Anda di halaman 1dari 177

i

Hak Cipta © 2019 pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen


Direktorat Pendidikan Kristen, Kementerian Agama Republik Indonesia
Dilindungi Undang-Undang

Milik Negara
Tidak Diperdagangkan

Penulis : Ronald Kweniawan


Stephen Suleeman
Penelaah Materi :
Editor : Dr. Thomas Edison, M.Si.

Katalog dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Kemenag RI


Sejarah Gereja: Buku Siswa
Kementerian Agama Republik Indonesia
Jakarta: Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019.

Untuk SMPTK Kelas VII


ISBN 000-000-000-00-0 (jilid lengkap)
ISBN 000-000-000-00-0 (jilid 0)

1. Kristen -- Studi dan Pengajaran


II. Kementerian Agama Republik Indonesia

Cetakan Ke-1, 2019


Disusun dengan huruf Calibri, 12pt.

ii
iii
iv
PRAKATA

Puji dan Syukur patut kita persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai
Kepala Gereja dan Guru Agung, atas diselesaikannya buku pelajaran Siswa Pendidikan
Sejarah Gereja/Sejarah Suci Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen
(SMPTK). Buku Pendidikan Sejarah Gereja yang kita miliki ini merupakan cetakan pertama
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, pada satuan
Pendidikan Dasar Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengacu pada
Kurikulum 2013. Buku ini akan sangat berguna jika kamu secara aktif membaca dan
mengerjakan aktivitas dan soal-soal latihan yang disediakan. Penyajian materi
pembelajaran dalam buku ini tidak hanya memandang hasil belajar saja, tetapi
menekankan proses pembelajaran melalui metode discovery learning, problem-base
learning, project base learning. Tujuannya untuk memperkuat upaya pencapaian
kompetensi spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan terintegrasi dengan baik.
Buku Pendidikan Sejarah Gereja ini disusun secara sistematis berdasarkan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum dan silabus
Pendidikan Keagamaan Kristen. Mempertimbangkan konteks Indonesia yang beragam
dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote di mana ada ketersediaan media
teknologi maka buku ini banyak memakai aktivitas yang bisa dipraktikkan dalam semua
kesempatan belajar. Buku Pendidikan Sejarah Gereja ini merupakan buku pegangan bagi
siswa-siswi kelas VII.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian buku ini. Harapan kami semoga buku ini pada akhirnya menjadi salah
satu literatur yang membantu para siswa dan guru dalam menghasilkan proses
pembelajaran yang berkualitas tinggi. Tuhan Yesus Sang Pendidik Agung, kiranya
memberkati setiap jerih juang kita.
.

Jakarta, 29 Oktober 2019


Tim Penulis

v
KOMPETENSI INTI (KI), KOMPETENSI DASAR (KD) DAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

Kompetensi Inti (KI):


KI1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar IPK


1.1. Menghayati pentingnya 1.1.1. Menunjukan nilai-nilai iman yang
pembelajaran mengenai bertumbuh dan berkembang sejak jemaat
perkembangan gereja dan mula-mula sampai abad ke-2 sebagai karya
nilai-nilai iman yang
penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus
bertumbuh dan
berkembang sejak jemaat dan Roh Kudus.
mula-mula sampai abad ke- 1.1.2. Mensyukuri nilai-nilai iman Kristen yang lahir
2 sebagai karya pada Gereja mula-mula sampai abad ke-2
penyelamatan Allah melalui sebagai karya penyelamatan Allah melalui
Yesus Kristus dan Roh Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam
Kudus. pergaulan hidup masa kini.
1.1.3. Menerima nilai-nilai iman yang bertumbuh
2.1. Mengamalkan nilai-nilai iman
Kristen yang lahir pada dan berkembang sejak jemaat mula-mula
Gereja mula-mula sampai sampai abad ke-2 sebagai karya
abad ke-2 sebagai karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus

vi
penyelamatan Allah melalui dan Roh Kudus.
Yesus Kristus dan Roh Kudus
dalam pergaulan hidup masa 1.2.1. Mengakui nilai-nilai iman Kristen yang lahir
kini. pada Gereja mula-mula sampai abad ke-2
3.1. Memahami pengertian, sebagai karya penyelamatan Allah melalui
tujuan, makna dan cara-cara Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam pergaulan
pembelajaran sejarah gereja
dan nilai-nilai iman yang hidup masa kini.
bertumbuh dan berkembang 1.3.1. Menjelaskan pengertian, tujuan, makna dan
sampai abad ke-2 bagi
cara-cara pembelajaran sejarah gereja dan
kehidupan gereja pada masa
kini nilai-nilai iman yang bertumbuh dan
4.1. Menyajikan tulisan singkat berkembang sampai abad ke-2 bagi
mengenai perkembangan kehidupan gereja pada masa kini
gereja dan nilai-nilai iman
yang bertumbuh dan 1.4.1. Mempraktikan nilai-nilai iman Kristen yang
berkembang dalam jemaat lahir pada Gereja mula-mula sampai abad ke-
mula-mula sampai abad ke-2 2 sebagai karya penyelamatan Allah melalui
bagi kehidupan gereja pada
Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam pergaulan
masa kini.
hidup masa kini.

1.4.2. Mempresentasikan tulisan singkat mengenai


perkembangan gereja dan nilai-nilai iman yang
bertumbuh dan berkembang dalam jemaat
mula-mula sampai abad ke-2 bagi kehidupan
gereja pada masa kini.

1.2. Menghayati dan 1.2.1. Menerima tindakan penyelamatan dan


mengamalkan tindakan pemeliharaan Tuhan terhadap gereja pada
penyelamatan dan masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16.
pemeliharaan Tuhan
1.2.2. Mensyukuri tindakan penyelamatan dan
terhadap gereja pada masa
pemeliharaan Tuhan terhadap gereja pada
sesudah abad ke-2 sampai masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16
abad ke-16 dalam kehidupan dalam kehidupan siswa sehari-hari.
siswa sehari-hari.
2.2. Menunjukkan rasa tanggung 2.2.1. Mewujudkan rasa tanggung jawab terhadap
jawab terhadap Tuhan dalam Tuhan dalam pergaulan hidup masa kini sebagai
pergaulan hidup masa kini wujud pengamalan tindakan penyelamatan dan
sebagai wujud pengamalan pemeliharaan-Nya terhadap gereja pada masa
tindakan penyelamatan dan sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16.
pemeliharaan-Nya terhadap 3.2.1. Menjelaskan tindakan penyelamatan dan
gereja pada masa sesudah pemeliharaan Tuhan terhadap Gereja pada
abad ke-2 sampai abad ke-16. masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16
3.2. Mendeskripsikan tindakan

vii
penyelamatan dan
pemeliharaan Tuhan
3.2.2. Mengidentifikasi makna tindakan penyelamatan
terhadap Gereja pada masa
dan pemeliharaan Tuhan terhadap Gereja pada
sesudah abad ke-2 sampai
masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16
abad ke-16 dan maknanya
bagi kehidupan bertanggung jawab siswa pada
bagi kehidupan bertanggung masa kini.
jawab siswa pada masa kini.
4.2. Menampilkan berbagai 4.2.1. Mempraktikkan berbagai aktivitas keterlibatan
aktivitas keterlibatan dalam dalam perwujudan tanggung jawab siswa pada
perwujudan tanggung jawab masa kini terhadap tindakan penyelamatan dan
siswa pada masa kini pemeliharaan Tuhan atas kehidupan gereja
terhadap tindakan pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-
penyelamatan dan 16.
pemeliharaan Tuhan atas
kehidupan gereja pada masa
sesudah abad ke-2 sampai
abad ke-16.
1.3. Menghayati dan 1.3.1. Mensyukuri nilai-nilai iman Kristen sebagai
mengamalkan nilai-nilai iman anugerah Tuhan dalam perkembangan gereja
Kristen sebagai anugerah pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad
Tuhan dalam perkembangan ke-16 bagi kehidupan siswa sehari-hari.
gereja pada masa sesudah 1.3.2. Menunjukkan nilai-nilai iman Kristen sebagai
abad ke-2 sampai abad ke-16 anugerah Tuhan dalam perkembangan gereja
bagi kehidupan siswa sehari- pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad
hari. ke-16 bagi kehidupan siswa sehari-hari.
2.3.1.Menerima perilaku setia, sederhana, ramah,
2.3. Menunjukkan perilaku setia, taat dan pembaru sebagai nilai-nilai iman
sederhana, ramah, taat dan Kristen yang dianugerahkan Tuhan dalam
pembaru sebagai nilai-nilai perkembangan gereja pada masa sesudah abad
iman Kristen yang ke-2 sampai abad ke-16.
dianugerahkan Tuhan dalam 2.3.2. Mengakui nilai-nilai iman Kristen sebagai
perkembangan gereja pada anugerah Tuhan dalam perkembangan gereja
masa sesudah abad ke-2 pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad
sampai abad ke-16. ke-16 bagi kehidupan siswa sehari-hari.
3.3.1. Mengidentifikasi perilaku setia, sederhana,
3.3. Memahami perilaku setia, ramah, taat dan pembaru sebagai nilai-nilai
sederhana, ramah, taat dan iman Kristen yang dianugerahkan Tuhan
pembaru sebagai nilai-nilai dalam perkembangan gereja pada masa
iman Kristen yang sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16.
dianugerahkan Tuhan dalam

viii
perkembangan gereja pada
masa sesudah abad ke-2 3.3.2. Menemukan perilaku setia, sederhana,
sampai abad ke-16 dan ramah, taat dan pembaru sebagai nilai-nilai
maknanya bagi kehidupan iman Kristen yang dianugerahkan Tuhan
siswa pada masa kini. dalam perkembangan gereja pada masa
sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16.
4.3. Menyajikan berbagai aktivitas
sebagai wujud keterlibatan 4.3.1. Mempraktikan nilai-nilai iman Kristen
aktif dalam pemberlakuan pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-
nilai-nilai iman Kristen pada 16 dan maknanya bagi kehidupan siswa pada
masa sesudah abad ke-2 masa kini.
sampai abad ke-16 dan
maknanya bagi kehidupan 4.3.2. Mempresentasikan berbagai aktivitas
siswa pada masa kini. sebagai wujud keterlibatan aktif dalam
pemberlakuan nilai-nilai iman Kristen pada
masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16
dan maknanya bagi kehidupan siswa pada
masa kini.

1.4. Menghayati penyelamatan 1.4.1. Mengembangkan perilaku yang sadar akan


dan pemeliharaan gereja penyelamatan pemeliharaan gereja
sesudah abad ke-16 sampai sesudah abad ke-16 sampai abad ke-18
abad ke-18 dalam dalam perjumpaan dengan perkembangan
perjumpaan dengan agama Islam
perkembangan agama Islam 2.4.1. Mengembangkan nilai-nilai iman Kristen yang
yang berdampak terhadap berkembang sesudah abad ke-16 sampai
perkembangan gereja dalam abad ke-18 dalam perjumpaan dengan
kemajemukan masyarakat perkembanngan agama Islam yang
pada masa kini. berdampak terhadap perkembangan gereja
dalam kemajemukan masyarakat pada masa
2.4. Mengamalkan nilai-nilai iman kini.
Kristen yang berkembang 2.4.2. Mewujudkan nilai-nilai iman Kristen yang
sesudah abad ke-16 sampai berkembang sesudah abad ke-16 sampai
abad ke-18 dalam abad ke-18 dalam perjumpaan dengan
perjumpaan dengan perkembangan agama Islam yang berdampak
perkembangan agama Islam terhadap perkembangan gereja dalam
yang berdampak terhadap kemajemukan masyarakat pada masa kini.
perkembangan gereja dalam
kemajemukan masyarakat
pada masa kini.

ix
3.4.1. Menjelaskan makna penyelamatan dan
3.4. Memahami penyelamatan pemeliharaan gereja pada masa sesudah
dan pemeliharaan gereja abad ke-16 sampai abad ke-18 dalam
pada masa sesudah abad ke- perjumpaan dengan perkembangan agama
16 sampai abad ke-18 dalam Islam yang berdampak bagi kehidupan gereja
perjumpaan dengan dalam kemajemukan masyarakat pada masa
perkembangan agama Islam kini.
yang berdampak bagi
kehidupan gereja dalam 3.4.2. Mengkaji penyelamatan dan pemeliharaan
kemajemukan masyarakat Tuhan dalam perkembangan gereja pada
pada masa kini. masa sesudah abad ke-16 sampai abad ke-18
dalam perjumpaan dengan perkembangan
4.4. Menyajikan tulisan singkat agama Islam yang berdampak bagi kehidupan
mengenai penyelamatan dan gereja dalam kemajemukan masyarakat masa
pemeliharaan gereja sesudah kini sesuai bahan ajar.
abad ke-16 sampai abad ke-
18 dalam perjumpaan dengan 4.4.1. Mempresentasikan tulisan singkat mengenai
perkembangan agama Islam penyelamatan dan pemeliharaan gereja
yang berdampak bagi sesudah abad ke-16 sampai abad ke-18 dalam
kehidupan gereja dalam perjumpaan dengan perkembangan agama
kemajemukan masyarakat Islam yang berdampak bagi kehidupan gereja
pada masa kini. dalam kemajemukan masyarakat pada masa
kini.
1.5. Menghayati dan 1.5.1. Menerima nilai-nilai iman Kristen dalam
mengamalkan anugerah perkembangan gereja pada masa sesudah
Tuhan berupa nilai-nilai iman abad ke-16 sampai abad ke-18 dalam
Kristen dalam perkembangan perjumpaan dengan perkembangan agama
gereja pada masa sesudah Islam yang berdampak bagi kehidupan siswa
abad ke-16 sampai abad ke- sehari-hari.
18 dalam perjumpaan dengan 1.5.2. Mensyukuri anugerah Tuhan berupa nilai-nilai
perkembangan agama Islam iman Kristen dalam perkembangan gereja
yang berdampak bagi pada masa sesudah abad ke-16 sampai abad
kehidupan siswa sehari-hari. ke-18 dalam perjumpaan dengan
2.5. Menunjukkan perilaku sebagai perkembangan agama Islam yang berdampak
paguyuban kecil yang kreatif, bagi kehidupan siswa sehari-hari.
saling percaya, hidup 2.5.1. Mewujudkan nilai-nilai iman Kristen dalam
berdamai dan bekerja sama perkembangan gereja pada masa sesudah
sebagai nilai-nilai iman abad ke-16 sampai abad ke-18 dalam
perjumpaan dengan perkembangan agama
Kristen yang dianugerahkan
Islam yang berdampak bagi kehidupan siswa

x
Tuhan dalam perkembangan sehari-hari.
gereja pada masa sesudah 2.5.2. Menunjukkan contoh kehidupan yang
abad ke-16 sampai abad ke- menghidupi nilai-nilai iman Kristen dalam
18 dalam perjumpaan dengan perkembangan gereja pada masa sesudah
perkembangan agama Islam abad ke-16 sampai abad ke-18 dalam
yang berdampak bagi perjumpaan dengan perkembangan agama
kehidupan siswa sehari-hari. Islam yang berdampak bagi kehidupan siswa
3.5. Memahami perilaku hidup sehari-hari.
selaku paguyuban kecil yang 3.5.1. Menjelaskan tindakan perilaku hidup selaku
kreatif, saling percaya, hidup paguyuban kecil yang kreatif, saling percaya,
berdamai dan bekerja sama hidup berdamai dan bekerja sama sebagai
sebagai nilai-nilai iman nilai-nilai iman Kristen yang dianugerahkan
Kristen yang dianugerahkan Tuhan dalam perkembangan gereja di tengah
Tuhan dalam perkembangan perjumpaan dengan perkembangan agama
gereja di tengah perjumpaan Islam pada masa sesudah abad ke-16 sampai
dengan perkembangan abad ke-18
agama Islam pada masa 3.5.2. Mengidentifikasi makna tindakan perilaku
sesudah abad ke-16 sampai hidup selaku paguyuban kecil yang kreatif,
abad ke-18 dan maknanya saling percaya, hidup berdamai dan bekerja
bagi kehidupan siswa pada sama sebagai nilai-nilai iman Kristen yang
masa kini. dianugerahkan Tuhan dalam perkembangan
4.5. Menyajikan berbagai aktivitas gereja di tengah perjumpaan dengan
sebagai wujud keterlibatan perkembangan agama Islam pada masa
aktif dalam pemberlakuan sesudah abad ke-16 sampai abad ke-18 dan
nilai-nilai iman Kristen di maknanya bagi kehidupan siswa pada masa
tengah perjumpaan dengan kini.
perkembangan agama Islam 4.5.1. Mempraktikan berbagai aktivitas sebagai
pada masa sesudah abad ke- wujud keterlibatan aktif dalam pemberlakuan
16 sampai abad ke-18, dan nilai-nilai iman Kristen di tengah perjumpaan
maknanya bagi kehidupan dengan perkembangan agama Islam pada
siswa pada masa kini. masa sesudah abad ke-16 sampai abad ke-18,
dan maknanya bagi kehidupan siswa pada
masa kini.
1.6. Mensyukuri dan menghayati 1.6.1. Menerima perwujudan tindakan yang
perkembangan gereja dan mencerminkan nilai-nilai iman yang
nilai-nilai iman yang bertumbuh dan berkembang di Eropa
bertumbuh dan berkembang sesudah abad ke-18 sampai abad ke-20 dan
di Eropa sesudah abad ke-18 dampaknya bagi gereja-gereja di Indonesia.
sampai abad ke-20 dan 2.6.1.Mewujudkan bentuk-bentuk kepedulian
dampaknya bagi gereja-gereja gereja sebagai nilai-nilai iman yang

xi
di Indonesia. bertumbuh dan berkembang di Eropa
sesudah abad ke-18 sampai abad ke-20 yang
2.6. Menunjukkan bentuk-bentuk berdampak bagi gereja-gereja di Indonesia.
kepedulian gereja sebagai 3.6.1. Menjelaskan perkembangan gereja dan nilai-
nilai-nilai iman yang nilai iman yang bertumbuh dan berkembang
bertumbuh dan berkembang di Eropa sesudah abad ke-18 sampai abad ke-
di Eropa sesudah abad ke-18 20 yang berdampak terhadap gereja-gereja di
sampai abad ke-20 yang Indonesia.
berdampak bagi gereja-gereja 3.6.2.Mengidentifikasi bentuk-bentuk
di Indonesia. perkembangan gereja dan nilai-nilai iman
3.6. Memahami perkembangan yang bertumbuh dan berkembang di Eropa
gereja dan nilai-nilai iman sesudah abad ke-18 sampai abad ke-20 yang
yang bertumbuh dan berdampak terhadap gereja-gereja di
berkembang di Eropa sesudah Indonesia.
abad ke-18 sampai abad ke-
20 yang berdampak terhadap 4.6.1. Mempraktikan berbagai aktivitas sebagai
gereja-gereja di Indonesia. wujud keterlibatan aktif dalam pemberlakuan
4.6. Menyajikan berbagai aktivitas nilai-nilai iman Kristen yang berkembang di
sebagai wujud keterlibatan Eropa pada masa sesudah abad ke-18 sampai
aktif dalam pemberlakuan abad ke-20 yang berdampak terhadap gereja-
nilai-nilai iman Kristen yang gereja di Indonesia, dan maknanya bagi
berkembang di Eropa pada kehidupan siswa pada masa kini.
masa sesudah abad ke-18
sampai abad ke-20 yang
berdampak terhadap gereja-
gereja di Indonesia, dan
maknanya bagi kehidupan
siswa pada masa kini.
1.7. Mensyukuri dan menghayati 1.7.1. Menerima perwujudan tindakan yang
perkembangan gereja dan mencerminkan nilai-nilai iman Kristen yang
nilai-nilai iman Kristen yang bertumbuh dan berkembang di Amerika
bertumbuh dan berkembang sesudah abad ke-18 sampai abad ke-20 dan
di Amerika sesudah abad ke- dampaknya bagi gereja-gereja di Indonesia.
18 sampai abad ke-20 dan 2.7.1. Mewujudkan bentuk-bentuk kepedulian
dampaknya bagi gereja-gereja gereja sebagai nilai-nilai iman Kristen yang
di Indonesia. bertumbuh dan berkembang di Amerika
2.7. Menunjukkan bentuk-bentuk sesudah abad ke-18 sampai abad ke-20 yang
kepedulian gereja sebagai berdampak bagi gereja-gereja di Indonesia.
nilai-nilai iman Kristen yang 3.7.1. Menjelaskan perkembangan gereja dan nilai-
bertumbuh dan berkembang nilai iman yang bertumbuh di Amerika

xii
di Amerika sesudah abad ke- sesudah abad ke-18 sampai abad ke-20 yang
18 sampai abad ke-20 yang berdampak terhadap gereja-gereja di
berdampak bagi gereja-gereja Indonesia.
di Indonesia. 3.7.2. Mengidentifikasi perkembangan gereja dan
3.7. Memahami perkembangan nilai-nilai iman yang bertumbuh di Amerika
gereja dan nilai-nilai iman sesudah abad ke-18 sampai abad ke-20 yang
yang bertumbuh di Amerika berdampak terhadap gereja-gereja di
sesudah abad ke-18 sampai Indonesia.
abad ke-20 yang berdampak 4.7.1. Mempraktikan berbagai aktivitas sebagai
terhadap gereja-gereja di wujud keterlibatan aktif dalam pemberlakuan
Indonesia. nilai-nilai iman Kristen yang berkembang di
4.7. Menyajikan berbagai aktivitas Amerika pada masa sesudah abad ke-18
sebagai wujud keterlibatan sampai abad ke-20 yang berdampak terhadap
aktif dalam pemberlakuan gereja-gereja di Indonesia, dan maknanya
nilai-nilai iman Kristen yang bagi kehidupan siswa pada masa kini.
berkembang di Amerika pada
masa sesudah abad ke-18
sampai abad ke-20 yang
berdampak terhadap gereja-
gereja di Indonesia, dan
maknanya bagi kehidupan
siswa pada masa kini.

xiii
Daftar Isi

KATA SAMBUTAN DIRJEN .......................................................................................... iii


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
PRAKATA ................................................................................................................... v
KOMPETENSI IINTI (KI), KOMPETENSI DASAR (KD), DAN INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvii
BAB I KELAHIRAN GEREJA SEBAGAI KARYA PEMBAHARUAN ALLAH ......................... 1
Apa itu Sejarah Gereja? ............................................................................................ 2
Mengapa Perlu Belajar Sejarah Gereja? ..................................................................... 3
Kelahiran Gereja sebagai Karya Allah ......................................................................... 7
Perkembangan Gereja Abad ke- I sampai II .............................................................. 11
Rangkuman ................................................................................................................ 16
Soal Latihan ................................................................................................................ 17
BAB II PEMELIHARAAN DAN PENYELAMATAN TUHAN TERHADAP GEREJA ............... 21
Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks ........................................................................... 22
Gereja di Asia dan Perjumpaannya dengan Agama Islam ........................................... 27
Pembaruan Gereja oleh Martin Luther ....................................................................... 31
Pembaruan Gereja oleh Yohanes Calvin ..................................................................... 39
Rangkuman ................................................................................................................ 49
Soal Latihan ................................................................................................................ 49
BAB III NILAI-NILAI IMAN KRISTEN DALAM PERKEMBANGAN GEREJA
(SESUDAH ABAD KE-2 SAMPAI ABAD KE-16) ............................................................. 53
Kesetiaan ................................................................................................................... 54
Kesederhanaan .......................................................................................................... 55
Ketaatan .................................................................................................................... 59

xiv
Pembaharuan ............................................................................................................. 64
Rangkuman ................................................................................................................ 68
Soal Latihan ................................................................................................................ 69
BAB IV DARI ABAD III HINGGA ABAD XVI .................................................................. 73
Menjadi Gereja Negara .............................................................................................. 74
Perumusan Iman Kristen ............................................................................................ 75
Konsili-Konsili Gereja .................................................................................................. 77
Gereja Asia dan Islam (Setelah Perang Salib) .............................................................. 79
Rangkuman ................................................................................................................ 80
Soal Latihan ................................................................................................................ 80
BAB V DARI ABAD XVI HINGGA ABAD XVIII ............................................................... 83
Kehidupan Orang Kristen sebelum Reformasi ............................................................. 84
Para Pembaharuan Awal ............................................................................................ 85
Reformasi ................................................................................................................... 87
Reformasi dan Islam ................................................................................................... 90
Rangkuman ................................................................................................................ 94
Soal Latihan ................................................................................................................ 95
BAB VI AJARAN GEREJA REFORMASI ......................................................................... 99
Pandangan Teologis Luther ........................................................................................ 99
Pandangan Teologis Calvin ......................................................................................... 103
Pandangan Calvin tentang Sakramen ......................................................................... 105
Tentang Hubungan Gereja dan Negara ....................................................................... 107
Rangkuman ................................................................................................................ 108
Soal Latihan ................................................................................................................ 109
BAB VII ABAD XVIII HINGGA ABAD XX GERAKAN PEMBAHARUAN
DI INGGRIS DAN AMERIKA SERIKAT .......................................................................... 112
Gereja-gereja Baptis ................................................................................................... 112
Gereja Methodist ....................................................................................................... 118
Gerakan Kesucian ....................................................................................................... 125
Pentakostalisme ......................................................................................................... 128
Rangkuman ................................................................................................................ 136

xv
Soal Latihan ................................................................................................................ 136
GLOSARIUM ............................................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 145
DAFTAR INDEKS ......................................................................................................... 150
RIWAYAT PENULIS ..................................................................................................... 156

xvi
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Lukisan “An Allegory of Prudence” ......................................................... 3


Gambar 1.2 Polikarpus (69-156) ................................................................................ 13
Gambar 2.1 Martin Luther ......................................................................................... 31
Gambar 3.1 Athanasius dari Alexandria ..................................................................... 54
Gambar 3.2 Patung Peter Waldo ............................................................................... 56
Gambar 3.3 Fransiskus dari Asisi ............................................................................... 58
Gambar 3.4 Jan Hus ................................................................................................... 59
Gambar 3.5 Jan Hus saat dibakar dalam kondisi hidup-hidup .................................... 62
Gambar 3.6 John Wycliffe (“The Morning Star of the Reformation”) ......................... 64
Gambar 4.1 "Constantine the Great 274 – 337" ........................................................ 74
Gambar 4.2 "PrviVaseljenskiSabor-Nikeja" (Konsili Nicea I) ....................................... 76
Gambar 5.1 John Wycliffe .......................................................................................... 85
Gambar 5.2 Museum Alkitab di Lembaga Alkitab ....................................................... 86
Gambar 6.1 Ketujuh sakramen dalam Gereja Katolik Roma: baptisan, ekaristi,
pengakuan dosa, krisma, pernikahan, imamat, perminyakan ................. 100
Gambar 6.2 Perjamuan Kudus Protestan ................................................................... 101
Gambar 6.3 Alkitab terbuka di meja perjamuan ......................................................... 103
Gambar 7.1 Orang-orang Puritan yang mendarat di benua Amerika .......................... 111
Gambar 7.2 Patung Roger Williams di Universitas Roger Williams .............................. 113
Gambar 7.3 Logo Gabungan Gereja Baptis Indonesia ................................................ 115
Gambar 7.4 Patung John Wesley di sebuah Gereja Methodist di Australia ................. 117
Gambar 7.5 Gambar ukiran kayu tentang kebaktian kebangunan
rohani Methodist .................................................................................... 123
Gambar 7.6 Charles G. Finney ................................................................................... 125

xvii
Gambar 7.7 Charles Parham ...................................................................................... 128
Gambar 7.8 Joel Osteen yang dianggap sebagai salah satu
pengkhotbah Injil Kemakmuran ............................................................. 130
Gambar 7.9 Paus Fransiskus mengakui gerakan Karismatik sebagai
pendorong pembaruan Gereja. ..............................................................

xviii
Kelahiran Gereja Sebagai
Bab
Karya Pembaharuan Allah
I
Pada bagian ini, kita akan bersama-sama mempelajari tentang sejarah gereja sampai abad
ke-2. Sebelumnya kita akan terlebih dahulu belajar tentang pengertian, makna dan tujuan
sejarah gereja. Selain itu pada bagian ini, kita juga akan melihat nilai-nilai iman yang
muncul saat lahirnya jemaat mula-mula sampai abad ke-2 dan pemaknaannya bagi
kehidupan gereja pada masa kini.

Peta Konsep

Kelahiran Gereja Sebagai


Karya Pembaharuan Allah

Mengapa Perlu Perkembangan


Apa itu Sejarah Kelahiran Gereja
Belajar Sejarah Gereja Abad ke-
Gereja? Perdana
Gereja? 1 sampai 2

Kata Kunci: Sejarah Gereja, Pembaharuan, Kelahiran Gereja, Penyelamatan,


Jemaat Perdana.

Tahukah kamu kapan pertama kali gereja terbentuk? Dalam upaya mengetahui
jawaban atas pertanyaan tersebut, maka kita akan mempelajari semua yang berkaitan
dengan sejarah gereja. Mengawalinya tentu kita perlu tahu apa itu sejarah gereja?
Mengapa kita perlu belajar sejarah gereja? Selanjutnya kita akan bersama-sama mencari
tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1
A. Apa itu Sejarah Gereja?
Dalam usaha merumuskan pengertian dari Sejarah Gereja kita akan berusaha
melihat arti dari dua kata tersebut yaitu kata Sejarah dan Gereja. Kamu tentu pernah
mempelajari tentang ilmu sejarah pada saat belajar di jenjang SD.

Aktivitas 1: Curah Pendapat


1. Apa yang kamu ketahui tentang arti kata sejarah?
…………………………………………………………………………………………………………………………………...
...................................................................................................................................
2. Hal apa saja yang berkaitan dengan ilmu sejarah?
…………………………………………………………………………………………………………………………………...
...................................................................................................................................
3. Apa yang kamu ketahui tentang gereja?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………...
4. Apa ada hubungan antara sejarah dan gereja? Berikan tanggapanmu!
…………………………………………………………………………………………………………………………………...
...................................................................................................................................

Secara umum, kita memahami bahwa inti dan hakikat dari ilmu sejarah adalah
uraian mengenai peristiwa yang pernah terjadi. Ilmu sejarah mencoba menafsirkan
fakta historis, menetapkan arti dan makna dari peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, juga dalam hubungannya dengan peristiwa lain dengan tujuan menciptakan
suatu gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang masa yang telah silam.
Istilah sejarah atau history berasal dari bahasa Yunani, historia, kata kerja historio,
yang berarti belajar melalui penelitian. Sedangkan Gereja berasal dari bahasa
Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia ) yang berarti
dipanggil keluar (ek = keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang
yang dipanggil ke luar dari dunia, yaitu orang-orang yang dipanggil keluar dari
kegelapan kepada terangNya yang ajaib. Disamping itu, dalam bahasa Yunani ada
suatu kata lain yang berarti gereja, yakni kuriakon (rumah) Tuhan.

2
Dengan demikian, sejarah gereja adalah ilmu sejarah yang menjadikan gereja
sebagai sasaran dalam penelitian. Dapat kita pahami pengertian dari sejarah gereja
ialah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang
dialami oleh gereja, sebagai persekutuan mereka yang dipanggil Kristus, selama di
dunia ini.

B. Mengapa Perlu Belajar Sejarah Gereja?


Dalam mempelajari sejarah gereja tidak semata-mata hanya menghafal tokoh dan tanggal
peristiwa, atau tempat di mana peristiwa itu terjadi. Inilah yang membuat sebagian orang
kurang tertarik dalam belajar sejarah, khususnya sejarah gereja.
Aktivitas 2: Mengapa kamu perlu Belajar Sejarah?

Amatilah gambar berikut ini:

Gambar 1.1. Lukisan “An Allegory of Prudence”


Sumber:
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRg
workshopCranachElder.jpg
Apa kamu sebelumnya pernah melihat
lukisan tersebut? Lukisan itu adalah karya seniman Venesia abad ke-16
bernama Titian. Pada lukisan “An Allegory of Prudence” tersebut, seniman
Venesia abad ke-16, Titian, memotret kebijaksanaan sebagai seorang lelaki
berkepala tiga. Kepala pertama adalah kepala orang muda yang menghadap
masa depan. Kepala kedua adalah kepala orang dewasa yang menatap masa

3
kini. Kepala ketiga adalah kepala orang tua bijaksana yang menatap masa
lampau
Di atas kepala mereka, Titian menulis sebuah ungkapan dalam bahasa Latin
yakni “EX PRAETERITO PRAESENS PRUDENTER AGIT NE FUTURA ACTIONẼ
DETURPET” yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan "From [the experience
of] the past, the present acts prudently, lest it spoil future actions" (“Dari
contoh masa lalu, manusia masa kini bertindak bijaksana supaya tidak
menghancurkan masa depan.”)
Berikan tanggapanmu terhadap ungkapan dari lukisan tersebut yakni “Dari
contoh masa lalu, manusia masa kini bertindak bijaksana supaya tidak
menghancurkan masa depan” dalam kaitannya dengan kita belajar sejarah
gereja!

Melalui kegiatan tersebut kita dibantu untuk menemukan alasan kita mempelajari
sejarah gereja. Kita dapat belajar dari masa lalu untuk membangun kehidupan masa
depan dengan bertindak dengan bijaksana pada masa kini. Mempelajari sejarah gereja
akan membantu kita dapat melihat karya penyelamatan Allah serta nilai-nilai iman yang
bertumbuh dan berkembang dari peristiwa demi peristiwa yang terjadi. Sejarah memang
tidak dapat diubah lagi, tapi dari sejarah itu bisa menjadi pembelajaran atau evaluasi diri
untuk lebih baik lagi. Dalam hal ini mempelajari sejarah gereja bukan sekadar
mempelajari segudang paparan informasi, namun juga kesempatan kita dapat menyerap
nilai-nilai kehidupan dari kisah dan peristiwa sejarah yang dipelajari.
Bila melihat rentetan sejarah gereja, ada masa sulit, tekanan dan masa jaya pula.
Tidak selamanya suram dan dianiaya. Ada saatnya menuai dengan apa yang sudah
ditabur. Pada masa sesudah Yesus naik ke surga, para murid-murid Yesus dan pengikut
Kristus, banyak yang mengalami aniaya. Seolah-olah makin suram rasanya. Tidak ada
kesempatan untuk bernapas. Siksaan demi siksaan datang secara beruntun. Namun di
situlah gereja sebagai tubuh Kristus diuji. Ia bagaikan emas yang berada di perapian yang
sangat panas. Semakin dibakar justru terlihat sinar yang berkemilauan. Mengapa? Karena
yang diuji itu adalah emas murni. Jika jemaat Tuhan memiliki iman yang murni di hadapan
Tuhan, maka tidak takut dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan.

4
Ada ungkapan yang berkata, “Semakin dibabat semakin merambat. Patah tumbuh
hilang berganti. Mati satu tumbuh seribu.” Jika slogan ini menjadi dasar bagi gereja,
apapun yang terjadi pasti terus maju dan melangkah dengan iman, yang akhirnya
membawa kemenangan.
Terdapat banyak alasan mengapa kita perlu belajar sejarah gereja. Pertama-tama kita
perlu mengetahui bahwa sejarah adalah mempertanggungjawabkan masa silam. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa sejarah gereja dapat menolong kita untuk
mempertanggungjawabkan masa lampau gereja dengan melihat akar-akar iman kita dan
tradisi-tradisi yang terdapat dalam gereja. Sebab perlu kita ketahui apa yang terjadi sejak
permulaan gereja sampai sekarang. Dengan mengetahui hal-hal tersebut maka akan
membantu kita melihat di mana kita mengikuti tradisi dan dapat
mempertanggungjawabkan keberadaan atau posisi kita saat ini.
Alasan lain pentingnya mempelajari sejarah gereja adalah studi sejarah gereja dapat
memperkaya kita sebagai manusia dan sebagai orang percaya. Melalui sejarah gereja kita
berkenalan dengan orang lain dari zaman dan kebudayaan lain, yang mencoba mengerti
Alkitab dalam situasi mereka dan mempraktikkan iman mereka dalam keadaan yang
berbeda dari keadaan kita. Demikianlah kita mulai menyadari bahwa ada banyak
kemungkinan untuk mewujudkan keselamatan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus
dalam kehidupan gereja. Melalui pertemuan orang-orang percaya dari dahulu kita dapat
menjadi lebih terbuka untuk kekayaan yang dikandung dalam Injil.
Selain itu terdapat alasan lain atas pertanyaan mengapa kita perlu belajar sejarah gereja.
Belajar sejarah gereja menolong kita untuk:
a. mengetahui karya Allah pada masa lampau.
b. mengetahui respons orang-orang percaya pada masa lampau.
c. memahami Perjanjian Baru.
d. mengetahui keberanian orang Kristen pada masa lampau dalam menghadapi
penganiayaan (tantangan).
e. memahami pergumulan gereja dalam perjumpaannya dengan pemerintah.
f. memahami bahwa tidak selamanya Tuhan membiarkan umat-Nya menghadapi
penganiayaan, tetapi memberi juga masa kelegaan (pembebasan) dari
penderitaan.

5
g. memahami bahwa saya harus bersedia mengikuti Tuhan dalam masa susah dan
senang.
h. tidak memutlakkan pemikiran teologis gereja kita sendiri.
i. tidak mengulangi kesalahan masa lampau.

Aktivitas 3: Membuat Produk


Kamu telah menemukan dan memahami alasan pentingnya mempelajari sejarah gereja.
Ternyata mempelajari sejarah gereja bukan sesuatu yang membosankan, tetapi terdapat
hal-hal positif berupa nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik.

Sekarang, buatlah sebuah kartu unik dari kertas karton yang berwarna!

Hiaslah kartu tersebut dengan menempelkan hiasan-hiasan menarik. Tuliskanlah


dalam sebuah kertas khusus tersebut dengan kata-kata ajakan dan motivasi
mempelajari sejarah gereja!

Tempelkanlah kartu tersebut di bagian depan buku-bukumu sebagai pengingat


bagi dirimu untuk senantiasa semangat belajar sejarah gereja!

6
C. Kelahiran Gereja sebagai Karya Allah

Kamu tentu masih ingat dengan pertanyaan pada awal Bab yakni tentang kapan
pertama kali gereja terbentuk. Gereja terbentuk pada abad pertama Masehi setelah
peristiwa turunnya Roh Kudus (Pentakosta). Keberadaan gereja sesungguhnya adalah
buah dari pembaharuan yang Allah lakukan melalui Roh Kudus-Nya terhadap umat Yahudi
pada waktu itu. Orang banyak diajak untuk kembali kepada inti ajaran yang dituntut oleh
Allah, yaitu hidup adil dan, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allah.
Dari masa ke masa kita melihat bagaimana kehidupan beragama mengalami naik
dan turun. Orang beragama ternyata tidak selamanya menunjukkan di dalam hidupnya
bahwa mereka menaati Allah. Kitab Ulangan, misalnya, sangat terkenal sebagai kitab yang
melukiskan kehidupan bangsa Israel sebagai sebuah siklus: Israel diselamatkan Allah –
Israel berpaling dari Allah dan mengingkari perjanjiannya dengan Allah – Israel ditimpa
kemalangan dan jatuh ke tangan musuh– Israel bertobat dan kemudian Allah
mengirimkan seorang pemimpin untuk menyelamatkan mereka, dst. (Ul. 31:20-21, dst.).
Siklus ini berlangsung terus, jatuh-bangun. Gambaran ini menjadi sangat terkenal karena
menjadi ciri khas penyampaian sejarah Israel di mata penulis Ulangan.
Selain kejatuhan ke dalam dosa dan berpalingnya umat Allah kepada allah-allah lain,
kehidupan beragama pun bisa berubah hanya menjadi sekadar suatu formalitas belaka.
Orang menjalankan perintah-perintah agama hanya sebagai ritual, tanpa mengerti
mengapa mereka harus melakukan semua itu. Dalam kegiatan rutin seperti itu, akhirnya
orang kehilangan pegangan dan ajaran agama tidak lagi dihayati sebagai perintah yang
harus dihayati demi mewujudkan keadilan kepada sesama manusia, seperti yang Allah
kehendaki. Dalam Mikha 6:8, dikatakan, “Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu:
selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?” Apa yang kita temukan dalam praktik kehidupan orang Farisi di masa Tuhan
Yesus, misalnya, cukup jelas menunjukkan bagaimana formalisme agama menjadi pola
hidup keagamaan yang berlaku saat itu. Orang-orang Farisi sangat suka mencari-cari
kekurangan dan “kesalahan” orang lain dalam praktik keagamaan mereka. Misalnya,
mereka selalu mengamat-amati sesama mereka, apakah orang-orang itu menaati aturan

7
hari Sabat yang melarang orang bekerja. Mereka juga sangat suka memamerkan
kesalehan mereka, misalnya dengan berdoa di tikungan-tikungan jalan raya supaya
mereka dilihat orang (Mat. 6:5).
Kehadiran gereja perdana merupakan bentuk pembaruan terhadap agama Yahudi
pada waktu itu. Orang banyak diajak untuk kembali kepada inti ajaran yang dituntut oleh
Allah, yaitu hidup adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allah. Perubahan yang dahsyat terjadi pada waktu gereja perdana terbentuk. Dalam Kisah
Para Rasul 2 dikisahkan apa yang dialami oleh para murid Tuhan Yesus pada hari
Pentakosta, yaitu hari Pencurahan Roh Kudus. Para murid adalah orang-orang yang
sederhana. Kebanyakan dari mereka adalah nelayan. Umumnya berpendidikan rendah.
Karena itu banyak dari mereka yang sangat ketakutan ketika Tuhan Yesus dihukum mati
dengan hukuman salib yang sangat mengerikan.
Mengerikan bukan hanya dari cara penghukumannya yang luar biasa kejam, tetapi
juga karena menurut pemahaman orang Yahudi, orang yang dihukum salib berarti mereka
tidak diterima oleh Allah maupun manusia (dunia). Kalau surga dan dunia menolak
mereka, ke mana mereka harus pergi? Namun demikian, peristiwa kebangkitan Yesus dan
pencurahan Roh Kudus ke atas mereka telah menghasilkan perubahan yang dahsyat atas
diri para murid.

Aktivitas 4: Menemukan Perbedaan Kehidupan Para Rasul sebelum dan sesudah Hari
Pentakosta
Bacalah teks Alkitab Kisah Para Rasul 2: 1-47
Coba tuliskan perubahan-perubahan apa yang dapat kamu temukan dalam bacaan
Kisah Para Rasul 2 terkait kehidupan para murid Tuhan Yesus sebelum dan
sesudah pencurahan Roh Kudus.
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….......................................................................
Seluruh Kisah Para Rasul menggambarkan perubahan-perubahan yang dialami oleh
para murid. Misalnya, Kisah Para Rasul 2:1 mengatakan, “Ketika tiba hari Pentakosta,
semua orang percaya berkumpul di satu tempat.” Di mana murid-murid itu berkumpul?
Ayat ini hanya mengatakan “di satu tempat.” Tampak seolah-olah lokasi berkumpul
mereka itu sangat dirahasiakan. Namun kemudian turunlah bunyi tiupan angin keras dan

8
memenuhi seluruh rumah, dan setiap murid dihinggapi lidah api di atas kepala mereka.
Setelah itu mereka keluar dari rumah itu dan memberikan kesaksian kepada orang-orang
yang telah datang ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah Yahudi.
Mereka tidak takut lagi akan ancaman-ancaman yang mungkin akan datang. Dan
kenyataannya, memang ancaman-ancaman itu terus-menerus muncul. Bahkan sampai
sekarang. Dalam Kisah Para Rasul 6:8 – 8:2 dikisahkan bagaimana Stefanus, salah satu
diaken pertama gereja, dirajam sampai mati oleh kerumunan orang banyak yang
memusuhi orang-orang Kristen. Namun demikian, gereja tetap bertahan. Hingga
sekarang, di abad ke-21, masih banyak orang Kristen yang terus bertahan di tengah-
tengah ancaman, siksaan, dan penderitaan. Ada banyak pembaharuan yang dialami oleh
orang Kristen dalam gereja perdana dahulu. Misalnya, orang-orang Kristen perdana
ternyata berubah dan tidak lagi memikirkan diri mereka sendiri saja. Mereka membagi-
bagikan harta mereka untuk digunakan bersama.
“Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan
mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta
miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing” (Kis. 2:44-45).

Gereja perdana adalah komunitas yang diperbaharui sehingga komunitas itu tidak
terjebak oleh belenggu hukum Taurat. Ketika banyak orang tertarik untuk menjadi
pengikut Kristus, bahkan juga orang-orang yang berasal dari latar belakang non-Yahudi,
Petrus menyatakan bahwa mereka tidak perlu dibebani dengan Taurat melainkan bisa
langsung menerima Kristus dan menjadi Kristen.
Dalam Kisah Para Rasul 15:10-11 Petrus berkata,“…mengapa kamu mau mencobai
Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat
dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya,
bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama
seperti mereka juga.” Karena itu, orang-orang Kristen baru itu kemudian diharuskan
mengikuti peraturan sebagai berikut: “menjauhkan diri dari makanan yang telah
dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan
dari darah” (Kis. 15:20). Ini bukanlah hasil dari pemikiran atau hikmat para rasul itu
sendiri.

9
Dalam Kisah Para Rasul 10:9 dst. diceritakan pengalaman Petrus yang bermimpi
dan melihat sebuah meja turun dari langit dan di meja itu terdapat berjenis-jenis
makanan – ada yang halal, tetapi ada juga yang tidak halal. Lalu Petrus mendengar suara
yang memerintahkannya supaya ia memakan semua makanan itu. Namun, sebagai
seorang Yahudi, Petrus menolak memakan makanan-makanan yang haram. Setelah suara
itu berkata-kata tiga kali, akhirnya Petrus pun mengerti. Ia menjadi sadar bahwa di mata
Allah tidak ada makanan yang haram, dan itu berarti perintah Taurat dijadikan relatif.
Orang asing, goyim, yang dianggap sebagai orang yang harus dijauhi, justru sekarang
boleh diterima menjadi bagian dari gereja.
Gereja perdana itu akhirnya mengerti bahwa yang paling utama bukanlah apa
yang tertulis di dalam hukum Taurat itu, melainkan jiwanya, yaitu tuntutan supaya umat
Allah bertindak adil dan setia kepada Allah. Seperti dikatakan dalam Mikha 6:8, “Hai
manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN
dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di
hadapan Allahmu?” Dari sini kita dapat mengerti bagaimana pembaharuan yang terjadi di
dalam hidup kita, di dalam gereja Tuhan, hanya bisa terjadi dengan benar apabila hal itu
dipimpin oleh Roh Kudus, yaitu Allah sendiri yang tetap tinggal di dalam gereja dan
menuntun jalan hidupnya.

Aktivitas 5: Jemaat Perdana dan Nilai-nilai Kristiani

Deskripsikan dan tuliskan nilai-nilai apa yang dapat diambil dari gaya hidup jemaat
perdana melalui eksplorasi Alkitab di dalam Kisah Para Rasul 2:41-47!

Gaya Hidup Jemaat Perdana Nilai-nilai Kristiani

10
Aktivitas 6: Bermain Peran (Role Play)

Kamu dimintakan untuk membentuk kelompok. Setiap kelompoknya terdiri dari 4


sampai 6 orang.
Kemudian identifikasilah masalah-masalah yang sering terjadi dalam gereja masa kini
berkaitan dengan krisis nilai-nilai kristiani
Setelah itu tentukan nilai-nilai kristiani yang diteladani oleh jemaat perdana untuk
meresponi permasalahan tersebut.
Kamu dimintakan untuk menampilkan kondisi kehidupan gereja tersebut dengan
permasalahannya.
Kemudian bersama teman kelompokmu, silakan menentukan pesan positif apa yang
kamu dan teman-teman kelompok ingin sampaikan berkaitan dengan peranan dari
seorang remaja Kristen dalam gereja.
Usahakan untuk memanfaatkan semua yang kamu dan teman-teman kelompok miliki
dan ada di sekitarmu. Misalnya saja ada yang dapat bermain alat musik tertentu dan
bernyanyi, maka kamu bisa manfaatkan hal tersebut untuk membuat kelompok kamu
terlihat kreatif dalam upaya untuk menunjukkan kehidupan yang nyata dari cerita
yang ditampilkan.

D. Perkembangan Gereja Abad ke- I sampai II


Awal perjalanan Gereja mula-mula dimulai dari peristiwa Pentakosta.
Kemudian dilanjutkan dengan khotbah pertama Petrus di serambi Salomo yang membuat
sekitar 3000 orang pendengar memilih menjadi pengikut Kristus. Setelah itu benih-benih
gereja tersebut mulai disebut “Kristen” untuk pertama kalinya di Antiokhia (Kis. 11:26).
Sejarah permulaan gereja dapat ditemui di sepanjang kitab Kisah Para Rasul yang
menggambarkan perjalanan gereja mula-mula. Pada awalnya pemimpin Gereja mula-
mula ialah para murid Yesus yakni para rasul. Setelah zaman murid Yesus tersebut
berakhir sekitar tahun 70-140 M terjadilah banyak perubahan dan perkembangan dalam
gereja. Misalnya dalam hal kepemimpinan, setelah zaman para rasul, kepemimpinan
beralih ke nabi-nabi atau pengajar-pengajar yang memiliki karunia (orang-orang
berkharisma), lalu ke penatua (presbiter) dan kemudian uskup (episkopos).

11
Saat itu kekristenan terbagi atas dua yakni Kristen Yahudi yang masih berpokok
pada Taurat dan Kristen Helenis yang merupakan Kristen percampuran budaya yang
dipelopori oleh Paulus. Dalam perjalanan Gereja mula-mula, Gereja tersebut diketahui
mengalami banyak hambatan dan tantangan dalam perkembangannya. Hambatan
tersebut antara lain datang dari pemeluk Kristen Yahudi yang memiliki perbedaan
pandangan teologi dengan Kristen Helenis yang dipelopori Rasul Paulus itu. Selain dari
Kristen Yahudi, Gereja mula-mula juga diperhadapkan dengan adanya penganiayaan yang
hebat dari pihak pemerintahan kekaisaran Roma. Saat itu orang-orang Kristen dikejar-
kejar dan hendak dibunuh apabila tidak mau menyembah kaisar yang berkuasa di masa
itu. Namun meskipun mendapati banyak tantangan, gereja tetap berusaha untuk
berkembang dan tidak takut akan tantangan selanjutnya yang akan terjadi.
Sekitar tahun 64 M terjadi peristiwa terbakarnya kota Roma. Pada peristiwa
tersebut orang-orang Kristen mendapat fitnah sebagai pelaku pembakaran tersebut,
padahal sesungguhnya pelakunya ialah Kaisar Nero yang berencana mengubah kota Roma
menjadi kota metropolitan. Akibat dari peristiwa tersebut orang-orang Kristen mendapat
penganiayaan dan terpaksa harus diusir keluar kota Roma. Dalam perjalanan Gereja mula-
mula terdapat istilah martyr yang berarti orang-orang yang rela mati demi
mempertahankan imannya. Dari martyr inilah Gereja mula-mula menjadi semakin
bersemangat untuk tetap berkembang. Memasuki tahun 70 M terjadi lagi suatu peritiwa
besar yang memengaruhi perkembangan Kristen yakni peristiwa hancurnya kota
Yerusalem yang dipelopori oleh tokoh bernama Titus. Dampak dari peristiwa tersebut,
kekristenan Yahudi menjadi semakin merosot. Namun dibalik itu Kristen Helenis justru
semakin berkembang di berbagai daerah seperti Siria, Asia Kecil, Mesopotamia, Mesir,
Italia dan Yunani.
Memasuki abad ke-2, gereja yang pada awalnya berjumlah sedikit sudah mulai
bertambah banyak dan meluas di berbagai daerah sehingga menjadi agama yang besar.
Saat itu gereja mulai berjumpa dengan berbagai corak kebudayaan, agama lain, dan
beberapa ilmu filsafat. Dari perjumpaan itu tidak sedikit ditemui beberapa ajaran sesat
yang sempat menjadi penghambat kekristenan. Beberapa ajaran tersebut seperti Gnostik
yang dalam ajarannya menyinggung pokok asal muasal dunia, tabiat manusia, dan asal
mula kejahatan.

12
Di abad ini dalam perkembangan kekristenan, terdapat tokoh yang cukup penting
dan berpengaruh dalam gereja. Salah satunya ialah Yustinus Martyr yang merupakan
seorang teolog pertama yang berusaha menguraikan iman Kristen secara ilmiah. Ia
mengajarkan agama Kristen dengan mengadopsi filsafat Stoa yaitu wawasan logos yang
diterjemahkan sebagai Firman, Akal, dan Pikiran. Yustinus mengakui bahwa Allah yang
tidak dikenal itu telah memperkenalkan diri dengan mengutus Anak-Nya ke dunia untuk
menyelamatkan manusia. Selain mengajar ia juga membuat karya tulis yang berjudul
Apology yang ditujukannya kepada Kaisar Antoninus Pius yang menyinggung bahwa
penyiksaan yang dilakukan penguasa Romawi terhadap orang-orang Kristen adalah salah.
Sebaliknya, mereka seharusnya bergabung dengan orang Kristen untuk menunjukkan
kepalsuan sistem penyembahan dewa-dewa yang pada saat itu juga marak terjadi.Tokoh
lainnya yang juga memengaruhi gereja ialah Polycarpus yang mati sebagai martir di
Smirna sekitar tahun 156 karena menolak menyembah pada kaisar dan dewa-dewi yang
disembahnya.

Aktivitas 7: Belajar dari Polikarpus


Bacalah riwayat hidup tokoh Polikarpus berikut ini:

Polikarpus dilahirkan sekitar


tahun 69. Menurut Ireneus, Polikarpus
adalah murid Rasul Yohanes. Ireneus
sendiri adalah murid dari Polikarpus.
Polikarpus bekerja sebagai uskup di
jemaat Smirna, Asia Kecil pada
pertengahan abad kedua. Ia dikenal
Gambar 1.2. Polikarpus (69-156) sebagai seorang yang memiliki iman
Sumber:
https://hendisttrii.files.wordpress.com/2018/07 yang teguh dan hidupnya sangat
sederhana. Polikarpus adalah seorang saksi mata dari tradisi pengajaran gereja yang
masih berbentuk lisan. Ia mengenal dengan baik Anicetus, Uskup Roma. Polikarpus
dikenal juga sebagai seorang uskup yang sangat membela ajaran gereja yang ortodoks
serta sangat membenci ajaran-ajaran sesat.

13
Sikap kerasnya terhadap aliran-aliran sesat nampak dalam suratnya kepada jemaat
di Filipi, antara lain berbunyi sebagai berikut, "Barangsiapa tidak mengakui bahwa Kristus
telah datang dalam daging, ia adalah antikristus; dan barangsiapa tidak mengakui
rahasia salib, ia adalah jahat dan ia yang berpegang kepada firman Tuhan menurut
keinginannya sendiri; dan berkata bahwa tidak ada kebangkitan dan penghakiman, ia
adalah anak sulung iblis". Ia sendiri melarang jemaatnya untuk memberi salam kepada
para penyesat.
Pada tahun 154 Polikarpus pergi ke Roma untuk menyelesaikan pertikaian tentang
perayaan Paskah dengan jemaat Roma. Polikarpus diterima dengan hormat oleh Anicetus,
Uskup Roma. Polikarpus memperoleh persetujuan dari Anicetus bahwa jemaat jemaat di
Asia Kecil boleh meneruskan kebiasaan mereka dalam merayakan Paskah pada tanggal 14
bulan Nissan. Tidak lama sesudah kembali dari Roma, Polikarpus ditangkap dan digiring ke
Roma. Ia diminta oleh kaisar untuk menyangkal Kristus serta mengutuk Kristus, namun
Polikarpus tidak mau. Sampai tiga kali kaisar bertanya kepadanya apakah ia mau
mengutuk Kristus agar sang uskup dilepaskan dari hukuman mati.
Namun, dengan imannya yang tegas dan teguh kepada Kristus, Polikarpus
menjawab kaisar dengan perkataan sebagai berikut, ”Aku telah melayani Kristusku 86
tahun lamanya, namun belum pernah sekalipun Ia berbuat jahat kepadaku. Bagaimana
aku dapat mengutuk Kristusku, Juruselamatku?” Kemudian Polikarpus dibakar dan sisa-
sisa tubuhnya dibawa orang dan dikuburkan di Smirna.

Setelah membaca kisah dari Polikarpus maka berikan tanggapan atas pertanyaan berikut
ini:
1. Siapakah Polikarpus?
……………………………………………………………………………………………………………………………....
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………....
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................

14
2. Apakah yang diperjuangkan oleh Polikarpus dalam gerakan yang dia lakukan?
………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………....
3. Apakah tantangan yang dihadapi oleh Polikarpus saat mempertahankan iman
percayanya kepada Kristus?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………....
4. Teladan apakah yang dapat kita terapkan dari contoh kehidupan Polikarpus?
………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………....
5. Apakah contoh sikap yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengikuti teladan dari Polikarpus dalam hal mempraktikan nilai-nilai kristiani?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………....

Tokoh selanjutnya ialah Irenaeus yang pada tahun 177 menjadi uskup di Lyons,
Irenaeus adalah orang yang mempelajari ajaran yang dianggap sesat yaitu Gnostik lalu
kemudian melawan ajaran tersebut karena dianggap bertolak belakang dengan ajaran
Kristen yang sebenarnya. Dan tokoh berikutnya ialah Tertulianus yang pada tahun 196
menuliskan banyak karya sehingga ia digelari bapak teolog Latin.
Pada masa-masa penganiayaan orang-orang Kristen tidak diberi kesempatan untuk
membela diri. Maka dari itu orang-orang Kristen terpelajar mengarang kitab-kitab
pembelaan atau apologi. Yang paling terkenal di antara kaum terpelajar adalah Yustinus
Martir dan Tertulianus. Mereka tidak hanya sekadar menyangkal segala fitnah terhadap
kepercayaan dan kelakuan orang-orang Kristen. Mereka juga berupaya membuktikan
kebenaran ajaran agama Kristen yang akhirnya membentangkan kebodohan dan dosa-
dosa agama-agama kafir yang politeis. Meski negara tidak mengindahkan tulisan-tulisan
mereka namun pada akhirnya kaum-kaum terpelajar mulai memerhatikannya. Para
apologet itu merupakan orang-orang pertama yang menguraikan ajaran agama Kristen
secara sistematis.

15
Aktivitas 8: Melihat Gereja Masa Kini

Refleksikan gaya hidup jemaat perdana dan tokoh-tokoh gereja pada awal sejarah
beserta nilai-nilai kristiani yang ada di dalamnya melalui kehidupan gereja masa kini!
Refleksi ini dilakukan melalui menjawab bantuan pertanyaan berikut ini.

1. Apakah kelebihan dan kekurangan pola hidup jemaat masa kini?


……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Apakah nilai-nilai yang muncul dalam jemaat perdana dapat diterapkan dalam jemaat
masa kini ?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
3. Bagaimana peran gereja masa kini di tengah-tengah lingkungan dan kehidupan
Bangsa Indonesia?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Nilai hidup apa yang harus dihilangkan bila jemaat masa kini ingin menjadi berkat
bagi sesamanya?
..…………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………….

E. Rangkuman
Dalam bagian ini kita telah belajar tentang sejarah gereja dengan meliputi
pengetian, tujuan serta cara-cara memperlajari sejarah gereja. Sejarah gereja adalah kisah
tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh
gereja, sebagai persekutuan mereka yang dipanggil Kristus, salama di dunia ini. Dalam
sejarahnya gereja terbentuk melalui pekerjaan Roh Kudus yang dijanjikan dan diutus oleh
Tuhan Yesus sendiri.

16
Di bawah pimpinan Roh Kudus sendirilah gereja melaksanakan berbagai langkah
pembaharuan yang diwujudkan antara lain di dalam sikap gereja yang terbuka terhadap
banyak orang yang sebelumnya tersingkir atau ditolak oleh orang Yahudi pada zaman itu,
misalnya orang-orang asing (helenis), kaum perempuan, dan orang-orang kasim (orang
kebiri). Penerimaan ini sendiri sudah diteladankan oleh Yesus Kristus melalui pelayanan-
Nya yang tidak memilah-milah. Sebaliknya, dengan gamblang Yesus Kristus
memperlihatkan keterbukaan-Nya kepada orang-orang ini, dengan sikapnya yang
menerima dan mau mendekati mereka.

F. Soal Latihan

Pilihan Ganda

1. Secara umum, kita memahami bahwa inti dan hakikat dari ilmu sejarah adalah uraian
mengenai peristiwa yang.....
A. pernah terjadi.
B. akan terjadi
C. sedang terjadi
D. belum terjadi

2. Istilah sejarah berasal dari bahasa Yunani yakni....


A. historia
B. history
C. histori
D. historis

3. Kata Gereja berasal dari bahasa Portugis yakni....


A. igreja
B. church
C. ekklesia
D. kuriakon

17
4. Kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia, yaitu orang-orang yang dipanggil
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib merupakan pengertian dari ....
A. keluarga
B. sekolah
C. gereja
D. masyarakat

5. Ilmu sejarah yang menjadikan gereja sebagai sasaran dalam penelitian, yang
menjabarkan kisah tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan
yang dialami oleh gereja, sebagai persekutuan mereka yang dipanggil Kristus, selama di
dunia ini, merupakan pengertian dari ....
A. Sejarah Dunia
B. Sejarah Kristen
C. Sejarah Gereja
B. Sejarah Indonesia

6. Perhatikan beberapa kalimat berikut ini:


1. Belajar Sejarah Gereja menolong kita untuk mengetahui karya Allah pada masa yang
akan datang.
2. Belajar Sejarah Gereja menolong kita untuk mengetahui respons orang-orang
percaya pada masa lampau.
3. Belajar Sejarah Gereja menolong kita untuk memahami Perjanjian Baru.
4. Belajar Sejarah Gereja menolong kita untuk mengetahui keberanian orang Kristen
pada masa yang akan datang dalam menghadapi penganiayaan (tantangan).
5. Belajar Sejarah Gereja menolong kita untuk memahami pergumulan Gereja dalam
perjumpaannya dengan pemerintah.
Pernyataan yang merupakan tujuan kita mempelajari Sejarah Gereja adalah ....
A. 1,2,3
B. 1,3,5
C. 2,3,4
D. 3,4,5

18
7.Salah satu alasan kita mempelajari Sejarah Gereja adalah ....
A. mempelajari Sejarah Gereja akan membantu kita dapat melihat karya penyelamatan
Allah dari peristiwa demi peristiwa yang terjadi.
B. mempelajari nilai-nilai iman yang bertumbuh dan berkembang dari peristiwa demi
peristiwa yang akan terjadi.
C. mempelajari Sejarah Gereja akan membantu kita dapat melihat karya penyelamatan
Allah pada kehidupan yang akan datang.
D. menolong kita untuk memahami bahwa Tuhan membiarkan umat-Nya menghadapi
penganiayaan.

8. Dalam sejarahnya, gereja perdana terbentuk pada abad ....


A. pertama
B. kedua
C. ketiga
D. keempat

9. Kehadiran gereja perdana merupakan bentuk pembaruan terhadap agama Yahudi pada
waktu itu. Orang banyak diajak untuk kembali kepada inti ajaran yang dituntut oleh
Allah, yaitu….
A. memiliki kehidupan yang tunduk penuh di bawah hukum Taurat.
B. hidup penuh keadilan dan hidup dengan rendah hati untuk dilihat manusia.
C. meninggalkan hukum Taurat dan membuat kembali hukum atau aturan yang baru.
D. hidup adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah.

10. Momentum lahirnya gereja perdana sebagai sebuah komunitas iman yang telah
dibaharui terjadi pada saat peristiwa…
A. penyaliban Tuhan Yesus
B. kematian Tuhan Yesus
C. kebangkitan Tuhan Yesus
D.turunnya Roh Kudus

19
Uraian

1. Tuliskan 3 ciri kehidupan jemaat perdana yang menunjukkan perbedaan dari


kehidupan agama Yahudi pada waktu itu !
2. Tuliskan 3 tokoh gereja perdana yang berperan dalam perkembangan gereja abad
pertama sampai abad kedua!
3. Jelaskan 3 nilai iman Kristen yang kamu temukan dalam perkembangan Sejarah
Gereja pada jemaat mula-mula sampai abad ke-2!
4. Tuliskan 3 contoh kehidupan sebagai seorang remaja Kristen yang mencerminkan
gaya hidup jemaat mula-mula!
5. Tuliskan 2 hal positif yang diteladani oleh Polikarpus dalam perjuangan yang
dilakukannya!

20
Bab
Pemeliharaan dan Penyelamatan
Tuhan terhadap Gereja
II

Dalam sejarah perkembangan gereja sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16, gereja
mengalami kondisi yang pasang surut. Saat mempelajari kondisi pasang surut tersebut,
kita dapat temukan pengalaman tindakan penyelamatan dan pemeliharaan dari Tuhan
atas gereja. Melalui pelajaran kali ini, kamu diharapkan dapat menghayati dan
mengamalkan tindakan penyelamatan dan pemeliharaan Tuhan terhadap gereja pada
masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16 dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu diharapkan dengan mengetahui perkembangan sejarah gereja dari
sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16 kamu dapat menunjukkan rasa tanggung jawab
terhadap Tuhan dalam pergaulan hidup masa kini sebagai wujud pengamalan tindakan
penyelamatan dan pemeliharaan-Nya.

Peta Konsep

Pemeliharaan dan Penyelamatan Tuhan


terhadap Gereja
(sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16)

Gereja di Asia dan Pembaruan


Gereja Katolik dan
Pembaruan
Perjumpaannya Gereja oleh
Gereja Ortodoks Gereja oleh
dengan Agama Yohanes
Martin Luther
Islam Calvin

Kata Kunci: Pemeliharaan, Penyelamatan, Perjumpaan, Gereja-


Katolik, Gereja-Ortodoks.
21
Dalam pembahasan bagian ini kita akan memaknai pemeliharaan dan penyelamatan
Tuhan terhadap gereja pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16 dan maknanya
bagi kehidupan bertanggung jawab pada masa kini. Pemeliharaan dan penyelamatan
Tuhan akan dilihat dari perkembangan Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks, gereja di Asia,
gereja dalam perjumpaan dengan agama Islam, pembaruan gereja oleh Martin Luther,
serta pembaruan gereja oleh Yohanes Calvin.

A. Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks

Pada abad ke-3, lagi-lagi gereja diperhadapkan dengan penganiayaan yang


dilakukan oleh kekaisaran Romawi. Dari penganiayaan tersebut muncullah golongan
apologet, yakni golongan yang berusaha membela iman Kristen. Salah satu tokoh yang
masuk dalam golongan ini adalah Origenes. Ia dikenal juga sebagai penulis, ia mulai
menulis pada tahun 205 yang dalam penulisannya bertujuan untuk membela ajaran iman
Kristen. Selain Origenes terdapat juga Cyprianus, uskup dari Kartago, yang menulis karya
berjudul “On the Unity of the Church” (Persatuan di dalam Gereja). Karena ia menolak
melakukan persembahan korban bagi dewa-dewa kafir, Cyprianus harus menerima
siksaan dari kekaisaran dan mati dipenggal pada tahun 258.
Sekitar tahun 250, ketika berada dalam pemerintahan Kaisar Decius, penganiayaan
terhadap kekristenan terus berlanjut dan makin menjadi-jadi. Saat itu Kaisar Decius
menyuruh membunuh umat Kristen terutama para uskup dengan maksud agar jemaat
yang ada dalam gereja kehilangan pemimpinnya sehingga gereja tersebut perlahan-lahan
menghilang. Akan tetapi cara yang digunakan Kaisar Decius ini tampaknya kurang berhasil
karena umat Kristen tetap tidak jera untuk tetap mempertahankan imannya sebagai
pembela Kristus.
Pada tahun 270 seorang tokoh bernama Antonius meninggalkan seluruh harta
bendanya dan memilih untuk hidup sebagai pertapa yang menjadi latar belakang dari
kerahiban. Gerakan pertapaan yang dilakukan Antonius ini menekankan kehidupan suci
dan sederhana yang dalam hidupnya harus disertai dengan tindakan askese dengan
menjauhi hal-hal yang berhubungan dengan duniawi.

22
Memasuki abad ke-4, negara akhirnya mengakui kekalahannya pada gereja karena
tidak berhasil memusnahkannya. Hal ini menjadi awal yang baik bagi gereja itu sendiri dan
akhirnya gereja mendapatkan pengakuan serta dukungan penuh oleh negara. Hal
tersebut terjadi ketika Kaisar Konstantinus Agung berkuasa. Kaisar Konstantinus sendiri
bertobat dan mulai menerima iman Kristen sekitar tahun 312. Pada tahun 313 Kaisar
Konstantinus mengeluarkan Edik Milano. Karena sudah mendapatkan pengakuan serta
dukungan penuh atas gereja, tidak menunggu waktu yang lama akhirnya gereja menjadi
agama resmi di kerajaan Romawi. Gereja pun menjadi kaya karena negara menyokong
dan memberi bantuan sepenuhnya atas gereja. Selain kaya, gereja juga menjadi semakin
penuh akan jemaat karena banyak orang masuk Kristen dan di antaranya ada orang-orang
yang tadinya murtad kembali memeluk agama Kristen.
Pada abad ke-4 ini gereja diperhadapkan pada beberapa persoalan baru yang dimulai
dari turunnya semangat yang dulu berkobar-kobar ketika masih di masa penganiayaan.
Gereja diwarnai dengan kesuraman karena ada banyak orang yang berlomba-lomba
menjadi Kristen hanya untuk mendapatkan penghormatan dan pangkat semata. Hal
tersebut akhirnya memicu beberapa orang yang tidak menyukai suasana gereja tersebut
untuk melakukan askese. Kegiatan tersebut pun berlanjut sampai pada berdirinya kaum
cluny. Selain itu ancaman serius lain juga muncul seperti caesaropapisme yakni raja-raja
memandang diri sebagai Kepala gereja. Ancaman lainnya juga muncul dari ajaran sesat
baru bernama arianisme yang dipelopori oleh Arius yang seorang imam di Alexandria yang
beranggapan bahwa Kristus adalah makhluk pertama yang termulia dari segala manusia
sehingga boleh dianggap sebagai Allah tetapi meskipun begitu Dia bukanlah Allah yang
sesungguhnya. Atas pemahaman ajaran sesat tersebut, kaisar Konstantinus pun turun
tangan dengan mengadakan konsili. Masalah tersebut dibahas bersamaan dengan
penetapan pengakuan iman (credo) dan diputuskan pada Konsili Nicea (325) dan Konsili
Konstantinopel (381) yang hasilnya membuat aliran arianisme tersebut berakhir.
Pada abad ke-4 ini juga, terdapat tokoh penting yang ikut berperan dalam
perkembangan gereja seperti Athanasius yang pada tahun 367 menuliskan surat-surat
Paskah yang di dalamnya berisi kitab perjanjian baru yang dikanonkan untuk pertama
kalinya. Pada tahun 387, seorang uskup bernama Augustinus menjadi Kristen sepenuhnya

23
setelah meninggalkan ajaran lamanya yaitu manikheisme. Ia terkenal dengan tulisannya
dengan judul Buku Pengakuan (Confessionum) dan juga Kota Allah (De Civitate Dei).
Perjalanan gereja di abad ke-5 selanjutnya diawali dengan beberapa karya yang
berhasil diselesaikan oleh beberapa tokoh. Shopronius Eusibius Hieronimus salah satunya.
Ia merupakan asisten dari Damasius seorang uskup di Roma yang menjabat sekitar tahun
366-385, ia berhasil menyelesaikan terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Latin yang
disebut dengan Vulgata pada tahun 405. Selanjutnya ada Patrick yang merupakan bekas
budak di Irlandia. Ia berhasil menjalankan misinya sebagai pekabar Injil di negara dimana
dulunya ia menjadi budak pada tahun 432, selain itu ia juga berhasil membuat sekitar
120.000 orang menjadi Kristen dan mendirikan sekitar 300 gereja.
Di abad ke-5, gereja juga tidak luput dengan permasalahan baru. Saat itu gereja
diperhadapkan pada pertikaian yang menarik dua tokoh yaitu Nestorius dan Cyrillus yang
disebabkan oleh perbedaan pendapat mengenai dua tabiat Kristus. Belum selesai sampai
di situ, terjadi lagi pertikaian yang diakibatkan Nestorius karena memberi gelar
kristotokos kepada Maria Ibu Yesus. Untuk menyelesaikan masalah ini akhirnya kaisar
menyusun konsili yang berlangsung di Efesus (431) yang berakibat dipecatnya Nestorius
dari keuskupan dan atas pahamnya tersebut ia dinyatakan sesat oleh gereja. Konsili
berikutnya adalah konsili Chalcedon (451) yang keputusannya berakibat perpecahan pada
gereja yang ada dalam kekaisaran Romawi yaitu gereja timur Monofisit (Cyrillus) dan
barat Nestorian (Nestorius).
Dari gereja yang terpisah ini sebenarnya sudah sejak lama terlihat corak
perbedaannya, yaitu; pada gereja monofisit (meliputi Gereja Ortodoks timur dan gereja
lainnya) masih menggunakan sistem episkopal dan teologi yang dipakai adalah dari
teologi Irenaeus, Athanasius, dan Cyrillus yang pokok teologinya mengenai kefanaan
manusia. Sedangkan pada gereja Nestorian [meliputi Gereja Katolik Roma dan gereja
reformasi (Protestan)] menggunakan sistem sebaliknya yaitu keuskupan ada di bawah
Paus dan dalam protestan sistem tersebut sudah ditiadakan. Teologi yang digunakannya
pun berbeda, yaitu teologi Tertullianus dan Augustinus yang teologinya mengenai dosa
dan rahmat Tuhan. Selanjutnya perbedaan juga terlihat dari cara kedua gereja tersebut
dalam masyarakat dan negara.

24
Di dalam gereja yang berpisah tadi, terdapat tokoh yang banyak memengaruhi gereja
serta menginspirasi banyak orang awam. Tokoh tersebut ialah Ambrosius yang mewakili
pemikiran barat tentang hubungan gereja dan negara, selain Ambrosius terdapat tokoh
lain lagi yaitu Augustinus yang seorang bapak gereja termasyhur karena membantah
ajaran-ajaran sesat dan terkenal akan karyanya yang berjudul De Civitate Dei yang
menginspirasi orang banyak termasuk Luther dan Calvin.
Memasuki abad ke-4, kekristenan dalam gereja yang terpisah tadi mulai mengambil
jalannya masing-masing. Dalam Gereja Barat misalnya di abad tersebut sekitar tahun 529
berdirilah sebuah ordo untuk pertama kalinya. Ordo tersebut bernama Ordo Benedictin,
diambil dari nama pelopornya yaitu Benedictus dari Nursia. Ordo ini menuntut tiga janji
bagi para pengikutnya yaitu; kemiskinan, kesucian (kesucian kelamin), dan ketaatan.
Gerakan ini semakin lama semakin berkembang dan menyebar hingga ke Italia dan
Perancis. Gerakan ini juga memiliki andil besar dalam sejarah Gereja Barat karena aturan
dalam gerakan ini dipakai oleh hampir semua biara, dan mulai dari saat itu kehidupan
kekristenan dalam Gereja Barat berpusat pada biara.
Sekitar tahun 590, seorang tokoh bernama Gregorius diangkat menjadi Paus.
Pengkristenan paksa terhadap suku-suku di Jerman menjadi salah satu prestasinya. Selain
itu Gregorius juga menjadi seorang perintis pembaharuan musik gereja yang sampai
sekarang dikenal sebagai musik Gregoriani. Ia juga dikenal sebagai orang yang
menetapkan ajaran gereja tentang api penyucian dan dalam hal keselamatan, Gregorius
berpendapat bahwa keselamatan kekal hanya dihasilkan oleh kerja sama dari rahmat
Tuhan dengan jasa, amal, dan penitensia manusia.
Sesudah abad ke-2 lagi-lagi gereja diperhadapkan dengan penganiayaan yang masih
dilancarkan oleh kekaisaran Romawi. Tetapi justru di tengah situasi yang demikian, gereja
tetap kuat dan berserah pada pemeliharaan dan penyelamatan Tuhan. Gereja Tuhan pada
masa kini tentu tidaklah mengalami tantangan yang sedahsyat setelah abad ke-3. Tetapi
melalui pemberitaan di media televisi atau internet, kita menyaksikan masih ada gereja-
gereja yang mengalami tantangan di dalam melaksanakan tugasnya sebagai gereja.

25
Aktivitas 1 : Membuat Laporan tentang Gereja yang Mengalami Tantangan

Aktivitas ini mengajakmu menelusuri berbagai gereja yang mengalami tantangan yang ada
dalam konteksnya masing-masing. Penelusuran tersebut dilakukan dengan memerhatikan
catatan berikut:

Kamu bersama kelompoknya mencari artikel atau berita seputar kasus-kasus


kekerasan dan ketidakadilan yang menimpa gereja-gereja di Indonesia minimal 5.
Artikel atau berita tersebut kemudian dianalisis dan mencoba menawarkan solusi
yang ada dengan menggunakan berbagai prediksi yang memungkinkan.
Nama Gereja Kronologi Solusi
GKI Yasmin-Bogor
…………………………………………… ……………………………………

HKBP Filadelphia …………………………………………… ……………………………………

…………………………………………… ……………………………………

…………………………………………… ……………………………………

…………………………………………… ……………………………………

…………………………………………… ……………………………………

…………………………………………… ……………………………………

…………………………………………… ……………………………………

26
B. Gereja di Asia dan Perjumpaannya dengan Agama Islam
Dalam Gereja bagian timur atau yang lebih dikenal dengan Kristen Nestorian yang
tadinya memisahkan diri dari gereja yang satu, mulai mencoba bangkit dengan
mendirikan gerejanya sendiri di Persia. Dalam mengabarkan Injil, Gereja Nestorian bisa
dibilang berhasil berkembang dengan baik. Kegiatan pekabaran Injil oleh Gereja Nestorian
sendiri meliputi seluruh Asia. Orang-orang Kristen ini diketahui telah menyebarkan Injil ke
Arabia, India, Asia Tengah, dan Tiongkok. Dalam menyebarkan Injil, orang-orang
Nestorian mengikuti sebuah jalur perdagangan yang menghubungkan wilayah Cina
dengan India yang biasa disebut sebagai “jalan sutra”. Melalui jalan sutra tersebut, Gereja
Nestorian bertemu dengan seorang tokoh pelopor agama Islam yakni Muhammad, dan
hal ini menjadi latar belakang perjumpaan awal gereja dengan Islam. Hingga akhir abad
ke-6, Gereja Nestorian tetap berusaha menunjukkan kemampuannya untuk terus
mengabarkan Injil.
Memasuki abad ke-7, kekristenan mulai meluas dan pekabaran Injil kelihatan sudah
mulai mapan di seluruh dunia. Gereja Barat dan Gereja Timur memiliki perkembangannya
sendiri-sendiri. Dalam abad ini, Gereja Nestorian (Timur) yang berkembang di Asia mulai
terancam perkembangannya dengan adanya agama Islam yang melakukan ekspansi-
ekspansi ke berbagai negara yang mayoritas Kristen. Pada akhirnya kekristenan mulai
terlihat semakin merosot dan bahkan diketahui hampir hilang di beberapa daerah di Asia
pada masa itu. Hal ini diakibatkan karena tekanan-tekanan dan hambatan hebat yang
diberikan Islam kepada orang-orang Kristen. Ada beberapa faktor mengapa Islam
melakukan ekspansinya, yakni faktor agama, sosial, dan ekonomi. Akibat hambatan yang
diberikan Islam juga membuat kehidupan orang-orang Kristen saat itu mulai berubah
menjadi sangat tidak makmur karena Islam mendiskriminasinya.
Tindakan diskriminasi orang-orang Islam kepada orang-orang Kristen pada masa itu
mencakup faktor sosial dengan pengucilan terhadap orang Kristen, ekonomi dengan
menaikkan pajak hanya kepada orang Kristen, dan agama dengan mengklaim agama
Kristen berada di bawah Islam, bahkan orang Kristen dilarang menginjili orang Islam.
Namun kendatipun mendapatkan diskriminasi, orang-orang Kristen juga mendapatkan
sedikit saja toleransi dari orang Islam dengan memperbolehkan tinggal berdampingan.
Pada akhirnya perluasan agama Islam yang cepat di abad ini menjadi tantangan besar bagi

27
kekristenan di Asia, bahkan menjadi tantangan terbesar dalam sejarah gereja sehingga
kehidupan orang Kristen dalam negara yang dikuasai Islam tersebut lebih memilih untuk
bertahan daripada berkembang lagi hingga kini.
Umat Kristen dan Islam di Asia hidup berdampingan selama hampir beberapa abad
lamanya meskipun umat Kristen sering dan masih mendapatkan tindakan diskriminasi. Di
abad ke-8, orang-orang Kristen yang tinggal berdampingan dengan Islam tersebut
diberikan gelar “warga kelas dua” dalam lingkungannya. Kehidupan yang tidak makmur
itu masih terus berlanjut hingga akhirnya pada abad ke-11 keadaan itu berubah
dikarenakan terjadi perang salib yang mengakibatkan hancurnya hubungan Kristen dan
Islam sampai sekarang. Ada berbagai latar belakang yang memicu terjadinya perang salib,
salah satunya ialah pembunuhan Raja Aragon di Spanyol oleh seorang muslim (1063),
oleh sebab demikian Paus Alexander II mengerahkan orang-orang Kristen untuk merebut
kembali sebagian daerah Spanyol yang berusaha dikuasai oleh Islam dan pada tahun 1085
pasukan Kristen berhasil merebut Kota Toledo dan sebagian wilayah Spanyol. Selain itu
Yerusalem yang dianggap merupakan Kota Suci bagi umat Kristen pun telah dikuasai oleh
Islam, dan dari sana tersiar kabar bahwa orang-orang Kristen yang melakukan ziarah di
sana banyak mengalami penghambatan saat mengunjungi kota Yerusalem.
Akhirnya pada tahun 1095, Paus Urbanus II melancarkan Perang Salib pertama
dengan mengumpulkan tentara sebanyak lebih dari seratus ribu orang. Dengan
menguasai Yerusalem pada tahun 1099, Perang Salib pertamapun dimenangkan oleh
tentara salib. Perang Salib kedua berlangsung pada tahun 1147-1149. Perang Salib ini
merupakan reaksi atas jatuhnya kota Edessa ke tangan pasukan Muslim yang kembali
menyatukan kekuatannya, usaha Perang Salib kedua ini gagal dan mengakibatkan
jatuhnya kembali Yerusalem ke tangan Islam yang dipimpin oleh Saladin pada tahun 1187.
Jatuhnya Yerusalem ke tangan Islam tersebut memicu lagi terjadinya Perang Salib ke-3.
Pada saat itu Paus Innocentius menyerukan pembebasan Yerusalem kepada para
pemimpin-pemimpin Eropa, dan atas imbauan ini Frederick Barbosa yang merupakan
kaisar Jerman bersama dan Richard I raja Inggris memimpin tentaranya untuk berangkat
ke Yerusalem, tetapi usaha ini pun gagal.
Perang Salib keempat dipelopori oleh Paus Inocentius III. Perang Salib ini
dilatarbelakangi oleh jalur dagang yang sudah dikuasai Islam sejak abad ke-10. Pada saat

28
itu para pedagang Venesia merasa terganggu atas kehadiran umat Islam di jalur dagang
tersebut, satu-satunya jalan yang dirasa cukup baik untuk mematahkan kekuasaan Islam
di jalur dagang tersebut adalah dengan penyerangan langsung kepada Islam di
Konstantinopel yang dimenangkan lagi oleh tentara salib. Di tahun 1212 terjadi perang
salib “anak-anak”. Tentara Perancis bernama Steven memimpin anak-anak untuk menjadi
tentara perang sebanyak 30.000 anak. Namun dalam perjalanan ke Yerusalem banyak
anak-anak yang mati sia-sia dan sisanya diangkut serta dijual sebagai budak di Mesir.
Usaha perang salib ke-5 ini merupakan usaha kelam yang dilakukan oleh kekristenan pada
masa itu.
Perang Salib ke-6 dimulai tahun 1219 bertujuan menaklukkan Mesir sebagai pusat
kekuasaan Islam tetapi perang ini pun gagal karena bala tentara kekurangan bantuan
militer dari kaisar Jerman. Perang Salib ke-7 dilancarkan oleh Frederick II pada tahun 1228
dan hasil yang dicapai dari perang ini ialah perjanjian dengan Al-Kamil, yang berisi
pengembalian hak-hak Kristen terhadap Yerusalem. Selama lima belas tahun Raja
Frederick tinggal di Palestina dan bersahabat baik dengan kaum Muslim dan selama itu
Frederick II menjadi raja atas Yerusalem tetapi tidak bertahan lama karena kekuasaannya
kembali dikuasai Islam tahun 1242. Paus Innocentius IV memelopori Perang Salib
kedelapan yang dipimpin oleh Raja Prancis Louis IX, dari Perang Salib ini pada tahun 1249
Damietta (Mesir) direbut hampir selama empat tahun tetapi ia kembali ke Prancis karena
terjadi kekacauan di negaranya. Tahun 1271-1272 terjadi Perang Salib kesembilan. Pada
Perang Salib ini Edward melanjutkan takhta Louis ke-9, pada akhirnya Perang Salib ini
tidak membuahkan hasil yang baik dan menjadi akhir Perang Salib besar yang terjadi
sepanjang abad tersebut. Meskipun Perang Salib besar telah selesai, tidak dapat
dipungkiri sering terjadi juga Perang Salib kecil di beberapa wilayah di dunia yang sering
dilatarbelakangi oleh faktor agama, bahkan hingga saat ini.
Terjadinya perang-perang besar maupun kecil melawan Islam saat itu tidak
menyurutkan semangat Gereja Barat untuk terus berkarya dan menyebarkan Injil. Tidak
dipungkiri selama masa ekspansi Islam hingga masa Perang Salib muncullah ordo-ordo
baru di Gereja Barat seperti ordo Dominikan dan juga ordo Fransiscan yang dipelopori
oleh tokoh bernama Fransiscus dari Asisi. Selain itu seorang tokoh bernama Bernardus
yang mendirikan biara di Clairvaux dan menjadi pusat spiritual dan pengaruh politik yang

29
besar. Kemudian pada tahun 1150 Universitas Paris dan Universitas Oxford
didirikan. Selanjutnya di tahun 1173 Peter Waldo memulai gerakan kaum Waldens yang
menekankan kemiskinan, khotbah dan Alkitab. Pada saat itu gereja menuduh gerakan ini
sebagai gerakan yang sesat. Namun gerakan ini berkembang pesat di Perancis selatan dan
Italia utara dan penganut kaum ini menolak sumpah dan perang. Mereka lebih memilih
berpegang teguh pada Alkitab.
Masuk dan meluasnya agama Islam di Asia bahkan hampir di seluruh benua di dunia
merupakan ukuran kemunduran bagi kekristenan. Gereja-gereja di daerah kekuasaan
Islam berusaha mati-matian mempertahankan imannya. Gereja Timur pun diketahui
keberadaan-nya mulai merosot drastis bahkan hampir hilang. Tetapi Gereja Barat praktis
berkembang di benua Eropa. Memasuki abad ke-15, menjadi zaman baru bagi Gereja
Barat, semangat menginjili yang tadinya menurun karena ekspansi Islam mulai tumbuh
lagi. Dengan adanya reformasi yang dipelopori Luther, Calvin dan para tokoh Protestan
lainnya menumbuhkan semangat pembaruan. Tidak hanya itu perkembangan ilmu,
teknologi, budaya, dan rohani juga menjadi salah satu faktor yang ikut memengaruhi
semangat baru untuk menginjili tersebut. Gereja Katolik Roma akhirnya mengadakan misi
penginjilan ke seluruh wilayah yang belum diinjili yang ada di dunia melalui jalan laut.
Sebenarnya ada beberapa faktor yang ikut dalam misi tersebut yaitu faktor ekonomi,
politik, dan agama.
Saat itu bidang perekonomian tengah dikuasai oleh Islam, dengan mencoba ikut
berdagang dan berusaha mematahkan jalur perdagangan Islam, misi tersebut dilancarkan.
Selanjutnya dalam bidang politik, Roma Katolik juga berupaya untuk memperluas daerah
kekuasaannya di daerah yang belum dikuasai Islam, maupun yang sudah dikuasai Islam.
Dalam bidang agama, Paus menginginkan agar penginjilan bisa sampai dan merata di
seluruh benua. Melalui pedagang-pedagang dan pelaut Spanyol serta Portugal misi
tersebut mulai berlayar ke seluruh benua termasuk di Asia.
Aktivitas 2: Diskusi Kelompok
Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-6 orang, kemudian diskusikanlah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
1. Setelah mempelajari perkembangan sejarah gereja di Asia dan perjumpaannya
dengan Agama Islam, berikan tanggapan kamu tentang sejarah perjumpaan gereja
dengan agama Islam!

30
2. Apa sajakah tantangan yang dihadapi oleh gereja-gereja di Asia?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

3. Bagaimanakah gereja meresponi berbagai tantangan yang timbul?


……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
4. Jelaskan bentuk-bentuk pemeliharaan dan penyelamatan Tuhan yang terjadi
dalam perkembangan sejarah gereja di Asia!
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

C. Pembaruan Gereja oleh Martin Luther


Pada bagian ini kita akan membahas tentang pembaharuan. Salah satu alasan kuat
timbulnya pembaruan gereja ialah perbedaan antara praktik yang dilakukan oleh gereja
pada saat itu dengan ajaran Alkitab seperti yang ditemukan oleh tokoh-tokoh reformasi.
Peristiwa yang membuat Reformasi itu mulai adalah penjualan surat-surat penghapusan
siksa. Kamu pasti ingin tahu lebih lanjut tentang gerakan pembaharuan gereja tersebut.
Silakan lakukan terlebih dahulu kegiatan berikut ini:
Aktivitas 3: Belajar dari Martin Luther
Silakan amatilah gambar berikut ini:

• Apakah kamu mengenal sosok dalam gambar


tersebut? Ia adalah Martin Luther. Apa kamu
pernah mendengar tentang Martin Luther?
• Sebelum mempelajari tentang gerakan
pembaharuan atau reformasi gereja yang
dilakukan oleh Martin Luther, kamu diminta
untuk mencari informasi dari berbagai sumber
tentang Martin Luther!
• Tuliskan hasil temuan kamu pada buku

Gambar 2.1 Martin Luther tugasmu.


Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/comm
ons/b/b0/MartinLuther-
workshopCranachElder.jpg
31
Dalam abad Pertengahan, kehidupan orang Kristen mengalami banyak
kemunduran. Gereja menjual surat-surat penebusan dosa, sehingga dengan membeli
surat itu, seseorang otomatis akan diampuni dosanya. Bukan hanya itu saja. Orang juga
bisa membeli surat penebusan dosa itu untuk kerabat mereka yang sudah mati. Dengan
demikian banyak orang yang membeli surat-surat penebusan dosa untuk ayah, kakek,
kakek buyut, nenek moyang mereka, dll.
Jumlah orang-orang yang ingin mereka selamatkan bisa bertambah terus dengan
sekadar mencari silsilah nenek moyang dan menambahkan mereka dalam daftar orang-
orang yang ingin mereka tebus dengan surat-surat itu. Ada banyak lagi penyimpangan-
penyimpangan lain dalam ajaran gereja pada Abad Pertengahan. Orang bisa membeli
relikui (benda-benda suci), seperti rambut, tulang, kuku, gigi, dll. dari orang-orang suci.
Yang lebih parah lagi, seringkali orang tidak tahu apakah memang benda-benda itu
berasal dari orang-orang suci itu, ataukah dari orang-orang lain yang sudah lama
meninggal. Bagaimana orang bisa membuktikan bahwa benda-benda itu berasal dari –
misalnya, Rasul Petrus atau Rasul Yohanes? Pasar seperti ini bisa penuh dengan penipuan
yang luar biasa. Sementara itu, sumber keselamatan yang mestinya hanya pada Allah
sendiri, menjadi kabur. Dengan pemahaman ini maka kita mengerti mengapa di Abad
Pertengahan gereja mengalami pembaharuan, dan hingga kini pembaharuan-
pembaharuan itu harus tetap berjalan. Reformasi tidak cukup hanya dengan gerakan
pembaharuan gereja pada abad ke-16 atau ke-17 saja, melainkan harus berjalan terus,
bahkan sampai sekarang dan yang akan datang.
Salah satu sosok yang menjadi tokoh yang menjadi reformator gereja pada saat itu
adalah Martin Luther. Dilahirkan pada 10 November 1483 dalam sebuah keluarga petani
di Eisleben, Thuringen, Jerman, Luther beroleh nama Martinus pada 11 November 1483
ketika dibaptiskan. Ayahnya bernama Hans Luther dan ibunya bernama Margaretta.
Keluarga Luther adalah keluarga yang saleh seperti biasanya golongan petani di Jerman.
Luther mendapatkan pendidikan dasarnya di Mansfeld, sebuah kota di mana ayahnya
terpilih sebagai anggota Dewan Kota Mansfeld, setelah pindah ke sana pada 1484.
Pendidikan menengah dikecapnya di Magdeburg di sebuah sekolah yang diasuh oleh
"saudara-saudara yang hidup rukun" (Broederschap des gemenen levens).

32
Pada tahun 1501 Luther memasuki Universitas Erfurt, suatu universitas terbaik di
Jerman pada masa itu. Di sini ia belajar filsafat terutama filsafat Nominalis Occam dan
teologia skolastika, serta untuk pertama kalinya Luther membaca Alkitab Perjanjian Lama
yang ditemukannya dalam perpustakaan universitas tersebut. Orang tuanya
menyekolahkan Luther di sekolah ini untuk persiapan memasuki fakultas hukum. Mereka
menginginkan agar anak mereka menjadi seorang ahli hukum.
Pada tahun 1505 Luther menyelesaikan studi persiapannya dan sekarang ia boleh
memasuki pendidikan ilmu hukumnya. Namun, pada 2 Juni 1505 terjadi suatu peristiwa
yang membelokkan seluruh kehidupannya. Dalam perjalanan pulang dari Mansfeld ke
Erfurt tiba-tiba turun hujan lebat yang disertai dengan guntur dan kilat yang hebat. Luther
sangat ketakutan. Ia merebahkan dirinya ke tanah sambil memohon keselamatan dari
bahaya kilat. Luther berdoa kepada Santa Anna, yaitu orang kudus yang dipercayai
sebagai pelindung dari bahaya kilat sebagai berikut: "Santa Anna yang baik, tolonglah aku!
Aku mau menjadi biarawan." Pada 16 Juli 1505 ia memasuki biara Serikat Eremit
Augustinus di Erfurt dengan diiringi oleh sahabat-sahabatnya. Orang tuanya tidak turut
mengantarkannya karena mereka tidak menyetujui keputusan Luther tersebut.
Luther berusaha untuk memenuhi peraturan-peraturan biara melebihi para
biarawan lainnya. Ia banyak berpuasa, berdoa, dan menyiksa diri sehingga terlihat paling
saleh dan rajin di antara semua para biarawan. Ia mengaku dosanya di hadapan imam
setidaknya sekali seminggu. Dalam setiap ibadah doa, Luther mengucapkan 27 kali doa
Bapa Kami dan Ave Maria. Luther membaca Alkitab dengan rajin dan teliti. Semua itu
diperbuatnya untuk mencapai kepastian tentang keselamatannya. Sebenarnya, Luther
mempunyai pergumulan yang berat, yaitu bagaimana memperoleh seorang Allah yang
rahmani. Gereja mengajarkan bahwa Allah adalah seorang hakim yang akan menghukum
orang yang tidak benar dan melepaskan orang yang benar.
Luther merasa ia tidak mungkin menjadi orang yang benar. Ia pasti mendapat
hukuman dari Allah yang akan bertindak sebagai hakim itu. Meski telah menjadi biarawan
pergumulan rohani itu tidak kunjung selesai. Pergumulannya ini diceritakannya kepada
pimpinan biara di Erfurt, yaitu Johann von Staupitz. Johann von Staupitz menasihatkannya
agar tidak memikirkan apakah ia diselamatkan atau tidak. Yang penting adalah percaya
kepada rahmat Kristus dan memandang pada luka-luka Kristus.

33
Sementara Luther bergumul mencari Allah yang rahmani itu, Luther ditahbiskan
menjadi imam pada 2 Mei 1507. Orang tua serta beberapa sahabatnya hadir pada
upacara penahbisan tersebut, serta menerima ekaristi pertama yang dilayani oleh Martin
Luther. Kemudian Johann von Staupitz mengirim Luther untuk belajar teologia di
Wittenberg sambil mengajar filsafat moral di sana. Itulah sebabnya, Luther dipindahkan
ke biara Augustinus di Wittenberg pada tahun 1508. Namun setahun kemudian, ia
kembali lagi ke Erfurt untuk mengajar dogmatika.
Di biara Erfurt, Luther mendapat kepercayaan dari pimpinan biara di Jerman untuk
membahas peraturan-peraturan serikatnya di Roma pada tahun 1510. Luther sangat
gembira karena dengan demikian ia akan berhadapan muka dengan Bapa Suci di Roma,
serta berziarah ke tempat-tempat kudus dan berdoa di tangga Pilatus untuk pembebasan
jiwa kakeknya dari api penyucian.
Luther ditemani oleh seorang biarawan serta seorang bruder berjalan kaki dari
Erfurt ke Roma. Di Roma Luther tinggal selama empat minggu lamanya. Luther
mengunjungi tempat-tempat kudus dan dengan lutut yang telanjang merangkak naik
Scala Santa sambil mendoakan jiwa kakeknya di api penyucian. Scala Santa ini adalah
sebuah tangga naik yang terdiri dari 28 anak tangga yang dipercayai sebagai tangga
Pilatus yang dipindahkan dari Yerusalem ke Roma.
Di Roma Luther melihat keburukan-keburukan yang luar biasa. Para klerus hidup
seenaknya saja. Nilai-nilai kekristenan sangat merosot di kota suci ini. Dalam
kekecewaannya Luther berkata, "Jika seandainya ada neraka, berarti Roma telah
dibangun di dalam neraka". Luther telah mempunyai kesan bahwa dahulu Roma adalah
kota yang tersuci di dunia, namun kini menjadi yang terburuk. Roma dibandingkannya
dengan Yerusalem pada zaman nabi-nabi. Sekalipun demikian, kepercayaan Luther
terhadap Gereja Katolik Roma tidak tergugat.
Setelah kembali dari Roma, Luther pindah ke biara di Wittenberg pada tahun
1511. Ia tinggal di sini sampai ia meninggal. Atas dorongan Johann von Staupitz, Luther
belajar lagi sampai memperoleh gelar doktornya pada tahun 1512. Johann von Staupitz
melihat bahwa Luther adalah seorang yang sangat pandai sehingga dianggap cocok untuk
menjadi mahaguru. Di Wittenberg telah dibuka sebuah universitas baru oleh Frederick III
yang Bijaksana pada tahun 1502. Frederick bersimpati dengan Luther tatkala Frederick

34
mendengar khotbah Luther sehingga ia mengangkat Luther menjadi mahaguru pada
universitasnya itu. Selain itu, Luther diangkat menjadi pengawas dan pengurus dari
sebelas biara serikatnya di Jerman.
Di Universitas Wittenberg Luther mulai mengajarkan tafsiran kitab Mazmur,
kemudian surat Roma, Galatia, dan surat Ibrani. Sementara itu, pergumulan rohaninya
mencari Allah yang rahmani terus berjalan. Barangkali pada tahun 1514 Luther
menemukan jalan ke luar dari pergumulannya itu. Ia menemukan pengertian yang baru
tentang perkataan-perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17. Luther mengartikan kebenaran
Allah sebagai rahmat Allah yang menerima orang-orang yang berdosa serta berputus asa
terhadap dirinya, tetapi yang menolak orang-orang yang menganggap dirinya baik.
Kebenaran Allah adalah sikap Allah terhadap orang-orang berdosa yang membenarkan
manusia berdosa karena kebenaran-Nya. Allah mengenakan kebenaran Kristus kepada
manusia berdosa sehingga Allah memandang manusia berdosa sebagai orang-orang
benar.
Tentang penemuannya itu Luther menulis, "Aku mulai sadar bahwa kebenaran
Allah tidak lain daripada pemberian yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk
memberi hidup kekal kepadanya; dan pemberian kebenaran itu harus disambut dengan
iman. Injillah yang menyatakan kebenaran Allah itu, yakni kebenaran yang diterima oleh
manusia, bukan kebenaran yang harus dikerjakannya sendiri. Dengan demikian, Tuhan
yang rahmani itu membenarkan kita oleh rahmat dan iman saja. Aku seakan-akan
diperanakkan kembali dan pintu firdaus terbuka bagiku. Pandanganku terhadap seluruh
Alkitab berubah sama sekali karena mataku sudah celik sekarang." Luther menyampaikan
penemuannya itu di dalam kuliah-kuliahnya.
Penemuan Luther ini tidak menjadi titik meletusnya gerakan reformasi Luther.
Titik meletusnya gerakan reformasi Luther adalah masalah penjualan Surat Indulgensia
(penghapusan siksa) pada masa pemerintahan Paus Leo X untuk pembangunan gedung
Gereja Rasul Petrus di Roma dan pelunasan utang Uskup Agung Albrecht dari Mainz.
Dengan memiliki Surat Indulgensia, dengan cara membelinya, seseorang yang telah
mengaku dosanya di hadapan imam tidak dituntut lagi untuk membuktikan
penyesalannya dengan sungguh-sungguh. Bahkan para penjual Surat Indulgensia
(penghapusan siksa) melampaui batas-batas pemahaman teologis yang benar dengan

35
mengatakan bahwa pada saat mata uang berdering di peti, jiwa akan melompat dari api
penyucian ke surga, bahkan dikatakan juga bahwa surat itu dapat menghapuskan dosa.
Luther tidak dapat menerima praktik seperti itu dengan berdiam diri saja. Hatinya
memberontak. Itulah sebabnya ia mengundang para intelektual Jerman untuk
mengadakan perdebatan teologis mengenai Surat Indulgensia. Untuk maksud itu Luther
merumuskan 95 dalil yang ditempelnya di pintu gerbang gereja istana Wittenberg, 31
Oktober 1517. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Reformasi. Dalil-dalil Luther
sudah tersebar di seluruh Jerman hanya dalam sebulan. Akibatnya, Surat Indulgensia tidak
laku lagi dan Luther dianggap sebagai penyebabnya. Paus Leo X menuntut agar Luther
menarik kembali ajarannya yang sesat itu. Luther membalas permintaan Paus dengan
memberi menjelaskan maksud setiap dalilnya dengan penuh penghormatan. Namun,
Paus memerintahkan kepada Luther untuk menghadap hakim-hakim Paus di Roma dalam
waktu enam puluh hari. Ini berarti bahwa Luther akan dibunuh.
Beruntunglah Frederick yang Bijaksana melindungi mahagurunya. Ia meminta
kepada Paus agar Luther diperiksa di Jerman dan permintaan ini dikabulkan. Paus
mengutus Kardinal Cajetanus untuk memeriksa Luther pada tahun 1518. Cajetanus
meminta Luther menarik kembali dalil-dalilnya, namun Luther tidak mau. Cajetanus pun
gagal dalam misinya.
Gerakan Reformasi Luther berjalan terus. Banyak kota dan wilayah Jerman
memihak kepada Luther dan nama Luther mulai terkenal di luar Jerman. Kaum humanis,
para petani Jerman bersimpati kepadanya. Perdebatan teologis tentang Surat Indulgensia
sebagaimana dimaksudkan dengan dalil-dalilnya tidak terjadi. Perdebatan itu baru terjadi
pada bulan Juni 1519, di Leipzig. Dalam perdebatan ini Luther berhadapan dengan Johann
Eck disertai oleh Carlstadt, rekan mahagurunya di Wittenberg.
Dalam perdebatan ini Luther mengatakan bahwa paus-paus tidak bebas dari
kesalahan-kesalahan. Konsili pun tidak luput dari kekeliruan-kekeliruan. Luther menunjuk
kepada Konsili Constanz yang memutuskan hukuman mati atas Johanes Hus. Johann Eck
menuduh Luther sebagai pengikut Johanes Hus. Dalam perdebatan ini pokok perdebatan
telah bergeser dari Surat Indulgensia ke kekuasaan Paus. Menurut Luther yang berkuasa
di kalangan orang-orang Kristen bukanlah Paus atau konsili, tetapi firman Allah saja. Kini
Luther sudah siap untuk menerima kutuk dari Paus.

36
Sementara menunggu kutuk Paus, Luther menulis banyak karangan yang
menjelaskan pandangan-pandangan teologianya. Tiga karangannya yang terpenting
adalah "An den christlichen Adel deutscher Nation: von des christlichen Standes
Bessening" (Kepada kaum Bangsawan Kristen Jerman tentang perbaikan Masyarakat
Kristen), 1520; "De Captivitate Babylonica Ecclesiae" (Pembuangan Babel untuk Gereja),
Oktober 1520; "Von der Freiheit eines Christenmenschen" (Kebebasan seorang Kristen),
1520.
Pada tanggal 15 Juni 1520, bulla (surat resmi) ekskomunikasi dari Paus keluar.
Bulla itu bernama "Exurge Domine". Paus menyatakan bahwa dalam pandangan-
pandangan Luther terdapat 41 pokok yang sesat. Ia meminta kepada Luther menarik
kembali dalam tempo 60 hari dan jika tidak ia akan dijatuhi hukuman gereja. Namun,
Luther membalas bulla itu dengan suatu karangan yang berjudul "Widder die Bullen des
Endchrists" (Melawan bulla yang terkutuk dari si Anti-Krist).
Pada 10 Desember 1520 Luther membakar bulla Paus tersebut bersama-sama
dengan Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik Roma di depan gerbang kota Wittenberg
dengan disaksikan oleh sejumlah besar mahasiswa dan mahaguru Universitas Wittenberg.
Tindakan ini merupakan tanda pemutusan hubungannya dengan Gereja Katolik Roma.
Kemudian keluarlah bulla kutuk Paus pada tanggal 3 Januari 1521. Luther kini berada di
bawah kutuk gereja.
April 1521, Kaisar Karel V mengadakan rapat kekaisaran di Worms. Luther
diundang untuk mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatannya dan karangan-
karangannya. Kaisar Karel V menjanjikan perlindungan atas keselamatan jiwa Luther. Pada
18 April 1521, Luther mengadakan pembelaannya. Wakil Paus meminta agar Luther
menarik kembali ajaran- ajarannya, namun Luther tidak mau.
Kaisar Karel V ingin menepati janjinya kepada Luther sehingga sebelum rapat
menjatuhkan keputusan atas dirinya, Luther diperintahkan untuk meninggalkan rapat.
Pada 26 Mei 1521, dikeluarkanlah Edik Worms yang berisi antara lain: Luther dan para
pengikutnya dikucilkan dari masyarakat; segala karangan Luther harus dibakar; dan Luther
dapat ditangkap dan dibunuh oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun juga.

37
Ketika Luther melintasi hutan, tiba-tiba ia disergap oleh pasukan kuda yang
bersenjata. Luther dibawa untuk disembunyikan di istana Wartburg atas perintah
Frederick yang Budiman. Di sini Luther tinggal selama sepuluh bulan dengan memakai
nama samaran Junker Georg. Di sini pulalah Luther mengerjakan terjemahan Perjanjian
Baru dari bahasa Yunani (naskah asli PB) ke dalam bahasa Jerman.
Sementara Luther bersembunyi di Wartburg terjadilah huru-hara di Wittenberg.
Carlstadt muncul ke depan. Ia menilai bahwa Luther tidak berusaha untuk menghapus
segala sesuatu yang berbau Katolik Roma. Ia menyerang hidup membiara dan
menganjurkan agar para biarawan menikah. Ia sendiri melayani misa dengan pakaian
biasa dan roti serta anggur diberi kepada umat.
Perubahan-perubahan ini memang didukung Luther. Tetapi kemudian Carlstadt
dipengaruhi oleh nabi-nabi dari Zwickau yang bersifat radikal. Mereka menyerbu gedung-
gedung gereja, menghancurkan altar-altar gereja, salib-salib, patung-patung, dan
sebagainya. Huru-hara ini tidak dapat dikendalikan oleh Frederick yang Budiman. Luther
mendengar huru-hara ini dan segera menuju Wittenberg. Luther berkhotbah selama
seminggu di Wittenberg untuk meneduhkan suasana kota. Ia mengecam tindakan
kekerasan serta radikal itu. Menurut Luther pembaharuan gereja tidak dapat dilakukan
dengan kekerasan atau dengan jalan revolusi. Luther menghardik Carlstadt sehingga ia
pergi ke Swiss.
Pada tahun 1525 terjadilah pemberontakan petani di bawah pimpinan Muntzer.
Luther mengecam dengan keras pemberontakan ini. Ia mengajak agar para bangsawan
memadamkan pemberontakan ini. Dengan demikian Luther memisahkan dirinya dengan
golongan-golongan radikal. Setelah pemberontakan itu, Luther menikah dengan Katharina
von Bora, seorang bekas biarawati, pada tahun yang sama.
Perkembangan reformasi Luther berkembang dengan pesat. Namanya bukan saja
terkenal di Jerman tetapi juga di luar negeri. Pada tahun 1537 Luther menulis suatu
karangan yang berjudul "Pasal-Pasal Smalkalden" yang menguraikan pokok-pokok iman
gereja reformatoris. Untuk keperluan jemaat dan pemimpin gereja (pendeta), Luther
menyusun Katekismus Kecil dan Katekismus Besar. Ia kemudian meninggal pada 18
Februari 1546 dalam usia 62 tahun di Eisleben.

38
Aktivitas 4: Diskusi Kelompok
Bersama dengan teman kelompokmu diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apakah alasan Martin Luther melakukan gerakan pembaharuan atas
kehidupan gereja pada saat itu?
…………………………………….................…………………………………….................………………
…………………….................……………………………………..................................................
2. Dalam konteks saat ini, menurut kamu apakah gereja masih harus terus
dibaharui?
…………………………………….................…………………………………….................………………
…………………….................……………………………………..................................................
3. Apakah tindakan yang dapat kamu lakukan dalam berperan sebagai agen
pembaharu seperti teladan Martin Luther dalam kehidupan bergereja?
…………………………………….................…………………………………….................………………
…………………….................……………………………………..................................................
4. Apa teladan positif yang kamu dapatkan dari kehidupan Martin Luther?
…………………………………….................…………………………………….................………………
…………………….................……………………………………..................................................

D. Pembaruan Gereja oleh Yohanes Calvin


Selain Martin Luther, terdapat juga Yohanes Calvin sebagai tokoh pembaharu
gereja. Gereja ada karena Tuhan memanggil seseorang untuk menjadi pengiring-Nya,
salah satunya adalah John Calvin, yang lahir di kota Noyon, Prancis Utara dari pasangan
Gerard Cauvin dan Jeanne Lefranc. Calvin, yang juga merupakan seorang humanisme
sangat gencar dalam menyerukan ajarannya, dengan bersumber pada kemurnian ajaran
Kristus. Walaupun pada awalnya banyak rintangan dan juga hambatan yang berasal dari
berbagai pihak. Rintangan internal dari ayahnya, yang menghendakinya sebagai ahli
hukum. Selain itu rintangan dari jemaat di Jenewa yang tidak menyukai aturan-aturan
kedisiplinan yang diterapkannya. Ia kemudian diasingkan dan harus pergi ke Strausburg
untuk berlindung. Berkat kegigihan Calvin, pada akhirnya ia mencapai kesuksesan dalam
menyerukan ajarannya di seluruh penjuru Eropa.

39
Tidak dapat dipungkiri, bahwa gerakan reformasi yang dilakukan seorang reformis
Calvin sangat berpengaruh bagi dunia kekristenan, para Injili yang pada masa itu
mengalami perseteruan dan ditentang keras oleh Gereja Katolik Roma di Prancis menjadi
sejahtera dengan menyebarnya ajaran dan gerakan yang tiada hentinya digalakkan oleh
Calvin.
John Calvin (Johannes Calvin, Yohanes Calvin) lahir pada tanggal 10 Juli 1509 di kota
Noyon, Prancis Utara, dengan nama “Jean Cauvin”. Nama Cauvin dilatinisasikan menjadi
Calvinus. Ayahnya bernama Gerard Cauvin, dan ibunya bernama Jeanne Lefranc. Ayahnya
bekerja sebagai pegawai uskup di Noyon. Sementara itu, ibunya meninggal ketika Calvin
berusia 5 tahun. Calvin memiliki empat saudara lelaki dan dua orang saudara perempuan.
Keluarga Calvin mempunyai hubungan yang erat dengan keluarga bangsawan Noyon.
Oleh karena itu, pendidikannya ditempuh dalam istana bangsawan Noyon.
Pada mulanya, ayah Calvin menginginkan Calvin untuk menjadi imam Gereja Katolik
Roma (GKR) dan saat Calvin berusia 12 tahun, ia sudah menerima “tonsur” yaitu
pencukuran rambut dalam upacara inisiasi biarawan. Pada usia 18 tahun, Calvin juga
sudah menerima penghasilan sebuah parochi dari St. Martin de Marteville, walaupun
bukan ia yang langsung melayani para jemaat, melainkan menyuruh seseorang untuk
melakukan pekerjaan tersebut.
Pada tahun 1523, Calvin masuk ke Sekolah Latin di Prancis, College de la Marche,
sekolah yang menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa pengantarnya, dengan
pengajarnya yaitu seorang ahli ternama bernama Marthurin Cordier. Kemudian ia pindah
ke College de Montague. Di tempat itu Calvin belajar filsafat dan Theologia. Setelah Calvin
menyelesaikan pendidikannya di Prancis, tiba-tiba ayahnya, berubah pikiran untuk
menjadikan Calvin sebagai imam GKR. Hal ini dikarenakan terjadinya perselisihan antara
ayahnya dengan keuskupan Noyon. Ayahnya menuntut agar Calvin menjadi seorang ahli
hukum dan bersekolah di Orleans. Studi hukum sangat memengaruhinya dalam usaha
pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya di kemudian hari, di
mana Calvin sangat menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.
Pada tahun 1531, setelah sang ayah meninggal, ia juga memperdalam ilmu
humanisme Kristen bersama Erasmus. Pada saat itu para Humanis Kristen Perancis

40
bersentuhan dan berkenalan dengan semangat “Injili” dan gerakan Reformasi yang
dicanangkan Luther, sementara pemerintah setempat merupakan pendukung GKR.
Pada tahun 1534, Perancis semakin keras menghambat golongan reformatoris yang
menyebabkan Calvin harus ikut melarikan diri ke Strausburg. Di sana ia diterima dengan
baik oleh Bucer. Kemudian Calvin meneruskan perjalanannya ke Basel. Di sana Calvin
tinggal sekitar satu tahun, dan selama itu Calvin pun masih pergi ke Prancis dengan
memakai nama-nama samaran, seperti Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius,
hal itu dimaksudkan agar identitasnya tidak diketahui oleh orang di Prancis. Mula-mula
Calvin hanya memimpin penjelasan Alkitab kepada jemaat-jemaat, tetapi kemudian ia
menjadi pendeta resmi dan tenaga pendorong dalam segala pekerjaan di gereja.
Pada akhir tahun 1536, Calvin beserta Farel, membuat sebuah rencana tata gereja
kepada dewan kota. Mereka merancang sebuah tata gereja untuk mengatur seluruh
kehidupan warga kota menurut cita-cita Theokrasi. Calvin berusaha mengatur
pekerjaannya dengan tertib dan rapi untuk mewujudkan rencananya. Calvin hendak
mengadakan perjamuan kudus yang dilaksanakan sebulan sekali, padahal ia bercita-cita
mengadakan perjamuan kudus seminggu sekali. Dengan adanya perjamuan kudus itu, ia
bermaksud menjalankan disiplin, baik dalam ajaran maupun dalam pola kehidupan para
jemaat. Semua penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan, karena
segenap penduduk kota boleh terdiri dari orang Kristen yang sungguh-sungguh sadar akan
ikrarnya. Di dalam kebaktian, jemaat harus belajar menyanyikan mazmur-mazmur
(nyanyian pujian). Pengajaran agama (katekisasi) mendapat perhatian yang tinggi, dan
untuk acara pernikahan dalam Kristen pun dibuat peraturan-peraturan baru.
Tata gereja itu sengaja dibuat Calvin untuk melawan GKR dan semangat
keduniawian. Tata gereja ini sangat penting terutama seiring dengan perkembangan
reformasi, karena pembaruan bentuk lahiriah gereja sudah seharusnya mendapat
perhatian yang selayaknya. Calvin mengerti bahwa penemuan kembali Injil, harus disusul
dan disempurnakan dengan pembaruan di dalam gereja. Ia sadar bahwa Kristus akan
menguasai dan memerintah seluruh hidup juga berhak atas orang-orang yang percaya
kepada-Nya. Calvin tidak menghendaki suatu jemaat yang kudus menurut tuntutan-
tuntutan golongan Baptis yang bersifat Taurat, tetapi mereka harus mengakui bahwa
Kristus adalah satu-satunya Tuhan bagi jemaat. Oleh karena itu perlu ada disiplin, akan

41
tetapi disiplin itu tidak hanya diserahkan kepada pemerintah daerah atau kota saja,
seperti yang biasa dilakukan Gereja Luther dan Zwingli. Kristus adalah Kepala Gereja
sebab itu pemerintah dunia tidak berhak dalam urusan perkara-perkara yang semata-
mata mengenai hidup gereja sendiri, Calvin menuju kepada pernyataan Kristokrasi
(pemerintahan Kristus) juga dalam kehidupan jemaat.
Namun, disiplin yang ditegakkan oleh Calvin untuk setiap jemaat yang diwajibkan
menandatangani sehelai surat pengakuan sebagai tanda bahwa mereka sungguh-sungguh
sadar akan iman dan pengakuannya tidak disetujui oleh banyak pihak. Akhirnya pada
tahun 1538, dewan kota yang dikuasai oleh orang-orang yang menolak pengakuan itu,
sehingga Calvin dan Farel dilarang berkhotbah di mimbar-mimbar gereja di Jenewa. Calvin
dan kawan-kawannya tidak mengacuhkan larangan itu, sehingga pada bulan April 1538,
mereka dipecat dan dibuang, serta diusir dari Jenewa. Sebelum mereka meninggalkan
Jenewa, Farel dan Calvin menasehati para pengikutnya di Jenewa agar tidak memisahkan
diri dari jemaat lain yang dipimpin oleh pendeta-pendeta dari Bern.
Setelah mereka diusir dari Jenewa, Calvin dipanggil oleh jemaat di Strausburg. Ia
kemudian menjadi pendeta di sana pada periode 1539-1541. Di Strausburg Calvin
menikahi Idelette de Burge, seorang janda bangsawan, dan rumah tangganya hanya
berlangsung sembilan tahun, karena istrinya meninggal, tanpa memberi keturunan
kepada Calvin. Di Strausburg Calvin bertemu dengan Butzer. Calvin bersama Butzer
kemudian menerapkan cita-cita yang gagal di Jenewa dahulu. Di sini Calvin mengusahakan
nyanyian mazmur dengan bantuan ahli musik terkenal, yaitu Clement Marot, Louis
Bourgois dan Maitre Piere. Calvin juga mulai menulis tafsiran-tafsiran Alkitab serta
merevisi Institutio.
Pada tahun 1539 dewan kota Jenewa mengadakan perjanjian dengan Bern, namun
hasilnya merugikan Jenewa. Tindakan itu membuat rakyat mulai berpikir untuk memihak
kepada partai para pengikut Calvin, sehingga pada tahun berikutnya pengikut-pengikut
Calvin dipilih untuk membentuk pemerintah baru. Pendeta Bern pulang ke negerinya dan
golongan Calvinis meminta Calvin kembali ke Jenewa untuk meneruskan misinya. Dengan
adanya Calvin, mereka yakin kedudukan Jenewa secara politik akan menjadi kuat kembali,
dan masyarakat serta gereja dapat dibaharui lebih jauh.

42
Pada mulanya Calvin tidak setuju untuk kembali ke Jenewa mengingat segala
kesulitan yang dihadapinya di Jenewa pada waktu lalu, namun setelah dipertimbangkan
selama beberapa bulan dan juga atas saran dari Farel, akhirnya ia menyetujui permintaan
untuk kembali ke Jenewa. Calvin terus merencanakan suatu tata gereja yang baru di
Jenewa. Pada tahun 1541 ia mengeluarkan peraturan-peraturan baru bagi gereja di mana
dalam tata gereja itu ditentukan empat jabatan:
Jabatan pendeta (predikan) untuk khotbah dan disiplin (di Jenewa pada waktu
itu diadakan kebaktian sehari sekali dan pada hari Minggu tiga kali).
Jabatan pengajar (doktor) untuk pengajaran Teologi.
Jabatan penatua untuk disiplin (penatua-penatua dipilih dari antara anggota-
anggota dewan kota).
Jabatan syamas (diaken) untuk pelayanan terhadap orang miskin.

Dengan peraturan itu, di Jenewalah untuk pertama kali diwujudkan asas


pemerintahan sendiri oleh sidang jemaat, yakni susunan jemaat secara presbiterial. Akan
tetapi dengan menjalankan organisasi presbiterial itu Calvin menghendaki cita-cita yang
lebih tinggi lagi, yaitu pemerintahan mutlak dari Yesus Kristus sendiri di dalam gerejanya.
Kristokrasi itu merupakan pokok dari maksud dan tujuan Calvin dalam segala usahanya;
Tuhanlah satu-satunya pemerintah jemaat-Nya, yang melaksanakan kuasa-Nya dengan
perantaraan pejabat-pejabat-Nya, yang takluk kepada Firman-Nya. Calvin sangat tegas
dalam menegakkan disiplin. Tiap-tiap penatua wajib mengawasi sebagian dari kota.
Mereka berhak memasuki rumah-rumah jemaat, kadang-kadang juga penatua bertugas
sebagai mata-mata untuk mengetahui keadaan rumah-rumah anggota jemaat.
Ada beberapa daya dan tingkat dalam melakukan disiplin, nasihat, pengakuan dosa,
penolakan dari perjamuan kudus, dan pengucilan. Apabila segala upaya itu tidak berhasil,
maka orang yang keras kepala itu diserahkan kepada pemerintah dan pemerintah itu pun
berhak menjatuhkan hukuman terhadapnya. Dengan demikian di Jenewa berdirilah suatu
negara agama, di mana berisi asas Calvin, yang di dalamnya hidup masyarakat yang
dikuasai oleh Firman Tuhan dan keadaan itu bertentangan dengan gereja-negara Lutheran
di Jerman.

43
Calvin tidak lagi menuntut supaya masing-masing penduduk kota mendatangani
suatu pengakuan iman, tetapi ia melengkapkan dasar yang teguh bagi pengajaran agama
Kristen dengan menulis buku yang berjudul “Katikismus Jenewa”, yang di dalamnya
menguraikan tentang Iman, Hukum, Doa dan Sakramen. Tata cara kebaktian juga diatur
kembali menurut perubahan-perubahan yang telah dilaksanakan di Strausburg. Segala
barang yang masih berbau Katolik Roma dikeluarkan dari gedung-gedung gereja, seperti
mezbah patung, salib dan orgen/orgei (alat musik di gereja).
Tujuan Calvin atas pekerjaannya adalah menghilangkan semangat duniawi yang
masih merajalela di Jenewa, dan menjadikan jemaat Jenewa sebagai jemaat yang kudus
dan sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan. Pengawasan semakin keras,
hukuman-hukuman yang dikenakan kepada yang bersalah makin berat. Disiplin itu
dilakukan dengan tidak pandang bulu. Siapapun tidak mendapat pengecualian. Hukuman
berat diadakan untuk perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh, seperti berdansa,
berjudi, berzina, menghujat nama Tuhan, tidak taat kepada orang tua, lalai mengunjungi
kebaktian umum dan sebagainya.
Tindakan-tindakan keras itu menimbulkan partai oposisi menghendaki Jenewa ke
keadaan yang dulu. Golongan ini bertentangan dengan Calvin untuk merebut kembali
kekuasaan Jenewa. Ameaux dihukum berjalan mengelilingi lorong-lorong kota dengan
memakai sehelai “baju penyesalan” untuk mengakui kesalahannya karena telah menghina
Calvin. Hukuman diberlakukan oleh Calvin untuk kehormatan Kristus, tetapi di sini
muncullah bumerang bagi Calvin, yang hendak menyamakan kehormatan sendiri dengan
kehormatan Tuhan. Mereka tetap dijatuhi hukuman jika tidak mendapat pengampunan
dari pihak Calvin.
Kedudukan Calvin semakin terancam terutama dengan ajaran predestinasi yang
dibawa oleh Hieronymus Bolsec, padahal ajaran predestinasi tersebut sangat diutamakan
dalam Teologia Calvin. Calvin tidak membiarkan Bolsec begitu saja, dan pada tahun 1552
berkat taktik Calvin, Bolsec berhasil dibuang keluar dari Jenewa oleh dewan kota. Namun,
para jemaat mulai banyak yang tidak suka dengan perilaku Calvin, akibatnya para jemaat
mulai tidak menghormati Calvin bahkan oleh golongannya sendiri selaku penafsir Firman
Allah. Akhirnya pada tahun 1553 partai oposisi berhasil merebut kekuasaan Calvin di
Jenewa.

44
Meskipun partai oposisi berhasil merebut kekuasaan Calvin, namun Calvin tetap
berjuang. Perjuangan Calvin salah satunya yaitu melakukan perlawanan terhadap ajaran
anti-Trinitarian. Ajaran ini diajarkan oleh Michael Servet, seorang tabib yang berhaluan
Teologia, yang sejak tahun 1531 mendapat imbas buruk bagi dirinya, selaku seorang
penyangkal trinitas Allah dan ketuhanan Kristus. Servet hidup di Prancis dengan memakai
nama-nama samaran, dan di sana ia menguraikan pandangan-pandangannya dalam
sebuah kitab yang berjudul “Pemulihan Agama Kristen”, namun Calvin menolak segala
ajarannya dengan amarah, dan juga melarangnya untuk datang ke Jenewa.
Pada tahun 1553 Servet menerbitkan kitabnya tanpa menyertakan namanya. GKR
terus menyelidiki masalah ini dan tidak lama kemudian mereka mendapat cukup bukti
bahwa Servetlah penulisnya. Kemudian ia ditangkap dan dipenjarakan di kota Vienne dan
hendak dibakar, namun ia dapat melarikan diri. Ia bermaksud pergi ke Italia, tetapi pada
saat itu Calvin melewati Jenewa, di sana ia langsung dikenal oleh Calvin. Atas permintaan
Calvin, Servet dimasukkan ke dalam penjara. Pada tahun 1553, dewan kota memutuskan
hukuman kepada Servet dengan memenggal kepalanya, hukuman itu dijatuhkan atas
anjuran para pendeta termasuk Calvin
Dengan dipenggalnya Servet, kekuasaan, kehormatan dan kewibawaan Calvin
kemudian tumbuh kembali, Calvin juga didukung oleh Gereja Kristen di Eropa Barat.
Pengaruh pemimpin-pemimpin oposisi yang telah memihak kepada Servet kemudian
hilang dan tergantikan kembali oleh Calvin. Pada tahun 1555 golongan Calvinis
memenangkan kembali pemilihan dewan kota. Penganjur-penganjur oposisi melarikan
diri, dan mereka yang tetap tinggal di Jenewa dihukum mati. Semua orang Calvinis dari
luar negeri yang berlindung di Jenewa, diberi hak warga negara. Jenewa kemudian
tumbuh menjadi sebuah kota menurut cita-cita dan konsep Calvin, di mana ia dapat
mewujudkan asas-asas Theokratis dengan tidak mengalami perlawanan dan larangan lagi.
Undang-Undang dikeluarkan dengan maksud untuk menaklukkan segenap
masyarakat dan perseorangan ke bawah disiplin Taurat. Dalam kitab undang-undang itu
antara lain ditentukan batas kemewahan bagi tiap-tiap golongan penduduk, orang tidak
bebas dalam hal pakaian dan makanan. Dengan cara itu Calvin mendidik para jemaatnya
untuk hidup yang sederhana dan bekerja dengan giat atas pekerjaannya masing-masing.
Peraturan dan kedisiplinan dijalankan dengan sebenar-benarnya, dimana kekerasan

45
dalam rumah tangga dan pendidikan anak-anak, penipuan dalam perdagangan, semua itu
termasuk ke dalam dosa yang dikenakan disiplin gereja. Disiplin dilakukan dengan tidak
pandang bulu, sampai keluarga karib Calvin sendiri pun terkena peraturan disiplin. Cara
hidup di Jenewa sungguh sederhana dan keras, tetapi dengan rakyat yang bertambah
kuat, rajin dan makmur, sehingga keadaan di Jenewa banyak ditiru di banyak negara di
Eropa. Jenewa dipandang sebagai kota suci.
Pada tahun 1559 sejumlah guru dari Prancis yang Calvinis diusir oleh Bern dari
Lausanne, sebuah kota yang terletak pada pesisir utara danau Jenewa. Mereka disambut
oleh Calvin dan pada tahun itu juga mereka membuka sebuah Akademi atau Sekolah
Tinggi. Akademi di Jenewa ada dua bagian, yakni satu sekolah menengah Altin
(gymnasium) dan satu fakultas Teologia, dan yang menjadi rektor ialah Theoderus Beza,
seorang murid dan teman sekerja Calvin, yang juga pindah dari Lausanne ke Jenewa.
Akademi itu melatih pemuda-pemuda Calvinis menjadi tentara Tuhan di dunia, yang saleh
dan yang rela berjuang bagi perluasan pekerjaan Tuhan di semua aspek kehidupan.
Mahasiswa dari Akademi itu telah menyiarkan asas-asas Calvinis ke seluruh Eropa. Banyak
pemuka Reformasi Calvinis di luar negeri mendapat latihannya di Jenewa, antara lain John
Knox, pembaru gereja di negeri Skotlandia, Marbix dari Sint Aldegonde dari Belanda,
Caspar Olevianus, salah seorang dari pengarang-pegarang Katekismus Heidelberg, dan
banyak pemuka Reformasi Calvinis lainnya.
Pengaruh Calvin sudah mulai berkembang sampai jauh di luar Jenewa. Hal itu juga
disebabkan oleh kitab-kitabnya yang juga ikut tersebar, seperti Institutio dan yang
berkenaan tentang penafsiran isi Alkitab. Calvin juga aktif dalam mempublikasikan kepada
para pembaru-pembaru gereja di Eropa, terutama dengan kawan-kawan seiman dan
seperjuangan di Prancis dan mempersembahkan karyanya untuk orang-orang berpangkat
tinggi di Inggris, Polandia, Swedia, Denmark, sehingga ia memiliki hubungan yang baik
dengan mereka. Tujuannya adalah untuk memberi penerangan dan berupa ajakan
tentang Reformasi Calvinis. Pengaruh Calvin bagi gereja Reformasi sangat besar. Pada
masa itu Gereja Katolik Roma bersiap untuk membasmi gerakan Reformasi, Calvinislah
yang memberi gereja muda itu suatu organisasi yang teguh, kegiatan untuk berjuang dan
tenaga membela diri.

46
Pada tahun 1558, Calvin menderita sakit dan sebelum ia meninggal pada tanggal 27
Mei 1964, Calvin meninggalkan banyak pesan kepada jemaatnya, khususnya kepada
Theodorous Beza, yang menggantikan kedudukannya di Jenewa. Dewan kota dan para
pendeta dipanggilnya untuk mendengarkan nasihat-nasihatnya. Perjuangan dan jasa-jasa
Calvin yang begitu besar di Eropa dalam menyebarkan Agama Tuhan, ia kemudian
dikenang sepanjang masa dengan berdirinya Gereja-gereja Calvinisme, yang merupakan
gereja yang terbesar bagi pemeluk Protestan di seluruh dunia.

Aktivitas 5: Diskusi Kelompok


Bersama dengan teman kelompokmu diskusikan kemudian jawablah serta berikan
tanggapan kamu atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apakah kamu menemukan perbedaan antara gerakan pembaharuan yang
dilakukan oleh Martin Luther dengan Yohanes Calvin? Jelaskan jawabanmu!
………………………………………………………………………………………………………………….........
...............................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………….........
………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Apakah alasan Yohanes Calvin melakukan gerakan pembaharuan atas
kehidupan gereja pada saat itu?
………………………………………………………………………………………………………………….........
........................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Apakah yang menjadi penekanan Yohanes Calvin dalam gerakan pembaharuan
yang dilakukannya?
………………………………………………………………………………………………………………….........
........................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..

47
4. Berangkat dari kisah pembaharuan Yohanes Calvin, apakah tindakan yang
dapat kamu lakukan dalam berperan sebagai agen pembaharu seperti teladan
Yohanes Calvin dalam kehidupan bergereja?
………………………………………………………………………………………………………………….........
........................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………
5. Apa teladan positif yang kamu dapatkan dari riwayat kehidupan Yohanes
Calvin?
………………………………………………………………………………………………………………….........
........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………….

Aktivitas 6: Penilaian Diri


Tuliskanlah contoh-contoh kehidupan yang bertanggung jawab sebagai seorang remaja
Kristen yang merupakan bagian dari gereja pada masa kini terhadap tindakan
penyelamatan dan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan gereja dan contoh-contoh yang
tidak bertanggung jawab dalam meresponi tindakan penyelamatan dan pemeliharaan
Tuhan dalam kehidupan gereja

Contoh kehidupan (kongkret) yang Contoh kehidupan (kongkret) yang


bertanggung jawab dalam peranannya tidak bertanggung jawab dalam
sebagai bagian dari gereja masa kini peranannya sebagai bagian dari gereja
masa kini

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

48
E. Rangkuman
Dalam bagian ini kita telah belajar bagaimana gereja pada perkembangannya sesudah
abad ke-2 sampai abad ke-16 merupakan buah dari penyelamatan dan pemeliharaan
Tuhan. Dalam sejarah tercatat gereja-gereja seperti Gereja Katolik, Gereja Ortodoks,
gereja di Asia mengalami tantangan yang tidak mudah. Namun dalam tantangan yang
dihadapi, gereja terus hidup dan berkembang sebagai bagian perwujudan dari karya
penyelamatan dan pemeliharaan Tuhan. Sebagai bagian dari gereja seharusnya kita dapat
menunjukan bentuk rasa tanggung jawab terhadap Tuhan dalam pergaulan hidup masa
kini sebagai wujud pengamalan tindakan penyelamatan dan pemeliharaan-Nya terhadap
gereja pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16.

F. Soal Latihan
Pilihan Ganda

1. Pada abad ke-3, lagi-lagi gereja diperhadapkan dengan penganiayaan yang masih
dilancarkan oleh kekaisaran ….
A. Persia
B. Inggris
C. Jerman
D. Romawi

2. Karena penganiayaan yang diterima oleh gereja maka muncullah golongan


apologet. Golongan apologet adalah….
A. golongan yang berusaha membela iman Kristen.
B. golongan yang berusaha membenci iman Kristen.
C. golongan yang memperjuangkan kepentingannya.
D. golongan yang menjadi iman Kristen sebagai utama.

3. Salah satu tokoh yang masuk dalam golongan apologet adalah…


A. Origenes
B. Frederick

49
C. John Calvin
D. Martin Luther

4. Tokoh yang muncul pada tahun 270, dan mengusung gerakan pertapaan yang
menekankan kehidupan suci dan sederhana, yang dalam hidupnya harus disertai
dengan tindakan askese dengan menjauhi hal-hal yang berhubungan dengan
duniawi adalah tokoh….
A. Origenes
B. Frederick
C. Antonius
D. Martin Luther

5. Memasuki abad ke-4, negara akhirnya mengakui kekalahannya pada gereja


karena tidak berhasil memusnahkannya. Hal ini menjadi awal yang baik bagi
gereja itu sendiri dan akhirnya gereja mendapatkan pengakuan serta dukungan
penuh oleh negara. Hal tersebut terjadi ketika kekuasaan kaisar….
A. Domitianus
B. Theodosius I
C. Vespasianus
D. Konstantinus Agung

6. Dalam sejarah, Kaisar Konstantinus bertobat dan mulai menerima iman Kristen
sekitar tahun….
A. 310
B. 311
C. 312
D. 313

7. Pada abad ke-4 gereja di perhadapkan pada beberapa persoalan baru yang
dimulai dari turunnya semangat yang dulu berkobar-kobar ketika masih di masa
penganiayaan. Salah satu hal yang membuat gereja diwarnai dengan kesuraman
karena….

50
A. ada banyak orang yang berlomba-lomba menjadi Kristen hanya untuk
mendapatkan penghormatan dan pangkat semata.
B. orang Kristen yang mendapatkan penganiayaan menjadi semakin semangat
dalam memperjuangkan nilai-nilai iman Kristen.
C. ada banyak orang yang berlomba-lomba menjadi tidak percaya pada Kristus
karena menghindar dari penganiayaan.
D. gereja terlalu memutlakan berbagai dogma dan doktrin yang muncul dan
berlaku dari lingkungan gereja.

8. Di abad ke-5, gereja juga tidak luput dengan permasalahan baru. Salah satu
masalah yang muncul adalah....
A. saat itu gereja diperhadapkan pada pertikaian yang menarik dua tokoh yaitu
Nestorius dan Cyrillus mengenai dua tabiat Kristus.
B. banyak orang Kristen yang mendapatkan penganiayaan menjadi semakin
semangat dalam memperjuangkan nilai-nilai iman Kristen.
C. ada banyak orang yang berlomba-lomba menjadi tidak percaya pada Kristus
karena menghindar dari penganiayaan.
D. gereja terlalu memutlakan berbagai dogma dan doktrin yang muncul dan
berlaku dari lingkungan gereja.

9. Dalam gereja bagian timur atau yang lebih dikenal dengan Kristen Nestorian yang
tadinya memisahkan diri dari gereja yang satu, mulai mencoba bangkit dengan
mendirikan gerejanya sendiri di ….
A. Asia
B. Persia
C. Roma
D. Eropa

10. Salah satu alasan kuat timbulnya pembaruan gereja ialah perbedaan antara
praktik yang dilakukan oleh gereja pada saat itu dengan ajaran Alkitab seperti

51
yang ditemukan oleh tokoh-tokoh reformasi. Peristiwa yang membuat Reformasi
itu mulai adalah….

A. penjualan surat-surat penghapusan siksa.


B. pemberian kekuasaan penuh kepada negara.
C. pembelaan terhadap praktik-praktik gereja .
D. penerimaan terhadap kaum-kaum yang tersingkir.

Uraian
1. Jelaskan bentuk-bentuk pemeliharaan dan penyelamatan Tuhan yang terjadi
dalam perkembangan sejarah gereja di Asia!
2. Bagaimanakah hubungan yang terbangun antara gereja dan perjumpaannya
dengan agama Islam?
3. Apa yang diusung oleh Martin Luther dalam gerakan reformasi yang dilakukannya?
4. Jelaskan 3 bentuk perwujudan tanggung jawab dari seorang remaja Kristen pada
masa kini terhadap tindakan penyelamatan dan pemeliharaan Tuhan atas
kehidupan gereja!
5. Bagaimanakah gereja masa kini meresponi dan menghadapi berbagai tantangan
yang ada?

52
Nilai-nilai Iman Kristen dalam
Bab Perkembangan Gereja
III (sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16)

Pada masa perkembangan gereja sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16,
terbangun nilai-nilai iman Kristen yang diyakini sebagai anugerah Tuhan. Nilai-nilai iman
Kristen itu dapat terlihat dari teladan kehidupan para tokoh gereja pada sejarah
perkembangan masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16. Melalui pelajaran kali ini,
kamu diharapkan dapat aktif terlibat dalam pemberlakuan nilai-nilai iman Kristen yang
khusus muncul pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16. Nilai-nilai tersebut
dapat menjadi pegangan dalam kamu meresponi berbagai bentuk tantangan yang muncul
pada masa kini. Selain itu diharapkan kamu nantinya dapat mengambil bagian
mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Peta Konsep
Nilai-nilai Iman Kristen dalam
Perkembangan Gereja
(sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16)

Kesetiaan Kesederhanaan Ketaatan Pembaharuan

Kata Kunci: Kesetiaan, Kesederhanaan, Ketaatan, Pembaharuan

53
Pada bagian ini kita akan bersama-sama mempelajari tentang perilaku setia, ramah, taat
dan pembaru sebagai nilai-nilai iman Kristen yang dianugerahkan Tuhan dalam
perkembangan gereja pada masa sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16 dan maknanya
bagi kehidupan kita pada masa kini.
A. Kesetiaan
Dalam Sejarah Gereja kita menemukan orang-orang yang hidupnya dikuasai oleh
Roh sehingga mereka menjadi orang-orang yang menunjukkan keberanian untuk setia
apapun risikonya. Kali ini kita akan belajar dari seorang Bapak gereja abad ke-3
bernama Athanasius dari Alexandria. Athanasius telah menunjukan kualitas kehidupan
yang sarat dengan nilai kesetiaan dalam imannya kepada Kristus. Lebih lanjut lakukan
kegiatan berikut ini:

Aktivitas 1 : Belajar dari Kisah Athanasius

Bacalah kisah Athanasius berikut ini:

Athanasius lahir sekitar tahun 295-299 di


Aleksandria. Ia tumbuh di bawah asuhan
Aleksander Uskup Aleksandria, ia belajar kitab suci
dan filsafat Yunani. Di Konsili Nicea (325) ia tampil
sebagai pendamping Uskup Aleksander 2. Setelah
Aleksander wafat (17 April 328), Athanasius
menjadi Uskup Aleksandria. Ia menerima tahbisan
uskup pada 8 Juni 328. Athanasius dikenal sebagai
"Bapa Ortodoksi" karena perjuangannya yang gigih
melawan ajaran-ajaran sesat yang berkembang

Gambar 3.1. Athanasius dari Alexandria


pada zamannya. Hasil perjuangan Athanasius
Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/comm
adalah meletakkan keteguhan iman tentang
ons/2/26/Ikone_Athanasius_von_Alexandria.jp
g
keallahan Kristus yang ditolak paham
Helenisme dan kalangan Kristen sendiri yang menolak Keallahan Kristus, yaitu
kalangan Arianisme (Arius). Kesetiaannya memperjuangkan kebenaran dalam iman
kepada Kristus membuat ia harus menelan beberapa risiko yang mengancam

54
keberadaannya. Selama menjabat sebagai Uskup Aleksandria, Athanasius menghadapi
pergumulan dan petualangan intelektual yang hebat. Ia berusaha memelihara ajaran
Konsili Nicea, terutama Kredo Nicea, sesuai dengan biblical mindset -nya. Untuk
maksud itu, ia sering bertentangan dengan beberapa uskup lainnya dan kaisar-kaisar
Romawi pada masanya, dan harus mengalami lima kali pengasingan ke luar
Aleksandria.
Dalam usahanya, banyak orang berusaha membujuk Athanasius dan meminta dia
untuk menyerah pada pandangan mayoritas pada saat itu. Namun Athanasius
berkata, "Seluruh dunia memusuhiku? Baik! Aku, Athanasius menjadi musuh melawan
seluruh dunia!” Jiwa dan semangat seperti inilah yang dibutuhkan dalam kekristenan
supaya ajaran yang sejati tidak diselewengkan. Pengasingan-pengasingan lainnya
berlangsung lebih lama. Athanasius dikejar-kejar oleh orang-orang yang hendak
membunuhnya. Athanasius wafat dalam damai pada 2 Mei 373 M.

Berbagi Pengalaman

Apakah tanggapanmu setelah membaca kisah Athanasius dalam kaitannya dengan


nilai kesetiaan?
Apakah yang dapat kamu teladani dari kisah kehidupan Athanasius?
Dalam kesetiaan yang ia tunjukkan ada risiko yang ia harus terima seperti yang
sudah termuat dalam kisahnya tersebut. Tuliskan dan bagikanlah pengalaman
pribadimu tentang contoh kehidupan yang menjunjung nilai kesetiaan dalam iman
percaya kepada Kristus.

B. Kesederhanaan
Nilai kesederhanaan menjadi salah satu nilai yang dapat kita temukan dalam
perkembangan sejarah gereja sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16. Dalam penjelasan
sebelumnya, kita sudah mempelajari bahwa pada abad pertengahan, kehidupan orang Kristen
pun mengalami banyak kemunduran. Gereja menjual surat-surat penebusan dosa, sehingga
dengan membeli surat itu, seseorang otomatis akan diampuni dosanya. Bukan hanya itu

55
saja. Orang juga bisa membeli surat penebusan dosa itu untuk kerabat mereka yang
sudah mati. Dengan demikian banyak orang yang membeli surat-surat penebusan dosa
untuk ayah, kakek, kakek buyut, nenek moyang mereka, dll.
Jumlah orang-orang yang ingin mereka selamatkan bisa bertambah terus dengan
sekadar mencari silsilah nenek moyang dan menambahkan mereka dalam daftar orang-
orang yang ingin mereka tebus dengan surat-surat itu. Ada banyak lagi penyimpangan-
penyimpangan lain dalam ajaran gereja pada Abad Pertengahan. Orang bisa membeli
relikui (benda-benda suci), seperti rambut, tulang, kuku, gigi, dll. dari orang-orang suci.
Yang lebih parah lagi, seringkali orang tidak tahu apakah memang benda-benda itu
berasal dari orang-orang suci itu, ataukah dari orang-orang lain yang sudah lama
meninggal.
Dalam praktik gereja pada saat itu yang menyalahgunakan otoritas yang dimiliki,
menjadi alasan terjadi reformasi gereja. Dalam kondisi semacam itu membuat gereja
diuntungkan dan semakin memperkaya diri. Gereja pada saat itu seakan melupakan
prinsip dari hidup sederhana. Hal inilah yang membuat gereja menyimpang dari jalan
kebenaran. Semangat yang berbeda dengan kondisi gereja pada saat itu ditunjukkan oleh
seseorang yang bernama Peter Waldo. Saat gereja pada abad pertengahan berusaha
memperkaya diri dengan praktik penjualan surat-surat penebusan dosa, Peter Waldo
justru ditemukan sebagai sosok yang berlawanan dengan keinginan tersebut.

Aktivitas 2: Belajar dari Tokoh Peter Waldo

Peter Waldo (1140~1218) adalah pendiri dari gerakan


kaum Waldens. Waldo berasal dari kalangan awam,
dan bukan imam Gereja Katolik. Beberapa waktu
sebelum tahun 1160, ia terilhami oleh serangkaian
peristiwa. Pertama, setelah mendengar khotbah
tentang kehidupan St. Aleksius. Kedua, penolakan
terhadap ajaran transubstansiasi bilamana penolaknya
dianggap patut diganjar hukuman mati. Ketiga,
kemangkatan seorang temannya secara mendadak

Gambar 3.2. Patung Peter Waldo


Sumber: 56
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/c
ommons/2/26/Ikone_Athanasius_von_Ale
xandria.jpg
pada saat makan malam. Sejak saat itu ia mulai menjalani suatu kehidupan Kristen yang
dipandang radikal, memberikan properti miliknya kepada istrinya, sementara sisa harta
miliknya ia bagi-bagikan sebagai derma kepada kaum miskin. Kira-kira sekitar periode
waktu tersebut Waldo mulai berkhotbah dan mengajar di muka publik, berdasarkan pada
gagasan-gagasannya seputar kesederhanaan dan kemiskinan, khususnya ajaran bahwa
"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan ... kepada Allah dan kepada Mamon."
Waldo berupaya memperbaiki kehidupan gereja pada waktu itu dengan cara mengajar
orang-orang tentang Kristus dan mempraktikkan hidup miskin. Perlahan-lahan, pada
tahun 1177, Waldo mulai mendapatkan pengikut yang disebut kaum Waldens. Kaum
Waldens ini melakukan kegiatan dengan berpasangan, lalu menyebar dan mengajarkan
ajaran agama Kristen kepada orang-orang. Karena gerakan ini berada di luar struktur
gereja yang resmi, maka kaum Waldens tidak mendapat pengakuan dari gereja. Hal itu
berakibat pengucilan dari Paus Lucius III pada tahun 1184. Pada tahun 1207, Paus
Innocentius III menawarkan kepada para Waldens untuk diterima oleh gereja, jika mereka
mau tunduk kepada gereja. Sebagian kaum ini mau menerima tawaran tersebut namun
sebagian lagi tidak. Akhirnya pada tahun 1224, Paus mengutuk kaum Waldens yang
belum tunduk pada gereja sehingga mereka ditindas. Karena mengkhawatirkan
penindasan dari gereja, para pengikut Waldo melarikan diri ke daerah pegunungan di
Italia utara. Kalangan Katolik mulai melakukan penindasan terhadap kaum Waldensian,
80 orang diadili dan dijatuhi hukuman mati di Prancis. Setelah peristiwa itu, kaum
Waldensian menjadi kritis terhadap keyakinan Katolik. Mereka akhirnya bergabung
dengan berbagai jemaat Protestan yang terbentuk pada akhir abad ke-16.

Pertanyaan

1. Berikan tanggapan kamu tentang cerita kisah hidup Peter Waldo tersebut!
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

2. Apakah alasan yang mendorong Peter Waldo memilih hidup dalam kesederhaan?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

57
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
3. Apakah peran positif yang ditunjukkan dari sosok Peter Waldo?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

4. Bagaimanakah kamu mempraktikan hidup sederhana sebagai seorang remaja


Kristen dalam kehidupan sehari-hari?

……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

5. Apakah pesan yang kamu dapat petik dari kisah hidup Peter Waldo?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

Aktivitas 3: Penugasan
Petunjuk Pengerjaan Tugas

- Perhatikan gambar 3.3


- Kamu dimintakan (dikerjakan secara individu) untuk
mencari dari berbagai sumber informasi terkait
dengan riwayat dari tokoh tersebut, mencakup hal-hal
berikut ini:
- Temukan ajaran dan peran yang tokoh tersebut telah
lakukan.
- Nilai yang diusung oleh tokoh tersebut.
- Setelah itu tuliskan apa yang kamu pelajari dari sosok
Gambar 3.3. Fransiskus dari Asisi
Sumber: tokoh tersebut!
https://www.google.co.id/search?q=frans
iskus+dari+asisi:.jpg - Tulisanmu akan dipresentasikan di depan kelas pada
pertemuan selanjutnya.

58
C. Ketaatan
Jika kita ingin belajar tentang nilai ketaatan dalam perkembangan sejarah gereja
maka kita dapat mempelajari dari tokoh-tokoh reformasi gereja. Salah satunya kita
dapat belajar dari tokoh Jan Hus atau juga dikenal sebagai Yohanes Hus atau Juan Hus
(sekitar 1369 - 1415). Ia dikenal sebagai sosok yang taat memperjuangkan kebenaran
Kristus sampai akhir hidupnya. Jan Hus adalah seorang pemikir dan reformator agama
Kristen yang berasal dari wilayah pertuanan negara Ceko (yang saat itu ia tinggal di
wilayah itu dan dikenal sebagai provinsi Bohemia). Ia memulai suatu gerakan
keagamaan yang didasarkan pada gagasan-gagasan John Wycliffe. Para pengikutnya
dikenal sebagai kaum Hussit. Dalam upaya gerakan yang dilakukannya, Gereja Katolik
menganggap ajaran-ajarannya sesat dan perlu diberantas karena akan menimbulkan
dogma yang salah dalam tubuh kekristenan. Oleh karena itu Hus kemudian dikucilkan
pada 1411, dikutuk oleh Konsili Konstanz, dan dibakar di tiang salib pada tanggal 6 Juli
1415, di kota Konstanz, Jerman. Mari kita lebih mengenal Jan Hus melalui kegiatan
berikut ini:

Aktivitas 4 : Belajar dari Jan Hus

Bacalah kisah Jan Hus berikut ini:

John Hus dilahirkan di kota Husinetz, wilayah


Bohemia Selatan, dari sebuah keluarga petani.
Pendidikan dasar dan menengahnya ditempuh di
Husinetz, tetapi kemudian melanjutkan studi
teologinya ke Universitas Charles, di Praha, yang
diselesaikannya tahun 1396.

Di antara teman-teman sebayanya, John Hus


dikenal sebagai seorang mahasiswa yang pandai.
Gambar 3.4. Jan Hus Kesukaannya membaca melebihi teman-
Sumber: https://livingpassages.com/wp-
content/uploads/2017/05/Jan_hus_1.jpg temannya. Hampir semua macam buku
dibacanya, baik itu buku-buku teologia yang diakui resmi oleh gereja maupun yang

59
dianggap sesat oleh gereja, seperti halnya buku karangan para pembaharu gereja
Bohemia, Milic, Yanov, dan buku-buku John Wycliffe, sang reformator Inggris. John Hus
adalah seorang yang sangat ramah dan bersahabat dengan orang- orang di sekitarnya.
Selain diakui sebagai seorang yang saleh, ia juga dianggap sebagai seorang yang
mempunyai tingkah laku yang sangat terpuji.

Pada tahun 1401 ia ditahbiskan menjadi imam dan tahun 1402 diangkat menjadi
rektor Universitas di Praha. Di kampus inilah John Hus menghabiskan sebagian besar
waktunya. Di antara buku dan tulisan para reformator gereja pada abad pertengahan, Hus
paling tertarik pada pandangan-pandangan Wycliffe. Meskipun John Wycliffe ada di
Inggris namun pengaruh tulisannya tersebar sampai ke Bohemia, bahkan sampai ke
istana, khususnya ke saudara perempuan raja Bohemia, Anne, yang menikah dengan Raja
Richard II dari Inggris. Hus menjadi penyebar utama ajaran-ajaran Wycliffe di Bohemia.
Ajaran-ajaran Wycliffe dikuliahkannya kepada mahasiswanya, bahkan karangan Wycliffe
"Trialogus" diterjemahkannya ke dalam bahasa Cekoslowakia. Banyak orang tertarik
dengan ajaran yang baru itu sehingga Hus menjadi sangat terkenal, bahkan sampai ke
kalangan aristokrat, termasuk sang ratu. Ketika pengaruh Hus di universitas semakin
besar, maka semakin populerlah tulisan-tulisan Wycliffe.

Namun dari pihak gereja, hal ini dipandang sebagai malapetaka. Uskup Agung
Praha menolak ajaran Hus dan mulai memerintahkan Hus untuk berhenti berkhotbah.
Namun Hus menolak perintah tsb. Paus Innocentius VII (salah satu dari tiga Paus hasil
Skisma Besar) memerintahkan Uskup Agung Bohemia untuk mengambil tindakan-
tindakan perlawanan terhadap ajaran Wycliffe yang sudah dinyatakan sesat pada tahun
1407. Universitas secara khusus diperintahkan untuk membakar semua tulisan Wycliffe.
Paus John XXIII akhirnya menempatkan Praha di bawah "interdict" -- suatu tindakan untuk
mengucilkan seluruh kota itu, sehingga tidak ada seorang pun di kota itu yang dapat
menerima sakramen gereja. Demi jemaat, akhirnya Hus bersedia meninggalkan kota
Praha. Namun, Hus mempunyai cukup banyak pendukung. Tantangan- tantangan yang
dihadapi Hus justru membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Bohemia, termasuk
Raja Bohemia.

60
Di luar kota Praha, Hus terus melanjutkan perjuangannya dengan
mengembangkan perlawanan terhadap gaya hidup yang amoral dari kaum rohaniwan,
termasuk Paus, bahkan menegaskan bahwa hanya Kristus Kepala Gereja, bukan Paus.
Dalam bukunya yang berjudul "On the Church", Hus mencela otoritas kaum rohaniwan,
tetapi menekankan bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa. Menurut Hus, jika
doktrin gereja bertentangan dengan ajaran Alkitab, maka ajaran Alkitab yang harus
dijunjung tinggi.

Pengajaran Hus tentang otoritas Alkitab inilah yang sangat menonjol, bahwa
Alkitab adalah satu-satunya yang memiliki kewibawaan yang tertinggi dalam gereja.
Kristus adalah Kepala yang memerintah gereja, bukan Paus. Semua ajaran gereja yang
bertentangan dengan Alkitab ditolak oleh Hus, seperti penjualan surat penghapusan dosa,
kehidupan mewah dan amoral dari para pejabat gereja, termasuk Paus, dan mendesak
agar roti dan anggur dalam perjamuan juga harus diberikan kepada semua anggota
jemaat.

Menyadari sangat berbahayanya ajaran-ajaran Wycliffe, yang dipopulerkan oleh


Hus, bagi Gereja Katolik Roma saat itu, maka Paus Gregorius memperingatkan Uskup
Agung agar melakukan tindakan yang tegas terhadap Hus dan tulisan Wycliffe. Oleh
karena itu pada bulan Juni 1408 diadakan sidang sinode yang memutuskan untuk
memberedel semua tulisan Wycliffe dan meminta Hus untuk tidak lagi mengajarkannya.
Akibat dari keputusan tersebut Hus mengadakan perlawanan terhadap Uskup Agung. Hal
yang tidak dapat dielakkan adalah terjadinya pergolakan dalam Universitas Praha karena
ada sebagian orang yang mendukung Hus tetapi ada juga yang melawan.

Namun demikian Hus bertekad untuk menegakkan pengajaran yang ia yakini


berdasarkan pada Alkitab. Keadaan penjara dan masa persidangan yang panjang
membuat kondisi fisik Hus menurun dengan drastis. Namun di tengah kelemahan tubuh
karena kurang tidur dan penyakit yang menyerangnya, serta desakan raja agar Hus
menyerah, Hus tetap menyatakan tidak bersalah, bahkan ia terus menuntut haknya untuk
memberikan pembelaan diri atas tuduhan-tuduhan yang diberikan kepadanya. Pada
sidang konsili ia berseru, "Meskipun ditawarkan sebuah kapel yang penuh dengan emas,

61
saya tidak akan mundur dari kebenaran." Selama dalam penjara John Hus masih sempat
menulis banyak surat kepada sahabat-sahabatnya di Bohemia. Surat-suratnya penuh
memuat petunjuk-petunjuk bagi para pengikutnya, bahkan untuk beberapa tahun
lamanya surat-surat itu menunjukkan wibawa yang besar.

Pada tanggal 6 Juli 1415, sidang konsili di hadapan jemaat membacakan tiga puluh
tuduhan yang diberikan kepada ajaran Hus, yang mana tidak satu pun dari tuduhan itu
betul. Gereja akhirnya memutuskan dengan resmi menyatakan bahwa Hus adalah
pengajar sesat, jabatannya sebagai imam dicopot dan ia diserahkan kepada pihak otoritas
sekuler untuk segera dihukum mati pada hari itu juga. Dalam perjalanan menuju tempat
eksekusi, Hus melewati halaman sebuah gereja di mana sedang berkobar sebuah api
unggun yang dibuat dari buku-bukunya. Hus masih sempat berseru kepada orang-orang
yang berkumpul di jalan agar tidak memercayai kebohongan yang beredar tentang dia
dan ajarannya. Pada saat Hus siap dibakar mati di atas tiang pancang, yaitu hukuman
paling keji yang pantas dijatuhkan bagi pengajar sesat zaman itu, pejabat pemerintah
yang bertugas melaksanakan hukuman mati masih berharap agar Hus menarik kembali
ajaran-ajarannya, namun Hus berkata, "Allah adalah saksi saya. Bukti yang mereka
kemukakan salah. Saya tidak pernah mengajar atau berkhotbah kecuali untuk maksud
memenangkan manusia, jika mungkin, dari dosa mereka. Hari ini saya siap mati dengan
gembira."
Walaupun John Hus telah mati dibakar
hidup-hidup, tetapi pengajarannya masih terus
dikumandangkan oleh para pengikutnya yang
setia dan taat. Mereka menamakan diri Kaum
Hussit. Selama beberapa waktu pengikut
kelompok ini dikejar-kejar dan dihambat dengan
sangat kejam. Namun pemerintah Bohemia dan
Gereja Katolik Roma tidak mampu membendung
semangat mereka. Setelah melewati perang
Gambar 3.5. Jan Hus saat dibakar dalam
Hussit yang panjang akhirnya Gereja Hussit kondisi hidup-hidup
Sumber:
diakui keberadaannya di Bohemia di samping https://upload.wikimedia.org/wikipedia/comm
ons/a/a5/Spiezer_Chronik_Jan_Hus_1485.jpg

62
Gereja Katolik Roma. Abu jasad John Hus telah hanyut di sungai, tetapi semangat Hus
untuk menegakkan pengajaran Alkitab yang murni tidak pernah dihanyutkan oleh zaman
dan waktu. Pengaruh dari semangat dan kegigihan John Hus untuk membela kebenaran
Alkitab telah membuka jalan bagi pencerahan rohani yang memuncak pada terjadinya
Reformasi Gereja Protestan.

Setelah membaca kisah dari Jan Hus maka jawablah pertanyaan bersama kelompok
belajarmu berikut ini:
1. Siapakah Jan Hus ?
……………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apakah yang diperjuangkan oleh Jan Hus dalam gerakan yang dia lakukan?
………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………....
3. Apakah tantangan yang dihadapi oleh Jan Hus saat melakukan gerakannya?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
4. Apakah perwujudkan tindakan yang merupakan bentuk nilai ketaatan yang
ditunjukkan oleh Jan Hus?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
5. Teladan apakah yang dapat kita terapkan dari contoh kehidupan Jan Hus?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....
6. Apakah contoh sikap yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengikuti teladan dari Jan Hus dalam hal mempraktikan nilai ketaatan?
……………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………....

63
Aktivitas 5 : Membuat pembatas Alkitab atau pembatas buku

✓ Carilah satu slogan atau kata bijak yang berhubungan dengan nilai ketaatan (dapat
diperoleh di media cetak (majalah, koran, tabloid, dan buku) atau elektronik (televisi,
radio dan internet).

✓ Tulislah slogan atau kata bijak tersebut pada selembar kertas karton atau kertas
berwarna lainnya (ukuran dapat disesuaikan dengan jumlah kata). Tulisan dapat diukir
seindah mungkin dan dapat ditambahkan gambar lain sesuai yang diinginkan.

✓ Jadikanlah slogan tersebut sebagai pembatas Alkitab kamu atau pembatas buku.

D. Pembaruan (Reformasi)
Tokoh Reformasi yang sangat dikenal ketika kita mempelajari perkembangan sejarah
gereja adalah Martin Luther dan Yohanes Cavin. Namun selain dua tokoh tersebut
terdapat tokoh-tokoh lain yang berperan dalam gerakan reformasi gereja. Tokoh-tokoh
tersebut berani melawan gereja dan Paus atas praktik menyimpang yang dilakukan pada
waktu itu. Pada bagian ini kita akan berkenalan dengan tokoh reformasi yang lain melalui
kegiatan berikut ini:

Aktivitas 6: Mengenal John Wycliffe (“The Morning Star of the Reformation”)

John Wycliffe dikenal sebagal tokoh perintis gerakan


reformasi di Inggris pada abad ke-14. Selain itu, ia juga
dikenal sebagai seorang filsuf dan juga orang terpelajar
yang terkemuka pada zamannya. Pada masa itu
pendidikan di universitas masih merupakan fenomena
yang baru dan peranan Wycliffe sungguh besar bagi
reputasi Oxford, tempat ia belajar dan mengajar. John
Wycliffe lahir di Yorkshire pada tahun 1325, dan belajar
Gambar John Wycliffe (“The di Universitas Oxford sampai memperoleh gelar doktor
Morning Star of the Reformation”)
Sumber teologia pada tahun 1372. Wycliffe adalah seorang
http://protestantedigital.com/upload/
imagenes/

64
pemberani yang mempunyai kebiasaan yang berbahaya, yaitu mengatakan secara blak-
blakan apa pun yang dipikirkannya, baik dalam teologi maupun ilmu pengetahuan. Jika
apa yang dipelajarinya membuatnya mempertanyakan tentang ajaran resmi Katolik, ia
akan langsung menyuarakannya.

Sekitar tahun 1374, Wycliffe mulai dikenal oleh umum. Ia mengkhotbahkan kesewenang-
wenangan dan kebobrokan Paus yang segera menarik perhatian banyak orang.
Perlawanannya dengan Paus dinyatakannya lewat beberapa hal, antara lain:

a) Ia mempertanyakan hak gereja atas kuasa duniawi dan kekayaannya. Ketika itu
Paus menuntut hak milik gereja di Inggris sebagai milik Paus; Wycliffe berpendapat
harta milik gereja di Inggris adalah milik negara. Menurut Wycliffe, seharusnya
gereja jangan memiliki harta milik duniawi, gereja harus menjadi miskin dan
sederhana, seperti gereja pada masa Perjanjian Baru.
b) Ia mempertanyakan penjualan surat-surat pengampunan dan jabatan-jabatan
gerejawi.
c) Ia mempertanyakan penyembahan para santo dan relik yang berbau takhayul,
serta kuasa Paus.
d) Ia mempertanyakan pandangan resmi tentang Ekaristi (doktrin trans-substansiasi)
yang dikeluarkan oleh Konsili Lateran Keempat (1215) karena tidak terdapat di
Alkitab.

Pada masa itu, masyarakat Inggris penuh sentimen terhadap Gereja Roma. Para pangeran
dan orang awam menyesalkan cara gereja merampas kekuasaan dan harta.

Pada tahun 1377, Wycliffe memulai kegiatan-kegiatan keluar. Ia mengutus para


pengikutnya (lollard, yaitu para imam yang menganut kemiskinan para rasul dan
mengajarkan Kitab Suci kepada kalangan umum, mengembara di Inggris dengan Injil),
para sarjana, dan orang awam untuk berkhotbah dan membacakan Alkitab kepada umat.
Pada tahun itu juga Paus mengeluarkan "bulla" bagi Wycliffe berdasarkan ajaran-
ajarannya tersebut. Tetapi ia mendapat perlindungan dari Pangeran John. Dewan Doktor
di Oxford juga menyatakan bahwa tidak ada satu pun tuduhan dalam bulla itu yang

65
membenarkan bahwa ajaran Wycliffe salah. Tetapi peristiwa itu mengakibatkan
tulisannya dilarang, sementara ia sendiri diamankan dan dicopot dari kedudukannya di
Oxford serta dilarang menyebarluaskan pandangannya. Pada tahun 1378 Wycliffe menulis
buku yang berjudul Protes di mana ia membela rumusan-rumusan ajarannya.

Pencopotannya dari Oxford memberinya waktu untuk menerjemahkan Alkitab.


Menurut Wycliffe setiap orang harus diberikan keleluasaan membaca Alkitab dalam
bahasanya sendiri. "Oleh karena Alkitab berisikan Kristus, yang diperlukan untuk
mendapatkan keselamatan, Alkitab sangat diperlukan bagi semua orang, bukan bagi para
imam saja," tulisnya. Meskipun gereja tidak menyetujui hal ini, ia dan para sarjana lain
menerjemahkan Alkitab Inggris pertama yang lengkap. Dengan menggunakan salinan
tulisan tangan Vulgata (Alkitab terjemahan Bahasa Latin) Wycliffe berusaha keras
membuat kitab suci agar dapat dimengerti oleh orang-orang sebangsanya. Hasilnya, edisi
pertama diterbitkan. Penerbitan selanjutnya, dengan perbaikan, dilakukan setelah
Wycliffe meninggal. Edisi kedua itu dikenal sebagai Alkitab Wycliffe dan dibagikan secara
ilegal oleh para lollard. Wycliffe meninggal pada 31 Desember 1384 karena menderita
stroke di gereja.

John Wycliffe telah dipakai oleh Tuhan sepanjang hidupnya, dipersiapkan untuk
menjadi pembuka jalan bagi gerakan Reformasi setelahnya. Sehingga ia juga akrab
disebut sebagai “The Morning Star of the Reformation”. Kepekaan yang dimilikinya tidak
sering kita jumpai. Dibutuhkan hati yang dipenuhi oleh anugerah Allah untuk dapat
melihat kesalahan yang ada pada sebuah zaman. Berhubung setiap kita bergerak di dalam
zaman, dan sering kali terhanyut arus ini, kita perlu bertekun dalam mempelajari firman
Tuhan, dan juga rendah hati tunduk di bawah-Nya.

Setelah membaca kisah John Wycliffe tersebut maka jawablah pertanyaan berikut ini:

1. Apakah peran dari John Wycliffe dalam reformasi gereja di Inggris?

2. Bagaimanakah cara John Wycliffe berperan dalam reformasi gereja?


3. Jelaskan alasan John Wycliffe melakukan reformasi gereja di Inggris pada saat itu?
4. Apakah yang dapat kamu pelajari dari sosok John Wycliffe?

66
5. Berdasarkan kisah perjuangan John Wycliffe, silahkan tuliskan 3 sikap yang harus

dimiliki oleh seorang remaja Kristen dalam berperan sebagai agen pembaharu!

Aktivitas 7: Bermain peran (Role Play)

Aktivitas ini mengajakmu belajar lebih dalam berkenaan wujud nyata dari contoh
kehidupan yang menerapkan nilai kesetiaan, kesederhanaan dan ketaatan, dan sebagai
agen pembaharu dalam kehidupan sehari-hari. Secara praktis, hal tersebut dilakukan
berdasarkan catatan berikut:
1. Kamu dimintakan untuk membentuk kelompok. Setiap kelompoknya terdiri dari 4
sampai 6 orang.
2. Pilihlah salah satu nilai (kesetiaan, kesederhanaan, ketaatan, dan sebagai agen
pembaharuan) yang akan menjadi tema dalam drama yang akan dibuat.
3. Kamu beserta kelompok menyiapkan naskah bermain peran berkenaan dengan
wujud nyata dari contoh kehidupan yang menerapkan nilai kesetiaan,
kesederhanaan dan ketaatan, dan sebagai agen pembaharuan dalam kehidupan.
4. Naskah tersebut harus dikonsultasikan ke guru terlebih dahulu sebelum
dipentaskan.
5. Dalam bermain peran, usahakan untuk memanfaatkan atau menggunakan
benda/alat, dll, yang kamu dan teman-teman kelompok miliki atau berada di
sekitarmu. Hal ini dilakukan untuk membuat kelompok kamu terlihat kreatif dalam
upaya untuk menunjukkan kehidupan yang nyata.
6. Ketika kelompok lain sedang mementaskan permainan perannya, kelompok yang
tidak pentas menilai kelompok tersebut dengan indikator:
a. Kreativitas
b. Kekompakan
c. Keterampilan Partisipatif Kelas
d. Kualitas Isi Drama (kejelasan pesan nilai kristiani)

67
Aktivitas 8: Membuat Komitmen

- Secara pribadi, buatlah komitmen.


- Komitmen tersebut dapat dibuat sebagai pembatas Alkitab atau dituliskan pada
kertas karton dan ditempelkan pada dinding kamarmu.

Nama …………………..………………………………..

Status Murid Kristus

Kegemaran ➢ saya suka …………………………………...


dalam upaya ➢ saya suka............………………………….
mengamalkan ➢ saya suka ………..………………………….
nilai-nilai ➢ saya suka ………..………………………….
iman Kristen

Di tengah dunia modern ini, dengan segenap hati, saya mengaku dan berjanji dan
bersedia melakukan kegemaran saya tanpa paksaan dari pihak manapun karena
sesungguhnya saya adalah murid Kristus

E. Rangkuman

Dalam perkembangan gereja sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16, terbangun
nilai-nilai iman Kristen yang diyakini sebagai anugerah Tuhan. Nilai-nilai iman Kristen itu
antara lain: nilai kesetiaan, kesederhanaan, ketaatan dan pembaru. Nilai-nilai tersebut
dapat terlihat dari keteladanan kehidupan para tokoh gereja seperti Athanasius, Peter

68
Waldo, Jan Hus, serta John Wycliffe. Perjuangan Athanasius memberikan teladan akan
nilai kesetiaannya dalam hal ini ia berusaha memelihara ajaran Konsili Nicea, terutama
Kredo Nicea, sesuai dengan ajaran Alkitab. Untuk maksud itu, ia sering bertentangan
dengan beberapa uskup lainnya dan kaisar-kaisar Romawi pada masanya. Oleh karena
kesetiaan dalam memperjuangkan kebenaran tersebut maka ia harus mengalami lima kali
pengasingan ke luar Aleksandria.

Berbeda dengan Athanasius, Peter Waldo muncul dengan mengusung semangat


hidup sederhana. Hidup sederhana adalah pilihan yang berbeda dengan kondisi gereja
pada saat abad pertengahan. Keteladanan lain ditunjukkan oleh Jan Hus yang memilih
taat dalam perjuangannya mengembangkan perlawanan terhadap gaya hidup yang
amoral dari kaum rohaniwan, termasuk Paus, bahkan menegaskan bahwa hanya
Kristuslah Kepala Gereja, bukan Paus. Perjuangan Jan Hus sampai membawanya pada
hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Tokoh reformasi terakhir yang menjadi
teladan adalah sosok yang dikenal sebagal tokoh perintis gerakan reformasi di Inggris
pada abad ke-14 yakni John Wycliffe.

F. Soal Latihan

Pilihan Ganda

1. Perkembangan gereja sesudah abad ke-2 sampai abad ke-16, terbangun nilai-nilai
iman Kristen yang diyakini sebagai anugerah Tuhan. Salah satu nilai iman Kristen
tersebut antara lain:...
A. kebersihan
B. kemandirian
C. kesederhanaan
D. penguasaan diri

69
2. Dalam sejarah gereja kita menemukan orang-orang yang hidupnya dikuasai oleh
Roh sehingga mereka menjadi orang-orang yang menunjukkan keberanian. Salah
satu nilai yang menonjol, yang dapat kita pelajari dari seorang Bapak gereja
bernama Athanasius dari Alexandria adalah nilai….
A. kesetiaan
B. ketekunan
C. kemandirian
D. penguasaan diri

3. Seorang Uskup yang merupakan tokoh bapak gereja abad ke-3 dari Aleksandria,
yang menunjukkan kesetiaannya dalam imannya kepada Kristus adalah…
A. John Hus
B. Fransiskus
C. Athanasius
D. Peter Waldo

4. Tokoh reformasi dari Inggris yang disebut sebagai “The Morning Star of the
Reformation” adalah….
A. John Hus
B. Fransiskus
C. Athanasius
D. John Wycliffe

5. Dalam praktik gereja pada saat itu yang menyalahgunakan otoritas yang dimiliki,
dengan kepentingan membuat gereja diuntungkan serta semakin memperkaya diri
merupakan salah satu alasan yang mendorong terjadinya….
A. transisi gereja.
B. kelahiran gereja.
C. reformasi gereja.
D. perpecahan gereja.

70
6. Salah satu tokoh sejarah gereja yang hidupnya dikuasai oleh Roh, sehingga
menjadi orang yang pemberani. Salah satunya adalah seorang uskup dari Smirna
(sekarang Izmir, di Turki), yang ditangkap karena menolak untuk menyembah
kaisar Roma. Ia mati sebagai seorang syuhada. Ia diikat lalu dibakar sampai mati.
Tokoh yang dimaksud adalah…
A. Jan Hus
B. Fransiskus
C. Polikarpus
D.Peter Waldo

7. Sekitar tahun 1374, Wycliffe mulai dikenal oleh umum, ia mengkhotbahkan


kesewenang-wenangan dan kebobrokan Paus yang segera menarik perhatian
banyak orang. Perlawanannya dengan Paus dinyatakannya lewat beberapa hal,
antara lain:
A. Ia mempertanyakan penjualan surat-surat pengampunan dan jabatan-jabatan
gerejawi.
B. Ia menerima penyembahan para santo dan relik yang berbau takhayul, serta
kuasa Paus.
C. Ia setuju terhadap hak gereja atas kuasa duniawi dan kekayaannya. Ketika itu
Paus menuntut hak milik gereja di Inggris.
D. Ia setuju dengan pandangan resmi tentang Ekaristi yang dikeluarkan oleh
Konsili Lateran keempat karena tidak terdapat di Alkitab.

8. Perwujudan nilai ketaatan yang ditunjukkan dari kehidupan seorang Jan Hus atau
juga dikenal sebagai Yohanes Hus atau Juan Hus (sekitar 1369 - 1415) adalah….
A. mereformasi kehidupan gereja pada saat itu.
B. memikirkan keuntungan diri sendiri dan kelompoknya.
C. menyerah saat berhadapan dengan berbagai tantangan.
D. memperjuangkan kebenaran Kristus sampai akhir hidupnya.

71
9. Salah satu praktik menyimpang yang dilakukan oleh gereja pada waktu itu
sehingga mendorong terjadinya berbagai gerakan perlawanan untuk mereformasi
gereja adalah…
A. melayani setiap orang yang disisihkan dari masyakat.
B. memperjuangkan nilai kebenaran dalam kehidupan umat.
C. mentransformasi kehidupan umat yang telah menyimpang.
D. menjual surat-surat pengampunan dan jabatan-jabatan gerejawi.

10. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh seorang pelajar yang menerapkan nilai
ketaatan di sekolah adalah…
a. terjadi kesenjangan sosial di sekolah.
b. mencoreng nama baik sekolah.
c. belajar semakin kondusif.
d. terbebas dari hukuman.

Uraian

1. Jelaskan makna nilai ketaatan yang ditunjukkan oleh tokoh Jan Hus!
2. Sebutkan 3 peran atau kontribusi yang dilakukan oleh John Wycliffe!
3. Sebutkan masing-masing 2 contoh praktik kehidupan sehari-hari yang
mencerminkan nilai kesetiaan, kesederhanaan dan ketaatan!
4. Bagaimanakah cara menjadi agen pembaharu atas suatu kondisi kehidupan yang
tidak benar pada masa kini?
5. Jelaskan tantangan yang dihadapi oleh remaja Kristen dalam kehidupan saat ini
dan bagaimanakah cara meresponi berbagai tantangan tersebut!

72
Dari Abad III Hingga Abad XVI
Bab

IV

Kamu sudah mempelajari bagaimana gereja mula-mula bertumbuh. Dari sebuah


kelompok kecil para murid Yesus, gereja mula-mula bertumbuh menjadi kelompok yang
besar pada hari Pentakosta ketika lebih dari 3000 orang dibaptiskan dan mengaku
percaya kepada Yesus. Namun gerakan ini tidak bertahan lama sebab pertumbuhan
gereja kemudian menghadapi tantangan, pertama-tama dari orang-orang Yahudi dan
belakangan dari pemerintah Romawi. Kamu sudah belajar bagaimana orang Kristen
dikejar-kejar oleh pemerintah Romawi, dianiaya, dibunuh, dan dibakar. Banyak orang
Kristen yang mati syahid. Kematian mereka tidak sia-sia sebab gereja terus bertahan.
Ungkapan Tertulianus, seorang Bapak Gereja, tampaknya tepat, “Darah para martir
(syahid) adalah bibit gereja.” Pada bagian ini kamu akan belajar bagaimana gereja yang
mulanya merupakan kelompok minoritas dan ditindas belakangan menjadi bagian resmi
masyarakat ketika agama Kristen diakui sebagai agama negara.

Peta Konsep

ABAD III HINGGA ABAD


XVI

Menjadi Konsili-
Perumusan Perpecahan Gereja di Perang
Gereja konsili Biara
Iman Kristen Gereja Asia Salib
Negara Gereja

Kata kunci: Gereja Negara; Pengakuan Iman; Konsili; Perang Salib;


Portugis

73
A. Menjadi Gereja Negara
Konstantin terlahir di kota Nis, Serbia, sebagai anak dari Flavius Valerius
Constantius, seorang perwira Romawi. Ibunya adalah Ratu Helena. Ayahnya menjadi
Caesar, sebuah jabatan yang setara dengan wakil Kaisar yang berkedudukan di Roma.
Setelah kematian ayahnya tahun 306 M., Konstantin dinyatakan sebagai kaisar oleh
tentara di Ebocarum. Konstantin muncul sebagai pemenang dalam serangkaian perang
saudara melawan Kaisar Maxentius dan Licinius sehingga ia menjadi penguasa satu-
satunya di barat maupun timur pada tahun 324 M.

Gambar 4-1: "Constantine the Great 274 – 337" oleh York Minster.
Terdaftar di bawah CC BY-SA 2.0

Dalam salah satu pertempuran, ketika Konstantin sedang berbaris dengan


tentaranya, ia menatap ke matahari dan melihat sebuah salib bercahaya di atasnya,
dengan tulisan bahasa Yunani en tuto nika. Artinya, “dengan tanda ini engkau akan
menang”. Mula-mula Konstantin tidak mengerti arti penampakan itu, tetapi pada malam

74
berikutnya ia mendapatkan mimpi. Kristus menampakkan diri kepadanya dan mengatakan
bahwa ia harus mengenakan tanda salib ketika melawan musuh-musuhnya. Keesokan
harinya, Konstantin memerintahkan pasukannya untuk membuat bendera salib dan
benarlah, pasukannya berhasil menghancurkan perlawanan musuh. Dengan kemenangan
itu, Konstantin menyatakan ingin menjadi Kristen dan minta dibaptiskan. Konstantin pun
menyatakan bahwa penganiayaan terhadap orang Kristen harus dihentikan. Bahkan
gereja Kristen kini ditetapkan sebagai gereja negara.
Apakah kedudukan gereja sebagai gereja negara itu sesuatu yang menguntungkan
gereja? Sudah tentu, sekarang orang Kristen boleh bergembira sebab mereka tidak lagi
dikejar-kejar oleh kaki tangan pemerintah. Namun di pihak lain, kedudukan sebagai gereja
negara juga mengandung akibat yang lain. Gereja tidak bisa lagi mengkritik kebijakan-
kebijakan pemerintah. Gereja dituntut untuk selalu mendukung kebijakan-kebijakan
kaisar dan negara.

B. Perumusan Iman Kristen – Pengakuan Iman Nicea


Sebagai kaisar, Konstantin berusaha untuk memperkuat wilayah kekuasaannya.
Salah satu hal yang membuatnya khawatir ialah gereja yang terpecah-pecah. Konstantin
mengundang 1800 uskup dari Gereja Timur dan Barat: 1000 orang dari Timur dan 800 dari
Barat. Para utusan datang dari seluruh penjuru kekaisaran Romawi, termasuk Britania.
Setiap uskup yang diundang diizinkan untuk membawa dua pendeta dan tiga diaken, jadi
jumlah peserta keseluruhannya mencapai sekitar 10.000 orang. Seorang sejarawan kuno,
Eusebius bahkan menyebutkan bahwa para pendeta pendamping, diaken, dan pembantu
pendeta tidak terhitung banyaknya.
Saat itu muncul dua kelompok utama, yaitu kelompok Arius, yang dipimpin oleh
seorang penatua dari Alexandria, Mesir, yang menolak bahwa Kristus adalah Anak Allah.
Menurut Arius, Kristus diangkat menjadi Anak Allah pada suatu masa hidup-Nya. Ia
menduga pengangkatan itu terjadi pada waktu Yesus dibaptiskan dan Allah menyatakan,
“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat. 3:17), atau ketika
Yesus dimuliakan di bukit bersama Musa dan Elia (Mat. 17:1-8).

75
Pendapat Arius ditentang oleh
kelompok lain yang percaya bahwa
Kristus adalah Anak Allah bahkan sejak
kekekalan sampai kekekalan. Mereka
mengutip Injil Yohanes 1:1-3 dan Kolose
1:15-17. Menurut Injil Yohanes jelas
sekali bahwa tidak pernah ada masanya
ketika Sang Anak itu tidak ada. Ia telah
ada sejak semula bersama-sama dengan
Allah. Surat Kolose pun menyatakan hal
yang sama, “Ia adalah gambar Allah
yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih
utama dari segala yang diciptakan…. Ia
ada terlebih dahulu dari segala sesuatu
dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”
Gambar 4.2: "PrviVaseljenskiSabor-Nikeja" (Konsili Nicea I).
Oleh Svetosavlje. Terdaftar di bawah CC BY-NC 2.0

Pertikaian di antara kedua kelompok ini mengkhawatirkan Konstantin sebab ini


diduga bisa memecah-belah bangsa Romawi waktu itu. Akhirnya Konstantin memanggil
semua pemimpin gereja baik dari barat maupun timur untuk berkumpul di kota Nicea. Di
sanalah diadakan sebuah persidangan Sinode yang disebut “Konsili”. Hasil konsili
menyatakan bahwa kelompok Arius (kaum Arian) keliru dan sesat. Akibatnya Arius dan
para pengikutnya dikejar-kejar dan diberantas. Dalam pertemuan itu pula kemudian
muncul Pengakuan Iman Nicea. Pengakuan ini tidak selesai begitu saja. Masih ada Konsili
berikutnya yang akan merumuskannya sampai selesai, yaitu Konsili di Konstantinopel
pada 381 M. Di situlah rumusan pengakuan iman itu diselesaikan dan kita pegang sampai
sekarang sehingga namanya disebut Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel. Pengakuan
iman ini diakui sebagai alat pemersatu gereja. Sampai sekarang gereja-gereja di seluruh
dunia menggunakan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel sebagai tanda bahwa mereka
memiliki satu kesamaan pemahaman bersama, walaupun nanti kita lihat ternyata kelak
terjadi pula perpecahan gereja.

76
C. Konsili-Konsili Gereja
Konsili gereja adalah sidang istimewa gereja yang dihadiri oleh semua uskup
(pemimpin tertinggi gereja lokal). Gereja-gereja sedunia mengakui ada tujuh konsili
ekumenis gereja yang pernah terlaksana sebelum gereja terpecah-pecah sampai
sekarang. Konsili ini juga disebut “sinode” yang berarti “berjalan bersama-sama”. Nah,
setelah perpecahan gereja, para pemimpin gereja itu tidak lagi berjalan bersama-sama,
sehingga sejak itu tidak pernah terjadi “Sidang Sinode” tersebut – setidaknya demikianlah
menurut Gereja Ortodoks (Gereja Katolik Timur).
Ada tujuh konsili ekumenis gereja yang terjadi sebelum tahun 1054. Kita tidak
akan membahas semuanya di sini karena sebagian mungkin terlalu teknis dan rumit. Kita
hanya akan membahas beberapa saja dan beberapa keputusan pentingnya.
Konsili Nicea (325) dengan tegas menyatakan bahwa Sang Anak (Kristus) memiliki hakikat
yang sama dengan Sang Bapa. Keputusan penting lainnya dari Konsili ini adalah
penetapan tanggal perayaan Paskah. Konsili menyatakan Paskah akan diselenggarakan
pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama yang terjadi setelah ekuinoks
vernal yaitu titik Musim Semi Matahari yang menandai dimulainya musim semi
astronomis di belahan bumi utara. Titik ini tejadi sekitar tanggal 20 Maret. itulah
sebabnya tanggal Paskah selalu berubah-ubah.
Konsili Konstantinopel (381) menyatakan bahwa Roh Kudus disembah dan dimuliakan
bersama-sama dengan Sang Bapa dan Sang Anak.
Konsili Khalsedon (451) mengeluarkan sejumlah peraturan tata tertib gereja (The Seven
Ecumenical Councils), mis.:
Pendeta atau biarawan yang menghabiskan waktu di Konstantinopel, di luar kehendak
uskup mereka, dan melakukan huru-hara, akan diusir dari kota itu.
Biara yang didirikan dengan persetujuan uskup tidak boleh dipindahkan. Dan apapun yang
terkait dengan biara itu tidak boleh disingkirkan. Barang siapa yang melanggarnya akan
dijatuhi hukuman.
Penahbisan uskup harus diselenggarakan dalam waktu tiga bulan; apabila kebutuhan
menuntut maka waktunya bisa lebih lama. Tapi bila seseorang melakukan yang
sebaliknya, ia harus dihukum.

77
Uskup Roma Baru (Konstantinopel) akan menikmati hak-hak istimewa yang sama dengan
uskup Roma Lama mengingat kepindahan Kekaisaran. Karena itu, metropolitan
(pemimpin gereja) Pontus, Asia, dan Trasia, serta uskup-uskup Barbarian akan ditahbiskan
oleh uskup Konstantinopel.
Ini semua menunjukkan bagaimana gereja mulai menata dirinya dengan berbagai
peraturan organisasi. Perhatikan di atas bagaimana Konsili memutuskan bahwa
kedudukan Konstantinopel kini setara dengan Roma. Keputusan ini menjadi sangat
penting kelak.
Konsili Konstantinopel III (680-681) menyatakan menolak ajaran yang menyatakan bahwa
Kristus hanya mempunyai satu kehendak. Saat itu berkembang ajaran yang menyatakan
bahwa Kristus hanya memiliki kehendak ilahi. Yang lain mengatakan sebaliknya, Kristus
hanya memiliki kehendak manusiawi mis. Ia menangis, marah, dll. Konsili menegaskan
bahwa Kristus memiliki kehendak ilahi dan manusia sekaligus.

Aktivitas: Diskusi
Carilah 3-4 temanmu dan diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Mengapa status gereja negara itu sebetulnya tidak baik, atau bahkan merugikan
gereja? Jelaskan sebab-sebabnya!
2. Konstantin sebagai raja mengumpulkan para pemimpin gereja untuk
menyelesaikan berbagai perbedaan pendapat yang muncul di gereja saat itu, yang
cenderung bisa memecah-belah negara. Apakah ini langkah yang tepat oleh
negara atas gereja, atau malah keliru? Jelaskan pendapat kalian!
3. Hasil Konsili Nicea I menetapkan bahwa Arius keliru. Karenanya Arius dan para
pengikutnya dikejar-kejar dan bahkan banyak yang dibunuh oleh pihak yang
menang. Jelaskan, apakah tindakan yang diambil oleh pihak yang menang ini baik
atau buruk? Salah atau benar? Mengapa kalian menjawab demikian?
4. Sekarang gereja-gereja Kristen pada umumnya menggunakan Pengakuan Iman
yang sama, yaitu Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nicea-
Konstantinopel. Apakah gereja-gereja sekarang sudah bersatu? Jelaskan ya atau
tidak, dan apa alasannya bagi kalian menjawab demikian!

78
5. Salah satu keputusan dari Konsili Khalsedon (451) adalah: “Pendeta atau biarawan
yang menghabiskan waktu di Konstantinopel, di luar kehendak uskup mereka, dan
melakukan huru-hara, akan diusir dari kota itu.” Setujukah kamu dengan
keputusan ini? Jelaskan pula apa sebabnya! Apakah hal ini juga terjadi di tempat
kamu?

D. Gereja Asia dan Islam – Setelah Perang Salib


Setelah Perang Salib, perhatian dunia Barat beralih ke pencarian rempah-rempah
yang sangat berharga bagi masyarakat di sana. Para penjelajah Portugis mulai melakukan
perjalanan ke timur untuk langsung membeli rempah-rempah, memotong usaha
perdagangan yang dikuasai oleh orang-orang Arab dan Tionghoa yang biasanya melalui
Jalur Sutra. Muncullah para penjelajah seperti Vasco da Gama dan Albuquerque.
Vasco da Gama (+1460 – 1524) adalah penjelajah Portugis dan Eropa pertama
yang mencapai India lewat laut. Perjalanannya yang pertama ke India (1497–1499)
menghubungkan Eropa dan Asia melalui laut. Da Gama menemukan jalur laut ke India dan
membuka perjalanan untuk imperialisme global dan kekuatan Portugis untuk membangun
koloninya di Asia. Setelah puluhan tahun para pelaut berusaha mencapai daerah Hindia
(kini Indonesia), da Gama tiba di Kalikut pada 20 Mei 1498. Ia mula-mula hanya membeli
lada dan kayu manis. Namun belakangan produk-produk lainnya yang belum pernah
dikenal di Eropa juga dibelinya.
Selama puluhan tahun Portugal berhasil mempertahankan monopolinya atas
barang-barang berharga ini, sampai kekuatan Eropa lainnya muncul, yaitu Belanda,
Inggris, dan kemudian Prancis dan Denmark yang menantang monopoli tersebut.

79
E. Rangkuman
Dalam periode yang sangat panjang ini kita belajar banyak hal. Pertama,
kedudukan gereja di masyarakat kini diakui. Bahkan gereja pun menjadi gereja negara.
Kita belajar tentang bagaimana gereja berusaha menata dirinya dengan konsili-konsilinya.
Kita juga belajar tentang pentingnya kehidupan biara dan peranan para biarawan yang
mengembangkan pemikiran teologi, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
berbagai bentuk pelayanan bagi masyarakat. Dari biara-biara ini juga kita mengenal para
pemberita Injil yang pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk memberitakan Injil.
Di bagian ini kita belajar juga tentang pertikaian antara Gereja Barat dan Timur,
hingga hubungan itu terputus. Kemudian kita belajar tentang Perang Salib yang akibatnya
merusakkan hubungan Kristen dan Islam. Masalah ini terus menyebar bahkan ketika
orang-orang Portugis menjelajah ke timur untuk mencari rempah-rempah. Namun
kehadiran mereka di Nusantara pada akhirnya juga merusakkan citra Kekristenan di mata
orang-orang Nusantara yang dapat umumnya beragama Islam. Inilah warisan buruk yang
kita terima sampai sekarang.

F. Soal Latihan
Pilihan Ganda
1. Tertulianus adalah seorang:
A. Teolog
B. Raja
C. Guru
D. Menteri

2. Ayah Konstantin bernama:


A. Flavius Valentinus Constantius
B. Flavolus Valentius Constantis
C. Flavius Valerius Constantis
D. Flavius Valerius Constantius

3. Konstantin dilahirkan di:


A. Siberia
B. Serbia
C. Sarajevo
D. Sabrini

80
4. Augustus dalam hidup Konstantin adalah:
A. Seorang tokoh penting yang pernah memimpin Roma.
B. Bulan kedelapan saat ia dilantik menjadi pemimpin di Eropa barat.
C. Gelar bagi kaisar barat senior.
D. Nama seorang Kaisar di Eropa Timur.

5. Konstantin menjadi Kristen karena:


A. Pengaruh ibunya.
B. Ayahnya menjadi raja.
C. Bertemu Yesus dalam mimpinya.
D. Melihat tanda salib di langit yang menjanjikannya kemenangan.

6. Arius seorang penatua dari:


A. Mesir
B. Suriah
C. Turki
D. Libya

7. Menurut Arius, Kristus itu:


A. Pernah tidak ada
B. Tidak pernah ada
C. Tidak pernah tidak ada
D. Sudah tidak ada

8. Di tangan Konstantin, gereja berubah menjadi:


A. Makin kecil
B. Gereja negara
C. Gereja rakyat
D. Gereja para bangsawan

9. Kedudukan gereja di bawah Konstantin menjadi:


A. Lebih maju
B. Lebih kuat
C. Lebih lemah
D. Lebih tertib
10. Pengakuan iman yang ditetapkan pada Konsili pertama itu kelak diberi nama:
A. Pengakuan iman rasuli
B. Pengakuan iman Athanasius
C. Pengakuan iman Nicea
D. Pengakuan iman Nicea-Konstantinopel

81
Uraian
1. Mengapa status gereja negara itu sebetulnya tidak baik, atau bahkan merugikan
gereja? Jelaskan sebab-sebabnya!
2. Konstantin sebagai raja mengumpulkan para pemimpin gereja untuk
menyelesaikan berbagai perbedaan pendapat yang muncul di gereja saat itu, yang
cenderung bisa memecah belah negara. Apakah ini langkah yang tepat oleh negara
atas gereja, atau malah keliru? Jelaskan pendapat kalian!
3. Hasil Konsili Nicea I menetapkan bahwa Arius keliru. Karenanya Arius dan para
pengikutnya dikejar-kejar dan bahkan banyak yang dibunuh oleh pihak yang
menang. Jelaskan, apakah tindakan yang diambil oleh pihak yang menang ini baik
atau buruk? Salah atau benar? Mengapa kalian menjawab demikian?
4. Sekarang gereja-gereja Kristen pada umumnya menggunakan Pengakuan Iman
yang sama, yaitu Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nicea-
Konstantinopel. Apakah gereja-gereja sekarang sudah bersatu? Jelaskan ya atau
tidak, dan apa alasannya bagi kalian menjawab demikian!
5. Salah satu keputusan dari Konsili Khalsedon (451) adalah: “Pendeta atau biarawan
yang menghabiskan waktu di Konstantinopel, di luar kehendak uskup mereka, dan
melakukan huru-hara, akan diusir dari kota itu.” Setujukah kamu dengan
keputusan ini? Jelaskan pula apa sebabnya! Apakah hal ini juga terjadi di tempat
kamu?

82
Bab Dari Abad XVI Hingga Abad XVIII

V
Kehidupan orang Kristen pada masa ini ditandai oleh kemerosotan hebat tetapi
juga pergumulan untuk memperbaikinya. Dari bab yang lalu kita sudah melihat peranan
Paus yang sangat luas dalam dunia politik. Paus memiliki kuasa untuk memerintahkan
perang. Sejak lama Paus diakui memiliki kuasa untuk menobatkan raja-raja. Hal ini
didasarkan pemahaman teologis bahwa seorang raja memperoleh mandatnya dari Tuhan.
Contoh:
1. Di Perjanjian Lama, raja-raja diangkat oleh Allah, seperti Saul dan Daud, dll.
2. Di Perjanjian Baru, Petrus memerintahkan orang Kristen agar menghormati Kaisar
Roma (1 Ptr. 2:13-20). Yesus pun mengajarkan ““Berikanlah kepada Kaisar apa
yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah” (Mat. 22:21), dll.
3. Kaisar-kaisar Romawi Timur, dan kelak Kaisar Romawi Barat, Karl Agung, dan para
penggantinya, semua dinobatkan oleh Paus dan didukung oleh gereja.

Di Abad Pertengahan, posisi Paus menjadi semakin jauh terlibat dalam kehidupan
politik di Eropa barat. Berbagai intrik dan manipulasi politik, ditambah dengan kekuatan
gereja dan kekayaannya, ikut merusakkan gereja sebagai sebuah kekuatan rohani. Muncul
penyalahgunaan kuasa seperti penjualan surat-surat pengampunan dosa yang diajarkan
oleh gereja. Bahkan ada ungkapan, “Begitu terdengar uang berdencing di kotak
persembahan, maka satu jiwa akan terlepas dari purgatorium -- api penyucian--, tempat
jiwa-jiwa orang yang sudah mati menunggu untuk masuk ke surga atau neraka.”
Muncullah berbagai gerakan yang berusaha memperbarui gereja, yang kemudian
memuncak dengan Gerakan Reformasi. Di sini kita akan terlebih dahulu membahas para
tokoh yang berusaha memperbaiki gereja, sebelum munculnya Reformasi.

83
Peta Konsep

Kata Kunci Inkuisisi; Relikui; Purgatorium; Pengampunan dosa; Terjemahan Alkitab

A. Kehidupan Orang Kristen sebelum Reformasi


Sebelum Reformasi, hidup orang Kristen seluruhnya terpusat pada gereja (History
of Parliament Online). Semua peristiwa penting dalam hidup manusia terjadi di gereja –
kelahiran, pernikahan, dan kematian. Gereja mengatur seluruh kehidupan masyarakat,
menghukum pelanggaran moral orang banyak, dll. Gereja sangat kaya dan berkuasa.
Banyak orang yang menyumbangkan tanahnya kepada gereja untuk membangun biara-
biara. Biara bukan hanya dimaksudkan sebagai tempat tinggal para biarawan/wati tetapi
juga sebagai rumah sakit dan sekolah. Kebaktian-kebaktian diselenggarakan dalam bahasa
Latin yang tidak dipahami oleh warga gereja. Kebanyakan mereka juga tidak bisa baca.
Karena itu kisah-kisah Alkitab dikisahkan di jendela-jendela gereja dalam bentuk kaca
hiasan, atau melalui “drama misteri” pada hari-hari raya khusus. Orang banyak melakukan
perjalanan ziarah untuk meminta pertolongan para orang kudus (santo/santa) dalam
kehidupan mereka. Tempat-tempat ziarah ini banyak menyimpan relikui-relikui, atau
benda-benda bagian tubuh para orang kudus itu dan suci. Misalnya, gigi, rambut, kuku,
tulangnya, dll. Orang banyak percaya bahwa kunjungan ke relikui-relikui dan doa-doa ke
para santo itu akan menghasilkan mukjizat atau kesembuhan. Semakin banyak relikui
yang dimiliki seseorang, semakin besar pula kemungkinannya untuk ia segera masuk ke
surga setelah kematiannya kelak.

84
Di luar itu semua, gereja pada saat itu mengumumkan penjualan surat-surat
pengampunan dosa yang disebut “indulgensia”. Roh-roh sanak keluarga yang menunggu
di purgatorium dapat ditebus dengan memasukkan uang ke peti uang. Salah seorang
tokoh penjualan surat-surat ini adalah seorang pastor yang bernama Tetzel. Dalam salah
satu khotbahnya, Tetzel mengatakan:
Tidakkah engkau mendengar orangtuamu dan orang-orang lain yang telah
meninggal berseru-seru, “Kasihanilah kami, kasihanilah kami, karena kami sedang
menjalani hukuman yang sangat berat dan sangat kesakitan… Engkau dapat
menebus kami dengan sedikit amal saja namun engkau tidak mau melakukannya.
Bukalah telingamu, demikian ayah berkata kepada anak laki-lakinya, dan ibu
kepada anak perempuannya… “Kami telah melahirkan kamu, memberimu makan,
memeliharamu, dan meninggalkan benda-benda warisan duniawi. Namun kamu
begitu kejam dan keji, sehingga engkau tidak mau menyelamatkan kami, meskipun
cuma sedikit yang dibutuhkan (Khotbah Tetzel).

B. Para Pembaharu Awal

Mengenal John Wycliff


John Wycliffe (+ 1330 –1384) adalah seorang
filsuf, teolog, penerjemah, tokoh reformasi, dari
Inggris. Ia juga seorang pastor dan profesor
seminari di Universitas Oxford. Pada abad ke-14 ia
menjadi pembangkang terhadap Gereja Katolik
Roma dan dianggap sebagai pendahulu yang
penting bagi Gerakan Reformasi. Wycliffe
menyerang status istimewa para rohaniwan
yang membuat mereka sangat berkuasa di
Gambar 5.1. John Wycliffe
Sumber: Wikimedia commons.Domain Publik Inggris. Ia juga menyerang kemewahan hidup
mereka dan upacara-upacara mereka yang mahal.
Wycliffe menganjurkan supaya Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa sehari-hari.
Pada 1382 ia menyelesaikan terjemahan Alkitab dari Vulgata, yang berbahasa Latin, ke

85
dalam bahasa Inggris menengah, dalam versi yang kini dikenal sebagai Alkitab Wycliffe.
Tulisan-tulisan Wycliffe dalam bahasa Latin sangat memengaruhi Jan Hus, seorang tokoh
reformasi Ceko (+ 1369–1415).
Penerjemahan Alkitab yang dilakukan oleh Wycliffe dan kelak di kemudian hari
oleh Luther dan orang-orang di seluruh dunia adalah proses yang sangat penting dalam
menghadirkan Alkitab di dalam berbagai bahasa. Di Indonesia, proses ini dikerjakan oleh
Lembaga Alkitab Indonesia. Di kantor lembaga ini juga ada sebuah museum Alkitab. Di
sana kamu bisa melihat berbagai terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia dan proses
pengerjaannya.

Gambar 5.1. Museum Alkitab di Lembaga Alkitab


Sumber: CiptaNews

Film:
• John Wycliffe “Morning star of the Reformation” https://www.youtube.com/
watch?v=CcyIvrCNWIA (Bahasa Inggris)
• John Wycliffe, https://www.youtube.com/watch?v=DtSgqKp5lfE (Bahasa Inggris)

86
Aktivitas:

Buatlah sebuah kelompok dengan 3-4 orang dan diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan


di bawah ini!
1. Apakah yang disebut relikui itu dan bagaimana pemahaman orang pada masa
tersebut tentang relikui?
2. Bagaimana pengajaran Tetzel pada waktu itu tentang keselamatan manusia?
Menurut kamu sendiri, bagaimana manusia bisa mendapatkan keselamatannya?
3. John Wycliffe menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris
menengah sehingga Alkitab dapat dipahami dengan mudah. Jelaskan seberapa
pentingnya penerjemahan Alkitab atau buku-buku Kristen lainnya dari bahasa
asing ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah kita masing-masing!
4. Ceritakan bagaimana Hus akhirnya meninggal! Mengapa tidak ada orang yang
bersedia menolong dan membelanya? Andaikata kamu menjadi hakim dan
menghadapi sebuah kasus seperti Jan Hus, apa yang akan kamu lakukan?
Menolongnya, atau membiarkannya dijatuhi hukuman?

C. Reformasi
Pada 1520 Zwingli mendapatkan izin dari dewan kotanya untuk mengajarkan
“kitab suci yang benar”. Hal ini menghasilkan khotbah-khotbah yang menentang puasa
dan hidup selibat yang mendorong Reformasi Swiss (1522). Pandangannya yang
mengutamakan kitab suci banyak dikhotbahkannya di biara Oetenbach. Meskipun ada
banyak tantangan, ia tetap mendapatkan izin dari uskupnya untuk terus berkhotbah. Ia
menulis traktat “Tentang Daging” dan “Kejelasan dan Kepastian Firman Allah” yang
muncul tahun 1522.
Tahun 1523 Zwingli menerbitkan 67 artikelnya yang menantang gereja.
Pendapatnya diterima oleh kebanyakan pastor di daerahnya. Karena itu praktik selibat

87
para pastor ditolak, reformasi dalam liturgi dilangsungkan, dan disusunlah rencana
reformasi di kotanya, Grossmünster. Salah satu hasilnya adalah sekolah katedral diubah
menjadi sekolah biasa dan didirikan seminari teologi untuk mendidik para pendeta
Reformasi.
Pada 1524-1525 Zwingli dan kawan-kawannya melanjutkan reformasi dengan
menyingkirkan patung-patung, organ, pembubaran biara, perubahan misa menjadi
kebaktian Perjamuan Kudus yang sederhana, pembaharuan tata cara baptisan,
diperkenalkannya nubuat atau pembacaan Alkitab, penataan kembali tata cara pelayanan
gereja, dan persiapan Alkitab dalam bahasa setempat. Zürcher Bibel, terjemahan Alkitab
yang baru, muncul pada 1529. Tulisan-tulisannya juga makin banyak beredar. Misalnya ia
menulis “Tentang Pendidikan”, “Tentang Baptisan”, “Tentang Perjamuan Kudus Tuhan,”
dan khususnya tulisannya yang mendalam “Tafsiran tentang Agama yang Benar dan
Palsu” (1525). Pada 2 April 1524 ia menikah resmi dengan Anna Reinhard.
Pada 1525 terjadi kontroversi antara negara Swiss dengan orang-orang Lutheran di
luar Swiss yang akibatnya menghambat pekerjaan Zwingli. Sekelompok ekstremis di
Zürich merasa tidak puas dengan programnya. Mereka menuntut dihapuskannya
persembahan persepuluhan, pemutusan hubungan dengan negara, dibentuknya gereja
yang murni terdiri orang-orang percaya sejati yang telah bertobat menurut ajaran
Perjanjian Baru, serta dihapuskannya baptisan anak-anak.
Melihat ini, Dewan Kota merasa kewibawaannya terancam. Karena itu
dikeluarkanlah keputusan untuk memenjarakan para pemimpin reformasi dan akhirnya
mereka dijatuhi hukuman mati. Zwingli menjawabnya dengan bantahan teologisnya. Ia
membuat tulisan khusus “Tentang Baptisan” (1525) yang isinya menekankan pentingnya
baptisan dengan air sebagai tanda perjanjian dengan Allah.
Gerakan Reformasi menyebar ke wilayah-wilayah Swiss lainnya, tetapi beberapa
kanton (semacam kabupaten), menolaknya dan lebih memilih untuk tetap Katolik. Zwingli
mengadakan aliansi dengan kanton-kanton Reformasi yang membelah Konfederasi Swiss
mengikuti garis-garis agama. Pada 1529 perang antara kedua belah pihak berhasil diatasi.
Sementara itu, Martin Luther mendengar dan tertarik akan pemikiran-pemikiran Zwingli.
Mereka bertemu di Marburg dan sepakat tentang berbagai doktrin.

88
Tahun 1531 aliansi Zwingli gagal memblokade saluran makanan ke kanton-kanton
Katolik. Kanton-kanton itu menjawab dengan sebuah serangan yang tidak diduga-duga
Zwingli. Ia tewas dalam pertempuran itu. Warisannya dalam bentuk pengakuan iman,
liturgi, dan tata gereja tetap bertahan di gereja-gereja Reformasi masa kini.

Film:
• Ulrich Zwingli and John Calvin: https://www.youtube.com/watch?v=PasQlaNKZpk
(Bahasa Inggris)
• Ulrich Zwingli: The Swiss Reformation | Episode 20 | (Bahasa Inggris)
Lineagehttps://www.youtube.com/watch?v=MouHu57uT4I

Aktivitas:
Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan 3-4 orang temanmu!
1. Jelaskan perubahan-perubahan apa saja yang diciptakan Zwingli lewat
reformasinya!
2. Jelaskan pembaharuan-pembaharuan apa saja yang diterapkan Calvin di kota
Jenewa! Tunjukkan di mana keberhasilan dan kegagalannya.
3. Di masa kini ada pihak-pihak yang ingin memberlakukan berbagai peraturan
daerah yang berbau agama (perda syariah, perda Injil, dll.). Setujukah kamu
dengan perda-perda seperti itu yang mirip dengan sistem teokrasi yang kita
bicarakan di sini?
4. Ceritakan kembali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam ajaran dan
kehidupan gereja pada saat Luther belum melakukan pembaharuan!
Bandingkanlah dengan masa kini! Apakah gereja di masa kini juga melakukan
berbagai kekeliruan? Kalau ya, apa?
5. Hubungan Gereja Katolik Roma dengan gereja-gereja Protestan kini semakin baik
karena keterbukaan dari kedua belah pihak untuk saling mendengarkan dan saling
belajar. Coba gambarkan bagaimana hubungan antara gerejamu dengan Gereja
Katolik Roma di kotamu atau daerahmu sendiri! Apabila ada kerja sama di antara
keduanya, ceritakanlah di sini! Bila tidak ada, tanyakan kepada pendetamu,
mengapa?

89
D. Reformasi dan Islam

Sebuah isu penting terkait dengan gerakan Reformasi adalah bagaimanakah


pandangan para tokoh itu terhadap Islam? Perlu dicatat bahwa pada masa itu, Turki –
sebuah negara yang didominasi agama Islam, dan dipimpin oleh Kekhalifahan Usmani –
sedang melakukan invasi ke Eropa. Mula-mula Anatolia jatuh pada akhir abad XIII. Sejak
itu Usmani Turki mulai masuk ke Eropa pada pertengahan abad XIV. Lalu terjadilah perang
Bulgaria-Usmani dan Serbia-Usmani yang terjadi pada pertengahan abad XIV. Semua itu
terjadi dengan kemenangan di pihak Usmani Turki. Di abad XV dan XVI semakin banyak
wilayah Eropa yang dikuasai oleh pihak Usmani.
Pada tahun 1423 hingga 1718 – selama empat abad – terjadi peperangan antara
Venezia dengan Usmani. Negroponte jatuh pada 1470, dan Famagusta di Siprus pada
1571. Dalam Pertempuran Lepanto pada 1571 angkatan laut Usmani dikalahkan. Kandia,
di P. Kreta, jatuh pada 1669, Venezia direbut kembali oleh Morea (Peloponesos) pada
tahun 1680-an, dan kembali terlepas pada 1689. Pulau Korfu yang dikuasai Venezia satu-
satunya pulau Yunani yang tidak berhasil direbut oleh pasukan Usmani.
Demikianlah keadaan Eropa pada saat Reformasi berkembang. Ancaman Turki
Usmani tampak sangat nyata di mata para tokoh Reformasi.

Luther dan Islam


Pada 1528, Luther menulis sebuah pamflet yang berjudul, “Tentang Perang
Melawan Orang Turki”. Dalam pamflet itu, Luther menyerukan orang-orang Jerman agar
melawan penyerangan Usmani ke Eropa. Ia khawatir karena melihat kota Wina sedang
dikepung oleh tentara Usmani. Namun pandangannya sendiri tentang Islam cukup positif
dibandingkan dengan pandangannya tentang ajaran Katolik Roma. Berkaitan dengan
ajarannya mengenai penebusan dosa dan pembenaran orang Kristen, Luther banyak
mengkritik ajaran Islam yang dianggapnya tidak bisa diterima dan berisi hujatan. Ia
menganggap Alquran tidak berisi kebenaran ilahi. Pengetahuan Luther tentang Islam
didasarkan pada sebuah tulisan polemik tentang Alquran yang ditulis oleh Riccoldo da
Monte di Croce.

90
Namun demikian pandangan Luther tentang orang Turki Usmani mendua. Luther
pernah mengatakan, “Seorang Turki yang cerdas akan menjadi pemimpin yang lebih baik
daripada orang Kristen yang bodoh.” Luther juga mencatat sejumlah kesamaan antara
ajaran Protestan dan Islam, karena kedua-duanya menolak patung-patung, walaupun
menurut Luther Islam jauh lebih drastis dalam menolak patung-patung.
Di pihak lain, orang-orang Turki Usmani juga merasa lebih dekat dengan orang-
orang Protestan daripada Katolik. Suleiman I, Sultan Turki Usmaniah yang digelari
“Suleiman yang Luar Biasa”, pernah menulis sepucuk surat kepada orang-orang
“Lutheran” di Flanders. Di situ ia berkata bahwa ia merasa lebih dekat dengan orang-
orang Lutheran “karena mereka tidak menyembah berhala, percaya kepada satu Allah
dan berjuang melawan Paus dan Kaisar.”

Calvin dan Islam


Berbeda dengan Luther yang menunjukkan sedikit simpati terhadap orang-orang
Usmani Turki dan Islam, Calvin cenderung menolaknya. Calvin mengakui bahwa orang-
orang Usmani percaya kepada Allah sebagai pencipta langit dan bumi, namun mereka
menolak Kristus dan karenanya layak disebut sebagai penyembahan berhala (Beeler
2015).
Pada 12 Desember 1550, Calvin berkhotbah berdasarkan Mikha 4, dan
menyatakan, “Orang-orang Turki menyangkal Allah secara terbuka, sebab mengenal Allah
berarti mengenal Tuhan kita Yesus Kristus.” Dalam sebuah khotbahnya yang lain, ia
berkata, “Orang-orang Turki mengagumi dan menyembah iblis di dalam nama Allah.”
Menurut Calvin, orang-orang Turki tersesat sebab “Iman itu tidak benar kecuali ia
mengklaim ‘nama Bapa yang termanis’”.
Calvin menyatakan bahwa nubuat Daniel berkaitan dengan konteksnya sendiri dan
dengan demikian, “Muhammad dan Paus (khususnya Paus Paulus III yang berkuasa pada
1534 – 1549) adalah “kedua tanduk sang Anti-Kristus dan kedua kakinya berhubungan
dengan Islam dan Kepausan”.
Pandangan-pandangan Calvin yang sangat negatif tentang Islam ini didasarkan
pada ketidaktahuannya tentang agama itu. Ini harus disayangkan sebab pada waktu itu

91
sebetulnya terjemahan Alquran dalam bahasa Jerman atau Prancis sudah dikerjakan oleh
seorang pakar yang bernama Bibliander, seperti yang akan kita lihat di bawah ini.

Theodorus Bibliander
Theodorus Bibliander (1509 – 1564) adalah seorang orientalis, penerbit, tokoh
reformasi dan ahli bahasa Swiss. Orientalis adalah istilah yang diberikan biasanya kepada
orang barat yang suka mempelajari hal-hal dari dunia timur. Nama asli keluarganya adalah
Buchmann, namun ia mengubahnya menjadi Bibliander. Ia mempelajari bahasa Latin,
Yunani dan Ibrani, serta banyak mengikuti kuliah-kuliah di Basel dari 1525-1527 yang
disampaikan oleh Johannes Oekolampadius, seorang tokoh reformasi Jerman dan Konrad
Pelikan juga seorang tokoh reformasi dan humanis Jerman (en.wikipedia.org).
Bibliander juga belajar bahasa Arab dan bahasa-bahasa lainnya dari dunia timur. Ia
menjadi seorang profesor teologi. Ia menerbitkan buku tata bahasa Ibrani pada 1535 dan
tafsiran Alkitab. Karena kecintaannya akan ilmu pengetahuan, ia menerbitkan edisi cetak
pertama Alquran dalam bahasa Latin di Basel, Swiss, berdasarkan terjemahan oleh Robert
dari Ketton. Rencana penerbitan ini menimbulkan kehebohan di kalangan Dewan Kota
Basel. Mereka memerintahkan pencetakannya dihentikan. Johannes Oporinus, bekas
dosen dan pencetak yang bertugas mencetak Alquran dipenjarakan dan buku-buku yang
sudah dicetak disita dengan alasan bahwa Alquran adalah buku yang jahat dan berbahaya
bagi komunitas Kristen.
Luther mendengar kontroversi ini dan ia menulis surat kepada Dewan Kota,
menuntut agar Alquran tetap diizinkan dicetak. Dewan Kota akhirnya setuju dengan
syarat nama kota Basel tidak dicetak di dalamnya sebagai tempat pencetakannya, dan
buku itu tidak dijual di kota Basel. Luther dan Philip Melanchthon menulis kata
pengantarnya. Buku itu terjual laris, hingga cetakan ketiga dan edisi kedua terbit pada
tahun 1550 (Greifenhagen).

Kristen dan Islam di Abad XVI


Hubungan Kristen dan Islam, khususnya di Asia Tenggara, sangat diwarnai oleh
kedatangan para penjajah Portugis, Spanyol, dan Belanda serta para penguasa setempat
yang umumnya beragama Islam. Kedatangan orang-orang Belanda di wilayah yang

92
menjadi wilayah misi Portugis dan Spanyol telah menimbulkan persaingan bukan hanya
dalam bidang ekonomi tetapi juga agama. Orang-orang Nusantara yang telah beragama
Katolik dianggap berada di bawah pengaruh Portugis atau Spanyol, yang beragama
Protestan dianggap dipengaruhi Belanda, yang orang-orang Islam dianggap memihak
kepada para sultan setempat. Sementara itu, hubungan antara para pendatang dengan
para sultan dan penguasa setempat seringkali buruk, karena kepentingan-kepentingan
ekonomi para pendatang Portugis, Spanyol dan Belanda lebih diutamakan daripada
kepentingan penginjilan.
Pada tahun 1492, Raja Ferdinan dan Ratu Isabel dari Spanyol berhasil
mengalahkan penguasa Muslim di Spanyol, kekhalifahan Kordoba, yang telah berkuasa
sejak tahun 759, atau selama sekitar 7 abad. Orang-orang Islam -- dan juga Yahudi –
diwajibkan keluar dari Spanyol atau yang kalau masih mau tinggal dijadikan budak dan
dipaksa untuk memeluk agama Kristen (Katolik). Sejumlah orang memilih meninggalkan
Spanyol, sebagian lagi menjadi Kristen atau berpura-pura menjadi Kristen.
Ketika Gereja mengetahui bahwa ada orang-orang yang hanya berpura-pura
Kristen, Gereja mempraktikkan “Inkuisisi” yang sangat kejam. Orang-orang yang diduga
berpura-pura ditangkap dan disiksa habis-habisan, bahkan seringkali sampai mati, untuk
mengakui bahwa mereka bukan Kristen yang sesungguhnya. Mereka juga dipaksa untuk
menyebutkan nama-nama orang lain yang diduga berpura-pura menjadi Kristen –
seringkali bahkan sampai harus berbohong untuk menyelamatkan diri mereka.
Tidak puas dengan cara ini, Spanyol melakukan pengejaran terhadap orang-orang
“Moriscos” yaitu orang-orang Islam di Spanyol yang dianggap pura-pura jadi Kristen.
Pengejaran dilakukan sampai ke timur, yaitu ke Asia. Itulah sebabnya di Filipina sekarang
ada suku bangsa yang disebut “Moro”. Nama ini merujuk kepada orang-orang Muslim
yang bermukim di daerah Filipina Selatan. Padahal mungkin mereka tidak punya kaitan
apapun dengan orang-orang “Moriscos” itu.
Di Nusantara, mereka berjumpa dengan para penguasa Ternate dan Tidore yang
beragama Islam, walaupun kebanyakan penduduk setempat masih memeluk agama
tradisional. Orang-orang Portugis menganggap bahwa mereka masih bisa diinjili, dengan
harapan Portugis bisa memperkuat kedudukannya dalam melawan orang-orang “Moro”.
Karena itulah, orang-orang Portugis giat melakukan penginjilan. Namun demikian,

93
walaupun ratusan orang telah dibaptiskan, orang-orang Kristen baru itu umumnya tidak
banyak mengerti tentang iman mereka.
Belanda yang datang belakangan dan juga melakukan penginjilan, juga mengalami
hal yang sama. Seorang menteri Belanda, François Valentijn (1666-1727), menerbitkan
sebuah buku sejarah tentang kedatangan Islam di Ambon, Jawa dan Makassar. Di dalam
buku itu, ia menyatakan bahwa para pemuka Islam tidak memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang Alquran dan seringkali tidak mampu membaca sebuah surah dengan
benar.
Hubungan antara para pendatang dengan penguasa setempat seringkali diwarnai
oleh penipuan licik dan pengkhianatan. Sultan Ternate yang mulanya diduga bisa
dikristenkan, ternyata berbalik melawan Portugis karena perlakuan Portugis yang sangat
buruk. Orang Portugis dipaksa keluar dari Ternate. Mereka melarikan diri ke Ambon dan
menjadikan pulau itu sebagai benteng pertahanan mereka.
Pada tahun 1605, raja Makassar yang diduga bersimpati dan akan menjadi Kristen,
justru memilih Islam. Ketika ia tidak berhasil meyakinkan para penguasa lain di sekitarnya
untuk ikut memeluk Islam, ia memerangi mereka, dan tidak lama kemudian seluruh
wilayah Sulawesi Selatan berhasil diislamkan.
Dari pengalaman di atas kita dapat melihat bahwa penginjilan pada zaman ini
tidak dilakukan dengan motif-motif yang baik dan benar. Kepentingan-kepentingan
ekonomi dan politik jauh lebih mendominasi, sehingga hubungan antara para pendatang
yang mencoba memberitakan Injil dengan para penguasa dan penduduk setempat
menjadi buruk. Mengkristenkan mereka hanya dianggap sebagai sarana untuk
memperoleh keuntungan-keuntungan ekonomi semata-mata.

E. Rangkuman
Gerakan Reformasi yang mengubah gereja telah dimulai oleh berbagai gerakan
dari abad ke-13. Sejumlah pemimpin bermunculan karena merasa tidak puas dengan
Gereja pada saat itu. Kepemimpinan yang buruk, teologi yang menyimpang, kehausan
akan uang, merajalela di gereja. Sayangnya para pembaharu itu ternyata kurang berhasil,
bahkan ada yang dijatuhi hukuman mati. Saatnya memang belum tiba untuk gerakan
pembaruan. Baru setelah Guttenberg menemukan mesin cetak, dan para pangeran

94
merasa semakin marah terhadap kekuasaan gereja yang sewenang-wenang, maka Luther
dan kawan-kawannya mendapatkan dukungan kuat secara politik.
Dari gerakan Reformasi terlahir berbagai jenis gerakan. Ada orang seperti Luther
yang tidak bermaksud meninggalkan Gereja Katolik Roma. Ia hanya ingin mengubah
beberapa rumusan teologi yang diangapnya keliru. Namun ada pula orang seperti Zwingli
yang ingin mengubah gereja secara total.
Di bab ini kita juga belajar bagaimana para reformator merumuskan sikap mereka
terhadap Islam yang saat itu sedang bergerak masuk ke Eropa. Di sini juga kita berjumpa
dengan seseorang yang bernama Bibliander, yang berusaha membangun saling
pengertian antara Kristen dan Islam dengan cara menerjemahkan Alquran ke dalam
Bahasa Latin.
Di Indonesia kita tahu bahwa hubungan kedua agama tidak begitu baik. Di
beberapa daerah hubungan itu malah sangat buruk karena keculasan orang-orang
Portugis yang hanya ingin menguasai Nusantara dan mengambil keuntungan sebesar-
besarnya dari perdagangan rempah-rempah.

Aktivitas

Reformasi terjadi karena adanya ketidakpuasan sejumlah pemimpin gereja terhadap


praktik-praktik dan ajaran yang dianggap keliru. Buatlah sebuah daftar tentang hal-hal apa
yang perlu diperbarui di dalam gerejamu. Jelaskan pula, mengapa kamu menyatakan hal-
hal itu perlu diperbarui.

F. Soal Latihan
Carilah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dari pilihan
jawaban yang tersedia di bawahnya:
1. Yang disebut “indulgensia” adalah:
A. Kabar suka cita
B. Surat pembatalan utang
C. Surat pengampunan dosa
D. Surat kematian

95
2. Peter Waldo adalah seorang:
A. Raja.
B. Pengusaha besar.
C. Pedagang kecil.
D. Tukang emas.

3. Jan Hus adalah seorang:


A. Dosen teologi.
B. Dekan di Fakultas Filsafat.
C. Dokter pribadi raja di Bohemia.
D. Penasihat raja.

4. Calvin menolak orang-orang Usmani dan Islam karena:


A. Mereka menolak Alkitab.
B. Mereka menolak gereja.
C. Mereka hanya percaya kepada Alquran.
D. Mereka menolak Kristus.

5. Bibliander adalah sesorang orientalis yang berjasa karena:


A. Menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Arab.
B. Menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jerman.
C. Menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Turki.
D. Menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Latin.

6. Pada tahun 1528 Luther menulis sebuah pamflet yang memperingatkan orang-
orang Jerman bahwa:
A. Akan datang serangan dari orang-orang Islam ke kota Wina.
B. Akan muncul seorang pemimpin yang kelak akan membawa Jerman masuk ke
dalam Perang Dunia II.

96
C. Akan muncul seorang pemimpin yang membawa Jerman ke dalam kehancuran
ekonominya.
D. Paus akan kalah dan mengundurkan diri.

7. Pendapat Luther yang cukup kontroversial ialah:


A. Ia lebih suka seorang pemimpin Kristen yang bodoh daripada seorang Turki
yang jahat.
B. Ia lebih suka seorang pemimpin Kristen yang baik daripada seorang Turki yang
juga baik.
C. Ia lebih suka seorang pemimpin Turki yang baik, daripada seorang Kristen yang
bodoh.
D. Ia lebih suka seorang Turki yang cerdas daripada seorang Kristen yang tolol.

8. Orang Turki Usmani merasa lebih dekat dengan orang Protestan, daripada dengan
Katolik, karena:
A. Mereka selalu bernyanyi dalam suka maupun duka.

B. Mereka suka membagikan zakat, meskipun mereka tidak beragama Islam.


C. Mereka membiarkan orang Islam mempraktikkan ajaran agamanya dengan
bebas.
D. Mereka tidak menyembah berhala, percaya kepada satu Allah dan berjuang

melawan Paus dan Kaisar.

9. Melanchthon berpendapat bahwa dosa adalah:


A. Semua perbuatan yang melanggar perintah Tuhan
B. Semua perbuatan yang sudah melanggar Alkitab yang sudah ditetapkan di
dalam Alkitab.
C. Dapat diselesaikan di pengadilan.
D. Terkandung jauh di dalam kehendak dan emosi manusia.

97
Uraian

1. Apakah yang disebut relikui itu dan bagaimana pemahaman orang pada masa
tersebut tentang relikui?
2. John Wycliffe menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris
menengah sehingga Alkitab dapat dipahami dengan mudah. Jelaskan seberapa
pentingnya penerjemahan Alkitab atau buku-buku Kristen lainnya dari bahasa
asing ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah kita masing-masing!
3. Luther dan Calvin mempunyai pandangan yang berbeda tentang agama Islam dan
orang Islam. Coba jelaskan secara singkat bagaimana pandangan mereka masing-
masing tentang masalah itu.
4. Bibliander menerjemahkan Alquran dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin. Ini
menimbulkan kontroversi di Swiss, namun Luther mendorongnya untuk tetap
menerbitkan Alquran. Menurut kamu apakah seorang pemimpin agama perlu
mempelajari kitab suci agama lain?
5. Alquran diterbitkan dalam bahasa Latin oleh Bibliander agar bisa dibaca oleh
banyak orang. Namun hal itu ditentang oleh banyak orang di masanya.
Bagaimanakah pendapat kamu tentang hal ini? Setujukah kamu bila orang banyak
membaca buku-buku dan belajar tentang agama lain? Diskusikanlah hal ini dengan
teman-temanmu!

98
Bab Ajaran Gereja Reformasi
VI
Pada bagian ini kita akan membahas sejumlah pemikiran dan teologi para teolog
Reformasi terkemuka yang penting bagi gereja-gereja di Indonesia, karena sebagian besar
gereja-gereja di Indonesia menganut salah satu ajaran dari kedua teolog itu, yaitu Martin
Luther dan Yohanes Calvin.

Peta Konsep

AJARAN GEREJA
REFORMASI

Pandangan Teologi Pandangan Teologi


Luther Calvin

Kata kunci: Firman Allah; Perjamuan Kudus, Baptisan; Jabatan Gereja; Tata Gereja

A. Pandangan Teologis Luther

Bagi Luther, Firman Allah adalah titik tolak dan otoritas tertinggi teologinya. Sebagai
seorang profesor teologi, Luther memahami bahwa Alkitab sangat penting dan di situlah
ia menemukan jawaban dari usahanya mencari keselamatan. Bagi Luther, Firman Allah
bukan hanya terbatas pada Alkitab yang tertulis. Firman Allah terutama sekali adalah
Allah sendiri, seperti yang dinyatakan dalam Injil Yohanes 1:1, “Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

99
Selanjutnya, Alkitab sendiri juga mengatakan bahwa Firman Allah tidak lain
daripada Allah Anak sendiri, pribadi kedua dari Tritunggal, Firman yang menjadi daging
dan tinggal di antara manusia. Hal ini dijelaskan dalam pembukaan Injil Yohanes, “Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih
karunia dan kebenaran” (Yoh. 1:14).

Allah tidak hanya berfirman tetapi juga bertindak. Itulah yang dimaksudkan ketika
Kitab Kejadian menegaskan bahwa Firman Allah juga merupakan kekuatan yang mencipta.
Allah berkata, “Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi” (Kej. 1:3). Firman
yang mencipta dan berkuasa itu menjelma dalam Yesus, yang adalah penyataan Allah
yang terbesar dan tindakan Allah yang terbesar.

Dengan demikian, bagi Luther, Firman Allah adalah firman yang diucapkan, dan
ketika firman itu disampaikan kepada kita dan tinggal di dalam hati kita, maka firman itu
terutama sekali adalah firman yang terucap dan disampaikan kepada kita seperti ketika
kita mendengarnya dalam kebaktian-kebaktian di gereja.

Luther juga menekankan pentingnya firman Allah yang tercetak dalam bentuk
Alkitab. Karena itulah Luther menekankan sekali pekerjaan penerjemahan Alkitab,
penyebarannya dalam bentuk buku dan pemberitaan firman Tuhan.

Sakramen berasal dari kata sacra dalam Bahasa Latin yang berarti suci atau kudus.
Dalam pemahaman Kristen, ini berarti sesuatu dan tindakan yang menjadi lambang bagi
realitas Allah, atau sarana untuk menyalurkan anugerah Allah kepada manusia. Gereja
Katolik Roma mengakui 7 sakramen yaitu baptisan, krisma (penguatan atau sidi), ekaristi
(perjamuan kudus), pengakuan dosa, pernikahan, imamat (penahbisan sebagai pastor),
perminyakan (untuk orang sakit). Ketika gerakan Reformasi muncul, para Reformator
menyatakan bahwa hanya dua sakramen yang disebutkan dalam Alkitab. Karena itu hanya
kedua saskramen itulah yang diakui, yaitu baptisan dan perjamuan kudus.

100
Gambar 6.1: Ketujuh sakramen dalam Gereja Katolik Roma: baptisan, ekaristi, pengakuan dosa,
krisma, pernikahan, imamat, perminyakan.
Sumber: theunfamiliarname.com

Namun Luther menyatakan bahwa sakramen-sakramen lain masih bisa diterima.


Karena itu beberapa Gereja Lutheran menerima pengakuan dosa sebagai sakramen yang
ketiga. Bagi Luther, sakramen baptisan adalah anugerah yang menetap. Orang Kristen
yang bergumul dalam hidupnya dapat selalu kembali kepada baptisannya bukan hanya
sebagai jaminan kekal untuk iman yang menyelamatkan dirinya, tetapi juga sebagai
pertahanan yang selalu siap dalam menghadapi keputusasaan rohani.

Perbedaan lain yang dikemukakan oleh Luther tentang makna sakramen


perjamuan kudus adalah maknanya. Gereja Katolik Roma menyatakan bahwa dalam
sakramen ekaristi (Perjamuan Kudus), terjadilah transubstansiasi, yaitu proses perubahan
roti dan anggur yang menjadi daging dan darah Kristus yang sesungguhnya. Karena itulah,
dalam ekaristi, warga Katolik benar-benar merasakan dan berpartisipasi di dalam
kematian Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu.

Namun demikian, Thomas Aquinas, teolog penting Gereja Katolik dari Abad
Pertengahan menyatakan bahwa Allah tidak ingin manusia menjadi kanibal (pemakan
manusia). Karena itulah maka Allah tidak mengubah bentuk roti dan anggur, sehingga
kedua elemen itu tetap tinggal terlihat sebagai roti dan anggur.

Luther menentang pendapat ini. Menurut Luther, yang terjadi pada proses
Perjamuan Kudus itu bukanlah transubstansiasi, melainkan konsubstansiasi. Menurut
Luther, itu berarti roti dan anggur tidak berubah menjadi daging dan darah Kristus. Yang
terjadi adalah sebuah proses ketika tubuh dan darah Kristus hadir bersama-sama dengan
roti dan anggur perjamuan.

101
Gambar 6.2: Perjamuan kudus Protestan
Sumber: pgi.or.id

Perjamuan memberikan manfaat kepada orang percaya sebagai tawaran atas


pengampunan dosa, penguatan iman, dan persekutuan yang sungguh-sungguh dengan
Kristus. Karena itu, perjamuan kudus hanya dapat dilayankan kepada orang percaya yang
berkumpul dan dianggap layak ikut serta di dalam perjamuan itu.

Di Indonesia, manakah gereja-gereja yang disebut Lutheran? Gereja-gereja itu


adalah HKBP, GKPI, GKPS, GKPA, GKPPD, GKLI, dll. yang umumnya di Sumatera Utara
sekitar Danau Toba, BNKP, AMIN, ONKP di Nias, GKPM di Mentawai, GKE di Kalimantan,
dll.

Luther sangat memahami bahaya campur tangan negara di dalam gereja.


Pengalamannya dalam menghadapi gereja yang sangat berkuasa pada Abad Pertengahan,
sehingga gereja bisa mengintervensi keputusan-keputusan negara, dipahaminya sebagai
sesuatu yang berbahaya. Namun di pihak lain, Luther juga mengakui bahwa negara
ditetapkan oleh Allah untuk mengatur kehidupan manusia di dunia. Menurut Roma 13:4,

“… pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat
jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang.
Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka
yang berbuat jahat.”
Karena itu orang Kristen diperintahkan untuk taat kepada pemerintah.
Dari sini muncul konsep Luther tentang Dua Kerajaan yang mirip dengan ajaran
Augustinus, Bapak Gereja perdana, yaitu Kota Allah dan Kota Dunia. Menurut Luther,

102
Allah mengatur dunia dengan dua cara ini: melalui tata penciptaan, seperti pemerintah
dan pernikahan, dan melalui Firman dan Injilnya, yang berlaku bagi orang Kristen. Kedua
ranah itu diatur dengan “kuasa” dan “anugerah” yang saling bergantung karena Injil
sendiri tidak bisa menjaga perdamaian dan keadilan, dan pemerintahan sipil tidak bisa
menghasilkan keselamatan.

B. Pandangan Teologis Calvin


Calvin adalah seorang ahli dalam menafsirkan Alkitab. Dia menulis tafsiran atas
seluruh Alkitab, kecuali Kitab Wahyu. Sampai hari ini tafsiran masih diterbitkan dan dibaca
banyak orang. Setiap hari Jumat malam ia menyampaikan kuliahnya atas seluruh isi
Alkitab pasal demi pasal, ayat demi ayat. Ini dilakukannya sejak ia diangkat menjadi
pemimpin gereja di Jenewa. Tugas ini dijalaninya sampai akhir hayatnya. Kuliahnya itu
dihadiri oleh para mahasiswa, para pendeta dan mereka yang dipersiapkan untuk menjadi
pengkhotbah yang kelak melayani sebagai pelayan firman di Prancis dan tempat-tempat
lainnya. Bagi Calvin, firman Allah adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan
orang Kristen. Orang Kristen diajar untuk mempelajari firman Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari, membacanya, dan menjadikannya pegangan dalam hidupnya. Pentingnya
kehadiran firman dalam kehidupan orang Kristen dilambangkan oleh kedudukan Alkitab
dan mimbar di dalam gereja-gereja Calvinis.

Gambar 6.3: Alkitab terbuka di meja perjamuan


Sumber: Creative Common

103
Itulah sebabnya bila kita masuk ke dalam sebuah gereja Calvinis, kita akan
menemukan mimbar yang diletakkan di tengah-tengah, dan di atas meja perjamuan
terletak sebuah Alkitab besar yang terbuka. Artinya, firman Allah harus selalu menjadi
pusat (sentral) kehidupan orang Kristen dan Alkitab harus terus terbuka agar bisa selalu
bisa dibaca oleh orang Kristen. Setiap orang Kristen dianjurkan membaca Alkitabnya
sendiri, bukan lagi dibatasi kepada para rohaniwan saja.

Sayang sekali, sekarang ada banyak gereja Calvinis yang tidak lagi mempraktikkan
hal ini sepenuhnya. Akibatnya, ada banyak gereja Calvinis yang tidak meletakkan mimbar
di tengah. Juga tidak meletakkan sebuah Alkitab besar yang terbuka. Ini disebabkan oleh
kurangnya pengertian jemaat atas ajaran Calvin, atau di beberapa tempat lainnya karena
tidak memadainya ruangan gereja yang tersedia.

Sebuah ajaran yang unik dari Calvin adalah doktrinnya tentang “predestinasi”.
Kata ini berarti Allah telah menetapkan segala sesuatunya dalam hidup kita, bahkan sejak
saat kita belum dilahirkan. Seperti Yeremia yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi
utusannya:

“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer.
1:5).

Ajaran ini menimbulkan kesulitan bagi banyak orang Kristen karena mereka
mengartikannya sama dengan konsep takdir; bahwa kita telah ditetapkan untuk
mengalami segala sesuatu yang kita alami bahkan sebelum kita dilahirkan di dunia. Ada
lagi yang mengatakan, sejak sebelum lahir masing-masing kita sudah ditentukan apakah
akan selamat masuk ke surga atau dihukum Allah untuk masuk ke neraka? Bila memang
demikian halnya, apa gunanya gereja melakukan penginjilan?

Namun seorang teolog Srilanka, D.T. Niles memberikan penafsiran yang menarik
tentang konsep ini. Ia mengibaratkan hidup manusia seperti orang yang sedang
melakukan perjalanan, misalnya dari Jakarta ke Surabaya. Allah telah memberikan tiket
kereta api kepada kita untuk perjalanan itu. Itulah predestinasi. Namun di tengah jalan

104
berbagai hal bisa terjadi. Mungkin saja kita turun di tengah jalan, sebelum kita tiba di
tempat tujuan yang Allah telah tetapkan.

C. Pandangan Calvin Tentang Sakramen


Tentang sakramen, Calvin mengikuti ajaran para Reformator lainnya yang
mengakui hanya dua sakramen saja, yaitu baptisan dan Perjamuan Kudus. Baptisan,
menurut Calvin, mengandung tiga makna yaitu: (1) Pembersihan diri kita dari dosa-dosa
kita; (2) Kematian dan hidup baru kita di dalam dan bersama Kristus (Rm. 6:3-4 dan Kol.
2:11-12); dan (3) Kesatuan kita bersama Kristus.

Selain itu, Calvin juga mengajarkan perlunya bayi dan anak-anak dibaptiskan.
Calvin membandingkannya dengan praktik sunat di masa Perjanjian Lama yang
merupakan tanda perjanjian antara manusia dengan Allah. Karena orang Kristen tidak lagi
mempraktikkan sunat, maka baptisan anak menjadi penggantinya. Lewat baptisan anak,
setiap anak dari keluarga Kristen diikutsertakan di dalam perjanjian manusia dengan
Allah.

Di antara para Reformator, Calvin sangat peduli dengan keesaan gereja yang
kelihatan. Hal ini, menurut Calvin, diperlihatkan lewat Perjamuan Kudus, sebab sebelum
mengikuti perjamuan, setiap orang percaya diperintahkan untuk pertama-tama berdamai
dengan saudaranya, sesama orang Kristen, seperti yang diajarkan Yesus sendiri:

“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan


engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu
dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
(Mat. 5:23-24)
Dengan demikian, menurut Calvin, jelas sekali bahwa persekutuan kita dengan
Kristus di dalam Perjamuan Kudus, tidak bisa dilepaskan dari persekutuan kita dengan
sesama kita.

Berbeda dengan Gereja Katolik Roma dan ajaran Luther yang mengakui bahwa
Yesus Kristus sungguh-sungguh hadir di dalam roti dan anggur, doktrin transubstansiasi

105
dan konsubstansiasi. Calvin mengakui kehadiran Kristus tidak secara fisik lewat kedua
elemen perjamuan kudus itu, melainkan Ia hadir secara rohani. Menurut Calvin, “Roti
tetap tinggal roti, anggur tetap tinggal anggur, tetapi Kristus hadir secara rohani di dalam
peristiwa Perjamuan Kudus tersebut.”

Selain itu, Calvin melihat bahwa praktik Perjamuan Kudus pada saat itu telah
banyak menyimpang. Gereja Katolik Roma saat itu menuntut setiap orang yang mau
mengikuti ekaristi untuk melakukan pertobatan dan membayar denda kepada gereja.
Akibatnya, biaya untuk mengikuti ekaristi (perjamuan) menjadi mahal. Selain itu, ekaristi
juga dianggap sangat suci, sehingga banyak warga jemaat akhirnya yang hanya menonton
saja, sementara hanya imam (pastor) yang makan roti dan minum anggur perjamuan.
Akibat yang lain, banyak warga jemaat yang ikut serta dalam perjamuan setahun sekali,
sebagai jumlah minimum yang dituntut gereja.

Sementara itu, menurut catatan Lukas dalam Kisah Para Rasul 20:7, tampaknya
kebiasaan gereja perdana adalah mengadakan perjamuan kudus setiap minggu. Catatan-
catatan lain di luar Alkitab, seperti Kitab Didakhe, atau Pengajaran Keduabelas Rasul,
serta Apologi Pertama karya Yustinus Martir menyebutkan bahwa gereja perdana
merayakan Perjamuan Kudus setiap kali mereka berkumpul untuk beribadah.

Karena itu, Calvin menginginkan warga jemaat mengikuti Perjamuan Kudus


sesering mungkin, minimal seminggu sekali. Calvin berkata dalam bukunya, Institutio:
Pengajaran Agama Kristen:

Jelaslah bahwa kebiasaan yang membuat kita mengikuti perjamuan sekali setahun
adalah ciptaan iblis, atau siapapun yang berada di balik ini. Karena tidak ada
keraguan sama sekali bahwa Perjamuan Kudus di masa itu [masa gereja perdana]
dilayankan kepada orang-orang percaya setiap saat mereka berkumpul; dan tidak
ada keraguan bahwa kebanyakan dari mereka ikut mengambil perjamuan… (Inst.
IV. XVII. 46).

Dengan demikian, jelas bahwa ini berlawanan dengan kebiasaan di masa kini
ketika umumnya gereja-gereja Calvinis merayakan Perjamuan Kudus 4-6 kali setahun.
Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena desakan para pemimpin gereja di Jenewa di

106
masa Calvin. Mereka menuntut setiap orang yang ingin mengikuti Perjamuan Kudus
melakukan pemeriksaan apakah mereka layak untuk mengikutinya. Proses pemeriksaan
ini akan menjadi sulit apabila Perjamuan Kudus dirayakan setiap minggu. Karena itulah,
mereka menguranginya hanya menjadi beberapa kali saja dalam setahun. Namun
demikian, gereja-gereja Calvinis di Eropa dan Amerika Serikat, melayankan Perjamuan
Kudus sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan, biasanya pada hari Minggu pertama. Ini
tidak termasuk pada perayaan-perayaan gerejawi khusus lainnya.

Di sini kita perlu juga mencatat sebuah pandangan lain tentang Perjamuan Kudus
yaitu pandangan Zwingli. Bila Gereja Katolik Roma mengakui transubstansiasi, Luther
mengakui konsubstansiasi, Calvin mengakui kehadiran Kristus secara rohani dalam
Perjamuan Kudus dan bukan di dalam roti dan anggur, maka Zwingli mengatakan
Perjamuan Kudus orang Kristen hanyalah sekadar sebuah peringatan atas apa yang Yesus
lakukan menjelang kematian-Nya. Ia sama sekali tidak hadir di tengah perjamuan kita
sekarang.

D. Tentang Hubungan Gereja dan Negara


Sama dengan Luther, Calvin juga melihat pentingnya pemisahan antara Gereja
atau lembaga agama dan Negara. Namun Calvin melangkah lebih jauh daripada Luther,
karena ia melihat bahwa negara bisa menyeleweng dari mandat yang telah diberikan
Allah kepadanya, seperti yang diakui oleh Luther dan dipahaminya lewat Roma 13. Calvin
mengatakan, ketaatan kepada pemerintah (negara) tidak dapat dipertahankan terus
apabila ternyata negara menyimpang dari tugas yang telah dipercayakan kepadanya (Inst.
IV, xx.32). Dalam keadaan demikian, orang Kristen dimungkinkan untuk melawan
pemerintah yang zalim seperti yang digambarkan dalam Wahyu ps. 13. Dalam kitab ini,
penulis Wahyu memperingatkan orang-orang Kristen perdana tentang bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh pemerintah yang dalam hal ini adalah Kerajaan Romawi. Roma
telah menjadi sangat berkuasa dan tindakannya pun sewenang-wenang. Banyak orang
Kristen yang ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan berbagai cara.

Di Indonesia, manakah gereja-gereja yang termasuk gereja Calvinis? Gereja-gereja


itu umumnya adalah yang mewarisi pekerjaan misi Belanda seperti GPM dan GMIH di

107
Maluku, GMIM, KGPM, GMIBM, GPIG, GPIBT, GPDI, GKST, Gereja Toraja, GKSS, GKSBS,
GTM, dll. di Sulawesi semuanya, GMIT, GKI, GKJ, GPI, GKKK, GKKA, GKT, GRII, Gereja
Kristen Jakarta, dan masih banyak lainnya lagi di Jawa dan berbagai tempat lain.

Aktivitas
Temuilah pendeta kamu dan tanyakan apakah pemahaman di gerejamu tentang kedua
sakramen yang dipahami oleh Luther atau Calvin sesuai dengan pemahaman di gerejamu
sendiri. Kalau ya, maka dapat dikatakan bahwa gerejamu adalah sebuah gereja Lutheran
atau Calvinis. Bila tidak, mungkin itu adalah gereja yang beraliran lain. Tanyakan kepada
pendetamu, apakah teologi yang dipahami oleh gerejamu itu.

E. Rangkuman
Pada bagian ini kita dapat pelajari sejumlah pemikiran dan teologi para teolog Reformasi
terkemuka yang penting bagi gereja-gereja di Indonesia, karena sebagian besar gereja-
gereja di Indonesia menganut salah satu ajaran dari kedua teolog itu, yaitu Martin Luther
dan Yohanes Calvin. Bagi Luther, Firman Allah adalah titik tolak dan otoritas tertinggi
teologinya. Sebagai seorang profesor teologi, Luther memahami bahwa Alkitab sangat
penting dan di situlah ia menemukan jawaban dari usahanya mencari keselamatan. Bagi
Calvin, firman Allah adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan orang Kristen.
Orang Kristen diajar untuk mempelajari firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari,
membacanya, dan menjadikannya pegangan dalam hidupnya. Pentingnya kehadiran
firman dalam kehidupan orang Kristen dilambangkan oleh kedudukan Alkitab dan mimbar
di dalam gereja-gereja Calvinis.

108
F. Soal Latihan

Pilihan Ganda

1. Tafsiran kitab-kitab dari Alkitab yang tidak pernah dibuat oleh Calvin adalah kitab:
A. Kejadian
B. Matius
C. Keluaran
D. Wahyu kepada Yohanes
2. Pentingnya Alkitab bagi orang Kristen dilambangkan oleh adanya ………….. di
gereja-gereja Calvinis:
A. Pemberitaan firman Tuhan berdasarkan Alkitab
B. Penghafalan Alkitab oleh tiap orang Kristen
C. Kehadiran Alkitab yang terbuka
D. Kehadiran Sekolah Minggu
3. Yang tidak termasuk dalam satu makna penting baptisan menurut Calvin adalah:
A. Pembersihan diri kita dari dosa
B. Kematian dan hidup baru di dalam dan bersama Kristus
C. Bahasa roh
D. Kesatuan kita bersama Kristus
4. Salah satu makna penting Perjamuan Kudus menurut Calvin adalah:
A. Keesaan gereja yang kelihatan
B. Makan bersama di gereja
C. Duduk bersama di meja perjamuan yang menunjukkan kebersamaan
D. Pembagian roti dan anggur secara bersama-sama
5. Menurut Calvin, Kristus hadir di dalam Perjamuan Kudus melalui:
A. Perubahan roti dan anggur yang benar-benar menjadi tubuh dan darah Kristus
B. Kehadiran Kristus di dalam roti dan anggur yang disajikan
C. Lambang kehadiran-Nya dalam roti dan anggur
D. Kehadiran Kristus secara rohani

109
6. Calvin berpendapat bahwa orang Kristen harus ……………… kepada negara
A. Membangkang
B. Taat
C. Tidak peduli
D. Kritis
7. Yang tidak termasuk dalam salah satu tugas doktor gereja adalah:
A. Mengajar
B. Mengunjungi orang sakit
C. Memberitakan firman
D. Melayankan sakramen (membaptis dan pelayanan Perjamuan Kudus)
8. Di Jenewa Calvin berusaha menerapkan sistem:
A. Demokrasi
B. Monarkhi
C. Otoriter
D. Teokrasi
9. Menurut Calvin, pejabat gereja dipilih:
A. Lewat undian
B. Lewat pemilihan umum
C. Oleh Allah sendiri melalui panggilan batin mereka
D. Oleh sebuah panitia khusus di gereja
10. Yang tidak termasuk dalam kelompok gereja-gereja Calvinis di Indonesia adalah:
A. GMIT
B. GKI
C. HKI
D. GMIST

110
Uraian

1. Apakah arti lambang Alkitab yang terbuka yang kita temukan di Gereja-gereja
Calvinis pada umumnya?
2. Menurut Calvin berapa kalikah sebaiknya orang Kristen mengikuti Perjamuan
Kudus dalam satu tahun? 1 kali? 5 kali? 10 kali? Apa sebabnya Calvin mengatakan
demikian?
3. Calvin mengajarkan doktrin Predestinasi. Apakah arti doktrin itu bagi kamu
sekarang?
4. Ada orang yang percaya bahwa roti Perjamuan Kudus mempunyai khasiat yang
luar biasa, hingga mereka membawanya pulang untuk disimpan dan dimakan pada
waktu sakit, atau diberikan kepada keluarganya yang sedang sakit. Menurut kamu,
apakah ini pemahaman yang benar? Mengapa demikian?
5. Selain taat kepada negara, Calvin membuka kemungkinan lain dalam hubungan
antara warga gereja dengan negara. Mengapa demikian, dan apa artinya bagi kita?

111
Abad XVIII Hingga Abad XX
Bab Gerakan Pembaharuan di Inggris
VII dan Amerika Serikat

Di dalam bab ini kita akan membahas sejumlah gerakan pembaharuan gereja yang muncul
dari Amerika Serikat. Pembahasan ini menjadi penting karena ada banyak sekali gerakan-
gerakan pembaharuan gereja yang muncul di Inggris dan Amerika Serikat dan kemudian
menyebar masuk ke Indonesia. Dari sekian banyak gerakan, kita akan membahas hanya
empat saja, karena keterbatasan ruang yang tersedia.

Peta Konsep

Baptisan dewasa; Puritan; Anglikan; Pemisahan Gereja dan Negara.


Kata Kunci
Karismata

A. Gereja-gereja Baptis

Orang Kristen Baptis dicirikan oleh penolakannya terhadap baptisan anak-anak.


Anak-anak dianggap belum mampu mengambil keputusannya sendiri untuk menerima
atau menolak baptisan yang diberikan kepada mereka. Karena itulah, orang Baptis hanya
melakukan baptisan untuk orang yang sudah dewasa, ketika mereka sudah bisa
menentukan sendiri keputusannya, dan bisa bertanggung jawab atas keputusan itu.

112
Baptisan dewasa dilakukannya dengan menyelamkan orang yang dibaptiskan di
sebuah kolam yang dibuat khusus di gereja, atau bisa juga dilakukan di sungai atau di
pantai. Ada pula yang khusus menyewa kolam renang untuk melakukan baptisan
tersebut. Ini berbeda dengan kebiasaan di gereja-gereja lainnya yang membaptiskan
dengan memercikkan air di kepala orang yang dibaptiskan.
Gereja Baptis juga biasanya adalah gereja otonom pada tingkat jemaat. Artinya,
mereka tidak perlu tunduk kepada keputusan Sinode. Karena itu pula maka praktik dan
aturan-aturan yang berkembang di gereja-gereja Baptis bisa saling berbeda di berbagai
tempat, termasuk cara ibadahnya, sikap terhadap orang Kristen lain, dll.
Mereka juga menganut konsep pemisahan gereja dan negara yang ketat. Gereja
tidak mencampuri negara, demikian pula negara dilarang ikut campur dalam urusan-
urusan gereja.

a. Latar Belakang

Sejarah Gereja Baptis dimulai dengan Reformasi Protestan yang melahirkan Gereja
Inggris (Anglikan)
yang memisahkan
diri dari Gereja
Katolik Roma.
Namun apa yang
dicapai oleh gerakan
ini dianggap tidak
cukup oleh sejumlah
orang Kristen.

Gambar 7.1. Orang-orang Puritan yang mendarat di benua Amerika


Sekitar 1864. Lukisan minyak Antonio Gisbert (1835-1901).

113
Mereka merasa Gereja Inggris tidak cukup melakukan koreksi terhadap ajaran-
ajaran Gereja Katolik Roma yang dianggapnya menyimpang. Sebagian orang dari mereka
tetap bertahan di dalam Gereja Anglikan. Mereka disebut sebagai “Orang-orang Puritan”,
artinya, orang-orang yang mengusahakan kemurnian agama Kristen. Namun sebagian lagi
memisahkan diri sama sekali dari Gereja Anglikan dan mereka disebut Kaum Separatis.
Menurut para ahli sejarah Gereja Baptis pertama muncul di Amsterdam pada
1609, dipimpin oleh seorang tokoh separatis Inggris, John Smyth. Praktik ini menyebar ke
Inggris. Muncul dua kelompok besar yaitu Baptis Umum dan Baptis Khusus. Kelompok
Baptis Umum percaya bahwa penebusan Kristus berlaku bagi semua orang, sementara
Baptis Khusus percaya bahwa penebusan itu hanya berlaku bagi orang-orang yang
terpilih.
Tiga tahun sebelumnya, pada tahun 1606, Smyth yang saat itu menjadi mahasiswa
di Christ’s College, Cambridge, Inggris, memisahkan dirinya dari Gereja Inggris. Ia
bergabung dengan kaum Separatis Puritan, dan belakangan menjadi Separatis Baptis.
Sebelumnya, ia bekerja dengan sebuah kelompok Mennonit, kelompok Reformasi Radikal,
yang menolak baptisan anak-anak.
Ia mulai menghadiri pertemuan-pertemuan dengan kelompok Separatis Inggris
yang jumlahnya 60-70 orang. Karena di Inggris saat itu terjadi penganiayaan terhadap
kelompok-kelompok yang menolak aturan negara, maka Smyth melarikan diri ke
Amsterdam dengan sejumlah teman Separatisnya. Di sanalah ia tinggal terpisah dari
Gereja Anglikan, bersama Thomas Helwys, salah seorang rekannya.
Smyth yakin bahwa baptisannya di masa kecilnya tidak sah. Karena itu ia
mempraktikkan baptisan orang dewasa. Pertama-tama pada tahun 1609, Smyth
membaptiskan dirinya sendiri, lalu ia membaptiskan teman-temannya.
Pada 1609, Smyth menulis sebuah traktat yang berjudul “Ciri Binatang Liar” atau
“Konstitusi Palsu Gereja”. Di situ ia menuliskan dua pendapatnya: pertama, anak-anak
tidak boleh dibaptiskan, dan kedua, orang-orang Antikristen yang bertobat harus diterima
ke dalam gereja yang benar melalui baptisan. Smyth percaya, bayi yang mati sebelum
dibaptiskan tidak akan terkutuk selama-lamanya.

114
Tak lama sesudah itu, ia meninggalkan kelompok itu. Ia memutuskan untuk
bergabung dengan kelompok Mennonit. Namun, sementara ia menunggu
permohonannya dikabulkan, Smyth sudah keburu meninggal. Beberapa pengikutnya
memang menjadi Mennonit. Thomas Helwys, seorang awam, mengambil alih
kepemimpinan Smyth dan membawa gereja itu kembali ke Inggris. Thomas Helwys,
kemudian merumuskan ciri khas Baptis yaitu pemisahan antara Gereja dan Negara dalam
masalah hukum, sehingga setiap orang mempunyai kebebasan untuk beragama. Akibat
penganiayaan agama oleh pemerintah Inggris, Helwys kemudian ditangkap dan
dipenjarakan oleh Raja James I. Ia mati di tahanan. Pada tahun 1638 muncul seorang
pemimpin Baptis lainnya, yaitu Roger Williams, yang mendirikan jemaat Baptis pertama di
koloni Amerika.

b. Perkembangan di Amerika Serikat


Roger Williams dan John Clarke sangat berjasa dalam mendirikan gereja Baptis
pertama di Amerika Utara. Pada tahun 1639, Williams mendirikan sebuah gereja Baptis di
Providence, Rhode Island, sementara Clarke mendirikan gereja di Newport, juga di Rhode
Island. Pada abad ke-18 dan 19, terjadilah Kebangunan Besar Pertama dan Kedua di
Amerika Serikat. Ini adalah peristiwa kebangunan rohani yang terjadi lewat berbagai
program penginjilan oleh banyak penginjil.

Gambar 7.2 Patung Roger Williams di Universitas Roger Williams,


Bristol, Rhode Island, AS. Foto oleh Kenneth C. Zirkle, 1997.
Sumber: Wikimedia Commons

115
Akibatnya, ada banyak orang yang menjadi percaya kepada Yesus dan menjadi Kristen,
sehingga jumlah orang-orang Baptis bertambah dengan sangat pesat, termasuk di
kalangan orang-orang kulit hitam yang saat itu umumnya menjadi budak. Gereja ini juga
berkembang pesat di koloni Inggris di Kanada, yaitu di Nova Scotia dan New Brunscwick.
Pada Mei 1845, jemaat-jemaat Baptis di Amerika Serikat terpecah karena alasan
perbudakan dan misi. Lembaga Misi Dalam Negeri Gereja Baptis melarang para pemilik
budak diangkat menjadi misionaris. Perpecahan ini melahirkan dua kelompok yaitu
Konvensi Baptis Selatan dan Gereja-gereja Baptis Amerika. Konvensi Baptis Selatan inilah
yang di kemudian hari mengirimkan misionarisnya ke Indonesia dan mendirikan gereja-
gereja Baptis di sini.

c. Gereja Baptis di Indonesia


Kehadiran orang-orang Baptis diduga sudah lama terjadi di Indonesia. Di Maluku
tinggal seorang Inggris bernama Jabez Carey pada tahun 1814-1818. Jabez adalah anak
ketiga dari Wiliam Carey, seorang tokoh Baptis terkenal yang menjadi penginjil di India.
Jabez bekerja sebagai pengawas sekolah-sekolah Kristen, dan giat memerangi
perbudakan. Namun ia diusir oleh pemerintah kolonial Belanda yang tidak suka
melihatnya bekerja di wilayah jajahannya. Selain itu, Carey juga bentrokan dengan Joseph
Kam, pemberita Injil di Maluku yang diutus oleh NZG (Nederlandsch Zendeling
Genootschap), karena Carey menolak baptisan anak dan mempraktikkan baptisan
dewasa. Sementara itu Kam mempraktikkan baptisan anak.
Pada tahun 1813-1857 ada sekitar 20 penginjil Baptis yang bekerja di Indonesia,
antara lain dua orang di Tanah Batak, Richard Burton dan Nathaniel Ward. Mereka tidak
berhasil menobatkan satu orang pun, bahkan diusir karena ajaran yang mereka bawa
tidak sesuai dengan harapan orang Batak.
Ward bertahan di Padang dan melakukan penerjemahan Alkitab serta penginjilan
sampai kematiannya pada tahun 1850. Ward pun tidak berhasil mendirikan jemaat di
sana. Namun demikian, hasil karyanya sangat bermanfaat bagi pekerjaan misi di
kemudian hari.

116
Seorang penginjil lain, Gottlob Brückner, mulanya melayani sebagai pendeta
Indische Kerk, utusan lembaga misi Belanda, NZG (Nederlandsch Zendeling-Genootschap),
kemudian beralih bekerja di Semarang. Sejak 1816 ia menjadi penginjil BMS (Baptist
Missionary Society) setelah mendapat izin kerja dari pemerintah Hindia Belanda. Ia
menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jawa. Ia meninggal pada 1857, dan
setelah itu BMS tidak memiliki penerus pekerjaannya. Sampai pada kematian Brückner
tidak ada satu pun Gereja Baptis yang berdiri di Hindia Belanda.
Pada tahun 1938 masuklah lembaga Baptis
“The Australian Missionary Society” di Papua Niugini.
Pada tahun 1956, lembaga ini masuk ke Lembah
Baliem dan mengadakan penginjilan di sana. Mulai
berkembanglah gereja-gereja Baptis di sana, yang
kemudian bergabung dalam Persekutuan Gereja-
Gereja Baptis Irian Jaya (PGBIJ) pada 1962.

Gambar 7.3. Logo Gabungan Gereja Baptis Indonesia.

Saat ini ada enam kelompok Gereja Baptis di Indonesia, yaitu: (1) Gabungan Gereja
Baptis Indonesia, (2) Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI); (3) Kerapatan
Gereja Baptis Indonesia (KGBI); (4) Gereja Baptis Independent di Indonesia (GBII); (5)
Sinode Gereja Baptist Jakarta; dan (6) Gereja Reformed Baptist Indonesia.

Film: “Salem Witch Trial” https://www.youtube.com/watch?v=fJi5J4pmR5s (Bahasa


Inggris)

Diskusi:

Carilah 3-4 temanmu dan diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!


1. Salah satu pengajaran penting yang diberikan oleh Gereja Baptis adalah
pemisahan antara Gereja dan Negara. Sebutkan sebuah contoh kasus di tempat
kamu atau di Indonesia tentang negara yang terlalu berkuasa dan akhirnya
mengatur gereja atau kehidupan beragama tempat kamu atau di Indonesia!

117
2. Sebaliknya, sebutkan kasus yang lain ketika lembaga agama terlalu ikut campur
dalam urusan negara.
3. Dari diskusi di atas, bagaimanakah pandangan yang terbaik dalam masalah
hubungan antara gereja (atau lembaga agama) dengan negara? Jelaskan
alasannya!
4. Gerakan Puritanisme menyebabkan sekelompok orang cenderung merasa dirinya
lebih sempurna daripada yang lain. Pandangan itu didasarkan pada keyakinan
bahwa dia dan kelompoknya telah berhasil hidup dengan taat mengikuti aturan-
aturan agama, sementara kelompok lawannya tidak. Apa kira-kira yang akan
terjadi bila sikap dan pandangan itu yang berkembang di tengah suatu
masyarakat?
5. Apa yang terjadi di kalangan kaum Puritan di Amerika ternyata pernah terjadi di
Indonesia. Di Banyuwangi, pada tahun 1998, sejumlah orang dituduh menjadi
dukun dan tukang santet. Karena itu banyak dari mereka yang dibunuh. Semua itu
terjadi atas nama agama. Mengerikan bukan? Kalian dapat membaca beritanya di
sini: “Tragedi Dukun Santet Banyuwangi: Setelah Si Kumbang Hitam Pulang Ke
Sarang” https://x.detik.com/detail/investigasi/20190205/Setelah-Si-Kumbang-
Hitam-Pulang-ke-Sarang/. Bagaimana pendapat kamu tentang hal ini?
Film:
• BBC Documentary. “The Mayflower Pilgrims Behind the Myth the founding
moment of America”. (2016). https://www.youtube.com/watch?v=iXtUuDRBO2s.
• “National Geographic Documentary. Salems Witch Trial Witchcraft &
Witchhunt”, (2015). https://www.youtube.com/watch?v=7l0_NHtg-PY.

B. Gereja Methodist

Gereja Methodist juga lahir di Inggris karena ketidakpuasan John Wesley atas
kehidupan orang Kristen yang suam-suam pada waktu itu.

118
a. Mengenal John Wesley
John Wesley dilahirkan pada 17 Juni 1703, dalam keluarga Samuel Wesley,
seorang pendeta Gereja Anglikan, di Epworth. Suatu kali rumahnya terbakar namun
untunglah John sempat terselamatkan. Ibunya, Susanna Annesley, melihat kejadian itu
sebagai tanda bahwa Allah telah menyelamatkan John untuk sebuah tugas khusus.
Pada tahun 1714-1720, John belajar di Charterhouse School di London. Pada tahun
1724 ia lulus dengan gelar sarjana dari Christ Church, Oxford, dan pada tahun berikutnya
ia ditahbiskan menjadi diaken, mengikuti saran ayahnya. Diaken adalah jabatan yang
ditahbiskan sebelum seseorang diangkat menjadi pendeta di Gereja Anglikan. John adalah
seorang yang cerdas, karena itu pada tahun 1726 ia diangkat menjadi fellow (asisten
dosen) di Lincoln College, Oxford, dan ditahbiskan menjadi pendeta Anglikan dua tahun
kemudian.
Ia memimpin “Klub Kudus”, sebuah kelompok yang dibentuk dengan tujuan
belajar dan mengejar kesalehan hidup Kristen. Salah satu anggotanya adalah George
Whitefield, yang kelak menjadi salah satu rekan kerjanya.
Wesley
pernah mencoba
melakukan
pelayanan di kota
Savannah, di Koloni
Georgia, yang
belakangan
menjadi negara
Gambar 7.4: Patung John Wesley di sebuah Gereja Methodist di Australia.
Foto oleh Adam Cart, dari Wikimedia Common.

bagian Amerika Serikat. Ia tinggal selama dua tahun, namun pelayanannya gagal. Karena
itu Wesley kembali ke London dan bergabung dengan sebuah kelompok keagamaan yang
dipimpin oleh orang-orang Kristen Moravia. Orang-orang Moravia adalah salah satu
kelompok Protestan tertua di dunia yang terbentuk dari para pengikut Jan Hus pada abad
ke-15.

119
Pada 24 Mei 1738, Wesley mendapatkan sebuah pengalaman luar biasa yang
kemudian menjadi kesempatan pertobatannya. Pada saat itu ia merasakan “hatinya
hangat secara luar biasa”. Ia kemudian meninggalkan kelompok Moravia, dan memulai
pelayanannya sendiri.
Ia mulai berkeliling dan berkhotbah di mana-mana, di luar gedung gereja. Ia
berkeliling di Britania Raya dan Irlandia, membentuk kelompok-kelompok kecil Kristen
yang mengembangkan kemuridan yang intensif dan pertanggungjawaban pribadi serta
pengajaran agama. Wesley mengangkat para penginjil yang tidak ditahbiskan untuk
menangani kelompok-kelompok itu. Wesley dan kelompoknya terkenal karena terlibat
dalam banyak masalah sosial saat itu, termasuk perbaikan penjara, penghapusan
perbudakan dan penahbisan perempuan sebagai pendeta.
Wesley menuntut kehidupan Kristen yang sempurna. Berbeda dengan Calvin dan
doktrin predestinasinya, ia berpendapat bahwa orang Kristen dapat mencapai suatu
keadaan yang di dalamnya kasih Allah “memerintah yang tertinggi di dalam hati mereka”.
Dengan demikian, hidup mereka akan mencerminkan kesucian sempurna, yang dikutip
Wesley dari Matius 5:48, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu
yang di sorga adalah sempurna.”
Penginjilannya menegaskan bahwa sarana anugerah adalah cara Allah
menguduskan dan memperbarui hidup orang percaya, mendorong setiap orang
mengalami Yesus Kristus secara pribadi. Ajarannya ini dikenal sebagai Wesleyanisme.
Seumur hidupnya Wesley tidak pernah meninggalkan Gereja Inggris, walaupun
orang-orang Methodist di Amerika tetap merdeka. Ia bersikeras bahwa Gerakan
Methodist yang dipimpinnya tidak bertentangan dengan tradisi gerejanya. Pada awal
pelayanannya, Wesley dilarang berkhotbah di banyak jemaat gerejanya. Orang-orang
Methodist banyak yang mengalami penganiayaan. Namun belakangan ia dihormati dan
pada akhir hidupnya ia digambarkan sebagai “Orang yang paling dikasihi di seluruh
Inggris”. Pada tahun 2002, namanya ditempatkan pada no. 50 dari 100 orang Britania
yang Terbaik.
Gereja Methodist saat ini menempati urutan kedua gereja terbesar di Amerika
Serikat. Gereja ini banyak berkarya dalam dunia pendidikan dan kesehatan. Ada banyak
sekali universitas yang sangat bermutu di Amerika Serikat, yang didirikan oleh Gereja

120
Methodist, seperti: Paine College di Augusta, Wiley College di Marshall, Boston University
di Boston, Hendrix College di Conway, dan masih banyak lagi yang lainnya.

b. Gereja Methodist di Indonesia

Pada tahun 1904, Pdt. G.E. Pykett berkunjung ke Medan untuk merintis pekerjaan
Gereja Methodist di sana. Setahun kemudian, Salomon Pakianathan mulai mengajar di
sekolah Inggris swasta dan berkhotbah dalam bahasa Melayu. Pakianathan adalah
seorang guru Kristen yang baik. Sambil mengajar, dia juga bersaksi tentang Yesus. Karena
kesaksiannya itu, terbentuklah beberapa kelompok pendalaman Alkitab. Kelompok-
kelompok ini menggunakan bahasa Hokkien dan Melayu. Pada tahun berikutnya, Ng Kuan
Jin yang berasal dari Penang, ditunjuk oleh Pdt. Pykett menjadi pengkhotbah di Medan.
Dari Medan, Pakianathan pindah ke Palembang dan membuka Anglo-Chinese
School tanggal 1 Mei 1909. Dia juga membuka sekolah khusus untuk orang-orang Arab. Di
tengah-tengah kesibukannya mengajar, Pakianathan selalu menyisihkan waktunya untuk
bersaksi tentang Kristus kepada murid-muridnya. Dia juga memimpin ibadah Minggu dan
kelompok pendalaman Alkitab.
Di Bangka, Pdt. Mark Freeman membuka sebuah Pos Pekabaran Injil dengan 10
calon anggota pada tahun 1913. Dua tahun kemudian, berdirilah sebuah gereja dengan 16
anggota yang sudah dibaptis, 9 dewasa dan 7 anak-anak.
Pada tahun 1910, Khoo Chian dan Lim Huay Gin datang ke Medan dari Singapura.
Mereka mendirikan Anglo-Chinese School dan memulai kebaktian. Pada Juni 1912 Lim
Huay Gin menyerahkan tanggung jawabnya dalam ibadah dan sekolah kepada Pdt. W.T.
Ward. Ward menjadi misionaris pertama yang ditetapkan untuk melayani di Medan.
Setelah bekerja selama 4 tahun, Ward membaptis 119 orang dewasa. Mereka adalah
orang Hokkian, Hakka, Kanton, Haylam dan beberapa orang Batak. Pada tahun 1914
dimulailah penginjilan di daerah pesisir Timur Sumatera, dan tiga keresidenan di
Sumatera Selatan, Palembang, Jambi dan Lampung.
Tahun 1917, Lamsana Lumban Tobing, seorang guru yang sebelumnya bekerja di
Bogor, melayani daerah Asahan. Orang Batak lainnya yang adalah guru namun juga
melayani dalam pekabaran Injil adalah Cleopas L. Tobing, Jethro Manulang dan David
Hutabarat. Mereka berhasil mendirikan jemaat dan sekolah pertama di desa Bangun

121
Dolok, kemudian di Tanjungan, Dolok Maraja, Aek Kopas dan Bosar Sipinggan. Semakin
banyak orang Batak yang bergabung ke Gereja Methodist.
Pada tahun 1913 diadakanlah konferensi yang pertama di Sumatera Utara. Saat
itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena anggota-anggotanya terdiri
dari dua kelompok etnis, yaitu Batak dan Tionghoa, sementara gereja-gereja lainnya di
Indonesia umumnya hanya terdiri dari satu etnis saja.
Gereja Methodist di Indonesia umumnya berkembang lewat pendidikan. Gereja
Methodist memulai misinya dengan mendirikan sekolah-sekolah yang berbahasa Inggris
di Medan, Palembang, Bogor, dll.
Di Jawa, pekerjaan Methodist dimulai dengan pelayanan Charles Worthington dan
Baughman yang mengadakan persekutuan rumah tangga di rumah Lee Teng Ho di
Kampung Muka. Tempat persekutuan ini berpindah-pindah, hingga akhirnya mereka
menetap di sebuah rumah di Jl. Mangga Besar no. 9, Jakarta. Persekutuan ini kemudian
berkembang menjadi sebuah jemaat yang diberi nama Chung Hua Chi Tu Chiao Hui atau
Gereja Kristen Tionghoa. Kini namanya dikenal sebagai Gereja Kristus Ketapang.
Di persekutuan itu hadir pula saudara-saudara kandung Lee Teng Ho, yaitu Lee
Teng Po, Lee Teng San dan Lie Kim Tian. Mereka kemudian mendirikan Gereja Kristus di
Bogor, yang masih berdiri sampai sekarang. Gereja ini bernaung di bawah Methodist
Mission dan saat itu diberi nama Gereja Methodist Mission.
Pelayanan Methodist di Jawa berkembang baik. Mereka berhasil mendirikan
sekolah Methodist English School di Bogor dengan sebuah asrama yang besar, yang kini
menjadi bagian dari Institut Pertanian Bogor. Sebuah rumah sakit dibuka di Cisarua, yang
sekarang menjadi rumah sakit paru-paru. Badan Misi Methodist membeli sebuah gedung
besar di tengah kota untuk pertemuan-pertemuan penginjilan dan aktivitas lainnya.
Baughman mengajar beberapa orang Tionghoa dan Sunda untuk menjadi pengkhotbah.
Warga jemaat dan murid sekolah semakin bertambah banyak.
Di Kalimantan Barat, Pdt. Dr. Benjamin F. West merekomendasikan kepada Badan
Misi Methodist di Malaysia agar daerah sepanjang Sungai Kapuas menjadi daerah misi.
Namun demikian, pada tahun 1928, misi Methodist di Jawa dan Kalimantan diputuskan
untuk ditutup dan pekerjaannya dipusatkan hanya di Sumatera karena program ini
kekurangan dana. Sumber lain mengatakan bahwa Dr. R.E. Diffendorfer, Sekretaris

122
Eksekutif Badan Misi Methodist mendapatkan tekanan besar dari pemerintah Belanda,
yang tidak menginginkan terlalu banyak misi yang bekerja di satu daerah.
Keputusan ini merupakan kerugian besar bagi Gereja Methodist, Misi Methodist
terpaksa meninggalkan 33 jemaat, 8 sekolah, 3 asrama, satu toko buku dan satu rumah
sakit yang besar. Akibatnya, gereja-gereja Methodist yang mulai bertumbuh di Jawa
kehilangan induk dan akhirnya perlahan-lahan kehilangan identitasnya sebagai Gereja
Methodist.
Pada tahun 1963, ketika hubungan Indonesia dengan Malaysia memburuk, status
Gereja Methodist di Indonesia pun mengalami kesulitan karena kepemimpinan gereja
saat itu terletak di tangan Bishop Malaya. Karena itu pada 9 Agustus 1964, Gereja
Methodist di Indonesia memutuskan untuk menjadi gereja otonom dan namanya resmi
menjadi Gereja Methodist Indonesia.
Pada tahun ini juga pelayanan di Jawa dibuka kembali. Pemimpin Distrik Sumatera
Selatan, Pdt. Richard Herald Babcock, datang ke Jakarta dan bertemu dengan Pdt. Warren
Stanley Heath, seorang dosen di ITB. Dari pertemuan tersebut disepakati untuk membuka
kembali pelayanan Methodist di Jawa. Pada Januari 1964 Pdt. Heath secara resmi
diberikan tugas untuk memulai pekerjaan ini, dengan pendekatan kepada mahasiswa-
mahasiswa di Bandung. Di Jakarta, beberapa anggota eks Methodist yang bergabung
dengan Gereja Kristus, GKI dan gereja-gereja lainnya mulai mengadakan kontak untuk
membentuk persekutuan.
Mulai tanggal 30 Agustus 1964 diadakan kebaktian dengan meminjam tempat di
Gereja Anglikan Jakarta. Kebaktian-kebaktian rumah tangga diadakan secara bergiliran.
Persekutuan ini semakin bertumbuh karena banyak juga anggota Methodist yang pindah
dari Sumatera bergabung. Jemaat ini kemudian menjadi Jemaat GMI Jakarta Pusat di
Kramat Jaya Baru. Jemaat ini membuka Pos pekabaran Injil di Tebet, yang kelak menjadi
GMI Jemaat Maranatha. Di Tanjung Priok juga dibuka pos yang kemudian menjadi GMI
Bethesda, di Depok berdiri GMI Depok dan Pos pekabaran Injil Jakarta Selatan di daerah
Ciputat.
Gereja Methodist Indonesia memiliki kantor yang terletak di Medan. Gereja ini
mempunyai banyak sekolah dari tingkat dasar, menengah, sampai perguruan tinggi di
beberapa kota di Indonesia, terutama di Sumatera.

123
Aktivitas:

Carilah 3-4 temanmu dan diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!


1. Pelajaran apakah yang dapat kamu petik dari kehidupan John Wesley?
Mengapakah kamu memilih hal itu?
2. Gereja Methodist meninggalkan misinya di Jawa dan Kalimantan terutama karena
tekanan pemerintah Belanda yang tidak suka melihat terlalu banyak badan misi di
suatu daerah. Pelajaran apa yang dapat kamu tarik dari kenyataan ini?
3. Gereja Methodist banyak melakukan karya sosial: perbaikan sistem penjara,
pelayanan lewat sekolah dan rumah sakit, dll. Bagaimana dengan gerejamu
sendiri? Apakah gerejamu rajin melakukan pelayanan di masyarakat? Kalau tidak,
apa alasannya?
4. Berikut ini adalah sejumlah masalah sosial yang sangat mendesak untuk ditangani:
a) Pengangguran
b) Kemiskinan
c) HIV/AIDS
d) KDRT
e) Kekerasan seksual
f) Pelecehan terhadap perempuan
g) Kerusakan lingkungan
h) Kekurangan air
i) Kekurangan tempat tinggal
j) Masalah sampah plastik
k) Gaji yang terlalu rendah
l) Kekerasan atas dasar agama
m) Dll.
Manakah dari masalah-masalah itu yang paling mendesak menurut kamu?
Bagaimanakah cara mengatasinya? Bagaimana gereja bisa ikut terlibat dalam
mengatasi semua itu?
5. Buatlah sebuah karangan singkat tentang sebuah usulan program bagi gerejamu
untuk melakukan pelayanan sosial di tengah masyarakat. Bagaimanakah cara
melaksanakan program itu? Coba uraikan dalam karangan kamu!

124
Film
• Who is John Wesley, dalam https://www.youtube.com/watch?v=xCKzOhUaG94
(Bahasa Inggris)
• Wesley: a heart transformed can change the world, dalam
https://www.youtube.com/watch?v=Xy6Sp_uIZVc (Bahasa Inggris).

C. Gerakan Kesucian

Gerakan Kesucian adalah sebuah gerakan yang muncul pada abad ke-19 di dalam
Methodisme. Sejumlah aliran Kristen, organisasi dan gerakan Kristen di luar gereja
menekankan keyakinan ini sebagai ajaran utamanya. Teologinya didasarkan pada ajaran
Wesley-Arminian dan ditekankan berdasarkan doktrin Wesley mengenai karya anugerah
yang kedua, yang memampukan orang Kristen untuk hidup sempurna.

Gambar 7.5. Gambar ukiran kayu tentang kebaktian kebangunan


rohani Methodist; Gambar koleksi Perpustakaan Kongres A.S.

Dalam gerakan ini, orang percaya dimampukan untuk hidup suci, dan sama sekali
bebas dari dosa yang dilakukan dengan sengaja. Berdasarkan pemahaman tentang
kesucian di permukaan, orang Kristen pengikut gerakan ini berusaha untuk mengenakan
pakaian yang sederhana dan menjaga tutur katanya tetap bersih. Kelompokin ini juga
melarang orang Kristen merokok, meminum minuman keras, berjudi, berdansa, dan
menonton film. Gerakan ini tidak hanya terdapat di dalam satu aliran gereja saja,
melainkan menyebar di mana-mana. Ketika Amerika mengalami Kebangunan Rohani
Besar yang Kedua, banyak gereja yang mengalami pembaruan lewat Gerakan Kesucian ini.

125
a. Methodisme Awal

Gerakan Methodist pada abad ke-19 melanjutkan ketertarikan terhadap kesucian


Kristen yang dimulai oleh pendiri mereka, John Wesley. Pada masa itu mereka
menerbitkan karya-karya Wesley, termasuk tulisannya “Pertanggungjawaban Sederhana
tentang Kesempurnaan Kristen”. Teks ini kemudian dimasukkan dalam Pedoman Disiplin
Gereja Episkopal Methodist di AS. Sejumlah tokoh Methodist mengaku bahwa mereka
mengalami proses pengudusan penuh. Gerakan ini menjadi semakin besar ketika muncul
Perkumpulan Selasa untuk Promosi Kesucian di rumah pasangan suami istri Dr. Walter
Palmer dan istrinya Phoebe.
Dari sebuah kegiatan yang hanya diikuti oleh ibu-ibu, gerakan ini kemudian juga
diikuti oleh para uskup Methodist, ratusan pendeta dan awam, dll. Yang hadir pun bukan
hanya orang Methodist tetapi juga orang-orang dari aliran lain. Orang-orang ini antara
lain Asa Mahan, presiden Oberlin College, Charles G. Finney, seorang penginjil, William
Boardman, seorang Presbiterian, Hannah W. Smith, seorang Quaker, dll.

b. Perkembangan di Masa Kini

Di masa kini, Gerakan Kesucian telah menyebar ke berbagai aliran gereja dan
sebagian lagi membentuk aliran-alirannya sendiri. Misalnya, kini kita menemukan Gereja
Methodist Bebas, Gereja Methodist Bersatu, Gereja Wesleyan, dan Gereja Nazarene, yang
berisi, atau mewujudkan aliran Gerakan Kesucian. Ada lagi berbagai gereja atau
denominasi lain yang mengembangkan unsur-unsur dari Gerakan Kesucian, misalnya Bala
Keselamatan, Gereja Konvensi Baptis Selatan, sebagian dari gereja-gereja yang menyebut
dirinya Injili, dll. Di kemudian hari, sebagian dari gerakan ini berubah menjadi Gerakan
Pentakostal dalam berbagai bentuknya.

126
c. Charles G. Finney

Charles G. Finney (1792 – 1875) adalah seorang pendeta Presbiterian Amerika.


Bersama dengan beberapa pemimpin injili lainnya, ia menganjurkan pembaruan sosial
seperti penghapusan perbudakan, dan pendidikan yang setara untuk semua orang,
termasuk kaum perempuan dan orang kulit hitam. Ia menjadi Presiden di Oberlin College,
di Ohio, yang dosen dan mahasiswanya pada saat itu merupakan aktivis untuk abolisi
(penghapusan perbudakan), Jalur Kereta Api Bawah Tanah, yaitu jalur pelarian para
budak dari selatan ke utara, dan pendidikan yang universal.

Gambar 7-6: Charles G. Finney. Foto dari


Christian History vol. VII, n. 4, issue 20.
Sumber: Wikimedia Commons

Pada tahun 1830-1831 Finney memimpin kebangunan rohani di New York yang
memicu berbagai kebangunan rohani yang lain dan menghasilkan apa yang disebut orang
Kebanguan Rohani Besar Kedua. Finney disebut sebagai Bapak Kebangunan Rohani Besar
Kedua. Seorang pendeta melaporkan dampak yang dihasilkan dari kebaktian-kebaktian
yang dipimpinnya di New York saat itu:
“Seluruh masyarakat tergugah. Agama menjadi topik pembicaraan di rumah-
rumah, toko-toko, kantor-kantor dan di jalan-jalan. Satu-satunya panggung
hiburan di situ diubah menjadi sebuah kandang kuda yang akan dijual, satu-
satunya sirkus diubah menjadi pabrik sabun dan lilin. Toko-toko minuman keras
ditutup; hari Sabat dihormati; gereja-gereja penuh dengan jemaat-jemaat yang

127
berbahagia; dorongan baru muncul terhadap setiap usaha amal; pancuran-
pancuran derma dibuka, dan orang-orang hidup dengan bahagia.”

Finney juga memperkenalkan cara-cara baru dalam berkhotbah dan mengadakan


kebaktian. Pengaruhnya dirasakan oleh seluruh masyarakat. Dalam kebaktian-
kebaktiannya Finney mengizinkan perempuan berdoa dengan suara keras. Kebaktian pun
dihadiri oleh laki-laki dan perempuan yang duduk berbaur. Finney memperkenalkan
“bangku kecemasan”, yaitu bangku yang disediakan untuk orang-orang yang ingin
menjadi Kristen dan tempat untuk mengecam orang-orang berdosa yang disebutkan
namanya satu per satu dalam khotbahnya dan doa-doanya. Finney terkenal juga karena ia
biasa menyampaikan khotbah secara spontan, tanpa persiapan apapun.
Di samping semua itu, Finney banyak terlibat dalam pembaruan-pembaruan sosial,
khususnya dalam gerakan penghapusan perbudakan. Gerakan ini didukung oleh banyak
gereja, khususnya Gereja-gereja Baptis di utara dan barat tengah serta Gereja Methodist.
Pada tahun 1835 Finney pindah ke Ohio dan menjadi dosen di Oberlin College. Lebih dari
sepuluh tahun kemudian, ia terpilih menjadi rektor sekolah tersebut. Oberlin menjadi
sekolah tinggi pertama di Amerika yang menerima mahasiswa perempuan dan kulit
hitam. Ohio kemudian menjadi tempat tinggal banyak budak yang melarikan diri dari
bagian selatan Amerika.

Film
• Charles Finney and Revival, https://www.youtube.com/watch?v=qpVS50ymSLs
(Bahasa Inggris)

D. Pentakostalisme

Pentakostalisme adalah sebuah nama yang diberikan kepada berbagai gereja yang
teologinya menekankan peranan Roh Kudus dalam membaharui gereja lewat pengalaman
pribadi setiap orang percaya dengan Allah melalui baptisan Roh Kudus. Nama ini diambil
dari pengalaman para murid Yesus pada hari Pentakosta yang mengalami pencurahan Roh
Kudus (Kis. 2: 1-11). Hari itu diakui sebagai hari kelahiran gereja perdana.

128
Di Indonesia, beberapa gereja menggunakan nama Pantekosta – sebuah sebutan yang
kurang tepat karena pengalihbahasaan istilahnya yang seharusnya Pentakosta menjadi
Pantekosta.
Setelah mengalami pencurahan Roh Kudus, diberitakan bahwa para murid bisa
berkata-kata dengan bahasa-bahasa asing yang membuat mereka bisa dipahami oleh
orang-orang yang datang ke Yerusalem pada hari Pentakosta itu. Peristiwa ini disebut
sebagai “berbahasa roh”. Di kalangan gereja-gereja Pentakosta, kedua peristiwa itu:
pencurahan (baptisan) Roh Kudus dan karunia-karunia roh (bahasa roh, penyembuhan
rohani, dll.) menjadi dua ciri utamanya.
Gerakan ini muncul pada awal abad ke-20 di antara para pengikut Gerakan
Kesucian yang radikal. Mereka menantikan kedatangan Yesus yang kedua kalinya dan
percaya bahwa mereka hidup di akhir zaman. Karena itu mereka menantikan pembaruan
rohani dan pemulihan karunia-karunia roh, serta pemberitaan Injil ke seluruh dunia.

a. Charles Parham (1873 1929)

Pada Oktober 1900, seorang perempuan muda, Agnes Ozmen, yang baru saja lulus
dari Sekolah Alkitab Bethel di Topeka, Kansas, AS, disuruh membaca Kitab Kisah Para
Rasul oleh Charles Parham seorang penginjil dan penyembuh rohani dari Amerika Serikat.
Dulunya Parham adalah pendeta Methodist. Sekarang ia menjadi pendeta di Gerakan
Kesucian. Ia meminta Agnes menekankan setiap kali Roh Kudus disebutkan dalam
pembacaannya.
Dari situ, Parham menjelaskan bahwa pekerjaan Roh Kudus dapat dilihat dari
tanda-tanda luar, dan tanda-tanda itu antara lain adalah bahasa roh, bukti bahwa orang
itu telah mengalami Baptisan Roh Kudus.
Parham bekerja sama dengan William J. Seymour, seorang pengkhotbah dari
Gerakan Kesucian-Wesleyan, yang menjelaskan bahwa ini adalah pekerjaan ketiga dari
anugerah. Menurut orang-orang Pentakosta, ketiga pekerjaan Roh Kudus itu adalah (1)
Keselamatan melalui darah Kristus di kayu salib; (2) Baptisan Roh Kudus, dan (3) Buah Roh
Pada tanggal 31 Desember mereka mengadakan kebaktian sepanjang malam
menjelang Tahun Baru. Di saat menjelang pagi 1 Januari 1901, atas permintaan Agnes
sendiri, Parham meletakkan tangan di atas kepalanya, agar ia dapat menerima baptisan

129
Roh Kudus. Para saksi mata melaporkan bahwa pada tiga hari berikutnya, Agnes berbicara
dan menulis dalam bahasa Tionghoa.
Kejadian ini diklaim sebagai peristiwa yang
sama dengan apa yang dikisahkan dalam Kisah Para
Rasul ps. 2. Pada musim panas 1960, seorang Rabi
Yahudi Jacob Rabinowitz menemukan seorang laki-
laki Irlandia, John Gruver, yang berbicara dalam
bahasa Ibrani pada sebuah kebaktian sebuah Sidang
Jemaat Allah di Pasadena, California. Gruver sendiri
konon tidak menyadari kejadian itu.
Setelah kejadian itu, menyusullah
Kebangunan Rohani di Azusa Street, yang dipimpin
oleh Seymour di Los Angeles, California. Kejadian-
kejadian di Topeka dan
Gambar 7-7: Charles Parham
Sumber: www.kamglobal.org. Domain publik

peristiwa-peristiwa yang dihubungkan dengan bahasa Roh dan pekerjaan Roh Kudus,
ditambah dengan doa-doa sepanjang malam, mendorong lahirnya gerakan Pentakosta.
Mereka percaya bahwa setiap orang Kristen harus memiliki tanda-tanda ini.
Mulanya gerakan ini dianggap sesat oleh banyak aliran gereja lainnya. Namun
sekarang, gerakan Pentakosta telah menyebar ke seluruh dunia dan jumlah pengikutnya
diperkirakan mencapai sekitar 279 juta orang, sehingga kehadiran mereka kini semakin
diakui oleh gereja-gereja Protestan lainnya, bahkan juga oleh Gereja Katolik Roma.
Ditambah dengan kelompok-kelompok Karismatik yang tumbuh dari gerakan Pentakosta
ini, jumlah mereka sekarang diduga mencapai 500 juta orang.
Di Indonesia, gereja-gereja ini hadir dalam berbagai bentuk, misalnya Gereja
Pantekosta di Indonesia, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Pantekosta
Tabernakel, Gereja Isa Almasih, Gereja Bethel Injil Sepenuh, Gereja Bethel Tabernakel,
Gereja Bethel Indonesia, dll.

130
b. Injil Kemakmuran

Sebagian dari Gerakan Pentakostal ini kemudian tumbuh sendiri dan


mengembangkan apa yang disebut sebagai “Injil Kemakmuran”. Injil Kemakmuran,
menurut orang-orang ini, mengajarkan bahwa setiap orang Kristen pasti dan harus sukses,
sehat, dan kaya. Itulah tanda-tanda luar bahwa seorang Kristen diberkati Allah. Nama lain
yang seringkali diberikan kepada ajaran ini adalah “Teologi Sukses”.
Ajaran ini muncul pada masa Depresi Besar pada tahun 1930-an di Amerika
Serikat. Para penganut Pentakosta pada saat itu diajarkan untuk mencari keuntungan
materi dari tangan Allah. Orang-orang ini pada umumnya belajar dari para pengkhotbah
miskin yang tahu benar apa artinya tidur malam dengan perut kosong. Mereka
mengajarkan bahwa Allah memimpin anak-anak-Nya ke Tanah Perjanjian dan di sana
mereka akan hidup makmur dengan ternak, tanah pertanian dan hasil yang melimpah,
serta permata dan berlian yang berkilauan dan berlimpah ruah. Pada akhirnya, anak-anak-
Nya akan dibawanya ke meja perjamuan Sang Mesias di Yerusalem Baru yang jalan-
jalannya dilapisi oleh emas. Bukankah Yesus sendiri adalah sang Tabib yang Mahabesar?
Bukankah Allah sendiri yang akan mengakhiri semua penderitaan, tangis dan kematian
kita?
Pada tahun 1980-an, ajaran ini telah banyak menggantikan banyak ajaran lainnya
di gereja-gereja Pentakostal. Para pengkhotbahnya mengajarkan bahwa kekayaan itu bisa
didapat dengan sangat mudah. Mereka hanya perlu menyebutkannya, maka Tuhan akan
segera dengan pasti memberikannya. Dalam bentuknya yang paling parah, ajaran seperti
ini seringkali disalahgunakan untuk memperkaya para pengkhotbah itu sendiri. Seorang
penginjil di Amerika Serikat yang bernama Crefflo Dollar, telah banyak dikritik karena gaya
hidupnya yang sangat mewah. Ia mempunyai dua buah mobil Rolls-Royce, sebuah
pesawat jet pribadi, dan sebuah rumah yang sangat mewah bernilai jutaan dollar di
Atlanta, rumah di Demarest, New Jersey yang bernilai $2,5 juta, dan rumah di Manhattan
yang dibelinya seharga $2,5 juta pula pada 2006, kemudian dijualnya pada 2012 dengan
harga $3,75 juta.

131
Gambar 7.8: Joel Osteen yang dianggap
sebagai salah satu pengkhotbah Injil Kemakmuran”.
Foto: Robert M. Worsham; Sumber: Wikimedia Commons

Dollar bukan satu-satunya penginjil yang hidup mewah. Jesse Duplantis, seorang
penginjil di Louisiana, percaya bahwa Allah menginginkan dia membeli pesawat jet pribadi
yang keempat untuk dirinya, karena ia ingin terbang langsung ke setiap tujuannya, tanpa
harus singgah di tempat lain untuk mengisi bahan bakar. Karena itu ia berencana untuk
membeli pesawat Falcon 7X yang berharga $54 juta.
Benny Hinn sendiri pada tahun 2018 merasa bersalah bahwa ia mengajarkan Injil
Kemakmuran melampaui apa yang Alkitab ajarkan. Joyce Meyer juga pada awal tahun
2019 mengutarakan hal yang sama.
Banyak orang Pentakostal lama dan orang-orang Kristen dari gereja-gereja arus
utama lainnya yang menolak ajaran ini. Bagi mereka, pengajaran seperti ini seolah-olah
menjadikan Allah seperti sebuah mesin uang, atau sebuah mesin ATM.

Pertanyaan untuk direnungkan:

Ajaran “Injil Kemakmuran” didasarkan pada pemahaman bahwa Allah kita baik
dan Ia akan menyediakan segala kebutuhan kita. Ada banyak ayat di Alkitab yang
mendukung pernyataan itu. Namun ada pula ayat-ayat lain yang justru berlawanan,
seperti pengalaman Rasul Paulus ketika ia menderita sakit. Ia memohon kepada Allah

132
untuk disembuhkan, tetapi permohonannya tidak pernah terkabul. Dalam 2 Korintus
12:7-10 ia berkata:
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar
biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis
untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku
sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru
dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku
bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10Karena
itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran,
di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah,
maka aku kuat.

Jadi kita harus berhati-hati dengan teologi ini, sebab kita tidak bisa memaksa Allah
untuk selalu mengabulkan permintaan kita. Selalu akan ada orang Kristen yang tidak
kunjung disembuhkan Allah dan tidak juga menjadi kaya raya mesipun ia sudah berdoa,
berpuasa, dan memohon dengan segala cara supaya hidupnya menjadi lebih baik. Dalam
keadaan demikian, kita sering mendengar orang-orang yang mengatakan bahwa sebagai
orang Kristen ia kurang berdoa dan berserah diri kepada Allah. Pernahkah kamu
mendengar ucapan seperti itu? Kata-kata seperti itu justru akan memojokkan orang itu,
membuatnya merasa bersalah. Ia mungkin akan gagal memahami bahwa mungkin Allah
mempunyai rencana lain atas hidupnya. Renungkanlah persoalan ini, lalu tuliskan jawaban
kalian!

Jawaban:
……….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……….…………………………………………………………………………………………………………………………………

133
c. Gerakan Karismatik

Gerakan Karismatik adalah sebuah perkembangan berikutnya dari gerakan


Pentakostalisme, sehingga sering juga disebut sebagai Gerakan Pentakosta Baru. Dalam
berbagai hal gerakan ini memiliki kesamaan dengan Pentakostalisme. Namun perbedaan
yang mencolok ialah gerakan ini tidak berkembang dalam satu denominasi gereja tertentu
saja, melainkan hadir di berbagai gereja yang sudah ada, seperti gereja-gereja Injili,
Lutheran, Calvinis, Anglikan, Methodist, Katolik Roma, Adventis, dll.
Menurut catatan para pakar, sebelum tahun 1955, orang-orang dari gereja-gereja
arus utama (seperti yang disebutkan di atas, kecuali Adventis), yang menganut ajaran
seperti ajaran Pentakostal akan dikecam dan biasanya keluar dari gereja mereka dan
bergabung dengan gereja-gereja Pentakostal atau mendirikan gerejanya sendiri yang
bersifat Pentakostal.
Pada tahun 1960, gerakan ini muncul di gereja-gereja tersebut. Pertama-tama
seorang pendeta di Gereja Episkopal St. Mark’s di Van Nuys, California, mengisahkan
pengalaman Pentakostalnya kepada jemaatnya selama tiga minggu berturut-turut sejak 3
April 1960, hingga hari Pentakosta pada tanggal 17 berikutnya. Ia dipaksa mengundurkan
diri. Namun hal ini menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat dan banyak orang
menjadi sadar akan adanya gerakan ini yang mereka sebut sebagai gerakan karismatik.

Gambar 7.9: Paus Fransiskus mengakui gerakan Karismatik


sebagai pendorong pembaruan Gereja.
Foto: Siciliani-Gennari/SIR. Sumber: Cruxnow.com.

134
Hal serupa juga terjadi di kalangan sejumlah pendeta lainnya. Mereka mulai
mengadakan kebaktian-kebaktian penyembuhan, doa dan pengurapan untuk orang sakit,
dll. Pada tahun 1967, gerakan serupa terjadi di kalangan Gereja Katolik Roma, yang
dimulai di Universitas Duquesne di Pittsburgh, Pennsylvania.
Sama seperti gerakan Pentakostal, gerakan Karismatik juga mengajarkan tentang
sembilan karunia Roh Kudus yang disebutkan dalam 1 Korintus 12:8-10:
12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata
dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia
berkata-kata dengan pengetahuan. 12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama
memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menyembuhkan. 12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan
bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk
berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Di kalangan orang-orang Karismatik ada kecenderungan untuk menjauhkan diri


dari orang-orang Pentakostal karena orang Pentakostal menekankan bahasa roh sebagai
tanda pertama bahwa seseorang sudah menerima baptisan Roh. Orang-orang Karismatik
percaya bahwa baptisan Roh terjadi pada saat seseorang mengalami kelahiran baru,
sementara tanda-tanda lain yang disebutkan oleh orang-orang Pentakostal mereka sebut
“dipenuhi oleh Roh Kudus”. Tanda-tanda karunia roh (“karismata” dalam bahasa Yunani)
diyakini sebagai tanda bahwa seseorang sudah “dipenuhi oleh Roh Kudus”.
Perbedaan lain antara orang-orang Pentakostal dengan karismatik ialah pada
penekanan mereka pada penginjilan dan pekerjaan misi mereka. Sebaliknya, orang-orang
Karismatik lebih menekankan gerakan mereka sebagai upaya untuk memperbarui tradisi
gereja mereka masing-masing.
Di Indonesia, perbedaan antara Pentakostalisme dengan Karismatik tidak begitu
jelas, sehingga ada banyak sekali gereja-gereja yang tadinya berlatar belakang Pentakostal
akhirnya sekarang juga cenderung memperlihatkan dirinya sebagai gereja-gereja
Karismatik. Contohnya: Gereja Pusat Pantekosta Indonesia, Charismatic Worship Service,
Gereja Bethany Indonesia, Gereja Bethel Indonesia, Abbalove, Jemaat Kristen Indonesia,
dll.

135
E. Rangkuman
Gerakan-gerakan pembaruan yang muncul di Inggris maupun di Amerika pada
umumnya timbul karena ketidakpuasan terhadap gereja yang dianggap telah mapan dan
tidak mau berubah dengan berbagai pergolakan dan pertanyaan yang muncul di tengah
masyarakat. Masalah-masalah seperti kedekatan gereja dengan kekuasaan negara,
praktik-praktik sosial yang menyimpang (perbudakan, kemiskinan, ketidakadilan terhadap
kaum perempuan, dll., kebekuan kehidupan bergereja, kurangnya perhatian terhadap
peranan Roh Kudus, dan karunia-karunia-Nya dsb.) telah menjadi tema-tema yang
membuat berbagai pembaruan yang dampaknya terus kita rasakan sampai sekarang.

F. Soal Latihan
Pilihan Ganda

1. Gerakan Kesucian muncul dari….


A. Gerakan Pentakostalisme
B. Gereja Adventis
C. Gerakan Methodisme
D. Gereja Presbiterian
2. Gerakan Kesucian menghasilkan hal-hal berikut ini, kecuali:
A. Pembaruan di gereja-gereja di Amerika.
B. Pembaharuan liturgi gereja.
C. Pengudusan penuh di kalangan banyak tokoh Methodist.
D. Ketertarikan terhadap kesucian hidup Kristen.
3. Gerakan Kesucian menyebar ke berbagai aliran, kecuali:
A. Gereja Konvensi Baptis Selatan.
B. Gereja Nazarene.
C. Gereja Wesleyan.
D. Gereja Episkopal.

136
4. Charles G. Finney melakukan semua ini, kecuali ………………..
A. Mengadakan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani.
B. Memperjuangkan penghapusan perbudakan.
C. Memperjuangan kesetaraan pendidikan untuk kaum perempuan.
D. Mengusahakan pembangunan jalur kereta api.
5. Yang disebut sebagai “bangku kecemasan” di masa Finney adalah:
A. Bangku yang disediakan khusus untuk orang-orang yang mau bertobat menjadi
Kristen.
B. Bangku khusus untuk para pasien yang membutuhkan perawatan segera.
C. Bangku yang ditempatkan di ruang darurat.
D. Bangku yang disediakan untuk para tamu yang datang terlambat di Kebaktian
Kebangunan Rohani.
6. Tanda-tanda kehadiran Roh Kudus pada diri seorang anggota Gereja Pentakosta
ditandai oleh hal-hal berikut ini, kecuali ……………….
A. Baptisan selam.
B. Pengalaman baptisan Roh Kudus.
C. Kemampuan berbahasa roh.
D. Kemampuan melakukan penyembuhan rohani.
7. Gerakan Pentakostalisme terkait dengan:
A. Gerakan Kesucian.
B. Gerakan Kebangunan Rohani Kedua.
C. Gerakan Pembaharuan di Gereja Metodis.
D. Gerakan Kebangunan Rohani Semesta.
8. “Injil Kemakmuran” mengajarkan bahwa orang Kristen pasti akan menjadi:
A. Kaya.
B. Pengusaha.
C. Terkenal.
D. Banyak temannya.
9. Penyimpangan yang dilakukan oleh para pengkhotbah Teologi Kemakmuran
adalah:
A. Memperkaya diri mereka sendiri.

137
B. Kurang yakin akan kuasa penyembuhannya.
C. Menyalurkan kekayaan Allah kepada jemaat.
D. Mengarahkan iman percaya jemaat kepada Yesus Kristus.
10. Gerakan Karismatik memiliki beberapa persamaan dengan Gerakan Pentakostal
dalam hal-hal berikut ini, kecuali:
A. Penginjilan dan pekerjaan misi.
B. Kemampuan berbahasa Roh.
C. Kemampuan bernubuat.
D. Kemampuan menyembuhkan.

Uraian

1. Pernahkah kamu menemukan ajaran-ajaran yang mirip dengan apa yang diajarkan
oleh Gerakan Kesucian ini? Kalau ya, di mana?
2. Setujukah kamu bahwa orang Kristen tidak boleh merokok, meminum minuman
keras, berjudi, berdansa, menonton film (atau bahkan televisi), atau berbagai
aktivitas lainnya yang banyak dilakukan oleh masyarakat umum?
3. Apakah gereja kamu tergolong salah satu gereja Pentakostal atau karismatik di
Indonesia? Bila tidak, bagaimana sikap gerejamu terhadap gereja-gereja tersebut?
Menolak atau menerima? Kalau menolak, apa alasannya? Kalau menerima, apa
sebabnya? Bertanyalah kepada pendeta kamu, apabila kamu menghadapi
kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini!
4. Kalau gerejamu tergolong ke dalam salah gereja Pentakostal atau karismatik di
Indonesia, apakah kamu pernah mencoba beribadah di gereja-gereja lain yang
bukan termasuk ke dalam gereja tersebut? Kalau belum pernah, cobalah, lalu
tuliskan kesan-kesanmu di bawah ini:

138
5. Bagaimana perasaan kamu beribadah di gereja yang berbeda? Asing? Tidak suka?
Atau mungkin kamu menemukan sebuah perasaan baru yang tidak pernah kamu
temukan di gerejamu selama ini? Tuliskan pengalamanmu di bawah ini, apakah itu
pengalaman yang positif atau negatif. Kalau negatif, adakah kemungkinan bagi
kamu untuk mengubah pengalaman itu menjadi lebih positif?

139
Glosarium

• Anglikan: Sebutan untuk gereja di Inggris yang muncul sebagai hasil reformasi di
sana, ketika Raya Henry VIII memutuskan untuk memisahkan gerejanya dari
Gereja Katolik Roma.
• Anti-Kristus: konsep yang muncul dalam Kitab Wahyu tentang sosok yang akan
muncul pada akhir zaman, yang diyakini akan menyiksa orang Kristen dan
menghancurkan gereja. Sosok ini diperkirakan akan berperang melawan Kristus.
• Arius: Nama seorang presbiter dari Alexandria, Mesir, yang menimbulkan
kehebohan karena keyakinannya bahwa Kristus pernah tidak ada. Pengakuan iman
ini dianggap bertentangan dengan ajaran gereja yang ortodoks.
• Patriarkh: Sebutan bagi pemimpin tertinggi di Gereja-gereja Ortodoks Timur.
Kedudukannya setara dengan Paus di Roma.
• Augustinian: Biara yang mengikuti ajaran-ajaran Augustinus, Bapak Gereja dari
Hippo, di Libya sekarang.
• Bahasa Roh: Bahasa yang diucapkan oleh seseorang yang diyakini sedang dikuasai
oleh Roh Kudus. Rasul Paulus mengatakan, Bahasa Roh bisa saja muncul dalam
sebuah kebaktian, namun harus ada orang yang bisa menerjemahkan apa yang
dikatakan oleh Roh itu (1 Kor. 14:5)
• Baptis Umum/Khusus: Pertikaian yang muncul di kalangan Gereja Baptis. Gereja
Baptis Umum percaya bahwa penebusan Kristus berlaku bagi semua orang. Gereja
Baptis Khusus percaya bahwa penebusan itu hanya berlaku untuk orang-orang
yang terpilih.
• Biara: Komunitas yang dari para biarawan atau biarawati yang mengucapkan kaul
untuk hidup membaktikan diri kepada Allah. Mereka berdoa, bernyanyi, dan
melakukan berbagai pekerjaan di dalam kehidupan mereka di biara.
• Bulla: Surat atau pernyataan umum yang dikeluarkan Paus. Nama bula diambil
dari segel pengesahan surat itu.

140
• Gereja Baptis: Gereja yang menekankan pemisahan antara Gereja dan Negara,
serta menolak baptisan anak-anak karena mereka dianggap belum cukup dewasa
untuk menentukan menerima atau menolak baptisan itu.
• Gereja Negara: Gereja yang diakui atau didukung oleh negara. Akibatnya, gereja
menjadi sangat dekat dengan kekuasaan, dan kemudian kehilangan daya kritisnya
terhadap penguasa.
• Gerakan Kesucian: Sebuah gerakan yang muncul dari Methodisme, umumnya
menekankan pentingnya orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus untuk
memelihara hidupnya tetap kudus dan jauh dari dosa.
• Injil Kemakmuran: Pemberitaan Injil yang menekankan bahwa orang percaya
harus hidup sukses, sehat, dan kaya secara materi.
• Inkuisisi: Tindakan pencarian, pengejaran, penangkapan dan penyiksaan terhadap
orang-orang Yahudi dan Muslim yang diduga hanya berpura-pura pindah menjadi
Katolik hanya supaya mereka diizinkan tetap tinggal di Spanyol, setelah
Kekhalifahan Kordoba dikalahkan.
• Karismata: Bentuk jamak dari kata “karisma” dalam Bahasa Yunani, yang berarti
“karunia-karunia”. Biasanya digunakan untuk merujuk kepada sembilan karunia
Roh Kudus dalam hidup orang percaya (1 Kor. 12:8-10).
• Kekhalifahan: Suatu sistem pemerintahan yang didasarkan pada Alquran dan
dipimpin oleh seorang Khalifah yang memiliki kuasa penuh untuk menafsirkan
Alquran dan ajaran-ajaran Islam.
• Konsili: Persidangan gereja yang diadakan dari waktu ke waktu. Gereja Ortodoks
Timur hanya mengakui adanya 7 Konsili Ekumenis yang pertama selama masa
2000 tahun ini. Di luar itu, tidak ada konsili yang sah, menurut mereka. Sementar
itu, Gereja Katolik menyebut persidangan sinode mereka yang diadakan pada
tingkat dunia dengan nama itu. Misalnya, yang terakhir adalah Konsili Vatikan II
(1962-1965).
• Konstantin: Kaisar Romawi Timur atau Bizantium. Ia digelari “Konstantin Agung”.
• Martir: Dalam Bahasa Yunani, kata ini berarti “saksi”, atau syahid, orang yang mati
karena iman percayanya.

141
• Mennonit: Salah satu aliran dalam Protestanisme yang muncul pada masa
Reformasi, biasa disebut sebagai Reformasi Radikal, sebab mereka melakukan
pembaruan radikal di dalam kehidupan gereja pada waktu itu, mis. menolak
perang, menolak ikut dalam ketentaraan, melarang rokok dan minuman keras.
Mereka sering juga disebut sebagai kelompok Pasifis. Aliran ini muncul dari hasil
ajaran Menno Simon, seorang pembaharu dari Belanda.
• Moro: Sebutan untuk orang-orang Islam di Spanyol, belakangan dikenakan kepada
seluruh orang Islam yang dianggap musuh oleh Portugis dan Spanyol.
• Orientalis: Istilah yang diberikan kepada orang-orang belajar tentang berbagai hal
yang datang dari Timur, misalnya agama Hindu, Buddha, Islam, sejarah peradaban
timur, filsafat timur, dll.
• Pemisahan Gereja dan Negara: Praktik yang dilakukan oleh Gereja Baptis yang
melihat bahwa negara tidak boleh mencampuri urusan gereja, tetapi sebaliknya
juga gereja tidak boleh mencampuri urusan negara karena kedua-duanya pasti
akan menghasilkan kerusakan besar.
• Pengejaran para tukang sihir: Praktik yang muncul di negara bagian
Massachussetts di Amerika Serikat, menangkapi orang-orang yang dicurigai
sebagai tukang sihir yang menenung para warga setempat. Karena tuduhan-
tuduhan yang dilontarkan kepada mereka, banyak dari mereka yang ditangkap,
diadili dan kemudian dibunuh.
• Pengakuan iman: Pernyataan pengakuan orang percaya. Pengakuan iman berisi
intisari ajaran iman yang diakui. Dimaksudkan untuk membangun kesamaan
kepercayaan seluruh umat.
• Pengampunan dosa: Tindakan penghapusan dosa oleh Allah kepada manusia. Di
masa Abad Pertengahan, pengampunan dosa dapat diwakilkan oleh orang yang
masih hidup untuk orang yang sudah mati. Ada pula pemahaman bahwa hal itu
dapat dilakukan dengan membeli surat-surat penyampunan dosa, atau dengan
memiliki relikui-relikui orang-orang kudus.
• Perang Salib: Perang antara orang-orang Kristen barat melawan orang-orang
muslim di Palestina yang berlangsung selama sekitar 200 tahun. Gereja pada
waktu itu mengakui bahwa ini adalah perang suci untuk merebut tanah suci

142
(Yerusalem) yang diduduki oleh orang-orang Islam. Pada kenyataannya, ini adalah
peperangan politik yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan agama.
• Purgatorium: Masa penantian di dunia orang mati, antara bumi dengan neraka
atau surga. Masa penantian bisa berlangsung lama sekali, puluhan ribu atau
ratusan ribu tahun lamanya, sebelum jiwa si mati bisa ditentukan untuk masuk ke
surga atau neraka. Itu semua tergantung dari proses pemurniannya selama di
masa penantian itu. Ada pemahaman di masa Luther bahwa masa ini dapat
dikurangi waktunya apabila keluarga si mati memiliki banyak relikui atau membeli
surat-surat pengampunan dosa.
• Puritan: Sekelompok orang Kristen di Inggris yang mencoba mengusahakan
kemurnian agama Kristen sambil tetap bertahan di dalam Gereja Anglikan.
Sebagian dari mereka kemudian hijrah ke Amerika dan berusaha mendirikan
sebuah komunitas Kristen baru yang terpisah dari kekuasan negara.
• Reformasi radikal: Reformasi total yang dilakukan oleh Zwingli dengan
menghapuskan semua praktik yang diterima di Gereja Katolik Roma, seperti
baptisan anak, penggunaan berbagai alat musik di gereja, pemahaman tentang
transubstansiasi dalam Perjamuan Kudus, penggunaan patung-patung di gereja,
doa melalui orang-orang kudus, dll.
• Relikui: potongan bagian tubuh dari seseorang yang diakui suci atau kudus: entah
gigi, rambut, tulangnya, dll.
• Renaisan: Masa pembaharuan di Eropa yang mengubah kesadaran banyak orang
bahwa manusia bukan lagi merupakan objek dari nasib atau takdir. Artinya,
manusia bisa menetapkan sendiri bagaimana jalan hidupnya melalui berbagai
pilihannya, bukan karena semua itu sudah ditentukan oleh Allah.
• Terjemahan Alkitab: Sebuah proses penting untuk membuat Alkitab dapat
tersedia dan dengan mudah dibaca oleh setiap orang. Di Abad Pertengahan,
sebelum mesin cetak ditemukan, Alkitab hanya terdapat dalam terjemahan
Bahasa Latin yang tidak dipahami oleh semua orang. Penerjemahan dan
penerbitan Alkitab ke dalam berbagai bahasa di seluruh dunia membuatnya
mudah dijangkau oleh siapa pun, sehingga pemberitaan Injil menjadi semakin
mudah.

143
• Uskup: Sebuah jabatan yang diberikan kepada seseorang yang dipercayai untuk
memimpin gereja di suatu wilayah tertentu. Mis. Uskup Jakarta, Uskup Medan, dll.
Dalam Bahasa Yunani disebut juga sebagai episkopos. Beberapa gereja Protestan
di Indonesia menganut sistem keuskupun sebagai pemimpin tertinggi dari gereja
itu, meskipun seringkali nama yang digunakan dalam bahasa lain, yaitu bishop
atau ephorus. MIsalnya, HKBP, GKPI, GKPS, BNKP, GMI, dll.
• Usmani: Nama dinasti di Turki yang berkuasa sejak tahun 1299-1923. Dinasti ini
menguasai dan memimpin Kekhalifahan Usmani atau Ottoman di Turki yang
kekuasaannya hampir menjangkau ke Wina, Eropa. Kekhalifahan ini runtuh setelah
akhir Perang Dunia I.

144
Daftar Pustaka

“#209: Waldo Sought a Truer Faith.” Christian History Institute.


https://christianhistoryinstitute.org/study/module/waldo-sought-a-truer-faith
Alcuin, “Vita Sancti Willibrordi”. (2008) dalam Chrstian Saints, Trier: Kliomedia.
Aritonang, Jan S. (2010). Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
“Baptis”, dalam Encyclopedia Britannica, https://www.britannica.com/topic/Baptist
Beeler, Katharina. (2015). “Calvin’s Attitude Toward the Turks: Negative Impact on
Ministry, Dialogue and Missions Among Muslims?”.
https://theologyandthecity.com/2015/01/02/john-calvin-on-islam/.
“Benny Hinn Says He’s Guilty of Taking the Prosperity Gospel Outside of What the Bible
Teaches”, RELEVANT, 22 Februari 2018.
https://relevantmagazine.com/god/benny-hinn-says-hes-guilty-taking-
prosperity-gospel-outside-bible-teaches/.
BiblicalTraining. (2014). “What was Martin Luther's theology of the Word of God?” 5
Februari, diunduh 24 Oktober 2019.
Bremer, Francis J. (2009). Puritanism: A Very Short Introduction. Oxford, England: Oxford
University Press. h. 35.
Calvin, Yohanes. (2003). Institutio: Pengajaran Agama Kristen. Terj. Th.van den End,
Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Chadwick, Henry. (1993). The Early Church. London: Penguin (edisi revisi)
Clary, Glen. (2016). “John Calvin: Servant of the Word of God” dalam Reformed World,
https://reformedforum.org/john-calvin-servant-of-the-word-of-god/.

“Crusades”, https://www.history.com/topics/middle-ages/crusades, diunduh 26 Jan.


2019.
Daulay, Richard Maruli. (2004). Mengenal Gereja Methodist Indonesia. Jakarta: BPK-GM.
de Jonge, Christiaan. (2003). Apakah Itu Calvinisme? Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Devine, Mark (18 Nov. 2013). “Where Did All These Pentecostals and Charismatics Come
From?”, https://www.thegospelcoalition.org/article/where-did-all-these-
pentecostals-and-charismatics-come-from/.

145
De Sousa Pinto, Paulo Jorge. (2012). The Portuguese and the Straits of Melaka, 1575-
1619: Power, Trade and Diplomacy. Singapore: National University of Singapore
Press.
Ellingsen, Mark. (1981) “Luther’s Concept of the Ministry: The Creative Tension” dalam
Word & World, 1/4.

Greifenhagen, F. Volker.” Why did Luther want the Qur’an to be published?”


https://www.luthercollege.edu/university/academics/impetus/winterspring-
2017/table-talks/why-did-luther-want-the-quran-to-be-published/.
Headley, Anthony J. (2013). Getting It Right: Christian Perfection and Wesley’s Purposeful
List. Lexington, KY: Emmeth Press.
Herlianto. (2006). Teologi Sukses: Antara Allah dan Mamon. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hyatt, Eddie. (2002), 2000 Years Of Charismatic Christianity, Lake Mary, FL.: Charisma
House, h. 126.
Jan Hus: Bohemian Religious Leader”, https://www.britannica.com/biography/Jan-Hus.
“John Calvin: Father of the Reformed Faith”.
https://www.christianitytoday.com/history/people/theologians/john-
calvin.html.
Johannes Guttenberg: German printer, https://www.britannica.com/biography/Johannes-
Gutenberg, diunduh pada 27 Jan. 2019.

“John Wycliffe: English Theologian”, https://www.britannica.com/biography/John-
Wycliffe.
“Joyce Meyer Says Her Views on Prosperity and Faith ‘Got Out of Balance’ With What the
Bible Says”, RELEVANT, 9 Januari 2019 https://relevantmagazine.com/god/joyce-
meyer-says-her-views-on-prosperity-and-faith-got-out-of-balance-with-what-
the-bible-says/
“Khotbah Tetzel”. Beggars All Reformation & Apolotgetics.
https://www.beggarsallreformation.blogspot.com/2012/01/did-tetzel-really-say-
as-soon-as-coin.html
Koyzis, David T. (1990). “The Lord’s Supper: How Often?” dalam Reformed Worship 15,
https://www.reformedworship.org/article/march-1990/lords-supper-how-often.

Lane, Tony. (2001). Runtut Pijar. Jakarta: BPK Gunung Mulia.


Latourette, Kenneth Scott. (1997). A History of Christianity. Prince Press, Open Library.

146
Luo, Michael. (15 Jan. 2006). “Preaching a Gospel of Wealth in a Glittery Market, New
York”. The New York Times.
“Luther was right, says the Pope’s preacher,” The Telegraph, 6 Juni 2015.
“Lutheranism”. (tanpa tahun). dalam Encyclopedia Britannica,
https://www.britannica.com/topic/Lutheranism/Church-and-state..

“Maluku”, http://indahnesia.com/indonesia/MALHIS/history_of_maluku.php, diunduh 26


Jan. 2019.

Makaado, Budi. “Gereja Methodist Indonesia”.(t.t.)


https://budimakaado.blogspot.com/2014/11/gereja-methodist-indonesia.html,
diunduh 2 November 2019.
Martin Luther and the 95 Theses. https://www.history.com/topics/reformation/martin-
luther-and-the-95-theses.
Mattox, Mickey L. (tanpa tahun). “Sacraments in the Lutheran Reformation”, dalam
Oxford Handbooks Online,
http://www.oxfordhandbooks.com/view/10.1093/oxfordhb/9780199659067.00
1.0001/oxfordhb-9780199659067-e-32.

Menzies William W. dan Menzies, Robert P. (2000) Spirit and Power: Foundations of
Pentecostal Experience, Grand Rapids, MI: Zondervan.
“Nestorian”, https://www.britannica.com/topic/Nestorians, diakses 26 Jan. 2019.

Niles, D.T. (1972). A Testament of Faith. London: Epworth Press.

Olson, Roger E. (2009). Arminian Theology: Myths and Realities. Westmont, IL.:
InterVarsity Press.
“Peter Waldo”. (2004). Encyclopedia.com.
https://www.encyclopedia.com/people/philosophy-and-religion/protestant-
christianity-biographies/peter-waldo,
“Philip Melanchthon: German Theologian”.
https://www.britannica.com/biography/Philipp-Melanchthon.

Poloma, Margaret M. dan Green, John C. (2010). The Assemblies of God: Godly Love and
the Revitalization of American Pentecostalism/ New York: New York University
Press.

147
“Prosperity Gospel Preacher: God Wants Me to Have This $54m Private Jet — and He
Wants You to Buy It”. Faithwire . (24 Mei 2018).
https://www.faithwire.com/2018/05/24/prosperity-gospel-preacher-god-
wants-me-to-have-this-54m-private-jet-and-he-wants-you-to-buy-it/.
RELEVANT. (22 Feb. 2018). “Benny Hinn Says He’s Guilty of Taking the Prosperity Gospel
Outside of What the Bible Teaches”.
https://relevantmagazine.com/god/benny-hinn-says-hes-guilty-taking-
prosperity-gospel-outside-bible-teaches/ diunduh pada 20 Feb. 2019.
RELEVANT. (9 Jan. 2019). “Joyce Meyer Says Her Views on Prosperity and Faith ‘Got Out of
Balance’ With What the Bible Says”. https://relevantmagazine.com/god/joyce-
meyer-says-her-views-on-prosperity-and-faith-got-out-of-balance-with-what-
the-bible-says/ diunduh pada 20 Feb. 2019.
“Renaissance”, https://www.history.com/topics/renaissance/renaissance, diunduh 27
Jan. 2019.
Riggs, John. (2015). The Lord’s Supper in the Reformed Tradition. Louisville, Kentucky:
Westminster John Knox.

Sakei, P.Y. (1916). The Nestorian Monument in China. London: SPCK.

“Schism of 1054”. https://www.britannica.com/event/Schism-of-1054, diakses 26 Jan.


2019.

Schreiber, Andy. (tanpa tahun). “John Calvin on Baptism”, dalam Schreiberspace (blog).

Scott, Reginald. Dictionary of National Biography. London: Smith, Elder & Co. 1885–1900.
“Sejarah Singkat GMI” (t.n., t.t.) https://gmi.or.id/sejarah-singkat-gmi/ diunduh pada 1
November 2019.
Smith, D.J. (2010). “Calvin on the sacraments and church unity” dalam In die Skriflig 44,
Supplement 3 2010:247-269.

“St. Hildegard”. https://www.britannica.com/biography/Saint-Hildegard, diakses 26 Jan.


2019.

“St. Willibrord”, Encyclopedia Britannica, https://www.britannica.com/biography/Saint-


Willibrord, diakses 25 Jan. 2019.

148
Sts. Cyril and Methodius, Catholic Online.
https://www.catholic.org/saints/saint.php?saint_id=39, diakses 25 Jan. 2019.

“The Reformation”. History of Parliament Online.


http://www.historyofparliamentonline.org/schools/ks3/reformation.
“Theodore Bibliander”. https://en.Wikimediapedia.org/Wikimedia/Theodore_Bibliander.
The Seven Ecumenical Councils, Christian Classics Ethereal Library.

Trueman, C N. (tanpa tahun). “John Calvin” dalam The History Learning Site (2015)
https://www.historylearningsite.co.uk/john-calvin/.

Van den End, Th. (1987). Ragi Carita I. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Vasco da Gama”, https://www.history.com/topics/exploration/vasco-da-gama, diunduh
pada 26 Jan. 2019.

van den End, Th. (2000). Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
“Vatican issues stamp featuring Martin Luther for Reformation anniversary”, Crux, 26
Nov. 2017.
Watson Andaya, Barbara. (2016). “Islam and Christianity in South East Asia 1600-1700”.
https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/Working_Paper_No_3.pdf.
Wellem, F. D. (1998). Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
William, Cossen. “Charles Finney’s Rochester Revival”.
http://www.thearda.com/timeline/events/event_246.asp.

149
Daftar Indeks

A
B
Abad Pertengahan, 35, 36, 62, 93, 113, 114, 159, 160
Abbalove, 151 bahasa roh, 143, 144, 150, 151
baptisan, xviii, 98, 99, 112, 113, 117, 121, 125, 127,
Adventis, 149, 152
129, 143, 144, 151, 153, 157, 160
ajaran, v, 7, 8, 14, 15, 16, 17, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 35,
Basel, 46, 103, 104
36, 42, 44, 45, 46, 50, 58, 61, 62, 63, 66, 67, 68, 69,
Belanda, 52, 89, 104, 105, 120, 129, 130, 136, 138, 158
72, 73, 77, 87, 99, 100, 101, 102, 107, 109, 111, 115,
Benedictus, 28
116, 117, 118, 120, 126, 129, 139, 146, 147, 149,
berdosa, 39, 142
154, 156, 157, 158, 159
berhala, 10, 102, 109
Albrecht, 40
Alexandria, xvii, 25, 60, 78, 84, 156 berkharisma, 12
Bernardus, 33
aliansi, 99
bertobat, 7, 25, 57, 99, 127, 153
aliran, 15, 26, 139, 140, 145, 152, 158
Alkitab, xviii, 5, 9, 11, 26, 33, 35, 36, 37, 39, 46, 48, 52, biara, 28, 33, 37, 38, 39, 87, 89, 94, 98, 156
biarawan, 37, 38, 42, 45, 87, 88, 89, 92, 94, 156
58, 68, 69, 70, 71, 73, 74, 76, 77, 80, 94, 96, 97, 98,
bruder, 38
103, 108, 109, 110, 111, 112, 115, 116, 118, 120,
budak, 26, 32, 104, 128, 129, 141, 143
121, 123, 129, 134, 135, 144, 147, 160
Bulla, 41, 156
Allah, vi, xv, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 20, 21, 26, 36,
37, 38, 39, 41, 50, 51, 64, 68, 70, 74, 84, 85, 93, 98,
99, 102, 109, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, C
119, 120, 123, 132, 133, 143, 145, 146, 147, 148,
caesaropapisme, 25
154, 156, 159, 160, 163
Calvin, xvi, 27, 33, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53,
Alquran, 101, 103, 104, 105, 107, 108, 110, 157
54, 56, 99, 100, 102, 103, 108, 109, 110, 115, 116,
Ambrosius, 27
117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 133, 162, 163,
Amerika Serikat, 119, 124, 128, 129, 133, 134, 144,
165, 166
146, 158
Cina, 30
amoral, 68, 77
Clairvaux, 33
anggur, 42, 68, 113, 114, 118, 119, 122
Confessionum, 26
Anicetus, 15
credo, 26
Antikristen, 127
Cyprianus, 24
Antonius, 25, 56
Cyrillus, 26, 27, 57
anugerah, viii, xi, 59, 74, 77, 78, 112, 113, 115, 133,
139, 144
apologet, 17, 24, 56 D
Apology, 14 Damietta, 32
Arab, 88, 103, 108, 110, 134
De Civitate Dei, 26, 27
Arabia, 30
Decius, 24
arianisme, 25
denda, 118
Arius, 25, 61, 84, 85, 88, 91, 92, 156
denominasi, 140, 149
Asia Tengah, 30
diaken, 9, 49, 84, 132
Asisi, xvii, 33 dianiaya, 4, 82
askese, 25, 56
diskriminasi, 30, 31
Athanasius, xvii, 26, 27, 60, 61, 62, 77, 78, 79, 91 doktrin, 57, 58, 68, 73, 99, 118, 123, 133, 139
awam, 27, 63, 73, 127, 140
dosa, xviii, 8, 17, 27, 35, 40, 49, 52, 62, 63, 68, 70, 93,
95, 101, 107, 109, 112, 113, 114, 117, 121, 139,
157, 159
dukun, 131

150
E Gereja Katolik, xv, xviii, 24, 27, 34, 38, 41, 45, 53, 55,
63, 66, 68, 70, 86, 96, 100, 106, 112, 113, 118, 119,
Edessa, 31 126, 145, 150, 156, 158, 160
Edik Milano, 25 Gereja Methodist, xvi, xviii, 132, 133, 134, 135, 136,
Edward, 33 137, 138, 140, 142, 162, 164
Efesus, 27 gereja negara, 84
Eisleben, 36, 43 Gereja Negara, xvi, 82, 157
Ekaristi, 73, 80 Gereja Ortodoks, xv, 24, 27, 55, 86, 157
ekklêsia, 2 Gnostik, 14, 16
ekonomi, 30, 34, 104, 106 Gregorius, 28, 68
eksplorasi, 11
ekstremis, 99 H
episkopos, 12, 160
Eropa, xii, 32, 33, 44, 51, 52, 53, 58, 89, 90, 93, 101, halal, 10
106, 119, 160, 161 haram, 10
Eusibius, 26 Helenis, 13
Hieronimus, 26
F historia, 2, 19
historio, 2
Farisi, 8 historis, 2
Filipina, 105 history, 2, 19, 162, 163, 164, 165, 166
filsafat, 14, 36, 38, 45, 61, 158 humanis, 41, 103
Firman Allah, 111, 112 humanisme, 44, 46
formalitas, 8
Fransiscan, 33 I
Fransiscus, 33
Frederick Barbosa, 32 igreja, 2, 19
Frederick II, 32 imam, 25, 37, 38, 40, 45, 63, 67, 69, 73, 74, 118
imamat, xviii, 112, 113
G iman, vi, viii, ix, xi, xii, xiii, 1, 4, 5, 14, 15, 16, 20, 21, 22,
24, 25, 39, 43, 47, 56, 57, 59, 60, 61, 62, 76, 77, 78,
gelar, 27, 31, 39, 72, 132 86, 91, 105, 113, 114, 150, 154, 156, 158, 159
gerakan, xviii, 16, 28, 33, 35, 36, 40, 43, 45, 46, 53, 54, India, 30, 89, 129
56, 58, 63, 66, 70, 72, 74, 77, 80, 82, 94, 101, 106, Indonesia, ii, iv, xii, xiii, xviii, 17, 19, 29, 89, 96, 97, 107,
112, 124, 126, 139, 140, 141, 142, 145, 149, 150, 110, 111, 114, 120, 123, 124, 129, 130, 131, 135,
151, 157 137, 143, 145, 151, 154, 155, 160, 162, 164, 173
Gerakan, xvi, 25, 28, 41, 94, 96, 99, 106, 131, 134, 139, indulgensia, 95, 107
140, 142, 143, 144, 145, 149, 151, 152, 153, 154, Indulgensia, 40, 41
157 Inggris, 4, 32, 52, 55, 67, 72, 73, 74, 75, 77, 79, 80, 89,
Gerakan Pentakostal, 141, 154 96, 97, 99, 100, 108, 110, 124, 126, 127, 128, 129,
gereja, vi, vii, viii, ix, xi, xii, xiii, xvi, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 131, 132, 134, 135, 139, 143, 151, 156, 159
9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, Injil, xviii, 5, 26, 30, 33, 47, 73, 85, 89, 100, 106, 111,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 40, 41, 42, 112, 115, 129, 135, 137, 143, 145, 147, 153, 157,
43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 160
58, 59, 60, 62, 63, 64, 66, 67, 68, 69, 71, 73, 74, 75, Inkuisisi, 104, 157
77, 78, 79, 80, 82, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 91, 92, 93, Institutio, 48, 52, 118, 162
94, 95, 97, 98, 99, 100, 106, 107, 108, 111, 112, 114, Ireneus, 14
115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, Irlandia, 26, 133, 145
125, 127, 128, 129, 130, 131, 133, 134, 135, 136, Islam, ix, xi, xv, xvi, 24, 30, 31, 32, 33, 34, 58, 88, 90,
137, 138, 139, 140, 142, 143, 145, 146, 147, 149, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 108, 109, 110, 157,
151, 152, 154, 155, 156, 157, 158, 160, 164 158, 159, 166
Gereja Anglikan, 126, 127, 132, 137, 159 Israel, 7
Gereja Baptis, xviii, 125, 126, 129, 130, 131, 156, 157, Italia, 13, 28, 33, 51, 64
158

151
J Konstantin, 83, 84, 85, 88, 90, 91, 158
Konstantinopel, 26, 32, 85, 86, 87, 88, 91, 92
Jabatan, 48, 49, 111 Konstantinus, 25, 26, 56, 57
jaminan, 113 Konstantinus Agung, 25, 56
jemaat, vi, 1, 5, 11, 12, 15, 17, 18, 21, 22, 24, 25, 43, konsubstansiasi, 114, 118, 119
44, 45, 46, 47, 49, 50, 64, 68, 69, 116, 118, 125, 128, kontroversi, 99, 104, 110
129, 134, 135, 136, 142, 154 Konvensi, 129, 140, 152
Jenewa, 44, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 100, 115, 119, koreksi, 126
122 Kota Allah, 26, 115
Jerman, 28, 32, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 49, 55, 66, Kristokrasi, 47, 49
101, 103, 108 Kristus, iv, vi, 3, 5, 10, 12, 15, 16, 18, 19, 24, 25, 26, 38,
John Hus, 66, 67, 69, 70, 78, 79 39, 44, 47, 49, 50, 51, 57, 60, 61, 62, 64, 66, 68, 74,
John Wesley, xviii, 132, 133, 138, 139, 140 76, 78, 80, 83, 84, 85, 86, 87, 91, 102, 103, 108, 113,
114, 117, 118, 119, 121, 122, 127, 134, 135, 136,
K 137, 144, 148, 154, 156, 157
kuriakon, 3, 19
kafir, 17, 24 kutuk, 41, 42
kaleo, 2
Kanonik, 41
L
Kardinal, 40
Karismata, 157 Latin, 4, 17, 26, 45, 74, 94, 96, 97, 103, 107, 110, 112,
Karismatik, xviii, 145, 149, 150, 151, 154 160
kasih karunia, 10, 112, 148 licik, 105
Katekismus, 43, 52 Louis, 32, 48
kaum cluny, 25 Luther, xvi, 27, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 46, 47,
Kaum Hussit, 70 96, 100, 101, 102, 104, 106, 108, 110, 111, 112,
kebenaran, 17, 39, 61, 63, 66, 69, 70, 77, 80, 102, 112 113, 114, 115, 118, 119, 120, 159, 163
keculasan, 107 Lutheran, 49, 99, 102, 113, 114, 120, 149, 164
keesaan, 117
kejam, 8, 70, 95, 104 M
kekaisaran, 13, 24, 27, 28, 42, 55, 84
kekal, 28, 39, 113 Mainz, 40
kekayaan, 5, 146, 154 Mamon, 64, 163
Kekhalifahan, 101, 157, 160 manikheisme, 26
kekristenan, 13, 14, 24, 27, 30, 31, 32, 33, 38, 45, 61, Mansfeld, 36, 37
66 manusia, 4, 5, 8, 9, 11, 14, 21, 26, 27, 28, 39, 70, 87,
Kemakmuran, xviii, 145, 147, 153, 154, 157 94, 97, 110, 112, 113, 114, 117, 159, 160
kemiskinan, 28, 33, 64, 73, 151 Maria, 27, 37
kesalehan, 8, 132 Martin Luther, xv, xvii, 24, 34, 35, 36, 38, 43, 44, 53,
kesederhanaan, 62, 63, 75, 77, 78, 81 56, 58, 71, 99, 111, 120, 162, 164, 166
keselamatan, 5, 10, 28, 36, 37, 42, 74, 97, 111, 115, martir, 14, 82
120 Martir, 17, 118, 158
kesetiaan, 7, 8, 11, 21, 60, 62, 75, 77, 78, 81 martyr, 13
Kesucian, xvi, 139, 140, 143, 144, 152, 153, 154, 157 Masehi, 7
ketaatan, 28, 66, 71, 75, 77, 80, 81, 119 materi, iv, 146, 157
Khalsedon, 87, 88, 92 melayani, 15, 42, 45, 80, 115, 130, 135, 173
Kitab Kejadian, 112 Mennonit, 127, 158
Kitab Ulangan, 7, 109 Mesir, 13, 32, 84, 91, 156
klesia, 2 Mesopotamia, 13
kolam, 125 metropolitan, 13, 87
konsili, 26, 27, 41, 69, 85, 86, 89, 158 mewah, 68, 146, 147
Konsili, xvi, xviii, 26, 27, 41, 61, 66, 73, 77, 80, 85, 86, mezbah, 50, 117
87, 88, 91, 92, 157 Mikha, 8, 11, 102
Konsili Nicea, xviii, 26, 85, 86, 88, 92 misi, 34, 104, 120, 129, 130, 136, 138, 151, 154

152
misionaris, 129, 135 pendeta, 43, 46, 47, 48, 51, 53, 84, 98, 115, 120, 130,
monofisit, 27 132, 133, 140, 141, 142, 144, 149, 150, 155
Moravia, 133 penebusan, 35, 62, 63, 101, 127, 156
Moro, 105, 158 penerjemahan, 97, 110, 112, 129
Muhammad, 30, 103, 109 pengajar, 12, 48, 69
museum, 96 pengakuan iman, 26, 49, 86, 99
Pengakuan Iman, 84, 85, 88, 92
N penganiayaan, 6, 13, 17, 20, 24, 25, 28, 55, 57, 84, 127,
128, 134, 148
negara, 17, 25, 26, 27, 30, 31, 49, 51, 52, 56, 58, 66, 73, penginjil, 128, 129, 130, 133, 140, 144, 146, 147
82, 84, 87, 88, 89, 91, 92, 99, 101, 114, 119, 122, penginjilan, 34, 104, 105, 106, 116, 128, 129, 130, 135,
123, 125, 127, 131, 133, 151, 157, 158, 159 136, 151
Nestorius, 26, 57 pengkhianatan, 105
Nicea, 84, 85, 88, 91, 92 penipuan, 36, 52, 105
Nursia, 28 Pentakosta, 7, 8, 9, 12, 82, 143, 144, 145, 146, 149,
Nusantara, 90, 104, 105, 107 153
Pentakostalisme, xvii, 143, 149, 151, 152, 153
O penyelamatan, vi, vii, ix, 4, 20, 23, 28, 34, 54, 55, 58, 59
penyimpangan, 36, 62, 100
oposisi, 50, 51 penyucian, 28, 38, 40, 94
ordo, 27, 33 Perancis, 28, 32, 33, 46, 64
Ordo, 28 Perang Salib, xvi, 31, 32, 33, 88, 90, 159
orientalis, 103, 108 perbudakan, 129, 133, 141, 142, 151, 152
Orientalis, 103, 158 perdagangan, 30, 34, 52, 88, 107
Origenes, 24, 56 perdana, 8, 9, 10, 11, 12, 17, 20, 21, 22, 115, 118, 120,
ortodoks, 15, 156 143
otonom, 125, 137 perempuan, 18, 45, 67, 133, 138, 141, 142, 143, 144,
otoritas, 63, 68, 69, 79, 111, 120 151, 153
peristiwa, 2, 3, 4, 7, 9, 12, 13, 18, 20, 21, 37, 63, 73, 94,
P 118, 128, 143, 144, 145
perjamuan kudus, 46, 49, 112, 113, 114, 118
pamflet, 101, 108
perminyakan, xviii, 112, 113
Papua Niugini, 130
pernikahan, xviii, 47, 94, 112, 113, 115, 173
Parham, xviii, 144, 145
persembahan, 24, 93, 99
Paskah, 9, 15, 26, 86
persepuluhan, 99
Patrick, 26
Persia, 30, 55, 58
patung-patung, 43, 98, 102, 160
pertikaian, 15, 26, 57, 90
Paulus, 13, 39, 103, 147, 156
Peter Waldo, xvii, 33, 63, 64, 65, 77, 79, 107, 164
Paus Alexander II, 31
Petrus, 10, 12, 36, 40, 93
Paus Innocentius, 32, 64, 67
polemik, 102
Paus Inocentius III, 32
politeis, 17
Paus Urbanus II, 31
Polycarpus, 14, 22
pembaharuan, 7, 9, 11, 18, 28, 35, 36, 43, 45, 53, 54,
Portugis, 2, 19, 88, 89, 90, 104, 105, 107, 158
75, 97, 98, 100, 124, 160
predestinasi, 50, 116, 117
pembangkang, 96
presbiterial, 49
pembaruan, xviii, 8, 21, 24, 33, 35, 47, 58, 106, 140,
Purgatorium, 159
141, 142, 143, 150, 151, 158
Puritan, xviii, 126, 127, 131, 159
pembebasan, 6, 32, 38
Puritanisme, 131
pemberontakan, 43
pemerintah, 6, 20, 46, 47, 48, 49, 69, 70, 82, 84, 114,
115, 119, 128, 129, 130, 136, 138 R
pemersatu, 86 radikal, 43, 63, 143, 158, 160
penatua, 12, 48, 49, 84, 91 Radikal, 127, 158
penderitaan, 6, 9, 146 rahmat, 27, 28, 38, 39

153
Raja Aragon, 31 T
ramah, viii, 60, 67
reformasi, 27, 33, 35, 40, 43, 45, 47, 58, 63, 66, 72, 74, taat, viii, 50, 60, 66, 70, 77, 115, 123, 131
75, 77, 79, 95, 96, 98, 99, 103, 156 tata gereja, 46, 48, 99
Reformasi, xvi, 35, 36, 40, 41, 46, 52, 53, 58, 70, 71, 74, Taurat, 10, 11, 13, 21, 47, 51
94, 96, 98, 99, 101, 106, 107, 111, 112, 120, 126, teologi, 13, 27, 72, 89, 98, 103, 106, 108, 111, 120, 148
127, 158, 160 teologis, 6, 40, 41, 93
relikui, 36, 62, 95, 97, 110, 159 terjemahan, 26, 42, 74, 96, 98, 103, 160
Relikui, 160 Tetzel, 95, 97, 163
rempah-rempah, 88, 90, 107 Theodorous Beza, 53
Renaisan, 160 Theokrasi, 46
Roh Kudus, vi, 7, 8, 9, 11, 18, 21, 86, 143, 144, 145, Thuringen, 36
150, 151, 153, 156, 157 Tiongkok, 30
rohani, xviii, 33, 37, 70, 93, 113, 118, 119, 122, 128, Titian, 4
139, 142, 143, 144, 152, 153 Titus, 13
Romawi, 14, 24, 25, 27, 28, 56, 61, 77, 82, 83, 84, 85, Toledo, 31
93, 120, 158 transubstansiasi, 63, 113, 114, 118, 119, 160
roti, 42, 68, 113, 114, 118, 119, 122, 123 Tritunggal, 112
Tuhan, iv, vii, viii, ix, xi, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 15, 18, 20,
S 21, 23, 27, 28, 34, 39, 44, 47, 49, 50, 52, 53, 54, 55,
58, 59, 60, 74, 77, 78, 93, 98, 102, 109, 112, 115,
Sabat, 8, 142 121, 146, 148
sakramen, xviii, 68, 112, 113, 117, 120, 122 Turki, 79, 91, 101, 102, 108, 109, 157, 160
salib, 8, 9, 15, 31, 32, 43, 50, 66, 83, 91, 144
Salomo, 12 U
santet, 131
separatis, 126 universal, 141
Servet, 51 uskup, 12, 14, 15, 16, 24, 26, 45, 61, 77, 79, 84, 86, 87,
setia, viii, 11, 60, 70 88, 92, 140
Shopronius, 26 Uskup, 15, 40, 61, 67, 68, 78, 87, 160
siklus, 7 Usmani, 101, 102, 108, 109, 157, 160
siksaan, 5, 9, 24, 148
sinode, 68, 86, 158 V
sipil, 115
Siria, 13 Vanesia, 3
slogan, 5, 71 Vulgata, 26, 74, 96
Smirna, 14, 15, 79
Spanyol, 31, 34, 104, 105, 157, 158 W
spiritual, iv, 33
Stefanus, 9 Wesley, 132, 133, 134, 139, 140, 163
Steven, 32 Wycliffe, xvii, xviii, 66, 67, 68, 72, 73, 74, 75, 77, 79, 81,
Stoa, 14 95, 96, 97, 110, 163
Strausburg, 44, 46, 47, 49
suci, 25, 36, 38, 52, 56, 61, 62, 74, 95, 98, 110, 112, Y
118, 139, 159, 160
Yahudi, 7, 8, 9, 10, 13, 18, 21, 82, 104, 144, 157
sunat, 117
Yerusalem, 9, 13, 31, 32, 38, 143, 146, 159
surat, 26, 35, 36, 39, 40, 41, 46, 47, 58, 62, 63, 68, 69,
Yesus, iv, vi, 4, 5, 8, 9, 10, 12, 18, 21, 27, 49, 82, 84, 91,
73, 80, 93, 95, 102, 104, 156, 159
93, 102, 112, 113, 117, 118, 119, 128, 134, 143,
surga, 4, 9, 40, 94, 95, 116, 159
146, 154, 157
Swiss, 43, 98, 99, 100, 103, 110
Yohanes Calvin, xv, 24, 44, 45, 53, 54, 111, 120
syamas, 49
Yustinus, 14, 17, 118

154
Z
zaman, 5, 12, 18, 33, 38, 69, 70, 74, 106, 143, 156
Zwingli, 47, 98, 99, 100, 106, 119, 160

155
RIWAYAT PENULIS

Ronald Kweniawan, M.Si.Teol., dilahirkan di Saparua pada


tanggal 11 Agustus 1991. Menyelesaikan studi S1 Teologi di
Universitas Kristen Sayta Wacana (UKSW) Salatiga tahun 2013
dan studi S2 program studi Magister Sosiologi Agama,
Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2014. Sejak tahun
2014 mengajar bidang studi Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekerti di SMAK 5 PENABUR Jakarta. Selain itu penulis
juga melayani sebagai tenaga kategorial komisi remaja di Gereja Kristen Indonesia (GKI)
Kwitang sampai sekarang.

Sebelumnya pernah menulis buku pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti kurikulum 2013 dan penulis kisi-kisi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti tingkat Nasional tahun 2017.
Karya ilmiah yang pernah ditulis antara lain: Perkembangan Iman Remaja yang Memiliki
Orang Tua Tiri (UKSW,2013), Kepemimpinan Pendeta Beretnis Tionghoa (UKSW, 2014)
dan beberapa artikel.

(Email: ronaldkweniawan@gmail.com)

156
RIWAYAT PENULIS

Nama: Stephen Suleeman


Tempat/tanggal lahir: Jakarta, 17 Maret 1954
Status pernikahan: Menikah
Warganegara: Indonesia
No. KTP: 3175021703540007
Alamat: Jl. Pelepah Kuning II, Blok
WV 2 no. 6,
Kelapa Gading Permai,
Jakarta 14240
No. HP: +62 818 0600 9779
No. telepon rumah: 021 450 8205
Alamat email: stephensuleeman@gmail.com

Pendidikan:
• Graduate Theological Union, Berkeley, California (2001-2007), program PhD,
dalam Kajian Interdisipliner
• Union Theological Seminary in Virginia, Richmond, Virginia dalam Sejarah dan
Pemikiran Kristen, (1991-1992), Th.M.
Bethany Theological Seminary, Oakbrook, Illinois dalam Studi Perdamaian,
(1990-1991), MATh.
• Departemen Komunikasi, FISIP-UI (1979-87), Drs.
• Trinity Theological College, Singapura (1974-1978), B.D.

Pekerjaan:
• Pendeta emeritus GKI dengan tugas khusus mengajar di STFT Jakarta
• Dosen STFT Jakarta (1985-sekarang)

157
1

Anda mungkin juga menyukai