Anda di halaman 1dari 63

(e-RH) 30 November -- Wahyu 6:1-17 - PENGHAKIMAN TERAKHIR

POSTED ON 23.10 // LEAVE A COMMENT

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
+++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
YLSA
Tanggal: Sabtu, 30 November 2019
Bacaan : Wahyu 6:1-17
Setahun: 2 Korintus 9-13
Nats: Mereka berseru dengan suara nyaring, "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang
kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami
kepada mereka yang tinggal di bumi?" (Wahyu 6:10)

Renungan:

PENGHAKIMAN TERAKHIR

Kita hidup di zaman akhir. Kejahatan merajalela, seolah kebenaran dikalahkan oleh
kejahatan. Anak-anak Tuhan seolah tak berdaya terhadap penganiayaan dunia ini.
Penderitaan umat Tuhan berlarut-larut. Orang-orang yang membenci Kristus bisa
melenggang tanpa hukuman. Benarkah Tuhan diam saja?

Dalam Wahyu 6 kita melihat bagaimana keenam meterai dibuka satu per satu oleh
Anak Domba. Banyak hal dalam teks ini yang tidak bisa kita pahami secara rinci
mengingat ciri kitab Wahyu yang penuh gambaran simbolis. Namun berita utamanya
dapat kita pahami. Pembukaan setiap meterai diikuti dengan penghukuman sebagai
wujud murka Allah. Murka Allah bukanlah pelampiasan emosi atau pembalasan
dendam yang sewenang-wenang, melainkan bukti keadilan dan kekudusan-Nya.
Keempat penunggang kuda dengan ciri-ciri yang berbeda menunjuk pada bentuk-
bentuk hukuman yang ditimpakan ke atas bumi. Doa para martir ini menyadarkan kita
bahwa pembalasan Allah yang adil akan terwujud suatu waktu nanti. Berapa lama
lagi? Kita tidak tahu, tetapi Allah pasti bertindak.
Kita diingatkan untuk percaya bahwa penghukuman Allah yang adil akan ditimpakan
kepada mereka yang membenci Kristus dan yang menganiaya umat-Nya. Sering kita
merasa seolah-olah Allah tidak lagi memedulikan penderitaan umat-Nya sehingga
kejahatan mengalahkan kebenaran. Namun firman ini memberikan kepastian bagi kita
untuk tetap meyakini bahwa Allah itu setia dan adil. Yang diminta dari kita hanyalah
kesetiaan dan kesabaran dalam menantikan keadilan Allah.
--ENO/www.renunganharian.net

MENANTIKAN KEADILAN ALLAH SAMBIL MEMBERLAKUKAN KEADILAN


DI BUMI INI.

e-RH situs: http://renunganharian.net


e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2019/11/30/
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
+++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2019/11/30/
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
+++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Wahyu+6:1-17

Wahyu 6:1-17
Empat Kuda yang Keluar Saat Meterai Tuhan Dibuka

Selasa, 5 Juni 2012


Bacaan Alkitab: Wahyu 6:1-8
“Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk
yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam
dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku
mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata:
"Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan
minyak dan anggur itu."” (Why 6:5-6)

Empat Kuda yang Keluar Saat Meterai Tuhan Dibuka


Bicara tentang kitab Wahyu, kitab ini penuh dengan simbol yang menggambarkan
akhir dari langit dan bumi yang kita kenal, dan menggambarkan langit dan bumi yang
baru. Saya sendiri juga tidak terlalu mengerti tentang hal-hal yang digambarkan di
dalam kitab Wahyu, namun saya rindu kita sama-sama berjaga-jaga, karena justru
ketika kita tidak tahu banyak hal, kita akan lebih waspada. Bayangkan jika kita tahu
bahwa kita akan mati pada usia 70 tahun, maka kita akan hidup berfoya-foya dan
bersenang-senang, melakukan dosa-dosa selama 69 tahun, dan barulah menjelang usia
kita 70 tahun kita bertobat. Tetapi ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, maka
kita harus selalu berjaga-jaga agar hidup kita berkenan kepada Tuhan.

Dalam kitab Wahyu, ada 3 macam gambaran hukuman Tuhan, yaitu tujuh meterai
(Why 6:1-17), dimana ketika meterai yang ketujuh dibuka maka muncul hukuman
Tuhan berupa tujuh sangkakala (Why 8:1-10:7), serta tujuh cawan murka Allah (Why
16:1-21). Ke-21 hukuman tersebut merupakan hukuman terhadap manusia dan Iblis
atas dosa-dosa yang diperbuat, sampai pada akhirnya Tuhan menurunkan langit dan
bumi yang baru, serta Yerusalem baru, yaitu surga dimana orang-orang yang percaya
kepada Tuhan akan hidup kekal di surga yang mulia.

Hari ini saya akan menulis tentang empat meterai pertama, dimana ketika keempat
meterai pertama tersebut dibuka, ada seekor kuda yang maju setiap kali meterai
tersebut dibuka. Ketika meterai pertama dibuka, muncullah seekor kuda putih dan
penunggangnya memegang sebuah panah dan dikaruniakan sebuah mahkota.
Penunggang kuda putih ini maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan (ay. 1-
2). Siapa yang digambarkan dengan penunggang kuda putih ini? Ada yang mengatakan
bahwa penunggang kuda putih ini adalah Yesus, sehingga ketika meterai pertama
dibuka maka hal tersebut berarti Injil diberitakan ke seluruh dunia. Yang lain
berpendapat bahwa penunggang kuda putih ini justru adalah Antikristus, yang pergi
untuk menaklukkan seluruh dunia di bawah kuasanya. Saya sendiri tidak tahu mana
yang benar, tetapi hal tersebut juga jangan membuat kita semakin apatis, tetapi kita
justru harus tetap waspada, karena untuk meterai kedua sampai keempat justru
menggambarkan sesuatu yang lebih jelas lagi.

Ketika meterai kedua dibuka, muncullah kuda merah padam dan kepada
penunggangnya diberikan kuasa untuk mengambil damai sejahtera sehingga manusia
saling membunuh (ay. 3-4). Suka atau tidak suka, jika kita memperhatikan
perkembangan berita akhir-akhir ini, kita tahu bahwa meterai kedua sudah dibuka,
walaupun kuda tersebut masih belum tiba di garis akhir. Peperangan sekarang ini
seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa. Tidak hanya di daerah yang biasa
berkonflik seperti Israel dan Palestina, Iran, Irak, dan Afghanistan. Justru muncul
banyak konflik berdarah di negara-negara Arab seperti Mesir, Siria, dan Lebanon.
Bahkan di Indonesia yang katanya masyarakatnya adalah masyarakat yang ramah,
justru banyak sekali pertikaian yang berujung pada kekerasan.

Meterai ketiga menggambarkan tentang kelaparan. Ketika meterai ketiga dibuka,


muncullah kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang timbangan (ay. 5).
Ada suara yang berkata, “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar (ay.
6a). Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu”. Sedinar adalah upah harian
seseorang pada zaman Romawi. Jika saat ini UMR adalah Rp1,2 juta untuk 30 hari
kerja, maka upah hariannya kira-kira adalah Rp40 ribu sehari. Jadi bayangkan jika
uang Rp40 ribu tersebut hanya dapat untuk membeli secupak gandum (dalam konteks
saat ini seperti nasi yang merupakan makanan utama) atau tiga cupak jelai (dalam
konteks saat ini seperti jagung atau singkong yang merupakan makanan pengganti).
Hal tersebut menunjukkan kelaparan yang luar biasa, atau penurunan nilai mata uang
sehingga upah satu hari hanya cukup untuk membeli makanan saja. Tetapi ada
jaminan Tuhan bahwa minyak dan anggur tidak akan dirusakkan (ay. 6b). Minyak dan
anggur merupakan gambaran dari Roh Kudus, yang antara lain berarti bahwa orang-
orang yang hidup dekat dengan Tuhan, yang hidup dipimpin Roh Kudus tidak akan
mengalami dampak dari meterai ketiga tersebut.

Ketika meterai keempat dibuka, mucullah kuda hijau kuning dan orang yang
menungganginya diberi kuasa untuk membunuh (ay. 7-8). Hal ini menggambarkan
tentang kematian yang akan dialami penduduk bumi, baik dengan peperangan,
penyakit, bahkan binatang buas. Alkitab mengatakan bahwa seperempat penduduk
bumi akan mati pada saat meterai keempat dibuka. Kita tidak tahu apakah gereja akan
diangkat sebelum meterai tersebut dibuka, atau gereja juga akan mengalami masa-
masa sengsara tersebut. Tetapi marilah ketika kita membaca tentang meterai ini, kita
hidup lebih sungguh-sungguh lagi di hadapan Tuhan agar hidup kita berkenan dan
juga kita boleh mendapatkan perlindungan dari Tuhan di tengah-tengah kesusahan
yang terjadi di dunia ini. Walaupun di dunia ini terjadi resesi, tetapi kita pun yakin
bahwa orang pilihan Tuhan justru akan tetap resepsi.
Pembukaan Meterai – Wahyu 6

Wahyu 5:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu,
sebuah gulungan kitab, yang ditulis sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai
dengan tujuh meterai.

Tidak seorangpun yang dapat membuka dan melihat kitab ini, baik di sorga di bumi
maupun di bawah bumi. Selain Singa dari suku Yehuda yaitu tunas Daud karena Dia
telah menang dan dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterai
itu.
Di Sorga terjadi upacara besar yang disaksikan oleh Rasul Yohanes,sebab dalam
Wahyu 4:1, Yohanes dipanggil naik ke Sorga ketika pintu Sorga terbuka. Maka Tuhan
menampakkan padanya apa yang harus terjadi dan Yohanes melihat Tabernakel Sorga
dan upacara pembukaan ketujuh meterai itu. Maka Yohanes melihat di tengah-tengah
tua-tua itu, berdiri seekor Anak Domba seperti telah tersembelih, bertanduk tujuh dan
bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Maka datanglah
Anak Domba dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di Takhta
itu. Dan ketika Anak domba mengambil kitab itu, tersungkurlah keempat makluk dan
dua puluh empat tua-tua di hadapan Anak Domba. Masing-masing mereka memegang
kecapi dan satu cawan emas dan mereka menyanyikan satu nyanyian baru. Begitu
banyak malaekat sekeliling takhta dengan jumlah berlaksa-laksa beserta tua-tua dan
keempat makluk berkata dengan suara nyaring : Anak domba yang disembelih itu
layak untuk menerima kuasa dan kekayaan dan hikmat dan kekuatan dan hormat dan
kemuliaan dan pujian.

Demikian semua makhluk di Sorga, di bumi di bawah bumi dan di laut semua yang ada
di dalamnya berkata : Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba,
adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Dan
keempat makluk itu berkata Amin dan tua tua itu jatuh tersungkur menyembah. Inilah
upacara terbesar dalam pembukaan tujuh meterai.

Ketika Tuhan Yesus membuka ketujuh Meterai, maka sangat jelas kapan Tuhan Yesus
akan datang. Sebab pada waktu di bukit Zaitun, ada 3 pertanyaan yang ditanyakan
murid-murid pada Tuhan Yesus dalam Matius 24:3, yaitu :

Katakan pada kami bilamanakah itu akan terjadi? (Tentang runtuhnya Bait Allah).
Apakah tanda kedatanganMu.
Tanda kesudahan dunia.
@.Katakan pada kami kapankah batu-batu itu akan runtuh(yang titanyakan tentang
Matius 24:1-2).

Yang titanyakan murid-murid itu telah digenapi pada tahun 70 m,oleh tentara tentara
Titus dan sampai sekarang Israel berusaha membangun kembali untuk menjadi tempat
ibadah mereka dengan membawa korban sembelihan dan korban makanan tapi belum
terlaksana.Namun akan terlaksana nanti pada akhir zaman yaitu akan bersamaan
dengan pembangunan Rohani dunia yaitu kegerakan besar atau hujan akhir.

@Apakah tanda kedatanganMU.


Tanda kedatangan Tuhan yang dimaksud adalah tanda kedatangan Tuhan di awan-
awan dan tidak turun ke bumi,hanya Tuhan memerintakan malaekat-malaekatNya
menjemput saleh-salehNya yaitu penganten-pengantenNya(Matius 24:29-32).

Tanda kedatanganNya sebelum datang di awan-awan adalah:

Datangnya mesias palsu atau kristus palsu.(Matius 24:5.Wahyu 6:1-2)


Perdamaian dunia di cabut dan terjadi kekacauan dan peperangan dimana-
mana(Matius 24:6-7a.Wahyu 6:3-4).
Goncangan perekonomian dunia,maka terjadi kelaparan dimana-mana,kesusahan
melanda seluruh dunia dan bencana alam dengan adanya gempa bumi(Matius
24:7b).Wahyu 6:5-6)
Maut melanda dunia dengan 4 kematian yaitu penyakit,kelaparan,peperangan dan
binatang buas di dunia yaitu para pemimpin-pemimpin yang membunuh demi
mempertahankan kekuasaannya.(Wahyu 6:7-8.Matius 24:9-25)
Penganiayaan orang-orang percaya,nabi palsu mengadakan banyak mujizad dan
penggenapan jumlah mereka yang sudah masuk daftar oleh Tuhan untuk dianiaya
demi pekerjaanNya(Matius 24:25-27a.Wahyu 6:9-11)
Bumi digoncang dan langitpun digoncang tetapi Firman Tuhan tetap selamanya.
(Matius 24:27b-31.Wahyu 6:12-17.Ibrani 12:26-29)———– Tuhan Yesus sebagai
penganten laki-laki datang di awan-awan menjemput gerejaNya sesudah itu masuk
pada zaman kerajaan antikris.
PENJELASAN SELANJUTNYA.

Tuhan Yesus menjawab dengan adanya tanda-tanda zaman yang sangat sejajar
dengan Wahyu 6. Dan tentang kedatangan Anak Manusia kataNya, hari dan saat itu
tidak seorangpun yang tahu,malaekat-kalaekat disorga tidak, dan Anakpun tidak
hanya Bapa sendiri (Matius 24:36). Ketika Yesus mengatakan hal ini, Dia belum di
salib. Tetapi ketika Yesus menang di Golguta, maka segala kuasa ada padaNya dan Dia
diperkenankan membuka ketujuh Meterai itu. Berarti Dia mengetahui kapan
kedatanganNya (I Tesalonika 5:1-10). Untuk mengetahui kedatanganNya diterangkan
pada pembukaan 7 Meterai. Banyak hamba-hamba Tuhan berani menentukan hari
dan tahun namun sampai sekarang Tuhanpun belum datang. Apa sebabnya mereka
gagal ? Karena mereka tidak mengetahui rahasia 7 Meterai. Orang percaya akan
mengetahui kedatanganNya, yaitu ketika Gereja sudah disempurnakan roh, jiwa dan
tubuh (I Tesalonika 5:23) hal ini akan terjadi di akhir Meterai IV dan awal Meterai V.
Sebab pada Meterai VI Gereja (PengantenNya) dijemput diawan-awan oleh Penganten
Pria sorga (Matius 24:29-31). Nanti mengahiri Meterai VII, Tuhan akan datang sebagai
Raja di atas segala raja dan turun di bukit Zaitun (Wahyu 19:11-16, Zakaria 14:4).
Wahyu 6 dihubungkan dengan Matius 24
Wahyu 6:1-2 (Meterai I – Kuda Putih) Kristus palsu ——- Matius 24:4-5, Mesias palsu.
Wahyu 6:3-4 (Meterai II – Kuda Merah) Perdamaian dunia dicabut ——- Matius 24:6-
7a, terjadi perang antara bangsa melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan.
Wahyu 6:5-6 (Meterai III – Kuda Hitam) Kelaparan dan kesusahan ——- Matius
24:7b-8. Kelaparan dan kesusahan.
Wahyu 6:7-8 (Meterai IV – Kuda Kuning Hijau atau Kelabu) pertarungan antara gelap
dan terang, krisis kesehatan —— Matius 24:9-25, Mulainya aniaya, Kegerakan Besar
dan Injil Kerajaan dimasyurkan.
Wahyu 6:9-11. Meterai V mati syahit besar-besaran bagi orang percaya. ——— Matius
24:26-29a, persiapan penyingkiran Gereja di awan-awan.
Wahyu 6:12-17 – Meterai VI penyingkiran / pengangkatan gereja awal Meterai VII
masuk pada zaman antikris —- Matius 24:29b-44 penyingkiran / pengangkatan gereja .

METERAI I – Wahyu 6:1-2


Wahyu 6:1 “Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh
meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata
dengan suara bagaikan bunyi guruh: “Mari!“
Wahyu 6:2 “Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah
mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan”.
Beragam penafsiran dari guru-guru besar dengan hasil berbeda menafsir siapa
penunggang kuda putih itu. Ada yang mengatakan bahwa meterai pertama adalah
gerakan kepalsuan sebagaimana buku “Derap Empat Kuda” oleh Rev. Billy Graham.
Dan ada juga menafsir bahwa hal ini adalah kegerakan Rohsuci dan ada juga
mengatakan hanya sebuah lambang yang tidak berpengaruh apa-apa dan berbagai
tafsiran lainnya. Namun saya tidak melihat dari suatu tafsiran, tetapi suatu pembukaan
rahasia secara Visiun di tahun 1969 di Malino Ujung Pandang ketika Pdt. JH
Waworuntu, Pdt. Tomas Baker, Pdt. Dr. J Dakosta dan tim sedang puasa tujuh hari
tujuh malam. Tuhan ungkapkan bahwa Wahyu 6:1-2 adalah palsu sedangkan yang asli
adalah Wahyu 19:11-16. Mengapa demikian? Jangan heran karena iblispun menyamar
seperti malaekat putih (II Korintus 11:13-15).
MISTERI KUDA PUTIH (WAHYU 6:1-2)
Untuk mengetahui siapakah penunggang Kuda Putih dalam Wahyu 6:1-2, harus
disejajarkan dengan Wahyu 1:13-16 dan Wahyu 19:11-16. Untuk melihat keaslian dari
kelengkapan yang ditampilkan.
Kelengkapan Wahyui 6:1-2 adalah :

Berpakain biasa dan tidak menyebut memakai jubah putih.


Pada tangannya memegang busur panah tanpa anak panah.
Dikaruniakan sebuah makota.
Tidak memiliki nama.
Kelengkapan Wahyu 1:13-16:

Berjubah panjang sampai ke kaki, dan bergetangdadakan cindai emas.


Kepala dan rambutNya putih seperti bulu domba, putihnya seperti salju.
KakiNya seperti tembaga berkilap, seolah-olah merah api dalam tanur.
Bunyi suaraNya merdu seperti air banyak.
MataNya seperti nyala api.
Tangan kananNya memegang ketujuh bintang dan terjulur dari mulutNya sebilah
pedang yang tajam bermata dua.
WajahNya seperti matahari terik.
Kelengkapan Wahyu 19:11-16:

Orang yang duduk di atas kuda putih, bernama Setiawan dan yang benar.
MataNya seperti nyala api.
Di kepalaNya ada mahkota banyak.
NamaNya dikatakan firman Allah.
Dari mulutNya keluar sebilah pedang yang tajam.
memakai jubah yang telah dicelup dengan darah dan NamaNya adalah Firman Allah.
Pada jubahNya ada tertulis suatu nama Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala
tuan.
Dengan memperhatikan kelengkapan dari ketika pasal dalam kitab Wahyu ini, sangat
jelas bahwa Wahyu 6:1-2 adalah kegerakan kepalsuan. Yang selalu meniru, Wahyu
19:11 Tuhan naik kuda putih, diapun naik kuda putih. Paulus mengatakan jangan
kamu heran sebab iblis selalu menyamar seperti malaekat terang. Karena itu ada
mesias palsu yang datang atas nama Tuhan (Matius 24:4-5). Rasul Palsu dan pekerja
curang (II Korintus 11:13-15). Ada juga nabi palsu yang datang dengan tanda dan
mujizat Matius 24:24, Yermia23:9-40) dan Guru palsu yang berada di antara umat
Tuhan (II Petrus 2:1-2).
Awas kepalsuan sedang menjelajah berpacu keseluruh dunia untuk menyesatkan orang
dan orang-orang percaya menjadi tujuan (Matius 24:24). Mesias palsu datang dengan
urapan palsu dan datang atas nama Tuhan dalam segala kelicikannya.

Ringkasan Khotbah - 15 November 2015 PDF Print E-mail


Wahyu 6:1-17
Vic. Gito T Wicaksono, M.Div
Kitab Wahyu sebenarnya berbicara tentang sejarah seluruh kehidupan manusia yang
ternyata ada peperangan rohani di balik semua peristiwa yang terjadi. Kitab ini juga
menyatakan tentang kedaulatan Allah atas apapun yang terjadi di dalam dunia ini.

Ketujuh materai dalam Why.6:1 itu apa? Ini adalah ketujuh meterai yang terdapat
dalam gulungan kitab di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu (Why 5:1)
yang di dalam pasal ke-6 ini dibuka satu per satu. Zaman dahulu gulungan kitab yang
dimeteraikan dengan direkatkan dengan tetesan lilin kemudian diberi stempel dari
cincin raja. Meterai itu menandakan kerahasiaannya. Satu meterai saja sebetulnya
sudah cukup tetapi di sini gulungan itu diberi tujuh materai. Tujuh adalah angka
kesempurnaan.

Selain itu gulungan kitab biasanya ditulis di sebelah dalam, tetapi di sini sebelah dalam
dan luar ada tulisannya, menyimbolkan bahwa rahasia kehendak Allah begitu dalam
dan luas. Malaikat bertanya dengan nyaring siapakah yang layak membuka gulungan
kitab itu dan membuka meterai-meterainya, ternyata tidak ada. Maka Yohanes
menangis karena hal itu (Why 5:2-4). Ia menangis karena ia tidak bisa mengerti
kehendak Tuhan yang termeterai itu. Bagaimana dengan kita, kita menangis untuk hal
apa? Pernahkah kita berjuang untuk mengerti kehendak Tuhan dan menangis ketika
tidak dapat memahaminya? Hanya Anak Domba Allah (Yesus Kristus) yang layak dan
dapat membukanya.

Ketika Anak Domba Allah membuka materai itu yang muncul adalah gambaran-
gambaran. (1) Meterai Pertama. Ketika dibuka, Yohanes mendengar 4 suara mahkluk
itu berkata seperti suara guruh: �Mari!� Arti kata ini seperti �datanglah� dan
�ayo buka.� Inilah satu kegairahan mahkluk sorgawi untuk mengerti kehendak
Tuhan. Kecuali Tuhan sendiri, tidak satupun ciptaan yang dapat mengerti kehendak-
Nya. Bahkan keempat mahkluk sorgawi itu berserta berlaksa-laksa malaikat pun tidak.
Namun, di sini kehendak Tuhan dibukakan.

Ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan
kepalanya dikaruniakan sebuah mahkota (Why 6:2). Apa itu kuda putih? Beberapa
tafsiran (a) ia melambangkan anti Kristus, tetapi ini tidak cocok dengan bagian yang
lainnya. (b) ia adalah pasukan Persia. Ini juga salah. (c) ia adalah Kristus (tafsiran
William Hendriksen dalam �Lebih dari Pemenang�). Ada kesulitan untuk menerima
bahwa kuda putih adalah Kristus karena Dialah yang membuka meterainya lalu
kenapa muncul lagi? (d) ia adalah injil. (e) Simon Kistemaker menafsirkan bahwa ia
berasal dari pihak Allah untuk menunjukkan jaminan kemenangan. Penunggang kuda
ini melambangkan orang yang berjuang yang dikaruniai mahkota.

Maka meskipun kita akan mengalami kesulitan-kesulitan yang besar. Tidak ada
jaminan bahwa jadi orang Kristen pasti tidak mengalami penderitaan. Namun kita
diberikan jaminan kemenangan. Lalu siapa yang kalah dan apa pertandingannya? Kita
tidak pernah berhenti bertanding. Rasul Paulus mengatakan bahwa kita lebih daripada
pemenang (Rm. 8:37) karena kita mendapatkan jaminan kemenangan (Why 6:2).
Sebelum kita mendapatkan hal-hal yang mengerikan, kita diberikan jaminan
kemenangan terlebih dahulu. Rasul Paulus mengatakan bahwa ia telah melalui
pertandingan yang baik dan telah memelihara iman (2Tim.4:7). Kenapa kita bisa
menang? Karena jaminan kemenangan dari Tuhan sendiri.

(2) Meterai Kedua. Ada seekor kuda merah padam dan penunggangnya dikaruniakan
kuasa untuk mengambil damai sejahtera (Yunani: Syalom) dari atas bumi, sehingga
manusia saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar
(Why 6:4). Merah diartikan sebagai sifat marah, benci, dendam. Maka, Ada suatu
kemarahan besar. Orang yang menungganginya dikaruniakan sebilah pedang. Untuk
apa pedang ini? Pedang ini untuk membunuh dan mengambil damai sejahtera.
Siapakah yang mengaruniakan kuasa sehingga ia mampu mengambil damai dari atas
bumi? Teologi Reformed mengatakan bahwa ini berada di dalam kedaulatan Allah
yang kekal. Dosa ada di dalam penetapan Allah, namun bukan berarti Ia yang
melakukan dosa. Manusialah pelakunya. Dosa apapun terjadi di dalam penetapan
Allah. Syalom bukan sekedar ucapan. Syalom yang benar adalah bagaiamana Tuhan
berkuasa atas segala-galanya.

(3) Meterai Ketiga. Ada seekor kuda hitam dan penunggangnya memegang sebuah
timbangan di tangannya. Timbangan ini berhubungan dengan ayat 6, maka artinya
adalah dunia ekonomi. "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi
janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." (Why 6:6). Secupak adalah porsi makan
seseorang dalam satu kali makan. Harga secupak adalah 1 dinar, upah pekerja dalam
satu hari kerja. Jelai adalah sejenis gandum, namun kualitasnya lebih rendah, untuk
makanan binatang. Biasanya 1 dinar dapat membeli 24 cupak jelai, tetapi di sini hanya
3 cupak. Ini semua menunjukkan harga-harga makanan sangat mahal. Orang-orang
yang tidak mampu tidak dapat membelinya, berbeda dengan orang-orang kaya. Ini
menunjukkan apa yang terjadi di sepanjang sejarah dan terulang terus: suatu
ketimpangan ekonomi.
Apa arti janganlah rusakkan minyak dan anggur itu? Minyak disini kemungkinan
zaitun. Bersama anggur mereka adalah simbol kemakmuran orang Yahudi di zaman
itu. Perintah ini menunjukkan penyertaan Allah yang tersembunyi, meskipun ada
kesulitan ekonomi, karena sumber utama penghasilan tidak dirusak. Kesulitan seperti
apapun berada di dalam penetapan Allah.

(4) Materai Keempat. Ada seekor kuda hijau kuning dan penunggangnya bernama
Maut dan kerajaan maut mengikutinya dan kepada mereka diberikan kuasa atas
seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, kelaparan dan sampar, dan
dengan binatang-binatang buas yang di bumi (Why 6:8). Warna hijau kuning mewakili
warna mayat. Jika kita mati dan mungkin kita mati dengan cara yang tidak diinginkan.
Itupun berada di dalam penetapan kedaulatan Allah yang sempurna.

(5) Materai kelima. aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh
oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki (Why 6:9).
Zaman dahulu persembahan diletakan di atas mezbah. Namun aneh di surgaYohanes
melihat jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh berada di bawah mezbah. Orang-orang
ini terbunuh karena firman Allah dan kesaksian yang mereka miliki. Ini menunjukkan
ada resiko yang akan mungkin kita alami ketika memberitakan injil kepada orang lain.

Simon Kistemaker berpendapat bahwa yang di atas mezbah adalah Kristus, kita hanya
meneladani-Nya saja. Mezbah di sini juga bisa berarti tahta Allah, berarti ada
pengorbanan. Maka, cara Allah menunjukkan cinta-Nya kepada kita adalah
mengorbankan Anak-Nya. Dengan demikian, tahta Kristus adalah mezbah. Iman kita
juga adalah iman mezbah, iman yang dijalani dengan pengorbanan. Pengorbanan kita
jelas berbeda dengan pengorbanan Kristus, kita hanya meneladani-Nya saja.

Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya
Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan
darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" (Why 6:10) Inilah pertanyaan
mereka kepada Allah yang berdaulat. Sebelum dijawab Ia diberikan jubah putih
kepada mereka sebagai hadiah (Why 3:5). Ini artinya setiap pribadi diberikan status
dan tubuh yang baru. Mereka dihibur dengan perkataan sedikit lagi hingga genap
jumlah kawan-kawan pelayanan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh
sama seperti mereka. Kapan Kristus akan menghakimi dan membalaskan semuanya?
Jika sudah genap jumlahnya. Kapan? Kita tidak tahu. Akhir zaman adalah suatu
kepastian yang tidak pasti. Pasti akan terjadi, tetapi tidak tahu kapan.

(6) Materai Keenam (Why 6: 12-14). Ini adalah suatu penggambaran bahwa alam akan
mengancam hidup manusia. Yang paling penting di sini bukanlah fenomena alamnya,
tetapi untuk apa alam diguncangkan? Jawabananya adalah supaya raja-raja di bumi
dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-
orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua
dan celah-celah batu karang di gunung (Why 6:15). Mereka ini adalah orang yang
berkuasa, yang memiliki jabatan untuk mencengkram orang lain, tetapi di hadapan
alam yang mengamuk, siapakah mereka ini? Walaupun kaya dan merasa diri hebat,
namun ketika alam berguncang apa yang bisa mereka lakukan?

Ayat 16 mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang berani berhadapan dengan
Anak Domba. Namun, sekarang mereka masih berani dengan Allah karena belum
genap saatnya. Maka doa kita mengatakan, �Berapa lama lagi Tuhan?� bukan
dengan motivasi dendam, tetapi dengan motivasi supaya Tuhan menyatakan
kehedakNya kepada kita.

Ayat 17 menyimpulkan bahwa sudah tiba hari besar kemurkaan dan siapakah yang
dapat bertahan? Hari itu sudah tiba, tetapi dalam proses yang terus-menerus sampai
akhirnya nanti. Ini menunjukkan kegenapan jumlah dari orang yang yang percaya.

(7) Meterai Ketujuh (Why 8). Ketika Kristus membuka materai yang ketujuh diawali
dengan sunyi senyap kira-kira setengah jam. Ini seperti suatu penantian/kegairahan
untuk mengerti materai ketujuh itu. Pembukaan Meterai yang ketujuh diawali dengan
bunyi sangkakala. Malaikat meniup sangkakala: (a) sangkakala pertama (Why 8:7). (b)
sangkakala kedua (Why 8:8-9). (c) sangkakala ketiga (Why 8:10-11). (d) sangkakala
keempat (Why 8:12-13). (d) sangkakala kelima (Why 9:1-12). (e) sangkakala keenam
(Why 8:13-21). (f) sangkakala ketujuh (Why 11:15-19). Sangkakala ketujuh bukanlah
malapetaka tetapi justru pernyataan bahwa pemerintahan atas dunia dipegang oleh
Allah kita dan oleh Dia yang diurapi-Nya.

Kesimpulan: Materai pertama adalah jaminan kemenangan. Materai ke-2 hingga ke-6
menunjukkan bencana-bencana yang terjadi. Materai ketujuh diawali dengan tujuh
sangkakala. Sangakakala 1-6 adalah bencana-bencana yang terjadi yang ditutup
dengan pernyataan kuasa dari Allah. Inilah sejarah hidup manusia, orang-orang yang
percaya kepada Kristus maupun yang tidak. Yang percaya kepada Kristus tidak
dihindarkan dari penderitaan. Tidak ada jaminan bahwa jika kita ikut Kristus kita
tidak mengalami penderitaan. Namun, yakinilah Allah berdaulat dalam segala hal yang
terjadi di dalam dunia ini. (belum dikoreksi pengkotbah - JWL)
EMPAT PENUNGGANG KUDA (2)
May 5, 2017 by hanyaanugrah
EMPAT PENUNGGANG KUDA ( WAHYU 6 )
https://www.facebook.com/dibangunkanoleh.firmannya
( Tafsiran dari Gereja Advent Hari Ketujuh )
CATATAN DARI ROTI HIDUP: TAFSIRAN yang dipaparkan dibawah ini disebut
TAFSIRAN HISTORIS . Artinya berita mengenai keempat penunggang kuda ini sudah
terjadi dalam sejarah gereja masa lalu.
Ketujuh jemaat dalam Wahyu fasal 2 dan 3 menggambarkan kebutuhan rohaniah dari
gereja sepanjang setiap abad, dan kasih karunia Yesus menolong mengatasi masalah-
masalah mereka. Ketujuh meterai menggambarkan gereja dalam kemurtadan politik
dan agama selama era Kristen. Ketujuh trompet menggambarkan penghakiman atas
gereja yang terjadi sebagai akibat dari kemurtadan.
Gereja Allah, dilambangkan oleh Kuda Putih, yang berjalan selama dua abad pertama,
yang memberitakan Injil yang murni ke seluruh dunia Romawi oleh firman Allah dan
kesyahidan. Kekristenan menaklukkan penyembahan berhala; Konstantin, Kaisar
Romawi, menerima agama Kristen dan memperkenalkan penyembahan berhala ke
dalam gereja, dan menyatukan gereja dan negara bersama-sama. Setan secara diam-
diam memperoleh apa yang dia tidak dapat lakukan melalui penganiayaan. Oleh sebab
gereja dipersatukan dengan negara, yang dilambangkan oleh kuda merah, maka gereja
mulai menganiaya orang-orang percaya yang menolak pengaturan baru ini. Suatu
perpecahan yang ditimbulkan oleh firman Allah masuk ke dalam gereja.
Kemurtadan menjadi semakin sempurna selama Abad Kegelapan, yang disimbolkan
oleh kuda hitam ketika Yesus mulai menghakimi gereja-gereja yang murtad sesuai
dengan ukuran kebenaran. Firman Allah, Roh Kudus, dan Injil yang sejati menjadi
langka. Kemunduran gereja yang mendekati sempurna terjadi selama Abad
Kegelapan, dilambangkan oleh kuda yang berwarna pucat. Maut dan Neraka
menunggang kuda dan jutaan orang Kristen yang setia mati karena iman mereka.
Namun gereja masih berada di bawah kendali Dia yang adalah pemegang kunci alam
maut dan kubur. Meterai kelima melambangkan jiwa orang-orang yang binasa yang
berada di bawah mezbah emas oleh mempertahankan Firman Allah. Darah mereka
berseru pada saat penghakiman. Mereka disebutkan beristirahat sedikit waktu, karena
penghakiman akan tiba waktunya.
Meterai keenam terbuka dan tanda-tanda kedatangan kembali Yesus mulai terjadi.
Gempa bumi Lisabon tanggal 1 Nopember 1755, Hari menjadi gelap terjadi pada
tanggal 19 Mei 1780, dan Hujan Meteor terjadi pada tanggal 13 Nopember 1833,
semuanya merupakan tanda-tanda kedatangan Kristus yang segera. Kita sekarang
hidup pada masa meterai yang keenam. Surga belum mengambil bagian, batu-batu
gunung belum runtuh. Meterai keenam berakhir dengan pertanyaan: ” Siapakah yang
sanggup bertahan ?” Hanyalah dengan pertolongan Yesus !

EMPAT PENUNGGANG KUDA


https://nubuatandankebenaran.wordpress.com/nubuatan-alkitab-dapatkah-dipahami/
4-keempat-penunggang-kuda/
TAFSIRAN LAIN DARI GEREJA ADVENT – DISANA SINI ADA SEDIKIT
PERBEDAAN DENGAN TAFSIRAN DIATAS WALAUPUN SAMA SAMA
TERMASUK KATEGORI TAFSIRAN HSITORIS

WAHYU 6:1-17 & TAFSIRANNYA


http://funkplop.blogspot.co.nz/2012/12/wahyu-61-17-tafsirannya.html
CATATAN DARI ROTI HIDUP . TAFSIRAN DIBAWAH INI BERADA DIBAWAH
KATEGORI : TAFSIRAN FUTURIS
Penggenapan berita mengenai empat penunanggan kuda baru akan terjadi dimasa
yang akan datang yaitu pada masa yang disebut sebagai masa kesusahan besar

Keenam meterai pertama dibuka

[6:1] 1 Full Life : ANAK DOMBA ITU MEMBUKA.


Nas : Wahy 6:1
Yesus Kristus sendiri (yaitu, Anak Domba itu) membuka semua meterai yang
menyingkapkan hukuman yang menghancurkan dunia (ayat Wahy 6:1,3,5,7,9,12 ).
Hukuman-hukuman itu bersifat ilahi, karena telah diserahkan ke dalam tangan Kristus
( Wahy 5:1,7 ; bd. Yoh 5:22 ). Sepanjang kitab Wahyu, hukuman berupa malapetaka
itu disebut murka Allah (ayat Wahy 6:16-17; 11:18; 14:10,19; 15:1,7; 16:1,19; 19:15 ).

[6:1] 2 Full Life : YANG PERTAMA DARI KETUJUH METERAI ITU.


Nas : Wahy 6:1
Beberapa penafsir mengartikan pembukaan meterai yang pertama itu sebagai
permulaan tujuh tahun kesengsaraan, masa depan yang penuh penderitaan dan
hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan mengarah kepada
kedatangan Kristus yang kedua kali (lih. Dan 9:27 ; bd. Yer 30:7 ; Dan 12:1 ; Wahy
6:17; 7:14 ; lihat art. KESENGSARAAN BESAR ).

Orang lain percaya bahwa meterai-meterai ini menggambarkan masa tiga setengah
tahun terakhir dari tujuh tahun kesengsaraan, yang sering disebut kesengsaraan besar.
Ada lagi orang lain yang melihatnya sebagai awal dari hukuman Allah menjelang akhir
masa itu. Hukuman Allah dinyatakan dalam rentetan-rentetan peristiwa yang
berurutan. Rentetan yang pertama adalah tujuh meterai itu (pasal Wahy 6:1-17 ); yang
kedua, tujuh sangkakala hukuman (pasal Wahy 8:1-9:21; 11:15-19 ); dan ketiga,
“ketujuh cawan murka Allah” (pasal Wahy 16:1-21 ; lihat cat. –> Wahy 8:1 ). [atau ref.
Wahy 8:1 ]

[6:2] 3 Full Life : SEEKOR KUDA PUTIH.


Nas : Wahy 6:2
Empat orang yang menunggang kuda keluar sementara keempat meterai yang pertama
dibuka (bd. Za 1:8-17; 6:1-8 ), melambangkan hukuman Allah atas sistem dunia yang
telah rusak dan jahat serta orang-orang yang tidak mengenal Allah. Penunggang kuda
putih itu dianggap oleh banyak penafsir Alkitab sebagai antikristus ( 1Yoh 2:18 ),
penguasa dunia yang akan datang yang akan memulai kegiatannya pada permulaan
masa tujuh tahun terakhir itu
(lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS ).
Ia diizinkan Allah untuk menipu semua orang yang menentang Kristus.
Kemenangannya yang mula-mula akan dicapainya tanpa peperangan yang terbuka,
sebab damai sejahtera diambil dari bumi mulai dengan penunggang kuda yang kedua
(ayat Wahy 6:4 ; bd. Dan 9:26-27 ; 1Tes 5:3 ). Di lain pihak, semua penunggang kuda
yang lain merupakan personifikasi, sehingga penunggang kuda putih itu barangkali
hanya melambangkan kemenangan atau suatu roh yang kuat dari antikristus yang
dilepaskan pada akhir zaman.

[6:4] 4 Full Life : KUDA … MERAH PADAM.


Nas : Wahy 6:4
Kuda merah padam itu dan penunggangnya melambangkan perang dan kematian
dahsyat, yang diizinkan Allah ketika mendatangkan murka-Nya ke atas bumi (bd. Za
1:8; 6:2 ). Masa kesengsaraan itu akan merupakan masa kekerasan, pembunuhan, dan
peperangan.

[6:5] 5 Full Life : SEEKOR KUDA HITAM.


Nas : Wahy 6:5
Kuda hitam dan penunggangnya itu melambangkan kelaparan yang besar (bd. Yer
4:26-28 ; Rat 4:8-9; 5:10 ). Kebutuhan-kebutuhan pokok bagi kehidupan akan langka
dan harga-harga barang akan sangat tinggi; bala kelaparan akan menyebar ke seluruh
dunia. Minyak dan anggur itu menunjuk kepada pohon zaitun dan pokok anggur, yang
tidak mengalami kerusakan oleh musim kering sebanyak tumbuh-tumbuhan berbiji.
Walaupun kelaparan telah terjadi sepanjang zaman gereja ( Mat 24:7 ), bagian ini
berkaitan dengan suatu kelaparan khusus selama masa kesengsaraan.

[6:8] 6 Full Life : SEEKOR KUDA HIJAU KUNING.


Nas : Wahy 6:8
Kuda hijau kuning dan penunggangnya yang bernama Maut itu melambangkan
peningkatan kedahsyatan perang, kelaparan, kematian, malapetaka, penyakit, dan
binatang-binatang jahat. Hukuman ini akan begitu dahsyat sehingga seperempat
penduduk dunia akan terbunuh.

PENAFSIRAN
Kitab Wahyu ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun
para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu
banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang
beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran
penafsiran yang besar.
(1) Penafsiran _preterist_ ( pandangan masa lampau) memandang kitab ini dan
nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari
kekaisaran Romawi, kecuali untuk pasal 19-22 (Wahy 19:1–22:21), yang masih
menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang.

(2) Penafsiran _Historis _ (pendekatan sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai


suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes
sampai pada zaman akhir. Peristiwa peristiwa dari Wahyu itu sudah terjadi, masih
terjadi dan masih akan terjadi.
(3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-
lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani
tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa
menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah. Pandangan ini
menekankan makna spiritual di balik pewartaan Kitab Wahyu. Penglihatan-
penglihatan yang dipaparkan dalam kitab ini dipahami sebagai ungkapan kebenaran
rohani yang kekal, yang selalu dinyatakan di sepanjang sejarah. Penafsiran ini disebut
juga sebagai penafsiran spiritual.
(4) Penafsiran _futurist_ (pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22
(Wahy 4:1–22:21) sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang
hanya akan terjadi pada akhir zaman.

BACA SELENGKAPNYA DI METODE PENAFSIRAN KITAB WAHYU


http://mengerti-alkitab.blogspot.co.nz/2011/11/metode-penafsiran-kitab-wahyu.html

BANDINGKAN ARTIKEL ROTI HIDUP TERBITAN 7 DESEMBER 2016

EMPAT PENUNGGANG KUDA


THURSDAY, 6 DECEMBER 2012
WAHYU 6:1-17 & TAFSIRANNYA

Keenam meterai pertama dibuka

1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu,
dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara
bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
2 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah
mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk
yang kedua berkata: "Mari!"
4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang
menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas
bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang
yang besar.
5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk
yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam
dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu
berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah
rusakkan minyak dan anggur itu."
7 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara
makhluk yang keempat berkata: "Mari!"
8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang
menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada
mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang,
dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
9 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah
mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh
karena kesaksian yang mereka miliki.
10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya
Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan
darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada
mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap
jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama
seperti mereka.
12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam,
sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam
bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-
orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka
bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu:
"Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di
atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
17 Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

TAFSIRAN AYAT DIATAS

[6:1] 1 Full Life : ANAK DOMBA ITU MEMBUKA.


Nas : Wahy 6:1
Yesus Kristus sendiri (yaitu, Anak Domba itu) membuka semua meterai yang
menyingkapkan hukuman yang menghancurkan dunia (ayat Wahy 6:1,3,5,7,9,12 ).
Hukuman-hukuman itu bersifat ilahi, karena telah diserahkan ke dalam tangan Kristus
( Wahy 5:1,7 ; bd. Yoh 5:22 ). Sepanjang kitab Wahyu, hukuman berupa malapetaka
itu disebut murka Allah (ayat Wahy 6:16-17; 11:18; 14:10,19; 15:1,7; 16:1,19; 19:15 ).
[6:1] 2 Full Life : YANG PERTAMA DARI KETUJUH METERAI ITU.
Nas : Wahy 6:1
Beberapa penafsir mengartikan pembukaan meterai yang pertama itu sebagai
permulaan tujuh tahun kesengsaraan, masa depan yang penuh penderitaan dan
hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan mengarah kepada
kedatangan Kristus yang kedua kali (lih. Dan 9:27 ; bd. Yer 30:7 ; Dan 12:1 ; Wahy
6:17; 7:14 ;
lihat art. KESENGSARAAN BESAR ).
Orang lain percaya bahwa meterai-meterai ini menggambarkan masa tiga setengah
tahun terakhir dari tujuh tahun kesengsaraan, yang sering disebut kesengsaraan besar.
Ada lagi orang lain yang melihatnya sebagai awal dari hukuman Allah menjelang akhir
masa itu. Hukuman Allah dinyatakan dalam rentetan-rentetan peristiwa yang
berurutan. Rentetan yang pertama adalah tujuh meterai itu (pasal Wahy 6:1-17 ); yang
kedua, tujuh sangkakala hukuman (pasal Wahy 8:1-9:21; 11:15-19 ); dan ketiga,
"ketujuh cawan murka Allah" (pasal Wahy 16:1-21 ;
lihat cat. --> Wahy 8:1 ).
[atau ref. Wahy 8:1 ]
[6:2] 3 Full Life : SEEKOR KUDA PUTIH.
Nas : Wahy 6:2
Empat orang yang menunggang kuda keluar sementara keempat meterai yang pertama
dibuka (bd. Za 1:8-17; 6:1-8 ), melambangkan hukuman Allah atas sistem dunia yang
telah rusak dan jahat serta orang-orang yang tidak mengenal Allah. Penunggang kuda
putih itu dianggap oleh banyak penafsir Alkitab sebagai antikristus ( 1Yoh 2:18 ),
penguasa dunia yang akan datang yang akan memulai kegiatannya pada permulaan
masa tujuh tahun terakhir itu
(lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS ).
Ia diizinkan Allah untuk menipu semua orang yang menentang Kristus.
Kemenangannya yang mula-mula akan dicapainya tanpa peperangan yang terbuka,
sebab damai sejahtera diambil dari bumi mulai dengan penunggang kuda yang kedua
(ayat Wahy 6:4 ; bd. Dan 9:26-27 ; 1Tes 5:3 ). Di lain pihak, semua penunggang kuda
yang lain merupakan personifikasi, sehingga penunggang kuda putih itu barangkali
hanya melambangkan kemenangan atau suatu roh yang kuat dari antikristus yang
dilepaskan pada akhir zaman.
[6:4] 4 Full Life : KUDA ... MERAH PADAM.
Nas : Wahy 6:4
Kuda merah padam itu dan penunggangnya melambangkan perang dan kematian
dahsyat, yang diizinkan Allah ketika mendatangkan murka-Nya ke atas bumi (bd. Za
1:8; 6:2 ). Masa kesengsaraan itu akan merupakan masa kekerasan, pembunuhan, dan
peperangan.
[6:5] 5 Full Life : SEEKOR KUDA HITAM.
Nas : Wahy 6:5
Kuda hitam dan penunggangnya itu melambangkan kelaparan yang besar (bd. Yer
4:26-28 ; Rat 4:8-9; 5:10 ). Kebutuhan-kebutuhan pokok bagi kehidupan akan langka
dan harga-harga barang akan sangat tinggi; bala kelaparan akan menyebar ke seluruh
dunia. Minyak dan anggur itu menunjuk kepada pohon zaitun dan pokok anggur, yang
tidak mengalami kerusakan oleh musim kering sebanyak tumbuh-tumbuhan berbiji.
Walaupun kelaparan telah terjadi sepanjang zaman gereja ( Mat 24:7 ), bagian ini
berkaitan dengan suatu kelaparan khusus selama masa kesengsaraan.
[6:8] 6 Full Life : SEEKOR KUDA HIJAU KUNING.
Nas : Wahy 6:8
Kuda hijau kuning dan penunggangnya yang bernama Maut itu melambangkan
peningkatan kedahsyatan perang, kelaparan, kematian, malapetaka, penyakit, dan
binatang-binatang jahat. Hukuman ini akan begitu dahsyat sehingga seperempat
penduduk dunia akan terbunuh.
[6:9] 7 Full Life : DIBUNUH OLEH KARENA FIRMAN ALLAH.
Nas : Wahy 6:9
Ketika meterai yang kelima dibuka, Yohanes melihat apa yang sedang terjadi di sorga.
Mereka yang "dibunuh oleh karena Firman Allah" adalah mereka yang mati syahid
demi iman mereka dalam Kristus dan kebenaran Firman-Nya.
1. 1) Mereka diminta untuk bersabar, karena masih ada banyak orang lain lagi
yang akan mati karena iman mereka (bd. Wahy 7:13-14; 13:15 ; Wahy 18:24 ; Wahy
20:4 ).
2. 2) Masa kesengsaraan akan menjadi masa penganiayaan yang dahsyat bagi
mereka yang menerima Injil dan tinggal setia kepada Allah dan Firman-Nya
(lihat cat. --> Wahy 3:10 ;
lihat cat. --> Wahy 7:9 ;
lihat cat. --> Wahy 14:6 ).
[atau ref. Wahy 3:10; 7:9; 14:6 ]
Barangkali semua orang yang telah mati syahid pada zaman yang lampau
termasuk di antara mereka yang berada di bawah mezbah itu.
[6:10]  Full Life : MENGHAKIMI DAN ... MEMBALASKAN DARAH KAMI.

Nas : Wahy 6:10


Mereka yang ada di sorga berdoa supaya orang jahat yang telah menolak Allah dan
membunuh para pengikut-Nya akan dijatuhi hukuman ilahi. Adakalanya Allah
menuntun umat-Nya untuk berdoa agar keadilan menang, kejahatan dihancurkan,
kebenaran akan ditegakkan di bumi, dan Kristus ditinggikan atas semua yang melawan
Dia. Doa itu bukanlah demi pembalasan dendam pribadi, karena itu terbit dari rasa
kepedulian bagi Allah, kebenaran, dan penderitaan umat-Nya.
[6:11] 9 Full Life : SAUDARA-SAUDARA ... YANG AKAN DIBUNUH.
Nas : Wahy 6:11
Beberapa orang akan diberikan peluang untuk diselamatkan selama masa
kesengsaraan itu, yaitu mereka yang ada di bumi yang tidak pernah mendengar atau
mengerti Injil secukupnya. Tetapi, mereka yang telah mendengar Injil sebelum
keangkatan gereja, namun tetap hidup dalam dosa tidak akan diberikan kesempatan
lagi untuk menerima keselamatan setelah gereja diangkat dari dunia
(lihat art. KEANGKATAN GEREJA ).
Allah akan mendatangkan kesesatan atas mereka, sehingga mereka tidak akan pernah
bisa percaya lagi
(lihat cat. --> 2Tes 2:10 ;
lihat cat. --> 2Tes 2:11 ;
lihat cat. --> 2Tes 2:12 ).
[atau ref. 2Tes 2:10-12 ]
[6:12] 10 Full Life : GEMPA BUMI YANG DAHSYAT.
Nas : Wahy 6:12
Bencana hukuman Allah yang dilukiskan di sini meliputi suatu goncangan dunia secara
fisik, pergolakan alam semesta, dan kegelapan hebat serta kengerian bagi penduduk
bumi (ayat Wahy 6:15-17 ; bd. Yes 34:4 ; Yoel 2:30-31 ; Hag 2:6 ; Mat 24:29 ). Ini
belum akhir dari kesengsaraan itu. Masih ada meterai yang ketujuh (pasal Wahy 8:1-
13 ).
[6:16] 11 Full Life : RUNTUHLAH MENIMPA KAMI.
Nas : Wahy 6:16
Orang-orang berdosa yang tertinggal setelah orang percaya diangkat dari bumi untuk
bertemu Tuhan di angkasa ( 1Tes 4:17 ) akan mengalami ketakutan dan keputusasaan
yang hebat sementara mereka berusaha untuk lari dan bersembunyi.
[6:16] 12 Full Life : MURKA ANAK DOMBA ITU.
Nas : Wahy 6:16
Murka Anak Domba yang dilukiskan dalam pasal Wahy 6:1-19:21 harus menyiagakan
seluruh pembaca untuk melihat sejauh mana Allah membenci dosa, percabulan, dan
kejahatan yang tidak mau bertobat. Murka ini sama dengan murka Allah (bd. Wahy
15:7 ;
lihat cat. --> Rom 1:18 ;
lihat cat. --> Ibr 1:9 ).
[atau ref. Rom 1:18 ; Ibr 1:9 ]
Orang yang setia dari jemaat-jemaat Kristus tidak ditetapkan untuk mengalami murka
Allah ( 1Tes 5:9 ), karena Yesus telah berjanji untuk meluputkan mereka dari murka
yang akan datang
(lihat cat. --> Wahy 3:10 ;
lihat cat. --> 1Tes 1:10 ;
[atau ref. Wahy 3:10 ; 1Tes 1:10 ]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA )

TETAP SETIA, TAAT PADA TUHAN & JANGAN TINGGALKAN TUHAN


GBU

Sumber : http://alkitab.mobi/tb/Why/6/
              http://alkitab.sabda.org
Wahyu 6:1-8
2018-12-22/LUKASLEO
「Memandang Bencana di Bumi dari Perspektif Akhir Zaman」

Oleh 吳慧儀 (Wú Huì Yí) Alliance Bible Seminary H.K.

(Why. 6:1-8 [ITB])


1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu,
dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara
bagaikan bunyi guruh: 「Mari!」 2 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya
dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut
kemenangan.
3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk
yang kedua berkata: 「Mari!」 4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah
padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai
sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya
dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk
yang ketiga berkata: 「Mari!」 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. 6
Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata:
「Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan
minyak dan anggur itu.」
7 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara
makhluk yang keempat berkata: 「Mari!」 8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada
seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan
kerajaan maut mengikutinya.
Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh
dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang
buas yang di bumi.

Anak Domba membuka empat meterai pertama, keluar empat kuda, putih, merah
padam, hitam, hijau kuning, yang duduk di atas kuda adalah 「utusan bencana」,
mendatangkan bencana yang menakutkan! Empat kuda diantaranya merah padam,
hitam, hijau kuning mewakili makna yang sangat jelas: penunggang kuda merah
padam adalah simbol datangnya perang dan pembunuhan (Why. 6:3-4); penunggang
kuda hitam adalah simbol datangnya kelaparan (Why. 6:5-6); penunggang kuda hijau
kuning adalah simbol datangnya wabah yang membawa orang ke dalam kematian
(Why. 6:7-8). Adapun apa yang dilambangkan oleh kuda putih, terdapat perbedaan
pendapat (Why. 6:2). Beberapa orang berpikir bahwa penunggang kuda putih adalah
Kristus, karena menurut Wahyu pasal 19, ketika Kristus datang adalah menunggang
kuda putih (Why. 19:11); di samping itu, ada yang berpendapat bahwa penunggang
kuda putih adalah Antikristus, karena tangannya memegang busur panah, mirip
dengan si iblis Gog (lih. Yeh. 39:1-3), dan Gog dianggap sebagai pre-simbol Antikristus.
Namun, tak satu pun dari kedua penjelasan tersebut mempertimbangkan teks di
bawahnya, yaitu konsistensi penjelasan atas keempat kuda.

Faktanya, perang, kelaparan, dan wabah adalah bencana umum dalam sejarah. Dalam
latar belakang saat kitab ditulis, sebuah bencana yang jelas adalah orang Parthian yang
ada diperbatasan Kekaisaran Romawi, mereka mahir menarik busur dan memanah
dari atas kuda, begitu mereka menyerang akan mengakibatkan masa sulit bagi rakyat,
sehingga lebih tepat kuda putih diartikan sebagai bencana tentara musuh di
perbatasan. Empat kuda tersebut semuanya adalah pembawa bencana kepada bumi;
konsistensi ini bisa dilihat pada kalimat terakhir dari perikop ini yang menyimpulkan:
seperempat dari bumi dibunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan
dengan binatang-binatang buas yang di bumi (Why. 6:8).

Kita tidak merasa asing dengan semua jenis bencana yang digambarkan Alkitab, sebab
perang, kelaparan, wabah, adalah apa yang sering terjadi di zaman ini, orang-orang
yang pernah mengalami bencana akan berlipatganda merasa betapa nyatanya apa yang
ditulis di perikop ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada garis utama dalam
perikop ini yang menunjukkan bahwa dalam kedaulatan-Nya Tuhan selalu memegang
kuasa kendali atas segalanya. Pertama, sebelum empat kuda keluar, ada suara
bagaikan bunyi guruh dari keempat makhluk itu berkata: 「Mari!」 (Why. 6:1, 3, 5, 7)
dan kemudian kuda itu keluar. Dalam kitab Wahyu, suara guruh berasal dari tahta
Allah, dan bencana juga terjadi setelah ada izin dari Allah. Juga busur, mahkota, pisau,
kuasa, dari penunggang kuda itu adalah 「diberikan」 kepadanya (Why. 6:2, 4, 7).
Dengan kata lain, mereka semua adalah makhluk ciptaan, bukan diri mereka sendiri
memiliki kekuatan, tetapi merupakan pemberian, tentu saja mereka bukan pemegang
kuasa tertinggi. Ini sangat penting, karena kekuatan jahat sebenarnya ada dalam
kendali di perjalanan sejarah, dan akhirnya mereka akan menerima penghakiman dan
dimusnahkan.

Kitab Wahyu memakai perspektif hari akhir untuk melihat dan mendeskripsikan
bencana-bencana ini, sehingga ketika Anak Domba membuka tujuh meterai, itu bukan
berarti bahwa Anak Domba yang menyebabkan bencana, pada kenyataan telah lama
terjadinya bencana, sudah berkecamuk di dunia sejak kejatuhan manusia, tetapi Anak
Domba adalah penguasa kemenangan akhir zaman, dan dengan demikian Ia juga
memegang kendali atas proses menuju akhir zaman. Menyusul satu per satu meterai
dibuka, penghakiman terakhir dan keselamatan sedang datang, yaitu: akhir sudah
terlihat.

Karena itu, bagian ini tidak membuat kita hanya panik dan takut. Memang, kita harus
mempersiapkan hati terhadap bencana yang berbahaya, tetapi juga hendaknya
mengenal bahwa Allah yang memegang kuasa, dan bahwa Yesus Kristus telah menang,
maka mohon Tuhan untuk memberikan kita iman dan keberanian untuk
menghadapinya. Penderitaan hidup adalah ujian, untuk melihat apakah kita bersedia
mengikuti Yesus dalam penderitaan berbahaya, memberikan kesaksian yang indah,
serta bersama Anak Domba memperoleh kemenangan di hari akhir.

Renungkan:
Dalam seminggu terakhir, atau sebulan, bencana apa yang telah terjadi di dunia ini?
Sudahkah saya berdoa untuk para korban atau memberi mereka bantuan? Mohon
Tuhan berbelas kasih dan membantu mereka.

Apakah saat ini saya menghadapi bencana? Jika ya, bagaimana saya dapat membuat
kesaksian yang baik dalam penderitaan? Jika tidak, penderitaan apa yang akan saya
hadapi dalam waktu dekat? Atau dalam seumur hidup saya, bencana apa yang akan
menimpa saya? Bagaimana saya bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi
semuanya? Mohon Tuhan berbelas kasih dan membantu saya.

Renungan pemahaman Kitab Wahyu (klik untuk membuka)

Renungan pemahaman Surat atau Kitab yang lain (klik untuk membuka)
Diterjemahkan dari 「爾道自建 Ěr Dào Zì Jiàn」, tema Kitab Wahyu 1 – 10 ditulis
oleh 吳慧儀 (Wú Huì Yí) yang dipublikasi pada bulan Desember 2018, merupakan hak
cipta (copyright) Alliance Bible Seminary H.K (建道神學院 Jiàn Dào Shén Xué Yuàn).

Matthew Henry: Why 6:1-2 - Meterai Pertama Dibuka

 Sekarang kita akan bertolak ke tempat yang dalam, dan tugas kita bukan untuk
mengukurnya, melainkan terlebih untuk menebarkan jala supaya mendapat
tangkapan. Kita hanya akan menyinggung apa yang terlihat paling jelas. Dalam pasal
ini, enam dari tujuh meterai dibuka, dan penglihatan-penglihatan yang menyertainya
diceritakan. Meterai pertama dalam ayat 1-2, meterai kedua dalam ayat 3-4, meterai
ketiga dalam ayat 5-6, meterai keempat dalam ayat 7-8, meterai kelima dalam ayat 9-
11, dan meterai keenam dalam ayat 12-13, dst.

Meterai Pertama Dibuka (6:1-2)

 Kristus, Anak Domba, membuka meterai yang pertama. Kita mendapati


penglihatan itu sendiri (ay. 2).
o 1. Tuhan Yesus tampil dengan menunggang kuda putih.
o 2. Ia memegang sebuah panah di tangan-Nya. Teguran-teguran firman
Allah yang dengan tegas menyatakan kesalahan kita adalah panah-panah
yang tajam, yang dapat mengenai sasaran dari kejauhan.
o 3. Kepada-Nya diberikan sebuah mahkota. Ketika Kristus hendak pergi
berperang, orang akan mengira sebuah ketopong lebih sesuai bagi-Nya
daripada sebuah mahkota. Tetapi mahkota diberikan kepada-Nya
sebagai tanda kemenangan.
o 4. Ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Selama jemaat
terus berjuang, Kristus akan senantiasa merebut kemenangan. Ia
menaklukkan musuh-musuh-Nya dalam diri umat-Nya. Dosa-dosa
mereka adalah musuh-musuh mereka dan musuh-musuh-Nya. Apabila
Kristus datang dengan kuasa ke dalam jiwa mereka, Ia mulai
menaklukkan musuh-musuh ini. Dan Ia terus menaklukkan, dalam karya
pengudusan yang terus dikerjakan-Nya, sampai Ia memperoleh bagi kita
kemenangan yang seutuhnya. Dan Ia menaklukkan musuh-musuh-Nya di
dunia, yaitu orang-orang fasik. Kemajuan dan keberhasilan Injil Kristus
di dunia adalah pemandangan yang mulia, yang patut untuk dipandang.
Pekerjaan-pekerjaan Kristus tidak dilakukan dalam waktu yang
seketika. Kita cenderung berpikir bahwa, apabila Injil maju, ia pasti
akan menyapu bersih seluruh dunia di hadapannya, tetapi sebaliknya, ia
justru sering menghadapi perlawanan, dan bergerak perlahan-lahan.
Kristus akan melakukan pekerjaan-Nya sendiri dengan berhasil, dalam
waktu-Nya dan cara-Nya sendiri.

SH: Why 6:1-17 - Sang Anak Domba menghakimi (Kamis, 11 Agustus 2005)


Sang Anak Domba menghakimi
Yohanes telah menguatkan Gereja yang sedang menderita bahwa Kristus sudah
memerintah di atas para penguasa dunia (pasal 1-2). Dalam pasal 4-5, Gereja
dikuatkan bahwa melalui penderitaan Kristus menang dan karena-Nya Gereja
menerima kemenangan. Kini Kristus yang menang itu, bertindak membuka keenam
meterai pertama yang berisi berbagai hukuman atas dunia ini. Akibatnya terjadi
kekacauan dalam dunia yang diungkapkan dengan "saling gigit" dan membinasakan
sebagai dampak pemerintahan dan hukuman Kristus.
Keempat meterai pertama dilambangkan oleh empat ekor kuda pembawa berbagai
malapetaka. Keempat malapetaka itu bisa terjadi serempak atau berurutan. Kuda
keempat yang menyimpulkan semua malapetaka itu adalah Maut yang datang
menimpa penduduk dunia. Kuda pertama dan terakhir memberitahukan bahwa
manifestasi hukuman dari Allah itu adalah malapetaka alam dan manusia pengikut
sebagai alat si jahat. Sebagai Raja, Kristus kini memurnikan orang beriman dan
menghukum mereka yang tidak tunduk kepada-Nya melalui alat-alat penyebar petaka
tersebut.
Seperti pemimpin mereka yang telah dibantai (Why. 5:6), para martir telah dibunuh
karena iman mereka akan firman Allah dan kesaksian hidup mereka (Why. 6:9). Bagi-
Nya, penderitaan umat-Nya bernilai mulia bagaikan kurban di mezbah. Penderitaan
karena iman adalah jalan menuju kemenangan dan ungkapan kurban untuk kemuliaan
Dia yang lebih dulu berkorban bagi kita. Dia yang telah menang dan memerintah
dalam kemuliaan, mendengar doa-doa umat-Nya dan membela mereka. Dia tidak
membiarkan begitu saja pengurbanan umat-Nya yang tekun dalam iman dan
penderitaan, tetapi Ia bertindak menghukum kejahatan para penyebab penderitaan itu
(ayat 12-17). Dia yang telah mencurahkan darah-Nya untuk umat-Nya, akan membela
mereka yang karena iman kepada-Nya rela mencurahkan darah mereka.
Responsku: ________________________________________________________________
__________________________

SH: Why 6:1-17 - Allah mengendalikan sejarah manusia. (Jumat, 1 November 2002)


Allah mengendalikan sejarah manusia.
Wahyu pasal 6 ini banyak menimbulkan perdebatan, khususnya tentang penunggang
kuda putih (ayat 2). Ada yang beranggapan bahwa penunggang kuda putih itu adalah
Kristus yang sedang menyatakan kemenangan Injil di dunia (ayat 10). Penjelasan ini
memang menarik, karena topik ini juga muncul di pasal 19, tetapi tidak begitu saja
dapat diterima. Ada dua penjelasan yang dapat menggugurkan pendapat tersebut.
Pertama, yang membuka meterai adalah Kristus, dan Yohanes tidak melihat bahwa
penunggang kuda putih adalah Kristus. Artinya, sulit untuk diterima bahwa Kristus
hadir dalam dua rupa serempak, sebagai Anak Domba yang membuka meterai-meterai
dan sebagai penunggang kuda. Kedua, berdasarkan analisa pertama, maka banyak
penafsir melihat bahwa kuda putih itu suatu hukuman. Pendapat ini disejajarkan
dengan pendapat tentang keempat kuda lainnya yang melambangkan kekuatan-
kekuatan kejahatan. Pada intinya, semua meterai yang dibukakan Anak Domba itu
memaparkan tentang dunia yang mengalami konflik dan penderitaan dahsyat. Hal ini
sejajar dengan khotbah Yesus yang mengajarkan kepada kita bahwa sebelum
kedatangan-Nya kembali, akan datang bencana-bencana menimpa dunia (bdk. Mat.
24, Mrk. 13, Luk. 21). Jelaslah bahwa segala bencana ini adalah berbagai bentuk
penghakiman atau hukuman Allah atas dunia yang berdosa. Namun, dalam
penglihatan Yohanes selanjutnya, ternyata ada orang-orang yang terbebas dari
penghakiman dan penghukuman Allah. Mereka adalah para saksi Kristus yang setia
yaitu para martir. Mereka adalah orang-orang yang berani menanggung kesulitan
karena kesetiaan kepada Allah, orang-orang yang hidupnya dikorbankan kepada
Allah.
Ada dua hal yang harus kita ingat. Pertama, bahwa Kristus yang mengikhtiarkan
keselamatan manusia, dapat menjadi murka dan menghukum. Kedua, bila kini kita
harus menanggung kesulitan karena kesetiaan kita kepada Allah, ingatlah bahwa Dia
setia.
Renungkan:
Hiduplah seperti para martir yang demi mempertahankan kesetiaan kepada Allah rela
menderita, bahkan sampai mati.

Utley: Why 6:1-2
NASKAH NASB (UPDATED): Wahy 6:1-2
1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh
meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata
dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!" 2 Dan aku melihat: sesungguhnya,
ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah
dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang
untuk merebut kemenangan.

Wahy 6:1 "Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari
ketujuh meterai itu" Ayat ini menunjukkan hubungan antara pasal Wahy 5; 6.
Meterai ini dibuka sebelum kitab dibaca, maka, banyak penterjemah
mengasumsikan bahwa itu adalah wakil dari masalah yang terjadi pada segala
masa (lih.Mat 24:6-12). Namun, karena intensitas penghakiman bertumbuh,
beberapa melihat ini sebagai persiapan segera ke akhir zaman. Berikut adalah arti
interpretatif antara kerajaan sebagai PRESENT dan FUTURE. Ada fluiditas
dalam Perjanjian Baru antara "sudah" dan "belum". Kitab Wahyu itu sendiri
menggambarkan arti ini. Ditulis untuk orang percaya yang dianiaya di abad
pertama (dan setiap abad) dan belum secara profetis ditujukan pada generasi
terakhir orang percaya. Kesengsaraan itu umum di setiap zaman!
Meterai ketujuh adalah tujuh sangkakala dan sangkakala ketujuh adalah
ketujuh cawan. Seperti telah dicatat, masing-masing lebih intensif daripada
sebelumnya. Dua hal yang pertama adalah untuk tujuan penebusan. Namun
bagi saya, meterai keenam dan sangkakala keenam menggambarkan akhir
zaman. Oleh karena itu, sinkron secara alami dan tidak secara kronologis
berurutan.
Kedua yang Datang dibahas tiga kali, pada akhir meterai (lih.Wahy 6:12-17)
dan sangkakala (lih.Wahy 11:15-18), dan tidak hanya pada akhir cawan
di Wahy 16:17-21 dan dalam bab Wahy 19:11-21. Ini adalah pola struktur kitab
ini. Ini adalah drama apokaliptik dalam beberapa Kisah para rasul! Lihat
Pengantar Wahyu, C., hal 10.
□ "dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan
suara bagaikan bunyi guruh:" Keempat makhluk hidup, seperti para tua-tua,
adalah tingkat penciptaan malaikat. Suara seperti guruh ini, juga disebutkan
dalam Wahy 14:2; 19:6.
□ "'Mari'" Istilah ini berarti "datang" atau "maju". naskah Yunani kuno
Sinaiticus uncial (‫ )א‬menambahkan "dan lihat" (lih.KJV), tetapi Alexandrinus
(A) hanya mencatat "mari". Dalam konteks ini perintah tersebut (PRESENT
IMPERATIVE) tidak merujuk kepada Yohanes atau jemaat, tapi kepada
keempat penunggang kuda (lih.Wahy 6:3,5,7).

Wahy 6:2 "Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih " Konteks ini
merupakan acuan kepada Za 1:8 (empat kuda) Za 6:1-8 (empat kereta). Ada
banyak diskusi tentang identitas penunggang kuda ini. Berbagai penafsiran-jauh
dari Yesus ke anti-Kristus. Dengan kebingungan seperti itu, dogmatisme adalah
tidak pantas. Beberapa percaya bahwa hal itu merujuk kepada Kristus karena
deskripsi serupa yang ditemukan dalam Wahy 19:11-21, namun tampaknya yang
menjadi kemiripan hanya warna kuda. Orang lain melihat ini sebagai referensi
untuk penyebaran Injil. Hal ini karena mereka melihat pasal-pasal ini paralel
dengan wacana Olivet dari Mat 24; Mr 13, dan Luk 21. Oleh karena itu, ini
diasumsikan menjadi acuan untuk Mat 24:14 dan Mr 13:10.
Sudah diusulkan, berdasarkan Yeh 39, hal ini berhubungan dengan Gog
memimpin pasukan melawan umat Allah. Melambangkan akhir zaman anti-
Kristus (lih.2Tes 2). Tampaknya sangat tidak biasa bahwa malaikat bisa
memerintahkan Yesus untuk datang. Meskipun Yesus mengenakan mahkota di
pasal Wahy 6; 19, kata- kata Yunani untuk menggambarkan mahkota ini
berbeda. Di sana, Yesus disebut "setia dan benar," tapi tidak di sini.
Penunggang pemenang tidak dijelaskan sama sekali. Penunggang ini
digambarkan memiliki panah dalam pasal Wahy 6, tapi di pasal Wahy 19,
Kristus memiliki pedang bermata dua dalam mulut-Nya, sehingga kesamaannya
jauh dibayangi oleh perbedaan. Mungkin hanyalah salah satu dari malapetaka
dari Perjanjian Lama. Malapetaka ini, yang merupakan acuan kepada Im
26 dan Yeh 14:21, telah dijabarkan dalam ay Wahy 6:8. Putih bukan hanya
sebuah simbol warna untuk kebenaran, tetapi juga simbol dari kemenangan
militer Romawi. jenderal Romawi yang telah menang dalam pertempuran
berkuda dalam kereta melalui jalan-jalan di Roma ditarik oleh empat kuda
putih.
□ "dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah" Panah adalah
senjata pilihan yang ditakuti pemanah gunung dari gerombolan Parthia (yang
menunggang kuda putih). Panah ini sering digunakan dalam PL untuk
menggambarkan YHWH sebagai prajurit (lih.Mazm 45:4-5; Yes 41:2; 49:2-
3; Hab 3:9; Za 9:13 dan mungkin Kej 9:13). Ada juga contoh YHWH
menghakimi bangsa-bangsa lain dalam metafora Dia mematahkan panah
mereka (lih. Mazm 46:9; Yer 51:56 dan Hos 1:5).
□ "dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota" Ini adalah mahkota
"Stephanos", yang berarti mahkota pemenang, sementara yang disebutkan
dalam Wahy 19:11 Kristus adalah "Diadema," sebuah mahkota kerajaan.
□ "Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan" Simbol dalam
ayat Wahy 6:1 adalah perang dan penaklukan. Karena penunggang kuda
pertama dan kedua dijelaskan dengan tujuan yang sama, beberapa orang
melihat yang pertama sebagai perang penaklukan dan yang kedua sebagai
perang saudara. Ini adalah spekulasi, tetapi dua kuda entah bagaimana adalah
paralel.

Renungan Hari Ini: Kuasai Tiga Prinsip sehingga Kehidupan Rohani Anda Mencapai
Hasil
11 Agustus 2020
Isi
1. Berfokus pada Menenangkan Dirimu Sendiri di Hadapan Tuhan dalam
Perenungan
2. Berfokus pada Merenungkan Firman Tuhan dalam Perenungan
3. Pikirkan Masalah dan Kesulitan Nyata dalam Perenunganmu

Pernahkah engkau dihadapkan dengan kebingungan ini, bahwa meskipun engkau


melakukan perenungan dan berdoa setiap hari, engkau tetap belum mendapatkan
banyak hal apa pun atau merasa tergerak? Mengapa demikian? Bagaimana kita bisa
mendapatkan hasil dari renungan harian kita? Asalkan kita mengikuti tiga prinsip
penerapan di bawah ini, kita dapat meningkatkan apa yang kita dapatkan dari
kehidupan rohani kita dan kita akan bertumbuh lebih cepat dalam kehidupan.

1. Berfokus pada Menenangkan Dirimu Sendiri di Hadapan Tuhan dalam Perenungan

Menemukan pendekatan yang tepat untuk perenungan diperlukan agar kehidupan


rohani kita menghasilkan buah. Pertama, kita harus menenangkan diri kita sendiri di
hadapan Tuhan. Semakin kita melakukan ini, semakin mudah untuk mendapatkan
pencerahan dan penerangan Roh Kudus. Jika kita tidak mampu menenangkan diri
kita, maka ketika membaca firman Tuhan, kita masih memiliki hal-hal di pikiran kita
seperti pekerjaan, sekolah, dan keluarga. Kemudian akhirnya kita hanya melakukan
perenungan dengan asal-asalan dan tanpa antusiasme atau komitmen apa pun dan
sekadar memenuhi tuntutan Tuhan dalam perenungan kita karena kita tidak semata-
mata berfokus pada menyembah Tuhan dan berdoa lalu membaca firman-Nya. Itu
membuat kita tidak mungkin menerima pencerahan apa pun dari Roh Kudus, bahkan
jika kita memahami arti harfiah firman Tuhan.

Firman Tuhan berkata: "Kehidupan rohani yang normal adalah kehidupan yang
dijalani di hadapan Tuhan. Ketika berdoa, orang dapat menenangkan hatinya di
hadapan Tuhan, dan melalui doa, dia dapat mencari pencerahan Roh Kudus, mengenal
firman Tuhan, dan memahami kehendak Tuhan. Dengan makan dan minum firman
Tuhan, orang bisa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan lebih menyeluruh
mengenai pekerjaan Tuhan sekarang ini. Mereka juga bisa mendapatkan jalan
penerapan yang baru, dan tidak akan berpegang teguh pada jalan penerapan yang
lama; semua yang mereka lakukan akan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan
dalam kehidupan" ("Tentang Kehidupan Rohani yang Normal" dalam "Firman
Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Jika engkau ingin hatimu benar-benar
damai di hadapan Tuhan, engkau harus bekerja sama secara sadar. Ini artinya masing-
masing dari engkau semua harus memiliki waktu untuk bersaat teduh, waktu di mana
engkau mengesampingkan orang, peristiwa, dan hal-hal lainnya, menenangkan hatimu
dan berdiam diri di hadapan Tuhan. Setiap orang harus memiliki catatan renungan
pribadi, mencatat pengetahuan mereka tentang firman Tuhan dan bagaimana roh
mereka digerakkan, terlepas apakah perenungan itu 'mendalam' atau 'dangkal'; setiap
orang harus secara sadar menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan. Jika engkau
dapat mempersembahkan satu atau dua jam setiap hari bagi kehidupan rohani yang
benar, kehidupanmu hari itu akan terasa diperkaya dan hatimu akan terang dan
jernih. Jika engkau menjalani kehidupan rohani seperti ini setiap hari, hatimu akan
dapat kembali menjadi milik Tuhan, rohmu semakin lama akan menjadi semakin kuat,
keadaanmu akan terus meningkat, engkau akan menjadi lebih mampu menempuh
jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus, dan Tuhan akan melimpahkan berkat yang lebih
besar kepadamu. Tujuan dari kehidupan rohanimu adalah untuk dengan sengaja
mendapatkan kehadiran Roh Kudus. Tujuannya bukanlah untuk menaati aturan
ataupun melakukan ritual keagamaan, tetapi untuk sungguh-sungguh bertindak selaras
dengan Tuhan, untuk sungguh-sungguh mendisiplinkan tubuhmu—inilah yang harus
dilakukan manusia, jadi engkau semua harus melakukan hal ini dengan upaya
maksimal" ("Kehidupan Rohani yang Normal Memimpin Orang menuju Jalan yang
Benar" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Kita dapat
memahami dari firman Tuhan bahwa berlatih menenangkan hati kita di hadapan
Tuhan diperlukan untuk kehidupan rohani yang baik. Sebelum melakukan
perenungan, kita perlu secara sadar menjauh dari apa pun yang dapat mengganggu
kita, menjauh dari semua orang, peristiwa, dan hal-hal yang dapat menjauhkan hati
kita dari Tuhan. Secara umum, hati kita lebih damai di pagi hari, sebelum kita telah
berurusan dengan hal-hal kecil yang tak terhitung banyaknya yang muncul dalam
hidup kita dan di tempat kerja. Kita bisa berdoa kepada Tuhan di pagi hari,
memberitahukan kepada-Nya semua tentang kesulitan dan kekurangan kita; kita dapat
membaca firman Tuhan dengan saksama, merenungkan dan mencari kehendak-Nya
dan jalan penerapan. Semakin kita menenangkan diri kita sendiri di hadapan Tuhan
dengan cara ini, semakin besar kemungkinan kita untuk mendapatkan pekerjaan Roh
Kudus. Ini adalah cara yang lebih baik untuk mendapatkan sesuatu dari perenungan
kita dan keadaan rohani kita akan terus meningkat.
2. Berfokus pada Merenungkan Firman Tuhan dalam Perenungan

Cara kedua untuk mendapatkan lebih banyak dari perenungan kita adalah dengan
berfokus pada merenungkan firman Tuhan. Banyak orang membaca firman Tuhan
dalam perenungan mereka, tetapi mereka tidak benar-benar merenungkannya—
mereka hanya membaca sepintas lalu dan sudah puas dengan memahami makna
harfiahnya. Namun, mereka tidak mendapatkan pemahaman yang benar tentang
kehendak atau tuntutan Tuhan. Dengan pendekatan ini, sebanyak apa pun mereka
membaca firman Tuhan, mereka tidak akan memahami kebenaran. Kita semua tahu
bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, bahwa itu adalah ungkapan watak-Nya dan
menyingkapkan kehidupan-Nya sendiri. Firman Tuhan dipenuhi dengan kehendak
Tuhan sendiri, jadi itu bukanlah sesuatu yang benar-benar bisa kita pahami hanya
dengan memberinya perhatian sesaat. Kita harus berdoa lalu membaca dan
merenungkannya berulang-ulang dengan hati yang penuh hormat dan kerinduan untuk
mendapatkan pencerahan dan penerangan dari Roh Kudus—inilah satu-satunya cara
untuk memahami kebenaran dalam firman Tuhan, untuk memahami apa yang
sebenarnya firman Tuhan katakan kepada kita. Tuhan berkata: "Pengabdian sepenuh
hati kepada firman Tuhan terutama melibatkan pencarian akan kebenaran, mencari
maksud Tuhan dalam firman-Nya, berfokus pada memahami kehendak Tuhan, dan
memahami serta mendapatkan lebih banyak kebenaran dari firman-Nya. Ketika
membaca firman-Nya, Petrus tidak berfokus pada pemahaman doktrin, apalagi pada
memperoleh pengetahuan teologis. Sebaliknya, dia memusatkan perhatian pada
memahami kebenaran dan memahami kehendak Tuhan, dan juga mencapai
pemahaman tentang watak-Nya dan keindahan-Nya. Petrus juga berupaya memahami
berbagai keadaan manusia yang rusak dari firman Tuhan serta sifat manusia yang
rusak dan kekurangan manusia yang sebenarnya, sehingga memenuhi semua aspek
tuntutan yang Tuhan buat terhadap manusia untuk memuaskan-Nya. Petrus
melakukan begitu banyak penerapan yang benar sesuai firman Tuhan; inilah yang
paling selaras dengan kehendak Tuhan, dan inilah cara terbaik bagi seseorang untuk
bekerja sama dalam mengalami pekerjaan Tuhan" ("Cara Menempuh Jalan Petrus"
dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"). Kita dapat memahami di sini bahwa ketika
membaca firman Tuhan, kita harus memikirkan tujuan Tuhan di balik apa yang
dikatakan firman-Nya, apa kehendak Tuhan, apa yang firman Tuhan dapat capai
dalam diri kita, dalam hal apa kita memberontak atau kurang, dan bagaimana
menerapkan kebenaran untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Ketika kita
mencari dan merenungkan dengan cara ini, kita akan memiliki pencerahan Tuhan
tanpa kita menyadarinya, memungkinkan kita untuk memahami apa yang sebenarnya
firman Tuhan katakan, serta apa tujuan dan maksud Tuhan. Setelah itu, ketika kita
bertindak sesuai dengan tuntutan firman Tuhan, kita akan dapat secara berangsur-
angsur memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan. Ini akan mempermudah
untuk menuai hasil dari perenungan kita.

Mari kita gunakan ayat Alkitab ini sebagai contoh: "Dan hendaklah engkau mengasihi
Tuhanmu, dengan seluruh hatimu, dan dengan seluruh jiwamu, dan dengan seluruh
pikiranmu, dan dengan seluruh kekuatanmu" (Markus 12:30). Kita memahami dari
ayat ini bahwa Tuhan menuntut kita untuk mengasihi Dia dengan segenap hati dan
segenap pikiran kita: mengapa Dia menuntut hal itu dari kita? Apa kehendak Tuhan?
Kita dapat merenungkan ini dan menyadari bahwa Tuhan tahu bahwa karena kita
telah dirusak oleh Iblis, kita semua memiliki natur yang egois. Kita selalu berpikir
tentang bagaimana memuaskan kepentingan kita sendiri dalam segala hal, jadi ketika
kita mengorbankan diri kita sendiri untuk Tuhan, itu hanya melakukan transaksi
dengan Tuhan, berusaha untuk mendapatkan berkat dan anugerah dari-Nya, dan kita
mungkin mengeluh kepada Tuhan ketika keinginan kita tidak dipenuhi. Kita tidak
hidup dalam apa pun selain hidup dalam watak jahat. Ini menentang dan menipu
Tuhan. Tuhan memiliki watak benar yang kudus, jadi jika kita melanjutkan
pengejaran seperti itu, sekeras apa pun kita bekerja untuk Tuhan, kita tidak akan
mendapatkan perkenanan Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan-Nya. Tuhan telah
membuat tuntutan ini sesuai dengan kekurangan dan kebutuhan kita sendiri, berharap
bahwa ketika kita melakukan tugas kita, itu tidak tercemar atau bersifat transaksional.
Dia berharap agar kita tidak akan hidup berdasarkan watak rusak kita yang egois dan
hina, tetapi kita senang untuk bekerja dan menyerahkan diri kita karena kasih kita
kepada Tuhan, dan hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati. Hanya inilah yang
akan mendapatkan perkenanan Tuhan. Ketika kita memikirkan dan menyadari hal-hal
ini, tekad untuk haus akan kebenaran dan meninggalkan kedagingan dapat muncul di
dalam diri kita, dan kita menjadi rela untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan
segenap pikiran kita. Inilah yang dicapai dengan berdoa lalu membaca firman Tuhan.
Ketika kita selalu memperlakukan firman Tuhan dengan cara ini dan hidup di
hadapan Tuhan, kehidupan rohani kita akan terus meningkat.

3. Pikirkan Masalah dan Kesulitan Nyata dalam Perenunganmu

Untuk mencapai hasil dalam kehidupan rohani kita, kita harus memikul tanggung
jawab dalam makan dan minum firman Tuhan, dan kita harus belajar untuk
menghubungkannya dengan keadaan kita yang sebenarnya dan mencari kebenaran. Ini
sangat penting. Sebagaimana firman Tuhan katakan: "Ketika engkau makan dan
minum firman Tuhan, engkau harus mengukur realitas keadaanmu sendiri
berdasarkan firman Tuhan. Artinya, ketika engkau menemukan kekurangan dalam
perjalanan pengalaman nyatamu, engkau harus mampu menemukan jalan penerapan,
mampu berpaling dari motivasi dan pemahamanmu yang salah. Jika engkau selalu
berupaya melakukan hal-hal ini dan mencurahkan hatimu untuk mencapainya, engkau
akan memiliki jalan untuk kauikuti, engkau tidak akan merasa hampa, dan dengan
demikian engkau akan mampu mempertahankan keadaan yang normal. Hanya setelah
itulah, engkau akan menjadi seseorang yang menanggung beban dalam hidupmu
sendiri, seseorang yang memiliki iman" ("Penerapan (7)" dalam "Firman
Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").

"Karena engkau datang ke hadapan Tuhan dengan membawa beban, dan karena
engkau selalu merasa banyak sekali kekuranganmu, bahwa ada banyak kebenaran
yang perlu kauketahui, banyak realitas yang perlu kaualami, dan bahwa engkau
seharusnya memusatkan perhatianmu seluruhnya pada kehendak Tuhan—hal-hal ini
selalu ada dalam pikiranmu. Seolah-olah semua itu menekanmu begitu kuat sampai
engkau merasa sulit bernapas, dan karenanya engkau merasakan beban berat di
hatimu (meskipun engkau tidak berada dalam keadaan negatif). Hanya orang-orang
seperti inilah yang memenuhi syarat untuk menerima pencerahan dari firman Tuhan
dan digerakkan oleh Roh Tuhan" ("Sangatlah Penting untuk Membangun Hubungan
yang Normal dengan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa
Manusia"). Tuhan mengungkapkan kebenaran untuk berurusan dengan kekurangan
dan kebutuhan umat manusia, jadi ketika kita membaca firman Tuhan, kita harus
mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah aktual kita. Kita harus memandang
masalah dan kesulitan aktual kita dalam terang firman Tuhan sehingga kita bisa
mendapatkan pencerahan Roh Kudus. Misalnya, jika kita mendapati bahwa, ketika
kita sedang bersama saudara-saudari atau bekerja sama dengan seseorang dalam tugas
kita, kita selalu menunjukkan kecongkakan, berpegang teguh pada pendapat kita
sendiri, meminta orang lain mendengarkan kita, dan mungkin bahkan menceramahi
dan menindas orang lain, kita harus memikirkan masalah ini dengan cermat dalam
perenungan kita. Mengapa kita selalu menunjukkan jenis kerusakan ini dan sepertinya
tidak pernah bisa berubah? Mengapa kita tidak bisa lepas dari ikatan dosa dan
berhenti berbuat dosa? Dan kita sering kali tak mampu menahan diri untuk tidak
berbohong dan menipu demi melindungi reputasi dan status kita sendiri—mengapa
demikian? Mengapa begitu sulit untuk menjadi orang yang jujur? Dosa kita telah
diampuni Tuhan Yesus, jadi mengapa kita terus-menerus berbuat dosa? Dapatkah
orang-orang seperti kita, yang selalu berbuat dosa, benar-benar masuk ke dalam
kerajaan surga? Ajukan pertanyaan ini dan ajukan lebih banyak lagi. Khususnya
sekarang di mana pandemi sedang melanda dunia dan bencana menimpa kita, kita
masih belum melihat Tuhan datang di atas awan, jadi cepat atau lambat kita pasti akan
menyerah pada bencana. Kita tidak bisa membuang-buang waktu berdoa kepada
Tuhan dan mencari apa yang menjadi kehendak-Nya sekarang setelah bencana telah
datang. Kita harus sepenuhnya merenungkan beberapa pertanyaan praktis: di
manakah Tuhan akan menampakkan diri dan bekerja ketika Dia datang pada akhir
zaman? Di mana Roh Kudus akan berbicara kepada gereja-gereja? Bagaimana kita
bisa menjadi gadis bijaksana dan menyambut Tuhan? Gereja macam apakah gereja
Filadelfia yang akan diangkat itu? Dengan membawa pertanyaan-pertanyaan praktis
ini ke dalam perenungan kita dan membaca firman Tuhan, serta mencari kehendak
Tuhan yang sebenarnya, kita dapat lebih dengan mudah mendapatkan pencerahan dan
bimbingan Tuhan. Ini dapat menyelesaikan masalah dan kesulitan kita, memberi kita
jalan penerapan. Jika kita hanya membaca Alkitab dan berdoa secara agamawi,
memperlakukan perenungan kita hanya sebagai tugas belaka, melakukannya dengan
asal-asalan, tanpa antusiasme atau komitmen apa pun, kehidupan rohani kita akan
mengalami kerugian dan itu tidak akan menjadi apa pun selain ritual keagamaan,
sebuah kebiasaan agamawi.

Inilah tiga prinsip penerapan yang harus kita pahami untuk perenungan rohani kita.
Asalkan kita menggunakan prinsip-prinsip ini dan menerapkannya dalam renungan
harian kita, kita akan memperoleh lebih banyak pencerahan dari Roh Kudus, kita akan
melihat peningkatan yang terus-menerus dalam kehidupan rohani kita, dan secara
berangsur-angsur kita akan mengalami pertumbuhan dalam kehidupan.

Catatan Editor: Apakah ketiga prinsip penerapan untuk perenungan ini bermanfaat
bagi Anda? Jika bermanfaat, silakan bagikan kepada lebih banyak saudara-saudari
sehingga lebih banyak orang menemukan cara yang lebih baik untuk melakukan
perenungan mereka. Jika Anda merasa memiliki masalah atau pertanyaan lain dalam
kepercayaanmu, silakan hubungi kami melalui Messenger atau WhatsApp, dan kami
akan dengan senang hati mendiskusikannya dengan Anda.

Berapa lama lagi?


Posted on Rabu, 19 Desember, 2012 by saatteduh
Baca: Wahyu 6:1-17
Dalam Wahyu 6 kita melihat bagaimana keenam meterai dibuka satu per satu oleh
Anak Domba. Banyak hal dalam teks ini yang tidak bisa kita pahami secara detail
mengingat ciri kitab Wahyu yang penuh gambaran simbolis. Namun berita utamanya
dapat kita pahami dan kaitkan dengan situasi kita.
Pembukaan setiap meterai diikuti dengan penghukuman sebagai wujud murka Allah.
Murka Allah bukanlah pelampiasan emosi atau pembalasan dendam yang sewenang-
wenang, melainkan bukti keadilan dan kekudusan-Nya. Keempat penunggang kuda
dengan ciri-ciri yang berbeda menunjuk pada bentuk-bentuk hukuman yang
ditimpakan ke atas bumi.
Di tengah rentetan hukuman ini gereja Tuhan, baik pada masa Yohanes maupun pada
masa kini, memiliki kepastian bahwa Allah saja yang memegang kendali atas bencana
apa pun. Umat Allah akan tetap menghadapi tekanan dan permusuhan bahkan
penganiayaan dari dunia ini, tetapi Allah tidak akan pernah meninggalkan mereka. Hal
ini terlihat ketika meterai kelima dibuka. Jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh
mewakili semua orang percaya pada segala zaman yang mengalami penderitaan karena
iman mereka.
Doa para martir ini menyadarkan kita bahwa pembalasan Allah yang adil akan
terwujud suatu waktu nanti. Berapa lama lagi? Kita tidak tahu, tetapi Allah pasti
bertindak. Orang-orang yang menderita karena Kristus adalah berbahagia, tidak
seperti mereka yang disebut dalam ayat 15 dan 16 yang tidak mungkin melarikan diri
dari murka Anak Domba itu.
Kita diingatkan untuk percaya bahwa penghukuman Allah yang adil akan ditimpakan
kepada mereka yang membenci Kristus dan yang menganiaya umat-Nya. Sering kita
merasa seolah-olah Allah tidak lagi mempedulikan penderitaan umat-Nya sehingga
kejahatan mengalahkan kebenaran. Namun firman ini memberikan kepastian bagi kita
untuk tetap meyakini bahwa Allah itu setia dan adil. Yang diminta dari kita hanyalah
kesetiaan dan kesabaran dalam menantikan tindakan Allah yang adil.
Dikutip dari Santapan Harian. Hak Cipta : Yayasan Persekutuan   Pembaca Alkitab. Isi
Santapan Harian lainnya seperti pengantar kitab,  artikel ringkas, sisipan, dlsb. dapat
diperoleh dengan membeli buku Santapan Harian dari Yayasan PPA: Jl. Pintu Air Raya
No 7 Blok C4, Jakarta 10710, ph:3442461-2; 3519742-3; Fax: 344972; email:  
ppa@ppa.or.id.Informasi lengkap : PPA di: http://www.ppa.or.id
Empat Penunggang Kuda, atau lengkapnya Empat Penunggang Kuda
Apokalips atau Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman (bahasa Inggris: Four
Horsemen of the Apocalypse), merujuk kepada suatu bagian penglihatan yang dialami
oleh Yohanes ketika berada di pulau Patmos pada abad pertama Masehi, dan
dicatatnya dalam kitab Wahyu kepada Yohanes, yang merupakan kitab terakhir
dalam Alkitab Kristen. Yohanes mendapat penglihatan berisi "Wahyu Yesus Kristus"
yang disebut sebagai Anak Domba Allah. Pada pasal 6 kitab Wahyu itu, Yohanes
melihat suatu gulungan kitab yang dimeterai dengan tujuh meterai di mana
hanya Anak Domba Allah yang dapat membukanya. Ketika 4 meterai dibuka,
berturut-turut muncul 4 penunggang kuda dengan ciri berbeda, masing-masing dengan
kuda yang berwarna putih, merah padam, hitam dan hijau-kuning. Ada banyak
penafsiran mengenai apa yang dilambangkan oleh para penunggang kuda ini.
Pandangan apokaliptis Kristen umumnya menafsirkan bahwa empat penunggang kuda
itu mempersiapkan apokalips ilahi ke atas bumi sebagai pertanda Penghakiman
Terakhir.[1][2]
Catatan Alkitab
Wahyu 6:1-8
Kuda putih
Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai
itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan
suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada
seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan
kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk
merebut kemenangan.[3]
Kuda merah padam
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar
makhluk yang kedua berkata: "Mari!" Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda
merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk
mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh,
dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.[4]
Kuda hitam
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar
makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada
seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan
di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat
makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar.
Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."[5]
Kuda hijau kuning
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar
suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya,
ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut
dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas
seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan
dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.[6]
Penafsiran
Kuda putih

Penunggang kuda pertama, "Kemenangan di atas kuda putih" (Conquest on the White
Horse) sebagaimana dilukiskan dalam Bamberg Apocalypse (1000-1020). "Makhluk
hidup" pertama (dengan halo) terlihat di sebelah kanan atas.
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya
memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju
sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
— Wahyu 6:2 Terjemahan Baru (TB)
Dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris, penunggang kuda putih itu biasanya disebut
sebagai "Conquest".[1] Nama itu dapat berarti "Kemenangan" ("Victory") sebagaimana
dalam terjemahan bahasa Indonesia, dan juga dalam Jerusalem Bible. Kata Yunani
aslinya diturunkan dari kata kerja vikao νικάω, untuk menguasai atau mengalahkan. Ia
membawa sebuah "busur panah", dan mengenakan "mahkota pemenang".
Sebagai tokoh saleh

Albrecht Dürer, Knight, Death and the Devil ("Ksatria, Maut dan Iblis"), 1513
Irenaeus, seorang teolog Kristen berpengaruh pada abad ke-2, adalah salah satu yang
pertama kali menafsirkan penunggang ini sebagai Kristus sendiri, kuda putih-Nya
melambangkan suksesnya penyebaran Injil.[7] Berbagai sarjana sejak itu mendukung
pandangan ini,[8] mengutip penampakan berikutnya, dalam Wahyu 19, mengenai
Kristus yang menunggang seekor kuda putih, muncul sebagai Firman Allah. Lebih-
lebih, sebelumnya pada Perjanjian Baru, Injil Markus mengindikasikan bahwa
penyebaran Injil mendahului dan meramalkan datangnya akhir zaman.[7][9] Warna
putih juga cenderung melambangkan kesalehan dalam Alkitab, dan Kristus di tempat
lain digambarkan sebagai seorang pemenang.[7][9]
Namun, penafsiran yang berlawanan berpendapat bahwa penunggang pertama ini
kemungkinan tidak sama dengan penunggang pada Wahyu 19. Masing-masing
disebutkan secara berbeda, dan peran Kristus sebagai Anak Domba yang membuka
tujuh meterai menjadikan tidak mungkin bahwa Ia sendiri adalah salah satu
kekuasaan yang dilepaskan oleh meterai itu.[7][9]
Selain Kristus, penunggang ini juga dapat melambangkan Roh Kudus. Roh Kudus
dipahami turun ke atas para Rasul pada hari Pentakosta, 10 hari setelah kenaikan
Yesus ke sorga. Penampakan Singa dalam Wahyu 5 menunjukkan ketibaan Yesus
penuh kemenangan di Sorga, dan penunggang kuda putih dapat melambangkan
pengutusan Roh Kudus oleh Yesus dan penyebaran Injil Yesus Kristus. [10]
Sebagai tokoh jahat
Suatu penafsiran, yang dipegang oleh penginjil Billy Graham, menyamakan
penunggang kuda putih ini sebagai Antikristus,[11] atau nabi-nabi palsu, dengan
mengutip perbedaan antara kuda putih pada Wahyu 6 dan Yesus menunggangi kuda
putih pada Wahyu 19.[12] In Revelation 19,[13] Yesus mempunyai banyak mahkota.
Dalam Wahyu 6 penunggang itu hanya mempunyai satu mahkota, yang diberikan,
bukan direbut. Ini menunjukkan adanya orang ketiga yang memberi kuasa kepada
penunggang itu untuk menjalankan tugasnya.
Kuda merah padam

Penunggang kuda kedua, Peperangan pada Kuda Merah, sebagaimana dilukiskan pada
naskah Kitab Wahyu dari abad ke-13
Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang
menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi,
sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang
besar.
— Wahyu 6:4 TB
Penunggang kuda merah ini sering dianggap melambangkan Peperangan (War),
[14]
 karena digambarkan memegang pedang, sering kali dilukiskan mengacungkan
pedang ke atas seakan bersiap untuk berperang[15]) atau membantai.[1][2][16] Warna kuda
itu dalam bahasa Yunani Koine adalah πυρρός, pyrros, dari πῦρ, pyr, "api"; dan dalam
sejumlah terjemahan secara khusus ditulis sebagai "merah padam". Warna merah,
dan pedang yang dipegang penunggang kuda, tampaknya mengacu pada darah yang
akan dicurahkan.[7]
Penunggang kuda kedua ini mungkin melambangkan perang saudara, berbeda dengan
perang untuk menguasai seperti penunggang kuda pertama.[7][17] Komentator lain
berpendapat bahwa yang dilambangkan adalah penganiayaan orang Kristen.[9][18][perlu
rujukan lengkap]

Kuda hitam

Penunggang kuda ketiga, "Paceklik di atas kuda hitam" (Famine on the Black Horse)
sebagaimana digambarkan dalam Angers Apocalypse Tapestry (1372-82)
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang
menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti
ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan
tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
— Wahyu 6:6 TB
Penunggang kuda ketiga menunggang kuda hitam dan secara populer dipahami
sebagai "paceklik" atau "wabah kemiskinan" (famine) karena penunggang tersebut
membawa sebuah neraca atau timbangan, yang menandakan cara menimbang jatah
makanan pada musim paceklik.[7][17] Para penulis lain menafsirkan penunggang kuda
ketiga adalah "Tuhan sebagai Pemberi Hukum" ("Lord as a Law-Giver") yang
memegang "Neraca Keadilan" (Scales of Justice).[19] Dalam perikop ini tertulis bahwa
harga bahan makanan adalah sekitar 10 kali harga normal (sehingga mempopulerkan
tafsiran sebagai paceklik), di mana gaji satu hari penuh (satu denarius) hanya cukup
untuk membeli gandum (wheat) bagi satu orang, atau hanya cukup untuk
membeli jelai (barley), yang nilai gizinya lebih rendah, bagi tiga orang, sehingga para
pekerja sulit untuk memberi makan keluarganya.[7]
Di antara keempat penunggan kuda, hanya penampilan kuda hitam ini diiringi oleh
suara seruan. Yohanes mendengar suatu suara, tidak diidentifikasi, tetapi dari arah
keempat makhluk hidup, yang berbicara mengenai harga gandum dan jelai, juga
berkata "tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu". Ini menunjukkan bahwa
paceklik yang dibawa oleh kuda hitam itu menaikkan harga pangan, tetapi minyak
zaitun dan minuman anggur tidak terpengaruh (meskipun tidak terjangkau oleh para
pekerja biasa). Salah satu penjelasannya adalah tanaman pangan lebih peka terhadap
musim paceklik atau wabah serangga, daripada tanaman zaitun atau anggur, yang
berakar lebih dalam.[7][17] Pernyataan ini juga menandakan terus menerus adanya
barang mewah untuk orang kaya, sementara bahan pangan pokok seperti roti menjadi
tambah langka, meskipun tidak benar-benar habis;[17] kelangkaan selektif itu dapat
diakibatkan oleh ketidakadilan dan kesengajaan produksi barang pangan mewah
untuk orang kaya daripada produksi bahan pokok, yang pernah terjadi saat Kitab
Wahyu ini ditulis.[8][14] Alternatifnya, pelestarian minyak dan anggur dapat
melambangkan pelestarian orang Kristen yang beriman, yang menggunakan minyak
dan anggur dalam sakramen-sakramen mereka.[20]
Kuda hijau kuning

Gustave Doré - Penunggang kuda keempat, "Maut di atas kuda hijau kuning" (Death
on the Pale Horse) (1865)
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang
menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka
diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan
kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
— Wahyu 6:8 TB
Penunggang kuda keempat dan terakhir ini dinamai Maut, satu-satunya yang diberi
nama. Dalam bahasa Inggris, penunggang ini disebut "the pale rider" ("penunggang
pucat"), karena kuda hijau kuning itu dalam bahasa Inggris juga diterjemahkan
sebagai "pale horse" ("kuda [berwarna] pucat"). Tidak sebagaimana ketiga
penunggang kuda lainnya, ia tidak membawa senjata atau benda, melainkan "diikuti
oleh Kerajaan Maut", meskipun dalam gambar-gambar sering digambarkan membawa
pedang berbentuk sabit (scythe; seperti malaikat maut),[21] atau senjata lain.
Warna kuda ini dalam naskah asli bahasa Yunani Koine digambarkan dengan
kata khlōros (χλωρός),[22] yang dapat diartikan "hijau" atau "hijau kekuningan" atau
pucat (pale/pallid).[23] Dalam Alkitab bahasa Inggris, kata ini sering diterjemahkan
sebagai "pale", "ashen", "pale green", atau "yellowish green"[17] sebagai kemungkinan
interpretasi. Kata Yunani itu merupakan akar kata "klorofil" dan unsur kimia "klor".
Berdasarkan penggunaan kata ini pada literatur medis Yunani kuno, beberapa sarjana
berpendapat bahwa warna ini mencerminkan warna kepucatan mayat.[7][24] Dalam
sejumlah penggambaran artistik modern, kuda itu diberi warna hijau.[25][26][27]

"Four Horsemen of the Apocalypse" (Empat Penunggang Kuda dalam Kitab Wahyu),
Saint-Sever Beatus, abad ke-11.
Rujukan pada bagian Alkitab lain
Kitab Zakharia
Dalam Kitab Zakharia terdapat dua kali penyebutan kuda-kuda berwarna:
1. Ada kuda-kuda berwarna: merah, merah jambu dan putih (Zakharia 1:8-17).
2. Ada 4 kereta kuda yang masing-masing secara berurutan ditarik oleh kuda
berwarna: merah, hitam, putih serta berbelang-belang dan berloreng-loreng
(Zakharia 6:1-8).[28] The second set of horses are referred to as "the four spirits of
heaven, going out from standing in the presence of the Lord of the whole
world."[28]
Mereka digambarkan berkeliling dunia dan menjaga supaya tetap damai. Diyakini
bahwa ketika masa penganiayaan dimulai, damai itu diambil, sehingga pekerjaan
mereka saat itu adalah menimbulkan kegentaran di tempat-tempat yang mereka
datangi.[7]
Kitab Yehezkiel
Keempat makhluk yang digambarkan dalam Wahyu 4:6-8 mirip dengan empat
makhluk yang digambarkan dalam Yehezkiel 1:5-12. Dalam kitab Wahyu masing-
masing makhluk itu memanggil satu penunggang kuda, sedangkan dalam Kitab
Yehezkiel keempat makhluk itu "berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu
hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan."
Pada Yehezkiel 14:21, Tuhan memerinci "empat hukuman yang berat-berat" sebagai:
pedang, kelaparan, binatang buas dan sampar, terhadap para penatua Israel yang
menyembah berhala. Hukuman ini dapat dikaitkan dengan penafsiran perlambangan
keempat penunggang kuda dan bencana yang terjadi olehnya, pada Yehezkiel 6:11-12.
PENGHAKIMAN TERAKHIR
12345 Rating 4.46 (28 Votes)
Diterbitkan hari Sabtu, 30 November 2019 00:00
Ditulis oleh Eddy Nugroho
Dibaca: 8275 kali
AddThis Social Bookmark Button
Baca: Wahyu 6:1-17

Mereka berseru dengan suara nyaring, “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus
dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada
mereka yang tinggal di bumi?” (Wahyu 6:10)

Bacaan Alkitab Setahun:


2 Korintus 9-13

Kita hidup di zaman akhir. Kejahatan merajalela, seolah kebenaran dikalahkan oleh
kejahatan. Anak-anak Tuhan seolah tak berdaya terhadap penganiayaan dunia ini.
Penderitaan umat Tuhan berlarut-larut. Orang-orang yang membenci Kristus bisa
melenggang tanpa hukuman. Benarkah Tuhan diam saja?

Dalam Wahyu 6 kita melihat bagaimana keenam meterai dibuka satu per satu oleh
Anak Domba. Banyak hal dalam teks ini yang tidak bisa kita pahami secara rinci
mengingat ciri kitab Wahyu yang penuh gambaran simbolis. Namun berita utamanya
dapat kita pahami. Pembukaan setiap meterai diikuti dengan penghukuman sebagai
wujud murka Allah. Murka Allah bukanlah pelampiasan emosi atau pembalasan
dendam yang sewenang-wenang, melainkan bukti keadilan dan kekudusan-Nya.
Keempat penunggang kuda dengan ciri-ciri yang berbeda menunjuk pada bentuk-
bentuk hukuman yang ditimpakan ke atas bumi. Doa para martir ini menyadarkan kita
bahwa pembalasan Allah yang adil akan terwujud suatu waktu nanti. Berapa lama
lagi? Kita tidak tahu, tetapi Allah pasti bertindak.

Kita diingatkan untuk percaya bahwa penghukuman Allah yang adil akan ditimpakan
kepada mereka yang membenci Kristus dan yang menganiaya umat-Nya. Sering kita
merasa seolah-olah Allah tidak lagi memedulikan penderitaan umat-Nya sehingga
kejahatan mengalahkan kebenaran. Namun firman ini memberikan kepastian bagi kita
untuk tetap meyakini bahwa Allah itu setia dan adil. Yang diminta dari kita hanyalah
kesetiaan dan kesabaran dalam menantikan keadilan Allah.

—ENO/www.renunganharian.net

MENANTIKAN KEADILAN ALLAH


SAMBIL MEMBERLAKUKAN KEADILAN DI BUMI INI
Tafsiran Wycliffe
  Kitab dengan Tujuh Meterai dan Peristiwa di Bumi yang Diumumkan Olehnya (4:1-
6:17).
Sekalipun terdapat beberapa unsur eskatologis dalam gambaran tentang Kristus yang
disajikan oleh pasal yang pertama, dan terdapat sejumlah unsur nubuat dalam surat-surat
kepada tujuh jemaat, namun semua itu tidak menjangkau hingga akhir zaman.
Bagian nubuat sesungguhnya dari Kitab ini berawal dengan bagian yang akan kita
pelajari sesaat lagi.
Sebagaimana dikemukakan di bagian Pendahuluan Kitab Wahyu, bagian yang lebih luas
dari bagian ini bersifat sebagai pengantar, sebab pemandangan yang tercatat pada pasal 4
dan 5 adalah surga.
Sebenarnya, berbagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa pada masa depan yang jauh,
belum dimulai hingga pasal 6.
Yohanes kini melihat pintu yang terbuka di surga dan mendengar suara yang
mengatakan: "Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus
terjadi sesudah ini" (tentang peristiwa lain menyangkut terbukanya surga, lihat Yeh. 1:1;
Mrk. 1:10; Yoh. 1:51).
Banyak penafsir menempatkan pengangkatan Gereja di antara pasal 3 dan 4 dari Kitab
ini, tetapi karena teksnya sendiri sama sekali tidak menyebutkan hal itu, orang layak
mempertanyakan manfaat untuk membahasnya.
6:1-8. Identitas dari penunggang kuda pertama sebagian besar akan ditentukan oleh
identifikasi tiga penunggang yang berikutnya.
Kuda kedua dan penunggangnya konon memiliki kuasa untuk mengambil damai
sejahtera dari atas bumi, dan pernyataan ini, serta kata-kata membunuh dan pedang,
menunjukkan peperangan.
Kuda yang ketiga dan penunggangnya pasti melambangkan kekurangan makanan,
walaupun belum tentu suatu bencana kelaparan.
Sedinar adalah upah kerja seorang selama satu hari.
Secupak gandum artinya makanan yang dihabiskan seorang pekerja dalam satu hari.
Kuda keempat dan penunggangnya lebih mengerikan dibandingkan tiga sebelumnya,
dan namanya cukup menyeramkan: Maut.
Kepada mereka ini diberikan kewenangan atas seperempat bagian dari bumi untuk
membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-
binatang buas yang di bumi.
Mengenai arti dari penunggang kedua, ketiga dan keempat, rasanya akan tidak masuk
akal untuk mengidentifikasi penunggang pertama sebagai Tuhan Yesus Kristus, yang
disebut sebagai penunggang kuda putih pada pasal 19.
Bila Kristus memang datang untuk mengalahkan, tidak akan ada penghakiman
sesudahnya, seperti yang ditunjukkan oleh penunggang kedua, ketiga dan keempat.
Swete tepat ketika mengatakan tentang kuda yang pertama:
Sebuah penglihatan tentang Kristus yang menang tidak cocok sebagai awal dari
rangkaian yang melambangkan pertumpahan darah, kelaparan, dan kematian.
Bahkan, Torrance juga melihat hal itu, sekalipun dia menganut skema penafsiran
rohani yang sangat ketat:
  Dapatkah diragukan, bahwa yang dilihat di sini adalah antikristus?
Penunggang tersebut begitu mirip dengan Kristus yang asli, sehingga menipu banyak
orang, bahkan banyak pembaca nas ini juga! ...
Hal ini terjadi manakala kejahatan menunggangi kebaikan dan ketika kefasikan rohani
memperoleh kemenangan dengan meminjam Iman Kristen (Thomas F. Torrance, The
Apocalypse Today, hlm. 44).
Perhatikan bahwa di dalam empat pemandangan pertama ini, tidak disebutkan sebuah
namapun, baik manusia maupun manusia super, tidak ada istilah geografis dan tidak
ada peristiwa tertentu.
Semua penghukuman itu bersifat umum, peperangan telah muncul berkali-kali di
bumi, dan semua peperangan tersebut sering kali disertai dengan wabah penyakit yang
membawa kematian dan kekurangan makanan, bahkan bahaya kelaparan.
Jadi, ini rupanya hanyalah tahap awal dari berbagai penghukuman lebih mengerikan
selanjutnya.
9-11. Pembukaan empat meterai yang pertama merupakan satu kesatuan.
Di dalam pembukaan meterai yang kelima, kita menemukan apa yang saya namakan
kesulitan penafsiran yang pertama dalam Kitab Wahyu.
Di sini tampaklah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena Firman Allah dan
oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dengan kata lain, mereka adalah para
martir, dan mereka bertanya kepada Tuhan: "Berapa lamakah lagi, ya penguasa yang
kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami
kepada mereka yang diam di bumi?"
Jawabannya ada dua.
Pertama, mereka masing-masing memperoleh sehelai jubah putih (ay. 11), sebuah
lambang dari tindakan benar orang-orang kudus (bdg. 19:8), sehingga sebelum akhir
zaman pun para martir tersebut dalam hal tertentu sudah mencicipi kemuliaan yang
akan mereka terima.
Kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus tinggal sebagaimana ada mereka
hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka yang akan
dibunuh sama seperti mereka.
Sekalipun tidak disebutkan secara jelas kapan para martir tersebut hidup, meterai
yang keenam dengan jelas berbicara tentang kekacauan luar biasa di angkasa yang
belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi hingga sesaat sebelum akhir
zaman.
Oleh karena itu, saya pikir para martir yang dimaksudkan adalah mereka yang mati
sebagai martir tidak lama sebelum masa Penganiayaan Besar.
Moorehead mungkin betul ketika mengatakan:
  Akal sehat mengatakan yang sebaliknya, mereka dibunuh atas perintah para penunggang
kuda.
Tafsiran Torrance di sini sangat bagus: Sesudah berbagai bencana mengerikan yang
ditimpakan oleh kekuatan-kekuatan dunia atas diri mereka sendiri, mereka berusaha
menolak kenyataan, bahwa merekalah penyebab dari semua malapetaka dan kekacauan
tersebut, dan karenanya mereka berbalik kepada umat Allah serta menumpahkan murka
mereka atas umat Allah tersebut sebagai kambing hitam (op.cit, hlm. 46).
12-17. Rangkaian peristiwa yang terjadi ketika meterai yang keenam dibuka harus
ditempatkan pada akhir zaman ini.
Mungkin kini saat yang tepat untuk membahas gejala-gejala di angkasa yang demikian
sering disebutkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam nas-nas yang
berkenaan dengan akhir zaman.
Ketika Rusia berhasil menciptakan roket Sputnik, sejumlah artikel yang membahas
pokok ini diterbitkan, beberapa di antaranya berisi berbagai pernyataan yang bodoh.
Pokok kekacauan di angkasa diperkenalkan pertama kali oleh nabi Yoel, di dalam nas
yang dengan jelas menunjuk kepada hari Tuhan (1:15; 2:1-11, 30, 31).
Satu nas dari nabi Yoel (2:28-32a) dikutip oleh Petrus dalam khotbahnya yang terkenal
pada hari Pentakosta (Kis. 2:16-21).
Pada saat itu, sejauh yang kita ketahui, di angkasa tidak terjadi apa-apa.
Aneka nubuat tentang kekacauan di angkasa juga diungkapkan oleh Yesaya, juga
dalam hubungan dengan "hari Tuhan" (13:6-10; 24:21-23).
Ketika berkhotbah di bukit Zaitun, Tuhan kita banyak menekankan aspek eskatologi
khusus ini (Mat. 24:29, 31; Mrk. 13:24-26; Luk. 21:11, 25).
Semua pernyataan ini mengacu kepada masa "sesudah siksaan" (Mat. 24:29), dengan
perkecualian Lukas 21:11 yang secara tersirat menunjukkan akan terjadi kekacauan
tertentu di angkasa, bahkan sebelum masa Penganiayaan itu terjadi.
Sekalipun demikian, hanya di dalam Kitab Wahyu saja, kekacauan di angkasa tersebut
tercatat sebagai terjadi.
Yang pertama dikemukakan di dalam nas yang sedang kita bahas saat ini, yaitu pada
saat meterai yang keenam dibuka.
Tetapi, gejala semacam ini terjadi empat kali selama penghukuman sangkakala, yaitu
pada saat peniupan sangkakala yang pertama, ketiga, keempat dan kelima (8:8-9:2).
Ketika cawan yang keempat ditumpahkan, matahari rupanya terpengaruh (16:8), dan
ketika cawan yang ketujuh ditumpahkan, batu-batu besar dari surga jatuh menimpa
manusia di bumi (16:17-21).
Suatu penelitian yang cermat tentang nas-nas ini tampaknya menunjukkan, bahwa
tidak ada kekacauan angkasa yang memiliki makna nubuat tertentu sebelum masa
Penganiayaan.
Hal ini berlaku khusus dalam hal pesawat-pesawat angkasa ciptaan manusia,
betapapun pentingnya; sebab berbagai gejala angkasa yang disebutkan di dalam
Alkitab merupakan akibat langsung dari campur tangan Allah.
Pada masa yang lalu, manusia mengalami hukuman Tuhan berupa kegelapan sebanyak
dua kali: pada saat tulah kesembilan atas Mesir (Kel. 10:21-23); dan sepanjang tiga jam
terakhir ketika Tuhan kita tergantung di kayu salib (Mat. 27:45 dan ayat-ayat
paralelnya).
https://gkagloria.id/2021/05/09/hari-penghakiman-hari-peringatan/
Membuka Rahasia Kitab Wahyu 6 Tentang Kuda-Kuda

Kitab Wahyu adalah sebuah kitab yang penuh dengan logo dan lambang. Tidak semua
hal yang disebutkan sebagai lambang dapat kita artikan semena-mena alias semau kita.
Seperti contohnya, lambang naga. Di negara China, naga diartikan binatang yang
membawa kesuksesan atau keberuntungan. Tetapi bagi orang Kristen, naga banyak
disebutkan dan diartikan sebagai binatang yang membawa kematian dan petaka besar.

Untuk menyingkapkan sebuah lambang di kitab Wahyu, harus ada penjelasan kunci.
Seperti apabila kita ingin membuka pintu, tentu kita membutuhkan kunci. Begitu juga
untuk membuka pengertian-pengertian dalam kitab Wahyu.

MATIUS 24
Kedatangan Yesus sebenarnya sudah disingkapkan di kitab Wahyu pasal 6, yang
menuliskan munculnya 4 penunggang kuda dan kuda yang berbagai warna. Putih,
Hitam, Merah, dan Kuning Hijau. Siapakah mereka? Bagaimana kita tahu bahwa
mereka itu pembawa tanda kedatangan Yesus? Kuncinya ada di Matius 24:1-14, yang
adalah kunci yang berkaitan dengan Wahyu pasal 6!

Dalam Matius 24:1-3, tertulis bahwa para murid bertanya pada Yesus, kapan
terjadinya kedatangan Yesus kedua kali dan apakah tanda-tandanya dan tanda
kesudahan dunia? Kemudian Tuhan Yesus menjelaskan tanda-tanda kedatangannya :

"Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan
berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang." (ayat4-5)

Jawaban Yesus ini adalah kunci penyingkap dari Wahyu 6:2

"Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah
mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan."

Siapakah penunggang kuda putih tersebut? Yang pasti bukan Yesus! Ada beberapa hal
yang menjelaskan mengapa penunggang kuda putih itu bukan Tuhan Yesus Kristus :

1. Penunggang kuda putih itu memegang sebuah panah. Dalam versi bahasa
Inggrisnya, panah yang disebut adalah "Bow" = busur panah, bukan anak panah.
Dengan kata lain, si penunggang kuda putih ini tidak punya kekuatan. Berbeda dengan
Yesus. Yesus memegang pedang bermata dua. Ada banyak ayat yang menyatakan
bahwa ada sebilah pedang bermata dua yang keluar dari mulut Yesus.
"Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar
sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari
yang terik." Wahyu 1:16

2. Penunggang Kuda Putih ini hanya memiliki satu mahkota, sedangkan Yesus...
"Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota
dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia
sendiri."Wahyu 19:12

Penunggang Kuda Putih ini bukan Tuhan Yesus! Ia adalah penyesat yang maju sebagai
pemenang untuk menyesatkan banyak manusia dan bangsa. Pakaian putih yang
dikenakannya hanya untuk mengelabui manusia. Matius 24:4-5 itulah jawabannya.

Selanjutnya Yesus berkata,

"Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun
berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu
belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan
melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.

" (ayat 6-7)

Penjelasana Yesus ini menyingkap 3 hal sekaligus. Kitab Wahyu 6:3-4 tertulis,

"Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk
yang kedua berkata: "Mari!" Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah
padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai
sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya
dikaruniakan sebilah pedang yang besar. Dan ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku
melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya
memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di
tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga
cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." Dan ketika
Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk
yang keempat berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut
mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk
membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-
binatang buas yang di bumi. "

Pertanyaannya, apakah keempat penunggang kuda tersebut sudah keluar? Ada yang
bilang belum keluar, dan ada yang berkata sudah.

Semua tanda-tanda ini adalah awal dari akhir zaman, karena Yesus berkata bahwa
"Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru."
(Matius 24:8)

Bila kita melihat keadaan dunia hampir 50 tahun terakhir, semua hal sudah terjadi.
1. Penyesatan
Sudah banyak ajaran sesat baik dari agama Kristen maupun agama lain yang
membawa manusia kepada penyimpangan bahkan kematian massal. Sebagai contohnya
:
Gereja Mormon/Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Gerakan
Mormon) oleh Joseph Smith
Gereja Saksi Yehova (Saksi Yehova) oleh Charles Russell dan Joseph Rutherford
Gereja Anak Allah (Children of God) oleh David Berg
Gereja Kristen Sains (Church of Christ, Scientist) oleh Mary Baker Eddy
Gereja Scientology (Scientology) oleh L. Ron Hubbard
Belum lagi mereka yang menyebut dirinya Isa Almasih.
2. Peperangan
Rasanya tidak perlu dijelaskan secara terperinci karena peperangan besar bangsa
lawan bangsa sudah terjadi sejak PD I, PD II, hingga hari ini ada banyak kota lawan
kota, bangsa lawan bangsa, bahkan perang antar saudara juga sudah dan sedang
terjadi di beberapa negara.

3. Kelaparan
Krisis pangan juga sudah ada. Indonesia juga sudah mengalami seperti beberapa
negara lain yang dilanda kelaparan sebab kurangnya pasokan pangan oleh karena
cuaca yang sudah tidak lagi dapat diprediksi kapan panas atau kapan hujan, yang
mengakibatkan kenaikan harga jual yang luar biasa.
Beberapa waktu lalu, di Simbabwe terjadi hal yang mengerikan karena penduduk di
sana mengalami krisis ekonomi sehingga warga Zimbabwe terbiasa dengan uang
miliaran, bahkan triliunan dollar Zimbabwe. Namun, jangan keburu senang. Uang 20
miliar dollar Zimbabwe (setara dengan 1 dollar AS atau Rp 9.200) hanya bisa
digunakan untuk membeli gula pasir 2 kilogram! Awal pekan ini Pemerintah
Zimbabwe mengeluarkan uang kertas baru dengan nominal 100 miliar dollar
Zimbabwe. Harap dicatat, jumlah angka nol dalam bilangan itu mencapai 11 buah.

3. Penyakit Sampar dan Binatang Buas


Anda mungkin tahu bahwa ada beberapa jenis penyakit yang timbul dan menyerang
manusia namun hingga saat ini dokter pun tidak tahu nama penyakit dan
penyebabnya. Binatang buas yang ditulis dalam kitab Wahyu ini pun sebenarnya bisa
dikatakan sebagai lambang. Karena tidak terjadi secara harafiah bahwa ada beruang
besar, atau singa-singa buas yang menyerang manusia secara massal. Binatang buas
yang dimaksud belum tentu besar. Virus dan bakteri seperti HIV, Ebola, dan
sebagainya adalah binatang buas juga yang saat ini telah menyerang manusia dan
membawa kematian di mana-mana.

Semua inilah tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus. Tetapi kapan waktu


kesudahannya, hanya Bapa yang tahu.#

Disadur dari : Khotbah Eddy Leo mengenai Akhir Zaman


TUHAN YANG SETIA 
Terpublikasi Fri, 10 May 2019   

oleh: Pdt. Agus Wijaya (Sekum BPMSW GKI SW Jateng/ GKI Serpong)

 Yehezkiel 20 : 39-44; Wahyu 6 : 1-7 : 4

Selamat hari Jumat.

Manusia seringkali mengingkari kesetiaan kepada Tuhan namun sebaliknya; Tuhan


yang mahakuasa justru yang tetap setia kepada Tuhan.
Yehezkiel 20:39-40 (TB)  Hai kamu, kaum Israel, beginilah firman Tuhan ALLAH,
biarlah masing-masing pergi beribadah kepada berhala-berhalanya. Tetapi kemudian
kamu akan mendengarkan Aku dan tidak lagi melanggar kekudusan nama-Ku yang
kudus dengan persembahan-persembahanmu dan berhala-berhalamu. Sebab di atas
gunung-Ku yang kudus, di atas gunung Israel yang tinggi, demikianlah firman Tuhan
ALLAH, di sana di tanah itu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya akan
beribadah kepada-Ku. Di sana Aku akan berkenan kepadamu dan di sana Aku akan
menuntut dari kamu persembahan-persembahan khususmu dan sajian-sajianmu yang
terpilih, segala yang kamu kuduskan. Panggilan kepada umat Israel yang
memberontak kepada Tuhan untuk kembali percaya dan mempercayakan hidup
kepada Tuhan mengajak umat kembali menyembah hanya kepada Tuhan tanpa
mengingat lagi dosa dan kesalahan mereka.

Tuhan tak pernah mengungkit kesalahan umat-Nya di masa yang lalu. Dia selalu
datang dengan penuh kasih bahkan kepada yang berdosa.
Ketika keenam materai dibuka, maka terjadilah hal yang dasyat di dunia. Wahyu 6:14-
17 (TB)  Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan
tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. Dan raja-raja di bumi
dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-
orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua
dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung
dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu."Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan? 
Atas semua itu apa yang terjadi? Tuhan menjaga mereka: Wahyu 7:1-4 (TB) 
Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru
bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di
darat, atau di laut atau di pohon-pohon. Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul
dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru
dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan
bumi dan laut, katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku
mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Dalam berbagai keadaan, sekalipun mengalami masa yang sukar; yakin dan percayalah
Tuhan tetap menjaga kita sebagai umat-Nya. Dia tetap menyatakan bukti bahwa segala
yang terjadi tidak mengurangkan kesetiaan-Nya kepada umat.

Doa:
Belajar setia seperti Tuhan yang setia.

Ketujuh meterai (Why 6:1-17; 8:1-5), sangkakala (Why 8:6-21; 11:15-19), dan cawan
(Why 16:1-21) merupakan tiga seri penghakiman yang berbeda dan susul menyusul
dari Allah. Penghakiman ini semakin dahsyat dan akibatnya semakin parah seiring
dengan makin dekatnya akhir zaman. Ketujuh meterai, sangkakala dan cawan
berhubungan satu dengan yang lain – meterai ketujuh berlanjut pada ketujuh
sangkakala (Why 8:1-5). Sangkakala ketujuh berlanjut pada ketujuh cawan (Why
11:15-19; 15:1-8).

Empat meterai pertama dari ketujuh meterai dikenal sebagai keempat pengendara
kuda zaman akhir. Meterai pertama memperkenalkan si Antikristus (Wahyu 6:1-2).
Meterai kedua menyebabkan peperangan besar (Wahyu 6:3-4). Meterai ketiga
mengakibatkan kelaparan (Wahyu 6:5-6). Meterai keempat mengakibatkan terjadinya
penyakit, kelaparan yang lebih dahsyat dan peperangan yang lebih dahsyat (Wahyu
6:7-8).

Meterai kelima memberitahu kita mengenai orang-orang yang akan mati bagi iman
mereka pada akhir zaman (Wahyu 6:9-11). Allah mendengar seruan mereka meminta
keadilan, dan akan memberikan keadilan pada waktunya – dalam wujud meterai
keenam, bersama dengan sangkakala dan cawan penghakiman. Ketika meterai keenam
dibuka, gempa bumi yang dahsyat akan terjadi, mengakibatkan kehancuran yang
dahsyat – bersamaan dengan berbagai fenomena astronomis yang tidak biasa (Wahyu
6:12-14). Mereka yang bertahan hidup saat itu akan berteriak, "Runtuhlah menimpa
kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap
murka Anak Domba itu." Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah
yang dapat bertahan?” (Why 6:16-17).

Ketujuh sangkakala digambarkan dalam Kitab Wahyu 8:6-21. Ketujuh sangkakala


merupakan “isi-”nya ketujuh meterai (Why 8:1-5). Sangkakala pertama
mengakibatkan hujan es dan api yang menghancurkan kebanyakan tanaman dalam
dunia (Why 8:7). Sangkakala kedua mengakibatkan apa yang kelihatannya merupakan
meteor jatuh ke dalam laut dan mengakibatkan musnahnya kebanyakan makhluk
hidup dalam laut (Why 8:8-9). Sangkakala ketiga sama dengan sangkakala kedua,
kecuali pada dampaknya yang mempengaruhi danau-danau dan sungai-sungai,
bukannya pada lautan (Why 8:10-11).

Sangkakala keempat mengakibatkan matahari dan bulan menjadi gelap (Why 8:12).
Sangkakala kelima mengakibatkan wabah “belalang setan” yang menyerang dan
menyiksa umat manusia (Why 9:1-11). Sangkakala keenam melepaskan tentara setan
yang membunuh sepertiga umat manusia (Why 9:12-21). Sangkakala ketujuh
memanggil ketujuh malaikat dengan membawa ketujuh cawan murka Allah (Why
11:15-19; 15:1-8).

Ketujuh cawan penghakiman digambarkan dalam Kitab Wahyu 16:1-21. Ketujuh


cawan penghakiman itu merupakan akibat dari dibunyikannya ketujuh sangkakala.
Cawan pertama mengakibatkan bisul yang menyakitkan di antara umat manusia (Why
16:2). Cawan kedua mengakibatkan matinya semua makhluk hidup dalam laut (Why
16:3). Cawan ketiga mengakibatkan sungai berubah menjadi darah (Why 16:4-7).
Cawan keempat dari ketujuh cawan mengakibatkan panas matahari menjadi amat
dahsyat dan mengakibatkan sakit yang luar biasa (Why 16:8-9). Cawan kelima
mengakibatkan kegelapan yang dahsyat dan kesakitan yang makin hebat karena bisul
dari cawan pertama (Why 16:10-11). Cawan keenam mengakibatkan Sungai Efrat
menjadi kering. Bala tentaranya si Antikristus akan dikumpulkan untuk perang
Harmagedon (Why 16:12-14). Cawan ketujuh menghasilkan gempa bumi yang dahsyat;
yang kemudian diikuti oleh hujan es besar (Why 16:15-21).

Wahyu 16:5-7 mengatakan, “Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu
berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus,
yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah
orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah;
hal itu wajar bagi mereka! … Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil
segala penghakiman-Mu.”
EMPAT PENUNGGANG KUDA
(THE FOUR HORSEMEN)

Victor Furima STh

Wahyu 6:1-8
18-03-62

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan
ibadah ini melalui siaran radio, dan yang menyaksikannya melalui siaran televisi, anda
sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta
yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul
Empat Penunggang Kuda dari Kitab Wahyu.
Pembacaan dari Alkitab kita terdapat di dalam Wahyu pasal 6. Dan jika anda ingin
membuka bagian itu, maka anda akan dapat dengan lebuh mudah mengikuti khotbah
pada hari ini. Wahyu pasal 6,

Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu,
dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara
bagaikan bunyi guruh: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya
dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut
kemenangan. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku
mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!" Dan majulah seekor kuda lain,
seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk
mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan
kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. Dan ketika Anak Domba itu
membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!"
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang
menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar
seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Satu choinix
gandum sedinar, dan tiga choinikes jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak
dan anggur itu." Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku
mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!" Dan aku melihat:
sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya
bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa
atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan
dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
Ini bukanlah sebuah gambaran yang indah. Tetapi Allah adalah Tuhan kebenaran dan
Dia di sini menuliskan hal-hal sebagaimana mereka adanya, sebagaimana hal itu akan
terjadi. Merupakan sebuah optismisme yang murahan dan duniawi untuk
menyampaikan kata, “Damai, damai!” ketika tidak ada damai dan untuk melukiskan
gambar-gambar yang berwarna merah terang tentang natur manusia dan takdir
bangsa-bangsa ketika Allah berkata bahwa hal itu akan berakhir dalam sebuah banjir
darah.
“Perang dan kehancuran telah ditetapkan hingga akhir,” demikianlah firman Allah.
Bagaimanapun manusia menyebutkannya, bagaimanapun pemimpin palsu menipu
sebuah bangsa, Allah berkata, “Inilah masa depan.” Dan Dia menyingkapkannya bagi
kita di dalam kejujuranNya sehingga kita dapat mempersiapkan diri kita sendiri dan
menyelamatkan jiwa kita dan membebaskan jemaat kita.
Lalu, tindakan dari Kitab wahyu dimulai di sini, yaitu pasal enam. Ini adalah tindakan
dari gōēl kita, kerabat penebus kita, yang di dalam tangan Allah Yang Mahatinggi telah
menempatkan otoritas dari alam semesta ini.
Ini adalah tindakan dari kedaulatan Tuhan yang mengambil kembali dari tangan
penyusup dan perampas dan para penyeludup dan orang asing. Ini adalah tindakan di
dalam proses pengadilan Allah Tuhan kita dan Juruselamat kita yang mengambil
kembali warisan kita yang sah dari tangan Setan.
Dan Tuhan Allah berkata, “Maukah engkau mengetahui bagaimana hal itu akan
terjadi, bagaimana Allah akan menempatkan di dalam tangan AnakNya seluruh
ciptaanNya, Yang akan mengembalikannya kepada kita yang telah hilang di dalam
dosa? Maukah engkau mengetahuinya?”
Kemudian Allah berkata, “Aku telah menyingkapkan kemulian dan keajaiban dan
keagungan dari penaklukan Kristus itu, bagaimana Dia akan membebaskan ciptaan
Allah dari beban hipotik dosa dan Setan dan kematian dan maut yang tergeletak di
atasnya,” dan bagaimana Dia akan mengembalikan hal-hal ini kepada kita yang telah
kita hilangkan di dalam pemberontakan kita.
Ini adalah penyingkiran dari dinasti kejahatan. Ini adalah penyingkiran kuasa
kegelapan sampai selamanya. Dan ini adalah peristiwa membawa kembali cahaya dan
kehidupan dan kebebasan dan kebenaran sampai selama-lamanya.
Lalu, ketujuh materai ini mencakup seluruh kisah Allah dari pengangkatan hingga
kedatangan kembali. Ketujuh materai ini termasuk seluruh cara kerja Yang
Mahatinggi setelah umat Allah diambil dari dunia ini hingga mereka kembali dengan
kekuasaan Tuhan mereka, dan diberikan kepemilikan atas warisan Allah.
Ketujuh materai adalah ketujuh sangkakala, dan ketujuh sangkakala adalah ketujuh
cawan murka dari Allah Yang Mahatinggi. Dan ketika mereka telah selesai, ketika
ketujuh materai dan ketujuh sangkakala dan ketujuh cawan itu selesai, maka selesailah
hukuman Allah atas dosa dan kejahatan.
Selanjutnya adalah pemurnian bumi. Kemudian pengikatan Setan. Kemudian
pendirian dari kerajaan Millenial yang di dalamnya anak-anak Allah akan memerintah
bersama dengan Dia di bumi ini.
“Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu,
dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara
bagaikan bunyi guruh: "Mari!"—atau, ‘pergi,’ atau, ‘laksanakan.’”
Di dalam King James Version kata itu diterjemahkan dengan, “Mari dan lihatlah,”
sekan-akan hal itu dialamatkan kepada Rasul Yohanes. Tidak. Karena Yohanes telah
berada di sana dan sedang melihatnya. Dan jika dia dibutuhkan untak datang
mendekat, maka tidak dibutuhkan untuk mengulangnya sebanyak empat kali di dalam
tiap-tiap contohnya. Dan jika dialamatkan kepada Yohanes, maka tidak dibutuhkan
bagi kerubim untuk berseru dalam sebuah suara guruh.
Kerubim adalah agen administratif Allah terhadap bumi ini. Dan ini adalah peristiwa
di mana Allah sedang menyingkirkan atau melemparkan keluar kuasa-kausa dan
penguasa-penguasa kegelapan. Dan ketika kerubim berkata, “Mari,” hal itu ditujukan
bagi salah satu perantara daalam kesudahan zaman ini di dalam sejarah untuk datang
terhadap kesudahannya yang terakhir.
Dan cara yang terbaik untuk melihat makna dari kata itu adalah melihat apa yang
terjadi ketika kerubim itu berseru, “Mari.” Apa yang terjadi? Hal ini terjadi dalam
tiap-tiap contoh: ketika salah satu kerubim berseru bahwa “Erchou, pergi,
laksanakan,” atau “Mari,” maka datanglah melintas ke dalam panggung sejarah
manusia sebuah kuda dan penunggangnya.
Merupakan sesuatu yang mustahil bagi kita pada hari ini untuk menyadari kekaguman
dan penghormatan orang Asia dalam memandang kekuatan dan kuasa dari seekor
kuda. Saya tidak memiliki waktu, tetapi anda dapat membaca dalam Ayub 39, ayat 19
hingga 25, sebuah penghormatan yang luar biasa terhadap kekuatan dan kuasa dari
seekor kuda. Anda menemukan hal yang sama di dalam Zakharia 1 dan khususnya
Zakharia 6:1-7.
Binatang yang luar biasa ini, binatang yang hebat ini mewakili ke dalam pikiran
seorang Asia tentang penaklukan, ketakutan, serangan dan pertempuran. Dan anda
akan melihatnya sebagaimana kuda-kuda ini melintasi panggung dan sejarah manusia
dalam perintah kerubim.
“Aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara
bagaikan bunyi guruh:—sebuah perintah—“berkata, ‘Erchou!’
“Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih”—sebuah penyerangan,
sebuah tanda dari penaklukan dan kemenangan—“Dan orang yang menungganginya
memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah stephanos, sebuah
mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan”
Kuda yang pertama adalah sebuah serangan kemenangan, seekor kuda putih. Dan dia
yang duduk di atasnya adalah seorang penakluk dan seorang pemenang. Dia memiliki
sebuah mahkota dan dia memili sebuah busur.”
Lalu, karena di dalam prosesi kemenangan zaman kuno, penakluk, pemimpin
menunggangi seekor kuda putih dan karena di dalam Kitab Wahyu pasal sembilan
belas ketika Tuhan kita datang kembali dari sorga, Dia datang dengan menunggangi
seekor kuda putih, dan mereka yang mengikuti Dia—orang-orang kudus Allah, yang
telah dibasuh dalam darahnya, dan penuh kemenangan—karena mereka mengikutiNya
di atas kuda-kuda putih maka secara praktis seluruh komentator dan sarjana dan
mahasiswa akan mengidentifikasikan penunggang ini sebagai Kristus.
Dia datang—penglihatan pertama dari penunggang kuda—dia datang menunggangi
kuda putih yang menyerang dengan sebuah stephanos dan bersama dengan sebuah
busur. Dan banyak yang mengidentifikasikan penunggang kuda yang pertama itu
sebagai Tuhan kita. Lalu, ada beberapa hal yang harus disebutkan sebelum identifikasi
seperti itu dibuat.
Yang pertama adalah ini: ada sebuah ketidakpantasan untuk memulainya dengan hal
itu. Saya tidak tahu apakah mereka memiliki suatu aturan atau prinsip yang diikuti
dalam peristiwa dramatik ini, tetapi merupakan sebuah hal yang menggelikan jika
melakukan hal yang seperti ini:
Ini adalah Kristus Tuhan, Anak Domba, Singa dari Allah. Dia menyibakkan tirai itu
sehingga anda dapat melihatnya. Dan kemudian, ketika Dia menyibakkan tirai itu
sebagai Anak Allah, di dalam jentikan jarinya Dia mengubahnya ke dalam pakaian
seorang prajurit dan Dia datang dengan mengendarai seekor kuda putih. Ide tentang
hal ini merupakan pemikiran yang pendek dan sangat ganjil.
Ada hal lain tentang hal itu, dan yang tidak pantas ketika anda melihatnya. Sangat
jelas keempat penunggang kuda ini memiliki sebuah bilangan pembagi. Ada sesuatu
yang umum bagi mereka berempat. Mereka adalah empat penunggang di dalam makna
tertentu secara bersama-sama—putih, merah, hitam dan hijau kuning. Mereka semua
memiliki beberapa jenis dari sebuah maksud secara bersama-sama.
Lalu, jika yang pertama ini adalah Krsitus, jika kuda putih dan penunggangnya adalah
Tuhan Allah, maka Dia dihubungkan dengan orang yang paling berdarah dan yang
paling membahayakan dan yang paling mengerikan dari semua hubungan yang tidak
dapat dibayangkan oleh pikiran.
Lalu, saya dapat membayangkan Tuhan dengan Mesakh, Sadrakh, dan Abednego di
dalam api yang menyala-nyala. Dan Tuhan berjalan bersama ketiga anak-anakNya.
Saya dapat membayangkan Kristus Tuhan dengan murid-murid yang ada dalam
hatiNya. Dia bersama dengan Petrus dan Yakobus dan Yohanes.
Tetapi entah bagaimana saya tidak cocok dalam Tuhan dengan Ahab dan Izebel, atau
dengan Baal dan Aphrodite. Entah bagaimana, saya tidak cocok dalam Tuhan dengan
Herodes Agung, yang membunuh bayi-bayi di Betlehem, dan Herodes Antipas yang
membunuh Yohanes Pembaptis, dan Herodes Agripa yang membunuh Yakobus,
saudara Yohanes.
Dan entah bagaimana, saya tidak dapat mencocokkan Kristus Tuhan ke dalam darah
dari peperangan dan penyembelihan besar-besaran dan pembunuhan di kuda merah
dan kelaparan yang mengerikan di kuda hitam, dan kematian karena wabah dari kuda
hijau kuning yang mengerikan itu. Mereka hanya tidak cocok.
Baiklah, hal lain yang harus menjadi bahan pertimbangan: Ketika Kristus Tuhan
datang, Dia datang dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas, ayat sebelas di dalam
kesudahan, di bagian akhir, di hari puncak dari kemenangan yang final. Kita
menantikan Tuhan dari sorga, kita menantikan Dia datang bersama dengan umatNya,
kita menatikan Dia datang dalam kejayaan dan kemuliaan. Dan Dia datang. Tetapi Dia
datang dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas, dan Dia tidak datang di sini, hal itu
tidak cocok.
Kemudian hal lainnya: Ketika anda melihat kedua orang yang menunggang kuda putih
ini, Kristus, Tuhan Allah kita di dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas, di aatas
kepalaNya dia memiliki sebuah diadēma. Itu adalah kata Yunani, sebuah diadēma,
sebuah mahkota. Kata itu tidak digunakan dalam bahasa Yunani untuk hal lain kecuali
untuk mahkota dari seorang penguasa monarki yang berdaulat.
Dan itu adalah jenis mahkota yang kita harapkan untuk dikenakan di kening Anak
Allah, Juruselamat kita. Dia datang dengan sebuah mahkota, sebuah diadēma. Dan
senjataNya adalah Firman Allah.
Penunggang kuda putih ini, tidak seperti itu sama sekali. Mahkotanya adalah sebuah
stephanos, sesuatu yang dapat dimenangkan oleh seseorang di dunia ini, dalam sebuah
ras. Dan di tangannya dia tidak memegang sebuah pedang Firman Allah, tetapi dia
memiliki sebuah busur yang tidak memiliki anak panah.
Kalau begitu, siapakah penunggang kuda putih ini, yang mendahului kuda merah yang
melakukan pembunuhan besar-besaran dan pertumpahan darah, yang mendahului
kuda hitam yang menyebabkan kelaparan dan kelangkaan serta kekurangan, dan kuda
hijau kuning yang adalah Hades dan Maut?
Bagi saya, ketika saya membaca Alkitab, saya pikir bahwa Tuhan telah memberikan
garis besar dari hal itu di dalam Kitab Matius pasal dua puluh empat dalam diskusi
nubuatan tentang akhir zaman. Lalu, jika Wahyu adalah sebuah gambaran dari akhir
zaman, maka ia harus tepat dengan garis besar yang telah diberikan oleh Tuhan kita di
dalam Matius pasal 24.
Sesungguhnya, apa yang disampaikan Tuhan kita dalam Matius 24 akan cocok dengan
apa yang diungkapkan Tuhan kepada Yohanes di dalam Wahyu. Lalu, jika anda
melihat garis besar dari Kristus Tuhan kita yang diberikan dalam diskusi nubuatanNya
dalam Matius 24, anda akan menemukannya persis dengan hal-hal yang terjadi dalam
penglihatan yang diberikan kepada Yohanes dalam Kitab Wahyu.
Baiklah. Lihat ke dalam garis besar dalam Matius 24, dimulai dari ayat 4. Yang
pertama, Yesus berkata, ketika Dia menjawab pertanyaan murid-murid, “Katakanlah
kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan
tanda kesudahan dunia?”
Dan Tuhan membalas, “Yang pertama, Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan
berkata, ‘Aku adalah Fuehrer yang hebat; Aku adalah Il Duce yang hebat; Aku adalah
juruselamat yang hebat, aku adalah pembebas dari bangsa-bangsa; aku adalah
pemimpin dunia; aku adalah Stalin yang hebat; atau aku adalah Tojo yang membawa
bangsaku untuk kemenangan.’”
Akan ada banyak penyesat, akan ada banyak pembebas, akan ada banyak orang yang
mengklaim sebagai Juruselamat. Itu adalah hal pertama yang Tuhan sampaikan
tentang garis besar sejarah ini. Akan banyak kristus-kristus palsu. Yang pertama, itu
adalah hal pertama yang Dia sampaikan.
Kemudian hal selanjutnya yang Dia sampaikan, “Kamu akan mendengar deru perang
atau kabar-kabar tentang perang. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan
kerajaan melawan kerajaan.” Itu adalah kuda merah dari perang dan pertumpaahan
darah.
Kemudian, Dia berkata, “Akan ada kelaparan,” hal ketiga yang Tuhan kita sampaikan,
hanya mengikuti potongan demi potongan, sebagaimana Tuhan telah memberikan
garis besarnya—yaitu kuda hitam. “Wajah kita,” kata Yeremia, “adalah hitam seperti
sebuah dapur peleburan karena kelaparan yang mengerikan.”
Dan kemudian Dia berkata, “Dan akan ada wabah,’ itu adalah kuda keempat yang
berwarna hijau kuning, yang mengikuti pertumpahan darah dan peperangan dan
pembunuhan besar-besaran dan kelaparan.
Kemudian jika saya dapat mempercayai Tuhan di dalam hal yang telah Dia sampaikan,
dan jika saya dapat mempercayai Tuhan di dalam wahyu yang Dia berikan kepada
Rasul Yohanes, maka kemudian saya memiliki identifikasi dari keempat penunggang
kuda itu.
Yang pertama mewakili penyesat yang hebat, Antikristus yang terakhir, pembebas
palsu yang terakhir dari semua pembebas palsu lainnya yang merupakan bayangan,
tanda dan figur awal dari Antikristus ini. Mereka hanya sketsa, mereka hanya
bayangan dari diktator dunia yang terakhir, yang akan datang itu.
Hanya mengikuti garis besar dari Tuhan kita: kemudian Tuhan berkata, mengikuti
kemunculan Antikristus itu, bahwa Antikristus itu datang dalam damai dan
menjanjikan kemenangan, dan dia akan membuat perjanjian dan mata dari seluruh
bangsa-bangsa akan tertuju kepadanya, selanjutnya, yang mengikuti dia adalah
pertumpahan darah yang sangat mengerikan dan pembunuhan besar-besaran dari
kuda merah itu.
Kemudian yang mengikuti dia adalah keinginan yang sangat mengerikan dari
kelaparan yang berlangsung bersamaan dengan perang. Dan kemudian diikuti oleh
wabah mengerikan yang menghadirkan kematian dan maut, yang menelan korban
yang sangat banyak.
Lalu, jika saya dapat melakukan hal ini, jika saya dapat mengikuti garis besar Tuhan
kita di dalam Matius 24, saya dapat melihat yang sama ketika hal itu disingkapkan
kepada Rasul Yohanes di dalam Wahyu. Yang pertama, Tuhan Allah berkata, akan
datang seorang penyesat yang hebat, pembebas dunia yang hebat, juruselamat dari
dunia. Dia adalah mahakarya Setan.
Setan selalu merupakan seorang penipu. Di halaman Firaun ketika Musa dan Harus
menunjukkan tanda-tanda mereka di hadapan raja, Setan memiliki penyihirnya dan
dukun tabibnya serta ahli nujumnya. Dia memampukan mereka untuk melakukan
tanda-tanda ajaib yang sama.
Tidak sesuatu yang asli dari Setan, dia tidak pernah membisikkan sebuah alasan baru
yang tunggal mengapa seseorang harus menolak Allah sejak masa Taman Eden. Dan
hal-hal yang dia bisikkan pada hari ini di dalam hati tentang penolakan terhadap Allah
adalah hal-hal yang telah dibisikkan sejak permulaan ciptaan.
Tidak ada sesuatu yang asli dalam Setan. Tidak ada pekerjaan yang baru. Tidak ada
tipuan yang baru. Tidak ada seruan yang baru. Itu adalah hal yang sama sepanjang
setiap generasi. Dia adalah peniru yang hebat.
Dan kemudian dia meniru Kristus di sini. Sebagaimana Kristus adalah manusia Allah,
demikian juga Setan memiliki manusianya. Dan manusianya itu akhirnya akan muncul
ketika umat Allah telah diangkat dari hari-hari Kesusahan Besar yang mengerikan
dimulai.
Hal pertama yang akan terjadi di dalam kegelisahan dan revolusi dan di dalam prospek
dari sebuah bencana perang, adalah akan muncul seorang diktator yang terakhir, tiran
dunia yang terakhir. Dan dia akan membawa damai dan dia akan membawa setiap
janji dari kemakmuran dan kesejahteraan.
Dan bangsa-bangsa dunia serta manusia di bumi ini akan berkumpul di hadapannya,
dan berkata, “Ini adalah Fuehrer kita, ini adalah Il Duce kita, ini adalah peomimpin
kita yang hebat, ini adalah juruselamat dan pengharapan dunia.” Dan dia datang
dengan mengendarai seekor kuda putih, untuk menaklukkan dan sebagai penakluk.
Seluruh sumber daya militer dan ekonomi dan politik dunia akan berada di dalam
tangannya.
Lalu, ketika anda melakukan hal itu, ketika anda membuat identifikasi itu, maka hal
itu akan cocok dan tepat dengan setiap nubuatan yang ada di Alkitab. Sebagai contoh,
di dalam dua Tesalonika, di pasal yang kedua, Allah berkata, setelah kemurtadan ini,
setelah kesesatan ini, setelah umat Allah disingkirkan, manusia durhaka itu akan
disingkapkan terlebih dahulu. Itu adalah hal pertama yang akan terjadi, kedatangan
dari penunggang kuda putih itu ke dalam panggung sejarah dunia.
Hal yang pertama, “Harus dinyatakan dahulu manusia durhaka, anak dari kebinsaan
itu,
“Yang meninggikan dirinya dan mau menyatakan dirinya sebagai Allah.
“Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada
yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si
pendurhaka baru akan menyatakan dirinya.”
Roh Kudus Allah berada di dalam umat Allah di bumi ini, dan selama kita masih
berada di sini, kesudahan dari hal itu belum akan digenapi, mahakarya Setan tidak
akan muncul. Masa kesusahan besar tidak akan datang. Api dan nyala api serta hujan
belerang tidak akan jatuh ke atas Sodom sebelum Lot dibawa pergi. Malaikat itu
berkata, “Aku tidak dapat melakukan apa-apa sebelum engkau ke luar dari sana.”
Yang pertama, umat Allah akan disingkirkan. Sama seperti Lot, sekalipun dia adalah
orang Kristen yang kompromi yang menjengkelkan bagi jiwanya dengan percakapan
yang kotor dengan orang-orang Sodom, sekalipun dia adalah orang Kristen yang
kompromi, akan tetapi dia adalah manusia Allah. Dia adalah seseorang yang telah
diselamatkan. Dan malaikat berkata, “Aku tidak dapat melakukan apa-apa sebelum
engkau ke luar dari sana.”
Dan setelah Lot disingkirkan, api dan hujan api belerang dijautuhkan sebagai
penhukuman atas Sodom. Demikian juga dengan yang di sini. Ada di dalam dunia ini
yang menahan hukuman berat yang terakhir itu. Dan itu adalah anda. Itu adalah umat
Allah. Tetapi akan datang harinya ketika Roh Kudus, yang berdiam di dalam hati umat
Allah akan disingkirkan.
Dan kemudian hal yang pertama, “Dan kemudian si perdurhaka itu akan menyatakan
dirinya.” Dia akan muncul, mahakarya Setan, “Yang akan dihancurkan Tuhan dengan
api yang keluar dari mulutnya dan akan membinasakannya dengan cahaya
parousiaNya—penampakanNya,” kedatangan Tuhan ada di dalam Kitab wahyu pasal
sembilan belas. Saya hanya berusaha untuk menyatakan, untuk menunjukkan kepada
anda, bahwa ketika anda membuat identifikasi itu, semuanya harus cocok dengan
seluruh nubuatan yang ada di dalam Alkitab.
Sekarang, mari kita mengambil salah satu nubuatan lainnya dari begitu banyak
nubuatan yang dapat anda diskusikan. Dan anda akan membutuhkan waktu sebulan
penuh secara berturut-turut, untuk berbicara tentang nubuatan yang terdapat dalam
Kitab Daniel pasal sembilan. Salah satu hal yang paling berarti dan penuh makna dari
seluruh nubuatan yang ada di dalam Firman allah adalah nubuatan dari minggu ke-70
yang ada dalam Kitab Daniel.
Di situ disebutkan bahwa penguasa ini, Antikristus ini, mahakarya Setan ini, penyesat
yang besar ini, di situ disebutkan bahwa dia akan datang dalam damai dan dia akan
membuat perjanjian dengan manusia. Dia akan memiliki sistem keagamaan yang hebat
di dunia ini untuk menyongkong dia dan untuk kepentingannya.
Gereja Roma akan mengakui dia. Sama seperti yang telah mereka lakukan kepada Il
Duce, sama seperti Fuehrer yang lain atau diktator yang lain, yang mereka pikir dapat
menahan kehidupan suatu bangsa dan suatu masyarakat. Gereja Roma akan
mengagungkan diktator ini, tiran dunia yang akan datang.
Dan orang Yahudia akan mendapati dia di dalam sebuah kelepasan yang luar biasa
dari penderitaan yang mengerikan yang mengepung mereka dari segala sudut. Dan dia
akan menulis sebuah perjanjian—semua ini digambarkan dalam pasal terakhir dari
Kitab Daniel—dan dia akan menulis sebuah perjanjian dengan orang Yahudi. Dan
mereka akan memiliki tanah kelahiran mereka, dan mereka akan kembali membangun
Bait Suci mereka dan mereka akan melaksanakan kembali ritual-ritual dan
pengorbanan menurut hukum Musa. Dan untuk sesaat, dia adalah juruselamat dunia
yang sesungguhnya. Dan seluruh orang yang tidak percaya di dunia ini akan mengakui
dia, mahakarya Setan ini.
Kemudian berdasarkan nubuatan serta berdasarkan Wahyu, kemudian berdasarkan
Daniel 9:27 dan berdasarkan Kitab Wahyu pasal tiga belas, kemudian di tengah-tengah
kemunculannya yang melejit untuk berkuasa dan menaklukkan, kemudian
disingkapkanlah siapa dia yang sesungguhnya: dia adalah sahabat dari neraka. Dia
adalah mahakarya iblis. Dia Antikristus yang utama, penentang dan penghujat Allah.
Dan di tengah-tengah karirnya, dan di tengah-tengah perjanjian itu, dia berpaling dan
dia menjadi musuh dari bangsa Yahudi. Dan kemudian ada sebuah gelombang anti
Semit yang sebelumnya belum pernah terjadi di dunia.
Dan kemudian dia berpaling atas Gereja Roma. Dan berdasarkan Kitab wahyu pasal
tujuh belas—semua hal-hal ini akan datang ketika kita akan melalui seluruh Kitab ini
—pemimpin itu, binatang itu dan penguasa bersama dengan sepuluh tanduk, dia,
“Akan membenci pelacur itu dan dia akan membuat pelacur itu menjadi sunyi dan
telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.” Oh,
lihatlah apa yang akan dilakukan oleh diktator ini ketika dia datang melewati
panggung sejarah dunia!
Saya ingin anda mengingatnya di dalam pikiran anda, bahwa apa yang kita baca di sini
bukanlah sebuah hal yang ganjil, terpisah dan dipisahkan dari apa yang telah anda
dengar. Ini adalah pola dari seluruh sejarah. Ini adalah kisah dari seluruh Fuehrer.
Saya mengikuti karir dari empat orang dari antara mereka di dalam masa hidup saya
yang singkat. Dan keempatnya muncul dalam cara yang sama. Yang pertama, dia
adalah seorang pembebas bagi rakyatnya. Dia menjadi penakluk dalam nama bangsa
besar yang dia wakili. Dia memimpin rakyatnya untuk menaklukan dan menjadi
pemenang.
Dan kemudian, roh dari neraka yang kejam dan jahat muncul di dalam dirinya dan
dunia jatuh ke dalam pertumpahan darah. Sekalipun dia adalah Fuehrer atau Il Duce
Napoleon Bonaparte atau Frederick the Great atau Kaiser Bill atau Hitler atau Tojo
atau Il Duce, Mussolini atau Stalin, apa pun namanya, Caesar, Alexander Agung, yang
disebutkan setiap waktu, di mana saja di dalam sejarah, mengikuti pola yang sama.
Saya hanya ingin supaya anda melihat bahwa prinsip-prinsip yang ditunjukkan Allah
di dalam Alkitab ini adalah prinsip yang kekal. Dan hal-hal ini telah terjadi
sebelumnya dan hal-hal ini telah terjadi dalam masa hidup anda tetapi ini semua
adalah gambaran dan bayangan dari bagian utamanya. Mereka tidak lain merupakan
garis besar dari kesudahan zaman akhir yang akan datang melintasi sejarah dunia di
dalam Masa Kesusahan Besar.
Jadi, dia datang. Dia datang pertama kali sebagai sahabat umat manusia. Dia adalah
pelindung Gereja Roma. Dia adalah sahabat dari bangsa Yahudi dan rakyat Yahudi.
Dia memberikan kepada tiap-tiap orang keinginan mereka. Dan dia akan memimpin
dunia ini dari kematian, dari perang dan dari semua kegelisahan, dia akan meredakan
revolusi deangan raginya. Dia memimpin mereka ke dalam hubuangan yang besar.
Seekor kuda putih dengan sebuah busur—itu adalah penaklukan tanpa pertumpahan
darah; tidak ada anak panah dan sebuah stephanos, sebuah mahkota kemenangan dan,
“Menjadi penakluk dan menaklukkan.” Dia adalah diktator dunia yang hebat,
penguasa yang berdaulat.
Dan kemudian, hal-hal ini adalah hal-hal selanjutnya yang akan kita ikuti di dalam
Kitab Wahyu. Dan kemudian—sekarang, semua hal itu, dalam penunggang kuda yang
pertama—secepat yang kita bisa, tetap simpan di dalam pikiran anda dan mari kita
melihat ketika kuda lainnya.
Dan yang mengikuti dia, ketika kerubim yang kedua berkata, “Erchou, pergi, datang,
laksanakan
“Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang
menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas
bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang
yang besar.”
Kemudian, saya ingin anda melihat sesuatu di sini. Ada sebuah kata Yunani untuk
pedang dari seorang prajurit ketika dia berbaris untuk perang. Itu adalah sebuah
romphaia, a romphaia, pedang dari seorang prajurit ketika dia berjalan, ketika dia
berbaris ke dalam pertempuran.
Tetapi ada kata Yunani lainnya untuk sebuah pedang. Kita menyebutnya sebuah
“golok,” atau sebuah “belati.” Itu adalah machaira. Dan kata yang digunakan di sini
adalah machaira, jenis sebuah senjata yang akan anda sembunyikan di bawah mantel
anda. Sebuah machaira mungkin seperti sebuah pisau yang mungkin anda gunakan
untuk memotong kerongkongan binatang atau kerongkongan seseorang.
Jenis dari sebuah kuda merah yang dirujuk bahwa tidak hanya bangsa yang akan
bangkit melawan bangsa-bangsa lain dan kerajaan melawan kerajaan, tetapi gagasan
yang paling dekat adalah, itu merupakan gambaran dari pertempuran antar saudara,
antar kelompok, antar partai, sebuah hal yang dapat anda temukan di Algeria pada
hari ini, di mana orang Prancis membunuh orang Prancis.
Dan mereka melakukannya pada waktu malam, dan mereka melakukannya pada
waktu siang. Dan mereka melakukannya pada waktu senja, dan pada saat siang hari.
Dan tiap-tiap orang tinggal dalam ketakutan terhadap hidupnya. Dan pembunuhan
serta pertumpahan darah ada di mana-mana.
Penunggang kuda merah membasahi bumi ini dengan darah satu sama lain, “Bahwa
mereka akan saling membunuh satu sama lain”—orang Amerika membunuh orag
Amerika, orang Inggris membunuh orang Inggris, orang Prancis membunuh orang
Prancis, orang Jerman membunuh orang Jerman, orang Rusia membunuh orang
Rusia; seluruh dunia berada dalam pertumpahan darah dan revolusi.
Dan kemudian, kuda hitam itu, choinix itu. Kata Yunani choinix—ketika anda
menerjemahkan choinix—itu hanyalah secupak gandum, sedikit gandum. Sebuah
choinix dijual dengan satu dinar. Satu dinar adalah upah kerja sehari bagi seseorang.
Seseorang bekerja keras dalam sehari dan dia hanya dapat sedikit makanan untuk
dirinya sendiri, dan tidak untuk sisa keluarga yang lain. Itu adalah gambaran dari
kelaparan: sebuah kuda hitam, sebuah kuda hitam dari keinginan.
Dan kemudian, akhirnya kuda chlōros, kuda hijau kuning, pucat, Di dalam Imamat, itu
adalah warna kusta. Anda akan berpikir bahwa kita sudah mencampurkan semua
warna, ini adalah salah satunya.
“Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang
menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada
mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang,
dan dengan kelaparan dan sampar.”
Pembasmian terhadap penduduk bumi, dan binatang buas dan binatang kecil
pengganggu akan berkumpul di permukaan bumi ini.
Sebuah lukisan yang mengerikan! Ini adalah malapetaka yang dijalankan oleh
kejahatan dan umat Allah yang sekarang masih menghalangi akan disingkirkan. Ini
adalah isu puncak dari ketidakpercayaan dan penolakan serta penghujatan. Inilah
dunia yang telah jatuh ke dalam pimpinan kuasa dosa dan kegelapan.
Dan itu adalah gambaran yang akan menimpa banyak orang yang memalingkan
dirinya dari kebenaran Allah dan mengikuti janji dari penipu ini yang memikat kita ke
dalam kehidupan dunia ini.
O Tuhan, hanya bagiMu, supaya kami dapat bersujud hanya di hadapan satu Allah
yang benar, sehingga kami dapat memberikan hidup kami kepada satu penguasa yang
benar, sehingga kami kami terhitung di antara orang-orang yang memanggil namaNya,
bahwa Roh Kudus hidup di dalam jiwa kami sehingga pujian dan penghormatan dan
peninggian serta kasih dari hidup kami mengalir bagi Dia.
Selalu ada kegelapan bagi orang-orang jahat. Selalu ada kegelapan bagi Setan. Selalu
ada kegelapan bagi orang-orang yang ditipunya dan para pengikutnya. Selalu ada
kegelapan ketika dosa berkuasa di bumi ini.
Tetapi selalu ada cahaya bagi umat Allah. Pada masa Air Bah ada sebuah bahtera bagi
keluarga umat Allah. Pada masa Israel, ada kota-kota perlindungan bagi seseorang
yang secara tidak sengaja menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, yang jatuh
ke dalam dosa, tetapi meminta pengampunan dari Allah.
Pada masa kehancuran Yerusalem pada tahun 70 A.D., ada sebuah tempat yang
bernama Pela, tempat perlindungan bagi orang-orang kudus, yang mengasihi Yesus.
Dan ada sebuah perlindungan bagi umat Allah pada hari ini. Jika saya menghadapi
kematian esok hari, ya, jika saya menghadapinya pada hari ini, rumah saya dan
perlindungan saya bukanlah di dalam kuburan.
Kemuliaan Allah tidak berada di bawah tanah. Kemuliaan Tuhan berada di pavilyum
sorga. Dan umat Allah berada di dalam rumah mereka, di dalam warisan dan takdir
mereka di sorga, sebab bagi umat Allah itu adalah kemuliaan dan kehidupan dan
kemenangan dan sorga.
Itu adalah panggilan Allah yang diperluas di dalam masa anugerah ini, bagi hati anda,
bagi hati kita, bagi umaatnyaa di bumi ini. Marilah! Marilah! Datanglah bersama
dengan kami dalam sebuah barisan menuju kemuliaan! Berbaris bersama dengan
kami! Di dalam doa yang menaikkan pujian, berdoalah bersama dengan kami. Di
dalam sebuah himne kasih, bernyanyilah bersama dengan kami. Dan sebagaimana
kami mengakui iman kami kepada Yesus di hadapan umum, berdirilah bersama
dengan kami. Lakukanlah dan Allah akan mempercepat langkah anda dan memberkati
anda ketika anda datang, Ketika kita menyanyikan himne undangan ini, seseorang dari
anda, serahkanlah hati anda kepada Yesus. Seseorang dari anda, letakkanlah hidup
anda bersama dengan kami di dalam persekutuan jemaaat ini.
Ketika kita menyanyikan seruan ini, datanglah dengan sebuah surat, datanglah untuk
pengakuan iman. Ketika Allah akan menyampaikan firman dan meminpin di jaalan,
lakukanlah pada pagi hari ini, lakukanlah sekarang, pada baris yang pertama dan bait
yang pertama, “Saya datang segera dan inilah saya.” Ketika kita berdiri dan ketika kita
menyanyikan lagu.

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M

Anda mungkin juga menyukai