengan semua
gagasan, tradisi, atau agama manusia; dan prinsip ini berlaku bagi orang percaya baik yang
ada di dalam perjanjian lama dan perjanjian baru.
Lalu pada ayat ke-8, dikatakan bahwa renungkanlah itu siang dan malam. Kata merenungkan
artinya membaca dalam hati atau bicara kepada diri sendiri dan sambil berpikir. Dan dalam
hal ini meliputi memikirka firman dan jalan Allah dan menerapkannya kepada seluruh
kehidupanmu.

Dan disitu ada kata berhasil dan beruntung. Orang yang mengetahui dan menaati firman
Allah dan hukum-Nya akan berhasil dan beruntung karena mereka memiliki hikmat untuk
hidup benar dan mencapai tujuan Allah bagi hidup mereka.

Memang kita sadari bahwa tangan Allah yang kuat ity akan menolong kita, kita pasti dapat
menghadapi apa saja. Karena itu bukan strategi perang yang dijabarkan Allah kepada Yosua
untuk memperoleh tanah itu. menurut Allah kunci keberhasilan terletak pada ketaatan akan
firman Allah. Apa pun tantangan yang kita hadapi , kita tahu bahwa kita punya kekuatan
untuk mengatasi semua itu, dan kekuatan itu adalah Allah. Dengarla apa yang Allah katakan
kepada Yosua : ... bertindaklah hati-hati dan sesuai dengan seluruh hukum yang telah
diperintahkan kepadamu ... Dengan kata lain, Allah berkata kepada Yosua bahwa cara terbaik
untuk menghadapi tantangn hidup adalah dengan hidup sesuai firman Tuhan.

Teman-teman, kita tentu sering mendengar hal itu. namun seringkali Alkitab bukanlah yang
pertama kali kita cari saat memikirkan penyelesaian masalah kita. Malah kita sering
menjadikan Alkitab sebagai alternatif terakhir bila masalah tak kunjung usai. Perintah
Tuhan kepada Musa kiranya mengingatkan kita untuk menjadikan firman sebagai pelita bagi
langkah kita dan cahaya bagi jalan kita. Amin
(Efesus 4:13-15); KITA TIDAK SEDANG MENJADI PEMUDA BESAR, TAPI
ORANG DEWASA

Syalom selamat malam untuk kita semua, kita patut bersyukur karena pada malam
hari ini kita masih diperkenankan untuk berkumpul dan beribadah bersama di tempat ini.
Kamu ingin menjadi apa kalau sudah besar nanti? “polisi, dokter atau bahkan pilot” ini
adalah sebuah pertanyaan yang sering diajukan orang dewasa kepada anak-anak. Kamu ingin
menjadi apa kalau sudah besar nanti? Pernakah kita mendengar seorang anak memberi
jawaban atas pertanyaan tersebut bahwa saya ingin menjadi pria dan wanita dewasa. Itu
adalah sebuah jawaban yang jarang sekali kita dengar dari seorang anak kecil, karena mereka
berpikir bahwa jika sudah besar maka mereka sudah menjadi orang yang dewasa, padahal
adakalanya kita tidak pernah menjadi dewasa, kita hanya sekedar tumbuh lebih besar dan
lebih tua. Paulus memberi kita sebuah nasihat yang menurut saya sangat bagus, dia berbicara
mengenai tumbuh lebih dewasa secara rohani. Dia mengawalinya dengan menggambarkan
bagaimana orang menjadi dewasa apabila mereka menjalani hidup beriman di dalam Allah.
Apa yang kita ketahui tentang istilah “dewasa” dan seberapa sering kita mendengar istilah
tersebut dalam kehidupan kita? Di dalam KBBI sendiri istilah “dewasa” memiliki arti telah
mencapai kematangan, dimana cara berpikir seseorang suah lebih matang.

Di ayat selanjutnya Paulus berbicara tentang sifat kekanak-kanakan. Kita dapat


melihat kata-kata yang dipakai Paulus untuk menggambarkan bahwa anak-anak terpengaruh
oleh dunia sekitar. Ia berkata “diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan”. Tidak bisa kita
pungkiri bahwa dalam dunia yang semakin modern ini, kita seringkali tergoda dengan hal-hal
yang ditawarkan oleh dunia. Seperti tayangan TV dan film yang menyesatkan juga pesta pora
dan seks. Kita seringkali tergoda dan bahkan banyak anak muda di zaman sekarang ini yang
jatuh dalam hubungan seks bebas yang kemudian mengorbankan masa muda mereka dan
membuat mereka tidak bisa menggapai cita-cita mereka. Kita seperti anak yang mudah
diombang-ambingkan dan dipengaruhi, kita seperti seorang anak yang tergoda dengan gula-
gula yang manis tapi kemudian merusak gigi kita yang baik. Orang dewasa yang dimaksud
oleh Paulus dalam bacaan pada malam hari ini adalah orang yang tidak mudah untuk tergoda
dengan rayuan dan kenikmatan dunia ini tapi orang yang mampu untuk berpikir kritis dan tau
membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Hal yang terakhir bahwa kita harus
berpegang teguh kepada kebenaran dan di dalam kasih, supaya kita dibaharui di dalam roh
dan pikiran kita. Dengan kata lain, mintalah Allah mengubah cara berpikir kita, mintalah agar
Ia menolong kta untuk tumbuh dewasa dan berpegang kepada kebenaran. Sekali lagi kita
tidak dapat melakukan semuanya sendiri, kita memerlukan roh kudus Allah untuk
melakukannya bagi kita dan membiarkan Dia yang memegang kendali. Amin.
Kejadian 29:31-30:1-24 (Orang ketiga yang setia)

Syalom teman-teman semua, pembacaan Firman Tuhan hari ini sungguh menarik, dan
kita akan membahasnya dengan tema yaitu “orang ketiga yang setia”. Orang ketiga yang saya
maksudkan dalam pembacaan disini adalah Lea, kakak dari Rahel yang keduanya memiliki
suami yang sama yaitu Yakub. Lea yang merupakan orang ketiga dalam jalan percintaan
Yakub dan Rahel tentunya bukan kesalahan dari Lea sendiri, namun berdasarkan budaya
yang berlaku pada saat itu, kalau seorang adik tidak boleh menikah mendahului kakaknya,
sehingga itulah yang terjadi dalam jalan percintaan Yakub dan Rahel. Kehidupan rumah
tanggga, yang kita bisa bilang bahwa cinta segitiga dalam satu rumah, ini adalah tantangan
yang terbesar bagi Yakub dalam membagi kasih sayang atau cinta kepada kedua isterinya.
Namun perilaku Yakub berbanding terbalik, dimana bisa kita lihat bersama pada ayat 31,
yaitu dia tidak adil dalam membagi kasih kepada Lea.

Ketidakadilan yang dibuat oleh Yakub terhadap Lea ternyata dilihat oleh Tuhan. Dimana
Tuhan bekerja lewat kandungan Lea sehingga ia mengandung dan melahirkan anak bagi
Yakub yaitu 12 anak. Kesetiaan Lea sebagai orang ketiga dapat kita lihat dari sikapnya yang
walaupun tidak dianggap dalam rumah itu, namun dia tetap setia mengucap syukur kepada
Tuhan, sehingga Tuhan tidak pernah menutup mata terhadap penderitaannya.

Jika dikaitkan dengan konteks kita sekarang, mungkin kita akan berpikir siapa orang
ketiga yang dimaksud?. Orang ketiga yang dimaksud adalah ketika kita dihadapkan dengan
orang-orang yang selalu meremehkan kita, menggantung cinta kita, menjadikan kita sebagai
tempat pelampiasan masalah-masalah mereka. Orang-orang seperti inilah yang disebut orang
ketiga zaman now. Bagaimana cara kita menghadapi orang ketiga ini?. Caranya sangat
mudah, yaitu selalu setia dan bertekun dalam doa serta tetap setia melakukan kebaikan
kepada mereka. Saya memiliki cara untuk kita lebih kuat dalam menghadapi akan orang
ketiga zaman now:

1. Ketika kita diremehkan oleh mereka yang harus kita ingat adalah ketika dia
meremehkan saya, tentunya dia telah meremehkan dirinya sendiri, karena secara
langsung dia sama seperti orang yang menertawakan dirinya sendiri di depan kaca.
Karena perlu kita ingat bahwa Tuhan menciptakan kita semua sama, kecuali jenis
kelamin yang berbeda. Disamping itu, kita juga harus setia mendoakan dan setia
untuk melakukan kebaikan terhadap dia.
2. Ketika cinta kita digantung seperti pakaian oleh orang lain, sebaiknya jangan kita
galau, mogok makan, tetapi bersyukurlah karena setidaknya Tuhan sudah
menyadarkan kita bahwa memang bukan dia orang yang tepat menjadi teman hidup
kita
3. Ketika kita dijadikan tempat pelampiasan seseorang karena masalah-masalah yang ia
hadapi. Janganlah kita cepat-cepat lari meningalkan dia, tapi jadilah tempat yang
nyaman baginya, dengan cara ajak dia berdoa dan lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan, sehingga dia menyadari dan dapat menemukan jalan keluarnya

Dari beberapa tips yang saya berikan, semoga dapat membantu kita dalam menghadapi
orang ketiga zaman now, dan lebih terutama dari tips ini adalah kita harus bertekun dalam
doa serta setia selalu kepada Tuhan, Amin.
Yakobus 2:1-13

Saudara-saudari yang di berkati, dalam bacaan kali ini, Yakobus membahas masalah
yang sering sekali kita jumpai dalam segala aspek kehidupan kita. Ini mengenai memandang
muka. Yang dimaksudkan Yakobus disini bukan memandang muka dalam artian lurus yaitu
melihat wajah seseorang, namun yang dimaksudkan disini adalah pilih kasih. Secara
langsung, Yakobus mengatakan bahwa jangan memandang muka, mengapa demikian?
Karena menurutnya, hal ini merupakan pertentangan terhadap hukum Kristus dan orang
kristen tidak seharusnya melakukan hal tersebut. Himbauan dari Yakobus adalah kita sebagai
umat yang telah menerima belas kasih dari Yesus Kristus, jadi sudah sepantasnya kita tidak
melakukan hal tersebut kepada sesama kita. Sudah seharusnya kita melakukan belas kasih
kepada orang lain, sesama kita. Karena satu hal yang harus kita pahami bahwa walaupun kita
telah melakukan belas kasih kepada sesama kita, namun itu semua sama sekali belum
sebanding dengan belas kasih yang kita terima dari Tuhan.

Mungkin dalam hidup kita sehari-hari, kita telah membanding-bandingkan, siapa di


antara kita yang lebih baik, jika dilihat dari gaya, penampilan, kekayaan, dan lain sebagainya.
Kita sering kali memperlakukan orang-orang yang kita anggap lebih baik secara istimewa,
dan mengabaikan yang lain, yang kita anggap mereka itu biasa-biasa saja, dan tidak ada suatu
hal yang menarik dari diri mereka. Seringkali kita menilai sesama kita dari penampilan
luarnya saja. Hal ini membuat kita di zaman sekarang justru lebih memperhatikan
penampilan kita. Memang berpenampilan menarik itu baik, tetapi apakah dengan penampilan
yang sedemikian rupa, kita bisa lebih leluasa untuk bergaul dengan sesama kita yang
berpenampilan biasa-biasa saja.

Alkitab mengatakan bahwa kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus
tidak boleh mengamalkan iman kita dengan memandang muka. Hal ini mengajarkan kita
untuk meneladani Yesus Kristus, yang semasa pelayananNya di dunia ini tidak pernah
memandang muka. Jika kita perhatikan, keduabelas murid Yesus juga berasal dari latar
belakang yang berbeda-beda. Mungkin dari para nelayan, pemungut cukai, pemberontak, dan
lain sebagainya. Bahkan dalam masa pelayananNya, Yesus tidak pernah menolak orang-
orang jika dilihat dari status sosialnya. Tuhan Yesus memang dekat dengan orang-orang
miskin, tapi mari kita perhatikan bahwa Yesus juga pernah menyembuhkan anak seorang
perwira, bahkan ada juga perempuan-perempuan kaya yang Yesus sembuhkan. Memandang
muka bukanlah hal yang dikehendaki Yesus. Justru sebaliknya, Yesus mau kita melakukan
hal yang sama kepada sesama kita, seperti Ia sendiri telah melakukannya pada masa lampau.
Memperlakukan orang lain dengan memandang muka atau pilih kasih bisa membuat orang
lain merasa kecil hati, dan merasa tidak memiliki arti.

Saudara-saudari sekalian, ingatlah bahwa Tuhan melihat kita semua tidak dengan
memandang muka atau pilih kasih, Dia tidak mengangkat kita menjadi umatnya karena apa
yang kita miliki lebih baik dari orang lain, melainkan karena kasih Tuhan yang tak pernah
sekalipun memandang muka. Dengan penuh kasih kita diangkat dari noda dan dosa yang
kotor, serta di sucikan dengan darahNya yang kudus, dan diangkat menjadi kepunyaanNya
yang kudus dan berkenan kepadaNya. Kalau kita melihat bahwa Tuhan saja tidak
memandang muka atau pilih kasih, lalu kita ini siapa, yang memiliki hak untuk melihat
sesama kita sedemikian rupa. Hendaklah kita merendahkan diri dihadapan Tuhan dan saling
mengahrgai satu dengan yang lainnya, karena sesungguhnya pada hakekatnya kita semua
sama, kita semuanya setara di hadapan Tuhan. Amin.
“1 Korintus 6:20”

Syalom rekan-rekan pemuda yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Kita akan
sama-sama merenungkan firman Tuhan pada hari ini di bawah tema “ jangan diedit”. Pasti
kita semua tersenyum ketika mendengarkan tema di atas. Entah karena merasa diri pernah
bahkan berulang kali melakukan pengeditan atau malah sebaliknya pernah melihat orang lain
yang melakukannya. Seorang bintang serial populer bernama Lili Reinhart mengungkapkan
rasa kecewanya kepada salah satu majalah ternama di Filipina. Lili marah karena dari pihak
majalah tersebut mengedit bagian pinggang Lili Reinhart sehingga terlihat lebih ramping dari
bentuk aslinya. Lili kemudian melampiaskan kekecewaannya tersebut di media sosial
instagram dan bercerita banyak hal di sana. Diakhir dari postingannya ia menghimbau agar
para selebriti atau siapapun itu jangan mau untuk mengedit bagian tubuh mereka baik itu
pinggang, lengan, hidup atau apapun itu.

Rekan-rekan pemuda yang terkasih, kita tahu bahwa jemaat di Korintus adalah orang-
orang yang menganggap diri mereka penting karena karunia yang mereka miliki. Salah satu
kondisi jemaat di Korintus yang menonjol ialah adanya penyimpangan dalam perilaku
seksual. Sehingga Paulus menuliskan agar menasehati jemaat di Korintus supaya mereka mau
bertobat.

Saya mengambil secara khusus ayat 20 karena saya melihat bahwa sekarang ini
banyak sekali anak-anak muda yang sering mengedit bagian tubuh mereka agar lebih menarik
perhatian dari orang-orang di sekitar. Memang tidak ada salahnya kita mengedit bagian tubuh
kita namun alangkah lebih baiknya kita bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan berikan.
Dari ayat 20 ini, saya mau kita belajar bersama-sama bahwa kita telah dibeli dengan lunas
oleh darah Yesus Kristus untuk itu kita harus memuliakan Allah dengan tubuh kita, serta
menghargai tubuh kita sebagai bagian dari pemberian Allah bukan malah mengedit tubuh
kita menjadi lebih sempurna menurut pandangan manusia. Hal tersebut secara tidak langsung
menunjukkan bahwa kita tidak menghargai dan mencintai tubuh kita sebagai pemberian dari
Allah. Karena Tuhan tidak membutuhkan hal tersebut yang Tuhan inginkan ialah muliakan
Dia dengan tubuhmu.

Jadi, marilah kita belajar menyayangi serta menghargai tubuh kita sebagai pemberian
dari Allah karena ketika kita sudah menghargai tubuh ini, maka secara tidak langsung kita
tidak membutuhkan hal-hal instan yang dapat membuat tubuh kita menjadi rusak. Kiranya
Roh Kudus memampukan kita memahami Firman-Nya. Amin.
2 Timotius 4:6-8.

Syalom, damai sejahtera bagi kita semua! Dalam pemberitaan firman saat ini, saya
akan memberikan tema yaitu “akhir yang baik”. Saya mengangkat tema ini karena saya
melihat bahwa dalam kehidupan kita sebagai orang-orang muda, banyak sekali pelajaran
untuk kita.Baik itu pelajaran dari keberhasilan, dari hal-hal yang baik, tetapi ada pula dari
antara kita yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan, seperti kegagalan,
keputusasaan dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya.Dalam mengalami hal-hal yang
kurang baik ini, tidak sedikit teman-teman kita yang memilih untuk menyerah pada keadaan
dengan jalan yang tidak seharusnya mereka lalui, seperti menggunakan obat-obatan terlarang,
miras dan bahkan bunuh diri. Dari hal ini, kita sama-sama akan melihat apa yang dikatakan
dalam surat 2 Timotius 4:6-8, dan mencoba untuk memahami apa yang harus kita lakukan
sebagai seorang Kristiani untuk mencapai “akhir yang baik”.

Bacaan kita hari ini adalah 2 Timotius 4:6-8. Surat ini merupakan surat terakhir dari
Paulus sebelum akhirnya ia mati sebagai martir di kota Roma. Paulus sadar bahwa saat
kematiannya sudah dekat, sehingga ia mengirim surat kepada Timotius, anak rohaninya, agar
tetap memelihara imannya.

Dalam ayat ini, Paulus mengatakan bahwa suka atau tidak suka, semua orang akan
mencapai sebuah garis akhir. Pada garis akhir tersebut, Tuhan telah menyediakan mahkota
kebenaran.Mahkota tersebut hanya dapat kita raih apabila kita telah mencapai garis akhir
dengan baik.Walaupun awalnya Paulus adalah seorang yang menganiaya jemaat Tuhan,
tetapi Paulus bertobat dan akhirnya yang dilakukan Paulus dalam kehidupannya adalah
mengabarkan Firman Tuhan kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan.

Paulus telah mencapai garis akhir dengan baik. Semestinya kita juga dapat mencapai
akhir yang baik. Tetapi apakah kita mau untuk menjadi seorang yang mencapai garis akhir
dengan baik? Semua itu tergantung kepada kita. Jika kita mau bertekun dalam kebenaran
Tuhan, akhir yang baik itu bukanlah hal yang mustahil untuk kita capai.

Di akhir dari pemberitaan Firman hari ini, saya akan menceritakan sebuah cerita
untuk kita refleksikan bersama. Pada tahun 1968 diadakan lomba lari maraton di Mexico.
Perlombaan tersebut diikuti oleh berbagai negera-negara di dunia, tidak ketinggalan pula
John Stephen Aquari yang mengikuti perlombaan ini. Perlombaan ini diikuti oleh 1000 orang
dari berbagai negara. Tepat pada pukul 09.00 waktu setempat, di mulailah lomba lari ini.
Semua pelari mulai berlari dari garis start dan John Stephen Aquari lah yang menempati
urutan depan. John Stephen Aquari terus memimpin, tapi di tengah-tengah perlombaan ia
mengalami kecelakaan dan kakinya patah hingga berdarah-darah yang mengakibatkan dia
harus berhenti dan seharusnya tidak bisa melanjutkan lomba lari lagi. Karena berhenti, dia
dilewati oleh pelari-pelari lain. Akhirnya setelah beberapa lama peserta lainnya sudah sampai
garis finish dan dilanjutkan dengan acara penyerahan hadiah kepada para pemenang. Karena
perlombaan sudah selesai maka panitia mencabut umbul-umbul dan alat-alat yang digunakan
untuk menunjang perlombaan. Para penonton pun sudah pulang, tapi dari kejauhan terlihat
ada sebuah mobil yang mengiringi salah satu pelari dan ternyata pelari itu adalah John
Stephen Aquari yang di tengah perlombaan tadi terjatuh dengan tertatih-tatih dan kaki yang
patah, dia terus berlari sambil menahan rasa sakit dan akhirnya dia sampai ke garis finish
dengan kaki yang berdarah-darah. Setelah sampai di garis finish, dia dikerumuni oleh banyak
wartawan, kamera-kamera dari stasiun TV seluruh dunia meliputnya. Ada seorang wartawan
yang bertanya kepadanya “kenapa kamu melanjutkan perlombaan ini? Seumpama kamu
berhenti pun pasti negara kamu akan memakluminya” lalu John Stephen Aquari menjawab
dengan lantang “saya dikirim oleh Negara saya bukan hanya untuk memulai perlombaan ini,
saya dikirim untuk mengakhiri perlombaan ini”. Selamat berefleksi, Tuhan memberkati.
Amin.
Mensyukuri Segala Hal Yang Allah Berikan

Filipi 2:12-15

Syalom jemaat Tuhan yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, kita patut
mengucap syukur karena Tuhan masih menjaga dan memberkati sehingga kita dapat
berkumpul di sini. Dalam bagian Firman Tuan ini, saya memberi tema ”mensyukuri segala
hal yang Allah berikan”. Jemaat di Filipi pada saat itu mengalami perpecahan yang
mengancam persekutuan orang-orang Kristen di sana. Oleh karena itu Paulus menulis surat
ini untuk mendorong mereka setia kepada Tuhan dalam persatuan dalam kasih, kerendahan
hati dan damai sejahtera saat itu. Didalam Filipi 2:12 berkata “Kerjakan keselamatanmu
dengan takut dan gentar”. Saudaraku sekalian, mengerjakan keselamatan dengan takut dan
gentar itu mengandung pengertian: bahwa keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita ini
harus kita kembangkan. Mengerjakan keselamatan itu bukan berarti kita mengusahakan
keselamatan dengan kekuatan kita sendiri! Sebab keselamatan itu hanya oleh anugerah
semata-matadariTuhan, bukan karena perbuatan baikkita !Jadi kalau kita mengerjakan
keselamatan, maksudnya kita mengembangkan anugerah yang Tuhan berikan, menggali
anugerah yang Tuhan sediakan, meraih anugerah berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi
kita.

Ayat 13 mengatakan ; “ karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik


kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Dan dijadikan landasan bahwa kita
tidak usah berbuat kebaikan. Pernyataan ini sangat menyesatkan, sebab kalau kita lihat ayat
berikutnya ayat 14 berkata ; “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan
berbantah-bantahan”. Jadi dari pihak kita harus ada langkah-langkah, dan kerelaan bukan
dengan paksaan. Hal ini berarti, saudara sekalian, Tuhan juga menuntut kita setiap individu
bertindak, tetapi bertindaknya harus rela. Sebab yang kita lihat tidak sedikit anak-anak Tuhan
bahkan yang sudah mengambil bahagian dalam pelayanan yang tidak berubah-berubah, sikap
hidupnya, cara hidupnya, perilakunya tidak semakin sempurna. Tetapi saudara-saudaraku
sekalian yang kekasih. Ini bukan sekedar menjadi baik karena umur dan pengalaman kita
sebagai orang Kristen harus benar-benar dapat makin memperagakan kehidupan Tuhan kita
Yesus Kristus, dan akhirnya kehidupan yang memperagakan kehidupan Tuhan Yesus tersebut
pasti akan berdampak bagi lingkungan dimana kita berada. Ini adalah Anugerah jadi ketika
seseorang mendapat panggilan untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Ia
harus menerima dan menyambut sebagai Anugerah bukan sebagai tekanan, bukan sebagai
beban, bukan sebagai satu hukum yang menyakitkan. Tetapi sebagai anugerah, Tuhan
menyediakan dibalik anugerah keselamatan tersebut kemungkinan-kemungkinan kita meraih
hal-hal yang indah.Oleh sebab itu, keselamatan itu tidak berhenti hanya ketika sampai dengan
mulut kita mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, lalu kita
menggulirkan dan menjalankan hari hidup kita sama seperti kita tidak mengenal-Nya,
kegerejapun hanya dalam rangka mendapatkan kemakmuran hidup, kesembuhan, pekerjaan,
jodoh.

Setelah kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat, kita masuk
kedalam proses bagaimana mengenakan pikiran dan perasaan Kristus. Hidup ini kita jalani
dengan tidak lagi memberi tekanan pada hal-hal untuk pemenuhan kebutuhan jasmani kita,
walaupun itu memang kita perlu dan butuhkan tetapi kita tidak perlu anggap itu penting.
Untuk itu seseorang harus mengerti kehidupan ini, artinya mengerti kebenaran mengenai
kehidupan ini, dan mengerti serta memahami dengan benar benar kehidupan ini. Supaya
kalau kita dengan rela memberi diri dibentuk oleh Tuhan untuk bisa mengenakan pikiran dan
perasaan Kristus dan menyelenggarakan hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan,
kita lakukan dengan sukacita.Demikian firman Tuhan yang dapat kita refleksikan.Amin.
“ Kejadian 2:18.

Tema : Hadir sebagai penolong dan pelengkap

Saudara/I yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus, Firman kita saat ini dari
Kejadian 2:18 munculkan satu pertanyaan untuk kita semua yaitu mengapa manusia tidak
bisa hidup sendiri? Mengapa manusia butuh orang didekatnya? Apa tujuan Tuhan
menciptakan manusia harus berpasang-pasangan?Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini
mari kita sama-sama lihat firman kita saat ini.

Dalam kitab Kejadian 2 ini membahas tentang Allah menciptakan langit dan bumi
serta isinya termasuk manusia. Dalam Proses penciptaan Allah, Allah melihat bahwa segala
sesuatu yang Allah ciptakan baik adanya. Jika kita lihat dalam kejadin 1 dan 2 di situlah
Allah menciptakan mulai dari hari pertama sampai hari keenam. Ada maksud baik mengapa
Allah menciptakan manusia pada hari terakhir, yaitu agar manusia dapat hidup dengan baik
dengan nyaman karena segala sesuatu telah Allah sediakan. Selain itu, manusia diberikan
tugas oleh Allah untuk menjaga dengan baik alam ciptaan Tuhan. Setelah Allah menciptakan
segala sesuatua termasuk manusia itu, Allah merasa bahwa masih ada yang kurang pas dan
belum lengkap, yaitu seperti bacaan kita tadi “ tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja.
Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia”. Lalu Allah membawa
kepada manusia itu segala binatang hutan dan burung-burung untuk manusia itu menamainya,
namun ternyata manusia merasa bahwa ia belum menemukan seorang penolong yang
sepadan. Lalu Allah menciptakan penolong yang sepadan dengan manusia itu yaitu seorang
perempuan.

Saudara/I yang saya kasihi, jika kita melihat kembali kejadian saat itu, ternyata
seorang laki-laki membutuhkan penolong yang pas dan sepadan oleh karena itu dia
memberitahukan hal itu kepada Allah sehingga Allah menciptakan baginya seorang
perempuan. Itu berarti bahwa laki-laki tidak bisa hidup sendiri, begitupun sebaliknya. Artinya
bahwa kita ada saat ini sebagai seorang laki-laki dan perempuan untuk saling menolong dan
melengkapi. Jadi tidak wajar dan tidak pantas jika seorang laki-laki menganggap dirinya
lebih hebat dari perempuan atau pun seorang perempuan menggap dirinya lebih hebat dari
laki-laki, karena kita diciptakan untuk saling melengkapi dan menolong, dan tidak ada
diantara kita yang sempurna. Hanya Allah saja yang sempurna.
Saudara/saudari, mari kita melihat kembali pertanyaan-pertanyaan kita di awal
khotbah, mengapa manusia tidak bisa hidup sendiri dan mengapa manusia membutuhkan
orang didekatnya dan apa tujuan Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan ?

Manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia membutuhkan orang lain. Tidak ada satu
orang pun di antara kita yang tidak membutuhkan orang lain. Jika kita merasa kita tidak
membutuhkan orang lain, maka tidak mungkin kita bisa ada saat ini. Kita hidup dalam
lingkungan sosial, kita hidup berdampingan dengan keluarga, teman, sahabat, kekasih dan
orang-orang di sekitar kita, dengan tujuan untuk kita saling melengkapi dan saling tolong-
menolong. Maka tujuan Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan adalah untuk saling
menolong-melengkapi kekurangan dan dapat menjadi teman dalam suka maupun duka.

Saudara/I, kita harus sadari bahwa kita tidak bisa sendiri, kita selalu membutuhkan orang
lain, dan yang terutama adalah kita selalu butuh Tuhan sebagai pemberi kekuatan dan berkat
dalam kita menjalani kehidupan bersama orang-orang yang kita kasihi dan cintai. Amin
Efesus 1:13-14, “Jaminan kita para pemuda Kristen adalah Roh Kudus”.

Shalom, selamat sore teman- teman semua yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus
Kristus. Kita saat ini masih berada dalam masa-masa Pentakosta (pencurahan Roh Kudus)
dan oleh karena itu saya mau mengajak kita untuk berefleksi karya-karya Roh Kudus yang
terus terjadi sampai dengan hari ini.

Tema yang akan menjadi perenungan kita hari ini adalah “Jaminan kita para
pemuda Kristen adalah Roh Kudus”. Pertanyaan yang muncul bagi kita semua
adalahsudah kita menerima Roh itu, dan sudahkah kita hidup sesuai dengan tuntunan Roh?
Mungkin jawaban yang spontan kita akan berikan adalah ya, saya sudah menerima Roh itu
ketika saya dibaptis dan ketika saya diperteguh dalam sidi baru. Namun, saya tidak bisa
bilang kalau saya sudah hidup sesuai dengan apa yang Roh itu mau karena saya mungkin
masih malas-malasan ke gereja, malas untuk ibadah pemuda, masih suka minum mabuk
sampai cari hal dengan orang lain.

Firman ini mau mengkonfirmasikan/menegaskan ulang bahwa Roh Kuduslah yang


dijanjikan Yesus kepada kita untuk memperbaharui kehidupan kita. Jadi langkah apa yang
harus kita buat untuk hidup sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Roh Kudus?Ada 2 hal
pokok mendasar yang kita akan renungkan bersama;

Pertama, kita harus mendengarkan Firman (baik dalam ibadah pemuda maupun
ibadah di gereja), kita tidak boleh malas untuk pergi ke ibadah-ibadah ataupun kita harus
membuat waktu khusus untuk bersaat teduh demi menjaga relasi kita dengan Allah. Karena
kalau kita malas sudah pasti bukanlah Roh Kudus yang bekerja di dalam diri kita melainkan
ada campur tangan dari kedagingan kita dan juga campur tangan si iblis (Mat.
26:41).Langkah kedua, penerimaan yang sungguh-sungguh kepada Yesus yang adalah
penebus satu-satunya dan percaya pada Roh Kudus yang dijanjikan untuk menemani kita di
dalam dunia ini. Langkah kedua ini tentu sudah kita terima, ketika kita dibaptis dan
diperteguhkan iman kita ketika menjadi anggota sidi baru. Namun sering kali kita lihat itu
sebagai sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengetahui pemaknaannya sampai apa yang
harus dilakukan ketika semua itu sudah dilaksanakan. Sehingga kita akan menjalani hidup ini
dengan masa bodoh (mau bikin apa na bikin, toh beta su baptis, su sidi jadi pasti beta Tuhan
kasih selamat). Kita sudah menerima keselamatan sebelum kita berbuat baik. Saat kita
berbuat baik dan hidup sesuai dengan perintah Tuhan, lakukan sebagai wujud syukur
terhadap keselamatan yang Allah berikan. Jadi intinya ketika kita tidak berbuat apa yang
dituntun oleh Roh Kudus, sebenarnya kita adalah manusia yang tidak tahu berterima kasih.

Orang Kristen mempunyai satu meterai dari Allah yakni di dalam Yesus yang sudah
rela memberikan diri-Nya untuk menanggung semua kutuk dosa, dan yang menyelamatkan
kita dari kebinasaan dan murka Allah itu dan melalui karya Roh Kudus yang terus
memperbaharui kehidupan kita, hingga kita menjadi milik Allah sepenuhnya(ayat 13).

Untuk menjawab pertanyaan kita diawal perenungan ini, saya mau bilang kita semua
telah menerima Roh Kudus melalui sakramen-sakramen yang telah kita lakukan selama ini,
namun kita adalah manusia yang berdosa dan masih terikat dengan daging maka kita belum
bisa mengikuti apa yang Tuhan mau secara sempurna, tetapi ada satu jaminan yang membuat
kita akan menjadi sempurna, sehingga menjadi milik Allah sepenuhnya yaitu Roh Kudus.
Oleh sebab itu mintalah pimpinan Roh Kudus dalam setiap langkah kehidupan kita dan selalu
mendekatkan diri dengan Tuhan melalui Firman-Nya dan doa-doa kita setiap hari.Kiranya
Roh-Nya menolong kita untuk melakukan firman-Nya.Amin.
YEREMIA 1:4-10,

Yang dikatakan berbahagia adalah setiap kita yang mendengar Firman dan melakukannya
dalam kehidupan kita setiap hari. Syalom, saudara/i yang dikasihi dalam Tuhan kita Yesus
Kristus, topik firman Tuhan yang mau kita pelajari adalah “Yeremia Dipanggil dan Diutus”.
Nahyang menjadi pertanyaan bagi kita adalah

1. Siapakah Yeremia ini?


2. Mengapa Yeremia yang dipanggil dan diutus?

Dari pertanyaan-pertanyan di atas kita akan melihat beberapa pokok penting yang sudah
saya siapkan

Allah memanggil seseorang untuk menjadi iman itu tidak ada syaratnya
Yeremia adalah anak dari seorang Iman yang bernama Hilkia, Yeremia keturunan dari
Abyatar, yang juga seorang iman. Yeremia mengenal dengan baik nubuat-nubuat para
pendahulunya, terutama Hosea. Hal ini bisa membuktikan bahwa keluarga Yeremia
adalah keluarga yang mempertahankan terang nubuat dalam masa kegelapan. Apakah
dari latar belakang ini Yeremia diangkat menjadi raja? Tidak! Karena Panggilan atau
pilihan Allah itu tidak tergantung pada status, pendidikan dan latar belakang
keluarganya. Tetapi oleh kehendak Allah, Ia memilih Yeremia yang menjadi Iman
dari banyak anak-anak yang lain. (ayat 5), Saudara-saudara yang dikasihi dalam
Tuhan, hal yang paling menarik yang dikatakan Allah ketika memilih Yeremia
menjadi Iman adalah Allah telah mengenal, menguduskan dan menetapkan Yeremia
menjadi iman. Kata-kata ini sebenarnya memiliki arti atau makna yang sangat dalam.
Ini berarti bahwa Allah mengerti siapakah kita yang sesungguhnya. Jadi di antara
teman-teman, jika Allah mau memilih dan memakai teman-teman sesuai dengan
talenta teman-teman masing-masing. Itu berarti bahwa, teman-teman jangan ragu lagi
seperti Yeremia yang masih memepersoalkan masa mudanya. Tetapiterimalah
panggilan itu karena Allah telah mengenal saudara dengan baik sehingga Dia mau
memilih saudara.
Panggilan Allah itu mempunyai suatu tujuan.
Tujuan dari teman-teman sekolah adalah untuk belajar dan bisa mendapat kesuksesan
yang baik. Allah tidak pernah mengutus para iman tanpa tujuan. Tapi Allah
memanggil dan mengutus mereka dengan suatu tujuan yang baik. Apakah kita
meresponi tujuan Allah? Ingat panggilan Allah memiliki tujuan kepada kita semua.
Setiap orang yang diutus oleh Allah tidak akan terlepas dari penyertaan Allah.
Sodara yang dikasihi dalam Tuhan, Yeremia adalah seorang yang masih sangat muda.
Sehingga ketika Allah memanggilnya ia memberi alasan kepada Allah bahwa ia
masih muda dan tidak pandai berbicara. Dengan demikian Yeremia tetap taat kepada
perintah atau panggilan Allah. Dalam melakukan pelayanan, Yeremia mengalami
banyak sekali tantangan hidup tetapi ia tidak putus asa dan tetap melayani Tuhan
karena ia tau dan percaya bahwa Allah akan terus menyertainya. Saudara-saudara
yang dikasihi di dalam Tuhan, kita perlu seperti Yeremia yang taat kepada panggilan
Allah walaupun di dalam pelayanan kita ada banyak sekali tantangan yang kita hadapi
namun kita perlu ingat bahwa setiap tugas Allah yang kita lakukan ada berkat dibalik
semua itu. Untuk itu kalau Allah memanggil kita untuk melayani (di mana saja) maka
melayanilah dengan sungguh-sungguh karena Allah sendiri berfirman bahwa Ia akan
menyertai kita. Selamat melayani Tuhan dan jadilah alat di dalam tangn Tuhan. Amin.
Markus 12:13-17, “Akulah Gambar-Nya”.

Shalom teman-teman sekalian, kita bersyukur karena dari semua aktivitas dan
kegiatan, Tuhan masih berikan kesempatan kepada kita untuk bisa berkumpul dalam ibadah
pemuda saat ini. Semoga kita semua merasakan sukacita saat berada bersama dalam
persekutuan ini. Firman yang menuntun kita pada perenungan saat ini dari Markus 12:13-17
dengan tema penuntun bagi kita adalah Akulah gambar-Nya. Pertanyaan bagi kita semua,
siapa yang menjadi gambar-Nya? Dan apa kaitan “Gambar” dengan firman yang saat ini akan
kita dengarkan? Untuk menjawab pertanyaan ini maka mari kita melihat isi firman kita pada
saat ini.

Teman-teman yang dikasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus, dalam KBBI pajak
merupakan pungutan wajib, yang biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk
sebagai sumbangan wajib kepada Negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan,
pemilikan, harga beli barang dan sebagainya. Pajak juga berlaku dalam kekaisaran Romawi,
pada saat itu Kaisar Tiberius menjadi kaisar yang berkuasa dan wajahnya berserta
namanyalah yang ada dalam uang logam di Palestina. Melihat kekuasaan ini membuat orang
Farisi dan Herodian berinisiatif untuk menjerat Yesus dengan pertanyaan dan jikalau Ia
berkata salah maka Ia akan dilaporkan kepada orang-orang Romawi dan akan diadili. Mereka
bertanya tentang apakah diperbolehkan untuk membayar pajak kepada kaisar ataukah tidak?
Tetapi rupanya Yesus mengetahui maksud jahat mereka sehingga dalam ay. 15-17 Yesus
menjawab dengan menunjukan gambar Kaisar yang ada dalam uang logam tersebut
menunjukan bahwa itu merupakan kepemilikian kaisar, dan Yesus mau menekankan tentang
apa yang menjadi milik kaisar, kembalikanlah kepada kaisar dan apa yang menjadi milik
Allah maka kembalikanlah kepada Allah. Teman-teman semua, masyarakat kuno selalu
memegang tiga prinsip yang berkaitan dengan uang logam, yang pertama adalah uang logam
merupakan lambing kekuasaan, karena jika seseorang menaklukan suatu bangsa maka yang
pertama yang ia lakukan adalah dengan menerbitkan uang logamnya sendiri. Yang kedua,
dimana uang logam itu berlaku maka disitu kekuasaan raja diakui, karena kekuasaannya
diukur dengan seberapa besar wilayah yang menggunakan uangnya. Dan yang ketiga, karena
gambar dan nama yang tertera dalam uang logam menunjukan kepemilikan pribadi dari
kaisar. Dari hal ini juga Yesus mau menyatakan kepada mereka semua pada saat itu bahwa
uang itu merupakan milik kasiar maka berikanlah kepada kaisar. Semakin menjadi menarik
disini karena dalam ay. 17 itu Yesus menyatakan dengan tegas bahwa berikan kepada kasiar
apa yang menjadi miliknya dan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah. Nah teman-
teman, lalu apa yang menjadi milik Allah? Yang menjadi milik Allah disini yang Yesus
rujukan itu adalah kita sebagai manusia. Kita yang diciptakan seturut dan segambar dengan
rupa Allah. Hal ini rupanya menjadi teguran keras bahwa jika sebagai manusia kita taat untuk
membayar dan mengembalikan apa yang menjadi milik Kaisar, maka kita juga haruslah
mengembalikan apa yang menjadi milik Allah. Yang menjadi milik Allah ialah kita, dengan
demikian kita haruslah memberikan kembali hidup kita kepada Pemilik sesungguhnya. Bukan
kepada dunia ini, akan tetapi kepada Allah Sang Pencipta.

Teman teman sekalian, pembahasan kita secara tidak langsung sudah menjawab
pertanyaan diawal Khotbah, yaitu kita adalah “Gambar Allah”, kita yang diciptakan ini
merupakan gambaran Allah, firman Tuhan saat ini juga mengingatkan kepada bahwa Allah
menciptakan kita segambar dan serupa dengan Dia, sehingga tidak ada alasan untuk kita tidak
mengakui bahwa kita bukan milik Allah. Kita adalah “Gambaran Allah” maka berikan
seutuhnya hidup kita dan nyatakanlah kepada dunia, sebagai seorang muda kita merupakan
milik Allah, berikan kehidupan kita, talenta kita, waktu kita, pergaulan dan kebebasan kita,
bahkan cinta kita kepada Tuhan, karena kita milik-Nya. Untuk itu, sangat perlu kita untuk
mengenal pemilik kita. Kita sebagai gambaran Allah juga mendapatkan teguran yang keras
dalam menjalani hari-hari hidup kita saat ini, apakah kita sudah memberikan kepada Allah
apa yang menjadi milik Allah, ataukah kita masih mempertahankan segala apa yang bukan
milik kita? Marilah kita pulang dan selalu mau belajar memberi diri, masa muda dan
kehidupan seutuhnya kepada pemilik kehidupan kita. Biarlah dalam setiap harinya kita, kita
mau belajar untuk lebih mengenal pemilik kita. Kiranya Sang Pemilik Kehidupan selalu
memberkati kita dengan Firman-Nya.Amin.
MATIUS 18:6-10, “Jangan Jadi Penyesat”.
Syalom pemuda dan pemudi kristen yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus.Kita
patut bersyukur kepada Tuhan Yesus karena kita masih di berikan kesempatan untuk
bersama-sama di tempat ini untuk beribadah kepada Tuhan.Saudara/saudari yang di kasihi
oleh Tuhan kita Yesus Kristus, sebelum masuk dalam perenungan kita, ada satu pertanyaan
bagi kita semua, apakah ada diantara kita yang pernah tersesat? Entah itu tersesat karena
mencari jalan atau alamat dan apa yang kita rasakan apabila kita tersesat?Jika ada diantara
kita yang pernah tersesat maka kita pasti akan marah karena tidak menemukan jalan atau
alamat yang kita cari dan akan muncul berbagai macam pengeluhan dari kita karena sudah
kehabisan waktu dan tenaga yang terbuang percuma.
Saudara/saudari yang di kasihi oleh Tuhan Yesus, pada bacaan ini Yesus mengajarkan
kepada kita bahwa untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga itu tidaklah mudah karena apabila
ingin masuk ke dalam Kerajaan Sorga maka seseorang harus bertobat dan bersikap rendah
hati dalam hidupnya seperti seorang anak kecil yang menghormati, takut dan masih
bergantung kepada orang tuanya.Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kepada murid-muridNya
agar tidak menyimpang dari pengajaran yang benar. Patuh dan tunduk kepada Allah dan
melakukan kehendak Tuhan Yesus sebagai pribadi yang memelihara kekudusan dan menjadi
teladan dalam iman.
Saudara/saudarai yang di kasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, firman yang telah
disampaikan kepada kita pada saat ini, mengatakan bahwa lebih baik masuk sorga dalam
keadaan cacat, yaitu kehilangan mata dan kaki dari pada memiliki tubuh yang lengkap tetapi
penuh dosa. KarenaTuhan Yesus akan marah jika seseorang mengajarkan ajaran yang tidak
benar, ajaran yang tidak sehat atau ajaran yang hanya mengandalkan kemampuan sendiri.
Lalu ada pertanyaan, mengapa Yesus memperingati mereka? Karena Yesus sangatlah
menghargai orang yang masih lemah imannya, oleh karena anak-anak ini sangat mudah
untuk diajar dan akan menerima segala sesatu yang diajarkan karena kepolosan mereka. Jika
pada awalnya mereka sudah ditanamkan dasar yang salah maka mereka akan menyimpang
dan bahkan bisa menjadi penyesat-penyesat yang baru. Orang-orang seperti ini atau anak-
anak adalah calon generasi yang baru yang memiliki banyak potensi, sehingga haruslah
diarahkan untuk melakukan kebaikkan.
Tuhan Yesus sendiri berbicara tentang kekudusan hidup yangmenyeluruh, karena
Tuhan Yesus tidak mau ada dosa sekecil apapun saat seseorang ingin masuk ke dalam
kerajaan sorga. Lebih baik kehilangan sebagian dari anggota tubuh kita seperti yang ada di
dalam firman ini, dan mau menyampaikan kepada kita bahwa untuk masuk ke dalam
kerajaan sorga atau mau menjadi pengikut juruselamat dan masuk dalam kekekalan hidup
bersama Bapa di Sorga itu tidaklah mudah, karena kita diminta untuk membayar suatu
keselamatan itu dengan ketaatan mutlak yang hanya sepenuhnya kepada Allah saja.
Saudara/saudari, kira-kira hal apa saja yang bisa dapat menyesatkan kita ? Penyesatan
dalam dunia ini memang harus ada, namun celakalah orang yang mengadakannya atau
melakukan penyesatan itu terutama kepada orang-orang yang sederhana atau orang-orang
yang baru saja bertobat.
Ada berbagai macam hal yang dapat menyesatkan kita, contohnya seorang teman kita
mengajarkan atau mengajak kita agar tidak perlu ke Gereja atau tidak perlu untuk datang
beribadah dan lebih baik tinggal saja di rumah karena di rumahpun kita bisa beribadah.
Tidak ada satu ajaranpun dalam alkitab yang berbicara atau mengajarkan seperti itu, karena
sebenarnya hal itu hanyalah sebuah alasan yang disampaikan untuk menutupi kemalasan
seseorang untuk beribadah atau datang kepada Tuhan. Dengan beribadah kepada Tuhan
maka itu menunjukkan bahwa kita tidak menyianyiakan kasih yang telah Allah berikan
kepada kita. Firman ini juga mengingatkan kita untuk tidak mengambil jalan hidup yang sesat
atau hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri atau kekuatan dunia, karena apabila kita
mengatakan bahwa kita bisa hidup tanpa campur tangan Tuhan atau tanpa mengandalakan
Tuhan dalam hidup maka sudah pasti bahwa itu merupakan jalan atau langkah yang sesat di
hadapan Tuhan. Oleh karena itu, kita harus mampu untuk mengendalikan diri kita agar
jangan menjadi batu sandungan bagi orang lain. KarenaAllah berkenan kepada mereka yang
mau mengandalakan Tuhan dalam hidup mereka, tidak menjadi penyesat bagi orang lain
melainkan mengarkan hal yang baik karena Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan
yang hilang. AMIN....
1 Petrus 3:8-12, “Masa Muda Yang Berkenan Kepada Allah”.

Syalom bagi kita semua!

Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan Firman Tuhan untuk kita renungi
bersama berdasarkan teks yang telah dibaca yaitu 1 Petrus 3:8-12. Untuk memulai khotbah
saya, saya memilih tema sebagai titik berangkat kita dalam merenungkan Firman
Tuhan.Tema yang saya pilih adalah “masa muda yang berkenan kepada Allah”. Saya memilih
tema ini karena beberapa alasan. Yang pertama, karena ini ibadah pemuda yang peserta
ibadahnya adalah pemuda dan pemudi. Kedua, saya melihat kehidupan masa muda sekarang
yang sangat beragam dan bervariasi dalam banyak hal. Alasan ketiga, saya ingin untuk kita
sama-sama tahu masa muda yang kita jalani sekarang ini sudah di tahap mana. Untuk
menuntun khotbah ini, saya memiliki satu pertanyaan yang bisa kita renungkan bersama yaitu
bagaimana atau syarat apa untuk hidup yang berkenan kepada Allah? Untuk menjawab
pertanyaan ini, mari kita kembali pada teks Petrus 3:8-12.

Saudara/i yang dikasihi Kristus. Petrus merupakan salah satu rasul Yesus Kristus
(1:1). Kisah panggilan Petrus, dapat kita lihat bersama dalam Kis. 1:15 dst. Di antara para
rasul, Petrus adalah rasul yang pertama dihubungkan dengan penginjilan kepada bangsa-
bangsa non-Yahudi. Hal ini terjadi tentu karena kehendak Allah terhadap dirinya sendiri.
Petrus yang kita bicarakan saat ini tentu adalah sosok yang berbeda dengan Simon Petrus
murid Yesus. Kita harus tahu agar tidak salah dalam mengetahui antara Petrus murid Yesus
dan Petrus rasul Yesus. Petrus menuliskan surat ini pada masa-masa sulit jemaat mula-mula
yang mengalami siksaan dan penderitaan. Petrus menuliskan surat ini sebagai bentuk upaya
penguatan kepada jemaat yang mengalami penderitaan. Kalau zaman sekarang anak muda
galau atau merana, merasa disakiti tempat terbaik untuk melampiaskan itu adalah media
sosial, facebook, whatsapp, IG dan lain sebagainya. Dengan menyalurkan rasa penderitaan di
status mungkin itu akan membawa kelegaan untuk beberapa orang. Berbeda dengan Petrus.
Tentu dulu belum ada teknologi seperti sekarang sehingga cara semacam itulah yag
digunakan oleh rasul Petrus. Karena mengalami penderitaan, jemaat berusaha dikuatkan
dengan tetap saling mengasihi, saling menjaga karena dengan demikian mereka akan
diberkati. Kita harus sadari juga bahwa sejak zaman Alkitab orang-orang yang ikut dan
percaya pada Kristus itu mengalami penderitaan yang luar biasa.Saya rasa hingga sekarang
mungkin kita masih mengalami, namun dengan penderitaan yang berbeda dan tingkat yang
berbeda pula. Jemaat mula-mula yang hidup dengan keterbatasan dan menderita diharapkan
untuk saling peduli satu dengan yang lain dan tetap bersatu. Dengan begitu, mereka akan
tetap kuat dan tetap bertahan walaupun dalam keadaan yang menderita.

Saudara/i yang dikasihi Kristus. Sekarang ini kita hidup di zaman yang sudah lebih
enak, lebih mudah, dan serba instan. Istilah kerennya itu zaman now atau zaman milenial.
Kita adalah anak-anak generasi milenial yang hidup dalam banyak kemudahan. Namun, di
zaman now ini juga tidak bisa kita hindari, bahwa masih banyak suadara-saudara kita di luar
sana yang hidup menderita, didiskriminasi, terpinggirkan dan lain sebagainya. Mungkin
bukan hanya mereka di luar sana yang mengalami penderitaan tapi di antara kita mungkin
juga ada. saudara/i yang dikasihi Kristus. Di awal khotbah tadi saya mempunyai satu
pertanyaan yaitu bagaimana atau syarat apa untuk hidup yang berkenan kepada Allah? Hidup
yang berkenan kepada Allah itu seperti pada teks yang telah kita baca. Saling mengasihi,
menyayangi, rendah hati, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, jangan menipu,
melalukan yang baik dan meninggalkan yang jahat dan mencari perdamaian. Dengan
melakukan hal-hal seperti itu, berkat Allah akan selalu menyertai kita. Saya rasa untuk
melakukan ini tidak memerlukan biaya, uang, tenaga atau bisa dibilang ini merupakan
kewajiban yang patut dilakukan.

Untuk mengakhiri khotbah ini saya memiliki satu cerita.Cerita ini tentang relasi antara
seseorang dengan Tuhan. Suatu ketika, Tuhan mendatangi seorang anak dan berkata padanya,
hai anak maukah kau melayani-Ku? Anak itu menjawab, Tuhan, sekarang saya belum bisa
melayani Engkau karena saya masih anak-anak, nanti saja kalau saya sudah dewasa. Pergilah
Tuhan dan kembali beberapa waktu kemudian. Tuhan mendatanginya lagi dan kembali
bertanya, maukah kau melayani-Ku? Anak itu sudah dewasa dan dia menjawab, belum bisa
Tuhan karena saya masih mengurus banyak hal. Kuliah, kerja, jodoh dan lain-lain. Nanti
saja .Tuhan pergi dan kemudian kembali lagi di waktu dia sudah tua. Kembali lagi Tuhan
bertanya, maukah engkau melayani-Ku? Dia menjawab, Tuhan saya ini sudah tua dan sakit-
sakitan mana mampu saya melayani Engkau dengan keadaan seperti ini? Namun Tuhan
kembali bertanya padanya, maukah engkau melayani Aku? Dia pun menjawab, baiklah
Tuhan, jika Engkau masih mengizinkan aku untuk melayani-Mu akan kulakukan sepenuh hati
ku. Dari cerita ini juga saya memiliki refleksi, Tuhan tidak pernah menutup diri-Nya untuk
kita. Malahan kita diberikan kebebasan untuk memilih. Jadi, marilah kita bertindak seperti
rasul Paulus yang memberikan penghiburan dan kebaikan kepada orang lain yang mengalami
penderitaan. Kiranya firman Allah memberkati kita. AMIN.
Matius 18:12-14, “kita berharga dimata Tuhan“.

Syalom,saudara/saudari yang dikasihi oleh Tuhan. Dalam pembacaan ini tema yang
saya siapkan untuk menghantar renungan yaitu: “kita berharga dimata Tuhan“Berdasarkan
teks ini, kita akan melihat dan membaca bersama pada ayat (13) dan Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor
itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Dari pernyataan ini
mengapa Allah tidak membiarkan dombanya hilang atau tersesat, mengapa Yesus harus
mencari domba yang hilang itu?

Saudara/saudari yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus. Perumpamaan ini
sebagai suatu gambaran terhadap kehidupan yang masih jauh dari Tuhan. Katadomba
diumpakan sebagai umat yang dikasihi, karena setiap orang berharga dihadapan Allah. Dalam
kehidupan kita sebagai orang muda cenderung kita ada dalam posisi seperti domba yang
hilang ini. Misalnya, malas beribadah jauh dari persekutuan. Yesus tidak mau anak-anak-Nya
tersesat. Ia mau supaya anak-anaknya hidup dalam persekutuan dan juga mengandalkan Dia
sebagai Gembala yang baik. Sebagaigembala ia harus menjaga domba-domba tentunya.
Seoranggembala ia tidak rela membiarkan dombanya hilang pasti ia akan berusaha untuk
mencari dan menemukan. Demikianjuga dengan Yesus yang diumpakan sebagai gembala, ia
tidak membiarkan umatnya sesat atau hilang. KarenaYesus mengasihi umat-nya Yesus tidak
mau kita binasa. Karenabagi Yesus salah satu diantara jiwa yang hilang sangat besar
harganya. YangYesus inginkan dari kita adalah perilaku dan kehidupan kita sebagai orang-
orang muda harusnya menjadi berkat bagi sesama. Caranyaialah menjaga hati dan pikiran
yaitu terus di isi dengan kebenaran Allah. Dengandemikian spritualitas kita menjadi baik dan
iman kita akan bertumbuh.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan. Dalam masa muda banyak godaan yang
kadang membuat kita bisa meninggalkan Tuhan. Carayang harus kita lakukan yaitu baca
Alkitab dan berdoa adalah kunci orang percaya. Janganlah kita membiarkan diri ini dalam
melakukan hal-hal duniawi karena karena kita berharga di dihadapan Allah. Untukitu
janganlah kita mengabaikan doa, dan baca firman Tuhan. Jikakita tetap dalam kebiasaan ini
jelas iman kita tidak akan bertumbuh. Sedangkankita adalah generasi-generasi masa depan
gereja yang semestinya mempersiapkan diri dengan terus belajar kebenaran Firman Tuhan.
Supayakedepannya dapat kembangkan spritualitas iman dalam gereja dan pribadi kita pun
akan menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Paulus mau menasehatkan pada kita yang
adalah orang muda bahwa hidup dan kehidupan kita berharga dimata Tuhan. Untukitu
tetaplah setia dan mencari Dia yang adalah Gembala, yaitu dengan setia bukan saja setia
dalam ibadah tetapi setia dalam melakukan hal-hal baik.KiranyafirmanNya memberkati kita.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai