Anda di halaman 1dari 67

32

BAB II

LANDASAN TEORI SEJARAH PERTUMBUHAN GEREJA SEBAGAI DASAR


REVITALISASI MISI HOLISTIK

Untuk menghasilkan kajian ilmiah yang sesuai dengan realita yang dihadapi

tentang Relevansi Sejarah Pertumbuhan Gereja di Manokwari Papua Barat dalam

Merevitalisasi Pelayanan Misi yang Holistik Perlu adanya analisa yang baik.

Gereja di Manokwari pada masa kini cukup berkembang dengan luar biasa.

Apalagi dengan dicetuskannya Manokwari sebagai kota Injil pertumbuhan atau

perkembangan gereja-gereja begitu maju. Mengapa Manokwari dikatakan sebagai

kota Injil? Manokwari di sebut kota Injil karena pada awalnya Manokwari pertama

sekali masuknya Injil pada tahun 1855 yang menjadikan Manokwari sebagai kota

peradapan bagi seluruh tanah Papua.

Manokwari Injil pertama diberitakan, Manokwari dapat dimenangkan bagi

Kristus, yang dahulunya orang-orang pribumi yang masih hidup dalam kegelapan

tetapi mereka sekarang sudah hidup dalam terang firman Allah (Ef 5:8). Membuat

peneliti tertarik untuk mempelajari dampak Sejarah Gereja dalam pertumbuhan

gereja gereja di Manokwari.

Dalam pembahasan tentang kajian teori ini, akan dibahas dengan pengertian

teori, latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penelitian dan kajian teori.
33

Dengan adanya pembahasan ini untuk mengerti gambaran yang akan diteliti dengan

baik.

A. Menjelaskan Sejarah dan Sejarah Gereja


Akan dijelaskan pengertian-pengertian dari istilah yang akan dipaparkan dalam

tulisan ini seperti:

1. Pengertian Sejarah

Menurut beberapa ahli menjelaskan tentang istilah sejarah secara umum yang

akan memberikan penjelasan-penjelasan di bawah ini:

Bila dilacak dari asal muasalnya, kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab
yakni “syajaratun” yang bermakna pohon. Dari sini disimpulkan bahwa
sejarah diartikan dengan pohon yang terus berkembang dari tingkat akar
hingga ranting atau dari tingkat sederhana hingga lebih maju (kompleks).
Sedangkan dalam bahasa Inggris sejarah (history) memiliki arti masa silam
umat manusia. Dalam bahasa Jerman sejarah adalah Geschicte memiliki arti
sesuatu yang telah terjadi. Dalam bahasa Latin dan Yunani sejarah (history)
atau (lisor) memiliki arti orang pandai. 1
Sedangkan pengertian lain dari sejarah yang menjelaskan sebagai berikut:

1. Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau (kejadian dan peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau).
2. Sejarah adalah pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan
kejadian yang benar-benar terjadi di masa yang lampau (Sejarah sama
.’jucdv ytujdengan Ilmu Sejarah atau pengetahuan atau uraian
mengenai fakta tersebut). Jadi, berdasarkan definisi ini, belajar sejarah
tidak lain berurusan dengan fakta masa lampau (peristiwa-kejadian itu
sendiri) dan usaha menguraikan fakta atau peristiwa tersebut. Dua hal ini
tidak dapat kita abaikan dalam studi Sejarah Gereja Indonesia.2

Pendapat lain yang menjelaskan tentang sejarah adalah:

Sejarah menurut bentuk dan sifatnya terbagi dalam empat hal:


1. Sejarah sebagai peristiwa:”sejarah sebagai peristiwa dari aktivitas manusia
yang hanya sekali terjadi dan hilang seirama berlalunya waktu, dan kemudian

1
Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Acmad “Sejarah KejayaanSingasari Dalam Kitab Para Datu”
(Bantul Yogyakarta:Araska, 2013)12
2
Pengertian sejarah ini dikutip dari Kamus Bahasa Indonesia.
34

berlanjut dengan aktivitas lain. Sejarah sebagai peristiwa masa lampau


(peristiwa yang telah terjadi).
2. Sejarah sebagai kisah:”sejarah sebagai kisah yang sudah terjadi dan
diungkap kembali melalui tulisan atau lisan. Peristiwa sejarah yang
dimaksud terutama peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan
kehidupan manusia pada umumnya.
3. Sejarah sebagai ilmu:”dikarenakan sejarah sebagai pengetahuan lainnya,
ilmu pengetahuan sejarah mulai berkembang pada abad ke 19. Pengetahuan
ini meliputi kondisi-kondisi masa manusia yang hidup pada jenjang sosial
tertentu. Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah sebagai berikut:
a. Sejarah memiliki obyek yakni aktivitas dan peristiwa di masa lampau.
b. Sejarah memiliki teori yakni memberikan penjelasan tentang kapan sesuatu
itu terjadi.
c. sejarah memiliki metode, yakni suatu pernyataan dari peneliti harus
didukung bukti-bukti sejarah. Proses rekonstruksi sejarah dimulai dari
heuristik kritik, sumber interpretasi data, hingga penulisan hasil penelitian
(historiografi) harus berdasarkan metode. Dengan metode rekonstruksi
sejarah akan menghasilkan tulisan ilmiah. Penulisan sejarah tanpa dilandasi
metode sejarah hanya akan menghasilkan tulisan populer yang uraiannya
bersifat deskriptif, naratif dan tidak menunjukkan ciri-ciri karya ilmiah
sejarah.
d. bersifat sistematis yakni sejarah sebagai kisah yang ditulis secara
sistematis. Hubungan antar bab dengan hubungan sub bab pada setiap bab
disusun secara kronologis, sehingga uraian sistematis akan menunjukkan
hubungan antara satu fakta dengan kata lain yang bersifat diakronis. Uraian
sistematis akan menunjukkan hubungan antara satu fakta lain yang bersifat
kasualitas. Hal ini dikarenakan sejarah merupakan proses.
4. Sejarah sebagai seni:”sejarah sebagai seni memiliki pengertian bahwa
sejarah merupakan pengetahuan rasa. Sejarah memerlukan pemahaman dn
pendalaman. Sejarah tidak hanya mempelajari segala sesuatu gerakkan dan
perubahan yang tampak dipermukaan namun juga mempelajari motivasi yang
mendorong terjadinya perubahan. Ciri-ciri sejarah sebagai seni, antara lain:
a. Sejarah menentukan intuisi, yakni pemahaman langsung dan instingtif
selama masa penelitian berlangsung.
b. Sejarah memerlukan imajinasi, yakni membayangkan tentang peristiwa
apa yang terjadi sebelum, sekarang, dan sesudahnya.
c. Sejarah memerlukan emosi, yakni agar membuat orang yang membaca
tulisan sejarah seolah-olah hadir menyaksikan sendiri peristiwa itu.
d. Sejarah memerlukan gaya bahasa.3

Dalam penjelasan ini dikemukakan penting sejarah untuk dipelajari karena

sejarah merupakan peristiwa yang pernah terjadi. “sejarah adalah zaman setelah

adanya tulisan.”4 sekali dan tidak bisa dilupakan. Sejarah akan memberikan

pengertian dan pemahaman yang dapat menunjang pengetahuan atau pola berpikir

3
Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Acmad, Op. Cit, h. 15-17.
4
Ahmad Sobirin. Intisari Sejarah Dunia. Yogyakarta: Imperium, 2014, h. 3
35

untuk mengetahui bahwa peristiwa itu pernah tejadi. Dalam tulisan yang

disampaikan oleh Krisna dan Sri memberikan pemahaman yang penting bahwa

sejarah itu adalah bagian dari yang pernah terjadi dan harus dipelajari.

Pandangan lain yang menjelaskan tentang pengertian sejarah, sebelum

dijelaskan perlu untuk diketahui istilah kata sejarah menurut Muhammad Arif yang

mengatakan bahwa:

“Istilah sejarah memiliki kedekatan pelafalan dan sekaligus pengertian


dengan istilah kata “syajarah” yang berarti “pohon” atau “syajara” yang
berarti “terjadi. (pendapat ini dikutip oleh Muhamad Arif dari tulisan
Kuntowijoyo,2005). Dalam bahasa Arab inilah yang kemudian dilafalkan
sebagai sejarah dalam bahasa Indonesia...kata syajarah dikonotasikan
terhadap pengertian sejarah sebagai:
1. Suatu urutan asal-usul keturunan yang berkesinambungan, sejak jauh
sebelum buyut, lalu secara berturut-turut diteruskan oleh buyut, kakek,
ayah hingga sampai keberadaannya sekarang ini.
2. Suatu silsilah keturunan yang bercabang-cabang, sejak orangtua, anak,
cicit dan seterusnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangkontinuitas) sesuai dengan garis waktu.5

Dan dalam penelitian ini peneliti akan menjelaskan juga tentang teori sejarah

dari pengertian yang sudah diuraikan di atas bahwa sejarah adalah: telah berlalu pada

masa lampau dan bukan pada masa kini. Tetapi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada

masa lampau itu nyata terjadi dan kejadian pada masa lalu dipelajari pada masa kini.

Sedangkan teori dari sejarah sebenarnya sama dengan pengertian dari arti sejarah.

Maka jika ditelusuri dalam teori-teori dari sejarah, akan mengarah kepada pengertian

dari sejarah itu. Seperti yang dikutip oleh Muhamad Arif dari beberapa tokoh

sejarah yang mengartikan sejarah sebagai berikut:

1. Woolever dan Scoot (1988:15) mendefinisikan sejarah sebagai suatu kajian


Tentang aktivitas manusia pada masa lampau, baik dalam bidang politik,
militer, sosial, agama, ilmu pengetahuan, dan hasil kreativitas seni. 2.
Heyking (2003) menyatakan bahwa sejarah merupakan suatu bentuk kegiatan
inkuiri yang membantu dalam membangun pemahaman tentang kehidupan,
baik yang bersifat individu maupun kolektif, dalam kurun waktu tertentu. 3.
Kartodirjo (1992:14-15) pengertian sejarah dapat dilihat dari dua sudut
5
Muhamad Arif “Pengantar Kajian Sejarah” (Bandung: Yrama Widya. 2011)5-6
36

pandang; yakni secara subyektif dan secara obyektif. Sejarah dalam arti
subyektif adalah:”suatu konstruksi atau suatu bangunan yang disusun oleh
sejarawan sebagai suatu cerita tentang peristiwa tertentu yang terjadi pada
masa lampau. Sedangkan dari sisi obyektif adalah:”merujuk kepada
kejadian atas peristiwa itu sendiri, yakni proses sejarah dalam aktualitasnya,
terlepas dari subyek manapun.6

Seperti yang diuraikan oleh Muhamad Arif ini, sebenarnya memberikan pemahaman

yang riil tentang pengertian dari sejarah itu, dengan tujuan untuk mempermudah atau

mempercepat pemahaman dalam membantuk suatu pola berpikir tentang sejarah.

Maka jika ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas maka sejarah itu

diartikan sebagai:”suatu kehidupan yang pernah terjadi pada masa lampau dan terjadi

hanya dalam sekali yang diuraikan dalam bentuk karya pada masa kini.

2. Pengertian Gereja

Yang kedua akan dijelaskan pengertian atau definisi dari gereja. pengertian

Gereja akan diawali dari Kamus Bahasa Indonesia yang menjelaskan:”tempat ibadah

umat Kristen, gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama

Kristen.”7 Dari pengertian yang dijelaskan dalam kamus ini secara umum yang

mengekpresikan bahwa gereja indentik dengan tempat berdoa dan bangunan.

Sedangkan menurjuut pendapat Paul Enns adalah”arti dari gereja, kata inggris

“Church” berhubungan dengan kata “Scottish Kirk dan Kirche dalam bahasa Jerman

semua istilah ini berasal dari kata Yunani Kuriakon, bentuk ajektif netral dari kurios

(“Lord”) berarti milik Tuhan”8 dari penjelasan yang diuraikan oleh Paul Enns lebih

spesifik kepada pengertian dari Gereja. selanjutnya dari penjelasan Paul Enns

adalah: “kata Inggris juga merupakan terjemahan dari kata Ekklesia yang berasal

dari kata “Ek, berarti”keluar” dan Kaleo yang berarti “memanggil” jadi gereja adalah

6
Ibid. 7-8, M. Arif mengutip pendapat para tokoh sejarahwan tentang pengetian dari
sejarah.
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Empat, Op. Cit, h. 445
8
Paul Enns, The Moody HandBook Of Theology, Malang: Literatur SAAT, 2006, h. 431
37

suatu kelompok yang dipanggil keluar” Ekklesia muncul 114 kali dalam Perjanjian

Baru, 3 kali dalam Injil dan 111 kali surat-surat.”9 Sedangkan pendapat yang lain

berhubungan dengan definisi gereja ialah

“1. Gereja bukan kelanjutan tatanan lama, artinya sekalipun diantara orang-
orang yang diselamatkan sepanjang sejarah (Yohanes 10:16;Roma11:16,24;I
Petrus 2:9), kekristenan bukanlah merupakan anggur yang baru dituangkan
kedalam kantong-kantong anggur yang sudah tua. Lebih tepat kalau
kekristenan merupakan anggur baru yang dituangkan ke dalam kantong
yang baru juga. 2. Gereja bukan kelanjutan Sinagoge artinya: memang
diakui bahwa antara gereja dan sinagoge terdapat persamaan yang mencolok
tetapi perbedaan antara keduanya juga tidak kalah mencolok (Matius 16:18)
pernyataan ini tidak mungkin merujuk kepada sinagoge karena sinagoge
sudah ada pada waktu itu. 3. Gereja tidak terbatas dengan Interregnum
(masa peralihan) artinya Interregnum bermula dan berakhir pada titik-titik
sejarah yang berbeda dengan awal gereja dan keangkatannya untuk berjumpa
dengan Kristus ketika Ia datang diantara orang-orang. Interregnum mulai
ketika Tuhan Yesus ditolak oleh umatNya sendiri dan pada saat Ia mulai
menyatakan maksud dan rencana Allah bagi masa yang akan datang. 4.
Gereja bukan suatu Denominasi artinya: kita sering berbicara mengenai
bermacam-macam denominasi yang ada itu sebagai gereja-gereja tetapi
istilah pemakaian “gereja” seperti itu tidak ada dalam Alkitab. Beberapa
denominasi menegaskan bahwa mereka adalah bahwa mereka adalah satu-
satunya gereja yang benar, tetapi kita harus mengingat bahwa firman Tuhan
tidak merestui perpecahan semacam itu (I Korintus 1:11-17) memang ada
banyak denominasi, tetapi hanya ada satu gereja sejati yang sifatnya
universal semua orang yang telah diebus pada zaman ini adalah anggota dari
tubuh rohani yang satu ini.”10

Seperti yang dijelaskan ini bahwa pengertian gereja itu adalah milik Tuhan, gereja

lahir di bumi ini atas kehendak Tuhan untuk menebus umatNya dari dosa.

Selanjutnya akan dijelaskan aspek-aspek gereja, adapun tujuan dijelaskannya

aspek-aspek gereja ini adalah untuk memberikan pemahaman atau penjelasan yang

benar tentang gereja. aspek-aspek gereja adalah:

“1. Gereja Lokal: penggunaan yang paling umum dari kata gereja di
Perjanjian baru ditujukan pada sekelompok orang percaya yang identifikasi
sebagai jemaat lokal. Jadi, gereja di Yerusalem (Kis 8:1;11:22), di Asia

9
Ibid, 431
10
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, Malang: Gandum Mas, 2003, h. 473-475
38

Kecil (Kis 1gt6:5), di Roma (Roma 16:5) di Korintus (I Kor 1:2; II Kor 1:1)
di Galatia (Gal 1:2) di Tesalonika (I Tes 1:1) dan dirumah Filemon (Filemon
2). 2. Gereja Universal. Gereja lokal melihat gereja sebagai orang percaya
yang berkumpul dilokasi tertentu, sedangkan gereja universal dipandang
sebagai “keduanya pada zaman ini, dilahirkan dari Roh Allah dan oleh Roh
yang sama telah dibaptis kedalam tubuh Kristus (I Kor 12:13; I Petrus 1:3,22-
25) kumpulan orang percayalah inilah yang dijanjikan oleh Kristus untuk
dibangun (Mat 16:18) untuk tubuh inilah Kristus telah mati (Ef 5:25) dan
Dialah kepala atasnya, dan memberikan arah kepadaNya (Ef 1:22-23; Kol
1:18) di Efesus 1:23 gereja disebut sebagai tubuhNya.”11
Dijelaskan oleh Paul Enns tentang aspek gereja adalah dua hal yaitu gereja lokal dan

gereja universal, dari penjelasan yang dijelaskan oleh Paul Enns bahwa memiliki

pengertian yang berbeda artinya Gereja Lokal menunjuk kepada gereja setempat

sedangkan universal melihat kepada penebusan Tuhan Yesus tanpa dibatasi oleh

tempat tetapi menyangkut semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

Selain dijelaskan tentang gereja lokal dan universal, untuk memperjelas

pemahaman atau pengetahuan tentang gereja, maka di sini akan dijelaskan juga

figur-figur dari gereja. dalam penjelasan ini akan dijelaskan secara singkat figur-

figur gereja menurut Paul Enns. Figur-figur gereja adalah sebagai berikut:

1. “Tubuh suatu metafora (Metafora adalah: pemakaian kata atau kelompok

kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang

berdasarkan persamaan atau perbandingan.”12) yang menggambarkan

kesatuan dan universal gereja adalah kata “tubuh” ilustrasi tubuh juga

menekankan kesatuan semua orang percaya pada zaman gereja karena gereja

merekonsiliasi orang Yahudi dan non Yahudi ke dalam satu tubuh.

2. Pengantin Perempuan. Gambaran dari gereja sebagai pengantin perempuan

Kristus terlihat di Efesus 5:23, di mana suatu analogi diambil untuk

11
Paul Enns, Op. Cit, h. 432
12
Kamus Besar tBahasa Indonesia Edisi Empat, Op. Cit, h. 908
39

membandingkan hubungan suami-istri dalam pernikahan dengan Kristus dan

pengantin perempuanNya yaitu gereja (Ef 5:2,25)

3. Bangunan. Paulus menekankan bahwa Yahudi dan non Yahudi sama-sama

adalah satu dalam Kristus karena Allah telah menghapus dinding yang

memisahkan Yahudi dan non Yahudi (Ef 2:11-18).

4. Keimaman. Di I Petrus 2:5 rasul mengkombinasikan figur suatu bangunan

dan seorang imam, menyatakan “kamu juga dipergunakan sebagai batu

hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imamat kudus”...

setiap orang percaya adalah seorang imam

5. Kawanan Domba. Gambaran yang indah dan lembut yang menjelaskan

tentang relasi orang percaya dengan Tuhan dapat ditemukan dalam Yohanes

10:16, di mana gereja disebut kawanan domba.

6. Ranting. Di Yohenes 15 Yesus menjabarkan relasi yang dekat pada masa

gereja, di mana orang percaya menikmati persekutuan dengan Dia sebagai

suatu ranting berhubungan dengan pokoknya. Yesus adalah pokok anggur

yang benar (Yoh 15:1) orang percaya di zaman gereja adalah ranting-ranting

yang hidupnya bergantung kepada pokok anggur karena mereka ada dalam

Dia.”13

Selanjutnya secara komprehensif dari pengertian sejarah gereja adalah:”gereja

Kristen dalam perjalanan sejarahnya di dunia ini telah menciptakan banyak sebutan,

istilah ataupun nama untuk mengidentifikasikan apa yang diperbuatnya ataupun yang

terjadi dan berada disekitarnya. Semuannya ini telah menjadi perbendaharaan gereja

sepanjang segala abad serta memperlihatkan bahwa gereja Kristus telah sedang

13
Paul Enns, Op. Cit, h. 434-436
40

melaksanakan tugas panggilannya yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani di tengah-

tengah dunia ini sesuai dengan amanat Kristus sang kepala Gereja.”14

3. Definisi Sejarah Gereja

Setelah penjelasan sejarah secara umum, selanjutnya akan diuraikan

penjelasan tentang sejarah gereja. dalam penjelasan sejarah gereja ini, hanya

terdapat perbedaaan dari kata “gereja” ini lebih spesipik menguraikan proses

terjadinya kelahiran gereja pada masa lampau. Sejarah gereja sebagai berikut:” Jika

dihubungkan dengan penjelasan pengertian teori ini, maka teori itu adalah buah dari

hasil penelitian.

Dalam teori sejarah gereja sedikit akan diungkap menurut Th. Van Den End

yang mengagas suatu pengertian teori mengatakan:”Sejarah gereja ialah kisah

tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang dialami gereja

selama di dunia ini, yaitu kisah tentang pergumulan antara Injil dengan bentuk-

bentuk yang kita pakai untuk mengungkapkan Injil tersebut.” 15 Dari penjelasan

yang disampaikan bahwa sejarah gereja itu adalah fakta yang pernah terjadi pada

masa lampau, dan juga usaha-usaha para penginjil untuk menyampaikan Injil itu

kepada semua orang. Culver mengatakan tentang sejarah gereja:”asal muasal

pengenalan kita akan Allah dapat dimulai dari mengetahui perbuatan-perbuatan

Allah di dalam sejarah umat manusia. Allah telah berulangkali menyatakan

perbuatanNya khususnya di dalam sejarah umat pilihanNya.”16

Teori yang dikemukakan Agustinus (354-430) mengatakan:”semua

peristiwa yang terjadi mempunyai hubungan dengan dan terarah kepada kekekalan.

14
Pdt. Drs. F.D Wellem, M. Th “Kamus Sejarah Gereja” (Jakarta: BPK Gunug Mulia, 1994)v
15
Th. Van Den End. “Harta Dalam Bejana” (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2001)1
16
Dr Jonathan E. Culver. Sejarah Gereja Indonesia.Bandung: Biji Sesawi, 2014, h. 13
41

Tidak ada sesuatu di luar realita Allah. Belajar dari kekekalan Allah ini adalah

kekuatan yang satu-satunya untuk masa kini dan masa depan kita.”17

Sedangkan pendapat Martin Luther dalam bentuk suatu teori tentang sejarah

gereja adalah:”melalui studi sejarah kita mendapatkan kesalehan. Kita dapat belajar

hal-hal yang Tuhan perbuat, baik untuk gereja maupun untuk dunia pada

umumnya.”18 Dalam pemahaman di sini bahwa sejarah gereja bukan suatu kisah

dongeng atau rekayasa pada masa kini. Tetapi itu benar terjadi pada masa silam.

Inilah pemahaman teori tentang Sejarah Gereja yang akan diteliti dalam

pengembangan prinsip tentang Relevansi Sejarah Gereja Dalam Pengajaran Firman

Allah Bagi Perkembangan Gereja-Gereja di Manokwari. Selain dari topik tentang

sejarah akan diuraikan juga yang berhubungan dengan culture, geografi, sosiologi,

etnis dalam penerimaan Injil pada masa lalu yang diselaraskan dalam perkembangan

gereja-gereja pada mausa kini.

4. Gambaran Umum Tentang Makna Sejarah Gereja


Sejarah gereja masih dibutuhkan hingga sekarang ini, makna sejarah gereja

lebih identik kepada mereka yang mau mendalami sejarah gereja? ada banyak orang

berpikir bahwa sejarah gereja itu tidak penting mengingat bahwa sejarah itu terjadi

masa lalu. Jonar menjelaskan gambaran umum tentang sejarah gereja:”Bila

berbicara sejarah pertanyaan yang terlintas dalam pikiran adalah waktu “kapan”,

tokoh” siapa? Tempat kejadian, di mana? Mengapa? Dan bagaimana? Jelas dengan

bahasa Inggris ialah 5W+H, When, Who, Where, what, How. Dengan demikian

masalah penulisan sejarah gereja tidak lain adalah usaha membuat suatu rekontruksi

peristiwa-peristiwa dan menempatkan itu dalam konteks yang paling mendekati

17
Dietrich Kuhl “Sejarah Gereja Mula-mula. Gereja Mula-mula Di Dalam Lingkungan
Kebudayaan Yunani Romawi 30-500 (Malang: YPPGI,1998)5
18
Ibid. 5
42

kebenaran.”19 Dan banyak pengalaman-pengalaman yang buruk terjadi pada masa

itu. Dan juga banyak orang berpikir bahwa situasi masa dulu tidak dapat disamakan

dengan masa kini. Sehingga ada yang berkomentar sebagai berikut:”ada orang yang

mempergunakan sejarah sebagai cermin pada yang padanya mereka dapat

mengagumi dirinya sendiri, agar mereka dapat menciptakan kembali masa lampau

menurut gambarannya sendiri, dengan maksud mengagungkan diri sendiri, akan

tetapi masa lampau hanya mencerminkan muka jelek kita, kalau kita menjadikan

sejarah sebagyuai cermin yang memutar balikkannya.”20 Dari pendapat yang

disampaikan oleh Tony Lane ini, ia menjelaskan bahwa masa lalu seperti muka jelek

dan seharusnya tidak dapat dilakukan pada masa kini. Tetapi kalau dilihat dari

makna sejarah gereja, sejarah gereja itu menjadi pembelajaran pada masa kini, atau

menjadi koreksi supaya masa lalu jangan terulang pada masa kini. Menurut

pendapat peneliti bahwa tidak semua sejarah gereja itu salah dan jelek ada banyak

kepentingan sejarah gereja untuk diketahui pada masa kini. Seperti: reformasi gereja

yang dilakukan oleh Martin Luther di Jerman. Pada waktu Luther mengadakan

gerakan reformasi bagi tubuh gereja pada tahun 1514 membawa dampak positif pada

masa kini. Luther melakukan gerakan reformasi karena melihat bahwa ada yang

tidak benar dalam pengajaran gereja Katolik yaitu tentang masalah “Indulgensia”

Luther tidak sepaham dengan yang dilakukan oleh gereja Katolik dalam

pergumulannya Luther, seperti yang dikutip oleh Th Van Den End yang mengatakan:

akhirnya barangkali pada tahun 1514, Luther menemukan jalan keluar dari
kesusahannya jalan itu dibuka oleh pengertian baru tentang perkataan-
perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17. Firman Tuhan itu sendirilah yang
membebaskan Luther. Dalam penelahannya ia menemui perkataan Paulus,
dalam Roma 1:16-17 yang berbunyi:” Sebab aku mempunyai keyakinan yang
kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang
19
Jonar Situmorang, MA, Sejarah Gereja Umum. Yogyakarta: ANDI, 2014, h. 1
20
Tony Lane “Runtut Pijar” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003)x
43

Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman
dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup
oleh iman." Mula-mula Luther tidak mengerti ucapan ini. Menurut dia, di
dalam nas ini ada yang tidak cocok. Sebab ia selalu mendengar tentang
kebenaran Allah dan keadilan Tuhan yang sama seperti hakim duniawi
membebaskan dan membebarkan orang-orang yang baik dan menghukum
orang-orang yang jahat. Luther tahu bahwa ia seorang pendosa jadi Allah
tidak dapat menghukum dia. Akhirnya pikiran Luther terbuka dan mengerti
ayat ini yang ia tafsirkan bahwa kebenaran Allah itu tidak lain daripada
rahmat Allah.21

Setelah ia menemukan ayat ini maka timbul keberaniannya untuk melakukan

sesuatu yang diluar kendalinya yaitu dengan menempelkan 95 dalil untuk menentang

penjualan surat-surat penghapusan siksa di Jerman. Dari apa yang dibuat oleh

Luther ini masih mempunyai makna hingga sekarang dari Luther maka gereja bisa

terlepas dari ajaran yang salah.

Selain Luther tokoh reformasi lain adalah Johannes Calvin (1509-1564), yang

menyusun “Tata Gereja” di Jenewa dengan Pdt Farel. Bahwa apa yang dibuat oleh

Luther masih ada gereja yang mempergunakan pada masa kini. Berarti makna

sejarah gereja masih dilakukan pada saat ini. Masih banyak lagi tokoh-tokoh yang

melakukan suatu bentuk pembaharuan bagi gereja yang menyumbangkan pemikiran

untuk pembangunan gereja Tuhan yang sempurna.

Maka seperti yang dikatakan oleh Tony Lane:”kita harus membaca tentang

masa lampau untuk mengerti zaman ini! Orang yang tidak menguasai sejarah adalah

bagaikan orang yang lupa ingatan. Perlu kita baca tentang masa lampau untuk

melepaskan diri dari masa kini.”22

Peneliti setuju seperti apa yang dikatakan oleh Tony Lane tentang “orang

yang tidak menguasai sejarah bagaikan orang yang lupa ingatan.” Berarti sejarah

21
Th. Van Den End, Op. Cit, h. 156
22
Tony Lane. Log. Cit.
44

gereja mempunyai peranan penting pada saat ini, yang membuka wawasan berpikir

seseorang kearah yang positif dalam membangun tubuh Tuhan di bumi ini. Seperti

yang dikatakan oleh Culver yang mengatakan:”sejarah penginjilan sedunia adalah

perluasan gereja, tanpa menekankan perkembangan teologi dan aspek-aspek penting

di dalam gereja.”23

Sejarah gereja memiliki peranan penting dalam pengetahuan tentang

perkembangan gereja pada masa kini.

5. Definisi-Definisi Konseptual Penelitian


Dalam penulisan pokok kajian yang pertama akan dijelaskan yang

berhubungan dengan pengertian dari

a. “relevansi” relevansi dari kata dasar “relevan” artinya:”kait-mengait,

bersangkut-paut, berguna secara langsung.”24 Sedangkan istilah

“relevansi” adalah:”hubungan, kaitan.”25 Dari pengertian ini, dapat

dijelaskan bahwa pengertian dari relevansi menyangkut hubungan

“saling” artinya saling kait-mengait, saling memperlengkapi antara yang

satu dengan yang lain. Maka dalam penulisan ini penulis akan

menganalisa apa yang menjadi relevansi antara sejarah gereja dengan

pertumbuhan gereja pada masa sekarang ini.

b. Sejarah Gereja. dalam penjelasan sejarah gereja ini, hanya terdapat

perbedaaan dari kata “gereja” ini lebih spesipik menguraikan proses

terjadinya kelahiran gereja pada masa lampau. Sejarah gereja sebagai

berikut:” Jika dihubungkan dengan penjelasan pengertian teori ini, maka

teori itu adalah buah dari hasil penelitian.


23
DR Jonathan E. Culver, h. 15
24
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Empat, Op. Cit, h. 1159
25
Ibid
45

Dalam teori sejarah gereja sedikit akan diungkap menurut Th. Van Den End

yang mengagas suatu pengertian teori mengatakan:”Sejarah gereja ialah kisah

tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang dialami gereja

selama di dunia ini, yaitu kisah tentang pergumulan antara Injil dengan bentuk-

bentuk yang kita pakai untuk mengungkapkan Injil tersebut.” 26 Dari penjelasan

yang disampaikan bahwa sejarah gereja itu adalah fakta yang pernah terjadi pada

masa lampau, dan juga usaha-usaha para penginjil untuk menyampaikan Injil itu

kepada semua orang.

Teori yang dikemukakan Agustinus (354-430) mengatakan:”semua

peristiwa yang terjadi mempunyai hubungan dengan dan terarah kepada kekekalan.

Tidak ada sesuatu di luar realita Allah. Belajar dari kekekalan Allah ini adalah

kekuatan yang satu-satunya untuk masa kini dan masa depan kita.”27

Sedangkan pendapat Martin Luther dalam bentuk suatu teori tentang sejarah

gereja adalah:”melalui studi sejarah kita mendapatkan kesalehan. Kita dapat belajar

hal-hal yang Tuhan perbuat, baik untuk gereja maupun untuk dunia pada

umumnya.”28 Dalam pemahaman di sini bahwa sejarah gereja bukan suatu kisah

dongeng atau rekayasa pada masa kini. Tetapi itu benar terjadi pada masa silam.

Inilah pemahaman teori tentang Sejarah Gereja yang akan diteliti dalam

pengembangan prinsip tentang Relevansi Sejarah Gereja Dalam Pengajaran Firman

Allah Bagi Perkembangan Gereja-Gereja di Manokwari. Selain dari topik tentang

sejarah akan diuraikan juga yang berhubungan dengan culture, geografi, sosiologi,

etnis dalam penerimaan Injil pada masa lalu yang diselaraskan dalam perkembangan

gereja-gereja pada masa kini.

26
Th. Van Den End. Op. Cit, h. 1
27
Dietrich Kuhl, Op. Cit, h. 5
28
Ibid
46

c. Merevitalisasi Pelayanan yang Berkesinambungan


Bagian berikut ini adalah kajian yang kedua dalam topik judul penelitian, dalam

kajian kedua ini peneliti akan menjelaskan dengan seksama pengertian istilah-istilah

seperti

1). Revitalisasi

Istilah kata dari revitalisasi? Revitalisasi ialah:”proses, perbuatan

menghidupkan atau menggiatkan kembali. Sedangkan merevitalisasikan

ialah:”membuat agar lebih hidup dan lebih giat kembali.” 29 Revitalisasi ini lebih

menekankan kepada menhidupkan kembali atau menggiatkan kembali pelayanan

yang pernah dilakukan oleh para misi atau zending yang datang ke Manokwari.

Pelayanan-pelayanan yang dilakukan atau yang dilakukan oleh para misi atau

zending dianggap perlu direvitalisasi pada pertumbuhan pelayanan misi yang holistik

di Manokwari.

2). Pelayanan.
Istilah pengertian dari pelayanan berasal dari kata:”layan” artinya:

membantu, menyiapkan mengurus apa-apa yang diperlukan. Pelayanan:”perihal cara

melayani, atau usaha melayani kebutuhan orang lain.” 30 Pelayanan berhubungan

langsung dengan apa yang akan kita layani. Pelayanan berarti usaha untuk

mewujudkan apa yang akan dicapai.

3). Berkesinambungan
Selanjutya yang akan dijelaskan dalam peristilahan ini

adalah:”berkesinambungan” berkesinambungan dari kata dasar:”sinambung” artinya

berlanjut, terus-menerus atau kontinu sedangkan berkesimbungan

29
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Op. Cit, h. 1172
30
Ibid. 797
47

artinya:”berkelanjutan.”31 Yang akan menjadi isi dalam pembahasan ini adalah

apakah relavansi sejarah gereja masih berkesinambungan dengan pertumbuhan

gereja masa kini di Manokwari.

Kajian kedua yang berdasarkan topik judul yaitu:”Meningkatkan Pelayanan yang

Berkesinambungan. Dalam variabel ini akan diamati apa-apa saja yang dapat

meningkatkan pelayanan yang berkesinambungan yang berhubungan dengan sejarah

gereja. ini akan dianalisa atau diteliti supaya terlihat bahwa potensi-potensi sejarah

gereja masih relevan untuk meningkatkan pelayanan yang terus-menerus di dalam

gereja untuk menjadi lebih baik.

6. Teori Pertumbuhan Gereja

Selanjutnya dalam kajian ini akan menjelaskan tentang tujuan yang akan

dicapai dalam pertumbuhan gereja. maka dalam landasan teori ini peneliti akan

menjelaskan juga istilah dan teori pertumbuhan gereja.

Apa arti pertumbuhan secara umum pertama yang akan dijelaskan.

Pertumbuhan dari kata dasar “tumbuh” ialah:”timbul (hidup) dan bertambah besar

atau sempurna.” Sedangkan “pertumbuhan” ialah:” hal (keadaan) tumbuh,

perkembangan (kemajuan).”32 Dari istilah ini pertumbuhan ialah: sesuatu yang

ditanam dan menjadi hidup dan menjadi besar. Selain itu menurut Ron Renson dan

Jim Steven mengartikan pertumbuhan gereja ialah: “sebagai hal yang berkaitan

dengan individu, tubuh orang-orang yang percaya secara lokal. Pertumbuhan gereja

ialah kenaikan yang seimbang dalam kuantitas dan kualitas dan kompleksitas

31
Ibid. 1311
32
Ibid. 1498
48

organisasi sebuah gereja lokal.”33 Dari penjelasan yang disampaikan oleh Ron dan

Jim menegaskan kepada seseorang dan orang percaya dalam mengubah dalam

kualitas maupun kuantitas, pertumbuhan gereja yang dimaksud dapat bertumbuh

secara kuantitas maupun kualitas. Selanjutnya menurut C. Peter Wagner mengatakan

bahwa pertumbuhan menekankankan keseimbangan antara pertumbuhan kuantitatif

dan kualitatif, bahwa pertumbuhan gereja ialah”segala sesuatu yang terlibat dalam

membawa pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan

Yesus masuk kedalam persekutuan dengannya ke dalam keanggotaan gereja yang

bertanggung jawab.”34 Apa yang disampaikan oleh Wagner dapatlah disimpulkan

bahwa pertumbuhan gereja itu adalah; melihat kepada jumlah dan mutu, dan

meyaksikan Yesus kepada yang belum percaya dan membawa dia menjadi anggota

gereja yang bertanggung jawab. Dan dalam pertumbuhan gereja harus ada ukuran,

ukuran ini adalah apa yang akan menjadi target yang aka dilakukan oleh gereja. Hal

ini disampaikan kembali oleh Ron dan Jim mereka mengatakan bahwa: dilihat dari

pertumbuhan kualitatif, atau jumlah disiarkan dalam amanat agung Tuhan kita (Mat

28:19-20), maksud dari komisi ini dicerminkan dalam jadikan murid. Kata kerja ini

ditunjang oleh tiga tindakan, pergilah, baptiskan dan ajarkan.” 35 Menurut Ron dan

Jim ini bahwa pertumbuhan gereja mengacu kepada amanat agung Tuhan Yesus

sebelum Ia naik ke Sorga dan amanat agung Tuhan Yesus ini adalah patokan dalam

pertumbuhan gereja karena dalam amanat ini Tuhan Yesus memberi tiga perintah

yaitu: 1. Pergilah 2. Baptislah dan 3. Ajarlah.

Selanjutnya pengertian tentang pertumbuhan gereja ini memiliki konsep yang

mengarah kepada konteks, seperti yang disampaikan Donald McGavran:

33
Ren Jenson dan Jim Steven, Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, 2014,
h. 8
34
C. Peter Wagner. Your Chruch Can Grow. Glendale: CA, Regal Books, 1976, h. 12
35
Ron Jensen dan Jim Steven. Op. Cit, h. 10
49

Mengambil dua kata umum dan menyatukan keduanya. Sekarang


pertumbuhan gerea sebagau ungkapan teknis, terlepas dari kata ‘gereja dan
“pertumbuhan” sama seperti “gula kacang” terlepas dari kata “gula” dan
“kacang” sesungguhnya “pertumbuhan gereja” berarti segala sesuatu yang
mencakup soal membawa orang-orang yang tidak memiliki hubungan pribadi
dengan Yesus Kristus ke dalam persekutuan dengan Dia dan membawa
mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab.36
Gavran menyebut bahwa pertumbuhan gereja itu adalah hal yang realita tentang

usaha gereja untuk membawa jiwa-jiwa yang belum percaya kepada Yesus dan

mereka akan dibentuk menjadi menjadi murid yang berkarakter baik.

C. Peter Wagner memberikan penjelasan yang rinci tentang pertumbuhan

gereja, ia mengatakan:

Semua ilmu pengetahuan pada akhirnya bersumber pada Allah, teori-teori


ilmiah hanya membantu kita untuk mengerti ciptaan Allah dengan lebih
baik...hasilnya adalah suatu cara yang baru dan agaknya berguna untuk
melihat apa yang Allah sedang lakukan di dalam dunia. Ilmu pengetahuan
pertumbuhan gereja menyediakan suatu kerangka acuan baru untuk
menafsirkan gejala lama. Meskipun ia tidak mengakui hukum-hukum
mutlak, teori-teori yang timbul membuat kita peka untuk melihat hal-hal
yang mungkin tidak pernah kita lihat. Ilmu pengetahuan pertumbuhan gereja
menyediakan bahasa baru, nama-nama baru dan model-model baru untuk
meningkatkan keefektifan kita sebagai penatalayanan Allah. Pertumbuhan
gereja sebagai ilmu pengetahuan menolong kita memaksimumkan
penggunaan tenaga dan kekayaan lainnya bagi kemuliaan Allah. Ia
memampukan kita untuk menemukan kesalahan dan mengoreksinya sebelum
terjadi terlalu banyak kerugian...pertumbuhan gereja masih merupakan ilmu
pengetahuan baru dan perkembangan baru terjadi setiap saat.37
Dijelaskan bahwa wagner lebih mengarah bahwa pertumbuhan gereja itu adalah

sesutu yang belum terpecahkan menjadi ilmu pengetahuan baru. Dan menurut dia

bahwa pertumbuhan gereja itu mengikuti apa Allah kehendaki. Sedangkan menurut

Rick Warren mengatakan:

Pertumbuhan rohani tidaklah otomatis, dibutuhkan komitmen yang terencana


harus mau bertumbuh memutuskan untuk bertumbuh dan melakukan upaya
untuk bertumbuh serta terus menerus bertumbuh dalam pertumbuhan yaitu

36
C. Peter Wager. Gereja Saudara dapat Bertumbuh. Malang: Gandum Mas, 2003, h. 11
(pendapat ini dikutip oleh Wagner dari pendapat dari Donald McGravran)
37
Ibid. 40, 43
50

pemuridan yaitu proses menjadi serupa seperti Kristus dan selalu dimulai
dengan suatu keputusan.38
Rick Warren memberikan penjelasan tentang pertumbuhan gereja melalui keputusan

sendiri dan mau bertumbuh dan melalui pemuridan yang akan diberikan sebagai

suatu proses menuju kesempurnaan. Sedangkan dalam tulisannya Rick Warren

memberikan lima dimensi pertumbuhan gereja yaitu:

Pertama: Gereja-gereja bertambah akrab melalui persekutuan kedua gereja-


gereja bertambah sungguh-sungguh melalui pemuridan ketiga gereja-gereja
bertambah kuat melalui ibadah keempat gereja-gereja bertambah besar
melalui pelayanan dan kelima gereja-gereja bertambah luas melalui
penginjilan.39
Jika dikaji dengan saksama maka menurut Rick Warren ini ada lima penyebab gereja

itu bisa bertumbuh dengan baik yaitu: Melalui persekutuan, lebih sungguh-sungguh,

melalui pemuridan, bertambah besar dan bertambah luas. Dijelaskan dalam buku ini

bahwa pertumbuhan gereja meliputi sifat-sifat gereja, perluasan, perintisan,

pelipatgandaan dan fungsi, penyelidik berusaha keras untuk mengintegrasikan

prinsip firman Tuhan dalam pertumbuhan gereja. Maka dari penjelasan ini

didapatlah pengertian pertumbuhan gereja adalah:’suatu usaha yang dilakukan oleh

gereja untuk membawa jiwa dan perumbuhan di dalam gereja atas kuasa dan

kekuatan dari Allah.

Jika dihubungkan antara sejarah gereja dan pertumbuhan gereja memiliki

keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Mengapa? Karena di dalam sejarah gereja

telah terbukti apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu untuk memulai

perintisan gereja dan mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, maka kaitan

dengan pertumbuhan gereja masa kini ialah memberikan sumbangsih pemikiran

dalam menghidupkan kembali pelayanan masa lalu ke masa kini. Apakah masih

38
Rick Warren “The Purpose Driven Life” (Malang: Gandum Mas, 2005)187
39
Ibid. 55
51

memiliki kerelevanan dalam mewujudkan pelayanan misi yang holistik di

Manokwari.

Maka dalam pengertian penjelasan tentang pertumbuhan gereja seperti yang

dijelaskan di atas akan memberikan penjelasan untuk menyikapi pertumbuhan gereja

di Manokwari. Dan jika ditelusuri berdasarkan pengertian dan teori tentang

pertumbuhan gereja ini dapat menjelaskan penganalisaan dalam mewujudkan

pelayanan yang berkesinambungan dan pelayanan misi yang holistik.

7. Epistemologi Papua

Epistelomogi Papua sangat penting untuk dijelaskan dalam penelitian ini,

sebagai gambaran umum untuk memperkenalkan pulau Papua yang sangat besar ini.

Adapun tujuam dijelaskannya epistemologi ini adalah untuk mempermudah

penjelasan tentang Papua. Apa yang dimaksud dengan epistemologi? Epistemologi

ialah: “membahas asal-usul, hakekat, dan the limits (batas-batas) dari pengetahuan

dan bagaimana cara mengetahui bahwa kita mengetahui sesuatu.”40 Dalam

penjelasan tentang tentang epitemologi Papua unik menyodorkan pandangan dari

Benny Giay, ia mengatakan:

Irian Jaya adalah daerah yang sangat unik, tidak ada tempat lain di dunia ini
yang didalamnya terdapat berbagai-bagai suku, bahasa, agama dan tradisi
serta kebudayaan yang berbeda-beda dalam wilayah geographis yang relatif
kecil. Bagian ini menelusuri latar belakang timbulnya perbedaan-perbedaan
budaya yang terdapat diantara suku yang satu dengan suku-suku yang lainnya
menurut Pamela Swadling pulau irian dan pulau-pulau sekitarnya mulai
didiami 50.000 tahun lalu oleh penduduk yang berpindah dari daratan Asia.
Keadaan iklim dalam zaman itu lebih dingin dibandingkan dengan sekarang.
Pulau Irian masih menjadi bagian dari Australia. Puncak-puncak gunung
yang tinggi seperti halnya puncak jaya masih ditutupi es dan salju dipuncak-
puncak yang tinggi mencair. Bagian daratan yang rendah tergenang air
sehingga terputuslah hubungan antara Australia dan Irian. Empat puluh ribu
40
Benny Giay. Kargoisme di Irian Jaya. Sentani: Region Press, 1986, h. 13-14
52

tahun berikutnya masyarakat imigran yang tersebar di Irian Jaya dan Papua
New Guinea hidup dengan berburu binatang-binatang seperti kangguru dan
mengumpulkan makanan lain yang sudah ada pada zaman ini antara lain
ialah sagu, kelapa, pisang lokal, umbi-umbian, tabu, sukun, daun-daunan dan
lain-lain...kontak dengan budaya Barat terjadi pada saat penjelajah Spanyol
de Retes menemukan Irian pada tahun 1545 melihat penduduk asli yang
berkulit hitam dan berambut keriting pulau yang baru ditemukan diberi nama
“Nova Guinea” (New Guinea) atau Guinea Baru, sesuai dengan nama jajahan
Spanyol Guinea di pantai Afrika.41
Selain itu untuk memperkaya pendapat tentang epistemologi Papua ini

peneliti juga akan mengutip pendapat Jhon Anari yang mengatakan sebagai berikut:

“Papua adalah pulau yang terbentuk dari endapan (Sedimentation) benua Australia

dan pertemuan atau tumbukkan antara lempeng Asia (Sunda Shelf) dan lempeng

Australia (Sahul Shelf) serta lempeng Pasifik sehingga mengangkat endapan tersebut

dari dasar laut Pasifik yang paling dalam ke atas permukaan laut menjadi sebuah

daratan baru di bagian Utara Australia. Proses pertemuan atau tumbukkan lempeng

dalam ilmu Geologi disebut Convergent. Sehingga sudah saatnya untuk diberi nama

sebagai Convergentl Island (Pulau Konvergen) yang berarti pulau yang terbentuk

karena pertemuan atau tumbukkan lempeng dan bukan pulau New Guinea atau Irian

atau Papua karena tidak ada hubungan dengan proses terbentuknya pulau ini.

Sedangkan nama orang-orang (bangsa) yang mendiami pulau ini termasuk rumpun

yang berada di Oceania yaitu Rumpun Bangsa Melanesia (bukan Melayu). Bila

dipandang dari segi geologi, maka bangsa Papua adalah termasuk rumpun bangsa

Negroid yang berasal dari Afrika namun akibat pergeseran lempeng atau tektonik

lempeng sehingga terpisahnya lempeng Australia yang mana asal mula nenek

moyang bangsa Papua. Pada mulanya Pulau ini terhubung dengan benua Australia di

bagian Utara tetapi karena perubahan suhu bumi yang makin panas sehingga

mencairnya Es di daerah Kutub Utara dan Selatan, maka terputuslah menjadi sebuah

Pulau baru. Proses geologi ini diperkirakan terjadi pada 60 (enam puluh) juta tahun
41
Ibid. 9-13
53

yang lalu dan hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan Kerang Laut, pasir laut dan

danau air asin di daerah Wamena yang tingginya lebih dari 4.884 m di atas

permukaan laut serta terdapatnya kesamaan hewan-hewan yang berada di Australia

dan Papua seperti Kanguru Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua

oleh lautan berawal dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang

lalu. Mencairnya es menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua

dengan benua Australia. Masih banyak rahasia bebatuan Pegunungan Tengah dan

Pegunungan di Kepala Burung yang belum tergali. Apalagi, umur Pulau Papua ini

masih dikategorikan muda sehingga proses pengangkatan pulau masih terus

berlangsung hingga saat ini, proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu

geologi dengan kecepatan 2,5 km per juta tahun.”42 Dan dalam hal ini juga akan

diringkaskan tentang perkembangan pulau Papua seperti yang dijelaskan di bawah

ini:” asing yang pertama kali mulai masuk ke wilayah Papua orang-orang dari Tidore

atas perintah Sultan Tidore. Mereka masuk ke wilayah ini untuk mencari burung

kuning (Paradise Bird) serta menyebarkan agama mereka yaitu Islam. Mereka hanya

berhasil masuk di bagian Barat yaitu di daerah Raja Ampat, Kaimana, Bintuni,

Kokas, Fakfak, dan bagian Selatan lainnya. Selain mencari burung Kuning, Sultan

Tidore juga meminta bantuan orang-orang untuk berperang melawan orang-orang

Eropa sehingga Sultan pun meminta bantuan dari wilayah Biak yang dipimpin oleh

seorang Mambri (Panglima Perang). Selanjutnya disusul oleh orang orang Arab yang

masuk ke wilayah Fakfak kemudian mereka memberi nama pulau Papua yang berarti

Budak. Awal mula kedatangan bangsa-bangsa asing untuk merebut pulau ini karena

pernyataan dari seorang pelaut Spanyol yang bernama Alvaro De Saavedra yang

berlayar ke Mexico dan singgah di pesisir pantai Utara Papua pada tahun 1528

42
John Anari. Kegagalan Dekolonisasi dan Ilegal Referendum di Papua Barat. WPLO. 2012.
(Materi ini didapatkan melalui situs Google dengan artikel Sejarah Papua)
54

sehingga ia melihat Pasir Kuarsa bercampur Emas di Korido (sekarang: ibu Kota

Supiori) lalu ia memberi nama Isla Del Oro (Island of Gold) atau Pulau Emas. Dari

sinilah bangsa Inggris, Jerman dan Belanda membagi-bagi pulau ini menjadi tiga

bagian melalui Perjanjian London Agustus 1828 di Ibu Kota Inggris. Klaim Belanda

berdasarkan apa yang diklaim oleh Sultan Tidore melalui pemberian nama oleh

Sultan Tidore pada wilayah Taubati (sekarang menjadi suku Tobati di Jayapura) dan

Marauke yang berarti Prajurit atau Ksatria karena memiliki postur tubuh yang tinggi

(sekarang menjadi Merauke di bagian Selatan Papua). Berdasarkan hal ini, maka

Indonesia pun mengklaim wilayah ini milik mereka walaupun Nederland Indies

(sekarang Indonesia) dan Nederland New Guinea (sekarang Papua Barat) telah

dipisahkan pada tanggal 7 Maret 1910. Dengan dasar ini sehingga bangsa Indonesia

yang mengklaim bahwa seluruh bekas Hindia Belanda adalah daerah

kekuasaannya.”43 Beberapa nama penjelajah yang dikenal di bagian dunia lain sering

disebut di pulau itu. Luiz Vaez de Torres di tahun 1606, Le Maire dan Schouten pada

tahun 1616, Jan Carstensz pada tahun 1623, Abel Tasman Jansz. pada 1643, William

Dampier pada tahun 1700, Kapten Cook - yang mencatat fakta bahwa dia telah

diterima oleh penduduk dengan cara yang sangat tidak ramah - pada tahun 1770,

Shortland pada 1788, dan Hunter dan MacCluer tahun 1791, yang MacCluer

kesempatan memetakan bagian dari pantai barat.”44

8. Sejarah Manokwari
Manokwari adalah salah satu kabupaten yang ada di diwilayah propinsi

Papua Barat. Pada zaman pemerintah pendudukan Belanda Sebelum Injil masuk di

Manokwari, Manokwari adalah sebuah kampung yang sepi yang penduduknya hidup

43
John Anari. Kegagalan Dekolonisasi dan Ilegal Referendum di Papua Barat. WPLO. 2012.
(Materi ini didapatkan melalui situs Google dengan artikel Sejarah Papua)
44
Daniel Wamafma “Google Asal Usul Papua
55

berkelompok-kelompok. Dan Manokwari pada saat sebelum dan kedatangan dua

utusan Injil dari Zending Gossner adalah masih ada dalam kolonial Belanda.

Manokwari dibawah kolonial Hindia Belanda. “Ketika Residen Ternate Dr. D.W.

Horst atas nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda melantik Tuan L.A. Van

Oosterzee pada “hari Selasa, 8 November 1898” (dijadikan juga sebagai lahirnya

kota Manokwari) sebagai Controleer Afdeling Noord New Guinea (Pengawas

Wilayah Utara Irian Jaya)”45 Nama Manokwari berasal dari bahasa Biak Mnukwar

yang artinya “kampung lama” dan penduduk Manokwari didiami oleh suku Arfak

yang terdiri dari empat suku besar yaitu: 1. Suku Hattam 2. Suku Sough 3. Suku

Meyah dan 4. Suku Hattam Moile. Suku-suku ini hidup di pedalaman daerah

Manokwari.

Manokwari pada saat ini telah terdaftar dua puluh lima denominsasi gereja di

Kementerian Agama Kabupaten Manokwari, dan masih ada beberapa denominasi

gereja yang belum terdaftar sebagai keanggotaan gereja seperti persyataran-

persyaratan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Kabupaten.

B. Kajian Misi dan Sejarah Pekabaran Injil di Manokwari


Sedangkan nama Irian berasal dari bahasa:” Dalam bahasa Biak Numfor “Iri”

artinya tanah, "an" artinya panas. Dengan demikian nama Irian artinya tanah panas.

Pada perkembangan selanjutnya, setelah diselidiki ternyata terdapat beberapa

pengertian yang sama di tempat seperti Serui dan Merauke. Dalam bahasa Serui,

"Iri" artinya tanah, "an" artinya bangsa, jadi Irian artinya Tiang bangsa, sementara

dalam bahasa Merauke, "Iri" artinya ditempatkan atau diangkat tinggi, "an" artinya

bangsa, jadi Irian adalah bangsa yang diangkat tinggi.”46 Sedangkan nama Papua

diartikan negatif dari orang yang datang ke pulau ini menurut pendapat orang yang
45
WWW. Google. Com “Sejarah Manokwari”
46
Google Sejarah Papua
56

datang ke pulau Papua bahwa mereka menyebut arti Papua adalah:” "Rambut

keriting", bahkan ada yang mengartikan bahwa sebutan tersebut sebagai tanda

merendahkan, karena kosakata itu berarti "budak".

inilah sekilas tentang penemu pulai Papua dan juga arti dari nama pulau ini

serta perubahan-perubahan yang terjadi di pulau Papua ini.

1. Manokwari

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran utama adalah Manokwari,

Manokwri Sebelum Injil masuk, Manokwari adalah sebuah kampung yang sepi yang

penduduknya hidup berkelompok-kelompok. Dan Manokwari pada saat sebelum

dan kedatangan dua utusan Injil dari Zending Gossner adalah masih ada dalam

kolonial Belanda. “Ketika Residen Ternate Dr. D.W. Horst atas nama Gubernur

Jenderal Hindia Belanda melantik Tuan L.A. Van Oosterzee pada “hari Selasa, 8

November 1898” (dijadikan juga sebagai lahirnya kota Manokwari) sebagai

Controleer Afdeling Noord New Guinea (Pengawas Wilayah Utara Irian Jaya)” 47

Manokwari dijadikan sebagai daerah pemerintahan Hindia Belanda.

a. Geografis

Untuk menjelaskan secara geografis keadaan Manokwari maka dalam kajian

ini akan dijelakan geografis Manokwari. “Manokwari berada pada

Koordinat:”0˚52`LU 134˚05`BT / 0,867˚L. Manokwari dengan luas

Wilayah:”1.556.94 Km2 atau 601.14 Mil². “48

47
Sejarah Manokwari ini diambil dari website google karena menurut penulis data ini
adalah data yang akurat
48
Sejarah Manokwari data diperoleh dari website google karena data-data ini akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan.
57

b. Penduduk
Pada masa sebelum dan sesudah Injil masuk penduduk yang mendiami

Manokwari adalah suku Arfak yang menjadi penduduk asli dari Manokwari. Selain

itu juga ada juga penduduk yang datang dari sebelah Timur Manokwari yaitu Biak

Numfor yang mendiami daerah pesisir Manokwari.

Untuk memperjelas pengetahuan dalam pembahasan ini penulis akan

menjelaskan penduduk asli yang mendiami Manokwari.

c. Suku Arfak.

Sebelum lebih jauh dalam pembahasan ini, maka aka diuraikan terlebih

dahulu pemakaian kata dari istilah Arfak. Kata Arfak menurut pendapat-pendapat

adalah berasal dari bahasa Biak yang berarti “Pedalaman” dan Mansibarber

artinya:”tanpa busana” berarti kata Arfak adalah orang pedalaman yang tinggal tidak

memakai busana.

Suku Arfak dibagi dalam empat klan yang menjadi penghuni asli penduduk

Arfak.

Empat klan tersebut ialah:

1. Arfak Hatam

2. Arfak Moire

3. Arfak Meyah

4. Arfak Sougb

Klan-klan ini hidup dengan pola berpindah-pindah (primitif). Perpindahan

diakibatkan karena membuka kebun baru, perkawinan diantara suku-suku itu.

Mereka inilah yang mendiami daerah yang tersebar dipedalaman Manokwari.


58

d. Kepercayaan-Kepercayaan

Berbicara masalah kepercayaan ini yang dimaksudkan penulis adalah

kepercayaan sebelum Injil masuk dan sesudah Injil masuk ke Manokwari. Suku

Arfak mempunyai kepercayaan animisme, Agama Primitif, dan Agama Dinamisme.

Akan dijelaskan maksud dari masing-masing pengertian di atas.

1). Kepercayaan Animisme.

Sebelum Injil masuk ke Manokwari atau yang menyentuh kehidupan

masyarakat Arfak mereka hidup dalam penyembahan-penyembahan kepada sesuatu

yang menurut mereka dapat memberikan kekuatan seperti Pohon besar, Batu besar,

Kali (sungai besar), Burung. Inilah yang disebut dengan kepercayaan Animisme.

Kepercayaan animisme adalah:”kepercayaan kepada roh yang mendiami semua

benda (batu, pohon, sungai, dan gunung.)”49

2). Agama Primitif

Dalam penjelasan ini, sedikitnya hampir sama dalam pembahasan tentang

animisme hanya sedikit berbeda dengan pandangan agama primitif. Agama primitif

mempunyai kepercayaan seperti:” menurut manusia primitif bahwa benda-benda itu

dianggap mempunyai daya kekuatan. Oleh karena itu ia menganggap sudah

sepantasnya untuk menghadapinya dengan rasa takut, khidmat dan rasa berterima

kasih.”50 Juga dalam penjelasan bahwa suku Arfak juga menganggap bahwa dalam

benda itu ada daya yang dipercayai dan harus diberi hormat.

3). Kepercayaan Dinamisme

49
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Empat, Op. Cit, h. 70
50
Dr. A.G. Honig Jr “Ilmu Agama” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003)14-17
59

Apa yang dimaksud dengan agama atau suatu kepercayaan Dinamisme.

Dinamisme adalah:” Pembahasan berikut ini adalah juga sangat penting untuk

diuraikan sebagai suatu pembahasan yang berhubungan dengan sosiologi agama

yaitu:”Kepercayaan Dinamisme”. Dinamisme berasal dari bahasa Yunani

“Dynamis” artinya:”kekuatan, kekuasaan, khasiat. Dinamisme adalah kepercayaan

kepada suatu daya atau kekuasaan yang keramat dan tidak berpribadi, yang

dianggap halus maupun berjasad, semacam “Fluidum” yang dapat dimiliki maupun

tidak dapat dimiliki oleh benda, binatang dan manusia. ”51 mereka juga

mempercayai bahwa benda-benda itu mempunyai suatu daya atau kekuatan sehingga

mereka mempercayai hal itu sebagai suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging

dalam kehidupan suku Arfak sebelum Injil masuk di Manokwari.

4). Kebudayaan

Suku Arfak terbagi dari empat klan yaitu masing, Hatam, Meyah, Moire dan

Sougb. Keempat klan ini mempunyai bahasa masing-masing, dan pola hidup mereka

yaitu berkelompok berdasarkan marga atau kampung. Mereka mempunyai bahasa

yang berbeda tetapi memiliki kebudayaan yang sama. Misalnya setiap kampung

diperintah oleh seorang kepala suku atau disebut dengan kata “moskur” dan seorang

kepala perang atau yang disebut dengan kata “runa ensis”. Kepala kampung

biasanya adalah mereka yang memiliki pengaruh besar (misalnya: pendiri kampung,

atau daerah itu adalah milik ulayat dari kepala kampung tersebut). Kepala kampung

hampir identik dengan kepala suku. Kepala suku dikampung itu mempunyai andil

yang sangat besar karena kepala suku atau kepala kampung adalah kepala

pemerintahan, adat, perkawinan, hukum, urusan tanah, kepala kampung adalah yang

51
Ibid 33
60

mengambil keputusan dalam hukum yang berlaku di kampung tersebut. Pada waktu

Injil belum masuk ke tanah Papua, suku Arfak masih hidup dalam kegelapan maka

segala bentuk pemerintahan dipegang oleh kepala suku itu. Selain itu hal yang

menarik juga untuk dibahas dalam masalah kebudayaan ini adalah tarian atau disebut

juga dansa. Orang Arfak bisa menari berhari-hari untuk meluapkan kegembiraan

mereka atas perkawinan anak mereka atau mungkin suatu pesta yang digelar.

Inilah pembahasan yang berhubungan dengan suku Arfak yang di

Manokwari, masalah ini ditampilkan untuk melihat situasi sebelum Injil masuk di

Tanah Papua ini.

Sekarang juga akan dibahas satu suku yang juga adalah penduduk lama

bermukim di Manokwari ialah suku Biak Numfor. Biak Numfor adalah sebuah

pulau yang terletak dipertengahan antara Manokwari dan pulau Biak. “Luas wilayah

21. 572 Km² dibagi dalam dua bagian yaitu luas daratan berkisar 3.130 Km² dan

lautan

berkisar 18.442 Km². Kordinat Biak Numfor berada pada titik 0˚21`-1˚31`LS

134˚47`-136˚48`BT dengan ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut

dengan iklim 27.1˚ Celcius .”52 Pulau Biak Numfor berseberangan langsung dengan

Samudera Pasifik, yang membuat pulau Biak Numfor sangat strategis berhubungan

dengan dunia luar seperti Filipina dan Australia.

4. Suku Biak

Menurut sejarah asal usul suku Biak ini, leluhur suku Biak berasal dari satu

daerah yang terletak disebelah Timur, tempat terbitnya Matahari. “Menurut mitos

leluhur pertama datang ke daerah kepulauan ini adalah sepasang suami istri yang
52
Google “Pulau Biak” Artikel Letak Geografis
61

dihanyutkan oleh air bah di atas sebuah perahu dan ketika air surut kembali

terdampar di atas satu bukit tersebut terdapat dibagian Timur laut Biak. Dari bukit

Sarwambo, leluhur pertama itu bersama anak-anaknya berpindah ketepi sungai dan

dari tempat inilah berkembang biak memenuhi seluruh kepulauan Biak-Numfor.”53

Juga kalau dilihat bahwa penduduk Biak Numfor adalah satu klan dengan suku Biak

karena mereka mempunyai bahasa yang sama, adat yang sama, dan muka wajah

yang mempunyai ciri yang sama.

a. Asal-Usul Penduduk Biak Numfor

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan asal-usul penduduk Biak-Numfor,

yang merupakan kelak juga akan imigrasi ke pulau Mansinam tempat Injil

masuk di Manokwari. Dijelaskan bahwa pada waktu pemerintahan Belanda

berkuasa di daerah Papua hingga awal tahun 1960 nama yang dipakai untuk

menamakan Biak-Numfor adalah “Schouten Eilanden” menurut orang Eropah

pertama berkembangasaan Belanda, yang mengunjungi daerah ini pada awal

abad ke 17. Nama lain yang dijumpai dalam laporan tua untuk penduduk dan

daerah kepulauan ini adalah “Numfor” atau “Wiak”. Fonemnya “w” kata Wiak

sebenarnya dari fonem “v” yang kemudian berubah menjadi “b” sehingga

muncullah kata Biak seperti yang digunakan hingga sekarang ini. Biak-Numfor

dengan tanda garis mendatar di antara dua kata tersebut, yang dipakai secara

resmi untuk menamakan daerah dan penduduk yang mendiami pulau-pulau

yang terletak disebelah Utara Teluk Cenderawasih.

Asal-usul nama serta arti kata tersebut ada beberapa pendapat:

53
Google Asal-Usul Suku Biak
62

1. Bahwa nama Biak yang berasal dari kata “v” itu pada mulanya merupakan

suatu kata yang dipakai untuk menamakan penduduk yang bertempat tinggal

di daerah pedalaman pulau-pulau tersebut. Kata tersebut mengandung arti

“orang-orang yang tinggal di dalam hutan, orang-orang yang tidak pandai

kelautan” misalnya tidak cakap dalam menangkap ikan dilaut, tidak pandai

berlayar di laut dan menyeberang lautan. Nama tersebut diberikan oleh

penduduk pesisir pulau-pulau yang mempunyai kemahiran tinggi dalam hal-

hala kelautan. Sungguhpun pada awalnya nama itu menghina golongan

penduduk tertentu, nama itulah kemudian diterima dan dipakai sebagai

sebagai nama resmi untuk penduduk dan daerah tersebut.

2. Nama Biak berasal dari klan dari warga “Burdam” yang meninggalkan pulau

Biak akibat pertengkaran mereka dengan klan Mandowen. Menurut sejarah

warga klan Burdam memuntuskan berangkat meninggalkan pulau

“Warnambo” (nama asli pulau Biak) untuk menetap disuatu tempat yang

letaknya jauh sehingga pulau Warnambo hilang dari pandangan mata.

Demikianlah mereka berangkat. Tetapi setiap kali mereke menoleh

kebelakang mereka melihat pulau Warnambo nampak di atas permukaan

laut. Keadaan ini menyebabkan mereka berkata: v`iak wer atau `v`iak

artinya ia muncul lagi, kata `v`iak inilah yang kemudian dipakai oleh mereka

yang pergi untuk menamakan pulau Warnambo.”54

3. “Mungkin sejarah atau mitos yang ketiga ini yang menjadi hal yang sudah

banyak diketahui oleh orang lain yang menguraikan tentang asal-usul orang

Numfor. Terciptanya orang Numfor merupakan salah satu bagian saja dari

mitos tentang “Manseren Mangundi” yaitu tokoh penyelamat dan pahlawan

54
Google “Sejarah Pulau Biak” Ringkasan dalan artikel asal-usul pulau Biak
63

budaya mereka. Berdasar pada mitos ini dan harapan-harapan untuk masa

depan yang terkandung di dalamnya.”55

4. Pengertian Kata “Numfor” kata Numfor terdiri dari dua suku kata masing-

masing adalah:”Nus” dan “For” yang mempunyai arti “Pulau Keramat”

selain pendapat ini juga ada orang yang mengatakan atau mengartikan bahwa

“Numfor” adalah “pulau api.”56

Penjelasan ini dimaksud untuk mengetahui sedikit tentang situasi silsilah dari

penduduk Biak. Dan juga penjelasan ini dapat memberi pengetahuan untuk

menambah wawasan tentang sejarah dalam satu suku-suku.

b. Kepercayaan
Penelitian dalam penulisan ini, akan dijelaskan secara singkat suatu

kepercayaan dari penduduk Numfor. Kepercayaan ini mempunyai pengaruh yang

sangat besar bagi masyarakat mulai dari sebelum Injil masuk hingga sesudah dan

pada masa kini. Pengaruh kepercayaan ini juga membuat suku Biak dan Biak

Numfor masih terikat dalam mitos ini. Karena menurut merek bahwa mitos

“Manarmaker” atau “Koreri” adalah hal yang nyata dan akan terjadi dikemudian

hari.

Mitologi Koreri adalah suatu mite yang hidup bagi suku Biak yang di Papua,

sudah menjadi suatu kepercayaan yang mendarah daging dalam suku Biak. Sebelum

dijelaskan lebih lanjut, peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian tentang

mitos. “Kata mitos diangkat dari bahasa Yunani Mythos berarti cerita yang tidak
55
Dr. F.C. Kamma “Ajaib Dimata Kita I” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981)66
56
Ibid 68
64

mengandung unsur kebenaran. Mitos adalah cerita-cerita dan hikayat-hikayat untuk

menjadi bagian dari tradisi suatu masyarakat yang disampaikan secara lisan (dari

mulut ke mulut dari generasi ke generasi).”57 Dari pengertian mitos ini jelaslah

bahwa mitos ini adalah kebenaran yang tidak mengandung kebenaran. Walaupun

dikatakan mitos mengandung kepercayaan yang tidak benar, tetapi ada satu

kepercayaan yang sangat melekat dalam kepercayaan suku Biak yang disebut Koreri.

Koreri adalah salah satu mitos yang sangat berkembang dalam kepercayaan suku

Biak. Akan diceritakan tentang mitos Koreri

Yawi Nushado atau Mansar mempunyai sebuah kebun di kampung Sopen,


Biak Selatan. Pada suatu Mansar menemukan kebunnya kemasukan seekor
babi yang telah membongkar tanaman kebunnya terjadi beberapa kali.
Mansar mengelilingi kebun tersebut dalam upayanya untuk menemukan
bagian pagar yang mungkin telah dirusakkan oleh babi tersebut. Tetapi
ternyata tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa babi tersebut telah
memasuki kebunnya. Hal ini mengherankan Mansar. Malam berikutnya
Mansar menyandang tombaknya dan pergi bersembunyi menjaga kebunnya.
Pagi-pagi waktu hari masih gelap. Mansar mendengar bunyi seekor babi
sementara membongkar dan memakan tanaman dalam kebunnya, mansar
yang tidak dapat menahan kesabarannya lagi melayangkan tombaknya
mengenai sasarannya. Ia terkejut ketika babi tersebut berteriak dan menjerit
kesakitan dengan suara manusia “yamnai” (saya akan berhenti) setelah hari
agak siang Mansar meninggalkan kebunnya dan pergi mengikuti jejak babi
yang baru ditombak. Tetapi heran bin ajaib, yang terlihat ialah bekas kaki
seorang manusia yang disertai dengan tetesan-tetesan darah. Mansar terus
mengikuti bekas kaki tersebut dan akhirnya tiba didepan sebuah gua tersebut,
dan melangkah masuk mengikuti jalan setapak didalam gua. Setelah maju
beberapa langkah Mansar menemukan tombaknya tetapi tidak ada tetesan-
tetesan darah. Setelah melangkah lebih jauh kedalam terdengar suara,
teriakan serta gelak tawa manusia. Dengan heran Mansar melihat
sekitarnya, tiba-tiba Yawi, nama lain dari Mansar, mendengar suara yang
menegur Mansar, katanya hai manusia kemanakah saudara, sedang pergi dan
apakah yang saudaraa sedang cari? Mansar takut dan bungkan seribu bahasa.
Suara yang sama terdengar beberapa kali mengatakan. Ambillah tombakmu
dan lakukan apa yang saya perintahkan, berbaliklah dan berjalan mundur dan
pulanglah ke rumah. Mansar kemudian menjawab saya tidak mengetahui
bagaimana caranya saya harus pulang kerumah saya. Suara itu menjawab.
Ikut saja apa yang kuperintahkan kalau tidak saudara akan tergelincir jatuh.
Mansar manaati semua yang diintruksikan kepadanya. Apakah saudara
mendengar dan mengenal suara-suara itu? Saya mendengar dan mengenal
suara-suara yang sementara menyanyi menyatakan kebahagiaan, kesenangan
57
Benny Giay. Op. Cit, h. 21-22
65

dan kedamaian, jawab Mansar. Matanya kemudian terbuka dan melihat


sebuah kampung besar yang sangat indah yang penghuni-penghuninya adalah
hanya orang-orang muda. Yawi melihat dan mengenal mereka beberapa
diantara adalah orang-orang tua yang telah meninggal bertahun-tahun
lampau. Tetapi sekarang sudah berubah menjadi orang-orang muda di
kampung ini. Suara-suara mereka menunjukkan kebahagiaan yang tidak
dapat diungkapkan oleh manusia. Sedangkan Yawi menikmati keadaan yang
begitu menyenangkan suara tersebut dan berkata: waktumu belum tiba
sauadara belum boleh datang dan tinggal disini, karena itu pulanglah saudara
masih menjadi bagian dari dunia yang lama (bagian dari dunia dengan kulit
manusia yang lama). Apa yang saudara lihat ini ialah:”koreri” ambillah
tombakmu dan pulanglah kerumahmu. Tetapi Yawi takut mengambil
tongkatnya karena seekor ular sementara berbaring dan menjaga tombaknya.
Setelah tiba dirumah Yawi merenungkan koreri dan semua yang telah
dilihatnya. Sejak saat itu Mansar menyendiri dan mengasingkan dirinya
sambil bekerja di kebun. Mansar membayangkan suasana sukacita dan
kebahagiaan yang disaksikan didalam gua. Sebagian besar waktunya
dilewatkan untuk merenungkan Koreri sehingga Yawi melalaikan kesehatan
fisiknya, akibatnya tubuhnya penuh dengan kudis (armaker). Yawi Nushado
menjadi Manarmakeri.”58

Dalam cerita yang diceritakan di atas asal muasal dari kepercayaan suku Biak, dan

jika ditelusuri bahwa cerita yang diceritakan tadi sepertinya adalah cerita dongeng,

tetapi menurut kepercayaan suku Biak ini adalah kebenaran. Dan cerita ini akan

dilanjutkan karena masih ada keterkaitan dengan mitos selanjutnya diceritakan:

Pada suatu hari anak dari kepala kempung pergi berjalan menyusuri pantai
sambil menyandang anak panah beserta dengan busurnya, tiba-tiba ia
melihat seekor kasuari melompat keluar dari hutan menuju kepantai dan
hinggap diatas pulau-pulau karang tersebut sejumlah ikan menyusup masuk
dibawah buku sayapnya. Burung tersebut kemudian kembali kepantai dan
menggoyang-goyangkan seluruh tubuhnya dan sayapnya sehingga ikan-
ikan, yang tadinya menyusup masuk kedalam bulu-bulu sayapnya berjatuhan
satu demi satu kepasir, kemudian seorang gadis tampil keluar dari dalam
hutan dan mengambil serta mengumpulkan dan memasukkan ikan-ikan yang
berserakan dipantai kedalam kantongnya. Gadis tersebut seterusnya naik
dibelakang burung kasuari dan kembali kehutan bersama-sama, setelah
menyaksikan peristiwa ini anak muda tersebut kembali ke kampung dan
mengumpulkan warga kampungnya (hanya laki-laki) baik yang muda
maupun sudah dewasa. Mereka diminta untuk menangkap burung kasuari
serta mengambil gadis tersebut karena akan dijadikan sebagai isterinya. Adik
perempuannya dijadikan untuk diberikan kepada siapa saja yang berhasil
menangkap burung tersebut tetapi tidak seorangpun berhasil. Berulang kali
mereka mencoba tetapi tanpa hasil. Manarmakeri mengikuti semua kegiatan
58
Ibid. 28-30
66

warga masyarakat Sopen dari dekat dan mengetahui ketidakberhasilan


mereka. Manarmakeri akhirnya menyatakan tekadnya untuk mengambil
bagian dalam menangkap gadis yang diidam-idamkan anak kepada kampung.
Mereka mengejek dan menertawakan Manarmakeri sambil menyatakan
kalau kami yang kuat dan sehat telah gagal dalam usaha ini bagaimana
mungkin engkau yang sudah tua dan penuh kudisan, penyakitan dapat
berhasil. Hal itu tidak mungkin. Manarmakeri dengan tenang menerima
semua sindiran yang ditujukan kepadanya dan mengisolir dirinya dari warga
kampung lainnya. Manarmakeri kemudian menyusun strateginya sendiri dan
bersembunyi dihutan-hutan bakau dan menjaga tanpa mengetahui bahwa
warga kampung lainnya dalam jumlah besar telah memulai upaya mereka.
Tempat persembunyian Mansar merupakan tempat yang paling strategi
karena kebetulan menghadap arah datangnya kasuari yang membawa serta
gadis itu. Dengan menyandang tongkat ajaibnya Mansar melompat keluar
dari tempat persembunyiannya dan menyambar burung kasuari yang
membawa gadis yang kebetulan lewat didepannya dalam kecepatan yang
tinggi. Mansar menghadang dan berhasil menangkap gadis itu dan
kemudian diserahkan kepada anak kepala kampung itu, tetapi anak muda itu
tidak menepati janjinya. Daripada memberikan adik perempuannya dia
menghadiahkan seekor babi kepada Mansar sebagai imbalannya. Babi itupun
diserahkan kepada seluruh warga untuk dimakan. Mereka mengumpulkan
kayu untuk membakar serta mengasar babi tersebut. Labu dijadikan sebagai
sayur, setelah dimasak anggota keluarga serta kawan-kawannya
menghabiskan babi dan semua sayuran yang telah dimasak dan melupakan
Mansar sama sekali sehingga Mansar tidak mencicipi sedikitpun dari hasil
upayanya. Akibatnya Mansar marah dan pergi meninggalkan keluarganya di
Sopen.59
Dari cerita mitos di atas menjadi suatu unsur kepercayaan yang kental dalam suku

Biak, mitos ini menjadi suatu kepercayaan yang muncul dalam suku Biak dan

mereka mengakui bahwa Manarmakeri itu adalah juruselamat mereka. Padahal jika

ditelusuri dari cerita ini, cerita ini yang menceritakan kehidupan bermasyarakat yang

pada umumnya ada di tengah-tengah masyarakat, dan cerita ini sedikitnya

mengadung magic karena Mansar dapat menangkap burung kasuari itu karena

tongkat yang didapatkannya pada saat bertemu dengan seorang orangtua di dalam

gua pada waktu ia mengejar babi yang dipanahnya. Kekecewaan Mansar berimbas

kepada kemarahan dan ia pun pergi meninggalkan saudaranya di Sopen, kembali

dijelaskan perjalanan kehidupan dari Manarmakeri:

59
Ibid. 32-33
67

Dari Sopen Mansar berangkat menuju Maundori dengan perahu yang sudah
tua dan keadaan yang sudah rusak. Angin yang keras yang bertiup dari arah
selatan memaksa Mansar untuk mendarat di Maundori dan membuat perahu
kecil lain dengan tongkat ajaibnya. Dengan tongkat yang sama ia membuat
empang (kolam kecil) dekat kampung. Sementara berada di Maundori,
musim kemarau menimpa pulau tersebut, warga kampung Maundori
mengeluh kehabisan air, Mansar menyelamatkan seluruh penghuni pulau itu,
pada saat tongkatnya menyentuh batu karang dan muncullah air. Mata air ini
hingga sekarang disebut mata air “War Manarmakeri” selanjutnya
perjalanannya dilanjutkan ke Samber. Mansar dalam perjalanannya
menangkap seekor ikan besar dan membawanya kepada keluarganya.
Mereka menghabiskan ikan tersebut tanpa meninggalkan sedikitpun untuk
ibu rumah tangga (tempat Mansar menginap), tindakan ini menyebabkan
Mansar marah dan meninggalkan keluarganya dan pergi ke Mokmer. Di
tengah perjalanannya Mansar menangkap seekor ikan besar sama seperti
yang ditangkap sebelumnya dan memberikan kepada kenalannya yang
bernama:”Pandawankan” hal yang sama terjadi di Samber. Mansar merasa
dirinya dipermalukan dihadapan pamannya sehingga Mansar pergi ke
“Meoswundi” di Meoswundi ia terkenal pembuat saguer.60
Dari cerita ini sangat menarik, karena Mansar memiliki kekuatan supranatural, inilah

yang membuat Mansar dapat menangkap ikan-ikan besar. Hanya dalam

perkembangan perjalannya bahwa manusia disekitarnya bersikap mementingkan diri

sendiri, tanpa menghiraukan orang lain, dua kali Mansar menangkap ikan besar baik

di Samber maupun di Mokmer tetapi masyarakat di tempat itu selalu menghabiskan

tanpa mengingat yang lain, inilah yang menyebabkan Mansar menjadi kecewa.

Kelanjutan dari mitos ini akan diceritakan supaya lebih mengetehui mengapa suku

Biak sangat menghargai mitos ini. Benny Giay menceritakan:

Manarmakeri dengan keluarganya di Wundi, pada suatu hari Mansar kecurian


saguernya, tidak ada seorangpun dari warga kampung dipulau Wundi yang
mengetahui siapa yang melakukan perbuatan tercela itu. Pencurian terjadi
beberapa kali. Yawi memutuskan untuk menunggui saguernya dengan
maksud untuk menangkap pelaku perbuatan itu. Malam pertama Yawi
menjaga di bawah pohon tetapi tidak mendeteksi penjahat itu, malam
berikutnya Yawi membuat tempat duduk di tenga batang pohon kelapa dan
tinggal di sana semalam suntuk tetapi tanpa hasil, pada malam ketiga Mansar
bersembunyi di tengah-tengah daun kelapa. Pada waktu senja Mansar
melihat seorang duduk di atas pohon kelapa, ternyata yang mencuri
minumannya ialah “Bintang pagi” Mansar berhasil menangkap bintang itu
dan berjanji tidak akan melepaskannya pergi. Bintang itupun berusaha

60
Ibid. 32-33
68

melepaskan dirinya dan pergi tetapi Yawi bertekad tidak melepaskannya


pergi...akhirnya bintang pagi menyerah dan memberikan kepadanya rahasia
kehidupan (rahasia kehidupan setelah kematian) kepada Yawi. Instruksi
Bintang pagi itu supaya Mansar pergi ke pantai pada saat gadis cantik dari
kampung pergi mandi dilaut. Sementara gadis-gadis itu mandi Mansar
diajurkan membawa dan melemparkan buah pohon bintanggur (buah susu) ke
dalam laut, Mansar melaksanakan semua yang diintruksikan kepadanya buah
tersebut terapung-apung dilaut dan akhirnya mencapai gadis tersebut dan
menyentuh buah dadanya, sigadis mengambil buah tersebut dan
melemparkannya ke laut, tetapi buah itu kembali dan menyentuh dadanya,
hal ini berulang-ulang sampai tiga kali. Beberapa hari kemudian si gadis
tersebut megandung dan hamil, sebulan sesudah itu Insoraki melahirkan
seorang anak laki-laki yang diberi nama “Manarbew” artinya pembawa
damai. Manaebew bertumbuh semakin besar dan menangisi dan
mempertanyakan keadaan ayahnya. Maka pihak orang tua mengadakan suatu
pesta dansa (wor), baik muda dan tua diundang dalam acara pesta ini, Mansar
tidak ketinggalan dan berdansa sambil membawa tongkat saktinya disatu
tangan sedangkan tangan sebelahnya menggenggam seikat daun-daunan
rumput untuk mengusir lalat dari luka dan kudisnya. Mansar akhirnya
mendekati tempat duduk Manarbew dan ibunya, secara tiba-tiba Manarbew
berteriak:’inilah ayah saya sambil berlari memeluk Mansar. Warga kampung
sementara berdansa bubar meninggalkan pulau Wundi, mereka marah
melihat kejadian itu dan pergi meninggalkan pulau Wundi. Mereka marah
dan berkata mana mungkin orang tua kudisan mau menikahi gadis cantik
Insoraki. Kemarahan semua warga kampung dinyatakan dalam berbagai hal
antara lain, mereka meninggalkan pulau Wundi dan pergi kepulau Yobi
sebelah Utara Numfor, menutup semua mata air, merusak semua perahu yang
ada, menebang semua pohon kelapa, hal ini dimaksud supaya mereka mati
kelaparan di Wundi, setelah keberangkatan mereka pulau Wundi
disebut :”Meos Kobur Indi” (pulau yang telah kami tinggalkan). Pada suatu
hari Manerbew menangis kelaparan, pergilah makan luka-luka ayahmu kata
ibunya. Manarbew menyampaikan hal ini kepada ayahnya dan ayahnya
berkata pergilah kedalam rumah ada cukup makanan di dalam rumah,
sebagai bukti Manarbew membawa setandan pisang kepada ibuya sebagai
bukti...selanjutya bahwa kehidupan Manarmakeri hidup berkelimpahan tanpa
kekurangan makanan. Kisah selanjutnya Manarmakeri membakar diri dalam
perapian yang menyala-nyala dan setelah itu ia keluar dengan tubuh yang
muda, banyak hal perintah yang disampaikan oleh Manarmakeri tetapi tidak
diindahkan oleh sesama sukunya, akhirnya Manarmakeri pergi ke arah Barat
dan berjanji pada keturunan ketujuh ia akan datang kembali. Dengan enam
perintah
1. Jangan makan daging babi dan labu, karena justru labu dan daging babi
adalah penyebab utama Manarmakeri meninggalkan Sopen.
2. Jangan makan ular atau kepiting karena semua binatang yang kulitnya dapat
berganti mempunyai hubungan dengan perubahan yang terjadi dalam tubuh
manarmakeri.
3. Jangan menumpahkan darah orang, karena dimana ada pertumbuhan darah
disitu tidak ada perdamaian, tidak ada damai dapat menghalangi kedatangan
Manarmakeri yang akan membawa Koreri.
69

4. Dirikan rumah-rumah bagi orang-orang yang akan dibangkitkan dan


dihidupkan kembali oleh Manarmakeri
5. Bangunkanlah rumah tempat menampung makanan yang akan didatangkan
atau dibawa Mansar
6. Kumpulkan kayu api sebanyak mungkin karena sebelum hari kedatangannya
akan ada kegelapan selama tiga hari.61
Mengapa muncul gerakkan Koreri ini? Ini sangat penting untuk dijawab, munculnya

gerakkan ini seperti yang dijelaskan oleh Benny Giay di bawah ini: “karena ada

keinginan untuk menjembatani jurang antara apa yang menjadi harapan dan tujuan

masyarakat disatu pihak dan kenyataan hidup yang penuh tekanan dipihak yang lain

serta dorongan untuk membebaskan diri dari segala sesuatu yang menyebabkan

mereka tertekan.”62

Dalam gerakkan Koreri ini memberikan sumbangan pemikiran bahwa

manusia pada umumnya ingin memiliki hidup yang damai, maka jika diamati

dalam enam pesan yang ditinggalkan Manarmakeri bahwa keenam pesan tersebut

semuanya mengarah kepada hidup yang damai. Perlu untuk diketahui pada

umumnya masyarakat suku Biak masih berpegang kepada mitos ini, karena mitos

ini adalah cerita kebenara yang nyata, dan sebahagian masyarakat Biak masih

mempercayai bahwa Manarmakeri akan kembali ke mereka dan membawa

perdamaian kepada mereka.

c. Korwar
Dijelaskan lagi selain kepercayaan akan Manarmakeri yang dianggap suku

Biak adalah pahlawan mereka, yang pergi ke arah Barat dan akan datang kembali

untuk membawa segala macam harta. Mite ini sangat melegenda bagi suku Biak.

Selain ini juga yang sangat dipercayai oleh suku Biak adalah “Korwar”

korwar adalah :”sebuah patung yang terbaik dari kayu pilihan, korwar adalah patung-

61
Ibid. 36-39.
62
Ibid. Log. cit
70

patung roh orang mati.”63 Fungsi atau peranan korwar adalah: jika ada kerabat atau

anak yang meninggal maka mereka akan membuat patung atas perintah dukun,

sidukun akan membuat patung dan memanggil roh orang mati itu untuk masuk

dalam korwar tersebut.

Penjelasan di bawah ini yang merupakan kepercayaan orang atau suku Biak

khusus yang berasal dari Numfor yang mengatakan:” Orang Biak juga mempunyai

kepercayaan terhadap dunia roh orang mati dan praktek-praktek ilmu magis. Orang

Biak percaya semua orang yang meninggal pergi ke dunia bawah menjadi muda

kembali dan tidak akan kekurangan makanan. Roh (korwa atau taibu) dapat diikat

dengan membuat sebuah “amfyanir korwar“ yakni semacam patung arwah. Patung-

patung tersebut diharapkan dapat berguna bagi anggota-anggota keret dengan

menolak bahaya dan memberi bantuan saat dibutuhkan. Para anggota keret harus

memelihara roh-roh nenek moyang mereka. Jika tidak roh-roh tersebut akan berubah

menjadi roh jahat ( mandur ), membalas dendam dan berlaku sebagai kaki tangan “

korano fanik “( raja roh jahat ). Dulu, di Biak, ketika zending Belanda memasuki

tanah Papua dan Biak, mereka melakukan pembakaran terhadap banyak korwar.

Bagi mereka. Para zending tersebut tidak menyukai wilayahnya dipenuhi oleh

sesembahan berhala.

Sayangnya, para leluhur yang mencoba melawan banyak yang gugur. Siapa yang

mampu melawan senjata dengan mesiu? Akibatnya, sekarang para leluhur mulai

meninggalkan Papua. Hingga saat ini, korwar tertua di Biak yang dapat ditemui

hanyalah berumur 100 tahun. Itu pun dulu sempat disembunyikan, sebelum

kedatangan para ahli etnologi Belanda.”64


63
Dr. FC Kamma. Op. Cit, h. 129
64
Google “Sejarah Korwar” (Artikel: Patung Korwar) Mikha Ronsumbre, BA Budayawan Biak
Numfor, Usia 60 tahun
71

Inilah sedikit penjelasan yang berhubungan dengan kebudayaan dan

kepercayaan suku yang ada di Manokwari yaitu suku Arfak dan Suku Biak Numfor.

Kepercayaan dan kebudayaan ini, pada waktu utusan zending Gossner datang ke

Mansinam mengalami banyak masalah karena para penduduk setempat lebih

mempercayai kepada kepercayaan ini yang sudah turun temurun mereka percayai.

Sepertinya kedatangan kedua utusan Injil yaitu Carl Wellem Ottow dan Johann

Gottlob Geissler mengganggu kepercayaan mereka.

Untuk memperlengkapi tentang sejarah gereja ini, maka akan diuraikan atau

dijelaskan juga pokok-pokok kedatangan para misionaris ke tanah Papua yang diutus

oleh zending Gossner dan Misi TEAM.

d. Pemanggilan Kepada Penguasa Kegelapan


Dalam penjelasan ini akan dijelaskan sebentuk pemanggilan setan untuk datang

menghampiri mereka, biasanya pemanggilan setan dibawakan dalam bentuk lagu-

lagu dan dinyanyikan semalaman. Pada waktu Geissler dan Klaasen tercengang

mendengar nyanyian itu, menurut Geissler dalam meringkasan lagu itu kata-katanya

sebabai berikut:

1. O, Arwah manakah
Yang manakah, yang kau sertai
Dan tunjukkan kesukaanmu?
Ya, siapakan diatara arwah-arwah
Yang kau serta dan kau tunjuki cintamu
Siapakah yang kau beri pakaian
2. Ayahmu barangkali, ayahmu maniba?
Ataukah Monfun yang kaucintai?
Apakah ia bukan anakmu atau saudara perempuanmu?
Siapakah arwah itu, siapakah gerangan itu
Yang kau sertai dan yang kau beri pakaian
Jawaban dari keluarga yang terdekat berbunyi:
1. O, engkau bertanya, orang mati yang mana
Tapi ia adalah Bapak kita
Yang ketika muda mengembara dan merintis jalan
72

Dialah yang kita sertai


Dialah yang kita cintai dan kita diberi pakaian
Lagu-lagu seperti ini akan dinyanyikan oleh penduduk di Mansinam pada waktu

mereka mengalami duka, dan pada waktu melagukan nyanyian-nyanyian seperti ini

bisa semalaman suntuk.

5. Sejarah Zending Gossner


Untuk memperlengkapi pembahasan ini, akan dijelaskan juga

tentang:”sejarah Zending Gossner” adapun maksud dan tujuan dalam penjelasan ini

adalah supaya pada akhirnya para pembaca mengerti akan mengerti dan memahami

akan lahirnya zending ini, selain itu juga bahwa maksud diuraikannya sejarah

Gossner kebanyakan orang juga belum mengetahui latarbelakang dari zending

Gossner maka melalui penjelasan ini kiranya dapat memberikan pengetahuan atau

pengertian supaya kelak akan tahu tentang sejarah lahirnya Zending Gossner

dijelaskan sebagai berikut:

Johannes Gossner (1773-1858) ditahbiskan menjadi iman Gereja Katolik


Roma pada akhirnya gerakkan Gossner melihat bahwa para petani saleh
menemukan bahwa Gereja Kristus, baik Gereja Roma Katolik Roma maupun
Gereja Reformasi, telah tersesat jauh dari sumbernya dan bahwa kebenaran
Injil, Salib, dosa, pengampunan dan penebusan hampir tidak lagi
dikhotbahkan dari sebuah mimbar manapun. Dalam buku hariannya,
Gossner melukiskan pergolakan batinnya demikian:”semangat jaman dan
pandangan dunia yang sejalan dengan semangat jaman ini; bagaikan suatu
badai telah menutupi seluruh kehidupan rohani di Jerman. Akal budi yang
sok tahu berkuasa. Orang tidak mau percaya dan menerima sesuatu apapun
yang tidak sesuai dengan akal dan dengan alam. Juga di dalam agama
kenyataan tidak dipersoalkan lagi, hanya pengertian-pengertian saja yang
dipentingkan. Pada tahun 1826 Gossner keluar dari Gereja Roma Katolik
Roma dan menggabungkan diri dengan Gereja Evangelisch (Protestan) di
Koeningshain. Dari tahun-tahun 1829-1846 ia menjadi pendeta jemaat
Betlehem di Berth. Setelah pensiun 1846 ia mencurahkan perhatiannya pada
rumah sakit Elisabeth dan kepada pendidikan zending. Dan pada 30 Maret
1858 ia meninggal karena sudah lama sakit.”65

65
Dr FC. Kamma, Op. Cit, h. 15-16
73

Dari yang dijelaskan ini bahwa panggilan pelayanan Gossner tumbuh karena

situasi yang sudah tidak memberikan keterpihakkan kepada gereja. di Jerman situasi

gereja telah berbeda seperti dikutip di atas yang mengatakan bahwa para

pemimpinan gereja sok tahu dan dalam gereja penekanan firman Tuhan kurang

diterapkan dengan baik hanya memberikan pengertian-pengertian saja. Sedangkan

dalam diri Gossner bahwa ia ingin melayani dengan motivasi murni. Akan

dijelaskan lagi tentang lahirnya zending Gossner ini.

“Zending: usaha yang paling diberkati dan yang paling memberikan rasa
sukacita. Minatnya kepada pekerjaan zending mulai ada sejak tahun 1802.
Sejak waktu itu dengan penuh minat ia mengikuti kegiatan-kegiatan
“Christentums Gesellschaff” (perhimpunan Kristen) di Basel. Ia juga
mengumpulkan dana untuk seminar (Sekolah Pendidikan) zending di Basel.
Tetapi pada tahun 1831 ia baru giat dalam bidang zending yaitu sebagai
anggota “Berlinner Missionsgesellschaf” (lembaga zending Berlin) pada
tahun 1833 utusan-utusan Injil Berlin yang pertama ditahbiskan oleh
Gossner, Gossner menyampaikan pidato di dalam pidatonya ia
mengemukakan dengan jelas dan dengan sama kuatnya dan terangnya seperti
para rasul. Bahwa tidak hanya orang-orang beriman secara perorangan,
melainkan juga gereja dalam keseluruhannya harus siap menerima
66
zending.”
Dalam penjelasan ini bahwa setelah Gossner keluar dari gereja Roma Katolik selain

ia menjadi pendeta dalam satu jemaat, ia juga bergabung dengan lembaga misi

Berlin. Gossner tertarik dalam misi zending hanya pada waktu perkembangan

selanjutnya Gossner dengan lembaga zending Berlin ada masalah yang

mengakibatkan bahwa pada tahun 1836 ia mengundurkan diri dari lembaga zending

Berlin. Pokok permasalahan yang terjadi antara Gossner dengan lembaga zending

Berlin adalah seperti para zending menurut lembaga zending Berlin harus digaji

penuh, dan membangun wisma pelatihan pendidikan yang besar, sedangkan menurut

Gossner bahwa para zending harus mengikuti teladan Rasul Paulus yang membiayai

hidupnya dengan bekerja. Dari sebab inilah kelak Gossner akan terbeban dalam

66
Ibid 18
74

utusan zending ke Indonesia dan ke Irian Jaya. Selanjutnya akan dituliskan lagi

tentang sejarah lahirnya zending Gossner ini:

pada tanggal 12 Desember 1836 jam 8 pagi, enam orang anak muda yang
sederhana datang kepadanya. Mereka itu, karena peraturan-peraturan dan
azas-azas yang berlaku pada waktu itu, tidak dapat menerima mereka dalam
pusat pendidikan manapun dan karena itu mereka datang kepada Gossner,
dengan keinginan yang sederhana yaitu:”untuk diperbolehkan mengisi
lowongan-lowongan dalam pekerjaan zending sebagai pekerja tangan,
sebagai guru dan sebagai guru agama Kristen. Gossner berlutut bersama
bersama anak-anak muda ini, dan melalui doa bersama ini ia mendapatkan
keyakinan, bahwa Tuhan berkenan memakai anak-anak muda ini di dalam
pekerjaan zending “Dengan ini telah jatuh keputusan” selanjutnya ia
menerima anak-anak muda ini yang datang menyatakan keinginan untuk
melakukan pekerjaan zending. Ia mengusahakan agar mereka mendapat
penghasilan pada seorang tukang, dan pada malam hari memberikan
pelajaran kepada mereka itu dengan penekanan kepada penelahaan Alkitab.67

Gossner dalam pelayanan jika dilihat dalam penjelasan-penjelasan ini, ia tidak mau

mengambil keuntungan dalam pelayanan itu. Tetapi ia mau supaya para zending

nanti akan menjadi pekabar Injil yang senantiasa dapat mengabarkan Injil dengan

baik.

Lahirnya Zending Gossner disarankan oleh muridnya yang enam orang


tersebut. Demikianlah Gossner telah bekerjasama dengan Dr Lang, seorang
Skotlandia, di Australia dengan Start, seorang Inggris beraliran Quaker, di
India dan dengan Heldring seorang Belanda, di Hindia Belanda (Indonesia)
dengan begitu banyak dukungan yang diperoleh Gossner maka terbentuklah
“Gossnersche Missionsgesellschaft” (Lembaga Zending Gossner). Setelah
Gossner mengutus anak-anak mudanya, dengan segera ia pun menemukan
bahwa untuk menyebarkan Injil secara bertanggung jawab dalam situasi
kebudayaan yang berbeda-beda, diperlukan banyak pengetahuan daripada
sekedar Kitab Suci dan Kitab Nyanyian. Maka pada tahun 1842 ditetapkan
suatu Anggaran Dasar yang didalamnya dirancang garis pegangan Anggaran
Dasar Lembaga Zending Injili Untuk Penyebaran Agama Kristen Diantara
Penduduk Bumi Putera Negeri-Negeri Kafir (7 Juni 1842) ringkasan
Angaran Dasar yang dituliskan sebagai berikut:
1. Bahwa mereka betul-betul telah mengalami kebangunan rohani, mempunyai
iman teguh, berlatih dalam kehidupan beriman dan dalam pengabdian

67
Ibid. 19
75

kepada Tuhan, dan hanya terdorong oleh kasih Kristus dan semangat batin
yang sejati.
2. Bahwa mereka mempunyai pembawaan bakat-bakat yang khusus, sehingga
mereka sanggup membina dirinya sendiri dan berkembang terus menerus.”68

Syarat-syarat ini sehingga orang yang mau menjadi utusan zending adalah supaya

mereka siap-siap untuk pelayanan, kalau dilihat dalam point dua dalam anggaran

dasar yang dibuat Lembaga Zending Gossner yang menekankan kepada bakat-bakat

para utusan zending. Diharapkan mereka yang mau datang menjadi utusan zending

Gossner ada kelebihan masing-masing karena melalui kelebihan ini mereka dapat

mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka pada waktu mereka ada di tempat

pelayanan. Gossner melihat ini dari teladan Rasul Paulus yang ia mandiri karena ada

kelebihan Paulus yaitu membuat tenda-tenda sehingga ia tidak bergantung kepada

jemaat.Kisah Para Rasul 18:3 “Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama,

ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena

mereka sama-sama tukang kemah.” Dapat juga dikatakan bahwa lahirnya zending

tukang ini mengacu pada Paulus yang kelebihannya adalah sebagai seorang pembuat

kemah.

Masih dalam penjelasan mengenai zending Gossner untuk menguatkan,

meneguhkan para utusan zending yang akan diutus ke negera-negara manapun,

zending Gossner membuat mukadimah yang diminta oleh para utusan zending.

Mukadimah ini disusun oleh Gossner sendiri mukadimah itu mempunyai isi sebagai

berikut:

1. Sehubungan dengan kekuatiran mengenai kesehatan dan pengaruh iklim


tropis dikatakan: cinta kasih kepada Yesus dan kepada jiwa-jiwa yang telah
ditebus oleh Kristus dengan darahNya itu tidak takut akan maut dan bahaya
maut serta berbagai penyakit di iklim panas itu, karena tidak ada abdi Yesus
yang mati sebelum ia dipanggil oleh Juruselamat.
68
Ibid. 23
76

2 harus diusahakan agar tetap berhati-hati; lalai akan cara hidup yang
ditentukan oleh iklim harus dijauhi seakan-akan itu bunuh diri.
3 bahasa setempat harus dikuasai secepat-cepatnya, karena juru bahasa
umumnya mengatakan lain sedikit daripada yang dimaksudkan. Untuk
mempelajari bahasa ini harus dicurahkan segala tenaga.
4 kitab Suci adalah buku pelajaran dan cerita-cerita Alkitab merupakan
sarana pembantu untuk memperkenalkan Injil sesuai dengan kitab Suci.
5 orang yang bersungguh-sungguh dalam doa setiap hari bahkan doa setiap
jam apa bila mau memberitakan sabda Allah.
6 apabila terlihat bahwa beberapa orang mulai menaruh perhatian, maka
mereka harus dikunjungi di rumah mereka.
7 Tidak seorangpun boleh di baptis kalau tidak diketahui dengan pasti bahwa
yang bersangkutan, dan sebelum di baptis akan diadakan terlebih dahulu
pertemuan-pertemuan.
8 Orang-orang kafir yang dibaptis pada umur dewasa janganlah segera
setelah pembaptisannya diijinkan langsung menghadiri perjamuan kudus,
tetapi haruslah dipersiapkan secara khusus lebih dahulu. Mereka itu harus
dituntun oleh Roh Kudus.
9 Pelajaran bagi yang dibaptis jangan dihentikan apabila mereka sudah
menghadiri perjamuan kudus.69

Dalam penjelasan mukadimah ini memang masih ada beberapa bagian yang

dimasukkan oleh penulis dalam tulisan. Mukadimah yang dimuat ini sebagai suatu

pemahaman yang dilakukan oleh semua utusan zending Gossner. Dalam penjelasan

tentang mukadimah pada point delapan pada waktu kedua utusan zending tiba di

Mansinam setelah mereka ada di sana untuk melayani bahwa mereka tidak begitu

mudah untuk membaptiskan seseorang, tetapi harus melalui tahap-tahap yang sudah

ditentukan oleh zending Gossner.

3. Sejarah Pertemuan Johanes Gossner dengan Pdm. Ottho Gerhard


Heldring
Dalam penjelasan ini akan diuraikan tentang perjumpaan antara Gossner

dengan Heldring. Heldring yang juga akan membantu pelayanan Gossner masuk ke

Indonesia dan Irian Jaya.

69
Ibid. 24-26 adalah ringkasan dari mukadimah zending Gossner. Dan mukadimah ini juga
disusun oleh Yohanes Gossner.
77

Pdm. Ottho Gerhard Heldring (1804-1876) adalah seorang yang melayani

disatu jemaat kecil di Hemmen Nederland. Pada masa pelayanan Heldring

Nederland mengalami masa-masa sulit, karena pada tahun 1845-1846 hama dahsyat

menimpa pertanian di Nederland sehingga penduduk berada di ambang kelaparan.

Pada masa itu Heldring pernah berpikir untuk mengirimkan orang-orang untuk pergi

ke daerah yang beriklim panas dan mendirikan pemukiman-pemukiman salah satu

yang dipikirkan oleh Heldring adalah di Hindia Belanda (Indonesia) juga pada masa

itu Indonesia masih dijajah oleh Belanda tujuan utama yang akan dituju oleh mereka

adalah: “Seram dan Obi” dalam benak Heldring adalah di mana pada waktu orang

Belanda itu pergi ke suatu daerah yang penduduk adalah orang kafir alangkah

indahnya jika ada seorang yang melayani mereka di sana.

Dengan pikiran-pikiran inilah muncul ide dalam diri Heldring untuk

mendirikan sautu badan zending juga, yaitu mengutus mereka yang di Belanda yang

tertimpa kelaparan kesuatu daerah selain mereka berusaha mereka juga bisa

menyampaikan firman Allah. Heldring adalah seeorang yang tegas dalam

pendiriannya, maka pada saat ia ada ide untuk membuat suatu lembaga zending.

Menjelang ulang tahun yang ke 50 Nederlands Zendeling Genootschap (NZG) pada

tahun 1847. Heldring menulis sebuah karangan yang berjudul “Pekerja Tangan

(Tukang) Kristen, yang dijadikan sebagai pembantu zendeling. Tetapi ide atau

gagasannya ini mendapat penolakan dari Nederlands Zending Genootschap seperti

yang ia pernah tulis dengan mengatakan:”Sekarang agaknya kerjasama dengan

Nederlands Zending Genootschap tidak mungkin lagi, maka ia membentuk

organisasinya sendiri. Walaupun Heldring mengalami banyak penolakan-penolakan

dari sesama orang Kristen di Belanda ia tetap maju untuk pekabaran Injil di

manapun.
78

a. Langkah Awal Menuju Ke Irian Jaya

Gossner adalah seorang yang peduli dengan pelayanan apalagi dalam hal

pekabaran Injil. Di Jerman ia sudah melakukan bimbingan-bimbingan dengan para

calon utusan zending yang siap diutus kemana saja. Gagasan zending tukang yang

dilakukan oleh Gossner di Jerman tanpa disadari sepaham dengan apa yang

direncanakan oleh Heldring. Heldring merencanakan utusan tukang ini dengan

situasi di Belanda sedang mengalami masalah pertanian yaitu hama menyerang

pertanian di Belanda yang mengakibatkan ancaman kelaparan, untuk mengantisipasi

hal itu maka Heldring merencanakan untuk mengirim mereka kedaerah-daerah yang

beriklim panas di sana mereka bisa bekerja untuk kebutuhan mereka dan bisa juga

untuk memberitkan firman Tuhan.

Heldring dari Belanda mengunjungi Gossner ke Jerman pada waktu itu

Gossner berusia 77. Pertemuan saat itu membuat suatu pengalaman yang

memotivasi Heldring untuk misinya yaitu “Utusan Tukang” Heldring

mengatakan:”Pertemuan saya dengan Gossner bagaikan gema dalam perjuangannya.

Perasaaan putus asa Heldring sirna, ia sangat terkesan oleh kepribadian Gossner”70

dalam pertemuan itu Heldring meminta kepada Gossner supaya disiapkan satu orang

yang dapat diutus ke pulau Jawa. Dalam pertemuan itu Gossner belum mendapatkan

siapa yang diutus ke pulau Jawa, tetapi pengakuan Gossner akan mempersiapkan

seorang calon untuk pergi ke Pulau Jawa.

Kepulangan Heldring kembali ke Nederlands dan mempertimbangkan untuk

mencari seorang Pendeta negeri ini, yang menyediakan rumahnya sendiri supaya

dapat dijadikan tempat pendidikan para calon utusan zending. Sebelum Heldring

70
Ibid. 32 Ringkasan pertemuan Heldring dengan Gossner yang membuat Heldring kembali
kepada tujuannya yaitu mengutus para utusan zending tukang.
79

menemukan siapa yang akan ia temui atau dapatkan sebagai tempat penolong dia

dalam menjalankan misinya ke pulau Jawa, Gossner mengirimkan kabar bahwa ia

sudah menyiapkan tiga calon untuk pergi menjadi utusan zending (padahal yang

diminta Heldring hanya satu). Heldring menerima mereka dan mendidik mereka

dengan pengajaran-pengajaran tentang Alkitab dan ditempatkan di Hemmen yaitu

tinggal di rumah pastori yang kecil di rumahnya Heldring, dan mereka diajarkan juga

bahasa Belanda. Kerjasama antara Heldring dan Gossner berjalan dengan baik.

Mereka saling mempersiapkan apa yang akan dibutuhkan dalam misi penginjilan ini.

Gossner dan Heldring dapat dikatakan adalah perintis utusan tukang yang ingin

melayani di daerah-daerah yang mereka sebut daerah kafir.

b. Misi Ke Irian Barat.


Kepedulian Gossner dalam misi penginjilan tetap berjalan, walaupun

sebenarnya Gossner pada waktu sudah tua tetapi semangat pelayanan untuk

mengutus para utusan Injil tetap semangat. Gossner mengirimkan calon untuk pergi

ke Irian Barat kepada Heldring. Sedikit kendala yang dialami oleh Heldring

adalah:”sebenarnya ia tidak siap menerima kembali para utusan-utusan yang baru

mengingat dalam hal pendanaan ataupun tempatnya yang sangat kecil juga donatur

untuk mendukung pelayanan ini belum ada karena Nederlands Zending Genooschap

tidak mendukung gagasan dari Heldring ini. Tulisan Heldring kepada Gossner yang

mengatakan:”Bahwa Gossner menguji imannya”71 kalau dilihat bagaiman perjuangan

Gossner ini, untuk merekrut para pemuda-pemuda untuk dijadikan sebagai utusan

Injil. Selain itu para pemuda-pemuda di Jerman banyak yang tertarik dalam

penginjilan ini. Sehingga dalam suratnya Gossner kepada Heldring yang menguatkan

selain itu juga Gossner mengatakan bahwa ia ada mengutus ke Belanda dan sedang

71
Ibid. 33 Ringkasan pertemuan Heldring dengan Gossner yang membuat Heldring kembali
kepada tujuannya yaitu mengutus para utusan zending tukang.
80

dalam perjalanan. Menurut pengakuan Heldring tentang para utusan zending ini,

walaupun sebenarnya posisi keuangannya tidak memungkinkan tetapi ia tidak

mungkin menolak mereka untuk misi penginjilan ini. Untuk mencukupi dana dalam

bentuk pendidikan di Nederlands Heldring mengutus anak lelakinya untuk

mengumpulkan dana diseluruh negeri Belanda dan mendapatkan uang f.3000.

Utusan yang akan diutus oleh Heldring ke Irian Barat terdapat dua orang

yaitu: “Carl Wellem Ottow dan Michaelis” walaupun pada saat itu Geissler sudah

ada di Hemmen. Sebelum diutus ke pulau Jawa, Heldring terlebih mempelajari

situasi yang berada di pulau Jawa sedangkan untuk Irian Barat ia hanya menemukan

sedikit saja tentang informasi. Untuk memuluskan misi ini Heldring menghubungi

I. Esser dan mencari informasi dan menurut I Esser bahwa orang-orang di Jawa

mendukung rencana pengutusan beberapa orang zending tukang ini.

Yang menjadi pos dipulau Jawa dalam misi “Het Genootschap Voor In-En

Uitwendige Zending” (Perhimpunan untuk Zending ke Dalam dan Keluar) yang

didirikan pada 7 September 1851 atas prakarsa I Esser seorang petugas Pamong

Praja. Maka pada tahun 1852 akan direncanakan untuk mengutus para hamba Tuhan

kepada pulau Jawa yaitu:

1. Grimm

2. Burgers

3. Carl Wellem Ottow

4. Johann Gottlob Geissler

5. Schneider

6. Michaelis

7. Dan dua orang Diakones.


81

Setelah diputuskan dalam yang akan diutus ke Irian Barat adalah Carl Wellem

Ottow dan Johann Gottlob Geissler. Dan akan dijelaskan biografi dari utusan Injil

Tukang yang diutus oleh zending Gossner ke Irian Barat.

c. Carl Wellem Ottow


Carl Wellem Ottow lahir pada tahun 1826 sedangkan tempatnya dilahirkan

tidak disebutkan, ibunya adalah seorang yang saleh, ibunya mengajarkan bahwa

setiap pagi dan petang bersama anak-anaknya berlutut dan berdoa. Ibunya selalu

mengajarkan hal-hal yang baik supaya mereka menjadi orang baik. Ottow menjadi

penentu dalam kehidupan rohani karena ayahnya serta keluarganya yang lain tidak

beriman. Ibunya yang menjadi dominan dalam mendidik anak-anaknya supaya

jangan hidup dalam hal-hal dunia ini, juga ibunya mewajibkan anak-anaknya untuk

pergi ke gereja setiap hari Minggu. Dan Ottow mulai tertarik hatinya untuk

mengabarkan Injil kepada orang-orang kafir setelah mendengar khotbah dari

seorang Pendeta pada waktu itu berusia delapan belas tahun.

Keinginan Ottow untuk menjadi utusan zending terkendala karena ayah dan

keluarga, dan dari pihak ibu juga ada keberatan-keberatan juga, mengingat Ottow

banyak membantu mereka dalam hal-hal jasmani maupun rohani. Dikatakan oleh

Ottow ada tantangan yang ia alami dalam masalah kerinduannya untuk menjadi

utusan zending, ia tidak pernah kendor keinginannya dikatakan:”selama bertahun-

tahun Ottow bertahan dengan doanya.” Ia pun pernah menghubungi Gossner tentang

masalahnya ini tetapi tidak ada tanggapan positif dari Gossner ia tidak mendapat

dukungan dari Gossner suatu kali Gossner mengirim surat kepada Ottow yang

mengatakan:”kalau orang tua anda berkeberatan, saya pun tidak, sekali lagi saya

tidak akan menerima anda.”


82

Semangat Ottow tidak surut walaupun keinginan hatinya untuk menjadi

utusan zending seperti terhambat, dikatakan oleh FC Kamma, dengan penuh

ketabahan ia melakukan “pekerjaan zending” dilingkungannya sendiri. siang hari ia

bekerja membuat layar kapal malam hari dan pada hari Minggu ia berkeliling. Ia

mengunjungi orang-orang sakit dan orang-orang yang membutuhkan bantuan; ia

berhasil antara lain mengembalikan seorang pelacur yang sakit kepada jalan Tuhan.

Dan dirumahnya pada hari Minggu ia membentuk kelompok penelahaan Alkitab

dengan beberapa orang yang datang sebagai peserta. Dari pelayanan yang dilakukan

oleh Ottow ini membuat ayahnya terkesan. Suatu hari ayahnya yang memimpin doa

untuk makan sambil berdiri, Ottow pingsan “jatuh seolah-olah orang mati” peristiwa

ini yang membuat orang tuanya berpikir bahwa jika anaknya dilarang melakukan

pekerjaan zending, Tuhan dapat mengambil nyawanya dengan hati yang berat orang

tuanya mengijinkan Ottow untuk menjadi utusan Injil.

Kalau dikaji apa yang dirasakan oleh Ottow adalah bagian rencana Tuhan.

Tuhan telah memilih Ottow untuk menjadi saluran berkat bagi orang yang belum

percaya kepada Tuhan. Ottow adalah pilihan Tuhan untuk pergi ke daerah orang

kafir dan menjadikan hidup dalam terang Tuhan.

Selanjutnya setelah mendapat restu dari orangtua dan saudara-saudaranya

Ottow menjadi murid Gossner dan dididik oleh Gossner di Jerman. Pada tanggal 18

April 1852 dengan pertimbangan yang matang dan penyelidikan yang tekun, ia pun

diambil janjinya oleh Gossner untuk bekerja dengan tekun di antara orang kafir.

Pada tanggal 14 Mei 1852 ia meminta diri dari orangtuanya dan keluarganya

“hubungan kasih sayang diputuskan demi Tuhan, dengan sedih dan sukahati.” Ini

adalah pengakuan Ottow pada waktu ia mengambil keputusan untuk menjadi utusan

zending. Inilah sedikit tentang penjelasan biografi dari Carl Wellem Ottow yang
83

dipakai Tuhan menjadai sumber berkat di tengah-tengah kegelapan yaitu di Irian

Barat.

d. Johann Gottlob Geissler

Perintisan utusan zending ke Irian Barat selain Ottow yang direkomendaikan

Gossner ialah: Johann Gottlob Geissler lahir pada 18 Pebruari 1830 di Langen

Reichenbach (Jerman) dari keluarga yang sederhana, orangtuanya adalah penjahit

dari anggota gereja Lutheran yang aktif. Menginjak usia dewasa ayahnya mengajak

dia ke Berlin ia belajar pada seorang tukang perabot rumah. Juga ia rajin untuk

mengikuti ibadah-ibadah di Gereja. di atas pintu bangunan sekolah itu tertulis

“pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil.” Pada waktu ia membaca tulisan

itu menjadi sangat terkesan. Maka ia menggabungkan diri dalam kelompok-

kelompok anak muda calon-calon zendeling. Dalam pertemuan-pertemuan itu

mereka diajarkan tentang Alkitab dan berdoa. Dalam pertemuan-pertemuan inilah

yang membuat Geissler tertarik kepada utusan zending.

Malam tahun baru 1849-1850 disebut oleh Geissler yang masih berumur 19

tahun sebagai malam yang sangat penting mataku terbuka waktu itu Roh Kudus

bekerja dalam hatiku.” Dan ia berdoa supaya Tuhan menjadikan ia menjadi orang

Kristen yang benar.

Pada tanggal 14 Agustus 1851, Geissler pada waktu berumur 21 tahun, dalam

suatu pesta zending ia mendengarkan khotbah mengenai nats :”pergilah ke seluruh

dunia.” Setelah ia mendengar khotbah itu, ia pun tidak ragu-ragu lagi apalagi pada

waktu membaca nats “KepadaKu telah diberikan kuasa di Surga dan di bumi (Matius

28:18-20). Pada tanggal 27 Oktober 1851 Johann Geissler diterima di Gossner.

Dirumah Gossner mereka diajarkan tentang pelajaran Alkitab sedangkan pada siang
84

hari mereka bekerja sebagai tukang. Setelah itu Geissler meninggalkan

pekerjaannya sebagai pembuat mebel. Dan bulan Pebruari 1852 ia ditahbiskan untuk

menjadi pekerja zending.

Dalam penjelasan ini, dijelaskan secara singkat tentang biografi dari Johann

Gottlob Geissler dari penjelasan-penjelasan tadi bahwa Geissler juga bagian dari

pilihan Tuhan untuk memberitkan Injil ke Irian Barat.

e. Komitmen dalam Utusan Zending

Panggilan pelayanan Ottow dan Geissler adalah hal yang patut ditiru atau

dicontoh pada masa kini. Panggilan mereka sebagai utusan zending adalah

komitmen yang mulia dihadapan Tuhan. Setelah mereka diteguhkan satu hal yang

perlu diingat adalah karena keterbatasan mereka dalam dana tetapi tidak

menyurutkan perjuangan mereka. Yang membuat kita kagum dalam pendirian

mereka adalah:”Geissler dan seoerang utusan zending berjalan kaki dari negara

Jerman menujun negara Belanda yang ditempuh lebih kurang 700 km. Dalam

pembacaan ini ada rasa terharu tetapi itulah harga yang harus dibayar untuk mau

melayani Tuhan. Dijelaskan dalam perjalanan mereka dari Jerman menuju Belanda,

mereka bermalam di rumah teman-teman dan dalam perjalanan mereka banyak

tempat kebaktian-kebaktian dan penelahan Kitab Suci. Dalam perjalanan mereka

diberitakan bahwa ada enam atau tujuh orang telah bertobat dan percaya kepada

Kristus. Pada tanggal 25 April 1842 Geissler sampai di Hemmen dan mereka

diajarkan dengan bahasa Belanda dan juga Ottow dan dua orang diakonos dan

Michaelis beserta istrinya.


85

Pada tanggal 25 Juni mereka naik kapal setelah terakhir kali mereka berdoa

bersama teman-teman sesama utusan zending di Belanda. Dan pada tanggal 7

Oktober 1852 mereka tiba di Batavia. Di Batavia Ottow dan Geissler lebih kurang

18 bulan tinggal, mereka adapun pekerjaan-pekerjaan mereka di Batavia adalah:

menyelenggarakan suatu sekolah, di kampung Makassar Ottow membuka sekolah

untuk anak-anak Tionghoa dan di Sunda, selain itu mereka juga memperdalam

pengetahuan mereka dalam bahasa Belanda dan juga bahasa Melayu.

Pada tanggal 8 Mei 1854 sebelum mereka berangkat mereka dalam tim

utusan zending mereka berdoa secara khusyuk karena mereka akan pergi ke

“wilayah inlis” dan juga diakhiri dengan Perjamuan Kudus. Dan pada tanggal 9 Mei

1854 mereka berangkat menuju Irian Barat yang dilukiskan orang telah dengan

warna yang sangat hitam sebelum mereka tiba di Irian Barat singgah terlebih dahulu

di Ternate. Selanjutnya pada tanggal 30 Mei 1854 mereka tiba di Ternate dan

mereka tinggal di rumah Pendeta J.E. Hoveker yang sejak pada tahun 1833 menjadi

Pendeta Protestan di Ternate. Pada tanggal 12 Januari 1855 bertolaklah kapal

“Ternate” dan lebih kurang 25 hari kemudian kapal Ternate membuang sauhnya

dihadapan Mansinam. Pada waktu kapal itu mendekati tujuan kedua orang utusan

Injil itupun menjadi gelisah tetapi mereka melihat itu sebagai petunjuk positif.

Tulisan Geissler kepada Gossner pada waktu mereka tiba di Mansinam :”Betapa

besarnya rasa sukacita kami, waktu pada akhirnya tujuan terlihat. Hari Minggu pagi

jam 06:00 Wit yaitu hari Minggu Zending sauh dibuang dilabuhan Dore. Matahari

terbit dengan indahnya, yah semoga matahari yag sebenarnya, yaitu rahmat Tuhan

menyinari kami dan orang-orang kafir yang malang itu, yang telah sekian lamanya

merana di dalam kegelapan. Semoga Sang Gembala setia mengumpulkan mereka di

bawah tongkat gembalaNya yang lembut. Pada tanggal 5 Pebruari 1855 mereka tiba
86

di Mansinam dengan berdoa:”Dalam nama Allah kami menginjakkan kaki di tanah

ini.”72

Inilah sedikit gambaran tentang sejarah lahirnya pekabaran Injil dari utusan

zending Gossner Jerman bekerjasama dengan Pdt Heldring dari Belanda hadirnya

kedua utusan Injil ini di tanah Irian Barat ini adalah bagian dari rencana Allah.

Selanjutnya pelayanan mereka akan membawa hasil yang luar biasa hingga saat ini.

Lahirnya gereja Tuhan di Irian Barat adalah dimulai dari kedua utusan ini.

Setelah panjang lebar dikisahkan tentang masuknya pekabaran Injil di

Mansinam yang dibawa oleh dua utusan zending yaitu Ottow dan Geissler maka

banyak tokoh-tokoh agama mengatakan bahwa Mansinam adalah kota peradapan

untuk seluruh pulau Irian Barat. Sekarang akan dijelaskan misi pekabaran Injil yang

dibawa oleh Misi TEAM yang datang dari Amerika. Misi TEAM ini memang lahir

pada abad 20 tetapi dengan datangnya Misi TEAM membuahkan suatu gereja yang

sangat besar di Manokwari. Penulis mengangkat ini karena penting untuk dilihat

peran sejarah gereja dalam perkembangan gereja-gereja di Manokwari

6. Sejarah Misi TEAM


Untuk mengenal lebih dekat tentang Misi TEAM ini penulis juga akan

menguraikan atau memberikan penjelasan-penjelasan yang benar tentang lahirnya

gerakkan misi TEAM seperti yang dijelaskan Kenedy sebagai berikut:

“The Evangelical Alliance Mission (TEAM) adalah sebuah organisasi misi


Kristen Injili yang bersifat interdenominasi didirikan oleh Fredrik Franson.
TEAM dulu disebut Skandinavia Alliance Mission.Sejarah TEAM didirikan
pada tanggal 14 Oktober 1890, oleh Pdt. Fredrik Franson (sebagai
Skandinavia Aliansi Misi). Para misionaris yang mula-mula merintis di Cina,
72
Dr. FC Kamma Ajaib Dimata Kita I (BPK Gunung Mulia, 1981) sejarah kedatangan kedua
utusan ini adalah didapatkan dalam buku yang ditulis oleh Dr FC Kamma. Ia menuliskan panjang
lebar tentang kedatangan dan pelayanan utusan Injil ini dalam buku ini.
87

Jepang, Afrika Selatan, Mongolia, India dan Amerika Selatan. Saat ini
TEAM memiliki misionaris di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Sejarah -
Lebih Lengkap.Sejak semula, keberadaan TEAM adalah untuk melengkapi
gereja untuk pergi. Pada awal abad ke-20, orang-orang Kristen di Barat
menyadari akan kebutuhan untuk memberitakan Injil kepada populasi global
yang berkembang biak dengan cepat. Pada bulan Desember tahun 1889,
seorang misionaris yang terkenal negarawan Hudson Taylor memanggil
1.000 misionaris untuk pergi ke Cina dan memberitakan Kristus kepada 250
juta penduduknya. Fredrik Franson, seorang penginjil yang dihormati dan
putera seorang imigran Swedia di Nebraska, merasa tergerak untuk
menjawab panggilan itu. Ditugaskan sebagai misionaris oleh gereja Chicago
yang dipimpin oleh penginjil D. L. Moody, Franson melayani di Eropa pada
saat itu dan berkomitmen untuk secara pribadi untuk melatih dan mengirim
100 misionaris ke Cina. Ia membentuk enam lembaga misionaris di sana,
semua lembaga tersebut masih terus mengirimkan misionaris hingga saat ini.
Franson percaya bahwa Amerika harus menjadi basis bagi pengutusan
misionaris , sehingga ia berlayar ke New York pada bulan September tahun
1890 dan mulai berbicara di gereja-gereja dan mengadakan kelas-kelas untuk
memobilisasi dan melatih para misionaris di seluruh negeri . Kelas
pelatihannya yang pertama diadakan pada 14 Oktober 1890, bertempat di
Gereja “Pilgrim” di Brooklyn , New York , dihadiri oleh 50 pria dan wanita
dan dianggap sebagai "hari lahirnya" TEAM. TEAM dimulai dengan nama
Skandinavian Alliance Mission , atau SAM. Pada bulan Januari 1891
angkatan pertama yang terdiri dari 35 misionaris berlayar ke Cina. Dalam
kurun waktu lima tahun , hampir 100 misionaris SAM melayani di Cina ,
Jepang, India Utara, Afrika Selatan, Afrika Timur, Swaziland, dan
Mongolia. Setelah kematian Franson pada tahun 1908 , misi ini terus melebar
ke Amerika Latin dan berkembang di Afrika dan Asia. Misi ini akhirnya
menemukan direktur baru yaitu T. J. Bach, seorang misionaris perintis yang
telah membantu penanaman gereja-gereja di Venezuela dan Kolombia.
Kepemimpinan Bach meningkatkan kesadaran misi di kalangan jaringan
yang luas dan beragam dari gereja-gereja di seluruh negeri . Dalam visinya ,
misi ini secara dramatis memperkuat dukungan layanan bagi misionaris dan
mendirikan markas baru di daerah Chicago - awalnya di pusat kota, dan
akhirnya di Wheaton. Pada 1930-an dan 1940-an, depresi yang hebat dan
perang yang menghancurkan melanda dunia menjadi ujian bagi tekad misi ,
serta keamanan misionaris yang melayani di zona-zona berbahaya di Asia .
Namun setelah Perang Dunia II, pelayanan justru berkembang pesat
sebagaimana pengalaman perang memicu gairah untuk melayani di luar
negeri dan mengkaderkan misionaris-misionaris baru dengan keterampilan
untuk melakukannya. Pada pertengahan abad ini, ladang-ladang pelayanan
telah dibuka di Eropa, Afrika dan Asia, dan orang-orang Kanada membentuk
pelayanan cabang yang kemudian menjadi TEAM Kanada. Pada tahun 1949,
The Skandinavian Alliance Mission berubah nama menjadi The Evangelical
Alliance Mission, atau TEAM, suatu penampakan yang lebih baik tentang
luasnya pelayanan dan para misionarisnya. "Kita adalah pekerja-pekerja
bersama dengan Dia, sampai ke ujung bumi , " kata direktur David Johnson
kemudian. "Di kantor rumah, di ladang-ladang pelayanan , di kalangan
gereja-gereja dan pribadi-pribadi yang mendukung kami, kami adalah sebuah
tim - dan itu akan menjadi kerjasama tim yang benar-benar dapat
88

menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa decade setelah perubahan nama ,


TEAM menambahkan ratusan misionaris untuk jajarannya dan memperluas
pekerjaannya ke lebih dari 35 negara, membuat kehadirannya di enam
benua. TEAM membuka pusat-pusat utama di dunia Arab, dan
mengembangkan pelayanan-pelayanan khusus seperti rumah-sakit rumah-
sakit, lembaga-lembaga Alkitab, panti-panti asuhan, penerbit, layanan
bahasa, dan pendidikan anak-anak untuk mendukung misi keseluruhan bagi
penanaman gereja. TEAM bertumbuh baik secara organik maupun melalui
merger dengan misi lainnya, dan pada awal abad ke-21 TEAM juga telah
memperbarui fokusnya pada daerah "pasca-Kristen" dari Eropa dan Amerika
Tengah. Para pekerja TEAM merayakan sebagai visi dari lembaga terjadi
sepenuhnya ketika mereka mulai bekerja untuk pertama kalinya di Swedia ,
tempat kediaman pendiri Fredrik Franson. Hari ini, dalam konteks misi yang
berubah dengan cepat baik di Amerika Serikat dan luar negeri, TEAM dan
jaringan lebih dari 2.000 gereja terus mengeksplorasi ladang-ladang baru bagi
pekerjaan misionaris dan cara-cara baru yang inovatif untuk melayani. Dr
Scott Henson menjabat sebagai CEO sementara TEAM, mengawasi lebih
dari 550 misionaris, tim Chicago berbasis administrasi, dan beraneka ragam
staf penggerak di misi TEAM di seluruh Amerika Serikat dan Kanada.
Timeline(gariswaktu) Timeline ini merincikan waktu berdirinya TEAM,
sejarah, dan negara-negara di mana kami telah bekerja. 1876 Pendiri TEAM,
Fredrik Franson, seorang putra imigran Swedia di Nebraska, bertemu
penginjil terkemuka, D. L. Moody di Chicago dan menjadi bagian dari
gereja-Nya. 1879 Franson pergi ke wilayah Utah untuk melayani sekitar
30.000 imigran Swedia yang sudah ada di sana untuk memiliki tanah murah.
1881 Franson meninggalkan pelayanan yang luas di Eropa ketika ia
mendengar tantangan dari misionaris negarawanan terkenal, Hudson Taylor,
yang menantang orang-orang untuk pergi ke Cina memberitakan Injil. Dari
itu, Franson membentuk enam lembaga pengutusan misionaris di berbagai
negara Eropa. Keenam lembaga ini terus mengirimkan misionaris sampai
hari ini. 1890 Setelah tiba kembali di Amerika, Franson membentuk kelas
pelatihan di Brooklyn, New York. Kelas Franson yang pertama pada tanggal
14 Oktober 1890, dikenal sebagai "hari lahirnya" TEAM. Nama awal untuk
lembaga itu "The Scandinavian Alliance Mission," yang mencerminkan visi
Franson untuk membawa gereja bersama-sama sebagai satu aliansi untuk
mengirim misionaris Kelas-kelas juga dimulai di Chicago, Minneapolis,
dan Omaha. 1891 Angkatan pertama yang terdiri dari 35 misionaris
menggunakan kereta api berangkat ke Pantai Barat pada tanggal 17 Januari
1891, dan akhirnya sampai di Cina. 1890 Dalam perjalanan ke Cina , para
misionaris mula-mula melewati Jepang, yang menjadi ladang misi yang baru.
1892 Satu kelompok kecil pergi ke Swaziland di Afrika selatan. 1906
Misionaris di Venezuela dan Kolombia 1908 Setelah menempuh salah satu
perjalanan panjang ke ladang pelayanan, Franson meninggal saat beristirahat
di rumah beberapa teman di Idaho Springs, Colorado.
1931 Misionaris di Netherlands Belanda
1936 Misionaris di Mozambik dan Portugal
1942 Misionaris di Zimbabwe ( Rhodesia Selatan )
1946 Misionaris kembali memasuki Jepang dan Pakistan
1947 Misionaris di daerah perbatasan Tibet
1949 Nama itu berubah menjadi TEAM - The Evangelical Alliance Mission
89

1951 Misionaris di Taiwan , Papua (New Guinea Belanda bagian Barat), dan
Jawa
1952 Misionaris di Perancis dan Spanyol
1953 Misionaris di Korea
1955 Misionaris di Ceylon ( Sri Lanka ), Dunia Arab
1960 Misionaris di Eropa Tenggara
1961 Misionaris di Peru
1963 Misionaris di Trinidad
1965Misionaris di Austria
1966 Kantor Pusat yang baru di Wheaton, Illinois, ditempati.
1966 Misionaris di Asia Tengah
1968 Misionaris di Nepal
1969 Misionaris di Chad dan Sudan merger dengan Sudan United Mission
1979 Merger dengan The Orinoco River Mission ( Venezuela )
1981 Misionaris di Italia
1983 Misionaris di Brazil dan merger dengan Jepang Evangelical Mission
1986 Misionaris di Filipina
1987 Misionaris di Mexico
1988 Misionaris di Hong Kong, masuk kembali ke Mozambik
1990 Misionaris di Republik Czech
1992 Misionaris di Rusia
1992 Misionaris di Asia Selatan
1994 Misionaris di Inggris, Irlandia, Jerman, Polandia, dan merger dengan
Bible Christian Union
1995 Misionaris di Dagestan
1996 Misionaris di Ukraina
1998 Misionaris di Asia Tenggara
2000 Misionaris di Australia
2001 Misionaris di Honduras dan Timur Tengah
2003 Misionaris di daerah Asia kecil
2004 Misionaris di Swedia
2007 Misionaris di Costa Rica
2013 Misionaris di Guatemala dan Yunani

Tujuan TEAM adalah untuk membantu gereja-gereja mengirim misionaris


untuk mendirikan gereja mereproduksi di antara bangsa-bangsa bagi
‘kemuliaan Allah’'. TEAM adalah sebuah badan misi injili yang , dalam
bersekutu dengan gereja-gereja di seluruh dunia , telah menanam dan
mendirikan jemaat-jemaat yang ‘percaya Alkitab’ di setiap benua . Personil
TEAM berkontribusi untuk tujuan ini karena mereka menghidupi iman
mereka melalui banyak jalan, termasuk pendidikan, media dan literatur,
bantuan kemanusiaan dan pembangunan dan perawatan kesehatan.
Dimulai dengan gerakan.
Sebelum Injil bisa menancapkan akar-akar ke dalam tanah yang belum
terjangkau, seseorang harus pergi. Sebelum dokter bisa menyelamatkan
nyawa seorang anak laki-laki dari belenggu malaria, seseorang harus pergi.
Sebelum seorang yatim piatu akhirnya bisa merasakan kehangatan pelukan
manusia, seseorang harus pergi.
Ada banyak cara untuk berbuat baik. Kami percaya tidak ada suatu yang
setegas dan tidak ada gema sekeras panggilan Tuhan di gereja untuk pergi,
90

untuk hadir secara fisik di tengah dunia kita yang sedang remuk hati dan
membawa harapan. Kami hadir untuk membantu gereja melaksanakan
panggilan itu.
Kegairahan kami adalah melihat Allah disembah oleh semua orang. Kami
bermitra dengan gereja-gereja di Amerika Serikat dan di seluruh dunia untuk
mengirimkan para pekerja dan menanam gereja-gereja yang akan melakukan
hal yang sama. Kami bekerja secara holistik untuk melihat gereja memiliki
dampak yang luas di masyarakat dan budaya , dengan inisiatif dalam
penginjilan, pendidikan, kesehatan , anti - perdagangan manusia ,
pengembangan masyarakat , pertanian , bantuan bencana dan pelestarian
alam. Anda akan menemukan orang-orang kami melayani dalam bisnis, panti
asuhan, kelompok suku, hutan-hutan dan tempat peternakan berdebu di kota.
Memobilisasi murid dari mana saja untuk melayani di mana-mana, kami
fokus secara strategis dan kolaboratif untuk menanam gereja di daerah yang
paling memerlukan. Kami menggunakan teknologi dan sumber daya material
lainnya untuk membantu kita menjadi tangan dan kaki Kristus, tetapi kami
tidak malu berinkarnasi, karena kami yakin tidak ada pengganti untuk tangan
dan kaki yang sesunguhnya di lapangan.
kebutuhan dan strategi dapat berubah seiring waktu, satu hal yang tidak akan
berubah. Kami akan pergi.”73

Membaca lahir dan perkembangan Misi TEAM, adalah melalui teladan yang dibuat

oleh Hudsan Taylor. Hudsan Taylor adalah seorang bapa misi pada abad 20 ini.

Misi TEAM telah melakukan tugasnya dengan baik di Manokwari hasil dari

pelayanan yang mereka lakukan melahirkan Gereja Persekutuan Kristen Alkitab

Indonesia (GPKAI) yang 97 persen suku Arfak di Manokwari menjadi anggota

gerejanya. Dan penulis juga akan menjelaskan para misi yang diutus ke Papua yang

memulai merintis pekerjaan misi TEAM di Manokwari, mereka itu adalah:

a. Walter John Erikson


Perkembangan gereja di Manokwari selain dibawa oleh zending Gossner dari

Jerman. Pada abad 20 Misi TEAM yang bergerak dalam bidang penginjilan suku-

suku terasing di bumi ini melihat bahwa pulau Papua masih membutuhkan pelayanan

mengingat bahwa pulau Papua adalah suatu pulau besar yang mana penduduknya

masih hidup dalam kegelapan. Metode yang Misi TEAM gunaka untuk menjangkau

mereka yang masih hidup di daerah-daerah pedalaman adalah “mereka mulai


73
Pdt W Kennedy (Ketua Misi TEAM Papua yang berpusat di Manokwari)
91

bergerak dari pedalaman menuju ke daerah pesisir.” Utusan Misi TEAM yang

pertama datang ke pulau Papua adalah “Walter John Erikson dengan Eduard

Raymond Tritt” dan kedua utusan ini akan dijelaskan di bawah ini:

Walter John Erikson lahir di Elgin, Illionis pada tanggal 15 Januari 1913, ia

menerima Yesus secara pribadi pada usia yang masih muda remaja. Ia adalah anak

dari Walter John Erikson alamat 726 North Street, De Kalb, Illionis. Waktu ia

memutuskan untuk menjadi Misionaris ke tanah Papua ia masih “bujang” tetapi ia

sudah bertunangan dengan “Eleanor E. Johnson”

Keterpanggilan Erikson untuk melayani di Papua adalah:”sewaktu ia muda ia

ditugaskan sebagai angkatan Laut Amerika pada perang dunia ke dua dan bertugas

dibagian laut Pasisfik dan beberapa kali ia berada di pulau Papua (Hollandia).

Setelah perang dunia ke dua berakhir dan mereka kembali ke Amerika di saat itulah

Erikson tertantang untuk menjadi Misionaris. Ia mengambil keputusan untuk

mempersiapkan diri dengan mengikuti kuliah di Sekolah Alkitab Colombia sebagai

bukti bahwa ia mau menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu. Pada tahun 1949 badan

pengurus Misi TEAM di Chicago, Illionis Amerika memutuskan untuk membuka

pelayanan baru di Indonesia. Ketertarikan Misi TEAM membuka ladang penginjilan

ke Papua karena mereka mendengar informasi dari “Kelurga Henry Hotvedt” yang

pernah melayani di Papua bersama dengan “tentara keselamatan” Misi TEAM

mendapat ijin untuk membuka pelayanan baru di Indonesia. Erikson yang

mendengar hal itu ia mendaftarkan diri menjadi Misionari TEAM dan Erikson

berkeinginan masuk ke New Guinea (Papua) pada waktu Erikson mempunyai

keinginan melayani di New Guinea dari TEAM tidak bersedia karena TEAM tidak

berkeinginan untuk membuka pos atau misi di New Guinea. TEAM memberikan

saran kepada Erikson supaya ia mempertimbangkan bahwa Indonesia dijadikan


92

ladang pelayanan. Erikson diutus oleh TEAM pada tanggal 13 Agustus 1950

berangkat dari Amerika menuju Indonesia. Dari Amerika mereka menumpang kapal

penumpang yang menuju Rotterdam (Holland) dengan jarak tempuh lebih kurang

tiga minggu, selanjutnya dari Belanda (Holland) ia menumpang kapal barang dengan

rute Spanyol, Laut Mediterian, Mesis (Terusan Zues) India dan Indonesia ditempuh

dalam dua bulan perjalanan. Setelah tiba di Indonesia Erikson tinggal di Bandung di

Hotel Fryske Flagge, jalan Merdeka Barat Nomor 30. Pada saat ia ada di Bandung

ia sempat melayani Tuhan. Di Bandung Erikson meminta bantuan seorang

keturunan China “Ong Teng Hong” untuk membantu dia dalam pelayanan. Ada

peluang besar bagi Erikson untuk melayani orang-orang Tionghoa di Jawa. Erikson

menerima informasi dari seorang Kristen Tionghoa yang mengatakan:”Di sana akan

menjadi ladang yang penuh buah dari pelayanan kumunitas Tionghoa.” 74 Sebelum

Erikson penuh pelayanan di Indonesia terjadi gejolak yaitu pada tahun 1950

hubungan Indonesia dan Belanda kembali tegang. Ketegangan ini pecah menjadi

pertikaian rakyat Indonesia mengusir semua pengusaha asing khususnya mereka

yang dari Belanda. Dalam situasi genting seperti itu Erikson menghubungi kantor

TEAM di Chicago melalui Vernon Mortenson lewat telepon Internasional guna

meminta ijin akan berangkat ke Niuw Guinea dengan alasan Indonesia tidak aman.

Mortenson yang adalah direktur lapangan TEAM memutuskan sendiri untuk

memberi ijin kepada Erikson untuk pergi ke Niuw Guinea. Kemudian Mortenson

mengabarkan ini kepada Misi TEAM dan TEAM menginjinkan juga akan membuka

pelayanan baru di Niuw Guinea. Maka terjawablah keinginan Erikson untuk

melayani di tanah Niuw Guinea yang selama ini ia rindukan untuk melayani dan

memberitakan firman Tuhan kepada penduduk setempat. Selanjutnya dalam

perjalanan Erikson bahwa tanggal 1 Januari 1951 ia tiba di Holandia, ia percaya


74
Pilipus Manggaprou (Yogyakarta: Mati Syahid Di Tanah Papua, 2009)
93

bahwa ia bisa tiba di Holandia (Jayapura) semua itu atas kehendak Tuhan. Tuhanlah

yang meletakkan dasar yang kuat di dalam hatinya untuk pergi melayani di Niuw

Guinea.

b. Edward Raymond Tritt

Misi TEAM dalam misi ke tanah Niuw Guinea selain mengutus Erikson juga

mereka mengutus Eduard Raymond Tritt, Lahir di Oshkosh Wiconsin pada tanggal

22 November 1920, dapat dikatakan Tritt adalah seorang yang baik dan rajin

beribadah usia 22 tahun ia sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan

Juruselamatnya. Ia adalah anggota Gereja Baptis Omro Wiconsin, ia menyelesaikan

pendidikan di Universitas Oklahoma dengan jurusan Liguistik selain itu ia juga

menempuh pendidikan di sekolah Gereja Los Angeles serta sekolah Tinggi Alkitab

Colombia orangtuanya bernama:”George Sterzt” dari Omro, Wiconsin. Pada saat

Tritt diutus ke Niuw Guinea ia juga masih bujang, dan sudah bertunangan

dengan:”Beulah Sapf” yang bekerja di Markas TEAM. Tritt adalah seorang yang

memiliki disiplin yang tinggi hal ini dia lakukan karena ia pernah bertugas sebagai

MarinirAmerika Serikat selama perang dunia kedua. Selama tiga puluh tiga bulan ia

bertugas di luar negeri dan bergabung dengan pertahanan Pearl Harbour. Mereka

berperang dalam masa-masa yang kelam dalam penyerangan di “Guagalcanal” pada

waktu ia masih aktif dalam marinir Amerika Serikat ia sangat tersentuh dengan

kondisi orang-orang pribumi dibeberapa kepulauan Pasifik termasuk pulau Niuw

Guinea, hatinya selalu digerakkan untuk harus kembali kepada mereka dengan
94

membawa Injil Yesus Kristus karena banyak diantara mereka yang belum

mendengar Injil.”75

Setelah kembali dari perang dunia ke dua, Tritt mendaftarkan diri ke sekolah

di California ke Sekolah Alkitab Colombia pada tahun 1949. Dan pada waktu ia

masih menempuh pendidikan di Sekolah Alkitab ia teringat kepada orang-orang

pribumi di Miuw Guinea yang belum mendengar Injil. Hatinya tidak tenang dan

ingin kembali ke daerah itu. Ia adalah orang yang selalu sukacita. Seorang teman

Tritt mengatakan:”dia adalah seorang teman dengan keinginan murni untuk jiwa-

jiwa yang hilang, sehingga ia menyerahkan dirinya untuk pekerjaan Tuhan.” Tritt

juga masuk menjadi misionaris TEAM yang akan diutus ke Niuw Guinea. Atas

kehendak Tuhan maka Tritt tiba di pada tanggal 1 Juli 1952 di Manokwari tanah

Papua. Memasuki tanah Doreri dan pengunungan Arfak yang menantang “Tritt

sujud kepada Tuhan atas pimpinanNya yang ajaib dalam perjalannya yang panjang

ke tanah Papua. Doa Tritt :”oleh kasih karuniaNya saya tiba dengan selamat di

Papua.”76 Itulah panggilan tentang Tritt yang melayani masyrakat pribumi di

pedalaman Papua.

c. Pelayanan Di Niuw Guinea

Setelah Erikson tiba di Hollandia maka ia mulai melakukan survey ke wilayah-

wilayah yang akan dilayani sebagai induk dari pos pelayanan. Pada waktu Erikson

melakukan survey pelayanan dilakukan pada tahun 1951-1952 ke daerah seperti:

1. Jayapura

2. Danau Wissel

75
Pilipus Manggaprou “Yogyakarta: EriksonTritt Press, 2009)12-14 (tulisan ini secara ringkas
dikutip dari tulisan dari buku ini, dan dalam kutipan ini hanya di ringkaskan secara singkat tentang
biografi Eduard Raymond Tritt)
76
Pilipus Manggaprou (Yogya: ErikspnTritt Press, 2009)60
95

3. Sorong

4. Manokwari

5. Kokonau

6. Mamberamo

7. Merauke.

Dalam survey ini maka Manokwari sebagai daerah yang dikehendaki Allah untuk

menjadi tempat dimulainya pelayanan Misi TEAM.

d. Misi Pekabaran Injil

Kalau berbicara tentang misionaris ini, tidak semua orang bisa terpanggil

untuk menjadi misionaris. Kalau dilihat mereka yang dipanggil untuk menjadi

misionaris adalah mereka yang telah ditetapkan Tuhan untuk mengabdikan hidupnya

untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum mendengarkan Injil. Seperti di

tanah Papua jauh sebelum Erikson dan Tritt datang, Ottow dan Geissler mendahului

datang memberitakan Injil ke tanah Papua. Yang terpanggil sebagai misionaris

adalah pekerjaan yang mulia seperti yang terdapat dalam kitab Roma 10:8-18:”Tetapi

apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di

dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku

dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa

Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan

diselamatkan.

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang

mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya

kepada Dia, tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang
96

Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua

orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang

berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat

berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka

dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana

mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan

bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada

tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" Tetapi

tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan,

siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah

mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka

sampai ke ujung bumi." Ungkapan Paulus kepada jemaat di Roma agar mereka tetap

setia kepada Tuhan dan mengajak mereka juga untuk pergi memberitakan Injil

kepada semua orang.

Walter John Erikson dan Eduard Raymond Tritt memulai pelayanan yang

mulia di Manokwari dan ke daerah pedalaman yang jauh di sana. Tuhan mengatakan

kepada mereka bahwa dipedalaman Papua masih banyak orang yang belum

mendengarkan Injil maka strategi pelayanan mereka adalah daerah pelosok yaitu

daerah “Kebar dan Karoon” dalam perjalanan mereka menuju daerah Karoon yang

melewati hutan-hutan yang lebat dan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Dalam

perjalanan menuju tempat yang mereka jadikan sebagai tempat pelayanan suatu

musibah menimpa mereka yaitu pada tanggal 28 September 1952 “Walter John

Erikson dan Edward Raymond Tritt” dibunuh oleh pembawa barang yang dipimpin
97

oleh Yeremias Waridjo dipinggir sungai “Ainim” tempat mereka istirahat dan

menginap. Erikson dan Tritt adalah dua nama orang Misionaris TEAM yang mati di

tanah Papua. Tetapi semua itu kehendak Tuhan melalui kematian dua rasul Papua

untuk tanah Manokwari dapat memenangkan Manokwari atau Papua bagi Kristus.

e. Buah Pelayanan

Firman Tuhan Yohanes 12:24-26 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya

jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi

jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya,

ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia

ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia

harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada.

Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”

Perkataan Tuhan Yesus ini cukup menantang para muridNya, dalam

perkataan ini Tuhan Yesus menggambarkan tentang diriNya bahwa Ia akan

menyerahkan nyawaNya untuk manusia.

Buah pelayanan yang telah dirintis oleh Walter John Erikson dan Edward

Raymond Tritt tidak sia-sia, teringat perkataan “Tertulianus” seorang bapa gereja

yang kuat mengatakan:”Darah syahid adalah Benih Gereja” melalui kematian utusan

TEAM ini maka banyak dari anggota misi TEAM meminta untuk datang ke

Manokwari sebagai utusan Injil. Perlu untuk diketahui bahwa setelah kematian

Erikson-Tritt maka lahirlah Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI)

salah satu gereja yang memiliki banyak umatnya di Manokwari. Daerah pedalaman,

gunung, lembah, kampung-kampung, dusun, pesisir yang ada di Manokwari telah


98

dimenangkan bagi Kristus. Selain di Manokwari penyebaran Gereja Persekutuan

Kristen Alkitab Indonesia menyebar ke Pulau Biak, Biak Numfor, Sorong, Merauke,

Jayapura, Timika, Jakarta, Yogyakarta buah pelayanan yang dihasilkan pelayanan

dari Misi TEAM melalui pelopor pertama Erikson-Tritt, menjelahi semua daerah-

daerah yang di tanah Papua secara umum dan Manokwari secara khusus ini menjadi

suatu kebanggaan dalam pelayanan ini bisa tercapai karena campur tangan Tuhan

yang luar biasa yang mengakibatkan pertumbuhan gereja yang signifikan di

Manokwari. Di Manokwari, buah pelayanan yang luar biasa ialah dapat

memenangkan satu suku bagi kemuliaan Tuhan yaitu suku Arfak yang besar yang

mendiami daerah Manokwari berpindah dari kegelapan menuju terang Tuhan. Ini

juga menjadi penambah motivasi dan semangat dalam pelayanan gereja-gereja

secara khusus Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesai (GPKAI) yang berpusat

di Manokwari.

Anda mungkin juga menyukai