BUKU GURU
DIREKTORAT JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA 2018
KATA PENGANTAR
Semester 2
Bab I. Para Nabi dan Latar Belakang Pewartaannya……...............................
A. Nabi dan Tugasnya………………………………. ....................................
B. Para Nabi Abad ke-VIII SM-Sebelum Pembuangan ..................................
C. Para Nabi Zaman Pembuangan dan Sesudahnya………………………..
BAB II. Pokok Pewartaan Para Nabi Abad Ke-VIII SM-Sebelum Pembuangan…
A. Amos………………………………………………………………………
B. Yesaya……………………………………………………………………..
C. Yeremia……………………………………………………………………
BAB III. Pokok Pewartaan Para Nabi Zaman Pembuangan dan Sesudahnya…….
A. Yehezkiel
B. Deutero-Yesaya
C. Hagai
D. Zakaria
BAB IV. Kitab-Kitab Kebijaksanaan………………………………………………
A. Kebijaksanaan………………………………………………………………
B. Amsal……………………………………………………………………..
C. Ayub………………………………………………………………………
D. Yesus Bin Sirakh………………………………………………………….
Glosarium
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab Suci adalah Sabda Allah dalam Bahasa manusia. Kitab Suci ditulis oleh
manusia dengan diilhami Roh Kudus. Dalam teks mukadimah Injil Yohanes, Yesus
adalah Sabda Yang menjadi manusia (Yoh. 1:1-18). Karena alasan dan dasar inilah maka
bagi orang Kristiani perlu mengenal, memahami dan mencintai Kitab Suci. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh St. Hieronimus “Ignoratio Scripturarum – Ignoratio Christi”
“Tidak Mengenal Kitab Suci– Tidak Mengenal Kristus.” Melalui kata-kata Kitab Suci,
Allah hanya mengatakan satu kata: Sabda-Nya yang tunggal, dan di dalam Dia Ia
mengungkapkan Diri seutuhnya (KGK No. 102). Kitab Suci menjadi sumber yang kokoh
untuk mengenal Kristus. Sebab iman kristiani berpusat pada Kristus.
Materi Kitab Suci kelas XII lebih memfokuskan pada bidang pewartaan. Sejalan
dengan yang disampaikan dalam pendahuluan Konstitusi Dogmatis, Dei Verbum
dikatakan bahwa: Sambil mendengarkan SABDA ALLAH dengan khidmat dan
mewartakannya penuh kepercayaan, konsili suci mematuhi amanat Santo Yohanes, “kami
mewartakan kepadamu hidup kekal, yang ada pada Bapa dan telah tampak kepada kami:
Yang kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami wartakan kepadamu supaya kamu pun
beroleh persekutuan kita bersama Bapa dan Putra-Nya Yesus Kristus” (1Yoh. 1:2-3).
B. Hakikat Pelajaran Kitab Suci
Kitab Suci atau Alkitab adalah kumpulan kitab-kitab ilahi yang memuat sabda Tuhan, dan
menjadi sumber iman Gereja dan penuntun perilaku/pedoman hidup umat beriman. Di
satuan pendidikan Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK), Kitab Suci dijadikan
sebagai sebuah mata pelajaran. Dalam konteks itu, maka mata pelajaran Kitab Suci yang
dimaksudkan adalah mata pelajaran yang memperkenalkan Kitab Suci sebagai Sabda
Allah yang memberi pedoman atau arah bagi siswa-siswi dalam mengkritisi situasi hidup
yang sedang dialaminya.
C. Tujuan Pelajaran Kitab Suci
Mata pelajaran Kitab Suci pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman berdasarkan pada ajaran
Kitab Suci yang menjadi sumber imannya. Untuk dapat menimba inspirasi dari Kitab
Suci sebagai sumber iman, maka peserta didik diajak dan dituntun untuk membaca dan
mempelajari Kitab Suci sehingga ia semakin mengenal, memahami dan akhirnya mampu
mewartakan serta memberikan kesaksian hidup yang benar sesuai dengan ajaran Kitab
Suci.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran mata pelajaran Kitab Suci kelas XII lebih menitikberatkan
pada bidang pewartaan Sabda, dengan berpedoman pada Perjanjian Baru yaitu kisah awal
Gereja Perdana dan kesaksian para Nabi zaman Perjanjian Lama.
E. Pendekatan Pembelajaran Kitab Suci
Model pendekatan yang dipakai dalam mempelajari Kitab Suci adalah membaca, menulis,
bercerita, dan mengamati gambar.
F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang perlu dimiliki setiap peserta didik setelah
menyelesaikan kegiatan pembelajaran Kitab Suci di kelas XII adalah sebagai berikut:
Dalam bab ini kita akan mendalami pemberitaan Injil di Yerusalem, setelah peristiwa
kenaikan Tuhan Yesus. Para rasul sebagai saksi kunci kebangkitan dan kenaikan Tuhan
Yesus mulai menyebarkan Injil mula-mula di Yerusalem. Keberanian untuk memberitakan
Injil pertama-tama karena karunia Roh Kudus yang dicurahkan dalam peristiwa Pentakosta.
Petrus dan Yohanes bersama para rasul lain mulai menyembuhkan orang dan mengadakan
banyak mujizat dalam nama Tuhan Yesus. Makin hari, makin bertambah orang yang
menyerahkan diri dibaptis untuk mengikuti Tuhan Yesus. Maka, para rasul memilih tujuh
diakon yang membantu pelayanan di kalangan jemaat, terlebih para janda dan kaum miskin.
Stefanus, salah satu dari ketujuh diakon, banyak memberi kesaksian tentang Yesus sehingga
ia sendiri ditangkap, diadili, dan dihukum mati dengan dirajam.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab 1, peserta didik diharapkan mampu:
1.1. Bersyukur atas karya agung Allah yang diwartakan dan diberitakan oleh para rasul mulai
dari Yerusalem
2.1. Bertanggung jawab untuk melanjutkan misi pemberitaan Injil kepada semua orang
3.1. Memahami pemberitaan Injil di Yerusalem
4.1. Menyajikan hasil refleksi tentang pemberitaan injil di Yerusalem
Pokok Bahasan
Pemberitaan Injil di Yerusalem
Sub Pokok Bahasan
A. Tugas Pemberitaan Injil
B. Pentakosta
C. Petrus
D. Tujuh Diakon
Indikator
Peserta didik mampu:
3.1.1 Menemukan perikop-perikop tentang pemberitaan Injil di Yerusalem
3.1.2 Mengambarkan garis besar Kisah Para Rasul
3.1.3 Menjelaskan tugas perutusan untuk menjadi saksi Kristus
3.1.4 Menjelaskan tentang Peristiwa Pentakosta
3.1.5 Mengidentifikasi pribadi Petrus
3.1.6 Menceritakan kisah Petrus menyembuhkan orang lumpuh
3.1.7 Mengambarkan peristiwa Petrus membela diri di hadapan Mahkamah Agama
3.1.8 Menjelaskan peran para diakon
3.1.9 Menceritakan kesaksian Stefanus, martir Pertama Gereja Katolik
3.1.10 Menceritakan perjalanan misi Filipus ke Samaria
4.1.1 Menuliskan sebuah doa syukur tentang Allah yang berkarya dalam seluruh
perjalanan misi Gereja
4.1.2 Menuliskan sebuah refleksi tentang pentakosta dan relevansinya bagi tugas
pemberitaan Injil dewasa ini dengan mengambil inspirasi dari teks Kis. 2:1-13
4.1.3 Menuliskan sebuah refleksi tentang peran penting Rasul Petrus dalam memimpin
Gereja perdana dengan mengambil inspirasi dari teks Kis. 4:1-22
4.1.4 Menuliskan sebuah refleksi tentang kisah perjalanan misi para rasul dan para
diakon dalam Gereja perdana
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru menyiapkan Identifikasi ayat-ayat Kitab Suci
beberapa perikop Kitab yang berbicara
Suci, peserta didik tentang tugas
diminta untuk pemberitaan Injil
mengidentifikasi ayat-
ayat yang berbicara
tentang tugas
pemberitaan Injil
Guru memberikan
penegasan berdasarkan
ayat-ayat yang ditemukan
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa, Engkau telah memanggil dan memilih serta mengutus kami untuk
memberitakan Injil, Kabar Sukacita Putra-Mu. Sertailah dan bimbinglah kami agar misi
perutusan-Mu, mampu kami jalankan dengan sukacita dan kesetiaan. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Guru menyiapkan beberapa perikop Kitab Suci, peserta didik diminta untuk
mengidentifikasi ayat-ayat yang berbicara tentang tugas pemberitaan Injil.
b. Beberapa perikop yang dapat dirujuk yaitu: Mat. 10:5-15; 28:16-20; Mrk. 16:9-20;
Luk. 5:1-11; Luk. 10:1-12; Kis. 1:6-11.
c. Jawab pertanyaan berikut!
- Manakah ayat-ayat dalam perikop-perikop tersebut yang menunjukkan tugas
pemberitaan Injil?
- Kepada siapa Tuhan Yesus memberikan tugas pemberitaan Injil dan kepada siapa
Injil harus diberitakan?
Sesudah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan
sebagai berikut:
Melalui sakramen pembabtisan, kita menerima tiga tugas Kristus yaitu Imam, Nabi
dan Raja. Memberitakan Injil adalah tugas kenabian dari setiap orang beriman
kristiani.
Dalam Kis. 1:8 dikatakan: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Atau dalam Mrk.16:20: “mereka pun
pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan
firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.”
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengajak peserta didik untuk Amati peta berikut. Kitab 60”
mengamati peta Palestina pada Suci
zaman Tuhan Yesus. Peta
Guru meminta peserta didik Sampaikan pendapatmu Perja
menyatakan pendapatnya tentang tentang peta tersebut. njian
peta tersebut. Baru
Guru membagi peserta didik dalam Masuklah dalam
kelompok. kelompokmu masing-
masing!
Guru meminta peserta didik
Diskusikanlah tentang :
mendiskusikan tentang:
- Garis Besar Kisah
- Garis Besar Kisah Para
Para Rasul.
Rasul.
- Pengutusan untuk
- Pengutusan untuk menjadi
menjadi saksi Kristus.
saksi Kristus.
Presentasikan hasil
Guru meminta peserta didik
diskusimu!
mempresentasikan hasil diskusi.
Guru menegaskan dan
menyimpulkan hasil diskusi peserta
didik.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok
Mengamati Peta Palestina pada zaman Tuhan Yesus
(Sumber: studi-peta.blogspot.com/2009/12/palestina-zaman-yesus.html)
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengajak peserta didik Tulislah niat untuk Kitab Suci 10”
menuliskan niat untuk mewartakan Injil dan
mewartakan Injil bagaimana cara
melaksanakan tugas itu
Guru mengajak peserta didik untuk
menutup pelajaran dengan doa Berdoa!
penutup
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa yang Mahabaik, Engkau telah membuka pikiran kami untuk mengenal dan
memahami tugas perutusan yang telah kami terima dari pada-Mu. Bantulah kami untuk
tekun dan setia, penuh tanggungjawab dalam membawa misi-Mu ke tengah dunia..
Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
B. Pentakosta
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
II Pembukaan 1. Mengungkapkan tugas Brainstorming 10”
pemberitaan Injil menurut (curah
pengalaman pribadi pendapat)
Kegiatan Inti 1. Membaca teks Kis. 2:1-13, 41- Ceramah 60”
47 Diskusi
Presentasi
2. Menjelaskan Peristiwa
Pentakosta
Penutup 1. Menuliskan refleksi tentang Mandiri 20”
pentakosta dan relevansinya
bagi tugas pemberitaan Injil
dewasa ini
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi peserta Berdoa. 20”
didik untuk berdoa.
Guru meminta peserta Identifikasikan pengalaman Kitab Suci.
didik untuk hidupmu yang Pengalaman
mengidentifikasi mengungkapkan tugas peserta didik
pengalaman-pengalaman pemberitaan Injil.
hidupnya yang
mengungkapkan tugas
pemberitaan Injil.
Bagikanlah pengalaman
Guru mengajak peserta
hidupmu yang berkaitan
didik membagikan
dengan tugas pemberitaan
pengalaman hidupnya yang
Injil dan bagaimana mereka
berkaitan dengan tugas
memahaminya.
pemberitaan Injil dan
bagaimana mereka
memahaminya.
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa, Engkau datang dan menyapa kami melalui pengalaman hidup kami sendiri.
Semoga karena saling membagi pengalaman iman, kami diperkaya untuk tetap mengimani
Engkau sebagai Allah pemilik kehidupan kami. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
(Sumber: https://dedhotindra.blogspot.com/2014/06/tiga-alasan-mengapa-kita-
merayaka-hari-html)
Guru meminta peserta didik menyatakan pendapatnya tentang perikop dan gambar
tersebut.
Guru mengajak peserta didik untuk mendiskusikan tentang Pentakosta.
1. Apa yang dilakukan oleh para rasul setelah Yesus naik ke surga (lihat Kis. 1:12-14)?
2. Jelaskan bagaiman peristiwa turunnya Roh Kudus atas para rasul?
3. Apa yang dilakukan oleh para rasul setelah mereka menerima Roh Kudus?
4. Bagaimana tanggapan orang-orang yang mendengarkan pengajaran para rasul?
5. Bagaimana mereka menjalani kehidupan bersama?
6. Bagaimana peranan RK kepada gereja zaman ini
Selanjutnya guru memberikan kesempatan setiap kelompok memaparkan hasil
diskusinya.
Guru memberikan penegasan sebagai berikut:
Setelah Yesus naik ke surga, para rasul kembali ke Yerusalem. Di situ mereka berdoa
bersama menantikan datangnya Roh Kudus, seperti yang dijanjikan oleh Yesus. Ketika
mereka sedang berdoa, tiba-tiba dari langit turun bunyi seperti tiupan angin keras. Bunyi itu
memenuhi seluruh rumah, tempat para rasul berkumpul. Sesudah itu, tampak kepada mereka
lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Demikianlah, Roh Kudus turun dan memenuhi para rasul. Setelah para rasul dipenuhi oleh
Roh Kudus, mereka berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberitahukan oleh
Roh Kudus. Orang-orang yang mendengarkan perkataan para rasul menjadi percaya dan
memberi diri dibaptis. Kumpulan orang yang percaya kepada Kristus dan telah dibaptis itu
membentuk Gereja. Mereka berkumpul secara rutin untuk memecahkan roti, makan dengan
gembira dan tulus hati, bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dan memuji Allah.
Guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang Pentakosta dan maknanya untuk Gereja
masa kini.
Di kalangan umat Perjanjian Lama, Pentakosta (artinya “hari ke-50”) dirayakan tujuh minggu
setelah Hari Raya Paskah. Orang Yahudi dalam Perjanjian Lama merayakan Paskah untuk
mengenangkan peristiwa pembebasan dari perbudakan di Mesir. Tujuh minggu setelah
pembebasan itu, Allah memberikan hukum Taurat kepada umat Israel. Pentakosta dirayakan
untuk memperingati turunnya Taurat kepada Musa itu. Di kalangan umat Kristen, peringatan
“hari ke-50” ini terjadi 7 minggu setelah kebangkitan Yesus dan dirayakan sebagai hari
turunnya Roh Kudus kepada para murid seperti digambarkan dalam Kis. 2:1-13.
Gereja menyadari sungguh-sungguh peran Roh Kudus hingga sekarang. Seperti ditegaskan
dalam LG art. 4: “Dengan kekuatan Injil, Roh meremajakan Gereja dan tiada hentinya
membaharuinya, serta mengantarkannya kepada persatuan sempurna dengan Mempelainya.
Sebab Roh dan Mempelai berkata kepada Tuhan Yesus: “Datanglah!” (lihat Why 22:17).”
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru meminta peserta didik untuk Tulislah refleksi tentang Kitab 10”
menuliskan refleksi tentang pentakosta dan relevansinya bagi Suci
pentakosta dan relevansinya bagi tugas pemberitaan Injil dewasa
tugas pemberitaan Injil dewasa ini. ini.
Guru mengajak peserta didik untuk Berdoa untuk menutup pelajaran
menutup pelajaran dengan doa. hari ini!
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa kami yang ada di surga. Dalam kuasa dan kemuliaan-Mu Engkau telah
mengutus Roh Kudus untuk membimbing dan menyertai kami menuju kebenaran
sejati. Maka kami mohon, berilah kami cinta dan damai-Mu agar kami mampu
mengamalkan Sabda-Mu dalam hidup kami. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
C. Petrus
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
III Pembukaan 1. Menemukan ayat-ayat dalam Brainstorming 10”
perikop-perikop yang berbicara (curah
tentang Petrus. pendapat)
2. Mengidentifikasi pribadi Petrus.
Kegiatan Inti 1. Menceritakan kisah Petrus Ceramah 60”
menyembuhkan orang lumpuh. Diskusi
2. Mengambarkan bagaimana Presentasi
Petrus membela diri di hadapan
Mahkamah Agama.
Penutup 1. Menuliskan sebuah refleksi Tugas Mandiri 20”
tentang peran penting Rasul
Petrus dalam memimpin Gereja
perdana
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru mengajak peserta Berdoa 20”
didik untuk berdoa
membuka pelajaran
Guru menyiapkan Siapkan beberapa Kitab Suci
beberapa perikop Kitab perikop Kitab Suci
Suci yang berbicara yang berbicara
tentang Petrus dan tentang Petrus dan
peserta didik diminta peserta didik diminta
untuk membacanya. untuk membacanya.
Guru meminta peserta Kenallah kisah hidup
didik mengenal kisah dan karya Petrus
hidup dan karya Petrus dengan pertanyaan
dengan pertanyaan penuntun berikut ini:
penuntun berikut ini: 1. Bagaimana
1. Bagaimana perjalanan hidup
perjalanan hidup Petrus sebagai
Petrus sebagai rasul rasul Yesus?
Yesus? 2. Manakah ayat-
2. Manakah ayat-ayat ayat dalam
dalam perikop- perikop-perikop
perikop tersebut tersebut yang
yang menunjukkan menunjukkan
bahwa Petrus adalah bahwa Petrus
rasul utama dan adalah rasul
pemimpin Gereja utama dan
perdana? pemimpin Gereja
Guru memberikan perdana?
penegasan. secara lisan ayat-ayat
yang telah
ditemukan.
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
YaGuru
Bapa, Engkau telah
menyiapkan memilih
beberapa rasul-Mu
perikop Kitab Petrus untuk
Suci lalu memimpin
peserta diminta dan mengembalakan
untuk membacanya.
kawanan domba-Mu. Semoga karena teladan hidupnya, kami didorong untuk semakin
mengenal dan mengikuti Yesus Putra-Mu yang adalah Tuhan dan Juru selamat kami, yang
hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin
Guru menyiapkan beberapa perikop Kitab Suci lalu peserta didik diminta untuk
membacanya.
Beberapa perikop yang dapat dirujuk yaitu: Mat. 14:22-33, Mat. 16:21-23, Mrk. 8:27-30,
Luk. 9:28-36, Yoh. 18:15-18, dan 1 Ptr. 5:1-11.
Sesudah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan
sebagai berikut:
Petrus adalah salah seorang dari dua belas rasul Yesus (bdk, Mat. 10:1-4, Mrk. 3:13-19,
Luk. 6:12-16). Ia adalah seorang nelayan dari Galilea dan saudaranya, yaitu Andreas.
Ayah mereka bernama Yohanes (Yoh. 1:42) atau Yunus (Mat. 16:17). Keduanya adalah
murid pertama Yesus bersama dengan Yohanes dan Yakobus. Kisah panggilan mereka
sangat unik yaitu terjadi di danau Galilea, ketika mereka sedang menebarkan jala (Mat.
4:18-22).
Petrus dipilih menjadi pemimpin para rasul yang menyembuhkan, menyelamatkan.
Setelah peristiwa kenaikan Yesus, Petrus dan murid-murid yang lain masih tinggal di
dalam kota Yerusalem, berkumpul untuk bertekun dan berdoa bersama dengan sekitar
seratus dua puluh orang, sampai tiba hari Pentakosta. Setelah peristiwa Pentakosta,
Petrus memberikan kotbah yang akhirnya menyebabkan tiga ribu orang memberi diri
dibaptis. Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh di gerbang Bait Allah di
Yerusalem yang menimbulkan kegaduhan besar.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah perikop Kis. 3:1-10
membaca perikop Kis. 3:1-10 dan dan 4:1-22.
4:1-22. Diskusikan perikop Kis.
Guru meminta peserta didik 3:1-10 dengan pertanyaan
mendiskusikan perikop Kis. 3:1-10 panduan berikut:
dan 4:1-22, dengan pertanyaan 1. Apa yang dilakukan
panduan berikut: Petrus ketika bertemu
1. Apa yang dilakukan Petrus orang lumpuh?
ketika bertemu orang lumpuh? 2. Bagaimana reaksi orang
2. Bagaimana reaksi orang banyak yang melihat
banyak yang melihat mujizat mujizat penyembuhan
penyembuhan yang dilakukan yang dilakukan Petrus?
Petrus? 3. Apa alasan Petrus dan
3. Apa alasan Petrus dan Yohanes di hadapkan ke
Yohanes di hadapkan ke Mahkamah Agama?
Mahkamah Agama? 4. Bagaimana Petrus dan
4. Bagaimana Petrus dan Yohanes membela diri
Yohanes membela diri di di hadapan Mahkamah
hadapan Mahkamah Agama? Agama?
Laporkan hasil diskusi
Guru meminta peserta didik kelompok.
melaporkan hasil diskusi.
Guru memberikan penegasan
tentang materi, teks yang dibacakan
dan hasil diskusi kelompok
Guru mengorganisir peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik membaca perikop Kis. 3:1-10, dan 4:1-22.
Guru meminta peserta didik mendiskusikan perikop Kis. 3:1-10, dan 4:1-22.
Setelah membaca perikop di atas, diskusikan dalam kelompokmu dengan pertanyaan panduan berikut:
1. Apa yang dilakukan Petrus ketika bertemu orang lumpuh?
2. Bagaimana reaksi orang banyak yang melihat mujizat penyembuhan yang dilakukan
Petrus?
3. Apa alasan Petrus dan Yohanes di hadapkan ke Mahkamah Agama?
4. Bagaimana Petrus dan Yohanes membela diri di hadapan Mahkamah Agama?
Guru meminta peserta didik melaporkan hasil diskusi.
Guru memberikan penegasan tentang teks yang dibacakan dan hasil diskusi kelompok.
Setelah peristiwa Pentakosta, rasul-rasul mulai berani dan secara terang-terangan
memberitakan Yesus. Petrus ketika bertemu si lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah, ia
berkata: “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah! Petrus memegang
tangan kanan orang itu dan membantu ia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata
kaki orang itu.”
Mujizat penyembuhan yang diadakan oleh Petrus ini memunculkan dua reaksi yang
berbeda, yaitu:
a. Reaksi orang banyak
Mereka takjub dan tercengang ketika meyaksikan orang lumpuh itu sudah sembuh
dan dapat berjalan.
b. Reaksi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki
Mereka sangat marah karena rasul-rasul (terlebih Petrus) memberitakan tentang
kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Inilah yang menjadi dasar untuk Petrus
dan Yohanes di hadapkan pada Mahkamah Agama di Yerusalem.
Di hadapan sidang Mahkamah Agama, justru Petrus dengan berani menunjukan kuat
kuasa Yesus yang telah bangkit.
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru meminta peserta didik untuk Tulislah sebuah refleksi 10”
menuliskan sebuah refleksi tentang tentang peran penting Rasul
peran penting Rasul Petrus dalam Petrus dalam memimpin
memimpin Gereja pendana. Gereja pendana.
Guru mengajak peserta didik untuk Marilah berdoa untuk
menutup pelajaran dengan doa menutup pertemuan hari ini!
penutup.
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa kami yang maha kuasa dan kekal. Gereja-Mu telah Engkau dirikan atas dasar para Rasul. Kami
belajar dari iman para Rasul, teristimewa Rasul Petrus yang telah Dikau pilih untuk memimpin kami
umat-Mu. Semoga kami tekun dalam pengajaran mereka demi mencapai keselamatan. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
E. Tujuh Diakon
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
IV Pembukaan Menemukan ayat-ayat dalam Brainstorming 10”
perikop-perikop yang berbicara (curah
tentang Tujuh Diakon pendapat)
Kegiatan Inti 1. Menceritakan kesaksian Ceramah 60”
Stefanus, martir Pertama Gereja Diskusi
Katolik. Presentasi
2. Menceritakan perjalanan misi
Filipus ke Samaria
Penutup Menuliskan kisah perjalanan misi Tugas Mandiri 20”
para rasul dan para diakon dalam
Gereja Perdana
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi peserta Berdoa. 20”
didik untuk berdoa.
Guru meminta peserta Temukan ayat-ayat
didik untuk menemukan dalam perikop Kitab Kitab Suci
ayat-ayat dalam perikop- Suci yang berbicara
perikop yang berbicara tentang ketujuh
tentang ketujuh diakon. diakon.
Guru meminta peserta Sampaikan secara
didik menyampaikan secara lisan ayat-ayat yang
lisan ayat-ayat yang kamu temukan.
mereka temukan.
Guru memberikan
penegasan
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Guru menyiapkan perikop Kitab Suci, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi ayat-
ayat yang berbicara tentang ketujuh diakon.
b. Perikop yang penting yaitu: Kis. 6:1-7.
c. Jawab pertanyaan berikut!
- Apa masalah yang dihadapi oleh jemaat orang-orang kristiani Yahudi berbahasa
Yunani?
- Bagaimana jalan keluar yang ditawarkan oleh rasul-rasul?
- Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat dipilih untuk melayani orang
miskin?
- Siapakah yang dipilih untuk tugas melayani orang miskin?
- Apa tugas kejutuh orang yang telah dipilih oleh rasul-rasul?
Sesudah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan
sebagai berikut:
Jumlah umat yang percaya kepada Yesus makin hari makin bertambah. Kemudian
terjadilah sungut-sungut di antara orang Yahudi berbahasa Yunani dan orang Ibrani, karena
pelayanan terhadap janda-janda diabaikan. Menanggapi persoalan ini, maka kedua belas rasul
memanggil semua murid berkumpul dan memilih tujuh orang yang terkenal baik, penuh Roh
dan hikmat. ketujuh orang itu adalah Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas
dan Nikolaus. Mereka di hadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul berdoa dan meletakkan
tangan di atas mereka. Tugas yang dipercayakan kepada ketujuh diakon adalah pelayanan
meja.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik membaca Bacalah perikop Kis. 6:8-15
perikop Kis. 6:8-15 dan Kis. 8:1b-25. dan Kis. 8:1b-25.
Guru meminta peserta didik mendiskusikan Diskusikan perikop perikop
perikop perikop Kis. 6:8-15 dan Kis. 8:1b-25 Kis. 6:8-15 dan Kis. 8:1b-
dengan pertanyaan panduan berikut:
25
1. Apa tuduhan yang dialamatkan
dengan pertanyaan panduan
kepada Stefanus?
berikut:
2. Bagaimana penganiayaan terhadap
1. Apa tuduhan yang
jemaat di Yerusalem ?
dialamatkan kepada
3. Bagaimana Filipus memberitakan
Stefanus?
Injil di Samaria?
2. Bagaimana penganiayaan
terhadap jemaat di
Yerusalem ?
3. Bagaimana Filipus
Guru meminta peserta didik
memberitakan Injil di
melaporkan hasil diskusi.
Samaria?
Guru memberikan penegasan
Laporkan hasil diskusi
tentang materi, teks yang dibacakan
dan hasil diskusi kelompok kelompok.
Evaluasi
Untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disajikan, guru secara
berkala harus melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran sangat
penting karena akan memberikan masukan serta informasi mengenai ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini merupakan penugasan-penugasan lanjutan
yang dapat dilakukan di kelas atau di rumah. Evaluasi mencakup 3 aspek yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
1. Evaluasi Sikap
Evaluasi sikap dilakukan dengan cara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Evaluasi sikap dilakukan terhadap sikap spiritual dan sikap
sosial. Inilah yang disebut dengan Penilaian Otentik (Authentic Assessment). Lembar
penilaian sikap dapat dilihat pada bagian lampiran.
a. Evaluasi sikap Spiritual
No Instrumen Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik menyusun sebuah doa syukur
tentang Allah yang berkarya dalam seluruh
perjalanan misi Gereja
2 Siswa mendaraskan doa syukur yang telah
disusun.
Aspek yang dinilai dari instrument 1: tema, pembuka, isi, penutup
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
Aspek yang dinilai dari instrument 2: Mengawali dengan tanda salib,
kesungguhan dalam berdoa, mengakhiri dengan tanda salib, bersikap sopan.
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
b. Evaluasi Sikap Sosial
No Instrumen Skor
Tidak Kadang Selalu
pernah -kadang
1 Mengikuti kegiatan pendalaman Kitab Suci di sekolah
2 Mengajak teman mengikuti kegiatan pendalaman Kitab
Suci di sekolah
3 Menjadi pemandu kegiatan pendalaman Kitab Suci di
sekolah
Keterangan:
0=tidak pernah
1=kadang-kadang
2=selalu
NA= Skor perolehan
Skor maksimal
Rentang Nilai
N RENTANG NILAI NILAI
O
1 90-100 A
2 80-89 B
3 70-79 C
4 ≤69 D
Ya Allah Bapa kami di surga. Syukur dan terima kasih atas waktu-Mu yang isitmewa
ini kepada kami. Kurniakanlahkami keberanian untuk menjadi saksi-Mu seperti para
martir-Mu yang mulia di surga. Pakailah diri kami untuk menyebarkan firman
kebenaran-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Paulus adalah rasul Yesus Kristus setelah kebangkitan-Nya. Perjumpaan Paulus dengan
Yesus Kristus yang telah bangkit ternyata mengubah seluruh hidup dan pelayanan Paulus.
Paulus yang mula-mula bernama Saulus adalah seorang pemimpin pasukan dan penganiaya
Jemaat Kristiani. Namun Tuhan Yesus berkenan mengubah hidup Paulus menjadi seorang
pewarta kabar sukacita Kristus yang bangkit.
Sebagai rasul bangsa-bangsa, Paulus lebih banyak mendedikasikan seluruh hidup dan
pelayanannya untuk pewartaan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Perjalanan misi Paulus
pertama dimulai pada tahun 45-49, di mana Paulus mengadakan perjalanan misi bersama
Barnabas dari Antiokhia di Siria ke Seleukia dengan kapal ke Salamis di Siprus (Kis.13 : 1-
5). Paulus sendiri mengadakan tiga kali perjalanan misi. Dalam perjalanan misi itu Paulus
mendirikan banyak Jemaat dan membina iman mereka.
Tujuan perjalanan misi Paulus adalah mewartakan kabar sukacita bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat, Mesias yang dinanti-nantikan oleh para bangsa.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari Bab 2, peserta didik diharapkan mampu:
1.2. Bersyukur atas karya Agung Allah yang nyata dalam diri Rasul Paulus dan perjalanan
misinya
2.2. Bertanggung jawab untuk melanjutkan misi pemberitaan Injil kepada semua orang
3.2. Memahami pribadi Paulus dan Perjalanan misinya
4.2. Menyajikan hasil refleksi tentang pribadi Paulus dan perjalanan misinya
Pokok Bahasan
Paulus dan Perjalanan Misinya
Sub Pokok Bahasan
A. Saulus Bertobat
B. Awal Misi Paulus
C. Paulus di Ikonium, Listra dan Derbe
D. Paulus di Filipi
Indikator
Peserta didik mampu:
2.1.1 Membaca perikop-perikop tentang Paulus dan perjalanan misinya
2.1.2 Mengisahkan pertobatan Saulus
2.1.3 Menjelaskan kisah Saulus berada dalam lingkungan Jemaat
2.1.4 Menjelaskan awal misi Paulus yang diutus bersama Barnabas
2.1.5 Menjelaskan perjalanan misi Paulus dan Bernabas ke pulau Siprus
2.1.6 Menjelaskan perjalanan misi Paulus ke Ikonium, Listra dan Derbe
2.1.7 Menceritakan perjalanan misi Paulus ke Filipi
4.1.1 Menuliskan sebuah doa syukur tentang pertobatan Paulus dan maknanya bagi
pertobatan kristiani
4.1.2 Menuliskan sebuah refleksi tentang perjalanan misi awal Paulus dan relevansinya
bagi karya misi Gereja di Indonesia.
4.1.3 Menuliskan sebuah doa syukur tentang Allah yang berkarya dalam diri Paulus dan
Barnabas ketika mewartakan Injil di Ikonium, Listra dan Derbe
4.1.4 Menuliskan sebuah refleksi tentang kisah perjalanan Paulus di Filipi dan bagaimana
reaksi orang-orang terhadap pewartaannya
A. Saulus Bertobat
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
I Pembukaan 1. Mengidentifikasi perikop yang 20”
berbicara tentang Pertobatan
Saulus
Kegiatan Inti 1. Mengisahkan pertobatan Saulus Membaca 60”
2. Menjelaskan bagaimana Saulus Bercerita
berada dalam lingkungan Jemaat Ceramah
Diskusi
Presentasi
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa syukur Mandiri 10”
tentang pertobatan Paulus dan
maknanya bagi pertobatan kristiani
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru menyiapkan Identifikasi ayat-ayat Kitab Suci
perikop Kitab Suci, yang berbicara
peserta didik diminta tentang pertobatan
untuk mengidentifikasi Saulus dan
ayat-ayat yang berbicara bagaimana Saulus
tentang Pertobatan Saulus berada dalam
dan bagaimana Ia berada lingkungan Jemaat
dalam lingkungan Jemaat
Guru memberikan
penegasan berdasarkan
ayat-ayat yang ditemukan
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Guru menyiapkan perikop Kitab Suci, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi ayat-
ayat yang berbicara tentang Pertobatan Saulus.
a. Perikop yang penting yaitu Kis. 9:1-31
b. Jawab pertanyaan berikut!
- Manakah ayat-ayat dalam perikop tersebut yang menunjukkan pertobatan Saulus
dan bagaimana Ia berada dalam lingkungan jemaat?
- Apa makna ayat-ayat tersebut?
Sesudah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan
sebagai berikut:
Jemaat Kristen di Yerusalem semakin berkembang setelah kebangkitan dan kenaikan
Yesus. Mereka hidup dan bertekun dalam ajaran para rasul, berkumpul di tiap-tiap rumah
dan memecah roti bersama. Namun demikian, iman mereka akan Yesus memasukkan
mereka dalam pertentangan yang semakin keras dengan orang-orang Yahudi.
Penganiayaan terhadap jemaat Kristen mulai muncul, terutama pada upaya Saulus untuk
menghancurkan jemaat Kristen. Namun demikian, justru Sauluslah yang kemudian
dipilih oleh Allah untuk sebuah tugas khusus untuk mewartakan Injil kepada orang-orang
bangsa-bangsa lain (Kis. 9:15). Ia bertobat ketika dalam perjalanan ke Damsyik untuk
menangkap dan membunuh murid-murid Tuhan. Dari pengalaman hidup Paulus ini, kita
bisa petik maknanya untuk kehidupan kita. Bahwa Tuhan berkenan mengubah siapa saja
menurut kehendak bebas-Nya. Tuhan dapat mengubah pendosa dan penjahat menjadi
rasul-Nya yang setia.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengajak peserta didik Amati gambar berikut Kitab 60”
untuk mengamati gambar Saulus Suci
bertobat Gambar
Guru meminta peserta didik Sampaikan pendapatmu pertobat
menyatakan pendapatnya tentang tentang gambar tersebut an
gambar tersebut. Saulus
Guru membagi peserta didik Masuklah dalam
dalam kelompok-kelompok kelompokmu masing-
masing!
Guru meminta peserta didik Diskusikanlah tentang :
mendiskusikan tentang: 1. Pertobatan Saulus
1. Pertobatan Saulus 2. Saulus dalam
2. Saulus dalam lingkungan lingkungan jemaat
jemaat
Presentasikan hasil
Guru meminta peserta didik diskusimu!
mempresentasikan hasil diskusi
Guru menegaskan dan
menyimpulkan hasil diskusi
peserta didik.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar Saulus bertobat di bawah ini:
(Sumber: https://pesankasihdarisurga.blogspot.com/2016/10/rasul-paulus-bagian-2-
pertobatan-paulus.html)
Guru meminta peserta didik mendiskusikan tentang:
1. Pertobatan Saulus
2. Saulus dalam lingkungan jemaat
Guru meminta peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
Guru meminta salah satu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
Guru memberikan penegasan sebagai berikut:
1. Pertobatan Paulus
Masa lalu Paulus boleh dibilang sangat gelap. Ia menganiaya jemaat Allah, pengikut-
pengikut Kristus. Ketika berada di Yerusalem, Paulus melihat sejumlah orang yang
mewartakan Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Bagi Paulus tidak mungkin Yesus
itu Mesias, Anak Allah, karena Ia mati di kayu Salib. Seluruh kehidupan Paulus sama
sekali berubah ketika mengalami penampakan Yesus yang bangkit. Ketika ia sedang
dalam perjalanan ke kota Damsyik tiba-tiba cahaya memancar dari langit, ia rebah ke
tanah dan kedengarlah olehnya suara, “Saulus, Saulus mengapakah engkau
menganiaya Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” kata-Nya: “Akulah
Yesus yang kau aniaya itu”(Kis. 9:3). Paulus akhirnya bangun dan dibaptis oleh
Ananias.
2. Saulus dalam lingkungan Jemaat
Masa awal sesudah pertobatannya merupakan masa yang sulit bagi Paulus (Kis. 9: 22
26). Di satu sisi tidak mungkin ia diterima kembali oleh teman-temannya yang
bersama dia telah menganiaya Jemaat Kristiani karena akan dianggap sebagai
pengkhianat. Di sisi lain ia tidak begitu saja diterima di antara Jemaat karena mereka
curiga: bagaimana mungkin orang yang baru saja menganiaya para pengikut Kristus
itu kini bergabung dengan mereka? (Kis. 9: 26). Para anggota Jemaat mungkin
menyangka bahwa Paulus berpura-pura bergabung dengan mereka karena ingin
menangkap mereka.
Dalam situasi yang demikian, Barnabaslah yang menerima Saulus dan membawanya
kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat
Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana
keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Akhirnya rasul-rasul
mengizinkan Saulus tinggal bersama mereka di Yerusalem (Kis. 9: 27- 28).
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengajak peserta didik Tulislah sebuah doa syukur Kitab Suci 10”
Menuliskan sebuah doa syukur tentang pertobatan Paulus
tentang pertobatan Paulus dan dan maknanya bagi
maknanya bagi pertobatan pertobatan Kristiani.
Kristiani.
Guru mengajak peserta didik untuk Berdoa!
menutup pelajaran dengan doa
penutup.
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa yang Mahamulia, Engkau telah membuka jalan pertobatan bagi Rasul
Paulus. Ajarilah kami untuk bertobat dari segala dosa dan kesalahan kami, serta
bersedia mengikuti ajaran cinta kasih-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
(Sumber:https://www.gogle.com/seach/q=perjalanan+awal+misi+paulus
&btnG=&client=ms-opera-mini-android&biw=360&bih=511&tbm=isch)
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Menuliskan sebuah refleksi tentang Tulislah sebuah refleksi 10”
perjalanan misi awal Paulus dan tentang perjalanan misi awal
relevansinya bagi karya misi Gereja Paulus dan relevansinya bagi
di Indonesia. karya misi Gereja di
Indonesia.
Berdoa untuk menutup
Guru mengajak peserta didik untuk pertemuan hari ini!
menutup pelajaran dengan doa
penutup
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa kami yang ada di surga. Melalui kesaksian Rasul Paulus dan Bernabas,
banyak orang percaya kepada-Mu. Ajarilah kami keberanian dan kesetian untuk
menjadi saksi-saksi-Mu di tengah kehidupan kami. rasul-rasul-Mu. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
C. Paulus di Ikonium, Listra dan Derbe
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
III Pembukaan 1. Menemukan ayat-ayat dalam Brainstorming 10”
perikop yang berbicara tentang (curah
Paulus di Ikonium, Listra dan pendapat)
Derbe
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan perjalanan misi Ceramah 60”
Paulus ke Ikonium, Listra dan Diskusi
Derbe. Presentasi
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa syukur Tugas Mandiri 20”
tentang Allah yang berkarya
dalam diri Paulus dan Barnabas
ketika mewartakan Injil di
Ikonium, Listra dan Derbe.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru meminta peserta Temukan ayat-ayat Kitab Suci
didik untuk menemukan dalam perikop Kis.
ayat-ayat dalam perikop 13:50-14:20 yang
Kis. 13:50-14:20 yang berbicara tentang
berbicara tentang Paulus Paulus di Ikonium,
di Ikonium, Listra dan Listra dan Derbe.
Derbe
Guru meminta peserta
didik menyampaikan Sampaikan secara
secara lisan ayat-ayat lisan ayat-ayat yang
yang mereka temukan kamu temukan.
Guru memberikan
penegasan
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa,Semangat yang di tunjukkan oleh Rasul Paulus menjadi semangat yang hendak
lakukan sepanjang proses ini. Semoga dengan demikian, kami pun boleh mendapat
ganjaran keselamatan seperti yang Engkau janjikan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara
kami. Amin
Guru menyiapkan beberapa perikop Kitab Suci, peserta didik diminta untuk
mengidentifikasi ayat-ayat yang berbicara tentang Paulus di Ikonium, Listra dan Derbe
a. Perikop yang penting yaitu Kis. 13:50-14:20
a. Jawab pertanyaan berikut!
- Manakah ayat-ayat dalam perikop tersebut yang berbicara tentang perjalanan misi
Paulus di Ikonium, Listra dan Derbe?
Sesudah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan
sebagai berikut:
Pada misi mereka yang pertama, Paulus dan Barnabas berkhotbah di Ikonium serta diancam
dengan perajaman (Kis. 13:51–14:7). Setelah terpaksa meninggalkan Ikonium karena orang
berupaya merajam mereka, rasul Paulus dan Barnabas pergi ke Listra di Galatia, salah satu
provinsi Romawi. Pada waktu itu, kota tersebut sudah dijadikan koloni Romawi oleh
Agustus. Akan tetapi, penduduk aslinya tetap menggunakan bahasa Likaonia. Setelah Paulus
menyembuhkan seorang pria yang timpang sejak lahir, kumpulan orang menyimpulkan
bahwa Paulus dan Barnabas adalah jelmaan dewa Hermes dan dewa Zeus. Mereka hampir-
hampir tidak bisa mencegah orang-orang itu yang ingin mempersembahkan korban kepada
mereka. Akan tetapi, belakangan orang-orang Yahudi dari Ikonium dan Antiokhia Pisidia
menghasut penduduk Listra untuk menentang Paulus sehingga mereka merajam dia dan
menyeretnya ke luar kota, karena menyangka dia sudah mati. Setelah itu, sewaktu rekan-
rekan Kristen mengelilingi dia, Paulus bangkit berdiri, masuk ke Listra, lalu pergi ke Derbe
bersama Barnabas pada keesokan harinya (Kis. 14:1,5-20).
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Bacalah perikop Kis. 13:50-
Guru meminta peserta didik 14:20.
membaca ulang perikop Kis. 13:50-
14:20. Diskusikan perikop Kis.
Guru meminta peserta didik 13:50-14:20, dengan
mendiskusikan perikop Kis. 13:50- pertanyaan panduan berikut:
14:20, dengan pertanyaan panduan 1. Apa yang dilakukan
berikut: Paulus dan Barnabas
1. Apa yang dilakukan Paulus dan ketika berada di Ikonium,
Barnabas ketika berada di Listra dan Derbe?
Ikonium, Listra dan Derbe? 2. Bagaimana reaksi orang
2. Bagaimana reaksi orang Ikonium, Listra dan
Ikonium, Listra dan Derbe Derbe ketika mendengar
ketika mendengar pengajaran pengajaran Paulus dan
Paulus dan Barnabas. Barnabas?
Guru meminta peserta didik Laporkan hasil diskusi
melaporkan hasil diskusi kelompok. kelompok
Guru memberikan penegasan
tentang materi, teks yang dibacakan
dan hasil diskusi kelompok
Guru mengorganisir peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik membaca ulang perikop Kis. 13:50-14:20.
Guru meminta peserta didik mendiskusikan perikop Kis. 13:50-14:20.
Setelah membaca perikop di atas, diskusikan dalam kelompokmu dengan pertanyaan
panduan berikut:
1. Apa yang dilakukan Paulus dan Barnabas ketika berada di Ikonium, Listra dan
Derbe?
2. Bagaimana reaksi orang Ikonium, Listra dan Derbe ketika mendengar pengajaran
Paulus dan Barnabas?
Guru meminta peserta didik melaporkan hasil diskusi.
Guru memberikan penegasan tentang teks yang dibacakan dan hasil diskusi kelompok.
1. Tugas pewartaan Injil di Ikonium, Listra, dan Derbe
a. Di Ikonium Pada misi mereka yang pertama, Paulus dan Barnabas berkhotbah di
rumah ibadat orang Yahudi. Berkat pemberitaan Paulus dan Barnabas, orang
banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi,
ada yang memihak kepada kedua rasul itu. Paulus dan Barnabas hendak disiksa
dan dilempari dengan batu, maka menyingkirlah mereka ke kota-kota di Lakaonia,
yaitu Lista dan Derbe (Kis. 14:1-6).
b. Di Listra ketika Paulus menyembuhkan orang yang timpang, dia dan Barnabas
disambut sebagai dewa. Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut
Hermes (Kis. 14:8–21).
c. Di Derbe Paulus dan Barnabas berangkat lagi ke Derbe (Kis. 14:6–7, 20–21).
2. Reaksi orang Ikonium, Listra, dan Derbe
Reasi orang Ikonium, Listra dan Derbe bermacam-macam. Ada yang dengan cepat
menerima Injil Kristus yang dibawa oleh Paulus dan Barnabas, namun ada yang
sangat lamban menerimanya. Bahkan sebagian berusaha menolak disertai ancaman.
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru meminta peserta didik Tulislah sebuah doa syukur Kitab Suci 10”
Menuliskan sebuah doa syukur tentang Allah yang berkarya
tentang Allah yang berkarya dalam dalam diri Paulus dan
diri Paulus dan Barnabas ketika Barnabas ketika mewartakan
mewartakan Injil di Ikonium, Listra Injil di Ikonium, Listra dan
dan Derbe. Derbe.
Guru mengajak peserta didik untuk Marilah berdoa untuk
menutup pelajaran dengan doa menutup pertemuan hari ini!
penutup
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa kami yang maha kuasa dan kekal. Paulus dan Barnabas diutus untuk
mentobatkan orang-orang Ikonium, Listra dan Derbe. Semoga kami belajar
mengimani Kristus, dengan menjadi saksi-Mu di tengah kelurga kami. Dengan
demikian, makin banyak orang yang mengakui nama-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami.
Amin.
D. Paulus di Filipi
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
IV Pembukaan Menemukan ayat-ayat dalam Brainstorming 10”
perikop Kis. 16:13-40 yang (curah
berbicara tentang Misi Paulus di pendapat)
Filipi.
Kegiatan Inti Menceritakan perjalanan misi Ceramah 60”
Paulus ke Filipi. Diskusi
Presentasi
Penutup Menuliskan sebuah refleksi tentang Tugas Mandiri 20”
kisah perjalanan Paulus di Filipi dan
bagaimana reaksi orang-orang
terhadap pewartaannya.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa. 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru meminta peserta Temukan ayat-ayat Kitab Suci
didik untuk menemukan dalam perikop Kis.
ayat-ayat dalam perikop 16:13-40 yang
Kis. 16:13-40 yang berbicara tentang
berbicara tentang misi misi Paulus di Filipi.
Paulus di Filipi
Guru meminta peserta Sampaikan secara
didik menyampaikan lisan ayat-ayat yang
secara lisan ayat-ayat kamu temukan.
yang mereka temukan
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa di surga, kami bersyukur karena Dikau izinkan kami menjadi pewarta kabar
sukacita-Mu. Bantulah kami dalam menyiapkan diri, agar dapat menunaikan tugas
pewartaan ini. Demi Kristus Tuhan kami. Amin
Guru menyiapkan beberapa perikop Kitab Suci, peserta didik diminta untuk
mengidentifikasi ayat-ayat yang berbicara tentang ketujuh diakon.
a. Perikop yang penting yaitu Kis. 16:13-40
b. Jawab pertanyaan berikut!
- Apa yang dilakukan Paulus di Filipi?
- Bagaimana reaksi orang-orang FIlipi menanggapi pewartaan Paulus?
Ketika berada di Filipi, Paulus dan Silas bertemu dengan seorang perempuan
bernama Lidia. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah
kepada Allah. Lidia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan ia
mengajak Paulus menumpang di rumahnya. Paulus juga menyembuhkan seorang
yang perempuan yang dipenuhi roh tenung.
Reaksi orang-orang menanggapi pewartaan Paulus adalah mereka bangkit
menentang mereka. Pembesar-pembesar kota itu menyuruh mrngoyakkan pakaian
dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah berkali-kali didera, mereka
dilemparkan ke dalam penjara.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah perikop Kis. 16:13-
membaca perikop Kis. 16:13-40. 40.
Guru meminta peserta didik Ceritakanlah perikop perikop
menceritakan kembali secara lisan Kis. 16:13-40
perikop Kis. 16:13-40.
Guru memberikan penegasan
tentang materi, teks yang dibacakan
dan diceritakan kembali secara lisan.
Guru mengorganisir peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik membaca perikop Kis. 16:13-40
Guru meminta peserta didik menceritakan kembali secara lisan perikop Kis. 16:13-40.
Guru memberikan penegasan tentang materi, teks yang dibacakan dan diceritakan
kembali secara lisan.
Secara garis besar, di Filipi Paulus, Silas, dan Timotius mula-mula mentobatkan seorang
wanita bernama Lidia bersama seluruh isi rumahnya, mengusir roh jahat dari seorang
perempuan, dan didera hingga dijebloskan ke dalam penjara (Kis. 16:11–23). Namun
iman akan Kristus menolong dan menyelamatkan mereka, bahkan kepala penjarapun
bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (Kis. 16:34).
Berkat kesaksian Paulus, dan Silas, jemaat di Filipi bertumbuh dan berkembang. Allah
dapat mengubah penganiayaan menjadi kebaikan dan melaluinya banyak jiwa
diselamatkan.
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Menuliskan sebuah refleksi Tulislah sebuah refleksi Kitab Suci 10”
tentang kisah perjalanan Paulus di tentang kisah perjalanan
Filipi dan bagaimana reaksi Paulus di Filipi dan bagaimana
orang-orang terhadap reaksi orang-orang terhadap
pewartaannya. pewartaannya.
Guru mengajak peserta didik Marilah berdoa untuk menutup
untuk menutup pelajaran dengan pertemuan hari ini!
doa penutup
Evaluasi
Untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disajikan, guru secara
berkala harus melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran sangat
penting karena akan memberikan masukan serta informasi mengenai ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini merupakan penugasan-penugasan lanjutan
yang dapat dilakukan di kelas atau di rumah. Evaluasi mencakup 3 aspek yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
1. Evaluasi Sikap
Evaluasi sikap dilakukan dengan cara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Evaluasi sikap dilakukan terhadap sikap spiritual dan sikap
sosial. Inilah yang disebut dengan Penilaian Otentik (Authentic Assessment). Lembar
penilaian sikap dapat dilihat pada bagian lampiran.
a. Evaluasi sikap Spiritual
No Instrumen Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik menyusun sebuah doa syukur
tentang Allah yang berkarya dalam seluruh
perjalanan misi Gereja
2 Siswa mendaraskan doa syukur yang telah
disusun.
Aspek yang dinilai dari instrument 1: tema, pembuka, isi, penutup
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
Aspek yang dinilai dari instrument 2: Mengawali dengan tanda salib,
kesungguhan dalam berdoa, mengakhiri dengan tanda salib, bersikap sopan.
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
b. Evaluasi Sikap Sosial
No Instrumen Skor
Tidak Kadang- Selalu
pernah kadang
1 Mengikuti kegiatan pendalaman Kitab
Suci di sekolah
2 Mengajak teman mengikuti kegiatan
pendalaman Kitab Suci di sekolah
3 Menjadi pemandu kegiatan pendalaman
Kitab Suci di sekolah
Keterangan:
0=tidak pernah
1=kadang-kadang
2=selalu
Rentang Nilai
N RENTANG NILAI NILAI
O
1 90-100 A
2 80-89 B
3 70-79 C
4 ≤69 D
2. Evaluasi Pengetahuan (Kognitif)
Evaluasi kognitif dilakukan dengan cara tes tertulis, tes lisan serta penugasan. Untuk
penilaian melalui tertulis dapat dilakukan ulangan berupa soal pilihan ganda atau soal esai.
No Indikator Soal No. Instrumen Jawaban Skor
Soal
1 Mengisahkan 1 Jelaskan kisah Masa lalu Paulus boleh dibilang sangat 20
pertobatan Saulus pertobatan gelap. Ia menganiaya jemaat Allah,
Saulus pengikut-pengikut Kristus. Ketika berada
di Yerusalem, Paulus melihat sejumlah
orang yang mewartakan Yesus sebagai
Mesias dan Anak Allah. Bagi Paulus tidak
mungkin Yesus itu Mesias, Anak Allah,
karena Ia mati di kayu Salib. Seluruh
kehidupan Paulus sama sekali berubah
ketika mengalami penampakan Yesus yang
bangkit. Ketika ia sedang dalam perjalanan
ke kota Damsyik tiba-tiba cahaya
memancar dari langit, ia rebah ke tanah
dan kedengarlah olehnya suara, “Saulus,
Saulus mengapakah engkau menganiaya
Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah Engkau,
Tuhan?” kata-Nya: “Akulah Yesus yang
kau aniaya itu”(Kis. 9:3). Paulus dibaptis
oleh Ananias.
2 Menjelaskan 2 Jelaskan Masa awal sesudah pertobatannya 20
bagaimana Saulus bagaimana merupakan masa yang sulit bagi Paulus
berada dalam Saulus berada (Kis. 9: 22 26). Di satu sisi tidak mungkin
lingkungan Jemaat dalam ia diterima kembali oleh teman-temannya
lingkungan yang bersama dia telah menganiaya Jemaat
Jemaat Kristiani karena akan dianggap sebagai
pengkhianat. Di sisi lain ia tidak begitu
saja diterima di antara Jemaat karena
mereka curiga: bagaimana mungkin orang
yang baru saja menganiaya para pengikut
Kristus itu kini bergabung dengan mereka?
(Kis. 9: 26). Para anggota Jemaat mungkin
menyangka bahwa Paulus berpura-pura
bergabung dengan mereka karena ingin
menangkap mereka.
Dalam situasi yang demikian, Barnabaslah
yang menerima Saulus dan membawanya
kepada rasul-rasul dan menceriterakan
kepada mereka, bagaimana Saulus melihat
Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan
berbicara dengan dia dan bagaimana
keberaniannya mengajar di Damsyik dalam
nama Yesus. Akhirnya rasul-rasul
mengizinkan Saulus tinggal bersama
mereka di Yerusalem (Kis. 9: 27- 28).
3 Menjelaskan awal 3 Jelaskan awal Pada misi mereka yang pertama, Paulus 20
misi Paulus yang misi Paulus dan Barnabas berkhotbah di Ikonium serta
diutus bersama yang diutus diancam dengan perajaman (Kis. 13:51–
Barnabas bersama 14:7). Setelah terpaksa meninggalkan
Barnabas Ikonium karena orang berupaya merajam
mereka, rasul Paulus dan Barnabas pergi
ke Listra di Galatia, salah satu provinsi
Romawi. Pada waktu itu, kota tersebut
sudah dijadikan koloni Romawi oleh
Agustus. Akan tetapi, penduduk aslinya
tetap menggunakan bahasa Likaonia.
Setelah Paulus menyembuhkan seorang
pria yang timpang sejak lahir, kumpulan
orang menyimpulkan bahwa Paulus dan
Barnabas adalah jelmaan dewa Hermes dan
dewa Zeus. Mereka hampir-hampir tidak
bisa mencegah orang-orang itu yang ingin
mempersembahkan korban kepada mereka.
Akan tetapi, belakangan orang-orang
Yahudi dari Ikonium dan Antiokhia Pisidia
menghasut penduduk Listra untuk
menentang Paulus sehingga mereka
merajam dia dan menyeretnya ke luar kota,
karena menyangka dia sudah mati. Setelah
itu, sewaktu rekan-rekan Kristen
mengelilingi dia, Paulus bangkit berdiri,
masuk ke Listra, lalu pergi ke Derbe
bersama Barnabas pada keesokan harinya
(Kis. 14:1,5-20).
4 Menjelaskan 4 Jelaskan Pafos adalah ibu kota Siprus 20
perjalanan misi perjalanan misi sewaktu dikuasai orang Romawi dan
Paulus dan Bernabas Paulus dan menjadi tempat kedudukan prokonsul,
ke pulau Siprus Bernabas ke serta mendapat kepercayaan untuk
pulau Siprus mencetak koin tembaga. Beginilah keadaan
Pafos sewaktu Paulus, Barnabas, dan
Yohanes Markus berkunjung, dan di
sinilah prokonsul Sergius Paulus
—”seorang pria yang cerdas”—”sungguh-
sungguh berupaya mendengar firman
Allah” meskipun ada tentangan sengit dari
Elimas si tukang sihir. Sang prokonsul
”terpukau oleh pengajaran Yehuwa”. (Kis.
13:6-12). Setelah dengan sukses
menyelesaikan kegiatan pengabaran
mereka di Siprus, para utusan injil itu
melanjutkan pekerjaan mereka di Asia
Kecil.
5 Menjelaskan 5 Jelaskan Di Ikonium Pada misi mereka yang 20
perjalanan misi perjalanan misi pertama, Paulus dan Barnabas berkhotbah
Paulus ke Ikonium, Paulus ke di rumah ibadat orang Yahudi. Berkat
Listra dan Derbe Ikonium, Listra pemberitaan Paulus dan Barnabas, orang
dan Derbe banyak di kota itu terbelah menjadi dua:
ada yang memihak kepada orang Yahudi,
ada yang memihak kepada kedua rasul itu.
Paulus dan Barnabas hendak disiksa dan
dilempari dengan batu, maka
menyingkirlah mereka ke kota-kota di
Lakaonia, yaitu Lista dan Derbe (Kis.
14:1-6). Di Listra ketika Paulus
menyembuhkan orang yang timpang, dia
dan Barnabas disambut sebagai dewa.
Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus
mereka sebut Hermes (Kis. 14:8–21). Di
Derbe Paulus dan Barnabas berangkat lagi
ke Derbe (Kis. 14:6–7, 20–21).
6 Menceritakan 6 Ceritakanlah Dalam perjalan misi ke Filipi Paulus, Silas, 20
perjalanan misi perjalanan misi dan Timotius mula-mula mentobatkan
Paulus ke Filipi Paulus ke Filipi seorang wanita bernama Lidia bersama
seluruh isi rumahnya, mengusir roh jahat
dari seorang perempuan. Paulus dan Silas
ditangkap, didera hingga dijebloskan ke
dalam penjara (Kis. 16:11–23). Namun
iman akan Kristus menolong dan
menyelamatkan mereka, bahkan kepala
penjarapun bertobat dan percaya kepada
Tuhan Yesus (Kis. 16:34).
Berkat kesaksian Paulus, dan Silas, jemaat
di Filipi bertumbuh dan berkembang. Allah
dapat mengubah penganiayaan menjadi
kebaikan dan melaluinya banyak jiwa
diselamatkan.
Pengukuran tes penerapan dilakukan dengan menggunakan rubrik yang terdapat di lampiran.
3. Evaluasi Keterampilan (Psikomotor)
Penilaian terhadap evaluasi psikomotor peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan
(observasi).Observasi dapat dilakukan guru ketika para siswa melakukan aktivitas presentasi
pribadi, berpasangan atau berkelompok dan saat berdiskusi.
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 Guru meminta peserta didik menuliskan sebuah doa
syukur tentang pertobatan Paulus.
2 Guru meminta peserta didik menuliskan sebuah refleksi
tentang perjalanan misi awal Paulus dan relevansinya
bagi karya misi Gereja di Indonesia
3 Guru meminta peserta didik menuliskan sebuah doa
syukur tentang Allah yang berkarya dalam diri Paulus
dan Barnabas ketika mewartakan Injil di Ikonium, Listra
dan Derbe.
4 Guru meminta peserta didik menuliskan sebuah refleksi
tentang kisah perjalanan Paulus di Filipi dan bagaimana
reaksi orang-orang terhadap pewartaannya.
Aspek yang dinilai :
1. Menulis refleksi sesuai perikop yang diminta
2. Refleksi dikaitkan dengan situasi hidup nyata
3. Refleksi menawarkan keselamatan hidup
4. Refleksi membangun niat untuk mengubah cara hidup
Skor 4= bila refleksi tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila refleksi tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila refleksi tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila refleksi tersebut terdiri dari 1 aspek
Ya Allah Bapa kami di surga. Syukur dan terima kasih atas kesempatan baik ini untuk
belajar dari pertobatan dan misi Paulus. Semoga karena teladan hidup para rasul-Mu,
terutama rasul Paulus kami diteguhkan dalam membagi kasih-Mu bagi sesama yang
membutuhkannya. Kurniakanlah kepada kami api Roh Kudus-Mu. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Paulus adalah salah seorang penulis yang tulisan-tulisannya banyak tersimpan dalam
kanon Perjanjian Baru. Bentuk tulisan-tulisan Paulus adalah surat. Kata surat ini
menerjemahkan kata epistolē yang pada penggunaan awalnay menunjuk pada sebuah
komunikasi lisan yang dikirimkan oleh seorang pengirim. Kata surat lalu dipergunakan untuk
menyebut berbagai dokumen (komersial, pemerintahan, peradilan, kemiliteran) dan juga
bentuk-bentuk korespondensi lain terutama yang bersifat pribadi. Paulus menulis suratnya
dalam kaidah-kaidah surat Yunani. Tentu saja ia tetap mempergunakan kebebasannya dalam
menulis surat-suratnya.
Kita lihat bagaimana Paulus menyusun surat-suratnya. Ada susunan atau pola dasar
surat yang diikuti oleh Paulus yang kemudian juga dipergunakannya dengan bebas. Artinya
susunan dasar surat dalam tradisi Yunani-Romawi tersebut tidak mengikat Paulus.
Paulus menulis surat-suratnya sebagai tanggapan terhadap situasi nyata atau masalah konkret
yang dihadapi Jemaat atau pribadi tertentu. Di dalamnya Paulus menyampaikan kebenaran
tentang Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus dan bagaimana orang yang percaya
kepada Kristus dapat hidup menurut iman mereka.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab 3, peserta didik diharapkan mampu:
1.1 Bersyukur atas pesan-pesan suci Allah yang nyata dalam surat-surat Paulus
2.1. Bertanggung jawab untuk melanjutkan pesan-pesan suci dari surat-surat Paulus dalam
hidup sehari-hari
3.1. Memahami surat-surat Paulus dan ajaran-ajaran pokoknya
4.1. Menyajikan hasil refleksi tentang ajaran-ajaran pokok rasul Paulus
Pokok Bahasan
Surat-surat Paulus
Sub Pokok Bahasan
A. Penulisan Surat-Surat Paulus
B. Filemon
C. 1Tesalonika
D. Filipi
E. Galatia
F. 1Korintus
G. Roma
Indikator
Peserta didik mampu:
3.1.1 Membaca perikop-perikop Surat-surat Paulus
3.1.2 Menjelaskan Penulisan surat-surat Paulus
3.1.3 Menjelaskan Latar belakang Surat Filemon
3.1.4 Menjelaskan permintaan Paulus mengenai Onesimus
3.1.5 Menjelaskan Latar belakang Surat Pertama Tesalonika
3.1.6 Menjelaskan pelayanan Paulus di Tesalonika
3.1.7 Menjelaskan makna kedatangan Tuhan bagi jemaat Tesalonika
3.1.8 Menjelaskan Latar belakang Surat Filipi
3.1.9 Menjelaskan kesaksian Paulus dalam penjara
3.1.10 Menjelaskan nasihat merendahkan diri seperti Kristus
3.1.11 Menjelaskan latar belakang Surat Galatia
3.1.12 Menjelaskan bagaimana Paulus menjadi rasul
3.1.13 Menjelaskan pembenaran oleh iman
3.1.14 Menjelaskan latar belakang surat Pertama Korintus
3.1.15 Menjelaskan tentang Ekaristi
3.1.16 Menjelaskan tentang banyak anggota satu tubuh
3.1.17 Menjelaskan latar belakang surat Roma
3.1.18 Menjelaskan tentang manusia dibenarkan karena iman
3.1.19 Menjelaskan tentang hasil pembenaran
3.1.20 Menjelaskan tentang mati dan bangkit bersama Kristus
3.1.21 Menjelaskan tentang hidup oleh Roh
4.1.1 Menuliskan sebuah contoh surat pribadi dengan struktur seperti surat-surat Paulus
4.1.2 Menuliskan sebuah doa syukur tentang hamba dan anak kekasih Allah.
4.1.3 Menuliskan sebuah refleksi tentang makna kedatangan Tuhan bagi orang kristiani
dengan mengambil inspirasi dari teks 1Tes. 4:13-5:11.
4.1.4 Menuliskan sebuah doa syukur tentang sukacita di dalam pelayanan dan pewartaan
Injil, dengan mengambil inspirasi dari pengalaman hidup rasul Paulus dalam penjara
(bdk. Flp.1:12-26).
4.1.5 Menuliskan sebuah refleksi tentang perkembangan dan pertumbuhan imanmu.
4.1.6 Menuliskan sebuah doa syukur kepada Allah Roh Kudus yang memberikan karunia-
karunia kepada diri kita masing-masing.
4.1.7 Menuliskan sebuah refleksi tentang hidup oleh Roh.
3. Pengelompokan
4. Struktur surat Paulus
Penutup 1. Menuliskan sebuah contoh surat Mandiri 10”
pribadi dengan struktur seperti surat-
surat Paulus
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru menyiapkan Identifikasi latar Kitab Suci
perikop salah satu surat belakang dan tujuan
Paulus(Mis. Surat penulisan,
Filemon), peserta didik Pengelompokan dan
diminta untuk Struktur surat Paulus
mengidentifikasi latar kepada Filemon.
belakang dan tujuan
penulisan,
Pengelompokan dan
Struktur surat Paulus.
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Tuhan Bapa yang Mahakuasa, Berkat kesaksian dan pewartaan rasul Paulus,
kabar sukacita-Mu sampai menjangkau segala bangsa. Lewat kehadiran nyata
maupun melalui surat-surat, rasul Paulus meneguhkan hati dan iman umat-Mu.
Semoga kehadiran kami, membuat orang lain merasa terhibur. Demi Kristus, Tuhan
kami. Amin.
Guru menyiapkan perikop salah satu surat Paulus (Mis. Surat Filemon), peserta
didik diminta untuk mengidentifikasi latar belakang dan tujuan penulisan,
Pengelompokan dan Struktur surat Paulus.
Contohnya Surat Filemon
a. Latar belakang dan tujuan penulisan
Filemon memiliki seorang budak yang bernama Onesimus. Budak itu melarikan diri
sampai akhirnya bertemu dan berkenalan dengan Paulus di dalam penjara. Antara
Onesimus dan Paulus terjalin hubungan yang akrab (ay. 10,12,13) dan bahkan budak
itu menjadi pembantu Paulus. Surat kepada Filemon ini, dibawa langsung oleh
Onesimus sang budak. Isi surat ini, ia mengajukan permohonan kepada sahabatnya itu
untuk menerima kembali Onesimus.
b. Pengelompokan
Surat Filemon termasuk dalam kelompok surat di penjara dengan tujuannya adalah
untuk pribadi.
c. Struktur Surat Filemon
- Pembuka (1-7): Salam dan Ucapan Syukur.
- Permintaan kepada Filemon (8-22): Menerima kembali Onesimus.
- Penutup (23-25): Salam penutup.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengajak peserta didik Amati gambar berikut Kitab 60”
untuk mengamati gambar contoh Suci
surat Paulus. Gambar
Guru meminta peserta didik Sampaikan pendapatmu model
menyatakan pendapatnya tentang tentang gambar tersebut. surat
gambar tersebut. Masuklah dalam dalam
Guru membagi peserta didik kelompokmu masing- dunia
dalam kelompok-kelompok masing! Perjanji-
an Baru
Diskusikanlah tentang :
Guru meminta peserta didik
1. Surat sebagai sarana
mendiskusikan tentang: komunikasi.
1. Surat sebagai sarana 2. Latar belakang dan
komunikasi. tujuan penulisan.
2. Latar belakang dan tujuan 3. Pengelompokan.
penulisan. 4. Struktur surat
3. Pengelompokan. Paulus.
4. Struktur surat Paulus.
Guru meminta peserta didik Presentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusimu!
diskusi.
Guru menegaskan dan
menyimpulkan hasil diskusi
peserta didik.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar contoh surat di bawah ini:
Ya Bapa yang Kudus, lewat kesaksian hidup dan pengajaran rasul Paulus banyak orang
bertobat dan percaya kepada nama-Mu. Buatlah kami rela meninggal dosa-dosa kami dan
kembali berdamai dengan Dikau dan dengan sesama. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Guru menyiapkan perikop surat Filemon, peserta didik diminta untuk membaca perikop
surat Flm ay.1-25
Struktur Surat Filemon
Pembuka (1-7): Salam dan Ucapan Syukur.
Permintaan kepada Filemon (8-22): Menerima kembali Onesimus.
Penutup (23-25): Salam penutup
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru membagi peserta didik dalam Masuklah dalam kelompok- Kitab 60”
kelompok diskusi. kelompok diskusi. Suci
Guru mengajak peserta didik untuk Bacalah dan diskusikan
membaca lagi perikop surat Filemon tentang:
di atas dan mendiskusikan tentang: 1. Latar belakang Surat
1. Latar belakang Surat Filemon. Filemon.
2. Permintaan Paulus mengenai 2. Permintaan Paulus
Onesimus. mengenai Onesimus.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok diskusi.
Guru mengajak peserta didik untuk membaca lagi perikop surat Filemon di atas dan
mendiskusikan tentang:
1. Latar belakang Surat Filemon.
2. Permintaan Paulus mengenai Onesimus.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan setiap kelompok memaparkan hasil
diskusinya.
Guru memberikan penegasan sebagai berikut:
1. Latar Belakang Surat Filemon
Paulus menulis surat ini kepada Filemon dari dalam penjara sehingga ia menyebut diri
“seorang hukuman karena Kristus Yesus”(ay. 1). Dari dalam penjara itulah Paulus
mengirim surat kepada Filemon.
Filemon adalah seorang yang cukup berada. Ia tidak hanya mempunyai budak-budak
(entah berapa), tetapi juga sebuah rumah yang cukup besar (ay. 2). Apa kedudukan dan
peranannya dalam masyarakat tidak jelas, tetapi dalam lingkup umat Kristen di luar
rumahnya sendiri ia seorang tokoh yang agak penting dan berpengaruh (bdk. ay. 5-7).
Filemon memiliki seorang budak yang bernama Onesimus. Budak itu melarikan diri
sampai akhirnya bertemu dan berkenalan dengan Paulus di dalam penjara. Antara
Onesimus dan Paulus terjalin hubungan yang akrab (ay. 10,12,13) dan bahkan budak itu
menjadi pembantu Paulus. Surat kepada Filemon ini, dibawa langsung oleh Onesimus
sang budak. Isi surat ini, ia mengajukan permohonan kepada sahabatnya itu untuk
menerima kembali Onesimus.
2. Permintaan Paulus mengenai Onesimus
Dalam surat ini, Paulus mengajukan permintaan kepada Filemon mengenai “anakku
yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus” (ay. 10). Isi permintaan
Paulus kepada Filemon adalah menerima kembali Onesimus bukan lagi sebagai budak
melainkan sebagai saudara seiman yang terkasih. Paulus sendiri sudah menerimanya
sebagai saudara terkasih, bahkan menyebutnya anak. Paulus sebenarnya ingin menahan
Onesimus untuk menemaninya dalam penjara dan melayaninya, tetapi ia tidak mau
melakukan hal itu tanpa persetujaun Filemon.
Secara halus Paulus mendesak Filemon untuk menerima Onesimus. “Kalau engkau
mengaggap aku saudaramu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri”(ay. 17). Jika
Onesimus telah merugikan Filemon atau berhutang kepadanya, Paulus akan
menaggungnya, walaupun sebenarnya Filemon juga memiliki hutang (rohani) kepada
Paulus. Ia telah menjadi percaya pada Kristus berkat pewartaan Paulus. Karena itu,
dalam arti tertentu ia mendapatkan keselamatan karena “jasa” Paulus. Akhirnya, Paulus
mengungkapkan keyakinannya bahwa Filemon akan melakukan lebih dari yang diminta
oleh Paulus. Ia juga meminta Filemon mau memberinya tumpangan jika nanti Paulus
berkunjung ke rumahnya.
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Menuliskan sebuah doa syukur Tulislah sebuah doa syukur 10”
tentang hamba dan anak kekasih tentang hamba dan anak
Allah. kekasih Allah.
Guru mengajak peserta didik untuk Berdoa untuk menutup
menutup pelajaran dengan doa pertemuan hari ini!
penutup
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa kami yang ada di surga. Engkau mengajari kami untuk mengampuni sesama
kami dan mencintai mereka dengan tulus hati, seperti rasul Paulus yang mencintai
Onesimus dan menganggapnya sebagai saudara yang kekasih. Buatlah kami hidup
damai dengan sesama, seperti Putra-Mu terkasih, Dialah Tuhan dan pengantara kami,
sepanjang segala masa. Amin.
C. Surat Pertama kepada Jemaat Tesalonika
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
III Pembukaan 1. Membaca parikop surat pertama Membaca 10”
kepada Jemaat Tesalonika
Kegiatan Inti 3. Menjelaskan Latar belakang Surat Ceramah 60”
pertama kepada Jemaat Diskusi
Tesalonika. Presentasi
4. Menjelaskan pelayanan Paulus di
Tesalonika.
5. Menjelaskan makna kedatangan
Tuhan bagi jemaat Tesalonika.
Penutup 1. Menuliskan sebuah refleksi Tugas Mandiri 20”
tentang makna kedatangan Tuhan
bagi orang kristiani
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa 20”
peserta didik untuk
berdoa Kitab Suci
Guru meminta peserta Membaca teks 1Tes.
didik untuk membaca 2:1-20, dan temukan
teks 1Tes. 2:1-20, dan ayat-ayat yang
menemukan ayat-ayat berbicara tentang
yang berbicara tentang Paulus di Tesalonika.
Paulus di Tesalonika.
Guru memberikan
penegasan berdasarkan
ayat-ayat yang
ditemukan.
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa, semangat yang di tunjukkan oleh Rasul Paulus menjadi semangat yang hendak
lakukan sepanjang proses ini. Semoga dengan demikian, kami pun boleh mendapat
ganjaran keselamatan seperti yang Engkau janjikan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara
kami. Amin
Guru menyiapkan perikop Kitab Suci 1Tes. 2:1-20, peserta didik diminta untuk
membacanya.
Setelah membaca, peserta didik diharapkan menjawab pertanyaan berikut:
- Manakah ayat-ayat dalam perikop tersebut yang berbicara tentang Paulus di
Tesalonika?
- Apa yang dilakukan Paulus di Tesalonika?
Sesudah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan
sebagai berikut:
Silas (Silwanus), dan Timotius, tiba di Tesalonika mewartakan Injil, menasehati dan
menenguhkan iman serta mengarahkan jemaat untuk hidup sesuai dengan kehendak
Allah, yang memanggil kamu ke dalam kerajaan dan kemulian-Nya.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah perikop 1Tes. 4:13-
membaca perikop 1Tes. 4:13-5:11. 5:11.
Guru meminta peserta didik
mendiskusikan perikop 1Tes. 4:13- Diskusikan perikop 1Tes.
5:11 dengan pertanyaan panduan 4:13-5:11, dengan pertanyaan
berikut: panduan berikut:
1. Jelaskan latar belakang Surat 1. Jelaskan latar belakang
pertama kepada Jemaat Surat pertama kepada
Tesalonika. Jemaat Tesalonika.
2. Jelaskan makna kedatangan 2. Jelaskan makna
Tuhan bagi jemaat Tesalonika. kedatangan Tuhan bagi
Guru meminta peserta didik jemaat Tesalonika.
melaporkan hasil diskusi kelompok.
Laporkan hasil diskusi
Guru memberikan penegasan
kelompok.
tentang materi, teks yang dibacakan
dan hasil diskusi kelompok
Ya Bapa kami yang maha kasih, Yesus Kristus Putra-Mu telah mengorbankan
diri-Nya demi keselamatan kami umat-Mu. Ia berjanji akan datang kembali
untuk mengadili orang yang hidup maupun yang mati. Semoga karena iman
kepada-Mu, kami pun diselamatkan. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Ya Bapa, Raja Mahamulia. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami mampu
bersukacita di tengah situasi sulit yang kami hadapi sebagai pewarta Sabda-Mu.
Perkenankanlah kami menikmati anugrah dan mahkota surgawi. Demi Kristus Tuhan
kami. Amin
Guru menyiapkan perikop Kitab Suci, peserta didik diminta untuk membaca dan
mengidentifikasi ayat-ayat yang berbicara tentang sukacita Paulus di penjara dan
merendahkan diri seperti Kristus.
a. Perikop yang penting, yaitu: Flp. 1:12-26, dan 2:1-11
b. Jawab pertanyaan berikut!
- Apa yang menyebabkan Paulus bersukacita meskipun di dalam penjara?
- Bagaimana nasihat Paulus agar jemaat Filipi tetap bersatu dan merendahkan diri
seperti Kristus?
Guru memberikan penegasan atas diskusi peserta didik:
Paulus bersukacita karena ia yakin bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatan
oleh doa dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab bagi Paulus, hidup adalah Kristus
dan mati adalah keuntungan. Maka Paulus menasehati jemaat di Filipi untuk sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Seperti Kristus yang telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Puncaknya adalah ketaatan Yesus di atas kayu salib.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah perikop Flp. 1:12-26;
membaca lagi perikop Flp. 1:12-26; 2:1-11
2:1-11
Guru meminta peserta didik Ceritakanlah kembali secara
menceritakan kembali secara tertulis tertulis dengan kata-kata
dengan kata-kata sendiri perikop sendiri perikop Flp. 1:12-26;
Flp. 1:12-26; 2:1-11. 2:1-11.
Guru memberikan penegasan
tentang materi, teks yang dibacakan
dan diceritakan kembali secara
tertulis.
Guru mengorganisir peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik membaca lagi perikop Flp. 1:12-26; 2:1-11.
Guru meminta peserta didik menceritakan kembali secara tertulis dengan kata-kata
sendiri (dalam kelompok) perikop Flp. 1:12-26; 2:1-11.
Guru memberikan penegasan tentang materi, teks yang dibacakan dan diceritakan
kembali secara tertulis.
1. Latar belakang
Paulus sedang berada dalam penjara di Efesus ketika menulis surat kepada Jemaat
Filipi. Penjara tempat Paulus, adalah tahanan yang relatif ringan. Timotius, rekan
kerjanya yang paling setia, tetap bersama dengannya di dalam penjara. Mendengar bahwa
Paulus telah dijebloskan ke dalam penjara, Jemaat Filipi menjadi khawatir dan sedih. Ia
dituduh melanggar hukum Romawi karena memberitakan Kristus (Flp. 1:12-13) dan
menolak menyembah kaisar dan dewa-dewi.
Untuk mengurangi beban Paulus selama berada di dalam penjara, jemaat Filipi
mengirim bantuan financial yang diantarkan oleh Epafroditus. Paulus memanfaatkan
kembalinya Epafroditus itu sebagai kesempatan untuk mengirim surat kepada Jemaat.
Lewat surat itu ia memberitahukan keadaannya di dalam penjara dan dengan demikian
juga menghilangkan kecemasan Jemaat atas nasib Paulus dan pewartaan Injil (Flp. 1:12-
26).
2. Sukacita Paulus di dalam penjara
Paulus dipenjarakan karena Kristus, untuk itu sebagai orang yang diutus untuk
memberitakan Injil, Paulus merasa yang penting baginya adalah bahwa Kristus
diberitakan, hal itu sudah cukup membuat Paulus bersukacita. Paulus sendiri tidak
binggung dengan keadaan dirinya, apakah ia akan bebas atau dihukum mati. “Bagiku
hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp. 1:21). Kalau bebas dari
hukuman, ia akan kembali bekerja bagi Kristus; kalau harus mati, ia merasa beruntung
karena dapat segera bertemu dengan Kristus, yang selama ini telah dilayaninya.
Sebenarnya ia ingin mati supaya dapat berjumpa dengan Kristus, tetapi mengingat
perlunya kehadiran Paulus bagi Jemaat, ia yakin akan bebas dan kembali berkarya.
Ya Bapa yang murah hati,Yesus Kristus Putra-Mu telah merendahkan diri sama seperti kami dengan
mengambil rupa seorang hamba yang menderita. Ajarilah kami untuk tidak menyombongkan diri di
hadapan-Mu, tetapi dengan rendah hati serta tekun melaksanakan tugas yang telah Dikau percayakan
kepada kami. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Ya Bapa yang maha kuasa dan kekal, Engkau memilih dan mengangkat Paulus
menjadi rasul-Mu yang sejati. Berkat iman dan kesaksiannya banyak orang di hantar
kepada Kristus dan Gereja-Nya. Semoga karena iman yang sama, kami pun digerakan
oleh Roh Kudus untuk menjadi saksi-Mu di mana kami berada. Demi Kristus Tuhan
dan pengantara kami. Amin
Guru menyiapkan perikop Kitab Suci Gal. 1:11-2:10, 2:1-10, dan 3:1-14, peserta didik
diminta untuk membacanya.
a. Perikop yang penting, yaitu: Gal. 1:11-24, 2:1-10, dan 3:1-14.
b. Jawab pertanyaan berikut!
- Mengapa Paulus menyebut dirinya rasul?
- Bagaimana Paulus diterima dan diakui oleh para rasul?
- Jelaskanlah manusia dibenarkan oleh karena iman!
Guru memberikan penegasan singkat atas diskusi peserta didik:
Paulus menegaskan bahwa ia sesungguhnya menerima tugas pemberitaan Injil ini bukan
dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadanya, tetapi ia
menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. Para rasul menerima Paulus sebagai rasul
bangsa-bangsa tidak bersunat, sedangkan Petrus dan rasul lainnya diutus kepada bangsa-
bangsa yang bersunat. Dan berkat pemberitaan Injil yang diwartakan oleh Paulus orang-
orang non Yahudi pun diselamatkan. Mereka diselamatkan bukan lagi karena hukum
Taurat tetapi karena iman akan Yesus Kristus.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah perikop Gal. 1:11-
membaca lagi perikop Gal. 1:11- 2:10; 3:1-14.
2:10; 3:1-14.
Guru meminta peserta didik Diskusikan perikop Gal.
mendiskusikan perikop Gal. 1:11- 1:11-2:10; 3:1-14, dengan
2:10; 3:1-14, dengan pertanyaan pertanyaan panduan berikut:
panduan berikut: 1. Jelaskan latar belakang
1. Jelaskan latar belakang Surat
Surat kepada Jemaat
kepada Jemaat Galatia.
Galatia.
2. Jelaskan bagaimana Paulus
2. Jelaskan bagaimana
menjadi rasul.
Paulus menjadi rasul.
3. Jelaskan pembenaran oleh
3. Jelaskan pembenaran
Iman.
Guru meminta peserta didik oleh Iman.
melaporkan hasil diskusi Laporkan hasil diskusi
kelompok. kelompok.
Guru memberikan penegasan
tentang materi, teks yang
dibacakan dan hasil diskusi
kelompok
Guru mengorganisir peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik membaca lagi perikop Gal. 1:11-2:10; 3:1-14
Guru meminta peserta didik mendiskusikan perikop Gal. 1:11-2:10; 3:1-14, dengan
pertanyaan panduan berikut:
1. Menjelaskan Latar belakang Surat kepada Jemaat Galatia.
2. Menjelaskan bagaimana Paulus menjadi rasul.
3. Menjelaskan pembenaran oleh Iman.
Guru meminta peserta didik melaporkan hasil diskusi.
Guru memberikan penegasan tentang teks yang dibacakan dan hasil diskusi
kelompok.
1. Latar Belakang
Jemaat-jemaat Galatia sedang mengalami kekacauan dan kebingungan yang
disebabkan oleh para pengacau yang datang dari luar Jemaat, yaitu dari kalangan orang
Yahudi yang telah menjadi Kristiani (Gal. 1:6-7). Mereka memang teguh adat istiadat
Yahudi dan mau memaksakan agar orang-orang non Yahudi yang menjadi Kristiani juga
melakukan hal yang sama (Gal. 4:21;5:2-12;6:12). Misalnya, kewajiban untuk disunat
dan menghindari makanan yang haram. Mereka memberi kesan bahwa iman akan
Kristus belum cukup untuk memperoleh keselamatan sehingga harus dilengkapi dengan
hukum agama Yahudi. Melalui surat ini Paulus mengingatkan para anggota Jemaat
bahwa keputusan mereka untuk mempercayai para pengacau yang menghasut mereka itu
tidak dapat dibenarkan. Sebaliknya, Paulus berusaha meyakinkan Jemaat bahwa ia
adalah rasul yang sejati dan Injil yang diberitakannya kepada mereka adalah Injil yang
benar. Karena itu, surat Galatia bersifat sangat pribadi, dalam arti Paulus banyak
mengungkapkan perasaan dan isi hatinya.
Ya Bapa kami yang maha baik. Melalui Yesus Kristus, Engkau telah merencanakan
keselamatan bagi kami ciptaan-Mu. Dengan mengutus para rasul-Nya, warta
keselamatan itu tersebar jauh ke segala bangsa. Kami mohon, bukalah mata iman
kami untuk menyadari tugas mulia ini, dan membawa banyak orang pada Dikau.
Demi Kristus Tuhan kami. Amin
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru memfasilitasi peserta Berdoa. 20”
didik untuk berdoa
Guru meminta peserta didik Membaca teks 1Kor. 11:17-
untuk membaca teks 1Kor. 34; 12:1-31, dan menemukan Kitab Suci
11:17-34; 12:1-31, dan ayat-ayat yang berbicara
menemukan ayat-ayat yang tentang Ekaristi (Perjamuan),
berbicara tentang Ekaristi dan banyak anggota satu
(Perjamuan), dan banyak tubuh.
anggota satu tubuh.
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa, pada malam sebelum sengsara-Nya, Putra-Mu Yesus Kristus Tuhan kami
telah meninggalkan kenangan akan Tubuh dan Darah-Nya sebagai santapan jiwa yang
menyelamatkan. Semoga dengan demikian, kami pun boleh mendapat ganjaran
keselamatan seperti yang Engkau janjikan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin
Guru menyiapkan perikop Kitab Suci 1Kor. 11:17-34; 12:1-11, dan 12:12-31, peserta
didik diminta untuk membacanya.
Guru meminta peserta didik menulis kembali perikop yang telah dibacakan dengan kata-
kata sendiri.
Guru meminta dua orang peserta didik untuk membacakan hasil kerjanya di depan kelas.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah perikop 1Kor. 11:17-
membaca lagi perikop 1Kor. 11:17- 34; 12:1-31.
34; 12:1-31. Diskusikan perikop 1Kor.
Guru meminta peserta didik 11:17-34; 12:1-31, dengan
mendiskusikan perikop 1Kor. 11:17- pertanyaan panduan berikut:
34; 12:1-31 dengan pertanyaan 1. Menjelaskan Latar
panduan berikut: belakang Surat pertama
1. Menjelaskan Latar kepada Jemaat Korintus.
belakang Surat pertama 2. Menjelaskan tentang
kepada Jemaat Korintus. Ekaristi.
2. Menjelaskan tentang 3. Menjelaskan tentang
Ekaristi. banyak anggota tetapi
3. Menjelaskan tentang satu tubuh.
banyak anggota tetapi satu
tubuh. Laporkan hasil diskusi
Guru meminta peserta didik kelompok.
melaporkan hasil diskusi
kelompok.
Guru memberikan penegasan
tentang materi, teks yang
dibacakan dan hasil diskusi
kelompok
Guru mengorganisir peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik membaca lagi perikop 1Kor. 11:17-34; 12:1-31
Guru meminta peserta didik mendiskusikan perikop 1Kor. 11:17-34; 12:1-31, dengan
pertanyaan panduan berikut:
1. Menjelaskan Latar belakang Surat pertama kepada Jemaat Korintus.
2. Menjelaskan tentang Ekaristi (Perjamuan Malam).
3. Menjelaskan tentang banyak anggota tetapi satu tubuh.
Guru meminta peserta didik melaporkan hasil diskusi.
Guru memberikan penegasan tentang teks yang dibacakan dan hasil diskusi
kelompok.
1. Latar belakang
Di kota Efesus Paulus menerima kabar yang tidak menggembirakan mengenai
Jemaat Korintus. Ia pun menulis surat untuk menanggapi berbagai persolaan yang
mereka hadapi (1Kor. 5:9). Hanya saja surat ini hilang sehingga tidak diketahui
isinya. Menjelang akhir masa tinggalnya di Efesus dalam perjalanan misi ketiga (Kis.
19:1-20), Paulus kembali menerima kabar tentang berbagai masalah yang terjadi
dalam jemaat Korintus dari keluarga Khloe (1Kor. 1:11), dari seorang utusan yang
dikirim oleh Jemaat (1Kor. 7:1), dan dari Apolos (1Kor. 16:12; Kis. 18:27 dst.).
Untuk menanggapi berbagai persoalan itu, Paulus menulis surat lain, yang dikenal
dengan 1Korintus.
Orang-orang dari keluarga Khloe memberitahukan kepada Paulus terjadinya
perpecahan di antara para anggota Jemaat. Mereka menyatahkan bahwa para anggota
Jemaat terpecah-pecah dalam berbagai kelompok dan masing-masing menganggap
diri lebih penting daripada yang lain. Setiap kelompok mengaitkan diri dengan tokoh-
tokoh tertentu, yaitu Paulus, Apolos, Kefas (=Petrus), dan Kristus. Di samping itu,
para utusan dari keluarga Khloe juga mengatakan bahwa di dalam Jemaat terdapat
persoalan serius yang menyangkut soal percabulan yang dilakukan oleh beberapa
anggotanya.
2. Perjamuan Tuhan (11:17-34)
Pada awalnya perayaan Ekaristi merupakan bagian dari perjamuan persaudaraan.
Perjamuan Terakhir merupakan perjamuan makan dan bagi orang Yahudi perjamuan
mamiliki ciri religius. Sebelum perayaan Ekaristi, mereka mengadakan perjamuan makan
bersama dan setiap orang membawa sendiri-sendiri makanan dan minumannya.
Akibatnya, yang dapat membawa banyak makanan dan minuman lalu menikmatinya
sepuas-puasnya sampai mabuk. Sedangkan yang miskin dan tidak dapat membawa
makanan dibiarkan lapar.
Menanggapi situasi ini, Paulus menyatakan bahwa tujuan mereka berkumpul itu
adalah untuk makan Perjamuan Tuhan. Dalam perjamuan ini mereka melakukan apa yang
perna dilakukan oleh Yesus untuk mengenangkan Dia. Pada malam waktu Ia diserahkan,
Yesus mengambil roti, mengucap syukur atasnya, lalu berkata, “Inilah Tubuh-Ku yang
diserahkan bagimu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” sesudah makan, Ia
mengambil cawan lalu berkata, “cawan ini adalah parjanjian baru yang dimeteraikan oleh
darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”
Setiap kali para anggota Jemaat makan roti dan minum anggur dalam perjamuan itu,
mereka memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Dengan demikian, jelas bahwa
perjamuan yang dilakukan Jemaat itu bukan sekadar perjamuan makan biasa.
Lebih dari itu, Paulus mengingatkan bahwa mereka, yang dengan cara yang tidak
layak makan roti dan minum dari cawan Tuhan, berdosa terhadap Tubuh dan Darah
Tuhan. Karena itu, sebelum makan roti dan minum dari cawan itu, masing-masing harus
menguji dirinya sendiri. Mereka yang makan dan minum tanpa mengakui Tubuh Tuhan,
ia mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri, sebagaimana telah dialami oleh sebagian
anggota Jemaat sendiri.
3. Berbagai Karunia, Satu Roh (12:1-11)
Paulus sengaja menggunakan istilah karunia (Yun. kharismata) untuk
menekankan bahwa semua yang mereka miliki itu semata-mata karunia, pemberian cuma-
cuma, bukan upah, hasil jerih payah, atau prestasi mereka. Kalau orang melihat karunia
itu sebagai upah atau hasil jerih payah, orang dapat merasa bangga dan merasa lebih
hebat dari anggota Jemaat yang lain. Karena merupakan karunia semata, sama sekali tidak
pantas kalau orang manyombongkannya.
Paulus tidak menyangkal bahwa karunia-karunia itu ada dalam Jemaat dan berasal
dari Roh Kudus. Roh yang sama memberikan berbagai karunia kapada Jemaat. Berkat
karunia itu para anggota Jemaat dapat memberikan berbagai macam pelayanan; dan
sebenarnya mereka melayani satu Tuhan. Kalau mereka yang mendapatkan karunia itu
dapat melakukan berbagai perbuatan ajaib, mereka harus ingat bahwa Allah yang satu
mengerjakan semua itu.
4. Banyak Anggota, Satu Tubuh (1Kor. 12:12-31)
Bagi Paulus Jemaat adalah satu tubuh Kristus. Sebagaimana tubuh memiliki
banyak anggota dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri, demikian juga tubuh
Kristus itu memiliki banyak anggota. Roh Kudus memberikan kepada setiap anggota
karunia-karunia yang dikehendaki-Nya sehingga setiap anggota dapat menjalankan
fungsinya sejalan dengan karunia yang dianugrahkan kepadanya. Jelas bahwa anggota
tubuh yang satu berbeda dari anggota yang lain. Tetapi, masing-masing tidak dapat
menganggap diri lebih utama atau lebih penting daripada yang lain sehingga seolah-olah
tidak memerlukan yang lain. Semua karunia itu diberikan demi pembinaan dan persatuan
umat, bukan demi selera pribadi. Jangan sampai ada persaingan atau penghinaan karena
Jemaat itu seperti tubuh manusia yang memiliki banyak anggota yang saling melengkapi
dan setiap anggota Jemaat mendapatkan tempat dan perannya sendiri.
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Menuliskan sebuah doa syukur Tulislah sebuah doa syukur Kitab Suci 10”
kepada Allah Roh Kudus yang kepada Allah Roh Kudus
memberikan karunia-karunia kepada yang memberikan karunia-
diri kita masing-masing. karunia kepada diri kita
masing-masing.
Guru mengajak peserta didik untuk Marilah berdoa untuk
menutup pelajaran dengan doa menutup pertemuan hari ini.
penutup.
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan
sendiri sebuah doa syukur.
Ya Bapa kami yang maha kasih, Roh Kudus-Mu telah memberikan kepada kami karunia-
karunia yang memampukan kami menjadi saksi tentang Kristus yang bangkit. Semoga
karena kesaksian kami, banyak orang mengalami sukacita dan keselamatan kekal. Demi
Kristus, Tuhan kami. Amin.
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa kami yang di Surga. Kami sekalian dibenarkan karena iman kepada-Mu.
Berkat iman itu, kami diangkat menjadi putra dan putri-Mu terkasih. Semoga kami
mampu menyelaraskan hidup kami dengan iman akan Kristus yang telah wafat dan
bangkit untuk kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin
Guru menyiapkan perikop Kitab Suci Rm. 3:21-31; 5:1-11; 6:1-14; 8:1-17, peserta didik
diminta untuk membacanya.
Guru meminta peserta didik menceritakan kembali perikop yang telah dibacakan dengan
kata-kata sendiri.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengorganisir peserta didik Bentuklah kelompok yang Kitab 60”
dalam kelompok. terdiri dari 4-5 orang. Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah perikop Rm. 3:21-31;
membaca lagi perikop Rm. 3:21- 5:1-11; 6:1-14; 8:1-17.
31; 5:1-11; 6:1-14; 8:1-17.
Guru meminta peserta didik Diskusikan perikop Rm. 3:21-
mendiskusikan perikop Rm. 3:21- 31; 5:1-11; 6:1-14; 8:1-17,
31; 5:1-11; 6:1-14; 8:1-17 dengan dengan pertanyaan panduan
pertanyaan panduan berikut: berikut:
1. Jelaskan latar belakang Surat
1. Jelaskan latar belakang
kepada Jemaat Roma.
Surat kepada Jemaat
2. Jelaskan tentang dibenarkan
Roma.
karena iman.
2. Jelaskan tentang
3. Jelaskan tentang hasil
dibenarkan karena iman.
pembenaran.
3. Jelaskan tentang hasil
4. Jelaskan tentang mati dan
pembenaran.
bangkit bersama Kristus.
5. Jelaskan tentang hidup oleh 4. Jelaskan tentang mati dan
Roh. bangkit bersama Kristus.
5. Jelaskan tentang hidup
Guru meminta peserta didik oleh Roh.
melaporkan hasil diskusi Laporkan hasil diskusi
kelompok. kelompok.
Guru memberikan penegasan
tentang materi, teks yang
dibacakan dan hasil diskusi
kelompok
Guru mengorganisir peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik membacalagi perikop Rm. 3:21-31; 5:1-11; 6:1-14; 8:1-
17
Guru meminta peserta didik mendiskusikan perikop Rm. 3:21-31; 5:1-11; 6:1-14; 8:1-
17, dengan pertanyaan panduan berikut:
1. Jelaskan latar belakang Surat kepada Jemaat Roma.
2. Jelaskan tentang dibenarkan karena iman.
3. Jelaskan tentang hasil pembenaran.
4. Jelaskan tentang mati dan bangkit bersama Kristus.
5. Jelaskan tentang hidup oleh Roh.
Guru meminta peserta didik melaporkan hasil diskusi.
Guru memberikan penegasan tentang teks yang dibacakan dan hasil diskusi
kelompok.
1. Latar belakang
Paulus menulis surat kepada Jemaat Roma ketika ia berada di Korintus dan
bersiap-siap untuk pergi ke Yerusalem (Rm. 15:22-33; 1Kor. 9:1-5). Ia harus
mengantarkan bantuan dana yang telah dikumpulkan oleh Jemaat-jemaat di Makedonia
dan Akhaya (Yunani) untuk membantu para anggota Jemaat Yerusalem yang miskin.
Sesudah itu ia hendak pergi mewartakan injil ke Spanyol. Ia berharap dapat berkunjung
ke Roma dalam perjalanannya ke Spanyol itu (Rm. 1:11; 15:24).
Paulus menjelaskan kepada Jemaat Roma Injil yang selama ini diwartakannya.
Surat Roma dimaksudkan oleh Paulus untuk memberikan penjelasan mengenai Injilnya
secara jelas dan teratur. Walaupun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa surat ini
merupakan ringkasan yang menyeluruh dari teologi dan ajaran Paulus. Surat ini lebih
merupakan uraian yang lebih teratur mengenai beberapa tema pokok yang sudah dibahas
dalam surat Galatia dan 1-2 Korintus.
2. Dibenarkan Malalui Iman (3:21-31)
Dosa memisahkan manusia dari Allah; manusia yang bedosa tidak dapat tinggal
bersama dengan Allah. Manusia yang terpisah dari Allah dapat disebut “mati secara
rohani ”dan kematian rohani ini dilambangkan dengan kematian badaniah. Tetapi,
Kristus rela menanggung hukuman mati yang seharusnya dijatuhkan kepada semua
manusia itu. Ia mati di kayu salib dan untuk sementara waktu terpisah dengan Allah.
Karena hukumannya telah dijalani oleh Kristus, manusia dianggap benar (dibenarkan)
oleh Allah dan dianggap layak mendapatkan keselamatan. Demikianlah semua manusia
telah dibenarkan secara cuma-cuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus. Dengan
demikian, manusia dibenarkan karena iman, bukan karena Hukum Taurat. Allah
membenarkan orang Yahudi (bersunat) maupun non Yahudi (tidak bersunat) melalui
iman.
3. Hasil Pembenaran (Rm. 5:1-11)
Pembenaran oleh Allah melalui Kristus yang berdasarkan kasih melulu menjadi dasar
pengharapan kokoh kuat yang tak tergoncangkan oleh apapun (Rm. 5:2-11). Dasarnya
ialah Kristus yang mengimbangi dan malah melampaui Adam. Kalau Adam membuka
tata dosa, maka Kristus membuka tata kasih karunia yang lebih kuat (Rm. 5:12-21).
4. Mati Terhadap Dosa (Rm. 6:1-23)
Ungkapan “mati terhadap sesuatu” berarti bahwa sesuatu itu sama sekali tidak
mempunyai pengaruh terhadapnya. Orang yang telah mati tidak dapat dipengaruhi dan
tidak terpengaruhi oleh urusan-urusan kehidupan. Bila dikatakan bahwa orang yang
percaya kepada Kristus telah mati terhadap dosa, hal ini berarti bahwa mereka tidak ada
hubungan dengan dosa dan dosa tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap mereka.
Karena orang yang dibenarkan oleh Allah itu telah mati terhadap dosa, Paulus
mengingatkan Jemaat untuk:
1. Tidak “membiarkan dosa menguasai hidupmu yang fana” supaya mereka tidak
menuruti keinginan yang jahat (ay. 13).
2. Tidak “menyerahkan anggota badanmu kepada kuasa dosa untuk digunakan bagi
maksud-maksud yang jahat,” tetapi menyerahkan diri kepada Allah supaya
dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (ay. 13).
Melalui baptisan orang menjadi senasib dengan Kristus, dibebaskan dari kuasa
dosa, ia ditempatkan di bawah kuasa kasih Allah untuk memperoleh kebangkitan.
5. Hidup oleh Roh (Rm. 8:1-17)
Keinginan daging merupakan perseteruan dengan Allah karena tidak takluk pada
hukum Allah dan tidak mungkin berkenan pada Allah. Semua ini akan berujung pada
maut, karena orang yang berseteru dengan Allah tidak mungkin hidup bersama dengan
Allah. Tetapi, jika Roh Allah diam dalam diri kita, kita hidup di dalam Roh. Orang yang
hidup oleh Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh, yakni hidup dan damai sejahtera.
Karena itu, “jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup”
(Rm. 8:13). Pengaruh lain dari Roh itu adalah membuat orang yang menerimanya
menjadi anak Allah. Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah.
Oleh Roh itu kita dapat memanggil Allah dengan sebutan Abba (=ayah). Karena kita
adalah anak, kita adalah ahli waris, yaitu orang yang berhak menerima janji Allah yang
akan menerimanya bersama Kristus, yakni kemulian abadi. “Jika kita menderita
bersama-sama dengan Kristus, kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia” (Rm.
8:17).
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Menuliskan sebuah refleksi tentang Tulislah sebuah refleksi Kitab Suci 10”
hidup oleh Roh. tentang hidup oleh Roh.
Guru mengajak peserta didik untuk Marilah berdoa untuk
menutup pelajaran dengan doa menutup pertemuan hari ini!
penutup
Evaluasi
Untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disajikan, guru secara
berkala harus melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran sangat
penting karena akan memberikan masukan serta informasi mengenai ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini merupakan penugasan-penugasan lanjutan
yang dapat dilakukan di kelas atau di rumah. Evaluasi mencakup 3 aspek yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
1. Evaluasi Sikap
Evaluasi sikap dilakukan dengan cara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Evaluasi sikap dilakukan terhadap sikap spiritual
dan sikap sosial. Inilah yang disebut dengan Penilaian Otentik (Authentic
Assessment). Lembar penilaian sikap dapat dilihat pada bagian lampiran.
a. Evaluasi sikap Spiritual
No Instrumen Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik menyusun sebuah doa syukur
tentang Allah yang berkarya dalam seluruh
perjalanan misi Gereja melalui pesan dalam
surat-surat Paulus.
2 Siswa mendaraskan doa syukur yang telah
disusun.
Aspek yang dinilai dari instrument 1: tema, pembuka, isi, penutup
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
Aspek yang dinilai dari instrument 2: Mengawali dengan tanda salib,
kesungguhan dalam berdoa, mengakhiri dengan tanda salib, bersikap sopan.
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
b. Evaluasi Sikap Sosial
No Instrumen Skor
Tidak Kadang- Selalu
pernah kadang
1 Mengikuti kegiatan pendalaman Kitab
Suci di sekolah
2 Mengajak teman mengikuti kegiatan
pendalaman Kitab Suci di sekolah
3 Menjadi pemandu kegiatan pendalaman
Kitab Suci di sekolah
Keterangan:
0=tidak pernah
1=kadang-kadang
2=selalu
NA= Skor perolehan
Skor maksimal
Rentang Nilai
N RENTANG NILAI NILAI
O
1 90-100 A
2 80-89 B
3 70-79 C
4 ≤69 D
Ya Bapa kami yang maha murah. Seluruh hidup kami terarah kepada-Mu. Berkat
daya kekuatan Roh Kudus, Gereja tetap berdiri kokoh kuat di dunia ini. Kami mohon,
utuslah Roh Kudus-Mu, dan penuhilah hati kami, ubahlah hidup kami supaya selaras
dengan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Smstr II
BAB I PARA NABI DAN LATAR BELAKANG PEWARTAANNYA
Dalam bab ini kita mendalami secara singkat para nabi dan latar belakang pewartaannya.
Selama beberapa puluh tahun umat Israel mengalami situasi hati yang tidak tenang. Seorang
dari mereka muncul dan menentang dan memperingatkan bangsanya dan para pemimpinnya
akan panggilan mereka sebagai umat Allah. Seorang nabi punya hubungan khusus dengan
“dunia atas” Yang Ilahi, Tuhan, ataupun dewa. Hubungan khusus ini: Seorang nabi tahu
tentang hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang/tempat lain. Para nabi dikatakan sebagai
juru bicara Allah.
Mereka berbicara atas nama Allah yaitu apa yang disampaikan ialah hasil permenungan
yang mendalam antara Ia dan Allah. Bangsa Israel punya hubungan Khusus dengan Tuhan.
Umat Israel adalah umat pilihan Allah, Allah yang Maha Kuasa telah memilih bangsa Israel
menjadi umat-Nya (masuk dalam sebuah perjanjian).
Setiap nabi memiliki ciri dan coraknya tersendiri. Ciri dan corak yang berbeda itu
disebabkan oleh waktu, tempat dan situasi sosial-politik yang terjadi. Namun ada kesamaan
dasariah yakni hubungan khusus dengan Allah. Mereka mengenal “rahasia” berkat hubungan
istimewa dengan Tuhan (seorang “pelihat” yang tahu hal-hal tersembunyi).
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab 1, peserta didik diharapkan mampu:
1.1. Bersyukur atas karya agung Allah yang diwartakan dan diberitakan oleh para nabi
2.1. Bertanggung jawab untuk melanjutkan misi pewartaan para nabi kepada semua orang
3.1. Memahami para nabi dan latar belakang pewartaanya
4.1. Menyajikan hasil refleksi tentang para nabi dan latar belakang pewartaanya
Pokok Bahasan
Para Nabi Dan Latar Belakang Pewartaannya
Sub Pokok Bahasan
A. Nabi dan Tugasnya
B. Para Nabi Abad VIII SM - Sebelum Pembuangan
C. Para nabi Zaman Pembuangan dan sesudahnya
Indikator
Peserta didik mampu:
3. 1. 1 Menjelaskan Jatidiri Nabi dan tugasnya
3. 1. 2 Menjelaskan cara para nabi meyampaikan Firman dengan kata dan lambing
3. 1. 3 Mengidentifikasi pengelompokkan para nabi
3. 1. 4 Menjelaskan Latar belakang sosial-politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi
abad VIII SM
3. 1. 5 Menjelaskan Latar belakang sosial-politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi
sebelum pembuangan
3. 1. 6 Menjelaskan Latar belakang sosial-politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi
zaman pembuangan
3. 1. 7 Menjelaskan Latar belakang sosial-politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi
zaman sesudah pembuangan
4. 1. 1 Menuliskan sebuah doa syukur tentang Allah yang berkarya melalui para nabi-Nya
4.1. 2 Menuliskan sebuah refleksi tentang peran para nabi zaman sebelum pembuangan
khususnya nabi Yesaya dan bagaimana relevansinya bagi perkembangan Gereja
dewasa ini
4. 1. 3 Menuliskan sebuah refleksi tentang situasi social-politik zaman pembuangan dan
bagaimana nabi Yehezkiel berusaha melawan praktek hidup rohani yang keliru.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru menyiapkan Identifikasi ayat- Kitab Suci
beberapa perikop teks ayat yang
para nabi, peserta didik berbicara tentang
diminta untuk nabi dan tugasnya
mengidentifikasi ayat-
ayat yang berbicara
tentang nabi dan tugasnya
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa, Engkau telah memanggil dan memilih serta mengutus kami untuk
mewartakan kabar sukacita-Mu. Lewat para nabi, kami mendapatkan gambaran
tentang penyelamatan-Mu. Bukalah hati kami untuk siap sedia menyosong
kedatangan Putra Ilahi-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.
Guru menyiapkan beberapa perikop teks para nabi, peserta didik diminta untuk
mengidentifikasi ayat-ayat yang berbicara tentang nabi dan tugasnya
a. Beberapa perikop yang dapat dirujuk, yaitu: 1Raj. 14:18; 2Raj. 9:7; 2Raj. 17:13.23;
2Raj. 21:10; Yer. 7:25; 29:19; Zak. 1:6
b. Jawab pertanyaan berikut!
- Manakah teks dalam perikop-perikop tersebut yang berbicara tentang nabi dan
tugasnya?
- Apa makna ayat-ayat tersebut?
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru membagi peserta didik Masuklah dalam kelompokmu Kitab 60”
dalam kelompok masing-masing! Suci
Ya Bapa yang Mahabaik,Engkau telah membuka pikiran kami untuk mengenal dan
memahami tugas perutusan yang telah kami terima dari pada-Mu. Bantulah kami untuk
belajar dari para nabi-Mu yang dengan tekun dan setia, penuh tanggungjawab dalam
membawa misi-Mu keselamatan-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
B. Para Nabi Abad VIII SM - Sebelum Pembuangan
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
II Pembukaan 1. Mengidentifikasi nabi-nabi abad Brainstorming 10”
VIII-Sebelum Pembuangan (curah
pendapat)
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan Latar belakang Ceramah 60”
sosial-politik, nabi-nabi dan Diskusi
Presentasi
pokok pewartaan para nabi abad
VIII SM.
2. Menjelaskan Latar belakang
sosial-politik, nabi-nabi dan
pokok pewartaan para nabi
sebelum pembuangan.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa Kitab Suci 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru meminta peserta Identifikasikan nabi-nabi
didik untuk abad VIII-Sebelum
mengidentifikasi nabi- Pembuangan.
nabi abad VIII-Sebelum
Pembuangan.
Guru memberikan
penegasan
Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa yang Mahakuasa. Di tengah situasi yang serba sulit dan tak menentu,
Engkau mengutus para nabi untuk memberikan kesaksian tentang Sabda
Kebenaran yang menyelamatkan. Hadirlah kini di tengah kehidupan kami, dan
jadikan diri kami alat di tangan-Mu, demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa Kitab Suci 20”
peserta didik untuk
berdoa
Guru meminta peserta Identifikasikan nabi-nabi
didik untuk zaman pembuangan-
mengidentifikasi nabi- sesudahnya.
nabi abad VIII-nabi-nabi
zaman pembuangan-
sesudahnya .
Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Allah kami yang Mahakasih. Kasih dan kebaikan-Mu tiada batas. di tanah
pembuangan, Engkau tidak perna meninggalkan umat pilihan-Mu. Kini kami mohon,
agar di tengah kesulitan hidup, Engkau tidak pergi meninggalkan kami, tetapi setia
menyertai dan membimbing kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru membagi peserta didik dalam Masuklah dalam Kitab 60”
Suci
kelompok kelompokmu masing-
Guru meminta peserta didik masing!
mendiskusikan tentang: Diskusikanlah tentang :
1. Latar belakang sosial-politik, 1. Latar belakang social
nabi-nabi dan pokok pewartaan politik, nabi-nabi dan pokok
para nabi Zaman pembuangan. pewartaan para nabi Zaman
2. Latar belakang sosial-politik, pembuangan.
nabi-nabi dan pokok pewartaan 2. Latar belakang social
para nabi sesudah pembuangan. politik, nabi-nabi dan pokok
pewartaan para nabi
sesudah pembuangan.
9. Guru meminta peserta didik Presentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusi. diskusimu!
Guru menegaskan dan menyimpulkan
hasil diskusi peserta didik.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik mendiskusikan tentang:
1. Latar belakang social politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi Zaman
pembuangan.
2. Latar belakang social politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi
sesudah pembuangan.
10. Guru meminta peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
11. Guru menegaskan dan menyimpulkan hasil diskusi peserta didik.
1. Latar belakang social-politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi zaman
pembuangan.
a. Nabi Yehezkiel (593 SM)
Yehezkiel bekerja setelah Yeremia di antara orang-orang yang ada di
pembuangan. Ia lahir dari keluarga imam di Yerusalem dan termasuk dalam
kelompok pertama orang-orang yang dibuang ke Babilonia. Penglihatan yang
membawa dia pada tugas kenabian diterima ketika ia bersama orang-orang buangan
berada di tepi sungai Kebar (Yeh. 1:1) lima tahun setelah pembuangan berlangsung.
Ia diutus melaksanakan tugasnya tanpa takut, entah didengarkan atau ditolak.
Yehezkiel ragu untuk menerimanya, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain selain
melaksanakan tugas kenabian (Yeh. 3:14-17).
Menurut nabi Yehezkiel, umat Israel berdosa karena hanya melacurkan diri saja
(Yeh. 16). Kedosaan Israel yaitu pemujaan berhala dan pelanggaran Hukum Taurat,
khususnya aturan ibadat dan yang menyangkut halal dan haram, najis dan tahir serta
hukum hari Sabat. Kedosaan umat ini sangat berlawanan dengan kekudusan Allah.
Allah yang kudus itu hadir juga di tengah kaum buangan di Babel. Nabi Yehezkiel
berkeyakinan bahwa Israel yang dipilih Tuhan berdosa dan tidak setia, lantas dihukum
dengan keras. Tetapi umat tidak dapat bertobat, supaya ditebus, dipulihkan dan
diselamatkan. Maka demi kekudusan-Nya sendiri Tuhan bertindak, menebus dan
menyelamatkan umat-Nya. Sesudah itu barulah umat menyesal dan bertobat. Dengan
demikian Yehezkiel ternyata yakin bahwa agama sejati terletak dalam hati manusia
dan merupakan karunia Tuhan belaka.
b. Nabi Obaja (586 SM)
Ketika Yerusalem pada th. 586 SM direbut dan dihancurkan orang-orang Babel,
bangsa-bangsa tetangga Yehuda merasa senang sekali. Khususnya bangsa bersaudara,
yaitu Edom keturunan Esau, turut merampas dan merampok. Mereka malah
menduduki sebagian wilayah Yehuda. Para pengungsi dan pelarian dari Yerusalem
yang terkepung dan terhancurkan, tidak diterima dengan baik, malah dijadikan budak.
Agaknya dalam keadaan itulah nabi Obaja melontarkan kutukan Allah atas Edom.
Kutukan itu tertera dalam kitab kenabian yang paling kecil, sebenarnya hanya
selembaran saja (21 ayat). Dahulu nabi melukiskan bagaimana Edom sesuai dengan
hukum pembalasan (ay. 15b) akan dihancurkan (ay. 1-10). Kemudian diuraikan
mengapa Edom dihukum secara demikian (ay. 11-15), yaitu karena sikap dan
kelakuannya waktu bangsa Yehuda mengalami hari sialnya.
c. Ratapan (565 SM)
Ratapan bukanlah sebuah “kitab kenabian”, seperti kitab-kitab lain. Namun
demikian boleh juga dimasukkan ke dalam rangkaian kitab kenabian. Sebab dalam
lagu-lagu itu tidak hanya nasib malang diratapi, tetapi sekaligus disingkapkan latar
belakang dari nasib itu, yang secara kenabian dipahami sebagai tindakan Tuhan
sendiri. Ratapan-ratapan itu diciptakan tidak lama setelah nasib malang itu menimpah
umat Allah. Pencipta lagu-lagu itu secara pribadi terlihat dalam kejadian itu dan
menyaksikan semua. Berdasarkan 2Taw.35: 24-25 tradisi Yahudi dan Kristen
berpendapat bahwa nabi Yeremialah pengarangnya.
Dalam ratapan-ratapan itu Umat Allah menyatakan perasaan hatinya. Ia sangat
sedih karena nasib malang yang mendatanginya. Namun demikian umat tidak jatuh
putus asa dan tidak memberontak terhadap nasibnya itu. Ia meninjau kembali dirinya,
lalu terpaksa mengakui bahwa semuanya didatangkan Tuhan sebagai hukuman atas
dosa dan ketidak-setiaan umat (Rat. 1:13-18,20; 2:5-8, 14, 22; 3:1-18, 39-45; 4:6, 13;
5:17,16). Umat yang mengeluh sadar akan kesalahannya, menyesal dan minta ampun
dan sementara itu dengan sabar menjalani hukumannya. Tetapi umat tetap percaya
kepada Tuhan. Ia yakin bahwa pada saatnya Tuhan akan menolong dan memulihkan
keadaan umat.
d. Deutero-Yesaya (550 SM)
“Nabi” tak beraman yang disebut “Deutero Yesaya” tamppil dan berkarya di negeri
Babel. Ia termasuk kaum buangan yang pada yh. 586 SM diangkut oleh raja
Nebukadnezar. Keadaan kaum buangan di negeri Babel tidak terlalu buruk. Mereka
tinggal berkelompok-kelompok sebagai petani dengan tanah miliknya atau sebagai
pedangang. Ada yang cukup berada aau mendapat pangkat dan jabatan Negara yang
cukup tinggi. Pada orang-orang Yahudi di negeri Babel ada yang tetap rindu ke tanah
airnya. Mereka ingin mendapat kemerdekaan politik dalam negaranya sendiri di tanah
Palestina. Dalam agamanya mereka merasa dirinya terhambat dan terhalang-halang
untuk sepenuh-penuhnya menghayati agama Tuhan yang murni. Ada yang merasa
putus asa, seolah-olah Allah meninggalkan mereka. Menjelang akhir masa
pembuangan dalam keadaan seperti ini tampilah nabi Deutero-Yesaya. Tegasnya
setelah raja Persia, Koresy, berkuasa dan mulai menyerang kerajaan Babel.
Tampilnya Koresy mengobarkan pengharapan kaum buangan yang mau kembali ke
tanah airnya. Nabi Deutero-Yesaya sekuat tenaga berusaha semakin menyalakan
pengharapan itu dengan sajak dan nubuat-nubuatnya sehingga juga yang ragu-ragu
dan lamban diikut-sertakan.
Kitab Deutero-Yesaya mengemukakan sebuah pikiran yang serba baru dalam
pewartaan. Di dalamnya ditemukan juga empat kumpulan sajak yang berbicara
tentang hamba Yahwe (Yes. 42:1-4; 49:1-6; 50:4-9; 52:13-53:12). Hamba Yahwe ini
akan menyatukan bangsa-bangsa dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Untuk
pertama kali, gagasan tentang keselamatan universal muncul di dalam Perjanjian
Lama. Refleksi tentang hamba Yahwe ini akan terus berlangsung melintasi Perjanjian
Lama sampai pada Perjanjian Baru ketika para penulis Perjanjian Baru banyak
mengutip warta Yesaya terutama yang berkaitan dengan warta tentang hamba Yahwe
ini untuk mengungkapkan refleksi mereka hidup dan perutusan Yesus.
2. Latar belakang social-politik, nabi-nabi dan pokok pewartaan para nabi sesudah
pembuangan.
a. Nabi Hagai (520 SM)
Nabi Hagai yang hanya beberapa bulan berkarya mewariskan empat wejangan kecil
yang terkumpul dalam kitabnya. Dengan teliti wejangan itu diberi tanggal. Agaknya
nabi Hagai termasuk kaum buangan yang kembali dari Babel. Pesan nabi Hagai
sangat kena pada keadaan zamannya sendiri. Ia mendesak supaya Bait Allah segera
dibangun kembali. Masa kebahagian dan kemakmuran akan tiba setelah Bait Allah
didirikan. Maka orang Yahudi perlu mengutamakan pembangunan Bait Allah
daripada kepentingan dan keuntungan sendiri. Nabi Hagai menekankan bahwa inti
kebahagiaan dan kemakmuran ialah Roh Tuhan yang tinggal pada umat (Hag. 2:6)
sebagai daya kekuatannya. Dan itulah sebabnya mengapa Bait Allah baru, yang agak
sederhana, melebihi semarak Bait Allah yang dibangun raja Salomo (Hag. 2:10).
Dengan demikian pandangan nabi Hagai sebenarnya melampaui keadaan nyata di
zamannya. Meskipun nabi berpikir kepada Bait Allah yang atas ajakannya segera
dibangun oleh rakyat terpimpin oleh Zerubabel dan Yosua (Hag. 1:12 dst.), namun
melalui pembangunan itu pandangan nabi Hagai mencakup juga zaman keselamatan
terakhir (Hag. 2: 6-10).
b. Nabi Zahkaria (520 SM)
Nabi Zahkaria adalah seorang nabi dari kalangan para imam dan sezaman dengan nabi
Hagai, hanya berkarya lebih lama (th. 520-518 SM). Dalam kitab Zahkaria bab 1-8
terkumpul sejumlah penglihatan (delapan) yang diceritakan oleh nabi sendiri dan yang
diberi tanggal (Za. 1:7). Agaknya nabi sendiri perna menyusun semacam “kumpulan
penglihatan.” Senada dengan nabi Hagai nabi Zahkaria mendesak supaya Bait Allah
yang baru segera didirikan (Za. 4:9; 1:16; 6:15; 8:9). Ini merupakan prasyarat
keselamatan yang diharapkan dan dinantikan. Tetapi nabi Zahkaria berbeda dengan
nabi Hagai, sejauh Zahkaria lebih menekankan segi kesusilaan, keadilan, dan
pertobatan yang termasuk prasyarat keselamatan (Za. 1:1-6; 7:9; dst.; 8:16-17), sama
seperti pembersihan batin dan hati yang diadakan Tuhan sendiri (Za. 3:9; 5:5-11).
Terutama dalam bab 8 terkumpul sejumlah nubuat kecil mengenai zaman keselamatan
kelak. Tetapi pikiran serupa juga ditemukan dalam penglihatan (Za. 1:4; 16-17; 2:4-5).
Jelaslah nubuat itu jauh melampaui keadaan nyata di zaman nabi sendiri. Nubuat-
nubuat itu mencakup zaman keselamatan terakhir juga, yang berpusatkan kota
Yerusalem (Za. 8:2 dst.). Bangsa-bangsa lain pun akan mengambil bagian dalam
keselamatan umat Allah yang terakhir itu (Za. 2:11-12; 8:20 dst.). Umat Allah itu ialah
sisa umat Israel yang setia (Za. 8:11; 5:3-4; 3:2), tetapi mencakup juga bangsa-bangsa
lain.
c. Nabi Trito-Yesaya (520 SM)
Teks Yes. 56-66 dikenal sebagai Trito-Yesaya yang diperkirakan merupakan
kumpulan tulisan yang disusun oleh orang yang berbeda dari penyusun Proto maupun
Deutero-Yesaya. Trito-Yesaya lebih merupakan sebuah koleksi tulisan, dan
kemungkinan merupakan penafsiran kembali Deutero-Yesaya dan ditulis beberapa saat
setelah orang-orang buangan kembali lagi ke Yerusalem. Pesan pokok bagian ini ialah:
tetap ada masa depan. Bukan manusialah yang menentukan kapan dan bagaimana
rencana peyelamatan Allah dilaksanakan. Umat didorong dan diajak hendak berjuang
terus dan melanjutkan perjalanannya di dalam sejarah menuju keselamatan.
Pengharapannya itulah nyatanya merupakan daya penggerak umat Allah yang dalam
kepercayaan berpegang teguh pada Allah, Penyelamat yang setia.
d. Nabi Maleakhi (515 SM)
Dalam Kitab Maleakhi terkumpul enam nubuat (Mal. 1:2-5; 1:6-14+2:1-9; 2:10-16;
2:17-3:5; 3:6-12; 3:13-18+4:1-6). Semua nubuat Kitab Maleakhi tersusun berupa
dialog. Meskipun sudah menjadi biasa berkata tentang “nabi Maleakhi,” namun nabi
yang mencetuskan kitab kecil ini tidak diketahui namanya. Maleakhi memang berarti
“Utusanku” dan tidak merupakan nama diri. Nabi yang nubuat-nubuatnya terkumpul
dalam Maleakhi tampil setelah Bait Allah yang baru selesai dibangun pada th. 515,
pada masa daerah Palestina masih termasuk kerajaan Persia. Ia tampil sebelum Ezra
dan Nehemia selesai mengorganisasikan masyarakat Yahudi pada th. 445 SM. Sebab
nabi itu masih mengecam beberapa keburukan (perkawinan campur, ibadat yang
terlantar), yang dicabut oleh usaha Ezra dan Nehemia. Boleh dikatakan nabi yang
diberi nama Maleakhi itu berkarya sekitar th. 460-450 SM. Situasi masyarakat Yahudi
pada saat itu kurang beres. Para imam lalai dalam tugasnya, rakyat pun demikian.
Dengan khotbah-khotbahnya nabi “Maleakhi” berusaha memperbaiki umat yang
bersalah itu. Nabi melontarkan kecaman dan ancaman Tuhan kepada umat, khususnya
kepada kalangan para imam. Kesalahan para imam dan umat berarti: mereka tidak
menanggapi kasih Tuhan itu sebagaimana mestinya, oleh karena melalaikan ibadat,
mencemarkan kekudusan umat dengan memperistri wanita kafir yang berarti memuja
dewa-dewa lain; mereka melanggar perjanjian dengan mentalaki istrinya, meskipun
Tuhan sendiri mempersatukan suami istri.
Maka nabi mengancamkan kedatangan “Hari Tuhan,” hari penghakiman,
penghukuman dan pembersihan. Hari Tuhan itu menimpa umat Allah sendiri untuk
menghukum orang berdosa (Mal. 4:1; 3:5). Hari Tuhan itu terutama untuk
mebersihkan para imam dan segenap umat, sehingga diselenggarakan ibadat sejati dan
murni (Mal. 3:3-4).
e. Nabi Yoel (400 SM)
Menurut tradisi Yahudi nabi Yoel muncul dalam abad ke 8 SM. Tetapi dewasa ini
kebanyakan ahli kitab sepakat bahwa nabi itu membawa nubuatnya sekitar tahun 400-
350 SM, jadi di masa kerajaan Persia mencakup negeri Palestina. Karunia kenabian
pada Yoel dicetuskan oleh bencana alam yang menimpa umat Israel. Bencana alam itu
rangkap dua. Ada kawanan belalang yang makan habis dan merusakkan segenap
tumbuhan di negeri, sehingga ada kelaparan dan paceklik begitu rupa sehingga ibadat
korban terancam karena kekurangan makanan (Yl. 1:2-5; 2:1-11). Ada juga musim
kemarau yang terlalu lama sehingga kekeringan mematikan tumbuhan dan hewan (Yl.
1:9-12.16-20). Bencana itu mendorong nabi Yoel untuk mengajak dan mengerakan
para imam dan segenap umat hendak mengadakan upacara perkabungan dan
pertobatan, guna menangkis bencana alam itu (Yl. 1:5-8; 1:13-15; 2:12-17). Umat
harus bertobat. Dan kepada umat yang bertobat dijanjikan pemulihan dan
kesejahteraan (Yl. 2:18-20).
f. Kitab Barukh (200 SM)
Menurut kata pendahuluannya Kitab Barukh ditulis oleh Barukh, juru tulis nabi
Yeremia, dan olehnya dikirim ke Yerusalem, kepada pemuka bangsa di situ. Meskipun
aslinya tersendiri, namun semua bagian Kitab Barukh diresapi semangat yang sama.
Semangat itu ialah yang menjiwai orang yahudi di perantauan yang meresapkan ke
dalam hati pesan nabi Yeremia serta ajaran hikmat kebijaksanaan. Kuatlah kesadaran
akan dosa, semangat bertobat, kepercayaan dan pengharapan.
Kitab Barukh mengungkapkan kesadaran umat Allah dan menyadarkan anggota-
anggotanya bahwa karena dosa dan penyelewengan maka dihukum oleh Allah dengan
adil (Bar. 4:10 dst.). Umat mesti mengakui Hikmat kebijaksanaan Allah (Bar. 3:9 dst.)
yaitu rencana penyelamatan-Nya yang menyatakan diri dalam Hukum Taurat (Bar.
3:37 dst.). Jika umat penuh kepercayaan (Bar. 2:11-3:8) benar-benar bertobat dan
kembali kepada Hikmat-kebijaksanaan dan ketaatan (Bar. 3:13 dst.), maka Allah
memulihkan keadaan umat, membahagiakan dan memuliakan Sion serta semua
anaknya, segenap umat Allah (Bar. 4:30).
Rentang Nilai
N RENTANG NILAI NILAI
O
1 90-100 A
2 80-89 B
3 70-79 C
4 ≤69 D
.
Nilai Kognitif : NA = Skor perolehan X 100
120
Pengukuran tes penerapan dilakukan dengan menggunakan rubrik yang terdapat di lampiran.
3. Evaluasi Keterampilan (Psikomotor)
Penilaian terhadap evaluasi psikomotor peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan
(observasi). Observasi dapat dilakukan guru ketika para siswa melakukan aktivitas presentasi
pribadi, berpasangan atau berkelompok dan saat berdiskusi.
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 Menuliskan sebuah doa syukur tentang Allah yang
berkarya melalui para nabi-Nya
Ya Allah Bapa kami di surga, syukur dan terima kasih atas waktu-Mu yang
isitmewa ini kepada kami. Kurniakanlah kami keberanian untuk menjadi
pewarta kabar sukacita seperti para nabi-Mu. Pakailah diri kami seutuhnya, dan
jangan biarkan kami jalan sendirian. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab II, peserta didik diharapkan mampu:
1.2 Bersyukur kepada Allah atas para nabi yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia
2.2. Bertanggung jawab untuk melaksanakan ajaran para nabi.
3.2.Memahami pokok pewartaan para nabi abad VIII SM - sebelum pembuangan.
4.2. Menyajikan hasil refleksi tentang ajaran para nabi
Pokok Bahasan
Pokok Pewartaan Para Nabi Abad VIII Sebelum Masehi – Sebelum Pembuangan
Sub Pokok Bahasan
A. Amos
B. Yesaya
C. Yeremia
Indikator
Peserta didik mampu:
3.1.1 Menjelaskan panggilan Amos
3.1.2 Menjelaskan keadilan sosial pada jaman nabi Amos
3.1.3 Menjelaskan panggilan Yesaya
3.1.4 Menjelaskan nubuat Yesaya tentang Imanuel
3.1.5 Menjelaskan nubuat Yesaya tentang Raja damai
3.1.6 Menjelaskan panggilan Yeremia
3.1.7 Menjelaskan kotbah Yeremia mengenai bait Allah
3.1.8 Menjelaskan keluh kesah nabi Yeremia
4.1.1 Menuliskan sebuah doa agar dapat berbuat adil terhadap sesama.
4.1.2 Menuliskan sebuah doa syukur kepada Allah karena telah memilih nabi Yesaya untuk
menubuatkan kedatangan Juru Selamat.
4.1.3 Menuliskan sebuah doa syukur kepada Allah karena telah memilih nabi Yeremia untuk
mengingatkan bangsa-Nya agar tidak jatuh ke dalam dosa.
A. Amos
Rencana kerja harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar Nabi Amos di bawah ini:
(Sumber: goodsalt.com, 25 November 2018, 21.15 WIB)
Setelah peserta didik mengamati gambar di atas, guru mengajukan beberapa
pertanyaan:
1. Siapa yang terdapat dalam gambar di atas?
2. Apa pekerjaan nabi Amos?
Setelah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan
sebagai berikut:
a. Nabi Amos adalah seorang peternak pedalaman asal Yehuda ( I:1;17:12-14). Ia tidak
melamar menjadi nabi, tapi dipilih oleh Tuhan ( 3:7-8).
b. Nabi Amos juga seorang pelihat, sebab dalam kitabnya terkumpul 5 penglihatannya,
yakni:
1. Belalang ( Am.7:1-3)
2. Api ( 7:4-6)
3. Tali sipat (7:7-9)
4. Bakul dengan buah- buahan ( 8:1-3)
5. Tuhan dekat Mezbah ( 9;1-6)
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru membagi peserta didik dalam Masuklah dalam Kitab 60
kelompok kelompokmu masing- Suci
Proyekto
Guru meminta peserta didik masing!
r
mendiskusikan: Diskusikanlah tentang:
Slide
1. Panggilan Amos (Am.7:10- 2. Panggilan Amos (Am.7:10-
17) 17)
2. Keadilan sosial (Am.5:21-27;
8:4-8) 3. Keadilan sosial
(Am. 5:21-27;8:4-8)
Guru meminta peserta didik Presentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusi. diskusimu!
Guru menegaskan dan
menyimpulkan hasil diskusi peserta
didik.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok.
Guru meminta peserta didik mendiskusikan tentang:
1. Panggilan Amos (Am.7:10-17)
2. Keadilan sosial (Am.5:21-27; 8:4-8)
12. Guru meminta peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
13. Guru menegaskan dan menyimpulkan hasil diskusi peserta didik sebagai berikut:
1. Panggilan nabi Amos
a. Nabi Amos tampil pada masa pemerintahan Raja Yerobeam II ( th. 783- 743 SM) di
wilayah kerajaan Israel di bagaian utara. Pada masa itu dalam bidang keagamaan ada
penyelewengan yang cukup parah yakni dalam ibadat yang di selenggarakan. Mereka
menyembah Patung Lembu Jantan di dalam Kuil. Allah Israel juga dianggap sama
seperti dewa/i yang mereka sembah. Pada zaman ini Israel mengalami kemakmuran,
tetapi sekaligus muncul korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakadilan. Nabi
dengan sekuat tenaga mencoba membela keadilan dan mengancam segala bentuk
ketidakadilan.
b. Amos dipanggil dari kesederhanaan sebagai seorang peternak dan
pemungut buah pohon ara hutan. ( Am.7:14)
2. Keadilan social
Pada Zaman kerajaan Israel berbisnis dengan tidak jujur sudah terjadi. Ada yang
mengurangi timbangan dan mengecilkan ukuran agar mendapat untung lebih besar.
(Am. 8:5). Marak terjadi perdagangan untuk orang lemah dan miskin (Am. 8:6).
Tuhan akan memberikan hukuman bagi orang yang menipu dan memperbudak
sesamanya.
Nabi Amos diutus untuk memperjuangkan dan membela keadilan. Keadilan yang
diperjuangkan oleh nabi Amos berdasarkan perjanjian Allah dengan bangsa Israel
yang terungkap dalam tatanan moral bangsa. Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel,
bahwa satu- satunya jalan untuk terbebas dari hukuman Allah adalah dengan bertobat
dari perbuatan yang tidak adil
Situasai yang dialami oleh masyarakat Israel pada zaman nabi Amos adalah:
a. Kekayaan yang dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang serakah.
b. Orang- orang yang berkuasa dan kaya menipu dan memeras orang yang kecil.
c. Upacara keagamaan yang meriah hanya merupakan alasan untuk menutupi
kejahatan para penindas.
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru meminta masing- masing Tuliskan sebuah doa agar Kitab 10
peserta didik untuk menyusun doa dapat berlaku jujur seperti Suci
mohon kekuatan untuk berlaku jujur nubuat nabi Amos
seperti yang dinubuatkan nabi Amos
Guru mengajak peserta didik untuk Berdoa
menutup pelajaran dengan doa
penutup
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan sendiri
sebuah doa syukur:
Allah Bapa yang maha baik, kasihMu sungguh tiada tara kepada kami yang berdosa ini.
Engkau mengutus para nabi utuk mengingatkan umatMu akan keasalahan-
kesalahannya. Bantulah kami agar dapat melaksanakan ajaran dan kehendakMu dalam
hidup ini. Doa ini kami sampaikan dengan perantaran Kristus, Tuhan kami. Amin.
B. Yesaya
Rencana Kerja Harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
II Pembukaan 1. Menjelaskan panggilan Yesaya Brainstorming 20
( Yes. 6:1-13 ) (curah
pendapat)
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan nubuat Yesaya Ceramah 60
tentang Imanuel (Yes. 7: 10-25). Diskusi
2. Menjelaskan nubuat Yesaya Tanya jawab
tentang Raja Damai (Yes. 11:1-10) Presentasi
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa syukur Mandiri 10
kepada Allah karena telah
memilih nabi Yesaya untuk
menubuatkan kedatangan juru
Selamat.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa Kitab Suci 15
peserta didik untuk Pengalaman
berdoa peserta didik
Guru meminta peserta Jelaskan latar belakang Gambar
didik untuk menjelaskan nabi Yesaya, setelah
identitas nabi Yesaya, membaca Yesaya 6:1-
setelah membaca Yesaya 13
6:1-13
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Allah yang maha pengasih, Engkau sangat mencintai umatMu, sehingga mengutus para nabiMu
untuk mengingatkan kami agar bertobat dari kesalahan. Semoga kami mau dan mampu untuk
melakukan apa yang telah diajarkan oleh nabi Yesaya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar nabi Yesaya di bawah ini dan
mengidentifikasikan tentang pribadi nabi Yesaya:
Ya Bapa yang Maha baik, Engkau telah menegakkan keadilan bagi orang- orang yang
tertindas. Ajarlah kami agar mau menolong kaum yang lemah dan kecil. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
C. Yeremia
Rencana kerja harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
III Pembukaan 1. Menjelaskan identitas nabi Brainstorming 10
Yeremia (curah
pendapat)
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan panggilan Ceramah 60
Yeremia ( Yer. 1:4-19 ) Diskusi
2. Menjelaskan khotbah mengenai Presentasi
Bait Suci ( Yer. 7:1-15;
Tanya jawab
26:1-24 )
3. Menjelaskan keluh kesah nabi
( Yer. 20:7-18 )
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa syukur Mandiri 20
kepada Allah karena telah
memilih nabi Yeremia untuk
mengingatkan bangsa-Nya agar
tidak jatuh ke dalam dosa
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi peserta Berdoa Kitab Suci 25
didik untuk berdoa Pengalaman
Guru meminta peserta Jelaskan identitas nabi peserta didik
didik untuk menyebutkan Yeremia berdasarkan Gambar
jati diri nabi Yeremia Yer.1:1-3
( Yer. 1:1-3)
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Allah yang maha pengasih, Engkau sangat mencintai umatMu, sehingga Engkau
mengutus para nabiMu untuk mengingatkan kami agar bertobat dari kesalahan. Semoga
kami mampu melakukan apa yanng telah diajarkan oleh Nabi Yeremia. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Guru meminta peserta didik mengamati gambar Nabi Yeremia di bawah ini dan
mengidentifikasikan pribadi nabi Yeremia:
Evaluasi
Evaluasi untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap materi yang telah
disajikan, guru secara berkala harus melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Hasil
pembelajaran sangat penting karena akan memberikan masukan serta informasi mengenai
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini merupakan penugasan-
penugasan lanjutan yang dapat dilakukan di kelas atau di rumah. Evaluasi mencakup 3 aspek
yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Evaluasi Sikap
Evaluasi sikap dilakukan dengan cara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Evaluasi sikap dilakukan terhadap sikap spiritual dan
sikap sosial. Inilah yang disebut dengan Penilaian Otentik (Authentic Assessment).
Lembar penilaian sikap dapat dilihat pada bagian lampiran (Disiapkan oleh Tim
Penulis & dilampirkan pada buku panduan guru).
a. Evaluasi sikap spritual
No Instrumen Skor
Aspek yang dinilai dari instrument 2: Mengawali dengan tanda salib, kesungguhan dalam
berdoa, mengakhiri dengan tanda salib, bersikap sopan.
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
b. Evaluasi Sikap Sosial
No Instrumen Penilaian
Keterangan:
0= tidak pernah
1= kadang-kadang
2= selalu
NA= Skor perolehan
Skor maksimal
Rentang Nilai
No Rentang Nilai Nilai
1 90 - 100 A
2 80 – 89 B
3 70 – 79 C
4 ≥ 69 D
1 Menjelaskan 1 Jelaskan jati diri Nabi Amos adalah seorang petani dan 10
jati diri Nabi nabi Amos peternak pedalaman asal Yehuda
Amos ( I:1;17:12-14).
1 2 3 4
1 90 - 100 A
2 80 – 89 B
3 70 – 79 C
4 ≤ 69 D
Pengayaan dan Remidial
Setelah menyelesaikan proses pembelajaran peserta didik yang sudah mencapai nilai
KKM diberikan pengayaan. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM
diberikan remidial
Doa Penutup
Guru mengajak salah satu peserta didik untuk mendaraskan doa yang telah disusun
atau mendaraskan rumusan doa dibawah ini
Bapa yang Maha baik, berikan kami ketetapan hati dan kesetiaan dalam
melaksanakan tugas- tugas kami, walaupun terkadang berat. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Bangsa Israel sering kali tidak setia dan bahkan memberontak kepada Allah. Dengan
ketidak taatannya ini bangsa Israel mengalami penderitaan. Bangsa ini pernah dijajah dan
dibuang oleh bangsa lain. Walaupun akhirnya diperbolehkan pulang kenegaranya. Sepulang
dari pembuangan bangsa Israel, masih mengalami banyak masalah, sehingga membuat
bangsa ini menjadi putus asa dan mudah melupakan Tuhan.
Ditinjau dari segi sejarah, periode pembuangan termasuk periode yang paling gelap
dari seluruh sejarah Israel. Jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 sebelum masehi ke dalam
tangan Nebukadnezar merupakan suatu peristiwa yang paling menekan dari sejarah Israel.
Periode ini merupakan periode Israel kembali ke titik awal sejarahnya, yakni perhambaan.
Tetapi secara batiniah diperbaharui dengan belajar menemukan hal- hal batin dari imannya
terutama berjumpa kembali dengan Tuhan dan rencana keselamatanNya.
Disaat Israel mengalami ketidakadilan yang mengakibatkan mereka mengalami
permusuhan satu dengan yang lain, Allah mengutus nabiNya untuk mengingatkan mereka.
Nabi Yesaya bernubuat tentang tanggung jawab akan dirinya. Orang yang melakukan
kejahatan akan mati, tetapi orang yang melakukan kebaikan akan hidup. Sementara nabi
Hagai menceritakan bagaimana bangsa Israel, mengalami kesulitan walaupun telah di
perbolehkan kembali ke negaranya oleh raja Koresh dari Persia. Dan nabi Zakaria bernubuat
tentang datangnya juru selamat yang bisa membawa Israel keluar dari penderitaan yang
selama ini mereka alami.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab III ini , peserta didik diharapkan mampu:
1.3 Bersyukur kepada Allah atas para nabi yang berkarya pada zaman pembuangan dan
sesudahnya
2.3. Bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan- pesan para nabi dalam kehidupan
sehari- hari
3.3. Mengetahui para nabi yang berkarya pada zaman pembuangan dan sesudahnya
4.3. Menyajikan hasil refleksi tentang para nabi yang berkarya zaman pembuangan dan
sesudahnya
Pokok Bahasan
Pokok Pewartaan Para Nabi Zaman Pembuangan dan Sesudahnya
Sub Pokok Bahasan
A. Yehezkiel
B. Deutero Yesaya
C. Hagai
D. Zakaria
Indikator
Peserta didik mampu:
3.1.1. Menceritakan panggilan Yehezkiel
3.1.2. Menjelaskan manusia bertanggungjawab atas dirinya
3.1.3. Menceritakan kebangkitan Israel
3.1.4. Menjelaskan nubuat tentang pembebasan dari pembuangan
3.1.5. Menceritakan Allah menggunakan Koresh untuk membebaskan umat-Nya
3.1.6. Menjelaskan dewa- dewi Baal yang tidak berguna
3.1.7. Menceritakan pembangunan bait Allah
3.1.8. Menceritakan Hagai mengajak Israel untuk membangun bait Allah
3.1.9. Menjelaskan keselamatan bangsa Israel
3.1.10. Menjelaskan nubuat mengenai Mesias
4.1.1. Menuliskan sebuah doa agar semakin bertanggungjawab dalam tugas.
4.1.2. Menuliskan sebuah doa syukur kepada Allah karena telah membebaskan umat-Nya.
4.1.3. Menuliskan sebuah doa syukur kepada Allah yang hadir dalam Bait-Nya yang kudus
(dalam Gereja)
4.1.4. Menuliskan sebuah doa syukur kepada Allah karena telah memilih nabi Zakaria yang
menubuatkan mengenai Mesias.
A. Yehezkiel
Rencana kerja harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
I Pembukaan 1. Menjelaskan jati diri nabi Curah 20
Yehezkiel ( Yeh. 1:1-3) pendapat
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan panggilan nabi
Ceramah 60
Yehezkiel
Diskusi
2. Menjelaskan manusia
Presentasi
bertanggungjawab atas dirinya
Tanya
jawab
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa agar Mandiri 10
semakin bertanggungjawab
dalam tugas.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru memfasilitasi peserta Berdoa Kitab Suci 20
didik untuk berdoa Gambar
Guru meminta peserta didik Sampaikan pendapatmu Pengalaman
untuk menyebutkan jati diri tentang jati diri dan asal peserta
Yehezkiel ( bdk. Yeh:1:1-3) usul nabi Yehezkiel, setelah didik
Guru memberikan membaca Yeh.1:1-3
penegasan tentang jati diri
dan asal usul nabi
Yehezkiel
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Allah yang maha baik, Engkau telah mengutus para nabi untuk menuntun
umatMu ketika mereka jatuh, maka tolonglah kami agar tetap setia kepada
panggilan kami masing- masing. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Guru meminta peserta didik mengamati gambar nabi Yehezkiel di bawah ini dan
mengidentifikasikan pribadi nabi Yehezkiel:
B. Deutro Yesaya
Rencana kerja harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
II Pembukaan 1. Mengidentipikasi pembagian Brainstormin 15
kitab Yesaya g (curah
pendapat)
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan nubuat tentang Ceramah 60
pembebasan dari pembuangan Tanya jawab
(Yes. 40:1-11) Diskusi
2. Menceritakan Allah Presentasi
menggunakan Koresh untuk
membebaskan umatNya (Yes. 45:1-
19)
3. Dewa- dewa baal tidak berguna
(Yes. 44:9-20; 46:1-13)
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa syukur Mandiri 15
kepada Allah karena telah
membebaskan umat-Nya
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi peserta Berdoa Kitab Suci 20
didik untuk berdoa Pengalaman
Guru meminta peserta Identipikasi peserta didik
didik untuk pembagian kitab
mengidentipikasi Yesaya menurut
pembagian kitab Yesaya Alkitab
berdasarkan Alkitab
Guru meminta peserta
didik untuk menyebutkan
pembagian kitab Yesaya
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Allah yang maha baik, Engkau telah mengutus para nabi untuk menuntun
umatMu ketika mereka jatuh, maka tolonglah kami agar tetap setia kepada
panggilan kami Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bapa yang Maha baik, Engkau telah memilih para nabi Mu untuk membimbing
kami ke jalan yang benar. Jangan biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
C. Hagai
Rencana kerja harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
III Pembukaan 1. Menjelaskan jati diri nabi Hagai Curah 20
pendapat
Kegiatan Inti 1. Pembangunan Bait Allah (Ezr, Ceramah 60
31:6-22) Tanya jawab
2. Hagai mengajak orang Israel
Diskusi
membangun Bait Suci (Hag.
1:1-2:20) Presentasi
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa syukur Mandiri 10
kepada Allah yang hadir dalam Bait-
Nya yang kudus (dalam Gereja)
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa Kitab Suci 20
peserta didik untuk Pengalaman
berdoa peserta didik
Guru meminta peserta Sampaikan pendapatmu
didik untuk menyebutkan tentang asal usul nabi
jati diri nabi Hagai Hagai
Guru memberikan
penegasan tentang Nabi
Hagai
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Ya Bapa, bantulah kami semakin bertanggungjawab dalam tugas- tugas kami Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.
D. Zakaria
Rencana kerja harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
IV Pembukaan 1. Menyebutkan jati diri Zakaria Brainstorming 15
(curah
pendapat)
Kegiatan Inti 1. Keselamatan bagi Israel (Za. Ceramah 60
8:1-19) Diskusi
2. Nubuat mengenai Mesias (Za. Tanya jawab
9:1-17)
Presentasi
Penutup 1. Menuliskan sebuah doa syukur Mandiri 15
kepada Allah karena telah
memilih nabi Zakaria yang
menubuatkan mengenai Mesias.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1
Langkah-langkah Instruksi Media Waktu
Pembelajaran
Guru memfasilitasi Berdoa Kitab Suci 15
peserta didik untuk Pengalaman
berdoa peserta didik
Guru mengajak peserta Amatilah gambar berikut Gambar
didik untuk mengamati ini.
gambar berikut ini.
Guru meminta peserta Sebutkan jati diri nabi
didik untuk menyebutkan Zakaria setelah membaca
jati diri Zakaria ( bdk Za.1:1
Za.1:1)
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar Nabi Zakaria di bawah ini:
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru meminta peserta didik Tuliskanlah sebuah doa Kitab 10
menuliskan sebuah doa syukur syukur kepada Allah karena suci
kepada Allah karena telah memilih telah memilih nabi Zakaria
nabi Zakaria yang menubuatkan yang menubuatkan mengenai
mengenai Mesias. Mesias
Guru mengajak peserta didik untuk Berdoa untuk menutup
menutup pelajaran dengan doa pertemuan hari ini
penutup
Evaluasi
Evaluasi untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap materi yang telah
disajikan, guru secara berkala harus melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Hasil
pembelajaran sangat penting karena akan memberikan masukan serta informasi mengenai
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini merupakan penugasan-
penugasan lanjutan yang dapat dilakukan di kelas atau di rumah. Evaluasi mencakup 3 aspek
yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Evaluasi Sikap
Evaluasi sikap dilakukan dengan cara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Evaluasi sikap dilakukan terhadap sikap spiritual dan
sikap sosial. Inilah yang disebut dengan Penilaian Otentik (Authentic Assessment).
Lembar penilaian sikap dapat dilihat pada bagian lampiran (Disiapkan oleh Tim
Penulis & dilampirkan pada buku panduan guru).
b. Evaluasi sikap spritual
No Instrumen Skor
Aspek yang dinilai dari instrument 2: Mengawali dengan tanda salib, kesungguhan dalam
berdoa, mengakhiri dengan tanda salib, bersikap sopan.
4= bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3= bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1= bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
Keterangan:
0=tidak pernah
1=kadang-kadang
2=selalu
1 90 - 100 A
2 80 - 89 B
3 70 - 79 C
4 ≥ 69 D
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 90 - 100 A
2 80 - 89 B
3 70 - 79 C
4 ≤ 69 D
Pengayaan dan Remidial
Setelah menyelesaikan proses pembelajaran peserta didik yang sudah mencapai nilai KKM
diberikan pengayaan.
Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan remidial
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan sendiri
sebuah doa syukur.
Allah yang maha baik, terimakasih karena Engkau telah mengingatkan kami
agar membangun rumahMu. Dengan demikian kami juga memperoleh
keselamatan. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab IV ini , peserta didik diharapkan mampu:
1.4 Bersyukur atas kebijaksanaan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya
2.4. Bertanggungjawab untuk menunjukkan sikap bijaksana
3.4. Memahami kitab- kitab kebijaksanaan
4.4. Menyajikan hasil refleksi tentang kebijksanaan
Pokok Bahasan
Kitab- Kitab kebijaksanaan
Allah Bapa, yang maha baik, Engkau adalah sumber kebijaksanaan, anugerahilah
kepada kami kebijaksanaanMu, sehingga kami dapat bertindak sesuai dengan rencana
dan kehendak-Mu. Sama seperti pada waktu Engkau menganugerahkan kebijaksanaan
kepada raja Salomo saat Dia memimpin bangsa Israel. Demi Kristus, Tuhan pengantara
kami. Amin.
Setelah peserta didik mengemukakan pendapatnya, guru memberikan penegasan berikut.
Kata kebijaksanaan berasal dari kata bijaksana. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia bijaksana berarti: selalu menggunakan akal budinya, pengalaman dan
pengetahuannya, arif, tajam pikirannya.
Jadi kebijaksanaan berarti:
1. Kepandaian menggunakan akal budinya ( pengalaman dan pengetahuannya)
2. Kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan dan sebagainya.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Doa Penutup
Guru mengajak salah satu peserta didik memimpin doa penutup dengan
membacakan doa permohonan yang telah disusunnya.
B. Amsal
Rencana kerja harian
Materi Tahapan Indikator Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
II Pembukaan 1. Menjelaskan arti kitab Amsal Brainstorming 20
2. Menyebutkan sumber kitab (curah
Amsal pendapat)
Kegiatan inti 1. Menjelaskan cara membaca Ceramah 60
kitab Amsal Diskusi
2. Menjelaskan Amsal- Amsal Presentasi
tentang bekerja Tanya jawab
3. Menjelaskan Amsal- Amsal
tentang kaya- miskin
Allah Bapa yang maha baik, ajarilah kami agar mampu bekerja dengan baik dan tidak
rakus akan kekayaan duniawi,seperti yang Engkau ajarkan dalam kitab Amsal yang akan
kami pelajari hari ini, Demi Kristus, Tuhan pengantara kami. Amin.
Kegiatan 2
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru mengajak peserta untuk Buka kitab Amsal Kitab 60
membuka kitab Amsal Suci
Guru meminta peserta didik Bacalah beberapa kutipan Slide
membaca beberapa kutipan kitab kitab Amsal di bawah ini: Proyektor
Amsal yang berkaitan dengan Ams.10:22;13:11;
“bekerja” 14:23;16:8.
Guru meminta peserta didik Bacalah beberapa kutipan
membaca beberapa kutipan kitab kitab Amsal di bawah ini:
Amsal yang berkaitan dengan Ams. 10:4; 11;24; 13;7,18;
“kaya – miskin” 20:13; 23:21; 28;19; 30:8
Tuliskan Amsal-Amsal tentang Tuliskan Amsal-Amsal
bekerja dan kaya miskin sesuai tentang bekerja dan kaya
dengan kutipan di atas miskin
Guru menegaskan dan
menyimpulkan hasil pendapat
peserta didik.
Setelah peserta didik menuliskan Amsal- amsal tentang bekerja dan kaya miskin, guru
memberikan penegasan/kesimpulan berikut.
1. Cara membaca kitab Amsal
Membaca kitab Amsal seluruhnya secara terus menerus, pasti membosankan karena
gayanya tetap sama dengan tidak banyak variasi dan ucapan-ucapan pun kerap sangat
padat dan pendek, maka caranya boleh membaca sebagian, misalnya satu bab, lalu
isinya dipertalikan/ dihubungkan dengan hidup pembaca sendiri. Diperhatikan apakah
sebagian yang dibaca tidak ada sesuatu yang mengena pada diri pembaca, dan
kehidupannya, ataupun keluarganya.
Amsal- Amsal tentang bekerja
a. Berkat Tuhanlah menjadi kaya ( 10:22)
b. Jangan ingin cepat kaya ( 13:11)
c. Rajin dan cekatan ( 14:23)
d. Bersikaplah jujur dan benar ( 16:8)
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:
Allah Bapa yang maha baik, Engkau sangat setia kepada umat Israel. Bantulah kami
agar tetap percaya dan setia kepada Mu, seperti yang tunjukkan nabi Ayub. Walaupun
dia ditimpa berbagai kemalangan dia tetap yakin dan setia kepadaMu. Demi Kristus,
Tuhan pengantara kami. Amin.
1. Ayub dicobai
Tokoh utama kitab ini adalah Ayub. Dia adalah seorang yang kaya, saleh dan jujur
(Ayb. 1-2). Diluar pengetahuan Ayub terjadi musyawarah surgawi, dimana Iblis
mendapat ijin untuk menguji keimanan Ayub dengan mendatangkan malapetaka kepada
Ayub dan keluarganya. Dia kehilangan harta, anak dan menderita penyakit aneh. Namun
malapetaka yang tejadi bukan membuat Ayub mengutuk Allah namun Dia tetap setia
(Ayb. 1:21). Dalam penderitaan datang tiga sahabatnya ( Elifa, Bildad dan Baltazar )
menghiburnya.
2. Dialog Ayub dengan teman-temannya
Apa yang dikatakan tiga teman Ayub tidak membuat dia terhibur, mereka malah
menuduh dan membuatnya menderita.
a. Dialog Ayub dengan Elifas
- Mengejek kesetiaan Ayub dan mengatakan bahwa Allah tidak percaya kepada
hamba- hambaNya ( Ayb. 4, 5)
- Mengatakan Ayub sombong, jahat dan tidak takut pada tuhan (Ayb. 15)
- Menuduh Ayub serakah dan tidak adil serta menyatakan manusia tidak berguna
bagi Allah (Ayb. 22)
b. Dialog Ayub dengan Bildad
- Menyatakan bahwa putera/i Ayub ditimpa bencana karena mereka berbuat dosa
(Ayb. 18)
- Menyatakan bahwa kesetiaan manusia tidak ada gunanya (Ayb 25)
c. Dialog Ayub dengan Zofar
- Menuduh Ayub mengatakan omong kosong dan menyuruhnya tidak berbuat dosa
lagi ( Ayb. 11)
- Menyatakan bahwa Ayub jahat dan senang berbuat dosa (Ayb. 20).
Penulis kitab ini tidak diketahui secara pasti, tapi dia adalah seorang Yahudi yang
berhikmat yang mendapat banyak pengalaman dan mempunyai daya pengamatan
yang tajam.
Kegiatan 3
Langkah-langkah Pembelajaran Instruksi Media Waktu
Guru meminta peserta didik Tulislah sebuah doa, mohon Kitab 15
Menuliskan sebuah doa, mohon kesetiaan seperti Ayub suci
kesetiaan seperti Ayub Berdoa untuk menutup
Guru mengajak peserta didik untuk pertemuan hari ini!
menutup pelajaran dengan doa
penutup
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik mendaraskan doa di bawah ini atau merumuskan sendiri
sebuah doa syukur.
Ya Bapa yang maha baik, terimakasih karena Engkau sungguh setia kepada umatMu.
Bantulah kami agar dapat meneladani kesetiaan hambaMu Ayub. Demi Kristus, Tuhan
kami. Amin.
Evaluasi
Evaluasi untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap materi yang telah
disajikan, guru secara berkala harus melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Hasil
pembelajaran sangat penting karena akan memberikan masukan serta informasi mengenai
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini merupakan penugasan-
penugasan lanjutan yang dapat dilakukan di kelas atau di rumah. Evaluasi mencakup 3 aspek
yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Evaluasi Sikap
Evaluasi sikap dilakukan dengan cara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Evaluasi sikap dilakukan terhadap sikap spiritual dan
sikap sosial. Inilah yang disebut dengan Penilaian Otentik (Authentic Assessment).
Lembar penilaian sikap dapat dilihat pada bagian lampiran (Disiapkan oleh tim
penulis dan dilampirkan pada buku panduan guru).
a. Evaluasi sikap spritual
No Instrumen Skor
1 Siswa menyusun sebuah doa permohonan agar dianugerahi
kebijaksanaan
Aspek yang dinilai dari instrument 2: Mengawali dengan tanda salib, kesungguhan dalam
berdoa, mengakhiri dengan tanda salib, bersikap sopan.
4 = bila doa tersebut terdiri dari 4 aspek
3 = bila doa tersebut terdiri dari 3 aspek
2= bila doa tersebut terdiri dari 2 aspek
1 = bila doa tersebut terdiri dari 1 aspek
b. Evaluasi sikap sosial
No Instrumen Penilaian
Keterangan:
0 = tidak pernah
1 = kadang-kadang
2 = selalu
1 90 - 100 A
2 80 – 89 B
3 70 – 79 C
4 ≥ 69 D
2. Evaluasi Pengetahuan
Evaluasi pengetahuan (Kognitif) Evaluasi kognitif dilakukan dengan cara tes tertulis, tes lisan
serta penugasan. Untuk penilaian melalui tertulis dapat dilakukan ulangan berupa soal pilihan
ganda atau soal esai.
(Disesuaikan dengan Mapel / Indikator)
No Indikator soal No Instrumen Jawaban Skor
soal
1 2
1 90 - 100 A
2 80 - 89 B
3 70 - 79 C
4 ≤ 69 D
Allah yang maha baik, Engkau telah mengajari kami untuk hidup bijaksana.
Bantulah kami agar dapat menerapkannya dalam hidup sehari- hari. Doa ini
kami sampaikan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Glosarium
Injil : secara formal merujuk kepada empat buku Alkitab yang ditulis oleh Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes. Dalam pemahaman khas diartikan sebagai berita baik atau
kabar gembira yang dibawa oleh dan dalam Yesus Kristus, melalui iman kepada-Nya,
manusia yang berdosa diampuni dan dibenarkan oleh Allah.
Yerusalem :
Imam :
Nabi : terjemahan dari kata Ibrani nebiim.
Raja :
Rasul :
Danau Galilea :
Bait Allah :
Mesias :
Magi :
Ilmu Sihir :
Damsyik :
Sinagoga :
Koloni Romawi:
Dewa Hermes :
Dewa Zeus :
Kaisar :
Filsuf :
Epistola :
Budak :
YHWH :
Halal :
Haram :
Najis :
Tahir :
Kuil :
Baal : walaupun kata ini sebenarnya berarti “tuhan” atau “tuan”, dalam PL ia
merujuk kepada objek utama penyembahan bangsa Kanaan. Baal adalah dewa kesuburan dan
pertanian. Baal juga dianggap pendorong pesta seks yang dikutuk oleh para nabi.
Daftar Pustaka
BUKU
Lembaga Alkitab Indonesia. 1974. Alkitab Deuterokanonika. Jakarta
Dokumen Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatik Lumen Gentium, dalam: Hardawiryana, SJ
(Penerj.). 2013. Jakarta: Obor
Groenen, C, OFM. 1984. Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius
Groenen, C, OFM. 1992. Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius
Hadiwaryono, Al. Purwa, MSF. 2016. Intisari Kisah Para Rasul. Yogyakarta: Kanisius
Lalu, Yosef, Pr. 2007. Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Kateketik KWI
Marsunu, YM Seto. 2016. Pengantar Surat-Surat Paulus. Yogyakarta: Kanisius.
Riyadi, Eko, Pr. 2016. Pengantar ke dalam Kitab Suci. Yogyakarta: Kanisius
Sukendar, Yohanes dan Yohanes Renta Galla, Pr. 1993. Materi Pokok I dari Pengantar Kitab
Suci Perjanjian Lama. Jakarta. Dirjen Bimas Katolik Kemenag 2011
Suharyo, I, Pr. 1991. Membaca Kitab Suci: Paham-paham Dasar. Yogyakarta: Kanisius
Internet
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Simon_Petrus, 21 September 2018, 16:21 WITA
2. http://sanctacruz.blogspot.com/2014/06/tugas-pelayanan-diakon.html, 24 September
2018, 11:12 WITA
3. https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2004484, 02 Oktober 2018, 09:10 WITA
4. https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1200002802, 04 Oktober 2018, 20:24 WITA
5. https://www.jba.gr/Bahasa/Kisah-Para-Rasul-16_6-40.htm, 07 Oktober 2018, 21:21
WITA
Profil Penulis