Anda di halaman 1dari 5

February 12, 2012

MHB Bab 4: Belajar Firman Tuhan


aku mau share dikit yang menjadi bahan bacaan tambahan waktu aku
mempersiapkan MHB Bab 4
lumayan nambah pengetahuan tentang Ayat

Alkitab yang digali [Mazmur 119:1-16], tapi ini tambahan aja loh, tem. Kalian bisa
dapet lebih banyak lagi kalo gali sendiri, ohya baca NIV Study Bible-nya.
Banyak footnote yang bisa membantu juga dalam penggalian Alkitab. Selamat
Menggali

Latar Belakang (Mazmur 119:1-176)


Mazmur ini mengungkapkan kasih yang agung untuk firman Allah yang tertulis.
Firman Allah disebutnya sebagai janji, perintah, pedoman, kesaksian, ajaran, hikmat,
kebenaran, keadilan, dan teguran. Firman Allah disajikan sebagai penghiburan,
perlindungan, harta, patokan hidup, kebahagiaan hati dan jiwa, dan sumber jawaban
segala kebutuhan.
1.

Pemazmur mengungkapkan kasih yang mendalam bagi Allah dengan


membaca, merenungkan, dan mendoakan Firman-Nya. Ia mengajarkan bahwa
kita akan bertumbuh dalam kasih karunia dan kebenaran hanya bila kasih akan
Firman itu bertumbuh dalam diri kita.

2.

Mazmur ini disebut sebagai akrostik abjad karena ke-22 baitnya (atau alinea)
yang terdiri dari delapan ayat masing-masing cocok dengan ke-22 huruf abjad
Ibrani. Setiap ayat dari setiap alinea dimulai dengan huruf yang dipakai untuk
bait itu.

Berisi 176 ayat, Mzm 119 adalah mazmur terpanjang dalam kitab Mazmur. Mazmur
ini sangat teratur dalam bahasa aslinya, karena setiap ayat dalam satu bait (8 ayat
per bait) mulai dengan huruf yang sama, secara berturut-turut. Jadi, dalam bacaan
kita, aa.1-8 mulai dengan huruf ( aleph), dan aa.9-16 dengan huruf ( beth). Oleh
karena begitu teratur secara formal, dari segi isi puisi itu terasa berbelit-belit. Saya
rasa tujuannya bukan untuk mengajukan argumentasi melainkan sebagai bahan
untuk perenungan, sebagaimana diusulkan dalam a.15.
Bagian Pertama (aleph) BERBAHAGIALAH.
3 sumber kebahagiaan secara umum. Pertama, ketika seseorang mendapatkan apa
yang dia inginkan. Kedua, ketika seseorang dapat mensyukuri apa yang dia miliki.
Ketiga, ketika ia dapat membagikan apa yang ia miliki. Namun kebahagiaan dalam
mazmur ini unik, yaitu dihubungkan dengan ketaatan yang aktif dan relasional. Kata
berbahagia dalam ayat 1 dan 2 menggunakan pengertian jamak, jadi lebih tepat

diterjemahkan betapa bahagianya atau sangatlah berbahagia. Ini ingin


menunjukkan kualitas bahagia yang superlative.
Selain itu, pemazmur ini menekankan bahwa kebahagiaan yang diajarkan di sini
adalah kebahagiaan yang obyektif. Maksudnya, kebahagiaan karena standar yang
jelas dan bukan karena subyektifias pribadi. Tegasnya semua orang akan
berbahagian bila hidupnya menurut dengan Taurat Tuhan. Ini standar obyektif dari
kebahagiaan yang diajarkan oleh pemazmur. Allah berjanji untuk mencurahkan
berkat-Nya atas orang yang telah memutuskan untuk hidup sesuai dengan FirmanNya dengan semua standar dan petunjuknya. Mereka akan mengalami kehadiranNya yang pribadi (bandingkan Kejadian 26:3), yang memberi mereka kekuatan,
pertolongan, dan perlindungan. Hukum (Bahasa Ibrani: _torah_) merupakan seluruh
pengarahan Allah kepada umat-Nya; hukum ini juga dapat mengacu kepada
Pentateukh (lima kitab pertama Perjanjian Lama) atau bahkan seluruh Perjanjian
Lama. Jadi ini tantangan kita untuk hidup dalam aturanNya dan bukan sekedar
berharap berkatNya.
Permulaan dengan ucapan berbahagia menempatkan mazmur ini sebagai mazmur
hikmat, yang berbicara tentang cara hidup yang baik dan buruk dalam dunia ini.
Intinya adalah hidup menurut Taurat atau firman Tuhan. Ada 8 kata yang dipakai
dalam mazmur ini untuk firman Tuhan. Firman adalah yang paling umum, yang
dikenal dalam Taurat (hukum Musa). Taurat menyampaikan bagaimana Allah
mengikatkan diri dalam perjanjian dengan umat-Nya, disertai berbagai saksi
atau Peringatan. Perjanjian itu terdiri atas Janji, Perintah dan Hukum. Janji adalah
dasarnya, karena Allah selalu telah memberi sebelum menuntut. Perintah
(dan Titah) merujuk pada otoritas Allah untuk memerintah, sedangkan hukum
menyangkut kasus-kasus yang menunjukkan keadilan firman-Nya yang mengatur
kehidupan kita dengan baik.Ketetapan berasal dari kata yang berarti menulis dalam
batu, sehingga merujuk pada firman Allah yang tidak berubah. Dalam Perjanjian
Baru, Injil yang menggenapi Taurat juga adalah firman Allah yang menyampaikan
janji-Nya untuk mengatur kehidupan kita. Adalah anugerah yang luar biasa bahwa
Allah menyatakan firman-Nya kepada kita.
Bait pertama bertema hasil dari hidup menurut firman. Salah satunya adalah tidak
mendapat malu. Jika seseorang hidup menurut firman Tuhan, maka dia layak untuk
berdiri tegak di depan sesama. Memang, di bawah dalam mazmur ini nampak bahwa
bisa saja orang benar dihina oleh orang fasik (aa.21-23). Tetapi rasa malu jangan
ditentukan sepenuhnya oleh orang lain. Yang paling penting adalah pujian Allah.
Bagian Kedua (Beth)

Kebahagiaan hidup menurut firman Tuhan di jabarkan dengan 8 langkah praktis


dalam bagian kedua. Firman Allah (Bahasa Ibrani: _dabar_) merupakan penyataan
diri-Nya secara umum dan semua perintah serta janji-Nya. Bagaimana seorang
percaya dapat menjaga kemurnian hidupnya, menolak pengaruh asusila yang
menandakan lingkungan fasik di mana kita tinggal? Bait ke-2 dari Mazmur ini
mencatat delapan cara yang berikut, masing-masing dalam satu ayat:
1.

Dengan membuat komitmen atau keputusan yang tidak bisa diubah untuk
tetap setia kepada Firman Allah yang tertulis hingga akhir hidup di dunia ini;

2.

Dengan mencari Tuhan dalam doa. Ini menekankan bahwa relasi dengan
Taurat adalah relasi yang personal dan bukan relasi dengan aturan.
Maksudnya, tujuan utama seseorang taat pada aturan adalah karena mencintai
yang membuat aturan.

3.

Dengan menghafal Firman Allah.

4.

Dengan mengharapkan bimbingan dari Allah. Kata ajar di sini menekankan


pada kerinduan untuk menggali lebih dalam dari pada sekedar untuk
menghafal.

5.

Dengan bersikap terbuka bagi kebenaran Allah dan menyebarkan kebenaran.


Ini proses untuk internalisasi, di mana seseorang terbuka dan membuka
kebenaran itu bagi orang lain.

6.

Dengan bersukacita serta senang dengan perkataan Allah. Ini sikap hati yang
penting dalam ketaatan, yaitu bersukacita bila dibimbing dan diteguh oleh
kebenaran.

7.

Dengan merenungkan. Ini sebuah proses mencerna kebenaran. Mengambil


saripati dan gizi kebenaran secara kontinyu dan terus menerus sambil
mengamati kehidupan serta mengevaluasinya.

8.

Dan dengan sikap bergemar, artinya menjadikan kebenaran itu pola hidup
utama.

Bait kedua mulai dengan pergumulan orang saleh akan kelemahannya (a.9). Jalan
keluarnya terkait dengan membatinkan firman-Nya. Hal itu terjadi ketika firman Allah
menjadi suatu kerinduan (a.10), sukacita (aa.12, 14) dan kegemaran (a.16). Hal itu
dibantu dengan kegiatan meditasi, dengan menyimpan janji (a.11), membaca firman
dengan teliti (a.13) dan perenungan dan pengamatan (a.15). Fokus pada firman
Allah akan membentuk kebatinan orang sehingga firman menjadi pokok dalam
hidupnya. Dengan demikian kebahagiaan sejati dari Allah akan menjadi makin nyata
dalam kehidupan kita.
Sumber:

1.

http://www.gki-pregolan.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=530&Itemid=59

2.

http://tomentiruran.wordpress.com/2008/10/23/mzm-1191-16-perenunganfirman/

Link: download document word-nya http://www.mediafire.com/?da4whkhs9658fqa


Alkitab adalah buku kuno yang kebenarannya selalu baru. Tiga K untuk
mempelajari Firman Tuhan adalah Komitmen, Konsisten, Kontinyu. ~MHB
Bab 4

Bahan MHB Bab 4


ini hanyalah hasil penggalian yang kulakukan secara pribadi
(mungkin masih ada pemahamanku yang salah),
Anda akan lebih menemukan banyak hal dan Kebenaran yang sesungguhnya
jika Anda menggalinya secara pribadi

senang bisa berbagi, semoga bisa memberkati


jangan lupa minta tuntunan Roh Kudus sebelum menggali

Anda mungkin juga menyukai