TEMA
“Pohon ara yang tidak berbuah”
pohon ara memainkan peran kuat dalam kehidupan bangsa Israel, dia tahu bahwa
Allah menggunakan pohon ara untuk menunjukkan kemakmuran Israel, di mana
setiap orang hidup dengan aman di bawah pohon anggur dan pohon aranya
sendiri, Israel juga dilambangkan dengan pohon ara, Israel telah menerima tanda
bahwa dia dipilih di dalam kebun anggur Allah dan karena itu mempunyai hak
yang sangat istimewa, tetapi hak istimewa ini juga mendatangkan tanggung
jawab, mereka gagal menggabungkan hak dan kewajiban disini ada peran Alah
pada pohon itu, Ketika Allah tidak senang dengan umat-Nya karena
ketidaksetiaan mereka, Dia akan menyatakannya dengan menunjuk pada pohon
ara yang tidak berbuah, dan peghakiman Allah tidak dapat ditunda lagi, jatuhnya
buah ara dari pohonnya adalah gambaran dari ketidaksenangan Allah,
perumpamaan yang diajarkan Yesus ini mengajarkan kepada kita yaitu, jika orang
yang mengelola kebun anggur itu mencurahkan perhatian khusus kepada satu
pohon ara itu untuk satu tahun ke depan betapa lebih banyak lagi kasih dan
perhatian yang ditunjukkan Allah kepada manusia, dan khususnya atas umatNya
sendiri, inti dari kisah ini adalah bahwa kesabaran pembangunan oleh waktu –
satu tahun dan itu cukup belas kasihan Alah itu besar, tapi pada akhirnya hari
penghakiman akan tiba, masa anugerah yang dijaminkan kepada orang berdosa
harus digunakan oleh dia untuk bertobat dan berbalik kepada Allah, dan Yesus
pun meberitahu bahwa kesabaran Allah berakhir pada hari penghakiman jika
orang berdosa tidak mau bertobat. Kepada siapa yang banyak dipercayakan,
kepadanya akan banyak dituntut, inti dari perumpamaan ini adalah bahwa ketika
waktu yang diberikan kepada manusia untuk bertobat telah habis, penghakiman
Allah dilangsungkan, waktu yang diberikan Allah adalah satu periode anugerah,
yang merefleksikan belas kasihan-Nya kepada manusia. Allah tidak hanya pergi
sejauh 2 mil. Dia akan sejauh 3 mil dan kalua perlu 4 mil yang bias
menyelamatkan seorang berdosa. Tetapi ketika kesabarannya telah habis dan
panggilan Allah untuk pertobatan manusia tidak diperhatikan lagi, maka
penghakiman Allah tidak dapat dihindarkan lagi.
Makna
Lalu, apa yang diajarkan oleh perumpamaan ini? Di dalam konteks malapetaka
yang telah menimpa orang-orang Galilea dan delapan belas penduduk Yerusalem,
Yesus memberitahu pendengarnya bahwa kesabaran Allah berakhir pada hari
penghakiman jika orang berdosa tidak mau bertobat. Kepada siapa banyak
dipercayakan, kepadanya akan banyak dituntut. Penulis Surat Ibrani
menggemakan perasaan yang sama ketika dia memperingatkan orang-orang
Kristen pertengahan abad pertama untuk memberikan perhatian kepada Injil.
"Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap
berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang
setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan
yang sebesar itu?" (Ibrani 2:2,3). Untuk orang orang berdosa yang belum
bertobat, kita harus memohon tambahan waktu dengan sungguh-sungguh. Sama
seperti tukang kebun di dalam perumpamaan ini yang meminta tambahan waktu
satu tahun kepada pemiliknya, demikian juga kita dapat mengajukan permohonan
untuk bersabar sedikit lagi, sama seperti Paulus, di dalam perhatiannya untuk
orang- orang sebangsanya, dia yang terus menerus memohon dengan sungguh-
sungguh kepada Allah untuk keselamatan mereka, kita harus memohon dengan
sungguh-sungguh kepada Allah untuk melakukan kesabaran dan memberikan
anugerah