Untuk menghindari baca renungan tanpa baca ayat di alkitabnya jadi aku copas ke sini ya.
(jangan lupa doa dulu 😊)
Matius 2
Pada perikop ini menceritakan perjalanan orang-orang majus dari Timur untuk berjumpa dengan
bayi Yesus menggunakan bintang. Orang majus ini adalah sebutan untuk ahli astronomi jaman
dahulu, ahli perbintangan. Berita kelahiran Yesus pada saat itu tersebar ke seluruh penjuru dunia,
yang terkejut bukan hanya seluruh Yerusalem namun juga Herodes. Disaat orang-orang majus
ingin menemukan Yesus dengan niat menyembah Yesus dengan sekacita dan segala harta benda
berharga mereka yaitu emas, kemenyan, dan mur, Herodes sendiri Menyusun rencana yang
mencurigakan, ia memanggil imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat.
Yang aku tangkep di sini Alkitab memperlihatkan kita tentang dua sisi mata uang kehidupan,
kabar baik Allah seharusnya kita sambut dengan sukacita seperti para orang majus dari timur,
dan untuk menyambutnya pun perlu usaha seperti para orang majus yang berjalan jauh mengikuti
bintang membawa kekayaan mereka namun tetap dipenuhi sukacita.
Namun kadang, kabar baik Allah yang kita tidak mengerti maksudnya akan kita sambut seperti
Herodes penuh kecurigaan dan rencana jahat.
Penyingkiran ke Mesir
2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat j Tuhan kepada Yusuf dalam
mimpi k dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir 3 dan
tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu
untuk membunuh Dia. l "
2:14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu
menyingkir ke Mesir,
2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah m yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku. n "
Diperikop ini menceritakan tentang pengungsian Yusuf, Maria, dan Bayi Yesus ke Mesir.
Malaikat Tuhan muncul dengan peringatan Herodes akan membunuh bayi Yesus dan memberi
perintah agar mereka menetap di Mesir. Yusuf tanpa ragu mengikuti semua Sabda Allah yg
disampaikan lewat malaikat itu.
Selain untuk menggenapi Firman Tuhan “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku”, dari perikop ini mari
kita fokus pada Yusuf yang sama sekali tidak pernah meragukan segala Perkataan dan Perintah
Allah. Dengan penuh keyakinan Yusuf langsung melakukan seperti yang Allah mau tanpa
menunda-nunda atau berpikir terlalu banyak.
Kita juga harus seperti Yusuf selalu on time dengan hati yang mantap untuk segala yang Allah
mau, tanpa banyak pikir dan tanpa ragu-ragu.
Diperikop ini kekuatiran Herodes tentang bayangan Kelahiran Mesias yang akan menggantikan
tahtanya sebagai raja menjadikan Herodes berperilaku jahat dan kejam, Ia memerintahkan untuk
membunuh semua anak berumur <2 thn di daerah Bethlehem, bahkan anak-anaknya sendiri pun
Ia bunuh.
(Firman yang digenapi tertulis di Yeremia 31 : 15)
Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih:
Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka
tidak ada lagi. (TB)[10]
Rama adalah sebuah kota kecil sekitar 8 kilometer di sebelah utara Yerusalem, adalah tempat para
tawanan ditahan sebelum dibawa ke Babel (bandingkan Yeremia 40:1-3). Rahel adalah salah seorang
istri Yakub, ibu Yusuf dan Benyamin; ia mati dan dikuburkan di dekat Betlehem.[11] Rahel melambangkan
Israel yang menangisi orang-orang yang dibawa ke dalam pembuangan. Allah menyatakan bahwa ia tidak
perlu menangis lagi, karena bangsa itu akan kembali (Yeremia 31:16-20).
Kita mungkin merasa bahwa Herodes sangat kejam dalam mengambil keputusan, namun tanpa
sadar pun ada Herodes-Herodes kecil yang kita pelihara benihnya di hati kita, rasa iri hati dan
kekuatiran seakan menjadi air dan pupuk baginya, membuat kita melakukan hal-hal jahat
terhadap hidup orang lain untuk kepentingan pribadi.
Dalam perikop ini diceritakan asal usul panggilan Yesus, Orang Nazaret. Yusuf atas perintah
Allah menjemput Maria dan Yesus dari Mesir untuk dibawa pulang ke Israel. Dalam perjalanan
Yusuf takut dengan raja Arkhelaus karna dia keturunan Herodes, dalam ketakutannya pun Allah
tidak pernah meninggalkan Yusuf, Allah selalu hadir dalam bentuk mimpi untuk memberi solusi.
Sebenarnya kalo dipikir-pikir, Yusuf itu beruntung banget gitu kan. Dalam kondisi apapun Allah
selalu hadir untuknya dan bukan melalui orang disekitarnya, namun langsung melalui mimpi. Itu
semua karena ketaatan Yusuf terhadap Perintah Allah, ia bukan hanya taat namun juga penuh
keyakinan dalam melakukan Perintah Allah. Jadi kita perlu belajar banyak dari Yusuf tentang
merespon Firman Allah dan berkoneksi langsung dengan Allah.