Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL UJIAN PRAKTIK AGAMA

TEMA
“Pohon ara yang tidak berbuah”

Pemahaman nilai iman Kristen dengan


menggunakan tema di dalam alkitab – pendidikan
agama dan budi pekerti SMA Negeri 17 Jakarta
2020
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………. Cover
………………………………………………………………………………………………. Judul
………………………………………………………………………………………………. Latar belakang
………………………………………………………………………………………………. Landasan teori
………………………………………………………………………………………………. Makna
Pohon ara yang tidak berbuah
Pohon ara secara umum di dalam bahasa latin disebut Ficus carica, sementara pada bahasa
arabnya disebut tin, pohon ini umumnya tumbuh di daerah kering tropis atau lembab sub tropis
seperti di Asia Minor ( Iran, Irak, Yordania, Siria, Palestina,
Israel, Dan sebagian mesir) dan sekitaran laut tengah
( Yunani dan Spanyol ), salah satu jenis pohon ara yang
dikenal terdapat di LAI(Lembaga Alkitab Indonesia), jenis
pohon ara yang ada disana berasal dari Israel sama seperti
tema ini, sementara yang lainnya berasal dari Yordania,
Turki, Palestina, Prancis, serta varian unik Tiger Fig
(panache), beda negara asal, beda pula bentuk daun, bentk
buah, dan musim buahnya, untuk jenis pohon ara yang
paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah pohon ara
Israel, Turki dan Arab, daerah beriklim trropis seperti di jawa
jadi tempat yang pas untuk melestarikan pohon ini di
Indonesia. Jenis pohon ara yang ditemukan di Indonesia
memang berukuran kecil. Sementara di dalam Alkitab, kita
bisa temukan kisah waktu Zakeus smemanjat pohon ara supaya bisa ngelihat Yesus. Dan
ternyata pohon ara ada yang tumbuh dengan pohon besar. Sebagaimana penulis temukan
kalau tinggi maksimum pohon ara berkisar antara 4.9 sampai 9 meter. Daunnya lebar
bercabang tiga sampai lima dan bertekstur kasar Selain bisa dijadikan sebagai obat, buah ara
juga bisa dibuat cemilan seperti manisan dan kue. Buah ara diketahui mengandung 29
kandungan termasuk serat, kalsium, gula dan vitamin tinggi. Itu sebabnya buah ara ini berguna
untuk menyembuhkan beberapa penyakit mematikan seperti kanker, kolesterol dan
meningkatkan sistem imun. Pohon ara merupakan pohon ketiga yang disebutkan di Alkitab
Ibrani dan Perjanjian Lama, seperti ‘pohon kehidupan’ dan ‘pohon pengetahuan yang baik dan
yang jahat’.Lalu yang lainnya disebutkan bahwa daun pohon inilah yang dipakai Adam dan
Hawa untuk menutupi ketelanjangan setelah kejatuhan dalam dosa.Perumpamaan pohon ara
yang disebutkan dalam Alkitab diyakini merupakan teguran Yesus kepada orang Yahudi sendiri.
Merekalah yang dianggap sebagai ‘pohon ara’ yang tidak berbuah itu. Dimana daunnya saja
yang lebat tapi tidak menghasilkan buah. Dalam artian, mereka taat dengan pekerjaan
keagamaan, tapi mandul dalam buah-buah kebenaran.
Latar belakang
Lukas 13:6-9 13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai
pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada
pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang
mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini!
Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul
tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 13:9 mungkin tahun depan ia
berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah adalah perumpamaan yang diajarkan oleh
Yesus Kristus kepada murid-muridNya. Dikarenakan pada waktu tersebut ada seorang
pemilik kebun anggur yang mempunyai pohon ara di kebun anggurnya, pemilik kebun
itu harus menunggu paling sedikit 3 tahun sebelum pohon itu mulai berbuah, dan
setelah itu pun ia harus menunggu selama 3 tahun lagi sebelum dinyatakan bersih,
pemilik kebun ini pun melaksanakan pada 3 tahun pertama, pohon ara tumbuh dengan
baik, lalu tahun demi tahun dia mengambil nya, pada suatu saat setelah 3 tahun sudah
datang dia kembali untuk mengambil buah pada pohon ara tetapi buah itu tidak ada
buahnya, karena lokasi pohon itu telah di rawat dengan baik oleh si pemilik kebun dan
pohon itu ditanam di sebidang tanah yang digunakan untuk menanam pohon anggur
dan pohon ara itu tidak berbuah otomatis itu telah merugikan si pemilik kebun setiap
tahun karena untuk pohon anggurnya dapat ditanam dan dalam beberapa tahun
menghasilkan buahnya, ada suatu akhir si pemilik kebun sudah hilang kesabaran, dan
memerintahkan untuk orng yang mengelola kebun anggur untuk menebang pohon ara
itu, tetapi pengurus kebun itu ikut campur dan memohon untuk si pemilik kebun
bersabar, karena si pengurus kebun itu ingin memberikan kesempatan kepada pohon
ara itu untuk satu tahun kedepan, dan diberikan lah kesempatan oleh si pemilik kebun,
lalu si pengurus kebun segera untuk mencangkul tanah dan menambahkan pupuk pada
pohon ara itu, jika tidak berbuah pohon ara itu pun akan ditebang kenapa saya memilih
pohon ara yang tidak berbuah, karena disini kita diajarkan agar lebih bersabar dan tidak
mau cepat nya saja, tetapi kita harus melalui proses yang mengajarkan kita banyak hal,
untuk orang Kristen sekarang mereka hanya mementingkan hasilnya saja tidak mau tau
tentang proses yang terjadi, serta mereka hanya ingin instan dikarenakan juga teknologi
yang semakin canggih membuat kehidupan mereka sangat malas untuk itu pohon ara
yang tidak berbuah ini mengingatkan kita tentang hari penghakiman yang akan terjadi
dan kita tidak tahu kapan hari itu terjadi.
Landasan teori

pohon ara memainkan peran kuat dalam kehidupan bangsa Israel, dia tahu bahwa
Allah menggunakan pohon ara untuk menunjukkan kemakmuran Israel, di mana
setiap orang hidup dengan aman di bawah pohon anggur dan pohon aranya
sendiri, Israel juga dilambangkan dengan pohon ara, Israel telah menerima tanda
bahwa dia dipilih di dalam kebun anggur Allah dan karena itu mempunyai hak
yang sangat istimewa, tetapi hak istimewa ini juga mendatangkan tanggung
jawab, mereka gagal menggabungkan hak dan kewajiban disini ada peran Alah
pada pohon itu, Ketika Allah tidak senang dengan umat-Nya karena
ketidaksetiaan mereka, Dia akan menyatakannya dengan menunjuk pada pohon
ara yang tidak berbuah, dan peghakiman Allah tidak dapat ditunda lagi, jatuhnya
buah ara dari pohonnya adalah gambaran dari ketidaksenangan Allah,
perumpamaan yang diajarkan Yesus ini mengajarkan kepada kita yaitu, jika orang
yang mengelola kebun anggur itu mencurahkan perhatian khusus kepada satu
pohon ara itu untuk satu tahun ke depan betapa lebih banyak lagi kasih dan
perhatian yang ditunjukkan Allah kepada manusia, dan khususnya atas umatNya
sendiri, inti dari kisah ini adalah bahwa kesabaran pembangunan oleh waktu –
satu tahun dan itu cukup belas kasihan Alah itu besar, tapi pada akhirnya hari
penghakiman akan tiba, masa anugerah yang dijaminkan kepada orang berdosa
harus digunakan oleh dia untuk bertobat dan berbalik kepada Allah, dan Yesus
pun meberitahu bahwa kesabaran Allah berakhir pada hari penghakiman jika
orang berdosa tidak mau bertobat. Kepada siapa yang banyak dipercayakan,
kepadanya akan banyak dituntut, inti dari perumpamaan ini adalah bahwa ketika
waktu yang diberikan kepada manusia untuk bertobat telah habis, penghakiman
Allah dilangsungkan, waktu yang diberikan Allah adalah satu periode anugerah,
yang merefleksikan belas kasihan-Nya kepada manusia. Allah tidak hanya pergi
sejauh 2 mil. Dia akan sejauh 3 mil dan kalua perlu 4 mil yang bias
menyelamatkan seorang berdosa. Tetapi ketika kesabarannya telah habis dan
panggilan Allah untuk pertobatan manusia tidak diperhatikan lagi, maka
penghakiman Allah tidak dapat dihindarkan lagi.
Makna

Yesus mengajarkan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah di


dalam konteks historis mengenai perbuatan Pilatus yang mengerikan, yaitu
mencampur darah orang-orang Galilea dengan darah korban persembahan
mereka (Lukas 13:1-5). Apakah orang-orang Galilea yang dibunuh ini adalah
orang-orang berdosa yang membayar hukuman ilahi? Jawaban yang diberikan
Yesus adalah tidak. Jawab Yesus kepada pendengarnya, bertobatlah atau kamu
juga akan binasa. Apakah sangkamu ke delapan belas orang, yang mati ditimpa
menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang
lain yang diam di Yerusalem? Sekali lagi jawaban yang Yesus berikan adalah tidak.
Sekali lagi Dia memanggil pendengarnya untuk bertobat dan mengikuti panggilan
itu melalui perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah.

Lalu, apa yang diajarkan oleh perumpamaan ini? Di dalam konteks malapetaka
yang telah menimpa orang-orang Galilea dan delapan belas penduduk Yerusalem,
Yesus memberitahu pendengarnya bahwa kesabaran Allah berakhir pada hari
penghakiman jika orang berdosa tidak mau bertobat. Kepada siapa banyak
dipercayakan, kepadanya akan banyak dituntut. Penulis Surat Ibrani
menggemakan perasaan yang sama ketika dia memperingatkan orang-orang
Kristen pertengahan abad pertama untuk memberikan perhatian kepada Injil.
"Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap
berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang
setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan
yang sebesar itu?" (Ibrani 2:2,3). Untuk orang orang berdosa yang belum
bertobat, kita harus memohon tambahan waktu dengan sungguh-sungguh. Sama
seperti tukang kebun di dalam perumpamaan ini yang meminta tambahan waktu
satu tahun kepada pemiliknya, demikian juga kita dapat mengajukan permohonan
untuk bersabar sedikit lagi, sama seperti Paulus, di dalam perhatiannya untuk
orang- orang sebangsanya, dia yang terus menerus memohon dengan sungguh-
sungguh kepada Allah untuk keselamatan mereka, kita harus memohon dengan
sungguh-sungguh kepada Allah untuk melakukan kesabaran dan memberikan
anugerah

Anda mungkin juga menyukai