Alkitab yang digali [Mazmur 119:1-16], tapi ini tambahan aja loh, tem. Kalian bisa
dapet lebih banyak lagi kalo gali sendiri, ohya baca NIV Study Bible-nya.
Banyak footnote yang bisa membantu juga dalam penggalian Alkitab. Selamat
Menggali
2.
Mazmur ini disebut sebagai akrostik abjad karena ke-22 baitnya (atau alinea)
yang terdiri dari delapan ayat masing-masing cocok dengan ke-22 huruf abjad
Ibrani. Setiap ayat dari setiap alinea dimulai dengan huruf yang dipakai untuk
bait itu.
Berisi 176 ayat, Mzm 119 adalah mazmur terpanjang dalam kitab Mazmur. Mazmur
ini sangat teratur dalam bahasa aslinya, karena setiap ayat dalam satu bait (8 ayat
per bait) mulai dengan huruf yang sama, secara berturut-turut. Jadi, dalam bacaan
kita, aa.1-8 mulai dengan huruf ( aleph), dan aa.9-16 dengan huruf ( beth). Oleh
karena begitu teratur secara formal, dari segi isi puisi itu terasa berbelit-belit. Saya
rasa tujuannya bukan untuk mengajukan argumentasi melainkan sebagai bahan
untuk perenungan, sebagaimana diusulkan dalam a.15.
Bagian Pertama (aleph) BERBAHAGIALAH.
3 sumber kebahagiaan secara umum. Pertama, ketika seseorang mendapatkan apa
yang dia inginkan. Kedua, ketika seseorang dapat mensyukuri apa yang dia miliki.
Ketiga, ketika ia dapat membagikan apa yang ia miliki. Namun kebahagiaan dalam
mazmur ini unik, yaitu dihubungkan dengan ketaatan yang aktif dan relasional. Kata
berbahagia dalam ayat 1 dan 2 menggunakan pengertian jamak, jadi lebih tepat
Dengan membuat komitmen atau keputusan yang tidak bisa diubah untuk
tetap setia kepada Firman Allah yang tertulis hingga akhir hidup di dunia ini;
2.
Dengan mencari Tuhan dalam doa. Ini menekankan bahwa relasi dengan
Taurat adalah relasi yang personal dan bukan relasi dengan aturan.
Maksudnya, tujuan utama seseorang taat pada aturan adalah karena mencintai
yang membuat aturan.
3.
4.
5.
6.
Dengan bersukacita serta senang dengan perkataan Allah. Ini sikap hati yang
penting dalam ketaatan, yaitu bersukacita bila dibimbing dan diteguh oleh
kebenaran.
7.
8.
Dan dengan sikap bergemar, artinya menjadikan kebenaran itu pola hidup
utama.
Bait kedua mulai dengan pergumulan orang saleh akan kelemahannya (a.9). Jalan
keluarnya terkait dengan membatinkan firman-Nya. Hal itu terjadi ketika firman Allah
menjadi suatu kerinduan (a.10), sukacita (aa.12, 14) dan kegemaran (a.16). Hal itu
dibantu dengan kegiatan meditasi, dengan menyimpan janji (a.11), membaca firman
dengan teliti (a.13) dan perenungan dan pengamatan (a.15). Fokus pada firman
Allah akan membentuk kebatinan orang sehingga firman menjadi pokok dalam
hidupnya. Dengan demikian kebahagiaan sejati dari Allah akan menjadi makin nyata
dalam kehidupan kita.
Sumber:
1.
http://www.gki-pregolan.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=530&Itemid=59
2.
http://tomentiruran.wordpress.com/2008/10/23/mzm-1191-16-perenunganfirman/