Anda di halaman 1dari 5

BELAJAR BERIMAN

BACAAN ALKITAB : ROMA 10:4-15

TUJUAN:

1. Umat memahami makna hidup beriman kepada Kristus.

2. Umat belajar beriman kepada Kristus dalam kehidup an sehari-hari

PENGANTAR

Belajar adalah kata kerja yang hendak menunjukkan sebuah proses. Setiap proses
membutuhkan waktu, tenaga, pikiran, hati, dan kesempatan. Karena dalam belajar tidak bisa
sekali langsung jadi. Buruh proses untuk bisa semakin lebih baik hari demi hari. Malah
terkadang yang dijumpai dalam belajar adalah kegagalan, namun dengan harapan agar bisa lebih
baik lagi ke depannya.

Begitupun dalam kehidupan beriman. Dalam KBBI, beriman memiliki arti mempunyai
iman (ketetapan hati); mempunyai keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan. Beriman tidak bisa
sekali langsung jadi sempurna. Sebagai contoh, seseorang yang sudah mengaku Tuhan Yesus
Kristus sebagai Juruselamat yang hidup, bukan berarti sudah memiliki man yang sempurna. Pasti
selalu ada proses dalam kehidupan beriman seseorang, yang membuat orang itu beriman kepada
Tuhan dengan makin baik hari demi hari. Oleh sebab itulah, setiap orang Kristen harus atau ka
senantiasa belajar beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Jangan pernah merasa bahwa dirinya
sudah sempurna dalam beriman kepada Tuhan. Entah itu karena sudah sangat lama menjadi
orang Kristenkah, rena sudah merasakan mujizat yang sangat luar biasa dari Tuhankah, atau
karena setiap doanya dijawab Tuhankah, dll. Karena semua hal itu malah akan membawa dirinya
jatuh pada kesombongan rohani.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang-orang Kristen, saat sudah caya kepada Tuhan
Yesus Kristus sebagai Juruselamat hidupnya? Seperti apa itu belajar beriman kepada Tuhan?
Melalui Pemahaman Alkitab hari ini, kita akan belajar dari surat Roma 10:4-15 perihal tentang
karena iman.
PENJELASAN

Surat Paulus kepada jemaat di Roma adalah salah satu bagian pent- ing bagi dasar iman
Kristen. Bahkan seorang teolog Bernama Findlay mengatakan, "Inilah Magnum Opus (karya
yang terbesar) Paulus. Surat ini menunjukkan pengarangnya. adalah seorang ahli piker dan ahli
teologia yang besar. Dalam surat ini ia menguraikan pokok-pokok ajaran yang paling lengkap
dan hamper sempurna, secara berangsur-angsur, tapi ia merang kainya juga menjadi satu
keseluruhan yang organis. Bagi dogmatika, ini menjadi salah satu bagian Alkitab yang utama.
Surat ini telah menen tukan jalan pikiran Kristen". Saat membaca surat Roma, Luther berkata,
"Inilah bagian Perjanjian Baru yang terutama".

Bagian surat Roma ini sendiri terbagi menjadi 3 bagian besar menurut Sidlow Baxter, yaitu:

Pasal 1-8 : menguraikan tentang Injil (cara Injil menyelamatkan orang berdosa)

Pasal 9-11 : menguraikan hubungan Injil dengan bangsa Israel (cara Injil bersangkutan
dengan Israel)

Pasal 12-16 : menguraikan hubungan Injil dengan perilaku manusia (cara Injil mempengaruhi
kelakuan)

Bahan PA kita hari ini, pasal 10:4-15 ada di dalam bagian kedua. Dalam buku "The
Wycliffe Bible Commentary" ayat 4, ada 2 hal yang hendak ditekankan oleh Paulus, yaitu: 1)
siapa Kristus sebenarnya; 2) siapa yang memperoleh manfaat dari Kristus. Oleh sebab itulah,
Paulus menjabar- kan bahwa Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran
diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. Kata kegenapan yang dipakai berasal dari kata telos,
yang berarti sasaran dan akhir. Sehingga bagian ini dapat diartikan Kristus adalah sasaran dan
akhir dari hukum Taurat dalam kaitannya dengan kebenaran. Paulus mengutip Imamat 18:5 un-
tuk menjelaskan tentang kebenaran dalam ayat 5. Sekalipun Paulus mengubah sedikit dari
naskah Ibrani dan Yunaninya, namun pada dasarnya ia memberikan pengertian yang benar dari
bagian ini. Orang yang me- lakukan kebenaran, akan hidup karena kebenaran itu.

Lagi-lagi Paulus mengutip dari Perjanjian Lama kitab Ulangan 30:12-14 untuk
menjelaskan tentang kebenaran karena iman dalam ayat 6-8. Di dalam nas Perjanjian Lama, kata
"nya" di dalam pertanyaan mengenai siapa yang akan naik atau siapa yang akan menyeberang
untuk mengambil "nya" bagi manusia, mengacu kepada perintah untuk "mengasihi Tuhan,
Allahmu". Perintah Allah inilah yang ada di dalam hati dan diu- capkan oleh mulut orang Israel.
Tetapi Paulus mengambil kalimat dalam kitab Ulangan ini dan memakainya untuk menerangkan
soal kebenaran yang diperoleh karena iman. Paulus mengaitkan masalah naik dan menyeberang
itu dengan soal naik dan turunnya Kristus.

Dalam ayat 9-11, Paulus hendak menekankan bahwa pengakuan dengan mulut dan
kepercayaan dalam hati mengacu pada tanggapan lahiriah dan tanggapan batiniah orang percaya.
Bagi Paulus keyakinan batiniah harus terungkap nyata secara lahiriah. Sehingga apa yang
menjadi keyakinan hati benar-benar nampak dalam setiap pikiran, tutur kata, dan perbua tan
setiap orang Kristen. Ketika setiap kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka kita ini
adalah orang-orang percaya yang sudah harus siap secara batiniah dan juga lahiriah. Semuanya
harus menjadi satu kesatuan yang berkesinambungan. Kepercayaan berkesinambungan dengan
kebe naran. Pengakuan iman berkesinambungan dengan keselamatan. Kebe naran-kebenaran
yang diakui dan dipercayai ini merupakan keyakinan yang terus menerus berlangsung seumur
hidup.

Dalam ayat 12-13, Paulus menekankan bahwa pengakuan dan keper- cayaan itu amat
sangat penting dalam pertumbuhan iman orang Kristen. Dan dalam memperoleh keselamatan
tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Kristus adalah Tuhan dari semua
orang yang berseru kepada-Nya. Berseru kepada nama Tuhan berarti menjadikan Kristus satu-
satunya penyelamat dalam hidupnya.

Dalam ayat 14-15, ada hal menarik yang hendak ditekankan oleh Paulus. Dimana di ayat-
ayat sebelumnya Paulus menggunakan kalimat positif untuk mengajarkan jemaat di Roma saat
itu. Namun di dalam ayat 14- 15, Paulus menggunakan kalimat yang lebih bernada negatif, untuk
mengajarkan jemaat di Roma. Paulus mengingatkan bahwa tidak mung kin orang berseru, jika
orang itu tidak percaya. Tidak mungkin orang percaya tanpa mendengar. Tidak mungkin orang
mendengar, tanpa ada yang memberitakan. Tidak mungkin ada yang memberitakan, jika tidak
ada yang diutus. Namun setidaknya perkataan Paulus ini hendak mem- perlihatkan
kesinambungan satu sama lain, baik dari orang yang diutus ada untuk menyampaikan kebenaran,
orang yang memberitakannya, orang yang mendengarnya, dan orang yang berseru kepada-Nya,
semuanya sama-sama dalam rangkaian proses belajar beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.
PERTANYAAN PANDUAN DISKUSI

1. Menurut Saudara, apa ciri-ciri orang yang sedang belajar beriman ke- pada Tuhan Yesus
Kristus?

2. Ceritakanlah pengalaman Saudara tentang belajar beriman kepada Tuhan Yesus Kristus!

3. Tantangan apa saja yang Saudara alami saat belajar beriman?

4. Bagaimana caranya agar Saudara dapat terus belajar beriman kepada Tuhan Yesus Kristus?

VARIASI METODE

1. Peserta diajak untuk mendengarkan kesaksian hidup "Novi": (htt-


ps://www.warungsatekamu.org/2017/03/tuhan-yesus-terima-kasih- untuk-tragedi-ini/)

Dilahirkan di keluarga Kristen bukan berarti aku menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh.
Sekalipun pada waktu SMP aku memutuskan untuk memberi diri dibaptis, aku belum sepe-
nuhnya menghidupi iman percayaku. Aku baru mengalami la- hir baru seutuhnya saat aku duduk
di bangku kuliah dan belajar untuk aktif melayani Tuhan.

Aku pikir setelah aku menerima Tuhan Yesus seutuhnya hidup berimanku sudah cukup, tetapi
ternyata belum. Imanku men- dapat goncangan yang cukup keras saat aku harus kehilangan ayah
yang dipanggil kembali kepada Tuhan di surga. Kehilangan sosok ayah membuat ekonomi
keluarga kami terguncang seh- ingga ibu memutuskan untuk bekerja merantau ke luar negeri.
Masalah tidak berhenti sampai di situ, adikku pun terjerat dalam narkoba hingga harus
mendekam di penjara.

Saat itu aku sedang menempuh kuliah dan merasa begitu ter- tekan. Aku tidak tega melihat
keadaan keluargaku yang seperti ini, dan dengan iman yang ada aku pun bertanya pada Tuhan,
"Kenapa semua ini terjadi saat aku sudah menyerahkan hidup- ku untuk-Mu, Tuhan?" Tapi aku
bersyukur karena ibuku tetaptegar. Dia bekerja sekuat tenaga di luar negeri untuk memenuhi
seluruh kebutuhan hidup keluarga kami.
Tidak berhenti begitu saja, saat aku mulai mencoba membuk diri untuk siap menjalin relasi, ada
seorang temanku yang men genalkanku dengan seorang pria. Singkat cerita kami saling berk
enalan dan berteman. Suatu ketika hidup berimanku kembal ditempa, pria itu bertanya kepadaku,
"Apakah kamu lebih me milih apa kata Tuhan atau kata hatimu?" Aku pun menjawabnya kalau
aku tentu lebih memilih kata Tuhan. Aku sendiri pun apa tidak tahu apa alasan dia bertanya
seperti itu kepadaku. Semen- jak saat itu perlahan dia mulai menghilang dariku dan terakhir kali
kulihat dia telah bersama perempuan lain.

Akhirnya aku pun menyadari bahwa aku harus selalu belajar beriman kepada Tuhan. Untuk
dapat melalui setiap peristiwa yang terjadi di dalam hidupku, entah itu baik ataupun buruk
semuanya ditenun oleh Tuhan menjadi sesuatu yang indah, agar aku pun belajar beriman dengan
sungguh kepada-Nya. Tragedi yang terjadi di masa awal aku mengikut Tuhan itu membawaku
pada suatu dilema, apakah aku mau tetap belajar beriman den- gan berserah kepada Tuhan dan
menata hidupku, atau berhenti belajar beriman dengan menyesali keadaan dan mencari pelarian
lain.

2. Membahas bahan Pemahaman Alkitab, dan peserta diajak untuk memfokuskan diri pada
belajar beriman yang membawa pada kebe naran hidup.

3. Peserta diajak untuk saling membagikan cerita pengalaman belajar beriman kepada Tuhan
Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. dan pengalaman itu bisa dijadikan tulisan atau
bahkan dikumpul kan menjadi satu buku yang berjudul "Pengalaman Hidup Beriman Kami”.

Anda mungkin juga menyukai