Anda di halaman 1dari 4

Tema : “Yang Muda yang Jadi Teladan”

Ayat Pokok : 1 Timotius 4: 12


Shalom…. Sobat Teens semua yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sore hari ini kita
akan kembali belajar kebenaran Firman Tuhan yang terambil dari 1 Timotius 4:12, dengan tema
“yang muda yang jadi teladan” mari kita sama-sama membaca dari 1 Tim 4:12.
1 Timotius 4:12 (TB) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Pendahuluan
Demikian Firman Tuhan, berbahagialah setiap orang yang mendengar, menyimpannya di dalam hati
serta melakukannya di dalam hidupnya tiap-tiap hari. Sesuai dengan tema kita pada hari ini ialah
yang muda yang jadi teladan, Apa Itu Teladan itu ialah sifat dan sikap yang baik, yang patut di tiru
dan patut menjadi contoh. Dan sekarang apa hubungan seorang muda dengan menjadi contoh..???
bukankah orang muda itu sering identik dengan tidak berpengalaman, pengetahuannyapun masih
kurang bila di banding dengan orang yang lebih tua, namun mengapa orang muda harus menjadi
teladan…..?????. bila kita memperhatikan tentang siapa Timotius ini… dia adalah seorang yang
masih sangat muda, dia adalah anak rohani dari Paulus (1 Timotius 1:2), namun dalam suratnya
meminta Timotius untuk menjadi teladan. Oleh karena itu mari kita sama-sama memperhatikan ayat
12 itu, disitu dikatakan “janganlah seorangpun menganggap engkau rendah, atau dapat kita katakan
janganlah seorangpun memandang remeh engkau, karena memang Paulus mengasihi Timotius
sebagai anak dan dia tidak mau kalau Timotius di rendahkan, di pandang remeh. Demikian juga kita,
tidak seorangpun ingin di pandang rendah, ingin di remehkan, termasuk orang muda, semua orang
ingin di hargai. Namun tidak semua orang tahu bagaimana agar ia di hargai. Saya beri contoh….
Orang muda punya kecenderungan ingin di hargai, ingin di akui namun tidak pernah mau
menunjukan sikap atau sifat yang menunjukan bahwa ia dewasa, ia layak di hargai. Di dunia saja
orang menilai harga suatu barang dari kualitasnya, jika berkualitas tinggi pasti akan di hargai tinggi
juga, demikian kita sebagai orang muda, jika ingin di hargai… tunjukanlah bahwa kamu itu pantas di
hargai, lewat sikap, lewat sifat kita yang menunjukan bahwa sekalipun kita masih muda namun
pantas di hargai.

Siapakah Timotius?
Sebelum kita belajar nasehat yang indah tentang bagaimana seorang pemuda harus dapat
menjadi teladan,mari kita mengenal lebih dahulu siapakah Timotius itu. Dia adalah anak yang lahir
dari perkawinan campuran. Ibunya seorang wanita Yahudi dan ayahnya seorang Yunani. (Kisah
16:1,II Tim 1:5).. Dia menjadi Kristen ketika Paulus dalam safari penginjiannya pertama mengunjungi
Listra.. Timotius kemudian menjadi murid dari Paulus.
Dari arti namanya, Timotius artinya orang yang saleh, orang yang menghormati Tuhan.
Timotius memang layak menyandang gelar itu, karena sejak kecil ia sudah mengenal ajaran-ajaran
firman Tuhan. Ibunya Eunike yang adalah seorang Yahudi asli tentu sangat berperan dalam
membentuk kepribadian dan karaketer Timotius sehingga menjadi orang yang memahami kitab suci
dan hidup dalam ketaatan kepada hukum-hukum Tuhan. Selain itu neneknya yang bernama Louis
juga ikut berperan dalam mmbangun jati dirinya sehingga menjadi pribadi yang teguh dalam iman.
Paulus dibesarkan dan tinggal di Listra, suatu daerah di Propinsi Kilikia.

Jadi yang #Mengapa Kita Harus Menjadi Teladan yaitu:


*karena dengan menjadi teladan, kita tidak akan di pandang remeh. Sekalipun masih muda namun
jika kata-katanya dewasa, sikapnya lemah lembut dan punya prinsip hidup yang baik pasti akan di
hargai dan tidak akan di pandang remeh hanya karena umurnya masih muda.
*menjadi teladan adalah perintah: kata jadilah teladan ini, di tulis dalam bentuk perintah, karena
memakai bentuk kata kerja yang mau atau tidak mau harus di lakukan dengan indikasi waktu
sekarang. Artinya menjadi teladan adalah keharusan bagi setiap kita dan harus di lakukan sekarang,
bukan tunggu nanti kalau moodnya lagi enak, saya mau menjadi teladan, kalau situasinya
mendukung berarti saya mau menjadi teladan. Yang benar ialah harus menjadi teladan dan itu
dimulai dari sekarang.

Dan sekarang…#Bagaimana agar kita menjadi teladan…???


1. Jaga perkataanmu: banyak ayat fiman Tuhan yang menunjukan bahwa perkataan itu mempunyai
pengaruh yang sangat besar, seperti contoh Abraham, yang adalah partner Allah yang mendengar
suaranya langsung, namun tidak memakai perkataan yang baik, akibatnya dia tidak masuk ke tanah
perjanjian, bisa kita lihat dalam Bilangan 20:8,10. Musa hanya di perintahkan Tuhan untuk
mengumpulkan orang Israel di depan bukit batu dan mereka akan mendapat air, namun yang Musa
lakukan sebelumnya ia mencaci orang Israel terlebih dahulu “hai kamu orang2 durhaka” memang
orang Israel keras kepala namun bukan alasan untuk mencaci mereka, sehingga Tuhan berkata,
Musa kamu tidak menghormati kekudusanKu. Mari kita membaca Efesus 4:29, Efesus 5:4, kedua
bagian firman Tuhan ini berbica soal bagaimana menggunakan kata2 yang baik yang memberkati,
dan mari kita lihat satu bagian firman Tuhan lagi yaitu Matius 7:12. Ayat ini menunjukan bahwa
standar yang kita pakai dalam menilai atau bertindak kepada orang lain akan di pakai kepada kita
dan bila kita memahami kebenaran ini, saya yakin kita akan lebih banyak berpikir sebelum berbicara.
2. Menjadi teladan dalam perbuatan/ tingkah laku (Titus 2:6-7)
3. Menjadi teladan dalam kasih: berbicara tentang menjadi teladan dan hubungannya dengan kasih
sudah tentu kita tidak akan melupakan prinsip-prinsip kasih yaitu mengasihi Allah dan mengasihi
sesama. Namun ada satu bentuk kasih yang memang sering di salah artikan orang, ialah teguran:
Matius 18:15, berkata jika saudaramu berbuat dosa tegorlah dia di bawah empat mata dan banyak
lagi ayat firman Tuhan yang berbicara tentang menegur mereka yang salah. Dan konsep kita
kebanyakan bahwa kasih itu berarti memberi, memuji dan sebagainya, teguran lebih identik dengan
kebencian sehingga ketika kita di tegur, bukanya menjadi baik malah yang ada timbul kebencian dan
ada satu kata mutiara yang baik untuk itu ialah “kita cenderung lebih memilih di hancurkan oleh
pujian daripada di selamatkan oleh kritikan. Oleh karena itu sebagai bentuk kasih kita juga harus
berani menegur yang salah karena kita mengasihi dan ingin ia menjadi lebih baik, namun tentunya
setelah menegur kita juga harus memberi solusi.
4. Menjadi teladan dalam Kesetiaan: kata setia ini identik erat hubungannya dengan tanggung
jawab, oleh karena itu bagaimana menjadi teladan dalam kesetiaan ialah sikap bertanggung jawab
kepada Allah dengan sikap hidup kita yang berkenan kepada Allah dan bertanggung jawab kepada
sesama lewat melakukan dengan baik apa yang di percayakan kepada kita dan Galatis 5:22 mencatat
kesetiaan itu adalah salah satu bentuk dari buah Roh.
5. Menjadi teladan dalam kesucian: bicara soal kesucian dan kekudusan hidup, seringkali menjadi
hal yang tidak menarik bagi sebagian orang. Karena ada orang yang beranggapan bahwa yagn harus
hidup kudus itu hanya hamba Tuhan, kita masih hidup di dunia jadi wajar saja kalau kita masih
berdosa. Ini pencapat yang salah, karena apa dalam Lukas 1:73-75, di situ berbicara bahwa Allah
mengaruniakan keselamatan kepada kita supaya kita yang berdosa ini dapat beribadah kepadaNya
dan hidup dalam kekudusanNya. Ini tujuan Allah dalam karya penyelamatan yaitu bahwa kita dapat
hidup kudus di hadapanNya dan 1 Petus 1:15,16 berkata kamu harus kudus karena Aku kudus. Kalau
ada yang berkata…. Hidup kudus itu sulit sekali, iya benar.. sangat sulit dan karena sulit kita
membutuhkan anugerah dan pertolongan Tuhan untuk memampukan kita hidup kudus sebab jika
kita melakukan tanpa mengandalkan pertolongan Tuhan maka kita akan menjadi sombong rohani,
sebab itu tetaplah berusaha untuk hidup kudus dengan senantiasa meminta pertolongan Tuhan.

PENUTUP
Stanley Jones, seorang misionari yang melayani di India suatu hari bertemu dengan
Mahatma Gandhi dan dia tahu Gandhi menyimpan selipan “Khotbah Tuhan Yesus di Bukit.” Yang
selalu dibacanya setiap hari.
Jones bertanya, “Mahatma, dapatkah anda memberikan saran bagaimana agar kekristenan bisa
lebih diterima oleh orang India?”
Saudara tahu apa jawab Mahatma Gandhi? Ia mengatakan, “Saya percaya orang India akan
banyak menerima kekristenan hanya dengan simple saja, please you all christians live like Christ.”
Ini adalah sebuah kalimat yang indah luar biasa yang keluar dari mulut seorang non-kristen sekaligus
tamparan telak di wajah kita. Benar, saat ini cukup banyak gereja yang mengajar jemaatnya untuk
mengejar harta dunia dan tidak pernah mengajar untuk mengejar karakter Kristus, sifat-sifat Kristus
dalam hidupnya. Dan secara psikologis hal ini dapat dijelaskan yaitu umumnya tidak ada manusia
yang suka ditegur, dikoreksi tapi manusia senang jika mendengar janji-janji. Martin Luther pernah
mengatakan: “A religion that gives nothing, costs nothing, and suffers nothing, is worth nothing.”
Artinya mengikut Yesus harus siap membayar harga. Tanpa menyangkal diri dan pikul Salib,
kekristenan tidak berarti apa-apa.
Oleh karena itu di akhir renungan ini saya mau mengingatkan kepada kita sekali lagi bahwa
kita harus menjadi teladan, pemakaian kata harus menunjuk kepada suatu tindakan yang tidak boleh
tidak kita lakukan yaitu menjadi teladan baik dalam perkataan,kasih, kesetiaan dan kesucian hidup
dan itu harus terus kita lakukan sekarang dan terus di lakukan. Mari kita berusaha untuk menjadi
teens yang berkarakter Kristus. JADILAH GENERASI TELADAN..SUPAYA NAMA TUHAN
DIPERMULIAKAN TUHAN MEMBERKATI. Tetap Semangat. MENJADI TELADAN. Amin… firman Tuhan
dan Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.

Anda mungkin juga menyukai