Kristen NATO
POSTED ON 22.10 // LEAVE A COMMENT
Thema untuk minggu ini mengingatkan kita untuk melakukan Taurat Tuhan.
Dalam Mazmur 1:1-3 ( introitus) ,19:8-9,119:1,memuji Hukum Taurat sebagai
jalan untuk tetap berada dalam perkenaan Allah dan menerima berkat Allah.
Kebahagiaan dan hidup yang sejati diperoleh dengan mendengar, menaati dan
melakukan Hukum Taurat. Kata Ibrani diterjemahkan dengan “Hukum”atau
“Taurat”adalah Torah yang berarti “pengajaran” atau “petunjuk”. Karena
petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada Musa di gunung
Sinai(Kel.20:1;Bil.10:10) begitu penting. Hukum Taurat tidak dimaksudkan
hanya sebagai seperangkat peraturan untuk di taati tapi juga bertujuan untuk
menolong umatNya tetap dalam perkenaan kepada Allah dan tetap merdeka.
Disamping apa yang sudah diberikan oleh Allah di gunung Sinai, ada juga
peraturan- peraturan lain yang ditemukan dalam kitab Ulangan, yang berisikan
“Hukum kedua”. Pemberian Hukum kedua oleh Allah menunjukkan bahwa
Hukum Taurat tidak ditetapkan sekali untuk selama-lamanya. Hukum itu
berkembang dan berubah. Sesudah pembuangan, para ahli Taurat dan Rabi
Yahudi bertanggung jawab untuk menafsirkannya, mengubah dan
mengembangkannya guna menghadapi situasi yang baru. Di zaman Yesus juga
melakukan hal yang sama(Mat.5:21-39). Yesus mengubah beberapa peraturan
Taurat tetapi bukan untuk meniadakan Hukum Taurat melainkan untuk
menggenapinya(Mat5:17). Yesus merangkum makna Hukum Taurat menjadi:
Kasih kepada Allah dan sesama manusia(Mat.22:37-40,Ul.6:4,Im.19:18). Rasul
Paulus juga terus menafsirkan ulang Hukum Taurat. Seperti Yesus, Rasul
Paulus juga menyimpulkan makna Hukum Taurat sebagai Kasih(Rom.13:9).
Dalam nats khotbah Roma 2 :17-29, Rasul Paulus menegaskan bahwa semua
orang disambut dalam kerajaan Allah, tanpa membedakan seseorang Yahudi
atau bukan Yahudi. Tanpa memperhatikan apa yang mereka makan, pada hari
apa mereka beribadah, atau apakah mereka di sunat atau tidak disunat. Paulus
mengatakan bahwa seseorang di selamatkan oleh kasih Allah yang dinyatakan
dalam Yesus Kristus, bukan karena mengikuti seperangkat peraturan
(Rom.10:4,Gal.5:1-6). Menurut Paulus Hukum Taurat bermanfaat sebab ia
menunjukkan dosa kita(Rom.3:20,Gal.3:19), dan memperlihatkan apa yang suci
dan yang baik (Rom.7:12,Rom.2:17-18). Kita sebagai anak-anak Tuhan yang
oleh karna kasih Allah yang telah dinyatakanNya sebagai umatNya yang tidak
akan berlaku curang(Bacaan Yes.63:7-9) semestinya menyukuri,menghargai
dan hidup untuk melakukan Taurat Tuhan.
Salah satu ujian bagi kita adalah ketika memasuki tahun baru ini. Kita tidak
akan pernah luput dari berbagai tantangan dan problema kehidupan. Kekuatan
kita hanyalah bersandar kepada kuasa dan kasih Allah dalam Tuhan kita Yesus
Kristus. Marilah kita persiapkan dirikita, keluarga kita, pekerjaan dan pelayanan
kita kepada ketaatan terhadap perintahNya, hidup untuk selalu rindu dengan
Taurat Tuhan. Hanya dengan bekerja, berdoa dan berharap kepada janji Tuhan
kita Yesus Kristus akan menjadikan segala sesuatu baru menjadi sempurna dan
abadi. Amin.
Rg.GBKP Cileungsi
Pdt. Terima Tarigan
Klik:
Ayat Alkitab
Tafsiran
Rom 2:17 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan
bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,
Rom 2:18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam
hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,
Rom 2:19 dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan
terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,
Rom 2:20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum
dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan
segala kepandaian dan kebenaran.
Rom 2:24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah
dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
Rom 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum
Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak
ada lagi gunanya.
Rom 2:26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-
tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang
telah disunat?
Rom 2:27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang
melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai
hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
Rom 2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah
Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan
secara lahiriah.
Rom 2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak
keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani,
bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia,
melainkan dari Allah.
Tafsiran Wycliffe
Dia mengenal kehendak Allah. Dia dapat tahu mana yang baik dan
mana yang tidak (atau mana yang berguna dan tidak).
Hal ini dapat dilakukannya karena telah dididik secara lisan di dalam
Hukum Taurat.
Dia dapat memberikan bantuan dan petunjuk kepada orang lain karena
dia yakin, bahwa dia memiliki kegenapan segala kepandaian dan
kebenaran..
Di dalam ayat 27, Paulus menekankan, bahwa orang Yahudi yang akan
dihakimi oleh orang bukan Yahudi adalah seorang yang melanggar
Hukum Taurat, meskipun mempunyai hukum tertulis dan sunat.
Inilah tragedi dari seseorang yang memiliki Hukum Allah yang tertulis
dan tanda lahiriah Perjanjian Allah dengan umat-Nya, tetapi yang tidak
pernah mengalami realitasnya.
Di dalam ucapan perpisahan terakhir dengan orang Yahudi, Paulus
menekankan, bahwa bukan hal-hal lahiriah, tetapi keadaan batinlah
yang menjadikan seseorang itu Yahudi sejati, yaitu sebagai anak Allah
(ay. 29).
Sunat yang sejati adalah sunat hati (bdg. Im. 26:41; Ul. 10:16; 30:6; Yer.
4:4; 9:26; Kis. 7:51).
Sunat sejati tidak berkaitan dengan hukum lahiriah - hukum yang tertulis
- tetapi lebih berkaitan dengan rohani, yaitu menyangkut kehendak
Allah.
BATINIAH
Baru Wed, 15 Jun 2016
oleh: Pdt. Bonnie Andreas (GKI Ciledug Raya)
Roma 2:17-29; AYAT NAS : Tetapi orang Yahudi sejati ialah
dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat
di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka
pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari
Allah (Roma 2:29)
Dari waktu ke waktu dan dari jaman ke jaman, manusia
beragama selalu diperhadapkan pada tantangan menjalankan
keagamaannya secara lahiriah atau batiniah. Seperti halnya
puasa, banyak orang berpuasa hanya sekedar tidak makan dan
tidak minum. Ada pula orang yang berpuasa karena ingin
pujian kesalehan dari orang lain. Yesaya 58:6-7 menyebutkan
puasa sesungguhnya bukanlah hal yang lahiriah, melainkan
sebagai alat untuk membebaskan diri dan orang lain dari
kelaliman dan menyatakan kasih pada mereka yang
memerlukan. Dengan kata lain, puasa lekat dengan pertobatan
yang mengarah pada pembaruan kehidupan yang lebih
berkenan di hadapan Allah.
Lagi, Paulus mengundang pembaca untuk tidak terjebak
dalam ritus-ritus lahiriah saja. Ritus keagamaan yang lahiriah
harus diarahkan pada perubahan kehidupan yang lebih baik. Ia
menyebut soal sunat. Percuma seorang bersunat lahiriah
namun batil batinnya. Sunat yang dikehendaki Allah adalah
sunat dalam hati. Seseorang diharapkan menyunat perbuatan
jahat dan membuang ketidakbenaran.
Sahabatku, beragam ritus keagamaan pasti telah kita kenal,
bahkan kita lakukan. Peribadahan, doa, puasa, dan lain
sebagainya tentu akrab di kehidupan kita. Namun hari ini,
kembali ditanyakan pada kita, “Sudahkah ritus-ritus
keagamaan itu mengubah batin kita yang akan membuahkan
pembaruan budi dan hidup?” Jawaban atas pertanyaan ini
tentu berpulang pada diri kita masing-masing. Bila kita
memilih untuk mendapatkan pujian dari Allah, maka kita akan
mengupayakan mengerjakan ritus-ritus keagamaan sebagai
sarana sunat batin, bukan lahiriah. Selamat bersunat batin dan
membuahkan kasih dalam kehidupan.
KESEJATIAN IMAN
PENGIKUT KRISTUS
( Roma 2:17-29 )
Bermegah
Roma 2:17
17Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar
kepada Hukum Taurat,BERMEGAH dalam Allah,
Orang Yahudi bukan saja bersandar pada Hukum Taurat tetapi juga
bermegah yaitu merasa lebih tinggi atau lebih hebat dari yang lain.
Mungkin kita berpikir bahwa itu adalah untuk orang Yahudi namun
sebenarnya peringatan itu juga ditujukan untuk kita orang Kristen.
Bagi kita orang Kristen yang mungkin rajin ke gereja, bahkan ada dari
kita yang sejak lahir sudah menjadi orang Kristen mulai dari nenek
moyang dan dibesarkan dengan tradisi Kristen serta hampir dari
anggota keluarga kita aktif melayani dan menjadi hamba Tuhan.
Namun ketika kita bangga dan bermegah dengan semua itu maka itu
sama juga dengan penyembahan berhala.
Berikut adalah Roma 2: 17 – 20 versi modern dimana kata-kata
“orang Yahudi “ diganti dengan “orang Kristen”, kata-kata “kamu “
diganti dengan “kita “ dan kata-kata “hukum Taurat “ diganti dengan
“ Firman Tuhan dan doktrin dan apologetika “
Roma 2:17-20
KITA menyebut diri KITA ORANG KRISTEN yang telah dilahirkan
kembali karena KITA yakin KITA benar di hadapan Tuhan karena
KITA menandatangani kartu komitmen, atau maju altar call, angkat
tangan atau menirukan doa pendeta, dan KITA menangis hari itu.
KITA dijamah Tuhan karena merasakan Tuhan, jadi KITA pasti telah
bertobat malam itu. Dan, sejak itu KITA sudah menghafal lusinan
ayat FIRMAN TUHAN, dan KITA tahu jawaban yang benar untuk
banyak pertanyaan DOKTRIN & APOLOGETIKA. Dan KITA
memimpin orang lain untuk membuat komitmen kepada Kristus
dalam Kelompok kecil yang KITA pimpin. Dan KITA punya
keiniginan untuk mendalami Alkitab — itulah sebabnya KITA
membaca Roma Saat ini!
Tim Keller berkata
“ penyembahan berhala adalah mengubah sesuatu yang baik menjadi
hal yang terutama yang kita sandarkan kepercayaan kita dan kita
bermegah atasnya untuk mendapatkan harga diri, penerimaan,
kenyamanan dan kontrol dalam hidup kita.
Kalau kita menaruh kepercayaan kita dan berpijak, bersandar serta
bermegah atas aktifitas rohani kita maka kita sudah menyembah
berhala. Tidak ada yang salah dengan bermegah atas karya Kristus
tetapi bermegah atas apa yang kita lakukan kepada Tuhan sebagai
cara untuk mendapatlan perkenanan Tuhan akan membawa kita
kepada kesombongan.
Tidak ada yang salah dengan hafal ayat Firman Tuhan, bejalar doktrin
dan apologetika namun saat kita bermegah akan pengetahuan kita dan
menganggap kita mendapatkan perkenanan Tuhan lebih daripada
saudara-saudara kita yang lainnya maka kita sudah masuk dalam
penyembahan berhala yaitu menyembah pengetahuan kita.
Waktu kita memuridkan maka apa motivasi kita memuridkan?
Apakah ketika kita melihat orang yang kita muridkan sekarang
menjadi hebat dan kita merasa berjasa, siapa yang dimuliakan? Waktu
kita pelayanan maka apa motivasi pelayanan kita ? Kita mungkin
menjadi menjadi koordinator ibadah dan merasa kalau tidak ada kita
maka ibadah menjadi kacau, siapa yang berjasa dan siapa yang
dimuliakan? Waktu kita bemegah atas hal-hal tersebut maka
sebenarnya kita sudah jatuh dalam penyembahan berhala.
Roma 2:21-22
21Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah
engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: ”Jangan
mencuri,” mengapa engkau sendiri mencuri? 22Engkau yang berkata:
”Jangan berzinah,” mengapa engkau sendiri berzinah?
Roma 2:23-24
23Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri
menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu? 24 Seperti ada
tertulis: ”Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara
bangsa-bangsa lain.”
Banyak orang yang kecewa dengan kekristenan karena melihat
perbuatan-perbuatan orang Kristen bahkan para hamba Tuhan yang
menjadi batu sandungan. Memang tidak semua seperti itu namun
kemunafikan agamawi dapat membuat orang menghujat Tuhan.
Orang yang seharusnya membutuhkan Tuhan menjadi menolak Tuhan
disebabkan oleh kelakuan kita yang seringkali merendahkan,
menghakimi dan merasa lebih tinggi dari yang lain. Berapa banyak
orang yang sudah tidak mau lagi datang ke gereja untuk mendengar
Injil karena kelakuan orang-orang Injili.
Yesus berkata :
Matius 7:3-5
3Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau
ketahui? 4Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu:
Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada
balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu
balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk
mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
APLIKASI
Ketika Roh Kudus bekerja dalam diri kita, Roh Kudus
mengaplikasikan sunat Kristus yaitu karya salib Kristus). Kita
menerima perkenanan Allah bukan karena doa, puasa, persembahan,
atau pelayanan kita malah kalau kita bermegah karena itu maka kita
sebenarnya layak mendapatkan hukuman, tetapi karena karya Kristus
maka kita diselamatkan. Sehingga waktu kita melayani Tuhan bukan
untuk supaya menerima apapun dari Tuhan sebab kita sudah
menerima karya terbesar dalam hidup kita. Kalau kita melakukan
segala sesuatu dengan yang terbaik bukan untuk bermegah namun
karena Tuhan sudah memberikan yang terbaik bagi kita. Kalau Tuhan
sudah memberikan keselamatan bagi kita maka semestinya kita
memiliki rasa hormat atas hidup kita, atas kesempatan dan atas semua
yang dititipkan Tuhan dalam hidup kita. Hidup kita bukan kita lagi
tetapi Kristus yang tinggal dalam kita.
STUDI PRIBADI :
(1) Apakah yang Paulus harapkan dari kehidupan orang
Yahudi di dalam melaksanakan hukum Taurat? Mengapa
Paulus menuntut hal yang demikian?
(2) Makna rohani apa yang dapat kita ambil dari pengajaran
Paulus ini?